Anda di halaman 1dari 8

Inggris

229 bahasa
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Inggris

Bendera

Lambang

Semboyan: "God and my right"[1][2]

Lagu kebangsaan: Tidak ada (de jure)


God Save the King/Queen (de facto)
Lokasi  Inggris  (hijau tua)
 

– di benua Eropa  (hijau muda & abu-abu tua)


– di Britania Raya  (hijau muda)

Ibu kota London


(dan kota terbesar)

Bahasa resmi Inggris (de facto)[catatan 1]


Bahasa daerah Kernowek
yang diakui

Kelompok etnik  87,5% Kulit putih


(2009 6,0% Asia Selatan
[3][4]
) 2,9% Kulit hitam
1,9% Ras campuran
0,8% Tionghoa
0,8% Lain-lain

Demonim English

Pemerintahan Negara non-


devolusi konstituen dengan monarki
konstitusional

• Monarki Charles III


• Perdana Menteri Rishi Sunak
Britania Raya

Legislatif Parlemen Britania Raya

Luas
 - Total 130,395 km2

Populasi
 - Perkiraan 2019 56.286.961
 - Sensus 53.013.000[5]
Penduduk 2011
 - Kepadatan 432/km2

Mata uang Poundsterling


( GBP )

Zona waktu GMT


(UTC0)
 - Musim panas (DST) UTC+1 (BST)

Format tanggal HH/BB/TTTT (Anno Domini)

Lajur kemudi kiri

Kode telepon +44

Santo pelindung Santo George

Ranah Internet .uk[catatan 2]

Inggris (bahasa Inggris: England) adalah sebuah negara konstituen yang merupakan


bagian dari Britania Raya.[6][7][8] Negara ini berbatasan dengan Skotlandia di sebelah utara
dan Wales di sebelah barat, Laut Irlandia di barat laut, Laut Keltik di barat daya,
serta Laut Utara di sebelah timur dan Selat Inggris, yang memisahkannya dari benua
Eropa, di sebelah selatan. Sebagian besar wilayah Inggris terdiri dari bagian tengah
dan selatan Pulau Britania Raya di Atlantik Utara. Inggris juga mencakup lebih dari 100
pulau kecil seperti Kepulauan Scilly dan Pulau Wight.
Wilayah yang saat ini bernama Inggris pertama kali dihuni oleh manusia modern
selama periode Paleolitikum, tetapi nama "England" ini berasal dari kata "Angles", yang
merupakan salah satu suku Jermanik yang menetap di sana pada abad ke-5 dan ke-6.
Inggris menjadi negara yang bersatu pada tahun 927 M, dan sejak Zaman
Penjelajahan yang dimulai pada abad ke-15, Inggris telah memberikan pengaruh
budaya dan hukum yang signifikan ke berbagai belahan dunia. [9] Bahasa Inggris, Gereja
Anglikan, dan hukum Inggris-yang menjadi dasar sistem hukum umum bagi negara lain
di seluruh dunia-berasal dan dikembangkan di Inggris, dan sistem parlementer negara
ini juga telah banyak diadopsi oleh negara-negara lain. [10] Revolusi Industri yang dimulai
pada abad ke-18 menjadikan Inggris sebagai negara industri pertama di dunia. [11] Royal
Society Inggris juga berperan penting dalam meletakkan dasar-dasar sains
eksperimental modern terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. [12]
Topografi Inggris sebagian besar terdiri dari perbukitan dan dataran rendah, terutama di
Inggris bagian tengah dan selatan. Dataran tinggi terdapat di bagian utara (misalnya,
pegunungan Danau District, Pennines, serta Yorkshire Dales) dan di barat daya
(misalnya Dartmoor dan Cotswolds). Ibu kota Inggris dahulunya adalah Winchester,
kemudian digantikan oleh London pada tahun 1066. Saat ini London merupakan daerah
metropolitan terbesar di Britania Raya dan zona perkotaan terbesar di Uni
Eropa berdasarkan luas wilayah.[catatan 3] Penduduk Inggris berjumlah sekitar 53 juta jiwa,
atau sekitar 84% dari total populasi Britania Raya, sebagian besarnya terkonsentrasi di
London, Inggris Tenggara, dan kawasan-kawasan konurbasi di Midlands, Barat
Laut, Timur Laut dan Yorkshire, masing-masing wilayah ini dikembangkan sebagai
daerah industri utama selama abad ke-19. Sedangkan kawasan padang rumput
terdapat di luar wilayah kota-kota besar.
Kerajaan Inggris (setelah tahun 1284 juga termasuk Wales) adalah sebuah negara
berdaulat sampai tanggal 1 Mei 1707. Kemudian Undang-Undang Kesatuan yang
menyatakan bahwa Kerajaan Inggris dan Kerajaan Skotlandia disatukan secara politik
untuk membentuk Kerajaan Britania Raya disahkan pada tahun 1707.[13][14] Pada tahun
1801, Britania Raya bersatu dengan Kerajaan Irlandia dengan disahkannya Undang-
Undang Kesatuan 1800 dan kemudian namanya berganti menjadi Kerajaan Bersatu
Britania Raya dan Irlandia. Pada tahun 1922, Negara Bebas Irlandia berdiri sebagai
suatu domini yang terpisah, tetapi enam county di Irlandia Utara tetap memilih untuk
menjadi bagian dari Britania Raya, yang kemudian namanya diubah lagi
menjadi Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara, yaitu konteks
negara Britania Raya yang dikenal hingga sekarang ini.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Miskonsepsi antara England (Inggris) dengan United Kingdom (Britania Raya).

