Anda di halaman 1dari 24

Implementasi Kurikulum Merdeka untuk

Peningkatan Kesiapan Kerja Lulusan Vokasi


Disampaikan oleh :

Untuk FT UNY Didik Wardaya


Sabtu, 22 Oktober 2022 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY
Issu Pendidikan Perekonomian Perubahan Gambaran pasar Visi
Trend GLOBAL: Indonesia yang sosiokultural kerja Indonesia Indonesia
1. Global trend -SDGs berubah dan demografi yang berbeda-beda 2045
a. Pendidikan Inklusif merata sepanjang hayat Indonesia
b. Kualitas Pendidikan (pengajaran dan pembelajaran)
c. Pofesionalisme, kualitas, pengelolaan dan
penempatan pendidik dan tenaga kependidikan
yang merata;
d. Penjaminan mutu Pendidikan untik peningkatan
pemerataan kalitas layanan antar satuan Pendidikan
dan antar wilayah; Bagaimana pendidikan
2. Tuntutan Kompetensi abad 21 dan RI 4.0
3. Pergeseran Paradigma Pebelajaran ; Indonesia menyesuaikan?
a. Lifelong Learning
b. Student Center Learning (SCL);
Beriman,
4. Pemanfaatan TIK bertakwa kepada Berkebinekaan
Tuhan YME, dan Global
berakhlak mulia

PELAJAR Bergotong-
Mandiri Royong
PANCASILA

Bernalar Kreatif
Kritis
Lingkungan

Pendidikan VOKASI SDM

Lingkungan
Daya Saing
Ekosistem Inovasi

Proses Diklat

Ketersesuaian
Kualitas Diklat
Kebutuhan

Pengakuan
Kompetensi

STRATEGI PERBAIKAN KEBIJAKAN


VOKASI

Kurikulum Diklat

Proses
Sarana/Prasarana
SCORE OF EACH COMPONENTS OF GLOBAL KNOWLEDGE INDEX (ASEAN-6)

Score of Pre University Education Score of Vocational Education & Training

73,8
72,8
100,0 80
85,4
78,2

75,2

60,2
74,2

55,6
80,0

54,9
54,4

53,9

53,9
53,6

53,4
66,3
65,8
64,4

51,3
60

63,1

50,6
62,9

50,3

50,2
61,7

61,8

49,5
49,3

49,3
48,7
59,3
59,3

47,7
59,3
59,1

58,5
58,2

46,1
46,1
44,9

44,7
44,7
61

53,9
60

60

52,3
50,8
49,6
60,0
40
40,0
20
20,0
0,0 0
Singapore Malaysia Thailand Phillippines Vietnam Indonesia Phillippines Singapore Malaysia Vietnam Thailand Indonesia
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020

Score of Higher Education Score of R&D and Innovation

55,7

54,5
80,0 60,0

53,4

53,3
60,8
60,8
57,4

50,0
56,0

51,4
51,4

60,0
48,2
45,6

34,2
33,1
32,9
40,0

31,5
38,7
38,0
37,3
36,3
36,3

36,1
35,6

26,3

26,2
25,7
33,6

32,7

24,7

24,3

24,3

24,2
24,1
31,6
30,9
40,0

23,1
22,8
30,1

22,5
30,0
29,5
29,4
29,4

28,1

18,2
17,5

15,4
15,2

14,5
20,0
20,0
10,0
0,0 0,0
Singapore Malaysia Thailand Phillippines Indonesia Vietnam Singapore Malaysia Thailand Phillippines Vietnam Indonesia
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
SCORE OF EACH COMPONENTS OF GLOBAL KNOWLEDGE INDEX (ASEAN-6)

Score of ICT Score of Economy

85,9
100,0 100,0
84,2
80,9
78,0

77,6
76,6
76,1
76,0
70,3
80,0 80,0

64,2
63,2
62,0

60,0
59,6

58,2
57,3

57,3

57,3
55,7

54,6
53,8

53,8
53,6

53,6
53,1
52,0

52,0
51,9

51,4
50,4
49,2

49,2
49,0

48,9
48,6

48,4
48,4

48,3

48,4
47,2

45,5
45,2

45,2
60,0 60,0

44,0
43,4

43,2

42,1

42,2
40,0 40,0
20,0 20,0
0,0 0,0
Singapore Malaysia Thailand Phillippines Indonesia Vietnam Singapore Malaysia Thailand Vietnam Phillippines Indonesia
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020

