Anda di halaman 1dari 138

Ketentuan Hukum Pidana Pasal 113 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah).

- ii -
Sarwinah | Herlina L | Nurul Ainun, S.Pd
Rahman Rajab, S.Pd. | Suadah, S.Pd. | Satriadi
Zaenal Arifin, S.Pd. | Sitti Zuhrah Rauf | Iis Yumirah
Darlis Intang | Sudirman Bunde, S. Pd.I
Basri Kamaruddin, S.Pd.,M.Si | Nurul Hikmah NR
Erny Junardi | Herlyana | Nurwahidah Ahmad
Bhakti Pandi Hasin | Nuraeni Amir | Hardiansyah
Jon Hendri, S. Pd | Hasanuddin Yasin

- iii
Copyright © Dandelion Publisher

Cetakan Pertama: Januari 2023


Editor:
Tata Letak Sampul dan Isi: Tim Redaksi
Ilustrator: Tim Redaksi

Quick Response Book Identity:

Jumlah Halaman: vii + 130


Ukuran Buku: 14,5 x 20,5 cm

Diterbitkan Oleh:

CV. Dandelion Publisher


Anggota IKAPI No. 350/JBA/2020
Taman Kenari Jagorawi
Citeureup, Bogor, Jawa Barat
0812 6111 765
dandelionpublisher@gmail.com
dandelionpublisher.id

Dilarang mengutip atau memperbanyak


sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa
izin tertulis dari penerbit.

- iv
Daftar Isi

Daftar Isi...............................................................................v

Meningkatkan Keterampilan Murid


di UPT SPF SD Negeri Sudirman IV Makassar
dengan Inovasi Sambel Kecap
Oleh: Sarwinah.................................................................................... 1
SAHABAT “Sholat Dhuha Berjamaah di Hari Jumat”
Oleh : Herlina L................................................................................... 7
Replika Mangkudu
“Reporter Cilik Kreatif Mangkura Dua”
Oleh Nurul Ainun, S.Pd.................................................................13
Karebosi sebagai Usaha untuk Memupuk
Bakat Olahraga Tradisional Murid
Oleh Rahman Rajab, S.Pd.............................................................19
Peningkatan Minat Baca Murid
dengan Menggunakan Taman Baca Outdoor
Oleh: Suadah, S.Pd..........................................................................24
Upaya Peningkatan Peran Serta Warga Sekolah
Melalui Pendekatan Humanis dalam Melayani
untuk Mencapai Adiwiyata Mandiri
Oleh: Satriadi..................................................................................... 28

Jumat Berdakwah Meningkatkan Karakter


Berbasis Iman dan Taqwa Murid Sekolah Dasar
-v
Oleh : Zaenal Arifin, S.Pd..............................................................34
Meraih Impian dengan “Taubat”
Oleh: Sitti Zuhrah Rauf..................................................................38
Melalui Pojok Baca Kreatif
Minat Baca Siswa Dapat Meningkat
di UPT SPF SD Negeri Gaddong II Kota Makassar
Oleh: Iis Yumirah............................................................................. 44
Memaksimalkan Peran FKOG Melalui Whatsapp Group
dalam Upaya Menekan Pelanggaran Tata Tertib Sekolah
Oleh: Darlis Intang..........................................................................49
Inovasi Sekolahku
Oleh Sudirman Bunde, S. Pd.I.....................................................57
Meningkatkan Kenyamanan dan Kesehatan Sekolah
Melalui Wisata Lorong Sekolah dan
Kantin Warna Warni
Oleh Basri Kamaruddin, S.Pd.,M.Si............................................61
Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Melalui Kelas Tahfiz
Oleh Nurul Hikmah NR.................................................................67
Mengeksplorasi Hobi Siswa Melalui Pobia
Oleh : Erny Junardi..........................................................................73
Pemanfaatan Limbah Botol Plastik sebagai Media
Berkreasi Furtunik pada Pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya Kelas V UPT SPF SDN Mangkura Iii
Oleh : Herlyana................................................................................. 80

- vi
Literasi Asmaul Husna, Upaya Menumbuhkan Karakter
Religius Siswa UPT SPF SDN Kakatua Makassar
Oleh Nurwahidah Ahmad............................................................84
Penerapan Budaya Positif Melalui Kegiatan Restitusi
Oleh Bhakti Pandi Hasin...............................................................88
Budaya Tabe
Oleh Nuraeni Amir..........................................................................94
Peningkatan Keterampilan Guru dalam Penerapan
Pembelajaran Berdiferensiasi Melalui Learning
Community di SDN No. 221 Inpres Lambumesang
Kabupaten Takalar
Oleh Hardiansyah............................................................................99
Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE)
Oleh: JON HENDRI, S. Pd...........................................................112
Panggung Aksi Cinta Sekolah Cambaya
(Pentas Cambaya)
Oleh: Hasanuddin Yasin.............................................................127

-
Meningkatkan Keterampilan Murid
di UPT SPF SD Negeri Sudirman IV Makassar
dengan Inovasi Sambel Kecap
Oleh: Sarwinah

Profesi guru adalah sangat mulia. Penguasaan


terhadap ilmu pengetahuan sesuai kompetensinya masing-
masing sangatlah penting dimiliki. Selain itu, proses
pembelajaran yang dilalui seorang guru akan menghasilkan
pengalaman dan merupakan latihan yang akan membuat
dirinya menguasai ilmu pengetahuan tersebut.
Perlunya penguasaan diri terhadap ilmu pengetahuan
sebab gurulah yang akan membekali siswa dalam
prosesnya menjadi tenaga-tenaga terampil dan handal
yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan untuk
mencapai kecakapan hidup. Guru mampu menciptakan
pembelajaran baik secara teori maupun praktik bersama
dengan siswa yang nyata dan sesuai dengan kebutuhan
industri.
Guru juga harus menjadi motivator belajar serta
menjadi media untuk mengasah keterampilan siswa.
Keterampilan siswa tidak juga dapat diperoleh secara
instan hanya sekali dua kali berlatih, namun harus terus
berlatih dan berlatih dalam proses pembelajarannya.

-
Ada beberapa strategi yang biasanya digunakan untuk
meningkatkan keterampilan siswa menurut m.brilio.net
yaitu
 Memilih metode belajar yang tepat
Metode belajar sangat penting untuk menumbuhkan
keterampilan murid. Metode tersebut dapat menerapkan
metode belajar yang komunikatif sehingga murid pun
terdorong untuk turut aktif di dalam proses pembelajaran.
 Menggunakan media belajar yang menarik
Media belajar yang menarik cukup banyak tersedia.
Seorang guru dapat memilih media belajar yang
menimbulkan keseruan dalam menggunakannya serta
kreatif dan dapat menjadi daya Tarik tersendiri bagi murid
untuk belajar. Dengan adanya ketertarikan murid untuk
menggunakan media belajar maka fokus dan semangat
murid pada satu materi dalam belajar pun dapat
ditingkatkan.
 Mengasah keterampilan murid dengan permainan.
Setiap anak yang lahir sudah memiliki keterampilannya
masing-masing, baik itu didapatkannya dari
pembelajaranmaupun dari pengalaman hidup yang
dimilikinya dengan cara berlatih. Perumpamaan sebuah
pisau, jika terus menerus diasah maka akan tajam, demikian
halnya dengan keterampilan yang dimiliki, akan terus
bertambah baik ketika terus dilatihkan.
Melatih keterampilan yang dimiliki murid dapat
dilakukan dengan cara belajar sambal bermain misalnya
dengan sudoku, scrabble, dan puzzle.
Selain itu guru juga dapat mencoba memberikan tugas
membuat suatu karya seperti puisi, lukisan, dan sebagainya

-
pada murid. Dengan melatih keterampilan ini, murid akan
semakin mengenali dirinya dan terbiasa berpikir kritis untuk
menemukan solusi dalam suatu masalah.
 Lakukan eksprimen
Untuk meningkatkan keterampilan murid, seorang guru
juga tidak terpaku pada satu cara, metode, dan media ajar
karena dapat menimbulkan kebosanan dan stagnan pada
satu kegiatan. Guru harus lebih kreatif dalam memberikan
metode belajar yang kreatif dan variatif. Mencoba dan terus
mencoba melalui eksperimen dengan menggunakan ide-ide
kreatif dalam mengajar akan menjadikan murid lebih
terampil. Dengan melakukan eksperimen juga maka murid
akan melatih imajinasinya sehingga lebih kreatif dan
terampil.
Untuk meningkatkan keterampilan di UPT SPF SD negeri
Sudirman IV, murid-murid diberikan sebuah fasilitas dan
ruang utnuk berkarya yang diberikan nama Sambel Kecap.
Sambel Kecap ini sendiri adalah akronim dari Sanggar
Murid Belajar dan Kecakapan Hidup. Merupakan sanggar
atau tempat dan ruangan yang berguna sebagai wadah
murid-murid belajar dan berlatih sehingga memperoleh
keterampilan dan kecakapan hidup yang dibutuhkan untuk
kehidupan-kehidupan mendatang.
Selain itu, Sambel Kecap ini dimanfaatkan pula sebagai
tempat berkreasi dan menghasilkan produk yang dapat
bernilai ekonomis sehingga program kewirausahaan di
sekolah dasarpun dapat berjalan dengan baik. Sambel
Kecap dilengkapi dengan berbagai alat-alat di dalamnya
misalnya mesin jahit, pisau pemotong, alat pengiris, panci,
kompor dan alat-alat lainnya. Di sanggar ini juga murid-
murid berada ketika jam istrahat atau jam pelajaran

-3
tambahan dengan seorang instruktur dibudangnya yang
akan membina mereka.
Kegiatan yang dilakukan terbagi atas dua yaitu dari segi
akademik berupa tambahan belajar siswa, misalnya bidang
studi yang kurang harus dipelajari berulang-ulang. Dari segi
non akademiknya berupa kegiatan ekstrakurikuler dan
kewirausahaan.
Banyak manfaat yang telah dicapai dengan adanya
sanggar tersebut, misalnya saja murid terampil membuat
tempe, murid terampil membuat asam dari mangga yang
pada musimnya banyak terdapat di sekolah, ataupun murid
terampil mengolah sampah dengan cara daur ulang
sampah plastik. Ada juga murid yang sudah bisa menjahit
dasar sampai menjahit baju sederhana. Dan harapannya
semoga setelah murid-murid tersebut tamat dan
melanjutkan ke tingkat yang selanjutnya, murid tersebut
memiliki bekal kecakapan hidup.

-4
Profil Penulis

Sarwinah, lahir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada


tanggal 27 November 1973. Pendidikan terakhirnya adalah
S2 Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar. Sekarang sedang menempuh
pendidikan di Program Doktor Bahasa dan Sastra Indonesia
di Universitas Negeri Makassar. Pekerjaan sehari-harinya
adalah mengajar di SD Negeri Mangkura III Makassar dan
menjadi kepala sekolah di SD Negeri Sudirman IV Kota
Makassar.
Di sela-sela kegiatan mangajar, memimpin, dan
berorganisasi pramuka, ia juga merambah pada dunia
kepenulisan serta membawakan materi-materi
kepramukaan dan membuat kerajinan daur ulang. Berbagai
jenis kerajinan dibuat yang terhimpun dalam UMKM WR
Creative Craft yang menjadi usaha rumahannya.
Beberapa buku telah ditulis dan buku ini adalah buku
kelima yang diterbitkannya setelah Buku Alat Peraga Unik I
(2016), Buku Alat Peraga Unik II (2016), Goresan Tinta Guru

-5
Nusantara (antologi, 2018), Kecil-Kecil Terampil (2020) dan
Pola Didik Islami bagi Generasi Muda (antologi (2022).
Tulisan ini merupakan tulisan keenamnya. Ingin menjalin
komunikasi di email wsarwinah@gmail.com atau di
Whatsapp 081355230378.

-6
SAHABAT
“Sholat Dhuha Berjamaah di Hari Jumat”
Oleh : Herlina L

Sekilas tentang kota Makassar, tempat sekolah kami


berdiri sejak tahun 1949. Makassar adalah ibukota
provinsi Sulawesi Selatan Indonesia. Kota yang sejak
tahun 1971 hingga 1999 dikenal secara resmi sebagai
Ujung Pandang ini merupakan kota terbesar ke lima di
wilayah Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung,
dan Medan.
Makassar secara etimologi berasal dari kata
Mangkasarak yang artinya mulia dan berterus terang atau
jujur. Berbagai macam ragam kebudayaan ada di kota ini
baik dari segi budaya, adat istiadat, bahasa, makanan dan
minuman khas, maupun kerajinan tangannya. Makassar
juga disebut kota Daeng disebabkan karena daeng
merupakan penyebutan kepada seseorang di kota Anging
Mammiri. Kata ini memiliki makna yang sama dengan
Mas untuk Jawa dan Abang untuk daerah Sunda.
Kota Makassar mengalami perkembangan yang sangat
pesat dari berbagai segi kehidupan masyarakat dan
pemerintahannya. Saat ini, pendidikan merupakan salah
satu bidang yang mendapatkan perhatian besar dari
pemerintah. Pemerintah terus mendorong dan
memotivasi sekolah-sekolah melalui program pendidikan

-7
yang dicanangkannya untuk terus berinovasi dalam
mewujudkan tujuan pendidikan dan program-program
pendidikan kota Makassar.
Salah satu program pemerintah saat ini adalah 18
Revolusi Pendidikan. Program ini merupakan usaha
pemerintah Kota Makassar dalam mewujudkan tujuan
pendidikan secara nasional. Pendidikan yang berkualitas
adalah pendidikan yang menerapkan pembelajaran yang
murah, efisien dan berkesinambungan. Salah satu yang
mendukung keberhasilan dalam pembelajaran dan
pembentukan karakter siswa adalah melalui pembiasaan
dalam kegiatan pembelajaran siswa.
Sekolah Dasar Negeri Mangkura IV adalah salah satu
sekolah yang berada di kota Makassar. Sekolah ini
berada dalam satu lokasi kompleks yang terdiri dari lima
sekolah yang terletak di Kelurahan Sawerigading
Kecamatan Ujung Pandang. Sekolah inipun tak luput dari
upaya untuk memajukan sekolah dengan terus
berinovasi.
Sudah banyak inovasi-inovasi yang telah dilakukan di
sekolah ini, salah satunya adalah pelaksanaan Jumat
ibadah dengan melaksanakan sholat dhuha secara
berjamaah. Kegiatan ini di kenal dengan nama “Sahabat” ,
akronim dari kalimat Sholat Dhuha Berjamaah di hari
Jumat.
Latar belakang dari kegiatan “Sahabat” ini adalah
warga sekolah pada umumnya beragama Islam, halaman
sekolah luas, dapat mempraktekkan materi pelajaran
gerakan-gerakan sholat, membiasakan sholat berjamaah,
dan menjalin kebersamaan antar warga sekolah.

-8
Kegiatan ini dilakukan setiap hari Jumat sebelum
pembelajaran kelas di mulai. Waktu pelaksanaanya
dimulai pukul 07.00 – 07.45 di halaman sekolah. Kegiatan
ini diikuti oleh siswa mulai dari kelas satu sampai dengan
kelas enam beserta guru-guru yang ada di sekolah.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
melalui pembiasaan sholat dhuha.
Sebelum pelaksanaan kegiatan ini, kepala sekolah dan
guru-guru merancang kegiatan dan memprogramkan
dalam rencana kegiatan sekolah. Menyusun langkah-
langkah kegiatan, teknik pelaksanaan dan sosialisasi
kepada warga sekolah. Guru-guru terkhusus guru agama
dilibatkan dalam kegiatan. Keterlibatan warga sekolah
dalam kegiatan tersebut sangat menunjang
keterlaksanaan kegiatan dengan baik dan
berkesinambungan serta tujuan yang diharapkan dapat
tercapai dengan maksimal.
Hasil dari pelaksaaan kegiatan “Sahabat” adalah siswa
dengan sadar melakukan kegiatan sholat dhuha
berjamaah dengan baik dan tanpa tekanan dari guru.
Siswa telah dapat mengatur shaf-shafnya sendiri dengan
tertib dan teratur, disiplin dalam pelaksanaan sholat dan
gerakan-gerakannya serta menjalin kebersamaan antar
warga sekolah.
Kegiatan ini pun terus dikembangkan dengan
menambahkan pesan singkat tiga menit sesudah sholat
dhuha untuk beberapa Jumat dalam satu bulan. Kegiatan
sholat dhuha telah berlangsung selama beberapa tahun
yang lalu sampai sekarang.

-9-
- 10
-
Profil Penulis

Herlina L, lahir di Sungguminasa Kecamatan Somba Opu


Kabupaten Gowa pada tanggal 14 Oktober 1974,
merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan
Nurdin Daeng Liwang dengan Caddiani Daeng Senga.
Penulis menikah pada tahun 2003 dengan Sudirman Bunde
dan di karunia 4 orang anak.
Sejak menempuh pendidikan di SMAN 159
Sungguminasa Kabupaten Gowa, aktif dalam organisasi
Kepramukaan dan ikut membina beberapa sekolah dasar di
Kabupaten Gowa. Sebelumnya pernah mengabdi di SD
Hasanuddin Gowa sebagai guru honorer sampai dengan
tahun 2004. Kemudian terangkat menjadi guru pada bulan
November 2004 di SDN Mangkura IV dan mulai
menjalankan tugas hingga sekarang.

-
Replika Mangkudu
“Reporter Cilik Kreatif Mangkura Dua”
oleh Nurul Ainun, S.Pd

Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran


yang wajib dipelajari siswa di sekolah. Pembelajaran
bahasa penting bagi perkembangan anak agar ia mampu
berkomunikasi secara efektif dan efisien. Selain itu
pembelajaran bahasa bertujuan juga untuk meningkatkan
kematangan dalam perkembangan emosional dan sosial
anak. Tarigan (2008:1) menjelaskan keterampilan
berbahasa memiliki empat komponen, yang terdiri atas
keterampilan dalam menyimak (listening skills), berbicara
(speaking skills), membaca (reading skills), dan menulis
(writing skills). Setiap keterampilan ini memiliki
keterkaitan antara yang satu sama lainnya, dan
membutuhkan proses sesuai fase perkembangan anak.
Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan
praktik dan banyak latihan yang harus terus
dikembangkan. Setiap anak memiliki potensi untuk
berkembang secara kreatif kearah yang positif, sehingga
dengan kemampuan yang dimilkinya anak akan aktif,
produktif dan bergairah dalam belajar dan
mengembangkan kepercayaan dirinya.
Di era perkembangan teknologi informasi saat ini,
kebutuhan masyarakat terhadap informasi dan berita

-
semakin tinggi. Hal ini menuntut para reporter atau
wartawan untuk dapat mencari dan mengumpulakan
berita secara cepat dan akurat. Meski demikian, harus
diyakini bahwa berita disusun berdasarkan atas realitas
atau fakta yang disaksikan, didengar, dan dirasakan
wartawan atau jurnalis.oleh karena itu pentingnya melatih
bakat murid sebagai repoter masa kini atau cenderung
disebut reporter cilik.
Reporter adalah sebutan bagi salah satu profesi yang
digunakan dalam bisnis media massa. Sebutan ini di
Indonesia lebih dispesifikasikan untuk radio dan televisi.
Sedangkan bagi media massa cetak cenderung
menggunakan sebutan wartawan. Dalam hal ini
pengetahuan tentang jurnalistik siaran (broadcast
journalis) sangat diperlukan untuk seorang yang
menggeluti profesi sebagai reporter/wartawan. Tujuannya
agar mereka memiliki kemampuan, baik secara verbal dan
non verbal dalam penyajian berita yang diliputnya. Tentu
saja hal ini agar berita yang akan laporannya menjadi
menarik bahkan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi oleh para penontonnya. Menulis berita adalah
kegiatan jurnalistik, yaitu dunia tulis menulis yang
biasanya dilakukan oleh jurnalis (wartawan) dengan
mengolah hasil wawancara dan observasi di lapangan
sehingga menjadi tulisan yang layak dibaca dan
dipublikasi sebagai berita (informasi) yang bermanfaat
bagi pembaca. Kegiatan pembelajaran jurnalis cilik
bermanfaat sebagai sarana belajar siswa untuk
mengembangkan kemampuannya dalam menuangkan
ide atau gagasannya sehingga menjadi karya tulis
(berita/artikel ringan). Gagasan yang diperoleh

-
bersumber dari hasil kegiatan wawancara, kunjungan atau
pengalaman menarik. Selanjutnya karya tulis ini
dipublikasi melalui majalah dinding atau buletin sekolah.
Berbagai pendapat menyatakan bahwa menulis
merupakan kegiatan yang kompleks dan sulit bagi siswa.
Apalagi dalam kegiatan menulis berita hal itu juga sulit
dikerjakan dan kurang menyenangkan pembelajarannnya
apabila tidak di kelola dengan maksimal, Oleh karena itu,
diperlukan kreativitas serta inovasi pembelajaran oleh
guru di sekolah agar lebih menarik dan mudah dipahami
oleh peserta didik. Selain itu, karakteristik dan
kemampuan siswa di sekolah yang beragam
membutuhkan kepiawaian dalam pengelolaan kegiatan
belajar mengajar, sehingga dapat memaksimalkan
kemampuan siswa. Begitu juga pemberian penguatan dan
penghargaan terhadap hasil karya siswa masih tergolong
kurang. Fasilitas sekolah seperti majalah dinding
(Mading) juga belum dimanfaatkan sebagai media
publikasi siswa. Selain itu, jarang sekolah yang membuat
buletin karya siswa. Padahal, keberadaan buletin sekolah
sebenarnya dapat menghimpun hasil belajar siswa dalam
bentuk karya tulis yang dapat menjadi bahan bacaan
serta menambah informasi atau pengetahuan bagi warga
sekolah. Inilah salah satu kegiatan sekolah yang saya
lakukan sebagai aksi nyata Pendidikan Guru Penggerak
program yang berdampak bagi murid menciptakan
program yang menarik dan menyenangkan bagi murid
yang tentunya berdampak posistif bagi murid Replika
Mangkudu (Reporter Cilik Kreatif Mengkura Dua)
merupakan suatu program yang berdampak bagi murid
bertujuan menumbuh kembangkan Kreatifitas yang

-
melibatkan kepemimpinan murid, kepercayaan diri murid
melatih kemampuan komunkasi verbal, melatih
keterampilan menulis hasil reportasenya sekaligus
melatih berpikir kritis, dalam menuangkan isi wawancara
(verbal) ke dalam bentuk tulisan dan
mempublikasikannya. Salah satu kegiatan Replika
Mangkudu yang di lakukan murid pada saat
memperingati Hari Guru Nasional tepatnya 25 November
2022 murid terlebih dahulu melakukan perencanan,
Pelaksaan melalui kegiatan mewawancarai Teman, Guru-
guru, Kepala Sekolah Dan Orang tua murid, Serta hasil
video dan tulisan edit sendiri dan mempublikasikannya di
Sosial Media. Bukti karya silahkan scan QR Code di bawah
ini !

