Anda di halaman 1dari 4

Rani Wulandari yang Belum Sepenuhnya RANI WULANDARI

Setiap manusia pasti memiliki nama yang bertujuan untuk membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Pemberian nama tersebut tergantung dengan maksud masing-masing pemberi nama. Salah satu tujuannya
ialah sebagai tafaulan (mengharap barakah) kepada pemilik nama tersebut, minimal anaknya memiliki salah
satu kelebihan yang sama dengan pemilik nama. Ada juga tujuannya sebagai doa seperti nama Afiyati yang
artinya ampunan, kesehatan, penjagaan baik dunia dan akhirat. Sebenarnya masih banyak tujuan dan fungsi
pemberian nama kepada manusia, tetapi saya tidak akan menyebutkan satu persatu dari tujuan atau fungsi
penamaan seseorang dikarenakan bukan aspek tersebut yang akan kami paparkan.

Pada tanggal 12 Januari 2003 lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik, menggemaskan nan comel
(namanya saja anak kecil, pasti ya begitu semua) yang telah ditunggu kelahirannya selama sembilan bulan
lamanya. Begitu gembira kedua orang tuanya saat anak tersebut lahir dengan selamat. Beberapa acara pun
diadakan untuk mensyukuri nikmat yang amat luar biasa dari Sang Pencipta. Lalu kedua pasangan tersebut
memberikan nama kepada sang buah hatinya dengan tujuan kelak ketika putrinya sudah dewasa, ia bisa
seperti nama yang diberikan.

Namanya Rani Wulandari. Rani artinya ratu, Wulandari terdiri dari dua kata yaitu wulan dan bunder. Makna
wulan adalah bulan, sedangkan bunder artinya bundar atau lingkaran. Jadi, jika di satukan artinya menjadi ratu
bulan bundar atau yang dikenal sebagai ratu bulan purnama. Dengan arti tersebut nama Rani Wulandari
melambangkan kecantikan, kesempurnaan, dan sesuatu yang istimewa karena tidak setiap hari kita bisa
menemukan purnama, tapi butuh beberapa hari. Karena, bulan tersebut hanya muncul satu kali dalam
sebulan. Dengan demikian pemilik nama merupakan seseorang yang istimewa. Disebut istimewa dikarenakan
untuk mencapai bulan purnama harus melalui beberapa proses dan tingkatan.

Untuk mencapai tingkatan RANI WULANDARI sepenuhnya, seseorang harus melalui beberapa tingkatan.
Setidaknya ada 14 tingkat untuk mencapainya, lima untuk Rani dan sembilan untuk Wulandari. Mengapa
demikian?, karena untuk menjadi seorang raja atau ratu ia harus melewati beberapa tahapan. Tidak begitu
saja dengan mudahnya untuk menduduki singgasana yang sangat mulia. Tentunya, saat perjalanan ia akan
menemui nikmat dan cobaan karena ‫( النعمة بقدر النقمة والنقمة بقدر النعمة‬nikmat itu sebanding dengan cobaan dan
cobaan sebanding lurus dengan kenikmatan). Orang yang sukses, terkenal, dan mempunyai jabatan tinggi pasti
ujiannya juga besar sesuai dengan kenikmatan yang diterima.

Rani berarti ratu. Untuk mencapai derajat itu setidaknya ada lima tingkatan yang meningkat seiring usia dan
kemampuannya.

