ANTARA
PT UNITED DICO CITAS (UDC)
DENGAN
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
TENTANG
PENGADAAN OBAT, ALAT KESEHATAN DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI PRODUK FARMASI
Nomor : 06/03.PKS/ RSUK/IX /2022
Nomor :................................/IX/2019
Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di Kalirejo, Pada hari Rabu, tanggal Empat Belas
bulan September tahun Dua Ribu Dua Pulih Dua (14-09-2022), oleh dan antara :
1. RUMAH SAKIT UMUM KARTINI, adalah sarana pelayanan kesehatan dibawah
naungan PT Indokartini Karya Husada. Dalam hal ini diwakili oleh dr. Dionysius
Beni Nugroho, dalam jabatannya sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Kartini,
yang berlokasi di Jl. Kartini No 104, Kalirejo, Kab. Lampung Tengah, Selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah distributor resmi yang menyediakan obat, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai produk farmasi yang dibutuhkan oleh
PIHAK PERTAMA.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka PARA PIHAK setuju dan mufakat untuk
mengadakan Perjanjian Kerjasama Pengadaan Obat, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai Produk Farmasi, dengan syarat dan ketetuan sebagai berikut:
PASAL 1
LINGKUP PERJANJIAN
(1) Lingkup Perjanjian yang menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah:
a. Mengadakan atau menyediakan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
produk farmasi berdasarkan pemesanan oleh PIHAK PERTAMA.
b. Pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai produk farmasi
dimaksud dikemas dalam kemasan sesuai standar Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
d. Pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai produk farmasi
sebagaimana dimaksud Ayat (a) paling lambat telah sampai pada PIHAK
PERTAMA 5 (lima) hari kerja setelah tanggal pemesanan.
e. Harga yang ditetapkan oleh PIHAK KEDUA adalah harga yang telah disepakati
oleh para pihak.
i. Untuk Produk obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang bersifat slow
moving (lambat perputaran), maka dapat dilakukan return (pengembalian) dengan
masa expired date lebih dari 2 (dua) tahun dari tanggal pengembalian
a. Memesan alat kesehatan, obat, bahan habis pakai yang distribusikan oleh
Perusahaan Distributor Resmi Farmasi.
b. Menggunakan alat kesehatan, obat, bahan habis pakai produk farmasi dari PIHAK
KEDUA bagi masyarakat dan Pasien pada PIHAK PERTAMA.
c. Membayar semua tagihan faktur yang telah jatuh tempo (penagihan faktur) dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari kerja setelah obat diterima. (koordinasi dengan Pihak
Keuangan)
PARA PIHAK berkewajiban melaksanakan semua hak dan kewajiban yang menjadi
tanggung jawabnya sebagiamana ditentukan pada Pasal 1.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
b. PIHAK KEDUA berhak menghentikan sementara segala macam pemesanan obat, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai produk farmasi dari PIHAK PERTAMA, apabila
segala pembayaran yang telah jatuh tempo belum dipenuhi oleh PIHAK PERTAMA.
c. Penghentian sementara dimaksud butir (b) dapat dilakukan oleh PIHAK KEDUA apabila
telah mengingatkan jatuh tempo pembayaran selama 3 x berturut-turut secara tertulis
kepada PIHAK PERTAMA untuk memenuhi pembayaran yang telah jatuh tempo
dimaksud.
e. PIHAK KEDUA berhak mengirim perwakilannya dalam kegiatan pada butir (d)
sesuai jadwal yang ditentukan PIHAK PERTAMA.
b. memberikan jaminan secara tertulis bahwa obat, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai produk farmasi yang didistribusikan termasuk MSDS (Materials
Safety Data Sheet) kepada PIHAK PERTAMA memiliki kualitas produk dan
dalam kondisi baik serta bersedia menanggung segala resiko dalam hal produk
yang dijaminnya ternyata rusak atau produknya menyebabkan kerugian bagi
masyarakat atau pasien PIHAK PERTAMA.
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
PASAL 5
HARGA DAN SISTEM PEMBAYARAN
(1) Harga distributor yang ditetapkan oleh PIHAK KEDUA adalah harga yang telah
disepakati oleh PARA PIHAK.
(2) Biaya atas pengiriman produk farmasi kepada PIHAK PERTAMA ditanggung
sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
(3) Sistem pembayaran dalam Perjanjian ini dilakukan secara tunai, berjangka, dan/atau
konsinyasi
(4) PARA PIHAK sepakat mengenai sistem pembayaran sebagaimana dimaksud Ayat (3)
ditentukan tertulis pada saat pemesanan obat, alat kesehatan dan bahan habis pakai
produk farmasi oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
(1) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan evaluasi 6 (enam)
bulan sebelum masa berakhirnya perjanjian yaitu sejak tanggal ditandatangani
Perjanjian ini
(3) Jika dalam 3 (tiga) bulan sebelum perjanjian berakhir, masing-masing pihak tidak
melakukan konfirmasi atas pemutusan perjanjian, maka perjanjian secara otomatis
diperpanjang selama 3 (tiga) tahun
(4) Angka 3 pada Pasal 6 akan menjadi perpanjangan perjanjian berikutnya hingga
masing-masing pihak perlu melakukan revisi atas isi dan perihal perjanjian dengan
memperhatikan angka 2 Pasal 6
PASAL 7
KERUSAKAN PRODUK
(1) Apabila terdapat kerusakan pada produk obat, alat kesehatan dan bahan habis pakai
produk farmasi yang diadakan oleh PIHAK KEDUA, maka kerusakan produk tersebut
menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA secara keseluruhan.
