Anda di halaman 1dari 37

MODUL AJAR

CINTA PRODUK DALAM NEGERI


DAN PROMOSI BUDAYA LOKAL
DAN NASIONAL

Disusun Oleh:
CICI KRISTIYA ANDAYANI,S.Pd
FASE E KELAS X

PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2022
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA
INFORMASI UMUM PERANGKAT AJAR
1. Nama Penulis : Cici Kristiya Andayani, S.Pd
Instansi : SMK Negeri 3 Blitar
Tahun : 2023
2. Jenjang Sekolah : SMA / FASE E
3. Kelas :X
4. Alokasi Waktu : 4 JP (4X@45 Menit)
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Fase E
 Elemen : PANCASILA
 Tujuan Pembelajaran:
Membangun cinta produk dalam negeri, untuk kehidupan sehari-hari sekaligus
menampilkan berbagai budaya local dan nasional
 Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik mengetahui macam-macam produk dalam negeri dan luar negeri
2. Peserta didik mendiskripsikan upaya mencintai produk dalam negeri dan langkah
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Peserta didik menguraikan dampak dari penggunaan produk dalam negeri dan luar
negeri
4. Peserta didik menganalisis peran Pancasila dalam menumbuhkan sikap mencintai
produk dalam negeri
5. Peserta didik menjelaskan pengertian promosi budaya
6. Peserta didik mendiskripsikan budaya local dan nasional serta hubungannya
7. Peserta didik membuat karya tentang menjaga budaya local dan nasional sebagai
wujud nasionalisme
Konsep Utama: Produk Dalam Negeri, Kebudayaan Local Dan Nasional
KOMPETENSI AWAL
1) Siswa pada awalnya belum mengetahui berbagai produk dalam negeri dan produk luar
negeri, setelah pembelajaran siswa mengetahuinya
2) Siswa sebelum mengikuti pembelajaran belum bisa mendiskripsikan upaya mencintai
produk dalam negeri dan langkah menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari setelah
pembelajaran dapat mendiskripsikannya
3) Sebelum pembelajaran, siswa belum bisa menguraikan dampak dari penggunaan produk
dalam negeri dan luar negeri setelah pembelajaran dapat menguraikannya
4) Sebelum pembelajaran siswa belum bisa menganalisis peran Pancasila dalam menumbuhkan
sikap mencintai produk dalam negeri
5) Sebelum pembelajaran, siswa belum mengetahui pengertian promosi budaya setelah
pembelajaran siswa menjadi tahu arti promosi budaya
6) Sebelum pembelajaran peserta didik belum bisa mendiskripsikan budaya local dan nasional serta
hubungannya
7) Siswa sebelum mengikuti pembelajaran belum bisa menampilkan promosi budaya local
dan daerah, setelah pembelajaran siswa bisa menghasilkan promosi budaya local dan
daerah
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Berkebinekaan Global
Bergotong-Royong
Kreatif
SARANA DAN PRASARANA
SARANA PRASARANA
1. Laptop/Handphone 1. Buku PPKn SMA
2. Projektor 2. Materi online
3. Jaringan Internet 3. Power Point
4. Speaker, dll
TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik reguler/ tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.
MODEL PEMBELAJARAN:
(PjBL) Projek Based Learning
METODE PEMBELAJARAN:
Diskusi ,Tanya Jawab mendalam, Demonstrasi
MODA PEMBELAJARAN :
Pembelajaran di dalam kelas (luring)
KOMPONEN INTI
Peserta didik menguraikan arti penting mencintai produk dalam negeri, mendiskripsikan dampak
penggunaan produk dalam negeri dan luar negeri, menganalisis peran pancasila dalam mewujudkan
cinta produk dalam negeri, membedakan budaya local dan nasional serta membuat karya tentang
menjaga budaya local dan nasional sebagai wujud nasionalisme
PEMAHAMAN BERMAKNA
Manfaat yang akan peserta didik terima setelah mengikuti proses pembelajaran ini adalah;
a. Menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk mencintai produk dalam negeri dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta menghimbau orang lain untuk mencintai
dan menjaga kebudayaan local maupun nasional.
b. Perbedaan sudut pandang/ ide/ gagasan dalam penentuan sebuah karya membangun cinta
produk dalam negeri dan promosi budaya local maupun nasional adalah sebuah hal yang
manusiawi sebagai insan Tuhan dan insan sosial
c. Manusia bekerjasama/berkolaborasi dalam memahami dan memecahkan permasalahan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
d. Perbedaan ide/pendapat dalam sebuah kelompok akan menciptakan kekayaan pemikiran
untuk mencapai pemecahan permasalahan dalam rangka pencapaian tujuan bersama
e. Ruang diskusi serta kolaborasi dibangun untuk menguatkan perasaan dan kemauan agar
tergerak jasmani untuk mengimplementasikan nilai – nilai luhur tersebut.
PERTANYAAN PEMANTIK
a. Apa saja produk dalam negeri yang sering dijumpai?
b. Apa yang membedakan produk dalam negeri dan luar negeri?
c. Mengapa harus menggunakan produk dalam negeri?
d. Apa saja hambatan penerapan produk dalam negeri untuk kehidupan sehari-hari?
e. Bagaimana membangun sikap cinta produk dalam negeri ?
f. Apa perbedaan budaya dan apa promosi budaya?
g. Apa perbedaan budaya local dan nasional?
h. Bagaimana peluang budaya local dan nasional sebagai eksistensi Negara Indonesia didunia?
URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal
Pertemuan 1 (20 menit)
 Guru mempersiapkan pertanyaan pemantik, materi ajar,bahan bacaan, LKPD ,
rubrik penilaian
 Guru memastikan kesiapan belajar peserta didik
 Guru memulai pembelajaran dengan salam dan do’a bersama
 Guru melakukan presensi
 Guru memberikan motivasi dan apersepsi
 Guru menyampaikan garis besar kegiatan pembelajaran
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Guru melakukan tes diagnostic kognitif
Link : https://forms.gle/Gy6G5v4gw9VQkzWQ9

Pertemuan 2 (20 menit)


 Guru mempersiapkan pertanyaan pemantik untuk pembelajaran pada pertemuan
ke dua, materi ajar,bahan bacaan, lembar observasi presentasi kelompok , rubrik
penilaian
 Guru memastikan kesiapan belajar peserta didik
 Guru memulai pembelajaran dengan salam dan do’a bersama
 Guru melakukan presensi
 Guru memberikan motivasi dan apersepsi
 Guru menyampaikan garis besar kegiatan pembelajaran
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Guru melakukan tes diagnostic non kognitif
Link : https://forms.gle/etHwFnA3mxK1R4q37

Kegiatan inti

PERTEMUAN 1 (60 menit)


Fase 1: Menentukan Pertanyaan Atau Masalah Utama
Aktivitas guru:
1. Guru menampilkan tayangan video dan gambar untuk menghadirkan bentuk-bentuk
permasalahan di sekitar tentang maraknya produk luar negeri yang menggeser
eksistensi produk local, dan perbedaan produk dalam negeri dengan produk luar negeri.
Video 1 (https://www.youtube.com/watch?v=wCyMcCx4w0A)
2. Guru menjelaskan materi tentang pentingnya mencintai produk dalam negeri melalui
media tayangan youtube.
Video Materi 1 (https://youtu.be/CPlKcSP83tY)
Video Materi 2 (https://www.youtube.com/watch?v=k3Gt0W3mDpk&t=27s)
Video Materi 3 (https://www.youtube.com/watch?v=KGKomZ3hp98&t=224s)
3. Guru mengajukan pertanyaan mendasar terkait penayangan video;
a. Mengapa banyak produk luar negeri masuk ke Indonesia?
b. Bagaimana menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk menjaga kebudayaan local
termasuk menggunakan produk dalam negeri?
c. Apa manfaat menggunakan produk dalam negeri?
d. Apa dampak terlalu sering menggunakan produk asing?
e. Bagaimana mengembangkan produk dalam negeri supaya lebih dicintai masyarakat Indonesia?
Aktivitas Peserta Didik:
4. Peserta didik mengamati dan mendiskusikan beberapa gambar produk asli Indonesia
yang diekspor ke luar negeri dan produk asing yang masuk di Indonesia.
5. Peserta didik menjawab pertanyaan dan memberikan respon terhadap pertanyaan yang
diajukan guru berdasarkan gambar dan video

