(Studi Deskriptif di Pondok Pesantren Yatim Dhuafa Assalam Jl. Buah Batu Dalam V
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
pada Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Oleh:
BANDUNG
2022 M/1444 H
ABSTRAK
Agung Dwi Nugraha: Manajemen Strategi Pondok Pesantren Dalam Upaya Membentuk
Kualitas Santri (Studi Deskriptif di Pondok Pesantren Yatim Dhuafa Assalam Jl. Buah Batu
Dalam V 119/105 Cijagra, Bandung Jawa Barat).
Pondok pesantren adalah pusat penyiaran dan pendidikan islam. Pondok pesantren
sebagai lembaga dakwah bisa saling menunjang, pendidikan dapat dijadikan bekal dalam
mengumandangkan dakwah, sedamgkan dakwah bisa dijadikan sebagai sarana dalam
membangun sistem pendidikan. Penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih mengenai
manajemen strategi pondok pesantren Yatim Dhuafa Assalam Buah Batu. Adapun masalah
utama yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah Manajemen Strategi Pondok Pesantren
Dalam Upaya Membentuk Kualitas Santri (Studi Deskriptif di Pondok Pesantren Yatim
Dhuafa Assalam Jl. Buah Batu Dalam V 119/105 Cijagra, Bandung Jawa Barat), terbagi ke
dalam beberapa rumusan masalah, yaitu 1) bagaimana strategi perencanaan Pondok Pesantren
Yatim Dhuafa Assalam dalam membentuk kualitas santri, 2) bagaimana strategi pelaksanaan
Pondok Pesantren Yatim Dhuafa Assalam dalam membentuk kualitas santri, 3) bagaimana
strategi pengorganisasian Pondok Pesantren Yatim Dhuafa Assalam dalam membentuk
kualitas santri, 4) bagaimana strategi evaluasi Pondok Pesantren Yatim Dhuafa Assalam
dalam membentuk kualitas santri.
Metode yang digunakan metode deskriptif, karena metode ini mampu mengungkapkan dan
menganalisis fenomena empirik yang terjadi dilapangan, dengan pendekatan kualitatif, serta
dengan tiga teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Oleh:
Agung Dwi Nugraha
NIM 1164030005
Menyetujui ;
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui ;
Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
Assalam Jl. Buah Batu Dalam V 119/105, Cijagra, Bandung, Jawa Barat)”, telah
dipertanggung jawabkan pada Sidang Munaqosyah pada tanggal 26 Oktober 2022 dan telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Jurusan Manajemen
Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung.
Sidang Munaqosyah
Majelis
Mengetahui;
Penguji I Penguji II
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaaan dari
pihak mana pun. Apabila pernyataan ini tidak benar, saya siap menerima segala
konsekuensinya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Mengetahui;
Ketua Jurusan Pembuat Pernyataan
MOTTO HIDUP
“ KEYAKINAN DIRI DAN KERJA KERAS AKAN SELALU MEMBUAT KITA
SUKSES, 1% AKSI LEBIH BAIK DARIPADA 100% TEORI.”
anak dari ibu Esih Sri Wahyuni dan bapak Sholeh. Ia aktif di
juga pernag menjuarai Konseptor Best City Car, dan di tahun yang
PENDIDIKAN FORMAL
PENGALAMAN ORGANISASI
Saya ingin mempersembahkan skripsi yang telah saya susun ini kepda Bapa Sholeh dan
Ibu Esih Sri Wahyuni tercinta, yang selalu memberikan cinta, kasih sayang dan doa
restu yang tiada henti pada anaknya. Terimakasih atas semangat motivasi,
Bismillahirahmanirahim.