Nama "Inggris" (England) berasal dari kata Englaland dalam bahasa Inggris kuno, yang


berarti "tanah Angles".[15] Angles ini adalah salah satu dari suku-suku Jermanik yang
menetap di Britania Raya selama Abad Pertengahan Awal. Suku Angles ini berasal dari
semenanjung Angeln di Teluk Kiel, wilayah Laut Baltik.[16] Menurut Oxford English
Dictionary, penggunaan pertama yang diketahui dari kata "England" untuk merujuk
pada bagian selatan dari Pulau Britania Raya terjadi pada tahun 897, dan ejaan modern
untuk kata ini pertama kali digunakan pada tahun 1538. [17]
Penyebutan awal untuk kata England secara tertulis terdapat dalam karya Tacitus yang
berjudul Germania pada abad ke-1, yang menggunakan kata Anglii.[18] Etimologi dari
nama itu sendiri masih diperdebatkan oleh para sejarawan, dikatakan bahwa
nama England ini sebenarnya berasal dari kata Angeln.[19] Sedangkan istilah yang
digunakan untuk menyebut nama Saxons, yang digunakan untuk menyebut
keseluruhan negara dan penduduknya tidak diketahui asalnya, tetapi diperkirakan
bahwa kata ini digunakan karena kebiasaan memanggil orang-orang Jermanik yang
menetap di Pulau Britania Raya dengan sebutan Angli Saxones atau English Saxons.
[20]
 Perlu dicatat juga bahwa dalam bahasa Gaelik Skotlandia (bahasa lain yang
berkembang di Pulau Britania), sebutan untuk Saxon ini adalah "Sasunn", diperkirakan
bahwa kata ini diberikan oleh suku Saxon.[21]
Nama alternatif untuk Inggris adalah Albion. Kata ini awalnya digunakan untuk merujuk
ke seluruh Pulau Britania Raya. Catatan paling awal dari nama ini muncul dalam
karya Aristoteles, Corpus Aristotelicum pada abad ke-4 SM.[22] Disebutkan bahwa: "Di
luar pilar-pilar Herkules terdapat lautan yang mengalir di sepanjang bumi dan di
dalamnya ada dua pulau sangat besar yang disebut Britannia; yang terdiri
dari Albion dan Ierne".[22] Kata Albion (Ἀλβίων) atau Pulau Albionum kemungkinan
memiliki dua asal-usul; dari kata Latin albus, yang berarti putih, untuk merujuk ke tebing
putih Dover, yang merupakan satu-satunya bagian dari Pulau Britania yang terlihat dari
daratan Eropa,[23] atau bisa juga kata ini berasal dari frasa di dalam
manuskrip Massaliote Periplus, yaitu "Pulau Albiones".[24] Kata Albion saat ini digunakan
untuk menyebut Inggris dalam kapasitas yang lebih puitis. [25] Nama roman lain untuk
Inggris adalah Loegria, yang terkait dengan sebutan dalam bahasa Wales untuk Inggris
(Lloegr), dan penggunaannya ini dipopulerkan dalam legenda Raja Arthur.
Penggunaan istilah England (Inggris) terkadang dikaitkan dengan entitas lain
semisal Great Britain atau United Kingdom (Britania Raya), walaupun entitas-entitas
tersebut memiliki perbedaan mendasar.[26]

