Anda di halaman 1dari 2

STANDAR

PROSEDUR
TELAAH RESEP/SKRININGRESEP
OPERASIONAL

- Telaah Resep/Skrining Resep adalah suatu kegiatan pengkajian terhadap


resep oleh apoteker yang merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian
dalam menganalisa dan memastikan kerasionalan resep serta mencegah
terjadinya medication error.
PENGERTIAN
- Telaah resep/skrining resep meliputi : telaah terhadap persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis pada resep.
- Pengkajian resep dilakukan oleh petugas farmasi yang berkompeten dan
terlatih.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan kegiatan
TUJUAN
telaah/skrining resep.
1. Semua resep yang diterima oleh Instalasi Farmasi harus dilakukan telaah
resep/skriningresep dengan mengisi checklist Form Telaah Resep.
2. Telaah resep meliputi persyaratan administrasi, farmasetik dan klinis.
3. Telaah administrasi, farmasetik dan klinik dilakukan pada semua resep.
Dilakukan oleh apoteker dengan bantuan tenaga teknis kefarmasian yang
kompeten dan terlatih.
4. Untuk pola peresepan dengan 5 (lima) item obat yang berbeda dalam satu
lembar resepnya dan penggunaan antibiotik lebih dari 2 (dua) jenis maka
resep tersebut harus ditelaah lebih lanjut berupa telaah klinik yang
dilakukan oleh apoteker. Telaah yang dilakukan meliputi:
- Duplikasi obat.
- Interaksi obat.
5. Bila ditemukan suatu kendala saat proses telaah administratif, maka
tenaga teknis kefarmasian menghubungi dokter dan/atau perawat dari
ruangan asal resep.
6. Bila ditemukan kendala saat proses telaah farmasetik dan klinis, maka
apoteker/tenaga teknis kefarmasian harus menghubungi dokter penulis
resep.
PROSEDUR
- Bila melalui telepon, lakukan sesuai dengan panduan komunikasi
efektif yang berlaku dengan memberikan pertimbangan dan alternatif
seperlunya serta menggunakan persetujuan dokter penulis resep setelah
pemberitahuan apoteker/tenaga teknis kefarmasian dan melakukan
pencatatan dalam Buku Konsultasi Resep dan pengisian Form
Klarifikasi dan Konfirmasi (SBAR) pada lembar resep bagian kanan
bawah.
- Bila tidak mendapatkan konfirmasi dari dokter penulis resep, maka resep
tidak dapat dilayani.
7. Apabila terdapat perubahan dari hasil konfirmasi, maka rekomendasi
harus dicatat pada resep dan dibubuhi paraf dokter penulis resep.
- Penggantian hasil konfirmasi, harus disampaikan kepada perawat ruang
rawat inap (bila pasien rawat inap) dan pasien (bila pasien rawat jalan).
- Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian harus mendokumentasikan pada
Buku Konsultasi Resep terkait perubahan dari hasil konfirmasi terhadap
dokter penulis resep maksimal 1 x 24 jam setelah mendapat jawaban
dari dokter penulis resep.
8. Setelah melakukan konfirmasi melalui telepon, apoteker/tenaga teknis
STANDAR
PROSEDUR
TELAAH RESEP/SKRININGRESEP
OPERASIONAL

kefarmasian meminta persetujuan tanda tangan dokter pada lembar resep


sebagai bukti pengesahan pertanggung jawaban atas hasil konfirmasi dan
klarifikasi tersebut.
9. Checklist form telaah resep adalah sebagai berikut :
No. Check list Telaah Resep Ya Tidak Tindak Lanjut
I Administratif
- Ada tanggal resep
- Ada ruangan asal resep
- Ada identitas DPJP
- Ada identitas pasien
- Ada BB pasien (jika perlu)
- Ada TTD Dokter
II Farmasetis
(Ada nama obat, bentuk sediaan,
dosis, jumlah obat, aturan dan
cara penggunaan)
III Klinis
1 Benar & jelas penulisan resep
2 Tepat Obat
3 Tepat Dosis
4 Tepat Waktu dan Frekuensi
5 Tepat Rute
6 Tepat Pasien
7 Tidak ada duplikasi terapi
8 Tidak ada alergi obat
9 Tidak ada interaksi obat
10 Tidak ada kontraindikasi

10. Format Buku Konsultasi Resep :


No. Tgl.R/ Jam Konfirmasi Obat Keputusan TTD petugas TTD
Dokter farmasi dokter

11. Lembar resep yang sudah diisi checklist telaah resep secara lengkap
kemudian dilakukan penyiapan obat.
- Instalasi Farmasi.
- Kelompok Staf Medis.
UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Inap.
- Instalasi Rawat Jalan.
- Instalasi Gawat Darurat.

Anda mungkin juga menyukai