(2) Obat, alat kesehatan dan bahan habis pakai produk farmasi dikatakan mengalami
kerusakan produk antara lain:
a. Kerusakan kemasan: bocor, rusak, tidak lengkap, segel rusak, terkontaminasi.
(3) Dalam waktu paling lambat dalam 2 x 24 jam atau 2(dua) hari kerja sejak adanya
klaim oleh PIHAK PERTAMA telah terjadi kerusakan produk farmasi, maka PIHAK
KEDUA segera mengganti segala kerusakan produk sebagaimana dimaksud Ayat (2)
kepada PIHAK PERTAMA, segala biaya dan kerugian akibat dari kerusakan produk
dimaksud menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA.
(4) Apabila terdapat kerusakan pada produk alat kesehatan, obat, bahan habis pakai produk
farmasi sebagaimana dimaksud Ayat (1) tidak diketahui dan telah dipergunakan oleh
PIHAK PERTAMA untuk masyarakat dan pasien Rumah Sakit PIHAK PERTAMA
serta menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, maka PIHAK KEDUA tetap
bertanggungjawab penuh atas segala kerugian yang diderita masyarakat, pasien dan
PIHAK PERTAMA.
(1) PARA PIHAK sepakat bahwa salah satu pihak dinyatakan melanggar Perjanjian ini,
maka pihak yang merasa dirugikan dapat memberikan peringatan tertulis 3 (tiga) kali
berturut-turut.
(2) Para Pihak dalam hal teguran tersebut tidak dihindari maka dapat mengakibatkan
terjadinya pengakhiran perjanjian.
(3) Dalam hal terjadi keterlambatan pengiriman pesanan oleh PIHAK KEDUA maka
keterlambatan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA dan PIHAK
PERTAMA berhak membatalkan pesanan tersebut dan dibebaskan dari tanggung
jawab atas kerugian pengiriman barang tersebut.
(4) PARA PIHAK sepakat bahwa kerjasama yang dibangun merupakan kerjasama yang
saling memberikan manfaat, setiap saat PARA PIHAK dapat melakukan evaluasi atas
kondisi teknis penyaluran obat / bahan medis habis pakai produk farmasi yang terjadi
dengan tetap mengedepankan kepentingan bersama PARA PIHAK.
(1) Keadaan memaksa (force majeure) adalah suatu keadaan tanpa adanya kesalahan atau
kelalain tetapi dengan terjadi peristiwa antara lain: perang, kerusuhan, pernyerbuan,
tindakan-tindakan musuh; pembrontakan, revolusi, pembangkangan, kekuasaan militer,
perebutkan kekuasaan atau perang saudara, huru hara, kerusuhan atau kekacauan,
bencana alam, kebakaran, banjir, wabah penyakit/epidemi, larangan keluar oleh aparat
yang berwenang, maka dalam hal terjadi peristiwa tersebut maka PARA PIHAK
sepakat untuk melakukan penundaan pelaksaan Perjanjian ini.
(2) PARA PIHAK sepakat akan menentukan lama waktu pelaksanaan penundaan
Perjanjian ini akibat dari force majeur sebagaimana ditentukan dalam Ayat (1).
(3) Apabila dengan adanya keadaan force majeure tersebut, penundaan pelaksanaan
Perjanjian ini tidak dapat ditentukan lama waktunya atau lebih dari 1(satu) tahun, maka
PARA PIHAK sepakat membatalkan Perjanjian ini.
(4) Akibat dari pembatalan Perjanjian sebagaimana dimaksud Ayat (3), maka segala biaya
dan atau pembayaran yang telah diterima oleh PIHAK KEDUA dari PIHAK
PERTAMA dikembalikan dan segala alat kesehatan, obat, bahan habis pakai Produk
Farmasi yang telah dikirim dan atau dipergunakan oleh PIHAK PERTAMA tetap
dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan harga
yang disepakati sebelumnya.
(5) Kerugian lain yang diderita oleh PARA PIHAK akibat pembatalan ini ditanggung oleh
masing-masing pihak.
(1) Dalam timbul perselisihan atau ketidaksesuaian mengenai pelaksanaan Perjanjian ini,
maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk
mufakat.
(2) Apabila penyelesaikan secara musyawarah sebagaimana dimaksud Ayat (1) tidak
tercapai, maka PARA PIHAK akan menunjuk pihak ketiga yang ahli dibidang
Hukum Perjanjian baik dari perguruan tinggi maupun advokat/penasehat hukum yang
ditunjuk berdasarkan kesepakatan bersama untuk menjadi mediator dalam
menyelesaikan perselisihan ini melalui mediasi.
(3) Apabila penyelesaian secara mediasi sebagaimana dimaksud Ayat (2) tidak berhasil,
maka PARA PIHAK sepakat menyelesaikan perselisihan itu melalui jalur hukum
yang berlaku, dengan memilih Pengadilan Negeri Kelas 1 Tanjung Karang
Bandarlampung.
(1) Setiap perubahan terhadap Perjanjian ini hanya dapat dilakukan apabila disetujui dan
ditandatangani oleh PARA PIHAK .
(2) Pelaksanan Perjanjian ini akan tunduk dan patuh kepada peraturan Perundang-
undangan Republik Indonesia yang berlaku.
(3) PARA PIHAK sepakat terhadap hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini, akan
diatur lebih lanjut dengan dengan perjanjian tersendiri sebagai addendum (tambahan)
yang menjadi satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian
ini.
Demikianlah perjanjian kerjasama ini dibuat dan ditandatangani di atas materai yang cukup
pada hari dan tanggal sebagaimana telah dimuat pada bagian awal dan dibuat dalam
rangkap 2 (Dua), dipegang oleh PARA PIHAK dan mempunyai kekuatan hukum yang
sama.