Anda di halaman 1dari 22

STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :

1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
002/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PELAYANAN RESEP DOKTER Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu prosedur yang dilakukan dalam melayani penerimaan resep dokter umum (dr.),
dokter spesialis (dr. Sp.) , dokter gigi (drg.) maupun dokter hewan (drh.)

2. Tujuan
Tercapainya pelayanan kefarmasian dengan mutu dan efisiensi yang optimal melalui
perbekalan farmasi pasien.

3. Kebijakan
a. Resep tidak bisa diganti kecuali dengan persetujuan pasien, atau keluarga pasien
dan dokter penulis resep.
b. Resep dapat dicopy resep apabila obat diambil sebagian atau sesuai dengan
permintaan pasien.
c. Apabila resep menganduk obat narkotika maka obat tidak dapat di-copy resep.

4. Prosedur
a. Lakukan 3S, yaitu senyum, sapa, salam.
b. Lakukan skrining resep sesuai dengan SPO Skrining Resep.
c. Lakukan pengechekan ketersediaan obat.
d. Hitung jumlah nominal harga dan menginfokan kepada pasien.
e. Apabila pasien setuju, maka resep dapat dilayani.
f. Lakukan penginoutan ke dalam sistem.
g. Cetak bill atau kuitansi.
h. Lakukan penyiapan obat, jika resep termasuk dalam obat racikan, lakukan sesuai
dengan SPO Penyiapan Obat Racikan dan jika resep termasuk dalam sediaan jadi,
siapkan obat sesuai dengan SPO Penyiapan Obat Non Racikan.
i. Setelah selesai, panggil nama pasien sesuai dengan nama yang tertera di resep.
j. Dalam menyerahkan obat, lakukan sesuai dengan SPO Penyerahan Obat.
Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
2 dari 2
No Revisi : - Nomor :
002/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
SKRINING RESEP Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu prosedur yang dilakukan dalam melakukan skrining resep pada saat penerimaan
resep.

2. Tujuan
Tercapainya pelayanan kefarmasian dengan mutu dan efisiensi yang optimal melalui
perbekalan farmasi pasien

3. Kebijakan
a. Skrining resep dilakukan apoteker.
b. Apabila apoteker tidak sedang berpraktek dapat dilakukan oleh Tenaga Teknis
Kefarmasian yang sedang berpraktek.
c. Apabila TTK mengalami kesulitan dalam skrining resep dapat dilakukan konsultasi
kepada Apoteker via WA (Whatsup) atau by phone.

4. Prosedur
a. Lakukan 3S, yaitu senyum, sapa, salam.
b. Apoteker melakukan pengkajian resep berdasarkan :
i. Pengkajian aspek administrasi :
1. Kejelasan Penulisan Resep
2. Tanggal penulisan Resep
3. Nama dokter
4. SIP Dokter penulis resep
5. Paraf/Tanda Tangan Dokter
6. Nama Pasien, Umur, Berat Badan (Untuk Pasien Anak), Alamat
Pasien
7. Nama Obat, Dosis dan Jumlah Obat
ii. Pengkajian aspek farmasetik :
1. Bentuk Sediaan, Jumlah, dosis obat
2. Potensial inkompatibel, interaksi, terlalu kecil untuk
diracik/dibagi
3. Stabilitas sediaan
4. Cara pemberian
iii. Pengkajian aspek klinis :
1. Ketapatan indikasi obat yang diberikan
2. Apakah ada duplikasi obat
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
2 dari 2
No Revisi : - Nomor :
002/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
SKRINING RESEP Mulai Berlaku :
20 September 2019