Assalamualaiku. Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kita dapat melakukan tugas kita sebagai makhluk yang
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga
kelak kita mendapatkan syafa’atnya di hari akhir nanti. Dengan penuh rasa syukur, berkat
rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menulis dan menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
(Studi Deskriptif di Pondok Pesantren Yatim Dhuafa Assalam Jl. Buah Batu Dalam V
Dengan selesainya skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak dan saya hanya
kepada:
1. Kedua orang tua, mamah tersayang Ibu Esih Sri Wahyuni dan Bapak Sholeh serta
keluarga yang memberikan dukungan moril dan materil serta doa yang dipanjatkan
2. Prof. Dr. Mahmud, M.Si., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
3. Prof. Dr. Ahmad Sarbini, M.Ag. MMC., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
4. Dr. H. Arif Rahman, S.Ag., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas
6. Prof. Dr. Asep Muhyiddin, M.Ag., selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang sudah
berkenan memberikan ilmu dan juga solusi untuk setiap permasalahan atau kesulitan
7. Drs. Uwoh Saepudin, M. Ag., selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang sudah bersedia
tambahan ilmu dan solusi atas permasalahan dan kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
8. Drs. H. Muhammad Yahya Azlani dan Bpk. Arif Zulfikar selaku pimpinan pondok
9. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang sudah berkenan memberikan
10. Aqillahjd, yang sudah membantu serta memberikan semangat, kebahagiaan serta suka
dan duka kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah balas semua
kebaikannya.
11. Seluruh teman-teman angkatan, terutama untuk kelas Manajemen Dakwah A Angkatan
2016 yang senantiasa mengisi hari-hari penulis menjadi sangat menyenangkan selama
perkuliahan.
12. Segenap staf dan karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati
13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan persatu yang sudah membantu penulis
Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan dan memberikan rahmat hadayah, dan
perlindungan kepada mereka semua. Penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis buat ini
masih jauh dari sempurna hal ini karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan masukan bahkan
kritik membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi para
Waalaikumsalam Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................iv
MOTTO HIDUP......................................................................................................v
PERSEMBAHAN...................................................................................................vi
KATA PENGANTAR............................................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dasarnya, manajemen selalu berkaitan erat dengan cara dalam mencapai sebuah
tujuan (Hazil, 1991: 89). Salah satu manajemen yang perlu dimiliki oleh setiap
membutuhkan suatu manajemen strategi yang sesuai dan ampuh untuk mencapai
Islamiyyah adalah pembinaan terhadap para santri agar menjadi warga negara
yang memiliki kepribadian seorang muslim haqiqi sesuai dengan ajaran dari
agama Islam dalam segala lini kehidupan agar dapat menjadi sesosok individu
yang berguna untuk nusa, bangsa, agama dan negara (Mujamil, 2002: 6).
Selaras dengan hal tersebut, usaha yang dilakukan oleh pondok pesantren
dalam peningkatan kualitas santri sangatlah bervariasi, ada tiga aspek yang bisa
dijadikan dasar dalam peningkatan kualitas santri, yakni aqidah, akhlak, dan
ibadah, tiga aspek tersebut merupakan aspek dasar dalam peningkatan kualitas
dalam agama Islam disebut dengan Iman, yang meliputi: iman kepada Allah, iman
kepada para Malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada para
Rasul Allah, iman kepada kepada hari akhir serta iman kepada takdir . Hal ini
disebut juga sebagai rukun iman (Shalih, 2000: 3). Kebijakan yang diberikan
qur’an mereka dan menjadikan santri-santrinya sebagai pribadi yang cinta kepada
Al-qur’an yang merupakan salah satu dari enam rukun iman bagi umat muslim.
batiniah, sama halnya seperti peningkatan aqidah, upaya yang dilakukan pondok
berada di pesantren.
Ibadah juga merupakan satu aspek yang sangat penting dalam peningkatan
kualitas santri di pondok pesantren, salah satu kebijakan yang dilakukan pondok
Santri merupakan salah satu sumber daya manusia, sumber daya manusia juga
sangat krusial dalam suatu manjemen. Pentingnya sumber daya manusia ini, perlu
dakwah Islam. Hal ini dikarenakan manusia memegang kendali penting terhadap
mencapai suatu tujuan yaitu terciptanya sumber daya manusia yang dan
berkualitas.
