C. RIWAYAT KEBIDANAN
1. Riwayat Haid
a. Menarche : 15 tahun
b. Siklus haid : 28-30 hari
c. Durasi haid : 4-5 hari
d. Dismenorhe : tidak ada
2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan anak yang
lalu Tidak ada
1. GI-P0-A0
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu mengatakan hamil pertama dan tidak pernah keguguran.
- DO :
a. Perut tampak membesar dan terjadi peregangan dan penebalan otot.
b. Tampak linea nigra dan striae livide.
c. Payudara tampak membesar dan terjadi hyperpigmentasi.
- Analisa dan interpretasi data
a. Pembesaran perut disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim.
(obstetric fisiologi, Unpad Bandung hal 140).
b. Pembesaran perut karena pembesaran uterus meliputi peregangan
dan penebalan sel-sel otot, sementara produksi miosit yang baru
sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan
ikat dan elastic, terutama pada lapisan otot luar. Kerjasama tersebut
akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. (Sarwono
Prawirohardjo 2008 hal 175).
c. Pada banyak perempuan, kulit di garis pertengahan perutnya
(linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut
linea nigra. (Sarwono Prawirohardjo 2008 hal 179).
d. Pada seorang primigravida warnanya membiru dan disebut striae
livide. Dahulu diduga bahwa striae ini muncul Karen kulit perut
diregang, tetapi sekarang orang berpendapat bahwa striae ini
muncul sebagai akibat dari hyperfungsi glandula suprarenalis.
(Obstetri fisiologi, Unpad Bandung hal 144).
e. Payudara biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hypertrofi
dari alveoli. Areola mammae melebar dan warnanya menjadi lebih
tua, perubahan tersebut karena pengaruh hormonal. (Obstetri
fisiologi, Unpad Bandung hal 146).
2. Gestasi 27 minggu 3 hari
Dasar/data pendukung
- DS :
a. HPHT : 21-08-2010
b. Ibu mengatakan sedang hamil ± 6 bulan.
- DO :
a. TP : 28-05-2022
b. Leopold 1 : TFU setinggi pusat (24 cm).
- Analisa dan interpretasi data
a. Tuanya kehamilan dalam bulan = TFU dlm cm
3.5 cm
= 24 cm
3.5 cm
= 6 bulan
(Obstetri fisiologi, Unpad Bandung hal 162).
b. Dihitung dari HPHT tanggal 21-08-2010 ke tanggal 01-03-2022
(tanggal pengkajian) umur kehamilan ibu adalah 27 minggu 3
hari. (Obstetri fisiologi, Unpad Bandung hal 127).
c. Leopold 1 untuk menentukan tuanya kehamilan dari tingginya
fundus uteri. (Obstetri fisiologi, Unpad Bandung hal 161).
3. Situs memanjang
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu merasakan pergerakan janin kuat pada perut sebelah kanan.
- DO :
a. Leopold I : TFU setinggi pusat dan teraba bokong.
b. Leopold II : pu-ki
c. Leopold III : kepala
d. Leopold IV : BAP
- Analisa dan interpretasi data
Situs ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu. Jika
ukuran panjang anak ialah ukuran bokong kepala sesuai dengan sumbu
panjang ibu, maka anak dikatakan dalam letak bujur atau letak
memanjang. (Obstetri fisiologi, Unpad Bandung hal 186).
4. Punggung kiri
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu mengatakan pergerakan janin kuat dan teratur dirasakan
pada perut sebelah kanan.
- DO : Palpasi Leopold II teraba punggung janin disebelah kiri.
- Analisa dan interpretasi data
Pada palpasi Leopold II teraba keras seperti papan pada sisi kiri perut ibu
dan bagian terkecil janin berada pada sisi kanan perut ibu. Ini
menandakan bahwa punggung janin berada di sebelah kiri. (Obstetri
fisiologi, Unpad Bandung hal 165).
5. Presentasi kepala
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu mengatakan pergerakan janin lebih sering pada perut
sebelah kanan atas.
- DO : pada palpasi Leopold III teraba kepala.
- Analisa dan interpretasi data
Pada palpasi Leopold III teraba bagian bulat, keras, dan melenting yang
menandakan bahwa yang teraba adalah kepala janin. (Obstetri fisiologi,
Unpad Bandung hal 165).
6. BAP (bergerak atas panggul)
Dasar/data pendukung
- DS : -
- DO : palpasi Leopold IV kepala masih belum masuk ke pintu atas
panggul dan saat palpasi, kedua tangan masih bertemu.
- Analisa dan interpretasi data
Pada palpasi Leopold IV bagian terendah janin belum masuk ke pintu atas
panggul dan saat palpasi jika kita rapatkan kedua tangan convergent
(masih bertemu) hanya bagian kecil dari kepala janin turun kedalam
rongga. (Obstetri fisiologi, Unpad Bandung hal 165-166).
7. Intrauterin
Dasar/data pendukung
- DS :
a. Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri perut hebat
selama kehamilannya.
b. Ibu menagatakan janinnya bergerak kuat.
- DO : Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Analisa dan interpretasi data
Kehamilan intrauterine dapat dipastikan dengan melihat pembesaran
perut sesuai umur kehamilan artinya uterus berkembang sesuai dengan
umur kehamilannya. ( Sarwono Prawirohardjo 1990 hal 90).
8. Tunggal
Dasar/data pendukung
- DS :
a. Ibu mengatakan tidak ada riwayat kembar dari pihak suami
maupun istri.
b. Ibu mengatakan pergerakan janinnya lebih sering pada perut
sebelah kanan.
- DO :
a. DJJ terdengar jelas pada satu tempat.
b. Saat palpasi teraba dua bagian terbesar janin yaitu kepala
dan bokong.
c. Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan.
- Analisa dan interpretasi data
Tanda-tanda bahwa kehamilan tunggal adalah seperti saat palpasi hanya
teraba dua bagian besar janin yaitu kepala dan bokong, pembesaran
perut sesuai dengan umur kehamilan dan DJJ hanya terdengar pada satu
tempat. (Obstetri fiosiologi, Unpad Bandung hal 184-185).
9. Hidup
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak dengan aktif.
- DO :
a. DJJ terdengar kuat dengan frekuensi 137x/menit.
b. Saat palpasi, teraba pergerakan janin.
- Analisa dan interpretasi data
Tanda bahwa janin hidup yaitu DJJ terdengar, uterus membesar sesuai
umur kehamilan, ibu merasakan pergerakan janin. (Obstetri fisiologi,
Unpad Bandung hal 184).
10. Keadaan janin baik
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat dan teratur.
- DO : DJJ 137x/menit, kuat dan teratur.
- Analisa dan interpretasi data
Bunyi jantung terdengar dengan frekuensi antara 120-160x/menit
menandakan keadaan janin baik dan adanya pergerakan janin. (Sinopsis
Obstetri 1998 hal 54).
Masalah aktual
LANGKAH 6 : IMPLEMENTASI
A. Diagnosa
G1-P0-A0, gestasi 27 minggu 3 hari, situs memanjang, pu-ki, presentasi kepala, BAP,
intrauterine, tunggal, hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu mual dan muntah.
Tanggal 01 Maret 2022, jam 09.20 WITA
B. Masalah actual : mual muntah (emesis gravidarum)
C. Masalah potensial : hyperemesis gravidarum
1. Tujuan :
- Pertumbuhan dan perkembangan janin baik.
- Keadaan ibu dan janin baik.
- Mual dan muntah teratasi.
- Tidak terjadi hyperemesis gravidarum.
2. Criteria
- TFU sesuai dengan umur kehamilan yaitu setinggi pusat (24 cm).
- Pertambahan berat badan sesuai dengan umur kehamilan trimester
satu yaitu meningkat rata-rata 1 kg.
- Mual dan muntah teratasi dan tidak berlanjut sampai lebih dari 5
kali dalam sehari serta tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Ibu tampak tidak lemas.