3. Apakah adanya interaksi diantara terapi yang diberikan


4. Adanya kontraindikasi antara terapi yang diberikan dengan
keadaan pasien
5. Reaksi Obat yang diberikan
c. Apabila pengkajian resep sudah sesuai, resep dapat dilayani.
d. Jika dalam pengkajian ditemukan ketidaksesuaian, maka dapat dilakukan koreksi
dengan cara :
1. Klarifikasi dengan pasien
2. Komunikasi dengan Dokter penulis resep
3. Memberikan usulan yang seharusnya/sebaiknya
4. Konsultasi dengan sejawat jika mengalami keraguan
5. Menuliskan dalam resep atas perubahan dari resep disertai
dengan paraf persetujuan apoteker dan pasien atau keluarga
pasien
e. Apabila pada saat melakukan skrining resep pada aspek administrasi sudah
lengkap, maka pada form telaah resep diberikan tanda centang (˅) pada kolom YA,
tetapi jika masih ada kekurangan pada aspek administratif dapat diberikan tanda
centang (˅) pada kolom TIDAK dan melengkapinya.
f. Apabila pada skrining resep pada aspek farmasetik ditemukan permasalahan maka
pada form telaah resep diberikan tanda centang (˅) pada kolom YA, tetapi jika
tidak terdapat masalah maka diberikan tanda centang (˅) pada kolom TIDAK.
g. Apabila pada skrining resep pada aspek klinik ditemukan permasalahan maka
pada form telaah resep diberikan tanda centang (˅) pada kolom YA, tetapi jika
tidak terdapat masalah maka diberikan tanda centang (˅) pada kolom TIDAK.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
3 dari 3
No Revisi : - Nomor :
003/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PELAYANAN OBAT RACIKAN Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam melayani resep yang membutuhkan tindakan
penggerusan atau pencampuran.

2. Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari
dokter.

3. Kebijakan
a. Petugas melakukan dispensing sediaan racikan di tempat meracik obat.
b. Sebelum melakukan peracikan obat, petugas farmasi mencuci tangan terlebih dahulu
menggunakan hand wash dan hand rub.
c. Petugas farmasi menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
d. Sebelum meracik dilakukan pembersihan alat dan meja racik terlebih dahulu.
e. Petugas dalam pengambilan obat harus sesuai dengan sistem FIFO (First In Firs out)
dan FEFO (First Expired First Out).

4. Prosedur
a. Pelayanan Obat Racikan Sediaan Pulveres
1) Setelah dilakukan pengkajian resep, dan pasien atau keluarga pasien setuju,
maka petugas dapat menyiapkan obat.
2) Petugas mencuci tangan terlebih dahulu kemudian menggunakan APD.
3) Petugas menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep.
4) Petugas menyiapkan etiket warna putih (sesuai SPO Pemberian etiket).
5) Petugas membersihkan stemper, mortir, blender menggunakan alkohol 70%
sebelum meracik obat.
6) Petugas menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan
mengembalikan ke tempat semula (untuk tablet dalam kaleng).
7) Petugas dengan memperhatikan faktor inkompatibilitas obat, melakukan
penggerusan dan pencampuran hingga homogeny
8) Petugas menimbang serbuk yang sudah homogen, kemudian dibagi sesuai
dengan jumlah yang diresepkan sesuai dengan SPO Menimbang Bahan Obat.
9) Petugas mengemas serbuk sesuai dengan yang diresepkan.
10) Petugas membersihkan alat setelah digunakan untuk meracik dan
mengembalikan ke tempat semula.
11) Petugas mencuci tangan kembali
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
3 dari 3
No Revisi : - Nomor :
003/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PELAYANAN OBAT RACIKAN Mulai Berlaku :
20 September 2019

12) Petugas menyerahkan obat sesuai dengan SPO Penyerahan resep.

b. Pelayanan Obat Racikan Sediaan Salep


1) Setelah dilakukan pengkajian resep, dan pasien atau keluarga pasien setuju,
maka petugas dapat menyiapkan obat
2) Petugas menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep.
3) Petugas menyiapkan etiket berwarna biru sesuai dengan SPO Pemberian
Etiket.
4) Petugas mencuci tangan terlebih dahulu kemudian menggunakan APD.
5) Dilakukan pencampuran salep di mortir, apabila sedian terdiri dari lebih dari
satu macam salep.
6) Petugas memasukkan sediaan salep yang dibuat kedalam pot salep
menggunakan sudip.
7) Petugas menyerahkan obat sesuai dengan SPO Penyerahan Obat.

c. Pelayanan Resep Obat Sediaan Sirup Kering


1) Setelah dilakukan pengkajian resep, dan pasien atau keluarga pasien setuju,
maka petugas dapat menyiapkan obat.
2) Petugas melakukan penawaran kepada pasien untuk dilakukan pengenceran
oleh pasien atau dibantu oleh petugas.
3) Petugas menyiapkan obat sesuai dengan resep.
4) Petugas menyiapkan etiket untuk sedian sirup (sesuai SPO Pemberian etiket).
5) Petugas mencuci tangan terlebih dahulu dan menggunakan APD (Alat
Pelindung Diri) sebelum melakukan pengenceran.
6) Petugas menyerahkan obat sesuai dengan SPO Penyerahan Obat.

