Anda di halaman 1dari 130

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY “E” GESTASI

27 MINGGU 3 HARI DENGAN MUAL DAN


MUNTAH DI UPTD PUSKESMAS X
TANGGAL 01 MARET 2022

Tanggal kunjungan : 01 Maret 2022 Pukul 09.00 WITA


Tanggal pengkajian : 01 Maret 2022 Pukul 09.15 WITA
Nama pengkaji : Wahyuni

LANGKAH 1 : IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama istri/suami : Ny.”E”/Tn.”A”
Umur : 31 tahun/33
tahun Nikah/Lamanya: Pertama/2 tahun
Suku : Bugis/Bugis
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SMA/S1
Pekerjaan : Pegawai/Pegawai
Alamat :

B. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


1. G1 P0 A0
2. HPHT tanggal 21-08-2010 ; HTP tanggal 28-05-2022
3. Ibu mengatakan umur kehamilannya ± 6 bulan.
4. Ibu merasakan pergerakan janinnya mulai pada akhir bulan ke-4 umur kehamilan
sampai sekarang.
5. Ibu mengatakan gerakan janin terasa kuat di perut sebelah kanan.
6. Ibu mengeluh sering mual sejak awal kehamilan sampai sekarang.
7. Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan jamu selain yang diinstruksikan
oleh bidan.
8. Ibu sudah mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali di PKM, TT1 tanggal 16
November 2010 dan TT2 tanggal 20 Desember 2022.

C. RIWAYAT KEBIDANAN
1. Riwayat Haid
a. Menarche : 15 tahun
b. Siklus haid : 28-30 hari
c. Durasi haid : 4-5 hari
d. Dismenorhe : tidak ada
2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan anak yang
lalu Tidak ada

D. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA


Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB

E. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU


1. Tidak ada riwayat penyakit diabetes, hepatitis, jantung, dll.
2. Ibu tidak pernah menderita penyakit kelamin.
3. Ibu tidak pernah di opname.

F. RIWAYAT PSIKOSOSIAL EKONOMI DAN SPIRITUAL


1. Ibu berkomunikasi dengan lancer dan menggunakan bahasa Indonesia.
2. Keadaan emosional ibu sangat kooperatif dengan bidan.
3. Hubungan ibu dengan keluarga dan orang lain akrab.
4. Ibu mengatakan sangat rajin dan patuh dalam beribadah.
5. Ibu dan keluarga sangat senang dengan kehamilannya.
6. Suami adalah pengambil keputusan dalam keluarga.
7. Penanggung biaya persalinan adalah suami.
8. Ibu dan keluarga ingin persalinannya di tolong oleh dokter atau bidan
dan berlangsung normal.
G. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
1. Nutrisi
a. Sebelum hamil
- Frekwensi makan 2-3 kali sehari dengan porsi 1 piring ditambah lauk
pauk, dan nasi.
- Minum 6-7 gelas air putih/ hari.
b. Selama hamil
- Frekwensi makan menurun saat trimester pertama kehamilan, tetapi
kembali seperti semula saat memasuki trimester kedua.
- Minum susu dan air putih.
2. Eliminasi
a. Sebelum hamil
- BAB : 1 kali sehari,warna kuning kecoklatan.
- BAK : 3-4 kali sehari, warna kuning muda.
b. Selama hamil
- BAB : 1 kali sehari, warna kuning kecoklatan.
- BAK : 5-6 kali sehari, warna kuning muda.
3. Istirahat
a. Sebelum hamil
- Tidur siang : ± 2 jam (pukul 13.00-15.00)
- Tidur malam : ± 8 jam (pukul 21.00-05.00)
b. Selama hamil
- Tidur siang : ± 1 jam (pukul 13.00-14.00)
- Tidur malam : ± 7-8 jam (pukul 21.00-05.00)
4. Personal hygene
a. Sebelum hamil
- Mandi : 2 kali sehari
- Sikat gigi : 2 kali sehari
- Cuci rambut : 2-3 kali seminggu
b. Selama hamil
Tidak ada perubahan
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Ibu nampak lemas.
b. Kesadaran komposmentis.
c. BB sebelum hamil : 62 kg
d. BB sekarang : 79 kg
e. TB : 160 cm
f. Tanda-tanda vital Nilai normal TTV
TD : 110/80 mmHg TD : 100/70 – 130/90 mmHg
N : 80x/menit N : 70 – 80 x/menit
S : 37°C S : 36 – 37,5°C
P : 20x/menit P : 18- 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan rambut
Keadaan rambut lurus, tidak rontok, kulit kepala bersih, tidak ada nyeri
tekan dan tidak ada benjolan.
b. Wajah
Tampak tenang, tidak ada oedema, dan tidak ada chloasma gravidarum.
c. Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tampak merah muda, dan sclera tampak
putih.
d. Hidung
Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada polip dan secret, tidak ada
nyeri tekan.
e. Mulut
Gigi dan lidah bersih, tidak ada gigi yang tanggal dan gigi yang karies.
f. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran serumen, dan tidak ada
mastoiditis.
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis.
h. Payudara
- Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol dan terjadi
hyperpigmentasi pada areola mammae.
- Tidak ada massa atau benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
i. Abdomen
- Tampak striae livide, linea nigra, tonus otot tegang dan tidak ada
luka bekas operasi.
- Palpasi : Leopold I : TFU setinggi pusat (24
cm) Leopold II : Pu-ki
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BAP
- DJJ 137 x /menit, terdengar jelas dan teratur pada perut sebelah kiri.
j. Eskremitas
- Tidak ada oedema pada kaki dan tangan.
- Tidak ada varises.
- Refleks patella (+) kiri dan kanan.
k. Data penunjang
- Hb : 11,2 gr %
- Albumin : -
- Reduksi : -

LANGKAH 2 : IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL


Diagnosa : GI-P0-A0, gestasi 27 minggu 3 hari, situs memanjang, pu-ki, presentasi
kepala, BAP, intrauterine, tunggal, hidup, keadaan janin baik.
Masalah actual : keadaan ibu mual dan muntah.

1. GI-P0-A0
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu mengatakan hamil pertama dan tidak pernah keguguran.
- DO :
a. Perut tampak membesar dan terjadi peregangan dan penebalan otot.
b. Tampak linea nigra dan striae livide.
c. Payudara tampak membesar dan terjadi hyperpigmentasi.
- Analisa dan interpretasi data
a. Pembesaran perut disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim.
(obstetric fisiologi, Unpad Bandung hal 140).
b. Pembesaran perut karena pembesaran uterus meliputi peregangan
dan penebalan sel-sel otot, sementara produksi miosit yang baru
sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan
ikat dan elastic, terutama pada lapisan otot luar. Kerjasama tersebut
akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. (Sarwono
Prawirohardjo 2008 hal 175).
c. Pada banyak perempuan, kulit di garis pertengahan perutnya
(linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut
linea nigra. (Sarwono Prawirohardjo 2008 hal 179).
d. Pada seorang primigravida warnanya membiru dan disebut striae
livide. Dahulu diduga bahwa striae ini muncul Karen kulit perut
diregang, tetapi sekarang orang berpendapat bahwa striae ini
muncul sebagai akibat dari hyperfungsi glandula suprarenalis.
(Obstetri fisiologi, Unpad Bandung hal 144).
e. Payudara biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hypertrofi
dari alveoli. Areola mammae melebar dan warnanya menjadi lebih
tua, perubahan tersebut karena pengaruh hormonal. (Obstetri
fisiologi, Unpad Bandung hal 146).
2. Gestasi 27 minggu 3 hari
Dasar/data pendukung
- DS :
a. HPHT : 21-08-2010
b. Ibu mengatakan sedang hamil ± 6 bulan.
- DO :
a. TP : 28-05-2022
b. Leopold 1 : TFU setinggi pusat (24 cm).
- Analisa dan interpretasi data
a. Tuanya kehamilan dalam bulan = TFU dlm cm
3.5 cm
= 24 cm
3.5 cm
= 6 bulan
(Obstetri fisiologi, Unpad Bandung hal 162).
b. Dihitung dari HPHT tanggal 21-08-2010 ke tanggal 01-03-2022
(tanggal pengkajian) umur kehamilan ibu adalah 27 minggu 3
hari. (Obstetri fisiologi, Unpad Bandung hal 127).
c. Leopold 1 untuk menentukan tuanya kehamilan dari tingginya
fundus uteri. (Obstetri fisiologi, Unpad Bandung hal 161).
3. Situs memanjang
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu merasakan pergerakan janin kuat pada perut sebelah kanan.
- DO :
a. Leopold I : TFU setinggi pusat dan teraba bokong.
b. Leopold II : pu-ki
c. Leopold III : kepala
d. Leopold IV : BAP
- Analisa dan interpretasi data
Situs ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu. Jika
ukuran panjang anak ialah ukuran bokong kepala sesuai dengan sumbu
panjang ibu, maka anak dikatakan dalam letak bujur atau letak
memanjang. (Obstetri fisiologi, Unpad Bandung hal 186).
4. Punggung kiri
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu mengatakan pergerakan janin kuat dan teratur dirasakan
pada perut sebelah kanan.
- DO : Palpasi Leopold II teraba punggung janin disebelah kiri.
- Analisa dan interpretasi data
Pada palpasi Leopold II teraba keras seperti papan pada sisi kiri perut ibu
dan bagian terkecil janin berada pada sisi kanan perut ibu. Ini
menandakan bahwa punggung janin berada di sebelah kiri. (Obstetri
fisiologi, Unpad Bandung hal 165).
5. Presentasi kepala
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu mengatakan pergerakan janin lebih sering pada perut
sebelah kanan atas.
- DO : pada palpasi Leopold III teraba kepala.
- Analisa dan interpretasi data
Pada palpasi Leopold III teraba bagian bulat, keras, dan melenting yang
menandakan bahwa yang teraba adalah kepala janin. (Obstetri fisiologi,
Unpad Bandung hal 165).
6. BAP (bergerak atas panggul)
Dasar/data pendukung
- DS : -
- DO : palpasi Leopold IV kepala masih belum masuk ke pintu atas
panggul dan saat palpasi, kedua tangan masih bertemu.
- Analisa dan interpretasi data
Pada palpasi Leopold IV bagian terendah janin belum masuk ke pintu atas
panggul dan saat palpasi jika kita rapatkan kedua tangan convergent
(masih bertemu) hanya bagian kecil dari kepala janin turun kedalam
rongga. (Obstetri fisiologi, Unpad Bandung hal 165-166).
7. Intrauterin
Dasar/data pendukung
- DS :
a. Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri perut hebat
selama kehamilannya.
b. Ibu menagatakan janinnya bergerak kuat.
- DO : Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Analisa dan interpretasi data
Kehamilan intrauterine dapat dipastikan dengan melihat pembesaran
perut sesuai umur kehamilan artinya uterus berkembang sesuai dengan
umur kehamilannya. ( Sarwono Prawirohardjo 1990 hal 90).
8. Tunggal
Dasar/data pendukung
- DS :
a. Ibu mengatakan tidak ada riwayat kembar dari pihak suami
maupun istri.
b. Ibu mengatakan pergerakan janinnya lebih sering pada perut
sebelah kanan.
- DO :
a. DJJ terdengar jelas pada satu tempat.
b. Saat palpasi teraba dua bagian terbesar janin yaitu kepala
dan bokong.
c. Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan.
- Analisa dan interpretasi data
Tanda-tanda bahwa kehamilan tunggal adalah seperti saat palpasi hanya
teraba dua bagian besar janin yaitu kepala dan bokong, pembesaran
perut sesuai dengan umur kehamilan dan DJJ hanya terdengar pada satu
tempat. (Obstetri fiosiologi, Unpad Bandung hal 184-185).
9. Hidup
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak dengan aktif.
- DO :
a. DJJ terdengar kuat dengan frekuensi 137x/menit.
b. Saat palpasi, teraba pergerakan janin.
- Analisa dan interpretasi data
Tanda bahwa janin hidup yaitu DJJ terdengar, uterus membesar sesuai
umur kehamilan, ibu merasakan pergerakan janin. (Obstetri fisiologi,
Unpad Bandung hal 184).
10. Keadaan janin baik
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat dan teratur.
- DO : DJJ 137x/menit, kuat dan teratur.
- Analisa dan interpretasi data
Bunyi jantung terdengar dengan frekuensi antara 120-160x/menit
menandakan keadaan janin baik dan adanya pergerakan janin. (Sinopsis
Obstetri 1998 hal 54).
Masalah aktual