Fase 2 : Merencanakan Project


Aktivitas Guru:
1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok secara acak, masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 peserta didik.
2. Guru membagikan topic pembahasan dalam project dan siswa dibebaskan untuk memilih
topic sesuai kemampuan kelompoknya dengan catatan semua kelompok harus
mendapatkan topic yang berbeda, bentuk project berupa INFOGRAFIS (poster/video/leaflet)
 Topic 1 : Ajakan mencintai produk dalam negeri dan keunggulan produk-produk dalam negeri
 Topik 2 : Manfaat menggunakan produk dalam negeri dan dampak menggunakan produk asing
 Topic 3 : Promosi berbagai macam produk dalam negeri dan UMKM yang Go Internasional
 Topik 4 : Menjaga kebudayaan local serta nasional yang telah diakui UNESCO
 Topic 5 : Peran Pancasila dalam menumbuhkan sikap mencintai produk dalam negeri
3. Guru menampilkan contoh infografis poster, video dan leaflet
4. Guru membagikan LKPD untuk dijadikan pedoman peserta didik dalam pembuatan
infografis.
Aktivitas Peserta didik :
5. Peserta didik membentuk kelompok sesuai instruksi guru
6. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru mengenai skenario proyek pembuatan
infografis
7. Peserta didik menentukan hal-hal terkait proyek dengan bimbingan guru.
Contoh:
 Teknik pengumpulan data, Jumlah responden,
 Keterangan yang harus tertera dalam poster/video grafis/leaflet
 Hal yang harus diperhatikan saat mempresentasikan poster/video grafis/leaflet
8. Peserta didik mengisi lembar LKPD
9. Peserta didik berdiskusi dan membuat perencanaan proyek yang akan mereka lakukan di
dalam kelompok.
Contoh:
 Menentukan aktivitas yang akan dilakukan selama pelaksanaan proyek (proses pengumpulan data,
analisis data, pembuatan poster/video grafis/leaflet, dan lain-lain).
 Menentukan perangkat yang akan digunakan dalam membuat poster/video grafis/leaflet dan lain
sebagainya.

Fase 3 : Membuat Jadwal Penyelesaian Project


Aktivitas Guru:
1. Memberikan menayangkan tabel jadwal pelaksanaan project (terlampir),
menginformasikan alokasi waktu project, dan memfasilitasi diskusi untuk melengkapi
tabel project.
2. Membagikan lembar perencanaan project (terlampir) untuk dilengkapi peserta didik
Aktivitas Peserta Didik:
3. Peserta didik berdiskusi di dalam kelompok untuk menentukan hal-hal berikut dan
menuliskannya dalam lembar perencanaan project antara lain sebagai berikut.
 Waktu pelaksanaan aktivitas yang sudah didiskusikan sebelumnya,
 Batas waktu penyelesaian aktivitas-aktivitas tertentu,
 Penanggung jawab, dan Pembagian tugas antaranggota kelompok.

PERTEMUAN 2 (60 menit)


Fase 4 : Memonitor Kemajuan Penyelesaian Project
Aktivitas Guru:
1. Guru memonitor kemajuan pelaksanaan project tiap kelompok
2. Guru mengarahkan peserta didik dalam pembuatan infografis digital menggunakan
smartphone yang dapat melalui aplikasi canva untuk poster dan leaflet, capcut dan
kinemaster untuk video grafis.
Aktivitas Peserta Didik:
3. Peserta didik bekerja di dalam kelompok untukmerancang konsep poster/ video
grafis/leaflet, mengolah data hasil wawancara atau data hasil telaah sumber belajar, dan
memvisualisasikan data tersebut ke dalam bentuk poster infografis/video/leaflet.
4. Peserta didik berkonsultasi dengan guru terkait kemajuan pelaksanaan project dan
kendala yang dihadapi, baik dalam hal teknis maupun kebahasaan.

Fase 5 : Mempresentasikan Dan Menguji Hasil Penyelesaian Project


Aktivitas Guru:
1. Guru Menjelaskan peraturan dan kriteria penilaian pada presentasi hasil project
2. Guru menginstruksikan peserta didik untuk mengirimkan hasil karya infografis digital
yang telah dibuat melalui media whatsapp
3. Guru mengamati presentasi peserta didik serta melakukan penilaian formatif untuk
mengukur proses dan hasil proyek peserta didik berdasarkan rubrik yang telah dibuat
Aktivitas Peserta Didik:
4. Peserta didik mengirimkan hasil karya infografis digital yang sudah dibuat ke guru
melalui media whatsapp
5. Peserta didik mempresentasikan poster infografis/video/leaflet secara bergantian
didepan kelas dan anggota kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil
project

Fase 6 : Mengevaluasi Dan Refleksi Proses Dan Hasil Project


Aktivitas Guru:
1. Guru mempersiapkan poster penilaian presentasi project didepan kelas.
2. Guru memberikan saran terhadap hasil project yang telah dipresentasikan peserta
didik.
3. Guru memberikan kesempatan tiap kelompok untuk merevisi hasil project
4. Guru juga melakukan refleksi kegiatan pembelajaran secara keseluruhan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan:
 Menurut kalian, hal apa yang sulit dalam pelaksanaan project?
 Apakah kamu sudah memahami pentingnya menggunakan produk dalam negeri
dan dapat menerapkannya pada kehidupanmu?
 Apakah kamu sudah mengetahui cara menjaga budaya local dan nasional?
Aktivitas Peserta didik:
5. Peserta didik melakukan penilaian antarteman untuk menilai perilaku setiap anggota
kelompoknya selama proses pelaksanaan project berlangsung.
6. Peserta didik mengevaluasi keseluruhan kegiatan project dengan menempelkan
stiker pada poster penilaian yang disiapkan guru.
Contoh poster penilaian:
KELOMPOK …………
Bagi saya, Bagi saya, Bagi saya,
project ini project ini agak project ini
tidak menarik menarik’ sangat menarik

