Anda di halaman 1dari 32

BAB 1.

LISRTIK ARUS SEARAH ( LISTRIK DINAMIS)

A. Arus Listrik Dan Pengukurannya

1. Arus Listrik

Arus listrik mengalir secara spontan dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik
adalah aliran muatan positif. Pada kenyataannya, pada konduktor padat, aliran muatan yang
terjadi adalah elektron (muatan negatif), sementara muatan positif (inti atom) tidak bergerak.
Aliran electron ini berlawanan dengan aliran muatan positif, yakni dari potensial rendah ke
potensial tinggi. Oleh karena arus listrik didefinisikan sebagai aliran muatan positif, arah arus
listrik pada konduktor padat adalah kebalikan dari aliran elektron rendah melalui konduktor

Banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui penghantar persatuan waktu disebut kuat arus
listrik. Secara matematis dapat dirumuskan:
Q
I
t

Dengan:
I = kuat arus listrik (ampere; A),
Q = muatan listrik (coulomb: C),
T = waktu (sekon; s)
Sedangkan kuat arus yang mengalir melalui kawat konduktor , juga dapat ditentukan dengan
persamaan berikut.
I = n A ve q e
Dengan,
I = kuat arus listrik ( A )
n = jumlah electron yang mengalir persatuan volume kawat (/m3)
A = luas penampang kawat penghantar (m2)
ve = kecepatan electron ( m/s)
qe = muatan electron (1,6 x 10-19C)

Kuat arus listrik merupakan besaran scalar, tetapi dalam fisika terdapat sebuah besaran rapat arus
(J) yang merupakan besaran vector. Rapat arus didefinisikan sebagai kuat arus listrik tiap satuan
luas penampang konduktor. Secara matematis dapat dirumuskan:

I Dengan:
J J = rapat arus ( A/m2)
A
A = luas penampang (m2)
1
2. Pengukuran Arus dan Tegangan

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik DC maupun
AC yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter dipasang secara seri dengan beban listrik.

Gambar Amperemeter DC Gambar Amperemeter AC Gambar Voltmeter AC

Gambar cara mengukur dengan Amperemeter dan cara mengukur dengan Voltmeter.
Cara membaca skala amperemeter dan voltmeter adalah sebagai beriukut:

Contoh membaca hasil ukur dengan amperemeter dan voltmeter berikut.


a. Alat ukur Amperemeter

2
b. Alat ukur Voltmeter

Amperemeter mempunyai nilai batas ukur tertentu. Batas ukur ini menentukan kemampuan
maksimum alat dalam mengukur arus listrik. Jika besar arus yang akan diukur lebih dari
kemampuan alat, diperlukan tambahan hambatan (shunt) yang dipasang secara paralel dengan
amperemeter sehingga dapat berfungsi tanpa merusakkan alat. Nilai hambatan shunt (R sh) dapat
dihitung :

RA I
Rsh  ;n 
(n  1) IA

Dengan, I = batas ukur akhir (A)


IA = batas ukur awal (A)
Rsh = hambatan shunt (Ω)
RA = hambatan amperemeter (Ω)
n = kelipatan batas ukur maksimum

Voltmeter adalah alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.
Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen beban yang diukur dalam rangkaian.
Voltmeter juga mempunyai batas ukur. Agar dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang
melebihi jangkauan, dibutuhkan hambatan depan atau muka (Rt) yang dipasang secara seri
dengan voltmeter. Secara matematis dapat dirumuskan:

V
Rt  (n  1) RV ; n 
VV

Dengan, Rt = hambatan muka (Ω)


Rv = hambatan voltmeter (Ω)
V = batas ukur akhir (V)
Vv = Batas ukur awal (V)

Ohm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya
arus listrik dalam suatu konduktor. Besar satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dunyatakan

3
dalam ohm. Alat Ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besar arus listrik
yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.

Contoh Soal
1. Suatu konduktor dilewati muatan listrik 2,4 C dalam waktu 2 menit. Tentukan:
a. Kuat arus listrik
b. Jumlah electron yang melalui konduktor
c. Rapat arus jika luas penampang konduktor 2 x 10-6 m2
Penyelesaian
a. Kuat arus listrik
Q = 2,4 C, dan t = 2 menit = 120 s, maka

Q 2,4
I   20mA
t 120

b. Jumlah electron (n) :


e = 1,6 x 10-19C
Q 2,4
Q  ne  n   19
 1,5 x1019 elektron
e 1,6 x10

c. Rapat arus (J) :


I 0,02
J   6
 10 4 A / m 2
A 2 x10

2. Amperemeter memiliki batas ukur 10 mA dan memiliki hambatan dalam 2,7 kΩ. Jika batas
ukur ingin dinaikkan menjadi 100 mA. Berapa resistansi shunt yang ahrus dipasang.
Penyelasaian
Diketahui: IA = 10 mA; I = 1 A = 100 mA
RA = 2,7 kΩ = 2.700 Ω

4
Ditanyakan: Rsh
I 1000
n   10, maka
IA 10
RA 2.700
Rsh    300
(n  1) (10  1)

3. Sebuah voltmeter memiliki hambatan dalam 3 kΩ dan batas ukur 50 V. Voltmeter hendak
dinaikkan batas ukurnya menjadi 1,8 kV. Berapakah nilai hambatan muka yang harus
dipasang pada voltmeter?
Penyelasaian
Diketahui: Vv = 50 V; V = 1,8 kV = 1.800 V, dan
Rv = 3 kΩ
Ditanyakan: Rt

