Anda di halaman 1dari 11

DISTRIBUSI OBAT PASIEN INDIVIDUAL PRESCRIBING

 YOPI HERPAYANTI
 181040400114
 04 FARE 002
 KELOMPOK 3

A. Pengantar

Distribusi perbekalan farmasi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di


rumahsakit, untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
serta untuk pelayanan medis.

Tujuan pendistribusian adalah tersedianya perbekalan farmasi di unit – unit pelayanan secara
tepat waktu, tepat jenis, dan jumlah.

B. Sistem distribusi

Metode distribusi perbekalan farmasi Berdasarkan ada atau tidaknya Apoteker farmasi
terbagi atas: Sentralisasi (apoteker tidak ada di ruang perawatan) dan Desentralisasi (apoteker
ada di ruang perawatan).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 197/Menkes/SK/X/2004 tentang


Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, menyatakan bahwa sistem distribusi untuk pasien
rawat jalan merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pasien rawat jalan di rumah sakit yangdiselenggarakan secara sentralisasi atau desentralisasi
dengan sistem resep perorangan oleh pelayanan farmasi rumah sakit.Sistem distribusi obat yang
diterapkan bagi penderita rawat jalan adalah sistem distribusi obat resep individual.

C. Pengertian

Sistem distribusi Obat resep individual merupakan sistem penyampaian obat kepada
pasien secara individu sesuai dengan resep dikaji dan disiapkan oleh instalasi farmasi, atau
Individual Prescribing adalah Kegiatan menyiapkan dan menyerahkan obat di mulai dari resep
obat di ruang pelayanan sampai obat jadi yang di terima pasien.

D. Tujuan dan kebijakan

Tujuannya adalah sebagai acuan langkah-langkah pemberian obat pasien rawat jalan di
instalasi farmasi

SK Direktur Nomor : .35/RSIM/SK-Dir/05/2018 Tentang Pemberian Obat Pasien Rawat


Jalan Secara Individual Prescribing (Resep Perseorangan).
E. Unit terkait
 Intalasi Farmasi : Instalasi Farmasi yang dimaksud adalah instalasi farmasi di
rumah sakit

F. Langkah Individual Praescribing :

Secara umum,hal-hal yang dilakukan ketika Individual Prescribing adalah :

1. Dokter menuliskan resep


2. Perawat menuliskan resep ini ke dalam profil pemberian obat dan menyampaikan
obat ke instalasi farmasi
3. Instalasi farmasi meracikkan obat tersebut untuk dua sampai lima hari atau sesuai
dengan waktu yang tertera dalam resep
4. Perawat menyimpannya dan memberikan obat tersebut kepada penderita setiap
kali waktu pemberian obat.

G. Keuntungan Sistem Individual Praescribing antara lain :


1. Semua resep dikaji langsung oleh apoteker
2. Jumlah kesempatan berinteraksi antara dokter, perawat, dan penderita cukup
3. Memungkinkan pengendalian yang dekat pada perbekalan di IFRS
4. Mempermudah penagihan biaya kepada penderita

H. Kerugian Sistem Individual Praescribing antara lain :


1. Kemungkinan keterlambatan sediaan obat
2. Jumlah kebutuhan personel IFRS meningkat
3. Memerlukan jumlah perawat dan waktu perawat banyak digunakan untuk
menyiapkan obat untuk penderita
4. Terjadi kesalahan penyiapan obat karena kurang pemeriksaan