- TTV dalam batas normal :
TD systole : 100 – 130 mmHg
TD diastole : 70 – 90 mmHg
Nadi : 70 – 80 mmHg
Suhu : 36 – 37,5°C
Pernapasan : 18 – 24x/menit
3. Pelaksanaan tindakan
Tanggal 01 Maret 2022, jam 09.26 WITA
a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu keadaan janin baik dan
keadaan ibu yang kadang-kadang merasa mual dan muntah merupakan
gejala emesis gravidarum dimana keadaan ini biasa timbul pada
kehamilan muda dan dapat diatasi dengan mengkonsumsi suplemen
berupa vitamin dan makanan bergizi seperti sayur-sayuran, tempe,
telur,dll.
Hasil : ibu mengerti atas apa yang disampaikan
b. Memberi HE tentang
Gizi ibu hamil
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung zat besi dan asam folat seperti telur, hati,
daging, kacang-kacangan.
Personal hygene
Menganjurkan ibu untuk mandi 2x sehari dan sering
mengganti pakaian terutama pakaian dalam.
Istirahat yang cukup
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari ± 2 jam
dan malam hari ± 8 jam.
Menjelaskan cara perawatan payudara
Memberitahu ibu tentang 9 tanda bahaya kehamilan :
Nyeri kepala yang hebat dan menetap
Wajah dan tungkai bengkak
Gangguan dan perubahan pada penglihatan
Perdarahan dari jalan lahir sebelum waktunya
Pergerakan janin berkurang
Nyeri perut hebat sebelum waktunya
Demam
Kejang
Mual dan muntah berlebihan
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran bidan serta bisa
menyebutkan tanda bahaya kehamilan.
c. Memberitahu ibu tentang cara mencegah penyebab mual dan
muntah selama kehamilan seperti :
- Bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan dan makan biscuit atau
roti sebelum bangun dari tempat tidur.
- Menghindari makanan berminyak dan berbumbu keras.
- Makan sedikit tapi sering.
Hasil : ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan
d. Melakukan penatalaksanaan pemberian vitamin dan antiemetic yaitu
vitamin B1 dan vitamin B6
Hasil : ibu meminum obat 3 kali sehari
e. Memberitahukan kepada ibu bahwa ibu mengalami emesis gravidarum
yang merupakan gejala yang sering timbul pada kehamilan muda dan jika
tidak diantisipasi maka akan berlanjut menjadi hyperemesis gravidarum.
Hasil : ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan
f. Memberitahu ibu bahwa jika terjadi mual dan muntah yang berlebihan
dan lebih dari 5x sehari serta mengganggu aktivitas ibu, maka ibu harus
datang untuk memeriksakan keadaannya.
Hasil : ibu bersedia memeriksakan keadaannya
g. Mendiskusikan tentang persiapan persalinan.
Pemilihan tempat persalinan.
Penentuan tempat persalinan dan penolong persalinan.
Persiapan biaya persalinan.
Persiapan keluarga yang akan ditinggalkan selama persalinan dengan
mengingat “SURGAKU” (serahkan urusan rumah tangga pada
keluarga).
Persiapan terhadap komplikasi dengan “BERDOA” (bersama donor,
ongkos, dan angkutan).
Hasil : ibu merencanakan untuk melahirkan di rumah dan di tolong oleh
bidan.
h. Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 15-03-
2022. Hasil : ibu bersedia datang pada tanggal 15-03-
2022.
LANGKAH 7 : EVALUASI
Tanggal 01 Maret 2022, jam 09.35 WITA
1. Kehamilan berlangsung normal
- Pertumbuhan dan perkembangan janin baik.
- TFU sesuai dengan umur kehamilan yaitu setinggi pusat (24 cm).
- DJJ terdengar jelas dengan frekuensi 137x/menit.
- TTV dalam batas normal :
TD : 110/80 mmHg (normal : 100/70 – 130/90 mmHg)
Nadi : 80x/menit (normal : 70-80x/menit)
Suhu : 37°C (normal : 36 - 37°C)
Pernapasan : 20x/menit (normal 18 – 24x/menit)
2. Ibu masih dalam keadaan emesis gravidarum.
3. Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan semua anjuran dari bidan.
4. Ibu merencanakan untuk melahirkan dirumah dan ditolong oleh bidan.
5. Ibu bersedia datang kembali pada tanggal 15-03-2022.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY “E”
GESTASI 27 MINGGU 3 HARI DENGAN MUAL DAN
MUNTAH DI UPTD PUSKESMAS X
TANGGAL 01 MARET 2022
IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama istri/suami : Ny.”E”/Tn.”A”
Umur : 31 tahun/33
tahun Nikah/lamanya : pertama/ 2 tahun
Suku : Bugis / bugis
Agama : Islam/islam
Pendidikan : SMA/S1
Pekerjaan : pegawai/pegawai
Alamat :
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan tidak pernah keguguran. G1-P0-A0
2. HPHT tanggal 21-08-2010.
3. Ibu mengatakan umur kehamilannya ± 6 bulan.
4. Ibu merasakan pergerakan janinnya mulai pada akhir bulan ke-4 umur kehamilan
sampai sekarang.
5. Ibu mengatakan gerakan janin terasa kuat di perut sebelah kanan.
6. Ibu mengeluh sering mual sejak awal kehamilan sampai sekarang.
7. Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan jamu selama hamil selain yang
dianjurkan oleh bidan.
8. Ibu sudah mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali di PKM TT1 tanggal 16
November 2010 dan TT2 tanggal 20 Desember.
OBJEKTIF (O)
1. HTP tanggal 28-05-2022.
2. Keadaan umum ibu tampak lemas.
3. Tampak striae livide dan linea nigra.
4. DJJ terdengar jelas pada perut sebelah kiri dengan frekuensi 137x/menit.
5. Palpasi Leopold
- Leopold I : TFU setinggi pusat (24 cm)
- Leopold II : pu-ki
- Leopold III : kepala
- Leopold IV : BAP
6. Tanda-tanda vital
- TD : 110/80 mmHg (normal 100/70 – 130/90 mmHg)
- N : 80x/menit (normal 70-80x/menit)
- S : 37°C (normal 36-37,5°C)
- P : 20x/menit (normal 18-24x/menit)
ASSESMENT (A)
G1-P0-A0, gestasi 27 minggu 3 hari, situs memanjang, pu-ki, presentasi kepala, BAP,
intrauterine, tunggal, hidup, keadaan janin baik,dan keadaan ibu mual dan muntah.
PLANNING (P)
Tanggal 01 Maret 2022 , jam 09.20 WITA
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu keadaan janin baik dan keadaan
ibu yang kadang-kadang merasa mual dan muntah merupakan gejala emesis
gravidarum dimana keadaan ini biasa timbul pada kehamilan muda dan dapat
diatasi dengan mengkonsumsi suplemen berupa vitamin dan makanan bergizi
seperti sayur- sayuran, tempe, telur,dll.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran bidan.
2. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat
besi dan asam folat seperti telur, hati, daging, kacang-kacangan.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran bidan.
3. Menganjurkan ibu untuk mandi 2x sehari dan sering mengganti pakaian
terutama pakaian dalam.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran bidan.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari ± 2 jam dan malam hari
± 8 jam.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia malaksanakan anjuran bidan.
5. Menjelaskan cara perawatan payudara
Hasil : ibu mengerti dan bersedia dan melaksanakan anjuran bidan.
6. Memberitahu ibu tentang 9 tanda bahaya kehamilan :
Nyeri kepala yang hebat dan menetap
Wajah dan tungkai bengkak
Gangguan dan perubahan pada penglihatan
Perdarahan dari jalan lahir sebelum waktunya
Pergerakan janin berkurang
Nyeri perut hebat sebelum waktunya
Demam
Kejang
Mual dan muntah berlebihan
Hasil : ibu mengerti dan bisa menyebutkan
7. Memberitahu ibu tentang cara mencegah penyebab mual dan muntah
selama kehamilan seperti :
- Bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan dan makan biscuit atau roti
sebelum bangun dari tempat tidur.
- Menghindari makanan berminyak dan berbumbu keras.
- Makan sedikit tapi sering.
