Oleh:
JAKARTA
2017
PER}$YATAAI$ BEBAS PLAGIARI S}IE
l. Merupakan karya asli sa5ra yang diajukan untuk memenuhi salah satu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
l
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari diternrkan bahwa karya saya ini bukan hasil karya
asli saya atau merupakan hasil jiplakart tlari karya o_rang lain,'maka saya
.;a;.,
Jakarta, lAMei2017
Tad*iraNadiya Tsauri
PERSSTUJUAI\I PEMtsIMBING SKRIPSI
NIM :112112m0063
Menggtahui Menyetujui
ill
PENGESAHAN PANITIA UJIAI\T SKRIPSI
Skripsi
Oleh:
Telatr dipertahankan dalam sidurg ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 April
2017. Skripsi ini diterima sebag3i salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S. Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.
Kepala Sekretaris
'-Jk,
Dr. Iding Rosyidin Hasan
NrP. 1970101 3200501 1003
fl,,'
Suryani. M Si
NIP. l 9770424200? 1 02003
Penguji I, Pengqii,II,
\-7fr-
Dr. Iding Rosyidin Hasan
NIP. I 9701 0r 320050r r 003
tv
ABSTRAKSI
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur diucapkan pada Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya-
ini disusun selain dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
menempuh pendidikan Sarjana Strata 1 (S1). Proses penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
1. Prof. Dr. Zulkifli, MA., selaku Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah
Jakata.
2. Dr. Iding Rosyidin, M.Si. dan Suryani, M.Si., selaku Ketua Prodi dan
skripsi.
ii
5. Prof. Dr. Idzam Fautanu, MA. dan Drs. M. Tabah Rosyadi, MA., yang
6. Jajaran Dosen dan Staff di Prodi Ilmu Politik yang telah memberikan ilmu
7. Ayah, Ibu, Ayu, Teteh, Auvi, Kak Dekur, De Jusuf dan keluarga besar
lainnya yang telah memberikan dukungan moral dan doa untuk kelancaran
9. Pihak yang terlibat dari awal hingga penulisan skripsi selesai, mulai dari
sahabat saya Putri Mulyaningsih dan Hervi Nindya Destiana yang terus
Ilmu Politik A dan B tahun 2012 lainnya yang senantiasa menjadi teman
11. Kakak-kakak dan teman-teman dari HMI KOMFISIP, Kak Sopian, Kak
Oye, Kak Fadhil, Kak Dona, Kak Hijri, Kak Gerry, Kak Afdal, Kak
Panda, Kak Roni, Kak Haiqal, Galih, sebagai teman bertukar pikiran.
12. Adik-Adik dari HMI KOMFISIP, Eza, Najem, Yasser, Harumbi, Hammar,
iii
13. Untuk teman-teman, Rifkoh, Nur, Chandra, Rifqi Dwi, Fenny, Oktarina,
Teh IIn, dan teman-teman lainnya yang telah menyemangati saya dalam
Akhir kata, diharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sebagai bentuk
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
v
VI. Asas Musyawarah dan Majelis Perwakilan Dalam
Pemerintahan Islam ........................................................... 78
VII. Konstitusi Islam ................................................................. 81
VIII. Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.................................... 83
IX. Masyarakat dan Pemerintahan ........................................... 86
C. Pengaruh Asad Pada Konsep Negara Islam di Awal
Terbentuknya Pakistan. ............................................................. 89
D. Gagalnya Penegakan Hukum Islam Di Negara Pakistan .......... 94
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi setiap umatnya. Rahmat
dari agama Islam yang disebarkan di dunia ini mencangkup seluruh aspek
sejarah perpolitikan Islam yang sangat baik yang di susun oleh Nabi Muhammad.
Setelah masa Nabi Muhammad ternyata politik Islam tidak berhenti atau
stagnan begitu saja, tetapi semakin berkembang dan dikembangkan oleh para
sebutan The Golden Of Age. Di masa ini Islam mempunyai pengaruh besar di
segala bidang baik ekonomi, sosial budaya dan politik, bahkan masa keemasan
1
Islam inipun mempunyai pengaruh terhadap tercapainya kemajuan dan peradaban
pintu ijtihad di tutup.2 Dalam praktek para Sahabat pengertian ijtihad adalah
penelitian dan pemikiran agar mendapatkan sesuatu penafsiran yang paling dekat
dengan kitab Allah dan Sunnah Rasul S.A.W., baik dengan cara nash atau qiyas
ijtihad mulai tidak dikembangkan lagi. Pemikiran bertumpu kepada para ulama
dan tidak munculnya kembali sosok dari masarakat yang mencoba menafsirkan
kembali Al-Quran dan Sunnah. Di masa itu pemikiran Islam stagnan dan hanya
hidup dalam pemikiran ulama terdahulu tanpa berusaha membuka pemikiran baru
untuk Islam agar dapat sesuai dengan perkembangan zaman. Masa kejayaan
segala aspek. Kekuatan politik dan militer umat Islam menurun, begitupun dengan
perdagangan dan ekonomi umat Islam dengan hilangnya monopoli dagang antara
Timur dengan Barat dari tangan umat Islam. Selain itu perkembangan ilmu
1
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah (Malang: UIN
MALANG PRESS, 2008), iv.
2
Fadil, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, iv.
3
Haidar Bagir dan Syafiq Basri, Ijtihad Dalam Sorotan (Bandung: Mizan, 1996),
23.
2
pengetahuan dalam Islam mengalami stagnasi. Tarikat-Tarikat diliputi oleh
suasana khurafat dan superstisi. Umat Islam dipengaruhi oleh sikap fatalistis dan
dunia Islam pun dalam keadaan mundur dan statsis. Berbanding terbalik pada
keadaan Barat dengan kekayaan-kekayaan yang diangkut dari Amerika dan laba
yang timbul dari dagang langsung dengan Timur. Akhirnya Eropa jauh bertambah
kaya dan maju. Islam semakin terpuruk dan pada akhirnya Napoleon dapat
menduduki salah satu pusat Islam yaitu Mesir pada tahun 1798 M.4
bidang baik ekonomi, sosial maupun budaya yang pada akhirnya menyadarkan
umat Islam bahwa di Barat telah muncul peradaban yang lebih tinggi dari
peradaban Islam dan akan menjadi ancaman bagi kehidupan umat Islam.5 Islam
bagi para pemikir Islam. Pada dasarnya sumber hukum Islam laksana air yang tak
tantagan zaman dan seluruh bentuk kebutuhan manusia secara global.6 Zaman
modern sekarang ini telah memberikan sejumlah persoalan besar kehadapan umat
4
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek (Jakarta: UI-Press, 1919),
85.
5
Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, 85.
6
Zufran Rahman, Kajian Sunnah Nabi SAW Sebagai Sumber Hukum Islam (
Jawaban Terhadap Aliran Ingkar Sunnah) (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1995), 202.
3
Islam dan umat Islampun perlu sadar bahwa Al-Quran dan Sunnah memberikan
Tahun 1800 M para pemuka Islam terutama di Turki dan Mesir mulai
bagi kemunduran umat Islam. Dimasa ini Islam mulai membuka diri untuk belajar
dari Barat. Ketika itu bermunculannya pemikiran dan aliran pembaharuan atau
modernisasi dalam Islam yang mencoba belajar dari kemajuan Barat. Para
pembaharu ini mulai berfikir bagaimana caranya agar Islam dapat maju kembali
menemukan manfaat apa pun dari penutupan pintu ijtihad.” Bahkan penutupan
7
Ahmad Hasan, Pintu Ijtihad Sebelum Tertutup (Bandung: PUSTAKA, 1984),
211.
8
Harun Nasution, Ditinjau Dari Berbagai Aspek, 86.
9
Jalaluddin Rakhmat, “Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah,” [artikel
on-line]; tersedia di
luk.staff.ugm.ac.id/kmi/islam/Paramadina/Konteks/SejarahFiqh06.html; Internet; diunduh
pada 24 Februari 2016.
4
Selain kedua tokoh tersebut muncul juga tokoh baru Islam sekitar abad 19
bernama Muhammad Asad yang merupakan seorang dari keluarga Yahudi dan
keluarganya telah turun temurun menjadi pemuka Yahudi, kecuali ayahnya yang
pada tahun 1926 akhirnya Asad memeluk ajaran Islam.10 Asad lantas mengatakan
mengenai Islam :
Dalam pandangan saya, Islam terlihat seperti sebuah hasil arsitektur yang
mendukung; tidak ada yang berlebihan dan tidak ada yang kurang, hasilnya adalah
ajaran dalam Islam. Islam masih ada pada diri umat muslim namun tinggal jasad
tanpa jiwanya. Islam yang dahulunya dibangun kokoh berdiri tegak atas
10
Muhammad Yasin, “Road To Mecca,” Republikaonline, 2009 [artikel on-line];
tersedia di http://muallaf-online.blogspot.co.id/2009/06/road-to-mecca.html; Internet;
diunduh pada 25 Februari 2016.
11
Yasin, “Road To Mecca,” Republikaonline, 2009 [artikel on-line]; tersedia di
http://muallaf-online.blogspot.co.id/2009/06/road-to-mecca.html; Internet; diunduh pada
25 Februari 2016.
5
kelemahannya dan kelemahan itu melemahkan struktur kultural dan bahkan
Islam, yang membuatnya menjadi salah satu tokoh pemuka Islam dengan karya-
karyanya yang terkenal diantaranya Islam in the Cross Roads dan Road to Mecca.
Asad mengenai Islam membuat Asad menjadi salah satu konseptor politik Islam.
Assad untuk mengurungkan diri dari rencana awalnya yang ingin melakukan
dan sistem pemerintahan Islam yang baik. Islam sangat mengedepankan moral
sehingga Asad mengambil kesimpulan, seperti yang tercantum dalam surat Ali
Imran ayat 103-104 sebagai tujuan negara menurut Islam. Karena menurut
12
Muhammad Asad, Islam at the Crossroads (Bandung: Pustaka, 1981), 3.
13
Muhammad Asad, Jalan Ke Makkah (Bandung: Mizan, 1993), 12.
6
Muhammad Asad inti dari negara menurut Islam adalah menyiapkan perangkat
melihat fenomerna yang terjadi bahwa satu kesatuan politik rakyat yang bersatu
ketika itu bukan karena mempunyai leluhur yang sama akan tetapi karena telah
menganut ideologi yang sama yaitu ideologi Islam.15 Negara Pakistan merupakan
negara yang sebelumnya bersatu dengan India, namun Islam kini menjadi kaum
minoritas di India. Islam di India dulunya pernah menjadi kekuatan politik sejak
abad 16 hingga abad 19 dengan berdirinya Kerajaan Mughal yang didirikan oleh
Zahiruddin Babur atau Babur Syah tahun 1526.16 Kesuskesan Islam di India
ketika itu ternyata tidak dapat terus menguasai Negara India yang pada akhirnya
Walaupun Hindu dan Islam hidup berdampingan namun kultur dari agama
14
Muhammad Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam
(Bandug: Pustaka, 1985), 59-60.
15
Asad, Jalan Ke Makkah, h. 12.
16
Idzam Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara
Islam Muhammad Asad (Jakarta: Gaung Press, 2012 ), 171.
7
hanya satu. Hindu menetapkan sistem kasta sedangkan Islam memproklamasikan
memakannya.17 Kultur yang berbeda inilah yang pada akhirnya tidak terjalin
persaudaraan antar kedua agama ini walaupun Hindu dan Muslim hidup
minoritas. Setelah India merdeka dari jajahan Negara Inggris akhirnya Islam
menemukan jalan agar terus berdampingan dengan Hindu, yang ketika itu di
pimpin oleh Ali Jinna dan Liga Muslim lainnya, karena banyak faktor yang tidak
pemisahan.18 Sehingga terbagilah India menjadi dua negara yaitu India dan
Pakistan.
membuat Negara Pakistan terbentuk atas dasar konsep Negara Islam. Muhammad
Iqbal dan Muhammad Ali Jina merupakan tokoh-tokoh besar Islam yang sangat
tokoh tersebut ada salah satu tokoh intelektual yang turut serta diminta untuk
17
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 173.
18
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 174-175.
8
membantu menuangkan pemikirannya mengenai konsep Negara Islam demi
Asad dari keturunan Yahudi yang bersimpati kepada Islam pada akhirnya
memutuskan untuk memeluk agama Islam. Tidak hanya mencari tahu mengenai
mengenai sistem negara dan pemerintaan dalam Islam. Inilah yang menjadi
B. Pertanyaan Masalah
Terbentuknya Negara Pakistan. Oleh karena itu penulis menyimpulkan dalam dua
Pakistan?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I. Tujuan Penelitian
1. Secara Akademis
2. Secara Praktis
10
D. Tinjauan Pustaka
dengan judul skripsi yang penulis susun. Skrpisi yang berjudul Pakistan Di bawah
Islam di Pakistan) disusun oleh Noer Azizah mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang di tulis oleh Noer Azizah adalah
kepada pembentukan negara menurut teori politik yang ada yang diaplikasikan
pada terbentuknya Negara Islam di Pakistan. Selain itu penelitian ini juga lebih
fokus kepada salah satu tokoh yang merumuskan Negara Pakistan yaitu
Negara Republik Islam Pakistan yang disusun oleh Musyrifa mahasiswi UIN
Politik Islam. Skripsi yang ditulis oleh Musyrifa sama-sama membahas mengenai
Muhammad Ali Jinna yang berperan aktif dalam pendirian Negara Pakistan,
sedangkan penelitian tokoh yang ingin peneliti angkat dalam skripsi ini adalah
Muhammad Assad yang juga salah satu tokoh akademis yang tidak sedikit
11
membicarakan mengenai politik yang pada akhirnya ikut berperan dalam
E. Metode Penelitian
I. Pendekatan Penelitian
yang ada.