Sejak berdirinya, yaitu pada tahun 1429 H, Pondok pesantren Yatim Dhuafa
Assalam belum memiliki asrama sebagai tempat tinggal para santri. Awalnya,
pondok pesantren ini adalah TPA tempat mengaji anak-anak disekitar daerah
Pungkur kota Bandung, namun semakin hari jumlah santri semakin meningkat,
karena terbatasnya biaya dan hal lain, pondok pesantren Yatim Dhuafa Assalam
akhirnya para santri menimba ilmu di dua lembaga yang berbeda, yaitu belajar
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait
akan terfokuskan kepada tiga aspek pengembangan kualitas santri, yaitu terkait
Dengan demikian, pesantren sebagai suatu lembaga dakwah yang tumbuh dan
baik, baik manajemen strategi, maka upaya untuk mencapai cita-cita untuk
melahirkan santri yang berkualitas kiranya dapat terwujud khususnya pada santri
Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi fokus penelitian yaitu bagaimana
C. Tujuan penelitian
Merujuk pada fokus penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Secara Akademis
2. Secara Praktis
masukan dan perbaikan dalam masalah yang berkaitan dengan strategi pondok
Dhuafa Assalam.
E. Landasan Pemikiran
sebagai enterpreneur.
dicapai dapat benar-beanr dicapai, dan kerugian atau kegagalan dari produk
strategi: 1) Kaderisasi, hal ini merupakan satu dari sekian banyak strategi yang
hingga kini masih berjalan sebagai realisasi dari upaya peningkatan kualitas
jawab, dan melatih santri menjadi seorang pemimpin. 3) Teladan, kiai adalah
Islamiyyah
2. Landasan Teoritis
terdiri dari pengurus/ pengasuh di pondok pesantren, dan para santri. Maka
memanfaatkan sumber daya manusia atau sumber daya lainnya , lembaga atau
perusahaan.
organisasi.
ketenaga kerjaan.
3. Kerangka Konseptual
Bandung.
Manajemen
Menurut Melayu S.P Hasibuan
(1996: 2)
Karena dalam manajemen tercakup banyak hal yang dapat menjadikan program
kegaitan atau tujuan dapat tercapai dengan meminimalisir kegagalan dan kerugian
F. Langkah-langkah Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Pesantren Yatim Dhuafa Assalam Bandung yang beralamat di Jl. Buah Batu
hal, seperti tempat tinggal penelit yang cukup dekat dari lokasi penelitian
sehingga jarak tempuh dan waktu yang digunakan untuk bisa sampai ke lokasi
penelitian tidak terlalu lama. Secara akademis pun lokasi penelitian ini relevan
tertarik dengan pondok pesantren ini karena yang menjadi santri di pondok
pesantren ini adalah anak-anak yatim dan dhuafa yang tak hanya pendidikan,
melainkan biaya hidup dan kebutuhan sehari-hari lainnya di danai oleh pihak
pesantren maupun dari luar seperti pemerintah, pihak swasta maupun dari
secara langsung.
3. Metode Penelitian
Menurut Dewi Sadiah, Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah yang memadu
penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti
secara menyeluruh, luas, dan mendalam. Dalam proses pengumpulan data nya
lebih menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah. (Dewi Sadiah,
2015).
a. Jenis Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data
berikut:
1) Bagaimana strategi perencanaan Pondok Pesantren Yatim Dhuafa
b. Sumber Data
1) Data primer, Menurut Sadiah (2015: 87) data primer adalah data yang
2) Data Sekunder, Sumber data sekunder adalah berbagai fakta atau kasus
meliputi orang, barang, binatang atau hal lainnya yang dapat dijadikan
Bandung.
a. Informan
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu pimpinan pesantren,
a. Observasi
b. Wawancara
kualitas santri.
c. Dokumentasi
sumber data yang penting, guna mengetahui keseluruhan data yang ada di
sumber data dan bukti dari situasi yang berbeda. Ada 3 sub jenis yaitu orang,
tertentu, mencari hubungan antara data yang diklasifikasikan dengan teori dan
KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen
tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan
lebih sulit.
dan pribadi.
b. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, seorang manejer efektif dapat memilih pekerjaan yang
harus dilakukan atau metode (cara ) yang tepat untuk mencapai tujuan.
serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan, organisasi adalah sebagai
dalam wadah sebuah organisasi, baik organisasi bisnis, sekolah dan juga
dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran semua ahli
alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan kekhasan atau gaya
mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan
kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Secara tegas
tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum untuk fungsi manajemen.