Keadaan ibu mual dan muntah ( emesis gravidarum)


Dasar/data pendukung
 DS : Ibu mengeluh sering , merasa mual.
 DO : Ibu tampak sedikit lemas.
 Analisa dan interpretasi data
Diduga sekitar 50%-80% ibu hamil mengalami mual dan sekitar 5%
mengalami muntah. Mual dan muntah terjadi karena peningkatan hormone Hcg.
Dan juga ditemukan bukti bahwa mual dan muntah dapat dihubungkan dengan
kekurangan vitamin B terutama vitamin B6 (piridoksin). (Kebidanan komunitas 2008
hal 150).

LANGKAH 3 : IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Potensial terjadi hyperemesis gravidarum
Dasar/data pendukung
- DS : Ibu mengeluh sering merasa mual
- DO : ibu tampak sedikit lemas
- Analisa dan interpretasi data
a. Hyperemesi gravidarum yaitu mual dan muntah berlebihan saat
kehamilan. Mual dan muntah saat hamil terutama pada trimester
pertama dikatakan fisiologi, tetapi jika intensitasnya lebih sering
maka dikatakan patologi. Hyperemesis gravidarum dapat terjadi pada
trimester apapun. Etiologinya tidak diketahui secara pasti, tetapi
kemungkinan disebabkan kombinasi perubahan hormonal dan factor
psikologi. Hyperemesis gravidarum dapat menimbulkan efek seperti
selera makan menghilang, berat badan menurun, hipokalemia,
asidosis karena jarang makan, dll. (Ilmu kebidanan Varney 2004, hal
290)
b. Factor predisposisi hyperemesis gravidarum yaitu sering terjadi pada
primigravida, molahidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar hCG, factor psikologi diantaranya keretakan
rumah tangga, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan. (Sinopsis Obstetri 1998, hal 195).

LANGKAH 4 : TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI


Tidak ada data yang menunjang

LANGKAH 5 : RENCANA TINDAKAN/INTERVENSI


A. Diagnosa
G1-P0-A0, gestasi 27 minggu 3 hari, situs memanjang, pu-ki, presentasi kepala, BAP,
intrauterine, tunggal, hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu mual dan muntah.
Tanggal 01 Maret 2022, jam 09.20 WITA
B. Masalah actual : mual muntah (emesis gravidarum)
C. Masalah potensial : hyperemesis gravidarum
1. Tujuan :
- Pertumbuhan dan perkembangan janin baik.
- Keadaan ibu dan janin baik.
- Mual dan muntah teratasi.
- Tidak terjadi hyperemesis gravidarum.
2. Criteria
- TFU sesuai dengan umur kehamilan yaitu setinggi pusat (24 cm).
- Pertambahan berat badan sesuai dengan umur kehamilan trimester
satu yaitu meningkat rata-rata 1 kg.
- Mual dan muntah teratasi dan tidak berlanjut sampai lebih dari 5
kali dalam sehari serta tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Ibu tampak tidak lemas.
- TTV dalam batas normal :
TD systole : 100 – 130 mmHg
TD diastole : 70 – 90 mmHg
Nadi : 70 – 80 mmHg
Suhu : 36 – 37,5°C
Pernapasan : 18 – 24x/menit
3. Rencana tindakan
Tanggal 01 Maret 2022, jam 09.20 WITA
a. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
Rasional : Dengan menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu, ibu dapat
mengetahui keadaan diri dan janinnya.
b. Beri HE tentang
 Gizi ibu hamil
Rasional : kebutuhan gizi pada ibu hamil harus mendapatkan
perhatian karena berguna untuk pertumbuhan janin dan organ-organ
dalam kehamilan serta persiapan masa laktasi.
 Personal hygene
Rasional : personal hygene sangat penting karena dapat memberi
rasa nyaman pada ibu dan mencegah masuknya mikroorganisme
dalam tubuh.
 Istirahat yang cukup
Rasional : dengan istirahat yang cukup terutama pada siang hari
minimal 1-2 jam dan malam hari ± 8 jam dapat mengurangi beban
kerja jantung yang meningkat karena kehamilan.
 Jelaskan cara perawatan payudara
Rasional : perawatan payudara selama hamil sangat penting agar
putting susu tidak keras dan kering sebagai persiapan laktasi.
 Diskusikan dengan ibu tentang 9 tanda bahaya kehamilan
Rasional : setiap ibu berpotensi mengalami salah satu tanda bahaya
kehamilan, karena itu ibu perlu mengetahui dan segera mencari
pertolongan jika mengalami salah satu dari 9 tanda bahaya
kehamilan.
c. Beritahu ibu bagaimana cara mencegah penyebab mual dan muntah selama
kehamilannya.
Rasional : dengan mengetahui cara mencegah penyebab mual dan muntah,
maka nafsu makan ibu tidak terganggu sehingga pertumbuhan janin pun
tidak terganggu.
d. Perencanaan pemberian vitamin dan antiemetic.
- Vitamin B1
Rasional : vitamin B1 merupakan suplemen yang dapat diberikan kepada
ibu hamil yang mengalami mual dan muntah.
- Vitamin B6
Rasional : selain sebagai suplemen, vitamin B6 juga dapat digunakan
sebagai antiemetic untuk mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil.
e. Diskusikan dengan ibu tentang komplikasi yang mungkin terjadi dari
masalah yang dialami ibu sekarang yaitu emesis gravidarum.
Rasional : agar ibu senantiasa berhati-hati dalam menghadapi masalah
emesis gravidarum dan tidak berlanjut menjadi hyperemesis gravidarum.
f. Beritahu ibu untuk segera menyampaikan kepada petugas kesehatan bila
ada keluhan mual dan muntah yang lebih dari 5 kali sehari dan
mengganggu aktivitas ibu.
Rasional : menantisipasi kemungkinan terjadinya hyperemesis gravidarum
atau komplikasi lain yang mungkin terjadi.
g. Diskusikan tentang persiapan persalinan, mengenai pemilihan tempat
persalinan, penentuan penolong persalinan dengan mengingat “SURGAKU”
(serahkan urusan rumah tangga pada keluarga) dan “BERDOA” (bersama
donor, ongkos, dan angkutan).
Rasional : dengan diskusi tentang persiapan persalinan, ibu dapat lebih siap
baik secara fisik maupun psikis.
h. Menjadwalkan kunjungan ulang
Rasional : ANC ulang pada 2 minggu kemudian untuk memantau
perkembangan kehamilan secara teratur yaitu tanggal 15-03-2022.

LANGKAH 6 : IMPLEMENTASI
A. Diagnosa
G1-P0-A0, gestasi 27 minggu 3 hari, situs memanjang, pu-ki, presentasi kepala, BAP,
intrauterine, tunggal, hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu mual dan muntah.
Tanggal 01 Maret 2022, jam 09.20 WITA
B. Masalah actual : mual muntah (emesis gravidarum)
C. Masalah potensial : hyperemesis gravidarum
1. Tujuan :
- Pertumbuhan dan perkembangan janin baik.
- Keadaan ibu dan janin baik.
- Mual dan muntah teratasi.
- Tidak terjadi hyperemesis gravidarum.
2. Criteria
- TFU sesuai dengan umur kehamilan yaitu setinggi pusat (24 cm).
- Pertambahan berat badan sesuai dengan umur kehamilan trimester
satu yaitu meningkat rata-rata 1 kg.
- Mual dan muntah teratasi dan tidak berlanjut sampai lebih dari 5
kali dalam sehari serta tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Ibu tampak tidak lemas.
- TTV dalam batas normal :
TD systole : 100 – 130 mmHg
TD diastole : 70 – 90 mmHg
Nadi : 70 – 80 mmHg
Suhu : 36 – 37,5°C
Pernapasan : 18 – 24x/menit
3. Pelaksanaan tindakan
Tanggal 01 Maret 2022, jam 09.26 WITA
a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu keadaan janin baik dan
keadaan ibu yang kadang-kadang merasa mual dan muntah merupakan
gejala emesis gravidarum dimana keadaan ini biasa timbul pada
kehamilan muda dan dapat diatasi dengan mengkonsumsi suplemen
berupa vitamin dan makanan bergizi seperti sayur-sayuran, tempe,
telur,dll.
Hasil : ibu mengerti atas apa yang disampaikan
b. Memberi HE tentang
 Gizi ibu hamil
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung zat besi dan asam folat seperti telur, hati,
daging, kacang-kacangan.
 Personal hygene
Menganjurkan ibu untuk mandi 2x sehari dan sering
mengganti pakaian terutama pakaian dalam.
 Istirahat yang cukup
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari ± 2 jam
dan malam hari ± 8 jam.
 Menjelaskan cara perawatan payudara
 Memberitahu ibu tentang 9 tanda bahaya kehamilan :
 Nyeri kepala yang hebat dan menetap
 Wajah dan tungkai bengkak
 Gangguan dan perubahan pada penglihatan
 Perdarahan dari jalan lahir sebelum waktunya
 Pergerakan janin berkurang
 Nyeri perut hebat sebelum waktunya
 Demam
 Kejang
 Mual dan muntah berlebihan
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran bidan serta bisa
menyebutkan tanda bahaya kehamilan.
c. Memberitahu ibu tentang cara mencegah penyebab mual dan
muntah selama kehamilan seperti :
- Bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan dan makan biscuit atau
roti sebelum bangun dari tempat tidur.
- Menghindari makanan berminyak dan berbumbu keras.
- Makan sedikit tapi sering.
Hasil : ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan
d. Melakukan penatalaksanaan pemberian vitamin dan antiemetic yaitu
vitamin B1 dan vitamin B6
Hasil : ibu meminum obat 3 kali sehari
e. Memberitahukan kepada ibu bahwa ibu mengalami emesis gravidarum
yang merupakan gejala yang sering timbul pada kehamilan muda dan jika
tidak diantisipasi maka akan berlanjut menjadi hyperemesis gravidarum.
Hasil : ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan
f. Memberitahu ibu bahwa jika terjadi mual dan muntah yang berlebihan
dan lebih dari 5x sehari serta mengganggu aktivitas ibu, maka ibu harus
datang untuk memeriksakan keadaannya.
Hasil : ibu bersedia memeriksakan keadaannya
g. Mendiskusikan tentang persiapan persalinan.
 Pemilihan tempat persalinan.
 Penentuan tempat persalinan dan penolong persalinan.
 Persiapan biaya persalinan.
 Persiapan keluarga yang akan ditinggalkan selama persalinan dengan
mengingat “SURGAKU” (serahkan urusan rumah tangga pada
keluarga).
 Persiapan terhadap komplikasi dengan “BERDOA” (bersama donor,
ongkos, dan angkutan).
Hasil : ibu merencanakan untuk melahirkan di rumah dan di tolong oleh
bidan.
h. Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 15-03-
2022. Hasil : ibu bersedia datang pada tanggal 15-03-
2022.