Dalam menunjang kreativitas murid strategi


pembelajaran yang digunakan guru menentukan
keberhasilan murid dalam memahami suatu tugas
pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan keaktifan dan pemahaman murid
dengan menggunakan strategi melibatkan murid dalam
segala aktifitas pembelajaran seperti Relating
(mengaitkan), Experiencing (mengalami), Applying

-
(menerapkan), Cooperating (bekerja sama), Transferring
(mentransfer) dan Editing. Kegiatan ini juga menciptakan
kegiatan belajar yang lebih bermakna (meaning full).
Serta kegiatan bermanfaat untuk menggali potensi
keperyaaan diri murid serta menjadi pengalaman baru
dan menarik bagi siswa dalam menulis dan kreatif dalam
mengedit video hasil reportasenya sendiri.

Salah Satu Proses Wawancara Teman dan Guru SDN Mangkura II

Proses Editing Video yang dilakukan oleh Murid

-
Profil Penulis

Soppeng, 24 Agustus 1994 sekarang menetap di


Makassar dan mengajar di SDN Mangkura II kota Makassar
Sulawesi Selatan,Dia menempuh SD hingga SMA di kota
Makassar kemudian melanjutkan bangku kuliah S-1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar tamat 2016 di Universitas
Negeri Makassar, Pretasi Pernah Membawakan Nama
Sulawesi Selatan pada lomba Festival tari Nasional di TMII
Jakarta tahun 2015 dengan juara Tari terbaik dan Kostum
terbaik.
CGP Angkatan 5 Kota Makassar, hobi Menari Dan
Membaca
Motto dalam hidup saya Murid belajar Guru juga belajar
sepanjang hayat.
Fb @nurulaynun IG nunuainun atau surel
nurulaynun@gmail.com

-
Karebosi sebagai Usaha untuk Memupuk
Bakat Olahraga Tradisional Murid
Oleh Rahman Rajab, S.Pd.

Kata minat dan bakat sering kali dijumpai dalam


kehidupan sehari-hari. Dalam menjalani hidup, setiap
orang pasti memiliki minat dan bakatnya masing-masing.
Hanya saja mungkin masih ada beberapa orang yang
belum menyadari apa sebenarnya minat dan bakat yang
dimilikinya. Seseorang mungkin merasa kesulitan untuk
mengenali dan menemukan minat dan bakatnya. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah
satunya adalah pola asuh orang tua yang tidak
memaksimalkan potensi minat dan bakat yang dimiliki
anaknya sejak kecil.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bakat adalah
kemampuan yang sudah ada dan dibawa sejak lahir.
Setiap orang tentunya memiliki bakat, dan tentunya bakat
orang satu sama lainnya berbeda. Bakat merupakan
kemampuan yang memang sudah dimiliki oleh setiap
orang yang digunakan untuk mempelajari sebuah hal
dengan cepat.
Seperti halnya di sekolah kami, di UPT SPF SD Inpres
Bertingkat Mamajang III Kota Makassar, murid-murid
banyak memiliki bakat olahraga yang terpendam. Hal ini

-
dapat disebabkan bahwa orang tua mereka sejak kecil
tidak mengarahkan siswa melakukan kegiatan-kegiatan
yang dapat menemukan bakat anak-anaknya. Biasanya
orang tua disibukkan dengan obsesi dan keinginanya
terhadap anak-anaknya sehingga bakat tersebut hanya
terpendam.
Olahraga tradisional adalah olahraga yang menyerupai
permainan atau kegiatan olahraga yang sudah diakui
sebagai tradisi turun temurun di suatu suku, etnis,
maupun kelompok budaya di Indonesia. Olahraga
tradisional adalah berbagai aktivitas fisik dan atau mental
yang bertujuan untuk menyehatkan diri, peningkatan
daya tahan tubuh, didasarkan pada nilai tertentu,
dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus
menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya
sebagai hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi
sosial. Olahraga tradisional ini bersifat rekreasi adalah
olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan
kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya
masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan
kegembiraan.
Olahraga tradisional termasuk dalam objek pemajuan
kebudayaan yang diatur dalam undang-undang Nomor 5
tahun 2017 tentang pemajuan Kebudayaan Permainan
Tradisional yang diyakini dapat ikut melestarikan budaya
daerah dan nilai-nilai karakter. Dengan diajak bermain
olahraga tradisional, siswa akan dapat diingatkan kembali
nilai-nilai budaya luhur yang nyata-nyata dapat memberi
ketenangan serta ketentraman hidup.

-
Selain itu Permenpora No. 4 tahun 2021 tentang
pedoman Pembinaan dan Pengembangan Olahraga
Rekreasi tujuannya untuk meningkatkan evektivitas
penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan
olahraga rekreasi sebagai upaya untuk
menumbuhkembangkan kegiatan rekreatif di seluruh
lapisan masyarakat.
Namun kenyatannya bahwa sekarang ini olahraga
tradisional sering terlupakan. Yang banyak
diperlombakan dan senantiasa selalu diajarkan adalah
olahraga modern yang seperti bermain bola, bulu tangkis,
voli, dan lain sebagainya.
Permasalahan tersebut juga terjadi di SD Inpres
Bertingkat Mamajang III. Siswa-siswa ada tidak mengenal
adanya olahraga tradisisonal Sulawesi Selatan seperti
Maklongga atau engrang, terompah, macukke atau
Cangke, Main Bom, Boy-Boy, Massanto, Makgasing,
Lambasena, dan lain sebagainya. Mungkin ada sebagian
siswa yang pernah memainkannya di kampung, namun
itu hanya sekadar dianggap sebagai permainan belaka
saja tanpa mengetahui nilai-nilai luhur yang terkandung
di dalamnya.
Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan
tersebut yaitu dengan membuat inovasi sekolah yang
bernama KAREBOSI. Karebosi ini sendiri adalah akronim
dari Kegiatan Rekreatif untuk menumbuhkan Bakat
Olahraga Tradisional Siswa khususnya siswa-siswa UPT
SPF SD Inpres Bertingkat Mamajang III. Karebosi ini
merupakan kegiatan-kegiatan berolahraga tradisional
yang dapat menyenangkan siswa dan dilakukan pada
setiap jam olahraga satu jenis olahraga tradisional.

-
Dengan adanya kegiatan olahraga tradisonal dan
menyisipkannya di setiap jam-jam olahraga siswa,
diharapkan siswa-siswa UPT SPF SD Inpres Bertingkat
Mamajang III dapat menemukan bakat-bakat olahraga
tradisional yang pada akhirnya mereka dapat terus
mengembangkan dan mewariskannya pada generasi
selanjutnya. Selain itu, dengan mengauasai olahraga
tradisional dapat mempertahankan warisan leluhur
dengan nilai-nilai luhur yang dikandung dalam olahraga
tradisional tersebut.

-
Profil Penulis

Rahman Rajab,S.Pd. lahir di Garassi Selayar pada tahun


1966 lalu. Hanya menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar
di tanah kelahirannya, kemudian merantau dan
menyelesaikan studi sampai sarjana di Kota Makassar. Kini
sebagai kepala sekolah di UPT SPF SD Inpres Bertingkat
Mamajang III Kota Makassar.
Pengalaman menulis di buku ini adalah pengalaman
pertama. Namun, semasa menjadi guru pernah beberapa
kali mengikuti lomba-lomba menulis. Semoga pengalaman
pertama ini bisa memiliki semangat yang besar untuk terus
menulis buku-buku selanjutnya.

- 23
Peningkatan Minat Baca Murid
dengan Menggunakan Taman Baca Outdoor
Oleh: Suadah, S.Pd.

Membaca adalah kegiatan memahami teks bacaan


dengan tujuan untuk memperoleh infgormasi dari teks yang
kita baca. Dengan membaca kita dapat memahami isi dari
apa yang tertulis. Membaca merupakan sesuatu kegiatan
penting dalam kehidupan. Melalui membaca seseorang bisa
menjelajahi batas ruang dan waktu. Peristiwa-peristiwa yang
terjadi di masa lampau dan diberbagai belahan dunia dapat
diketahui dengan membaca. Artinya, dengan membaca
dapat mengetahui wawasan dan pengetahuan baru dengan
seluas luasnya yang dapat mempengaruhi sikap dan
pandangan mengenai perilaku kehidupannya.
Faktanya, minat baca masyarakat Indonesia terutama jika
pengukurannya di sekolah dasar masih sangat rendah.
UNESCO menyebutkan Indonesia berada pada urutan
kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca
sangat rendah. Menurut data UNESCO, minbat baca
masyarakat Indonesia masih sangat memprihatinkan, hanya
0,001%. Artinya dari 1.000 orang Indonesia, Cuma 1 orang
yang rajin membaca.
Berbagai informasi menyebutkan memang bahwa minat
baca di Indonesia masih sangat rendah bila dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang ada. Di sekolah-sekolah

- 24
dasar juga masih menjadi hal yang biasa ketika seorang
murid saat istrahat belum memanfaatkan waktu untuk
membaca. Banyak kegiatan yang mampu mengalihkan
kegiatan membaca karena mereka menganggap membaca
bukanlah hal yang menyenangkan untuk dilakukan apalagi
ketika tidak ada perintah dari guru untuk membaca. Di
samping itu, karena murid dibebaskan untuk mengenal dan
menggunakan gadget dan handpone, maka makin
menjauhlah kegiatan membaca buku beralih ke alat
teknologi yang canggih tersebut.
Rendahnya minat baca juga terlihat di sekolah kami di
UPT SPF SD Negeri Sudirman IV Kota Makassar. Siswa
memilih berkegiatan lainnya dibandingkan dengan
membaca buku. Meskipun guru-guru sudah menyampaikan
betapa pentingnya arti dari membaca, namun tetap saja
motivasi tersebut belum dapat menyemangati mereka
untuk giat membaca. Selain factor internal siswa, kami juga
melihat bahwa fasilitas dan sarana pendukung untuk
menggairahkan siswa membaca masih sangat kurang.
Sekolah kami belum memiliki buku-buku bacaan anak
yang memadai. Meskipun kami memiliki perpustakaan
sekolah dan pojok pojok baca di kelas, namun siswa hanya
berminat membaca jika mereka dituntut untuk membaca di
perpustakaan atau di pojok pojok baca tersebut. Oleh
karena itu kami mencoba alternatif lainnya yaitu membuat
Taman Baca Outdoor. Inilah salah satu alternatif kami untuk
meningkatkan minat baca siswa kami. Taman baca adalah
ruang yang identik dengan buku-buku yang menfasilitasi
seseorang, kelompok, atau masyarakat untuk membaca.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, taman baca adalah
ruang atau rumah untuk membaca.

- 25
Taman baca yang kami buat di UPT SPF SD Negeri
Sudirman IV berupa tempat membaca di luar kelas yang
letaknya berada di dekat panggung sekolah di sebuah
lokasi tanah kosong berukuran sekitar 5 meter x 5 meter.
Taman baca Outdoor berbentuk sebuah rumah gazebo
dengan atap berbentuk payung. Pada bagian tiangnya
dibuat menyerupai rak-rak buku untuk menyimpan buku.
Pada bagian laintai yang dibuat sekelilingnya tempat duduk
siswa untuk membaca.
Pada awal taman bac aini dibuat, siswa terlihat mulai
penasaran. Rasa penasaran siswa tersebut tergambar dari
mereka tidak mau jauh dari tempat bangunan tersebut
seakan mengira-ngira apa yang akan dibuat. Setelah
setengah jadi dan berbentuk, taman baca outdoor mulailah
siswa bertanya-tanya tempat apa yang akan dibuat
tersebut.
Taman baca Outdoor dibuat semenarik mungkin baik
dari bentuk dekorasi maupun ketersediaan fasilitas
pendukungnya sehingga akan menarik hati siswa untuk
mendekat dan membaca. Pengecatan dengan cat
berwarna-warni juga menambah semaraknya taman baca
Outdoor yang kami buat. Di sekitarnya terdapat bunga-
bunga yang ditata sehingga menyejukkan pandangan siswa.
Tentunya dekorasi dan penataan sekitar taman baca
diharapkan dapat menarik minat siswa untuk membaca.
Kedepannya, taman baca Outdoor tersebut akan kami
lengkapi dengan fasilitas internet sehingga siswa dapat
menggunakannya untuk pembelajaran di luar kelas.

- 26
Profil Penulis

Suadah, S.Pd. lahir di Makassar 03 Desember 1966 dari


pasangan H. Abd Latif dg Bantang dan Hj. Kamasiang dg
Somba. Merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara.
Mulai sekolah di SD Mamajang I tahun 1980 di Jalan
Singa Makassar, kemudian melanjutkan ke SMP PGRI tahun
1983 Jalan Singa Makassar dan lanjut ke SPG PGRI tahun
1986 di Jalan Singa Makassar. Alhamdulillah SD, SMP, SPG
semua beralamat di Jalan Singa Makassar. Pendidikan
terakhir UNM Makassar tahun 2008. Tahun 1988 terangkat
menjadi guru di SDN Mangkura III Jalan Botolempangan
Nomor 65 Makassar. Ibu rumah tangga dengan 3 anak ini
yaitu Muh. Nur Ichsan Rauf, S.Pd., St. muhlisa Rauf dan
Muhammad Nizar Rauf S. Ak.
Semoga buku yang pertama ini dapat bermanfaat. Jika
ingin berkomunikasi silakan hubungi di kontak HP
085242611445 atau email suadahsuadah10@gmail.com

- 27
Upaya Peningkatan
Peran Serta Warga Sekolah
Melalui Pendekatan Humanis dalam Melayani
untuk Mencapai Adiwiyata Mandiri
Oleh: Satriadi

A. Latar Belakang
Kerusakkan lingkungan cenderung meningkat akibat
bertambahnya penduduk dan upaya-upaya pemanfaatan
sumber daya alam tanpa disertai upaya pelestarian fungsi
lingkungan. Akhirnya terjadi ketidak seimbangan alam.
Pertumbuhan penduduk dan pengambilan sumber daya
alam yang jauh melampaui daya dukungnya merupakan
salah satu penyebabnya. Isu-isu tersebut berkembang
menjadi permasalahan lingkungan yang serius. Pencemaran
udara, sampah, kelangkaan air bersih, kerusakan lahan dan
hutan, longsor, banjir dan kekeringan, merupakan masalah
yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
dewasa ini.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya
kompetensi pendidik yang terus ditingkatkan, melainkan
juga kualitas kondisi sekolahpun perlu juga ditingkatkan,

- 28
sehingga terwujud lingkungan sekolah sebagai media
pembelajaran yang sehat, nyaman serta membentuk siswa
yang kreatif dengan meningkatkan fungsi lahan yang tidak
berfungsi.
Sebagai sekolah yang berada dipusat jantung kota
Makassar, UPT SPF SDN Mangkura III, terus melakukan
program-programn pembenahan sarana dan prasarana
dengan peningkatan fungsi lahan serta memberikan
pelayanan berbasis lingkungan hidup melalui edukasi
kepada warga sekolah, untuk mengambil peran dalam
mempertahakan fungsi alam dengan menjaga
keseimbangan lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
pemanfaatan lahan-lahan yang selama ini tidak berfungsi
menjadi lebih bermanfaat sertapencapaian UPT SPF SDN
Mangkura III dalam pelestarian lingkungan ditandai
dengan penghargaan Adiwiyata Nasional dan menuju
Adiwiyata Mandiri.

B. Rumusan Masalah
Bagaiamana Meningkatkan fungsi lahan dan peran Serta
warga sekolah melalui Pendekatan Humanis dalam
Melayani untuk mendapatkan penghargaan adiwiyata
sekolah Pada UPT SPF SDN Mangkura III Makassar.

C. Upaya yang dilakukan untuk merevitalisasi sekolah


dalam upaya mencapai sekolah Adiwiyata adalah
sebagai berikut :

1. Sejak diberi amanah untuk menggawangi UPT SPF


SDN Mangkura III, melalukan perombakan total
dengan memfungsikan lahan belakang sekolah yang

- 29
awalnya sarang tikus menjadi tempat belajar yang
nyaman bagi proses belajar mengajar;
2. Melakukan revitalisasi taman, yang semula taman
biasa menjadi taman Tematik, yang bersifat
multifungsi, disamping sebagai taman kelas, juga
sebagai taman bermain dan tempat belajar bagi siswa;
3. Meningkatkan fungsi WC yang semula dijadikan
gudang barang ronsokan, menjadi WC yang layak
bagi siswa;
4. Melakukan edukasi yang melayani bagi warga sekolah
yang berbeda pandangan terkait program adiwiyata;
5. Melakukan pendekatan yang variatif kepada warga
sekolah berdasarkan karakteristik dan sikap individu
masing-masing Tenaga Pendidik dan tenaga
kependidikan.
6. Senantiasa memberikan peluang partisipatif kepada
Komite Sekolah dan orangtua siswa secara terbuka.
7. Menjadi bagian dari mereka dalam setiap kegiatan.
8. Memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh
warga sekolah
9. Memberikan funishment dan reward kepada warga
sekolah atas apa yang dilakukan.

