Anda di halaman 1dari 112

PENGARUH KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KETENANGAN

HATI
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Jurusan Tasawuf Psikoterapi
Fakultas Ushuluddin

Disusun oleh
Abdul Wasik
(1141040160)

JURUSAN TASAWUF PSIKOTERAPI FAKULTAS USHULUDDIN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
PENGARUH KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP
KETENANGAN HATI
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung)

Oleh :

Abdul Wasik

1141040160

JURUSAN TASAWUF PSIKOTERAPI

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018

i
SURAT PERTANGGUNGJAWABAN
PENULISAN SKRIPSI

Bismillahirrahmanirrahim,

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Abdul Wasik

NIM : 1141040160

Jurusan/Fakultas : Tasawuf Psikoterapi/Ushuluddin

Alamat : Desa Mayong RT : 04 RW : 01 Kec. Karangbinangun Kab.


Lamongan Prov. Jawa Timur.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Skripsi ini tidak pernah dikumpulkan kepada lembaga pendidikan

tinggi manapun untuk mendapatkan gelar akademik apapun.


2. Skripsi ini adalah benar-benar hasil karya saya secara mandiri dan

bukan merupakan plagiasi atas karya orang lain.


3. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa

skripsi ini sebagai hasil plagiasi, saya bersedia menanggung segala


konsekuensi hukum yang terjadi.

Bandung, 02 Maret 2018

Abdul Wasik

ii
PENGARUH KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP

KETENANGAN HATI

(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung)

Oleh :

Abdul Wasik

NIM : 1141040160

Mengetatui

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Yumna, M.Ag H. Mulyana, Lc., M.Ag


NIP. 196607132000031002 NIP. 196312291997031002

Mengetahui :

Ketua Jurusan Dekan

Tasawuf Psikoterapi Fakultas Ushuluddin

Drs. H. Hasan Mud’is, M.Ag Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag


NIP. 196404091993031002 NIP. 196909151995031001

iii
PENGESAHAN

Skripsi Berjudul: Pengaruh kebersihan lingkungan terhadap ketenangan


hati (studi kasus di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung) telah
dipertanggungjawabkan dalam Sidang Ujian Munaqasyah Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, pada tanggal 26 bulan Februari tahun
2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Sarjana Agama pada Jurusan Tasawuf Psikoterapi.

Bandung, 26 Februari 2018

Sidang Munaqasyah

Ketua Majelis Sekretaris Majelis

H. Mulyana, Lc. M.Ag Dr. H. Wawan Hermawan, M.Ag


NIP 196312291997031002 NIP 197011031996031002

Anggota

Penguji I Penguji II

Dr. Cucu Setiawan, S.Psi.I., M.Ag Dr. Dian Siti Nurjanah. S.Psi.I., M.Ag
NIP. 198008252007101003 NIP. 197802172007102002

iv
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lamongan, pada tanggal 27 bulan


Mei tahun 1996 ia anak ke 2 dari pasangan Turkan dan
Nazilah.

Penulis menyelesaikan pendidikan MI di Mambaul


Ulum dari tahun 2002 sampai tahun 2008, kemudian
SMP di Ma’arif 2 Mayong dari tahun 2008 sampai tahun
2011, pendidikan MA di Fathul Hidayah Pangean
ditempuh dari tahun 2011 sampai tahun 2014, dan
kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tasawuf
Psikoterapi tamat pada tahun 2018.

Selama menjadi mahasiswa , penulis aktif di:

1. CSSMoRA dari tahun 2014 sampai tahun 2018 pernah menjabat sebagai ketua
umum CSSMoRA UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
2. OSAWA dari tahun 2014 sampai tahun 2018 pernah menjabat sebagai ketua
umum OSAWA.
3. HMJ Tasawuf Psikoterapi dari tahun 2015 sampai 2016 sebagai anggota Badan
Semi Otonom bagian Pers.
4. Majalah Santri dari tahun 2015 sampai tahun 2017 sebagai tim redaksi.
5. Jurnal Syifa Al-Qulub dari tahun 2016 sampai tahun 2018 sebagai layouter.
6. HIMAFAH dari tahun 2014 sampai tahun 2018 pernah sebagai pengurus bagian
Sumber Daya Manusia (SDM).
7. Dll.

v
Motto :
‘’
SEBAIK-BAIK MANUSIA
ADALAH MEREKA YANG
BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN

Persembahan :

SUJUD SYUKUR SKRIPSI INI
KUPERSEMBAHKAN KEPADA
KELUARGAKU

vi
ABSTRAK

Abdul Wasik : Pengaruh Kebersihan Lingkungan Terhadap Ketenangan Hati


(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung)

Di pondok pesantren semua interaksi sosial terjadi dalam konteks pendidikan,


seperti halnya di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung, semua kegiatan dan
lingkungan didesain sebaik mungkin guna agar para santri betah dan nyaman dalam
belajar. Akan tetapi, pada kenyataanya tidak jarang lingkungan pondok pesantren kotor
dan berantakan bahkan sampai beberapa santri terkena penyakit kulit. Mirisnya, hal
tersebut sudah dianggap biasa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kebersihan lingkungan,


mengetahui kondisi ketenangan hati santri, dan pengaruh kebersihan lingkungan
terhadap ketenangan hati santri di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung. Dan peneliti
berharap bisa memberikan pemahaman ke masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan untuk ketenangan hati.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
perhitungan statistik. Observasi merupakan awal-mula tahap penelitian di Pondok
Pesantren Al-Wafa’ Bandung. Berikutnya wawancara kepada pihak pengasuh Pondok
Pesantren dan santri guna untuk menggali informasi. Sedangkan proses pengambilan
data menggunakan kuesioner (angket) dan kemudian diolah menjadi angka-angka dan
di bantu dengan IBM SPSS Statistics 24.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
kebersihan lingkungan adalah kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Hati yang
tenang dalam prespektif Al-Ghozali adalah hati yang penuh dengan taqwa, tumbuh
subur karena beroleh perhatian seksama, tersucikan dari akhlak yang buruk, tercetus di
dalamnya ide-ide kebaikan dari khazanah kegaiban.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh di lapangan dan setelah melalui proses
analisis data, maka ditemukan bahwa: 1. Kondisi kebersihan lingkungan di Pondok
Pesantren Al-Wafa’ Bandung 74 % dari kriteria yang ditetapkan dalam penelitian. 2.
Ketenangan hati santri Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung mencapai 75 % dari
kriteria yang ditetapkan dalam penelitian. 3. Kebersihan lingkungan memiliki pengaruh
positif terhadap ketenangan hati santri di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung
mencapai 35,5 % sisanya di bengarihi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa; semakin bersih lingkungan semakin tenang
hati seseorang, dan semakin kotor lingkungan semakin tidak tenang hati seseorang.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang, atas segala limpahan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Kebersihan Lingkungan Terhadap

Ketenangan Hati (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Wafa, Bandung). Shalawat

beserta salam dilimpahcurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW beserta

keluarganya, para sahabat, para tabi’in dan semoga sampai kepada ummatnya hingga

akhir zaman.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

memberikan dukungan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moril

maupun materil, khususnya kepada:

1. Orang tua penulis, Bapak Turkan yang senantiasa memberikan semangat tiada

henti sehingga penulis selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik.

2. Bapak Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Bapak H. Mulyana,

Lc. M.Ag selaku Wakil Dekan Bagian Akademik, Bapak Dr. H. Engkos

Kosasih, M.Ag selaku Wakil Dekan Bagian Kemahasiswaan serta Bapak Dr.

H. Wawan Hernawan, M.Ag selaku Wakil Dekan Bagian Keuangan, penulis

ucapkan terima kasih banyak atas bimbingannya.

3. Bapak Drs. H. Hasan Mud’is M.Ag selaku Ketua Jurusan Tasawuf Psikoterapi.

Terima kasih atas bimbingannya selama ini dan Bapak Drs. Muhtar Gojali,

viii
M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Tasawuf Psikoterapi, terima kasih atas

bimbingannya.

4. Bapak Drs. Yumna., M.Ag dan Bapak Mulyana., Lc. M.A selaku pembimbing

I dan II yang telah memberikan bimbingan serta saran-saran kepada penulis

sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Kementrian Agama Republik Indonesia, Direktorat Pendidikan Diniyah dan

Pondok Pesantren yang telah menjadi fasilitator bagi penulis untuk menempuh

pendidikan di Perguruan Tinggi melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi

(PBSB).

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin khususnya di Jurusan Tasawuf

Psikoterapi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis. Semoga

ilmu yang diberikan bermanfaat dan membawa keberkahan.

7. Keluarga besar Pondok Pesantren Al-Wafa Cibiru Hilir, Bapak Prof. Dr. K.H

Rahmat Syafe’i Lc. M.A selaku Pimpinan Pondok Pesantren Al-Wafa Cibiru

Hilir Bandung beserta keluarga. Terima kasih atas segala dukungannya.

8. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Sunan Gunung Djati

Bandung, Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Badan Perpustakaan dan

Kearsipan Daerah (BAPUSIPDA) Jawa Barat yang telah memberikan fasilitas

untuk mendapatkan referensi dalam penulisan skripsi ini.

9. Kepala Bagian Tata Usaha dan seluruh staff karyawan pada fakultas

Ushuluddin. Terima kasih atas pelayanannya.

ix
10. Sahabat penulis, khususnya anggota Chicken village : Fahru, Imam, Mang

Dena, Rudi, Firman, Salis, Rai, Asrizal, Arjun, Asri, Dian, Fira, Fiyah, Puja,

Hilya, Aqidah, Aini, Amini, Yuli, Nisen, Novi, Rohmah, Rosma, Kamila, Puja,

Putri, Laila dan anggota kamar penulis yang kece: Dodi, Fikri, Ihsan, Yoga,

Rouf, Ulin. yang selalu memberikan motivasi sehingga penulis bisa

menyelesaikan tugas ini.

11. Keluarga besar CSSMoRA UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan OSAWA,

yang selalu menemani, memberikan semangat.

Akhirnya, Skripsi ini dipersembahkan kepada almamater dan civitas akademika

UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Semoga skripsi ini dapat menjadi setitik

sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi

penulis, pihak terkait dan juga pembaca umumnya. Sekali lagi penulis ucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga apa yang telah

diberikan menjadi amal shaleh disisi Allah Swt. Amin.

Bandung, Maret 2018

Abdul Wasik

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

PERNYATAAN ORSINALITAS .............................................................................. ii

PERSETUJUAN ......................................................................................................... iii

PENGESAHAN .......................................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................... v

MOTTO ...................................................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................... 4

1.4. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 5

1.5. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 7

1.6. Definisi Konseptual dan Operasional........................................................ 11

1.7. Hipotesa Penelitian ..................................................................................... 12

1.8. Sistematika Kepenulisan ............................................................................ 13

BAB II LANDASAN TEORITIK ............................................................................ 14

2.1. Kebersihan Lingkungan ............................................................................. 14

2.2. Ketenangan Hati ......................................................................................... 18

xi
2.3. Lingkungan Pondok Pesantren ................................................................. 27

2.4. Hubungan Lingkungan dan Ketenagan Hati ........................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 32

3.1. Jenis dan Metode Penelitian ...................................................................... 32

3.7.2. Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 46

4.1. Kondisi Kebersihan Lingkungan di Pondok Pesantren Al-Wafa' ......... 46

4.2. Kondisi Ketenangan Hati Santri Pondok Pesantren Al-Wafa' .............. 54

4.3. Pengaruh Kebersihan Lingkungan Terhadap Ketenangan Hati Santri


Pondok Pesantren Al-Wafa'....................................................................... 59

BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 75

5.1. Simpulan ...................................................................................................... 75

5.2. Saran ............................................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... xiv

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 10

Tabel 2 Variabel Penelitian X dan Y ....................................................................... 11

Tabel 3 Daftar Populasi ............................................................................................ 33

Tabel 4 Sampel ......................................................................................................... 34

Tabel 5 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi ........ 39

Tabel 6 Instrumen Angket........................................................................................ 40

Tabel 7 Rangkuman Hasil Uji Validitas ................................................................. 43

Tabel 8 Kriteria Penafsiran Reliabilitas ................................................................ 45

Tabel 9 Rangkuman Hasil Uji ReliabilitAQas ....................................................... 45

Tabel 10 Data Hasil Penelitian Kebersihan Lingkungan ...................................... 50

Tabel 11 Data Hasil Penelitian KetenangaAn Hati Santri .................................. 54

Tabel 12 Kerja koefisien Intensitas kebersihan lingkungan dan ketenangan hati

..................................................................................................................................... 59

Tabel 13 Nilai Interval Intensitas Kebersihan Lingkungan.................................. 64

Tabel 14 Nilai Interval Intensitas Ketenangan Hati .............................................. 66

Tabel 15 Perhitungan dengan IBM SPSS Statistics 24 Correlations ................... 67

Tabel 16 Perhitungan dengan IBM SPSS Statistics 24 Coefficients .................... 69

Tabel 17 Perhitungan dengan IBM SPSS Statistics 24 Coefficients .................... 72

Tabel 18 Perhitungan dengan IBM SPSS Statistics 24 Model Summary ............ 73

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Hidup dalam kesejahteraan merupakan keadaan ideal yang diingini oleh semua

orang. Tidak sedikit orang yang giat beragama; sholat lima waktu selalu ditegakkan,

dzikir selalu dilaksanakan dan sedekah selalu diberikan, akan tetapi pada kenyataannya

banyak orang yang menjalankan hal itu masih bingung dan gelisah. Sehingga timbulah

pertanyaan, sholat yang bagaimana?, dzikir yang bagaimana?, sedekah yang

bagaimana?, dan hal apa yang harus benar-benar diperhatikan sehingga bisa membuat

seseorang bahagia dan sejahtera.

Berikut hadis Nabi Muhammad tentang pentingnya menjaga diri dari barang-

barang syubhat:

َ َ‫ إِ ُن ْال ََحَا‬: ‫ىهللاُ هللاع َعهللاَ ْْ ِ َو َمهللاُ َم يَقع ْ ع‬ ِ ََ ٍِْْ‫ع َْن أَبِي َع ْب ِد هللاِ النُّ ْع َما ِن ْب ِن بَ ِش‬
‫ِِ َي هللاع َع ْنمع َما اَا َ َمِ ِمع ع‬
َ ِ‫ْر ََمِع ْ َ هللا‬

ِ ِ‫امِِِِِِتَ ْب ٍَأَ لِ ِد ْين‬


ْ ‫ع فَقَ ْد‬ ُّ
ِ ‫الشِِِِِِبعمَا‬ َ‫ فَ َم ِن اتُق‬،ِ ُ
‫النِا‬ ٌ ِ‫بَْ ٌِّن َوإِ ُن ْال ََح ٍَا َم بَْ ٌِّن َوبَ ْْنَم َعمِا أع عُ ْ ٌَ عُ ْشِِِِِِتَبِ َم‬
َ‫اع ََ يَ ْعهللاَ عمم ُعن َ ِِ ْْ ٌٍ ُِن‬

ِِّّ ‫ أَََ َوإِ ُن لِ عُك‬،ِ ْْ ِ‫ُ أَ ْن يٍَْ تَ ََ ف‬


‫ َ الٍُا ِعي يٍَْ ع َ َْ ْ َ ْال َِح َم يع ْ ِشِ ع‬،‫ع َواَ ََ فِي ْال ََح ٍَ ِام‬ ُّ ‫ َو َُ ْن َواَ ََ فِي‬،ِ ِِ
ِ ‫الشِبعمَا‬ ِ ٍْ‫َو ِع‬

ْ ‫ى ِهللاَ َج ْال َج َس ِ عد ع هللاُّ ع َوإِ َاا فَ َس ِد‬


‫َع فَ َسِِ َد‬ َ ‫ر‬ ْ ُ‫اَ عُ ع أَََ َوإِ ُن فِي ْال َج َس ِ ِد ع‬
َ ‫ض ِ َة ً إِ َاا‬
ْ ‫ى ِهللاَ ََح‬ ِ ‫َُهللاُِ ِْ ًم أَََ َوإِ ُن ِْ َم هللاِ َُ ََح‬

]‫ْال َج َس عد ع هللاُّ ع أَََ َو ِه َي ْالقَ ْهللاب [َواه البخاَي وُسهللام‬

1
2

“Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata,


Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara
keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang
tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat
berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya. Dan siapa
yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam
perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang
menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang
untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah
bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang
Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging,
jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka
buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “. (Riwayat
Bukhari dan Muslim)1”
Hadis tersebut menjelaskan bahwa kehalalan dan keharaman itu jelas

sedangkan syubhat berada diantaranya, oleh sebab itu hendaknya manusia berhati-

hati dengan barang syubhat supaya selalu terjaga agama dan pribadinya dari hal-hal

yang tercelah disekitar lingkungannya. Dan hadis tersebut juga menjelaskan bahwa

hati merupakan promotor dalam diri manusia. Hati yang kotor memancarkan

prilaku yang tercela dan hati yang bersih memancarkan prilaku yang berbudi.