V 1.800
n   36, maka
Vv 50
Rt  (n  1) Rv  (36  1)3  105k

Tugas:
1. Arus listrik 0,5 A melalui kawat (konduktor) yang mempunyai luas penampang 4 mm2.
Hitunglah.
a. Rapat arus
b. Muatan listrik yang mengalir dalam waktu 30 menit, dan
c. Jumlah electron yang melalui kawat selama 30 menit.
2. Tentukan hasil pengukuran berikut!
a. Amperemeter b. Voltmeter

3. Amperemeter memiliki hambatan dalam 360 Ω dan memiliki batas ukur 50 mA. Setelah
dipasang Rsh sebesar 10 Ω. Berapa batas ukur amperemeter sekarang

5
B. Hukum Ohm

Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara
ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatan.
Secara matematis, hokum Ohm dirumuakan:
V V
I atau R atau V=IR
R I

dengan, I = kuat arus ( A )


V = tegangan listrik ( V)
R = hambatan (Ω)

Contoh soal
1. Berapa amprere kuat arus yang mengalir pada sebuah kawat 250 Ω, jika diberi beda potensial
100 V?
Penyelesaian
R = 250 Ω, dan V = 100 V, maka
Kuat arus (I) :

V 100
I   0,2 A  200mA
R 250
2. Berapakah beda potensial antara kedua ujung seutas kawat yang memiliki hambatan 130 Ω
yang dialiri muatan listrik 300 mC dalan satu menit?
Penyelesaian
R = 130 Ω, Q = 300 mC = 0,3 C, t = 1 menit = 60 s, maka:
Beda potensial antar kedua ujung kawat (V)

Q  0,3 
V  IR    R   130  0,65volt
t   60 

Tugas
Sepotong kawat ujung-ujungnya dihubungkan dengan sumber tegangan arus searah dari 12 volt
sehingga merupakan rangkaian tertutup. Bila kuat arus yang mengalir pada kawat itu 0,75 A,
hitunglah hambatan listrik kawat itu.

6
1. Kuat arus yang melalui suatu komponen tertentu adalah 0,25 ampere ketika diberi tegangan
80 volt. Berapakah kuat arus yang melalui komponen tersebut tegangan dinaikkan menjadi
160 volt?
2. Perhatikan pengukuran pada rangkaian listrik berikut!

Tentukan bedapotensial pada ujung-ujung hambatan 20 Ohm!

C. Arus Listrik Dalam Rangkaian Tertutup

Rangakain tertutup adalah rangkaian yang ujung dan pangkal rangkaian bertemu. Di
dalam sumber listrik pada umumnya terdapat hambatan yang disebut hambatan dalam yang
diberi lambang r. Gambar di bawah adalah rangkaian tertutup sederhana yang terdiri atas
hambatan luar R, elemen yang ber GGL = E, dan berhambatan dalam r yang dihubungkan
dengan kawat penghantar.

Besar kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian tertutup tersebut dapat dihitung
dengan persamaan:

E
I atau E = IR + Ir
Rr E = I (R + r )
dengan,
I = kuat arus listrik (A)
E = GGL baterai (V)
R = hambatan luar (Ω)
r = hambatan dalam (Ω)
I.R disebut tegangan jepit (Vj), sehingga Vj = I,R
I.r disebut tegangan polarisasi baterai (E pol), sehingga Epol = I.r
Jadi E = Vj + Epol

7
Contoh soal

1. Sebuah lampu yang berhambatan 9,8 ohm dinyalakan dengan sebuah baterai yang ber-GGL
1,5 volt dan berhambatan dalam 0,2 ohm. Hitunglah:
a. kuat arus yang mengalir dalam rangkaian
b. tegangan jepit baterai
c. tegangan polarisasi baterai
Penyelesaian:
Diketahui: R = 9,8 Ω ; r = 0,2 Ω E = 1,5
Ditanya: a. I = ...? b. Vj = ...? c. E pol = ...?
Jawab:
a. kuat arus mengalir dalam rangkaian

E 1,5
I   0,15 A
R  r 9,8  0,2

b. Tegangan jepit
V j = i . R = 0,15 x 9,8 = 1,47 volt
c. Tegangan polarisasi baterai
E pol = i . r = 0,15 x 0,2 E pol = 0,03 volt 2.

Tugas
Sebuah alat listrik yang berhambatan 19,8 dihubungkan dengan baterai yang ber-GGL = E
volt dan berhambatan dalam 0,2 Ω. Jika tegangan jepit baterai = 1,98 volt, maka berapa nilai
dari E tersebut?

D. Hambatan Kawat Penghantar

Nilai hambatan suatu kawat penghantar bergantung pada panjang (ℓ ), luas penampang (A),
dan hambat jenis penghantar (ρ). Secara matematis hambatan suatu penghantar ditentukan
dengan persamaan sebagai berikut.

R
A

dengan,
R = hambatan penghantar (Ohm atau Ω)
ρ = hambatan jenis penghantar (Ω m)
ℓ = panjang penghantar (m)
A = luas penampang penghantar (m2)

8
Hambatan jenis dan konduktivitas suatu bahan merupakan sifat khas bahan yang tidak
dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk bahan, tetapi dipengaruhi oleh perubahan suhu. Hambatan
jenis suatu bahan akibat perubahan suhu tertentu, memenuhi persamaan sebagai berikut.

