Anda di halaman 1dari 5

LAMPIRAN : PERATURAN DIREKTUR RSIA FATMA

NOMOR : 010/PER-DIR/RSIAF/X/2019
TANGGAL : 01 OKTOBER 2019

PANDUAN TRIASE PASIEN RSIA FATMA BOJONEGORO

BAB I
DEFINISI

Triase berasal dari bahasa Perancis ‘trier’ , yang memiliki arti “menseleksi”,
yaitu teknik untuk menentukan prioritas penatalaksanaan pasien atau korban
berdasarkan derajat kegawatannya.
Triase adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas pasien
berdasarkan berat ringannya kondisi klien/kegawatannya yang memerlukan tindakan
segera. Dalam triase, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu (respon time)
untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi secepatnya yaitu ≤ 5 menit.

1|Panduan Triase Pasien RSIA Fatma Bojonegoro


BAB II
RUANG LINGKUP

Pasien darurat, sangat mendesak, atau pasien yang membutuhkan


pertolongan segera diidentifikasi menggunakan proses triase berbasis bukti untuk
memprioritaskan kebutuhan pasien yang mendesak dengan mendahulukan dari
pasien yang lain. Pada kondisi bencana dapat menggunakan triase bencana.
Sesudah dinyatakan pasien darurat, mendesak, dan membutuhkan pertolongan
segera maka dilakukan asesmen dan menerima pelayanan secepat-cepatnya.
Kriteria psikologis dibutuhkan dalam proses triase. Pelatihan bagi staf diadakan agar
staf mampu memutuskan pasien yang mem,butuhkan pertolongan segera dan
pelayanan yang dibutuhkan.
Jika rumah sakit tidak mampu memenuhi kebutuhan pasien dengan kondisi
darurat, pasien dirujuk ke rumah sakit lain yang fasilitas pelayanannya dapat
memenuhi kebutuhan pasien. Sebelum ditransfer atau dirujuk pasien harus dalam
keadaan stabil dan dilengkapi dengan dokumen pencatatan.

2|Panduan Triase Pasien RSIA Fatma Bojonegoro


BAB III
TATA LAKSANA

Alur Dalam Proses Triage :


1) Pasien datang diterima petugas / paramedis IGD.
2) Di ruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat untuk
menentukan derajat kegawatannya oleh perawat yang telahterlatih
menggunakan kriteria.
3) Bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang (dalam keadaan
bencana), maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung
IGD).
4) Penderita dibedakan menurut kegawatannya,
Dalam prinsip triase diberlakukan sistem prioritas, prioritas adalah penentuan
mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang
mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul.: 1) Ancaman jiwa yang dapat
mematikan dalam hitungan menit. 2) Dapat meninggal dalam hitungan jam. 3)
Trauma ringan. 4) Sudah meninggal. Menentukan kegawatan dengan memberi
kode warna:
Tabel 2. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Prioritas (Labeling)
KLASIFIKASI KETERANGAN RESPON TIME

Prioritas I Pasien dengan kondisi ≤ 5 menit


mengancam nyawa atau fungsi
Emergency vital, perlu resusitasi dan
(Merah) tindakan bedah segera,
mempunyai kesempatan hidup
yang besar. Penanganan dan
pemindahan bersifat segera yaitu
gangguan pada jalan nafas,
pernafasan dan sirkulasi.
Contohnya : asfiksia, fetal
distress, eklampsia, ruptur uteri
iminens, syok hemoragik,
combutio (lukabakar) tingkat II
dan III > 25%

Prioritas II Potensial mengancam nyawa ≤ 15 menit


atau fungsi vital bila tidak segera
Urgent ditangani dalam jangka waktu
(Kuning) singkat. Penanganan dan

3|Panduan Triase Pasien RSIA Fatma Bojonegoro


pemindahan bersifat jangan
terlambat. Contoh: obs inpartu
dengan PEB, fase aktif
memanjang, kala II lama,
combutio (luka bakar) tingkat II
dan III < 25 %

 Prioritas III Perlu penanganan seperti ≤ 60 menit


pelayanan biasa, tidak perlu
Non Urgent segera. Penanganan dan
(Hijau) pemindahan bersifat terakhir.
Contoh : obs inpartu normal,
luka-luka ringan

Prioritas 0 Kasus meninggal atau Dibawa ke ruang


kemungkinan untuk hidup sangat jenazah dalam waktu
Death kecil. Hanya perlu terapi maksimal 120 menit
(Hitam) suportif.Contoh henti jantung
kritis, trauma kepala kritis

5) Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah,


kuning, hijau, hitam.
6) Penderita / korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan
diruang tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut,
penderita / korban dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah
sakit lain.
7) Penderita dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih
lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien
dengan kategori triase merah selesai ditangani.
8) Penderita dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau bila
sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/korban dapat
diperbolehkan untuk pulang.
9) Untuk pasien yang sudah meninggal yaitu kategori triase hitam dapat langsung
dipindahkan ke kamar jenazah. (Rowles, 2007).

4|Panduan Triase Pasien RSIA Fatma Bojonegoro


BAB IV
DOKUMENTASI

Triase pasien didokumentasikan pada form triase dalam rekam medis pasien

Ditetapkan di : Bojonegoro
Pada tanggal : 01 Oktober 2019
DIREKTUR RSIA FATMA

dr. Winandra Putra,M.MKes

5|Panduan Triase Pasien RSIA Fatma Bojonegoro

Anda mungkin juga menyukai