19
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat., Metodologi Penelitian (Bandung: CV.
Mandar Maju, 2011), 200.
12
melainkan juga fokus penelitian ini akan secara keseluruhan situasi sosial
yang diteliti meliputi aspek tempat (place), pelaku (aktor), dan aktivitas
kompleks, yang tersusun dari berbagai peroses seperti proses biologis dan
lingkup obesrvasi yang tidak terbatas, tidak hanya dengan manusia tetapi
Sumber dan jenis data yang diperoleh oleh peneliti yaitu melalui
20
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta
Bandung, 2006), 233.
21
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, 162.
22
Muhammad al-Banna, Ali Syari’ati Tentang Islam dan Modernitas (Ciputat:
UIN Syarif Hidayatullah, 2010), 8.
13
memperoleh data melalui sumber bacaan yang meliputi buku, majalah,
F. Sistematika Penulisan
BAB II : Dalam bab ini akan difokuskan pada teori dan konsep.
menurut pemikir politik lainnya. Selain itu bab ini juga akan membahas konsep-
konsep tentang Negara Islam yang juga dibahas dan dikemukakan oleh para
BAB III : Dalam bab ini akan difokuskan pada biografi muhammad asad
dan awal mula berdirinya negara dan pemerintahan islam pakistan. Biografi
Islam di Pakistan dan membuat Asad dipercaya dalam pembuatan konsep Negara
23
Rif’at, Pemikiran Politik Islam Fachry Ali (Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah,
2011), 4.
14
Pakistan. Kemudian sejarah terbentuknya Negara Pakistan yang berpisah dari
Negara India. Serta sistem pemerintahan dan undang-undang yang berlaku pada
BAB IV : Bab ini merupakan bagian yang berisi tentang Muhammad Asad
dan kontribusinya pada pembentukan Negara Pakistan. Secara rinci bab ini akan
Pakistan. Pengaruh Asad pada konsep Negara Islam Pakistan, karena pada
dasarnya bab ini menjadi pembanding ada atau tidaknya serta digunakan atau
tidaknya sistem politik Islam dalam pemikiran Muhammad Asad dengan sistem
politik yang telah diterapkan dalam Negara Pakistan, ketika negara tersebut
berdiri. Selain itu bab ini juga akan memaparkan kegagalan penegakan hukum
Negara Pakistan.
15
BAB II
A. Teori Negara
manusia dalam masyarakat, serta menertibkan gejala kekuasaan yang ada dalam
masyarakat.24 Dalam satu negara rakyat diperintah oleh sejumlah pejabat yang
lembaga sosial manusia yang paling tinggi dan luas, yang fungsinya adalah
melampaui kemampuan lingkungan sosial yang lebih kecil seperti desa dan kota.26
mencapai kebahagiaan hidup tanpa manusia lain, ini merupakan hukum alamiah
dari setiap manusia. Menurut Thomas Aquinas hukum alam inilah yang mendasari
manusia berfikir untuk membentuk suatau negara. Hukum alam menurut Thomas
24
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi,
2010), 47.
25
Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan (Bandung:
Alvabeta, 2013), 48.
26
Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, 42
16
Aquinas manusia merupakan satu-satunya mahkhluk rasional yang dianugerahi
bersumber dari sifat alami manusia. Menurut Aquinas salah satu sifat alamiah
negara terjadi karena perbedaan bakat dalam diri manusialah yang pada akhirnya
manusia maka perlu adanya persatuan dan saling membantu, hingga akhirnya
bahwa negara terjadi juga karena kontrak sosial, dengan perjanjian dasar sukarela.
Eropa teori kontrak sosial muncul untuk pertama kalinya pada abad ke enam
belas.28
hakikatnya merupakan sebuah kontrak atau perjanjian sosial, dikenal dalam istilah
27
Kabul Budiyono, Teori dan Filsafat Ilmu Politik (Bandung: Alfabeta, 2012),
120-122.
28
Ni’matul Huda, Ilmu Negara (Jakarta: PT RadzjaGrafindo Persada, 2010), 49-
50.
17
menyerahkan hak-haknya serta kebebasan kepada seorang penguasa negara atau
merupakan keadaan yang aman dan adil, namun kondisi manusia sangatlah kacau.
Keadaan kacau ini mengakibatkan manusia selalu dalam keadaan bermusuhan dan
sesama, dikenal dengan kondisi homo homini lupus dan bellum omnium contra
omnes. Kondisi ini terjadi dikarenakan belum adanya hukum dan pemerintahan
yang dibuat oleh manusia, manusia hidup tanpa adanya ikatan sosial antar
bersama. Perjanjian bersama yang dilakukan secara sadar oleh manusia inilah
pada seseorang atau sebuah badan yang berada di luar dan di atas para anggotanya
kehadiraannya negara menjadi suatu alat untuk mengatur tingkah laku manusia
dipengaruhi atau ditentukan oleh kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh negara.
29
Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, 42.
30
Budiyono, Teori dan Filsafat Ilmu Politik, 93-94.
18
Negara menyusun sejumlah aturan-aturan dan memaksa setiap orang mematuhi
peraturan tersebut yang telah disusun menurut sudut pandang negara itu sendiri.31
31
P. Anthonius Sitepu, Studi Ilmu Politik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 109-
110.
32
Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, 47-48.
19
B. Teori Terbentuknya Negara
Negara terbentuk tidak terjadi begitu saja, namun negara terbentuk dengan
adanya tujuan, unsur dan konsep yang mendasari negara tersebut hadir. Dengan
adanya tujuan, unsur dan konsep tersebut negara akan hadir menjadi negara yang
negara tersebut akan hadir tanpa adanya keraguan dan dalam pandangan
umum tujuan terbentuknya negara menurut Wilford Garner terbagi menjadi tiga,
pertama, tujuan asli atau tujuan utama yaitu untuk melakukan pemeliharaan,
individu, maka jika tujuan ini tidak dipenuhi maka hadirnya negara tidak
bersama dari seluruh individu. Ketiga, tujuan negara dalam bidang peradaban,
negara.33
wilayah.
2. Adanya rakyat, sekumpulan orang yang telah menempati suatu tempat dan
33
Rudi Salam Sinaga, Pengantar Ilmu Politik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013),
13-14.
20
3. Adanya pemerintah (unsur primer), suatu badan yang dibentuk untuk
paksa.
pengakuan dari dalam negeri yaitu kerelaan warga negara untuk diperintah
oleh pemerintah yang sah, pengakuan dari luar negeri yaitu pengakuan
tetangga.34
sesuai dari kesepakatan negara tersebut. Ideologi hadir sebagai pemersatu rakyat
di suatu negara dan ideologi juga merupakan satu pedoman untuk memilih
suatu ideologi merupakan masalah kepercayaan rasional yang lahir dari setiap
individu.35
sebagai suatau fakta atau kebenaran oleh kelompok tertentu. Ideologi yang
merupakan satu sistem inilah maka ideologi merupakan hasil pemikiran yang
34
Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, 50-51.
35
Carlton Clymer Rodee, dkk., Pengantar Ilmu Politik (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2009), 105.
21
matang yang mungkn berasal dari pemikiran seseorang ataupun pemikiran dari
radikalisme, fasisme, demokrasi, dan islam.38 Dalam hal ini Negara Pakistan
berdiri sebagai negara yang berideologi Islam, dan Pakistan juga dikenal sebagai
nama Allah, yaitu memiliki rakyat yang manusiawi serta tanah air yang harus di
lindungi sebagai amanat yang harus dijaga. Hukumnya merata didalam satu
dilakukan dengan penuh perhatian. Segala sesuatu juga diatur atas dasar
atas sendi akidah Islam, sehingga Negara Islam bukanlah negara yang dibatasi
36
Sitepu, Studi Ilmu Politik, 50.
37
Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, 85.
38
Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, 89.
39
Fuad Mohd. Fachruddin, Pemikiran Politik Islam (Jakarta: CV Pedoman Ilmu
Jaya, 1988), 217.
22
dengan kedaerahan seperti ras atau suku. Begitupun dengan tujuan negara yang
ada didalamnya, selama negara didirikan atas dasar Islam maka secara alami
Dalam kajian dan konsep Islam ada beberapa istilah negara, yang hampir
muncul di Arabia pra-Islam dalam suatu prasasti arab abad ke-6 Masehi.
kedua konsep ini lebih berhubungan dengan format politik atau kekuasaan,
kepala negara.
40
Abd. Aziz, Masalah Kenegaraan dalam Pandangan Islam (Jakarta: Yayasan
AL AMIN, 1984), 13-14.
23
Negara Islam menurut Hasan al-Banna adalah negara yang merdeka, tegak diatas
kekuasaan umum yang paling tinggi dalam agama Islam. Khalifah Islam didahului
oleh masyarakat muslim dalam rangka memenuhi keinginan mereka dan tidak
untuk kepentingan lain. Maksud dari kepentingan mereka disini adalah untuk
melaksanakan kehendak Allah yang telah tecantum di dalam wahyu Allah. Jadi
Negara Islam ini didirikan oleh umat Islam dalam rangka memenuhi keinginan
prinsip dasar ajaran Islam sendiri, yaitu Al-Quran dan Sunnah. Hasan al-Banna
menegaskan bahwa Islam merupakan tata aturan yang sangat lengkap karena satu
sama lainnya saling melengkapi, seperti halnya moral dan kekuasaan, rahmat dan
41
Huda, Ilmu Negara, 13-16.
42
Iman Munandar, “Agama dan Politik, Islam dan Negara,” Wordpress, 2013
[artikel on-line]; tersedia di https://imannumberone.wordpress.com/2013/06/19/islam-
dan-negara/; Internet; diunduh pada 14 November 2016.
43
Hasbi Amiruddin, Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman (Yogyakarta:
UII Press, 2000), 83-84.
24
atau kerja dan harta, kekuatan senjata dan konsep, yang dapat menyempurnakan
kehidupan bernegara.44
Dalam Islam, negara didirikan atas prinsip yang di tetapkan oleh Al-
ialah bahwa seluruh kekuasaan di alam semesta ada pada Allah karena Allahlah
yang telah menciptakannya. Menurut keimanan umat Muslim hanya Allah yang
dapat ditaati bila Allah memerintahkannya. Prinsip kedua adalah bahwa hukum
Islam ditetapkan oleh Allah dalam Al-Quran dan Sunnah nabi, sedangkan Sunnah
pengetahuan mengenai kebaikan dan keburukan dalam sifat manusia dan lalu
adanya tata tertib sosio politik untuk komponen-komponen yang dibutuhkan bagi
44
Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari
Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer (Jakarta: Perdana Media Group, 2010), 198.
45
Mumtaz Ahmad, Masalah-Masalah Teori Politik Islam (Bandung: Mizan,
1996), 57.
25
tegaknya sebuah negara misalnya keadilan, persaudaraan, ketahanan, kepatuhan
dan kehakiman.46
memberi keputusan yang kuat jika ada pertentangan pikiran yang bertentantangan
semua pandangan hidup. Sehingga sekuler tidak akan memberikan dasar yang
Maududi
sistem tersendiri yang pada hakikatnya jika dilihat dari segi karakteristik
46
Khalid Ibrahim Jindan, Teori Pemerintahan Islam Menurut Ibnu Taimiyah
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994), 49.
47
Natsir, Agama dan Negara dalam Perspektif Islam (Jakarta: Media Da’wah,
2001), 212-213.
48
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer, 176-177.
26
Konsep negara al-Maududi yaitu negara terbentuk dari misi Islam
mengubah tata sosial, tata politik, tata ekonomi. Tauhid akan selalu
menentang tirani dan kekuasaan yang tidak adil. Asas utama tauhid inilah
49
“Konsep Negara Menurut Al-Maududi dan Ali Abdul Raziq,” Wordpress, 2012
[artikel on-line]; tersedia di https://lembarannalar.files.wordpress.com/2012/10/konsep-
negara-menurut-al-maududi-dan-ali-abdul-raziq.pdf; Internet; diunduh pada 14
November 2016.
27
Al-Quran dan Sunnah Rasul. Konsep Theokrasi digunkan al-Maududi
dicapai atau syarat-syarat dari Negara Islam yang telah diisyaratkan dalam
asing.
Quran.
50
“Konsep Negara Menurut Al-Maududi dan Ali Abdul Raziq,” Wordpress, 2012
[artikel on-line]; tersedia di https://lembarannalar.files.wordpress.com/2012/10/konsep-
negara-menurut-al-maududi-dan-ali-abdul-raziq.pdf; Internet; diunduh pada 14
November 2016.
51
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer, 179-180.
28
4. Memberantas kejahatan dan mengedepankan kebajikan sesuai
ajaran Al-Quran.
demokrasi merupakan cita-cita politik Islam. Ada lima prinsip dasar atas
52
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer, 180.
53
Abdullah Firdaus,“Konsep Negara Islam Dalam Pemikiran Politik Muhammad
Iqbal,” Media Akademika, vol.29 no.1, 2014 [jurnal on-line]; tersedia di
http://portalgaruda.org/article.php/article=321578&val=6803&title=Konsep%20Negara%
20IslaI%20dalam%20Pemikiran%20Politik%20Muhammad%20Iqbal; Internet; diunduh
pada 14 November 2016.
29
konsep demokrasi dalam pandangan Iqbal yaitu: Pertama, asas utama
demokrasi Islam yang tidak dibatasi oleh wilayah geografis, ras, ataupun
Ijtihad.54
54
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer,101-103.