7. Peserta didik mengungkapkan pendapatnya terkait keefektifan model pembelajaran


berbasis project terhadap pemahaman mereka mengenai konsep cinta produk
dalam negeri dan promosi budaya local maupun nasional
8. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pengalaman mereka
selama mengerjakan project
9. Peserta didik diberikan kesempatan untuk merevisi hasil project
Kegiatan Akhir
Penutup (10 menit)
1. Guru bersama dengan peserta didik menarik kesimpulan dari materi yang sudah
dipelajari
2. Guru melakukan evaluasi hasil belajar
Link : https://forms.gle/honmRwPjGYizhjwM6
3. Guru dan siswa melakukan refleksi terkait kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan
a. Apakah pembelajaran hari ini menarik ?
b. Apakah penggunaan media pembelajaran mempermudah memahami materi ?
4. Guru menyampaikan rencana tindak lanjut untuk mempelajari materi
5. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.
REFLEKSI PENDIDIK
a. Apakah peserta didik menyukai pembelajran hari ini?
b. Kesulitan apa yang ditemukan selama melaksanakan proses pembelajran?
c. Gaya belajar yang seperti apa yang membantu peserta didik lebih memahami materi dan
keseluruhan proses pembelajaran?
d. Apakah media pembelajaran sudah tepat sasaran dan dapat menarik peserta didik?
a. Apakah pembelajaran sudah secara optimal melibatkan peserta didik?
b. Apakah pembelajaran yang telah diimplementasikan dapat memfasilitasi siswa
memberdayakan keterampilan berpikirnya
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lembar jadwal pelaksanaan project
2. Lembar perencanaan project
3.
Lembar Kerja Peserta Didik
4.
Media pembelajaran
5.
Asesment Diagnostik
 penilaian awal dilakukan dengan membagikan soal secara acak melalui googleform
kepada peserta didik berisi 5 soal berkaitan dengan materi yang sudah diajarkan
sebelumnya
6. Asesment Formatif :
 Penilaian Sikap
 Penilaian Pengetahuan
 Penilaian Keterampilan
 Penilaian project
7. Asesment Sumatif
 Ulangan Harian
8. Bahan ajar
PENGAYAAN DAN REMEDIAL
Materi pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mampu mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari penguasaan pengetahuan terhadap tujuan
kognitif tentang mencintai dan menggunakan produk dalam negeri serta mempromosikan budaya
local dan nasional
Adapun bentuk pengayaan yang dilakukan sebagai berikut: ;
a. Melaksanakan konsep tutor sebaya, dimana peserta didik yang telah faham memberi bantuan
kepada rekannya yang belum mampu mencapai kompetensi yang ditetapkan
b. Memberikan penguatan melalui tugas menonton video dan membaca beberapa artikel jurnal
terkait tema yang dibelajarkan.
Kegiatan remedial dilaksanakan bagi peserta didik yang belum mampu mencapai kompetensi dari
pembelajaran. Hal ini dilaksankaan guna membantu dan memotivasi peserta didik agar secepatnya
mampu mencapai target tujuan pembelajaran.
Kegiatan ini dilaksankan melalui beberapa hal, yaitu:
a. Melaluli tutor sebaya
b. Pengulangan materi diluar jam pelajaran
BAHAN BACAAN PENDIDIK
BUKU PPKn KELAS X DAN SUMBER ONLINE
https://drive.google.com/file/d/1CzGvRpIrj3ZQVpVfoWQXjnOeHtN165k2/view?usp=shari
ng
BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK
BUKU PPKn KELAS X DAN SUMBER ONLINE
https://drive.google.com/file/d/1CzGvRpIrj3ZQVpVfoWQXjnOeHtN165k2/view?usp=sharin
g
https://www.idntimes.com/food/dining-guide/yoshi/8-produk-indonesia-go-international-
1
DAFTAR PUSTAKA
Tim Seaqil (Hamidah Hasanatul dkk.). 2019. Modul Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Berorientasi HOTS. SEAMEO QITEP in Language
Lampiran 1

LEMBAR JADWAL PELAKSANAAN PROYEK


Kelompok : 1.
2.
Kelas :
Judul Proyek :
Mata Pelajaran/Semester :

No Aktivitas Penanggung Jawab Batas Waktu


1 Survei tempat UMKM/Budaya lokal Semua anggota
kelompok ………………………
2 Mencari informasi mengenai produk dalam
negeri sebagai budaya local dan nasional di
internet
………………………
3 Menyusun konten
………………………
4 Membeli alat tulis kantor
………………………
5 Konsultasi guru
………………………
6 Revisi konten
………………………
7 Mendesain gambar
………………………
8 Mencetak
………………………
9 Presentasi hasil proyek Semua anggota
kelompok ………………………
Lampiran 2

LEMBAR PERENCANAAN PROYEK


Kelompok : 1.
2.
Kelas :
Judul Proyek :
Mata Pelajaran/Semester :

JADWAL RENCANA KEGIATAN


Perencanaan Proyek
(Tatap Muka 1)
Tugas Proyek Dirumah
(Diluar Tatap Muka)
Pelaporan Proyek
(Tatap Muka 2)
Lampiran 3
Lampiran 4
ASESMENT FORMATIF

RUBRIK PENILAIAN PROYEK


Aspek Kriteria dan Skor

4 3 2 1
Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik belum terlalu
menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan pemahaman
pemahaman materi yang pemahaman materi pemahaman materi yang materi.
sangat baik. yang baik. cukup baik.
PERENCANAAN

Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik masih
berdiskusi secara mandiri berdiskusi secara berdiskusi secara memerlukan banyak
dalam menyusun mandiri dalam mandiri. Namun, peserta bimbingan dalam
perencanaan yang menyusun perencanaan didik belum mampu berdiskusi dan menyusun
sistematis dan sesuai yang sistematis namun menyusun perencanaan perencanaan yang
dengan kriteria. tidak sesuai dengan yang sistematis dan
kriteria. sesuai dengan kriteria. sistematis dan sesuai
dengan kriteria.
Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik masih
mengaplikasikan mengaplikasikan mengaplikasikan memerlukan bantuan saat
pengetahuannya dalam pengetahuannya dalam pengetahuannya dalam mengaplikasikan
PENGUMPULAN DATA

mengumpulkan data mengumpulkan data mengumpulkan data pengetahuannya ketika


dengan amat baik. dengan baik. dengan cukup baik. mengumpulkan data.

Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik


mengumpulkan data mengumpulkan data mengumpulkan data mengumpulkan data secara
secara lengkap, secara lengkap, secara lengkap. Namun, tidak lengkap, tidak
sistematis. Namun, data data kurang sistematis, sistematis, dan tidak sesuai
sistematis, dan sesuai kurang sesuai dengan dan dengan tujuan.
dengan tujuan. tujuan.
kurang sesuai dengan
tujuan.

  Peserta didik  Peserta didik  Peserta didik  Peserta didik


menganalisis data menganalisis data menganalisis data menganalisis data
sesuai dengan sesuai dengan kurang sesuai tidak sesuai dengan
tujuan dan dapat tujuan dan dapat dengan tujuan dan tujuan dan membuat
membuat simpulan membuat simpulan, membuat simpulan simpulan yang tidak
yang relevan. tetapi tidak relevan. yang kurang relevan. relevan.
PENGOLAHAN DATA

  Peserta didik 
Peserta didik kurang  Peserta didik  Peserta didik kurang
memperhatikan memperhatikan memperhatikan memperhatikan
komposisi yang komposisi yang komposisi yang komposisi dan
seimbang serta seimbang. Namun, seimbang. Namun, kesesuaian antara
kesesuaian antara peserta didik tetap peserta didik tidak penggunaan gambar
penggunaan gambar memperhatikan memperhatikan dan teks dalam
dan teks dalam kesesuaian antara kesesuaian antara memvisualisasikan
memvisualisasikan penggunaan gambar penggunaan gambar data ke dalam
data ke dalam dan teks dalam dan teks dalam infografis
infografis memvisualisasikan memvisualisasikan (VIDEO/POSTER/LEAF
(VIDEO/POSTER/LEA data ke dalam data ke dalam LEAT).
FLEAT). infografis infografis
(VIDEO/POSTER/LEA (VIDEO/POSTER/LEA
FLEAT). FLEAT).
  Peserta didik mampu  Peserta didik  Peserta didik  Peserta didik kurang
menggunakan mampu mampu mampu
aturan kebahasaan menggunakan menggunakan menggunakan
PELAPORAN SECARA LISAN

yang tepat, aturan kebahasaan aturan kebahasaan aturan kebahasaan


melafalkan ujaran yang tepat, percaya yang tepat. Namun, yang tepat, kurang
dengan jelas, dan diri. Namun, peserta didik kurang mampu melafalkan
percaya diri saat peserta didik mampu melafalkan ujaran dengan jelas,
mempresentasikan kurang mampu ujaran dengan jelas, dan kurang percaya
hasil proyek melafalkan ujaran dan kurang percaya diri saat
dengan jelas saat diri saat mempresentasikan
mempresentasikan mempresentasikan hasil proyek
hasil proyek
hasil proyek

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses belajar berlangsung. Penilaian
dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat
perhatian peserta didik pada saat berdiskusi. Aspek yang diamati adalah gotong royong,
berkebhinekaan global, dan kreatif

Pedoman Pengamatan Sikap

Kelas : …………………………………………………………………………
Hari, Tanggal : …………………………………………………………………………
Pertemuan Ke- : …………………………………………………………………………
Materi Pokok : Poduk dalam Negeri sebagai Budaya Lokal dan Nasional

Aspek Penilaian
No. Nama Berkebhinekaan
Gotong royong Kreatif
global
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

RUBRIK PENILAIAN SIKAP

1. Gotong Royong
No. Indikator gotong royong Skor
1 2 3 4
1. Menyiapkan isi Infografis Bersama-sama
2. Saling bekerja sama dalam membuat infografis
3. Aktif dalam kerja kelompok
4. Dapat menjalankan tugasnya dengan baik

2. Kreatif
No. Indikator Kreatif Skor
1 2 3 4
1. Penataan infografis menarik
2. Design yang dipilih menarik
3. Tata letak sesuai
4. Kombinasi warna
3. Berkebhinekaan Global
No. Berkebhinekaan Global Skor
1 2 3 4
1. Menghargai pendapat teman saat presentasi
2. Mau menerima masukan yang disampaikan teman
3. Tidak pilih-pilih teman dalam mengerjakan tugas
kelompok

Nilai = Skor Perolehan × 100


20

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam presentasi,
kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan argumentasi
kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran, serta mengapresiasi pada saat
menyampaikan hasil kerja proyek oleh masing-masing kelompok.