D. Hasil yang diperoleh


1. Sekolah tampak asri dan indah
2. Menjadi sekolah rujukan dalam kunjungan sekolah
binaan adiwiyata;
3. Menjadi barometer sekolah asri di tigkat Nasional
melalui penghargaan adiwiyata nasional;

- 30
4. Peningkatan peran serta warga sekolah sangat
signifikan dengan pencapaian Adiwiyata Provinsi pada
tahun 2018;
5. Peran serta warga sekolah semakin membaik dengan
pencapaian tertinggi pada tahun 2019 yaitu
penghargaan Adiwiyata Nasional dari Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia;
6. Dalam kondisi pandemi covid’19 dengan semangat
kebersamaan, warga sekolah kembali membuktikan
kepedulian dengan bersama-sama menyusun soft file
sehingga, UPT SPF SDN Mangkura III, dinyatakan
layak untuk diverifikasi lapangan pada penilaian
Adiwiyata Mandiri tahun 2021

-
Profil Penulis

Satriadi, lahir di Wempubbu, Kecamatan Ulaweng,


Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 07
Oktober 1977. Penulis merupakan anak ketujuh dari
sembilan bersaudara dan lahir dari pasangan Guliga dan
Suhara (alm).
Pendidikan formal penulis dimulai dari jenjang
pendidikan dasar pada tahun 1984 dan tamat pada tahun
1990 di SD Negeri No. 129 Wempubbu, Kabupaten Bone,
kemudian melanjutkan sekolah ke tingkat menengah
pertama di SMP Negeri Amali Kabupaten Bone tamat pada
tahun 1993. Pada tahun 1993 penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri Walenrang Kabupaten Luwu dan
tamat pada tahun 1996.
Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri
Walenrang Kabupaten Luwu, penulis langsung melanjutkan
kuliah pada tahun yang sama untuk program sarjana (S1) di
Universitas Hasanuddi dan mengambil jurusan Teknik
Perkapalan, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Pendidikan

-
Guru Sekolah dasar (PGSD) pada tahun 2017 dan meraih
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada tahun 2018.
Pada tahun 2020 penulis melanjutkan pendidikanya di
program magister dengan jurusan yang sama yaitu
Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas
Negeri Makassar dan terdaftar menjadi mahasiswa pada
semester ganjil tahun ajaran 2020/2021.
Hingga sekarang awal 2022 telah merampungkan
semester akhir pada jurusan Pendidikan Matematika
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar. Pada
tanggal 27 Januari 2022 menjadi tanggal yudisium
pengukuhan sebagai Magister Pendidikan (M.Pd.) dan
menyelesaikan studinya di Universitas Negeri Makassar.

- 33
Jumat Berdakwah Meningkatkan Karakter
Berbasis Iman dan Taqwa Murid Sekolah Dasar
Oleh : Zaenal Arifin, S.Pd.

Pendidikan karakter merupakan suatu penanaman nilai-


nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, dan
Tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan,
maupun kebangsaan.
Iman dan taqwa berasal dari Bahasa Arab yaitu amana
artinya aman. Hal ini bermaksud bahwa orang yang beriman
selalu memiliki perasaan aman karena yakin selalu
dilindungi oleh Allah SWT. Sedangka taqwa berarti hati-hati,
bermawas diri, dan senantiasa waspada. Menurut H.A Sali
pada buku Dinul Islam yang ditulis oleh H. Nasruddin Rajak,
disebutkan bahwa taqwa lebih tepat disalin dengan kata
“Ingat” bermakna: awas, hati-hati yaitu menjaga diri,
memelihara keselamatan diri. Sehingga dapat dikatakan
betapa pentingnya seorang murid dapat ditumbuhkan iman
dan ketaqwaannya melalui sekolah.
Sekolah adalah tempat pembinaan akhlak murid-murid.
Bagaimana mereka bisa berempati dan merasakan derita
dan beban orang lain yang berbeda dan lebih kurang dari
dirinya. Bagaimana seorang murid dapat membantu teman-
temannya yang mengalami kesulitan hidup walaupun

- 34
sekadar hanya meringankan saja namun itu terkadang
sangat dibutuhkan.
Berbagai cara yang dilakukan sekolah-sekolah dasar agar
murid-muridnya memiliki peranan dalam mewujudkan
murid berkarakter beriman dan bertaqwa. Salah satunya
dengan membuat program sekolah. Misalnya saja dengan
membentuk program Jumat Berdakwah.
Jumat Berdakwah adalah program unggulan yang
dibentuk di UPT SD Negeri 174 Inpres Kalappo Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi
Selatan. Pelaksanaannya adalah setiap hari Jumat diadakan
shalat dhuha bersama dan setelah itu murid-murid secara
bergantian setiap hari Jumat memberikan ceramah di
hadapan teman-temannya.
Selain itu, hampir setiap Jumat, murid-murid
membagikan sumbangan-sumbangan berupa sembako
atau berupa uang ataupun makanan dalam kotak yang
dikumpulkan melalui celengan Jumat atau donator tetap
dari orang tua murid dan diberikan kepada orang yang
lebih membutuhkan.
Program ini telah berlangsung setahun, dan manfaatnya
dapat dirasakan oleh murid-murid. Mereka menjadi murid
yang mudah berempati pada orang-orang di sekitarnya.
Terkadang setiap kali mendengarkan musibah yang
menimpa teman-teman mereka, maka dengan cepat
tanggap mereka turut membantu. Tak jarang juga mereka
turun langsung ke lapangan tempat terjadinya bencana.
Selain itu, berdasarkan laporan orang tua mereka ke pihak
guru-guru, murid murid menjadi seorang yang taat
beribadah sesuai agama masing-masing.

- 35
Mereka juga seringkali mendapat juara saat mengikuti
berbagai lomba keagamaan. Beberapa kali prestasi juara I
diraih oleh sekolah tersebut. Misalnya Juara I Lomba Dai
Cilik tingkat Kabupaten Takalar, Lomba Adzan dan Lomba
Shalat. Dan tentunya menjadi kebanggan tersendiri bagi
pihak sekolah khususnya dan bagi pemerintah setempat
umumnya. Terlebih kebahagian itu melingkupi hati para
orang tua murid yang anaknya menimba ilmu di sekolah
tersebut.

- 36
Profil Penulis

Zainal Arifin, S.Pd. Lahir di Kabupaten Takalar pada 1


Januari 1982 dan sekarang diberikan Amanah sebagai
Kepala UPT SD Negeri 174 Inpres Kalappo Kabupaten
Takalar Kecamatan Mangarabombang. Putra ketiga dari
pasangan Nompo Daeng Rate dan Kebo Daeng Ngai.
Menyelesaikan Pendidikan dasar di SDN 85 Inpres Parappa
Jeneponto pada tahun 1995, dan melanjutkan Pendidikan di
SLTP Negeri 1 Mangadu Takalar, selesai pada tahun pada
tahun 1998, dan melanjutkan Pendidikan di SMU Negeri 3
Takalar, menyelesaikan Pendidikan pada Tahun 2001.
Menyelesaikan studi Diploma Dua di STAI YAPIS TAKALAR
pada tahun 2004, dan menyelesaikan strata satu di
Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2007.
Mau sharing? Kenalan? Pembaca bisa menghubungi melalui
email: zainalarifindgsitaba@gmail.com

- 37
Meraih Impian dengan “Taubat”
Oleh: Sitti Zuhrah Rauf

Setiap anak memiliki potensi dalam dirinya. Potensi


tersebut akan tumbuh dan berkembang bila dipupuk,
ditumbuhkan dan dikembangkan. Keluarga, sekolah dan
masyarakat menjadi wadah tumbuh kembang bakat dan
minat tersebut. Sekolah sebagai tempat anak menuntuti
lmu, menempa bakat dan mengasah pengalaman
seyogyanya memberi ruang untuk pengembangan
tersebut
Dalam usaha untuk terus dapat memupuk dan
mengembangkan minat dan bakat siswa siswi di SD
Negeri 002 Campalagian Kecamatan Campalagian
Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, kami
di sekolah membuat sebuah program yang kami beri
nama “ Taubat (Cerita Sabtu)”.Pada hari sabtu pagi semua
siswa dapat menyalurkan potensi, bakat dan minat yang
mereka miliki lewat ragam seni, budaya dan literasi yang
dipentaskan pada hari tersebut di depan teman teman
dan gurunya.
Setiap hari sabtu pagi sebelum jam 07.00 siswa sudah
berkumpul di lapangan sekolah, mereka duduk rapi
bergelar tikar sesuai kelas masing masing. Guru pun
duduk bersama dengan siswa. Beberapa orang dari
mereka sudah mempersiapkan diri pada hari hari

- 38
sebelumnya dengan berlatih, ada yang berlatih sendiri
dan ada yang berlatih dibawah bimbingan gurunya.
Sebelum memulai kegiatan, kepala sekolah atau guru
mengantar siswa dulu dengan wejangan atau perilaku
positif yang sebaiknya siswa lakukan, selain itu
menyemangati siswa dengan kata kata motivasi, tepukan
atau yel yel supaya siswa semakin bersemangat . Biasanya
penampilan awal diberi kesempatan kepada siswa kelas
satu atau dua untuk tampil lebih dulu, biasanya mereka
nyanyi, membaca doa doa , hapalan surah -surah pendek,
menghapalkan pancasila dan lambang lambangnya. Kelas
tiga dan empat biasanya nyanyi, puisi, sholawat, adzan,
perkalian,lagu arah mata angin,mengaji lagu profil pelajar
Pancasila . Kemudian kelas lima dan enam ada puisi,
nyanyi, tari , senam pelajar Pancasila
,mendongeng,ceramah,pantun dan pantomin.Terkadang
beberapa orang tua siswa menonton penampilan
anaknya. Siswa yang menghapal lagu atau lainnya yang
ditampilkan teman-temannya ikut mengiringi. Tepukan
hangat menggema bila siswa usai lagi tampil , diselingi
kembali dengan tepuk semangat dan yel yel.
Selalu dan sangat seru kegiatan tersebut, anak anak
terus di dorong untuk tampil dengan apa yang mereka
bisa, intinya berani tampil, percaya diri, jangan takut
salah, itu yang terus kami tanamkan. Terkadang kalau
penampilan mereka tidak maksimal , ada yang tertawa,
maka guru memperingatkan agar tidak menertawakan
teman temannya. Supaya nantinya mereka tetap mau
tampil.
Semakin hari semakin antusias siswa untuk ikut
kegiatan tersebut, mereka berlatih di jam istirahat , ada

- 39
juga yang datang kerumah ibu gurunya, para guru juga
tertantang dan ingin kalau ada penampilan dari siswanya.
Terlihat siswa begitu senang dan menikmati kegiatan ini,
Cuma terkadang kita batasi dan minta mereka tampil di
minggu berikutnya, mengingat matahari juga sudah
mulai terik dan saatnya mereka masuk dalam kelas untuk
belajar seperti sediakala. Kegiatan ini rutin dilaksanakan
setiap hari sabtu, kecuali kalau ada halangan seperti
hujan karena lapangan tidak bisa di pakai atau semisal
ada kegiatan kegiatan guru di luar sekolah. Biasanya
kalau sudah seperti siswa akan menagih kapan lagi cerita
sabtu, karena mereka sudah suka, senang dan juga sudah
latihan dan telah mempersiapkan diri
Pada Bulan Mei, dalam rangka memperingati Hari
Pendidikan Nasional, kami mengagas sebuah kegiatan
yang melombakan seni dan karya yang biasa ditampilkan
siswa pada kegiatan Cerita Sabtu, yaitu ”Festival Anak
Hebat”. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa selama
tiga hari yang dibuka dan ditutup secara resmi oleh
kordinator pengawas.. Jenis perlombaannya adalah untuk
kelas satu dan dua, ada lomba mewarnai, dan kelas tiga
sampai enam, ada lomba menyanyi, puisi, gambar
bercerita dan cerdas cermat. Kami juga mengundang
siswa dari TK/KB untuk ikut lomba mewarnai. Kegiatan ini
mendapat respon yang luar biasa dari siswa, orang tua
siswa, masyarakat sekitar, dan rekan pendidik lainnya.
Semua bergembira, serasa kita berpesta. Panggung,
spanduk,lagu, hadiah dan asesories lainnya mewarnai
kegiatan tersebut.
Pada kegiatan yang lain, siswa kami ikutkan juga pada
lomba Festival Seni Siswa Tingkat Nasional (FLS2N) tahun

- 40
2022, dan berhasil meraih juara dua lomba pantomin dan
mewakili kabupaten Polewali Mandar untuk lanjut di
tingkat provinsi. Lomba menyanyi, kriya anyam dan
gambar bercerita walau hanya finalis dan belum berhasil
juara, tapi mereka senang kami sudah diberi kesempatan
ikut dan dibawa berlomba dan kamipun sangat bangga,
anak anak sudah percaya diri tampil mewakili sekolahnya
di kota Kabupaten. Selain itu pada Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan RI ke-77 di bulan agustus , siswa kami
berhasil meraih juara dua untuk lomba menyanyi dan
puisi, serta juara satu untuk cerdas cermas. Semua raihan
itu adalah upaya sungguh sungguh yang dilakukan siswa
dibawah bimbingan gurunya, sebagai buah dari
keberanian, rasa percaya diri, sportif dan
bertanggungjawab, yang mereka peroleh lewat dengan
adanya kegiatan atau program sekolah yang ,memberi
mereka kesempatan menyalurkan bakat dan minat yang
dimiliki seperti kegiatan “Cerita Sabtu” tersebut.
Impian teman teman guru dan siswa terwujud,sudah
lama mereka ingin juga tampil di even even atau kegiatan
yang seperti diikuti saat ini,tapi mereka tidak tahu
bagaimana caranya supaya mereka juga bisa
mempersembahkan sesuatu yang berarti untuk
sekolahnya, sebab kalaupun mereka tidak dapat juara
setidaknya mereka bisa dapat pengalaman dan teman
baru. Keterbatasan dana sekolah,sarana prasarana yang
dimiliki sekolah serta tidak ada siswa yang berbakat
selalu jadi alasan mereka mengubur mimpi itu. Tapi tidak
lagi hari ini walaupun memiliki keterbatasan dalam
banyak hal,kini mereka dapat membuktikan bahwa

-
mereka juga bisa dan mampu bersaing dengan siswa
siswa lain.
Harapannya ke depan supaya siswa kami dapat terus
tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri,mandiri,
kompetitif dan selalu semangat tentunya. Semoga kami
para pendidik selalu bisa berbuat yang hasilnya bisa
berpihak dan berdampak pada siswa itu sendiri. Semoga
Allah SWT menyehatkan dan memberi petunjuk kepada
kita semua sehingga dapat memberi pengabdian terbaik
kita pada bangsa dan negara. Aamiin ya rabbalaalaamiin

-
Profil Penulis

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillah Allahummashalli ala Muhammad.
Saya Sitti Zuhrah Rauf, SPd. M.M lahir di Pambusuang
tanggal 14 Pebruari 1975, sebagai kepala sekolah di SD
Negeri 002 Campalagain, alamat rumah jalan Rumbia Desa
Bonde Kecamatan Campalagian kabupaten Polewali Mandar
Propinsi Sulawesi Barat. Senang bisa memiliki kesempatan
menulis tentang inovasi sekolah, pengalaman menulis
masih sangat minim, tapi bersyukur sejak ikut finalis Guru
berprestasi Tingkat Nasional tahun 2016, dan Desiminasi
Nasional Literasi tahun 2017 mendapat pengalaman
bersama dengan orang hebat. Buku yang pernah
diterbitkan baru ANTALOGI PUISI tahun 2017, "SAIYYANG
PATTUQDUQ (Tradisi khataman Al Qur'an Suku Mandar)
tahun 2018, GORESAN TINTA GURU NUSANTARA (Antologi
Pantun Guru Berprestasi Nasional Tahun 2016) tahun 2020
Semoga kedepan punya kesempatan untuk belajar lagi .
Salam literasi.

- 43
Melalui Pojok Baca Kreatif
Minat Baca Siswa Dapat Meningkat
di UPT SPF SD Negeri Gaddong II Kota Makassar
Oleh: Iis Yumirah

Membaca adalah kegiatan memahami teks bacaan


dengan tujuan untuk memperoleh infgormasi dari teks yang
kita baca. Dengan membaca kita dapat memahami isi dari
apa yang tertulis. Membaca merupakan sesuatu kegiatan
penting dalam kehidupan. Melalui membaca seseorang bisa
menjelajahi batas ruang dan waktu. Peristiwa-peristiwa yang
terjadi di masa lampau dan diberbagai belahan dunia dapat
diketahui dengan membaca. Artinya, dengan membaca
dapat mengetahui wawasan dan pengetahuan baru dengan
seluas luasnya yang dapat mempengaruhi sikap dan
pandangan mengenai perilaku kehidupannya.
Faktanya, minat baca masyarakat Indonesia terutama jika
pengukurannya di sekolah dasar masih sangat rendah.
UNESCO menyebutkan Indonesia berada pada urutan
kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca
sangat rendah. Menurut data UNESCO, minbat baca
masyarakat Indonesia masih sangat memprihatinkan, hanya
0,001%. Artinya dari 1.000 orang Indonesia, Cuma 1 orang
yang rajin membaca.

- 44
Berbagai informasi menyebutkan memang bahwa minat
baca di Indonesia masih sangat rendah bila dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang ada. Di sekolah-sekolah
dasar juga masih menjadi hal yang biasa ketika seorang
murid saat istrahat belum memanfaatkan waktu untuk
membaca. Banyak kegiatan yang mampu mengalihkan
kegiatan membaca karena mereka menganggap membaca
bukanlah hal yang menyenangkan untuk dilakukan apalagi
ketika tidak ada perintah dari guru untuk membaca. Di
samping itu, karena murid dibebaskan untuk mengenal dan
menggunakan gadget dan handpone, maka makin
menjauhlah kegiatan membaca buku beralih ke alat
teknologi yang canggih tersebut.
Rendahnya minat baca juga terlihat di sekolah kami di
UPT SPF SD Negeri Gaddong II Kota Makassar. Berbagai
upaya kami lakukan untuk memotivasi siswa membaca
mulai dari pembenahan perpustakaan sebagai sumber
bacaan. Namun, siswa lebih memilih berkegiatan lainnya
dibandingkan dengan membaca buku. Ketika mereka
ditanya mengapa tidak suka ke perpustakaan maka banyak
jawaban siswa yang mengatakan bahwa mereka agak sulit
ke perpustakaan karena harus ke lantai dua dan di ruangan
yang berbeda kelasnya.
Meskipun guru-guru sudah menyampaikan betapa
pentingnya arti dari membaca, namun tetap saja motivasi
tersebut belum dapat menyemangati mereka untuk giat
membaca. Selain faktor internal siswa, kami juga melihat
bahwa fasilitas dan sarana pendukung untuk
menggairahkan siswa membaca masih sangat kurang.
Ketika itulah timbul pemikiran untuk membuat tempat
membaca yang menyatu dengan ruang kelas. Walaupun

- 45
tempatnya agak kecil namun dapat memudahkan siswa
untuk membaca. Maka setiap kelas membuat pojok baca
yang kreatif dan berbeda antara satu kelas dengan kelas
lainnya.
Minat adalah dorongan hati yang tinggi untuk
melakaukan sesuatu, maka minat baca adalah dorongan
hati yang tinggi untuk membaca. Keinginan membaca yang
bukan karena dipaksakan atau atau atas pengaruh dari
orang lain.
Minat baca adalah munculnya perasaan senang atau
ketertarikan kuat yang mendorong individu untuk
melakukan kegiatan membaca sehingga ia melakukannya
atas kemauan sendiri. Kemudian ada upaya untuk
melakukan kegiatan ini secara berulang.
Menurut Ginting dalam tulisannya di Jurnal Pendidikan
Penabur, minat baca adalah perasaan senang yang sangat
kuat dalam kegiatan membaca yang membutuhkan
stimulus untuk mewujudkannya menjadi suatu kebiasaan.
Secara sederhana, minat baca adalah potensi untuk
membaca secara sukarela dan tanpa paksaan secara
eksternal. Kebiasaan membaca adalah kegiatan berinteraksi
dengan bahan bacaan secara teratur dan berulang. Minat
baca akan menjadi kebiasaan membaca jika tersedia bahan
bacaan yang sesuai untuk dibaca dan ada waktu cukup
untuk membaca.

Pojok Baca Kreatif


Pojok baca adalah suatu area membaca untuk para siswa
di dalam kelas, terdapat rak berisi buku, karya tulis, hasil
prakarya, atau hal lain yang membuat tempat itu nyaman,
kreatif, dan unik. Pojok baca yang berada di setiap kelas

- 46
merupakan satu hal kreatif dalam upaya menumbuhkan
budaya literasi di lingkungan sekolah
Manfaat pojok baca adalah:
1. Merangsang siswa/siswi lebih gemar dalam membaca
2. Mendekatkan buku kepada siswa/siswi
3. Menjadikan para siswa memiliki daya piker yang baik
4. Saling bertukar informasi dari hasil bacaan.
5. Bagian dari proses pembelajaran di kelas.