LANGKAH 7 : EVALUASI
Tanggal 01 Maret 2022, jam 09.35 WITA
1. Kehamilan berlangsung normal
- Pertumbuhan dan perkembangan janin baik.
- TFU sesuai dengan umur kehamilan yaitu setinggi pusat (24 cm).
- DJJ terdengar jelas dengan frekuensi 137x/menit.
- TTV dalam batas normal :
TD : 110/80 mmHg (normal : 100/70 – 130/90 mmHg)
Nadi : 80x/menit (normal : 70-80x/menit)
Suhu : 37°C (normal : 36 - 37°C)
Pernapasan : 20x/menit (normal 18 – 24x/menit)
2. Ibu masih dalam keadaan emesis gravidarum.
3. Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan semua anjuran dari bidan.
4. Ibu merencanakan untuk melahirkan dirumah dan ditolong oleh bidan.
5. Ibu bersedia datang kembali pada tanggal 15-03-2022.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY “E”
GESTASI 27 MINGGU 3 HARI DENGAN MUAL DAN
MUNTAH DI UPTD PUSKESMAS X
TANGGAL 01 MARET 2022

Tanggal Kunjungan : 01 Maret 2022, jam 09.00 WITA


Tanggal pengkajian : 01 Maret 2022, jam 09.15 WITA
Nama pengkaji : Wahyuni

IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama istri/suami : Ny.”E”/Tn.”A”
Umur : 31 tahun/33
tahun Nikah/lamanya : pertama/ 2 tahun
Suku : Bugis / bugis
Agama : Islam/islam
Pendidikan : SMA/S1
Pekerjaan : pegawai/pegawai
Alamat :

SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan tidak pernah keguguran. G1-P0-A0
2. HPHT tanggal 21-08-2010.
3. Ibu mengatakan umur kehamilannya ± 6 bulan.
4. Ibu merasakan pergerakan janinnya mulai pada akhir bulan ke-4 umur kehamilan
sampai sekarang.
5. Ibu mengatakan gerakan janin terasa kuat di perut sebelah kanan.
6. Ibu mengeluh sering mual sejak awal kehamilan sampai sekarang.
7. Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan jamu selama hamil selain yang
dianjurkan oleh bidan.
8. Ibu sudah mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali di PKM TT1 tanggal 16
November 2010 dan TT2 tanggal 20 Desember.
OBJEKTIF (O)
1. HTP tanggal 28-05-2022.
2. Keadaan umum ibu tampak lemas.
3. Tampak striae livide dan linea nigra.
4. DJJ terdengar jelas pada perut sebelah kiri dengan frekuensi 137x/menit.
5. Palpasi Leopold
- Leopold I : TFU setinggi pusat (24 cm)
- Leopold II : pu-ki
- Leopold III : kepala
- Leopold IV : BAP
6. Tanda-tanda vital
- TD : 110/80 mmHg (normal 100/70 – 130/90 mmHg)
- N : 80x/menit (normal 70-80x/menit)
- S : 37°C (normal 36-37,5°C)
- P : 20x/menit (normal 18-24x/menit)

ASSESMENT (A)
G1-P0-A0, gestasi 27 minggu 3 hari, situs memanjang, pu-ki, presentasi kepala, BAP,
intrauterine, tunggal, hidup, keadaan janin baik,dan keadaan ibu mual dan muntah.

PLANNING (P)
Tanggal 01 Maret 2022 , jam 09.20 WITA
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu keadaan janin baik dan keadaan
ibu yang kadang-kadang merasa mual dan muntah merupakan gejala emesis
gravidarum dimana keadaan ini biasa timbul pada kehamilan muda dan dapat
diatasi dengan mengkonsumsi suplemen berupa vitamin dan makanan bergizi
seperti sayur- sayuran, tempe, telur,dll.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran bidan.
2. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat
besi dan asam folat seperti telur, hati, daging, kacang-kacangan.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran bidan.
3. Menganjurkan ibu untuk mandi 2x sehari dan sering mengganti pakaian
terutama pakaian dalam.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran bidan.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari ± 2 jam dan malam hari
± 8 jam.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia malaksanakan anjuran bidan.
5. Menjelaskan cara perawatan payudara
Hasil : ibu mengerti dan bersedia dan melaksanakan anjuran bidan.
6. Memberitahu ibu tentang 9 tanda bahaya kehamilan :
 Nyeri kepala yang hebat dan menetap
 Wajah dan tungkai bengkak
 Gangguan dan perubahan pada penglihatan
 Perdarahan dari jalan lahir sebelum waktunya
 Pergerakan janin berkurang
 Nyeri perut hebat sebelum waktunya
 Demam
 Kejang
 Mual dan muntah berlebihan
Hasil : ibu mengerti dan bisa menyebutkan
7. Memberitahu ibu tentang cara mencegah penyebab mual dan muntah
selama kehamilan seperti :
- Bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan dan makan biscuit atau roti
sebelum bangun dari tempat tidur.
- Menghindari makanan berminyak dan berbumbu keras.
- Makan sedikit tapi sering.
Hasil : ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan
8. Melakukan penatalaksanaan pemberian vitamin dan antiemetic yaitu vitamin B1
dan vitamin B6
Hasil : ibu meminum obat 3 kali sehari
9. Memberitahukan kepada ibu bahwa ibu mengalami emesis gravidarum
yang merupakan gejala yang sering timbul pada kehamilan muda dan jika
tidak diantisipasi maka akan berlanjut menjadi hyperemesis gravidarum.
Hasil : ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan
10. Memberitahu ibu bahwa jika terjadi mual dan muntah yang berlebihan dan lebih
dari 5x sehari serta mengganggu aktivitas ibu, maka ibu harus datang untuk
memeriksakan keadaannya.
Hasil : ibu bersedia memeriksakan keadaannya
11. Mendiskusikan tentang persiapan persalinan.
 Pemilihan tempat persalinan.
 Penentuan tempat persalinan dan penolong persalinan.
 Persiapan biaya persalinan.
 Persiapan keluarga yang akan ditinggalkan selama persalinan dengan mengingat
“SURGAKU” (serahkan urusan rumah tangga pada keluarga).
 Persiapan terhadap komplikasi dengan “BERDOA” (bersama donor, ongkos, dan
angkutan).
12. Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 15-03-
2022. Hasil : ibu bersedia datang pada tanggal 15-03-
2022
LAPORAN KEGIATAN
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
BULAN JANUARI – MARET 2021
B. Laporan Hasil Kegiatan
1. Kebersihan Tangan
Kegiatan terkait kebersihan tangan meliputi :
a) Audit Kelengkapan Fasilitas Kebersihan tangan.
Grafik kelengkapan fasilitas Kebersihan Tangan di RSUD dr.Tjitrowardojo
pereiode Januari - Maret 2021

100

95

90

85

80

75
Terse Terse Terse Terse Terse Terse Terse Terse
dia dia dia dia dia dia dia dia
wasta kran sabun box Tisu temp Leafle alkoh
fel +air cair tisu at t ol
samp hand
ah rub
CAPAIAN 95 100 85 100 85 100 100 99
TARGET 100 100 100 100 100 100 100 100

Grafik 1. Fasilitas Hand


Hygiene Analisa :
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa kelengkapan
fasilitas Kebersihan tangan periode Januari - Maret 2021 yaitu
95 %. Kelengkapan 100 % terdapat pada tersedia kran, air,
tempat sampah dan tersedia leaflet, sedangkan ketersediaan
tisu dan sabun cair masing –masing 85 %. Kurang lengkapnya
fasilitas terjadi karena petugas terkait kurang patuh untuk
melengkapi, sedangkan persediaan tisu, sabun cair dan
handrub mencukupi.
Rencana tindak lanjut :
1. Koordiansi dengan bagian RTP dan IFRS untuk selalu
mencukupi kebutuhan kebersihan tangan semua unit.
2. Re edukasi unit terkait untuk selalu melengkapi fasilitas
kebersihan tangan di unit masing – masing.
3. Koordinasi dengan bagian IPL terkait kelengkapan wastafel
4. Lakukan monitoring evaluasi kelengkapan fasilitas
5. Berikan feed back hasil monitoring kepada unit terkait

b) Audit kepatuhan 6 langkah kebersihan tangan


Grafik kepatuhan 6 langkah kebersihan tangan di RSUD dr.Tjitrowardojo periode Januari - Maret

0
Dokter perawat/ Staf lain rata -rata target
bidan
JAN 75 86 75 79 100
FEB 75 88 75 80 100
MAR 75 89 75 81 100

Grafik 2. Kepatuhan 6 langkah


Kebersihan tangan Analisa :
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa kepatuhan 6
langkah kebersihan tangan periode Januari - Maret 2021 yaitu
80 % dengan kepatuhan tertinggi pada staf perawat /bidan
yaitu 87% sedangkan kepatuhan dokter dan staf lain rata-rata
75%. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena
kurangnya edukasi dan kesadaran akan pentingnya 6 langkah
kebersihan tangan Rencana Tindak Lanjut:
1. Reedukasi 6 langkah kebersihan tangan
2. Lakukan monitoring evaluasi kepatuhan
3. Berikan feed back hasil monitoring

c) Audit kepatuhan 5 moment kebersihan tangan


Grafik kepatuhan 5 moment kebersihan tangan di RSUD dr.Tjitrowardojo periode Januari - Maret

85
80
75
70

65
Dokter perawat/ Staf lain rata-rata Target
bidan
JAN 75 80 72 75 85
FEB 76 82 72 76 85
MAR 76 83 74 77 85

Grafik 3. Kepatuhan 5 moment


Kebersihan tangan

Analisa data:
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan kepatuhan 5 moment
kebersihan rata rata 76 %. Kepatuhan tertinggi pada staf
perawat/bidan yaitu 81%. Hal tersebut terjadi kemungkinan karena
kurangnya kesadaran petugas akan manfaat kebersihan tangan dan
karena fasilitas kadang masih kurang lengkap.

Rencana tindak lanjut :


1. Re edukasi kepada semua karyawan tentang 6 langkah
moment kebersihan tangan
2. Lengkapi fasilitas kebersihan tangan
3. Lakukan monitoring evaluasi kepatuhan
4. Berikan feed back kepada unit terkait

2. Kebersihan Lingkungan
Grafik kepatuhan Kebersihan Lingkungan di RSUD dr. Tjitrowardojo
periode Januari - Maret 2021
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
LIMBAH LIMBAH LIMBAH LIMBAH LIMBAH 5R (
CAIR CAIR PADAT PADAT JARUM Resik, Ra
NON INFEKSIU NON INFEKSIU DAN pi, Ringk
INFEKSIU S INFEKSIU S BENDA es, Rawat
S S TAJAM , Rajin )
CAPAIAN 100 85 95 75 85 70
TARGET 100 100 100 100 100 100

Grafik 4. Kepatuhan kebersihan lingkungan

Analisa :
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa kepatuhan kebersihan
lingkungan periode Januari – Maret 2021 rata – rata 85 %. Kepatuhan
100 % terdapat pada kepatuhan pengelolaan limbah cair non infeksius,
sedangkan kepatuhan terendah pada pengelolaan 5 R. Hal tersebut
kemungkinan disebabkan karena kurangnya kesadaran petugas akan
manfaat pengelolaan 5 R di unit masing – masing.