Lembar penilaian penyajian dan laporan hasil


Kemampuan Kemampuan
Kemampuan Kemampuan
menjawab memberikan
No Nama bertanya Mengapresiasi
argumentasi masukan saran
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst.
Keterangan :
Diisi dengan tanda checklist

Kategori Penilaian :
Nilai 4 : Sangat baik
Nilai 3 : baik
Nilai 2 : cukup
Nilai 1 : kurang

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟


Nilai = 𝑥100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Remedial
Remedial dilaksanakan untuk siswa yang belum menguasai materi dan belum mampu menguasai
materi Mencintai Produk Dalam Negeri dan Promosi Budaya local dan Nasional. Kegiatan
remedial dilakukan dengan mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik yang sudah tuntas
di bawah 75%. Sedangkan apabila peserta didik yang sudah tuntas lebih dari 75% maka kegiatan
remedial individu dapat dilakukan atara lain :
1. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas
2. Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan.
Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menguasai materi dan secara
pribadi sudah mampu memahami materi. Bentuk pengayaan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari berbagai
sumber dan mencatat hal-hal penting. Selanjutnya menyajikan dalam bentuk laporan tertulis
atau membacakan di depan kelas.
2. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN


https://forms.gle/honmRwPjGYizhjwM6

KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. C
4. E
5. E
6. Kesenjangan social 7. Jepara 8. Ke-3 9.Usaha Mikro Kecil dan Menengah
10. Jawa Barat
RUBRIK PENILAIAN
Nilai 1 soal = 5 Nilai = Skor Perolehan × 100
50
Lampiran 5
ASESMENT SUMATIF
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
Kisi-Kisi Soal
Level Bentuk No.
No CP Kls Materi Indikator
kognitif soal soal
1 Peserta didik X C2 Menjelaskan Essay 1
mengenali dan pengertian
menggunakan produk dalam
produk dalam negeri
2 negeri sekaligus X C2 Menjelaskan dan Essay 2
mempromosikan C4 menyebutkan
budaya local dan contoh UMKM
3 nasional X Produk dalam C4 Mendiskripsikan Essay 3
Negeri sebagai dampak
Budaya lokal menggunakan
Dan Nasional produk dalam
negeri untuk
bangsa dan negara
4 X C4 Menganalisis Essay 4
peran pancasila
dalam
mewujudkan
sikap mencintai
produk dalam
negeri bagi warga
Negara Indonesia
5 X C4 Menyebutkan Essay 5
strategi untuk
menjaga budaya
local dan nasional

SOAL ULANGAN HARIAN

Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Apa yang dimaksud produk dalam negeri?
2. Apa yang dimaksud UMKM, sebutkan contoh UMKM Indonesia yang go
internasional?
3. Mengapa sebagai warga Negara Indonesia harus menggunakan produk
dalam negeri?
4. Bagaimana peran pancasila dalam mewujudkan sikap mencintai produk
dalam negeri bagi warga Negara Indonesia?
5. Sebutkan strategi yang dapat dilakukan untuk menjaga budaya local dan
nasional!

Kunci Jawaban dan Skor


1. Produk Dalam Negeri adalah Barang yang dibuat dan/atau Jasa yang dilakukan oleh Pelaku Usaha
di Indonesia.
2. UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, contoh umkm yang sudah go
internasional ialah usaha dagang Bandar mina,PT. Ika Industri Karbonik,usaha fashion scmiley
mo, gendis bag dan kejaya handicraft.
3. Karena dapat mendukung dan mengembangkan UMKM Lokal, membeli produk buatan lokal
merupakan suatu bentuk nyata dalam membantu para UMKM dan pengusaha lokal untuk terus
berkembang. Kedua, turut membuka lapangan pekerjaan, produk berkualitas dengan harga yang
murah, meningkatkan devisa dan perekonomian indonesia, tingkat stabilitas ekonomi suatu
negara ditentukan oleh banyaknya devisa yang dimiliki negara tersebut. semakin tinggi cadangan
devisa negara, maka akan semakin tinggi juga tingkat stabilitas ekonomi dalam negara itu.
Ketiga,Membuat produk buatan indonesia semakin dikenal oleh pasar internasional. Jika kita
mendukung dan memakai produk lokal buatan Indonesia, maka kita akan membantu produsen
produk tersebut untuk semakin dikenal dan akhirnya mendapatkan banyak permintaan.
Keempat, meningkatkan jumlah iInvestasi di Indonesia, dengan kualitas produk lokal yang
semakin baik, produk buatan dalam negeri akan semakin dikenal masyarakat dalam negeri dan
juga luar negeri. Hal ini kemudian dapat mendatangkan kesempatan, yakni kesempatan bagi para
investor yang ingin menanamkan modal pada usaha dalam negeri.
4.
 Meningkatkan rasa syukur terhadap keberadaaan produk dalam negeri
 Menjadi filter bagi masyarakat dalam menentukan pilihan di era pasar bebas
 Menjadi dasar pedoman masyarakat untuk menumbuhkan sikap mencintai produk dalam
negeri
 Mendorong masyarakat untuk menumbuhkan sikap nasionalisme dengan mencintai produk
dalam negeri
 Meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama dengan menggunakan produk dalam negeri.
(jawaban sesuai pengembangan murid)
5.
1. Melakukan Pendidikan tentang budaya daerah
2. Mengenali budaya daerah sendiri
3. Dilaksanakan lomba budaya daerah
4. Mendukung upaya pengembangan budaya daerah
5. Diadakan pentas seni daerah
6. Memilih budaya asing agar tidak mematikan budaya daerah dan nasional
7. Mengenalkan budaya daerah kepada orang lain
8. Mengadakan festival kebudayaan setiap tahun
9. Memasukkan unsur budaya daerah ke dalam kurikulum
10. Menggunakan produk buatan daerah
(jawaban sesuai pengembangan murid)
RUBRIK PENILAIAN

NO PENSOKRAN NO PENSKORAN
1 Menjawab lengkap nilai 25 4 Menjawab lengkap nilai 25
Menjawab kurang lengkap 15 Menjawab kurang lengkap 15
Menjawab tidak lengkap 5 Menjawab tidak lengkap 5
Tidak menjawab nilai 0 Tidak menjawab nilai 0
2 Menjawab lengkap nilai 25 5 Menjawab lengkap nilai 25
Menjawab kurang lengkap 15 Menjawab kurang lengkap 15
Menjawab tidak lengkap 5 Menjawab tidak lengkap 5
Tidak menjawab nilai 0 Tidak menjawab nilai 0
3 Menjawab lengkap nilai 25
Menjawab kurang lengkap 15
Menjawab tidak lengkap 5
Tidak menjawab nilai 0
Lampiran 6
ASESMENT DIAGNOSTIK KOGNITIF (pertemuan 1)
https://forms.gle/Gy6G5v4gw9VQkzWQ9