Pojok baca yang dibuat oleh siswa dan atas arahan dari
guru wali kelas dapat dirancang sesuai keinginan siswa.
Pojok baca dapat divariasikan dan didekorasi semenarik
mungkin sehingga dapat menarik minat siswa dan tidak
cepat menjadi jenuh dalam membaca.
Pojok baca juga harus dilengkapi dengan berbagai
bahan bacaan anak yang diminati. Ada pojok baca
berbentuk rak batang pohon atau bentuk perahu dan
berbagai bentuk lainnya. Mintalah siswa untuk membawa
satu buku, baik buku baru maupun buku bekas untuk
disimpan di rak buku pojok kelas.
Untuk mendisiplinkan siswa dalam hal membaca,
buatkan jadwal setiap 10 menit sebelum belajar atau pada
saat istrahat siswa dapat membaca buku. Anak yang paling
rajin membaca, dapat diberikan penghargaan/reward untuk
memotivasi siswa lainnya agar rajin juga membaca.
Setelah pojok baca ini dibuat, siswa semakin rajin untuk
membaca. Minat baca di UPT SPF SD Negeri Gaddong II
terlihat antusias membaca. Minat baca semakin meningkat.

- 47
Profil Penulis

Dra Iis Yumirah, M.Pd., lahir di Tasikmalaya pada


tanggal 12 September 1968 dan sekarang diberikan
Amanah sebagai kepala UPT SPF SDN Gaddong II. Puteri
keempat dari pasangan Bapak Haop dan Ibu Ening .
Menyelesaikan Pendidikan dasar di SD Negeri Kompleks
Baraya Ujung Pandang pada tahun 1980 dan melanjutkan
Pendidikan di SMP Negeri 10 Ujung Pandang pada tahun
1983 dan SPG Negeri I Ujung Pandang pada tahun 1986.
Menyelesaikan studi Strata Satu di IKIP Negeri Ujung
Pandang pada tahun 1992 dan menyelesaikan studi strata
dua di Universitas Negeri makassar (UNM) tahun 2018

- 48
Memaksimalkan Peran FKOG
Melalui Whatsapp Group dalam Upaya Menekan
Pelanggaran Tata Tertib Sekolah
Oleh: Darlis Intang

Pendidikan adalah faktor yang sangat krusial pada


kehidupan manusia. Semua manusia normal mengakui
bahwa tanpa Pendidikan manusia tidak akan sanggup maju
dan hingga sampai pada kesempurnaan. Pendidikan juga
penting dalam mempersiapkan kehdiupan di masa yang
akan datang karena pendidikan sangat mempengaruhi
banyak hal dari kehidupan manusia. Semakin baik
pendidikan yang ditempuh dan diperoleh seseorang maka
akan semakin baik pula pola hidup dan potensi masa depan
yang akan didapatkan seseorang. Jadi jelaslah bahwa
pendidikan berperan penting dalam proses peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan dapat
diwujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa
sehingga terpeliharanya kelangsungan pembangunan untuk
menuju kejayaan, keluar dari kebodohan dan kemiskinan.
Namun, Peran pendidikan tidak terbatas pada proses
mencerdaskan kehidupan manusia, tetapi pembentukan
karakter, dan karakter bangsa sangat penting bagi
kemajuan bangsa. Untuk itu, keberadaan pendidikan

- 49
karakter bagi peserta didik diharapkan dapat membentuk
tidak hanya generasi yang cerdas tetapi juga generasi
penerus yang berkepribadian mulia dan beradab. Upaya
membentuk kepribadian yang selaras dengan budaya tanah
air tentunya dilakukan tidak hanya melalui berbagai
kegiatan belajar mengajar di sekolah, tetapi juga melalui
adat istiadat di masyarakat dan pembiasaan dalam
kehidupan sehari-hari siswa. Misalnya sifat religius, jujur,
disiplin, toleran, dan lain-lain. Sikap, perilaku, watak dan
kepribadian siswa tersebut dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti lingkungan rumah, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga faktor tersebut
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan siswa. Oleh sebab itu
perkembangan sikap, tingkah laku, kepribadian dan
karakter siswa merupakan tanggung jawab kita bersama,
yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003 dalam pasal 54 menyatakan bahwa keberhasilan
pendidikan sangat bergantung pada peran serta masyarakat
secara keseluruhan. Keluarga dalam hal ini lebih spesifik
orang tua sangat diharapkan perannya dalam
penyelenggaraan pendidikan, baik sebagai sumber maupun
pelaksana yang secara langsung maupun tidak langsung
dalam menopang proses Pendidikan.
Orang tua memiliki peran penting dalam akses
pendidikan bagi anak. Partisipasi orang tua sangat
diperlukan karena orang tua dan sekolah merupakan mitra
dalam mengantarkan cita-cita dan membentuk pribadi
siswa. Orang tua memiliki peran sangat penting dalam
sekolah, karena orang tua mampu memainkan berbagai
peran aktif dalam reformasi pendidikan. Terjalinnya

- 50
komunikasi yang efektif antara pihak sekolah dan orang tua
akan membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Maka
tidak heran jika saat ini hampir di setiap sekolah sudah
terbentuk suatu wadah untuk bertukar informasi terkait
Pendidikan anak di sekolah, yang biasa disebut forum
komunikasi orang tua dan guru (FKOG). Masalahnya apakah
forum komunikasi tersebut dimamfaatkan dengan maksimal
oleh para orang tua dan guru atau hanya sekedar nama
saja.
Jika forum komunikasi ini dapat dimaksimalkan maka
komunikasi antara sekolah dan orang tua dapat lebih
efektif, baik informasi dari sekolah ke rumah atau informasi
mengenai peserta didik dari rumah ke sekolah. Terutama
hal-hal yang terkait dengan pemberian informasi tentang
program sekolah, kegiatan siswa di sekolah, prestasi atau
permasalahan siswa atau informasi dari orang tua mengenai
perilaku dan kebiasaan siswa di rumah, serta perkembangan
siswa secara keseluruhan. Jadi, komunikasi dilakukan untuk
bertukar informasi antara pihak sekolah dan orang tua atau
wali siswa.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini, komunikasi antara guru dan orang tua
dapat lebih cepat dan efektif melalui media sosial. Media
sosial yang sering digunakan adalah Facebook, Twitter, Line,
WhatsApp, Instagram, tiktok, Path, Linkedin, Snapchat dan
media sosial lainnya. Namun yang paling banyak digunakan
orang tua atau masyarakat saat ini adalah whatsapp.
WhatsApp merupakan sebuah aplikasi media sosial yang
dirancang untuk memudahkan penggunaannya dalam
berkomunikasi melalui berbagai macam fitur yang tersedia.
Beberapa fitur yang ada pada aplikasi WhatsApp antara lain

-
Chat Group, WhatsApp Web dan Desktop, Panggilan Suara
dan Video WhatsApp, Enskripsi End-To-End, Pengiriman
Foto dan Video, Pesan Suara, dan Dokumen. Salah satu fitur
yang banyak dipilih adalah fitur chat group, karena dengan
chat grup, Kita dapat berbagi pesan, foto, dan video dengan
hingga 512 orang sekaligus.
Fungsi grup WA dapat menjadi ruang virtual untuk
menjalin komunikasi yang lebih fokus antara orang tua dan
guru. Grup WA memungkinkan guru untuk berbagi
informasi tentang pembelajaran dan aktivitas siswa di
sekolah. Selain itu, guru mampu mendukung orang tua
ketika menemui kendala atau kesulitan dalam mendampingi
dan membimbing siswa dalam belajar di rumah. Grup
virtual ini memungkinkan untuk menjalin komunikasi antara
orang tua siswa sehingga mereka dapat berkolaborasi dan
saling mendukung dalam proses pendampingan dan
pelayanan kepada siswa.
Contoh kasus, dalam hal terjadi masalah kedisiplinan
siswa, seperti siswa tidak masuk sekolah, guru Piket atau
wali kelas harus segera memberikan informasi mengenai
kondisi dan keberadaan anak kepada orang tua, apakah
anak tersebut telah meninggalkan rumah atau masih di
rumah dalam kondisi yang tidak dapat bersekolah. Dengan
adanya WhatsApp membuat komunikasi antara guru dan
orang tua lebih mudah dan cepat, sehingga lebih cepat pula
guru menangani anak yang bermasalah tersebut dalam hal
penegakan aturan. Guru dan orang tua bertukar informasi
sehingga dapat diproses di hari yang sama. Jika dipandang
perlu untuk hal tertentu guru dan orang tua dapat saling
mengirimkan dokumentasi berupa foto atau video kegiatan
anak di rumah dan di sekolah yang berkaitan dengan segala

-
bentuk aktivitas siswa. Selanjutnya dapat dilakukan
kesepakatan antara guru dan orang tua dalam menangani
suatu permasalahan tertentu sehingga perlakuan guru
terhadap siswa di sekolah dan orang tua di rumah sama.
Jika komunikasi antara guru dan orang tua dapat dilakukan
secara intensif, kontinyu, dan konsisten maka dapat
membentuk karakter siswa yang disiplin sesuai dengan
yang diharapkan sehingga dapat memperkecil ruang bagi
siswa untuk melanggar tata tertib.
Bagi wali kelas jadikan grup whatsapp sebagai sarana
yang efektif dalam menjalin komunikasi dengan orang tua,
berikut ini ada beberapa hal yang dapat menjadi perhatian
saat berkomunikasi dalam grup whatsapp, yaitu ;
1. Tampil serius dan formal dengan menggunakan
bahasa resmi saat menjawab pertanyaan dari orang
tua di grup WA
2. Buat jadwal khusus untuk menjawab pertanyaan dan
menanggapi informasi, saran, dan kontribusi orang
tua.
3. Buat aturan atau kesepakatan dalam grup, seperti
tidak boleh menyinggung soal SARA, mengunggah
lelucon, atau berbisnis.
4. Cobalah untuk memasukkan artikel informatif setiap
minggu.
5. Jadikan Grup WA sebagai platform untuk
pengumuman. Jika nanti ada diskusi, harap tunggu
beberapa menit setelah pengumuman sebelum
merespon.
6. Selalu ucapkan "Maaf" dan "Terima kasih" saat
membalas pesan masuk.

- 53
Kualitas atau mutu pendidikan di sekolah erat kaitannya
dengan partisipasi masyarakat lebih khusus orang tua,
sebagai mitra dari sekolah dalam mendidik anak. Terjalinnya
sinergitas serta komunikasi yang baik antara sekolah
dengan orang tua akan memberikan iklim positif bagi
sekolah dalam proses pembelajaran, dan dalam hal
penegakan tata tertib sekoah. Orang tua dan sekolah
bersama-sama melakukan pengawasan terhadap anak
didiknya serta dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam
proses penyelenggara pendidikan secara keseluruhan.
Keberhasilan seorang siswa di sekolah tidak hanya
bergantung pada kerja keras mereka sendiri. Di sekitar
mereka adalah guru dan banyak instrumen sekolah lainnya.
Yang terpenting, mereka juga mendapat dukungan kuat
dari orang tua mereka dalam perjuangan untuk sukses ini.
Perlu ditekankan bahwa prestasi akademik tidak mungkin
dicapai tanpa dukungan keluarga. Tidak ada perbaikan
sikap anak (siswa) tanpa pengawasan orang tua yang
konsisten di rumah.

- 54
Profil Penulis

Darlis Intang, S.Pd., M.Pd., lahir di Malang 4 Mei


1971. Telah menyelesaikan studi di IKIP Ujung Pandang
dan lulus tahun 1994 serta S2 di Universitas
Muhammadiyah Makassar lulus tahun 2019, dengan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia.
Sekarang sedang menempuh Pendidikan S3 di Universitas
Negeri Makassar dengan Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia.
Sejak tahun 1994 telah mengabdikan diri sebagai
pendidik di beberapa SMA di Kalimantan Tengah, saat ini
diberi amanah sebagai kepala sekolah di SMA Negeri 3
Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah. Tahun 2018 sempat menulis buku
solo dengan judul Guru dan Perkembangan Zaman
(Inovasi dan Kreativitas dalam Pengembangan Profesi),
Belajar dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19 (2020) dan
jurnal ilmiah berjudul Internalisasi Profil Pelajar Pancasila
dan Perwujudannya dalam Pribadi Peserta Dididk (2021).

- 55
Sebagai pendidik, penulis senantiasa termotivasi untuk
selalu belajar dan menuntut ilmu. Harapannya dapat
menjadi orang yang berguna dan bermanfaat bagi
keluarga dan masyarakat.

- 56
Inovasi Sekolahku
Oleh Sudirman Bunde, S. Pd.I

Inovasi adalah salah satu ide atau karya nyata yang kita
perbuat, dilakukan untuk mendapatkan suatu hasil baru
dalam rancangan baik itu di perkantoran, swasta atau
negeri terkhusus di lingkungan persekolahan atau
pendidikan.
Para pemirsa dan pembaca yang budiman sebelum
melangkah lebih jauh sebaiknya kita perkenalkan dulu,
sebagai pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang,
tak sayang maka tak cinta.
Sekolah Dasar Hasanuddin Gowa didirikan pada
tahun1984 yang disebut Yayasan Perguruan Hasanuddin
Gowa (YPHG), terletak di jalan Matahari No. 4 Kelurahan
Batang Kaluku, Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa
Provinsi Sulawesi Selatan. Yayasan Perguruan ini membina
tiga tingkatan jenjang pendidikan yaitu Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah
Atas (SMA).
Yayasan Perguruan Hasanuddin Gowa (YPHG) adalah
salah satu sekolah swasta pertama di Kabupaten Gowa dan
sampai saat ini terus berbenah, berinovasi dan berkarya.
Salah satu kondisi yang sangat nampak dalam perguruan ini
adalah tingginya tingkat kedisiplinan warga sekolah.
Misalnya kedisiplinan dalam kedatangan dan kepulangan

- 57
siswa setiap harinya. Siswa yang terlambat tidak akan
diperkenankan lagi memasuki wilayah sekolah hari itu.
Pada awal pelaksanan kegiatan tersebut, tidak serta
merta membawa perubahan yang signifikan terhadap warga
sekolah. Masih banyak yang melanggar dan tidak tepat
waktu. Butuh beberapa saat untuk menjadi pembiasaan
dalam kehidupan sekolah. Sisinilah diperlukan pendekatan-
pendekatan terhadap warga sekolah betapa pentingnnya
peraturan tersebut. Awal dari keberhasilan adalah perilaku
disiplin yang baik dan dilakukan dengan penuh kesadaran.
Oleh sebab itu, warga sekolah harus menaati dan
menjalankan kebijakan atau peraturan sekolah secara sadar
dan bertanggungjawab. Peraturan sekolah ini sebelum
ditetapkan terlebih dahulu dirancang dan disosialisasikan
dengan warga sekolah dan orang tua siswa seluruhnya.
Ada hal lain pembiasaan selain masalah disiplin waktu,
yaitu adanya kegiatan Jumat Ibadah dimana setiap siswa
dikelompokkan sesuai keyakinan mereka masing-masing. Di
sekolah kami ada beberapa siswa yang sedang menuntut
ilmu. Pelaksanaan kegiatan tersebut sebelum pembelajaran
dimulai. Siswa dikelompokkan sesuai kepercayaan masing-
masing, hal ini disebabkan sekolah kami terdiri dari
beberapa agama dan kepercyaan ada islam, kristen, hindu
dan budha. Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
perlu pengelompokan kegiatan.
Selain Jumat ibadah ada juga kegiatan yang disebut
Rabu sehat. Rabu sehat dilaksanakan oleh warga sekolah
setiap hari Jumat melakukan kegiatan olahraga bersama.
Kegiatan ini diikuti oleh siswa, guru, dan tenaga
kependidikan lainnya sebelum kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Kegiatan ini juga merupakan salah satu usaha

- 58
menjalin kebersamaan antara ketiga unit sekolah sehingga
tercipta kekompakan dan persaudaraan antara sesama
warga sekolah.
Berbagai upaya-upaya terus dilakukan oleh sekolah
untuk mencapai tujuan pendidikan. Setiap hari akan selalu
di laksanakan briefing bersama dengan kepala sekolah dan
guru-guru ketiga unit tersebut. Tujuan umum dalam
kegiatan ini adalah mengevaluasi dan memotivasi kepala
sekolah dan guru-guru agar tetap menjaga kebersamaan
dan semangat dalam melaksanakan tugas. Mendengarkan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dan kepala
sekolah, mendengarkan saran-saran dan masukan dari
peserta briefing
Demikian juga hal dengan siswa, sebelum memasuki
kelas, ketua kelas akan memimpin teman-temannya
berbaris,di depan kelas menghapal perkalian. Kegiatan ini
dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan. Begitu
pula ketika sebelum pulang sekolah, siswa bergiliran
membaca Pancasila dan lagu wajib nasional seperti Garuda
Pancasila, Dari Sabang sampai Marauke, dan lain
sebagainya. Kegiatan ini bertujuan agar semua siswa dapat
ambil bagaian memahami, meresapi nilai-nilai perjuangan
para pahlawan bangsa yang telah gugur dalam penjuangan
membela bangsa dan negara.
Sekolah kami terus berbenah dan akan segera
menghadirkan inovasi-inovasi baru yang akan membantu
siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran yang
menyenangkan dan mengasyikkan akan menjadi landasan
untuk langkah selanjutnya.

- 59
Profil Penulis

Lahir di Marana Bulukumba pada tanggal 20 September


1976.
Menyelesaikan pendidikan di SDN No. 93 Marana dan
lulus tahun 1984. Kemudian melanjutkan ke Pondok
pesantren Ibnu Sabil, sekolah sederajat SMP dan lulus tahun
1993. Pada tahun itu juga melanjut ke MAN Bulukumba dan
lulus tahun 1997.
Tahun 2000 melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
Unismuh untuk diploma dua dan lulus tahun 2003.
Menikah pada tanggal 26 Mei 2004 dengan Herlina L
dan dikarunia empat orang anak.
Kemudian melanjutkan pendidikan ke UIN Alauddin
untuk pendidikan sarjana dan lulus tahun 2016
Saat ini penulis menjadi tenaga pengajar di SD
Hasanuddin Gowa

- 60
Meningkatkan Kenyamanan
dan Kesehatan Sekolah
Melalui Wisata Lorong Sekolah
dan Kantin Warna Warni
Oleh Basri Kamaruddin, S.Pd.,M.Si

Menghadirkan rasa nyaman di lingkungan sekolah


sangatlah besar pengaruhnya bagi peserta didik yang
berada di dalamnya. Rasa nyaman adalah perasaan enjoy
atau menikmati sesuatu dengan perasaan senang.
Dengan adanya rasa nyaman untuk berada di sekolah
maka siswa dapat mengikuti kegiatan di sekolah dengan
sangat maksimal. Dan tentunya hal tersebut sangat
berpengaruh pada prestasi belajar murid dalam
menunjang perkembangan belajar dan potensi murid.
Banyak dampak yang dapat ditimbulkan oleh rasa
tidak nyaman di sekolah. Contohnya adalah mereka
kurang bersemangat saat mengikuti kegiatan belajar
mengajar yang membuat mereka kurang fokus dan
kesulitan menyerap materi pelajarn yang diberikan oleh
guru. Dan tentunya berdampak pada evaluasi belajar
mengajar. Oleh sebab itu, sangatlah penting menjaga
kenyamanan murid-murid ketika berada di sekolah.