Rencana tindak lanjut:


1. Re edukasi pengelolaan 5 R dan pengelolaan limbah di semua unit
2. Lakukan monitoring evaluasi kepatuhan
3. Berikan feed back kepada unit terkait

3. Surveilens Infeksi
a. Infeksi Daerah Operasi
Grafik Insiden Rate IDO di RSUD dr.Tjitrowardojo
periode Januari - Maret 2021
6
5
4
3
2
1
0

JAN FEB MAR


CAPAIAN 5.4 0 3
TARGET 2 2 2

Grafik 5. Insiden Rate IDO

Analisa:
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa Infeksi Daerah

Operasi pada periode Januari – Maret 2021 rata – rata 2,8 %, lebih

tinggi dibanding periode Oktober – Desember 2020 dengan rata –rata

2,4 % serta melebihi standar Kemenkes ≤ 2 %. IDO dapat terjadi

kemungkinan karena belum patuhnya

penerapan Bundles IDO baik pre, Intra, Post Operasi maupun

Lingkungan IBS, ruang ranap dan lainnya.

Rencana tindak lanjut:

1. Lengkapi fasilitas pencegahan IDO


2. Re sosialisasi SPO Pencegahan IDO
3. Monitoring evaluasi Penerapan SPO
4. Berikan feed back kepatuhan SPO dan Angka kejadian IDO
Grafik kepatuhan Penerapan Pencegahan IDO Intra Operasi di RSUD dr.Tjitrowardo

CAPAIAN TARGET

100
10 0 90 100 90 100 100 100 100 100 100
8585 86
7575

Desinfeksitehnik aseptic sterilitas alat lingkungan opjumlahOptimalisasi Penerapan Rata-rata


area oppersonelselimut kewaspadaan
penghangat standar
Pelaporan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Pertemuan Kelas Ibu Hamil : ( I, II,

III ) Tanggal :

Tempat : Puskesmas Lawir

Jumlah Peserta :

Waktu pelaksanaan :

Fasilitator : Bidan Puskesmas Lawir

Nara Sumber :

Proses dan hasil pertemuan :

Kegiatan Elas Ibu Hamil di mulai pada pukul 09.00 WIB bertempat di ruang pertemuan
puskesmas Lawir. Pada awal pertemuan diawali dengan pembukaan dan perkenalan dari bidan
fasilitator kepada ibu-ibu hamil yang hadir pada saat itu, dan juga ibu-ibu hamil memperkenalkan
diri satu per satu.

Setelah itu bidan fasilitator menjalankan daftar hadir sekaligus membagikan lembar pretest
kepada ibu-ibu hamil untuk di isi. Ibu-ibu tersebut harus menandatangani daftar hadir, pemberian
lembar pretes bertujuan untuk mengetahui bagaiman wawasan atau pengetahuan ibu hamil
sebelum di berikan penyuluhan mengenai pemeriksaan ibu hamil agar ibu dan janin sehat dan juga
tidak lupa oleh fasilitator untuk membagikan snack dan minuman dan juga anjurkan ibu untuk BAK
terlebih dahulu serta jika duduk ibu hamil dianjurkan untuk meluruskan kakinya ke depan supaya ibu
merasa lebih nyaman.

Setelah fasilitator memberikan daftar hadir, bidan fasilitator melanjutkan pertemuan dengan
penyuguhan materi penyuluhan mengenai pemeriksaan ibu hamil agar ibu dan janin sehat,
penyuguhan materi disampaikan melalui infokus atau slide show. Yang menjadi nara sumber saat itu
adalah bidan koordinator, setelah bidan koordinator selesai memberikan materi, tampak ibu-ibu
hamil sangat paham dengan penyuluhan yang disampaikan. Kemudian moderator langsung
membukan sesi tanya jawab, ibu-ibu hamil antusias untuk bertanya kepada nara sumber dan bidan
fasilitator, sembagian besar peserta yang hadir mengacungkan tangan untuk dapat bertanya. Setelah
semua pertanyaan terkumpul, narasumber dan fasilitator langsung menjawab semua pertanyaan
tersebut.

Setelah penyuguhan materi dan sesi tanya jawab selesai dilakukan, kegiatan dilanjutkan
dengan membagi lembaran uji post tes ibu bertujuan untuk mengetahui lagi bagaimana wawasan
dan pengetahuan ibu hamil setelah diberikan penyuluhan, apakah ibu-ibu dapat menjawab soal tes
lebih baik lagi atau bahkan tetap sama dengan sebelum diberikan materi penyuluhan. Dengan kata
lain, tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perubahan dari wawasan ibu hamil dengan
diadakannya kelas ibu hamil.

Setelah post tes dilakukan, narasumber dan bidan fasilitator mengajak ibu-ibu hamil untuk
melakukan senam ibu hamil yang di pimpin oleh bidan fasilitator. Selesai senam dilakukan berarti
semua kegiatan kelas ibu hamil pada saat itu sudah selesai dilakukan. Bidan fasilitator langsung
menutup kegiatan kelas ibu hamil dan menyampaikan kepada ibu hamil jangan lupa hadir pada
kegiatan kelas ibu hamil bulan depan.

Masalah / kendala :

Yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kelas ibu hamil adalah waktu dimulainya kegiatan
karena harus menunggu ibu-ibu hamil yang datang tidak tepat pada waktunya, dan saat proses
kegiatan berjalan,wkt ygdiperlukan saat pengisian pre test maupun post test lebih lama dikarenakan
masih banyak ibu-ibu hamil yang tidak sekolah dan tidak tamat SD, sehinggah fasilitator harus satu
per satu membacakan soal pre tes tersebut.

Hasil Evaluasi :

Dari hasil pre test dan post test yang telah diberikan kepada ibu hamilserta melihat
pertanyaan yang sudah ditanyakan, sudah sangat terlihat bahwa masih banyak ibu yang bingung
antara mitos dan fakta yg mereka alami selama hamil, tapi sebagian besar ibu-ibu hamil sudah
sangat mengerti arti pentingya pemeriksaan ibu hamil selama masa kehamilanny, dan juga dapat
dilihat adanyapeningkatan wawasan dan pengetahuan ibu hamil menjadi lebih bertambah .

Kesimpulan :

Dari semua kegiatan yang dilakukan pada kelas ibu hamil dapat di ambil kesimpulan bahwa,
kegiatan kelas ibu hamil berjalan lancar, ibu-ibu hamil sangat antusias dalam memberikan
pertanyaan. Dengan di adakannya kelas ibu hamil ini dapat juga di ambil kesimpulan bahwa kegiatan
ini sangat bermanfaat bagi para ibu hamil untuk menambah wawasan dengan pengetahuan seputar
kehamilan serta terwujudnya ibu hamil yang cerdas, serta tanggap terhadap segala sesuatu yang
dapat membahayakan diri dan janinnya, sehingga ibu dapat melahirkan bayi yang sehat dan cerdas.
Kelas ibu hamil juga merupakan salah satu cara/metode yang dapat bertujuan untuk menekan
AKI/AKB yang ada di kabupaten Manggarai Timur.

Akan di adakan pertemuan kelas ibu hamil yang ke 2 pada tanggal,,, bulan depan dianjurkan
ibu hamil untuk memakai celana trainning dan mengajak keluarga, saudara dan teman-teman untuk
mengikuti kegiatan kelas ibu hamil berikutnya.
DOKUMENTASI KIE KESEHATAN IBU

Kegiatan : Kunjungan Ibu Hamil Dan Pemasangan Stiker


P4k Tanggal :
Lokasi :
Petugas :
C. Asuhan Kebidanan Masa Nifas

1. Kunjungan Nifas I (6 Jam)

Tgl masuk : 19-04-2020 (15:45 Wita)

Tgl pengkajian : 19-04-2020 (23:45 Wita)


Langkah I. Identifikasi Data Dasar a. Identitas
Istri/ Suami
Nama : Ny. “R”/Tn. “H”

Umur : 35 thn/ 38 thn

Suku bangsa : Bugis/Bugis

Agama : Islam/Islam

Pendidikan : SMA/SMP

Pekerjaan : IRT/Nelayan

Alamat : Sodohoa Kendari Barat


Lama menikah : ±9 tahun

b. Data Biologis/ Fisiologis

1) Keluhan utama : ibu mengatakan nyeri pada daerah jalan lahir


2) Keluhan yang menyertai : ibu merasakan nyeri pada perut bagian
bawah
3) Riwayat keluhan utama

a) Mulai timbul:setelah proses persalinan tanggal 19 April

2020 pukul 17:30 WITA

b) Lokasi keluhan: pada daerah perineum

c) Sifat keluhan : nyeri ringan

d) Pengaruh keluhan terhadap fungsi tubuh: sedikit


mengganggu
e) Usaha ibu untuk mengatasi keluhan yaitu dengan berbaring
ditempat tidur
4) Riwayat obstetri

a) Riwayat Haid
(1) Menarche :±13 tahun

(2) Siklus :28- 30 hari

(3) Lamanya :4-5 hari


(4) Banyaknya : 2-3 kali perhari ganti pembalut
b) Riwayat persalianan terakhir

(1) Ibu mengatakan melahirkan tanggal 19 April 2020, pukul


17.30 wita.
(2) Ibu mengatakan melahirkan yang keempat kalinya dan tidak
pernah keguguran
(3) Aterm, cukup bulan

(4) Tempat persalinan: diUPTD Puskesmas


BenuaBenua
(5) Penolong: Asriyah Azis + Bidan

(6) Jenis persalinan: spontan, LBK

(7) Apgar score: menit 1 / menit 5 : 8/9

(8) Jenis kelamin: laki-laki

(9) BBL/PBL: 3000 gr/ 48 cm

(10) Plasenta lahir lengkap pukul 17.35 wita

(11) TFU 2 jari di bawah pusat

(12) Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar

(13) Perdarahan: ±100 cc

(14) Ibu mengatakan ada pengeluaran darah di jalan lahir


(15) Terapi yang diberikan: amoxylin, vit C, SF

5) Riwayat ginekologi

Tidak ada riwayat penyakit tumor, kanker, infertilitas dan lain- lain
6) Riwayat KB

Ibu mengatakan menjadi aseptor KB sejak 3 tahun yang lalu. Ibu


pernah menggunakan jenis KB suntik 3 bulan. Alasan ibu
berhenti menggunakan alat kontrasepsi ini adalah ingin
mempunyai keturunan.
7) Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang

Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit seperti


asma, TBC, hepatitis B, jantung, hipertensi dan diabetes melitus.
8) Pola nutrisi

Kebiasaan

a) Frekuensi makan : 3x sehari

b) Frekuensi minum : 7-8 gelas/ hari


c) Pantangan makanan : tidak ada Perubahan

setelah persalinan: tidak ada perubahan.