ASESMENT DIAGNOSTIK nonKOGNITIF (pertemuan 2)


https://forms.gle/etHwFnA3mxK1R4q37
Lampiran 7
MEDIA PEMBELAJARAN

Permasalahan 1 Permasalahan 2

https://www.youtube.com/watch?v=wCyMcCx4w0A

Materi 1 :

https://youtu.be/CPlKcSP83tY

Materi 2: Materi 3:

https://www.youtube.com/watch?v=k3Gt0W3mDpk&t=27s https://www.youtube.com/watch?v=KGKomZ3hp98&t=224s
Lampiran 8
BAHAN AJAR
ARTI MENCINTAI PRODUK DALAM NEGERI DAN DAMPAKNYA
Mencintai produk dalam negeri berarti menggunakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan
atau kelompok usaha di negaranya sendiri. Sikap mencintai produk dalam negeri meliputi pemikiran dan
perbuatan yang menunjukkan kesetiaan serta kepedulian tinggi terhadap produk yang dihasilkan di
dalam negeri. Menurut Vina Budiarti Mustika Sari dalam jurnal Pengembangan Pembelajaran untuk
Menanamkan Cinta Produk dalam Negeri (2018), sikap mencintai produk dalam negeri harus ditanamkan
sejak dini karena bisa berdampak besar bagi perekonomian negara. Penggunaan produk dalam negeri
menunjukkan kemampuan serta kemandirian perekonomian bangsa. Dengan begitu, sikap
ketergantungan dengan negara lain dapat dikurangi. Mengutip dari jurnal Mencintai Produk dalam Negri
sebagai Bentuk Nasionalisme terhadap Indonesia (2021) karya Indriana Wijayanti, mencintai produk
dalam negeri termasuk sikap bela negara atau nasionalisme. Karena sikap mencintai produk dalam negeri
berarti masyarakat bangga dengan apa yang dihasilkan di negaranya sendiri. Arti mencintai produk dalam
negeri adalah sikap bangga menggunakan produk yang dihasilkan di negaranya sendiri. Sikap bangga ini
bisa ditunjukkan lewat pemikiran serta perbuatan yang memperlihatkan kesetiaan terhadap produk
dalam negeri. Sebaliknya, sikap tidak mencintai produk dalam negeri berarti tidak menggunakan produk
yang dihasilkan di negaranya sendiri. Produk yang digunakan biasanya merupakan barang impor atau dari
luar negeri

Berikut beberapa dampak tidak mencintai produk dalam negeri:


1. Berkurangnya lapangan pekerjaan.
2. Kegiatan usaha dalam negeri menjadi terganggu atau bisa tergerus oleh barang impor.
3. Meningkatnya angka pengangguran karena kegiatan usaha lokal tergerus oleh produk luar
negeri.
4. Produk lokal menjadi kurang diminati.
5. Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat karena kegiatan produksi dalam negeri
terganggu, sehingga banyak masyarakat yang tidak mendapat upah atau gaji.
Dampak positif mencintai produk dalam negeri Kita harus mencintai produk dalam negeri, karena
sikap ini memiliki sejumlah dampak positif, yakni:

1. Membantu perekonomian suatu negara.


2. Membantu mengembangkan kelompok usaha lokal.
3. Membuka lapangan pekerjaan untuk menghasilkan banyak produk lokal.
4. Membuat produk lokal semakin dikenal.
5. Menumbuhkan sikap nasionalisme.

Sumber: www.kompas.com
MENERAPKAN PANCASILA DENGAN
MENCINTAI PRODUKDALAM NEGERI
Pancasila sebagai ideologi negara bukan saja menjadi sumber hukum utama dalam setiap
aspek pemerintahan, tapi juga bisa diaplikasikan ke dalam keseharian. Salah satunya dengan
mencintai produk dalam negeri."Sikap politik Pancasila dalam kehidupan ekonomi, yaitu berkoperasi,
menciptakan iklim usaha sehat dan memakai produksi dalam negeri. Dengan berperilaku seperti itu,
maka kita telah mengamalkan Pancasila," kata Danramil Singkawang 1202, Kapten M Sianipar dalam
diskusi “Pancasila bukan Pilar, tapi Dasar dan Pandangan Hidup Bangsa” yang digelar HMI
Singkawang,dalam rilisnya, Jumat (26/6). Jika semua itu diterapkan melalui konsumsi pangan lokal,
maka Indonesia tidak akan tergantung pangan impor. Pancasila, ujarnya, mampu menyelesaikan
berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dalam kehidupan bersama. Agar masyarakat paham tentang
Pancasila, lanjutnya, maka penanaman Pancasila dilakukan sejak dini dan dengan pemberian contoh
merupakan langkah yang tepat.Narasumber lainnya, pengusaha Singkawang Andi Syarif
menyampaikan bahwa penerapan Pancasila harus melibatkan seluruh warga negara termasuk
mahasiswa, wilayah, dan sumber daya nasional yang disiapkan pemerintah.

Secara umum dapat disimpulkan peran pancasila dalam mewujudkan sikap warga negara iyaitu:

 Adanya sila pertma yang membebaskan semua warga memeluk agama dan kepercayaan
masing-masinga dapat meningkatkan rasa syukur terhadap keberadaaan produk dalam
negeri sebagai anugrah dari Tuhan
 Pancasila dapat menjadi filter bagi masyarakat dalam menentukan pilihan di era pasar
bebas
 Menjadi dasar pedoman masyarakat untuk menumbuhkan sikap mencintai produk dalam
negeri
 Mendorong masyarakat untuk menumbuhkan sikap nasionalisme dengan mencintai
produk dalam negeri
 Meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama dengan menggunakan produk dalam
negeri

Sumber: www.republika.co.id
Kenali Produk UMKM
Indonesia yang Go
Internasional
1. Gendhis Bag
UKM Gendhis Bag berlokasi di Yogyakarta dan
didirikan oleh Ferry Yuliana pada tahun 2002. Ferry
Yuliana waktu itu berprofesi sebagai dokter gigi.
Sesuai namanya, Gendhis Bag bergerak di bidang
produksi tas wanita. Uniknya, tas ini terbuat dari
bahan-bahan alam seperti agel, rotan, rumput laut,
mending, eceng gondok, hingga bambu.
Tas produksi Gendhis Bag dibuat Secara
handmade dengan melibatkan ibu-ibu PKK
(Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) hingga ibu-ibu
di lembaga pemasyarakatan. Bahkan, Gendhis
Bag juga mengajak banyak pria untuk membantu proses menjahit dan memotong
bahan. Sebelum memproduksi tas model baru, biasanya Ferry meminta pendapat
teman-temannya. Setelah itu, ia baru memproduksi tas model baru tersebut bila
terdapat tanggapan yang positif dari beberapa temannya.

2. Kejaya Handicraft
Berpusat di Banyuwangi, Jawa Timur,
Kejaya Handicraft didirikan oleh Khotibin sekitar
tahun 1998. Produk-produk Kejaya Handicraft
berbahan dari limbah kayu mebel, pelepah
pisang, bambu dan bahan-bahan alam lain yang
Khotibin dapatkan di Desa Tambong, Kecamatan
Kabat, Kabupaten Banyuwangi. Sudah lebih dari
100 jenis aneka kerajinan tangan yang dibuat,
seperti asbak dari kayu, tas dari pelepah
pisang, sabuk dari tempurung kelapa/kayu, dan
kap lampu dari bambu.
Pemasaran produk diawali dengan menitipkan
produk di beberapa toko souvenir yang ada di Bali. Setelah berjalan selama 10
tahun, Kejaya Handicraft sempat mengalami kebangkrutan. Penyebab bangkrut ini
karena adanya hutang yang menumpuk. Namun, kebangkrutan ini tidak membuat
Khotibin putus asa.
Beberapa lama kemudian, Khotibin mendapatkan tawaran kerjasama untuk
menjadi pemasok bahan baku lidi dan tapas kelapa dari salah satu perusahaan.
Selain itu juga, aneka kerajinan tangan terus diproduksi oleh Khotibin dengan
memberdayakan ratusan warga desa.
Produk yang dihasilkan pun juga semakin bervariasi, salah satunya yaitu
adanya produk parfum mobil yang dikombinasikan dengan kerajinan yang terbuat
dari karung goni. Saat ini, produk dari Kejaya Handicraft sudah diekspor ke
Amerika Serikat, Taiwan, dan Italia
3. Schmiley Mo
Bergerak di bidang fashion, UKM ini
sendiri sangatlah terkenal di Inggris. Di mana
memang produk yang dihasilkan telah berhasil
menarik perhatian para pecinta fashion di
negara tersebut. Dipimpin oleh Dina Rikasari
ini telah dipamerkan di Pure London yang
berlokasi di Olympia. Di mana dalam
kesempatan tersebut, Schmiley Mo bertemu
dengan pebisnis lain di bidang yang sama.
Produk UKM yang dipimpin oleh Dina Rikasari tersebut berhasil dipamerkan
di Pure London di Olympia. Sebuah pameran yang merupakan ajang pertemuan
antara para pebisnis di bidang fesyen mulai dari pakaian, celana, tas dan
aksesoris lainnya. Produk Schmiley Mo yang kebanayak warna-warna pastel ini
memang sengaja disuguhi untuk kaum urban modern yang disesuaikan juga
dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia seperti luaran, atasan, bawahan,
terusan dan rok

