SHOFIUL FUAD
133210047
i
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN
SKABIES TERHADAP PERSONAL HYGIENE SANTRI
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika
Jombang
Oleh :
SHOFIUL FUAD
13.321.0047
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Shofiul Fuad, dilahirkan di Kota Tuban pada tanggal 26 juli
1995, penulis merupakan anak kesatu dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Abd
Wahid dan Ibu Kiswati. Memiliki adik Perempuan bernama Thoifatul Azizah.
Pada tahun 2007 penulis lulus dari MI miftahul huda Pucangan, Kecamatan
Montong, Tuban, pada tahun 2010 penulis lulus dari SMP Negeri 1 Montong, pada tahun
2013 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Tuban, pada tahun 2013 penulis lulus seleksi
masuk STIKES “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui PMDK. Penulis memilih
Jombang, 2017
Shofiul Fuad
vi
MOTTO
“ Orang hebat ialah dia yang berani gagal dan bangkit dari suatu keterpurukan “
Shofiul Fuad
vii
PERSEMBAHAN
Seiring dengan do’a dan puji syukur aku persembahkan skripsi ini untuk:
jalan yang Engkau ridhai. Tidak lupa sholawat dan salam selalu
2. Ibu Kiswati dan Bapak Abd Wahid Tercinta. Tak ada kata yang pantas saya
menjadi suksesnya saya dikemudian hari. Tidak ada do’a yang terkabulkan
selain do’a dari orang tua yang tulus ikhlas. Terima kasih kepada kedua
orang tua tercinta yang telah berusaha susah payah banting tulang untuk
merawat dan membesarkan penulis sampai saat ini dengan penuh cinta dan
3. Adikku tercinta Thoifatul Azizah, Terima kasih atas do’a dan semangatnya
selama ini. Terima kasih atas canda tawa kita selama ini. Hanya karya kecil
ini yang dapat kakak persembahkan. Maaf kakak belum bisa menjadi kakak
yang baik, tapi kakak akan selalu berusaha menjadi yang terbaik, agar bisa
4. Nenek dan Keluarga Besar, saya persembahkan untuk kalian karya kecil
yang sederhana ini. Terima kasih selalu menghujaniku dengan cinta dan
viii
kasih sayang dan cerita-cerita penuh inspirasi. Dari kalian saya bisa belajar.
kepada penulis.
6. Tidak lupa terima kasih juga kepada saudari Ratna Sulistyowati yang telah
angkatan 2013 prodi S1 Keperawatan yang tidak bisa saya sebutkan satu
kebahagiaan.
7. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya proposal skripsi ini.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah -
dengan sebaik-baiknya.
ICMe Jombang yang memberikan izin untuk membuat skripsi sebagai tugas akhir
Pondok Pesantren Darussalam yang telah memberikan ijin penelitian dan teman-
teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan.
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi penyempurnaan skripsi dan semoga bermanfaat bagi penulis
Jombang, 2017
Penulis
x
ABSTRAK
Oleh : SHOFIUL
FUAD
13.321.0047
Skabies adalah penyakit menular pada kulit yang disebabkan oleh kutu
scabiei var homonis dengan penularan yang sangat tinggi terutama pada tempat
yang padat hunian salah satunya ialah pondok pesantren. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis pengaruh penyuluhan kesehatan tentang penanganan
skabies terhadap personal hygiene santri.
Desain penelitian ini pra-eksperimintal one group pre test post
test,denganpopulasisemua santri yang mengalami skabies, menggunakan sample
40 responden denganpurposive sampling. Pengumpulan data menggunakan
editing,coding, scoring, dan tabulating.
Hasil penelitian ini didapatkan dari 40 responden sebelum dilakukan
penyuluhan bahwa setengah responden memiliki kriteria cukup berjumlah (50%)
dan setelah dilakukan perlakuan responden memiliki kategori baik sejumlah
(50%). Hasil uji wilcoxon didapatkan (p = 0,000) pada taraf signifikan (α = 0,05)
sehingga H1 ditrima. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada pengaruh penyuluhan
kesehatan tentang penanganan skabies terhadap personal hygiene santri.