Namun demikian, fungsi manajemen dapat ditelaah dari aktifitas-aktifitas
secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap
kehadiran manajemen pada suatu organisasi atau lembaga adalah suatu yang
terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan
a. Unsur-Unsur Manajemen
oleh Mastini tentang unsur manajemen tersebut, terdiri atas manusia, material,
1) Manusia (Man). sarana penting atau sarana utama setiap manajer untuk mencapai
Berbagai kegaitan-kegiatan yang dapat diperbuat dalam mencapai tujuan seperti yang
dapat ditinjau dari sudut pandang proses, perencanaan, pengorganisasian, staffing,
pengarahan, dan pengawasan atau dapat pula kita tinjau dari sudut bidang, seperti
penjualan, produksi, keuangan dan personalia. Man atau manusia ataupun juga sering
yang sangat penting dan menentukan. Manusia yang merancang tujuan, menetapkan
tujuan dan manusia jugalah yang nantinya akan menjalankan proses dalam mencapai
matrial atau bahan-bahan. Oleh karna itu, material dianggap pula sebagaialat atau
pembantu mesin seperti pada masa lalu sebelum Revolusi Industri terjadi. Bahkan,
4) Metode (Method). Untuk melakukan kegiatan secara guna dan berhasil guna,
tersebut sehingga cara yang dilakukannya dapat menjadi sarana atau alat manajemen
5) Uang (Money). Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedimikian rupa
6) Pasar (Markets). Bagi badan yang bergerak dibidang industri maka sarana
bahwa pasar bagi hasil produksi.jelas tujuan perusahaan industri tidak mustahil semua
itu dapat diurai sebagian dari masalah utama dalam perusahaan industri adalah
minimal mempertahankan pasar yang sudah ada. Jika mungkin, mencari pasar baru
untuk hasil produksinya. Olehkarena itu. market merupakan salah satu sarana
manajemen penting lainnya. baik bagi perusahaan industri maupun bagi semua badan
b. Fungsi-Fungsi Manajemen
aktivitas organisasi dan dilaksanakan pada semua level organisasi. Karena itu
suatu organisasi tidak hanya memiliki mengelola satu bidang tetapi juga sangat
Dalam hal ini manajemen suatu proses umum terhadap semua fungsi lain yang
Yang mana yang dimaksud fungsi manajemen dalam hal ini ialah sebagai
masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat
kearah tujuan-tujuan.
B. Strategi
1. Pengertian Strategi
sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik
sumber daya
kelemahannya
lingkungan yang
usaha tersebut.
2. Manajemen Strategi
2008: 154).
ahli yang belum penulis kutip dalam tulisan ini, namun dari beberapa
16).
yaitu:
rencanastrategis
rencana strategis
fungsi manajemen
C. Pondok Pesantren
Istilah Pesantren bisa disebut dengan pondok saja atau dua kata ini
mengandung makna yang sama kecuali ada sedikit perbedaan. Asrama yang
asrama atau pondok dimana kyai sebagai figure sentral, masjid sebagai pusat
kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya (Amir, 1996: 51)
agama islam yang tumbuh secara diakui masyarakat sekitar, dengan sistem
asrama (komplek) dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui
leadershipseorang atau beberapa orang kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat
lainnya, baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal seperti
a) Tipe pertama, Pesantren yang hanya terdiri dari masjid dan rumah
kyai.
b) Tipe kedua, pada tipe ini selain adanya masjid dan rumah kyai
c) Tipe ketiga, tipe ini Pesantren telah memiliki masjid, rumah kyai,
pengajaran umum.
tiga unsur pokok, yaitu: kyai yang memberikan pengajian, santri yang belajar
dan tinggal dipondok dan masjid sebagai tempat ibadah dan tempat ngaji (Ara,
2012: 294-296).
dan berkembang mengikuti dinamika sosial masyarakat global. Betapa tidak, pada awalnya
lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama.