T   0 (1  T )

Hambatan listrik (R) berbanding lurus dengan hambatan jenis (ρ), maka hambatan listrik suatu
konduktor juga berubah terhadap suhu, menurut persamaan :

RT  R0 (1  T )

Dengan,
R = hambatan penghantar (Ohm atau Ω)
ρ = hambatan jenis penghantar (Ω m)
ℓ = panjang penghantar (m)
A = luas penampang penghantar (m2)
ρT = hambatan jenis pada suhu T (Ωm)
ρ0 = hambatan jenis pada suhu T0 (Ωm)
α = koefisien suhu hambatan jenis ( oC-1)
ΔT = T – T0 = perubahan suhu (oC)
RT = hambatan pada suhu T (Ω)
R0 = hambatan pada suhu T0 (Ω)
Contoh Soal

1. Kawat Penghantar dengan panjang 50 meter dan luas penampang 2 cm2, serta hambatan jenis
kawat 4 . 10-4 Ωm. Hitung besar hambatan kawat tersebut!
Penyelesaian
Diketahui : ℓ = 50 m, A = 2 cm2 = 2.10-4 m, ρ = 4.10-4 Ωm
Ditanya: R = … ?


R
A
50
R  4.10 4  100
2.10 4

2. Sebuah kawat penghantar dengan panjang 2 ℓ dan luas penampang ½ A mempunyai hambatan
50 Ω. Jika diambil kawat lain yang sejenis dengan panjang 8 ℓ dan luas penampang ¼ A,
maka berapa besar hambatannya?
Penyelesaian
Diketahui: ℓ1 = 2 ℓ; A1 = ½ A ; R1 = 50 Ω
ℓ2 = 8 ℓ; A2 = ¼ A ; ρ1 = ρ2

9
Ditanya: R2 = … ?

R1 1 1 A
 x 2
R2 A1  2  2
50 2 14 A
 x
R2 12 A 8
R2  400

3. Hambatan kawat pijar pada suhu 0 oC adalah 6 Ω. Berapakah hambatan pada suhu 1.000 oC,
jika koefisien suhu α = 0,004/oC ?
Penyelesaian
Diketahui: ΔT = ( T - T0) = (1.000 - 0 ) = 1.000 oC ; R0 = 6 Ω ; α = 0,004/oC
Ditanya: R = …?

R = R0 ( 1 + αΔT )
R = 6 ( 1 + 0,004.1000)
R = 30 Ω

Tugas
1. Seutas kawat konduktor mempunyai panjang 50 meter, diameter 2,5 mm, dan hambatan jenis
1,72 x 10-8 Ωm. Tentukanlah:
a. hambatan kawat
b. arus listrik yang mengalir melelui kawat jika kawat dihubungkan dengan tegangan 3 volt
dan hambatan kawat tetap.
c. hambatan kawat dari bahan dan panjang yang sama, tetapi diameternya dua kali semula.
2. Sebuah logam mempunyai hambatan 50 Ω pada suhu 20 oC dan 76,8 Ω pada suhu 157 oC.
Hitunglah koefisien suhu hambatan jenisnya!

E. Rangkaian Hambatan

1. Hukum I Kirchoff
“Jumlah kuat arus listrik yang memasuki suatu titik percabangan (simpul) sama dengan
jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan (simpul) tersebut”
Secara matematis dinyatakan dengan persamaan:

∑Imasuk = ∑Ikeluar
Dengan demikian,
I1 + I2 = I3 + I4 + I5

10
Contoh:
Perhatikan gambar berikut!

Tentukan arah dan besar kuat arus listrik I.


Jawab:
Berdasarkan gambar, terdapat dua titik cabang, yaitu titik P dan Q.
- Untuk titik cabang P, misalkan arus pada cabang PQ memiliki arah keluar dari titik
cabang P.
Berdasarkan Hukum I Kirchoof
∑Imasuk = ∑Ikeluar
4 A + 8 A = 2 A + IPQ
IPQ = 10 A (berarah dari P ke Q)
- Untuk titik cabang Q, misalkan arah I masuk ke titik cabang Q.
Berdasarkan Hukum I Kirchoof
∑Imasuk = ∑Ikeluar
10 A + 6 A + I = 4 A
I = - 12 A (tanda negative (-) menunjukkan bahwa arah I bukan masuk, tetapi keluar
dari titik cabang Q)

2. Rangkaian hambatan seri


Rangkaian hambatan seri adalah rangkaian yang disusun secara berurutan (segaris). Pada
rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, besar kuat arus di
setiap titik dalam rangkaian tersebut adalah sama.

Pada rangkaian seri hambatan, tegangan sumber (V) terbagi menjadi VAB, dan VBC, maka:
VAC = VAB + VBC
I RS = I R1 + I R2
RS = R1 + R2
11
Hambatan pengganti yang dirangkai seri:

RS = R1 + R2 + … + Rn ( n = banyaknya hambatan )

3. Rangkaian Hambatan Paralel


Rangkaian hambatan paralel adalah rangkaian yang disusun secara berdampingan/berjajar.
Jika hambatan yang dirangkai paralel dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, maka
tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan adalah sama.