xi
ABSTRACT
By : SHOFIUL
FUAD
133210047
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR............................................................................................. i
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
xiii
2.2 Skabies .......................................................................................... 10
2.3 Penyuluhan Kesehatan .................................................................. 21
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6 : Kuesioner
Lampiran 8 : Pamflet
xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
1. Daftar Lambang
1. H1 : hipotesis alternatif
2. n : besar sampel
3. N : jumlah populasi
5. ≤ : lebih kecil
6. ≥ : lebih besar
7. R : korelasi
8. X : skor pernyataan
9. Y : skor total
11. α : alpha
12. r : reliabilitas
17. P : presentasi
xviii
2. Daftar Singkatan
xix
BAB 1
PENDAHULUAN
Kulit merupakan bagian dari tubuh manusia yang cukup sensitif dari
berbagai penyakit kulit, bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor salah
satunya dari faktor lingkungan dan juga kebiasaan hidup yang kurang
penyakit, penyait yang sering terjadi pada lingkungan yang padat hunian
dan personal hygiene yang buruk salah satunya adalah skabies. Skabies
kutu (Whitesalad, 2011). Penyakit ini banyak sekali angka kejadianya serta
lagi di daerah yang padat hunian, salah satu contohnya adalah pondok
umumnya para santri tinggal dalam lingkup yang padat yaitu satu kamar
lesi yang sangat gatal dan akan parah saat malam hari. Skabies sendiri
252).
1
2
mempengaruhi lebih dari 130 juta orang setiap waktunya, dimana rata-rata
terjadinya skabies berbeda-beda yaitu dari 0,3% hingga 46% (WHO 2013).
Skabies dikenal dengan penyait yang menular dengan estimasi 300 juta
kasus setiap tahunya. Prevalensi ini bervariasi dari setiap waktunya (Farrar
menduduki tingkat ke-3 dari penyakit kulit tersering di indonesia. Pada saat
(2014) Santri yang baru tinggal < 1 tahun mempunyai rasio terkena skabies
1/0,302 atau 3,5 kali lebih besar daripada santri yang sudah lebih lama (>1
tahun). Prevalensi skabies tertinggi pada usia 15-24 tahun (Baur et al. 2013)
peularanya yang disebabkan oleh kutu hewan kecil yang transparan dan
(benda) misa pakaian (Djuanda, 2007). Skabies ini terjadi karena faktor
3
lansia, pasien tirah baring, dan juga tingkat pendidikan yang rendah (Nazari
proses belajar santri. Penderita penyakit ini selalu mengalami atau mengeluh
gatal dan akan semakin parah saat malam hari menjelang tidur (Sudirman,
2006).
selama 2-3 hari pada pakaian atau tempat tidur dan masih bisa
menularkanya (odem et al., 2000). Pakaian atau alat tidur dan barang yang
sudah terpapar harus dicuci dan dikeringkan dengan air panas (60c) (Guning
et al., 2012). Selain itu penyuluhan kesehatan adalah suatu kegiatan atau
Darussalam.
Darussalam.
5
Darussalam.
1.4.1 Teoritis
dan kebidanan.
1.4.2 Praktis
skabies yakni dengan cara menjaga personal hygiene dan sebagai literatur
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
A. Faktor Predisposisi
1. Perkembangan
2. Biologis
4. Sosial
B. Faktor presipitasi
1. Body image
8
2. Praktik sosial
3. Status sosial-ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Menurut Fitria (2010). tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah:
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
9
3. Makan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bias mengalami harga diri
sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB
sosial.
2.2 Skabies
penyebab skabies. Di Indonesia skabies sering disebut kudis atau orang jawa
manusia oleh S. scabiei var homonis yang berbentuk oval dan gepeng,
pasang kaki, 2 pasang merupakan kaki depan dan 2 pasang kaki belakang
11
terowongan ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang
lebih 30 hari dan bertelur sebanyak 2-3 butir telur sehari. Telur akan
menetas setelah 3-4 hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan kulit
Setelah beberapa hari, menjadi bentuk dewasa melalui bentuk nimfa. Waktu
yang diperlukan dari telur hingga bentuk dewasa sekitar 10-14 hari.
tungau betina, dan mempunyai peran yang kecil pada patogenesis penyakit.