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Zaman prasejarah[sunting | sunting sumber]

Stonehenge, sebuah monumen Neolitikum.
Bukti awal yang berkenaan dengan keberadaan manusia di wilayah yang saat ini
dikenal sebagai Inggris diperkirakan dihuni oleh Homo antecessor sekitar 780.000
tahun yang lalu. Kerangka proto-manusia tertua ditemukan di Inggris dan diduga
berasal dari 500.000 tahun yang lalu.[27] Manusia modern diketahui telah menghuni
wilayah Inggris pada periode Paleolitikum Atas, meskipun pemukiman permanen baru
terbentuk dalam 6000 tahun terakhir.[28][29] Setelah akhir periode zaman es, hanya
mamalia besar seperti mammoth, bison dan badak purba yang menghuni wilayah ini.
Kira-kira 11.000 tahun yang lalu, ketika lapisan es mulai surut, manusia kembali
menghuni Inggris. Penelitian genetik menunjukkan bahwa mereka datang dari bagian
utara Semenanjung Iberia.[30] Saat permukaan laut lebih rendah dari sekarang ini, Pulau
Britania bersatu dengan Pulau Irlandia dan Eurasia.[31] Namun saat permukaan laut naik,
Britania terpisah dari Irlandia 10.000 tahun yang lalu, dan selanjutnya juga terpisah dari
Eurasia dua milenium kemudian.
Kebudayaan Beaker memasuki Britania kira-kira tahun 2500 SM. Kebudayaan ini
memperkenalkan perkakas makanan dan minuman yang terbuat dari tanah liat dan
tembaga.[32] Periode ini juga merupakan periode
dibangunnya monumen Neolitikum seperti Stonehenge dan Avebury. Dengan teknik
pemanasan timah dan tembaga yang ketersediaannya melimpah di wilayah itu, orang-
orang Beaker ini mulai membuat perunggu, dan kemudian memproduksi besi dari bijih
besi. Berkembangnya teknik peleburan besi menyebabkan pembuatan mesin bajak,
dan pada akhirnya menghasilkan pertanian yang lebih maju serta produksi senjata yang
lebih efektif.[33]
Menurut John T. Koch dan sejarawan lainnya, Inggris pada periode Zaman Perunggu
Akhir adalah bagian dari kebudayaan jaringan perdagangan maritim yang disebut
sebagai Zaman Perunggu Atlantik yang mencakup seluruh Kepulauan Britania dan
sebagian besar wilayah-wilayah yang saat ini dikenal dengan
nama Prancis dan Iberia. Bahasa Keltik juga berkembang di wilayah-wilayah tersebut.[34]
[35][36]

Boudica memimpin pemberontakan melawan Kekaisaran Romawi.