Score of Enabling Environment • Secara keseluruhan posisi GKI Indonesia pada


tingkat global pada tahun 2020 berada pada
100,0 ranking ke-81.
81,9

81,3
80,7
80,4

67,7
67,4

66,7
66,4

80,0
64,6

• Sejak GKI pertama kali diluncurkan pada tahun


63,1
62,9

62,9
61,8
60,9

60,5

60,0
59,8
59,3
58,8

58,7
57,1

56,3
56,1

55,3
60,0 2017, ranking Indonesia di kalangan ASEAN-6
berada paling bawah.
40,0
20,0
• Di ASEAN-6 kinerja Indonesia tertinggal pada
komponen pre-university education, vocational
0,0 education, R&D and innovation, dan economy.
Singapore Malaysia Thailand Vietnam Indonesia Phillippines Indonesia berada pada posisi kedua terbawah pada
2017 2018 2019 2020
komponen higher education, ICT, dan enabling
environment.
TREND PRESTASI INDONESIA HASIL SURVEY PISA 2018

Target
428
Target Target
446 427
Disparitas Kemampuan antar Wilayah:
Skor PISA DKI dan DIY Sejajar dengan Malaysia dan Brunei

95% Confidence Interval Pada PISA 2018, dilakukan oversample provinsi DIY dan
Skor Membaca
DKI. Hasil menunjukkan skor membaca DKI dan DIY
Malaysia
sejajar dengan Malaysia dan Brunei. Namun hal ini
DIY
juga menunjukkan disparitas mutu yang lebar di
DKI

Brunei Darussalam
Indonesia
380 400 420 440
LULUSAN PENDIDIKAN DAN KELUHAN PENGGUNA TENAGA KERJA
Isu Pembangunan DIY dan
Pendidikan Trend GLOBAL:
• Global trend -SDGs Jumlah Out put/Lulusan pertahun
• Tuntutan Kompetensi
ISU PEMBANGUNAN abad 21 dan RI 4.0 Sumbangan APK-APM
DIY • Pergeseran Paradigma
1. Ketimpangan Pebelajaran ; ADMINISTRASI Angka harapan Lama Sekolah
Antar Wilayah ü Lifelong Learning
2. Kemiskinan dan ü Student Center Learning Rata-rata Lama Sekolah
Ketimpangan Perluasan (SCL);
Pendapatan Kesempatan • Pemanfaatan TIK Kontribusi IPM dr bidang Pendidikan
3. Disparitas Indeks
Pembangunan Perubahan Rata2 Nilai AN--PISA-GKI
Manusia
Peningkat PROSES
PENDIDIKAN PARADIKMA PSIKOLOGIS
4. Keterbatasan an Mutu Jumlah Siswa Lulus Bersertifikasi LSPP
DIKSI
Kemampuan Rata2 Nilai Ujian Daerah
Pembiayaan Relevansi 1) Kualitas Pendidikan Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Keuangan
(pengajaran dan Karakter Budaya –Pel. Pancasia
5. Konsistensi
Tata Kelola pembelajaran)
Pengembangan % Lulusan Melanjutkan
Kawasan Selatan Pendidikan 2) Pofesionalisme,
6. Transnasional
kualitas, pengelolaan EKONOMI % Lulusan berWirausaha
7. Pemanfaatan dan penempatan
pendidik dan tenaga % Lulusan Terserap Kerja.
Teknologi
Informasi kependidikan yang
Pemenuhan Standar SPM
8. SDM Berkualitas merata;
FASILITASI
dan Berdaya Saing 3) Penjaminan AKREDITASI SEKOLAH
pemerataan;
4) Link and Match Manajemen yg EFEKTIF &EFISIEN
DIKSI-SMK
ü Kebutuhan SDM di DUDIKA
ü Kerja sama Dudika;
ü Jejaring Dudika
ü dll