Sumber: https://ukmsumut.id/bisnis-ukm/produksi-umkm/produk-ukm-indonesia-go-
international/

4. Jenang Kudus 33
Siapa yang menyangka bahwa salah satu
panganan tradisional ini mampu menjadi produk UKM
yang dikenal hingga luar negeri. Jenang Sinar 33
Kudus ini berdiri dari tahun 1910 dan sudah masuk
generasi ketiga milik Keluarga Hilmi. Walaupun pada
awalnya, jenang ini hanya terkenal di lokal saja, tapi
Hilmi berhasil menembus pasar internasional di
bawah naungan PT. Mubarokfood Cipta Delicia. Pada
awalnya sendiri tidaklah mudah untuk bisa membawa
jenang ke ranah internasional. Hal ini sendiri
dikarenakan Hilmi harus merombak jenang yang
sudah dari dulu sudah ada. Namun, usahanya tidaklah
sia-sia, di mana akhirnya Jenang 33 berhasil diekspor
hingga Cina, Taiwan bahkan Chinatown di Amerika
Serikat.

5. PT. Ika Indo Industri Karbonik


UKM pertama yang saat ini menjadi salah
satu industri terbaik adalah PT. Ika Indo
yang terletak di Sumatera Utara, di mana
perusahaan yang satu ini memproduksi
karbon aktif yang diekspor ke Amerika dan
Eropa. Di mana karbon aktif sendiri menjadi
salah satu bahan bakar yang sangat banyak
digunakan di negara-negara Eropa dan
Amerika. Bahan yang digunakan oleh PT. Ika
Indo untuk menjadi bahan karbon aktif
adalah batok kelapa. Perusahaan ini sendiri
telah berdiri semenjak tahun 1988 dan telah
menjadi salah satu UKM percontohan pada
tahun 2013
oleh Kementerian Perdagangan. Di mana memang telah melihat peluang unik dan
selalu menjaga kualitas serta kuantitas dengan baik.

Sumber: https://economy.okezone.com/read/2012/11/09/320/716037/kisah-3-ukm-
yang-sukses- tembus-pasar-ekspor
KEBUDAYAAN LOKAL DAN NASIONAL
Budaya lokal adalah budaya asli suatu wilayah atau kelompok masyarakat itu sendiri. Budaya
lokal juga bisa diartikan sebagai ciri khas sebuah kelompok masyarakat dalam berinteraksi dan berperilaku di
lingkungannya.Budaya lokal di Indonesia sendiri terbentuk dari nilai- nilai agama, kebiasaan, warisan nenek
moyang atau adat istiadat. Contoh budaya di Indonesia bagian Jawa pastinya akan berbeda dengan budaya lokal
di daerah Bali. Hal ini menggambarkan bahwa budaya lokal di Indonesia selalu terikat dengan letak geografis.
Karena itu, batas geografis wilayah inilah yang menjadi landasan untuk merumuskan budaya lokal.
PENGERTIAN BUDAYA LOKAL MENURUT AHLI
1. J.W. Ajawaila
Menurut J.W. Ajawaila, budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal.
Tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikan konsep budaya lokal.

2. Irwan Abdullah
Irwan Abdullah berpendapat bahwa budaya lokal adalah kebudayaan yang hampir selalu terikat
denganbatas-batas fisik dan geografis yang jelas.

3. Mitchel
Mitchel mengatakan budaya yang lokal adalah seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar,
pengetahuan, moral hukum dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu dan masyarakat yang
menentukan cara seseorang berperasaan, bertindak dan menilai dirinya maupun orang lain.

CONTOH BUDAYA LOKAL DI INDONESIA


Indonesia memiliki ratusan suku dengan budaya lokal masing-masing. Berikut ini, 10 contoh budaya lokal di
Indonesia.

1. Kesenian Tradisional
Kesenian tradisional salah satu contoh budaya lokal di Indonesia. Kesenian tradisional menjadi bagian hidup
masyarakat dalam suatu kaum atau suku bangsa tertentu. Sedangkan, tradisonal adalah aksi dan tingkah laku
yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang. Indonesia memiliki banyak kesenian tradisional,
yang meliputi tarian, wayang dan sebagainya. Berikut ini, 3 contoh di Indonesia yang berupa kesenian
tradisional.

a. Ludruk
Ludruk salah satu contoh budaya lokal di Indonesia yang berasal dari Jawa Timur. Ludruk adalah suatu
kesenian drama tradisional yang diperagakan oleh sekelompok orang di atas panggung. Cerita yang
diambil untuk pertunjukkan ludruk pun biasanya kisah kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan
dan lainnya yang diiringi dengan suara gamelan. Selain itu, para pemeran juga harus menggunakan
bahasa khas Surabaya dalam pertunjukkan ludruk. Meskipun, ada pemeran ludruk yang bukan dari
Surabaya. Pertunjukkan ini juga dibuka dengan tarian Remo dan diselingi pementasan seorang tokoh
yang memerankan Pak Sakera, seorang jagoan Madura.

b. Tari Jaipong
Tari Jaipong juga termasuk contoh budaya di Indonesia yang berasal dari Jawa Barat. Tari Jaipong
biasanya dimainkan oleh satu orang atau sekelompok penari yang menggunakan pakaian tradisional
Jawa Barat, seperti kebaya. Tari Jaipong juga diiringi oleh musik tradisional Jawa Barat yang disebut
musik Jaipong. Selain itu, setiap gerakan tari Jaipong juga gabungan dari beberapa kesenian tradisional
lainnya, seperti Ketuk Tilu, Pencak Silat dan Wayang Golek.
c. Wayang Golek
Wayang golek merupakan contoh budaya di Indonesia yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat.
Wayang golek salah satu dari sejumlah kesenian wayang yang terbuat dari kayu sekaligus bentuk
perkembangan dari wayang kulit. Kesenian tradisional ini pertama kali diperkenalkan oleh Sunan
Kudus di daerah Kudus, yang lebih dikenal dengan nama Wayang Menak. Lalu, kesenian ini dikenal
dengan nama Wayang Cepat, Parahyangan sampai akhirnya dikenal sebagai Wayang Golek.

