Anda di halaman 1dari 12

Teori

jenis rasional dan renungan dari abstrak


pemikiran secara umum, atau hasil dari
pemikiran itu

Teori (serapan dari bahasa Belanda: theorie)


adalah serangkaian bagian atau variabel,
definisi dan dalil yang saling berhubungan
yang menghadirkan sebuah pandangan
sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antarvariabel, dengan
maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori
sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis”
yang mereka definisikan sebagai
“menentukan” bagaimana dan mengapa
variabel-variabel dan pernyataan hubungan
dapat saling berhubungan.[1]

Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda


pada bidang-bidang pengetahuan yang
berbeda pula tergantung pada metodologi
dan konteks diskusi. Secara umum, teori
merupakan analisis hubungan antara fakta
yang satu dengan fakta yang lain pada
sekumpulan fakta-fakta .[2] Selain itu,
berbeda dengan teorema, pernyataan teori
umumnya hanya diterima secara "sementara"
dan bukan merupakan pernyataan akhir yang
konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa
teori berasal dari penarikan kesimpulan
yang memiliki potensi kesalahan, berbeda
dengan penarikan kesimpulan pada
pembuktian matematika.

Sedangkan secara lebih spesifik di dalam


ilmu sosial, terdapat pula teori sosial.
Neuman mendefiniskan teori sosial adalah
sebagai sebuah sistem dari keterkaitan
abstraksi atau ide-ide yang meringkas dan
mengorganisasikan pengetahuan tentang
dunia sosial.[3] Perlu diketahui bahwa teori
berbeda dengan idiologi, seorang peneliti
kadang-kadang bias dalam membedakan teori
dan ideologi. Terdapat kesamaan di antara
kedunya, tetapi jelas mereka berbeda. Teori
dapat merupakan bagian dari ideologi, tetapi
ideologi bukan teori. Contohnya adalah
Aleniasi manusia adalah sebuah teori yang
diungkapakan oleh Karl Marx, tetapi Marxis
atau Komunisme secara keseluruhan adalah
sebuah ideologi.

Dalam ilmu pengetahuan, teori dalam ilmu


pengetahuan berarti model atau kerangka
pikiran yang menjelaskan fenomena alami
atau fenomena sosial tertentu. Teori
dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi
menurut metode ilmiah. Teori juga
merupakan suatu hipotesis yang telah
terbukti kebenarannya. Manusia membangun
teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan
menguasai fenomena tertentu (misalnya,
benda-benda mati, kejadian-kejadian di
alam, atau tingkah laku hewan). Sering kali,
teori dipandang sebagai suatu model atas
kenyataan (misalnya: apabila kucing
mengeong berarti minta makan). Sebuah
teori membentuk generalisasi atas banyak
pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide
yang koheren dan saling berkaitan.

Istilah teoritis dapat digunakan untuk


menjelaskan sesuatu yang diramalkan oleh
suatu teori namun belum pernah
terpengamatan. Sebagai contoh, sampai
dengan akhir-akhir ini, lubang hitam
dikategorikan sebagai teoritis karena
diramalkan menurut teori relativitas umum
tetapi belum pernah teramati di alam.
Terdapat miskonsepsi yang menyatakan
apabila sebuah teori ilmiah telah
mendapatkan cukup bukti dan telah teruji
oleh para peneliti lain tingkatannya akan
menjadi hukum ilmiah. Hal ini tidaklah
benar karena definisi hukum ilmiah dan
teori ilmiah itu berbeda. Teori akan tetap
menjadi teori, dan hukum akan tetap menjadi
hukum.[4]