55
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer, 99.
30
BAB III
Pada musim panas tahun 1900 Muhammad Asad lahir, di Livow Eropa
Tengah sebuah kota di Polandia.56 Asad lahir dengan nama Leopold Weiss.57
Nama Muhammad Asad merupakan nama yang digunakan setelah Asad memeluk
Agama Islam.58 Pada awalnya ayahnya menginginkan Asad menjadi ahli ilmu
pengetahuan namun gagal dikarenakan Asad tidak terkarik menjadi seorang ahli
lebih menyukai sastra dan sejarah. Guru-guru Asad merasa sangat puas karena
Asad telah mempelajari bahasa Jerman dari ayahnya dan juga bahasa
Polandia dari Ibunya. Karena kegemarannya membaca pada usia tiga belas tahun
Asad telah selesai membaca karya-karya besar dalam bahasa Jerman dan Polandia
56
Asad, Jalan Ke Makkah, 71-72.
57
“Pendapat Muhammad Asad Tentang Negara Islam,” Walisongo Library,
[artikel on-line]; tersedia di http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-
gdl-s1-2006-denyfresya-824-BAB3_210-2.pdf; Internet; diunduh pada 29 November
2016.
58
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer, 158.
59
Asad, Jalan Ke Makkah, 72-73.
31
dalam berbahasa inilah yang pada akhirnya menjadi modal awal Asad lebih
1914, karena postur tubuhnya yang tinggi menjadikan Asad mudah memasuki
karena pada akhirnya revolusi meletus dan perang berakhir dengan tenggelamnya
kekaisaran Austria.61
sejarah dan falsafah Universitas di Wina.62 Namun pada usia sembilan belas tahun
Keputusan dalam hal ini Asad katakan kepada ayahnya, namun pada akhirnya
teater.63
Perjalanan hidup Asad mengalami pasang surut, akan tetapi ada saat
keberuntungan bermula, di tahun 1921 saat kisah tragis Uni Soviet yang diserang
becana kelaparan yang belum pernah terjadi sehebat ini. Asad dengan
60
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 20.
61
Asad, Jalan Ke Makkah, 74.
62
Asad, Jalan Ke Makkah, 74-75.
63
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer, 158.
32
bermodalkan informasi temannya, Asad akhirnya dapat mewawancarai istri dari
Maxim Gorky seorang kepala di daerah tersebut. Ketika wartawan Eropa sibuk
surat kabar dan tersebar luas, Asad akhirnya diangkat menjadi wartawan.
Keinginanan Asad selama ini tercapai. Pada akhirnya Asad sekarang menjadi
seorang jurnalis.64
sebagai pembantu redaksi dinas pekabaran untuk pers Skandinavia. Pada musim
semi tahun 1922 Dorian paman dari Muhammad Asad mengirimkan sepucuk surat
yang mengajak Asad agar dapat berkunjung ke daerah Timur dan menetap disana
selama sepekan. Asad menyetujui dan akhirnya secepatnya mengambil cuti agar
Paman Dorin di Yarussalem.65 Disini kemudian Asad tertarik dengan Islam dan
United Telegraph dan mencoba menjadi wartawan luar negeri. Akhir tahun 1922
64
Asad, Jalan Ke Makkah, 83-86.
65
Asad, Jalan Ke Makkah, 94-109.
33
Asad menuliskan artikel dan mengirimkannya ke surat kabar yang berada di
Jerman. Surat kabar Frankfurter Zeitung akhirnya menerima dan menunjuk Asad
sebagai wartawan keliling istimewa untuk daerah Timur.66 Pada usia dua puluh
dua tahun Asad resmi menjadi koresponden harian surat kabar Frankfurter
Zeitung yang merupakan surat kabar harian Jerman terkenal pada masa itu.67
Perhatian Asad kepada Islam awalnya hanya sebagai perhatian orang asing
yang sedang bertugas di Timur Tengah. Tetapi lambat laun Asad melihat
dengan pandangan hidup Eropa. Rasa simpati Asad muncul karena kehidupan
Islam yang lebih insani dan konsepsi hidup yang lebih damai dibandingkan
dengan hidup yang tergesa-gesa dan mekanis di Eropa. Rasa simpat ini
dengan cara mengunjungi Mesir dan mencari tahunya sendiri. Asad melakukan
banyak perjalanan dan bertemu dengan banyak guru dan tokoh di sana. Dari
banyak perjalanan dan perkenalan yang Asad alami di daerah Timur Tengah
66
Asad, Jalan Ke Makkah, 120-122.
67
“Pendapat Muhammad Asad Tentang Negara Islam,” Walisongo Library,
[artikel on-line]; tersedia di http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-
gdl-s1-2006-denyfresya-824-BAB3_210-2.pdf; Internet; diunduh pada 29 November
2016.
68
Muhammad Asad, Islam at the Crossroads, 2-3.
34
Pada musim bunga tahun 1924 Frankfuter Zeitung mengutus kembali
keduakalinya ini ke Timur Tengah dengan Islam yang mulai tertanam dalam
pikirannya. Asad menyadari bahwa kali ini Asad menghabiskan waktu di Timur
Tengah selama dua tahun bukan hanya tugas sebagai seorang wartawan, namun
penemuan.
muncul pada tahun 1925 di musim semi daerah pegunungan Afghanistan. Dalam
Asad “tetapi anda adalah seorang muslim, hanya anda sendiri tidak
namun Asad mulai menampak kebesaran Islam. Akan tetapi perkataan gubernur
meninggalkan Herat. Nama Asad menjadi tenar dan telah di anggap sebagai
diperbanyak dan telah dicetak ulang hampir tiga puluh kali yaitu artikel mengenai
psikologi agama yang ruwet dari bangsa Iran. Artikel Asad menjadi perhatian
69
Asad, Jalan Ke Makkah, 224.
70
Asad, Islam at the Crossroads, 3.
35
pula bahwa belum ada sebelumnya orang seusia Asad mempunyai ketegasan
seperti itu.71
mengenai Islam semakin besar akhirnya Asad mulai tidak tertarik untuk menulis
Isterinya. Di berlin Asad melakukan persetujuan dengan tiga surat kabar harian
sering memikirkan Islam, pemikiran Asad terus diselimuti rasa ingin tahu
mengenai Islam. Asad sadar bahwa Asad bukan hanya tertarik kepada Islam
namun Asad ingin memeluk agama Islam. Keinginan itu masih Asad urungkan,
karena ada konsekuensi yang harus dijalani jika Asad memeluk Islam yaitu
memeluk agama Islam. Ketika itu Asad pergi dengan istrinya menggunakan
kereta. Asad melihat seorang lelaki kaya, namun kekayaannya tidak dapat
dilihat Asad. Setibanya di rumah Asad melirik Al-Quran dalam keadaan terbuka
di atas meja. Asad mengambilnya dan hendak menutupnya namun Asad terdiam
71
Asad, Jalan Ke Makkah, 353-354.
72
Asad, Jalan Ke Makkah, 361.
36
melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur. Janganlah begitu kelak
kamu akan mengetahui (akibat dari perbuatanmu)”. Asad terpaku dan gemetar,
ternyata itulah jawaban dari segala keraguannya. Asad akhirnya mengakui bahwa
Asad insaf, karena yang sedang Asad pegang adalah wahyu Tuhan. Kitab ini telah
diletakkan di hadapan manusia lebih dari seribu tiga ratus tahun silam, namun
dengan jelas menyinggung sesuatu yang sebenarnya hanya dapat di jawab oleh
bahwa satu-satunya konsekuensi yang logis dari sikapnya yaitu memeluk agama
Islam.74
melakukan hal yang sama. Asad menerangkan kepada ayahnya bahwa Asad telah
bahwa menganggap Asad telah mati. Assad membalas penerimaan Islam Asad
tidak akan merubah sikap Asad kepada ayahnya karena Islam mewajibkan
umatnya untuk mencintai dan menghormati orang tua melebihi orang lain. Di
tahun 1927, Asad bersama Istri dan anak tirinya melakukan perjalanan haji.
Makkah, di tahun 1935 melalui surat akhirnya Asad mulai melakukan hubungan
kembali dengan ayahnya. Hubungan itu berakhir tahun 1942 ketika Ayah dan
73
Asad, Jalan Ke Makkah, 363-365.
74
Asad, Islam at the Crossroads, 4.
37
saudaranya dikeluarkan dari Wina oleh kaum Nazi dan sesudah itu meninggal
Muhammad Asad tinggal di Hejaz dan Najd Saudi Arabia dari tahun 1926
bersahabat dengan tokoh-tokoh Islam, termasuk Raja Abdul Aziz, Ibnu Saud.76 Di
menteri luar negeri untuk urusan Timur Dekat dan Asad dikirim ke New York
bagian Timur Tengah Kementrian Luar Negeri Pakistan dan menjadi duta tetap
untuk PBB. Asad diangkat sebagai warga negara kehormatan di berbagai negeri
Islam, dan terakhir di Maroko.78 Akhir tahun 1952 Asad meletakkan jabatan dinas
luar negeri Pakistan dan mulai menulis buku yang berjudul Road To Mecca.79
Buku-buku lainnya juga ditulis oleh Asad dan menjadi pengaruh Umat
Islam ketika itu yaitu buku The Massage Of Quran, merupakan buku tafsir Al-
Quran yang berpengaruh pada akhir 1920. Buku Islam at the Crossroads
merupakan buku yang menceritakan nasib umat Islam di tengah peradaban barat.
75
Asad, Jalan Ke Makkah, 366-367.
76
“Pendapat Muhammad Asad Tentang Negara Islam,” Walisongo Library
[artikel on-line]; tersedia di http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-
gdl-s1-2006-denyfresya-824-BAB3_210-2.pdf; Internet; diunduh pada 29 November
2016.
77
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer,159.
78
“Pendapat Muhammad Asad Tentang Negara Islam,” Walisongo Library,
[artikel on-line]; tersedia di http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-
gdl-s1-2006-denyfresya-824-BAB3_210-2.pdf; Internet; diunduh pada 29 November
2016.
79
Asad, Jalan Ke Makkah, 19.
38
Asad juga mengumpulkan beberapa hadist Nabi dan dikutip dalam bukunya yaitu
kenegaran dan lengkap membahas mengenai konsep Negara Islam yaitu berjudul
menjadi penulis yang dikenal oleh banyak kalangan. Asad beragama Yahudi dan
menetapkan dirinya untuk mencari tahu banyak mengenai Islam dan peradaban
Islam di Timur. Asad yang awalnya hanya ditugaskan oleh salah satu media berita
yang terkemuka di Eropa, tetapi pada akhirnya Asad malah tertarik dengan
kehidupan yang berada di Timur sehingga menetapkan dirinya untuk tinggal lebih
banyak hal tentang Islam, hingga akhirnya Asad memutuskan untuk memeluk
agama Islam.
Setelah masuk Islam Asad memutuskan untuk menetap lebih lama dan
Utara sampai Afganistan, dan Asad juga bersahabat dengan tokoh-tokoh Islam
80
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer, 158-160.
81
Tabah Rosyadi, Akal dan Wahyu Perspektif Muhammad Asad (Jakarta: Iris
Press, 2011), 30.
39
sedang berada di Madinnah Asad mendapatkan beberapa surat diantaranya dari
para sahabatnya di Madinnah, surat dari penerbit Neue Zuecher Zeitung di Swiss,
sepucuk surat dari Teheran sahabat karibnya Ali Agha, dan yang terakhir adalah
surat dari India yang mendesak agar Asad datang kesana dan berkecimpung dalam
pemikirannya lain dari kaum modern terdahulu. Iqbal mengambil alih pelajaran
sendiri. Dasar-dasar Islam ilmu ketuhanan Iqbal diambil dari filsafat Sufi. Iqbal
juga merupakan seorang penulis, yang pada akhirnya filsafat Iqbal sendiri
Menurut Wilfred Cantwell Smith ada tiga hal yang turut mempengaruhi
dan gerakannya setelah Iqbal kembali ke India, agar menyadarkan umat Islam
yang sedang terlena. Pertama, vitalitas dan aktivitas kehidupan orang Eropa yang
luar biasa; kedua, masih berhubungan dengan yang pertama Iqbal menangkap visi
yang dapat dikembangkan dalam kehidupan bangsa Timur yaitu potensi diri yang
82
Asad, Jalan Ke Makkah, 302.
83
Hamilton, Islam dalam Lintasan Sejarah (Jakarta: Bhratara Karya Aksara,
1983), 136.
40
begitu luas dikembangkan oleh orang Barat; ketiga, adalah kehidupan Barat di
dalam hal ini menerima vitalitas dan dinamika masyarakatnya yang begitu tinggi
Islam. Akan tetapi hal-hal selain itu menurutnya bertentangan dengan semangat
permasalahan pada akal rasio dan lebih kepada materi, sehingga semangat
Asad sebelum masuk Islam, menyadari hal yang demikian serupa. Ketika Asad
orang-orang Arab mempunyai pertalian hidup organik antara pikiran dan perasaan
yang menurut Asad telah lama lenyap dari orang-orang Eropa. Keadaan orang
Arab dan keamanan emosional yang terjadi pada rakyat Arab telah menjadi suatu
Bangsa Eropa.86
84
Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari
Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, 89-90.
85
Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari
Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, 90.
86
Asad, Jalan Ke Makkah, 124-125.