BEKERJA Integrasi Pendidikan dan Dunia


kerja

WIRAUSAHA
PROSES di
Sekolah Inkubasi Wirausaha SMK

Penguatan Pendidikan Vokasi-


Melanjutkan Terapan
PPKS-BKK
PERBAIKAN PENDIDIKAN VOKASI
Inpres Nomor 9 Tahun 2016
Mengambil langkah-langkah yang
tentang : Revitalisasi SMK Dalam 1 diperlukan sesuai tugas, fungsi,
Rangka Peningkatan Kualitas dan
Daya Saing SDM Indonesia dan kewenangan masing-masing
untuk merevitalisasi SMK guna
Dalam rangka penguatan sinergi antar pemangku meningkatkan kualitas dan daya
kepentingan untuk merevitalisasi Sekolah Menengah saing sumber daya manusia
Kejuruan (SMK) guna meningkatkan kualitas dan daya Indonesia; dan
saing sumber daya manusia Indonesia, dengan ini
menginstruksikan:

2 Menyusun peta kebutuhan


tenaga kerja bagi lulusan SMK
2. Kepala
sesuai tugas, fungsi, dan
1. Para
Menteri
Badan
Nasional
3. Para kewenangan masing-masing
Gubernur;
Kabinet Kerja; Sertifikasi dengan berpedoman pada peta
Profesi; dan
jalan pengembangan SMK.
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2016
KEMENTERIAN, LEMBAGA & GUBERNUR TUGAS
Menteri Pendidikan dan a. Membuat peta jalan pengembangan SMK;
Kebudayaan b. Menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai
kebutuhan pengguna lulusan (link and match);
c. Meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan
SMK;
d. Meningkatkan kerja sama dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan
dunia usaha/industri;
e. Meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK; dan
f. Membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK.
Menteri Riset, a. Mempercepat penyediaan guru kejuruaan SMK melalui pendidikan, penyetaraan,
Teknologi, dan pengakuan; dan
dan Pendidikan Tinggi b. Mengembangkan program studi di Perguruan Tinggi untuk menghasilkan guru
kejuruan yang dibutuhkan SMK.
Menteri Perindustrian a. Menyusun proyeksi pengembangan, jenis, kompetensi (job title), dan lokasi industri khususnya yang terkait
dengan lulusan SMK;
b. Meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha untuk memberikan akses yang lebih luas bagi siswa SMK
untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan program magang bagi pendidik dan tenaga
kependidikan SMK;
c. Mendorong industri untuk memberikan dukungan dalam pengembangan teaching factory dan
infrastruktur; dan
d. Mempercepat penyelesaian Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2016
KEMENTERIAN, LEMBAGA DAN GUBERNUR TUGAS

Menteri Energi dan Sumber a. Meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK yang terkait dengan bidang energi dan sumber daya mineral;
Daya Mineral b. Menyusun proyeksi pengembangan, jenis, kompetensi (job title), dan lokasi industri energi yang terkait
dengan lulusan SMK;
c. Mendorong industri energi untuk memberikan akses yang lebih luas bagi siswa SMK untuk melakukan
PKL dan magang bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK; dan
d. Mempercepat penyelesaian Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

Menteri Kesehatan a. Menyusun proyeksi pengembangan, jenis, kompetensi (job title), dan lokasi fasilitas kesehatan yang
terkait dengan lulusan SMK;
b. Mendorong rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya untuk memberikan akses yang lebih luas bagi
siswa SMK untuk melakukan PKL dan magang bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK;
c. Memberikan kesempatan yang luas kepada lulusan SMK bidang kesehatan untuk bekerja sebagai asisten
tenaga kesehatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya; dan
d. Mempercepat penyelesaian Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

Kepala Badan Nasional a. Mempercepat sertifikasi kompetensi bagi lulusan SMK;


Sertifikasi Profesi b. Mempercepat sertifikasi kompetensi bagi pendidik dan tenaga pendidik SMK; dan
c. Mempercepat pemberian lisensi bagi SMK sebagai lembaga sertifikasi profesi pihak pertama.