Menjalankan hidup bermasyarakat seseorang bisa terkena penyakit hati

kapan saja dan dimana saja seperti ujub, takabur, ria’, dengki, dendam, pemarah,

pelit, tamak, dusta khianat, namimah, keras hati dan keluh kesah, yang dapat

mengakibatkan hidupnya resah dan gelisah, sehingga jauh dari ketenangan,

kebahagiaan, kenyamanan. Tetapi, semua hal tersebut dapat diminimalisir dengan

keadaan lingkungan yang baik.

1
Nawawi, Matan Hadis Arbain Imam Nawawi (Bandung: Pustaka Madina, 2014), 13.
3

Lingkungan pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang hampir

keseluruhan interaksi sosial terjadi dalam konteks pendidikan, terutama antara

kyai/guru dengan santri. Oleh karena itu, corak interaksi yang terjadi adalah

interaksi edukatif, baik secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi edukatif

langsung terjadi dalam proses pengajian atau bentuk pengajaran lainnya, sedangkan

interaksi edukatif tidak langsung terjadi dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang

memanfaatkan sagala sarana. 2 Seperti halnya di Pondok Pesantren Al-Wafa’

Bandung semua aktifitas telah didesain sebaik mungkin guna agar para santri

memperoleh ketenangan dan kenyamanan dalam menimba ilmu agama.

Lingkungan yang baik merupakan awal dari hidup yang sehat, baik

jasmani maupun ruhani. Karena kondisi lingkungan yang baik akan mempengaruhi

kenyamanan yang mengakibatkan ketenangan. Meskipun demikian, pada

kenyataanya banyak santri yang menghiraukan kebersihan lingkungan. Terbukti

dari banyaknya sampah-sampah berserakan di sekitar lingkungan pondok pesantren

dan juga banyaknya santri menderita penyakit kulit, seperti; kudik, kurap, kudis dan

masih banyak lagi macam penyakit kulit lainnya.

Mirisnya penyakit-penyakit kulit di lingkungan pondok pesantren sudah

dianggap hal yang sangat biasa, sampai-sampai ada orang yang mengatakan “bukti

santri adalah kudik” artinya bahwa ia tidak bisa dikatakan santri jika belum pernah

terkena penyakit kulit. Tentu hal tersebut tidaklah benar. Karena bagaimana santri

dapat fokus dalam belajar mengaji dan memperoleh ketenangan hati jika dalam

2
Ahmad Syamsu Rizal, “Transformasi Corak Edukasi Dalam Sistem Pendidikan Pesantren,
Dari PolaTradisi Ke Modern,” Jurnal Pendidikan Agama Islam 9, no. 2 (2011): 95–112.
4

dirinya terjangkit beberapa penyakit dan disekitar lingkungannya banyak sampah

yang berserakan.

Berangkat dari permasalahan diatas, peneliti tertarik ingin mengetahi

tentang pengaruh lingkungan terhadap ketenangan hati. Sehingga peneliti dalam

penelitian ini mengambil judul Pengaruh Kebersihan lingkungan terhadap

Ketenangan Hati, (Survei pada santri di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung).

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti mencoba merumuskan persoalan dalam

bentuk pertanyaan. Adapun pertanyaannya sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi kebersihan di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung?

2. Bagaimana kondisi ketenangan hati santri Pondok Pesantren Al-Wafa’

Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh kebersihan lingkungan terhadap ketenangan hati

Pondok Pesantren Al-Wafa’?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Beranjak dari kertarikan dan minat peneliti dalam keindahan dan

kebersihan lingkungan, terutama tentang pengaruh lingkungan terhadap ketenangan

hati, maka tujuan dan kegunaan penelitian ini diantaranya :


5

1. Tujuan

a. Mengetahui kondisi kebersihan lingkungan di Pondok Pesantren Al-

Wafa’

b. Mengetahui kondisi ketenangan hati para santri Pondok Pesantren Al-

Wafa’

c. Mengetahui sejauh mana pengaruh kebersihan terhadap ketenangan hati

Santri Pondok Pesantren Al-Wafa’

2. Kegunaan

a. Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam

pengembangan keilmuan khususnya dalam bidang tasawuf dan psikoterapi

yang berkaitan dengan ketenangan hati.

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharpkan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya

kebersihan lingkungan untuk ketenangan hati sesorang.

1.4. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dari hasil penelusuran peneliti yang menetapkan pengaruh

lingkungan sebagai objek kajian dalam penelitian ilmiah baik jurnal, buku-buku,

skripsi atau tesis adalah Sebagai berikut :

1. Skripsi Raharjanti Fitriana Pusparani (10403247001) berjudul Pengaruh

Lingkungan Sekolah dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar


6

Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bandongan Tahun Ajaran

2012/2013. Mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan

Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta ini

menerangkan tentang pengaruh lingkungan dan dan motivasi belajar terhadap

prestasi siswa di sekolah, dengan metode penelitian kuantitatif peneliti dapat

membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Lingkungan

Sekolah terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Lingkungan Sekolah menjadi

salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi.

Lingkungan Sekolah merupakan kondisi yang ada pada lembaga pendidikan

formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran,

fasilitas dan kebersihan lingkungan sekolah, Dengan pikiran tenang siswa

dapat lebih mudah dalam menerima pelajaran.

2. Skripsi Supriyanti (3100142) Psikoterapi Islam bagi Pribadi Perfeksionis

Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang 2005.

Dangan menggunkan studi literatur, ia memberikan kesimpulan yang

berkaitan dengan penelitian ini bahwa pribadi yang perfeksionis dapat

dibentuk melelui pengajaran agama; melalui guru, kyai, konselor yang

berjiwa agamis, orang tua yang beragama, dan lingkungan sekitar yang

memberikan wawasan keagamaan dan kesadaran diri untuk berubah meniti

pada ketentuannya.

3. Jurnal karya Fathul Lubabin Nuqul Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku

Manusia: Studi Terhadap Perilaku Penonton Bioskop. Penelitian ini

menerangkan pengaruh lingkungan terhadap perilaku seseorang, dan


7

penelitian ini dapat membuktikan bahwa lingkungan baik fisik maupun sosial

akan mempengaruhi kinerja fisik dan psikis seseorang yang juga akan sangat

berpengaruh terhadap perilaku di tempat tersebut, baik perilaku secara

individual maupun perilaku secara sosial.

4. Jurnal karya Mukti Wibowo Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan mengenai lingkungan dengan kepuasan (kedaan

emosional yang menyenangkan) kerja. Semakin bersih lingkungan kerja,

semakin meningkat pula kepuasan dalam bekerja.

5. Jurnal karya Novita Limpo Pengaruh Lingkungan Kelas Terhadap Sikap

Siswa untuk Belajar Matematika. Penelitian membuktikan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara lingkungan kelas dan sikap siswa dalam

keseharian. Semakin kondusif lingkunganya semakin baik juga perilaku

siswa.

1.5. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan untuk mencari suatu kebenaran dari data atau

masalah yang ditemukan, yakni adakah pengaruh kebersihan lingkungan terhadap

ketenangan hati santri di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung.

Suryabrata mengemukakan bahwa lingkungan adalah segala sesuatu yang

berbeda di luar individu dimana dalam keseluruhan tingkah lakunya individu


8

tersebut berinteraksi dengan lingkungannya, baik disadari maupun tidak disadari,

langsung maupun tidak langsung.3

Thaharah (tindakan bersuci) mengandung arti kebersihan (nazhafah), maka


kita bisa mengerti mengapa ia terkait dengan tanzih (penjauhan). Ada thaharah
(selanjutnya ditulis taharah-peny.) yang bersifat maknawi(supra-sensory) dan ada
pula yang bersifat indrawi (sensory); ada thaharah hati ada pula thaharoh anggota-
anggota badan yang telah ditentukan. Thaharoh nonindrawi ialah menyucikan jiwa
dari segenap karakter (akhlak) busuk dan tercela, akal dari segenap noda pikiran
spekulatuf dan kekaburan (syabah), dan mata budi (sirr) dari memandang selain
Allah serta anggota-anggota tubuh yang telah ditentukan. Thaharoh pada wilayah
inderawi ialah kesucian dari hal-hal yang secara naluri ataupun adat dianggap kotor
dan menjijikan manusia. Dan kedua jenis thaharah itu telah ditetapkan dalam
syariat.4

Berdasarkan karya Skinner Thorndike membedakan dua jenis perilaku.

Perilaku yang di tuntut (respondent behaviour) didasarkan pada refleks dan tidak

perluh dipelajari. Misalnya jika anda menyentuh panas, anda akan cepat-cepat

memindahkan tengan anda. Namun, Perilaku operan (operant behaviour) adalah

perilaku hasil belajar dan dilakukan secara spontan terhadap situasi, bukan respon

otomatis. Menurut Skinnner, kebanyakan perilaku manusia bersifat operan

(dipelajari melalui penguatan positif atau negatif). Skinner mengidentifikasi tiga

bentuk respon atau operan yang mengikuti suatu perilaku, yaitu:

1. Operan netral (neutral operant) respon dari lingkungan yang tidak dapat

menambah mengurangi probanilitas perilaku yang diulang-ulang.

3
Mustofa Setyo Ariwibowo, “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa PPKn Angkatan 2008 / 2009 Universitas Ahmad Dahlan Semester Ganjil Tahun
Akademik 2010 / 2011,” Jurnal Citizenship 1, no. 2 (2012): 113–22.
4
Ibn ’Arabi Terj. Ahsin Muhammad, Rahasia-Rahasia Bersuci. (Bandung: Mizan, 2015),
27–28.
9

2. Penguat (reinforcers) respon dari lingkungan yang menambah probabilitas

perilaku yang diulang-ulang.

3. Penghukum (punishers) respons dari lingkungan yang mengurangi probabilitas

perilaku yang diulang-ulang.5

Ketenangan hati merupakan salah satu cari orang yang memiliki kesehatan

mental sempurnah. Menurut Zakiyah Daradjat, kesehatan mental ialah terwujudnya

keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya

penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan

keimanan dan ketaqwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan

bahagia di dunia dan di akhirat.6

Fungsi-fungsi jiwa (hati) seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan

keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerja sama satu sama lain,

sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan, yang menjauhkan orang dari

perasaan ragu dan bimbang, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin.

Keharmonisan antara jiwa (hati) dan tindakan tegas itu dapat diciptakan

antara lain dengan keyakinan akan ajaran agama, keteguhan dalam mengindahkan

norma-norma sosial, hukum, moral dan sebagainya. Fungsi-fungsi jiwa (hati)

dengan unsur-unsurnya, menyesuikan orang dengan dirinya, dengan orang lain dan

lingkungan.7

5
Matt Jarvis, Teori-Teori Psikologi (Pendekatan Modern Untuk Memahami Perilaku,
Perasaan Dan Pikiran Manusia) (Bandung: Nusa Media, 2015), 23–24.
6
Masyhuri, “Prinsip-Prinsip Tazkiyah Al-Nafs Dalam Islam Dan Hubungannya Dengan
Kesehatan Mental,” Jurnal Pemikiran Islam 37, no. 2 (2012): 95–102.
7
Zakiah Darajat, Kesehatan Mental (jakarta: PT Gunung Agung, 1988), 13.
10

Dalam Ensiklopedia Pendidikan kata santri berarti orang yang belajar

agama islam, sehingga pesantren memiliki arti tempat orang berkumpul belajar

agama Islam. Dalam hal ini, santri mendapatkan pelajaran dari pipinan pesantren

yaitu kyai dan para ustaz.8 Pada masa ini pondok pesantren sudah sangat lengkap;

dimana ada ruangan khusus tempat santri tinggal, ada tim pengurus, ada sistem

administrasi dengan jadwal baca kitab, dan lengkap dengan peraturan-peraturan

yang harus ditaati oleh santri.9 Lingkungan pesantren didesain sedemikian rupa agar

para santri menjadi seseorang yang berakhlakul karima.

Agar mempermudah memahaminya, peneliti membuat kerangka pemikiran

yang dijelaskan pada gambar berikut :

Tabel 1 Kerangka Pemikiran

Lingkungan Fisik Lingkungan Sosial

Individu (Santri)

Hati

Prilaku Santri

8
Nasaruddin Umar, Rethinking Pesantren (jakarta: Quanta, 2014), 4.
9
Nasaruddin Umar, Rethinking Pesantren, 9.
11

Dari kerangka pemikiran diatas maka, variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1.5.1. Variabel Penelitian

Penelitian ini meneliti dua variabel yaitu kebersihan lingkungan sebagai

variabel independen (variabel X) dan ketenangan hati sebagai variabel dependen

(variabel Y). kedua variabel ini menjadi titik fokus dalam penelitian ini.

Tabel 2 Variabel Penelitian X dan Y

Kebersihan lingkungan Ketenangan hati


Variabel Independen Variabel Dependen
(X) (Y)

1.6. Definisi Konseptual dan Operasional

1. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna

atau pengaruh terhadap seseorang. Lingkungan yang mempengaruhi ketenangan

hati ini bisa diketahui melalui teknik angket yang telah diisi oleh responden.

2. Ketengangan Hati

Ketenangan hati adalah hati yang merasa tenang tidak resah atau gelisah dengan

hidup yang dijalaninya dan juga kondisi ini dapat mempengahui perasaan, fikiran,

serta perilaku seseorang serta kesehatan badan. Kondisi lingkungan


12

mempengaruhi ketenangan hati ini bisa diketahui melalui teknik angket yang

telah diisi oleh responden.

1.7. Hipotesa Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesis akan diuji di dalam penelitian dengan pengertian bahwa uji

statistik selanjutnya yang akan membenarkan atau menolaknya. Untuk menguji

kebenaran penelitian maka diajukan hipotesa sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang siknifikan antara kebersihan lingkungan

dengan ketenangan hati santri di Pondok Pesantren Al-Wafa’

Bandung.