Biasanya hanya hidup dipermukaan kulit dan akan mati setelah membuahi
tungau betina. Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar
selama lebih kurang 7 – 14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang
tipis dan lembab biasanya pada lipatan kulit seperti sela-sela jari, ketiak,
Kutu biasanya hilang akibat mandi secara teratur. Bentuk ini ditandai
lesi bertambah hebat. Hal ini disebabkan mungkin oleh karena penurunan
3) Skabies nodular pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan
genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi
lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat
4) Skabies norwegia ini biasa disebut skabies krustosa ditandai oleh lesi
bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi
kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies
ini tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah
dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemik skabies. Penyakit
ini banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa maupun muda, jelasnya
dapat mengenai semua umur. Insidensi sama pada pria dan wanita. Insidensi
ini belum dapat dijelaskan. Interval antara akhir dari suatu epidemik dan
cukup tinggi, terendah di Sulawesi Utara dan tertinggi di Jawa Barat. Selain
itu faktor penularannya bisa melalui tidur bersama dalam satu tempat tidur,
untuk bertukar pakaian, alat sholat ataupun alat mandi dengan teman
salah satu penyebab penularan skabies adalah hygiene yang buruk (Djuanda,
2007).
Penyakit ini sangat mudah sekali menular, karena itu bila salah satu
anggota keluarga terkena, maka biasanya anggota keluarga lain akan ikut
program kesehatan yang masih sering kita jumpai, akan menambah panjang
dibuahi atau kadang-kadang oleh larva. Penyakit ini sangat erat kaitannya
kesehatan yang dipakai oleh masyarakat luas, dan fasilitas umum lain yang
15
Kartika, 2008).
salah satu santri menderita penyakit skabies kemudian bertukar pakaian, alat
sholat atau alat mandi dengan teman lain kemudian didukung dengan
hygiene diri yang buruk maka penularan skabies akan terjadi diantara teman
tersebut (Djuanda, 2007). Penyediaan air bersih yang kurang memadai juga
yang sama tersebut sehat atau tidak. Apabila ternyata mempunyai penyakit
skabies maka sudah bisa pasti kita akan tertular penyakit tersebut
(Handayani, 2007).
terutama pada malam hari (pruritus noktural) atau bila cuaca panas serta
sedang berkeringat. Gatal yang hebat terutama pada malam hari sebelum
tidur. Adanya tanda tanda yaitu papula (bintil), pustula (bintil bernanah),
(Sudirman, 2006).
papula, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,
ekskorisasi (lecet sampai epidermis dan berdarah), krusta (cairan tubuh yang
Selain itu, skabies juga bisa timbul akibat garukan oleh penderita itu
sendiri. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan
papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,
ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi
gejala klinis dapat timbul dalam waktu 24 jam. Hal ini terjadi kare na pada
infestasi ulang telah ada sensitisasi dalam tubuh pasien terhadap tungau dan
produknya yang antigen dan mendapat respons dari sistem imun tubuh
(Sudirman, 2006).
handuk, dan sprei penderita skabies bahkan lebih baik apabila dicuci
(Rohmawati, 2010).
tungau yang lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
leokosit).
(Sudirman, 2006).
1. Histopatologis Skabies
2. Imunologi Skabies
sebelumnya, gejala klinis dapat timbul dalam waktu 24 jam. Hal ini
terjadi karena pada infestasi ulang telah ada sensitisasi dalam tubuh
3. Diagnosis
4. Klasifikasi
d Skabies in cognito
20
klinik (rasa gatal) tapi penyakitnya tetap ada dan tetap menular.
Tipe ini jarang terjadi, namun bila ditemui kasus ini, dan terjadi
j Skabies dishidrosiform
Jenis ini di tandai oleh lesi ber upa kelompok vesikel dan pustula pada
tangan dan kaki yang sering berulang dan selalu sembuh dengan obat
5. Pengobatan
6. Kriteria Sembuh
2.3.1 Pengertian
22
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa
2.3.2 Sasaran
keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang
kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok
bahasa yang mudah dimengerti, tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh
2.3.4 Metode
perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu
ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-
24
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
b. Wawancara
perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian
dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang
Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
1). Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
adalah:
a. Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa
Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau
pengajaran.
b. Pelaksanaan
bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
semaksimal mungkin.
2). Seminar
26
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan
Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah
yang sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum
ditangkap oleh massa tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini
metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui media massa, simulasi,
dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan dimajalah atau
koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan
sebagainya.
penyuluh dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat
berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu
diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang
digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas
pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada waktu
ternyadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang diproyeksikan
misalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya dua
dimensi, tiga dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia, boneka dan lain-lain.
pada waktu proses penyuluhan, misalnya televisi, video cassette dan lain-
lain.
alat peraga yang paling tepat untuk digunakan dalam penyuluhan. Untuk itu
Semua alat peraga yang dibuat berguna sebagai alat rantu belajar dan
tetap harus diingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan
maksimal.
kesehatan.