9) Pola eliminasi

a) BAK

Kebiasaan

(1) Frekuensi : 4-5 kali/ hari

(2) Warna : kuning jernih

(3) Bau : khas amoniak

Perubahan setelah persalinan: Tidak terjadi perubahan dan


tidak terjadi retensi urine
b) BAB

Kebiasaan

(1) Frekuensi : 1-2x sehari

(2) Warna : kuning kecoklatan (3) Konsistensi


: lunak
Perubahan setelah persalinan: ibu belum BAB

10) Personal hygiene

Kebiasaan

a) Mandi 2x sehari pagi dan sore


dengan

menggunakan sabun mandi

b) Sikat gigi 2x sehari dibersihkan sesudah makan dan


sebelum tidur dengan menggunakan pasta gigi
c) Keramas 3x seminggu menggunakan shampo

d) Pakaian diganti setiap kali kotor dan setelah mandi


e) Alat genetalia dibersihkan setiap kali BAB dan

BAK

f) Kuku kaki dan tangan dibersihkan setiap kali panjang


Perubahan setelah persalinan: ibu belum bisa melakukan
personal hygiene
11) Kebutuhan istirahat/ tidur

Kebiasaan
a) Istirahat/ tidur siang: ± 2 jam ( 13:00-15:00 wita )

b) Istirahat/ tidur malam: ± 8 jam (21:00- 05:00 wita)


Perubahan setelah persalinan: tidur tidak teratur karena
pengaruh bayi yang setiap saat disusui
c. Data Sosial

1) Hubungan dengan suami baik, suami dan keluarga selalu


memberikan dukungan, ibu sangat senang dengan kelahiran bayinya.

d. Pemeriksaan Fisik

1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum ibu : baik

b) Kesadaran : composmentis

c) Berat badan : 52 kg

d) Tinggi badan : 157 cm


e) Tanda-tanda vital

TD : 110/70 mmHg

N : 80x/ menit

S : 37,5℃

P : 20x/ menit

2) Pemeriksaan Head to toe

a) Kepala

Rambut bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada benjolan pada
kepala
b) Muka

Tidak pucat, tidak ada oedema pada wajah dan ekspresi wajah
tampak meringis saat nyeri
c) Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak


ikterus.

d) Hidung

Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret, tidak ada polip dan
penciuman baik.
e) Mulut/gigi
Bibir tidak pecah-pecah, tidak terdapat sariawan, gigi utuh, tidak
ada caries, gusi dan lidah basah.
f) Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret, tampak bersih dan
pendengaran baik.
g) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.


h) Payudara

Simetris kiri dan kanan, tegang, puting susu menonjol, areola


mamae mengalami hiperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada benjolan dan colostrum (+)
i) Abdomen

Tampak striae livide, dan linea nigra, TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus teraba keras dan bundar
j) Vulva dan perineum

Tidak ada oedema, tampak pengeluaran lochea rubra. Tampak


luka jahitan perineum derajat I dan keadaan luka masih basah
serta terdapat hecting.
k) Anus

Tidak ada oedema dan hemoroid

l) Ekstremitas

(1) Ekstremitas atas

Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema, kuku tidak pucat.
(2) Ekstremitas bawah

Simetris kiri dan kanan, tidak oedema, tidak ada varises dan
refleks patela kiri dan kanan (+).
Langkah II. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual

PIVA0,post partum 6 jam, dengan masalah nyeri luka jahitan pada


perineum
a) PIVA0

DS: ibu mengatakan keempat kali melahirkan dan tidak pernah


keguguran
DO:TFU teraba 2 jari dibawah pusat, tampak pengeluaran lochea rubra
dan Tampak striae albicans dan linea alba Analisis dan
interpretasi

Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena


kontraksi dan retraksi otot-otot fundus uteri ± 3 jari dibawah pusat,
selama 2 hari berikutnya besarnya tidak
seberapa berkurang, tetapi sesudah 2 hari ini terus mengecil dengan
cepat sehingga pada hari ke 10 tidak teraba lagi dari
luar(Prawirohardjo, 2014).
Lochea rubra berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanogo dan mekonium yang keluar
selama 2 hari pasca persalinan (Prawirohardjo, 2014).
Pada kulit terdapat depsit pigmen dan hiperpigmentasi bagian-
bagian tertentu. Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh melanophore
stimulating hormone (MSH). Linea pada dinding perut nampak hitam
disebut linea nigra(Prawirohardjo, 2014).
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh hormone MSH. Kulit juga nampak seperti retak, warnanya
berubah agak hiperemis dan kebiruan, yang disebut striae livide.
Setelah partus, striae livide berubah warnanya menjadi putih dan
disebut striae albicans (Prawirohardjo, 2014).

b) Post partum 6 jam

DS :ibu mengatakan melahirkan tanggal 19-04-2020 jam 17:30 wita


DO :kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, TFU 2 jari
dibawah pusat, tanggal pengkajian 19-04-2020 jam
23.45 wita Analisis

dan interpretasi

Tanggal 19-04-2020 jam 17:35 wita saat plasenta lahir sampai


tanggal 19-04-2020 jam 23:35 wita saat pengkajian terhitung post
partum 6 jam, pada pemeriksaan fisik TFU teraba
2 jari dibawah pusat karena involusi uteri jaringan ikat dan jaringan
otot mengalami proses penstaltik berangsurangsur akan mengecil
setiap hari TFU akan turun setiap 1 cm setiap harinya (Prawirohardjo,
2014).
Lochea rubra adalah secret luka plasenta yang keluar dari vagina
yang berwarna merah segar seperti darah haid karena banyak
mengandung darah segar dari sisa selaput ketuban, sel- sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, mekonium, pengeluaran segera setelah
persalinan sampai tiga hari pasca persalinan(Prawirohardjo, 2014).
c) Nyeri luka jahita pada perineum

DS: Ibu mengatakan merasa nyeri luka pada daerah perineum

DO:Kontraksi uterus baik, ekspresi wajah meringis jika kesakitan,


TFU 2 jari dibawah pusat, luka jahitan perineum derajat I
Analisis dan interpretasi

Nyeri disebabkan karena putusnya kontinuitas jaringan sehingga tubuh


mengeluarkan zat kimia (bradikin) untuk merangsang reseptor nyeri
dihipotalamus, yang diteruskan ke syaraf perifer
yang akhirnya menimbulkan nyeri perineum (Prawirohardjo, 2014).
Langkah III. Identifikasi Masalah/ Diagnosa Potensial

Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah


potensial.
Langkah IV. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/ Kolaborasi Tidak ada
data yang mendukung dilakukan tindakan
segera/kolaborasi

Langkah V. Rencana Asuhan a.


Tujuan
1) Keadaan umum baik

2) Post partum berlansung normal

3) Tidak terjadi infeksi

b. Kriteria keberhasilan

1) TTV dalam batas normal

TD : 110/70 mmHg

N : 80-100x/ menit

S : 36,5-37,5℃

P : 16-24x/ menit

2) Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, TFU 2 jari


dibawah pusat
3) Melakukan perawatan luka perineum dengan melaukan personal
hygiene terutama daerah genetalia
c. Rencana asuhan

1) Beritahu pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan Rasional:

agar ibu mengerti tentang tindakan yang akan


dilakukan.
2) Observasi keadaan umum ibu/TTV

Rasional: TTV merupakan salah satu indikator untuk mengetahui


keadaan umum ibu baik atau buruk.
3) Observasi pengeluaran lochea

Rasional: lochea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas, lochea akan keluar pada hari
pertama sampai 12 minggu post partum.lochea yang
keluar dihari pertama sampai hari ketiga disebut lochea
rubra.
4) Berikan health educatian pada ibu tentang perawatan perineum
Rasional: luka jahitan yang tidak terawat dengan baik dapat
menyebabkan infeksi.
5) Anjurkan ibu agar sering berkemih/ BAK

Rasional:kandung kemih yang penuh akan menghambat kontraksi


uterus
6) Anjurkan ibu untuk melakukan personal hygiene/ kebersihan diri
Rasional: untuk mencegah masuknya mikroorganisme penyebab
infeksi dan memberi rasa nyaman pada ibu.
7) Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya
Rasioanal: dengan menyusui bayinya secara eksklusif dapat
memberikan manfaat, seperti
memberikan gizi terbaik untuk bayi,
meningkatkan kekebalan tubuh bayi,
meningkatkan IQ pada bayi, meningkatkan kasih
sayang antara ibu dan bayi.
8) Ajarkan ibu cara menyusui dengan benar

Rasional: tehnik menyusui yang benar dapat mencegah terjadinya

puting susu lecet

9) Ajarkan pada ibu tentang perawatan payudara

Rasional: Dengan melakukan perawatan payudara, dapat menjaga


kebersihan payudara, terutama
kebersihan putting susu agar terhindar dari infeksi,
melunakan serta memperbaiki bentuk putting susu
sehingga bayi dapat menyusu dengan baik, merangsang
kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi menjadi
lancar.
10) Anjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi dini

Rasional: mobilisasi dapat memperlancar aliran darah kedalam


uterus sehingga kontraksi uterus akan baik dan uterus
menjadi keras.
11) Berikan pada ibu pendidikan kesehatan tentang nutrisi ibu nifas
Rasional: Ibu harus mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dari
berbagai sumber makanan yang mengandung protein,
lemak, karbohidrat, zink, DHA, vitamin, magnesium.
Makanan yang dikonsumsi adalah makanan yang
tinggi kalori dan tinggi protei. Selain itu ibu nifas juga
perlu minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
12) Berikan vitamin A 2 tablet diminum 1x1 tablet sehari dengan
menguunakan air putih agar bayi mendapatkan vitamin A dan
tablet penambah darah samcobion 40 butir diminum 1x1 tablet
sehari setelah makan dengan air putih untuk mencegah anemia
pada ibu.
Rasional: agar proses pemulihan ibu berlangsung baik dan

ibu dalam keadaan sehat.

13) Anjurkan ibu untuk ber-KB

Rasional: dengan ber-KB ibu dapat mengatur jarak kehamilan


sehingga alat reproduksi siap untuk kehamilan
selanjutnya. Selain itu, pemenuhan kebutuhan fisik,
psikologis, dan social anak lebih optimal.
14) Lakukan pendokumentasian

Rasional: sebagai suatu pertanggung jawaban atas

tindakan yang telah diberikan.