H1 : Terdapat pengaruh yang siknifikan antara kebersihan lingkungan

dengan ketenangan hati santri di Pondok Pesantren Al-Wafa’

Bandung.

Oleh sebab itu, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Jika santri pondok pesantren Al-Wafa’ Bandung menjaga kebersihan,

maka hati santri akan semakin tenang.

2. Jika santri pondok pesantren Al-Wafa’ Bandung tidak menjaga

kebersihan, maka hati santri akan tidak tenang.


13

1.8. Sistematika Kepenulisan

Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

penelitian, hipotesa penelitian, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab kedua membahas tentang pengaruh kebersihan lingkungan terhadap

ketenangan hati, yang berisi tentang penjelasan kebersihan ingkungan,

rahasia hati, lingkungan pondok pesantren, dan hubungan kebersihan

lingkungan dengan ketenangan hati. Semua itu dilihat secara global atau

umum.

Bab ketiga membahas tentang metode penelitian yang didalamnya berisi tentang

Jenis penelitian, lokasi, waktu penelitian, sumber data, jenis data, sampel,

populasi, teknik penumpulan data, teknik analisa data, dan instrumen

penelitian

Bab keempat membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang didalamnya

berisi tentang konsisi kebersihan lingkungan di Pondok Pesantren Al-Wafa’

Bandung, Kondisi Ketenangan Hati Santri Pondok Pesantren Al-Wafa’

Bandung, dan Pengaruh kebersihan lingkungan terhadap ketenangan hati

santri Pondok Pesantren Al-Wafa Badung.

Bab kelima yaitu berisi tentang penutup yang didalamnya terdapat kesimpulan dan

saran.
BAB II
LANDASAN TEORITIK

2.1. Kebersihan Lingkungan

Secara bahasa kebersihan lingkungan berasal dari dua kata, kebersihan dan

lingkungan. Kebersihan adalah perihal (keadaan) bersih; kesucian; kemurnian;

ketulenan, sedangkan lingkungan adalah daerah (kawasan dan sebagainya) yang

termasuk di dalamnya; bagian wilayah dalam kelurahan yang merupakan

lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa; golongan; kalangan, 10 dalam

kamus Bahasa Inggris environment adalah sesuatu yang berhubungan dengan

lingkungan atau suasana.

Menurut Peraturan Daerah Bandung Tahun : 2005 Nomor : 03 tentang

Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan pada pasal 1 ayat 14

menjelaskan bahwa kebersihan adalah lingkungan kota yang bersih dari

pencemaran udara, pencemaran air dan sampah.11

Sedangkan menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan

Indonesia) suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan

ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung

tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.12

10
“KBBI Offline 1.5.1,” n.d.
11
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 03 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan
Ketertiban, Kebersihan, Dan Keindahan, 2005.
12
Kesmas, “Public Health,” www.Indonesia-Publisth. com, n.d.

14
15

Kebersihan lingkungan sering kali disebut juga dengan kesehatan

lingkungan. Menurut Soekidjo Notoatmojo kesehatan lingkungan adalah suatu

kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif

terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum.13

Organisasi kesehatan dunia (World Health Organisation) Mendefinisikan

kesehatan lingkungan sebagai pengawasan faktor-faktor dalam lingkungan fisik

manusia yang dapat menimbulkan pengaruh merugikan jasmani, maka berarti pula

suatu usaha untuk menurunkan jumlah penyakit manusia sedemikian rupa sehingga

derajat kesehatan optimum tercapai.14

Berdasarkan pandangan para tokoh tersebut, peneliti dapat menyipulkan

bahwa kebersihan lingkungan adalah suatu keadaan dan usaha perseorangan atau

kelompok untuk menjaga kondusifitas (kebersihan/kesucian) keadaan disekitar dari

hal-hal yang dapat merugikan diri.

2.1.1. Lingkungan dan Pembagiannnya

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki

makna atau pengaruh tertentu kepada individu. 15 Sedangkan menurut Beroya

lingkungan adalah segala sesuatu yang mencakupi organisme yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya, pada saat yang sama juga

13
Wahid, “Wahid, S.Pd. (Belajar Biologi, Pendidikan, Internet),” https://wahid-
biyobe.blogspot.com, n.d.
14
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan (Jakarta: Prenada Media, 2017), X.
15
Abdul Mujib and Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2001), 22.
16

dapat mempengaruhi lingkungannya.16 Lingkungan terdiri dari lingkungan sosial

dan lingkungan non sosial (fisik) :

1. Lingkungan Fisik

Lingkungan Fisik, seperti : cuaca (sangat panas atau sangat dingin),

peristiwa alam (seperti gempa, topan badai, banjir bandang, dan tanah longsor),

suasana gadung tempat kerja yang tidak nyaman, perlengkapan kerja yang tidak

mewadai, minimnya sumber air bersih, dan lingkungan yang kotor atau pulutif.17

2. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan,

agama, sikap, standar dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan kemasyarakatan,

organisasi sosial dan politik. Manusia di pengaruhi lingkungan sosial melauli

berbagai mendia seperti TV, pers, seni, literatur, cerita, dan lagu.18

Bila ditarik kesimpulan maka lingkungan adalah segala sesuatu yang berada

di luar diri baik yang dapat dilihat maupun tidak. Secara garis besar lingkungan

terbagi menjadi dua yakni lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Lingkungan

sosial adalah lingkungan yang dihasilkan dari hubungan antar individu (manusia)

baik langsung maupun tidak langsung. Sebaliknya lingkungan fisik adalah

lingkungan yang berasal dari alam, binatang dan bakteri.

16
Marhaeni Ria Siaombo, Hukum Lingkungan Dan Pelaksanaan Pembangunan di
Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), 26.
17
Mujib and Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, 113.
18
Sumantri, Kesehatan Lingkungan, 7.
17

2.1.2. Manfaat Lingkungan Bersih

David Bannet mengemukakan apa yang disebutnya prudensial argument,

yaitu, kelangsungan hidup manusia tergantung dari kelestarian dan kualitas

lingkungannya.19 berikut manfaat dari kebersihan lingkungan :

1. Membuat lingkungan menjadi enak dan nikmat dipandang.


2. Kualitas udara yang lebih baik. Berikut ini adalah beberapa indikator yang dapat
dikategorikan lingkungan yang bersih : Polusi dan juga asap yang sedikit dan
rendah, Tumpukan sampah yang terorganisir dengan baik, sehingga tidak
mengganggu, Sungai dan juga saluran pembuangan air yang bersih.
3. Lingkungan yang jauh dari berbagai macam penyakit.
4. Kepuasaan tersendiri bagi warga lingkungan tersebut
5. Kesehatan lingkungan yang tejaga dengan baik.
6. Membuat lingkungan menjadi lebih sering dikunjungi oleh orang lain
7. Lebih betah dan nyaman tinggal di lingkungan tersebut
8. Dapat menghasilkan penghargaan sendiri.
9. Mempermudah tugas dari tenaga kebersihan
10. Mencegah Banjir 20

Karakteristik kesehatan lingkungan dijelaskan dalam Undang-Undang

tahun 1992 Nomor 23 pasal 22 ayat 3 sebagai berikut :

1. Penyehatan air dan udara.

2. Pengamanan limbah sampah (padat), cair, dan gas.

3. Pengamanan dari radiasi dan kebisingan.

4. Pengamanan vektor penyakit

5. Penyehatan dan pengamanan (Misal : pengamanan pasca bencana).21

Berdasarkan pemaparan tersebut manfaat lingkungan bersih yang paling

utama adalah kenyamanan dan kesehatan diri baik jasmani maupun rohani

19
Ria Siaombo, Hukum Lingkungan Dan Pelaksanaan Pembangunan Di Indonesia, 14.
20
“10 Manfaat Lingkungan Besih Dan Sehat,” http://manfaat.co.id, 2017.
21
Undang Undang No . 23 Tahun 1992 Tentang : Kesehatan, n.d.
18

(perassan/suasana rasa dalam hati) di lingkungan sehingga tidak ada hal-hal yang

merugikan bagi diri.

2.2. Ketenangan Hati

Menurut Al-Habib Umar bin Hafizh bahwa hati (Kalbun), jiwa (nafs), ruh

(ruh), dan akal (‘aql) mempunyai satu makna yang sama, yaitu suatu substasi

lembut, tidak kasat mata (latifah), yang bersifat rabbani dan ruhani, yang

merupakan esensi manusia dan media baginya untuk mengenal dan mengetahui.

Substansi yang bisa mengenal dan mengetahui pada diri manusia ini, kadang

dinamakan hati, ruh, akal, dan kadang pula jiwa.22

Kata hati kadang juga dimaksudkan untuk menyebut daging berbentuk

semacam kerucut yang terletak di sisi kiri dada manusia. Hati dengan baca ini (baca:

jantung) juga terdapat pada tubuh hewan dan ia berasal daru alam malakut dan

syahadah. Kata jiwa pun kadang dimaksudkan untuk menyebut suatu konsep yang

mencakup semua potensi amarah dan nafsu yang ada pada diri manusia. 23

Menurut Al Ghozali secara tegas melihat hati (kalbun) dari dua aspek :
1. Hati (Kalbun) jasmani adalah daging sanubari yang berbetuk seperti jantung
pisang yang terletak didalam dada sebelah kiri;
2. Hati (Kalbun) rohani adalah sesuatu yang bersifat halus (lathif), rabbani, dan
ruhani yang berhubung dengan hati (kalbun) jasmani. Bagian yang kedua ini
merupakan bagian esensi manusia.
Hati (kalbun) jasamani tidak hanya dimiliki manusia, tetapi dimiliki oleh
semua makhluk yang bernyawa seperti binatang. Sedangkan kalbun ruhani hanya
dimilki manusia saja, yang menjadi pusat kepribadiannya. Kendatipun jantung
bersifat fisik, tetapi berkaitan erat dengan kondisi psikologisnya. Apabila kondisi
psikologisnya normal maka ia berdenyut atau berdetak secara teratur, tetapi apabila

22
Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani (Jakarta: Amzah, 2011), 2–3.
23
Etika Ayyub, Etika Islam Menuju Kehidupan Hakiki (Bandung: PT Trigenda Karya,
1994), 3.
19

kondisi psikologisnya terlalu senang atau terlalu resah maka frekuensi denyutnya
lebih cepat atau bahkan lebih lambat dari batas normalitas.24
Perlu diketahui bahwa keutamaan seseorang diukur dengan sejauh mana dia

mengupayakan dan mendambahkan kebijakan. Keutamaan ini akan selalu

meningkat, ketika dia semakin memperhatikan jiwanya dan berusaha keras

menyingkirkan segala yang merintanginya untuk mencapai keutamaan.25

Asy-Syibli ditanya tentang makna ucapan Abu Sulaiman ad-Darani.”Jika

jiwa (hati) telah mendapatkan makanannya, maka ia akan tenang,” maka ia

menjawab, ”Maksudnya adalah jika ia tahu Dzat yang memberinya makanan, maka

ia tenang.”26

Hati yang tenang dalam prespektif Al-Ghozali adalah hati yang penuh dengan

taqwa, tumbuh subur karena beroleh perhatian seksama, tersucikan dari akhlak

yang buruk, tercetus di dalamnya ide-ide kebaikan dari khazanah kegaiban27

Taqwa memiliki makna patuh atau taat. Seseorang yang bertaqwa, secara

ihlas ia mematuhi atau mentaati setiap aturan dari Tuhannya.28 Sedangkan

seseorang tidak dapat dikatakan bertaqwa jika tidak memiliki sifat-sibat berikut :

1. Tidak suka bergaul, kecuali dengan orang yang dapat memperbaiki agamanya
dan dapat membuatnya memelihara kemaluan dan lisannya.
2. Jika mendapat musibah besar dalam urusan duniawi, ia menganggapnya sebagai
hukuman karma.
3. Jika mendapatkan dalam musibah agama meskipun sedikit, ia bersedih.

24
Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, 2011, 86.
25
Darajat, Kesehatan Mental, 39.
26
Terj. Wasmukan dan Samson Rohman Abu Nashr As-Sarraj, Al-Luma’ (Surabaya:
Risalah Gusti, 2014), 139.
27
Deden (201506747) Mardiansyah, “Relevansi Zuhud Terhadap Ketenangan Hati
Menurut Al-Ghozali” (UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2006).
28
Al-Ghozali Terj. Muhammad Nuh, Mempertajam Mata Bathin Dan Indra Keenam
(Mitrapress, 2007), 39.
20

4. Tidak suka perutnya dipenuhi dengan makanan yang halal sekalipun, karena
khawatir tercampur dengan yang haram.
5. Memandang orang lain bersih dari dosa, sementara memandang dirinya dengan
penuh dosa. 29

Sedangkan menurut Rif’at Syauqi Nawawi yang di maksud dengan

hati/ jiwa yang tenang adalah Jiwa yang dirahmati Allah.30 terkandung dalam

Kitab suci Al-Quran yang menjelaskan tentang hati (jiwa) manusia yang

meliputi tiga katagori yakni :

a. Kepribadian Ammarah (nafs al-ammarah)


Kepribadian ammarah adalah kepribadian yang cenderung pada tabiat jasad
dan mengejar pada prinsip-prinsip kenikmatan (pleasure principle). Ia menarik
kalbu manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang rendah sesuai dengan
naluri primitifnya, sehingga ia merupakan tempat dan sumber kejelekan dan tingkah
laku yang tercela.
Firman Allah Swt.:
                 
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang.” (QS. Yusuf: 53)
Kepribadian ammarah dapat beranjak ke kepribadian yang baik apabila ia
telah diberi rahmat oleh Allah SWT. Pendakian kepribadian ammarah menuju ke
tingkat kepribadian yang lebih baik hanya dapat mencapai satu tingkat dari
tingkatan kepribadian yang ada, yaitu kepribadian lawwamah.
b. Kepribadian Lawwamah (nafs al-lawwamah)
Kepribadian lawwamah adalah kepribadian yang telah memperoleh cahaya
kalbu, lalu ia bangkit untuk memperbaiki kebimbangannya antara dua hal. Dalam
upayanya itu kadang-kadang tumbuh perbuatan yang buruk yang disebabkan oleh
watak zhulmaniah (gelap)-nya namun kemudian ia diingatkan oleh nur ilahi,
sehingga ia mencela perbuatannya dan selanjutnya ia bertaubat dan beristighfar.