2. Alat Musik Tradisional


Alat musik tradisional juga termasuk salah satu contoh budaya di Indonesia yang biasa digunakan dan
berkembang secara turun-temurun di suatu daerah atau wilayah tertentu.Setiap daerah di Indonesia pun
memiliki alat musik tradisionalnya masing-masing. Berikut ini, 3 contoh budaya lokal di Indonesia yang berupa
alat musik tradisional.

a. Gamelan
Gamelan adalah contoh budaya lokal di Indonesia dalam bentuk alat musik tradisional yang tumbuh di
era Hindu-Budha dan lebih dikenal sebagai alat musik Jawa Tengah. Alat musik tradisional ini
berfungsi mengiringi beberapa kesenian tradisional, terutama di Jawa.Tapi, gamelan juga merupakan
musik ansambel tradisional Sunda dan Bali yang memiliki tangga nada pentatonis dalam sistem
tangga nada slendro dan pelog. Gamelan adalah budaya asli Indonesia yang terdiri dari beberapa alat
musik seperti saron, gambang, drum, dan gong. Tumbuh di era Hindu-Budha, gamelan menjadi
pasangan yang sempurna untuk mengiringi kesenian Jawa. Itu menjadi daya tarik yang membuat
banyak tamu menyukai pertunjukan yang menggunakan gamelan.Kata gamelan berasal dari Bahasa
Jawa yang berarti memukul atau menabuh. Karena itu, cara memainkan alat musik tradisional
gamelan dengan menggunakan Teknik memukul.

b. Angklung
Angklung adalah contoh budayadi Indonesia dalam bentuk alat musik tradisional yang berkembang di
tengah masyarakat Sunda. Alat musik tradisional ini terbuat dari bambu yang akan menghasilkan
suara ketika digoyangkan. Angklung akan menghasilkan suara bergetar secara berurutan ketika
digoyangkan. Pada awalnya, alat musik tradisional angklung ini digunakan dalam upacara yang
berhubungan dengan padi. Selain itu, angklung juga tidak digunakan sebagai kesenian murni,
melainkan kesenian yang bersifat kepercayaan.

c. Sasando
Sasando juga termasuk contoh budaya di Indonesia yang merupakan alat musik tradisional dari pulau
Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Cara memainkan alat musik tradisional ini pun dengan cara
dipetik.Suara sasando memiliki kemiripan dengan alat musik dawai lainnya, seperti gitar, kecapi, biola
dan harpa. Bedanya, sasando dimainkan menggunakan kedua tangan dengan arah berlawanan.
Tangan kanan berfungsi untuk memainkan akord dan tangan kiri untuk melodi atau bass.

3. Senjata Tradisional
Contoh budaya lokal di Indonesia lainnya adalah senjata tradisional yang merupakan simbol pemegang pucuk
tertinggi dalam adat pusaka. Setiap daerah di Indonesia memiliki senjata tradisional masing-masing yang
digunakan bersamaan dengan pakaian adat. Berikut ini, 3 contoh senjata tradisional beserta fungsinya.

a. Keris
Keris salah satu wujud contoh budaya lokal di Indonesia yang menjadi senjata tradisional di Jawa.
Keris adalah senjata tikam golongan belati yang bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata
tajam lain, karena tidak simetris. Senjata tradisional Jawa yang terbuat dari logam dan pegangannya dari
tulang, tanduk atau kayu ini sudah digunakan sejak abad ke-9. Pada masa lampau, keris digunakan
sebagai senjata dalam perang. Kini, keris lebih digunakan sebagai benda aksesoris dalam berbusana.
b. Klewang
Klewang atau Kelewang termasuk contoh budaya lokal di Indonesia yang berupa senjata tradisional
dari Suku Melayu. Klewang adalah pedang bermata satu dan Panjang yang menyerupai golok. Senjata
tradisional Suku Maluku ini pun memiliki ukuran bervariasi, tapi biasanya ukuran panjangnya 38
sampai 76 cm..Dahulu kala, klewang digunakan sebagai senjata ketika perang Aceh. Senjata tradisional
ini terbukti efektif dalam pertarungan satu lawan satu dengan KNIL atau pertarungan jarak dekat.

c. Kujang
Kujang termasuk contoh budaya lokal di Indonesia yang merupakan senjata tradisional dari Jawa
Barat. Kujang terbuat dari besi, baja dan bahan pamor yang panjangnya sekitar 20 sampai 25 cm dan
beratnya sekitar 300 gram.Kujang merupakan perkakas yang tajam dan melambangkan kekuatan
serta keberanian melindungi hak dan kebenaran. Kujang yang dibuat sekitar abad ke-8 ini bisa
menjadi senjata, alat pertanian, perlambangan, hiasan maupun cindera mata.

4. Pakaian Tradisional
Contoh budaya lokal di Indonesia tak hanya berbentuk kesenian maupun alat musik, tetapi juga pakaian
tradisional atau pakaian adat. Setiap daerah di Indonesia memiliki pakaian adat yang berbeda-beda. Pakaian
adat ini biasa digunakan dalam ritual adat, tradisi adat, pernikahan atau acara adat lainnya. Berikut ini, 3
contoh budaya lokal di Indonesia yang berupa pakaian tradisional.

a. Kain Ulos
Ulos yang bisa disebut sebagai kain ulos termasuk contoh budaya lokal di Indonesia yang merupakan
pakaian tradisional Batak, Sumatera Utara. Cara membuat ulos sama seperti songket, yang
menggunakan alat tenun bukan mesin.Mulanya, ulos digunakan dalam bentuk selendang atau sarung
yang biasa digunakan dalam upacara adat Batak. Tapi sekarang, banyak souvenir sarung bantal, tas,
pakaian, dompet, gorden hingga ikat pinggang dari ulos. Warna dominan kain ulos adalah merah,
hitam dan putih. Kain ini biasanya diberikan pada ibu yang masih hamil, karena ada kepercayaan
untuk melindungi ibu dari bahaya dan membantu persalinan lancar.,

b. Baju Bodo
Baju bodo termasuk contoh budaya lokal di Indonesia yang merupakan pakaian tradisional perempuan suku
Bugis dan suku Makassar, Sulawesi dan Bugi Pagatan, Kalimantan. Baju bodo juga dikenal sebagai pakaian
adat yang tertua di dunia.Baju bodo berbentuk segi empat yang biasanya berlengan pendek, sesuai dengan
namanya “bodo” yang berarti pendek. Dahulu, baju bodo digunakan tanpa baju dalaman sehingga
memperlihatkan payudara dan lekuk-lekuk dada penggunanya. Kemudian, baju bodo ini dipadukan dengan
sehelai sarung yang menutupi bagian pinggang ke bawah badan

a. Baju Kurung
Baju kurung merupakan pakaian tradisional masyarakat Melayu di Brunei Darussalam yang juga
termasuk contoh budaya lokal di Indonesia. Pakaian tradisional ini memiliki ciri khas rancangannya
yang longgar pada lengan, perut dan dada, Bagian paling bawah baju kurung juga sejajar dengan
pangkal paha ketika dipakai, tetapi ada pula yang memanjang sejajar lutut meskipun jarang terlihat.
Awalnya, baju kurung biasanya digunakan dalam upacara adat Melayu dan dipakai oleh kaum
perempuan di dalam kerajaan. Baju kurung ini dipakai bersama-sama dengan kain songket sebagai
sarungnya. Seiring waktu, baju kurung ini sudah dimodifikasi agar bisa dipakai oleh orang yang
berjilbab.

5. Lagu Daerah
Lagu daerah juga bentuk contoh budaya lokal di Indonesia yang berasal dari suatu daerah dan dinyanyikan
serta dipopulerkan oleh masyarakat daerah tersebut. Lagu daerah sama halnya dengan lagu kebangsaan yang
bersifat kedaerahan. Sehingga, lirik dan bahasanya pun sesuai dengan asal daerah lagu tersebut. Indonesia
sendiri memiliki banyak lagu-lagu daerah, antara lain:

a. Bungong Jeumpa
Bungong Jeumpa termasuk contoh budaya lokal di Indonesia yang merupakan lagu daerah dari Aceh.
Dalam bahasa Aceh, Bungong Jeumpa memiliki arti cempaka. Lagu daerah Aceh ini menggambarkan
semangat dan keindahan Tanah Aceh yang disimbolkan dengan bunga khas Kesultanan Aceh, yakni
Bungong Jeumpa.

b. Ampar-ampar Pisang
Ampar-ampar pisang adalah lagu daerah Kalimantan Selatan yang juga termasuk contoh budaya lokal
di Indonesia. Lagu daerah ini bercerita tentang pisang yang diolah dengan cara dijemur dan diproses
sebagai makanan khas. Lirik lagu daerah Ampar-ampar Pisang ini juga menggunakan bahasa Banjar.

c. Injit-injit Semut
Injit-injit Semut juga termasuk contoh budaya lokal di Indonesia yang merupakan lagu daerah dari
Provinsi Jambi. Lagu daerah ini lebih dikenal sebagai lagu anak-anak untuk mengiringi permainan
cubit-cubitan. Lagu daerah Injit-injit Semut ini mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai kehidupan.
Ketika seseorang menanam keburukan, maka orang tersebut akan menuai hal buruk juga. Selain itu,
lagu daerah ini juga mengajarkan anak untuk setia kawan.