-
Selain rasa nyaman, penting juga sekolah senantiasa
menjaga kesehatan. Pendidikan Kesehatan adalah hal
fundamental untuk memulai hidup sehat di sekolah. Bagi
peserta didik, hidup sehat sangatlah penting dimiliki
untuk mendukung terciptanya proses belajar mengajar
yang baik, termasuk juga menopang pertumbuhan dan
perkembangan siswa siswi secara optimal. Hal ini hanya
bisa dicapai dengan syarat-syarat Kesehatan lingkungan
sekolah baik itu dari segi sarana dan prasarana maupun
dari sumber daya manusianya.
Berbagai hal yang dilakukan oleh UPT SPF SD Negeri
Cendrawasih I untuk menjadikan sekolah nyaman dan
sehat. Salah satunya adalah dengan merancang dan
membuat sekolah sebagai tempat berwisata melalui
Lorong wisata sekolah dan kantin yang berwarna warni.
Kata wisata sudah sangat sering kita dengar, bahkan di
kota Makassar kata wisata Lorong sudah tidak asing lagi
karena merupakan salah satu program pemerintah kota
Makassar yaitu menggiatkan wisata Lorong. Hal ini pula
yang telah memberi ide sehingga Lorong sekolah pun
disulap menjadi Lorong tempat murid-murid berwisata di
sekolah.
Sesuai dengan konsep Lorong wisata di kota Makassar,
sekolah kamipun di SDN Cendrawasih mengusung tema
instagramble yang unik dan indah sehingga menarik
perhatian murid-murid yang melewati Lorong wisata
sekolah tersebut, meskipun demikian tetap disesuaikan
dengan sekolah dasar yang berbau pendidikan dan
pengetahuan. Lorong wisata sekolah ini dipercantik
dengan seni mural dengan berbagai kombinasi warna

-
yang menarik. Selain itu, LWS ini juga menyediakan spot
foto tiga dimensi bagi murid-murid yang ingin berfoto.
Lorong wisata sekolah di SD Cendrawasih dibuat sejak
tahun 2021 lalu, dimulai dengan membersihkan Lorong
sekolah tersebut kemudian dinding-dinding sepanjang
Lorong tersebut di haluskan dengan menggunakan
dempul dan plester tembok. Setelah itu dilakukan
pengecatan dasar dan barulah kemudian dibuatkan mural
3 dimensi yang nantinya dapat digunakan untuk berfoto.
Di sepanjang Lorong Lorong itu terdapat gazebo kecil
untuk tempat duduk-duduk siswa. Tempat duduk
tersebut biasanya digunakan untuk membaca atau
belajar. Selain gazebo, terdapat pula ayunan dan luncuran
bagi murid-murid.
Di bagian belakang terdapat pula kantin yang dibuat
berwarna warni. Maksud dari warna warni yang diusung
agar siswa dapat membedakan ciri khas tersendiri setiap
kantin yang berada di sekolah mereka. Selain hal
tersebut, setiap kantin satu dengan lainnya memiliki
menu makanan yang berbeda-beda sehingga siswa dapat
dengan mudah menemukan makanan atau penganan
yang disenanginya.
Makanan atau penganan yang dijual di kantin warna-
warni pun sudah teruji kebersihan dan kesehatannya bagi
yang menikmatinya. Makanan atau kue-kue yang
berpotensi dihinggapi lalat maka akan ditempatkan di
dalam lemari kaca ataupun ditutup dengan platik tembus
pandang sehingga aman dari hinggapan lalat ataupun
debu.
Dengan adanya Lorong Wisata Sekolah dan Kantin
warna-warni siswa di UPT SPF SD Cendrawasih dapat

- 63
menikmati kenyamanan bersekolah yang kemudian
berpengaruh pada prestasi sekolah yang terus
meningkat. Demikian pula dalam hal kesehatan, pihak
sekolah terus menumbuhkan dan menerapkan perilaku
sehat dan bersih dalam lingkungan sekolah akan memiliki
bekal untuk mengikuti lomba Sekolah Sehat ataupun
lomba-lomba lainnya.

- 64
Profil Penulis

Basri kamaruddin, lahir di Ujung Pandang (sekarang


Makassar), Sulawesi Selatan, 14 Oktober 1970. Anak
pertama dari delapan bersaudara ini, adalah hasil
perkawinan Kamaruddin A. (alm,2006) dengan Patimasang
(alm,2012). Almarhum. Sang ayah adalah PNS BKD Kantor
Gubernur SulSel(purnabakti 2004).Masa sekolah Basri,
dihabiskan di Kota Makassar. SD tamat di SDN mamajang II
tahun 1983,lalu SMP tamat tahun 1986 di SMP YAPEND
Bungaya, kemudian SMA lulus tahun 1989 di SMAN 8
,menyelesaikan D2 PGSD di IKIP UP tahun 1992,selanjutnya
program sarjana S1 di UNM. makassar lulus tahun 2002
terakhir menyelesaikan Program Pasca Sarjana di UNSAT
tahun. 2012.Adapun Riwayat Pekerjaan sebagai abdi negara
dalam profesi pendidik adalah dimulai tahun 1993 sebagai
guru di SDN Pattingalloang I Kec. Ujung Tanah kota
Makassar hingga tahun 2008. Pertama kali diamanahkan
sebagai guru dengan tugas tambahan kepala sekolah di
SDN Layang IV/72 kecamatan Bontoala tahun 2008-

- 65
2009,lalu dimutasi sebagai Kepala sekolah di SDN Sudirman
III Kec. Ujung Pandang tahun 2009-2013 ,selanjutnya
menjadi. Kepala Sekolah di SDN Sudirman I Kec. Ujung
Pandang tahun 2013-2016 roda mutasi membawa saya ke
SDN Mangkura IV sebagai Kepala Sekolah tahun 2016-2020,
tahun Maret 2020 -Maret 2021 merasakan kembali sebagai
pendidik di UPT SPF SDN Cendrawasih I Kecamatan
Mamajang, sebelum. Kembali menjadi Kepala Sekolah
sebagai Plt Kepala sekokah di UPT SPF SDN Cendrawasih I
terhitung 1 April 2021- sekarang menunggu penugasan
Defenitif dari Walikota Makassar) setelah mengikuti Tes
Asesmen Calon Kepala sekolah tahun 2022 bersama seluruh
Kepala sekolah SD/SMP negeri baik yang sudah defenitif
mauupun yang plt serta para guru penggerak yang
memenuhi syarat ikut tes tersebut.

- 66
Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Melalui Kelas Tahfiz
Oleh Nurul Hikmah NR

Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan


kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta
didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Profil
Pelajar Pancasila merupakan bagian dari visi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia
sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi
global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,
dengan enam ciri utama yaitu beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global,
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Dimensi pertama dalam Profil Pelajar Pancasila adalah
dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berahlak mulia. Pelajar Indonesia dalam dimensi ini
didefenisikan sebagai pelajar yang berakhlak dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami
ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan
pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.

- 67
Terdapat lima elemen kunci dalam dimensi ini yaitu: (1)
akhlak beragama; (2) akhlak pribadi ini; (3)
akhlak kepada manusia; (4) akhlak kepada alam; dan (5)
akhlak bernegara.
Untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila terutama
dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan Berahlak Mulia beserta seluruh elemen kunci dalam
dimensi tersebut, UPT SPF SD Negeri Batutambung
mengadakan Program Kelas Tahfiz yang merupakan kelas
khusus bagi peserta didik yang memiliki motivasi kuat dan
minat untuk menjadi hafidz. Syarat minimal untuk
mengikuti program yaitu memiliki kemampuan membaca
Al-Qur’an dengan lancar dan siap mengikuti program.
Kelas Tahfiz dibuka untuk 2 rombongan belajar dengan
jumlah 25 peserta didik per rombel dengan pencapaian
target hafalan Al-Qur’an minimal juz 30. Kelas Tahfiz ini
memilki tiga tahapan pembelajaran yaitu pra pembelajaran,
pembelajaran dan tahap penilaian.
Dalam pra pembelajaran, peserta didik memerlukan
materi awal yang akan mempersiapkan mereka dalam
mengikuti kegiatan tahfiz. Materi yang dimaksud adalah
Ilmu Tajwid yang membahas tentang cara melafalkan
lafadz-lafadz Al-Qur'an dengan benar.
Secara rinci ruang lingkup pembahasan Ilmu Tajwid
adalah sebagai berikut:
1. Makharijul huruf
Makharijul huruf adalah tempat-tempat keluarnya
huruf pada waktu huruf tersebut dibunyikan. Saat
membaca Al-Qur’an, umat Muslim harus
membunyikan huruf sesuai dengan makhrajnya.

- 68
Sebab, jika terjadi suatu kesalahan dalam pelafalan
huruf, hal itu bisa menimbulkan arti baru.
2. Sifat huruf
Sifat huruf adalah karakter huruf yang muncul ketika
diucapkan, seperti jahr, hams, syiddah, rakhawah, dan
lain-lain.
3. Ahkamul huruf
Membahas hubungan antar huruf seperti ketika nun
sukun atau tanwin bertemu dengan huruf hijaiyah,
maka ada yang dibaca idzhar, ikhfa, iklab dan ada
pula yang diidghomkan dan sebagainya.
4. Mad dan qoshr
Membahas hukum memanjangkan dan
memendekkan bacaan. Ketika membaca Al-Qur’an
ada kaidah mad yang harus dibaca panjang mulai 2
harkat sampai 6 harkat.
5. Waqof dan ibtida’
Artinya menghentikan dan memulai bacaan. Salah
satu aturan ketika membaca Al-Qur’an adalah tidak
boleh mengambil nafas di tengah bacaan. Apabila
sudah habis nafas, maka harus berhenti pula
bacaannya, tapi tidak boleh disembarangan kata
untuk berhenti. Untuk itu, kita harus mengetahui cara
berhenti dan memulai bacaan.
6. Rosm Utsmani
Rosm bisa diartikan metode penulisan. Rosm Utsmani
atau disebut juga rosmul Qur'an adalah tata cara
penulisan Al-Qur'an berdasarkan kaidah tertentu yang
tetapkan pada masa Kholifah Utsman bin Affan.

Pada tahap pembelajaran, peserta didik diberikan target


hafalan yaitu juz 30 yang terdiri atas 37 surah. Target

- 69
hafalan ini dibagi dalam tujuh level. Level pertama terdiri
atas 14 surah yaitu Al-Qaari’ah, At-Takaatsur, Al-Ashr, Al-
Humazah, Al-Fiil Quraisy, Al-Maa’uun, Al-Kautsar, Al-
Kaafiruun, An-Nashr, Al-Lahab, Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-
Naas. Level kedua terdiri atas 5 surah yaitu Al-Alaq, Al-
Qadr, Al-Bayyinah, Al-Zalzalah dan Al-‘Aadiyaat. Level ketiga
terdiri atas 5 surah yaitu Asy-Syams, Al-Lail, Adh-Dhuhaa,
Al-Insyirah dan At-Tin. Level keempat terdiri atas 5 surah
yaitu Ath-Thaariq, Al-A’laa, Al-Ghaasyiyah, Al-Fajr dan Al-
Balad . Level kelima terdiri atas 3 surah yaitu Al-
Muthaffifiin, Al-Insyiqaaq dan Al-Buruuj Level keenam
terdiri atas 2 surah yaitu At-Takwiir dan Al-Infithaar dan
Level ketujuh terdiri atas 3 surah yaitu An-Naba, An-
Naazi’aat dan Abasa.
Adapun metode pembelajaran di Kelas Tahfiz dengan
menghapal bersama, menghapal sambil dikoreksi teman
sebaya, Muraja’ah (menghapal mandiri dengan mengulang
bacaan) dan Talaqi, yaitu memperhatikan dan menirukan
bacaan Al-Quran (tanpa melihat mushaf) yang disampaikan
oleh seorang guru secara langsung untuk mendapatkan
pengucapan makhorijul huruf yang benar.
Muraja’ah ini melalui dua cara yaitu pertama, Muraja’ah
dengan melihat mushaf (bin nazhar), dilakukan dengan cara
membaca ayat baru secara berulang-ulang. Agar dapat
diperoleh hafalan baru yang berkualitas dan tentunya tahan
lama. Dan kedua, Muraja’ah dengan tanpa melihat mushaf
(bil ghaib), dilakukan dengan cara mengulang dari ayat
sebelumnya, melakukan sambung ayat dan hafalan dalam
hati.
Sistem penilaian di Kelas Tahfiz dengan dua cara yaitu
setoran hafalan dan ujian tahfiz. Setoran hafalan yaitu

- 70
menyetorkan hafalan sesuai tugas yang diberikan guru dan
dilaksanakan sekali dalam sepekan yaitu setiap hari Selasa
sedangkan ujian tahfiz, dilaksanakan setiap akhir semester.
Hasil ujian diberikan dalam bentuk laporan evaluasi (Raport
Tahfiz). Bagi peserta didik yang telah menyelesaikan target
hafalan 1 juz akan diberikan sertifikat Tahfiz dan akan
diwisuda.
Dengan kelas tahfiz ini diharapkan mencetak peserta
didik yang terbiasa dengan aktivitas membaca dan
menghafal Al-Qur’an, memiliki akhlak mulia, karena dekat
dengan Al-Qur’an hati menjadi tenang dan bahagia dan
dapat mengubah perilaku menjadi lebih baik serta
menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

-
Profil Penulis

Nurul Hikmah NR, S.Pd.I.,M.Pd. I. Lahir di Sengkang


pada 11 Mei 1980 dan sekarang diberikan amanah sebagai
Kepala UPT SPF SD Negeri Batutambung Makassar. Puteri
pertama dari pasangan Drs.H.M.Nasir dan Dra.Hj.Rosmini.
Menyelesaikan pendidikan dasar di MI As’adiyah No.3
Sengkang pada tahun 1993, dan melanjutkan pendidikan di
MTs As’adiyah Puteri I Sengkang pada tahun 1996 dan MAS
As’adiyah Putri Sengkang pada tahun 1999. Menyelesaikan
studi strata satu di STAI As’adiyah Sengkang pada 2006 dan
menyelesaikan studi strata dua di Universitas Islam
Makassar pada tahun 2014. Mau sharing? Kenalan?
Pembaca bisa menghubungi melalui email:
nurulhikmahnr80@gmail.com

-
Mengeksplorasi Hobi Siswa Melalui Pobia
Oleh : Erny Junardi

Salah satu tujuan pendidikan menurut Ki Hajar


Dewantara adalah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada ana-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Oleh karena itu, seorang guru hendaknya membuat
program-program inovatif yang dapat meningkatkan
kreatifitas murid.
Salah satu program inovatif yang sejalan dengan
pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah POBIA. POBIA
merupakan singkatan dari pojok hobi anak.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa hobi
merupakan kegiatan yang menyenangkan dimana
seseorang memiliki minat dan antusiasme dalam
menjalankannya. Ketika menjalani hobi, seringkali waktu
tak terasa begitu cepat berlalu karena kegiatan yang
dilakukan tersebut sangat menyenangkan.
Sama halnya dengan murid-murid kita, mereka juga
memiliki kegemaran/hobi yang berbeda-beda. Sebagai
seorang guru, sudah sepatutnya mengarahkan hobi
murid agar lebih bermanfaat. Mengesplorasi hobi murid
melalui kegiatan literasi memberikan kesan tersendiri
bagi murid. Hobi murid yang dituangkan dalam bentuk
tulisan, menggambar, maupun dengan bercerita dapat

- 73
meningkatkan kreatifitas, kemampuan lterasi, dan
meningkatkan kepercayaan diri murid. Hobi murid
tersebut diesplorasi pada POBIA (pojok hobi anak). POBIA
merupakan suatu tempat atau ruang khusus yang
dirancang untuk memamerkan hobi atau kegemaran
murid.
POBIA tidak harus mewah atau membutuhkan biaya
yang mahal, tapi kita bisa memanfaatkan aset-aset yang
ada di lingkungan sekolah kita. Aset yang dimaksud
seperti ruang kelas, murid, maupun partisipasi orang tua
siswa.
Pada POBIA, guru akan mengapresiasi dan
mengeksplorasi hobi anak melalui tulisan terkait hobi
mereka. Ketika mereka menulis tentang sesuatu yang
mereka senangi, maka mereka akan menulis dengan
gembira. Sehingga menulis bukan lagi menjadi kegiatan
yang membosankan dan sulit tetapi merupakan kegiatan
yang menyenangkan. Bukan hanya melalui tulisan, hobi
anak juga bisa dieksplorasi melalui kegiatan bercerita
tentang hobi mereka. Selain itu, anak juga bisa memajang
benda-benda yang menunjukkan hobi mereka pada
POBIA.
Ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari
POBIA, diantaranya :
1. Murid bisa berkreasi dan bereksplorasi dengan
gembira.
Di saat murid menulis tentang hobinya pada kertas
yang dibagikan, mereka bisa menulis dengan gaya
bahasa mereka masing-masing. Murid sama sekali
tidak dituntut menulis sesuai dengan kaidah bahasa
baku. Juga tidak ada ketentuan panjang pendek

- 74
karangan. Biarkanlah mereka menulis sesuai
kemampuan mereka.
2. Meningkatkan kemampuan literasi murid.
Hobi murid dieksplorasi melalui kegiatan literasi
seperti menulis, bercerita, maupun hanya sekedar
mendengar cerita dari teman tentang hobinya.
3. Meningkatkan kepercayaan diri anak.
Disaat anak menulis maupun menceritakan hobinya
tanpa ada beban aturan-aturan baku, dengan
sendirinya akan meningkatkan kepercayaan diri
anak karena mereka merasa dihargai.
4. Membangun kolaborasi antara murid, guru, dan
orang tua siswa.
Program POBIA nantinya akan membangun
kerjasama antara murid, guru, kepala sekolah
maupun orang tua siswa.

Adapun langkah-langkah yang dapat kita lakukan


dalam membuat POBIA yaitu :
1. Mengomunikasikan proram POBIA ini kepada
kepala sekolah.
2. Melakukan diskusi serta berkolaborasi dengan
kepala sekolah dan rekan sejawat terkait
program tersebut.
3. Menyiapkan waktu di awal semester untuk bertanya
jawab tentang hobi apa saja yang dimiliki murid.
4. Menugaskan kepada murid membawa
gambar/foto/benda yang menunjukkan hobi
mereka.
5. Murid boleh memilih cara mengomunikasikan hobi
mereka, bisa dengan bercerita sambil menunjukkan
gambar/foto/benda yang menggambarkan hobinya.

- 75
6. Sebisa mungkin murid menuliskan hobi mereka
pada kertas yang dibagikan dan menempelkan
gambar/foto yang dibawanya dari rumah. Setelah
selesai, mereka boleh menambahkan hiasan
dekoratif pada kertas tulisan hobinya agar lebih
menarik.
7. Jangan menuntut murid menulis dengan sempurna,
biarkanlah mereka menulis apa saja terkait hobinya.
8. Semua tulisan dan benda yang menunjukkan hobi
murid dipajang pada POBIA.
9. Menata pojok hobi semenarik mungkin. POBIA
boleh berdampingan dengan Pojok Baca yang ada
di kelas. Bisa juga dengan memanfaatkan dinding
ruang kelas atau dinding luar kelas untuk dijadikan
POBIA. Jika memungkinkan, menyiapkan tempat
atau ruang khusus untuk POBIA itu lebih baik agar
anak lebih leluasa mengeksplor hobi mereka.
10. Tulisan tentang hobi murid yang dipajang pada
POBIA, akan menarik murid yang lainnya untuk
membacanya sedangkan benda-benda terkait hobi
dapat dimanfaatkan di waktu istirahat.

- 76
Di akhir semester genap, guru, kepala sekolah, dan
orang tua siswa dapat berkolaborasi menjadikan tulisan
hobi murid menjadi sebuah karya buku sederhana. Buku
tersebut akan menjadi buah tangan yang akan mereka
bawa pulang dan tentunya akan menjadi suatu
kebanggaan buat anak ketika memiliki karya.
Ke depannya, hobi anak akan diapresiasi melalui
festival POBIA, yaitu sebuah pertunjukan atau pentas
hobi. Setiap anak memiliki kesempatan menampilkan
hobi mereka, misalnya anak yang hobi menyanyi, menari,
modeling, dsb. Dalam festival POBIA anak juga bisa
tampil bercerita tentang hobinya. Untuk anak yang hobi
menggambar, mewarnai, maupun membuat kerajinan,
maka karyanya akan dipajang pada festival POBIA.

- 77
Jadi, apapun bakat minat yang dimiliki murid kita
hendaknya kita apresiasi dengan kegiatan-kegiatan
positif, sehingga mereka bisa belajar dengan bahagia dan
menjadi penerus bangsa yang membanggakan kita
semua.