Penyuluhan kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media,
mata.
a. Media cetak
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam
media ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik),
rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah, poster, foto yang
antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa
dapat menstimulir efek gerak dan efek suara dan mudah terlipat.
b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
termasuk dalam media ini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD,
VCD. Seperti halnya media cetak, media elektronik ini memiliki kelebihan
lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih tinggi, sedikit
rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan
televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami,
jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih
yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil
BAB 3
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan
(Notoatmodjo, 2010).
Faktor yang Penyuluhan Faktor yang
mempengaruhi kesehatan tentang mempengaruhi personal
tentang penanganan penanganan hygiene:
skabies: skabies 1. Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan a. Perkembangan
b. Kepadatan hunian b. Biologis
c. Hygiene c. Kemampuan
Kejadian skabies
perorangan realita turun
pada santri
d. Air d. Sosial
2. Faktor Presipitasi
a. Body image
b. Praktik sosial
c. Status sosial
ekonomi
34
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang
Penanganan Skabies Terhadap Personal Hygiene Santri di Pondok
Pesantren.
BAB 4
METODE PENELITIAN
K O I OI
Keterangan :
dengan penyusunan laporan skripsi sejak bulan Februari sampai dengan Mei
2017.
Kabupaten Jombang.
4.3.1 Populasi
37
4.3.2 Sampel
40 orang.
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Maka :
38
Sampling
untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah
yang terdiri atas sejumlah elemen yang dipilih secara acak, dimana setiap
Penyusunan proposal
Rancangan penelitian
Populasi
Semua penderita skabies di pondok pesantren Darussalam, Desa Sengon, Kecamatan
Sampel
Sebagian penderita skabies di pondok pesantren Darussalam, Desa Sengon,
Sampling
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
skabies.
dengan hajat untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif
berikut:
ICMe Jombang.
Kabupaten Jombang.
Pesantren Darussalam.
inform consent.
analisa data.
43
1. Pengolahan data
a. Editing
b. Coding
yang intinya mengubah data dari bentuk kalimat atau huruf kedalam data
a. Data umum
2) Umur
Umur 13-15 U1
44
Umur 16-19 U2
3) Kelas
c. SMP K1
d. SMA K2
a. Pernah P1
b. Tidak pernah P2
b. Data khusus
1) Personal hygiene
a. Baik Kode 1
b. Cukup Kode 2
c. Kurang Kode 3
c. Scoring
2010).
a. Pernyataan positif:
45
Ya :1
Tidak : 0
b. Pernyataan negatif:
Ya :0
Tidak : 1
d. Tabulating
menggunakan skalakumulatif.
2. Analisa Data
a. Analisis Univariate
Keterangan :
p : Presentase.
100% : Seluruhnya
b. Analisis bivariate
hygiene santri.
penelitian. Subjek diberi tahu tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika
pengumpulan data. Cukup menulis nomor repsonden atau inisial saja untuk
3. Confidentiality (kerahasiaan)
penelitian dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau
BAB 5
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari
jumlah responden yang diteliti sebanyak 40 orang. Hasil penelitian ini akan
disajikan dalam bentuk narasi dan table. Hasil penelitian ini akan disajikan dalan
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi bagi Santri
di Pondok Pesantren Darussalam Desa Sengon, Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang
dari responden memiliki kriteria baik (20%), setengah responden memiliki kriteria
cukup (50%), hampir dari setengah memiliki kriteia kurang (30%) sebelum
responden memiliki kriteria baik (50%), hampir dari setengah responden memiliki
kriteria cukup (40%), dan sebagian kecil responden memiliki kriteria kurang (10%)
Jombang.