29
Moh Arif, “Membangun Kepribadian Muslim Melalui Takwa Dan Jihad,” Jurnal Studi
Agama Dan Pemikiran Islam 7, no. 2 (2013): 343–62.
30
Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani (jakarta: Amzah, 2011), 61.
21

Hal itu dapat dipahami bahwa kepribadian lawwamah berada dalam kebimbangan
antara kepribadian ammarah dan kepribadian muthmainnah.
Firman Allah Swt.:
    
“Dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat menyesali (dirinya sendiri). “
(QS. Al-Qiyamah: 2)”
Kepribadian lawwamah merupakan kepribadian yang didominasi oleh
komponen akal. Sebagai komponen yang bernatur insaniah, akal mengikuti prinsip
kerja rasionalistik dan realistik yang membawa pada tingkat kesadaran.
c. Kepribadian Muthmainnah (Nafs al-muthmainnah)
Kepribadian muthmainnah adalah kepribadian yang telah diberi
kesempurnaan nur kalbu, sehingga dapat meninggalkan sifat-sifat tercela dan
tumbuh sifat-sifat yang baik. Kepribadian ini selalu berorientasi ke komponen kalbu
untuk mendapatkan kesucian dan menghilangkan segala kotoran, sehingga dirinya
menjadi tenang. Begitu tenangnya kepribadian ini sehingga ia dipanggil oleh Allah
Swt.31
Firman Allah Swt.:
         
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhai-Nya.” (QS. Al-Fajr: 27-28)
An-nafs al-muthma’innah (jiwa yang tenang) seperti yang disebut dalam
ayat tersebut dalam Surat Al-Fajr (89):27. Jiwa mutma’innah inilah jiwa yang
merupakan jiwa yang di kecualikan dalam firman-Nya, inna an-nafsa la’ammarat
bi as-su’ illa ma rahima robbi (seseunggunya keinginan/nafsu rendah itu pastilah
memerintah pada hal buruk, kecuali jiwa yang di rahmati Tuhanku). Jiwa yang
dirahmati Allah adalah jiwa yang beruntung karena dialah jiwa (hati) yang tenang.32

Abu Nashr as-Sarraj mengungkapkan bahwa ketenangan adalah kondisi

spiritual yang tinggi. Dimana ia merupakan kondisi spiritual seorang hamba yang

31
Arif, “Membangun Kepribadian Muslim Melalui Takwa Dan Jihad,” 66.
32
Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, 2011, 61.
22

akalnya kokoh, iman kuat, ilmunya mendalam, dzikirnya jernih dan hakikatnya

tertancap kokoh.33

Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah mengungkapkan bahwa manusia dibekali

dengan dua jiwa. Jiwa amarah, yakni jiwa yang cenderung pada perbuatan tidak

baik, dan jiwa mutmainnah adalah jiwa yang tenang, penuh keimanan, dan

cenderung pada kebaikan.

Jiwa amarah selalu merasa berat dan sukar untuk melaksanakan amalan

karena Allah, berbeda dengan jiwa mutmainnah atau jiwa yang tenang, ia tidak ada

amalan yang paling berat, kecuali amalan yang diperuntukan kepada selain Allah.34

Berdasarkan pandangan para tokoh tersebut, peneliti dapat menyipulkan

bahwa ketenangan hati adalah keadaan yang terbebas dari penyakit hati seperti;

ujub, takabur, ria’, dengki, dendam, pemarah, pelit, tamak, dusta, khianat,

namimah, keras hati dan keluh kesah, yang dapat mengakibatkan hidupnya resah

gelisah, dan hatinya selalu dapat mengingat Allah sehingga setiap tindakannya

semata-mata karena Allah.

2.2.1. Karakteristik Hati yang Tenang

Jiwa (hati) Manusia yang bersih dari penyakit dan dihiasi dengan akhlak

yang baik. Kita tau, kehidupan yang aman sejahtera dan penuh cinta tidak akan

terwujud apabila jiwa terpenuhi penyakit; saling membenci, saling menyakiti, tidak

33
Abu Nashr As-Sarraj, Al-Luma’, 139.
34
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, Terapi Penyakit Hati (Menjernikan Hati Untuk Menggapai
Ridha Allah) (Jakarta: Qisthi press, 2017), 237.
23

peduli pada lingkungan, dan membuat kerusakan. Jiwa yang bersih menjadi dasar

bagi terciptanya kehidupan manusia yang saling menyayangi dan harmonis.35

Menurut Rif’at Syauqi Nawawi bahwa manusia yang memiliki hati yang
tenang, digambarkan dalam Al-Quran Surah Al-Fajr (89) ayat 27-30 sebagai berikut
:
1. Cenderung ingin kembali dan ingin dekat kepada Allah atau ingin yang sesui
dengan yang digariskan oleh Allah dalam menempuh kebaikan. Hal tersebut
dapat difahami dari fase: irji’i ila rabbik (kembalilah kepada Allah/Robb-mu)
kecenderungannya ialah pada bagaimana hidup ini diselaraskan dengan apa yang
dikehendaki Allah, Robb-nya. Segala sesuatu yang dikerjakannya cenderung
disesuikan dengan nilai-nilai ketuhanan.
2. Menerima dengan rela dan puas terhadap apa yang telah digariskan Allah
kepadanya, dan menjalakan semua dengan perasaan puas pula. Hal tersebut
dapat difahami dari kata “rdhiyat (an)”, ayat 28, yang berarti dalam keadaan
ridha.
3. Batinnya tidak cemas, lagi bersedih, karena merasa optimis untuk memperoleh
rahmat Allah. Inilah yang dimaksud kata “Imardhiyyah” di akhir ayat 28.
Perasaan demikian timbul karena iman yang mantap kepada Allah, amal-amal
shaleh yang nyata dan ikhlas, dan keyakinan yang kuat bahwa allah akan
membalasnya pada hari akhir nanti.
4. Kecenderungan bergabung dengan hamba-hamba yang shaleh untuk mencari
kebaikan-kebaikan dan mencontoh kebaikan mereka. Ini dapat ditangkap dari
fase: fadhkuhi fi ibadi (masuklah dalam golongan hamba-hamba-ku) terdapat
pada ayat 29.
5. Merasa mantap, atas dasar imam yang benar, amalan-amalan yang shaleh yang
nyata dan atas keyakinan bahwa ia pasti dibalasoleh Allah di akhirat, ialah
karaktritik seseorang yang akan masuk surga-Nya.36
Sesunggunya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin,

tidak banyak bergantung kepada faktor-faktor luar seperi keadaan lingkungan,

ekonomi, politik, adat kebiasaan dan sebagainya; akan tetapi lebih tergantung

kepada cara sikap menghadapi faktor tersebut. Kesehatn Metal mempengaruhi

seluruh kehidupan manusia, pengaruh tersebut terbagi menjadi 4 kelompok besar

yakni :

35
Ayyub, Etika Islam Menuju Kehidupan Hakiki, 56.
36
Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, 2011, 62.
24

a. Perasaan
Di anatara gangguan perasaan adalah rasa cemas (gelisa), iri hati, merasa
rendah diri, pemarah, ragu (bimbang) dan macam sebagainya. Macam-macam
tersebut mungkin satu saja yang menonjol, mungkin pula dua atau lebih.
b. Pikiran/kecerdasan
Gejala yang dapat dilihat yaitu : sering lupa, tidak bisa mengkonsentrasikan
pikiran tentang sesuatu hal yang penting, kemampuan berfikir menurun, sehingga
orang merasa seolah-olah ia tidak lagi cerdas, pikirang tidak bisa digunakan seperti
mestinya.
c. Kelakuan
Ketidak tentraman hati sangatlah mempengaruhi kelakuan dan tindakan
seseorang. Misalnya orang yang merasa tekanan, atau merasa gelisah dan akan
berusaha mengatasi perasaan yang tidak enak dengan jelan mengungkapkannya ke
luar.
d. Kesehatan badan
Penyakit-penyakit lain yang banyak terdapat di zaman modern sekarang,
seperti tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah, exceem, sesak nafas dan
sebagainya, disebabkan diantara lain oleh tekanan perasaan yang terjadi karena
tidak mampunya orang mencapai yang diinginkan.37
Berdasarkan pemaparan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa

karakteristik hati yang tenang tergolong menjadi dua indikasi yakni dari kondisi

fisik dan faktor batin/hati. Kondisi tubuh yang sehat atau tidak terjangkit penyakit

yang menggangu pikiran dan batin selalu mengingat Allah.

2.2.2. Menjaga Ketenangan Hati

Kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dari konflik-konflik maupun

problem-problem yang mengakibatkan sebagian kita mengalami ketegangan-

ketegangan, pesimis, dan frustasi. Tidak jarang dalam keadaan demikian orang

37
Kiromin Baroroh, “Pendidikan Formal Di Lingkungan Pesantren Sebagai Upaya
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia,” Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan 3, no. April
(2006): 42–52.
25

lantas menyelesaikannya dengan cara-cara emosional. Selain itu, banyak sekali

yang semberono, menyelesaikan masalah secara serampangan dan latah, atau

menyimpulkan dan melontarkan pertanyaan yang sebenarnya belum final

pengkajiannya pada waktu itu sedang emosi. Untuk menghindari kegiatan buruk

diatas, amat penting bagi kita untuk mengetahui teknik menjaga ketenangan dan

kestabilan jiwa (hati), kesetabilan ini dapat dicapai dengan usaha-usaha dan latihan.

Diantara usaha tersebut adalah :

a. Menciptakan image akan pentingnya menjaga ketenangan emosi.

Sebenarnya sangat banyak pesan-pesan Al-Quran dan Hadis yang berisikan

tentang pentingnya memelihara sikap-sikap kejiwaan. Salah satunya Rosulullah

SAW mempertegaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Aisyah Ra:

Artinya : Ketahuilah, akan aku ceritakan kepada kamu hal-hal yang


karenanya Allah hendak memuliakan perorangan, dan meningkatkan
derajat. “lantas para sahabat menjawab; “Ya”. Dan Rosulullah pun
bersabda: “Berbuatlah lapang dada orang yang bersikap buruk, maafkan
orang-orang yang menzalimu, berilah sesuatu kepada orang-orang yang
tidak memberimu, dan sambunglah orang-ornag yang memutus
persaudaraan denganmu. (Diriwayatka oleh Tabrani)38
Dari pemaparan tersbut memberikan pesan bahwa untuk dapat menjaga

ketenangan hati adalah menjaga hubungan baik dengan lingkungan sosial

masyarakat setempat.

b. Mengusahakan dan membiasakan hidup bergembira

c. Mempelajari faktor-faktor penyebabnya

38
’Adil Rasyad Ghanim, Bersikap Islami (Tinjauan Pedagogis Dan Psikologi) (Jakarta:
Gema Insan Press, 1995), 43–44.
26

d. Menggunakan kegiatan yang timbul karena kemarahan hanya untuk hal-hal

yang bermanfaat.39

Ketenagan hati atau jiwa (Muthmainnah) berbentuk enam kompetensi

keimanan (Rukun Iman), lima kompetensi keislaman (Rukun Islam) , dan multi

kompetensi keihsanan. Aktualisasi bentuk-bentuk ini dimotivasi oleh energi psikis

yang disebut dengan amanah yang dihujamkan Allah Swt di alam arwah (ruh al-

munazzalah).

Realisasi amanah selain berfungsi memenuhi kebutuhan juga melaksanakan

kewajiban jiwa. Dikatakan kebutuhan sebab jika tidak direalisasikan maka

mengakibatkan kecemasan, kegelisahan dan ketegangan, dan dikatakan kewajiban

sebab pelaksanaannya telah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan.40 Salah satu

kewajiban manusia adalah menjaga lingkungan, baik fisik maupun sosial.

Untuk dapat menumbuhkan dan mempertahankan ketenangan hati peneliti

dapat menyimpulkan bahwa faktor yang paling utama yakni menjaga lingkungan

sekitar agar tetap dalam kondisi yang ideal dan nyaman, dan juga melatih hati untuk

lebih memahami segala faktor penyebab ketidak tenangan hati.

39
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007), 50.
40
Budi Darmawan, Zulfan Saam, and Zulkarnaini, “Hubungan Pengetahuan, Sikap,
Perilaku Dan Peran Serta Dengan Kesadaran Lingkungan Hidup Serta Kesanggupan Membayar
Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai Di Kota Pekanbaru,” Jurnal of Enironmental Seience, 2010,
103–16.
27

2.3. Lingkungan Pondok Pesantren

Pesantren sebagai salah satu model pendidikan merupakan salah satu

lembaga, pendidikan tertua di Indonesia. Perkembangan pesantren mulai tampak

pada awal abad 20 yang ditandai oleh pembukaan sistem madrasah dengan

dukungan para ulama yang baru kembali dari Mekah.41

Terdapat tiga elemen dasar pembentuk pondok pesantren sebagai sebuah

subkultur. Pertama, pola kepemimpinan pondok pesantren yang mandiri tidak

terkooptasi oleh negara; kedua, penggunaan kitab-kitab rujukan umum yang selalu

digunakan berabad-abad lamannya; dan yang ketiga, sistem nilai (value system)

yang digunakan adalah bagian masyarakat luas.42

Istilah pondok ini berasal dari kata bahasa Arab yaitu “funduk” yang berarti

“hotel” atau “rumah penginapan”. Memang pada kenyataanya, pondok tidak lebih

seperti rumah penginapan. Khusus ponok pesantrn yang ada di Jawa, struktur

bangunannya mirip padepokan atau “kombogan”, sebuah rumah yang terdiri dari

atas beberapa kamar, biasanya dihuni sekitar 30 orang. Sampai saat ini, di ponok-

pondok tertentu, masih bisa dilihat pondok pesantren dengan struktur bangunan

seperti ini.

Cara mengajarnya unik. Sang kyai, membacakan manuskrip-manuskrip

keagamaan klasik berbahasa Arab (dikenal dengan kitab kuning), sementara para

41
Baroroh, “Pendidikan Formal Di Lingkungan Pesantren Sebagai Upaya Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia.”Jurnal Ekonomi dan Pendidikan 3 no 1 (2016): 42-52.
42
Nazaeuddin, “Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Menciptakan Kebersihan
Lingkungan Di Kota Pekanbaru (Studi Kasus Kelurahan Simpang Baru),” Jurnal Jom Fisip 1, no.
2 (2014): 1–15.
28

santri mendengarkan sambil membuat catatan (Jawa: ngasehi) pada kitab yang

sedang dibaca, metode ini disebut bandongan atau layanan kolektif.