Elemen
Di dalam sebuah teori terdapat beberapa
elemen yang mengikutinya. Elemen ini
berfungsi untuk mempersatukan variabel-
variabel yang terdapat di dalam teori
tersebut. Elemen pertama yaitu konsep.
Konsep adalah sebuah ide yang
diekspresikan dengan symbol atau kata.[5]
Konsep dibagi dua yaitu, simbol dan
definisi.Dalam ilmu alam konsep dapat
diekspresikan dengan simbol-simbol seperti,
”∞” = tak terhingga, ”m”= Massa, dan
lainnya. Akan tetapi, kebanyakan di dalam
ilmu sosial konsep ini lebih diekspresikan
dengan kata-kata tidak melalui simbol-
simbol. Menurut Neuman kata-kata juga
merupakan simbol karena bahasa itu sendiri
adalah simbol. Karena mempelajari konsep
dan teori seperti mempelajari bahasa.
Konsep selalu ada di mana pun dan selalu
kita gunakan.[6] Misalnya kita membicarakan
tentang pendidikan. Pendidikan merupakan
suatu konsep, ia merupakan ide abstrak yang
hanya di dalam pikiran kita saja.
Elemen kedua yaitu Scope.[7] Dalam teori
seperti yang dijelaskan di atas memiliki
konsep. Konsep ini ada yang bersifat abstrak
dan ada juga yang bersifat konkret. Teori
dengan konsep-konsep yang abstrak dapat
diaplikasikan terhadap fenomena sosial
yang lebih luas, dibanding dengan teori yang
memiliki konsep-konsep yang konkret.
Contohnya, teori yang diungkapkan oleh
Lord Acton ”kekuasaan cenderung
dikorupsikan”. Dalam hal ini kekuasaan dan
korupsi ada pada lingkup yang abstrak.
Kemudian kekuasaan ini dalam lingkup
konkret sepeti presiden, raja, jabatan ketua
RT,dll. Dan korupsi dalam lingkup konkret
seperti korupsi uang. .[8]
Elemen ketiga adalah relationship. Teori
merupakan sebuah relasi dari konsep-
konsep atau secara lebih jelasnya teori
merupakan bagaimana konsep-konsep
berhubungan. Hubungan ini seperti
pernyataan sebab-akibat (causal statement)
atau proposisi. Proposisi adalah sebuah
pernyataan teoritis yang memperincikan
hubungan antara dua atau lebih variable,
memberitahu kita bagaimana variasi dalam
satu konsep dipertangggung jawabkan oleh
variasi dalam konsep yang lain. Ketika
seorang peneliti melakukan tes empiris atau
mengevaluasi sebuah hubungan itu, maka
hal ini disebut sebuah hipotesis. Sebuah
teori sosial juga terdiri dari sebuah
mekanisme sebab akibat, atau alasan dari
sebuah hubungan, sedangkan mekanisme
sebab akibat adalah sebuah pernyataan
bagaimana sesuatu bekerja.[9]

Daftar teori

Hukum: Teori Hukum Pembangunan, Teori


Hukum Progresif, Teori Hukum Integratif
Biologi: Teori evolusi
Ekonomi: Teori keputusan
Klimatologi: Teori pemanasan global
Ilmu komputer: Teori komputasi
Geologi: Tektonik lempeng
Sastra: Literary theory
Matematika: Teori "chaos", Teori graf,
Teori bilangan, Teori probabilitas
Statistika: Teori nilai ekstrem
Musik: teori musik
Fisika: Grand unification theory, Teori
medan kuantum, Teori akustik, Teori
relativitas khusus | Teori relativitas
umum
Sosiologi dan filsafat: Critical social
theory

Referensi
1. John W Creswell, Research Design:
Qualitative & Quantitative Approach,
(London: Sage, 1993) hal 120
2. Merriam-Webster.com (http://www.merriam-
webster.com/dictionary/theory) Merriam-
Webster Dictionary
3. W.L Neuman, Social Research Methods:
Qualitative & Quantitative Approach,
(London: Sage, 2003) hal. 42
4. http://www.evolution.mbdojo.com/theory.ht
ml
5. W.L Neuman, Ibid., hal 44
6. W.L Neuman, Ibid.,hal 45
7. W.L Neuman, Ibid.,hal 47
8. John W Creswell, Ibid., hal. 122
9. W.L Neuman, Ibid., hal 50

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?


title=Teori&oldid=22590142"

Halaman ini terakhir diubah pada 8 Januari 2023,


pukul 18.36. •

Anda mungkin juga menyukai