53
bahwa taraf signifikan sebesar 0,000 adalah kurang dari 0,05 (p=0,000 <α=0,005)
5.2 Pembahasan
responden memiliki kriteria cukup terhadap personal hygiene santri. Faktor yang
mempengaruhi personal hygiene santri yang terkategori cukup adalah faktor umur.
diri yaitu 15,5 yang berarti sebagian kecil dari responden. Menurut peneliti,
personal hygiene santri akan terbentuk baik oleh faktor pengetahuan. Faktor usia
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 40 responden sebagian besar
54
media cetak, dan 1 responden pernah mendapatkan informasi dari media electronik.
secara aktual dari media masa karena informasi disajikan secara objektif yang
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Azwar (2011), bahwa media
masa mempengaruhi sikap seseorang, dalam pemberitaan surat kabar maupun radio
atau media komunikasi lainya berita yang seharusnya aktual disampaikan secara
baik (50%) dan berdasarkan hasil dari tabulasi kuisioner setelah dilakukan
kebersihan lingkungan yaitu 38,5 yang berarti hampir dari setengah, kebersihan
lingkungan sangat mempengaruhi penularan atau peyebaran skabies maka dari itu
baik bagi santri dalam penanganan skabies karena dengan adanya penyuluhan
hasil pengindraan atas hasil tau seseorang terhadap objek melalui indra yag di
milikinya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
Hasil uji statistik dengan metode uji wilcoxon didapatkan hasil nilai p
sebesar 0,000 adalah kurang dari 0,05 (p=0,000 < α=0,05), yang berarti ada
diberikan oleh penyuluh, selain itu banyaknya santri dengan rasa ingin tahu tentang
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Septalia, (2010), bahwa
sadar, tau, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa meakukan suatu anjuran yang
BAB 6
6.1 Kesimpulan
jombang.
6.2 Saran
Baur B., Sarkar J.,Manna N., & Bandyopadhyay L. (2013). The Pattern of
Dermatological Disorders among Patients Attending the Skin O.P.D
of A Tertiary Care Hospital in Kolkata, India. Journal of Dental and
Medical Sciences3, 1-6.
Djuanda, A. dkk. (2007). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima.Jakarta
:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Nazari, M & Azizi, A 2014, Epidemiological pattern of scabies and its social
determinant factors in West of Iran’, Scientific Research, Vol.
6, No. 15, Hal. 1972-1977
Fitria, Nita. (2010). Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta
: Salemba Medika.
Cak Moki. 2007. Skabies : Kulit Gatal Bikin Sebal. Diakses 14 Februari 2010.
http://www.k-sate-edu/parasitlogy/625tutorials/Anthropods01.html
Al-Falakh,2009.Scabies.http//alfalakh.blogspot.com/2009/04/skabies.htmldiakses
30 Desember 2009.
Bulan
No Jadwal Februari Maret April Mei juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan judul
2 Konsultasi judul
3 Studi kepustakaan
4 Penyusunan proposal
5 Bimbingan proposal
6 Ujian Proposal
7 Revisi proposal
8 Pengolahan data
9 Penyusunan skripsi
10 Ujian skripsi
11 Revisi
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
+ -
Kebersihan air 7 8 2
Kebersihan lingkungan 9 10 2
Jumlah soal = 10
Lampiran 5
LEMBAR KUESIONER
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN
SKABIES TERHADAP PERSONAL HYGIENE SANTRI.
A. Data Umum
Tanggal/kode responden (diisi oleh peneliti)
a. Isilah sesuai data sebenarnya
1. Umur
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
SKABIES
1. IDENTIFIKASI MASALAH
sensitisasi terhadap sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinonim dari
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal
membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai
1,2 centimeter.
Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema
yang disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina
panjangnya 0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di
depan dengan ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam.
Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan
mati setelah kawin. Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah
membasmi skabies seperti mandi dengan sabun, sering ganti pakaian, cuci pakaian
secara terpisah, menjemur alat-alat tidur, handuk tidak boleh dipakai bersama.
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau
Jam :-
Waktu : 30 menit
1. Pengertian skabies.
3. Patofisiologi skabies.
Terlampir
6. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
7. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
8. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1 3 Pembukaan:
Patofisiologi skabies
Komplikasi skabies
disampaikan
Pemberi Penyuluhan
Shofiul Fuad
Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Pertanyaan :
Jawab :
1. Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei
varian hominis (sejenis kutu, tungau) dan ditularkan melalui kontak langsung
a. Kontak langsung yaitu kontak kulit dengan kulit, misalnya berjabat tangan,
b. Kontak tak langsung yaitu melalui benda, misalnya pakaian, handuk, sprei,
skabies seperti mandi dengan sabun, sering ganti pakaian, cuci pakaian secara
SKABIES
A. Pengertian Skabies
Penyakit ini disebut juga kudis, the itch, seven year itch, Noerwegian itch,
scabiei varian hominis (sejenis kutu, tungau), ditandai dengan keluhan gatal,
terutama pada malam hari dan ditularkan melalui kontak langsung atau tidak
langsung.