Langkah VI. Implementasi

Tanggal: 19-04-2020 (23:55 wita)

1) Memberitahu pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan Hasil:

ibu mengerti dan mau bekerja sama dengan bidan tentang


tindakan yang akan dilakukan.
2) Mengobservasi keadaan umum ibu/TTV

Hasil: keadaan umum ibu baik, TD 110/70 mmHg, nadi

80x/menit, suhu 37,5℃, pernafasan20x/ menit

3) Mengobservasi pengeluaran lochea

Hasil: pengeluaran lochea rubra, warna merah kehitamhitaman,


jumlahnya ± 5cc
4) Memberikan health educatian pada ibu tentang perawatan perineum
Hasil: ibu bersedia melakukannya

5) Menganjurkan ibu agar sering berkemih/ BAK Hasil:

ibu sering BAK dan kandung kemih kosong

6) Menganjurkan ibu untuk melakukan personal hygiene/


kebersihan diri
Hasil: ibu bersedia selalu membersihkan dirinya terutama daerah
genetalia
7) Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayinya
Hasil: ibu bersedia memberikan ASI eksklusif pada bayinya 8)
Mengajarkan ibu cara menyusui dengan benar yaitu:
a) Kepala dan badan bayi berada pada satu garis lurus

b) Perut bayi menempel dibadab ibu

c) Dagu bayi menempel dipayudara ibu

d) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar

e) Masukan areola sebagian besar masuk kemulut bayi

f) Bibir bayi terputar keluar

g) Selesai memyusui sendawakan bayi dengan menepuknepuk


bagaian belakang bayi

Hasil: ibu mengerti dan melakukannya

9) Mengajarkan pada ibu tentang perawatan payudara yaitu:

a) Melicinkan tangan dengan minyak/baby oil secukupnya

b) Tempatkan kedua tangan diantara payudara ibu kemudian diurut


kearah atas, terus kesamping, kebawah melintang sehinggga
menyangga payudara, lakukan 20-
30 kali.

c) Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri kemudian 3 jari


tangan kanan membuat gerakan memutar sambil menekan mulai
dari pangkal payudara berakhir pada puting susu. Lakuakan
tahapan yang sama pada payudara kanan lakukan 2 kali gerakan
pada setiap payudara.
d) Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, telapak tnagan kiri
menopang payudara kiri dan jari-jari tangan sisi kelingking
mengurut payudara kearah puting susu, gerakan diulang sebanyak
20-30 kali. Untuk setiap payudara.
e) Telapak tangan kiri menyokong payudara, tangan dikepalkan
kemudian buku-buku jari tangan mengurut payudara mulai dari
pangkal kearah puting susu, gerakan ini diulang sebanyak 20-3-
kali untuk setiap payudara.

f) Setelah pengurutan, kompres kedua payudara dengan air hangat


selama 2 menit kemudian kompres kembali menggunakan air
dingin selama 1 menit
g) Keringkan payudara dengan handuk kering dan pakaikan bra Hasil:
ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan payudara
10) Menganjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi dini

Hasil: ibu bersedia melakukannya


11) Memberikan pada ibu pendidikan kesehatan tentang nutrisi ibu nifas
Hasil: ibu bersedia mengkonsumsi makanan-makanan yang bernutrisi
tanpa ada pantangan
12) Berikan vitamin A 2 tablet diminum 1x1 tablet sehari dengan
menguunakan air putih agar bayi mendapatkan vitamin A dan tablet
penambah darah samcobion 40 butir diminum 1x1 tablet sehari setelah
makan dengan air putih untuk mencegah anemia pada ibu.
Hasil: ibu bersedia mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh
bidan
13) Menganjurkan ibu untuk berKB

Hasil: ibu bersedia memakai alat kontrasepsi setelah masa nifas selesai

14) Melakukan pendokumentasian

Hasil: telah dilakukan pendokumentasian Langkah

VII. Evaluasi

Tanggal: 19-04-2020 (24:05 wita)

1) ibu mengerti dan mau bekerja sama dengan bidan tentang tindakan
yang dilakukan
2) Keadaan umum ibu baik, TD: 110/70 mmHg, N: 80x/ menit, S:
37,5℃, P: 20x / menit.
3) Pengeluaran lochea rubra warna merah kehitam-hitaman,
jumlahnya ±5cc
4) Ibu bersedia melakukan perawatan perineum dan rutin
mengganti pembalut
5) Ibu sering BAK dan kandung kemih kosong

6) Ibu bersedia selalu membersihkan dirinya terutama pada daerah


genetalia
7) Ibu bersedia meberikan ASI eksklusif pada bayinya

8) Ibu mengerti dan melakukan menyusui dengan benar

9) Ibu menegerti dan bersedia melakukan perawatan payudara

10)Ibu bersedia melakukan mobilisasi dini

11)Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bernutrisi 12)ibu

bersedia mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan 13)Ibu bersedia

memakai alat kontasepsi setelah masa nifas 14)Telah dilakukannya

pendokumentasian

2. Kunjungan Nifas II (6 Hari)


Tanggal: 25-04-2020 (10:00 Wita)

a. Subjektif (S)

1) Ibu mengatakan bayinya kuat menyusui

2) Ibu mengatakan masih merasa takut jongkok saat BAB

3) Ibu mengatakan masih ada pengeluaran dari jalan lahir berwarna


merah kecoklatan dan tidak ada keluhan yang dirasakan.
4) Ibu mengatakan Vitamin A yang diberikan sudah habis pada hari
kedua setelah persalinan, sangobion masih ada dan ibu masih tetap
meminumnya 1 tablet setiaphari
b. Objektif (O)

1) Keadaan umum ibu baik

2) Kesadaran komposmentis

3) TTV:TD110/70mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,5℃,


pernafasan 22x/menit
4) Pemeeriksaan kebidanan

a) Abdomen

TFUpertengahan pusat-simpisis dan kontraksi baik, teraba keras


dan bundar
b) Genetalia

Pengeluaranlochea sanguinolenta dan tidak berbau dan


jahitan tampak luka jahitan perineum derajat I dan luka
jahitan sudah nampak kering
c. Assesment (A)

Postpartum 6 hari berlangsung normal

d. Planning (P)

Tanggal: 25-04-2020 (10:10 wita)

1) Memberitahu pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan


Hasil: ibu mengerti dan mau bekerja sama dengan bidan
tentang tindakan yang akan dilakukan.
2) Mengobservasi keadaan umum ibu/TTV

Hasil: keadaan umum ibu baik, TD : 110/70 mmHg, nadi:


80x/menit, suhu36,5℃, pernafasan 22x/menit
3) Mengobservasi tinggi fundus uteri,kandung kemih, dan pendarahan
pervaginam
Hasil: Pada saat dilakukan pengkajian fundus uteri teraba
pertengahan pusat dan simfisis, kandung kemih kosong, dan
pengeluaran lochea serosa
4) Memberikan HE (Health Education) tentang makanan yang
bergizi seimbang.
a) karbohidrat (jagung, Ubi, nasi, roti dll)

b) Protein (ikan, telur, tahu, tempe, dan susu)

c) Lemak (daging, minyak sayur)

d) Buah-buahan (jeruk, apel, dll)

e) Sayur-sayuran hijau seperti bayam

Hasil: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan.


5) Menganjurkan ibu melakukan personal hygiene atau
kebersihan diri.
Hasil: ibu mau melakukannya

6) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

Hasil: ibu bersedia dan mau melakukannya

7) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin


Hasil: ibu bersedia untuk melakukannya

8) Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya keposyandu.

Hasil: Ibu bersedia membawa bayinya keposyandu

9) Menganjurkan ibu untuk ber-KB minimal 40 hari post partum.


Hasil: ibu bersedia melakukannya

10) Melakukan dokumentasi untuk semua tindakan

Hasil: telah dilakukan pendokumentasian


5
ASUHAN KEBIDANAN

1. Identitas
1. Klien
Nama : By.Ny.I
Tempat tanggal lahir : RSI Sultan Agung
Umur : 2 Hari
Alamat : Bulusan, RT 01 RW 04 Sayung, Demak.
Diagnosa Medis : Asfiksia Sedang
Nomor CM : 01-41-58-74
Ruangan : Peristi
Tanggal masuk : 30 Januari 2021
Tanggal pengkajian : 1 Februari 2021

2. Orangtua
Nama : Ny.I / Tn.A
Umur : 22 Tahun / 25 Tahun
Golongan darah :O
Pekerjaan : IRT / Swasta
Pendidikan : SMU / SD
Alamat : Bulusan, RT 01 RW 04 Sayung, Demak

2. Alasan Dirawat
Hari pertama klien dilahirkan dengan diagnosa medis asfiksia , ditandai dengan
bayi lahir tidak segera menanggis.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


Klien dilahirkan secara normal di RSI Sultan Agung Semarang pada tanggal 30
Januari 2021 pukul 01.15 WIB, dengan berat badan 2500 gram, panjang badan
lahir 47 cm, lingkar kepala 33 cm, dalam kondisi hidup.
Klien lahir dengan masalah keperawatan pola napas tidak efektif berhubungan
dengan hambatan upaya napas. Hal itu terjadi karena ketika bayi lahir didapatkan
sesak, adanya pernapasan cuping hidung, respirasi 62x/menit, napas dibantu
CPAP, FIO2 80%,Flow 8liter/menit,Peep 6, OGT, SPO2 95%, sudah dilakukan
resusitasi.

6
4. Riwayat Prenatal
Ibu pasien mengatakan ini adalah kehamilan anak pertama dan melahirkan secara
normal.Selama hamil ibu klien makan dengan baik, namun terkadang ketika
mencium bau-bau tertentu ibu klien merasa mual dan pusing. Selama hamil ibu
klien rutin memeriksakan antenatal care (ANC) setiap satu bulan sekali, hari
pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 14 mei 2020, hari perkiraan lahir (HPL) 21
februari 2021, masa gestasi 36 minggu 5 hari.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ayah klien mengatakan bahwa tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
turunan seperti DM dan hipertensi.

6. Pengkajian Status Kesehatan


1. Persepsi kesehatan / penanganan kesehatan
Orangtua klien mengatakan selalu berusaha untuk menjaga kesehatan diri
mereka dan anaknya dengan rutin melakukan pemeriksaan ANC setiap bulan
sekali.
2. Nutrisi/Metabolik
Klien minum ASI atau susu formula kurang lebih 20cc/2 jam. Toleransi
terhadap asi atau susu yang diberikan baik dan tidak dimuntahkan. Pemberian
susu dengan cara menggunakan sendok. Kemampuan menghisap klien baik.
3. Eliminasi
Klien BAK 5-6 kali sehari dengan cairan yang dikeluarkan sekitar 80cc dalam
satu kali BAK.Klien BAB 4-5 kali sehari dengan feses lunak dan sedikit.
4. Aktivitas/Latihan
Klien jarang menangis, klien menangis ketika merasa lapar dan popoknya
penuh.Gerakan klien aktif.
5. Tidur/Istirahat
Klien tidur dengan baik, tidak mudah terbangun. Lama tidur kurang lebih 16-
20 jam sehari

8
6. Kognitif/ Perseptual
Ketika klien mendengar suara , klien akan mencari sumber suara tersebut.
7. Peran/Hubungan
Hubungan antara orangtua klien dengan klien sangat baik, ayahnya selalu
mengunjungi klien dan mengajak anaknya berinteraksi.
8. Koping/Toleransi stress
Orang tua klien berusaha dan berdoa untuk kesembuhan anaknya.Klien tidak
merasa gelisah dan tidak rewel.
9. Nilai/kepercayaan
Orang tua klien beragama islam, melakukan sholat 5 waktu

7. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik, menanggis, BB turun 200 gram dari 2500 gram
menjadi 2300 gram,kulit tampak kuning.
2. Kesadaran : Composmentis
3. Apgar score : Nilai apgar 4-5-6 , penilaian apgar scor dilakukan
pada satu menit pertama, 5 menit dan 10 menit setelah kelahiran
bayi.
4. Gestasional age : 36 minggu 5 hari
5. Tanda vital : suhu 36,8C, respirasi 60x/menit, heartrate 110x/menit,
SPO2 97%
6. Antopometri : TB 47cm, BB 2300 gram, LK 33 cm
7. Kepala : Rambut tipis, bersih,tidak ada benjolan atau lesi , wajah
simetris, tidak ada benjolan pada kelenjar tiroid, fontanel sedikit cekung.
8. Mata : Mata tidak strambismus (juling), tidak ada secret, alis
mata simetris, tidak ada edema.
9. Hidung : Hidung simetris, CPAP, tidak ada tanda-tanda iritasi
disekitar hidung.
10. Mulut dan faring : Mukosa bibir kering, gigi belum tumbuh.
11. Toraks dan paru : Bentuk dada simetris, sesak napas, irama nafas tidak
teratur, frekuensi nafas 62x/menit, peep 6, flow 8liter/menit, fio2 80%.
12. Jantung : Tidak ada nyeri dada, irama jantung teratur.