Hasil : ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan
8. Melakukan penatalaksanaan pemberian vitamin dan antiemetic yaitu vitamin B1
dan vitamin B6
Hasil : ibu meminum obat 3 kali sehari
9. Memberitahukan kepada ibu bahwa ibu mengalami emesis gravidarum
yang merupakan gejala yang sering timbul pada kehamilan muda dan jika
tidak diantisipasi maka akan berlanjut menjadi hyperemesis gravidarum.
Hasil : ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan
10. Memberitahu ibu bahwa jika terjadi mual dan muntah yang berlebihan dan lebih
dari 5x sehari serta mengganggu aktivitas ibu, maka ibu harus datang untuk
memeriksakan keadaannya.
Hasil : ibu bersedia memeriksakan keadaannya
11. Mendiskusikan tentang persiapan persalinan.
Pemilihan tempat persalinan.
Penentuan tempat persalinan dan penolong persalinan.
Persiapan biaya persalinan.
Persiapan keluarga yang akan ditinggalkan selama persalinan dengan mengingat
“SURGAKU” (serahkan urusan rumah tangga pada keluarga).
Persiapan terhadap komplikasi dengan “BERDOA” (bersama donor, ongkos, dan
angkutan).
12. Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 15-03-
2022. Hasil : ibu bersedia datang pada tanggal 15-03-
2022
LAPORAN KEGIATAN
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
BULAN JANUARI – MARET 2021
B. Laporan Hasil Kegiatan
1. Kebersihan Tangan
Kegiatan terkait kebersihan tangan meliputi :
a) Audit Kelengkapan Fasilitas Kebersihan tangan.
Grafik kelengkapan fasilitas Kebersihan Tangan di RSUD dr.Tjitrowardojo
pereiode Januari - Maret 2021
100
95
90
85
80
75
Terse Terse Terse Terse Terse Terse Terse Terse
dia dia dia dia dia dia dia dia
wasta kran sabun box Tisu temp Leafle alkoh
fel +air cair tisu at t ol
samp hand
ah rub
CAPAIAN 95 100 85 100 85 100 100 99
TARGET 100 100 100 100 100 100 100 100
0
Dokter perawat/ Staf lain rata -rata target
bidan
JAN 75 86 75 79 100
FEB 75 88 75 80 100
MAR 75 89 75 81 100
85
80
75
70
65
Dokter perawat/ Staf lain rata-rata Target
bidan
JAN 75 80 72 75 85
FEB 76 82 72 76 85
MAR 76 83 74 77 85
Analisa data:
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan kepatuhan 5 moment
kebersihan rata rata 76 %. Kepatuhan tertinggi pada staf
perawat/bidan yaitu 81%. Hal tersebut terjadi kemungkinan karena
kurangnya kesadaran petugas akan manfaat kebersihan tangan dan
karena fasilitas kadang masih kurang lengkap.
2. Kebersihan Lingkungan
Grafik kepatuhan Kebersihan Lingkungan di RSUD dr. Tjitrowardojo
periode Januari - Maret 2021
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
LIMBAH LIMBAH LIMBAH LIMBAH LIMBAH 5R (
CAIR CAIR PADAT PADAT JARUM Resik, Ra
NON INFEKSIU NON INFEKSIU DAN pi, Ringk
INFEKSIU S INFEKSIU S BENDA es, Rawat
S S TAJAM , Rajin )
CAPAIAN 100 85 95 75 85 70
TARGET 100 100 100 100 100 100
Analisa :
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa kepatuhan kebersihan
lingkungan periode Januari – Maret 2021 rata – rata 85 %. Kepatuhan
100 % terdapat pada kepatuhan pengelolaan limbah cair non infeksius,
sedangkan kepatuhan terendah pada pengelolaan 5 R. Hal tersebut
kemungkinan disebabkan karena kurangnya kesadaran petugas akan
manfaat pengelolaan 5 R di unit masing – masing.
3. Surveilens Infeksi
a. Infeksi Daerah Operasi
Grafik Insiden Rate IDO di RSUD dr.Tjitrowardojo
periode Januari - Maret 2021
6
5
4
3
2
1
0
Analisa:
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa Infeksi Daerah
Operasi pada periode Januari – Maret 2021 rata – rata 2,8 %, lebih
CAPAIAN TARGET
100
10 0 90 100 90 100 100 100 100 100 100
8585 86
7575
III ) Tanggal :
Jumlah Peserta :
Waktu pelaksanaan :
Nara Sumber :
Kegiatan Elas Ibu Hamil di mulai pada pukul 09.00 WIB bertempat di ruang pertemuan
puskesmas Lawir. Pada awal pertemuan diawali dengan pembukaan dan perkenalan dari bidan
fasilitator kepada ibu-ibu hamil yang hadir pada saat itu, dan juga ibu-ibu hamil memperkenalkan
diri satu per satu.
Setelah itu bidan fasilitator menjalankan daftar hadir sekaligus membagikan lembar pretest
kepada ibu-ibu hamil untuk di isi. Ibu-ibu tersebut harus menandatangani daftar hadir, pemberian
lembar pretes bertujuan untuk mengetahui bagaiman wawasan atau pengetahuan ibu hamil
sebelum di berikan penyuluhan mengenai pemeriksaan ibu hamil agar ibu dan janin sehat dan juga
tidak lupa oleh fasilitator untuk membagikan snack dan minuman dan juga anjurkan ibu untuk BAK
terlebih dahulu serta jika duduk ibu hamil dianjurkan untuk meluruskan kakinya ke depan supaya ibu
merasa lebih nyaman.
Setelah fasilitator memberikan daftar hadir, bidan fasilitator melanjutkan pertemuan dengan
penyuguhan materi penyuluhan mengenai pemeriksaan ibu hamil agar ibu dan janin sehat,
penyuguhan materi disampaikan melalui infokus atau slide show. Yang menjadi nara sumber saat itu
adalah bidan koordinator, setelah bidan koordinator selesai memberikan materi, tampak ibu-ibu
hamil sangat paham dengan penyuluhan yang disampaikan. Kemudian moderator langsung
membukan sesi tanya jawab, ibu-ibu hamil antusias untuk bertanya kepada nara sumber dan bidan
fasilitator, sembagian besar peserta yang hadir mengacungkan tangan untuk dapat bertanya. Setelah
semua pertanyaan terkumpul, narasumber dan fasilitator langsung menjawab semua pertanyaan
tersebut.
Setelah penyuguhan materi dan sesi tanya jawab selesai dilakukan, kegiatan dilanjutkan
dengan membagi lembaran uji post tes ibu bertujuan untuk mengetahui lagi bagaimana wawasan
dan pengetahuan ibu hamil setelah diberikan penyuluhan, apakah ibu-ibu dapat menjawab soal tes
lebih baik lagi atau bahkan tetap sama dengan sebelum diberikan materi penyuluhan. Dengan kata
lain, tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perubahan dari wawasan ibu hamil dengan
diadakannya kelas ibu hamil.
Setelah post tes dilakukan, narasumber dan bidan fasilitator mengajak ibu-ibu hamil untuk
melakukan senam ibu hamil yang di pimpin oleh bidan fasilitator. Selesai senam dilakukan berarti
semua kegiatan kelas ibu hamil pada saat itu sudah selesai dilakukan. Bidan fasilitator langsung
menutup kegiatan kelas ibu hamil dan menyampaikan kepada ibu hamil jangan lupa hadir pada
kegiatan kelas ibu hamil bulan depan.
Masalah / kendala :
Yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kelas ibu hamil adalah waktu dimulainya kegiatan
karena harus menunggu ibu-ibu hamil yang datang tidak tepat pada waktunya, dan saat proses
kegiatan berjalan,wkt ygdiperlukan saat pengisian pre test maupun post test lebih lama dikarenakan
masih banyak ibu-ibu hamil yang tidak sekolah dan tidak tamat SD, sehinggah fasilitator harus satu
per satu membacakan soal pre tes tersebut.
