VI. Auditor
Auditor adalah dr Setiady Permana Hardjo.
VII. Proses audit
Dilakukan observasi pada kertas resep selama periode audit. Selain itu
dilakukan observasi pada penanganan resep dan penjaminan
ketersediaan obat, dan pemberian obat.
VIII. Hasil dan analisis hasil audit
Selama waktu audit didapatkan dengan hasil sebagai berikut:
NO. 11- 12- 13- 14- 15- 16-
VARIABEL SUB VARIABEL Sep Sep Sep Sep Sep Sep TOTAL
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T
Apakah petugas unit
menuliskan resep dengan
1 lengkap?
a. Identitas pasien:
nama, umur, jenis
kelamin, barat badan
pasien (untuk pasien
anak) 9 2 20 0 9 0 7 2 12 2 5 0 62 6
b. Nama dan paraf
dokter / petugas 11 0 19 1 9 0 9 0 14 0 5 0 67 1
c. Tanggal resep 10 1 19 1 9 0 9 0 14 0 5 0 66 2
d. Ruangan /unit asal
resep 11 0 20 0 9 0 9 0 14 0 5 0 68 0
e. diagnosis 10 1 20 0 9 0 9 0 14 0 5 0 67 1
f. Nama obat, dosis,
sediaan, jumlah, cara
penggunaan 11 0 20 0 9 0 8 1 13 1 5 0 66 2
Jika obat tidak ada, apakah
melakukan permintaan secara
2 tertulis ke gudang obat? 5 0
Jika obat tidak ada di gudang
obat, apakah ditulis dalam buku
3 evaluasi ketersediaan obat? 0 0
Jika resep tidak lengkap, obat tidak ada, atau tulisan tidak
jelas apakah petugas melakukan konfirmasi pada pemberi
3 resep? 5 0
Apakah penerimaan obat
4 ditulis pada kartu stock? 5 0
Apakah dilakukan
penulisan label obat
5 dengan lengkap? 0 11 15 5 8 1 9 0 13 1 5 0 50 18
Apakah pemberian obat
6 disertai informasi lengkap
a. Nama, jumlah, jenis
obat 10 1 20 0 9 0 9 0 13 2 5 0 66 3
b. Cara pemakaian 10 1 20 0 9 0 9 0 13 2 5 0 66 3
c. Efek samping 10 1 20 0 9 0 9 0 13 2 5 0 66 3
d. Yang dilakukan jika
muncul efek samping 10 1 20 0 9 0 9 0 13 2 5 0 66 3
e. Petunjuk
penyimpanan di rumah 10 1 20 0 9 0 9 0 13 2 5 0 66 3
f. Kepatuhan obat 10 1 20 0 9 0 9 0 13 2 5 0 66 3
Apakah petugas farmasi
melakukan pencatatan
7 setiap hari? 4 2
IX. Rekomendasi
1. Petugas pemberi resep terus diingatkan untuk patuh menulis resep
hingga mencapai tingkat kepatuhan 100%.
2. Setelah periode berjalan selama satu bulan, dapat dilakukan
penghitungan stock optimum dan minimum kamar obat untuk
mengatur ketersediaan obat.
3. Pengisian kartu stock secara lengkap saat penerimaan obat, termasuk
tanggal kadaluarsa.
4. Perlu dilakukan audit khusus untuk proses pengadaan dan penyediaan
obat sesuai dengan formularium dan kebutuhan pola penyakit pasien.
5. Pengajuan tenaga farmasi dan mediasi kepada Dinas Kesehatan terkait
pengadaan tenaga farmasi yang kompeten.
6. Penulisan label secara lengkap dan proses pengadaan etiket obat yang
selalu tersedia.
7. Pelatihan internal untuk petugas menjelaskan informasi obat dan
dokumentasi pemberian informasi dalam log book.
8. Memberikan motivasi pada penanggung jawab kamar obat untuk
melakukan sensus penggunaan obat dan penulisan kartu stock.