8
13. Abdomen :Tidak ada luka, tidak terdapat pembesaran hepar,
umbilical basah.
14. Ekstremitas : Tidak ada kelainan ekstremitas, turgor kulit sedang, warna
kekuningan, akral hangat dan tidak ada luka.
15. Genetalia : Tidak ada kelainan
16. Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang.
17. Refleks : Refleks menelan baik, refleks menggengam baik, refleks
menghisap baik, refleks rooting baik

8. Informasi Lain
1. Pemeriksaan penunjang yang didapatkan berupa hasil hematologi pada
tanggal 30 januari 2021 pukul 04.32 WIB.

Tabel 3.1
Hematologi Hasil Nilai rujukan Satuan
Darah Rutin 1
Hb L 14.8 15.2-23.6 g/dL
Ht L 43.3 44.0-72.0 %
Leukosit 25.74 9.40-34.00 ribu/uL
Trombosit 346 229-553 ribu/uL

Kimia klinik
GDS H 104 40-60 mg/dL

Elektrolit
(Na,K,Cl)
Natrium (Na) 133.0 132-147 mmol/%
Kalium (K) 4.10 350-6.00 mmol/%
Klorida (Cl) 108.0 95-116 mmol/%

8
2. Pemeriksaan penunjang yang didapatkan berupa hasil dari kimia klinik
pada tanggal 01 februari 2021 pukul 13.05 WIB.

Tabel 3.2
Kimia Klinik Hasil Nilai rujukan Satuan
Bilirubin Total H 18.95 <7.0 mg/dL

Bilirubin Direk-indirek

Bilirubin Direk H 0.52 <0.2 mg/dL

Bilirubin indirek H 18.43 0.00-0.75 mg/dL

3. Terapi
a. D10 % 8 tpm
b. Cetotaxime 2x125
c. DEXAMETHASONE 2x1/5 A
d. AminoPHYLLIN 2x10 mg
e. MEROPENEM 2x60 mg

9. Analisa Data
Hasil yang dilakukan pada tanggal 1 Februari 2021 penulis menganalisa data
dan didapatkan masalah keperawatan yaitu :
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas. Masalah
tersebut didukung dari data objektif yaitu RR : 60 x/menit, terpasang
Continuos Positive Airway Pressure (CPAP), Flow 8 L/menit, Flo2 80%,
SPO2 97%, Positive End Expiratory Pressure (PEEP) 5.
2. Masalah keperawatan kedua yaitu ikterik neonatus berhubungan dengan usia
kurang 7 hari, hal tersebut didukung dari data objektif yaitu tampak
kekuningan pada telapak tangan dan telapak kaki, bilirubin direk 0,5
mg/dL,bilirubin indirek 18,43 mg/dL, bilirubin total 18,95 mg/dL, Kramer V.
3. Adapun masalah keperawatan yang ketiga yaitu Resiko hipovolemi
berhubungan dengan evaporasi yang didukung dari data objektif yaitu suhu
36,8 C, berat bayi lahir 2500 gram, berat bayi sekarang 2300 gram turun

9
sekitar 200 gram, hematokrit 43,3%, mukosa kering, output urine 80ml, intake
cairan 20cc/2 jam Asi/sufor.

10. Diagnosa Keperawatan


1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas.
2. Ikterik neonates berhubungan dengan usia kurang dari 7 hari
3. Hipovolemia berhubungan dengan evaporasi.

11. Intervensi
1. Diagnosa utama yang muncul pada by.Ny.I adalah Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan hambatan upaya napas. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam maka diharapkan pola nafas membaik dengan
kriteria hasil frekuensi nafas membaik. Sedangkan intervensi yang tepat sesuai
dengan buku standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI) untuk kasus
tersebut yaitu monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas, monitor
pola napas ( seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi), monitor adanya
sumbatan jalan napas, monitor saturasi oksigen, atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien, jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan.
2. Masalah keperawatan kedua yaitu Ikterik Neonatus berhubungan dengan usia
kurang 7 hari. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka
diharapkan ikterik menurun dengan kriteria hasil warna kulit kemerahan.
Intervensi yang dilakukan yaitu monitor ikterik pada sclera dan kulit bayi,
identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan usia gestasi dan berat badan,
monitor tanda vital setiap 4 jam sekali, monitor efek samping fototerapi (mis.
Hipertermi, diare, rush pada kulit, penurunan berat badan lebih dari 8-10%),
siapkan lampu fototerapi dan inkubator, lepaskan pakaian bayi kecuali popok,
berikan eye protector,ukur jarak lampu dari permukaan kulit bayi, biarkan
kulit bayi terpapar sinar fototerapi secara berkelanjutan, ganti segera alas dan
popok bayi jika BAB atau BAK, anjurkan ibu menyusui sekitar 20-30 menit,
kolaborasi pemeriksaan darah vena bilirubin direk dan indirek.

9
3. Masalah keperawatan ketiga yaitu Resiko Hipovolemia berhubungan dengan
Evaporasi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka
diharapkan hipovolemi membaik dengan kriteria hasil turgor kulit normal.
Intervensi yang dilakukan yaitu periksa tanda dan gejala hipovolemia, monitor
intake dan output cairan, berikan asupan cairan oral, kolaborasi pemberian
cairan IV.

12. Implementasi
Intervensi telah disusun berdasarkan masalah, kemudian dilakukan
implementasi sebagai tindakan lanjut pelaksanaan asuahan keperawatan pada bayi
Ny.I.
1. Hari pertama tanggal 1 februari 2021
a. Diagnosa pertama yang dilakukan untuk mengatasi pola napas tidak
efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas. Berdasarkan studi
kasus yang dilakukan pada pukul 08.00 WIB didapatkan dari hasil
mengkaji pola nafas dan keadekuatan, didapatkan data objektif RR
60x/menit, napas dibantu dengan CPAP. Pada pukul 08.05 WIB
memonitor kecepatan aliran oksigen, tekanan PEEP dan didapatkan Flow
8 liter/menit, Flo2 80%, SPO2 97%, Peep 5.
b. Kemudian dilanjutkan implementasi pada diagnosa yang kedua yang
dilakukan untuk mengatasi Ikterik Neonatus berhubungan dengan usia
kurang 7 hari. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan didapatkan dari
hasil pengkajian pada pukul 08.15 WIB memonitor tanda vital Keadaan
umum cukup, nadi 110x/menit, respirasi 60x/menit, suhu 36,8 C, pada
pukul 08.25 WIB memonitor efek samping fototerapi didapatkan data
objektif sudah dilakukan fototerapi 3x24 jam terdapat perubahan berat
badan efek fototerapi dalam 3 hari berat badan turun 200 gram, dari 2500
gram menjadi 2300 gram, ikterik Kramer V, pada pukul 08.35 WIB
mengganti popok bayi didapatkan BAB dengan konsistensi lembek dan
berwarna pucat dan BAK berwarna kuning.
c. Implementasi pada diagnosa ketiga yang dilakukan untuk mengatasi
Resiko hipovolemia berhubungan dengan evaporasi. Berdasarkan studi
kasus yang dilakukan pada pukul 08.45 WIB saat memonitor tanda dan
gejala hipovolemia yaitu nadi 125x/menit, volume urin sedikit, sering
haus, keadaan umum lemah, mukosa kering, pada jam 09.50 WIB
memonitor intake dan output cairan yaitu intake 20cc/ 2 jam output urine

30 ml , pada jam 10.05 WIB meningkatkan asupan cairan dengan cara


memberikan asi 20cc, toleransi baik dan tidak muntah.
2. Hari kedua tanggal 2 februari 2021
a. Diagnosa pertama yang dilakukan untuk mengatasi pola napas tidak
efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas. Berdasarkan studi
kasus yang dilakukan pada pukul 09.00 WIB didapatkan dari hasil
mengkaji pola nafas dan keadekuatan, didapatkan data objektif RR
52x/menit, napas dibantu dengan CPAP. Pada pukul 09.10 WIB
memonitor kecepatan aliran oksigen, tekanan PEEP dan didapatkan Flow
6 liter/menit, Flo2 60%, SPO2 98%, Peep 5.
b. Kemudian dilanjutkan implementasi pada diagnosa yang kedua yang
dilakukan untuk mengatasi Ikterik Neonatus berhubungan dengan usia
kurang 7 hari. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan didapatkan dari
hasil pengkajian pada pukul 09.20 WIB memonitor tanda vital Keadaan
umum cukup, nadi 110x/menit, respirasi 52x/menit, suhu 36,7 C, pada
pukul 09.25 WIB memonitor efek samping fototerapi didapatkan data
objektif sudah dilakukan fototerapi 3x24 skala 495 dapat 5 jam berat
badan 2250 gram, ikterik Kramer V, pada pukul 09.35 WIB mengganti
popok bayi didapatkan BAB dengan konsistensi sedikit, lembek dan
berwarna kuning dan BAK berwarna kuning.
c. Implementasi pada diagnosa ketiga yang dilakukan untuk mengatasi resiko
hipovolemia berhubungan dengan evaporasi. Berdasarkan studi kasus
yang dilakukan pada pukul 09.45 WIB saat memonitor tanda dan gejala
hipovolemia yaitu nadi 110x/menit, volume urin sedikit, sering haus,
keadaan umum lemah, mukosa kering, pada jam 09.50 WIB memonitor
intake dan output cairan yaitu intake 20cc/ 2 jam output urine 40 ml , pada
jam 10.05 WIB meningkatkan asupan cairan dengan cara memberikan asi
20cc, toleransi baik dan tidak muntah, terpasang infus D10% 8tpm.
3. Hari pertama tanggal 3 februari 2021
a. Diagnosa pertama yang dilakukan untuk mengatasi pola napas tidak
efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas. Berdasarkan studi

kasus yang dilakukan pada pukul 15.00 WIB didapatkan dari hasil
mengkaji pola nafas dan keadekuatan, didapatkan data objektif RR
48x/menit, napas spontan dibantu dengan CPAP. Pada pukul 15.05 WIB
memonitor kecepatan aliran oksigen, tekanan PEEP dan didapatkan Flow
6 liter/menit, Flo2 60%, SPO2 96%, Peep 5, EWS 3.
d. Kemudian dilanjutkan implementasi pada diagnosa yang kedua yang
dilakukan untuk mengatasi Ikterik Neonatus berhubungan dengan usia
kurang 7 hari. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan didapatkan dari
hasil pengkajian pada pukul 15.15 WIB memonitor tanda vital KU kurang
aktif, nadi 128x/menit, respirasi 50x/menit, suhu 36,7 C, pada pukul
15.25 WIB memonitor efek samping fototerapi didapatkan data objektif
sudah dilakukan fototerapi 3x24 jam Skala 494 dapat 8 jam. Tidak
terdapat perubahan berat badan, ikterik Kramer IV, pada pukul 15.30 WIB
mengganti popok bayi didapatkan BAB dengan konsistensi lembek dan
berwarna kuning dan BAK berwarna kuning.
e. Implementasi pada diagnosa ketiga yang dilakukan untuk mengatasi resiko
hipovolemia berhubungan dengan evaporasi. Berdasarkan studi kasus
yang dilakukan pada pukul 15.45 WIB saat memonitor tanda dan gejala
hipovolemia yaitu nadi 144x/menit, volume urin banyak, sering haus,
keadaan umum lemah, mukosa kering, pada jam 15.50 WIB memonitor
intake dan output cairan yaitu intake 30cc/ 2 jam output urine 30 ml , pada
jam 16.00 WIB meningkatkan asupan cairan dengan cara memberikan
sufor 30cc, toleransi baik dan sedikit muntah, diberikan dengan cara
menggunakan sendok.