Para Gubernur a. Memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan SMK
yang bermutu sesuai dengan potensi wilayahnya masing-masing;
b. Menyediakan pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana SMK yang memadai dan
berkualitas;
c. Melakukan penataan kelembagaan SMK yang meliputi program kejuruaan yang dibuka dan lokasi
SMK; dan
d. Mengembangkan SMK unggulan sesuai dengan potensi wilayah masing-masing.
PERPRES RI NOMOR 68 Th 2022 tentang REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI
DAN PELATIHAN VOKASI
Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dilakukan melalui upaya
pembenahan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi secara menyeluruh,
berkesinambungan, terintegrasi, dan terkoordinasi.
1. kebutuhan SDM/ tenaga kerja kompeten;
2. penyelenggaraan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
3. penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
4. penjaminan mutu Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
Ruang lingkup 5. koordinasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
6. peran Pemerintah Daerah;
7. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
8. pendanaan.

1. berorientasi pada kebutuhan dunia usaha, dunia industri,


dunia kerja, dan kewirausahaan;
Penyelenggaraan 2. tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
Pendidikan Vokasi Daerah, dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan
dan Pelatihan masyarakat;
Vokasi 3. berbasis pada kompetensi;
4. pembelajaran sepanjang hayat;
5. diselenggarakan secara inklusif.
Menuju Pendidikan Kejuruan Implemtasi Inpres No 9 th
2016 pada Tingkat Daerah
EFEKTIF dan Effisien : DINAS
1. Dikelola dalam suasana replika DIKPORA DIY
lingkungan di mana nanti ia OPD Terkait
- TENAGA KERJA,
akan bekerja; - PARIWISATA;
TATA KELOLA PENDIDIKAN - PERINDAG
2. Pendidikan dan Latihan - KOPERASI dan
dilakukan dengan UMKM;
menggunakan cara, alat, dan - KOMINFO
mesin yang sama seperti yang - Kelautan dan
Pend.VOKASI diterapkan di tempat kerja KVPD Perikanan,
- PANIRADYA,
- KEBUDAYAAN;
3. Pendidikan dan pelatihan di - PERTANIAN
diberikan Oleh Guru dan PERKEBUNAN
Istruktur yang terbiasa berpikir •

Peyusunan Kurikulum;
Magang,
- KESEHATAN, dll
dan bekerja seperti yang • Penyaluran/distribusi Lulusan;
diperlukan dalam pekerjaan • Guru Tamu/Instruktur; DUDIKA, KADINDA
itu sendiri. • Pengembangan Produk dan
Kompetensi;
DIY, HIPKI,
• Pengembangan Demand Driven; PERGURUAN TINGGI
• dll
8+i Tidak Sekedar Seremoni MoU INTEGRASI PENDIDIKAN DAN DUDIKA
Link and Match
Keterlibatan dunia kerja
di SEGALA ASPEK
penyelenggaraan
pendidikan SMKi

KURIKULUM disusun bersama Sertifikasi Kompetensi


Penguatan softskills dan karakter kebekerjaan yang sesuai standar dan kebutuhan
untuk melengkapi aspek hardskills yang sesuai dunia kerja (bagi lulusan dan guru/
kebutuhan dunia kerja instruktur)

Pembelajaran berbasis project riil dari Guru/Instruktur


dunia kerja (PBL) secara rutin mendapatkan update
Memastikan hardskills akan disertai softskills teknologi dan pelatihan dari Dunia Kerja
dan karakter yang kuat

Jumlah dan peran guru/instruktur DARI RISET TERAPAN mendukung Teaching


INDUSTRI dan ahli DARI DUNIA KERJA Factory/Teaching Industry
ditingkatkan secara signifikan (sampai yang bermula dari kasus atau kebutuhan
minimal mencapai 50 jam per semester, nyata di Industri/Masyarakat
per program studi/Progli