Selain itu, para santri juga ditugaskan membaca kitab, sementara kyai atau

ustaz yang sudah mumpuni, menyimak sambil mengoreksi dan mengevalusi bacaan

serta performance seorang santri. Metode ini biasa dikenal sebagai metode sorogan

atau layanan individual.43

Terdapat berbagai macam model pondok pesantren yaitu; Pondok pesantren


salafi, di mana sang kyai mewajibkan santrinya mengikuti jamaah tarekat, menolak
peralatan modern seperti alat speaker dan lain-lain. Terdapat juga pesantren yang
mulai berkolaborasi dengan pendidikan umum. Pada pagi hari, santri
diperkenankan mengikuti pelajaran di sekolah umum dan madrasah ; ada yang di
SLTP, SLTA dan ada juga di MTs dan MA bahkan Kuliah. Sepulang sekolah umum
itu, seorang santri akan mengikuti kegiatan pondok dengan pengajian sorogan. Dan
ada juga pondok pesantren sistem wetonan maupun sorogan dan mengakses
kurikulum modern; seperti Pondok Pesantren Modern Gontor; bahkan pondok
yang sedemikian moderatnya, memperkenalkan siswanya untuk mengalunkan
musik pada saat pemebelajaran di pondok pesantren.44
Tujuan pondok pesantren tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran

murid dengan penjelasan-penjelasan, tetapi untuk meningkatkan moral, melatih dan

mempertinggi semangat menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan,

mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral, serta menyiapkan

murid diajar etika agama di atas etika-etika yang lain.45

2.4. Hubungan Lingkungan dan Ketenagan Hati

Lingkungan dapat menciptakan perubahan emosi dari menyenangkan

menjadi tidak menyenangkan. Benet menggambarkan keterkaitan antara

43
Umar, Rethinking Pesantren, 14–15.
44
Umar, Rethinking Pesantren, 34.
45
Zamkhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (jakarta: LP3ES, 2015), 45.
29

lingkungan sebagai kebutuhan dasar manusia. Artinya seseorang individu mungkin

bertindak terhadap lingkungannya dan kondisi lingkungan juga, sebaiknya akan

mempengaruhi individu berperilaku.46

Teori behavioristik mencatat cara mengubah perilaku dapat menggunakan

masyarakat dan diri sendiri, adapun perubahan tingkah laku sendiri dipengaruhi

oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah lingkungan. Maka lingkungan

masyarakat dapat dinyatakan sebagai model terapi.47 Selain itu, belakangan ini teori

behavioristik lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh

prilaku manusia, kecali insting, adalah pengaruh lingkungan.48

Selain itu, lingkungan juga akan menentukan kesehatan baik jasmani

maupun rohani. Menurut WHO (World Health Organization), rumah adalah

struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna

untuk kesehatan jiwa dan raga serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan

keluarga dan individu.49 Ada 4 cara bagaimana lingkungan mempengaruhi manusia,

yakni :

46
Budi Darmawan, Zulfan Saam, and Zulkarnaini, “Hubungan Pengetahuan, Sikap,
Perilaku, Dan Peran Serta Dengan Kesadaran Lingkungan Hidup,” Jurnal of Enironmental
Seience, 2010, 103–16.
47
Fathul Lubabin Nuqul, “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku Manusia: Studi
Terhadap Perilaku Penonton Bioskop,” Jurnal Psikoislamika 2, no. 2 (2005).
48
Masyhuri, “Prinsip-Prinsip Tazkiyah Al-Nafs Dalam Islam Dan Hubungannya Dengan
Kesehatan Mental.”
49
Soedjajadi Keman, “Kesehatan Perumahan Dan Lingkungan Pemukiman,” Jurnal
Kesehatan Lingkungan 2, no. 1 (2005): 29–43.
30

1. Temperatur

Hubungan antara temperatur lingkungan dengan fungsi fisik dan psikis


manusia sangat komplek. Suhu yang tidak nyaman atau yang terlalu panas akan
mempengaruhi manusia baik secara fisik maupun psikis, seperti suhu tubuh
manusia akan naik, kerja pembuluh darah akan meningkat, aliran darah yang deras
dan tubuh menjadi berkeringat.
Demikian halnya pengaruh suhu yang tinggi terhadap psikis, bahwa ada
korelasi yang positif antara temperatur yang tinggi dengan agresifitas. Sehingga
temperatur yang tinggi mempengaruhi kerusuhan di jalan. hal ini juga menjawab
kenapa kerusuhan banyak terjadi di siang hari.

2. Polusi Udara

Secara umum apapun penyebab polusi, kecenderungannya akan merimbas


pada peningkatan temperatur udara. Secara psikologis temperatur tersebut akan
berpengaruh negatif, jika berasa di atas ambang kenyamanan yang bisa diterima
oleh tubuh manusia.

3. Kebisingan

Kebisingan merupakan salah satu sumber stress yang berasal dari suara
yang tidak diinginkan seperti suara gaduh, suara kendaraan atau suara musik yang
keras. Beberapa penelitian membuktikan bahwa kebisingan juga berpengaruh
negatif terhadap perilaku pribadi menyebabkan kejengkelan, mengurangi daya
konsentrasi seseorang. Selain itu juga kebisingan bisa sebagai pemicu perilaku
agresif bagi mereka yang mempunyai karakter agresif.

4. Kepadatan (Crowding)

Kita sering dibingungkan dengan definisi antara crowding dan density.


Density adalah fisik dari ruangan yang terbatas yang diukur dengan berbandingan
antara banyaknya orang dengan luas ruangan, sedangkan crowding adalah bagian
dari perasaan yang menetap yang didapat melalui persepsi pada ruang. Jadi
perbedaan antara density dengan crowding adalah jika density bersifat obyektif dan
crowding bersifat subyektif pada tiap orang. Crowding mempunyai mempunyai
pengaruh terhadap kesehatan dan fisik. 50

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa hati seseorang

dapat dengan mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan; lingkungan fisik seperti

temperatur, polusi udara, kebisingan, dan kepadatan. Sedangkan lingkungan sosial

50
Lubabin Nuqul, “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku Manusia: Studi Terhadap
Perilaku Penonton Bioskop.”Jurnal Nitro. 2015
31

berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap, standar dan

gaya hidup, pekerjaan, kehidupan kemasyarakatan. Lingkungan dapat

mempengaruhi kondisi individu dan sebaliknya individu padat mempengaruhi

lingkungannya.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Metode Penelitian

Konponen dalam kerangka kerja penelitian salah satunya adalah dengan

menentukan metode penelitian supaya dalam proses penelitian dapat

mengahasilkan data yang akurat. Oleh sebab itu dalam penelitian kali ini peneliti

menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan strategi penelitian survei.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneliti meneliti tentang pengaruh kebersihan lingkungan terhadap

ketenangan hati pada santri di Pondok Pesantren Al-Wafa’ di jalan Cibiru Hilir

Nomor 46 Rt: 003 Rw: 001 Cileunyi Cibiru Kabupaten Bandung dan penelitian

akan dilaksanakan pada bulan Mei 2017 – Januari 2018.

3.3. Sumber Data dan Jenis Data

Sumber data yang digunakan dibagi menjadi dua yaitu Primer dan

sekunder.51

A. Data Primer: Dalam mencari data primer penulis memberikan angket kepada

sampel, mengenai kondisi lingkungan dan kondisi ketenangan hati santri

Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung.

51
M.Hariwijaya and Triton P.B, Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi Dan Tesis (Platinum,
2013), 57–58.

32
33

B. Data Sekunder: Dalam mencari data sekunder penulis mencari berbagai

referensi dan dokumentasi yang berkaitan dengan pengaruh kebersihan

terhadap ketenangan hati.

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada

pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

dimiliki objek atau subjek itu.52 Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari

pengurus Pondok Pesantren Al-Wafa’ jumlah seluruh santri adalah 168 santri

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3 Daftar Populasi

No Angkatan Jenis Kelamin Jumlah


1. Angkatan 2014 8 Laki-laki 26 Perempuan 34
2. Angkatan 2015 15 Laki-laki 31 Perempuan 46
3. Angkatan 2016 23 Laki-laki 23 Perempuan 46
4. Angkatan 2017 17 Laki-Laki 25 Perempuan 42
Total 168

52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2010), 117.
34

3.4.2. Sampel

Karena berbagai alasan, tidak semua hal dijelaskan atau diramalkan atau

dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmiah boleh dikatakan hampir selalu hanya

dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal yang sebenarnya mau diteliti. Jadi

peneliti hanya meneliti sempel, tidak terhadap populasi.

Sampel adalah sebagian wakil dari populasi dalam penelitian ini peneliti

menggunakan Sampling Kuota. Teknik ini adalah menentukan sampel dari populasi

yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.53 Dari

168 maka sempel yang di ambil adalah 114 berdasarkan taraf kesalahan 5%.54 Jadi

sampel dalam penelitian ini adalah 114 orang dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 4 Sampel

No Nama Blok Populasi Populasi (%) Sampel


1 Angkatan 2014 34 20,2% 24
2 Angkatan 2015 46 27,4 % 31
3 Angkatan 2016 46 27,4% 31
4 Angkatan 2017 42 25 % 28
Total Sampel (114 X Populasi (%)) 114

53
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
124.
54
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
87.
35

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan metode-metode

sebagai berikut:

3.5.1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan tekni pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya.55 Responden dalam penelitian ini berjumlah 114 Santri Pondok

Pesantren Al-Wafa’ Bandung.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner jawaban tertutup,

jawaban tertutup adalah jawaban yang sudah disiapkan terlebih dahulu, dan

responden hanya tinggal mencak saja jawaban-jawan tersebut sesuai dengan

intruksi. Responden tidak memiliki kebebasan untuk memilih jawaban diluar yang

telah diberikan.56

Dalam skala pengukuran angket, penulis menggunakan skala Likert. Skala

ini adalah skala yang diguakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat

seseorang mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial. Jawaban dari setiap

item instrumen ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif,

diantaranya ialah Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju.

55
Sugiyono, Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, 199.
56
Elis Anisah Fitriah, Buku Daras; Pengantar Metodologi Penelitian (Bandung, n.d.), 109.
36

Kemudian untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberi

skor sebagai berikut:57

Sangat Setuju :4 Tidak setuju :2

Setuju :3 Sangat tidak setuju :1

3.5.2. Observasi

Penelitian ini menggunakan metode observasi karena penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia.58 Metode observasi ini, penulis melakukan observasi

langsung di Pondok Pesantren Al-Wafa’ sebelum melaksanakan penelitian.

3.5.3. Metode Interview/Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk mengetahui lebih dalam

dan dapat dilakukan melalui tatap muka ataupun melalui telfon.59 Dalam metode

ini, peneliti langsung melakukan wawancara dengan pengurus pondok pesantren.

3.5.4. Dokumentasi

Dalam metode ini, penulis mengumpulkan dokumentasi berupa foto dan

berkas-berkas atau data (berupa surat-surat, catatan harian, kenang-kenangan,

laporan dan lain sebagainya) yang ada Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung.

57
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2016), 136–37.
58
Sugiono, Metode Penelian Kombinasi, 145.
59
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
194.
37

3.6. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini di gunakan teknik pengolahan data statistik deskriptif,

yang penyajian datanya menggunakan:

3.6.1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier sederhana, yang

bertujuan untuk mempelajari hubungan linier atau dua variable. Dengan

menggunakan rumusan sebagai berikut:60

Y = a + bX

Dimana :

Y = Variabel Y

X = Variabel X

a = Konstanta

b = Koefisien regresi/besaran variabel Y yang ditimbulkan oleh variabel X

Nilai a dan b dapat di hitung dengan menggunakan rumus di bawah ini:

﴾Ʃy﴿ ﴾Ʃ𝑥 2 ﴿ ─ ﴾Ʃx﴿ ﴾Ʃxy﴿


a= 2
𝑛﴾Ʃ𝑥 2 ﴿ ─ ﴾Ʃx﴿

60
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
188.
38

﴾nƩxy﴿ ─ ﴾Ʃx﴿ ﴾Ʃy﴿


b= 2
𝑛﴾Ʃ𝑥 2 ﴿ ─ ﴾Ʃx﴿

3.6.2. Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui atau menjelaskan sejauh mana

pengaruh Kebersiham lingkungan terhadap ketenangan hati dengan rumus sebagai

berikut:

KD : R²= r² x 100%

Keterangan:

KD : Koefisien Determinasi

R² = r² : Hasil Koefisien Korelasi

Dalam mendapatkan hasil r² maka menggunakan rumus sebagai berikut:

𝒏∑𝑿𝒀 − ∑𝑿 ∑𝒀
𝒓=
√{𝒏∑𝑿𝟐 − (∑𝑿)𝟐 }{𝒏∑𝒀𝟐 − (∑𝒀)𝟐 }

Keterangan:

r : Koefisien Korelasi

n : Banyak Data

∑𝑋 : Jumlah Variabel X

∑𝑌 : Jumlah Variabel Y

∑𝑋 : Variabel X di Kuadratkan
39

∑𝑌² : Variabel Y di Kuadratkan

∑𝑋𝑌 : Variabel X dikali Variabel Y

Dengan melihat tabel Model Summary pada kolom R². kemudian

dicocokan pada tabel determinasi, sebagai berikut:

Tabel 5 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi61

𝟎% ≤ 𝑲𝑫 ≤ 𝟏𝟎𝟎% Tingkat Pengaruh

81% – 100% Sangat Tinggi

49% – 80% Tinggi

17% – 48% Cukup Tinggi

5% – 16% Rendah tapi Pasti

0% – 4% Rendah atau Lemah Sekali

3.6.3. Analisis Data

Dalam menganalisa data dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara

deskriptif-analisis. Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah atau

dianalisa untuk mendapatkan informasi.

Dalam kriteria uji hipotesis yang digunakan ialah menggunakan uji dua

pihak yaitu sebagai berikut:62

1. Membandingkan nilai t hitung dengan t Tabel

Terima Hᵢ jika – t Tabel < t hitung < t Tabel

Tolak Hₒ jika t hitung ≤ - t Tabel atau t hitung ≥ t Tabel

61
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi, 183.
62
Vera Octavia, Metode Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Pribadi, 2017), 108.
40


T tabel = 𝒕 𝟐 ; 𝒏 − 𝟐

2. Berdasarkan nilai p-value

Terima Hₒ jika p-value > ɑ

Tolak Hₒ jika p-value ≤ ɑ

Keterangan:

Hₒ : Koefisien regresi tidak signifikan/ berarti

Hᵢ: Koefisien regresi signifikan / berarti

∝ : Tingkat Signifikansis

ɑ : Hasil t tabel

3.7. Instrumen Penelitian

3.7.1. Jenis Instrumen Penelitian

Dalam instrumen penelitian ini terdapat 2 jenis instrument yakni

instrument angket dan instrumen wawancara.

Tabel 6 Instrumen Angket

No Variabel Sub Variabel Indikator Item


1 Barang-barang dilingkungan 1,2
tertata rapi
Kebersihan Lingkungan Gedung-gedung rapi dan 3,4
Lingkungan Kebersihan nyaman melindungi
(Variabel lingkungan 5,6
Dinding-dinding bersih
Independen fisik
X) 7,8
Kualitas udara Udara sejuk
baik Terbebas dari polusi udara 9,10
41

Merasa nyaman dengan 11,12


Jauh dari
tubuh
penyakit
(misal : terbebas dari gatal)
Sampah tidak berserakan 13,14
Bersih dari
Lantai-lantai bersih (tidak 15,16
sampah
licin karena kotor)
Tidak terdapat suara 17,18
Terbebas dari
kendaraan /musik/dll yang
kebisingan
mengganggu
Masyarakat Bertindak sesuai dengan 19,20
Sopan santun tatakrama
Saling menegur ketika 21,22
Adanya bertemu
hubungan 23,24
Terjalin hubungan yang baik,
yang baik
saling berkomunikasi
Kebersihan
lingkungan 25,26
Sosial Adanya Adanya perbincangan antar
diskusi- teman
diskusi atau Adanya pertukaran pendapat 27,28
ngerumpi dan saling menerima
antar santri pendapat.
Adanya rasa Adanya rasa betah tinggal 29,30
nyaman dilingkungan
31,32
Rajin Beribadah
Cenderung 33,34
ingin kembali Senang berbuat baik
ke Allah 35,36
Selalu berzikir (mengingat
Allah)
Ketenangan 37,38
Memiliki rasa aman
Hati Batinnya
2 (Variabel tenang 39,40
Terhindar dari rasa cemas
Dependen
41,42
Y) Menerima dengan senang
Meridoi
hati semua keadaan yang
semua
terjadi
kehendak
Allah 43,44
Tidak mengeluh
45,46
Memiliki idola orang soleh
42

Mencintai 47,48
(suka) dengan Suka bergabung dengan
Orang-orang orang orang soleh
yang saleh
Makan tidak 49,50
Merasa cukup dengan apa
terlalu
yang ia punya
kenyang
Tersucikan Terhindar dari akhlak yang 51,52
dari akhlak buruk
yang buruk
Berada pada lingkungan 53,54
yang baik
Memiliki ide- 55,56
Mempunyai rasa ingin
ide kebaikan
memperbaiki semua yang
kurang baik

Instrumen Wawancara :

1. Apa dasar dan tujuan berdirinya Pondok Pesantren Al-Wafa’ ?

2. Pada tanggal/bulan/tahun berapa Pondok Pesantren Al-Wafa’ berdiri ?

3. Bagaimana latar belakang santri yang ada di sini ?

4. Berapa luas pondok pesantren ini ?

5. Bagamaimana proses pembangunan di pondok pesantren ini ?

6. Apa visi dan misi pondok ini ?

3.7.2. Uji Coba Instrumen Penelitian

3.7.2.1. Uji Validitas

Untuk mendapatkan ketepatan data hasil tes, maka soal-soal yang telah

disusun perlu diketahui tingkat validitasnya sebelum digunakan untuk

menggumpulkan data. Karena suatu tes dinyatakan memiliki validitas jika hasilnya

sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan
43

kriterium. Dalam pengujian validitas menggunakan aplikasi IBM SPSS statistics

24, karena untuk mempermudah dalam penghitungan.