Pada tahun 1687, Benomo menemukan kutu skabies pada manusia dan Von hebra
pada abad XIX telah melukiskan tentang pengetahuan dasar dari penyakit ini.
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian
hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi.
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor,
Kutu betina berukuran 0,4-0,3 mm. Kutu jantan membuahi kutu betina dan
kemudian mati. Kutu betina, setelah impregnasi, akan menggali lobang ke dalam
epidermis kemudian membentuk terowongan di dalam stratum korneum dan
fertilisasi, skabies betina mulai mengeluarkan yang berkulit telur yang kemudian
berkembang melalui stadium larva, nimpa, dan kemudian menjadi kutu dewasa
dalam 10-14 hari. Lama hidup kutu betina kira-kira 30 hari. Kemudian kutu mati
inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas
menjadi hypopi yakni sarcoptes muda. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes
betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit itu penderita mengalami
rasa gatal.
dimulai 2-4 minggu setelah penyakit dimulai. Selama waktu itu kutu berada diatas
kulit atau sedang menggali terowongan tanpa menimbulkan gatal. Gejala gatal
C. Patofisiologi Skabies
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan
tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau
pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap
secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah
infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya
papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta,
dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari
lokasi tungau.
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena
aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata
panjang 1cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika
timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriosi dan
korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian
volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae (wanita) dan
lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria), dan perut bagian
bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki
bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul
berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan agak dalam
dalam dikulit. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Pada pasien yang selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya sedikit
E. Epidemiologi Skabies
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak
faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain : sosial ekonomi
yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas,
1. Kontak langsung yaitu kontak kulit dengan kulit, misalnya berjabat tangan,
2. Kontak tak langsung yaitu melalui benda, misalnya pakaian, handuk, sprei,
Penularannya biasanya oleh Sarcoptes Scabiei betina yang sudah dibuahi atau
Skabies yang terdapat pada orang yang tingkat kebersihannya cukup bisa
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh
kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder
Gejalanya ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi terutama
terdapat pada tempat-tempat kontak. Dan akan sembuh sendiri bila menjauhi
4. Scabies nodular
adalah genitalia pria, lipat paha, dan aksila. Lesi ini dapat menetap beberapa
minggu hingga beberapa bulan, bahkan hingga satu tahun walaupun telah
5. Skabies inkognito
Obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda skabies,
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal di tempat
eritema, dan distrofi kuku. Krusta terdapat banyak sekali. Krusta ini
populasi Sarcoptes scabiei sangat tinggi dan gatal tidak menonjol. Bentuk ini
terdapat pada orang tua dan ran an enderita radia i enta (D wn’
syndrome) sensasi kulit yang rendah (lepra, syringomelia dan tabes doralis),
penderita penyakit sistemik yang berat (leukemia dan diabetes), dan penderita
H. Komplikasi Skabies
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat
selulitis, dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang
berlebihan, baik pada terapi awal atau dari pemakaian yang terlalu sering. Salep
sulfur, dengan konsentrasi 15% dapat menyebabkan dermatitis bila digunakan
terus menerus selama beberapa hari pada kulit yang tipis. Benzilbenzoat juga
dapat menyebabkan iritasi bila digunakan 2 kali sehari selama beberapa hari,
membasmi skabies seperti mandi dengan sabun, sering ganti pakaian, cuci pakaian
secara terpisah, menjemur alat-alat tidur, handuk tidak boleh dipakai bersama.
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau
1. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim.
Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat
aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3
hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian
setiap malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi,
lotion, termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah
digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak
dibawah umur 6 tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf
pusat. Pemberiannya cup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi
seminggu kemudian.
4. Krokamiton 10% dalam krim atau losio mempunyai dua efek sebagai
antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim(
eurax) hanya efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-
5. Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman karena
sangat mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada
manusia.
bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan.
2. Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa ynani yang berarti personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu
2.1.2 Etiologi
Faktor Predisposisi
1. Perkembangan
diri.
perawatan diri.
4. Sosial
diri.