Sementara Azyumardi Azra menawarkan adanya tiga fungsi Pesantren, yaitu (Matsuki, 2005:
90-91):
c) Regenerasi Agama
terlebih dahulu arti dari manajemen dan Pesantren itu sendiri. Manajemen dalam kamus besar
bahasa Indonesia memiliki arti proses pemakaian sumber daya secara efektif untuk mencapai
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Dari pengertian di atas dapat dimengerti manajemen dimulai dari sejak
pendidikan agama islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem asrama
dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah
yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leader-ship seorang atau beberapa orang
kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal”.
Lembaga Islam mendefinisikan Pesantren adalah “suatu tempat yang tersedia untuk para
santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama islam sekaligus tempat berkumpul dan
mengatur organisasi lembaga atau perusahaan yang bersifat manusia maupun non manusia
sehingga tujuan organisasi lembaga atau perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Bertolak dari rumusan ini terdapat beberapa unsur dalam manajemen antara lain:
a) Unsur proses arti seorang manejer dalam menjalankan tugas manajerial harus
b) Unsur penataan arti dalam proses manajemen prinsip utama adalah semangat
c) Unsur implementasi arti setelah diatur dan ditata dengan baik perlu dilaksanakan
secara profesional.
kualitasnya.
e) Unsur tujuan. yang harus dicapai yaitu tujuan yang ada harus disepakati oleh
keseluruhan anggota organisasi. Hal ini agar semua sumber daya manusia mempunyai
tujuan yang sama dan selalu berusaha untuk mensukseskannya. Dengan demikian
tujuan yang ada dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas
dalam organisasi.
f) Unsur efektifitas dan efisiensi. Arti tujuan yg ditetapkan diusahakan tercapai secara
1) Pengertian Santri
“sastri”, yang berasal dari abahsa sangkerta, yang berarti melek huruf.
dari bahasa jawa, yakni dari kata “cantrik”, yang artinya seseorang
lima unsur pokok yang harus ada di dalamnya yaitu, masjid, santri, kiai dan
b. Masjid
c. Santri
pertama, santri mukim, adalah murid-murid yang berasal daridaerah yang jauh
dan menetap dalam kelompok pesantren. Kedua, santri kalong, adalah murid-
Pondok Pesantren. Seorang ulama bisa disebut kyai kalau memiliki Pesantren
dan santri yang tinggal dalam pesantren tersebut untuk mempelajari ilmu-ilmu
agama Islam melalui kitab-kitab kuning. Oleh karena itu, eksistensi kiai
2013: 34).
tersebut.
Cikal bakal pondok yatim Assalaam sudah digagas oleh Muassis awal
dalam buku hariannya. Pada saat hidupnya, almarhum terkenal sangat sayang
mengusap kepala anak yatim setiap hari. Cita – cita almarhum belum terwujud
membentuk lembaga yatim karena beliau telah dipanggil lebih dulu oleh Dzat
Yang Maha Kuasa pada hari kamis, 15 Djumadil Akhir 1405 H / 7 Maret 1985
M.
Alhamdulilah saat ini pondok yatim Assalaam berada di tiga lokasi, yaitu ;
Pondok Yatim Assalaam 1 Jl. Natawijaya No.9 RT.03/03 Kel.Pungkur
Telp. 022-7300072
mesti diraih dengan usaha yang gigih guna mempersempit jurang pemisah
antara kaum dhu’afa dan orang-orang kaya. Anak yatim dan kaum dhu’afa,
mereka terkesan menjadi beban dalam kehidupan masyarakat. Namun bila kita
melihat kebelakang bahwa Rasullulah saw adalah anak yatim. Imam Syafi’I
dan lainnya banyak yang menjadi orang besar dan terhormat, mereka adalah
anak yatim. Jadi anak yatim merupakan asset yang perlu mendapat perhatian
anak yatim dan dhu’afa serta berusaha melepaskan mereka dari kemiskinan
Visi :
Membentuk insane bertaqwa dan berguna bagi agama, bangsa dan Negara
B. Hasil Penelitian
Santri sebagai sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam lembaga
berbagai visi untuk kepentingan santri dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus
oleh santri pula. Jadi, santri merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan
institusi/organisasi pesantren.