d. Pelayanan Resep Obat Sediaan Kapsul


1) Setelah dilakukan pengkajian resep, dan pasien atau keluarga pasien setuju,
maka petugas dapat menyiapkan obat.
2) Petugas mencuci tangan kemudian menggunakan APD.
3) Petugas Farmasi menyiapkan obat sesuai dengan resep
4) Apabila resep yang diterima berupa sediaan tablet, maka dilakukan
penggerusan terlebih dahulu dimulai dengan berat jenis yang besar terlebih
dahulu.
5) Apabila sediaan obat yang diresepkan berupa serbuk maka tidak perlu
dihaluskan.
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
3 dari 3
No Revisi : - Nomor :
003/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PELAYANAN OBAT RACIKAN Mulai Berlaku :
20 September 2019

6) Dicampur sampai homogen.


7) Disiapkan kapsul yang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
8) Dimasukkan sediaan puyer yang telah homogen ke dalam kapsul sesuai yang
diresepkan.
9) Ditutup cangkang kapsul kembali dan dibersihkan
10) Dimasukkan kapsul kedalam palstik klip.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
004/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PELAYANAN OBAT NON RACIKAN Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam melayani resep dokter umum (dr.), dokter spesialis
(dr. Sp.) , dokter gigi (drg.) maupun dokter hewan (drh.) dalam sediaan non racikan.

2. Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari
dokter.

3. Kebijakan
a. Petugas melakukan dispensing sediaan racikan di tempat meracik obat.
b. Sebelum menyiapkan obat, petugas menawarkan kepada pasien atau kelurga pasien,
apakah bersedia untuk dibeli semuanya atau tidak.
c. Petugas dalam pengambilan obat harus sesuai dengan sistem FIFO (First In Firs out)
dan FEFO (First Expired First Out).

4. Prosedur
a. Petugas menerima resep yang telah diskrining.
b. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum mengambil obat dari tempat
penyimpanan.
c. Petugas mengambil obat sesuai resep dan menulis obat yang keluar di kartu stok.
d. Petugas Farmasi memberi etiket, untuk obat oral menggunakan etiket putih dan untuk
obat topikal atau sediaan luar menggunakan etiket biru sesuai SPO Pemberian Etiket.
e. Petugas memasukkan obat kedalam palstik klip.
f. Diserahkan obat sesuai dengan SPO Penyerahan Obat.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
005/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
MENIMBANG BAHAN OBAT
Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam menimbang bahan obat dalam melayani resep racikan.

2. Tujuan
a. Terjaminnya ketepatan penimbangan bahan obat.
b. Menghindari kesalahan penimbangan bahan obat dalam pelayanan obat racikan.

3. Kebijakan
a. Sebelum menggunakan timbangan bersihkan timbangan terlebih dahulu.
b. Diatur timbangan agar pada posisi sesuai (seimbang).

4. Prosedur
a. Membersihkan timbangan
b. Menyetarakan timabangan sebelum menimbang dan meletakkan kertas perkamen
pada masing-masing timbangan
c. Mengambil bahan obat yang akan ditimbang sesuai yang diminta dalam resep
d. Mengambil anak timbang yang dibutuhkan dan meletakkan anak timbang pada ring
timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off)
e. Meletakkan bahan obat yang akan ditimbang pada ring timbang sebelah kanan
secukupnya (timbangan pada keadaan off)
f. Membuka dan meng-on-kan timbangan, melihat apakah timbangan sudah setara atau
belum.
g. Menambah atau mengurangi bahan obat jika timbangan belum setara (timbangan
dalam keadaan off) sampai diperoleh timbangan yang setara ditandai dengan jarum
terletak pada posisi nol.
h. Mengambil bahan yang sudah ditimbang dan mengecek bahan yang sudah ditimbang
sesuai dengan kebutuhan resep.
i. Memberi nama atau tanda bahan yang telah ditimbang sesuai dengan yang tertera pada
wadah persediaan.
j. Mengembalikan bahan maupun anak timbang sesuai dengan tempatnya.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
006/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PELAYANAN OBAT WAJIB APOTEK
Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam pelayanan obat wajib apotek.