Magang atau Praktik Kerja di Komitmen Serapan Lulusan


Industri/Dunia Kerja minimal 1 oleh Dunia Kerja (bukan
semester mengharuskan, tapi komitmen
kuat)
Berbagai kemungkinan lain, kerja sama yang dapat dilakukan dengan dunia kerja, antara lain::
à Beasiswa dan/atau ikatan dinas
à Donasi dalam bentuk peralatan laboratorium, atau dalam bentuk lainnya
dan lain sebagainya
PENDIDIKAN Dan PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN KONTEN Kewirausaahaan
• penyiapan rencana bisnis;
a. Dimulai Sejak Dini; 1. Literasi membaca • pengambilan keputusan;
b. Pendidikan Formal-Non formal 2. Literasi Numeric • negosiasi;
3. Literasi Sains • pembuatan produk;
• penentuan harga;
ü Membangun sikap, motovasi, mental; • pemasaran;
ü Mengubah Pola Berpikir dan Orientasi • sistem perdagangan
Lulus dari mencari Kerja Menciptakan berbasis elektronik;
Kerja; Pengembangan • manajemen keuangan dan
ü Latihan dan Pembiasaan pemecahan organisasi; dan/atau
Kurikuum
• manajemen sumber daya
kasus/masalah Pendidikan manusia.
ü Praktik lapangan berwirausaha; Kewirausahaan

Penyadaran

Proses
Pemberdayaan
PEMANTAPAN
Inkubasi

Pengembangan
PPKS Peran BKK
BKK
1. Melakukan koordinasi, kerja sama networking, dan
konsultasi dengan Dunia kerja dan instansi terkait
(memperoleh informasi lowongan, jenis, keterampilan,
kompetensi kerja);
2. Melakukan bimbingan karir peserta didik sesuai tuntutan
dunia kerja;
3. Penyelenggaraan dan penguatan Bursa Kerja Khusus;
4. Menyusun proyeksi kebutuhan tenaga kerja lulusan yang
meliputi; tingkat kompetensi, jenis, jumlah, lokasi, dan
waktu;
5. Melaksanakan pemasaran, penyaluran dan penempatan
tenaga kerja;
6. Menyelenggarakan layanan konsultasi bagi peserta didik
yang masih belajar dan/atau lulusan;
7. Memberikan advokasi sekolah sekitar/sekolah imbasan
dan mendorong SMK lain membentuk Pusat
Pengembangan Karir Siswa/Bursa Kerja Khusus.
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
Kurikulum lama Kurikulum baru
Semester 1 diawali langsung dengan materi hardskills, tanpa Semester 1, diawali Penguatan (Fondasi) Literasi, Numerasi, Kreatifitas, Softskills,
penguatan softkskills dan passion yang mencukupi sebagai fondasi. Leadership & Karakter. Semester-semester selanjutnya à Hardskills melalui Project-
based Learning (PBL)
Mapel-mapel teori terlalu berisi/bersifat akademik Mapel-mapel Teori kontennya diarahkan menjadi vokasional/ terapan

Belum ada mapel PBL Mapel (baru) – Project-based Learning, Ide Kreatif & Kewirausahaan
(3 Semester) - juga untuk penguatan ‘Teaching Factory’ di SMK

Belum mewajibkan magang/prakerin minimal 1 semester Magang/Praktek Kerja Industi (Prakerin) Minimal 1 semester / boleh lebih
(banyak industri mengeluhkan magang hanya 2-3 bulan saja)
Mapel Kejuruan belum menerapkan PBL, bila ada project à belum Mapel Kejuruan menggunakan PBL (project riil dari konsumen/industri, menghasilkan
rill yang seharusnya berasal dari industry atau konsumen. Serta, produk), kontennya lebih dibebaskan sesuai konteks
kontennya terlalu kaku dan tidak fleksibel Lulusan (selain menerima ijazah dan sertifikasi kompetensi) juga akan menerima Portofolio PBL
(beberapa project yang diakui oleh industri/konsumen)
Belum ada mapel pilihan Mapel Pilihan (baru) selama 3 Semester, sebanyak 2-3 Mapel Pilihan per semester
(misalnya: Digital Marketing, Multimedia, Hospitality, Public Speaking, Bahasa Asing,
dan sebagainya)
Belum ada mapel Informatika (logika & Teknologi Digital) Mapel (baru) yaitu ‘Informatika’ (berisi Logika & pemanfaatan Teknologi Digital)
Masih sporadis dan belum terkoordinasi Disusun bersama ratusan praktisi & pimpinan dari Industri, Asosiasi Profesi, Pemda, dan
mitra, serta para ahli Pendidikan (BSKAP), dan semaksimal mungkin mengacu pada
SKKNI
Konsep
Untuk dipelajari dan dikritisi bersama Roles
Coaching, Facilitating, Mentoring,
Materi- Materi- Materi selama ini
& Teaching
materi materi DIKURANGI
Dasar
Umum
Dasar
Teknis
dan/atau
DIPADATKAN TeFa + PBL
Bisa berbentuk, sbb:
Membangun Termasuk untuk persiapan TeFa & PBL INDUSTRI MANUFAKTUR
- Literasi (di semester berikutnya) KONTRAKTOR *
PBL