41
Pemikiran Iqbal dan Muhammad Asad pada intinya memiliki pemikiran
yang sama dalam membandingkan peradaban Barat dan Timur. Bagi keduanya
mempunyai semangat spiritual yang tinggi dan hal ini sangat berbeda dengan
peradaban Barat yang tidak milikinya. Kehidupan di peradaban Barat hanya fokus
kepada pengayaan materi tanpa adanya ketenangan hati yang dibentengi dengan
agama.
Islam atas dasar ilmu-ilmu ketuhanan, sehingga Iqbal menjadi pemikir Islam
dalam menulis pada akhirnya membuat Asad menjadi wartawan Timur Tengah
Islam modern.
dalam konsep ideologi negara yang di ciptakan oleh Barat, seperti halnya
demokrasi Barat atau nasionalisme sangatlah tidak disukai olehnya. Menurut Iqbal
42
demokrasi Barat tidak mempunyai landasan spiritual. Baginya gagasan dan
institusi masyarakat yang tidak didukung oleh semangat moral dan spiritual akan
tidak berlandaskan moral agama bagi Iqbal sangat tidak sesuai dengan peradaban
Islam yang harus memasukan sendi-sendi agama di dalam politik. Respond Iqbal
dalam menolak ideologi Barat sama dengan pemikiran Muhammad Asad yang
Iqbal percaya bahwa pada dasarnya Barat tidak memiliki suatu ideologi
yang luas bagi umat manusia. Akan tetapi Iqbal sangat percaya bahwa kaum
muslimin telah dianugerahi ideologi semacam itu, untuk itu Iqbal menyatakan
bahwa kaum muslimin agar mengelakkan diri dari kecenderungan isme-isme dari
dipergunakan pada konsep Negara Barat yaitu Negara yang dibangun atas asas
sistem lainnya yang ditemukan, pada dasarnya memiliki konsep yang berbeda
dengan kosep Islam. Dikemukakan oleh Asad bahwa istilah-istilah Barat yang
87
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer, 99.
88
Ali Khameni, Ali Syariati, dan Muthahhari, Muhammad Iqbal Dalam
Pandangan Para Pemikir Syi’ah (Jakarta: Islamic Center Jakarta, 2002), 29-30.
43
istilah belaka. Kosepsi Islam memiliki satu sistem sosial khusus yang berbeda
akan lebih teratur dan memiliki moral jika dilandaskan dengan Al-Quran dan
Sunnah. Pemikiran ini juga merupakan pemikiran yang sama dengan Muhammad
Asad yang melihat bahwa tujuan akhir manusia adalah untuk beribadah kepada
Allah untuk itu dalam kehidupan bernegara perlu pengaturan yang baik yang
Persentuhan pemikiran Iqbal dan Asad juga dapat terlihat dalam pemikiran antar
keduanya yang membuka peluang bagi konsep Ijtihad. Bagi keduanya sistem
akan diatur seusai dengan kesepakatan bersama yang pastinya telah diijtihadkan.
Islam di Pakistan. Iqbal yang merupakan tokoh Islam di India mengundang Asad
untuk Ikut serta dan membantunya dalam mendirikan negara Islam di Pakistan.
Pada tahun 1933 dalam kunjungan Asad ke India, Asad berjumpa dengan
Muhammad Iqbal yang merupakan seorang filusuf dan bapak spiritual Islam di
89
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 40-43.
90
Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam
(Jakarta: Paramadina, 1999), 16.
44
India. Iqbal memunyai gagasan untuk memisahkan diri dan membentuk
komunitas muslim yang independen dan terpisah dari komunitas Hindu di anak
benua India. Sejak pertemuannya dengan Muhammad Iqbal, Asad memang sudah
dikenal di dunia Islam sebagai seorang pemikir , penulis, dan diplomat yang
Setelah pertemuan antara Asad dan Iqbal, pada akhirnya Iqbal membujuk
Asad untuk mengurungkan diri dari rencana awalnya yang ingin melakukan
depan Negara Islam. Asadpun akhirnya memutuskan untuk menetap di India dan
politik Islam. Pemikiran Asad yang begitu luas karena latar belakangnya seorang
91
Rosyadi, Akal dan Wahyu Perspektif Muhammad Asad, 31.
92
Asad, Jalan Ke Makkah, 12.
45
C. Berdirinya Negara Pakistan
Islam yang baru di bagian anak benua Asia setelah kurang lebih seratus sampai
dua ratus tahun lamanya berada di bawah kekuasaan Inggris. Nama Pakistan
berarti tanah yang murni.93 Jika ditelusuri dalam kasus politik di Asia Selatan,
lahirnya Negara Pakistan pada dasarnya merupakan kegagalan bangsa India dalam
kalangan Muslim di India untuk memisahkan diri dan membentuk negara baru
masuk di wilayah India berawal dari saudagar-saudagar dan pelajar Arab yang
Selain itu Islam di India juga datang dari Utara India, melalui penyerangan yang
Islam. Kedatangan Islam di India menjadi karunia untuk beberapa rakyat di India.
Islam mengajarkan persamaan dan tidak menerapkan sistem kasta seperti Hindu.
93
Noer Azizah, “Pakistan Dibawah Kepemimpinan Zia Ul Haq (Analisis
Terhadap Reformasi Politik dan Hukum Islam di Pakistan),” (Skripsi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006), 7.
94
Dhurorudin Mashad, Agama Dalam Kemelut Politik (Dilema Sekulerisme di
India) (Jakarta: PT Pustaka CIDESINDO, 1999), 1.
95
Richard Symonds, Pembinaan Pakistan (Jakarta: P.N. Balai Pustaka, 1964),
17-19.
46
Walaupun muslim di India tidak cukup banyak bahkan kurang dari dua
puluh lima persen dari jumlah penduduk di India namun Islam telah mampu
mendirikan kesultanan Moghul pada abad ke 15 Masehi. Di masa itu hindu dan
hidup berdampingan secara damai. Hingga tahun 1857, pada peristiwa perang
untuk kemerdekaan India yang dikenal dengan sepoy. Gerakan nasionalis India
Akibatnya pasca perang sepoy Moghul dilucuti dan merosot tajam, Inggris
Selain itu konflik antara Hindu dan Muslim pada akhirnya dijadikan
muslim, dilihat dari jabatan-jabatan pemerintahan dari tahun 1852-1869 dari dua
96
Dhurorudin Mashad, Agama Dalam Kemelut Politik (Dilema Sekulerisme di
India) (Jakarta: PT Pustaka CIDESINDO, 1999), 43-44.
97
Ashutosh Varshney, Konflik Etnis dan Peran Masyarakat Sipil (Jakarta:
Departemen Agama, 2009), 41.
47
ratus empat puluh penduduk muslim yang dimasukan dalam jabatan pengadilan
Islam hanya menyembah satu Tuhan. Selain itu sistem kasta yang sangat terlihat
dibangun, namun itupun tidak membuahkan hasil. Partai Kongers yang di bentuk
sejak 1887 akhirnya dipenuhi oleh kelompok Hindu sehingga secara jelas nampak
yang sama dengan mengutus perwakilan terpisah untuk muslim di parlemen yang
Pada tahun 1906 muslim di India membentuk Liga Muslim India agar
dapat mengimbangi Partai Kongres India. Liga Muslim juga dibentuk untuk
menuntut jika kolonial Inggris telah meninggalkan India maka umat Hindu dan
98
Sitti Sjamsijah, Perdjuangan Suatu Bangsa Menudju Republik Islam Pakistan
(Solo: Foreign Ministery Government of Pakistan, 1956), 10.
99
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 173-175.
100
Mashad, Agama Dalam Kemelut Politik (Dilema Sekulerisme di India), 41-45.
48
Muslim dapat memimpin negara dengan hak yang sama. Pengajuan Muslim
akhirnya di tolak oleh mayoritas Hindu, sehingga tuntutan Muslim semakin besar,
yaitu menuntut negara merdeka terpisah dari India. Tuntutan tersebut dipelopori
sederetan tokoh sebagai pelopor berdirinya Negara Pakistan muncul. Dimulai dari
kelompok besar yaitu Islam sebagai kaum minoritas, Hindu sebagai mayoritas,
dan Inggris yang mempunyai kekuatan politik dan ilmu pengetahuan. Menurut
Ahmad Khan Islam sebagai kaum minoritas perlu membentuk satu kelompok
yang berdiri sendiri. Pada akhirnya umat Islam membuat perumusan sendiri dalam
artian sebuah negara sendiri yang berasaskan Islam yang pada awal mula di
cetuskan oleh Muhammad Iqbal dalam pidatonya pada sidang tahunan Liga
Muslim India tahun 1930. Iqbal berkata “saya ingin melihat Punjab, Profinsi
Perbatasan Barat Laut, Sind, dan Baluchistan digabung menjadi satu negara.”
Pada tahun 1937 Nehru menyatakan bahwa di India hanya ada dua
golongan Pemerintah Inggris dan Kongres yang sebagian besar dikuasai oleh
Muhammad Ali Jinnah yang ketika itu menjabat sebagai presiden dari Liga
101
Mashad, Agama Dalam Kemelut Politik (Dilema Sekulerisme di India), 45.
102
Ensiklopedi Islam Jilid 4 (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 1994), 72.
49
Muslim akhirnya bersatu. Hingga pada Maret 1040 ketika rapat Liga di Lahore
politik yang utama dengan kebangkitan Islam melalui seruan gerakan Pakistan
untuk tanah air yang terpisah bagi umat Islam. Tuntutan Pakistan adalah sebagai
dan menghasilakan taraf kehidupan yang tinggi bagi kehidupan penduduk yang
103
Sjamsijah, Perdjuangan Suatu Bangsa Menudju Republik Islam Pakistan, 41.
104
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 175.
105
Azizah, Pakistan Dibawah Kepemimpinan Zia Ul Haq (Analisis Terhadap
Reformasi Politik dan Hukum Islam di Pakistan), 12.
106
Sjamsijah, Perdjuangan Suatu Bangsa Menudju Republik Islam Pakistan, 60.
50
Inggris sejak tahun 1933, yang dikepalai oleh Khaudri Rahmat Ali. Ada satu versi
yang mengatakan bahwa nama Pakistan adalah singkatan dari Punjab, Afghan,
Kasmir, Sind, dan Baulchistan. Versi lain juga menyebutkan bahwa nama
Pakistan bukan hanya sekedar singkatan melainkan berasal dari bahasa Parsi
yang terbagi dari dua kata yaitu Pak dan Stan, Pak yang berarti suci dan Stan yang
berarti negara.107
bagian Timur laut, India di Timur, di Selatan Berbatasan dengan laut Arab, Iran
berada di Islamabad yang merupakan kota kecil dengan penduduk kurang lebih
dua juta jiwa sedangkan kota terbesar Pakistan dengan penduduk kurang lebih
kota yang diberi nama Islambad. Hal ini dimaksudkan agar sesuai dengan ajaran
dan tuntutan Islam sebagaimana yang telah dikemukakan dalam kitab suci Al-
Quran dan Sunnah yang menyatakan bahwa kekuasaan atas seluruh alam semesta
107
Ensiklopedi Islam Jilid 4, 70.
108
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 7(Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1989),
39.
109
Azizah, Pakistan Dibawah Kepemimpinan Zia Ul Haq (Analisis Terhadap
Reformasi Politik dan Hukum Islam di Pakistan), 8-9.
51
Pakistan merupakan negara modern pertama yang berdiri dan dibangun
atas dasar agama. Para pendiri Pakistan yakin bahwa Islam yang akan
menerus untuk direalisasikan. Dari masyarakat muslim sampai para pemikir baik
yang berlatar belakang ilmuan Barat maupun para ulama terus memperdebatkan
undang dari hasil sidang Liga Muslim yang berasaskan Al-Quran dan Hadist pada
Maret tahun 1940. Dalam interaksi agama dan politik sangatlah unik, sebab
hubungan mengenai gagasan tanah air di Pakistan sangat terpisah bagi umat Islam
India yang muncul pada akhir tahun 1930. Namun perkembangan politiknya
pemerintahan dibuat dengan tujuan agar kestabilan dalam negara tetap terjaga
110
Azizah, Pakistan Dibawah Kepemimpinan Zia Ul Haq (Analisis Terhadap
Reformasi Politik dan Hukum Islam di Pakistan), 10.
111
Azizah, Pakistan Dibawah Kepemimpinan Zia Ul Haq (Analisis Terhadap
Reformasi Politik dan Hukum Islam di Pakistan), 9-10.
52
ekonomi dan keamanan. Selain itu sistem pemerintahan dalam suatu negara
dibuat pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara tersebut.112
Contoh seperti halnya Negara Pakistan yang berpisah dari India karena mencita-
citakan sistem pemerintahan atas dasar syariah Islam. Maka disusunlah sistem
negara secara formil diangkat oleh raja, namun juga ditunjuk oleh Kabinet
Pakistan.113
Muhammad Ali Jinnah yang tidak hanya sebagai presiden majelis konstituante
tetapi juga merupakan gubernur jenderal dan presiden dari liga muslim. Namun,
dalam waktu kurang dari tigabelas bulan kekuasaannya Muhammad Ali Jinnah
meninggal.114
112
Sumardi, “Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Tentang Sistem
Pemerintahan Indonesia,” Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Administrasi 2 (April 2013):
176-177.
113
Symonds, Pembinaan Pakistan, 103.
114
Ian Stephens, Pakistan Old Country New Nation (England: Penguin Books,
1964), 279.
53
komite mengeluarkan pernyataan agar Pakistan dipertimbangkan untuk menjadi
federasi dengan legislatif bikameral. Di majelis tinggi, semua provinsi yang ada
harus diberi perlakuan yang sama, sementara di majelis rendah para calon
diplihlah sistem unikameral. Kekuatan legislatif dibagi antara pusat dan provinsi
Setiap provinsi terdiri atas beberapa bagian, yang selanjutnya dibagi atas
karena India dan Pakistan merupakan negara jajahan Inggris.117 Negara Inggris
bahkan Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang menganut
115
Ten Years Of Pakistan: 1947-1957, 14-15.
