PERNIKAHAN
1. Harta
Kemampuan berdikari/mandiri, kreatif, inovatif (kekayaan
Secara Bahasa artinya personal)
"mengumpulkan, menggabungkan, 2. Kedudukan/Keturunan
atau menjodohkan". Intelegensi, genitas, nasab/garis keturnan yang jelas
Secata istilah artinya"perjanjian (potensial)
antara laki-laki dan perempuan 3. Kecantikan/Ketampanan
untuk bersuami-istri (dengan resmi)". Rupawan, tubuh ideal, keadaan/kecantikan fisik
Secara syari ah, artinya akad yang 4. Agama
menghalalkan pergaulan antara laki- Mental, akhlaq, perilaku, tata-karma, sopan santun, perangai,
laki dan perempuan yang bukan kepribadian
mahramnya, sehingga
menimbulkan hak dan kewajiban indahnya
masing-masing.
membangun
mahligal rumah
DALIL & TUJUAN HUKUM-HUKUM
tangga
Dalil : 1.Wajib, vaitu orang vang telah mampu menikah. Bila tidak
Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Muhammad saw., menikah, khawatir la akan terjerumus ke dalam
beliau bersabda: "wanita dinikahi karena empat hal: 2. Sunnah, yaitu orang yang sudah mampu menikah ,
karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan tetapi masth sanggup mengendalikan dirinya dari godaan
karena agamanya. Nikahilah wanita karena agamanya, yang menjerumus kepada perzinaan.
kalau tidak kamu akan celaka" (HR. Al-Bukhori dan 3. Mubah, artinva dibolehkan dan inilah yang menjadi
Muslim). dasar hukum nikah.
4. Makruh, yaitu orang yang telah memiliki keinginan atau
Tujuan: hasrat, tetapi ia tetapi dia khawatir akan menyakiti wanita
- untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi yang akan dinikahi
- untuk membentengi akhlak 5. Haram, yaitu orang yang mempunyai niat yang Buruk
- untuk meningkatkan ibadah kepada Allah Swt.
2.KARENA
MAHRAM MAHRAM
2.KARENA
PERNIKAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PERNIKAHAN
Istri ayah (ibu tiri), Istri anak
suami ibu (ayah tiri), suami
laki-laki (menantu), Ibunya
anak perempuan (menantu),
istri (mertua),Anak
ayahnya suami (mertua),
perempuannya istri
Anak laki-laki nya suamii
(anak tiri)
3.KARENA 3.KARENA
PERSUSUAN PERSUSUAN
BAB 7
laki-laki dari saudara perempuan
perempuan dari saudara perempuan
sesusuan, paman sesusuan (saudara
sesusuan, bibi sesusuan (saudara
sepersusuan ayah), saudara susuan
sepersusuan ayah), saudara susuan
ibu, anak laki-laki susuan (yang
ibu, anak perempuan susuan (yang