adalah melakukan serangkaian kegiatan yang terbagi dalam empat fungsi, sesuai
pada pondok pesantren Yatim Dhuafa Assalam dalam membentuk kualitas santri
a. Menentukan Tujuan
arah yang jelas seperti yang dikatakan Arif Zulfikar Zamzami selaku pemilik
2022).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Amir Husein bahwa untuk
mempunyai rencana yang atang dan sudah dilakukan secara terus menerus
sehingga seorang santri yang terlahir dari pesantren Yatim Dhuafa Assalam
akan dapat menyampaikan hukum dan kepetusan yang relevan dengan kondisi
tersebut.
b. Kebijakan
mendidik santri agar berkualitas seperti yang disebutkan oleh Arif Zulfikar
bertaqwa.
unit.
kegiatan serta wajin mentaati tata tertib, dan memiliki penguasaan baca kitab
pada malam Kamis dan Malam Jum’at bagi santri laki-laki (pokir) dan
Dalam kaitannya dengan penempatan pebuna atau guru, Arif Zufikar selaku
yang memiliki prestasi tinggi harus ditempatkan pada tugas dan pekerjaan yang
belakang akademis rata-rata atau di bawah standar harus ditempatkan pada tugas
dan pekerjaan ringan dengan beban wewenang dantanggung jawab yang relatif
pada wewenang yang berhubungan dengan al-Qur’an. Latar belakang akademis ini
dimaksudkan untuk menempatkan tenaga pengajar yang tepat pada posisi yang tepat
tujuan yang diinginkan berupa garis finist, garis finist tidak akan dicapai tanpa
adanya gerak mobil. Adapun fungsi pelaksanaan yang diterapkan pada pondok
dan murid, kedua komponen ini tidak dapat dihilangkan dalam sebuah
2004: 88).
dikelola sedemikian rupa dan terdiri dari mata pelajaran yang disusun
2) Sistem pengajaran
asrama, di mana santri tinggal satu komplek bersama kyai, dan juga
dasar, menengah dan tingkat atas, hal ini dilakukan dengan dasar agar
a) Metode Hafalan
Metode hafalan adalah metode pengajaran dengan
c) Metode Muroja’ah
dengan guru atau yang sudah dianggap pandai oleh guru dan
berbeda antara satu dan yang lainnya. Mulai dari tujuan, kitab-
atau pengendalian sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu
1. Peluang
Guru atau ustadz merupakan komponen yang sangat penting dan menentukan
dalam proses pendidikan Islam (Arif Zulfikar, 2022). Pembina bukan hanya mampu
mentransfer ilmu, tetapi juga pembentukan watak, karakter dan kepribadian anak didik
atau santri. Salah satu peluang yang dimiliki pondok pesantren Yatim Dhuafa Assalam
dalam mempersiapkan santri yang berkualitas adalah karena pembina yang ada di
pesantren tersebut memiliki pembina yang berkompeten di bidang ilmu yang diajarkan
diantarannya ustad yang sudah khatam 30 juz, ahli tafsir, dan bidang-bidang lainnya.
b. Mengadakan Pendidikan Formal dan Nonformal
lembaga dakwah seklaigus lembaga pendidikan yang ada di Jl. Buah Batu Dalam V
sekolah keagamaan yang ada di Jl. Buah Batu Dakam V 119/105, Cijagra, Bandung
Jawa Barat, Dalam pendidikan, hal yang terpenting yang harus ditanamkan ialah sifat
berani karena benar, maju untuk membela hak, baik hak pribadi, hak masyarakat
maupun hak negara dan lain-lain, bersikap dermawan untuk kebaikan, sifat sabar
jika pendidikan dalam pesantren menjadi salah satu alternatif dalam rangka
untuk memberikan sesuatu yang terbaik berdasarkan ilmu yang didapatkannya selama
dididik dalam pesantren. Pondok Pesantren Yatin Dhuafa Assalam dalam hal
pendidikan memadukan antara pembinaan ilmu agama dengan ilmu umum, tentunya
dapat memberikan harapan yang besar untuk menghasilkan santri yang berkualitas,
punya kapasitas ilmu agama serta dapat memahami persoalan yang bersifat umum.