Hasil Evaluasi :
Dari hasil pre test dan post test yang telah diberikan kepada ibu hamilserta melihat
pertanyaan yang sudah ditanyakan, sudah sangat terlihat bahwa masih banyak ibu yang bingung
antara mitos dan fakta yg mereka alami selama hamil, tapi sebagian besar ibu-ibu hamil sudah
sangat mengerti arti pentingya pemeriksaan ibu hamil selama masa kehamilanny, dan juga dapat
dilihat adanyapeningkatan wawasan dan pengetahuan ibu hamil menjadi lebih bertambah .
Kesimpulan :
Dari semua kegiatan yang dilakukan pada kelas ibu hamil dapat di ambil kesimpulan bahwa,
kegiatan kelas ibu hamil berjalan lancar, ibu-ibu hamil sangat antusias dalam memberikan
pertanyaan. Dengan di adakannya kelas ibu hamil ini dapat juga di ambil kesimpulan bahwa kegiatan
ini sangat bermanfaat bagi para ibu hamil untuk menambah wawasan dengan pengetahuan seputar
kehamilan serta terwujudnya ibu hamil yang cerdas, serta tanggap terhadap segala sesuatu yang
dapat membahayakan diri dan janinnya, sehingga ibu dapat melahirkan bayi yang sehat dan cerdas.
Kelas ibu hamil juga merupakan salah satu cara/metode yang dapat bertujuan untuk menekan
AKI/AKB yang ada di kabupaten Manggarai Timur.
Akan di adakan pertemuan kelas ibu hamil yang ke 2 pada tanggal,,, bulan depan dianjurkan
ibu hamil untuk memakai celana trainning dan mengajak keluarga, saudara dan teman-teman untuk
mengikuti kegiatan kelas ibu hamil berikutnya.
DOKUMENTASI KIE KESEHATAN IBU
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SMA/SMP
Pekerjaan : IRT/Nelayan
a) Riwayat Haid
(1) Menarche :±13 tahun
5) Riwayat ginekologi
Tidak ada riwayat penyakit tumor, kanker, infertilitas dan lain- lain
6) Riwayat KB
Kebiasaan
9) Pola eliminasi
a) BAK
Kebiasaan
Kebiasaan
Kebiasaan
BAK
Kebiasaan
a) Istirahat/ tidur siang: ± 2 jam ( 13:00-15:00 wita )
d. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum ibu : baik
b) Kesadaran : composmentis
c) Berat badan : 52 kg
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/ menit
S : 37,5℃
P : 20x/ menit
a) Kepala
Rambut bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada benjolan pada
kepala
b) Muka
Tidak pucat, tidak ada oedema pada wajah dan ekspresi wajah
tampak meringis saat nyeri
c) Mata
d) Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret, tidak ada polip dan
penciuman baik.
e) Mulut/gigi
Bibir tidak pecah-pecah, tidak terdapat sariawan, gigi utuh, tidak
ada caries, gusi dan lidah basah.
f) Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret, tampak bersih dan
pendengaran baik.
g) Leher
Tampak striae livide, dan linea nigra, TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus teraba keras dan bundar
j) Vulva dan perineum
l) Ekstremitas
Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema, kuku tidak pucat.
(2) Ekstremitas bawah
Simetris kiri dan kanan, tidak oedema, tidak ada varises dan
refleks patela kiri dan kanan (+).
Langkah II. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual
dan interpretasi
b. Kriteria keberhasilan
TD : 110/70 mmHg
N : 80-100x/ menit
S : 36,5-37,5℃
P : 16-24x/ menit
Rasional: lochea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas, lochea akan keluar pada hari
pertama sampai 12 minggu post partum.lochea yang
keluar dihari pertama sampai hari ketiga disebut lochea
rubra.
4) Berikan health educatian pada ibu tentang perawatan perineum
Rasional: luka jahitan yang tidak terawat dengan baik dapat
menyebabkan infeksi.
5) Anjurkan ibu agar sering berkemih/ BAK
Hasil: ibu bersedia memakai alat kontrasepsi setelah masa nifas selesai
VII. Evaluasi
1) ibu mengerti dan mau bekerja sama dengan bidan tentang tindakan
yang dilakukan
2) Keadaan umum ibu baik, TD: 110/70 mmHg, N: 80x/ menit, S:
37,5℃, P: 20x / menit.
3) Pengeluaran lochea rubra warna merah kehitam-hitaman,
jumlahnya ±5cc
4) Ibu bersedia melakukan perawatan perineum dan rutin
mengganti pembalut
5) Ibu sering BAK dan kandung kemih kosong
pendokumentasian
a. Subjektif (S)
2) Kesadaran komposmentis
a) Abdomen
d. Planning (P)
1. Identitas
1. Klien
Nama : By.Ny.I
Tempat tanggal lahir : RSI Sultan Agung
Umur : 2 Hari
Alamat : Bulusan, RT 01 RW 04 Sayung, Demak.
Diagnosa Medis : Asfiksia Sedang
Nomor CM : 01-41-58-74
Ruangan : Peristi
Tanggal masuk : 30 Januari 2021
Tanggal pengkajian : 1 Februari 2021
2. Orangtua
Nama : Ny.I / Tn.A
Umur : 22 Tahun / 25 Tahun
Golongan darah :O
Pekerjaan : IRT / Swasta
Pendidikan : SMU / SD
Alamat : Bulusan, RT 01 RW 04 Sayung, Demak
2. Alasan Dirawat
Hari pertama klien dilahirkan dengan diagnosa medis asfiksia , ditandai dengan
bayi lahir tidak segera menanggis.
6
4. Riwayat Prenatal
Ibu pasien mengatakan ini adalah kehamilan anak pertama dan melahirkan secara
normal.Selama hamil ibu klien makan dengan baik, namun terkadang ketika
mencium bau-bau tertentu ibu klien merasa mual dan pusing. Selama hamil ibu
klien rutin memeriksakan antenatal care (ANC) setiap satu bulan sekali, hari
pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 14 mei 2020, hari perkiraan lahir (HPL) 21
februari 2021, masa gestasi 36 minggu 5 hari.
8
6. Kognitif/ Perseptual
Ketika klien mendengar suara , klien akan mencari sumber suara tersebut.
7. Peran/Hubungan
Hubungan antara orangtua klien dengan klien sangat baik, ayahnya selalu
mengunjungi klien dan mengajak anaknya berinteraksi.
8. Koping/Toleransi stress
Orang tua klien berusaha dan berdoa untuk kesembuhan anaknya.Klien tidak
merasa gelisah dan tidak rewel.
9. Nilai/kepercayaan
Orang tua klien beragama islam, melakukan sholat 5 waktu
7. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik, menanggis, BB turun 200 gram dari 2500 gram
menjadi 2300 gram,kulit tampak kuning.
2. Kesadaran : Composmentis
3. Apgar score : Nilai apgar 4-5-6 , penilaian apgar scor dilakukan
pada satu menit pertama, 5 menit dan 10 menit setelah kelahiran
bayi.
4. Gestasional age : 36 minggu 5 hari
5. Tanda vital : suhu 36,8C, respirasi 60x/menit, heartrate 110x/menit,
SPO2 97%
6. Antopometri : TB 47cm, BB 2300 gram, LK 33 cm
7. Kepala : Rambut tipis, bersih,tidak ada benjolan atau lesi , wajah
simetris, tidak ada benjolan pada kelenjar tiroid, fontanel sedikit cekung.
8. Mata : Mata tidak strambismus (juling), tidak ada secret, alis
mata simetris, tidak ada edema.
9. Hidung : Hidung simetris, CPAP, tidak ada tanda-tanda iritasi
disekitar hidung.
10. Mulut dan faring : Mukosa bibir kering, gigi belum tumbuh.
11. Toraks dan paru : Bentuk dada simetris, sesak napas, irama nafas tidak
teratur, frekuensi nafas 62x/menit, peep 6, flow 8liter/menit, fio2 80%.
12. Jantung : Tidak ada nyeri dada, irama jantung teratur.
8
13. Abdomen :Tidak ada luka, tidak terdapat pembesaran hepar,
umbilical basah.
14. Ekstremitas : Tidak ada kelainan ekstremitas, turgor kulit sedang, warna
kekuningan, akral hangat dan tidak ada luka.