Pada rangkaian paralel hambatan, arus listrik (I) terbagi menjadi I 1 , dan I2, maka:

I = I1 + I2
V V V
 
R p R1 R2
1 1 1
 
RP R1 R2
Bentuk umum hambatan yang dirangkai paralel adalah

1 1 1 1 n = banyaknya hambatan
   ... 
RP R1 R2 Rn

Jika dua buah resistor atau hambatan R1 dan R2 dihubungkan secara paralel, maka hambatan
penggantinya adalah:

R1 R2
RP 
R1  R2

Kesimpulan
1. untuk memperbesar nilai hambatan, maka hambatan harus disusun secara seri
2. untuk memperkecil nilai hambatan, maka hambatan harus disusun paralel
3. pada rangkaian seri besdar kuat arus listrik yang melalui setiap hambatan sama,
sedangkan tegangannya berbeda
12
4. pada rangkaian paralel besar tegangan stiap hambatan sama, sedangkan besar
arusnya berbeda

Contoh Soal
1. Suatu Rangkaian mempunyai hambatan R1 = 4Ω, R2 = 3Ω, R3 = 2Ω, dan R4 = 6Ω. Berapakah
hambatan penggantinya jika :
a. rangkaian disusum seri
b. rangkaian disusum paralel
Jawab
a. hambatan pengganti untuk rangkaian seri:
RS = R1 + R2 + R3 + R4 = 4 + 3 + 2 + 6 = 15 Ω
b. hambatan pengganti untuk rangkaian paralel:
1 1 1 1 1 1 1 1 1
       
RP R1 R2 R3 R4 4 3 2 6 a
1 3  4  6  2 15
 
RP 12 12
12
RP   0,8
15
2. Tiga buah resistor masing-masing 10 Ω, 4 Ω, dan 6 Ω disusun seri dan ujung-ujungnya
dihubungkan dengan baterai 60 V seperti pada gambar berikut!

Tentukan:
a. hambatan penggantinya;
b. kuat arus yang mengalir pada rangkaian;
c. beda potensial antara A dan B;
d. beda potensial antara B dan C;
e. beda potensial antara C dan D.
Jawab:
a. Hambatan Pengganti
RAD = R1 + R2 + R3
RAD = 10 + 4 + 6 = 20 Ω
b. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian:
VAD = I RAD
60 = I 20
I=3A
c. Beda potensial antara A dan B:
VAB = I RAB = 3. 10 = 30 V
13
d. Beda potensial antara B dan C:
VBC = I RBC = 3. 4 = 12 V
e. Beda potensial antara C dan D:
VCD = I RCD = 3. 6 = 18 V
3 Perhatikan rangkaian listrik berikut! .

Tentuka:
a. Hambatan total
b. Arus yang mengalir pada rangkaian
c. Arus dan tegangan tiap-tiap hambatan
Penyelesaian:
Diketahui : R1 = 2Ω; R2 = 5Ω; R3 = 4Ω; R4 = 20Ω; dan R5 = 12Ω
E = V = 45 V
Ditanyakan:
a. R = …?
b. I = …?
c. I1 = …?; I2 = …?; I3 = …?; I4 = …?; I5 = …? dan
V1 = …?; V2 = …?; V3 = …?; V4 = …?; V5 = …?

a. Hambatan total:
RS1 = R3 + R4 = 4 + 20 = 24 Ω

1 1 1 1 1 12  24 36
     
RP1 RS 1 R5 24 12 288 288
288
RP1   8
36
RS2 = R1 + R2 + Rp1
RS2 = 2 + 5 +8 = 15 Ω
Jadi hambatan total 15 Ω
b. Arus yang mengalir pada rangkaian

V
I
R
45
I  3A
15
14
Jadi arus yang mengalir pada rangkaian adalah 3 A
c. Karena R1 dan R2 seri maka I = I1 = I2 = 3 A
RS1 dan R5 Paralel maka
VS1 = V5 dimana I = I1 = I2 = IS1 + I5 = 3 A
IS1 RS1 = I5 R5 3 = IS1 + I5 = 0,5 I5 + I5
IS1 24 = I5 12 3 = 1,5 I5
IS1 = 0,5 I5 I5 = 2 A
IS1 = 0,5. 2 = 1 A
R3 dan R4 seri maka IS1 = I3 = I4 = 1 A
Jadi arus tiap-tiap hambatan adalah I1 = I2 = 3 A, I3 = I4 = 1 A dan I5 = 2 A
Tegangan tiap-tiap hambatan:
V1 = I1 R1 = 3x2 = 6 V
V2 = I2 R2 = 3x5 = 15 V
V3 = I3 R3 = 1x4 = 4 V
V4 = I4 R4 = 1x20 = 20 V
V5 = I5 R5 = 2 x 12 = 24 V

Latihan soal

1. Perhatikan gambar rangkaian berikut!

Tentukan besar hambatan antara titik A dan B!


2. Perhatikan gambar rangkaian berikut!

15
Tentukan:
a. hambatan listrik antara titik A dan B;
b. hambatan listrik antara titik A dan C;
c. hambatan listrik antara titik B dan C.
3. Perhatikan rangkaian di bawah ini!

Tentukan hambatan total rangkaian di atas!


4. Perhatikan gambar rankaian berikut!

Jika R1 = 2 Ω, R2 = 3 Ω, R3 = 9 Ω, R4 = 36 Ω,
R5 = 18Ω, baterai yang terhubung V = 24 V,
tentukanlah:
a. Hambatan totalnya
b. Arus totalnya
c. Arus pada hambatan R4
d. Beda potensial pada hambatan R3

3. Rangkaian Jembatan Wheatstone


Jembatan Wheatstone merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengukur
hambatan yang belum diketahui. Selain itu, jembatan wheatstone digunakan untuk
mengoreksi kesalahan yang dapat terjadi dalam pengukuran hambatan menggunakan Hukum
Ohm. Susunan rangkaian jembatan Wheatstone sebagai berikut.