Sehingga, secara khusus, nantinya santri akan menjadi pelopor yang mampu menjadi
Dari uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa salah satu peluang Pondok
formal, siswa diharapkan memiliki kapasitas ilmu agama disamping ilmu umum.
sekaligus. Hal ini sangat mendukung terciptanya sumber daya santri yang berkualitas,
kemasyarakatan, baik yang bernuansa religius maupun nuansa yang bersifat umum.
Pendidikan non formal seperti yang penulis ketahui adalah pendidikan yang
dapat dilakukan secara berjenjang tapi tidak bersifat resmi dan materinya bersifat
penguatan dari pendidikan formal seperti pelatihan baca tulis al-Qur’an, muzakaroh
Nahwu dan Shorof dan lain-lain. Dalam sebuah wawancara dengan Munawar Khalil
mendukung bagi pesantren untuk mempersiapkan santri yang berkualitas, salah satu
contoh adalah kultum setiap selesai shalat dhuhur. Sebagaimana diakui Rahman salah
seorang santri bahwa salah satu modal yang sangat besar dalam pembentukan mental
untuk dapat memperoleh kepercayaan diri berdiri di atas mimbar adalah berkat
adanya latihan kultum setelah shalat dhuhur. Lewat kegiatan tersebut, menurutnya
setiap santri dan siswa memperoleh kesempatan bergiliran tanpa terkecuali, jadi setiap
santri baik santri mukim maupun santri kalong harus kena giliran untuk bertugas pada
Dengan upaya yang dilakukan pada pesantren Yatim Dhuafa Asslam, tentunya
memberikan prospek yang baik dalam mempersiapkan santri yang berkualitas untuk
menyambung estapet pembangunan agama Islam di tengah tengah masyarakat pada
masa sekarang dan yang akan datang khususnya pada masyarakat yang ada di sekitar
pondok pesantren.
2. Tantangan
harus dihadapi dan dijawab pesantren juga semakin kompleks, dan harus kita
sadari mulai sekarang. Persoalan-persoalan yang harus dihadapi ini tercakup dalam
seberapa jauh dia dapat mengikuti arus modernisasi. Jika dia mampu menjawab
tantangan itu, maka akan memperoleh kualifikasi sebagai lembaga yang modern.
Sebaliknya, jika kurang mampu memberikan respon pada kehidupan modern, maka
ketinggalan zaman seperti kolot dan konservatif (Nurcholish Madjid, 1997: 88).
Perjalanan suatu organisasi besar ataupun kecil, baik formal maupun non
formal, seperti pondok pesantren Yatim Dhuafa Assalam Jl. Buah Batu Dalam V
119/105, Cijagra, Bandung Jawa Barat, maka tidak luput dari tantangan-tantangan.
Setelah penulis melakukan penelitian maka adapun yang menjadi tantangan pondok
diantaranya:
1) Dipaksa
kita dapat di pesantren. Tidaklah sedikit orang yang masuk pondok pesantren
dengan latar belakang dipaksa. Belum diketahui berapa persentase-nya, karena
tiap pondok pesantren pasti berbeda- beda. Orang-orang yang masuk pondok
pesantren karena dipaksa, biasanya dipaksa oleh orang tua mereka. Alasan
orang tua memaksa anaknya untuk mondok juga beragam. Ada yang karena
orang tuanya dulu juga mondok di pesantren, ada juga yang orang tuanya tidak
pernah mondok tapi mau anaknya mondok dan belajar ilmu agama.
kerasan (tidak betah). Senada dengan ungkapan Arif Zulfikar selaku pembina
pondok pesantren bahwa mereka yang dipaksa masuk pesantren akan sulit
diarahkan karena hati dan pikiran mereka sulit menyatu dengan lingkungan
halhal yang melanggar peraturan pondok, seperti kabur dari pondok, malas
dalam belajar, malas dalam mengikuti kegiatan pondok, dan lain-lain. Tapi itu
tidak terjadi di semua santri yang masuk pondoknya karena dipaksa. Bagi
mereka yang masuk karena keinginan sendiri akan lebih mudah untuk di didik
menjadi santri yang berkulitas yaitu pribadi yang lebih baik dan berkarakter
qur’ani.
tidak diterima di sekolah negeri favorit. Mungkin ada beberapa orang yang
terlalu membanggakan sekolah negeri favorit, itu adalah wajar bagi mereka
karena tidak mudah masuk sekolah negeri favorit, seleksi super ketat dan
banyak saingan.