116
B. Rangkuti, Pakistan Dalam Angka Dan Tulisan (Jakarta: Kedutaan Pakistan,
t.th), 24.
Safrina Nina, “Sistem Pemerintahan Pakistan,” Docslide, 2015 [artikel on-
117
54
sistem pemerintahan parlemen, dan disebut sebagai Mother of Parliaments (induk
parlemen).118
Perdana mentri ditunjuk oleh kepala negara sedangkan para mentri yang lain
diangkat atas nasehat dari perdana mentri. Urusan pemerintahan dibagi dalam
Pertanian Kesehatan Hukum dan Buruh, Dalam Negeri Penerangan dan Penyiaran
Rehabilitasi.119
118
Sumardi, “Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Tentang Sistem
Pemerintahan Indonesia,” Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Administrasi 2 (April 2013):
180.
119
Rangkuti, Pakistan Dalam Angka Dan Tulisan, 23.
120
Symonds, Pembinaan Pakistan, 103-104.
55
Sejarah Pakistan menyebutkan bahwa pemerintahan Pakistan pertama kali
dipimpin oleh Perdana Menteri Liaquat Ali Khan bersama dengan Muhammad Ali
Pemerintahan Pakistan dari tahun 1947 hingga 1951, berada dalam kondisi tidak
stabil. Setelah Liaquat terbunuh pada 1951, Khwaja Nazimuddin dari Pakistan
legislatif harus memberlakukan beberapa aturan yang sesuai dengan Al-Quran dan
Sunnah. Ditambah lagi dewan yang terdiri dari 5 orang, bertugas untuk memberi
121
Septian Eko Susilo, “Sejarah Negara Pakistan,” Blogspot, 2014 [artikel on-
line]; tersedia di http://septianpieterz.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-lengkap-negara-
pakistan.html; Internet; diunduh pada 11 Januari 2017.
122
Menurut Arend Lijphart, bikameralisme merupakan suatu dikotomi dari
kategori sistem parlemen di dunia yang ditandai oleh adanya dua kamar (chambers) yang
memiliki nama masing-masing. Kamar pertama atau biasa disebut majelis rendah (lower
house) biasanya lebih pentig dari kamar kedua atau majelis tinggi (upper house). Hal ini
dikatakan Toni Andrianus., dkk, Mengenl Teori-Teori Politik : Dari Sistem Politik
Sampai Korupsi (Bandung: Nuansa Cendekia, 2013), 118. Di Pakistan sendiri
diantaranya terdapat majelis tinggi yang terdiri dari 120 anggota, 60 dari setiap sayap,
sementara majelis rendah terdiri dari 400 anggota 200 terpilih dari Pakistan Timur
melalui anggota tunggal daerah pemilihan dan 200 lainnya terpilih dari Pakistan Barat.
Ten Years Of Pakistan: 1947-1957, 15-16.
123
Menurut jimly Asshidiqie, dalam struktur parlemen tipe unikameral atau satu
kamar tidak dikenal adanya dua badan yang terpisah seperti adanya Senat dan DPR,
ataupun majelis tinggi dan majelis rendah. Andrianus., dkk, Mengenl Teori-Teori Politik,
114. Di Pakistan sendiri orang-orang yang terpilih untuk mengisi struktur anggota dalam
lembaga ini ialah terdiri dari anggota yang terpilih melalui pemilihan langsung. Ten Years
Of Pakistan: 1947-1957, 15-16.
56
saran kepada kepala negara apakah undang-undang sudah sesuai dengan Islam,
Islam Pakistan dengan 234 pasal yang menetapkan konsistensi ideologi Pakistan
dari awal kemunculannya. Juga sebagai negara demokarsi dan negara modern
yang maju secara bertahap. Selain itu juga menunjukan sebagai negara federal
yang dapat mengalokasi subyek antara pusat dan provinsi, konsisten dengan
hak-hak dasar dan kelompok, memegang teguh integritas dan solidaritas terhadap
keamanan , toleransi dan keadilan sosial yang wajib di jalankan semua orang
124
Ten Years Of Pakistan: 1947-1957, 15-16.
125
Ten Years Of Pakistan: 1947-1957, 27
126
Septian Eko Susilo, “Sejarah Negara Pakistan,” Blogspot, 2014 [artikel on-
line]; tersedia di http://septianpieterz.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-lengkap-negara-
pakistan.html; Internet; diunduh pada 11 Januari 2017.
57
serta keadilan sosial, ekonomi, dan politik, serta semua manusia mempunyai hak
ketentuan suatu susunan legislatif unikameral dan federal serta satu bentuk
pembentukan dua lembaga yaitu Dewan Penasihat tentang Ideologi Islam dan
Lembaga Penelitian Islam. Tugas Dewan Penasihat tentang Ideologi Islam adalah
mendorong agar umat Islam dapat mengikuti pola hidup yang sesuai dengan
undang-undang itu bertentangan atau tidak dengan Islam. Status kedua lembaga
diikuti oleh pemerintah. Dua lembaga tersebut di bentuk namun kata Islam
Penerapan sistem presidensil berlaku sampai tahun 1969. Dalam UUD yag
berlaku, badan eksekutif terdiri atas presiden yang beragama islam beserta materi-
127
Roibin, “Perbandingan Perundang-Undangan Di Negara Islam,” UIN Malang,
2012 [artikel on-line]; tersedia di http://syariah.uin-
malang.ac.id/index.php/komunitas/blog-fakultas/entry/perbandingan-perundang-
undangan-di-negara-negara-islam; Internet; diunduh pada 15 November 2016.
128
Symonds, Pembinaan Pakistan, 265.
129
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran
(Jakarta: UI Press, 1990), 228.
58
materi. Para menteri adalah pembantu presiden yang tidak boleh merangkap
rancangan UU yang telah diterima oleh badan legislatif. Namun veto dapat
peran dan pembagian tugas masing-masing yaitu presiden yang mengelola urusan
luar negeri dan perdana menteri yang mengurus persoalan dalam negeri.130
130
Septian Eko Susilo, “Sejarah Negara Pakistan,” Blogspot, 2014 [artikel on-
line]; tersedia di http://septianpieterz.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-lengkap-negara-
pakistan.html; Internet; diunduh pada 11 Januari 2017.
59
BAB IV
sejak masa awal Islam. Pertama kali Islam didakwahkan kehadiran politik sudah
turut menyertai perjalanan bagi agama yang sedang dibawa Nabi Muhammad.131
antara keduanya, yang salah satunya menyebutkan bahwa agama seharusnya tidak
dibawa dalam ranah politik. Akan tetapi ada beberapa pemikir politik Islam
perintah agama. Para intelektual tersebut salah satunya adalah Muhammad Asad.
pembentukan Negara Islam dengan maskud untuk mencapai tujuan yang baik.
Salah satu teori negara menyatakan bahwa negara hadir dengan berbagai
peraturan yang telah ditetapkan oleh negara dan disusun dalam satu undang-
undang, yang tujuannya adalah untuk mengatur tingkah laku manusia agar
131
Bahtiar Effendy, Jalan Tengah Politik Islam (Kaitan Islam, Demokrasi, dan
Negara yang Tidak Mudah) (Jakarta: Ushul Press, 2005), 3.
132
Sitepu, Studi Ilmu Politik, 109-110.
60
pengatur aspek kehidupan manusia agar masyarakat dapat hidup dalam
tersebut maka perlu adanya moral yang mengatur muat manusia. Menurut Asad
kehidupan manusia, sehingga manusia dapat membedakan baik dan buruk dalam
Pada dasarnya inti dari teori tentang Negara Islam adalah penegakan
hukum yang dibuat berdasarkan Al-Quran dan Sunnah dengan tujuan membawa
nama Allah.133 Dalam hali ini Asad juga memiliki pandangan yang sama, bahwa
Negara Islam memberikan jalan bagi kita untuk kembali mengacu pada Al-Quran
bahkan seluruhnya memeluk agama Islam bukan berarti otomatis identik dengan
Negara Islam, dan menurutnya suatu negara dapat dikatakan sebagai Negara Islam
apabila kehidupan sosial politik dalam satu wilayah secara sadar telah dibangun
diatas asas dan prinsip-prinsip Islam yang dituangkan dalam dustur negaranya.135
133
Fachruddin, Pemikiran Politik Islam, 217.
134
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, xii.
135
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 2.
61
adalah untuk kebahagiaan masyarakat dengan mengutamakan kesejahteraan dan
melihat fenomena yang terjadi bahwa satu kesatuan politik rakyat yang bersatu
ketika itu bukan karena mempunyai leluhur yang sama akan tetapi karena
kesatuan. Idelogi tersebut merupakan ideologi Islam, ketika itu masyarakat Islam
keislaman. Menurut Asad Negara Islam tidak dapat terbentuk apabila masyarakat
tidak memiliki keinginan secara sadar untuk membentuk Negara Islam, sehingga
keislaman dalam bermasyarakat. Teori asal mula negara menurut pandangan Al-
Mawardi dan Tomas Hobbes asal mula negara juga terbentuk karena adanya
136
Sinaga, Pengantar Ilmu Politik , 13-14.
137
Asad, Jalan Ke Makkah, 12.
62
memerintah diri sendiri kepada penguasa. Struktur dasar yang sesungguhnya
adalah masyarakat yang menyepakati isi dari kontrak sosial dalam satu bentuk
karena baginya:
negara, dan ini merupakan pandangan rasionalisasi Asad dalam melihat tututan
maka hal tersebut menjadi satu kesatuan yang seirama dan mampu
Jika dalam satu negara telah terjadi kemufakatan untuk membentuk sistem
negara sesuai dengan hukum syura, maka dapat terbentuk Negara Islam. Namun
138
Pudja Pramana, Ilmu Negara (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), 141.
139
Huda, Ilmu Negara, 50.
140
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 116.
141
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 115.
63
terbentuknya Negara Islam menurut Asad tidak hanya satu, tetapi banyak Negara
Islam, dan terbentuk sesuai dengan komunitas Islam untuk menentukan bentuk
Negara Islam yang disepakati. Dengan itu Asad sangat menolak bentuk tunggal
Negara Islam.142 Sama halnya dengan Negara Pakistan yang terbentuk sesuai
dengan kesepakatan rakyat muslim India pada masa itu, namun Pakistan hadir
bukan sebagai Negara Islam dalam bentuk tunggal, tetapi ada Negara Islam
menginginkan berdirinya negara Islam, namun ada pula usaha yang begitu kuat
Kelompok ini menginginkan Pakistan menjadi negara yang sekuler, sesuai dengan
pendapat yang diinginkan oleh orang-orang yang bukan Islam. Dalam pandangan
kelompok ini cita-cita Islam sebagai hal yang telah keluar dari usaha-usaha untuk
Barat.143
142
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer, 163.
143
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 235-236.
64
Walaupun banyak perdebatan antar kelompok dalam cita-cita untuk
mendirikan Negara Pakistan, namun Asad pada akhirnya mencoba berfikir agar
sedang memerlukan ide dan gagasan baru karena Pakistan ketika itu sedang
Pakistan harus dibangun dengan salah satu jalan yang masih terbuka yaitu dengan
Hubungan yang erat antara agama dan politik menurut Asad telah
dibuktikan dalam satu ciri yaitu sejarah perkembangan Islam. Namun sejarah
perkembangan Islam ini lebih banyak tidak diterima oleh kaum terpelajar Islam
yang mendapatkan pendidikan Barat Modern. Kaum pelajar tersebut sudah biasa
yang sama sekali terpisah. Asad menganggap bahwa semua umat Islam pasti
dengan Tuhan tetapi juga meletakkan suatu kerangka dasar tertentu bagi kelakuan
144
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 237-238.
65
sosial yang harus diterima dan dijalankan sebagai akibat dari hubungan
tersebut.145
tentang sosial dan politik dalam kehidupan, dan dengan dimasukannya ajaran-
Al-Quran dan Sunah, Negara Islam memiliki satu himpunan undang-undang yang
lengkap yaitu syari’ah, yang meliputi semua aspek kehidupan manusia seperti
kerohanian, kebendaan, individu, sosial, ekonomi dan politik. Selain itu Negara
Islam dapat terbentuk jika masyarakat sekitarnya juga dapat menyetujui untuk
menerapkan dan mengedepankan prinsip moral yang telah di ajarkan dalam Al-
Quran dan Sunnah. Islam memberikan jalan bagi kita untuk kembali dan mengacu
pada sumber asli syari’at Islam yaitu Al-Quran dan Hadist.147 Karena akhir dari
semua yang dilakukan oleh manusia adalah ketaatan kepada penciptanya, sama
seperti halnya manusia yang mencoba menegakan sistem Islam dalam negara,
tujuan akhir dari penegakan sistem pemerintahan tersebut adalah ketaatan kepada
pencipta.
145
Salim Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam (Bandung: Mizan,
1990), 70.
146
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 117.
147
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, xii.
66
Kajian kenegaraan yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunah menurut
politik yang sejalan dengan kondisi dan waktu. 148 Agar rencana kenegaraan dapat
diwujudkan di segala zaman dan dalam semua keadaan maka rencana tersebut
diberikan dalam garis besarnya saja di dalam Al-Quran dan Sunnah. Syariah tidak
mencoba melakukan hal yang mustahil karena merupakan hukum Allah, maka
karena Asad memandang Islam sebagai ajaran yang lengkap dan tujuan dari Islam
tingkah laku manusia secara sadar dengan berbagai peraturan kehidupan yang
manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk disebut
Amar ma’ruf nahy munkar dalam pandangan Asad dapat menciptakan dan
memelihara sistem sosial yang baik agar anggota masyarakat dapat hidup dalam
148
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer, 163.
