Anda di halaman 1dari 8

KISAH PANGERAN MENCARI

KECERDASAN
1. Orientasi (Mengenalkan latar, tokoh)
Dahulu kala, hiduplah seorang raja yang
memiliki seorang putra yang bodoh.
Ayahnya mengirimnya ke sekolah selama
bertahun-tahun, dengan harapan dia bisa
belajar sesuatu di sana. Semua gurunya
menganggapnya bodoh, Dan dengan satu
persetujuan para guru berkata, “Tidak ada
gunanya mencoba mengajari anak ini dari
buku. Itu hanya membuang-buang waktu
kita yang berharga.”

Akhirnya raja memanggil semua orang


paling bijaksana di kerajaannya untuk
berkonsultasi dengan mereka tentang cara
terbaik untuk membuat pangeran bijaksana
dan pintar. Mereka membicarakan masalah
itu selama satu tahun satu hari. Sehingga
terciptalah pendapat bulat dari orang-orang
bijak kerajaan bahwa sang Pangeran harus
dikirim dalam perjalanan melalui banyak
negeri. Dengan cara demikian, diharapkan
sang Pangeran bisa belajar banyak hal
yang tidak bisa diajarkan oleh gurunya
dari buku.

Tibalah waktu sang Pangeran untuk


melaksanakan keputusan tersebut. Sang
Pangeran diperlengkapi demi
perjalanannya. Dia diberi pakaian yang
bagus, seekor kuda hitam yang indah
untuk ditunggangi, dan sebuah tas besar
penuh uang. Dengan persiapan yang
lengkap, beserta restu dari Raja dan semua
orang bijak di Kerajaan, ia berangkat dari
Istana.

2. Komplikasi (Timbul masalah hingga


masalah memuncak)

Sang Pangeran melakukan perjalanan


melalui banyak negeri. Di satu negeri dia
belajar satu hal, dan di negeri lain pun dia
belajar hal lainnya. Setiap negeri memiliki
sesuatu yang membuat sang Pangeran
belajar banyak hal. Dan sang Pangeran,
senang mempelajari segala hal dari setiap
perjalanannya, dibandingkan saat ia belajar
dari buku-buku di Kerajaan.

Setelah lama mengembara, sang Pangeran


tiba di sebuah negeri, dimana sedang
berlangsung kegiatan lelang. Seekor
burung yang mampu bernyanyi ditawarkan
untuk dijual. “Apa keunggulan khusus dari
burung berkicau ini?” tanya Pangeran.
“Burung ini, atas perintah pemiliknya,
akan menyanyikan sebuah lagu yang akan
membuat siapapun yang mendengarkannya
tertidur,” jawab si penjual. Pangeran
memutuskan bahwa burung itu layak
dibeli.

Hal berikutnya yang ditawarkan untuk


dijual adalah seekor kumbang. “Apa
keunggulan khusus dari kumbang ini?”
tanya pangeran.
"Kumbang ini akan menggerogoti dinding
mana pun di dunia ini," jawab si penjual
kumbang. Pangeran pun membeli
kumbang.

Kemudian lelang terakhir yaitu seekor


kupu-kupu yang ditawakan untuk dijual.
“Apa keistimewaan khusus kupu-kupu
ini?” tanya pangeran.
“Kupu-kupu ini cukup kuat untuk
menanggung beban apapun yang
diletakkan di atas sayapnya” jawaban dari
penjual kupu-kupu. Pangeran pun membeli
kupu-kupu itu.

Dengan membeli burung, kumbang, dan


kupu-kupunya, pangeran melakukan
perjalanan terus menerus sampai
tersesatlah ia di suatu hutan. Dedaunan
begitu lebat sehingga dia tidak bisa
melihat jalan di hutan itu.
Sang Pangeran pun terpaksa naik ke
puncak pohon tertinggi. Dari puncaknya
dia melihat di kejauhan, terdapat sesuatu
yang tampak seperti gunung, tetapi ketika
dia berjalan mendekatinya, pangeran
melihat bahwa itu bukanlah gunung,
melainkan bangunan tembok yang
mengelilingi suatu negeri. Dan negeri itu
merupakan negeri para raksasa.

Melihat sekitar bangunan tembok yang


penuh tengkorak manusia, sang Pangeran
pun segera mengetahui bahwa negeri itu
ialah kediaman para raksasa jahat. Saat
pangeran mendekati pintu gerbangnya,
tampaklah sesosok raksasa besar
menyeramkan, berdiri di ambang pintu
gerbang sebagai penjaga.

Sang Pangeran menjalankan siasatnya, ia


menyuruh burung yang dibawanya agar
bernyanyi dengan kicauannya. Saat burung
itu bernyanyi, seketika itulah membuat
penjaga raksasa beserta seluruh raksasa di
dalam negeri itu tertidur.

Pangeran dengan mudahnya melewati


pintu gerbang negeri itu. Namun, pintu-
pintu gerbang lainnya masih tertutup rapat.
Maka, sang Pangeran memerintahkan
kumbang supaya menggerogoti setiap
pintu yang ada. Akhirnya, setiap pintu
negeri raksasa telah terbuka. Kecuali satu
pintu, yakni pintu yang menuju ruang
tahanan bawah tanah. Kumbang tidak
mampu menembusnya karena dijaga oleh
raksasa yang memiliki kemampuan terjaga
tanpa bisa tidur.

Siasat berikutnya yang dijalankan


pangeran adalah meminta burung untuk
menyanyikan irama berbeda. Tujuannya
agar membuat raksasa penjaga tahanan
mengantuk. Seketika itu pula, raksasa
penjaga berhasil dibuat mengantuk berat.
Dan, bergegaslah pangeran menuju ruang
tahanan bawah tanah yang letaknya cukup
jauh dan dalam.

Saat tiba di ruang tahanan itu, hanya satu


tahanan yang ditemuinya, yakni seorang
putri tawanan yang cantik. Pangeran pun
membebaskan putri itu dari kurungannya.
Demi membawa putri itu keatas, pangeran
dibantu kupu-kupu yang menempatkan
keduanya pada sayapnya yang kokoh.

3. Resolusi ( Penyelesaian masalah )

Demikianlah, sang pangeran telah belajar


banyak hal dalam perjalanannya melalui
pengalaman, dan diantara pelajaran yang
telah dia pelajari adalah “Pengalaman
adalah guru yang terbaik”.

Pangeran kembali ke kerajaan ayahnya


setelah ia bisa membebaskan sang Putri.
Dia juga membawa burung yang
bernyanyi, kumbang, dan kupu-kupu
bersayap kuat.

Ayahnya dan semua orang di kerajaan


menyambutnya dengan sangat gembira.
“Pangeran kerajaan kita tidak akan pernah
lagi disebut bodoh,” kata orang-orang
bijak di Istana. Dengan burung yang
berkicau, kumbang, kupu-kupu, serta
pengalamannya menjelajah banyak negeri,
sang Pangeran telah mendapatkan
kecerdasan dan disanjung sebagai pemuda
terpandai di negerinya.

Anda mungkin juga menyukai