2. Tujuan
a. Terjaminnya keselamatan pasien dengan mengikuti tata cara penyerahan obat
yang benar.
b. Menghindari kesalahan pemberian obat

3. Kebijakan
a. Selalu lakukan 3S dalam melayani pasien yaitu senyum, salam, sapa.

4. Prosedur
a. Senyum, salam, dan sapa kepada pasien.
b. Menanyakan obat yang dibutuhkan pasien.
c. Mengkonfirmasikan keluhan atau penyakit yang diderita pasien beserta dengan
gejala yang dialami pasien.
d. Menanyakan pengobatan yang pernah dilakukan untuk mengatasi gejala yang
dialami.
e. Membantu menentukan obat yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
f. Meminta persetujuan terhadap obat yang dipilihkan untuk pasien dengan
menunjukkan obat yang dipihkan.
g. Menghitung jumlah obat dan harga obat.
h. Mengambilakn obat sesuai jumlah yang dibutuhkan dan menyerahkan kepada
pasien.
i. Memberikan informasi tentang obat meliputi dosis, aturan pakai obat, lama
pemakaian, waktu penggunaan obat, cara penggunaan, efek samping obat yang
mungkin dapat timbul, pengatasan pertama jika timbul efek samping, dan terapi
non farmakologi lain yang dapat dilkukan untuk mengatasi keluhan pasien.
j. Menyatakan harapan kesembuhan setelah menggunakan obat.
k. Mencatat dan mendokumentasikan pada form CPO (Catatan penggunaan Obat)
sesuai dengan SPO Pengisian Catatan Pengobatan Obat.
l. Dilakukan penginputan pada sistem pembelian obat dan penyerahan kuitansi
pembelian.
Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
007/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PEMBERIAN ETIKET
Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam pemberian etiket.

2. Tujuan
a. Terjaminnya keselamatan pasien dengan pemberian etiket yang benar.
b. Menghindari kesalahan cara pemakaian obat.

3. Kebijakan
a. Untuk sediaan oral menggunakan etiket berwarna putih
b. Untuk sediaan luar dan topikal (salep, cream, suppositoria) menggunakaan etiket
berwarna biru.

4. Prosedur
A. Sediaan Obat Kapsul, Tablet, Puyer, Pil
1) Pembuatan etiket untuk obat tablet, kapsul, serbuk, puyer menggunakan etiket
berwarna putih
2) Tuliskan nama obat,
3) Tanggal kadaluwarsa obat
4) Tulis aturan pakai minum obat
5) Berikan tanda centang (˅) pada sebelum, sesudah atau bersama makan
6) Berikan tanda centang (˅) pada pilihan almari atau alamari pendingin.

B. Sediaan Sirup, Sirup Kering


a) Gunakan etiket berwarna putih dengan tanda khusus “kocok dahulu sebelum
minum”
b) Nama Obat dan tanggal kadaluwarsa obat
c) Untuk tanggal kadaluwarsa obat sirup kering maksimal penggunaan 7 hari
penyimpanan, setelah 7 hari penyimpanan segera dibuang.
d) Tulisan aturan pakai penggunaan obat.
e) Berikan tanda centang (˅) pada sebelum, sesudah atau bersama makan
f) Berikan tanda centang (˅) pada pilihan almari atau alamari pendingin

C. Sediaan Luar (Insulin)


a) Ambil etiket berwarna biru untuk insulin yang bertanda khusus (“Simpan di Almari
Pendingin”
b) Tuliskan nama obat dan tanggal kadaluwarsa obat dan aturan pakai obat.
c) Berikan tanda centang (˅) pada aturan pakai pemberian insulin
d) Tuliskan jumlah aturan pakai pemberian insulin setiap pagi berapa unit,
siangberapa unit, sore berapa unit dan malam berapa unit.

D. Sediaan Luar (Suppositoria)


a) Ambil etiket berwarna biru yang bertanda khusus (“ Dimasukkan dubur”)
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
007/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PEMBERIAN ETIKET
Mulai Berlaku :
20 September 2019

b) Tuliskan nama obat, dan tanggal kadaluwarsa obat dan aturan pakai obat.
c) Tuliskan aturan pakai pada etiket sehari : ................ x ..............
d) Berikan tanda centang (˅) pada waktu pemberian pagi, siang, sore atau malam
hari.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
008/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PENYERAHAN OBAT
Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam penyerahan obat kepada pasien

2. Tujuan
a. Terjaminnya keselamatan pasien dengan mengikuti tata cara penyerahan obat
yang benar.
b. Menghindari kesalahan pemberian obat.