149
Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 73.
150
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 47-48.
151
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 5-7.
67
keserasian, kebebasan dan kehormatan.152 Selain itu istilah amar ma’ruf nahi
sosial yang positif dengan kerjasama antar manusia secara sadar yang menyuruh
orang berbuat baik dan melarang perbuatan yang salah.153 Hal ini sesuai dengan
isi surat Ali-Imran, yang berupaya menciptakan satu kondisi sosial yang memberi
yang datang dari Allah SWT baik dalam aspek spiritual maupun material.154 Ayat
tersebut berbunyi :
Berpengang teguhlah kamu sekalian pada tali nikmat Allah dan jangan
bercerai berai. Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu sekalian
masih bermusuh-musuhan, lalu dengan nikmat-Nya disatukannya hati
kamu sekalian sehingga menjadi bersaudara, dan ketika kamu sekalian
sudah berada di tubir neraka, lalu kalian semua diselamatkan-Nya.
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
mendapat petunjuk. Hendaknya ada diantaramu satu umat yang menyeru
pada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah yang
munkar, dan mereka itulah orang-orang yang akan memperoleh
kemenangan. (QS, Ali Imaran, 3 : 103-104).155
Mencegah keadzaliman dam menegakan keadilan adalah tujuan dari
tujuan tersebut, yaitu agar tercapainya pertumbuhan umat manusia yang membela
152
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 5-7.
153
Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 71.
154
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 59-60.
155
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 59.
68
banyaknya kepada manusia untuk hidup dengan hukum alamiah yang berlaku dari
Islam. Syari’at Islam dijadikan sebagai undang-undang yang harus ditaati setiap
dan kebajikan, demikian juga dengan hubungan sosial ekonomi yang terorganisir.
baik pria maupun wanita untuk merealisasikan cita-cita moral Islam tidak saja
dalam akidah tapi juga dalam aspek amaliah praktis. Tidak lupa memberi jaminan
khusus kepada warganergara non muslim untuk memegang akidah dan hak-hak
adalah sebaik-baiknya umat yang pernah diturunkan Allah kepada umat manusia
agar kamu menyuruh yang makruf, mencegah yang munkar dan beriman kepada
dipergunakan pada konsep Negara Barat. Dalam pandangan Asad Sistem Barat
156
Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 74.
157
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 62-64.
69
ditemukan hanya sekedar suatu kaidah yang mampu mengatasi segala kekacauan
menjadi sedikit lebih teratur. Ideologi barat berusaha mengkaji sosio politik
namun tidak dibawah kaidah moral yang memiliki nilai absolut. Sebagi gantinya
masing kelompok, aliran atau bangsa sendiri. Sehingga sistem yang dibuat
hanyalah material belaka satu tuntutan selamanya mengalami perubahan dan tidak
sempurna apabila sesuai dengan bentuk pemerintahan pada masa Khulafa al-
merupakan wujud konkret Negara Islam yang sesungguhnya jika dilihat dari
menurut Asad:
yang diterapkan berdasarkan asas agama. Ini merupakan syahnya kesetiaan dan
158
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 11.
159
Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer, 163.
70
ketaatan seorang Islam terhadap tuntutan keagamaan. Dalam hal ini Asad
“Hai orang-orang yang beriman!taatilah Allah serta taatilah Rasul dan Ulil
Amri (pemimpin) diantaramu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan
Rasul (Sunah-Nya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian, Tang kemudian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya” (Annisa, 4: 59) 160
Pendapat Asad berdasakan ayat tersebut Al-Quran telah meletakan beberapa asas-
asas penting yang berkenaan mengenai ciri satu pemerintahan dalam Islam yaitu:
dengan hukum syara. Dalam Al-Quran dipertegas : “Dan barangsiapa yang tidak
melaksanakan hukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah
Pengertian syariat Islam otoritasnya dalam sumber nilai dan norma terbagi
a. Pengertian secara khusus, syariat Islam adalah norma hukum yang secara
b. Pengertian secara umum, syariat Islam mencakup segala apa yang telah
dibukukan oleh para ahli hukum tentang masalah yang terjadi atau tentang
160
Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 75.
161
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 65.
71
perhitungan para ahli yang akan terjadi. Dalam hal ini kita dihadapkan
yang wajib di ikuti, karena menurut Asad tidak dapat disebut Negara Islam
dalam berbagai masalah yang umum. Maksud dari masalah umum disini adalah
pandangan Asad, semua orang yang hidup dalam masyarakat akan membutuhkan
pedoman yang jelas mengenai yang salah dan yang benar. Nilai inilah harus
bersifat objektif, untuk itu nilai tersebut bukan dibuat oleh manusia, melainkan
dibuat Allah yang tidak mempunyai kepentingan apapun dan semata-mata untuk
kebaikan manusia.164
dalam undang-undang dan menjadi asas pemerintahan Islam, namun bukan berarti
hukum syara juga perlu ditopang dengan konstitusi yang disusun sendiri sesuai
dengan kondisi waktu dan persoalan yang dihadapi, dengan syarat hukum yang
162
Abdul Qadir Djaelani, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam (Surabaya: PT.
Bina Ilmu offset, 1995), 134-135.
163
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 65-66.
164
Djaelani, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, 134.
72
Dipertegas dalam Al-Quran: “Tidak dibenarkan bagi seorang muslim baik pria
maupun wanita, bila mana Allah dan Rasulnya telah menetapkan suatu perkara,
Ketiga, Perintah Al-Quran untuk mentaati Allah dan Rasulnya dan Ulil
Amri di antaramu. Dijelaskan oleh Asad maksud dari Ulil Amri disini adalah
kewajiban untuk taat kepada pemerintah yang di bentuk melalui ketentuan syara,
dengan syarat Ulil Amri itu juga patuh kepada Allah dan Rasulnya. Apabila
pemerintahan berasal dari luar lingkungan masyarakat dan tidak sesuai dengan
ketentuan syara maka tidak mesti untuk ditaati. Sebagaimana yang telah di
nashkan oleh hadist nabi : ” Patuh dan taat itu wajib bagi setiap muslim, baik suka
maupun tidak suka, sepanjang ia tidak di perintahkan dalam hal yang maksiat.
Asad syariat Islam dalam pemerintahan agar dapat terealisasikan dengan baik
hak kelahiran seperti di negeri yang rajanya diangkat secara turun temurun, maka
165
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 66.
166
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 66-67.
167
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 68.
73
orang muslim. Karena hal itu merupakan suatu pemaksaan kekuasaan dalam
pemerintahan.168
sumber kedaulatan yang hakiki bagi Negara Islam adalah kehendak Ilahi seperti
yang telah dinyatakan dalam syari’at Islam. Kedaulatan rakyat tidak lain adalah
sebagai suatu amanat dari Allah. Jika negara dijalankan berdasarkan hukum syara,
170
maka sesungguhnya negara tersebut memiliki kedaulatan dari Allah. Allah
berfirman:
Negara Islam bukanlah kedaulatan yang sama dengan konsep theokrasi dunia
Barat yang menjelaskan bahwa raja yang memerintah itu adalah berangkat
dalam mengatur kekuasaan raja adalah karunia Tuhan, sebab akan mudah sekali
168
Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 78-79.
169
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 122.
170
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 72-73.
171
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 73.
74
timbul kedzaliman dan kesewenang-wenangan apabila kekuasaan
kekuasaan yang diberikan oleh Tuhan itu jelas sebagaimana telah tertuang dalam
merupakan kedaulatan yang berasal dari Allah. Jadi, apabila sebagaian terbesar
maka tiap warganegara Islam harus menganggap dirinya sebagi moral yang terkait
keagamaan yang muncul menjadi satu persoalan yang sulit diterima oleh umat
Muslim. Oleh sebab itu perlu dipahami secara seksama bahwa jika tidak ada
persoalan pembelahan antara muslim dan non muslim maka tidak akan ada
sesuatu yang menyebabkan kita harus bercita-cita menegakan negara seperti yang
dikehendaki oleh Al-Quran dan Sunnah Rasul. Namun bukan berarti hal ini
diartikan sebagai tindakan diskriminatif terhadap non muslim. Yang benar justru
172
Djaelani, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, 115-116.
173
Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 79-81.
174
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 75.
75
IV. Kepala Negara Berasal Dari Muslim
sebagai jalan hidup yang harus dipatuhi, maka orang-orang yang memegang
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
Sesungguhnya orangyang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
bahwa kepala negara harus dari seorang muslim, melalui mekanisme pemilihan.
patuh kepada undang-undang Islam. Keyakinan Asad dalam hal ini juga di
175
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 73-77.
76
jelaskan dengan pembanding konstitusi di Amerika Serikat. Tidak mungkin ada
seorangpun yang berhak menduduki kursi presiden andai kata jika tidak dilahirkan
di Amerika, maka hal ini memang sudah menjadi produk alamiah dalam
pemerintahan.176
yang memiliki arti pemimpin, panglima dan pemegang otoritas karena menurut
Asad istilah ini pernah di gunakan oleh Nabi Muhammad untuk kepala komunitas
1) Masa Berkuasa
bersifat rincian, seperti berapa lama masa jabatan Amir itu, dan bagaimana pula
mekanisme dipilih kembali untuk usia seseorang menjadi amir, dan sejak usia
juga tidak disalahkan jika amir tersebut ditetapkan untuk menjabat seumur hidup.
176
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 138-139.
177
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 140-141.
77
Akan tetapi apabila amir telah merasa dirinya sudah tidak patut lagi menjabat
Pemerintahan Islam
masalah pemerintahan yang tidak disinggung dalam syariah Islam. Syariah Islam
melalui ijtihad.179
untuk menetapkan sebuah hukum. Sumber hukum ketiga setelah Al-Quran adalah
Ijtihad. Ijtihad hadir untuk menetapkan hukum Islam yang belum ditetapkan
hukum dari suatu masalah yang tidak dapat ditemukan solusinya di dalam Al-
Quran dan Hadist. Dalam fungsi ini ijtihad mendapatkan kedudukan legalitas
dalam Islam.180
178
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 78.
179
Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 82.
180
“Pengertian Ijtihad, Definisi, Fungsi, Bentuk dan Contoh,” [artikel on-line];
tersedia di http://pengertiandefinisi.com/pengertian-ijtihad-definisi-fungsi-bentuk-dan-
contoh/; Internet; diunduh pada 20 Oktober 2016.
78
Menurut Asad ijtihad yang dibuat adalah demi kepentingan bersama
sehingga hal-hal yang diijtihadkan dari segi kehidupan masyarakat tidak boleh
diputuskan oleh beberapa orang saja. Melainkan harus berdasarkan ijma’ dari
undang-undang. Karena itu perlu adanya seorang atau sejumlah orang yang
Kata “amr” dalam ayat diatas menjelaskan bahwa semua urusan yang
Karena itu majelis perundang-undangan atau dewan legislatif, yang dikenal dalam
Islam adalah Majelis Asy-syura mesti mewakili seluruh jamaah baik pria maupun
wanita. Legislatif dipilih oleh masyarakat melalui pemilihan yang bebas dan
pengertian mendalam mengenai nash di dalam Al-Quran dan Sunnah (ulul albab),
181
Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 82.
182
Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 82-83.
79
anggota majelis harus menyadari betul tuntutan sosiologis masyarakat dan urusan
persoalan yang disodorkan umat kepada para majelis. Maka menurut Asad
perbedaan pendapat merupakan hal yang sangat wajar karena perbedaan tradisi,
kondisi sosial, pengalaman dan latar belakang. Seperti yang telah di kemukaan
Maka dari itu baiknya yang kita harapkan dalam hal ini ialah apabila
suatu masalah, kemudian sebagian besar diantara kalangan majelis sepakat dengan
kesepakatan yang sama mengenai satu keputusan, maka keputusan tersebut dapat
kita yakini sebagi keputusan yang tepat. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
Ikutilah kelompok yang paling besar (HR Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar).185
Kekuasaan legislatif dan negara terketak pada Majlis Syura. Para anggota
itu akan dipilih dengan secara merdeka oleh rakyat. Majlis diwajibkan
mengadakan udang-undang dalam segala hal yang tidak dibuat oleh
syari’ah, dan akan diketuai oleh amir atau oleh seorang wakil yang
dipilihnya dari kalangan Majlis yang terikat dengan eksekutif.186
183
Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 83-84.
184
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 88-89.
185
Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, h. 85-86.
186
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 151.
80
VII. Konstitusi Islam
telah digunakan di masa khulafa’ al-rasyidin. Konstitusi itu terdiri dari: pertama,
pada spirit Al-Quran dan Sunnah atau melalui ijtihad yang sesuai dengan sosial
kehidupan, ketiga, hukum administrasi yang diambil secara langsung dari Al-
Quran dan Sunnah tetapi dipertimbangkan melalui akal sehat yang murni tentang
Perlu digaris bawahi hukum lain selain syariah dapat diamandemen karena
berada diluar syariah sebab syariah adalah undang-undang Tuhan sehingga tidak
memerlukan perubahan.188
mandat ataupun perizinan akan dianggap tidak sah apabila didapati bertentangan
187
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 130.
188
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 132.