Faktor presipitasi
a. Body image
b. Praktik sosial
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
untuk menyediakannya .
d. Pengetahuan
Menurut Fitria (2010). tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah:
b. Berpakaian/berhias
dengan aman.
atau BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bias mengalami
harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat
dirinya sendiri baik dal hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun
BAB atau BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka
sosial.
Lampiran 8
PENULARAN
• Melalui kontak langsung
• Melalui pakaian, alas tempat tidur, dll.
-~·-'!"""'"-.. . . :f:..I>_ ... _
PENYE BAB
Sarcoptes scabiei, tungau kecil, Berwarna
transparan. Tungau betina bertelur sekitar
40-60 dibawah kulit dan menetas dalam
3-5 hari, kemudian jadi dewasa dalam
r
~
10-14 hari.
Lampiran 9
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T)
RELIABILITY
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.954 10
VALIDITAS ITEM
Item-Total Statistics
Simpulan :
Jika r hitung > r table, atau jika r hitung > 0.632, maka soal dinyatakan valid.
Berdasar hasil uji SPSS, diketahui bahwa seluruh soal dinyatakan valid (lihat di
Corrected Item-Total Correlation).
Bila r alpha > r table, maka pertanyaan tersebet reliabel.
Dari uji diatas nilai r alpha (0.954) > dibanding nilai r tabel (0.632), maka pertanyaan
diatas reliabel (lihat di Cronbach's Alpha).
Tabel Nilai r Product Moment
R2 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1
R3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
R4 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0
R5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R6 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1
R7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Lampiran 10
PRE TEST
Karakteristik Prilaku
Res Skor prsntase Kriteria Kode
Umr Pddk Inf Scbs Smbr Inf 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R1 U2 K2 P2 K4 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 6 60 Cukup 2
R2 U1 K1 P2 K4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 70 Cukup 2
R3 U2 K2 P2 K3 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6 60 Cukup 2
R4 U2 K2 P2 K4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R5 U2 K2 P1 K4 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5 50 Kurang 3
R6 U1 K1 P2 K4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R7 U1 K1 P1 K4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70 Cukup 2
R8 U1 K1 P1 K4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 50 Kurang 3
R9 U1 K1 P2 K1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 70 Cukup 2
R10 U2 K2 P2 K4 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 6 60 Cukup 2
R11 U2 K2 P2 K4 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 3 30 Kurang 3
R12 U1 K1 P2 K4 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6 60 Cukup 2
R13 U1 K1 P2 K4 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6 60 Cukup 2
R14 U1 K1 P2 K4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70 Cukup 2
R15 U1 K1 P1 K1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 6 60 Cukup 2
R16 U1 K1 P1 K1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R17 U2 K2 P1 K1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 70 Cukup 2
R18 U2 K2 P2 K4 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 5 50 Kurang 3
R19 U1 K1 P2 K4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R20 U1 K1 P2 K2 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 6 60 Cukup 2
R21 U1 K1 P2 K4 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 70 Cukup 2
R22 U1 K1 P2 K4 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 60 Cukup 2
R23 U1 K1 P2 K4 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 80 Baik 1
R24 U2 K2 P2 K2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 5 50 Kurang 3
R25 U2 K2 P2 K4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7 70 Cukup 2
R26 U2 K2 P2 K2 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 5 50 Kurang 3
R27 U1 K1 P2 K4 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 60 Cukup 2
R28 U2 K2 P2 K2 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 40 Kurang 3
R29 U1 K1 P2 K4 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 30 Kurang 3
R30 U1 K1 P1 K4 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 70 Cukup 2
R31 U2 K2 P2 K4 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 6 60 Cukup 2
R32 U2 K2 P2 K4 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 5 50 Kurang 3
R33 U2 K2 P2 K4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7 70 Cukup 2
R34 U2 K2 P2 K4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 70 Cukup 2
R35 U1 K1 P2 K4 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5 50 Kurang 3
R36 U2 K2 P2 K4 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 80 Baik 1
R37 U1 K1 P1 K4 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5 50 Kurang 3