1. Ketika masih balita, dia bergelar ratu kecil atau rani dengan huruf “r-a-n-i” kecil yang menandakan
sang bayi baru tumbuh.
2. Ketika menginjak usia akil balig, dia bergelar Rani dengan huruf “R” kapital yang berarti anak tersebut
sudah mulai mengenal dunia luar dan kedua orang tuanya mulai mempersiapkan putri
kesayangannya untuk menghadapi masa depan.
3. Saat menapak dewasa (umur 18-22) rani bergelar RAni dengan “R” dan “A” besar yang
melambangkan ia sedang mencari jati dirinya. Ia pun mulai memasuki jenjang perkuliahan dan mulai
mengikuti beberapa organisasi. Bahkan, sang ratu yang belum sempurna ini diberi kepercayaan
sebagai pemimpin.
4. RANi dengan “R”, “A” dan “N” kapital pertanda dia sudah menyelesaikan pendidikannya yang mana
dituntut untuk menjadi “RANI”. Di sini ia mulai mengabdi kepada masyarakat.
5. Ketika RANI sudah dipercaya oleh masyarakat, di sinilah sang pemilik nama mengemban tugas yang
sangat berat dan apakah ratu ini dapat mencapai tahapan selanjutnya yaitu bulan purnama, atau
tidak. Perlu diketahui, ratu pada zaman sekarang sudah tidak ada. Jadi bisa dianalogikan sesuai
pemahaman masing-masing per-individu.

Seseorang tidak bisa menjadi presiden atau pemimpin begitu saja tanpa melewati proses, baik berawal dari
pemimpin sebuah organisasi kecil atau yang lainnya seperti menjadi Kades, Camat terlebih dahulu lalu Bupati
kemudian Gubernur. Saat seseorang presiden memimpin, di sinilah ia ditaruhkan apakah dia akan memimpin
dengan baik yang mana terlihat seperti bulan purnama yang sangat indah dan memuaskan hati masyarakat
atau malah menjadi malapetaka bagi rakyatnya. Tetapi semua itu harus dimulai dari diri sendiri dengan pikiran
jernih. Semoga Rani bisa menjadi Wulandari yang terlihat elok dan cantik dimata semua orang. Tidak hanya
parasnya namun kepribadian dan budi pekertinya.

“Yad bhawam tad bhawati” (engkau akan menjadi apa yang ada dalam pikiranmu). Dengan demikian, dapat
dinyatakan bahwa kondisi apa pun yang kita alami sesungguhnya bersumber dari dalam diri. Ketika kondisi di
dalam diri diliputi kebahagiaan, maka semua yang kita lihat adalah kebahagiaan. Sebaliknya, jika kesedihan
yang kita rasakan, semua yang kita lihat hanyalah kesedihan. Karena itu, munculkan dan alami kebahagiaan
dari dalam diri terlebih dahulu sebelum membahagiakan orang lain.

WULANDARI.

Sistem tata surya kita bukan hanya terdiri dari matahari dan planet saja, tetapi juga terdapat komponen
lainnya seperti bulan dan lain-lain. Wulan atau bulan sebenarnya tidak memiliki cahaya. Bulan terlihat
bercahaya dari bumi karena bulan mendapatkan pantulan cahaya sinar dari bagian-bagian matahari dan hanya
dapat terlihat ketika malam hari, karena pada siang hari cahaya matahari sangat terang sehingga cahaya yang
diterima bulan tertutup cahaya matahari.

Bentuk bulan berbeda-beda dikarenakan bulan tersebut berevolusi. Bentuk berbeda ini kemudian disebut
sebagai fase-fase bulan. Antara lainnya fase fullmoon yang terjadi pada hari ke-14 setelah bulan baru. Untuk
mencapai fase sempurna tersebut butuh melalui beberapa tahapan. begitu juga Rani Wulandari yang
membutuhkan 14 tingkatan.

Wulandari memiliki sembilan fase:

1. New moon yang akan disimbolkan dengan “W” kapital pada nama Wulandari. Pada fase ini,
bentuk bulan tidak terlihat seluruhnya. Oleh karenanya ia dituntut untuk memunculkan dirinya
agar bisa dilihat oleh semua orang. Jangan sampai hanya berhenti pada bulan baru ini saja yang
tidak terlihat seluruhnya.‫ موجود ال حاضرين وال فاعلين‬, jangan sampai kamu ada tetapi tidak
dianggap ada atau hanya dianggap sebagai pelengkap agar ratu itu ada. Sedangkan pemimpin
sebenarnya bukanlah kamu.
2. Selanjutnya yaitu bulan sabit yang terjadi pada hari ke-4 setelan bulan baru. Pada fase ini bagian
bulan mulai terlihat yang disimbolkan dengan “W” dan “U” besar yang menandakan dia mulai
melaksanakan tugas yang diembannya.
3. Wulandari dengan “W”, “U” dan “L” kapital. Ini merupakan fase pertengahan yang rentan
terjadinya ketidakmampuan seseorang. Karena, semakin bersinarnya seseorang maka semakin
banyak orang yang ingin menutupi sinar tersebut. Hal ini digambarkan seperti bulan setengah,
setengah bersinar dan setengah gelap.
4. WULAndari. Semakin banyak sinar yang dapat engkau perlihatkan maka akan semakin banyak
orang-orang yang memujimu. Di sini Rani akan diuji apakah dia akan seperti orang yang lupa
kepada tanah atau seperti ayam kate yang selalu membusungkan dadanya ke depan. Semua
ujian tersebut berasal pada dirinya. Ingatlah bahwa bulan cembung itu ada karena ada matahari
bukan karena dirinya sendiri.
5. Pada bulan purnama, bulan, bumi, dan matahari juga berada pada posisi yang sejajar seperti
bulan baru. Hal tersebut mengajarkan kita bahwa sebaik-baiknya perkara yaitu yang tengah-
tengah. Kita dituntut agar bisa moderat dalam menyikapi semua hal, tidak condong ke atas atau
ke bawah. Ketika dimintai jawaban atas pertanyaan orang lain kita harus memberi sesuai yang
dia minta bukan memperlihatkan apa yang kita punya.
Ketika pemimpin bisa moderat dalam semua hal, dia akan mencapai posisi sempurna. Dia akan
terlihat seperti bulan purnama yang sangat indah nan didamba-dambakan kehadirannya untuk
menyinari kesamaran yang telah diperbuat oleh senja hari. Seperti melihat seutas tali yang
dikira ular pada waktu senja. Harapannya semoga Rani bisa menjadi senter kehidupan bagi
semua orang dan menjadi supermoon yang sangat dekat dengan bumi. Ingatlah bulan purnama
tidak memiliki cahaya sendiri. Dia hanya pantulan cahaya sinar dari bagian-bagian matahari dan
hanya dapat terlihat pada malam hari. (WULANdari)