81
dengan konsep syariah.”189 Asad mengusulkan langkah dalam penyusunan hukum
a) Majelis Syura, terdiri dari para ahli yang berfungsi sebagai tim
menggunakan pasal-pasal.
pemerintahan yang baik. Prinsip ijtihad Asad ini menjadi pemikiran yang
189
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 135-136.
190
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 135-136.
82
VIII. Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif
yang berlandaskan syariat Islam. Namun prinsip Negara Islam yang tunduk dalam
syariat Islam tidak menjadikan terjadinya pemisahan yang penuh antara kekuasaan
badan eksekutif dan legislatif. Ini yang merupakan prinsip terpenting yang
dalam sistem demokrasi Barat yang memisahkan kekuasaan antara eksekutif dan
legislatif, dengan pemerintahan Islam sekarang ini yang cenderung otrokasi. Jalan
tengah yang diambil yaitu dengan memadukan dua kekuasaan antara eksekutif
dan legislatif. Hal ini bertujuan untuk menghindari keburukan yang ada pada
yang ditetapkan oleh suara terbanyak dari majelis permusyawaratan bukanlah hal
yang boleh atau tidak diterima oleh dewan eksekutif, tetapi ini merupakan
maupun legislatif akan seimbang apabila ditegakan atas asas musyawarah untuk
Negara Islam tidak bisa tidak harus ditegakkan diatas musyawarah, berarti
berpusat pada diri seorang amir. Namun syariat Islam juga mengikat kepada
191
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 93-94.
192
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 94-96.
83
seorang amir untuk melaksanakan undang-undang yang ditetapkan oleh majelis
permusyawaratan.193
Berpegang pula dari prinsip syara bahwa kepala negara harus memegang
semua kekuasaan secara ril. Terikat oleh Majlis Syura bertugas membuat hukum
umum yang harus dicapai, serta mengawasi aktivitas pemerintah. Walaupun amir
terikat oleh tugas Majlis Syura, namun tidak berhak bagi legislatif untuk ikut
semua tanggung jawab eksekutif berada ditangan satu orang yang lebih cocok
mentri. Ditegaskan kembali oleh Asad bahwa para mentri tidak lebih hanya
dan bertanggung jawab kepada amir pula. Maka sesungguhnya hanya kepada amir
dua sistem yaitu persidensial dan parlementer. Badan eksekutif dan badan
193
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 104-106.
194
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 154-155.
195
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 112.
84
legislatif dalam sistem parlementer memiliki ketergantungan satu sama lain,
pemerintahan Presidensial.
Didalam sistem negara modern kita tahu bahwa selain eksekutif dan
legislatif juga telah di bentuk komisi khusus yang bertugas untuk memecahkan
nasional, komisi hukum dan lainnya.198 Hal ini juga membuat Asad berfikir
yang merupakan penjelmaan dari suara rakyat. Namun jika kedua belah pihak
firman Allah yang berbunyi: “Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan orang-
orang yang mempunyai otoritas diantara kamu, maka jika kamu tidak bersepakat
dalam sesuatu, maka kembalikanlah urusan itu kepada Allah dan Rasul-Nya,”
(An-Nisa 4: 59).199
196
Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik , 297.
197
Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik , 303.
198
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 117-118.
199
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 156.
85
Asad menjelaskan bahwa kesepakatan yang berasal dari Mahkamah
merupakan keputusan yang dianggap final dan mengikat bagi semua pihak yang
terlibat dalam negara. Untuk itu mekanisme yang perlu diperhatikan oleh anggota
pihak eksekutif maupun pihak legislatif. Kedua, apabila terpilih maka terikat
pekerjaan seumur hidup, jadi walaupun ditentukan masa jabatan dalam sistem
pemerintahan namun statusnya akan tetap digaji hingga akhir hidupnya, dan harus
Ketiga, harus terbebas dan melepaskan diri dari semua jabatan atau kedudukan
dalam negara.200
pendirian hukum Islam. Ketika seorang Amir terpilih maka semua rakyat baik
yang memilih ataupun yang tidak memilih harus setia kepada amir tersebut. Ini
200
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 157.
201
Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik , 46.
86
merupakan kesepakatan menurut Muhammad Asad. Apabila amir tersebut
melakukan kekufuran yang tidak seusai dengan syariah Islam maka gugurlah
otoritasnya yang diputuskan oleh majlis syura sebagai representasi rakyat. 202
Telah diwajibkan bagi rakyat untuk mematuhi perintah amir apabila amir
tersebut telah dipilih oleh rakyat. Jika pemerintahan tersebut dijalankan seirama
besar.203
b. Prinsip Ekonomi
Selain kewajiban zakat yang telah ditentukan oleh prinsip syara, Negara
juga berhak menetapkan pajak tambahan sebagai batas tertentu demi berjalannya
kepentingan rakyat. Karena bagi pemerintahan Islam dari prinsip syara, hak bagi
negara untuk memiliki harta dan jiwa masyarakatnya apabila itu merupakan
202
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 159-160.
203
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 134.
204
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 126.
205
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 166.
87
Menurut Asad bila Jihad dikaitkan dengan peperangan dalam Al-Quran,
lain. Dengan kata lain jika maksud dari peperangan tersebut bertujuan syariat
Islam atau agama dan politik negaranya terancam, maka Islam mewajibkan
Asad negara harus menjamin hak warganegaranya yang tak diganggu gugat
memiliki prosedur yang jelas jika ingin melakukan aktivitas yang menggagu
rakyatnya. Asad mengutip Hadist: “Jiwamu dan hak milikmu akan aman
e. Kebebasan Berpendapat
Kita mengetahui bahwa konsep ijtihad dalam Islam tidak akan pernah
masyarakat dalam hal ini perlu mengemukakan pemikirannya dan gagasan baru
206
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 127-130.
207
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 162-163.
88
sehingga mampu melahirkan kemajuan dan kebangkitan masyarakat. Perlu diingat
kemerdekaan berpikir dalam hal ini bukan berarti dipergunakan untuk melawan
pendidikan yang dapat membuat pengetahuan yang dapat diakses dan dipelajari
bagi setiap orang, ini merupakan hak bagi warganergara agar mendapatkan
kemajuan.209
Pakistan.
Pada saat Pakistan menyatakan diri untuk membentuk satu negara yang
sebagian masih belum sepenuhnya bisa menerima. Dalam hal ini Muhammad
Asad yang bukan merupakan penduduk asli dari Pakistan dipanggil oleh
Pakistan. Bagi Asad sendiri perbedaan pendapat tersebut bukan sesuatu yang sulit
208
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 144-145.
209
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 164-165.
89
untuk dicarikan jalan tengah yaitu dengan mengarahkan agar menuju kepada Al-
betul islami dengan bentuk kekhalifhaan dengan kelompok yang lebih realistik
dianggap sah dan masuk akal seperti sistem pemerintahan dalam bentuk
demokrasi parlementer Barat modern. Dalam hal ini Asad mencoba menjembatani
Islam yang telah lalu hanya cocok untuk zaman sebelumnya dan tidak lagi sesuai
Asad meyakini bahwa perlunya kelahiran kembali keimanan yang lebih baik,
dalam pembuatan konstitusi Pakistan yang berdasar kepada sumber asli hukum
Islam yaitu Al-Quran dan Sunnah. Ide-ide tersebut menurut Asad memang
210
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 236-238
211
Rosyadi, Akal dan Wahyu Perspektif Muhammad Asad, 42.
90
ditunjukkan untuk memberikan rancangan solusi bagi konstitusi Negara Pakistan,
karena dalam kondisi tersebut Asad melihat bahwa Pakistan memang sedang
memerlukan ide-ide politik Islam yang baru yang cocok pada zamannya dengan
zaman. Ketika itu Pakistan memang sedang dihadapkan pada pilihan nasib yang
Pada bulan Juli tahun 1947 tepatnya satu bulan sebelum Pakistan merdeka
sosial politik yang berdasarkan Islam. Sehingga tidak dapat dipungkiri Bahwa
Islamlah yang merupakan satu-satunya yang dapat menjadi basis ideologi Negara
Pakistan, basis itulah yang menurut Muhammad Asad perlu dituliskan dalam
bentuk konstitusi yang pada akhirnya tulisan tersebut diserahkan olehnya kepada
pemerintah Islam.214
yang baru lahir. Setelah dua tahun Asad dipindahkan ke dinas luar negeri Pakistan
212
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 237-238.
213
Rosyadi, Akal dan Wahyu Perspektif Muhammad Asad, 32.
214
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 240.
91
dan di tunjuk sebagai kepala bagian Timur Tengah pada Kementrian Luar negri,
tempat Asad mengabdikan diri untuk memperkuat ikatan Pakistan dengan bagian
dunia Muslim lainnya.215 Akhirnya pada tahun 1952 pada usianya ke 52 tahun
Asad mencapai puncak karirnya dengan memegang tugas sebagai diplomat dan
menjadi Duta Besar yang berkuasa penuh atas Pakistan untuk Perserikatan
pemisahan antara Pakistan dan India, namun pada dasarnya pemisahan Pakistan
dari India adalah dibawah pimpinan Muhammad Ali Jinnah. Ali Jinnah
hingga terpilih menjadi presiden Liga Muslim. Pemikiran Muhammad Ali Jinnah
yang merupakan tokoh nasionalis membuatnya menjadi sosok yang pada mulanya
berpisahnya India dan Pakistan. Nasionalisme Ali Jinnah tidak hilang begitu saja,
walaupun Negara Pakistan berdiri atas dasar Islam. Ali Jinnah tetap berusaha agar
tetap terjalinnya hubungan yang baik antar kedua negara. Untuk itu dalam sistem
215
Asad, Jalan Ke Makkah, 12.
216
Rosyadi, Akal dan Wahyu Perspektif Muhammad Asad, 32.
92
Dapat dilihat dalam sistem pemerintahan yang pertama kali digunakan
kepala negara merupakan kekuasaan tertinggi yang dipilih rakyat sehingga dalam
tertinggi berada di pemimpin tersebut. Tidak patuh kepada pemimpin hanya dapat
dilakukan jika pemimpin tersebut melenceng dan tidak sesuai dengan ajaran
Islam.
Pada akhirnya Asad mengakui bahwa gagasan ide-ide yang telah di susun
dan diberikan kepada Pakistan mengenai Negara Islam hanya diletakan pada
yang baik kepada Barat dan non-muslim mengenai Ideologi Islam. Pada akhirnya
217
Safrina Nina, “Sistem Pemerintahan Pakistan,” [artikel on-line]; tersedia di
https://www.scribd.com/doc/306902589/Sistem-Pemerintahan-Pakistan; Internet;
diunduh pada 18 Januari 2018.
218
Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 111-112.
93
risalah kostitusi tersebut pada akhirnya dielaborasikan menjadi sebuah buku
dengan judul The Principels of State and Government in Islam. Selain itu Asad
juga menerbitkan jurnal yang bernama Arafat, yang menunjukan bahwa Asad
betul-betul terlibat secara Intens dalam perdebatan tentang negara Islam Pakistan.
Dalam jurnalnya Asad menuliskan bahwa Pakistan merupakan tolak ukur bagi
Asad dalam hal tersebut adalah dengan menghubungkan antara konsep ideal Islam
dengan apa yang dihadapi oleh Pakistan dalam teori ketatanegaraan. Asad telah
berperan dalam mencoba menghubungkan antara hukum yang ada dengan politik
Pakistan. Upaya ini telah membuat umat Islam Pakistan merasa adanya legitimasi
Negara Islam berdiri atas dasar ketaatan kepada Allah, untuk itu perlu
dibentuknya tatanan hukum yang seusai dengan akidah yang telah ditentukan
219
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 238-239.
220
Idzam Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara
Islam Muhammad Asad, 251.
94
Negara dengan Ideologi Islam dan mencoba meletakkan hukum Al-Quran dan
Sunnah didalam konstitusi negaranya, namun hal ini ternyata tidak sejalan dengan
Pakistan, diantaranya Muhammad Iqbal, Muhammad Ali Jinnah, Abul A’la al-
Maududi dan Muhammad Asad. Ternyata ide dan gagasan politik tokoh tersebut
nampaknya telah terjadi kesenjangan yang cukup lebar antara ide dan gagasan
Negara Islam yang telah tertuang dalam konsep kenegaraan dengan realitas politik
yang ada di Pakistan. Sehingga pergulatan politik yang masih berlangsung hingga
oleh Liga Muslim tahun 1940 dan disahkan menjadi konstitusi tahun 1956. Dalam
konstitusi itu negara bernama “Republik Islam Pakistan”. Akan tetapi negara
tradisionalis dan modernis yang terjelma dalam konstitusi tahun 1956, dalam
221
Idzam Fautanu, “Pergulatan Pemikiran Tentang Islam Dan Negara Di
Pakistan”: 2.
95
konstitusi ini negara bernama “Republik Islam Pakistan”, namun amandemen-
dimasa pemerinthan Ayub Khan ditahun 1962, dan akhirnya kembali digunakan
atas desakan dari kaum tradisionalis di Majelis Nasional.223 Akan tetapi kata-kata
Al-Quran dan Sunnah yang telah tercantum dalam pasal 198 konstitusi tersebut
dibuang. Dalam konstitusi tahun 1962 menyatakan tidak ada ketentunan untuk
membawa undang-undang negara sesuai dengan hukum Islam. Salah satu yang
tidak dihilangkan yakni penetapan kepala negara yang harus tetap dari kalangan
muslim.224 Sejarah Pakistan inilah merupakan salah satu dari beberapa hal yang
akan tetapi upaya yang telah dilakukan untuk memasukkan ide-ide Islam ternyata
secara seluruhnya. Pengaruh Barat juga menjadi penyebab Negara Islam yang
222
Aisyah A., “Nasionalisme dan Pembentukan Negara Islam Pakistan, “ Jurnal
Politik Profetik volume 4, ( 2014): 85-86.