Setelah melakukan uji coba instrumen penelitian pada Santri Pondok

Pesantren Al-Wafa’ Bandung dengan jumlah sampel uji coba instrumen sebanyak

10 orang mengahasilkan beberapa instrumen yang valid dan juga beberapa

instrumen yang tidak valid.

Jika Kolerasi antara butir dengan skor total (nilai r) lebih dari 0,3 maka butir

dalam instrumen tersebut dinyatakan valid. Atau nilai p-valuenya, apabila nilai p-

value ≤ α artinya item tersebut valid.63 Berikut hasil rangkumannya:

Tabel 7 Rangkuman Hasil Uji Validitas

No item R Hitung R Tabel Keterangan

Variabel X (Kebersihan Lingkungan)

1 0.129 < 0.300 Tidak Valid

5 0.115 < 0.300 Tidak Valid

6 -0.071 < 0.300 Tidak Valid

13 0.238 < 0.300 Tidak Valid

15 0.108 < 0.300 Tidak Valid

16 -0.189 < 0.300 Tidak Valid

22 0.045 < 0.300 Tidak Valid

24 0.033 < 0.300 Tidak Valid

26 -0,095 < 0.300 Tidak Valid


63
Octavia, Metode Statistika Untuk Penelitian , 126.
44

27 -0,115 < 0.300 Tidak Valid

30 0,281 < 0.300 Tidak Valid

Variabel Y (Ketenangan Hati)

31 0,281 < 0.300 Tidak Valid

Dari tabel di atas diketahui beberapa butir soal yang tidak valid dan tidak

dapat digunakan pada penelitian karana harga r hitung lebih kecil dari pada harga r

tabel. Pada variabel X (kebersihan lingkungan) terdapat 11 item yang tidak valid

yakni pada nomor item 1 dengan harga r hitung 0,129, item 5 dengan harga r hitung

0,115, item 6 dengan harga r hitung - 0,071, item 13 dengan harga r hitung 0,238, item

15 dengan harga 0,108, item 16 dengan harga r hitung -0,189, item 22 dengan harga

r hitung 0,045, item 24 dengan harga r hitung 0,033, item 26 dengan harga r hitung 0,095,

item 27 dengan harga r hitung 0,115, dan item 30 dengan harga r hitung 0,281. Pada

variabel Y (ketenangan hati) terdapat 1 item yang tidak valid yakni nomor item 31

dengan harga r hitung 0,285.

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menggunkan 44 item

dengan perincian; variabel X (kebersihan lingkungan) 19 item dan variabel Y

(ketenangan hati) 25 item.

3.7.2.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah sejauh mana alat ukur yang didapatkan memberikan

gambaran supaya benar-benar dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebutsudah baik. Dalam pengujian reliabilitas


45

ini menggunakan aplikasi IBM SPSS statistics 24, karena untuk mempermudah

dalam penghitungan. Kriteria relibilitas dinyatakan dalam tabel berikut.

Tabel 8 Kriteria Penafsiran Reliabilitas

Kriteria Reliabilitas

0,90 ≤ r₁₁ ≤ 1,00 Sangat Kuat

0,70 ≤ r₁₁ ≤ 0,90 Kuat

0,40 ≤ r₁₁ ≤ 0,70 Sedang (Cukup)

0,20 ≤ r₁₁ ≤ 0,40 Rendah (Kurang)

0,0 ≤ r₁₁ ≤ 0,20 Sangat Rendah

Instrumen dikatakan reliabel jika r hitung ≥ r tabel dan sebaliknya jika r hitung ≤

r tabel dikatakan tidak reliabel. Berikut hasil uji reliabilitas:

Tabel 9 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Reliabilitas R Tabel Interpretasi

1 Kebersihan 0,751 0,300 Tinggi


Lingkungan (X)

2 Ketenangan Hati (Y) 0,744 0,300 Tinggi

Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian menunjukkan variabel X

(kebersihan lingkungan) memiliki reliabiltas yang kuat sebesar 0,751 dan r hitung ≥

r tabel (0,751 ≥ 0,300). Variabel Y (ketenangan hati) memiliki reliabilitas yang kuat

sebesar 0,744 dan r hitung ≥ r tabel (0,744 ≥ 0,300).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Kebersihan Lingkungan di Pondok Pesantren Al-Wafa'

4.1.1. Profil Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Al-Wafa’ merupakan pondok pesantren mahasiswa.

Latar belakang berdirinya pondok ini merupakan respon atas usulan dari para murid

bapak Rachmad Syafi’e baik mahasiswa atau para jamaah pengajiannya. Pendirian

pondok mahasiswa sangat berguna untuk mengawasi dan meningkatkan kesadaran

keagamaan mahasiswa yang belajar di lingkungan kampus.

Sejak awal berdirinya Pesantren Al-Wafa’ pada tahun 2012. Pesantren ini

hanya menerima santri putra saja. Akan tetapi, setahun kemudian pada tahun 2013

atas usulan dari berbagai pihak, Al-Wafa’ mendirikan asrama putri dan menerima

santri putri.

Awal mula berdirinya pesantren ini jumlah santri hanya berkisar 10-an

santri laki-laki saja. Satu tahun kemudian meningkat menjadi 60-an santri laki-laki

dan perempuan, dan pada tahun 2017 sudah mencapai 168-an santri laki-laki dan

perempuan, semakin meningkat dari tahun ke tahun. jika dilihat dari bangunan

fisiknya, pondok yang mulanya hanya terdiri dua kamar, kini betambah menjadi

tiga asrama yang terdiri dari beberapa kamar dengan jumlah kapasitas kamar yang

berbeda.

46
47

Para santri yang datang pun beragam, dari yang paling dekat sampai pulau

seberang yang jauh sekalipun semua terhimpun menjadi satu dalam satu atap pesantren.

Dari perbedaan asal inilah menjadikan para santri kaya akan bahasa dan pengetahun

baru mengenai adat dan budaya di indonesia.64

Lokasi pondok berjarak sekitar 1400 M dari Kampus I Universitas Islam Negeri

(UIN) Sunan Gunung Djati Bandung atau membutuhkan waktu sekitar 15 menit

pejalan kaki dalam menempuh jarak tersebut. Berdiri di atas tanah seluas 500 M2,

tepatnya di RT : 03 RW :01 jalan Cibiru Hilir No.46 Cileunyi Cibiru Kabupaten

Bandung Provinsi Jawa Barat Indonesia.

Sejak didirikan hingga kini, pondok Al-Wafa’ diasuh oleh Rachmad Syafi’e

dengan didampingi oleh istri beliau yakni Fariha Kamil Beliau sekarang menjadi ketua

MUI Jawa Barat dan Guru Besar di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Model pendidikan di Al-Wafa’ berusaha mengintergrasikan antara agama dan

pendidikan umum, antara pesantren, keluarga, dan masyarakat dengan

mengoptimalkan kognitif, afektif, dan psikomatorik dengan harapan peserta didik

menjadi manusia cerdas, berwawasan luas, kreatif, dan mandiri.

Keterpaduan yang dimaksud adalah memadukan nilai islam ke dalam seluruh

proses pendidikannya ini berarti semua materi yang diajarkan, baik berupa informasi,

pengetahuan, nilai, perilaku, maupun keterampilan semua didalam bingkai Tauhid.

Keterpaduan tersebut meliputi aspek materi yang diajarkan, metode pangajaran,

64
Hasil Wawancara dengan Pak Rachmat Syafe’i pada 30 Desember 2017 Jam : 06.00 WIB
48

lingkungan fisik pesantren, metode pengajaran, suasana interaksi yang diciptakan

antara manusia civitas akademika di pesantren, serta adanya aspek keteladanan sebagai

wahana efektif pewarisan nilai.

Sistem terpadu menggambarkan bahwa sistem pendidikan yang dijalankan

berinteraksi keterpaduan dari berbagai unsur-unsur, yaitu :

1. Memadukan modus pendidikan di keluarga dan masyarakat dalam lingkungan

buatan, yakni pesantren. Pesantren di desain sebagai Small Islamik Enviroment.

Interaksi pesantren dan keluarga, masyarakat, dan lingkungan alam yang berasal

dari ketiga supersistem tersebut. Dengan demikian Pondok Pesantren Al-Wafa’

dapat memberikan dampak positif bagi ketiga super sistem.

2. Memadukan ranah belajar afektif, kognitif, dan psikomotorik.

3. Memadukan pendidikan umum dengan subtansi Pendidikan Agama (nilai-nilai

tauhid)

4. Memadukan proses ilmu pengetahuan dan teknologi dengan Tsaqofah dalam

rangka pembentukan Syakhshiyyah Islam

4.1.2. Visi dan Misi

Visi : Menjadikan Pondok Pesantren Al-Wafa’ sebagai pencetak sumber daya

insani yang berakhlak mulia dan berdaya saing tinggi untuk membentuk

pemimpin-pemimpin yang berkualitas.


49

Misi :

a. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientas pada

pengembangan wawasan kajian keilmuan yang luas dan universal

b. Mendorong dan membantu para santri untuk mengkaji beberapa

kitab kuning dalam bidang tafsir, hadits, ahklaq, dan fiqh sehingga

dapat mengetahui dan memahami isinya secara mendalam serta

dapat merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari

c. Menyelenggarakan Tahfid Al-Quran

d. Menyiapakan para santri memiliki kemahiran dan keterampilan

dalam berbahasa arab maupun bahasa inggris

e. Menyiapkan para santri yang berkarakter dan berakhlak mulia

4.1.3. Program Kegiatan

1. Kajian Kitab Kuning. Pembelajaran yang menekankan pengenalan,

pemahaman, dan pendalaman teks beberapa pedoman untuk kegiatan sehari-

hari. Adapun kitab yang dikaji meliputi tafsir, hadist, fiqih, dan akhlak

2. Tahfid Al-Quran. Pembelajaran yang menekankan kemampuan menghafal dan

membaca Al-Quran yang baik dan benar sesuai dengan tajwidnya.

3. Studi Bahasa Arab. Pembelajaran yang menekankan kemahiran dan

ketrampilan dalam membaca kitab dan berbahasa arab dengan didukung oleh

kajian keilmuan baik dari segi ilmu nahwu, sharaf dan tata bahasa arab.
50

4. Studi Bahasa Inggris. Pembelajaran yang menekankan keterampilan berbahasa

inggris aktif yang meliputi : membaca (reading), menyimak (listening)

berbicara (speaking), dan menulis (writing)

5. Upgrading dan Pembinaan. Program meningkatkan motivasi untuk

menumbuhkan dan menjaga semangat dalam beribadah, beramal dan belajar.

4.1.4. Kondisi Kebersihan Lingkungan


Berdasarkan data yang terkumpul dari 114 responden yang talah ditetapkan

sebagai sampel variabel kebersihan lingkungan dapat ditabulasikan pada tabel berikut.

Tabel 10 Data Hasil Penelitian Kebersihan Lingkungan

No. Skor Untuk Item No:


Total
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 1 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 58
2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 50
3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 57
6 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
7 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 53
8 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 48
9 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 73
10 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 67
11 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 66
12 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 51
13 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 49
14 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 56
15 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
16 2 3 3 4 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 55
17 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 57
18 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 55
51

19 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 53
20 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 60
21 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 66
22 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
23 2 3 3 3 3 2 1 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 52
24 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 2 3 63
25 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 55
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 55
27 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 1 4 65
28 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 49
29 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 67
30 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
31 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 62
32 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 55
33 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 55
34 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 58
35 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 55
36 3 3 2 4 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 3 1 4 2 3 46
37 3 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 56
38 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 4 4 4 51
39 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55
40 2 4 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 1 3 2 1 3 4 1 49
41 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 53
42 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 54
43 2 3 3 4 4 4 2 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 63
44 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 51
45 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 61
46 3 3 3 3 4 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 4 3 2 54
47 1 2 3 2 3 3 3 3 2 4 2 3 1 3 3 3 4 3 3 51
48 2 3 3 3 4 2 2 4 3 4 1 2 4 3 3 3 4 4 3 57
49 2 4 3 3 4 3 2 3 1 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 59
50 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 57
51 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 64
52 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 52
53 1 3 4 3 3 2 2 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 61
54 4 4 1 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 66
55 1 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 60
56 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 59
52

57 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 71
58 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 60
59 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 4 4 4 55
60 3 2 3 2 2 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 2 3 3 4 57
61 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
62 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 64
63 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 4 1 4 65
64 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 58
65 3 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 62
66 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 59
67 2 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 53
68 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 52
69 2 2 4 1 3 1 1 3 1 1 3 3 4 3 3 4 3 2 4 48
70 2 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 53
71 4 3 3 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 68
72 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
73 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 53
74 1 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 53
75 2 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 63
76 2 2 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 50
77 4 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 3 3 59
78 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 59
79 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 62
80 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 45
81 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 4 4 4 4 3 3 56
82 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 2 67
83 4 4 4 4 4 4 2 3 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 54
84 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 51
85 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 2 4 3 3 4 2 3 54
86 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 50
87 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 4 4 4 3 3 2 3 58
88 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 62
89 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 45
90 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 60
91 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 70
92 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 61
93 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 49
94 3 1 3 4 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 65
53

95 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 53
96 1 3 3 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 2 1 29
97 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 4 3 52
98 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 51
99 2 3 3 4 4 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 58
100 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 3 57
101 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 50
102 2 4 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 60
103 2 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 64
104 1 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 58
105 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 50
106 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
107 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
108 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 57
109 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
110 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 53
111 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 48
112 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 73
113 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 67
114 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 64
Jum 281 345 345 364 359 317 290 336 322 322 333 348 334 363 363 342 393 344 368 6469

Skor tertinggi dalam item tersebut adalah 4 dan terdapat 19 item, untuk

memeperoleh skor ideal dengan cara = skor tertinggi x item, sehingga skor ideal tiap

responden adalah 4 x 19 = 76. Sedangkan untuk penelitian kebersihan lingkungan

memperoleh skor terbesar adalah 73, skor terkecil 29, jumlah keseluruhan skor (∑M)

∑𝑥 6469
dari 114 responden adalah= 6469, rata-rata (mean)nya = = = 56,745, dan
𝑛 114

modus skor adalah 53, 54, dan 55 (ketiga skor tersebut memiliki kesamaan yakni 9 kali

muncul dalam data penelitian).


54

Untuk menggambarkan kondisi kebersihan lingkungan di Pondok Pesantren

Al-Wafa’ peneliti menentukan dengan cara membandingkan persen (%) skor realita

dalam penelitian dengan skor ideal yang ditentukan. Skor ideal penelitian kebesihan

lingkungan di Pondok Pesantren Al-Wafa’ diperoleh dengan cara = skor ideal tiap

responden x jumlah sempel, sehingga diperoleh nilai 76 x 114 = 8664, sedangkan skor

realita dalam penelitian kebersihan lingkungan di Pondok Pesantren Al-Wafa’ adalah

jumlah keseluruhan skor (∑M) dari 114 responden adalah= 6469. Dengan demikian

kebersihan lingkungan di Pondok Pesantren Al-Wafa’ = 6469 : 8664 = 0,74 atau 74 %

dari yang di harapkan.