Jika jarum galvanometer G menunjukka angka nol (setimbang), berarti pada galvanometer
tidak ada arus listrik yang mengalir. Akibatnya pada keadaan ini tegangan di R1 (VPQ) sama
dengan tegangan di R4 (VPS) dan tegangan di R2 (VQR) sama dengan di R3 (VSR) sehingga jika
G = 0, berlaku:

16
R1 x R3 = R2 x R4

Bentuk sederhana sebuah jembatan Wheatstone ditunjukkan seperti pada gambar berikut.

Ketika saklar S dihubungkan, arus mengalir melalui susunan rangkaian, sedangkan jarum
Galvanometer menyimpang ke kiri atau ke kanan. Jembatan dalam keadaan setimbang akan
diperoleh dengan mengeser-geser kontak sepanjang kawat ℓ. Pada keadaan setimbang, jarum
Galvanometer akan menunjukkan angka nol sehingga diperoleh:
2
Rx ℓ1 = R ℓ2 atau RX  R
1

Rx adalah hambatan yang hendak diukur, sedangkan R hambatan standar yang sudah
dikethui. Panjang kawat ℓ1 dan ℓ2 dapat terbaca melalui skala panjang pada kawat tersebut

Contoh
Perhatikan gambar berikut!
Panjang AC = 80 cm. Jarum galvanometer akan setimbang ketika
kontak D berada 60 cm dari ujung A. Tentukan nilai hambatan x.
Jawab:
CD = 80 cm – 60 cm = 20 cm
Syarat jembatan dalam keadaan setimbang adalah
( x ) (AD) = (120 Ω) (CD)
x (60 cm) = (120 Ω) (20 cm)
x = 40 Ω

17
F. Rangkaian Seri dan Paralel Sumber Tegangan

1. Sumber tegangan disusun seri


Gaya gerak listrik (ggl) adalah beda potensial antara ujung-ujung kutub sumber arus
ketika sumber arus listrik tersebut tidak mengalirkan arus listrik. Tegangan jepit adalah
beda potensial antara ujung-ujung sumber arus listrik terbebani atau mengalirkan arus
listrik.
Vjepit = ε - IR
Untuk mendapatkan sumber tegangan yang lebih besar daripada tegangan setiap sumber
tegangan, beberapa sumber tegangan harus disusun seri, dengan persamaan sbb:
εs = ε1 + ε2 + ε3 + …+ εn
Rangkaian
Dengan hambatan dalam:
rs = r1 + r2 + r3 + …+ rn
Kuat arus yang mengalir melalui rangkaian

1   2   3 n
I 
r1  r2  r3  R nr  R

εs = gaya gerak listrik total pada rangkaian seri sumber tegangan (volt)
rs = hambatan dalam pengganti pada rangkaian seri sumber tegangan (Ω)
I = kuat arus total yang melalui rangkaian seri sumber tegangan (A)

2. Sumber tegangan disusun paralel


Jika beberapa sumber tegangan identik disusun atau dihubungkan secara paralel, maka
gaya gerak listrik totalnya adalah:
εt = ε1 = ε2 = ε3 = …= εn
Sementara itu, hambatan dalam dalan total dari rangkaian paralel sumber tegangan dapat
ditentukan dengan persamaan :

1 1 1 1 1
    ... 
rP r1 r2 r3 rn

Kuat arus yang mengalir pada rangkaian adalah:

P
I
R  rP

18
Contoh
1. Tiga buah baterai dihubungkan seri dan dipasang pada lampu pijar yang mempunyai
hambatan sebesar 1 Ω. Jika masing-masing baterai mempunyai gaya gerak listrik ε = 1,5 V
dan hambatan dalam r = 0,5 Ω, hitunglah arus listrik yang mengalir melalui lampu pijar.
Penyelesaian
  2  3
I 1
r1  r2  r3  R
1,5  1,5  1,5
I
0,5  0,5  0,5  1
4,5
I  1,8 A
2,5

2. Dua buah baterai disusun secara paralel seperti pada gambar berikut!

Jika setiap baterai memiliki ggl 1,5 V dan hambatan dalam 1 Ω, kemudian ujung
rangkaiannya dihubungkan dengan lampu pijar yang memiliki hambatan 2 Ω, tentukan:
a. kuat arus yang mengalir melalui lampu pijar:
b. tegangan jepit setiap beterai.

Penyelesaian
Diketahui : ε = 1,5 V; r = 1 Ω; R = 2 Ω; dan n = 2, maka :
a. kuat arus yang mengalir melalui lampu pijar
1 1 1
 
rP 1 1
rP  12 
Maka
P
I
R  rP
1,5
I  0,6 A
2  0,5
b. tegangan jepit setiap beterai.
I1 = I2 = ½ I = 0,3 A, maka
Vjepit = ε – Ir

19
Vjepit = 1,5 –0,3. 1
Vjepit = 1,2 V

G. Hukum II Kirchoff
Pada rangkaian listrik tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan
potensial (IR) adalah sama dengan nol.
Secara matematis Hukum II Kirchoff dapat dinyatakan dengan persamaan:

∑ E + ∑ IR = 0 atau

∑ E = ∑ IR

Keterangan:
E = gaya gerak listrik (volt)
I = Kuat arus listrik (A)
R = hambatan (Ω)

Penggunaan Hukum II Kirchoff adalah sebagai berikut:


1. Pilih rangkaian untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu.
Pemilihan arah loop bebas, tapi jika memungkinkan diusahakan searah dengan arah
arus listrik.
2. Jika pada suatu cabang, arah loop sama dengan arah arus, maka penurunan tegangan
(IR) bertanda positif, sedangkan bila arah loop berlawanan arah dengan arah arus,
maka penurunan tegangan (IR) bertanda negative
3. Bila saat mengikuti arah loop, kutub sumber tegangan yang lebih dahulu dijumpai
adalah kutub positif, maka gaya geral listrik (E) bertanda positif, sebaliknya bila
kutub negative maka gaya gerak listrik (E) bertanda negatif.