3. Kebijakan
a. Dilakukan pengechekan ulang sebelum diserahkan ke pasien.
b. Pengechekan melipuiti : Nama dan Alamat Pasien, Jumlah Obat, Nama Obat, Sediaan
Obat.

4. Prosedur
a. Dilakukan pengecheckan ulang terlebih dahulu sebelum diberikan kepada pasien.
b. Dilakukan telaah obat yang dilakukan oleh apoteker atau TTK apabila Apoteker
sedang tidak pada jam praktek, yaitu :
1) Tepat Nama Pasien
2) Tepat Indikasi
3) Tepat Dosis
4) Tepat Waktu Pemberian
5) Tepat Cara Pemberian
c. Petugas memanggil nama pasien sesuai dengan yang tertera di resep.
d. Petugas menanyakan ulang nama pasisen untuk memastikan ketepatan
penyerahan obat.
e. Petugas menanyakan alamat pasien dan memastikan sudah sesuai dengan yang
tertera pada resep maupun copy resep.
f. Petugas menjelaskan setiap nama obat, cara pakai dan cara penyimpannya.
g. Petugas menanyakan kepada pasien apakah pasien sudah memahami atas
penjelasan dari petugas, apabila belum dapat dilakukan pemberian penjelasn
ulang.
h. Setelah dilakukan penyerahan obat, kemudian diserahkan kuitansi dan dilakukan
transaksi pembayaran.
i. Catat no HP atau No telepon pasien atau keluarga pasien yang dapat dihubungi.
j. Resep yang sudah dilayani kemudian diarsipkan.
Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
009/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
KONSELING OBAT WAJIB APOTEK
Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam memberikan pelayanan konseling pasien.

2. Tujuan
a. Terjaminnya ketepatan pemberian obat kepada pasien.

3. Kebijakan
a. Sebelum melayani pasien, pastikan keluhan yang di derita pasien, keamanan obat yang
akan diberikan.
b. Sebelum pelayanan, lakukan 3S, Senyum, salam dan Sapa.

4. Prosedur
a. Lakukan 3S, Senyum, sapa dan salam.
b. Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan
sudah berapa lama pasein mengalami gejala tersebut.
c. Mencocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, merekomendasikan obat
yang tepat jika obat kurang sesuai dengan pasien.
d. Menanyakan kepada pasien : bagaimana pasien menggunakan obat meliputi dosis,
frekuensi, durasi, dan cara penggunaan. Memberikan koreksi terhadap informasi
yang telah diberikan pasien.
e. Menanyakan kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut.
f. Memberikan obat yang dibeli pasien, jika obat tersebut memberikan efek yang
diharapkan sesuai dengan kondisi pasien.
g. Menganjurkan untuk meminta rujukan ke doketer jika kondisi pasein tidak
membaik atau malah meburuk.
h. Memberikan informasi kepada pasien bahwa pasien dapat berkonsultasi kepada
apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.
i. Petugas mencatat penggunaan obat pasien pada form CPO sesuai SPO Pengisian
CatatanPenggunaan Obat.
j. Melakukan penginputan transaksi di sistem dan memberikan kuitansi kepada
pasien sebagai bukti bahwa pasien sudah membayar.
Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
010/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
KONSELING OTC
Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam melayani pembelian obat OTC.

2. Tujuan
Terjaminnya ketepatan pemberian obat kepada pasien.

3. Kebijakan
a. Sebelum melayani pasien, pastikan keluhan yang di derita pasien, keamanan obat yang
akan diberikan.
b. Sebelum pelayanan, lakukan 3S, Senyum, salam dan Sapa..