15. Genetalia : Tidak ada kelainan
16. Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang.
17. Refleks : Refleks menelan baik, refleks menggengam baik, refleks
menghisap baik, refleks rooting baik
8. Informasi Lain
1. Pemeriksaan penunjang yang didapatkan berupa hasil hematologi pada
tanggal 30 januari 2021 pukul 04.32 WIB.
Tabel 3.1
Hematologi Hasil Nilai rujukan Satuan
Darah Rutin 1
Hb L 14.8 15.2-23.6 g/dL
Ht L 43.3 44.0-72.0 %
Leukosit 25.74 9.40-34.00 ribu/uL
Trombosit 346 229-553 ribu/uL
Kimia klinik
GDS H 104 40-60 mg/dL
Elektrolit
(Na,K,Cl)
Natrium (Na) 133.0 132-147 mmol/%
Kalium (K) 4.10 350-6.00 mmol/%
Klorida (Cl) 108.0 95-116 mmol/%
8
2. Pemeriksaan penunjang yang didapatkan berupa hasil dari kimia klinik
pada tanggal 01 februari 2021 pukul 13.05 WIB.
Tabel 3.2
Kimia Klinik Hasil Nilai rujukan Satuan
Bilirubin Total H 18.95 <7.0 mg/dL
Bilirubin Direk-indirek
3. Terapi
a. D10 % 8 tpm
b. Cetotaxime 2x125
c. DEXAMETHASONE 2x1/5 A
d. AminoPHYLLIN 2x10 mg
e. MEROPENEM 2x60 mg
9. Analisa Data
Hasil yang dilakukan pada tanggal 1 Februari 2021 penulis menganalisa data
dan didapatkan masalah keperawatan yaitu :
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas. Masalah
tersebut didukung dari data objektif yaitu RR : 60 x/menit, terpasang
Continuos Positive Airway Pressure (CPAP), Flow 8 L/menit, Flo2 80%,
SPO2 97%, Positive End Expiratory Pressure (PEEP) 5.
2. Masalah keperawatan kedua yaitu ikterik neonatus berhubungan dengan usia
kurang 7 hari, hal tersebut didukung dari data objektif yaitu tampak
kekuningan pada telapak tangan dan telapak kaki, bilirubin direk 0,5
mg/dL,bilirubin indirek 18,43 mg/dL, bilirubin total 18,95 mg/dL, Kramer V.
3. Adapun masalah keperawatan yang ketiga yaitu Resiko hipovolemi
berhubungan dengan evaporasi yang didukung dari data objektif yaitu suhu
36,8 C, berat bayi lahir 2500 gram, berat bayi sekarang 2300 gram turun
9
sekitar 200 gram, hematokrit 43,3%, mukosa kering, output urine 80ml, intake
cairan 20cc/2 jam Asi/sufor.
11. Intervensi
1. Diagnosa utama yang muncul pada by.Ny.I adalah Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan hambatan upaya napas. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam maka diharapkan pola nafas membaik dengan
kriteria hasil frekuensi nafas membaik. Sedangkan intervensi yang tepat sesuai
dengan buku standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI) untuk kasus
tersebut yaitu monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas, monitor
pola napas ( seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi), monitor adanya
sumbatan jalan napas, monitor saturasi oksigen, atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien, jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan.
2. Masalah keperawatan kedua yaitu Ikterik Neonatus berhubungan dengan usia
kurang 7 hari. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka
diharapkan ikterik menurun dengan kriteria hasil warna kulit kemerahan.
Intervensi yang dilakukan yaitu monitor ikterik pada sclera dan kulit bayi,
identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan usia gestasi dan berat badan,
monitor tanda vital setiap 4 jam sekali, monitor efek samping fototerapi (mis.
Hipertermi, diare, rush pada kulit, penurunan berat badan lebih dari 8-10%),
siapkan lampu fototerapi dan inkubator, lepaskan pakaian bayi kecuali popok,
berikan eye protector,ukur jarak lampu dari permukaan kulit bayi, biarkan
kulit bayi terpapar sinar fototerapi secara berkelanjutan, ganti segera alas dan
popok bayi jika BAB atau BAK, anjurkan ibu menyusui sekitar 20-30 menit,
kolaborasi pemeriksaan darah vena bilirubin direk dan indirek.
9
3. Masalah keperawatan ketiga yaitu Resiko Hipovolemia berhubungan dengan
Evaporasi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka
diharapkan hipovolemi membaik dengan kriteria hasil turgor kulit normal.
Intervensi yang dilakukan yaitu periksa tanda dan gejala hipovolemia, monitor
intake dan output cairan, berikan asupan cairan oral, kolaborasi pemberian
cairan IV.
12. Implementasi
Intervensi telah disusun berdasarkan masalah, kemudian dilakukan
implementasi sebagai tindakan lanjut pelaksanaan asuahan keperawatan pada bayi
Ny.I.
1. Hari pertama tanggal 1 februari 2021
a. Diagnosa pertama yang dilakukan untuk mengatasi pola napas tidak
efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas. Berdasarkan studi
kasus yang dilakukan pada pukul 08.00 WIB didapatkan dari hasil
mengkaji pola nafas dan keadekuatan, didapatkan data objektif RR
60x/menit, napas dibantu dengan CPAP. Pada pukul 08.05 WIB
memonitor kecepatan aliran oksigen, tekanan PEEP dan didapatkan Flow
8 liter/menit, Flo2 80%, SPO2 97%, Peep 5.
b. Kemudian dilanjutkan implementasi pada diagnosa yang kedua yang
dilakukan untuk mengatasi Ikterik Neonatus berhubungan dengan usia
kurang 7 hari. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan didapatkan dari
hasil pengkajian pada pukul 08.15 WIB memonitor tanda vital Keadaan
umum cukup, nadi 110x/menit, respirasi 60x/menit, suhu 36,8 C, pada
pukul 08.25 WIB memonitor efek samping fototerapi didapatkan data
objektif sudah dilakukan fototerapi 3x24 jam terdapat perubahan berat
badan efek fototerapi dalam 3 hari berat badan turun 200 gram, dari 2500
gram menjadi 2300 gram, ikterik Kramer V, pada pukul 08.35 WIB
mengganti popok bayi didapatkan BAB dengan konsistensi lembek dan
berwarna pucat dan BAK berwarna kuning.
c. Implementasi pada diagnosa ketiga yang dilakukan untuk mengatasi
Resiko hipovolemia berhubungan dengan evaporasi. Berdasarkan studi
kasus yang dilakukan pada pukul 08.45 WIB saat memonitor tanda dan
gejala hipovolemia yaitu nadi 125x/menit, volume urin sedikit, sering
haus, keadaan umum lemah, mukosa kering, pada jam 09.50 WIB
memonitor intake dan output cairan yaitu intake 20cc/ 2 jam output urine
kasus yang dilakukan pada pukul 15.00 WIB didapatkan dari hasil
mengkaji pola nafas dan keadekuatan, didapatkan data objektif RR
48x/menit, napas spontan dibantu dengan CPAP. Pada pukul 15.05 WIB
memonitor kecepatan aliran oksigen, tekanan PEEP dan didapatkan Flow
6 liter/menit, Flo2 60%, SPO2 96%, Peep 5, EWS 3.
d. Kemudian dilanjutkan implementasi pada diagnosa yang kedua yang
dilakukan untuk mengatasi Ikterik Neonatus berhubungan dengan usia
kurang 7 hari. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan didapatkan dari
hasil pengkajian pada pukul 15.15 WIB memonitor tanda vital KU kurang
aktif, nadi 128x/menit, respirasi 50x/menit, suhu 36,7 C, pada pukul
15.25 WIB memonitor efek samping fototerapi didapatkan data objektif
sudah dilakukan fototerapi 3x24 jam Skala 494 dapat 8 jam. Tidak
terdapat perubahan berat badan, ikterik Kramer IV, pada pukul 15.30 WIB
mengganti popok bayi didapatkan BAB dengan konsistensi lembek dan
berwarna kuning dan BAK berwarna kuning.
e. Implementasi pada diagnosa ketiga yang dilakukan untuk mengatasi resiko
hipovolemia berhubungan dengan evaporasi. Berdasarkan studi kasus
yang dilakukan pada pukul 15.45 WIB saat memonitor tanda dan gejala
hipovolemia yaitu nadi 144x/menit, volume urin banyak, sering haus,
keadaan umum lemah, mukosa kering, pada jam 15.50 WIB memonitor
intake dan output cairan yaitu intake 30cc/ 2 jam output urine 30 ml , pada
jam 16.00 WIB meningkatkan asupan cairan dengan cara memberikan
sufor 30cc, toleransi baik dan sedikit muntah, diberikan dengan cara
menggunakan sendok.