223
Majelis Nasional adalah majelis rendah dari Parlemen Pakistan, yang juga
terdiri dari Presiden Pakistan dan Senat (majelis tinggi). Majelis Nasional dan Senat
sama-sama bersidang di gedung Parlemen, Islamabad. Majelis Nasional merupakan
lembaga yang terpilih secara demokratis yang beranggotakan 342 orang.
224
Fautanu, “Pergulatan Pemikiran Tentang Islam Dan Negara Di Pakistan”: 4.
96
mengimplementasikannya, sehingga inspirasi politik dan kenegaraan yang
diantara berbagai kelompok masih terus berlanjut hingga Pakistan telah ditetapkan
yang akan diterapkan. Kesulitan ini dialami terutama oleh Lembaga Penelitian
Islam Pakistan dan Dewan Penasehat Ideologi Pakistan itu sendiri. Bagi modernis,
dan kebutuhan zaman. Sementara kaum tradisional menuntut bahwa fiqih yang
dihasilkan para mujtahid lewat deduksi dan derivasi dari Al-Qur’an dan Sunnah
memberikan gagasan agar sistem Islam yang akan dibuat dapat disesuaikan
dimasa sekarang ini. Di Pakistan kelompok pemikir yang menggagas hal tersebut
225
Fautanu, “Pergulatan Pemikiran Tentang Islam Dan Negara Di Pakistan”: 2.
226
Aisyah A., “Nasionalisme dan Pembentukan Negara Islam Pakistan“: 86.
97
mengimbangi tantangan-tantangan yang datang di dalam tradisi dunia yang selalu
berubah, tepati tidak lupa dengan mengaitkan dua sumber fundamental hukum
Islam yaitu Al-Quran dan Sunnah. Tuhan dengan kebijaksanaannya menurut Asad
memberikan hak dan tugas kepada manusia untuk menggunakan akal dalam
atau musyawarah.227
Menurut Asad Negara Islam ada berdasarkan ketuhanan dan wahyu namun tidak
setelah Negara Islam yang di cita-citakan oleh umat Islam di satu daerah
terbentuk. Ijtihad wajib menjadi salah satu konsep negara setelah syariat Islam di
pergunakan, karena menurut Asad theologi dan pemikiran manusia tidak bisa
misalnya pada saat Asad menengahi kontroversi mengenai Hukum Islam yang
terjadi di Pakistan, yaitu kontroversi tentang pemikiran riba dan bunga bank dan
hukum mengenai qhisas.228 Dalam hal ini Asad mempunyai pandangan yang
bahwa sesuatu dapat dikatakan riba jika adanya eksploitasi antara pihak ekonomi
yang bermodal dengan pihak ekonomi lemah. Dengan mengutip surat Al-Baqarah
ayat 275, Asad menjelaskan bahwa riba terjadi melalui peminjaman dari pemilik
227
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 234.
228
Aisyah A., “Nasionalisme dan Pembentukan Negara Islam Pakistan“: 86.
98
modal yang secara kontrak tetap memiliki kepemilikan modal yang ia pinjamkan
qhisas yang tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 178. Bagi Asad qhisas dalam
ijtihad Asad bukan harus setimpal seperti halnya tangan dibalas dengan tangan
begitupun hal lainnya, tetapi memang harus diganti dengan hukuman. Hukuman
tersebut terbentuk dari kesepakatan hidup bersama dalam suatu negara.230 Pada
akhirnya jika dilihat dari segi pemikirannya yang cenderung mederat, pemikiran
229
Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam
Muhammad Asad, 256.
230
Muhammad Asad, The Massage of The Qur’an (Austrian: Dar Al-Andalus,
1980), 37.
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muhammad Asad adalah seorang muallaf dari Yahudi, akan tetapi sejarah
yang justru menempatkannya sebagai seorang pemikir Islam yang tidak bisa
telah memberi inspirasi yang luar biasa dalam bentuk kontribusi yang sangat
yang dimaksud adalah Negara yang Islami. Untuk itu Asad sangat
karena menurut Asad theologi dan pemikiran manusia tidak dapat dipisahkan dan
juga harus dikedepankan. Jadi, walaupun semua yang dibangun harus berdasarkan
konsep ketuhanan tapi ijtihad dalam hal ini juga harus dikembangkan. Salah satu
contoh ijtihad Asad yang pada akhirnya digunakan dalam hukum Islam di
Pakistan dewasa ini adalah hukum mengenai qhisas yang tidak mengharuskan
pembalasan yang sama akan tetapi diadakan pelaksanaan hukuman yang telah
100
disepakati di dalam negara tersebut. Dalam hal ini Asad telah mengghadirkan
menerapkan dan mengedepankan prinsip moral yang telah di ajarkan dalam Al-
Quran dan Sunnah. Islam memberikan jalan bagi kita untuk kembali dan mengacu
pada sumber asli syari’at Islam yaitu Al-Quran dan Hadist. Karena akhir dari
semua yang dilakukan oleh manusia adalah ketaatan kepada penciptanya, sama
seperti halnya manusia yang mencoba menegakan sistem Islam dalam negara,
tujuan akhir dari penegakan sistem pemerintahan tersebut adalah ketaatan kepada
pencipta.
politik yang sejalan dengan kondisi dan waktu. Dalam pandangan Asad kehidupan
manusia harus diatur oleh sebuah kesatuan organisasi salah satunya adalah Negara
Islam. Maka dari itu ketika satu kesatuan masyarakat telah menentukan jalan
maka Negara Islam merupakan keharusan dan menjadi bentuk organisasi yang
mengatur semua aspek kehidupan dalam satu wilayah tersebut. Dasar inilah yang
yang dituangkan oleh dalam pembuatan konstitusi Pakistan yang berdasar kepada
sumber asli hukum Islam yaitu Al-Quran dan Sunnah. Ide-ide tersebut menurut
101
Asad memang ditunjukkan untuk memberikan rancangan solusi bagi konstitusi
Negara Pakistan, karena dalam kondisi tersebut Asad melihat bahwa Pakistan
memang sedang memerlukan ide-ide politik Islam yang baru yang cocok pada
terhadap semua zaman. Meskipun pada akhirnya Asad mengakui bahwa gagasan
ide-ide yang telah di susun dan diberikan kepada Pakistan mengenai Negara Islam
hanya diletakan pada Pembukaan konstitusi Republik Islam Pakistan yang diambil
tersebut tidak berlaku lagi, karena dalam sejarahnya Negara Pakistan telah
B. Saran
pembentukan negara islam yang dalam hal ini kontribusi Muhammad Asad dalam
belum memuaskan, penulis juga menyadari penelitian yang penulis angkat dinilai
masih sangat sedikit sehingga penggunaan referensi yang digunakan tidak banyak.
102
DAFTAR PUSTAKA
Buku
103
Ensiklopedi Islam Jilid 4. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 1994.
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 7. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka.
Fachruddin, Fuad Mohd. Pemikiran Politik Islam. Jakarta: CV Pedoman Ilmu
Jaya, 1988.
Fautanu, Idzam. Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara
Islam Muhammad Asad. Jakarta: Gaung Press, 2012.
Hamilton. Islam dalam Lintasan Sejarah. Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1983.
Hasan, Ahmad. Pintu Ijtihad Sebelum Tertutup. Bandung: PUSTAKA, 1984.
Huda, Ni’matul. Ilmu Negara. Jakarta: PT RadzjaGrafindo Persada, 2010.
Iqbal, Muhammad, dan Amin Husein Nasution. Pemikiran Politik Islam Dari
Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer. Jakarta: Perdana Media
Group, 2010.
Jindan, Khalid Ibrahim. Teori Pemerintahan Islam Menurut Ibnu Taimiyah.
Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994.
Khameni, Ali, Ali Syariati, dan Muthahhari. Muhammad Iqbal Dalam Pandangan
Para Pemikir Syi’ah. Jakarta: Islamic Center Jakarta, 2002.
Mahendra, Yusril Ihza. Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam.
Jakarta: Paramadina, 1999.
Mashad, Dhurorudin. Agama Dalam Kemelut Politik (Dilema Sekulerisme di
India). Jakarta: PT Pustaka CIDESINDO, 1999.
Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek. Jakarta: UI-Press, 1919.
Natsir. Agama dan Negara dalam Perspektif Islam. Jakarta: Media Da’wah, 2001.
Pramana, Pudja. Ilmu Negara. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Rahman, Zufran. Kajian Sunnah Nabi SAW Sebagai Sumber Hukum Islam (
Jawaban Terhadap Aliran Ingkar Sunnah). Jakarta: CV Pedoman Ilmu
Jaya, 1995.
Rangkuti, B. Pakistan Dalam Angka Dan Tulisan. Jakarta: Kedutaan Pakistan,
t.th.
Rif’at. Pemikiran Politik Islam Fachry Ali. Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah,
2011.
Rodee, Carlton Clymer, dkk. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2009.
104
Rosyadi, Tabah. Akal dan Wahyu Perspektif Muhammad Asad. Jakarta: Iris Press,
2011.
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. Metodologi Penelitian. Bandung: CV.
Mandar Maju, 2011.
Sinaga, Rudi Salam. Pengantar Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Sitepu, P. Anthonius. Studi Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
SJ, Fadil. Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Malang: UIN
MALANG PRESS, 2008.
Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran.
Jakarta: UI Press, 1990.
Sjamsijah, Sitti. Perdjuangan Suatu Bangsa Menudju Republik Islam Pakistan.
Solo: Foreign Ministery Government of Pakistan, 1956.
Stephens, Ian. Pakistan Old Country New Nation. England: Penguin Books, 1964.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung,
2006.
Symonds, Richard. Pembinaan Pakistan. Jakarta: P.N. Balai Pustaka, 1964.
Ten Years Of Pakistan: 1947-1957. Karachi: Pakistan Publications, 1957.
Varshney, Ashutosh. Konflik Etnis dan Peran Masyarakat Sipil. Jakarta:
Departemen Agama, 2009.
Jurnal
A, Aisyah. “Nasionalisme dan Pembentukan Negara Islam Pakistan. “ Jurnal
Politik Profetik volume 4, 2014.
Fautanu, Idzam. “Pergulatan Pemikiran Tentang Islam Dan Negara Di Pakistan.”
Sumardi. “Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Tentang Sistem Pemerintahan
Indonesia.” Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Administrasi 2, April 2013.
Dokumen Elektronik
“Konsep Negara Menurut Al-Maududi dan Ali Abdul Raziq,” Wordpress, 2012
[artikel on-line]; tersedia di
https://lembarannalar.files.wordpress.com/2012/10/konsep-negara-
105
menurut-al-maududi-dan-ali-abdul-raziq.pdf; Internet; diunduh pada 14
November 2016.
“Pendapat Muhammad Asad Tentang Negara Islam,” Walisongo Library, [artikel
on-line]; tersedia di
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1-2006-
denyfresya-824-BAB3_210-2.pdf; Internet; diunduh pada 29 November
2016.
“Pengertian Ijtihad, Definisi, Fungsi, Bentuk dan Contoh.” Diunduh 20 Oktober
2016 (http://pengertiandefinisi.com/pengertian-ijtihad-definisi-fungsi-
bentuk-dan-contoh/).
Firdaus, Abdullah, “Konsep Negara Islam Dalam Pemikiran Politik Muhammad
Iqbal,” Media Akademika, vol.29 no.1, 2014 [jurnal on-line]; tersedia di
http://portalgaruda.org/article.php/article=321578&val=6803&title=Konse
p%20Negara%20IslaI%20dalam%20Pemikiran%20Politik%20Muhamma
d%20Iqbal; Internet; diunduh pada 14 November 2016.
Munandar, Iman, “Agama dan Politik, Islam dan Negara,” Wordpress, 2013
[artikel on-line]; tersedia di
https://imannumberone.wordpress.com/2013/06/19/islam-dan-negara/;
Internet; diunduh pada 14 November 2016.
Nina, Safrina, “Sistem Pemerintahan Pakistan,” [artikel on-line]; tersedia di
https://www.scribd.com/doc/306902589/Sistem-Pemerintahan-Pakistan;
Internet; diunduh pada 18 Januari 2018.
Nina, Safrina, “Sistem Pemerintahan Pakistan,” Docslide, 2015 [artikel on-line];
tersedia di http://documents.tips/documents/sistem-pemerintahan-
pakistan-56245d0daf0d4.html; Internet; diunduh pada 15 November 2016.
Rakhmat, Jalaluddin, “Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah,” [artikel
on-line]; tersedia di
luk.staff.ugm.ac.id/kmi/islam/Paramadina/Konteks/SejarahFiqh06.html;
Internet; diunduh pada 24 Februari 2016.
Roibin, “Perbandingan Perundang-Undangan Di Negara Islam,” UIN Malang,
2012 [artikel on-line]; tersedia di
http://syariah.uin-malang.ac.id/index.php/komunitas/blog-
fakultas/entry/perbandingan-perundang-undangan-di-negara-negara-islam;
Internet; diunduh pada 15 November 2016.
Susilo, Septian Eko, “Sejarah Negara Pakistan,” Blogspot, 2014 [artikel on-line];
tersedia di http://septianpieterz.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-lengkap-
negara-pakistan.html; Internet; diunduh pada 11 Januari 2017.
106
Yasin, Muhammad, “Road To Mecca,” Republikaonline, 2009 [artikel on-line];
tersedia di http://muallaf-online.blogspot.co.id/2009/06/road-to-
mecca.html; Internet; diunduh pada 25 Februari 2016
107