Pada gambar rangkaian tersebut, jika E2 ˃ E1 kita dapat menentukan arah loop (arah loop
dari a – b – c – d – a) kemudian kita dapat menerapkan hukum II Kirchoff sebagai
berikut.
IR2 – E2 – E1 + IR1 = 0
I ( R1 + R2 ) = E1 + E2
Jadi, kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah:

E1  E 2
I
R1  R2

20
Contoh Soal

1. Perhatikan gambar rangkaian berikut!

Dari gambar rangkaian tersebut di atas, hitunglah kuat arus listrik yang mengalir.

Penyelesaian

Dengan menerapkan Hukum II Kirchoff : ∑ E + ∑ IR = 0 dan dengan memperhatikan


aturan yang disepakati tentang tanda-tandanya, sehingga diperoleh:
-E2 + I R3 + E1 + I R2 + I R1 = 0 atau
E1 – E2 + I (R1 + R2 + R3) = 0
6 – 12 + I (2 + 6 + 4 ) = 0
- 6 + 12 I = 0
I = 0,5 A
Jadi, arus yang mengalir adalah 0,5 A dengan arah dari a – c – d – b – a

2. Perhatikan gambar rangkaian berikut!

Tentukan:
a. Kuat arus yang mengalir dalam hambatan 1 Ω, 2,5 Ω dan 6 Ω
21
b. Beda potential antara A dan B
Penyelesaian
Diketahui : R1 = 0,5 Ω; R2 = 1 Ω; R3 = 2,5 Ω; R4 = 6 Ω, dan r1 = r2 = r = 0,5 Ω
E1 = 4 V; E2 = 2 V
Rangkaian pada soal dapat diubah menjadi seperti gambar berikut

Dengan menerapkan Hukum II Kirchoff dan dengan memperhatikan aturan yang


disepakati tentang tanda-tandanya, sehingga untuk loop I diperoleh:
∑ E + ∑ IR = 0
- E1 + I1 R1 + I1 R2 + I1 r + I2 R4 = 0
- E1 + I1 (R1 + R2 + r) + I2 R4 = 0
- 4 + I1 (0,5 + 1 + 0,5) + I2 6 = 0
2 I1 + 6 I2 = 4 atau I1 = 2 - 3 I2 ……. (1)
Berdasarkan hokum I Kirchoff,
I1 + I3 = I2 atau I3 = I2 – I1 ……… (2)
Berdasarkan Hukum II Kirchoof, untuk loop II diperoleh:
∑ E + ∑ IR = 0
- E2 + I3 R3 + I3 r + I2 R4 = 0
- E2 + I3 (R3 + r) + I2 R4 = 0
- 2 + I3 (2,5 + 0,5) + I2 6 = 0
6 I2 + 3 I3 = 2 ………. (3)
Subtitusi Persamaan (2) ke (3), diperoleh
6 I2 + 3 (I2 – I1 ) = 2
9 I2 – 3 I1 = 2 …………… (4)

Subtitusi persamaan (1) ke (4), diperoleh

9 I2 – 3 (2 - 3 I2) = 2
18 I2 – 6 = 2
4
I2  A
9
6 2
I1   A
9 3
2
I3   A
9
22
Jadi, Kuat arus yang melewati hambatan 1Ω adalah 2/3 A, yang mengalir dalam
hambatan 2,5 Ω adalah -2/9 A (tanda negatif (-) menunjukkan bahwa arah arus
berlawanan dengan pemisalan), dan arus yang mengalir dalam hambatan 6Ω adalah 4/9 A

Tugas

1. Perhatikan rangkaian listrik berikut!

Tentukan kuat arus dan tegangan antara a dan b pada rangkaian di atas!

2. Perhatikan gambar rangkaian berikut!

Dari rangkaian listrik di atas, tentukan:


a. Kuat arus I1
b. Beda potensial antara B dan E

23
H. Energi dan Daya Listrik
1. Energi listrik
Energi listrik adalah energi yang mampu menggerakkan muatan-muatan listrik pada suatu
beda potensial tertentu. Besar energi listrik tersebut adalah:
W=QV
dengan:
W = energi listrik (joule)
Q = muatan listrik ( C )
V = beda potensial atau tegangan (volt)
Karena Q = I t dan V = I R, maka:

V2
W  VIt  I 2 Rt  t
R

dengan:
I = arus listrik (A)
R = Hambatan listrik (Ω)
t = waktu (s)
2. Daya Listrik
Besar energi listrik yang digunakan oleh suatu peralatan listrik tiap satuan waktu disebut
daya listrik, yang dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut.