- 78
Profil Penulis

Erny Junardi, lahir pada tanggal 28 Maret 1984 di Ujung


Pandang. Sampai saat ini saya mengajar di SD. Negeri
Sudirman IV Makassar. Menjadi seorang guru adalah cita-
cita saya sejak kecil. Setahun terakhir ini, saya tertarik pada
dunia menulis karena termotivasi oleh kepala sekolah dan
teman-teman hebat saya. Selain itu, saya juga terinspirasi
oleh pesan Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa
“Semua orang akan mati. Hanya karyanyalah yang akan
abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu
di akhirat nanti.” Mau sharing? kenalan? pembaca bisa
menghubungi melalui Email: ernyathaya28@gmail.com

- 79
Pemanfaatan Limbah Botol Plastik
sebagai Media Berkreasi Furtunik
pada Pembelajaran Seni Budaya dan
Prakarya Kelas V UPT SPF SDN Mangkura Iii
Oleh : Herlyana

Di masa sekarang ini sangatlah penting dan diperlukan


Pendidikan yang dapat mencetak generasi bangsa yang
memiliki daya saing dan berpegang teguh pada karakter
dan budaya Pancasila, sehingga pembelajaran yang
diperoleh tidak hanya pada aspek intelektual saja tetapi
pada aspek penanaman karakter dengan harapan anak siap
dan mampu beradaptasi dengan masyarakat dan dengan
dunia global mendatang.
Di sekolah dasar siswa akam memperoleh bekal
pembelajaran dengan maksud penyiapan dan bekal pada
kehidupannya mendatang. Berbagai kreativitas dan inovasi
ditumbuhkan untuk memecahkan masalah dan berupa
upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi dengan
menumbuhkan sikap kewirausahaan. Kewirausahaan di
sekolah dasar walaupun dinilai belum sampai pada tahap
maksimal namun diharapkan dapat menjadi bekal pada
tingkat-tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Kewirausahaan

- 80
atau biasa diistilahkan entrepreneurship merupakan
gabungan dari kreativitas, inovasi, dan keberanian
menghadapi risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras
untuk membentuk dan memelihara usaha baru.
UPT SPF SD Negeri Mangkura III Kota Makassar telah
mengadopsi entrepreneurship dalam hal pemanfaatan
limbah botol plastik sebagai media berkreasi Furtunik yang
kemudian dimasukkan sebagai materi bahan ajar Seni
Budaya dan Prakarya khususnya siswa kelas V. Produk yang
dihasilkan dari limbah botol tersebut funiture berupa kursi,
bangku, meja, dan furniture lainnya.
Furtunik itu sendiri berupa akronim dari Furniture Unik
merupakan benda-benda yang bermanfaat sebagai alat alat
rumah tangga. Furtunik ini dikerjakan oleh siswa Bersama
orang tua siswa yang dibimbing oleh guru di sekolah
tersebut.
Dikatakan Furniture Unik karena terletak pada bentuk
dan bahan yang digunakan. Alat-alat rumah tangga
tersebut terbuat dari botol-botol bekas ukuran besar yang
kemudian diolah mulai dari membersihkan botol bekas
tersebut lalu mengeringkannya. Setelah itu, botol diisi
dengan kertas koran atau kertas bekas lainnya sampai
benar-benar penuh dan sesak. Barulah kemudian
dikelompokkan menjadi beberapa botol sesuai kebutuhan.
Diikat Bersama menggunakan selotip. Setelah menjadi
bentuk persegi atau bulat, barulah diberi busa pada bagian
dudukannya dan dibungkus menggunakan plastik atau kain.
Bentuk Furtunik ini beragam sesuai keinginan pengguna.
Ada yang berbentuk persegi, persegipanjang, ataupun
bentuk bulat. Warnanya pun beragam dan diberikan
pembungkus yang berwarna warni menyolok sehingga

-
menarik pengguna furtunik tersebut. Berikut ini gambar
proses pembuatan furtunik dan penggunaannya.

Gambar di atas memperlihatkan siswa sedang mengisi botol-


botol dengan kertas bekas atau koran sampai penuh.

Gambar di atas memperlihatkan siswa sedang memadatkan isi


dalam botol dengan menggunakan kayu

Siswa menggunakan bangku berbentuk bulat


dari botol untuk duduknya

-
Profil Penulis

Herlyana, dilahirkan pada tanggal 10 maret 1988 di Cilallang Kabupaten Luwu, Sulawesi
selatan. Merupakan anak pertama, oleh pasangan Bapak Ambottuo, S.E dan Nurhama.
Penulis memasuki jenjang pendidikan kanak-kanak Pembina Amassangan II kec. Malangke
Barat kab. Luwu Utara pada tahun 1992, kemudian memasuki jenjang pendidikan dasar di
Sdn 239 Pao Amassangan II kec.Malangke barat Kab. Luwu Utara dan tamat tahun 2000.
Setelah melanjutkan SMP dan SMA Pesantren Modern Datuk Sulaiman Kota Palopo dan
tamat tahun 2006, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di bangku kuliah Universitas
Negeri Makassar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan D2 dan
selesai tahun 2008, kemudian penulis lulus CPNS tahun 2009 di Sdn Takkalala Kota Palopo,
lalu pindah tugas mengajar di Sdn Mangkura III kec. Ujung pandang Kota Makassar tahun
2011 sampai sekarang, dan di tahun yang sama penulis transfer ke S1 di Universitas Negeri
Makassar jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan dan selesai
tahun 2012. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan Program Pascasarjana
Administrasi Pendidikan kekhususan Pendidikan Dasar di Universitas Negeri Makassar dan
selesai bulan Juli tahun 2020. Bulan Agustus tahun 2020 penulis melanjutkan pendidikan
Program Doktor Administrasi Pendidikan di Universitas Negeri Makassar.

- 83
Literasi Asmaul Husna,
Upaya Menumbuhkan Karakter Religius
Siswa UPT SPF SDN Kakatua Makassar
Oleh Nurwahidah Ahmad

Ide ini berangkat dari kegiatan Jum’at ibadah yang dirasa


monoton, sehingga mendapat masukan dari Ibu Dra. Hj.
Rapida, M.Pd. selaku Kepala Sekolah. Melihat kegiatan
jum’at ibadah setiap pekan dengan memberikan para siswa
hapalan surah dan gema salawat, maka Kepala Sekolah
merasa perlu menambah kegiatan salah satunya dengan
melantunkan asmaul husna sebagai zikir dan
doa. Tujuan melantunkan asmaul husna secara bersama ini
merupakan pembiasaan yang baik agar membentengi siswa
untuk lebih dekat dengan sang pencipta serta
menumbuhkan karakter religius siswa UPT SPF SDN Kakatua.
Sebelum membuat langkah awal pelaksanaan kegiatan,
terlebih dahulu guru PAI memberikan pemahaman kepada
siswa terkait manfaat dan keutamaan membaca (read:
berzikir) asmaul husna. Dengan harapan siswa memiliki
kesadaran untuk mengamalkan asmaul husna dalam
kehidupan sehari-hari. Diantara keutamaan membaca
asmaul husna yaitu:
Berdasarkan hadis Nabi saw.,:

- 84
“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang
satu. Siapa yang menghafalnya ia akan masuk surga.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Selain itu asmaul husna disarankan untuk dibaca tiap
muslim saat hendak berdoa pada Allah Swt., anjuran ini
terdapat dalam hadis berikut:
“Saya meminta kepada-Mu dengan perantara semua
nama-Mu, yang Engkau gunakan untuk menamakan diri-
Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang
Engkau ajarkan kepada seseorang diantara makhluk-Mu,
atau yang Engkau simpan dalam sebagai rahasia di sisi-Mu.”
(HR Ahmad).
Diantara beberapa keutamaan di atas, sebagai guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) saya dan rekan guru PAI
terpanggil untuk memikirkan cara agar siswa mampu
menghapalkan asmaul husna demi tercipta suasana khidmat
ketika siswa melantunkan asmaul husna di lapangan sekolah
pada kegiatan jumat ibadah. Kami pun mengambil langkah
awal dengan mencetak puluhan lembar teks asmaul husna
untuk dibagikan kepada siswa, kemudian meminta siswa
agar teks tersebut ditempelkan pada buku tulis masing-
masing siswa. Selanjutnya setiap jam Mata Pelajaran PAI
saya membagi siswa untuk bertugas memimpin
melantunkan asmaul husna di depan kelas sesuai piket
kelas. Selain itu upaya lain yang dilakukan guru PAI agar
siswa mudah menghapal asmaul husna yaitu memberikan
kesempatan kepada siswa melakukan tutor sebaya, dimana
siswa saling berhadapan sambil menyetorkan hapalan
asmaul husna pada jam istirahat.
Langkah selanjutnya saya dan rekan guru PAI
menyampaikan hal ini kepada Wali Kelas untuk
membiasakan

- 85
siswa melantunkan asmaul husna di awal pembelajaran,
dibantu dengan menayangkan video lantunan asmaul
husna, bertujuan selain agar siswa mudah dalam menghapal
juga untuk keseragaman irama. Karena adanya repon yang
sangat baik dari siswa dan wali kelas akhirnya kegiatan yang
awalnya hanya dilakukan pada setiap jum’at ibadah,
akhirnya dapat dilaksanakan setiap hari. Adakalanya guru
PAI menambahkan kegiatan di awal pembelajaran setelah
literasi asmaul husna, misalnya dengan literasi Al-Quran
atau surah-surah di juz 30, disertai memperlajari makna
yang terkandung pada surah tersebut.
Hal tersebut telah menjadi rutinitas di awal
pembelajaran, lantunan asmaul husna kini terdengar setiap
pagi dan siang di UPT SPF SDN Kakatua Kecamatan Mariso
Kota Makassar. Dimana seluruh siswa UPT SPF SDN Kakatua
secara klasikal melantunkan asmaul husna dengan
memegang kertas bertuliskan asmaul husna, dipimpin oleh
guru kelas masing- masing, kecuali pada jam pelajaran
agama, maka yang memimpin adalah guru PAI. Itulah
pemandangan yang tersaji setiap pagi dan siang di UPT SPF
SDN Kakatua.
Setelah dilakukan pembiasaan membaca asmaul husna,
hampir seluruh siswa mampu menghapal asmaul husna dan
pada kegiatan jum’at ibadah ditampilkan beberapa siswa
untuk menghapal asmaul husna, kemudian siswa yang
tampil diberikan reward oleh kepala sekolah berupa
tambahan uang jajan oleh guru PAI. Sejauh ini siswa
antusias melantunkan asmaul husna dan dengan adanya
kegiatan ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi
seluruh warga sekolah.

- 86
Profil Penulis

Nurwahida Ahmad biasa dipanggil Ida, lahir 30 tahun


lalu tepat pada tanggal 02 April 1992, di Kota Makassar,
domisili di Makassar. Anak sulung dari 5 bersaudara yang
memiliki sifat melankolis dan plegmatis. Lulusan Universitas
Islam Negeri Alauiddin Makassar pada tahun 2013. Memiliki
hobi ngemil, senang bercerita namun kepada orang
terdekat saja dan suka menulis. Saat ini bekerja sebagai
guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar tepatnya di
UPT SPF SDN Kakatua, di samping itu aktif menjadi
pengajar dan pengurus pada TPQ Masjid Darul Hijrah
Kecamatan Mariso Kota Makassar. Pengalaman organisasi,
pernah mengikuti Palang Merah Remaja (PMR) sewaktu
SMA, Mahasiswa Pecinta Masjid (MPM) dan Pengurus
disalah satu lembaga dakwah kampus, saat ini aktif menjadi
pengurus KKG Kecamatan dan KKG Kota. Motto “ jadikanlah
sabar dan salat sebagai penolongmu”.

- 87
Penerapan Budaya Positif
Melalui Kegiatan Restitusi
Oleh Bhakti Pandi Hasin

Penerapan konsep budaya positif adalah sebuah proses


yang dapat menuntun peserta didik untuk menjadi anak
yang berbudi pekerti dan memiliki karakter yang kuat.
Salah satu diantaranya adalah penerapan disiplin positif
yang merupakan pendekatan mendidik anak untuk
melakukan kontrol diri dan pembentukan kepercayaan diri.
Disiplin berbeda sama sekali dengan hukuman meskipun
disiplin sering diterapkan dengan menggunakan teknik
hukuman. Tujuan dari disiplin positif adalah menanamkan
motivasi yang ketiga pada murid-murid kita yaitu untuk
menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri
sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
Teori kontrol merujuk kepada setiap perspektif yang
membahas hal ihwal tentang pengendalian tingkah laku
manusia. Manusia yang bisa kita kontrol adalah diri kita
sendiri, maka guru tidak bisa mengontrol muridnya.
\Orang dewasa tidak bisa mengontrol anak kecil. Dalam
melakukan sesuatu, ada 3 jenis motivasi seseorang untuk
melakukannya, yaitu karena takut dihukum, karena ingin
dipuji, dan karena ingin menghargai dirinya sendiri.
Diantara ketiga motivasi tersebut, yang paling bagus

- 88
adalah karena ingin menghargai dirinya sendiri.
Berdasarkan sebuah pendapat bahwa kita tidak dapat
mengontrol orang lain, kita hanya dapat mengontrol
diri sendiri. Disiplin positif adalah disiplin yang dilakukan
dengan motovasi dalam diri (motivasi intrinsik). Hukuman
dan penghargaan tidak efektif untuk menumbuhkan
disiplin positif, efek yang terjadi hanya disiplin dalam
waktu itu saja, dan ada bekas luka yang tertanam dalam
diri anak. Alangkah lebih baiknya jika kita mengambil
peran manager dalam penanganan anak dengan restitusi.
Posisi kontrol guru ada lima tingkatan, yaitu pemberi
hukuman, pembuat rasa bersalah, teman, pemantau dan
manejer. Disini guru diharapkan bisa berperan sebagai
menager di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan
siswa, mempersilakan siswa mempertanggungjawabkan
perilakunya, mendukung siswa agar dapat menemukan
solusi atas permasalahannya sendiri. Keyakinan kelas
merupakan sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan
kelas tersebut. Pembuatan keyakinan melibatkan semua
warga kelas melalui kegiatan curah pendapat.
Perbedaan antara peraturan dengan keyakinan adalah,
jika peraturan kita yang membuat, jika keyakinan guru
dengan murid yang membuat dan disepakati bersama,
misalnya keyakinan bertanggung jawab berarti murid akan
bertanggung jawab dengan semua yang seharusnya
mereka kerjakan misal mengerjakan tugas, mengembalikan
buku ke perpustakaan dan lain - lain. Seluruh tindakan
manusia memiliki tujuan tertentu. Semua yang kita lakukan
adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa yang
kita inginkan. Ketika kita mendapatkan apa yang kita
inginkan, sebetulnya saat itu kita sedang memenuhi satu

- 89
atau lebih dari satu kebutuhan dasar kita, yaitu kebutuhan
untuk bertahan hidup (survival), kasih sayang dan rasa
diterima (love and belonging), kebebasan (freedom),
kesenangan (fun), dan penguasaan (power). Ketika seorang
murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan
dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal
itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi
kebutuhan dasar mereka.
Ada lagi salah satu penerapan budaya positif yakni
restitusi. Restitusi adalah proses kolaboratif yang
mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah,
dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa
yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus
memperlakukan orang lain. Restitusi membantu murid
menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan
memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya
bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk
menyenangkan orang lain atau menghindari
ketidaknyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang
yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka
percayai. Sebelumnya kita telah belajar tentang teori
kontrol bahwa pada dasarnya, kita memiliki motivasi
intrinsik. Melalui restitusi, ketika murid berbuat salah, guru
akan menanggapi dengan cara yang memungkinkan murid
untuk membuat evaluasi internal tentang apa yang dapat
mereka lakukan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan
mendapatkan kembali harga dirinya. Restitusi
menguntungkan korban, tetapi juga menguntungkan
orang yang telah berbuat salah. Ini sesuai dengan prinsip
dari teori control tentang solusi menang-menang. Ada
peluang luar biasa bagi murid untuk bertumbuh ketika

- 90
mereka melakukan kesalahan, bukankah pada hakikatnya
begitulah cara kita belajar. Murid perlu bertanggung jawab
atas perilaku yang mereka pilih, namun mereka juga dapat
memilih untuk belajar dari pengalaman dan membuat
pilihan yang lebih baik di waktu yang akan datang.
Ketika guru memecahkan masalah perilaku mereka,
murid akan kehilangan kesempatan untuk mempelajari
keterampilan yang berharga untuk hidup mereka. Di
bawah ini adalah ciri-ciri restitusi yang membedakannya
dengan program disiplin lainnya. Restitusi bukan untuk
menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan
Dalam restitusi, ketika murid berbuat salah, guru tidak
mengarahkan untuk menebus kesalahan dengan
membayar sejumlah uang, memperbaiki kerugian yang
timbul, atau sekedar meminta maaf. Karena kalau fokusnya
kesana, maka murid yang berbuat salah akan fokus pada
tindakan untuk menebus kesalahan dan menghindari
ketidaknyamanan, yang bersifat eksternal, bukannya pada
upaya perbaikan diri, yang lebih bersifat internal. Biasanya
setelah menebus kesalahan, orang yang berbuat salah
akan merasa sudah selesai dengan situasi itu sehingga
merasa lega, dan seolah-olah kesalahan tidak pernah
terjadi. Terkadang bisa juga muncul perasaan ingin balas
dendam, bila orang yang berbuat salah sebetulnya merasa
tidak rela harus melakukan sesuatu untuk menebus
kesalahannya. Kalau tindakan untuk menebus kesalahan
dipahami sebagai hukuman, maka mungkin mereka
berpikir untuk membuat situasinya menjadi impas.
Pembalasan seperti ini akan berdampak jangka panjang
karena konfliknya akan tetap ada. Menebus kesalahan itu
tidak salah, namun biasanya tidak membuat kita menjadi

-
pribadi yang lebih kuat. Restitusi sebenarnya juga meliputi
usaha untuk menebus kesalahan, tetapi sebaiknya
merupakan inisiatif dari murid yang melakukan kesalahan.
Proses pemulihan akan terjadi bila ada keinginan dari
murid yang berbuat salah untuk melakukan sesuatu yang
menunjukkan rasa penyesalannya. Fokusnya tidak hanya
pada mengurangi kerugian pada korban, tapi juga
bagaimana menjadi orang yang lebih baik dan melakukan
hal baik pada orang lain dengan kebaikan yang ada dalam
diri kita. Ketika murid belajar dari kesalahan untuk menjadi
lebih baik untuk masa depan, mereka akan mendapatkan
pelajaran yang mereka bisa pakai terus menerus di masa
depan untuk menjadi orang yang lebih baik.

-
Profil Penulis

Bhakti Pandi Hasin, S.Pd. Lahir di Gowa pada 03 Maret


1986. Putra pertama dari pasangan Alm. H. Siradjuddin. Z
dan Hadjerah BSW merupakan salah satu Guru di UPT SPF
SDN Sudirman III kecamatan Ujung Pandang dan saat ini
mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah UPT SPF
SDN Pampang kecamatan Panakkukang. Saat ini juga
tergabung sebagai salah satu Fasilitator pada Program Guru
Pengerak Angkatan VI. Menyelesaikan Program Studi D -II
di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Makassar tahun 2006 dan
melanjutkan lagi studi pada Prodi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar S1 Faklutas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Makassar dan selesai pada tahun 2010. Mau sharing berbagi
informasi dan kenalan silahkan pembaca bisa menghubungi
melalui email: bhaktihasin33@guru.sd.belajar.id.