13. Evaluasi
1. Tahap evaluasi studi kasus yang telah dilakukan pada tanggal 1 Februari 2020
pukul 11.00 WIB pada diagnosa pertama didapatkan data sebagai berikut
Subjektif : tidak dapat terkaji, Objektif : pola nafas belum efektif, napas
dibantu dengan CPAP 8liter/menit, RR 52x/menit, SPO2 99%, EWS 1.
Assesment : masalah belum teratasi, tujuan teratasi sebagian. Plan :
modifikasi intervensi ke 1,2,3. Dan dilanjut pada diagnosa yang kedua
didapatkan hasil S
: tidak dapat terkaji, O : berat badan naik dari 2250 menjadi 2300 gram, dalam
dua hari berat badan bayi naik sebanyak 50 gram. Kramer IV A : masalah
belum teratasi. P : lakukan intervensi ulang. Kemudian pada diagnosa ketiga
didapatkan hasilS : tidak dapat terkaji, O : urin sedikit, mukosa kering , A :
masalah belum teratasi, P : lakukan intervensi ulang.
Tahap evaluasi studi kasus yang telah dilakukan pada tanggal 2 Februari
2021 pukul 10.00 WIB pada diagnosa pertama didapatkan data sebagai
berikut S : tidak dapat terkaji, O : pola nafas belum efektif , bernapas dibantu
dengan CPAP, RR 50x/menit. A : masalah belum teratasi, tujuan tercapai
sebagian P : modifikasi intervensi . Dan dilanjut pada diagnosa yang kedua
didapatkan hasil S : tidak dapat terkaji, O : berat badan tetap 2300 gram. Kulit
masih terlihat kuning, bagian lengan, pergelangan tangan, tungkai bawah,
ikterik Kramer IV. A : masalah belum teratasi, tujuan tercapai sebagian P :
lakukan modifikasi ulang intervensi 3,4,5. Kemudian pada diagnosa ketiga
didapatkan hasil S : tidak dapat terkaji, O : mukosa lembab, A : masalah
teratasi sebagian, P : lakukan interrvensi ulang.
Tahap evaluasi studi kasus yang telah dilakukan pada tanggal 3 ,Februari
2021 pukul 10.00 WIB pada diagnosa pertama didapatkan data, sebagai
berikut S : tidak dapat terkaji, O : pola nafas efektif , bernapas spontan, RR
48x/menit. A : masalah teratasi P : intervensi dihentikan . Dan dilanjut pada
diagnosa yang kedua didapatkan hasil S : tidak dapat terkaji, O : berat badan
tetap 2500 gram dalam 3 hari berat badan bayi naik sebanyak 200 gram.Kulit
masih terlihat kuning, bagian lengan, pergelangan tangan, tungkai bawah,
ikterik Kramer IV. A : masalah belum teratasi, tujuan tercapai sebagian P :
lakukan modifikasi ulang intervensi 3,4,5. Kemudian pada diagnosa ketiga
didapatkan hasil S : tidak dapat terkaji, O : mukosa lembab, A : masalah
teratasi sebagian, P : lakukan interrvensi ulang.
LAPORAN PENYULUHAN KELOMPOK
KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RW 2 KELURAHAN PETOMPON
BAB I
PRE PENYULUHAN
A. Tempat
Lapangan RT 7 RW 2 Kelurahan Petompon
B. Waktu
07.45 – 08.15 WIB
C. Acara
Penyuluhan Mengenai Keluarga Berencana
D. Bentuk acara
Diskusi dan ceramah
E. Penanggung
jawab Nova
Agustin
F. Undangan ( peserta )
Ibu dan bapak RW 2 Kelurahan Petompon
G. Perijinan
Ketua RW 2 Kelurahan Petompon
BAB II
PELAKSANAA
N
A. Uraian Kegiatan
Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan lancar. Pertemuan ini diawali oleh senam
hipertensi, materi merokok, materi hipertensi dan materi keluarga berencana (KB). Materi
ini disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi, sehingga dapat dilaksanakan tanya
jawab secara langsung serta diskusi bersama. Acara berlangsung dengan baik dan lancar
karena peserta yang hadir juga aktif dan kooperatif saat dilaksanakannya penyuluhan.
Banyak peserta yang rasa ingin tahunya tinggi sehingga diskusi menjadi hidup.
B. Susunan acara
1. Presensi kedatangan
2. Pembukaan
3. Doa bersama
4. Penyuluhan KB
5. Diskusi dan tanya jawab mengenai KB
6. Pemberian hadiah untuk penanya
7. Penutup
C. Peserta
Jumlah : 27 orang
BAB III
POST PENYULUHAN
A. Faktor Penghambat
Keterbatasan waktu yang disebabkan karena perbedaan kesibukan dari setiap peserta
penyuluhan yang hadir dalam pertemuan penyuluhan.
B. Faktor Pendorong
Antusiasme peserta dalam mengikuti penyuluhan
Tempat yang memadai untuk menyampaikan penyuluhan
Warga yang mendukung dan sangat antusias dalam kegiatan penyuluhan.
C. Saran
Motivasi keluarga mengenai keluarga berencana (KB).
Peran masyarakat dan tokoh masyarakat juga sangat menentukan keberhasilan
program keluarga berencana (KB)
Lampiran SAP
Kota Semarang
1. Menyebutkan pengertian KB
1. Pengertian KB
3. Ruang lingkup KB
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
D. Evaluasi (Terlampir)
1. Bentuk : Langsung
4. Waktu : 5 menit
EVALUASI
Pertanyaan
Jawaban
1. Tujuan dari program KB untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
a) Gangguan haid
c) Galaktorea
d) Jerawat
e) Rambut Rontok
g) Perubahan libido.
3 SDN 95 ABBEKAE 26 26 7 7
6 SDN 52 PANASAKKANG 76 76 35 35
15 SDN 4 AMARANG 11 11 11 11
17 SDN 96 CARANGKI 23 23 15 15
20 SDN 38 BIRINGKALORO 43 43 20 20
21 SDN 50 DULANG 24 24 21 21
A. Nama Kegiatan :
B. Dasar Kegiatan :
C Latar Belakang :
.
D Tujuan Kegiatan :
.
E. Manfaat Kegiatan :
F. Deskripsi Kegiatan :
G Hasil Kegiatan :
.
H Masalah :
.
I Rekomendasi :
………………….,------------
Pelapor,
( )
DOKUMENTASI KEGIATAN
DATA SASARAN KIA
PUSKESMAS X TAHUN
2022
Sasaran
BALITA
NO KECAMATAN
BUMIL
BUMIL
RESTI
RESTI
ANAK
PUS
BAYI
BAYI
1 315 22.900
2.304 2.103 10.047 461
2 1.032 75.310
7.571 6.883 42.108 1.514
3 494 37.069
3.639 3.290 16.379 728
4 840 60.059
6.101 5.602 30.046 1.220
5 807 50.845
5.916 5.378 29.725 1.183
6 1.925 123.921
14.105 12.835 61.923 2.821
7 646 41.210
4.733 4.306 23.091 947
8 846 59.731
6.205 5.639 43.474 1.241
9 864 57.436
6.344 5.760 35.258 1.269
10 478 31.123
3.570 3.185 13.472 714
11 2.115 160.848
15.512 14.102 96.215 3.102
12 477 39.725
3.496 3.178 17.831 699
13 1.076 71.066
7.866 7.172 35.613 1.573
14 752 52.698
5.516 5.011 22.377 1.103
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS KOORD. BIDAN
NIP. NIP.