W
P
t

Berdasarkan persamaan energy listrik, maka daya listrik dirumuskan sebagai berikut:

V2
P  VI  I 2 R 
R

dengan:
P = daya listrik (watt atau W)
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan suatu peralatan listrik yang
mempunyai spesifikasi daya tertentu, seperti pada lampu tertera 25W, 220 V, ini berarti
daya listrik yang digunakan oleh lampu adalah 25 W jika lampu dipasang pada tegangan
220 V. akan tetapi, jika lampu dipasang pada tegangan yang lebih kecil dari spesifikasi
lampu, maka daya yang diguanakan lampu juga lebih kecil dari daya yang tertera pada
lampu dan memenuhi persamaan berikut ini.
2
P2  V2 
 
P1  V1 

24
dengan:
P2 = daya yang diguakan oleh alat listrik (watt)
P1 = daya spesifikasi alat listrik (watt)
V2 = tegangan yang digunakan (volt)
V1= tegangan spesifikasi alat (volt)
Hubungan satuan energy dan daya listrik:
1 W = 1 J/s atau 1 J = 1 W s
Energy listrik dinyatakan dalam satuan kWh (kilowatt jam)
1 kWh = (1000 W) (1jam)
1 kWh = (1000 W) (3.600 s)
1 kWh = 3,6 x 106 W s atau 1 kWh = 3,6 x 106 joule

3. Kesetaraan Kalor dengan Energi Listrik


Pada pemanas listrik (peralatan listrik) terjadi proses perubahan dari energy listrik menjadi
kalor. Dalam hal ini, kesetaraan kalaor dengan energy listrik dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai beikut>

W=Q
P t = m c ΔT
I2 R t = m c ΔT
V2
t  mcT
R

Dengan,
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (J/kgoC)
ΔT = perubahan suhu zat (oC)
Q = kalor(joule)

Contoh Soal

1. Sebuah pemanas listrik mempunyai hambatan 5 kΩ, dilalui arus 2 A selama 2 jam.
Hitunglah energy listrik yang digunakan oleh pemanas tersebut dalam kWh.
Penyelasaian
Diketahui: R = 5 kΩ = 5.000 Ω; I = 2 A; t = 2 jam = 7.200 s
Ditanya: W = … kWh?

W = I2 R t
W = (2)2 (5.000) ( 7.000)
W = 144 x 106 joule
144 x10 6
W  40kWh
3,6 x10 6

25
2. Sebuah lampu pijar yang mempunyai spesifikasi 60 W, 220 V dipasang pada tegangan
110 V selama 3 jam. Hitunglah energy yang digunakannya.
Penyelasaian
Diketahui : P1 = 60 W; V1 = 220 V; V2 = 110 V; dan t = 3 jam = 10.800 s, maka:
Ditanya: W = … joule
Daya yang digunakan oleh lampu:
2
V 
P2   2  P1
 V1 
2
 110 
P2    600  15W
 220 

Energi yang digunakan lampu pijar:


W=Pt
W = (15) (10.800) = 1,62 x 105 joule
3. Sebuah keluarga menggunakan listrik PLN sebesar 900 W dengan tegangan 220 volt.
Jika untuk penerangan mereka menggunakan lampu 100 W, 220 W, maka hitunglah:
a. Jumlah lampu maksimum yang dapat dipasang, dan
b. Biaya untuk 3 buah lampu dalam sebulan jika 3 lampu tersebut digunakan selama 6
jam per hari (biaya = Rp. 1.000,00/kWh)
Penyelesaian:
Diketahui : Ptotal = 900 W; Pn = 100 W; V = 220 V; t = 1 bulan
Ditanya: a. n = …
b. biaya 3 lampu per bulan?
a. Jumlah maksimum lampu yang digunakan:
Ptotal
n
Pn
900
n  9buah
100

b. biaya 3 lampu
Energi yang digunakan oleh 3 buah lampu selama 1 bulan
W = P t = (3Pn) t
W = (3x100) (30 x 24 x 3.600) = 7,776 x 108 joule
7,776 x108
W  216kwh
3,6 x10 6

Karena biaya/kwh = Rp 1.000,00,


maka biaya total = 216 x Rp 1.000,00 = Rp 216.000,00
Jadi, biaya totalnya adalah Rp 216.000,00

26
4. Sebuah teko lisrtrik memerlukan arus 1,5 A pada tegangan 100 volt, digunakan selama 30
menit untuk memanaskan 1 liter air (c = 4.200 J/kg oC dan ρ = 1.000 kg/m3). Jika suhu
awal air adalah 25 oC dan energy listrik seluruhnya diubah menjadi panas, maka
hitunglah suhu akhir air.

Penyelasaian
Diketahui : I = 1,5 A; V = 100 V; t = 30 menit = 1.800 s; V = 1 liter = 10 -3 m3;
c = 4.200 J/kgoC; ρ = 1.000 kg/m3); T0 = 25 oC
Energi listrik
W=VIt
W = (100) (1,5) (30x60)
W = 270.000 joule
Kalor :
Q = m c ΔT = (ρ V) c (T – To)
Q = (1.000 x 10-3) 4.200 ( T – 25) = 4.200 (T – 25)
Energi listrik yang diubah menjadi panas adalah 80% sehingga:
Q= W
4.200 (T – 25) = 270.000
4.200 T = 270.000 + 420.025 = 690.025
T = 164oC

Tugas

1. Pada sebuah alat pemanas tertera 300 W, 220 V. jika alat tersebut dipasang pada sumber
tegangan 110 V, berapa energy listrik yang diserap tiap detik.