- 93
Budaya Tabe
Oleh Nuraeni Amir

Indonesia memiliki keragaman budaya tiap daerah yang


berbeda-beda dan menjadi keunikan tersendiri di tiap
daerah. Sikap sopan santun dan ramah-tamah telah menjadi
budaya dan ciri khas masyarakat Indonesia. Namun tiap
daerah memiliki adat istiadat dan etika budaya lokal yang
khas. Contoh di Kota Makassar yang dikenal dengan slogan
Siri na Pacce yang menjadi falsafah budaya lokal Bugis-
Makassar. Siri na pacce merupakan falsafah hidup yang
dipegang oleh masyarakat suku Bugis-Makassar. Nilai-nilai
dalam falsafah tersebut senantiasa dipertahankan
masyarakat Bugis-Makassar dalam tatanan kehidupan. Salah
satunya Budaya Tabe yang dikenal sebagai Budaya lokal
Kota Makassar, sikap lebih menghargai orang lain dan
meminta izin jika berjalan di depan orang lain. Budaya lokal
tersebut kemudian menjadi karakter lokal yang turun
temurun berlaku di masyarakat Bugis-Makassar.
Karakter merupakan watak, budi pekerti, akhlak, ataupun
kepribadian seorang individu yang terbentuk menjadi hasil
internalisasi bermacam-macam kebajikan yang berdasarkan
cara pandang, pemikiran, perilaku, serta cara bertindak
orang tersebut. Kebajikan tersebut mencakup banyak nilai,
etika, dan norma, seperti kejujuran, berani bertindak,
amanah, dan menghargai orang lain (Kemendiknas 2010).
Karakter tidak bisa diajarkan melainkan ditelandankan,

- 94
sehingga pendidikan karakter perlu dibiasakan sejak usia
dini. Tentunya sekolah menjadi salah satu tempat
membimbing dan menerapkan budaya karakter tersebut.
Hal ini yang kemudian menjadi dasar di UPT SPF SDI
Hartaco Indah diterapkannya pendidikan karakter dan
penerapan budi pekerti.
Perkembangan peserta didik yang banyak terpengaruh
dengan budaya luar yang dianggap keren yang banyak
merusak moral dan karakter anak, sehingga tidak sedikit
berdampak pada pergaulan anak. Ini juga dipengaruhi oleh
digitalisasi dimana anak-anak terlalu mudah mengakses
konten-konten yang tidak bermoral. Kondisi seperti ini juga
kami alami di sekolah, banyaknya kasus bullying,
perkelahian bahkan kasus pergaulan bebas yang terjadi di
usia dini. Kasus seperti ini hampir setiap pekan terjadi
bahkan tercatat pada Buku Siswa Bermasalah pada tahun
2020 sampai bulan Desember terjadi sebanyak 186 kasus.
Tentunya hal ini menjadi perhatian sekolah dalam hal ini
Kepala Sekolah, Guru dan Komite. Sehingga melahirkan
Program sekolah yang sejak tahun 2017 menjadi Program
unggulan SD Inpres Hartaco Indah yakni Budaya Tabe.
Kemudian pada tahun 2022 Budaya Tabe ini kami
kembangkan menjadi Program yang tidak hanya
mengajarkan tentang Budaya Tabe tetapi menjadi suatu
akronim Budaya Tertib dan Berkarakter (Budaya Tabe) yang
memiliki program pembinaan yang lebih luas lagi
mencakup karakter dan ketertiban. Adapun yang menjadi
bagian dari pembinaan yang ada pada Program Budaya
Tabe ini adalah bimbingan kerohanian, beriman dan
bertaqwa; bimbingan integritas rasa, berkesenian dan
berkebudayaan; bimbingan kesehatan jasmani dan rohani;

- 95
dan bimbingan konseling. Pada Program Budaya Tabe
memiliki kepengurusan yang melibatkan Kepala Sekolah
sebagai penanggung jawab, guru sebagai pembina dari 3
bagian pembinaan dan Duta Tabe yang terdapat di tiap
rombel yang ada di sekolah kami.
Tabe’merupakan sinonim dari kata permisi dan mohon
maaf sehingga memiliki tujuan utama untuk menjunjung
tinggi rasa hormat kepada sesama. Prinsip utama
penerapan Budaya Tabe’ adalah menghormati orang yang
lebih tua serta menyayangi orang yang lebih muda.
Faktor keluarga merupakan faktor yang pertama kali
mempengaruhi penerapan Budaya Tabe’ sejak dini. Budaya
Tabe’ berperan besar dalam pembentukan karakter anak
serta perkembangan sifat santun dan hormat.
Menyadari pentingnya untuk membangkitkan kesadaran
bersama baik guru maupun orangtua tentang penerapan
tata nilai budaya dan moral disekolah, maka terciptalah
inovasi yang disebut inovasi Budaya Tabe’. Inovasi budaya
tabe ini berperan penting dalam pembentukan karakter
santun dan hormat, baik kepada guru orang tua, maupun
dengan sesama. Melalui penerapan Program Budaya Tabe
ini diharapkan peserta didik memiliki Budaya Tertib dan
Karakter bukan hanya di lingkungan sekolah tetapi juga
menjadi teladan dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat.

- 96
Profil Penulis

Nuraeni Amir, lahir di Makassar pada tanggal 10


Oktober 1983. Merupakan anak pertama dari lima
bersaudara. Bertugas sebagai plt. Kepala Sekolah di UPT
SPF SDI Hartaco Indah Kecamatan Tamalate Kota
Makassar yang juga sebagai guru di UPT SPF SDI
Unggulan Btn Pemda di kelas III. Selain menjadi guru saya
juga aktif sebagai aktivis di Yayasan Dompet Dhuafa pada
Program Sekolah Guru Indonesia dan menjadi Konsultan
Literasi pada Program Sekolah Literasi Indonesia, serta
menjadi Asesor BAN PAUD PNF Sulawesi Selatan. Tugas
tambahan lain yang pernah diamanahkan yakni menjadi
Pengajar Praktik Guru Penggerak Angkatan II dan saat ini
menjadi Fasilitator Guru Penggerak Angkatan VI di
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi.
Penulis merupakan Inovator dari Program Budaya Tabe
(Budaya Tertib dan Berkarakter) yang diterapkan pada

- 97
UPT SPF SDI Hartaco Indah dan telah mendapatkan
penghargaan pada lomba Inovation Mayor Award Tahun
2022 oleh Pemerintah Kota Makassar dan berhasil
menjadi Juara Harapan I kategori Inovasi Sekolah SD dan
SMP.

- 98
Peningkatan Keterampilan Guru
dalam Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi
Melalui Learning Community
di SDN No. 221 Inpres Lambumesang
Kabupaten Takalar
Oleh Hardiansyah

A. Pengertian Berdiferensiasi
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu
baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem
pendidikan. Ia ibarat jantung dari proses pembelajaran.
Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan
dengan hasil belajar yang baik pula. Demikian pula
sebaliknya.
Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang
kurang baik. Sebagian besar siswa belum mampu
menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh
karena itu, perlu ada perubahan proses pembelajaran dari
kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini.
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak
dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air adalah
pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar

- 99 -
siswa yang yang lebih dikenal dengan pembelajaran
berdiferensiasi. Disebut demikian karena pembelajaran ini
dirancang agar siswa diberikan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik dan kompetensi awal yang dimiliki
oleh siswa.
Apa itu pembelajaran berdiferensiasi? Pembelajaran
berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir
kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai
dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa
diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan
tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil,
karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti
pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau
tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun
pembelajaran yang membedakan antara murid yang
pintar dengan yang kurang pintar.
Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi
antara lain; lingkungan belajar mengundang murid untuk
belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang
didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian
berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon
kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.
Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran guru
menggunakan beragam cara agar murid dapat
mengeksploitasi isi kurikulum, guru juga memberikan
beragam kegiatan yang masuk akal sehingga murid dapat
mengerti dan memiliki informasi atau ide, serta guru
memberikan beragam pilihan di mana murid dapat

- 100
mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari. Contoh
kelas yang belum menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi adalah guru lebih memaksakan
kehendaknya sendiri. Guru tidak memahami minat, dan
keinginan murid. Kebutuhan belajar murid tidak
semuanya terenuhi karena ketika proses pembelajaran
menggunakan satu cara yang menurut guru sudah baik,
guru tidak memberikan beragam kegiatan dan beragam
pilihan.
Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di
kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:
1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan
tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan
profil belajar murid (bisa dilakukan melalui
wawancara, observasi, atau survey menggunakan
angket, dll)
2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi
berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai
pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
3. Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah
berlangsung.

Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok


kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil
pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan
tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang
tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga
memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang
tua/wali, maupub dari lingkungannya. Apalagi dimasa
pandemi seperti ini, dimana murid melaksanakan PJJ
sehingga interaksi secara langsung antara guru dengan
murid sangat jarang. Akibatnya data yang kita kumpulkan
untuk memetakan kebutuhan belajar murid sulit kita
- 101
tentukan valid atau tidaknya. Dukungan dari orang tua dan
murid untuk memberikan data yang lengkap dan benar
sesuai kenyataan yang ada. Tidak ditambahi dan juga tidak
dikurangi. Orang tua dan murid harus jujur ketika guru
melakukan pemetaan kebutuhan belajar, baik elalui
wawancara, angket, survey, dll.
Terdapat tiga strategi diferensiasi diantaranya;
1. Direfensiasi konten
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid.
Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa
kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi
dari ketiganya.
Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan
kebutuhan belajar murid.
2. Diferensiasi proses
Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami
atau memaknai apa yang dipelajari.
Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:
a. menggunakan kegiatan berjenjang
b. meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan
yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat,
c. membuat agenda individual untuk murid (daftar
tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat
ambil untuk menyelesaikan tugas,
d. mengembangkan kegiatan bervariasi
3. Diferensiasi produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang
harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato,
rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya.
Produk yang diberikan meliputi 2 hal:

- 102
a. memberikan tantangan dan keragaman atau
variasi,
b. memberikan murid pilihan bagaimana mereka
dapat mengekspresikan pembelajaran yang
diinginkan.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan
memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama
kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan
yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai
dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat
menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang
belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang
merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai
karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan
bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai
kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan
murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi
dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak
tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang
optimal.

B. Langkah-Langkah atau Strategi yang Dilakukan

1. Gambaran pembelajaran Berdiferensiasi


Gambaran pembelajaran berdiferensiasi diperlihatkan
dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada
saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan
keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh
kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.

- 103 -
2.Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi
Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
pembelajaran berdiferensiasi?
a. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan
berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak
orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia
– selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu.
Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi
berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita
olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat
anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang
ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil
karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang,
dan guru yang mendorong anak untuk melakukan
percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang
subur seperti yang dimaksud.
b. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang
bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam
pembelajaran berdiferensiasi perbedaan individual perlu
diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan
mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya

- 104 -
bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar
secara optimal.
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam
pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami
bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain.
Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian
belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu,
anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas
dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk
seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah.
Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif
untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua
jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri
anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sesering-
seringnya memberikan tugas atau mengajukan
pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai
dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik
daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa,
kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya
satu).

- 105
e. Mengembangkan ruang kelas sebagai
lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat
disarankan dalam pembelajaran berdiferensiasi. Hasil
pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi
ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang
dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa
gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi,
karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh
dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata
dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena
dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) me-rupakan
sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak.
Lingkungan dapat ber-peran sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering
membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar
dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus
keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke
ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan
sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan
membuat gambar/diagram.

- 106
g. Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi
dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada
siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru
dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap
kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini
dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam
menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus
konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
memberikan komentar dan catatan. Catatan guru
berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi
pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila
menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan
bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur
berkelompok serta siswa duduk saling ber-hadapan.
Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari
pembelajaran berdiferensiasi. Aktif mental lebih
diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif
mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah
tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan,
takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh
karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab
rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri
maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut

- 107
sangat bertentangan dengan ‘pembelajaran
berdiferensiasi.’

C. Langkah-Langkah yang Dilakukan


Dalam sebuah organisasi belajar, ada satu metode
yang disebut Learning Community. Learning
Community adalah salah satu pendekatan yang holistik
untuk memanejemen pengetahuan antar anggota.
Seorang anggota tim diberikan kesempatan untuk
memberikan materi pelatihan terhadap rekan kerja
sejawatnya yang lain. Tentunya itu membuat keahlian
yang mereka miliki lebih dihargai oleh atasan.
Kegiatan tersebut nantinya akan dilakukan secara
bergiliran oleh seluruh anggota tim, sehingga tim
tersebut mendapatkan banyak informasi dari pengalaman
masing-masing anggotanya. Learning Community ini
bermanfaat untuk mendorong keterlibatan antar tim
organisasi, mendorong semngat untuk berkolaborasi dan
saling mendukung satu sama lain bila target yang sulit
untuk dicapai.
Lalu saat ini bagaimana cara menerapkannya pada tim
anda. Berikut ini adalah langkah sederhana yang bisa
anda coba untuk menerapkannya pada tim kerja anda
meskipun dilakukan dalam jarak jauh.
1. Membuat sebuah networking Learning
Community dari Sesama Anggota Sejawat.Dalam
memulai sebuha networking ini, bangun sebuah
kepercayaan bahwa Learning Community ini adalah
tempat yang tepat untuk memperoleh
pengetahuan. Gunakan sebuah platform belajar
yang mengumpulkan informasi keahlian yang

- 108
dimiliki oleh setiap anggota tim. Masing-masing
anggota menandai bidang keahlian tertentu,
sehingga bila ada anggota tim lain yang butuh
keahlian tersebut dapat menghubunginya dalam
aplikasi tersebut.
2. Rekam sendiri Video dan Bagikan kepada Rekan
Kerja
Membagikan rasa kebersamaan bisa sesederhana
seringnya melihat wajah satu sama lain, sehingga
mintalah anggta tim anda untuk merekam sendiri
sebuah video secara sederhana, video bisa berisi
tutorial atau panduan. Hal ini jauh lebih bermanfaat
bagi sesama rekan kerja dibandingkan harus
mengikuti pelatihan umum. Cara ini juga bagus
untuk menciptakan perasaan koneksi untuk sesama
anggota tim.
3. Sering memberikan feedback
Beri kesempatan kepada setiap anggota untuk
memberikan feedback yang membangun setelah
penerapan Learning Community. Hal ini akan
membuat anggota tersebut merasa mereka
diikutsertakan dalam membangun komunitas
belajar bersama. Dengan banyaknya feedback yang
diberikan, maka akan banyak masukan yang
membangun dalam tim anda.
Kegiatan yang akan diselenggarakan di UPT SDN
No.221 Inpres Labbumesang Kabupaten Takalar
bertujuan:.
a) Meningkatkan pemahaman Guru UPT SDN No.221
Inpres Labbumesang dalam mengembangkan
pembelajaran berdiferensiasi.

- 109
b) Meningkatkan keterampilan Guru UPT SDN No.221
Inpres Labbumesang dalam mengembangkan
pembelajaran berdiferensiasi.

D. Pelaksanaan Learning Community


Pelaksanaan kegiatan learning community
pengembangan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan ini adalah Kepala UPT SDN No.221 Inpres
Labbumesang terdiri dari unsur guru dan staf tata
usaha/operator sekolah yang dilaksanakan pada setiap
hari sabtu setiap bulan berjalan,jika tidak ada acara atau
kegiatan yang bersamaan.Kegiatan ini sifatnay tidak
terlalu dformal dilaksanakan dengan bincang santai
bersama guru guru dan operator sekolah.Permaslahan
yang biasa dibahas adalah permasalahan seputar
pembelajaran dalam sepekan terakhir.
Hasil inovasi terhadap pencapaian pembelajaran atau
pengelolaan sekolah dilihat dari parktek atau pelaksanaan
pembelajarannya, juga terlihat perkembangan yang
cukup menggembirakan. Hal ini karena kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh ketiga orang guru
yang menjadi subyek penelitian sudah memperlihatkan
penerapan pembelajaran berdiferensiasi sudah
dilaksanakan pada tingkatan kelas sesuai fasenya.
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dengan
melakukan refleksi yang mencoba mengungkapkan
keberhasilan pelatihan dalam bentuk leaning community
dan pembahasan dan analisis dengan melakukan refleksi
yang mencoba mengungkapkan keberhasilan maupun
ketidakberhasilan kegiatan bimbingan pasca pelatihan
terungkap bahwa kegiatan learning community

- 110
pembelajaran berdiferensiasi UPT SDN No.221 Inpres
Labbumesang telah memberikan dampak positif bagi
peningkatan pemahaman dan keterampilan guru-guru
UPT SDN No.221 Inpres Labbumesang tentang
pembelajaran berdiferensiasi. Oleh karena itu, kegiatan
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) tentang upaya
peningkatan keterampilan guru dalam penerapan
pembelajaran berdiferensiasi melalui kegiatan learning
community di UPT SDN No.221 Inpres Labbumesang
Kabupaten Takalar dianggap memberikan hasil dan
dampak yang signifikan terhadap peningkatan
keterampilan guru.

-
Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE)
Oleh: JON HENDRI, S. Pd

Anak memiliki karakter yang unik. Seketika tertawa, tiba-


tiba bisa menangis sejadi- jadinya. Mereka fitrah, mereka
bersih. Saya sangat tertarik mempelajari tentang
watak/karakter ini. Selain menambah pengetahuan,
mempelajari hal ini memberikan pengalaman bagaimana
seharusnya mengembangkan kompetensi sosial dan
emosional peserta didik sehingga mereka mampu
mengaktualisasikan dirinya sebaik mungkin ditengah
komunitas masyarakat yang heterogen.
Kompetensi sosial dan emosional yang mesti kita
tumbuhkembangkan memiliki peran penting dalam
keberhasilan pendidikan yang Ananda kita jalani di bangku
sekolah. Sosial emosional learning atau bisa di singkat
dengan SEL adalah proses pembelajaran di mana belajar
untuk mengelola emosi, peduli dengan sesamanya,
mengenali emosi, membuat keputusan yang baik,
berperilaku yang baik dan bertanggung jawab,
mengembangkan perilaku yang positif, serta menghindari
perilaku yang negatif.
Pendidikan sosial dan emosional ini juga berfungsi untuk
mengajarkan pada anak untuk menjadi pribadi atau individu
yang sadar akan dirinya sendiri dan sadar terhadap sosial
disekitarnya, juga diharapkan anak mampu membuat
keputusan yang kompeten dan bertanggung jawab. Proses

-
pembelajaran anak dipengaruhi oleh aspek perkembangan
emosi dan sosial. Karena pada proses pembelajaran ini,
tidak hanya di pengaruhi oleh kemampuan kognitif saja.
Pembelajaran sosial dan emosional juga sangat
berpengaruh pada orang lain, lingkungan, bahkan dirinya
sendiri. Pengembangan aspek ini didapat dari pembelajaran
sosial emosional yang dimana itu adalah proses untuk
mengembangkan sikap, nilai-nilai dan keterampilan yang
diperlukan sebagai modal untuk anak dalam berinteraksi
dengan lingkungan dan sebagai awal dari penanaman
pendidikan karakter pada anak.
Mengelola emosi dengan baik berdampak pada perilaku
yang baik.
Bagaimana peserta didik mampu mengatur emosinya
sedemikian rupa sehingga luapan emosi dapat dikontrol
dengan baik. Dengan akal sehat serta penuh pertimbangan.
Teknik yang dipelajari salah satunya adalah STOP. Stop/
berhenti mengisyaratkan kita untuk menghentikan segala
bentuk aktivitas. Take a deep breath/ tarik nafas dalam
dengan merasakan udara yang masuk dan keluar melalui
rongga hidung dengan melakukannya bebebrapa kali.
Observe/ amati adalah langkah untuk mengamati apa yang
di rasakan tubuh. Amati perut saat membuang nafas. Dan
yang terakhir adalah proceed/lanjutkan, artinya silahkan
melakukan aktivitas kembali denan perasaan yang lebih
tenang.
Ada lima kunci pengembangan dalam aspek sosial
emosional anak yaitu :
1. Self-awareness
Yaitu kemampuan untuk mengenali secara tepat
emosi dan pikiran seseorang dan pengaruhnya

- 113
terhadap perilakunya. Termasuk tepat dalam menilai
kekuatan atau keterbatasan seseorang yang berbeda-
beda, serta memiliki rasa kepercayaan diri dan
optimisme.
2. Self-management
Yaitu kemampuan untuk mengatur emosi orang lain,
pikiran orang lain, dan perilaku efektif dalam situasi
yang berbeda. Termasuk mengelola stres, memotivasi
dirinya sendiri.
3. Social awareness
Yaitu kemampuan untuk memahami etika untuk
berlaku yang semestinya. mengambil perspektif dan
berempati terhadap orang lain dari berbagai latar
belakang yang berbeda- beda, untuk memahami
norma-norma sosial, juga untuk mengenali keluarga,
lingkungan, masyarakat, sekolah, dan sumber daya
masyarakat.
4. Responsible decision making
Yaitu kemampuan untuk membuat atau mengambil
keputusan secara konstruktif serta interaksi sosial
yang didasarkan pertimbangan standar masalah
keamanan, norma-norma sosial, dan konsekuensi
nyata dari berbagai tindakan yang telah dilakukan.
5. Relationship skills
Yaitu kemampuan untuk membangun dan
mempertahankan hubungan yang bermanfaat secara
kelompok atau dengan individu yang beragam.
Termasuk cara untuk berkomunikasi secara jelas,
mendengarkan dengan aktif, bekerja sama, dan
mencari dan menawarkan bantuan bila diperlukan.