6. Setelah berhasil bersinar untuk bumi dengan indah. Saatnya bulan ini harus kembali kepada
asalnya. Kembali dengan pelan-pelan. Kembali kepada siapa yang memberi kekuasaan
kepadanya. Seperti orang yang ingin memakan kuning telur rebus. Dia harus membuka
cangkangnya, lalu putih telur, kemudian kuning telur dan yang terakhir inti kuning telur. Dan
saat ini dia masih mencapai cangkang telur yang mana seperti bulan cembung yang sinarnya
hilang sedikit demi sedikit. (WULANDari)
7. Third quarter atau bulan setengah, bagian seperempat ketiga dari fase-fase bulan. Pada fase ini,
bulan terlihat setengah bersinar dan setengah gelap. Lalu muncul pertanyaan, menurut kamu
bulan ini setengah penuh gelap atau setengah kosong gelap?. Seharusnya dengan Rani yang
telah melewati beberapa tingkatan, dia diharap memilih setengah penuh gelap. Mengapa
demikian?. Karena, di samping memang fase selanjutnya adalah waxing crescent yang berarti
bulan sabit, dia termasuk ciri-ciri orang yang optimis. Karena, suatu saat rani yakin kalau bulan
itu bakal penuh dengan kegelapan, yaitu yakin akan terjadinya fase newmoon. Rani melihat
sudut pandang dari sudut penuhnya bukan dari kosongnya. Apa yang rani pikirkan ke depannya
adalah apa yang rani harapkan, yaitu penuhnya kegelapan. Di fase ini juga, rani telah memasuki
bagian kedua dari keinginan seseorang yang ingin memakan kuning telur rebus, yaitu putih telur
yang melambangkan kejernihan berpikir dan keoptimisan. (WULANDAri)
8. “Wulandari” dengan huruf “w”, “u”, “l”, “a”, “n”, “d”, “a”, “r” kapital. Fase selanjutnya adalah
bulan sabit. Bulan sabit adalah sebutan bagi bulan yang memiliki bentuk yang sangat kecil,
hanya segaris melengkung saja sehingga membentuk seperti sabit. Bulan ini menandakan
adanya bulan baru atau pergantian bulan, namun juga menandakan bahwa bulan akan selesai.
Dalam bahasa arab disebut juga “hilal” yang digunakan masyarakat untuk menandai awal bulan
dan puasa. Hal ini sesuai dengan ayat berikut: ‫يسألونك عن األهلة قل هي مواقيت للناس و الحج‬.... (mereka
bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “ bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu
bagi manusia dan (bagi ibadah) haji...). kata ‫ األهلة‬adalah jamak dari kata “‫ ”هالل‬yang berati bulan
sabit. Misalnya sebagai waktu untuk berpuasa dan berbuka (berhari raya) yang sesuai dengan
hadis ‫صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته‬. Dengan demikian bulan sabit merupakan penunjuk waktu
antara waktu memulai dan waktu berakhir. Ketika seseorang sudah berani memulai maka dia
harus berani mengakhiri. Jika seseorang memulai sesuatu dengan cara baik maka dia harus
mengakhiri dengan baik. Sudah saatnya bagi rani untuk mengakhiri kekuasaannya dan
memberikan kepada seseorang yang lebih berhak dari pada dia yang sekarang. Dia hanya fokus
kepada siapa yang menciptakannya. Seperti orang yang mulai memakan kuning telur tetapi
belum seluruhnya.
9. Akhirnya RANI WULANDARI mencapai tingkatan paling inti, yaitu inti kuning telur dan
newmoon. Di sini ia telah merasakan kuning telur yang artinya dia telah merasakan kenikmatan
yang agung. Mengapa demikian? Karena kuning merupakan simbol kecantikan, kebahagiaan,
optimis dan keagungan. Dalam beberapa hal pun warna kuning sering dijadikan sebagai simbol
kebahagiaan dan keagungan Tuhan. Seperti janur kuning dan lafal-lafal Tuhan yang ditulis
dengan warna kuning.
Newmoon atau bulan baru. Mengapa penulis mengatakan bahwa tujuan akhir adalah bulan
baru. Padahal bulan ini tidak memiliki sinar seperti bulan purnama dan seakan-akan dia
menyuruh untuk sang purnama mengakhiri dengan kegelapan?. Di sini penulis berpandangan
bahwa bulan baru merupakan bulan purnama. Sempurna, seperti orang yang baru terlahir lagi.
Seperti anak kecil yang tidak mempunyai tanggung jawab lagi.
Kepada separuh bulan purnama

Yang berjuang untuk melengkapi cahayanya

Kuharap kau dapat segera menemuiku

Dalam liuk lentuk bahagiamu

Dalam kelip indah senyummu

Dalam binar tatap matamu

Kusemogakan dirimu kembali

Seperti yang selalu kau inginkan

Seperti yang selalu kurindukan

Bukan separuh. Namun utuh.

Rindu selalu datang pada malam hari

Mengetuk pintu dan bertandang sesuka hati

Sedang aku nanar menatap langit

Kapan aku bisa terbebas?

Bulan purnama berkata padaku:

"Cantikkah aku hari ini?"

"Mari kita bahas kembali rindu yang belum tuntas!"

"Sampai di mana kita kemarin?".

Aku menutup pintu

Merapatkan tirai-tirai rumah namun percuma

Bulan purnama telah hinggap di atas ubun-ubunku.

Selamat ulang tahun Rani Wulandari. Semoga kamu bisa mengubah huruf kecil pada setiap namamu menjadi
huruf kapital. Bukan berarti Islahul Hafid ini tidak puas dengan Rani saat ini. Melainkan Islahul Hafid bisa
sempurna ketika ada sang ratu. Karena, dia belum bisa dikatakan penjaga yang baik ketika atasannya belum
sempurna, atau malah belum bisa disebut penjaga ketika tidak ada yang dijaga.

Anda mungkin juga menyukai