Ditambah lagi program pemerintah yang meringankan beban biaya
sekolah kepada para siswanya seperti di kota -kota besar Jakarta, dan
sebagainya.
Oleh karena itu sekolah negeri favorit menjadi gengsi tersendiri bagi
para siswa, baik itu lulusan SD maupun lulusan SMP. Fuad Hasan menuturkan
tiap santri mengenai latar belakang mengapa mereka mau masuk pesantren
dan ksebagian dari mereka mengatakan, karena mereka tidak lulus atau tidak
Karena menjadi gengsi, ada beberapa orang yang malu kalau tidak
yang berkualitas.
3) Yatim Dhuafa
adalah anak yatim dhuafa yang sudah tidak memiliki sosok ayah sehingga
mereka tidak berdaya untuk membiayai pendidikan mereka. Maka dari itu
ponpes Yatim Dhuafa sangat membantu dan menampung anak anak yang
sudah menjadi yatim untuk tetap bisa melanjutkan pendidikan mereka dan
4) Ikut-ikutan
seseorang. Awalnya tidak ada niatan untuk mondok, tapi melihat temannya
mondok jadi ikutan mondok. Seperti yang dikatakan Rahman salah seorang
santri yang pernah ditemui penulis, ia masuk pesantren karena teman baiknya
sederhana karena katanya mereka ingin berjuang bersama dan sukses bersama
atau modal untuk masuk dalam pesantren akan menjadi tantangan tersendiri
Banyak santri yang berasal dari berbagai daerah, baik skala provinsi maupun
nasional. Ini juga menjadi ketertarikan sendiri bagi orang-orang yang ingin
memiliki jaringan pertemanan yang luas namun ada juga santri yang tujuannya
atau pergaulan. Mereka yang tidak memiliki niat yang ikhlas untuk belajar di
keuangan yang terlalu pelik kepada penyandang dananya. Namun demikian karena
banyak juga dana yang bersumber dari masyarakat untuk mendanai kegiatan di
pesantren, misalnya dari orang tua santri, walaupun jumlahnya relatif kecil, hal itu
perlu ada laporan atau penjelasan sederhana sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan
keuangan publik kepada masyarakat agar kredibilitas pesantren di mata masyarakat
cukup tinggi. Disinilah perlunya pengelolaan keuangan dengan baik dan transparan
Hal inilah yang menjadi tantangan bagi pengelola pondok pesantren Yatim
Dhuafa Assalam dalam membentuk santri yang berkualitas karena tidak adannya
pengelolaan keuangan yang baik sehingga pihak pengelola sering kekurangan dalam
atau pengelola pesantren lainnya) dari pandangan yang kurang baik dari luar pesantren
Selama ini pesantren Yatim Dhuafa Assalam tidak memisahkan antara harta
disadari bahwa pembiayaan pesantren justru lebih banyak bersumber dari kekayaan
individu. Namun jika ingin pelaksanaan manajemen keuangan berjalan lebih baik
sebaiknya diadakan pemilahan antara harta kekayaan pesantren dengan harta milik
individu, agar kelemahan dan kekurangan pesantren dapat diketahui secara transparan
oleh pihak-pihak lain, termasuk orang tua santri sehingga pihak pengelola pesantren
berkualitas.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Sebagai akhir dari penulisn skripsi ini, diawali dengan pemaparan tentang
persiapan, tujuan dan kebijakan pimpinan ponpes Yatim Dhuafa Assalam dalam
pembinaan santri sesuai dengan visi misi ponpes Yatim Dhuafa Assalam Buah
Batu.
para pelaksana dan sejauh mana hasi yang sudah dicapai serta dilakaukan
B. Saran
3. Kepada pihak pimpinan Pondok Pesantren Yatim Dhuafa Assalam dan para
Gambar 2. Wawancara dan silaturahmi dengan para santri di Pondok Pesantren Yatim
NIM : 1164030005
Kualitas Santri ( Studi Deskriptif di Pondok Pesantren Yatim Dhuafa Assalam Jl.