LAPORAN HASIL KEGIATAN
A. Nama Kegiatan :
B. Dasar Kegiatan :
C Latar Belakang :
.
D Tujuan Kegiatan :
.
E. Manfaat Kegiatan :
F. Deskripsi Kegiatan :
G Hasil Kegiatan :
.
H Masalah :
.
I Rekomendasi :
………………….,------------
Pelapor,
( )
DOKUMENTASI KEGIATAN
TABEL 38
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA
MAROS
TAHUN 2018
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO PUSKESMAS (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 ALLAERE 24 31 55 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BORONG 17 21 38 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 DAMAI 53 46 99 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KURUSUMANGE 36 35 71 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 LEKOPANCING 50 43 93 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 PURNAKARYA 22 23 45 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 SUDIRMAN 48 43 91 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 TODDOPULIA 39 35 74 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lampiran : 1 Eksamplar
Perihal : Undangan Lokakarya Mini Bulanan Pertama
Kepada
Yth. 1. Para Pemegang Program
2. Para Kepala Ruangan
3. Para Bidan Desa
4. Kepala Pustu Allaere
5. Seluruh Staf Puskesmas
Masing-masing di Tempat
Dengan Hormat,
Dalam rangka monitoring dan evaluasi Administrasi dan manajemen, pelayanan
UKP dan UKM UPT Puskesmas Tanralili 2017 serta penyusunan Rencana Kerja 2019
dan Persiapan Kegiatan tahun 2018, maka diharapkan kehadirannya pada kegiatan
Lokakarya Mini Bulanan Pertama UPT Puskesmas Tanralili Tahun 2018 yang Insya
Allah akan diadakan pada :
Hari/Tgl : Kamis, 18 Januari 2018
Pukul : 11.00 Wita - Selesai
Tempat : Aula Puskesmas Tanralili
Demikian kami sampaikan, sebagai bahan untuk proses selanjutnya.
`
Dr.H.HENDRA SAPUTRA HAMKA
Pangkat : Penata Tk.I
NIP. 19830528 2011011006
Lampiran :
JADWAL ACARA
LOKAKARYA MINI BULANAN PERTAMA
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSKESMAS TANRALILI
Alamat : Jl. Poros Kariango KM. 12 Carangki (0411) 4815169 Kode Pos 90553 Email : puskesmastanralili@gmail.com
Pengelola BOK
5 13.00 -14.15 RUK 2019 Pengelola JKN
Semua pemegang program dan pelayanan
Pengelola BOK
6 14.15-15.00 RPK 2018 Pengelola JKN
Semua pemegang program dan pelayanan
Mengetahui :
Kepala UPT Puskesmas Tanralili
NOTULEN
Pimpinan Rapat :
Ketua :..............................................
Sekretaris :..............................................
Notulis :..............................................
Peserta Rapat : 1.
.................
2. .....................
3. Dst
Pangkat.
NIP.
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
DINAS KESEHATAN
Jl. Bougenville No. 3 , Kompleks Perkantoran Bupati Maros Provinsi Sulawesi Selatan Kode Pos 90516 Telp dan Fax
(0411) 8938277 email : kesehatan@maroskab.go.id Website : www.kesehatanmaroskab.go.id
Respon Ket
No Pertanyaan Penanya
Camat Simbang Kapus Simbang
1 2 3 5 6 9
Sarana Fisik :
Permintaan kepada Kepala Dinas Kesehatan agar gedung lama
Sementara diusulkan ke Pemerintah Daerah Akan mengajukan usulan pemanfaatan
1 Puskesmas Simbang di Dusun Rumbia, bisa difungsikan/ Kepala Desa Tanete
untuk dijadikan Kantor Polsek asset ke Dinas Kesehatan Kab. Maros
dimanfaatkan sehingga tidak sia-sia dan rusak.
Disarankan untuk dipinjampakaikan ke BPD atau penyuluh KB
Sarana Fisik :
Akan mengajukan usulan Pembangunan
Permintaan kepada Kepala Dinas Kesehatan agar Pustu Samboeja Kepala Desa
3 - Pagar Pustu Samboeja ke Dinas
dibuatkan Pagar. Desa bersedia menganggarkan dengan syarat Samboeja
Kesehatan Kab. Maros
pengalihan asset.
UKBM :
Agar Pak Desa mencari alternatif lokasi yang
Sarana Posyandu di Desa Jenetaesa sangat kecil sepesar Pos Jaga Kepala Desa
4 baru yang lebih luas dan menggerakkan -
Keamanan sehingga sangat sulit untuk memberikan pelayanan Jenetaesa
masyarakat untuk mencari solusi yang tepat
pemeriksaan Ibu Hamil
1 Penanganan Covid 19 dalam hal tracing kontak positif dan vaksinasi masyarakat
2 Kerja sama dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana IPAL yang bersumber dari dana hibah yang menjangkau 40 rumah
5 Kerja sama perwujudan ODF bagi semua desa di Kecamatan Simbang dengan meningkatkan Cakupan Jamban Keluarga
IJAZAH
Karya Tulis
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIARE
DI KABUPATEN MAROS
MAKALAH
sunniati
Bidan Terampil
UPTD Puskesmas Tanralili
MAKALAH
Sunniati
Epidemilog Kesehatan Ahli
Madya e-mail:
sunniati@gmail.com
PENDAHULUAN
Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang
sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu
penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. (World Health
Organization (WHO, 2009 ). Di negara berkembang anak-anak balita mengalami
rata-rata 3 - 4 kali kejadian diare per tahun tetapi di beberapa tempat kejadian
lebih dari 9 kali kejadian diare per tahun atau hampir 15-20% waktu hidup
dihabiskan untuk diare (Soebagyo, 2008)
Hal yang bisa menyebabkan balita mudah terserang penyakit diare adalah
perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan keadaan lingkungan yang
buruk. Diare dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara serius karena
tubuh balita sebagian besar terdiri dari air, sehingga bila terjadi diare sangat
mudah terkena dehidrasi (Depkes RI, 2010).
Penyakit diare adalah penyakit yang sangat berbahaya dan terjadi hampir di
seluruh daerah geografis di dunia dan bisa menyerang seluruh kelompok usia
baik laki – laki maupuun perempuan, tetapi penyakit diare dengan tingkat
dehidrasi berat dengan angka kematian paling tinggi banyak terjadi pada bayi
dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita
diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini yang menjadi penyebab kematian
sebesar 15-34% dari semua penyebab kematian (Depkes RI, 2010).
Penyakit diare di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan karena masih tingginya angka
kesakitan diare yang menimbulkan banyak kematian terutama pada balita.
Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ketahun cenderung meningkat,
pada tahun 2006 jumlah kasus diare sebanyak 10.980 penderita dengan jumlah
kematian 277 (CFR 2,52%). Secara keseluruhan diperkirakan angka kejadian
diare pada balita berkisar antara 40 juta setahun dengan kematian sebanyak
200.0 sampai dengan 400.000 balita (Depkes RI, 2006).
Pada survei tahun 2000 yang dilakukan oleh Depkes RI melalui
DitjenP2MPL (Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan) di 10 provinsi
didapatkan hasil bahwa dari 18.000 rumah tangga yang disurvei diambil sampel
sebanyak 13.440 balita, dan kejadian diare pada balita yaitu 1,3 episode
kejadian diare pertahun (Soebagyo, 2008).
Sementara dari data Profil Kesehatan Kabupaten Maros pada tahun
2010,jumlah korban diare tercatat sebanyak 4.401 orang. Di Kecamatan
Tanralili, jumlah kasus diare sebesar 204 dari 25.101 penduduk (19 %).
PEMBAHASAN
Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam
kepadatan dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih per
hari (Ramaiah, 2007:13).
Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri
ini sangat senang berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi.
Untuk mencegah terjadinya diare, makanan yang diberikan kepada anak harus
hygenis. Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan dengan bersih (Widjaja.