I. Prosedur
1. Resep individu/perorangan bisa datang dari IGD dan poli klinik
2. Resep yang datang diskrining/dikaji oleh petugas farmasi tentang kelengkapan
resep, keabsahan resep berdasarkan 7 BENAR pasien safety yang disesuaikan
dengan jaminan yang digunakan pasien
3. Kesesuaian dengan pedoman pelayanan / peraturan yang berlaku dan
menghubungi dokter penulis resep jika ditemukan ketidakjelasan/ketidaksesuaian
dan penggunaan obat sesuai dengan resep yang ditulis dokter
4. Kajian tidak di perlukan pada keadaan emergency
5. Kemudian resep diinput oleh bagian administrasi dan disiapkan oleh petugas
farmasi
6. Penyiapan obat harus dilakukan di tempat yang bersih dan aman sesuai standar
praktek kefarmasian.
7. Untuk penyiapan obat racik dilakukan di meja racik. Hal-hal yang harus
dilakukan adalah:
a. Tangan dicuci dengan handwash
b. Kemudian menggunakan masker
c. Meja racik diubersihkan dengan alkohol 70 %
d. Alat-alat yang diperlukan seperti mortir,stamper,dan alat lain yang
diperlukan dibersihkan dengan air mengalir
e. Setelah semuanya bersih dan aseptik maka kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan puyer
f. Setelah puyer selesai maka dimasukkan ke dalam etiket
g. Alat-alat yang digunakan dicuci kembali,dikeringkan dengan lap bersih
h. Meja fracik dibersihkan kembali dengan menggunakan alkohol 70 %
8. Kemudian diberi etiket lengkap dan mencantumkan tanggal BUD
9. Obat dimasukkan kedalam keranjang obat tiap pasien untuk menghindari
terjadinya obat tertinggal
10. Setelah semua obat disiapkan sesuai dengan resep dan print out maka obat akan
dicek kembali oleh Apoteker
11. Apoteker mengecek kembali semua obat sesuai resep dengan resep yang
diberikan dan memberikan obat tersebut pada pasien
12. Apoteker memberikan konseling pada pasien mengenai obat yang bersangkutan
mengenai waktu minum obat,aturan pakai obat,rute pemberian obat,lama
pemberian obat (untuk obat-obat strict time seperti antibiotika dan antivirus) dan
efek samping yang mungkin timbul akibat pemberian obat tersebut.

J. Resep
Ny.YA (pasien 35 tahun) datang ke dokter dan memeriksakan giginya kemudian dicabut,
terdapat luka namun tidak terlalu banyak. Beberapa hari kemudian setelah menggunakan obat,
Ny.Yulia mengalami gangguan lambung. Karena pasien menganggap anibiotik harus diminum
rutin sampai habis, maka Ny.Yulia melanjutkan pemakaian obat, dan lambung Ny.Yulia semakin
sakit sehingga Ny.yulia konsultasi kepada Apoteker.

No. Kriteria Keterangan


1 Data Pasien Nama : Ny.YA
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : -
No.HP : 0877396xxxx
BB/TB : -kg/-cm
Pekerjaan : -

Sakit gigi setelah dicabut gigi sedikit berdarah, setelah minum obat
dari dokter muncul rasa tidak enak di lambung.
2 Riwayat Penyakit -
Keluhan Sekarang : sakit gigi dan nyeri lambung
Data Laboratorium : -

Sakit gigi setelah gigi dicabut dan alergi obat

3 Riwayat Pengobatan Amoxycillin


Asam Mefenamat
Kalium Diclofenac
4 Keadaan Khusus Pasien Nyeri Lambung
Kesimpulan :
Resep tersebut tidak lengkap
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai alamat pasien, dan berat badan
pasien
Cara Pengatasan Alamat dan berat badan pasien dapat ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga
pasien.

 Kesesuaian Farmasetik

No. Kriteria Permasalahan Pengatasan


1 Bentuk Sediaan - Sesuai
2 Stabilitas Obat - Sesuai
3 Inkompatibilitas - Sesuai
4 Cara Pemberian - Sesuai
5 Jumlah dan Aturan Pakai - Sesuai
Alur Distribusi Obat dan Alkes dengan Sistem Individual Praescribing di Rumah Sakit

DOKTER

PERAWAT

APOTEK RAWAT
INAP

PETUGAS PETUGAS ENTRI


MENYIAPKAN OBAT DATA STATUS

SEDIAAN
PARENTERAL SEDIAAN ORAL

PERAWAT PASIEN
DOKUMENTASI

Resep dokter

Penerimaan resep dari perawat ke farmasi


Resep di Skrining oleh Apoteker/petugas farmasi

Petugas entri data status


Penyiapan sediaan oral

Penyiapan sediaan parenteral


Pengecekkan kembali obat oleh Apoteker

Penyerahan ke perawat
Perawat ke pasien

Anda mungkin juga menyukai