Anda di halaman 1dari 2

POSISI KASUS

Pada hari Senin tanggal 20 Mei 2022, sekitar Pukul 22.15 WIB, Rachmad Kartolo (26
tahun) masih lajang (belum menikah) bersama 2 (dua) orang rekannya Abu Bisri (24 tahun) dan
M. Syahrul (23 tahun) juga berstatus lajang (belum menikah) dimana diantara ketiganya
bersahabat dan bertetangga di Jl. Basuki Rahmad Gang 5 Kecamatan Wates Kota Mojokerto,
sedang berkumpul di sebuah warung yang sudah tutup karena pemiliknya pulang ke rumahnya
dan tidak tinggal disitu. Disaat itu pula Sri Astutik (22 tahun) berstatus masih gadis (belum
menikah) beralamat di Jl. Garuda Perum. Puskopad Puri Kota Mojokerto baru pulang kerja shif
sore di pabrik kertas melewati tempat itu dengan mengendarai sepeda motor Beat Nopol: W
1234 RPM warna putih. Kebetulan situasi jalan sedang sepi, untuk menuju rumahnya korban
harus melewati warung tersebut.. Dari ketiga pelaku hanya Rachmad Kartolo yang mengenal Sri
Astutik karena pernah menaruh hati pada korban tetapi ditolak mentah-mentah karena tingkah
lakunya yang suka minum-minuman keras. Sehingga pelaku merasa sakit hati dan menaruh
dendam kepada korban.
Begitu melihat korban salah satu tersangka yang bernama Rachmad Kartolo bangkit dan
menghadang korban, karena kaget sepeda motor korban hampir menabraknya dan berusaha
menghindari tersangka sehingga menyebabkan korban jatuh dari sepedanya. Kesempatan itu
tidak disia-siakan oleh Rachmad Kartolo , sambil mengancam dengan pisau korban ditarik
dengan paksa ketempat warung dimana kedua rekannya menunggu. Akhirnya ditempat itu
korban pertama kali diperkosa oleh Rachmad Kartolo, sedang kedua rekannya memegangi
kedua tangan kotrban kanan dan kiri. Ketiganya bergantian memperkosa korban, setelah
melakukan aksi bejatnya ketiga pelaku meninggalkan korban beserta sepedanya yang dalam
keadaan tidak sadarkan diri.
Keesokan harinya sekitar jam 04.00 WIB korban Sri Astutik ditemukan warga dalam
keadaan tidak memakai pakaian sehelai pun dan mengalami trauma , setelah didesak warga
akhirnya korban mau menceritakan kejadian yang menimpanya dan selanjutnya korban diantar
ke kantor Polsek Wates Kota Mojokerto untuk melaporkan kejadian pemerkosaan yang
dialaminya. Berdasarkan keterangan dari korban yang mengenal salah satu dari pelaku yang
bernama Rachmad Kartolo, maka berdasarkan Surat Perintah Penangkapan No.Pol.
222/SP/2022/SERSE tertanggal 21 Mei 2022 pukul 09.00 WIB dilakukan penangkapan di
rumah pelaku Rachmad Kartolo di Jl. Basuki Rahmad No. 125 Gang 5 Kecamatan Wates Kota
Mojokerto dan untuk selanjutnya tersangka dibawa kekantor Polsek Wates Kota Mojokerto
untuk dilakukan pemeriksaan. Tetapi Surat Perintah Penangkapan dan Penahanan baru diberikan
salinannya kepada tersangka setelah 1 (satu) hari atau 1x24 jam setelah dilakukan penangkapan.
Selanjutnya dua hari kemudian (tanggal 23 Mei 2022) pihak Polsek Wates Kota
Mojokerto mengajukan visum et repertum yang ditujukan kepada RS. Budi Kemulyaan
Mojokerto dengan Surat Pengantar Nomor: 223/SP/2022/SERSE .Selanjutnya pihak Rumah sakit
menerbitkan visum et repertum Nomor: 017VER/RSBK/V/2022 .yang ditandatangani oleh dr.
Lintang Andriansyah,

Berdasarkan keterangan pelaku Rachmad Kartolo , Polsek Wates Kota Mojokerto selang
1(satu) jam dari penangkapan Rachmad Kartolo sekitar pukur 10..00 WIB dilakukan
penangkapan terhadap Abu Bisri dirumahnya di Jl. Basuki Rahmad 120 Gang 5 dan M.
Syahrul dirumahnya Jl. Basuki Rahmad No. 115 Gan 5 Wates Kota Mojokerto berdasarkan
Surat Penangkapan No.Pol. 223/SP/2022/SERSE tertanggal 21 Mei 2022 pukul 10.00 WIB.
Setelah dilakukan pemeriksaan akhirnya ketiga tersangka mengakui perbuatannya karena khilaf
dan akibat pengaruh minuman keras.
Kepada tersangka Rachmad Kartolo yang diduga otak dari perbuatan pemerkosaan
terhadap Sri Astutik dilakukan penahanan selama 1 (satu) bulan tanpa dilengkapi Surat Perintah
Penahanan. Karena merasa tidak diperhatikan hak-haknya sebagai tersangka, maka Rachmad
Kartolo melalui keluarganya meminta untuk didampingi Penasihat Hukum. Keluarganya
mendatangi kantor Advokat untuk meminta bantuan hukum atas poerkara tersangka Rachmad
Kartolo. Sedangkan kepada kedua pelaku Abu Bisri dan M. Syahrul setelah dilakukan
pemeriksaan maka dilakukan penahanan selama 1 (satu) bulan disertai Surat Perintah Penahanan
tetapi tembusannya tidak diberikan kepada keluarga tersangka. Sampai akhirnya pada saat
menjenguk tersangka Rachmad Kartolo, keluarga baru tau kalu
Selajutnya perlindungan hukum terhadap perempuan korban pemerkosaan belum ada
yang mengatur mengenai pasal tersebut dimana dalam pasal 285 KUHP ayat (1) dan ayat (2)
KUHP dan Undang-Undang KDRT Nomor 23 Tahun 2004 Pasal 46 tentang kekerasan
seksual dalam rumah tangga hanya mengatur tentang sanksi bagi pelaku yang melakukan
pemerkosaan terhadap perempuan dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak ( P2TP2A ) selaku lembaga hanya bisa memberikan perlindungan terhadap masyarakat
terutama perempuan dan anak mengenai kasus-kasus yang berhubungan dengan tugas dari (
P2TP2A ).
Sanksi bagi pelaku pemerkosaan terhadap perempuan diatur dalam Pasal 285 ayat (1)
dan ayat (2) pelaku pemerkosaan atau ancaman kekerasan memaksa wanita bersetubuh dengan
dia di luar perkawinan, diancam pidana penjara paling lama dua belas tahun penjara dan
Kekerasan seksual juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Pasal 46 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga pidana penjara paling lama 12 ( dua belas ) tahun
atau denda paling banyak Rp. 36.000.000,00 ( tiga puluh enam juta rupiah).

Anda mungkin juga menyukai