Jadi kebersihan lingkungan di Pondok Pesantren Al-Wafa’ adalah 74% dari

yang diharapkan. Hasil yang diharapkan adalah 100%.

4.2. Kondisi Ketenangan Hati Santri Pondok Pesantren Al-Wafa'

Berdasarkan data yang terkumpul dari 114 responden yang talah ditetapkan

sebagai sampel variabel ketenangan hati santi dapat ditabulasikan pada tabel berikut.

Tabel 11 Data Hasil Penelitian Ketenangan Hati Santri

No Skor untuk item no :


Total
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 87
2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 64
3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 70
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 75
5 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 71
6 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 73
55

7 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 78
8 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 63
9 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 4 4 3 3 4 76
10 3 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 90
11 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 3 91
12 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 68
13 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 77
14 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 76
15 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 72
16 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 1 3 3 3 4 4 3 81
17 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 74
18 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 76
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 73
20 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 82
21 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 86
22 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 76
23 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 72
24 3 4 4 4 3 3 2 1 1 1 4 3 3 2 1 2 2 1 2 4 3 3 3 3 3 65
25 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 75
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 71
27 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 3 82
28 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 69
29 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 81
30 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 70
31 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 77
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
33 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 75
34 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 82
35 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 69
36 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 78
37 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 86
38 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 82
39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 79
40 2 3 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 3 1 3 3 2 47
41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 73
42 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 80
43 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 79
44 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 65
56

45 3 3 3 2 2 4 4 4 2 4 3 2 2 4 2 2 2 2 4 3 3 3 4 4 4 75
46 1 2 4 4 4 2 2 2 1 1 3 4 2 4 2 3 2 2 4 4 4 1 4 4 4 70
47 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 69
48 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 76
49 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 77
50 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 71
51 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 84
52 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 65
53 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 4 2 88
54 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 2 86
55 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 3 4 4 3 4 1 86
56 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 1 3 3 72
57 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 92
58 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 74
59 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 4 4 67
60 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 78
61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 76
62 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 78
63 2 3 3 2 2 4 4 3 3 2 4 2 3 2 2 1 1 3 2 3 4 4 3 3 4 69
64 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 78
65 4 3 3 2 0 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 0 0 3 3 72
66 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 79
67 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 78
68 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74
69 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 74
70 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 65
71 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 74
72 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 78
73 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 82
74 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 2 3 77
75 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 70
76 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 68
77 4 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 80
78 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 2 75
79 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 2 3 82
80 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 63
81 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 80
82 2 4 4 3 2 1 1 1 1 2 4 2 3 4 4 4 2 3 4 3 3 2 4 4 4 71
57

83 4 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 82
84 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 1 79
85 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 77
86 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 66
87 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 2 2 3 4 3 2 2 78
88 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 88
89 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 69
90 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 86
91 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 92
92 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 84
93 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78
94 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76
95 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 88
96 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 30
97 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 76
98 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 81
99 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 78
100 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 83
101 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 75
102 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 89
103 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 4 84
104 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 87
105 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 64
106 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 70
107 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 75
108 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 71
109 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 73
110 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 78
111 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 63
112 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 4 4 3 3 4 76
113 3 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 90
114 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 71

Jum 357 357 370 334 320 333 334 324 330 344 387 312 341 379 369 318 344 335 341 337 363 346 367 355 344 8641
58

Skor tertinggi dalam item tersebut adalah 4 dan terdapat 25 item, untuk

memeperoleh skor ideal dengan cara = skor tertinggi x item, sehingga skor ideal tiap

responden adalah 4 x 25 = 100. Sedangkan untuk penelitian ketenangan hati

memperoleh skor terbesar adalah 92, skor terkecil 30, jumlah keseluruhan skor (∑M)

∑𝑥 8641
dari 114 responden adalah= 8641, rata-rata (mean)nya = = = 75,798, dan
𝑛 114

modus skor adalah 78 (skor tersebut 11 kali muncul dalam data penelitian).

Untuk menggambarkan kondisi ketenangan hati santri Pondok Pesantren Al-

Wafa’ peneliti menentukan dengan cara membandingkan persen(%) skor realita dalam

penelitian dengan skor ideal yang ditentukan. Skor ideal penelitian ketenangan hati

santri Pondok Pesantren Al-Wafa’ diperoleh dengan cara = skor ideal tiap responden x

jumlah sempel, sehingga diperoleh nilai 100 x 114 = 11400, sedangkan skor realita

dalam penelitian ketenangan hati santri Pondok Pesantren Al-Wafa’ adalah jumlah

keseluruhan skor (∑M) dari 114 responden adalah= 8641. Dengan demikian kebersihan

lingkungan di Pondok Pesantren Al-Wafa’ = 8641 : 11400 = 0,75 atau 75 % dari yang

di harapkan.

Jadi ketenangan hati sanri Pondok Pesantren Al-Wafa’ adalah 75% dari yang

diharapkan. Hasil yang diharapkan adalah 100%


59

4.3. Pengaruh Kebersihan Lingkungan Terhadap Ketenangan Hati Santri


Pondok Pesantren Al-Wafa'

4.3.1. Analisis Pendahuluan

Dalam análisis ini, langkah-langkah yang ditempuh adalah dengan

memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh ke dalam tabel kerja yang

melibatkan data-data tersebut.

Tabel 12 Kerja koefisien Intensitas kebersihan lingkungan dan ketenangan hati

Responden X Y XY X2 Y2
R1 58 87 5046 3364 7569
R2 50 64 3200 2500 4096
R3 54 70 3780 2916 4900
R4 58 75 4350 3364 5625
R5 57 71 4047 3249 5041
R6 56 73 4088 3136 5329
R7 53 78 4134 2809 6084
R8 48 63 3024 2304 3969
R9 73 76 5548 5329 5776
R10 67 90 6030 4489 8100
R11 66 91 6006 4356 8281
R12 51 68 3468 2601 4624
R13 49 77 3773 2401 5929
R14 56 76 4256 3136 5776
R15 54 72 3888 2916 5184
R16 55 81 4455 3025 6561
R17 57 74 4218 3249 5476
R18 55 76 4180 3025 5776
R19 53 73 3869 2809 5329
R20 60 82 4920 3600 6724
R21 66 86 5676 4356 7396
R22 56 76 4256 3136 5776
R23 52 72 3744 2704 5184
R24 63 65 4095 3969 4225
60

R25 55 75 4125 3025 5625


R26 55 71 3905 3025 5041
R27 65 82 5330 4225 6724
R28 49 69 3381 2401 4761
R29 67 81 5427 4489 6561
R30 54 70 3780 2916 4900
R31 62 77 4774 3844 5929
R32 55 75 4125 3025 5625
R33 55 75 4125 3025 5625
R34 58 82 4756 3364 6724
R35 55 69 3795 3025 4761
R36 46 78 3588 2116 6084
R37 56 86 4816 3136 7396
R38 51 82 4182 2601 6724
R39 55 79 4345 3025 6241
R40 49 47 2303 2401 2209
R41 53 73 3869 2809 5329
R42 54 80 4320 2916 6400
R43 63 79 4977 3969 6241
R44 51 65 3315 2601 4225
R45 61 75 4575 3721 5625
R46 54 70 3780 2916 4900
R47 51 69 3519 2601 4761
R48 57 76 4332 3249 5776
R49 59 77 4543 3481 5929
R50 57 71 4047 3249 5041
R51 64 84 5376 4096 7056
R52 52 65 3380 2704 4225
R53 61 88 5368 3721 7744
R54 66 86 5676 4356 7396
R55 60 86 5160 3600 7396
R56 59 72 4248 3481 5184
R57 71 92 6532 5041 8464
R58 60 74 4440 3600 5476
R59 55 67 3685 3025 4489
R60 57 78 4446 3249 6084
R61 56 76 4256 3136 5776
R62 64 78 4992 4096 6084
61

R63 65 69 4485 4225 4761


R64 58 78 4524 3364 6084
R65 62 72 4464 3844 5184
R66 59 79 4661 3481 6241
R67 53 78 4134 2809 6084
R68 52 74 3848 2704 5476
R69 48 74 3552 2304 5476
R70 53 65 3445 2809 4225
R71 68 74 5032 4624 5476
R72 54 78 4212 2916 6084
R73 53 82 4346 2809 6724
R74 53 77 4081 2809 5929
R75 63 70 4410 3969 4900
R76 50 68 3400 2500 4624
R77 59 80 4720 3481 6400
R78 59 75 4425 3481 5625
R79 62 82 5084 3844 6724
R80 45 63 2835 2025 3969
R81 56 80 4480 3136 6400
R82 67 71 4757 4489 5041
R83 54 82 4428 2916 6724
R84 51 79 4029 2601 6241
R85 54 77 4158 2916 5929
R86 50 66 3300 2500 4356
R87 58 78 4524 3364 6084
R88 62 88 5456 3844 7744
R89 45 69 3105 2025 4761
R90 60 86 5160 3600 7396
R91 70 92 6440 4900 8464
R92 61 84 5124 3721 7056
R93 49 78 3822 2401 6084
R94 65 76 4940 4225 5776
R95 53 88 4664 2809 7744
R96 29 30 870 841 900
R97 52 76 3952 2704 5776
R98 51 81 4131 2601 6561
R99 58 78 4524 3364 6084
R100 57 83 4731 3249 6889
62

R101 50 75 3750 2500 5625


R102 60 89 5340 3600 7921
R103 64 84 5376 4096 7056
R104 58 87 5046 3364 7569
R105 50 64 3200 2500 4096
R106 54 70 3780 2916 4900
R107 58 75 4350 3364 5625
R108 57 71 4047 3249 5041
R109 56 73 4088 3136 5329
R110 53 78 4134 2809 6084
R111 48 63 3024 2304 3969
R112 73 76 5548 5329 5776
R113 67 90 6030 4489 8100
R114 64 71 4544 4096 5041
∑ 6469 8641 494154 371959 663389

Dari perhitungan di atas, ada beberapa hal yang perlu diketahui dan

digarisbawahi, yaitu sebagai berikut:

N = 114 ∑XY = 494154

∑X = 6469 ∑X2 = 371959

∑Y = 8641 ∑Y2 = 663389

Setelah diadakan penilaian angket, maka dapat dilakukan analisis sebagai


berikut:

a. Menentukan kualifikasi dan interval nilai kebersihan lingkungan, dengan cara

menentukan berikut ;

1. Menentukan Range
63

Rumus : R = H – L

Keterangan:

R = Range

H = Highest / angka tertinggi

L = Lowest / angka terendah

Maka range untuk variabel intensitas kebersihan lingkungan adalah :

R=H–L

R = 73 – 29

R = 44

Jadi range kebersihan lingkungan adalah 44

2. Menentukan kelas interval

K = 1 + 3,3 log N (Rumus)

K = 1 + 3,3 log 114

K = 1 + 6,787

K = 7, 787

Dibulatkan Menjadi 7. Jadi kelas intervalnya adalah 7

3. Menentukan nilai interval kelas

Range
Rumus I = Kelas

44
I= = 6,28
7

Dibulatkan menjadi 6. Jadi nilai interval kelasnya adalah 6


64

Kemudian hasil ini dicocokkan dengan tabel kualitas variabel intensitas

kebersihan lingkungan sebagai berikut :

Tabel 13 Nilai Interval Intensitas Kebersihan Lingkungan

Interval
No. Frekuensi Prosentase Kualitas Kriteria
Nilai

1. 29-35 1 0,8% Sangat Kurang

2. 36-42 0 0 Kurang

3. 43-49 10 8,7% Cukup

Cukup Baik
4. 50-56 49 42,9% Cukup Baik

5. 57-63 35 30,7% Baik

6. 64-70 16 14,3% Baik Sekali

7. 71-77 3 2,6% Istimiwa

Total N = 114 ƩP = 100%

Jadi intensitas kebersihan lingkungan di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung

berada pada interval 50-56 yaitu dengan kriteria “Cukup Baik”.

b. Menentukan kualifikasi dan interval nilai ketenangan hati, dengan cara

menentukan berikut ;

1. Menentukan Range

Rumus : R = H – L

Keterangan:
65

R = Range

H = Highest / angka tertinggi

L = Lowest / angka terendah

Maka range untuk variabel intensitas kebersihan lingkungan adalah :

R=H–L

R = 92 – 30

R = 62

Jadi range ketenangan hati adalah 62

2. Menentukan kelas interval

K = 1 + 3,3 log N (Rumus)

K = 1 + 3,3 log 114

K = 1 + 6,787

K = 7, 787

Dibulatkan Menjadi 7. Jadi kelas intervalnya adalah 7

3. Menentukan nilai interval kelas

Range
Rumus I = Kelas

62
I= = 8,8
7

Dibulatkan menjadi 8. Jadi nilai interval kelasnya adalah 8

Kemudian hasil ini dicocokkan dengan tabel kualitas variabel intensitas

kebersihan lingkungan sebagai berikut :


66

Tabel 14 Nilai Interval Intensitas Ketenangan Hati

Interval
No. Frekuensi Prosentase Kualitas Kriteria
Nilai

1. 30-38 1 0,8% Sangat Kurang

2. 39-47 1 0,8% Kurang

3. 48-56 0 0 Cukup

Baik Sekali
4. 57-65 9 7,8% Cukup Baik

5. 66-74 33 28,9% Baik

6. 75-83 51 44,7% Baik Sekali

7. 84-92 19 16,6% Istimiwa

Total N = 114 ƩP = 100%

Jadi intensitas ketenangan hati santri di Pondok Pesantren Al-Wafa’

Bandung berada pada interval 75-83 yaitu dengan kriteria “Baik Sekali”.