4. Prosedur
a. Menanyakan kepada pasien: keluhan dan gejala, lama gejala dan keluhan, obat yang
digunakan untuk mengatasi keluhan, kondisi setelah menggunakan obat tersebut.
b. Memberikan obat yang diminta pasien jika obat tersebut dapat mengatasi gejala dan
keluhan yang dialami pasien.
c. Membantu memilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien jika obat
sebelumnya tidak memberikan efek yang diharapkan.
d. Memberikan informasi tentang obat meliputi dosis, aturan pakai obat, lama
pemakaian, waktu penggunaan obat, cara penggunaan, efek samping obat yang
mungkin dapat timbul, pengatasan pertama jika timbul efek samping, dan terapi non
farmakologi lain yang dapat dilkukan unutk mengatasi keluhan pasien.
e. Menyatakan harapan kesembuhan setelah menggunakan obat.
f. Menanyakan kembali mengenai informasi yang telah diberikan unutk memastikan
kepada pasien.
g. Mengisi pada form Konseling sesuai dengan SPO Pengisian Form Konseling
h. Menginput pembelian di sistem dan memberikan kuitansi kepada pasien tanda bahwa
pasien telah membayar.
i. Menutup pembicaraan dengan ramah dan salam.
Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
PENGISIAN FORM CATATAN 011/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : - PENGGUNAAN OBAT Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam mengisi form Catatan Penggunaan Obat.

2. Tujuan
Mempunyai riwayat penggunaan obat pasien.

3. Kebijakan
a. CPO diberikan pada pasien yang menggunakan Obat Wajib Apotek.
b. Setelah dilakukan pengisian CPO, diarsipkan CPO sesuai nama pasien.
c. Apablia Apoteker sedang tidak berpraktek maka dapat dilakukan pengisian oleh TTK.

4. Prosedur
a. Ambil form Catatan Penggunaan Obat
b. Tuliskan nama pasien, jenis kelamin, umur, alamat, dan no telepon pasien.
c. Tanggal diisi setiap pasien datang ke apotek.
d. Obat yang didapatkan, dosis yang diberikan dan cara pemberian dituliskan pada
kolom ke-III.
e. Apabila ada catatan penting seperti adanya timbul keluhan lain saat mengkonsumsi
obat, adanya alergi obat, atau adanya ketidak patuhan pasien dalam mengkonsumsi
obat dapat dituliskan pada kolom ke IV (Catatan Pelayanan Apoteker).
f. Setelah selesai mintakan paraf pasien pada kolom paraf pasien.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
012/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PENGISIAN FORM KONSELING
Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam mengisi form Konseling.

2. Tujuan
Pendokumentasian aktivitas dalam Konseling Obat.

3. Kebijakan
a. Petugas wajib mengisi form konseling apabila memberikan konseling kepada pasien.
b. Form konseling dapat diisi oleh Apotker maupun TTK apabila Apoteker sedang tidak
berada di tempat.
c. Form konseling diarsipkan secara rapi dan teratur.

4. Prosedur
a. Diisi identitas pasien, yaitu :
1) Nama Pasien
2) Jenis Kelamin
3) Tanggal Lahir
4) Alamat Pasien
b. Data konseling dilengkapi dengan mengisi :
1) Tanggal Konseling
2) Dokter yang memberikan resep
3) Diagnosa
4) Nama, dosis dan cara pemakaian obat
5) Riwayat Alergi pasien baik alergi makanan, alergi obat maupun alergi yang
lainnya.
6) Keluhan yang dirasakan pasien
7) Riwayat pernah atau tidaknya pasien diberikan konseling
c. Tindak lanjut merupakan langkah yang diambil apoteker setelah melakukan tanya
jawab, dapat diberikan dilanjutkan terapinya, atau dirujuk ke dokter, atau diberikan
terapi non farmakologi lainnya.
d. Apabila konseling dirasa sudah selesai maka pasien TTD dan Apoteker atau TTK
memberikan TTD juga pada kolom yag telah disediakan.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
PENGISIAN FORM 013/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : - PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO) Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam mengisi form Pelayanan Informasi Obat.

2. Tujuan
Pendokumentasian aktivitas dalam pemberian informasi obat.

3. Kebijakan
a. Form PIO diisi saat ada pasien membutuhkan pelayanan informasi obat.
b. Pelayanan Informasi Obat dilakukan Apoteker, apabila tidak ada apoteker dapat di
delegasikan ke TTK.

4. Prosedur
a. Ambil form Pelayanan Informasi Obat apabila pasein membutuhkan Informasi
daripada obat yang sedang dikonsumsi.
b. Tuliskan tanggal dan waktu pada saat melakukan pelayanan informasi obat.
c. Tuliskan Metode yang digunakan pada saat menanyakan informasi obat, dan
lingkari salah satu metode yang digunakan :
1) Lisan apabila bertatap muka secara langsung
2) Tertulis apabila dilakukan secara tidak langsung
3) Telepon apabila pengajuan pertanyaan via telepon.
d. Tuliskan identitas pasien yaitu Umur, Tinggi badan (jika diketahui), Berat Badan
(jika tidak diketahui dapat menimbang BB di apotek), Jenis Kelamin, Hamil diisi
berapa minggu bila pasien hamil dan menyusui atau tidak.
e. Tuliskan pertanyaan yang diajukan pada kolom uraian pernyataan.
f. Centang (˅) salah satu pada jenis pertanyaan yang diajukaan
g. Tuliskan jawaban pada kolom jawaban
h. Tuliskan referensi yang digunakan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
pasien.
i. Penyampaian jawaban bila langsung diberikan jawaban maka lingkari segera,
namun bila belum diberikan jawaban maka dapa dilingkari dalam 24 jam bila
masih hari yang sama tetapi jika sudah berbeda hari diberikan lingkaran pada lebih
dari 24 jam.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
PEMESANAN OBAT , ALAT KESEHATAN, 014/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : - BAHAN MEDIS HABIS PAKAI Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam melakukan pemesanan obat dan alat kesehatan ke
PBF (Pedagang Besar Farmasi).

2. Tujuan
Agar pemesanan obat ke PBF tidak terjadi kesalahan dan sesuai dengan prosedur.

3. Kebijakan
a. Pemesanan obat dan alat kesehatan ke PBF dilakukan setiap dua minggu sekali yaitu
hari Selasa dan Kamis.
b. Pemesanan Obat dilakukan oleh Apoteker atau dapat didelegasikan kepada TTK
apabila apoteker sedang tidak ditempat.
c. Pemesanan Obat boleh didelegasikan ke TTK selain sediaan Narkotika, Psikotropika,
Prekusor dan OOT.
d. Pemesanan Obat ke PBF menggunakan Surat Pesanan yang ditanda tangani oleh
Apoteker Penanggung Jawab.

4. Prosedur
a. Setelah dilakukan pendataan barang-barang termasuk obat, Alat Kesehatan, Bahan
Medis Habis Pakai yang sudah mencapai limited stock maka apoteker menghitung
perencanaan berapa yang garus diorder.
b. Pemesanan menggunakan Surat Pesanan.
1) Obat Narkotika  menggunakan Surat Pesanan Narkotika
2) Obat Psikotropika  menggunakan Surat Pesanan Pskotropika
3) Obat Prekusor  menggunakan Surat Pesanan Prekusor
4) Obat Reguler  menggunakan Surat Pesanan reguler
5) Alat Kesehatan dan BMHP  menggunakan Surat Pesanan reguler
c. Surat Pesanan yang telah dibuat kemudian ditanda tangani oleh Apoteker Penanggung
Jawab dan diberikan stempel basah APTA FARMA diatas TTD tersebut, serta
mencantumkan stempel No SIPA.
d. Surat Pesanan Copyan diarsipkan.
Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
015/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PENERIMAAN BARANG
Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam melakukan penerimaan barang dari PBF (Pedagang
Besar Farmasi)

2. Tujuan
Agar penerimaan obat tidak terjadi kesalahan.

3. Kebijakan
a. Penerimaan obat dilakukan oleh TTK atau tenaga adminsistrasi.
b. Penerimaan obat tanggal kadaluwarsa harus lebih dari 6 bulan sejak barang diterima,
apabila kurang dari 6 bulan barang dikembalikan langsung ke ekspedisi.

4. Prosedur
a. Barang datang dari PBF
b. Petugas mengecek kesesuaian antara faktur dengan SP dan berangnya (nama barang,
bentuk, jumlah sediaan, no batch, dan tanggal ED).
c. Mengecek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel , atau tidak)
d. Apabila barang yang diterima sudah sesuai dengan faktur dan pesanan maka dapat
diterima dan faktur dapat ditanda tangani oleh apoteker atau TTKdilengkapi dengan no
SIPA untuk apoteker dan SIPTTK untuk TTK serta dibubuhi stempel apotek dan tanggal
penerimaan.
e. Faktur diambil dua lembar untuk arsip apotek
f. Sedangkan faktur yang asli dan copy faktur yang lainnya diserahkan ke pengiriman.
g. Apabila ada ketidak sesuaian barang yang diterima dengan pesanan, atau barang yang
diterima rusak, segel terbuka maka tidak dapat diterima dan dilakukan pengembalian
kepada ekspedisi.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
1 dari 1
No Revisi : - Nomor :
PENGINPUTAN FAKTUR 016/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : - KE SISTEM APOTEK Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Suatu langkah atau prosedur dalam melakukan penginputan faktur ke sistem apotek.

2. Tujuan
Agar dalam pengiunputan faktur tidak terjadi kesalahan.

3. Kebijakan
a. Penginputan faktur dilakukan oleh tenaga administrasi.
b. Barang tidak dapat diberikan ke pasien, sebelum dilakukan penginputan ke sistem
Apotek.

4. Prosedur
a. Barang yang telah diterima kemudian fakturnya dikumpulkan jadi satu dan dilakukan
penginputan.
b. Petugas admin melakukan penginputan faktur dengan cara membuka sistem apootek
 input faktur pembelian  masukan nama barang, jumlah barang, Expired Date
(tanggal kadaluwarsa),, No Batch, harga HNA, diskon, dan pajak kemudian OK.
c. Penginputan faktur di sistem harus sesuai dengan jumlah nominal faktur yang
diterima.
d. Apabila tidak sesuai maka dilakukan pengechekan ulang.
e. Setelah selsai bukti input dicetak dan dijadikan satu dengan faktur.
f. Faktur yang telah diinput kemudian diarsipkan.
g. Pengarsipan dilakukan sesuai dengan PBF (Pedagang Besar Farmasi).

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
2 dari 2
No Revisi : - Nomor :
017/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PENYIMPANAN BARANG
Mulai Berlaku :
20 September 2019

1. Pengertian
Prosedur yang menjelaskan tentang tata cara penyimpanan obat, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai (BMHP).

2. Tujuan
a. Sebagai acuan yang dapat digunakan dalam menyimpan perbekalan farmasi agar
tetap terjamin mutu dan kualitasnya.
b. Menjamin sediaan farmasi disimpan di tempat yang aman, terhindar dari
kerusakan, kehilangan dan pencurian.
c. Mempertahankan kualitas sediaan farmasi selama penyimpanan.
d. Memudahkan dalam pencarian.
e. Memudahkan dalam pengawasan stok.

3. Kebijakan
a. Penyimpanan sediaan farmasi berdasarkan aturan FIFE FEFO (First In First Out).
b. Pastikan obat telah disimpan pada tempat yangsesuai.

4. Prosedur
a. Penyimpanan perbekalan farmasi dan alat kesehatan dilakukan berdasarkan
stabilitas dan sifat kimia, bentuk sediaan, generic atau nama dagang, bahan baku
obat.
b. Perhatikan suhu penyimpanan obat yang tertera pada kemasan.
1) Obat disimpan pada suhu kamar, jika tidak dengan penjelasan lain, berarti
disimpan pada suhu 15 – 250C
2) Obat disimpan ditempat sejuk, jika tidak dengan penjelasan lain, berarti
disimpan pada suhu 2 – 150C.
3) Obat disimpan ditempat dingin, jika tidak dengan penjelasan lain, berarti
disimpan pada suhu 2 – 80C.
c. Penyimpanan perbekalan farmasi disusun secara alfabetis menggunakan prinsip
FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out), obat yang memiliki
tanggal kadaluwarsa lebih panjang ditempatkan dibelakang obat yang tanggal
kadaluwarsa lebih dahulu ditempatkan didepan.
d. Ketentuan penyimpanan Sediaan farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai :
e. Obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan di almari khusus.
f. Obat-obat yang bersifat termolabil disimpan di almari pendingin pada suhu 2 – 80C
STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL Halaman :
2 dari 2
No Revisi : - Nomor :
017/AP/SPO/IX/2019
Tanggal revisi : -
PENYIMPANAN BARANG
Mulai Berlaku :
20 September 2019

celsius.
g. Obat-obat yang OTC dan generik ditempatkan pada almari generik.
h. Obat-Obat Wajib Apotek ditempatkan pada almari tersendiri.
i. Untuk sediaan susu, ditempatkan pada rak khusus susu.
j. Monitoring suhu penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan setiap shift yaitu pagi, siang dan malam sesuai dengan SPO
Monitoring Suhu Penyimpanan Perbekalan Farmasi Dan Alat Kesehatan.

Dilaksanakan Oleh : Diperiksa Oleh :

Arista Rizki Oktaviani Shofiatul Ulya


Apoteker Pendamping Apoteker Penanggung Jawab

Anda mungkin juga menyukai