Selama periode Zaman Besi, budaya Keltik, yang berasal dari budaya


Hallstatt dan budaya La Tène, tiba dari Eropa Tengah. Britonik adalah bahasa lisan
yang digunakan pada masa itu. Masyarakat menetap secara kesukuan.
Menurut Ptolemy dalam manuskrip Geographia, terdapat kurang lebih 20 suku berbeda
yang menetap di wilayah tersebut. Namun, suku-suku yang terbentuk sebelum itu tidak
diketahui karena orang-orang Britonik ini buta huruf. Seperti wilayah lainnya yang
berada di batas Kekaisaran, Britania telah lama menjalin hubungan perdagangan
dengan bangsa Romawi. Julius Caesar dari Republik Romawi berusaha untuk
menyerang Pulau Britania dua kali pada tahun 55 SM, tetapi sebagian besar tidak
berhasil. Pada akhirnya Caesar berhasil mendirikan kerajaan klien di Trinovantes.
Romawi menginvasi Britania pada tahun 43 M pada masa pemerintahan
Kaisar Claudius, dan wilayah itu selanjutnya dimasukkan ke dalam Kekaisaran Romawi
dengan nama Provinsi Britania.[37] Suku-suku lokal yang berusaha melawan di antaranya
adalah suku Catuvellauni yang dipimpin oleh Caratacus. Kemudian, pemberontakan
yang dipimpin oleh Boudica, Ratu Iceni, yang berakhir dengan aksi bunuh diri Boudica
menyusul kekalahannya dalam Pertempuran Watling Street.[38] Selama periode ini,
terjadi dominasi dari kebudayaan Yunani-Romawi dengan diperkenalkannya hukum
Romawi, arsitektur Romawi, sistem pembuangan, alat-alat pertanian, dan sutra.[39][40]
[41]
 Pada abad ke-3, Kaisar Septimius Severus meninggal dunia di Eboracum,
dan Konstantinus kemudian memproklamasikan kekaisarannya atas wilayah Britania. [42]
Ada perdebatan mengenai kapan agama Kristen pertama kali diperkenalkan,
diperkirakan waktunya selambat-lambatnya pada abad ke-4, tetapi ada juga pendapat
yang menyatakan bahwa agama Kristen telah masuk ke Britania lebih awal. Menurut St.
Beda, misionaris dikirim dari Roma oleh Paus Eleutherius atas permintaan raja Lucius
dari Britania pada tahun 180.[43] Pada tahun 410, kekuasaan Romawi di Britania mulai
menurun, tentara Romawi yang ada di Britania ditarik kembali untuk mempertahankan
perbatasan di benua Eropa dan ikut serta dalam perang sipil. [44]
Zaman pertengahan[sunting | sunting sumber]

Ketopong upacara Anglo Saxon dari abad ke-7 yang ditemukan di Sutton Hoo.


Penarikan tentara Romawi membuat Inggris terbuka atas serangan dari suku-suku
pagan dan tentara pelaut yang berasal dari barat daya Eropa, terutama suku Angles,
Saxon, dan Jute, yang sudah lama menduduki pesisir timur Britania dan selanjutnya
mulai membangun pemukiman.[44] Pengaruh mereka tetap bertahan selama berdekade-
dekade lamanya hingga suku Briton berhasil memenangkan Pertempuran Gunung
Badon. Setelah itu, Britania kembali jatuh ke tangan Briton pada akhir abad ke-6.
Agama Kristen turut menghilang seiring jatuhnya Romawi, tetapi diperkenalkan kembali
oleh para misionaris dari Romawi yang dipimpin oleh Agustinus sejak tahun 597 dan
seterusnya, serta oleh misionaris Irlandia bernama Aidan pada periode yang sama.[45]
Selama periode ini, Britania diperintah oleh para pendatang yang kemudian juga
terpecah menjadi beberapa suku, tetapi pada abad ke-7, suku-suku ini bergabung
menjadi beberapa kerajaan seperti Northumbria, Mercia, Wessex, Anglia
Timur, Essex, Kent, dan Sussex. Dalam beberapa abad kemudian, proses konsolidasi
politik terus berlanjut.[46] Pada abad ke-7, terjadi perebutan hegemoni antara
Northumbria dan Mercia, perselisihan ini diakhiri dengan kemenangan Mercia pada
abad ke-8.[47] Pada abad ke-9, kejayaan Mercia digantikan oleh kebangkitan Wessex.
Pada abad itu juga terjadi peningkatan serangan-serangan yang dilancarkan
oleh Denmark, yang kemudian berhasil menaklukkan Inggris bagian utara dan timur
serta menggulingkan pemerintahan Northumbria, Mercia, dan Anglia Timur. Wessex, di
bawah pemerintahan Alfred yang Agung, tersisa sebagai satu-satunya kerajaan Inggris
yang masih berdiri. Setelah Alfred wafat, Wessex terus berkembang dan diperluas lagi
dengan menaklukkan Kerajaan Danelaw. Perkembangan Wessex ini membuat
kesempatan untuk menyatukan Inggris secara politik semakin besar. Penyatuan ini
pada akhirnya berhasil dilakukan oleh Athelstan pada tahun 953 setelah berdamai
dengan Eadred. Gelombang serangan baru dari bangsa Skandinavia pada akhir abad
ke-10 berakhir dengan ditaklukkannya kerajaan bersatu ini oleh Sweyn Forkbeard pada
tahun 1013 dan kemudian oleh putranya, Knut, pada tahun 1016. Penaklukan ini
membuat Inggris memasuki periode singkat sebag

Anda mungkin juga menyukai