3.5.2. Analisis Uji Hipotesis

Analisis digunakan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis

awal. Maka digunakan analisis regresi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mencari korelasi atau seberapa besar hubungan antara intensitas mengikuti

pembinaan agama Islam dan perubahan perilaku narapidana remaja. Berikut rumus

dan penghitungan melalui SPSS :

nƩXY ─ ﴾ƩX﴿ ﴾ƩY﴿


𝑟= 2 2
√﴾𝑛Ʃ𝑋 2 ─ ﴾ƩX﴿ ﴾𝑛Ʃ𝑌 2 ─ ﴾ƩY﴿
67

114 . 494154 ─ 6469 . 8641


𝑟= 2
√{114 . 371459 ─ (6469﴿ }{ 114 . 663389 ─ ﴾8641)2 }

56333556 − 55898629
𝑟=
√﴾ 42346326 − 41847961﴿ ﴾ 75626346 − 74666881﴿

434927
𝑟=
√﴾555365) (959465﴿

434927
𝑟=
√555853279725

434927
𝑟=
729967,999

𝑟 = 0,596

Tabel 15 Perhitungan dengan IBM SPSS Statistics 24 Correlations

Correlations
X Y
X Pearson Correlation 1 ,596**
Sig. (2-tailed) ,000
N 114 114
Y Pearson Correlation ,596** 1
68

Sig. (2-tailed) ,000


N 114 114
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Jadi, korelasi antara keberihan lingkungan dan ketenangan hati santri di Pondok

Pesantren Al-Wafa’ adalah 0,596, berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan

yang Moderat/sedang

2. Mencari persamaan regresi dengan rumus : (Y = a + bX)

Sebelumnya menentukan nilai “a” dengan cara sebagai berikut :

﴾Ʃy﴿ ﴾Ʃ𝑥 2 ﴿ ─ ﴾Ʃx﴿ ﴾Ʃxy﴿


a= 2
𝑛﴾Ʃ𝑥 2 ﴿ ─ ﴾Ʃx﴿

﴾8641 . 371959) ─ ﴾6469 . 494154﴿


a= 2
114﴾371959) ─ ﴾6469﴿

3214097719 − 3196682226
a=
42403326 − 41847961

17415493
a=
555365

a = 31,359

Menghitung nilai “ b “ :
69

﴾nƩxy﴿ ─ ﴾Ʃx﴿ ﴾Ʃy﴿


b= 2
𝑛﴾Ʃ𝑥 2 ﴿ ─ ﴾Ʃx﴿

﴾114 . 494154﴿ ─ ﴾6469﴿ ﴾8641﴿


b= 2
(114 . 371959﴿ ─ ﴾6469﴿

5633556 − 55898629
b=
42403326 − 41847961

434927
b=
55365

b = 0,783

Tabel 16 Perhitungan dengan IBM SPSS Statistics 24 Coefficients

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 31,359 5,698 5,504 ,000
X ,783 ,100 ,596 7,851 ,000
a. Dependent Variable: Y

Karena nilai koefisien regresi bernilai positif (-) maka dengan demikian dapat

dikatakan bahwa kebersihan lingkungan (X) berpengaruh positif terhadap ketenangan

hati santri (Y) . Sehingga Persamaan regresinya adalah Y = 31,359 + 0.783 X


70

3. Melakukan uji signifikansi koefisiensi korelasi dengan tingkat signifikansi 1% dan

5%. Dan sebelum melakukan uji signifasi sekedar mengingat kembali hipotesis

dalam penelitian ini adalah :

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang siknifikan antara kebersihan lingkungan

dengan ketenangan hati santri di Pondok Pesantren Al-Wafa’

Bandung.

H1 : Terdapat pengaruh yang siknifikan antara kebersihan lingkungan

dengan ketenangan hati santri di Pondok Pesantren Al-Wafa’

Bandung.

Sementara itu, untuk memastikan apakah koefisien regresi tersebut signifikasikan

atau tidak (dalam arti variabel kebersihan lingkungan (X) berpengaruh terhadap

variabel ketenangan hati santri (Y) ) maka dilakukan uji hipotesis dengan cara

membandingkan nilai signifikasi dengan probabilitas 5% maupun 1% atau dengan cara

lain yakni membantingkan t hitung dengan t tabel. Dan telah diketahui r hitung sebesar

0,596. Berikut rumus dan perhitungan melalui SPSS :

r √n ─ 2
𝑢𝑗𝑖 𝑇 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√﴾1 ─ 𝑟 2

0,596√114 ─ 2
𝑢𝑗𝑖 𝑇 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 ─ 0,5962
71

0,596√112
𝑢𝑗𝑖 𝑇 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 ─ 0,335

0,596 . 10,583
𝑢𝑗𝑖 𝑇 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√0,644

6,307
𝑢𝑗𝑖 𝑇 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
0,802

𝑢𝑗𝑖 𝑇 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,8

T tabel Uji Signifikansi 1%


𝑇 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡 ;𝑛 ─ 2
2

0,01
𝑇 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡 ; 114 ─ 2
2

𝑇 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡 0,005 ; 112

𝑇 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,620

H0 ditolak jika t hitung ≥ t tabel

7,864 ≥ 2,620

T tabel Uji Signifikansi 5%


72


𝑇 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡 ;𝑛 ─ 2
2

0,05
𝑇 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡 ; 114 ─ 2
2

𝑇 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡 0,025 ; 112

𝑇 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,981

H0 ditolak jika t hitung ≥ t tabel

7,864 ≥ 1,981

Tabel 17 Perhitungan dengan IBM SPSS Statistics 24 Coefficients

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 31,359 5,698 5,504 ,000
X ,783 ,100 ,596 7,851 ,000
a. Dependent Variable: Y

Dari perumusan diatas diketahui bahwa t hitung ≥ t tabel dalam taraf

signifikansi 1% maupun 5% , maka hipotesis diterima.


73

4. Menentukan koefisien determinasi.

Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahui sejauh mana dampak atau

pengaruh variabel X (Kebersihan Lingkungan) terhadap variabel Y (Ketenangan Hati).

Berikut rumus dan perhitungan melalui SPSS yang digunakan untuk menentukan

koefisien determinasi :

KD = r2 x 100%

KD = ﴾0,596﴿2 x 100%

KD = 0,355 x 100%

KD = 35,5%

Tabel 18 Perhitungan dengan IBM SPSS Statistics 24 Model Summary

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,596a ,355 ,349 6,962
a. Predictors: (Constant), X

Berdasarkan perhitungan baik secara manual ataupun menggunakan Aplikasi

SPSS maka diperoleh nilai koefisien determinasi positif dengan nilai 35,5% sedangkan

64,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Merujuk pada perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa “Kebersihan

lingkungan (X) berpengaruh positif terhadap ketenangan hati (Y) dengan total
74

pengaruh sebesar 0,355 atau 35,5%. Pengaruh posistif ini bermakna semakin tinggi

kebersihan lingkungan semakin tinggi pula ketenangan hati yang dirasakan para santri

di Pondok Pesantren Al-Wafa’ Bandung.


BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Kondisi kebersihan lingkungan di Pondok Pesantren Al-Wafa’ mencapai 74%

dari yang diharapkan. Hasil yang diharapkan adalah 100%. dan nilai rata-rata

dalam variabel kebersihan lingkungan adalah 56,745 sedangkan interval

skornya berada pada nilai 50-56 dengan kriteria Cukup Baik.

2. Kondisi ketenangan hati santri Pondok Pesantren Al-Wafa’ mencapai 75% dari

yang diharapkan. Hasil yang diharapkan adalah 100%. dan nilai rata-rata dalam

variabel kebersihan lingkungan adalah 75,7 sedangkan interval skornya berada

pada nilai 75-83 dengan kriteria Baik Sekali.

3. Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kebersihan lingkungan memiliki pengaruh Positif yang signifikan terhadap

ketenangan hati santri Pondok Pesantren Al-Wafa’. Hal ini di buktikan dengan

perumusan t hitung ≥ t tabel dalam taraf signifikansi 1% maupun 5% yakni

7,864 yang berarti hipotesis diterima. Dan total pengaruh sebesar 0,355 atau

35,5%, pengaruh posistif ini bermakna semakin tinggi kebersihan lingkungan

75
76

Semakin tinggi pula ketenangan hati yang dirasakan para santri di Pondok

Pesantren Al-Wafa’ Bandung.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang

patut dipertimbangkan bagi banyak pihak yang berkepentingan, diantaranya:

1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kebersihan lingkungan dapat meningkatkan

ketenangan hati maka patutunya untuk lebih ditingkatkan dan selalu dijaga

mengenai kebersihan kita semua.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa lebih dalam lagi dalam penelitian

mengenai faktor pengaruh ketenangan hati. Peneliti berikutnya mungkin bukan

hanya melalui kebersihan lingkungan tapi bisa menggunakan faktor yang lainnya,

guna untuk menjaga dan meningkatkan ketenangan hati seseorang.

3. Baiknya untuk pondok-pondok pesantren selalu mengotrol kebersihan santri dan

peralatan kebersihan supaya kenyaman dan ketenangan hati para santri selalu tinggi

sehingga lebih semangat dalam mengaji (menuntut ilmu) dan beribadah.


DAFTAR PUSTAKA

Abu Nashr As-Sarraj, Terj. Wasmukan dan Samson Rohman. Al-Luma’. Surabaya:

Risalah Gusti, 2014.

Al-Jauziyyah, Ibnu Qoyyim. Terapi Penyakit Hati (Menjernikan Hati Untuk

Menggapai Ridha Allah). Jakarta: Qisthi press, 2017.

Anisah Fitriah, Elis. Buku Daras; Pengantar Metodologi Penelitian. Bandung, n.d.

Arif, Moh. “Membangun Kepribadian Muslim Melalui Takwa Dan Jihad.” Jurnal

Studi Agama Dan Pemikiran Islam 7, no. 2 (2013): 343–62.

Ariwibowo, Mustofa Setyo. “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Mahasiswa PPKn Angkatan 2008 / 2009 Universitas Ahmad Dahlan Semester

Ganjil Tahun Akademik 2010 / 2011.” Jurnal Citizenship 1, no. 2 (2012): 113–

22.

Ayyub, Etika. Etika Islam Menuju Kehidupan Hakiki. Bandung: PT Trigenda Karya,

1994.

Baroroh, Kiromin. “Pendidikan Formal Di Lingkungan Pesantren Sebagai Upaya

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.” Jurnal Ekonomi Dan

Pendidikan 3, no. April (2006): 42–52.

Darajat, Zakiah. Kesehatan Mental. jakarta: PT Gunung Agung, 1988.

Dhofier, Zamkhsyari. Tradisi Pesantren. jakarta: LP3ES, 2015.

Jarvis, Matt. Teori-Teori Psikologi (Pendekatan Modern Untuk Memahami Perilaku,

Perasaan Dan Pikiran Manusia). Bandung: Nusa Media, 2015.

xiv
“KBBI Offline 1.5.1,” n.d.

Keman, Soedjajadi. “Kesehatan Perumahan Dan Lingkungan Pemukiman.” Jurnal

Kesehatan Lingkungan 2, no. 1 (2005): 29–43.

Kesmas. “Public Health.” www.Indonesia-Publisth. com, n.d.

Lubabin Nuqul, Fathul. “Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku Manusia: Studi

Terhadap Perilaku Penonton Bioskop.” Jurnal Psikoislamika 2, no. 2 (2005).

M.Hariwijaya, and Triton P.B. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi Dan Tesis.

Platinum, 2013.

Mardiansyah, Deden (201506747). “Relevansi Zuhud Terhadap Ketenangan Hati

Menurut Al-Ghozali.” UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2006.

Masyhuri. “Prinsip-Prinsip Tazkiyah Al-Nafs Dalam Islam Dan Hubungannya

Dengan Kesehatan Mental.” Jurnal Pemikiran Islam 37, no. 2 (2012): 95–102.

Muhammad, Ibn ’Arabi Terj. Ahsin. Rahasia-Rahasia Bersuci. Bandung: Mizan,

2015.

Mujib, Abdul. Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007.

Mujib, Abdul, and Jusuf Mudzakir. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2001.

Nawawi. Matan Hadis Arbain Imam Nawawi. Bandung: Pustaka Madina, 2014.

Nazaeuddin. “Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Menciptakan Kebersihan

Lingkungan Di Kota Pekanbaru (Studi Kasus Kelurahan Simpang Baru).” Jurnal

xv
Jom Fisip 1, no. 2 (2014): 1–15.

Nuh, Al-Ghozali Terj. Muhammad. Mempertajam Mata Bathin Dan Indra Keenam.

Mitrapress, 2007.

Octavia, Vera. Metode Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Pribadi, 2017.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 03 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan

Ketertiban, Kebersihan, Dan Keindahan, 2005.

Rasyad Ghanim, ’Adil. Bersikap Islami (Tinjauan Pedagogis Dan Psikologi). Jakarta:

Gema Insan Press, 1995.

Ria Siaombo, Marhaeni. Hukum Lingkungan Dan Pelaksanaan Pembangunan Di

Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012.

Rizal, Ahmad Syamsu. “Transformasi Corak Edukasi Dalam Sistem Pendidikan

PEsantren, Dari PolaTradisi Ke Modern.” Jurnal Pendidikan Agama Islam 9, no.

2 (2011): 95–112.

Sugiono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta, 2016.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sumantri, Arif. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Prenada Media, 2017.

Syauqi Nawawi, Rif’at. Kepribadian Qur’ani. Jakarta: Amzah, 2011.

Umar, Nasaruddin. Rethinking Pesantren. jakarta: Quanta, 2014.

Undang Undang No . 23 Tahun 1992 Tentang : Kesehatan, n.d.

Wahid. “Wahid, S.Pd. (Belajar Biologi, Pendidikan, Internet).” https://wahid-

xvi
biyobe.blogspot.com, n.d.

“10 Manfaat Lingkungan Besih Dan Sehat.” http://manfaat.co.id, 2017.

xvii
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Halaman depan asrama santri putri bagian kiri masjid Al-Wafa’

Halaman depan asrama santri putri kanan masjid Al-Wafa’

xviii
Halaman santri asrama putri depan masjid Al-Wafa’

Halaman depan asrama santri putra blok Zakariah

xix
Halaman depan asrama putra blok Kamil

Masjid Al-Wafa’

xx
Ruangan Masjid Al-Wafa’ Lantai 1

Ruangan Masjid Al-Wafa’ Lantai 2

xxi
Halaman Pondok Pesantren Al-Wafa’

Halaman Pondok Pesantren Al-Wafa’

xxii
Tempat pembuangan sampah Pondok Pesantren Al-Wafa’

Kamar mandi santri Al-Wafa’


xxiii
Kamar mandi santri Al-Wafa’

Suasanan di kamar santri putra Pondok Pesantren Al-Wafa’

xxiv
Suasana di kamar santri putri Pondok Pesantren Al-Wafa’

Suasana di kamar santri putri Pondok Pesantren AL-Wafa’

xxv
Peneliti menanyakan dokumen kepada Pimpinan Pondok Pesantren Al-Wafa’

Peneliti Wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Wafa’

xxvi
Surat izin melakukan penelitian ke Pondok Pesantren Al-Wafa’

xxvii
Piagam Pondok Pesantren Al-Wafa’

xxviii
Surat Keterangan Wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Wafa’

xxix
Tabel 1 Penentuan Jumlah Sempel dari Populasi Tertentu
Dengan Taraf Kesalahan, 1%, 5%, Dan 10 %

Siginifikasi Siginifikasi
N 1% 5% 10% N 1% 5% 10%
10 10 10 10 280 197 155 138
15 15 14 14 290 202 158 140
20 19 19 19 300 207 161 143
25 24 23 23 320 216 167 147
30 29 28 28 340 225 172 151
35 33 32 32 360 234 177 155
40 38 36 36 380 242 182 158
45 42 40 39 400 250 186 162
50 47 44 42 420 257 191 165
55 51 48 46 440 265 195 168
60 55 51 49 460 272 198 171
65 59 55 53 480 279 202 173
70 63 58 56 500 285 205 176
75 67 62 59 550 301 213 182
80 71 65 62 600 315 221 187
85 75 68 65 650 329 227 191
90 79 72 68 700 341 233 195
95 83 75 71 750 352 238 199
100 87 78 73 800 363 243 202
110 94 84 78 850 373 247 205
120 102 89 83 900 382 251 208
130 109 95 88 950 391 255 211
140 116 100 92 1000 399 258 213
150 122 105 97 1100 414 265 217
160 129 110 101 1200 427 270 221
170 135 114 105 1300 440 275 224
180 142 119 108 1400 450 279 227
190 148 123 112 1500 460 283 229
200 154 127 115 1600 469 286 232
210 160 131 118 1700 477 289 234
220 165 135 122 1800 485 292 235
230 171 139 125 1900 492 294 237
240 176 142 127 2000 498 297 238

xxx
xiv
xiv
xv
xvi
xvii

Anda mungkin juga menyukai