- 114
Kelima kompetensi ini sangat penting dikembangkan
sejak anak berusia dini untuk menanamkan keterampilan
sosial. Karena dengan dikembangkannya kelima aspek
sosial emosional didalam diri anak akan tertanam sifat-sifat
baik/ karakter unggul pada diri anak dalam dunia sosial dan
dimasa depan nya. Mengembangkan nya juga di bantu
dengan metode-metode seperti bercerita, bermain
permainan edukatif, bermain peran dan sebagainya tepat
digunakan untuk mengembangkan kelima keterampilan
tersebut.
Hal yang mesti kita pahami dari anak didik kita adalah
memahami dengan benar bahwa Ananda kita memiliki
karakter yang unik. Melihat dari berbagai sisi. Tidak
cendrung menghakimi. Memberikan motivasi dan sugesti
agar semua potensi bisa difasilitasi. Dalam hal ini, peran
orang tua sangat penting dalam membentuk karakter
peserta didik karena madrasah pertama Ananda kita adalah
di rumah.
Sebagai orang tua hendaknya memberi contoh yang
baik bagi anak-anaknya. Orang tua diharapkan dapat
menjadi panutan, sehingga apabila anak memiliki masalah,
orang tualah yang dijadikan tempat mencurahkan segala
permasalahannya itu. Ciptakanlah suasana yang bersahabat
bagi anak. Perlakukanlah mereka sebagaimana mestinya.
Anak adalah amanah yang harus kita jaga. Tanamkanlah
nilai-nilai religi sedini mungkin sebagai pondasi yang kuat
bagi mereka. Karena pada hakikatnya anak terlahir dalam
keadaan fitrah. Sebagaimana disebutkan dalam hadist
berikut:“ Kullu mauluudin yuuladu’alalfithrah, fa abawaahu
yuhawwidaanihi au yunash-shiraanihi au yumajjisaanihi”.
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, hanya kedua

-
orang tuanyalah yang membuat anak itu menjadi yahudi,
nasrani atau menjadi majusi.
Kutipan hadist di atas mengisyaratkan orang tua
mempunyai peran penting bagi tumbuh kembang anak. Di
bawah bimbingan orang tua dan guru serta orang-orang
terdekat dan pendidikan yang diberikan diharapkan anak
menjadi pribadi yang mandiri. Menjadi anak yang dapat
diandalkan.
Dalam menumbuhkembangankan kompetensi sosial
emosional di sekolah, guru dapat melaksanakannya dalam
tiga ruang lingkup, yakni : rutin, terintegrasi, dan protokol.
Masing-masing ruang lingkup memiliki 4 standar yang
menjadi perhatian, yakni : teknik yang digunakan,
penjelasan hal yang dilakukan guru, penjelasan hal yang
dilakukan peserta didik, dan penjelasan tentang tujuan dari
pelaksanaan.
Berikut saya tampilkan contoh pelaksanaan kompetensi
sosial emosional yang terintgrasi dalam proses
pembelajaran :
STRATEGI PENERAPAN KOMPETENSI SOSIAL
EMOSIONALTERINTEGRASI DALAM PEMBELAJARAN
KOMPETENSI STRATEGI
KESADARAN DIRI 1. Teknik : STOP
PENGENALAN EMOSI 2. Penjelasan tentang apa yang
dilakukan guru :
A. Guru berupaya secara kontiniu
mengajak peserta didik untuk
mengenali emosi mereka.
Mengenali emosi diri dan
pengaruhnya.
B. Guru memberikan rangsangan
secara stimulus berupapengakuan

-
KOMPETENSI STRATEGI
diri yang akurat kepada peserta
didik agar peserta didik
mengetahui sumber daya
batiniah, mengetahui
kemampuan dan keterbatasan
mereka.
C. Guru menumbuhkan rasa
percayaan diri, kesadaran yang
kuat tentang harga diri dan
kemampuan diri sendiri.
3. Penjelasan apa yang dilakukan
peserta didik :
A. Peserta didik mendengarkan
penjelasan guru.
B. Peserta didik melakukan instruksi
guru dengan langkah- langkah
teknik STOP.
4. Penjelasan tentang tujuan :
1) Peserta didik mengenal diri serta
emosi yang sedang mereka
rasakan dan mengapa terjadi. (
emosi positif &negatif).
2) Peserta didik menyadari
keterkaitan antara perasaan
mereka dengan yang mereka
pikirkan.
3) Peserta didik mengetahui
bagaimana perasaan mereka
mempengaruhi kinerja.
4) Peserta didik mempunyai
kesadaran yang menjadi pedoman
untuk nilai-nilai dan sasaran-
sasaran mereka.
5) Kesadaran tentang kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-
kelemahannya

- 117
KOMPETENSI STRATEGI
PENGELOLAAN DIRI 1. Teknik : I have (Saya memiliki), I am
MENGELOLA EMOSI (Saya adalah),I can (Saya dapat).
DAN FOKUS 2. Penjelasan apa yang dilakukan guru :
A. Guru menanamkan sikap memiliki
kejujuran akedemik.
B. Guru menanamkan sikap terus
belajar sehingga menjadi
professional.
C. Guru menanamkan dan
mengembangkan SQ, EQ, dan IQ
dalam hidup.
D. Guru menanamkan sikap tanggung
jawab sebagaipeserta didik.
E. Guru menanamkan sikap tepat
waktu dan menepatijanji.
F. Guru menanamkan sikap konsisten
dengan apa yang dikatakan dan
yang dipikirkan,
G. Guru menanamkan sikap
konsekuen dengan apa yang dibuat
dan saling terbuka dengan teman.
3. Penjelasan apa yang dilakukan
peserta didik :
A. Peserta didik melakukan refleksi
dengan apa yangdibuat.
B. Peserta didik membangun relasi
dengan Tuhan.
C. Peserta didik memastikan apa yang
dilakukan tidak melanggar kode
etik.
D. Peserta didik memiliki sikap
teladan dan integritas.
E. Peserta didik bersikap berani saling
menegur dan mengungkapkan
ketidaknyaman.
4. Penjelasan tentang tujuan :
Dengan teknik 3 I, diharapkan siswa

- 118
KOMPETENSI STRATEGI
memiliki sikap jujur, berani mengakui
kesalahan, sikap berani berterus
terang.

KESADARAN SOSIAL 1. Teknik : POOCH ( Problem, Options,


KETERAMPILAN Outcomes, Choices,How )
BEREMPATI 2. Penjelasan apa yang dilakukan guru :
A. Mengajak peserta didik
menemukan kembali perasaan-
perasaannya.
B. Mengajarkan peserta didik
mengenal keinginan- keinginan
sendiri.
C. Mengingatkan peserta didik
secara kontiniu untukmenentukan
relasi diri dengan aspek-aspek
ketaksadaran mereka.
D. Menghimbau, mengajari, dan
bersama peserta didik untuk
memperbanyak zikir sebagai
makhluk ciptaanTuhan YME.
E. Menjelaskan kepada peserta didik
tentang arti dan manfaat
mempertinggi kesadaran diri.
F. Guru berupaya
menumbuhkembangkan rasa
empati dantoleransi peserta didik.
3. Penjelasan apa yang dilakukan
peserta didik :
1) Peserta didik menyempatkan diri
merenung, belajar dari
pengalaman, terbuka bagi umpan
balik yang tulus, perspektif baru,
mau terus belajar dan
mengembangkandiri.

-
KOMPETENSI STRATEGI
2) Peserta didik menunjukkan rasa
humor dan bersedia memandang
diri sendiri dengan perspektif yang
luas.
3) Peserta didik berani tampil dengan
keyakinan diri, berani menyatakan
“keberadaannya”.
4) Peserta didik berani menyuarakan
pandangan yang tidak popular dan
bersedia berkorban demi
kebenaran.
5) Peserta didik berani bersikap
tegas, mampu membuat
keputusan yang baik kendati
dalam keadaan tidak pasti.
4. Penjelasan tentang tujuan :
Dengan teknik POOCH ( Problem,
Options, Outcomes, Choices, How )
yang dilakukan guru, peserta didik
diharapkan memiliki rasa empati dan
toleransi yang tinggi terhadap
siapapun tanpa membedakannya.
Memiki sikap dan karakter yang baik
serta kecakapan hidup yang
memadai.

KETERAMPILAN 1. Teknik : I have (Saya memiliki), I am


BERHUBUNGAN (Saya adalah),I can (Saya dapat).
SOSIAL 2. Penjelasan apa yang dilakukan guru :
DAYA LENTING A. guru memberi kesempatan
(RESILLIENSI ) kepada para siswa untuk bertanya
kepada sesama temannya, dan
juga kepada guru, agar mereka
memiliki kecakapan bagaimana
berkomunikasi dengan orang lain.
B. Guru mengembangkan diskusi
kelas pada topik-topik yang sesuai

- 120
KOMPETENSI STRATEGI
dengan perkembangan usia
mereka.
C. Guru mempersiapkan buku
petunjuk tentang bekerja dengan
orang lain, melakukan diskusi
kelas, dan lain-lain.
D. Guru memberikan cerita-cerita
pendek dan lucu tentang baik dan
buruk yang dapat mereka
diskusikan kembali.
E. Guru mengajarkan empat langkah
menyelesaikan masalah. Pertama,
sampaikan sikap kita tentang
masalah yang dihadapi dan
gunakan kata-kata “saya”. Seperti:
“Saya kecewa anda datang
terlambat.”Lalu, dengarkan
perjelasan dari mereka yang
bermasalah. Selanjutnya, katakan
kembali inti dari penjelasan
mereka yang bermasalah. Lalu
berfikir untuk menyusun pilihan-
pilihan penyelesaian. Terakhir,
putuskan pilihan penyelesaian
masalahnya.
3. Penjelasan apa yang dilakukan
peserta didik :
A. Peserta didik mendengarkan
penjelasan guru tentang
keterampilan berhubungan sosial (
memahami orang lain sebagai
makhluk sosial )
B. Peserta didik melakukan kegiatan
bermain peran ( sosio drama )
dengan teman sekelas.
C. Peserta didik berdiskusi tentang
hal-hal yang mereka rasakan

- 121
KOMPETENSI STRATEGI
tentang kegiatan sosio drama
yang mereka lakukan ).
4. Penjelasan tentang tujuan :
Dengan teknik I have ( Saya memiliki
),I am ( Saya adalah ), I can ( Saya
dapat ) diharapkan peserta didik
mampu berinteraksi sosial dengan
baik. Peserta didik memiliki
kecakapan dalam melakukan interaksi
sosial dan mampu memainkan
perannya dengan baik di tengah-
tengah komunitas masyarakat yang
beragam.
PENGAMBILAN 1. Teknik : POOCH ( Problem, Options,
KEPUTUSAN YANG Outcomes, Choices, How )
BERTANGGUNG 2. Penjelasan apa yang dilakukan guru:
JAWAB A. Guru membuka skemata siswa
dengan memberikan sebuah
“masalah”.
B. Guru menelusuri “solusi “ yang
ditawarkan siswa dari masalah
yang dimunculkan.
C. Guru mengarahkan siswa kepada
lingkup pengambilan keputusan
yang bertanggungjawab.
D. Guru memberikan motivasi secara
verbal dan non verbal
3. Penjelasan tentang apa yang
dilakukan peserta didik :
A. Peserta didik mengamati alur
“masalah” yangdiceritakan guru.
B. Peserta didik melalui kelompok
kecil mencari solusiyang berkaitan
dengan masalah dan lingkup
pengambilan keputusan yang
bertanggungjawab.
C. Peserta didik menyampaikan hasil

- 122
KOMPETENSI STRATEGI
diskusi melalui forumterbuka.
4. Penjelasan tentang tujuan :
Melalui teknik POOCH ( Problem,
Options, Outcomes, Choices, How )
ini, peserta didik diajarkan mengasah
keterampilan sosial emosionalnya
untuk dapat mengambil keputusan
yang bertanggungjawab

Dalam menghadapi peserta didik yang beragam, guru


seyogyanyalah memperhatikan kebutuhan peserta didik
secara menyeluruh. Memperhatikan semua aspek yang
menjadi sasaran kompetensi yang ingin di capai.
Menggunakan strategi dan media yang menunjang
terlaksananya praktik pengembangan kompetensi sosial
emosional. Guru dapat merancang pembelajaran dengan
baik dengan memperhatikan semua aspek yang sudah
disebutkan. Pembelajaran yang disajikan bermakna dan
kebutuhan peserta didik yang beragam dapat terpenuhi
sehingga merdeka belajar yang dicita-citakan dapat
tercapaisesuai filosofi pendidikan Kihajar Dewantara.

- 123
Profil Penulis

Jon Hendri lahir di Padang pada tanggal 29 Mei 1975.


Bungsu dari enam bersaudara pasangan Idrus (Alm) dengan
Yuliana (Alm). Pendidikan Dasar di jalani di SD Inpres 3/77
Teluk Bayur Padang, selesai tahun 1988. SMP Negeri 6
Padang tahun 1991 dan SMA Negeri 6 Padang tahun 1994.
Pernah mengabdi sebagai tenaga honorer pada SD
Muhammadyah Gaung, SDN 21 Teluk Bayur, SDN 09 Teluk
Bayur, dan Madrasah Ibtidayah Swasta (MIS) Mata Air
Padang. Tahun 1997 mengikuti program Pertukaran
Pemuda Antar Propinsi (PPAP) Sumbar-Maluku. Pada tahun
1997 melanjutkan pendidikan D2 PGSD UNP dan selesai
tahun 2001. Selanjutnya mengabdikan diri pada Yayasan
Syarikat Oesaha (YSO) Adabiah Padang sampai tahun 2004.
Diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD)
tahun 2004 Kota Bukittinggi, ditempatkan di SDN 07
Teladan Bukittinggi. Tahun 2005 melanjutkan pendidikan S1
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan
Daerah di STKIP Ahlussunnah Bukittinggi, selesai tahun

- 124
2008. Menikah dengan gadis pujaan hati Mardiah Noer,
S.Pd, guru SMPN 1 Bukittinggi, pada Oktober 2007.
Aktif mengikuti berbagai kegiatan. Salah satunya lomba
baca puisi. Pernah meraih peringkat 1 lomba baca puisi
dakwah tingkat Kota Padang tahun 1996. Pada peringatan
Bulan Bahasa mendapatkan penghargaan 15 puisi terbaik
dalam Lomba Tulis Baca Puisi Antar Guru SD tingkat
Sumatera Barat tahun 2005 dan 2007. Meraih peringkat 1
lomba menulis artikel tentang Kekerasan Dalam Rumah
Tangga Dan Dampaknya Bagi Pendidikan Siswa yang
diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Bukittinggi Tingkat
guru TK/SD dalam rangka memperingati Hari Pendidikan
Nasional tahun 2008. Juara 3 lomba Puisi BiTV (Bukittinggi
Televisi) tahun 2009 dan juara 3 lomba baca puisi
November yang diadakan oleh komunitas INTRO Kota
Payakumbuh tahun 2009. Mengikuti sayembara penulisan
naskah buku pengayaan tahun 2009 dan 2010 yang
diselenggarakan oleh pusat perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. Juara harapan II lomba baca puisi
dakwah se- Sumatera Barat dalam rangka hari radio ke 65
LPP RRI Bukittinggi. Sebagai terbaik III lomba cipta baca
puisi Al Quran tingkat umum se-Kota Bukittinggi dan
Kabupaten Agam. Aktif menulis artikel dan beberapa sudah
dipublikasikan.
Beberapa buku yang sudah diterbitkan, di antaranya :
1. Coretan Masa Bocah ( Kumpulan Puisi ) 2015
ISBN : 978-602-335-130-5
2. Pesan Daun Kelor ( Kumpulan Puisi ) 2016
ISBN : 978-602-335-144-2
3. Tentang Kisah (Antologi Puisi) 2017
ISBN : 978-602-51065-1-4

- 125
4. 11 Inspiring Teacher (Pengalaman Mengajar) 2018
ISBN : 978-602-0721-64-4
5. Salu ( Kumpulan Cerita Anak ) 2019
ISBN : 978-602-5900-22-8
6. Menolong Sesama 2019
ISBN : 978-602-5900-39-6

Selain itu, penulis juga merupakan Instruktur Nasional


Kurikulum 2013 dan beberapa kali menjadi Narasumber
dalam KKG (Kelompok Kerja Guru) dan beberapa sekolah di
Sumatera Barat. Mengikuti berbagai lomba, diantaranya
lomba Guru Berprestasi dan OSN Guru. Tahun 2016
mewakili provinsi Sumatera Barat mengikuti pemilihan guru
berprestasi Nasional. Sekarang mengabdi pada Sekolah
Dasar Negeri Percobaan Padang.
Mengikuti workshop Literasi di Jogjakarta yang di
adakan Kemendikbud tahun 2017, dan di tahun yang sama
mengikuti diseminasi Jakarta. Tergabung dalam panitia
Festival Literasi dan Edukasi Kota Padang dalam rangka
memperingati Hari Guru Nasional yang ke-72 Tahun 2017.
Pernah mengikuti seleksi program pertukaran guru
Indonesia-Korea tahun 2019 di Jakarta, Pembina Olimpiade
Sains Nasional (OSN) SD Cabang Matematika. Pemenang III
Lomba mengajar berbahasa Indonesia tingkat Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2019. Merupakan guru penggerak
Kemendikbud angkatan I tahun 2021. Asesor
Kemendikbudristek 2022. Mengikuti program pertukaran
guru Indonesia-Korea 2022.

- 126
Panggung Aksi Cinta Sekolah Cambaya
(Pentas Cambaya)
Oleh: Hasanuddin Yasin

Di SD Negeri Cambaya Kota Makassar dibangun sebuah


panggung yang diberi nama Panggung Cinta Sekolah.
Panggung ini dibuat di atas sumur tua yang ada di
lingkungan taman sekolah dengan harapan agar anak-anak
dapat dengan aman beraktifitas di sekitar sumur, juga untuk
menambah ruang interaksi murid yang selama ini tergolong
sempit. Panggung tersebut dibuat secara permanen dengan
ukuran 5 x 4 meter. Meskipun panggung SD Negeri
Cambaya masih terbilang sederhana tetapi sudah dapat
digunakan oleh murid untuk berlatih dan pentas seni sesuai
bakat dan minatnya. Melihat kondisi ini, pihak sekolah
kemudian merencanakan pengembangan kegiatan murid
tersebut dalam bentuk wadah Komunitas Sanggar Seni SDN
Cambaya. Hal ini dimaksud agar kegiatan pengembangan
bakat minat murid di bidang seni dapat tersalurkan dan
dikembangkan sehingga murid memiliki keterampilan seni
yang dapat dipentaskan dan diikutkan dalam setiap lomba
di bidang seni yang dilaksanakan.
Tujuan dari penyediaan panggung tersebut yaitu
tersedianya lingkungan sebagai tempat melatih
keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses

- 127
pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya.
Lingkungan yang dikembangkan dengan program
panggung bakat minat ini akan melatih keterampilan murid
dalam mengembangkan minat dan bakatnya khususnya di
bidang seni atau non akademik lainnya. Sesuai dengan
namanya,”PANGGUNG CINTA SEKOLAH” program ini
diharapkan agar murid akan semakin tertarik bersekolah
dengan demikian dapat berpengaruh dalam menurunkan
tingginya siswa putus sekolah di lingkungan sekolah SD
Negeri Cambaya, begitu pula dengan adanya Komunitas
Sanggar Seni SD Negeri Cambaya Makassar dapat
memberikan layanan kepada masyarakat sekitar yang
membutuhkan dan yang terpenting dapat membina bakat
serta minat yang dimiliki oleh murid murid.
Panggung bakat minat SD Negeri Cambaya ini biasanya
sering dimanfaatkan pada saat pembinaan program
ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat minat murid
di SDN Cambaya dalam bidang seni. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap hari Sabtu dimulai pukul 08.00.
Kegiatan yang biasanya dilakukan dengan memanfaatkan
panggung di lingkungan taman sekolah antara lain : puisi,
tari, nyanyi, dan kegiatan seni lainnya
Dipilihnya program ini karena program ini memberikan
kesempatan kepada murid untuk mengasah kemampuan
bakat dan minatnya serta menyalurkan hobi dan persiapan
lomba seni. Dari kegiatan ini, juga akan memberikan
pembiasaan murid untuk tampil di depan umum dengan
percaya diri serta dapat membangun interaksi positif antar
murid.
Program Panggung Bakat SD Negeri Cambaya memberi
kebebasan kepada murid untuk memilih jenis pentas dan

- 128
mengatur jadwal kegiatan seni Yang akan dipentaskan
setiap hari Sabtu. Sekolah memberi ruang diskusi bagi
murid untuk mengemukakan ide tentang kegiatan yang
dilakukan Di panggung bakat minat tersebut. Dalam
pengembangannya sekolah akan membentuk komunitas
dan menyusun kepengurusan untuk mewadahi dan
mengontrol kegiatan pentas bakat minat tersebut.

- 129
Profil Penulis

Hasanuddin, S.Pd., M. Pd; Lahir di Sinjai, 03 Desember


1972, Pegawai Negeri Sipil saat ini bertugas sebagai Kepala
UPT SPF SD Negeri Cambaya Kota Makassar. Anak keempat
dari pasangan Muhammad Yasin dan Hj. Sitti Aisyah.
Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Nomor 56
Kabupaten Sinjai tahun 1985,kemudian melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri Tondong Kabupaten Sinjai 1988
dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Sinjai 1991.
Kemudian tahun 2000 menyelesaikan pendidikan Diploma II
PGSD, Strata satu tahun 2009 dan Strata dua tahun 2017
ketiganya diraih di Universitas Negeri Makassar. Hobbi Olah
raga, Traveling dan baca buku. Mau sharing ? silahkan di
email hasanyasin812@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai