NPM: 2243700402
Kelas: Apoteker C
Tugas Manajemen Farmasi Pertemuan 11 & 12
1. Rangkuman kuliah hari ini
2. Buat rangkuman pengelolaan pelayanan resep di sayanfar sampai ditangan pasien.
Jawaban:
1. Resep Datang
Ketika berada di apotek dan melihat ada pasien yang membawa resep datang. Maka,
pihak apotek akan menyambut pasien dan mempersilahkan pasien untuk menunggu
beberapa saat.
2. Skrining Resep
Skrining resep ini antara lain adalah skrining administratif, skrining farmasetis, dan
skrining klinis. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis
skrining resep tersebut.
Skrining Administratif
Tujuan dari skrining ini adalah untuk menghindari kesalahan penulisan resep maupun
pemalsuan resep. Hal yang dianalisis dalam alur pelayanan resep di apotek ini adalah
sebagai berikut:
Ada atau tidaknya nama, SIP, dan alamat dokter.
Benar dan salahnya nama obat.
Logis tidaknya tanggal penulisan resep.
Ada tidaknya tanda tangan dokter penulis resep.
Sesuai tidaknya potensi obat, dosis, dan jumlah yang diminta.
Jelas atau tidaknya cara pemakaian untuk pasien.
Skrining Farmasetika
Tujuan dari skrining ini adalah untuk menyesuaikan dengan kondisi pasiennya. Mulai
dari:
Stabilitas.
Inkompatibilitas.
Dosis.
Bentuk sediaan.
Potensi obat.
Cara dan lama pemberian obat.
Skrining Klinis
Setelah skrining administratif dan skrining farmasetis dilakukan. Maka, alur
pelayanan resep di apotek selanjutnya adalah skrining klinis. Berikut ini adalah beberapa
hal yang ada dalam skrining klinis:
Ada atau tidaknya alergi atau efek samping dari obat.
Kesesuaian dari dosis hingga jumlah obat.
Cara pemakaian, penyimpanan, dan jangka waktu dari obat.
Kegiatan, minuman, dan makanan yang wajib dihindari selama terapi.
Sebagai catatan, apabila tahapan skrining ini bermasalah. Maka, apoteker harus bisa
mencari solusinya, lalu memberikan solusi tersebut kepada dokter.
3. Pemberian Harga
Apabila pasien sudah menyetujui harga yang diberikan, maka bisa segera
mempersiapkan peracikan obat.
Namun, permasalahan yang terjadi adalah apabila pasien sedikit keberatan dengan
harga tersebut. Untuk itu, sebagai jalan keluarnya adalah apoteker bisa mengajukan obat
alternatif dengan jenis, jumlah, dan harga yang sesuai dengan kemampuan pasien.
Hal inilah yang kemudian memunculkan copy resep. Dengan adanya copy resep ini, maka
pasien bisa menebus setengah obatnya terlebih dahulu, jika belum memiliki biaya yang
cukup. Selain itu, hal ini jugalah yang menyebabkan adanya penggantian obat paten
menjadi obat generik.
4. Peracikan Obat
Alur pelayanan resep di apotek selanjutnya adalah peracikan obat. Tahapan yang
dilakukan adalah peracikan obat. Dalam proses peracikan, biasanya dilakukan
penimbangan obat, pencampuran obat apabila perlu, kemudian pengemasan.
Tahap selanjutnya adalah pemberian etiket. Perlu diketahui, bahwa pada tahap ini
harus jelas prosedurnya. Ada protap yang harus diperhatikan dan tahap-tahap kritikalnya,
seperti dosis harus tepat hingga pencampuran yang harus tepat.
o Etiket berwarna putih digunakan untuk obat dalam seperti obat yang diberikan
melalui oral/mulut dan obat yang diinjeksikan.
o Etiket berwarna biru digunakan untuk obat luar seperti yang digunakan di
permukaan kulit/topikal.
Selain itu, etiket juga harus jelas dan pengemasan harus rapi untuk menjaga kualitas dari
obat tersebut.
5. Penyerahan Obat dan Pemberian Informasi Obat
Setelah peracikan, maka pada tahap selanjutnya, yakni pemberian informasi yang
benar dan jelas agar pasien paham cara menggunakan obatnya dan tujuan penggunaannya
tercapai. Kemudian apoteker dan TTK juga harus memberikan monitoring penggunaan
obat, khususnya untuk pasien yang memiliki penyakit kronis.
ALUR PELAYANAN RESEP DI APOTEK
Resep
Petugas memeriksa
kelengkapan resep
Tidak Lengkap
pasien/keluarga pasien
Petugas mengkaji
penggunaan obat
Menghubungi dokter