- Skills Digital
- Numerasi
- Kreatifitas - Skills Presentasi
KONSULTAN
HOTEL
PRAKERIN
- Skills Kewirausahaan
- Berpikir Kritis
- PASSION & VISI - Menyusun Profil Perusahaan RUMAH FASHION
KATERING
/ MAGANG
- Menyusun Penawaran & RAB
Life Skills
- Dan lain-lain PERCETAKAN
Skills - Industry Visit (bukan Magang/prakerin) SOFTWARE HOUSE
Praktis
Komuni Penduku AGRI-BISNIS
Roles
kasi BERBAGAI MACAM INDUSTRI
ng Teaching,
PRODUCTION HOUSE
Facilitating PBL, Dan lain-lain
Coaching, Mentoring Memungkinkan: Lintas Prodi/Program Keahlian Termasuk Mapel-mapel Normatif
Pembelajaran Berbasis Project Nyata
Teaching Factory + Project-based Learning
5
Operator
Pemesinan
1
INDUSTRI - MITRA
(Mata Kuliah
“CNC”, “Proses
Produksi”, “QC”, 6
3D Printing”)

Product/
9
Peningkatan
Process
5 Kegiatan Pembelajaran sehari-hari Omzet TeFa
Designers Mengelola TeFa & berproduksi
(Mata Kuliah
“CAM”, ”CAD”,
“Product Design”) Marketing
Finance & Sales
4 CEO
Warehouse/inventory
4 Product 7
Ideation
Pasar online
4 (banyak mata kuliah yang terlibat dalam
3
aktivitas CEO, Finance, Marketing, Sales,
Warehouse & Inventory, PPIC, dsb)

8 8
2 Mhs/siswa dibina/diajar
oleh Dosen/Guru dan
Praktisi Industri Konsumen
PENUTUP
1. Impelementasi Kurikulum merdeka Pendidikan Vokasi konsep utamanya
adalah Bagaimana Memodifikasi Pembelajaran agar lulusan memiliki
Kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja masa depan;

2. Kolabrasi dan keterlibatan DUDIKA dalam proses pembelajaran diperlukan


untuk mewujudkan Link and Match, antara Sekolah/kamus dengan DUDIKA;
3. Orientasi Lulusan memiliki Hard Skill tinggi tidak Cukup, perlu penguatan
dalam SOFT SKIL;

1. Dukungan Sarana Prasarana Pendidikan Vokasi yang sepadan dengan Sarana


Prasarana di Industri diperlukan;

1. Dalam era Disrupsi Inovasi, perlu memperkuat Basis Kewirausahaan pada


Siswa /Mahasiswa, sehingga, yang semula Lulusan vokasi, BEKERJA,
MELANJUTKAN, WIRAUSAHA (BMW) harus mulai bergeser menjadi
WIRAUSAHAN, BEKERJA, MELANJUTKAN (WBM);

2. Mewujudkan Pendidikan Vokasi yang orientasi Demand Driven diperlukan


Kolaborasi dari berbagai pihak baik K/L, PEMDA, DUDIKA, KAMPUS, dan
MASYARAKAT .
Sekian
Terimakasih

DINAS DIKPORA DIY


Jln. Cendana 9 Yogyakarta
Email : dikpora@jogjaprov.go.id
Website : www.dikpora.jogjaprov.go.id

dinasdikporadiy Dinas Dikpora D.I.Yogyakarta @dikpora_diy

Anda mungkin juga menyukai