6. Rumah Adat
Rumah adat atau rumah tradisional juga termasuk bentuk contoh budaya lokal di Indonesia. Rumah adat
merupakan rumah yang dibangun dengan cara sama dari generasi ke generasi dan tidak sama sekali atau
sedikit mengalami perubahan.

Rumah adat juga bisa diartikan sebagai rumah yang dibangun berdasarkan kegunaan, fungsi sosial budaya dan
arti budayanya dari corak maupun gaya bangunannya. Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki rumah adat
yang berbeda-beda, seperti berikut ini.
a. Rumah Honai
Honai adalah rumah adat Papua yang juga termasuk contoh budaya lokal di Indonesia. Rumah Honai
memiliki bentuk dasar lingkaran dengan rangka kayu berdinding anyaman dan atap kerucut yang
terbuat dari jerami.Sedangkan, dinding rumah Honai terbuat dari kayu yang disusun berdiri dengan
satu pintu pendek dan tidak berjendela. Tinggi rumah Honai sendiri 2,5 meter dan terlihat bagaikan
rumah jamur dari bagian luar.Rumah Honai sengaja dibangun sempat dan tanpa jendela untuk
menahan hawa dingin di pegunungan Papua. Sebenarnya, rumah Honai hanya boleh dihuni oleh pria
dan wanita menghuni rumah Ebei.

b. Rumah Joglo
Rumah Joglo adalah rumah adat masyarakat Jawa yang juga contoh budaya lokal di Indonesia. Rumah
Joglo yang juga disebut Omah Jawa ini terdiri dari 4 tiang utama. Rumah Joglo sendiri terbagi menjadi
2, yakni rumah induk dan rumah tambahan.

c. Rumah Gadang
Rumah adat ini juga dikenal dengan sebutan Rumah Bagonjong atau Rumah Baanjuang.Anda bisa
menjumpai banyak rumah Gadang di Sumatera Barat. Tapi, tidak semua wilayah di Minangkabau
boleh mendirikan rumah Gadang. Karena, hanya wilayah yang memiliki status sebagai nagari saja yang
boleh mendirikan rumah Gadang.Bentuk rumah Gadang ini cukup unik karena puncak atapnya yang
runcing menyerupai tanduk kerbau dan dibuat dari bahan ijuk yang tahan hingga puluhan tahun. Tapi
sekarang, rumah Gadang sudah banyak berubah.

7. Wirausaha Kerajinan
Wirausaha kerajinan dengan inspirasi objek ini banyak sekali yang sudah berhasil. Bahkan yang namanya
kerajinan itu punya manfaat yang bisa digunakan sampai saat ini. Contohnya adalah :

a. Batik Khas Berbagai Daerah di Indonesia


b. Kerajinan Pahat/Ukir
c. Kerajinan Anyam
d. Kerajinan Tenun
Sumber: https://deepublishstore.com/materi/budaya-lokal/

KEBUDAYAAN NASIONAL
Budaya nasional sesungguhnya bisa berupa sumbangan dari budaya lokal, sehingga sumbangan dari
beberapa kebudayaan lokal dari berbagai wilayah tersebutlah akhirnya tergabung menjadi satu ciri khas
yang kemudian menjadi kebudayaan nasional.

PENGERTIAN BUDAYA NASIONAL


Budaya nasional adalah serangkaian himpunan norma, perilaku, kepercayaan, adat istiadat, dan
nilai-nilai yang dimiliki oleh populasi negara yang berdaulat. Juga merujuk pada karakteristik khusus
seperti bahasa, agama, identitas etnis dan ras, sejarah dan tradisi budaya. Seperangkat keyakinan, makna
nilai, dan asumsi yang khas pada umumnya dipegang oleh anggota kelompok nasional. Perbedaan budaya
nasional dapat dinyatakan sebagai nilai-nilai pada sejumlah dimensi: jarak kekuasaan, maskulinitas-
feminitas, individualisme-kolektivisme, dan penghindaran terhadap ketidakpastian.

1. Sutan Takdir Alisyahbana


Kebudayaan nasional Indonesia sebagai suatu kebudayaan yang universal. Unsur-unsur
kebudayaan dikreasikan terutama yang masih langka dan dimiliki oleh masyarakat Indonesia masa itu,
yang mencakup: teknologi, ekonomi, keterampilan berorganisasi, ilmu pengetahuan.

Upaya mengkreasi ke arah itu dapat dicapai melalui usaha mempertajam rasio (akal) masyarakat
Indonesia dengan mengambil alih dinamisme Barat.

2. Poerbatjaraka
Kebudayaan nasional Indonesia harus berakar pada kebudayaan Indonesia sendiri, artinya harus
berakar pada kebudayaan suku-suku bangsa yang ada di Nusantara. Dianjurkan juga supaya
manusia Indonesia banyak mempelajari sejarah kebudayaan sendiri

3. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak kebudayaan daerah. Dalam hal ini beliau
telah memasukkan aspek mutu sebab ungkapan puncak berarti unsur-unsur kebudayaan daerah
yang paling tinggi mutunya.

4. Koentjaraningrat
Terdapat beberapa konsep kebudayaan nasional, diantaranya yaitu:

 Kebudayaan nasional adalah karya warga negara Indonesia, termasuk pula karya-karya
zaman dahulu di berbagai wilayah tanah air.
 Kebudayaan nasional adalah hasil karya warga negara Indonesia yang tema pikiran dan
wujudnya mengandung ciri-ciri khas Indonesia.
 Kebudayaan nasional adalah hasil karya warga Indonesia dan umumnya dirasakan
mempunyai nilai yang tinggi sehingga menjadi kebanggaan orang Indonesia.

CIRI BUDAYA NASIONAL


Budaya nasional memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri, diantaranya yaitu;

 Hasil budidaya masyarakat bangsa


 Hasil budidaya masyarakat sejak zaman dahulu hingga kini
 Hasil budidaya yang dibanggakan
 Hasil budidaya yang mempunyai kekhasan bangsa
 Hasil budaya yang menciptakan jati diri bangsa
 Hasil budaya yang memberikan identitas bangsa.

FUNGSI BUDAYA NASIONAL


Usman Pelly mengemukakan bahwa kebudayaan nasional berfungsi sebagai pedoman dalam membina
persatuan dan kesatuan bangsa bagi masyarakat majemuk. Contohnya saja seperti Indonesia bermanfaat
dalam mencari pedoman dalam pengambilalihan ilmu dan teknologi modern.

CONTOH BUDAYA NASIONAL


Adapun untuk beberapa contoh dalam budaya nasional di masyarakat Indonesia, antara lain adalah
sebagai berikut;

 Batik
Batik telah menjadi bagian budaya nasional, bahkan masyarakat di seluruh Dunia telah
mengathui bahwa seni budaya melukis atau gambar yang ada dalam batik ini hanya ada di
Indonesia. Sehingga secara tidak langsung contoh budaya nasional paling mudah ditemukan
adalah batik.

 Candi Borobudur
Candi Borobudur telah menjadi bagian daripada budaya nasional bagi masyarakat Indonesia.
Bahkan bangunan ini pernah menjadi bagian daripada 7 keajaiban dunia. Adapun lokasi
letaknya Candi ini berada di Jawa Tengah, Kabupaten Magelang. Meskipun masyarakat ada
yang lebih menganal Borobudru sebagai wisata di Jogjakarta.

Sumber: https://dosensosiologi.com/budaya-nasional/

Anda mungkin juga menyukai