2005:26).
Sedangkan menurut Suriadi (2006:80) menyatakan bahwa diare adalah
kehilanangn cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuiensi satu kali atau lebih buang air bentuk tinja encer atau cair.
Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk
encer atau cair.
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan
konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja.
Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam
jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari. Seperti diketahui, pada kondisi
normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan
konsistensi feses padat atau keras.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai
atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses
inflamasi pada lambung atau usus.
Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan
menjadi enam golongan:
1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML), Ditjen
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes
yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan
keracunan. Setelah melalui pemeriksaan laboratorium, sumber penularannya
berasal dari makanan atau minuman yang tercemar virus. Konkretnya, kasus
diare berkaitan dengan masalah lingkungan dan perilaku. Perubahan dari
musim kemarau ke musim penghujan yang menimbulkan banjir, kurangnya
sarana air bersih, dan kondisi lingkungan yang kurang bersih menyebabkan
meningkatnya kasus diare. Fakta yang ada menunjukkan sebagian besar pasien
ternyata tinggal di kawasan kurang bersih dan tidak sehat.
Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan air
sungai yang jelas-jelas kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air
besar. Jelas airnya tak bisa digunakan. Jangan heran kalau kemudian penderita
diare sangat banyak karena menggunakan air yang sudah tercemar oleh kuman
maupun zat kimia yang meracuni tubuh. Masalah perilaku juga bisa
menyebabkan seseorang mengalami diare. Misalnya, mengkonsumsi makanan
atau minuman yang tidak bersih, sudah tercemar, dan mengandung bibit
penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah, alhasil terjadilah diare.
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu
makanan.Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau
virus penyebab diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan
diterima dengan baik oleh anak dan keracunan makanan juga dapat
menyebabkan diare. Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare
dapat disebabkan oleh infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau
infeksi usus oleh agen penyebab :
1. Faktor infeksi : Bakteri
2. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh alin (OMA sering terjadi pada
anak-anak)
3. Faktor malbabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein
4. Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran yang dimasak kurang matang, kebiasaan cuci tangan
5. Faktor psikologis : rasa takut, cemas
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi
secara langsung, seperti:
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang
sudah dicemari oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan
kotor.
2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering
memasukkan tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena
virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa
hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak
air dengan air yang benar.
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air
besar.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus,
Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,
Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia,
Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi
pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-
sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya peningkatan
bising usus dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan agen
iritasi atau agen infeksi. Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin
di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi
diare dan absorpsi air serta elektrolit terganggu. Sebagai homeostasis tubuh,
sebagai akibat dari masuknya agen pengiritasi pada kolon, maka ada upaya
untuk segera mengeluarkan agen tersebut. Sehingga kolon memproduksi mukus
dan HCO3 yang berlebihan yang berefek pada gangguan mutilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
asam basa, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi darah.
Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh
berbagaikemungkinan faktor diantaranya:
1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime
(kuman)yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian
berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat
menurunkan daerahpermukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan
kapasitas usus yangakhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
dalam absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin
bakteri akan menyebabkansystem transport aktif dalam usus halus, sel
di dalam mukosa intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan
dan elekrtolit.Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinalsehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan
kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan
absorbsiyang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga
terjadipergeseran air dan eletrolit ke ronga usus yang dapat
meningkatkan isirongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis.
3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak
mampudiserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic
usus yangmengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap
makanan yangkemudian menyebabkan Gastroenteritis.
4. Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan
peristalticusus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan
makanan yangdapat mnyebabkan Gastroenteritis (Hidayat Azis, 2006).
Beberapa gejala penyakit diare dapat langsung dikenali atau dirasakan
oleh penderita. Di antara gejala tersebut adalah:
1. Buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang
berkepanjangan
2. Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari
3. Pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi
4. Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh)
5. Diare yang disebabkan oleh virus dapat menimbulkan mual dan
muntah-muntah
6. Badan lesu atau lemah
7. Panas
8. Tidak nafsu makan
9. Darah dan lendir dalam kotoran
Salah satu gejala lainnya dari penyakit diare adalah gastroenteritis.
Gastroenteritis adalah peradangan pada saluran pencernaan yang diakibatkan
oleh infeksi atau keracunan makanan.
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,
tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal
dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian
akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan
biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang
kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung,
lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta
suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang
isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan
asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang
merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan
lebih dalam (pernapasan Kussmaul).
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat
berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit),
tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka
pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium
pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun
sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan
timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal
ginjal akut.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
2. Kultur tinja
3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa
4. Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah
Pencegahan Diare
Penyakit diare dapat dicegah melalui :
1. Menggunakan air bersih Tanda-tanda air bersih :Tidak berwarna Tidak
berbauTidak berasa
2. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan
sebagian besar kuman penyakit.
3. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan
yang bersih dan sehat.
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di
lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih,
tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan
tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal,
seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya,
jarak antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber
air sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian,
warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk
memasak, mandi, dan sebagainya.
Cara Pengobatan Diare
Obat-obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa :
1. Kemoterapi
2. Obstipansia
3. Spasmolitik
4. Probiotik
Sebelum diberikan obat yang tepat mak pertolongan pertama
pengobatan diare ialah mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang
berlebihan (dehidrasi) terutama pada pasien bayi dan usia lanjut, karena
dehidrasi dapat mengakibatkan kematian. Gejala dehidrasi :
5. Haus
6. Mulut dan bibir kering
7. Kulit menjadi keriput (kehilangan turgor)
8. Berkurangnya air kemih
9. Berat badan menurun dan
10. gelisah
Pertolongan yang pertama dilakukan adalah pemberian oralit yaitu
campuran dari :
1. NaCl 3,5 gram
2. KCl 1,5 gram
3. NaHCO3 2,5 gram
4. Glukosa 20 gram
Atau dengan memberikan larutan infuse secara intra vena antara lain
1. Larutan NaCl 0,9 % (normal saline)
2. Larutan Na. laktat majemuk (ringer laktat)
Setelah itu dapat diberikan obat-obatan lain yang dipilih
berdasarkan jenis penyebab diare melalui pemeriksaan yang teliti.
1. Kemoterapi
Untuk terapi kausal yang memusnahkan bakteri penyebab penyakit
digunakan obat golongan sulfonamide tau antibiotic
2. Obstipansia
Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare,
yaitu dengan cara :
a. Menekan peristaltic usus (loperamid)
b. Menciutkan selaput usus atau adstringen (tannin)
c. Pemberian adsorben untuk menyerap racun ayng dihasilkan bakteri
atau racun penyebab diare yang lain (carbo adsorben, kaolin)
d. Pemberian mucilage untuk melindungi selaput lender usus yang luka
3. Spasmolitik
Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada
diare (atropin sulfat)
4. Probiotik untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Lactobacillus dan bifidobacteria (disebut Lactid Acid Bacteria / LAB)
merupakan probiotik yang dapat menghasilkan antibiotic alami yang
dapat mencegah / menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. LAB
dapat menghasilkan asam laktat yang mneybabkan pH usus menjadi
asam, suasana asam akan menghambat pertumbuhan bakteri pathogen.
LAB ini dapat membantu memperkuat dan memperbaiki pencernaan
bayi, mencegah diare.
KESIMPULAN
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa
darah atau lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus
sehingga terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus
besar, maka muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya
adalah adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru
kebutuhan dan nausea.
Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan,
diantaranya :
1. Banyak minum (oralit)
2. Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid)
3. Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan metronidazole)
4. Diit tinggi protein dan rendah residu
5. Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen
6. Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain), misal
carboadsorben
7. Observasi keseimbangan cairan dan level elektrolit
8. Cegah komplikasi
SARAN
1. Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena diare.
2. Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidak
terserang penyakit.
3. Masaklah air minum sampai mendidih.
4. Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.
5. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di kakus (WC).
DAFTAR PUSTAKA
Ramaiah, safitri, 2007. All You Wanted To Know About Diare. Jakarta: Bhuana
Ilmu Popular.