R38 U2 K2 P2 K4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R39 U2 K2 P2 K4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 Baik 1
R40 U1 K1 P2 K4 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 50 Kurang 3
Rata-Rata 6 25 37 16 25 19 30 26 40 26
Rata-Rata perparameter
15.5 26.5 22 28 33
POST TEST
Karakteristik Prilaku
Res Skor Prsntse Kriteria Kode
Umr Pddk Inf Scbs Smbr Inf 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R1 U2 K2 P2 K4 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 70 Cukup 2
R2 U1 K1 P2 K4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik 1
R3 U2 K2 P2 K3 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80 Baik 1
R4 U2 K2 P2 K4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R5 U2 K2 P1 K4 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 6 60 Cukup 2
R6 U1 K1 P2 K4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik 1
R7 U1 K1 P1 K4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R8 U1 K1 P1 K4 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 6 60 Cukup 2
R9 U1 K1 P2 K1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 70 Cukup 2
R10 U2 K2 P2 K4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R11 U2 K2 P2 K4 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80 Baik 1
R12 U1 K1 P2 K4 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 70 Cukup 2
R13 U1 K1 P2 K4 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6 60 Cukup 2
R14 U1 K1 P2 K4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70 Cukup 2
R15 U1 K1 P1 K1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R16 U1 K1 P1 K1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R17 U2 K2 P1 K1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R18 U2 K2 P2 K4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70 Cukup 2
R19 U1 K1 P2 K4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R20 U1 K1 P2 K2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80 Baik 1
R21 U1 K1 P2 K4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R22 U1 K1 P2 K4 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 70 Cukup 2
R23 U1 K1 P2 K4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik 1
R24 U2 K2 P2 K2 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6 60 Cukup 2
R25 U2 K2 P2 K4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 1
R26 U2 K2 P2 K2 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 6 60 Cukup 2
R27 U1 K1 P2 K4 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 60 Cukup 2
R28 U2 K2 P2 K2 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5 50 Kurang 3
R29 U1 K1 P2 K4 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 30 Kurang 3
R30 U1 K1 P1 K4 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 70 Cukup 2
R31 U2 K2 P2 K4 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 6 60 Cukup 2
R32 U2 K2 P2 K4 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 5 50 Kurang 3
R33 U2 K2 P2 K4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik 1
R34 U2 K2 P2 K4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R35 U1 K1 P2 K4 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5 50 Kurang 3
R36 U2 K2 P2 K4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 1
R37 U1 K1 P1 K4 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 6 60 Cukup 2
R38 U2 K2 P2 K4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 80 Baik 1
R39 U2 K2 P2 K4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 1
R40 U1 K1 P2 K4 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 60 Cukup 2
Rata-Rata 5 34 37 19 29 21 31 38 40 37
Rata-Rata perparameter 19.5 28 25 34.5 38.5
Lampiran 11
NPar Tests
Post Total
30 50 60 70 80 90 100
Count 1 0 0 0 1 0 0 2
30
% within Pre 50,0% 0,0% 0,0% 0,0% 50,0% 0,0% 0,0% 100,0%
Count 0 1 0 0 0 0 0 1
40
% within Pre 0,0% 100,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0%
Count 0 2 6 1 0 0 0 9
50
% within Pre 0,0% 22,2% 66,7% 11,1% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0%
Count 0 0 3 3 4 0 0 10
60
Pre % within Pre 0,0% 0,0% 30,0% 30,0% 40,0% 0,0% 0,0% 100,0%
Count 0 0 0 3 4 2 1 10
70
% within Pre 0,0% 0,0% 0,0% 30,0% 40,0% 20,0% 10,0% 100,0%
Count 0 0 0 0 4 2 1 7
80
% within Pre
0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 57,1% 28,6% 14,3% 100,0%
Count
0 0 0 0 0 0 1 1
90
% within Pre 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0 100,0%
%
Count
Total 1 3 9 7 13 4 3 40
% within Pre
2,5% 7,5% 22,5% 17,5% 32,5% 10,0% 7,5% 100,0%
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Negative Ranks 0 ,00 ,00
Positive Ranks 27
b
14,00 378,00
Post - Pre
Ties c
13
Total 40
Test Statisticsa
Post - Pre
b
Z -4,696
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Sebelum Total
Baik Cukup Kurang
Count 8 11 1 20
Baik
% within Sesudah 40,0% 55,0% 5,0% 100,0%
Count 0 9 7 16
Sesudah Cukup
% within Sesudah 0,0% 56,3% 43,8% 100,0%
Count 0 0 4 4
Kurang
% within Sesudah 0,0% 0,0% 100,0% 100,0%
Count 8 20 12 40
Total
% within Sesudah 20,0% 50,0% 30,0% 100,0%
Lampiran
1212
Lampiran
1313
Lampiran
1414
Lampiran
1515
Lampiran
1616