2. Di dalam sebuah rumah tangga dipakai beberapa peralatan listrik sebagai berikut.
(1) 2 buah lampu 25 W, 220 V menyala selama 3 jam sehari
(2) 4 buah lampu 5 W, 220 V menyala 7 jam sehari
(3) 1 buah setrika listrik 240 W, 220 V digunakan 30 menit sehari
(4) 1 buah kulkas 350 W, 220 V menyala 24 jam sehari
(5) 1 buah TV 125 W, 220 V menyala 12 jam sehari
Dari penggunaan alat tersebut, tentukan biaya yang harus dibayarkan dalam satu bulan,
jika biaya per kWh adalah Rp 1.000,00

3. Sebuah pemanas listrik akan dipakai untuk memanaskan air sampai mendidih (100 oC).
alat tesebut membutuhkan arus listrik 3 A dan tegangan 220 V. Suhu air sebelum
dipanaskan adalah 27 oC , berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan 1 kg
air. (kalor jenis air c = 4.200 J/kgoC)

27
Tugas A. Arus Listrik Dan Pengukurannya
1. Arus listrik 0,5 A melalui kawat (konduktor) yang mempunyai luas penampang 4 mm2.
Hitunglah.
a. Rapat arus
b. Muatan listrik yang mengalir dalam waktu 30 menit, dan
c. Jumlah electron yang melalui kawat selama 30 menit.
2. Tentukan hasil pengukuran berikut!
a. Amperemeter b. Voltmeter

3. Amperemeter memiliki hambatan dalam 360 Ω dan memiliki batas ukur 50 mA. Setelah
dipasang Rsh sebesar 10 Ω. Berapa batas ukur amperemeter sekarang

Tugas B. Hukum Ohm

1. Sepotong kawat ujung-ujungnya dihubungkan dengan sumber tegangan arus searah dari 12
volt sehingga merupakan rangkaian tertutup. Bila kuat arus yang mengalir pada kawat itu 0,75
A, hitunglah hambatan listrik kawat itu.
2. Kuat arus yang melalui suatu komponen tertentu adalah 0,25 ampere ketika diberi tegangan
80 volt. Berapakah kuat arus yang melalui komponen tersebut tegangan dinaikkan menjadi
160 volt?
3. Perhatikan pengukuran pada rangkaian listrik berikut!

Tentukan bedapotensial pada ujung-ujung hambatan 20 Ohm!

28
Tugas C. Arus Listrik Dalam Rangkaian Tertutup

1. Sebuah alat listrik yang berhambatan 19,8 dihubungkan dengan baterai yang ber-GGL =
E volt dan berhambatan dalam 0,2 Ω. Jika tegangan jepit baterai = 1,98 volt, maka berapa
nilai dari E tersebut?

Tugas D. Hambatan Kawat Penghantar


1. Seutas kawat konduktor mempunyai panjang 50 meter, diameter 2,5 mm, dan hambatan jenis
1,72 x 10-8 Ωm. Tentukanlah:
a. hambatan kawat
b. arus listrik yang mengalir melelui kawat jika kawat dihubungkan dengan tegangan 3 volt
dan hambatan kawat tetap.
c. hambatan kawat dari bahan dan panjang yang sama, tetapi diameternya dua kali semula.
2. Sebuah logam mempunyai hambatan 50 Ω pada suhu 20 oC dan 76,8 Ω pada suhu 157 oC.
Hitunglah koefisien suhu hambatan jenisnya!

Tugas E. Rangkaian Hambatan

1. Perhatikan gambar rangkaian berikut!

Tentukan besar hambatan antara titik A dan B!


2. Perhatikan gambar rangkaian berikut!

Tentukan:
a. hambatan listrik antara titik A dan B;
b. hambatan listrik antara titik A dan C;
c. hambatan listrik antara titik B dan C.

29
3. Perhatikan rangkaian di bawah ini!

Tentukan hambatan total rangkaian di atas!


4. Perhatikan gambar rankaian berikut!

Jika R1 = 2 Ω, R2 = 3 Ω, R3 = 9 Ω, R4 = 36 Ω,
R5 = 18Ω, baterai yang terhubung V = 24 V,
tentukanlah:
a. Hambatan totalnya
b. Arus totalnya
c. Arus pada hambatan R4
d. Beda potensial pada hambatan R3

30
Tugas 3 Tugas Hukum II Kirchoff

1. Perhatikan rangkaian listrik berikut!

Tentukan kuat arus dan tegangan antara a dan b pada rangkaian di atas!

2. Perhatikan gambar rangkaian berikut!

Dari rangkaian listrik di atas, tentukan:


c. Kuat arus I1
d. Beda potensial antara B dan E

Tugas Energi dan Daya Listrik

1. Pada sebuah alat pemanas tertera 300 W, 220 V. jika alat tersebut dipasang pada sumber
tegangan 110 V, berapa energy listrik yang diserap tiap detik.

2. Di dalam sebuah rumah tangga dipakai beberapa peralatan listrik sebagai berikut.
(1) 2 buah lampu 25 W, 220 V menyala selama 3 jam sehari
(2) 4 buah lampu 5 W, 220 V menyala 7 jam sehari
(3) 1 buah setrika listrik 240 W, 220 V digunakan 30 menit sehari
(4) 1 buah kulkas 350 W, 220 V menyala 24 jam sehari
(5) 1 buah TV 125 W, 220 V menyala 12 jam sehari
Dari penggunaan alat tersebut, tentukan biaya yang harus dibayarkan dalam satu bulan,
jika biaya per kWh adalah Rp 1.000,00

3. Sebuah pemanas listrik akan dipakai untuk memanaskan air sampai mendidih (100 oC).
alat tesebut membutuhkan arus listrik 3 A dan tegangan 220 V. Suhu air sebelum

31
dipanaskan adalah 27oC , berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan 1 kg
air. (kalor jenis air c = 4.200 J/kgoC)

32

Anda mungkin juga menyukai