13. Evaluasi
1. Tahap evaluasi studi kasus yang telah dilakukan pada tanggal 1 Februari 2020
pukul 11.00 WIB pada diagnosa pertama didapatkan data sebagai berikut
Subjektif : tidak dapat terkaji, Objektif : pola nafas belum efektif, napas
dibantu dengan CPAP 8liter/menit, RR 52x/menit, SPO2 99%, EWS 1.
Assesment : masalah belum teratasi, tujuan teratasi sebagian. Plan :
modifikasi intervensi ke 1,2,3. Dan dilanjut pada diagnosa yang kedua
didapatkan hasil S

: tidak dapat terkaji, O : berat badan naik dari 2250 menjadi 2300 gram, dalam
dua hari berat badan bayi naik sebanyak 50 gram. Kramer IV A : masalah
belum teratasi. P : lakukan intervensi ulang. Kemudian pada diagnosa ketiga
didapatkan hasilS : tidak dapat terkaji, O : urin sedikit, mukosa kering , A :
masalah belum teratasi, P : lakukan intervensi ulang.
Tahap evaluasi studi kasus yang telah dilakukan pada tanggal 2 Februari
2021 pukul 10.00 WIB pada diagnosa pertama didapatkan data sebagai
berikut S : tidak dapat terkaji, O : pola nafas belum efektif , bernapas dibantu
dengan CPAP, RR 50x/menit. A : masalah belum teratasi, tujuan tercapai
sebagian P : modifikasi intervensi . Dan dilanjut pada diagnosa yang kedua
didapatkan hasil S : tidak dapat terkaji, O : berat badan tetap 2300 gram. Kulit
masih terlihat kuning, bagian lengan, pergelangan tangan, tungkai bawah,
ikterik Kramer IV. A : masalah belum teratasi, tujuan tercapai sebagian P :
lakukan modifikasi ulang intervensi 3,4,5. Kemudian pada diagnosa ketiga
didapatkan hasil S : tidak dapat terkaji, O : mukosa lembab, A : masalah
teratasi sebagian, P : lakukan interrvensi ulang.
Tahap evaluasi studi kasus yang telah dilakukan pada tanggal 3 ,Februari
2021 pukul 10.00 WIB pada diagnosa pertama didapatkan data, sebagai
berikut S : tidak dapat terkaji, O : pola nafas efektif , bernapas spontan, RR
48x/menit. A : masalah teratasi P : intervensi dihentikan . Dan dilanjut pada
diagnosa yang kedua didapatkan hasil S : tidak dapat terkaji, O : berat badan
tetap 2500 gram dalam 3 hari berat badan bayi naik sebanyak 200 gram.Kulit
masih terlihat kuning, bagian lengan, pergelangan tangan, tungkai bawah,
ikterik Kramer IV. A : masalah belum teratasi, tujuan tercapai sebagian P :
lakukan modifikasi ulang intervensi 3,4,5. Kemudian pada diagnosa ketiga
didapatkan hasil S : tidak dapat terkaji, O : mukosa lembab, A : masalah
teratasi sebagian, P : lakukan interrvensi ulang.
LAPORAN PENYULUHAN KELOMPOK
KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RW 2 KELURAHAN PETOMPON
BAB I

PRE PENYULUHAN

A. Tempat
Lapangan RT 7 RW 2 Kelurahan Petompon
B. Waktu
07.45 – 08.15 WIB
C. Acara
Penyuluhan Mengenai Keluarga Berencana
D. Bentuk acara
Diskusi dan ceramah
E. Penanggung
jawab Nova
Agustin
F. Undangan ( peserta )
Ibu dan bapak RW 2 Kelurahan Petompon
G. Perijinan
Ketua RW 2 Kelurahan Petompon
BAB II
PELAKSANAA
N

A. Uraian Kegiatan
Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan lancar. Pertemuan ini diawali oleh senam
hipertensi, materi merokok, materi hipertensi dan materi keluarga berencana (KB). Materi
ini disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi, sehingga dapat dilaksanakan tanya
jawab secara langsung serta diskusi bersama. Acara berlangsung dengan baik dan lancar
karena peserta yang hadir juga aktif dan kooperatif saat dilaksanakannya penyuluhan.
Banyak peserta yang rasa ingin tahunya tinggi sehingga diskusi menjadi hidup.

B. Susunan acara

1. Presensi kedatangan
2. Pembukaan
3. Doa bersama
4. Penyuluhan KB
5. Diskusi dan tanya jawab mengenai KB
6. Pemberian hadiah untuk penanya
7. Penutup

C. Peserta
Jumlah : 27 orang
BAB III
POST PENYULUHAN

A. Faktor Penghambat
 Keterbatasan waktu yang disebabkan karena perbedaan kesibukan dari setiap peserta
penyuluhan yang hadir dalam pertemuan penyuluhan.
B. Faktor Pendorong
 Antusiasme peserta dalam mengikuti penyuluhan
 Tempat yang memadai untuk menyampaikan penyuluhan
 Warga yang mendukung dan sangat antusias dalam kegiatan penyuluhan.
C. Saran
 Motivasi keluarga mengenai keluarga berencana (KB).
 Peran masyarakat dan tokoh masyarakat juga sangat menentukan keberhasilan
program keluarga berencana (KB)

 Lampiran SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KELUARGA BERENCANA (KB)

Pokok Bahasan : Keluarga Berencana

Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan Mengenai Keluarga Berencana

Sasaran : Warga RW 02 Petompon, Kec Gajah Mungkur,

Kota Semarang terutama ibu-ibu

Hari/Tanggal : Minggu, 30 Juni 2019

Waktu : 07.45 – 08.15 WIB

Tempat : Lapangan RT 07 RW 02 Petompon, Kec Gajah Mungkur,

Kota Semarang

Penyuluh : Mahasiswa PKN-IPC Poltekkes Kemenkes Semarang

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan program keluarga berencana selama 30 menit di


Lapangan RT 07 RW 02 Petompon, Kec Gajah Mungkur, Kota Semarang diharapkan
masyarakat mampu memahami mengenai alat kontrasepsi untuk program keluarga
berencana.

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan tentang program keluarga berencana diharapkan


masyarakat mampu :

1. Menyebutkan pengertian KB

2. Menyebutkan tujuan dari program KB

3. Menyebutkan ruang lingkup KB

4. Menyebutkan jenis-jenis KB beserta efektifitas, indikasi dan kontraindikasi

C. Materi (Uraian terlampir)

1. Pengertian KB

2. Tujuan dari program KB

3. Ruang lingkup KB

4. Jenis-jenis KB beserta efektifitas, indikasi dan kontraindikasi

No. Uraian Kegiatan Metode Media Waktu


1. Pendahuluan : Ceramah Lisan 5 Menit
a. Memberi salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan

d. Kontrak waktu

2 Pelaksanaan  Ceramah Leaflet 20 Menit


a. Pengertian KB  Diskusi
 Tanya
b. Tujuan dari program KB
jawab
c. Ruang lingkup KB

d. Jenis-jenis KB beserta efektifitas,


indikasi dan kontraindikasi

3. Penutup Ceramah Lisan 5 Menit


a. Memberikan kesempatan pada ibu-
ibu untuk bertanya
b. Menyampaikan kesimpulan materi
c. Memberi evaluasi secara lisan
d. Memberi salam

D. Evaluasi (Terlampir)

1. Bentuk : Langsung

2. Jenis pertanyaan : Lisan

3. Jumlah pertanyaan : 3 pertanyaan

4. Waktu : 5 menit
EVALUASI

Pertanyaan

1. Sebutkan tujuan program KB ?

2. Sebutkan kelemahan dari KB suntik ?

3. Kapan waktu yang tepat untuk pemasangan KB IUD ?

Jawaban

1. Tujuan dari program KB untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Kelemahan dari KB suntik

a) Gangguan haid

b) Leukorhea atau Keputihan

c) Galaktorea

d) Jerawat

e) Rambut Rontok

f) Perubahan Berat Badan

g) Perubahan libido.

3. Waktu yang tepat untuk pemasangan KB IUD


a) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
b) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
c) Segera setelah melahirkan, selama28 jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalian: setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi
(MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48
jam pascapersalinan.
d) Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala
infeksi.
e) Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.
 Lampiran Dokumentasi Kegiatan

(Gambar.1 Penyuluhan KB RW 2 Kelurahan Petompon)

(Gambar.2 Antusias warga mengenai penyuluhan KB)


CAPAIAN IMUNISASI DT PADA ANAK KELAS 1 SD DI KECAMATAN TANRALILI TAHUN 2022

Target Hasil Pencapaian 2018 (Nilai Absolut)


Sasaran
No Desa/ Kelurahan Sasaran TOTAL
2022 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
2022
1 SDN 117 INPRES KURUSUMANGE 83 83 53 53

2 SDN 98 INPRES KALUKU 9 9 9 9

3 SDN 95 ABBEKAE 26 26 7 7

4 SDN 126 INPRES KARIANGO 63 63 30 30

5 SDN 114 BAKU 21 21 13 13

6 SDN 52 PANASAKKANG 76 76 35 35

7 SDN 115 INPRES BENTENG GAJAH 32 32 26 26

8 SDN 183 INPRES MANGNGAI 20 20 18 18

9 SDN 124 INPRES ALLAERE 24 24 18 18

10 SDN 218 INPRES DULANG 17 17 13 13

11 PPS ULA W TILLAH BULU LABBU 3 3 3 3

12 SDN 196 SUDIRMAN 30 30 13 13

13 SDN 151 INPRES SABANTANG 27 27 18 18

14 SDN 165 INPRES ABBEKAE 19 19 14 14

15 SDN 4 AMARANG 11 11 11 11

16 SDN 150 INPRES TODDOPULIA 28 28 28 28

17 SDN 96 CARANGKI 23 23 15 15

18 SDN 220 INPRES LEKOPANCING 18 18 13 13


SDN 181 INPRES KAMPUNG
19 TANGNGA
12 12 11 11

20 SDN 38 BIRINGKALORO 43 43 20 20

21 SDN 50 DULANG 24 24 21 21

22 MSI DDI BONTO PANNO 2 2 1 1

Jumlah 611 611 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 390 0 390


LAPORAN HASIL KEGIATAN

A. Nama Kegiatan :

B. Dasar Kegiatan :

C Latar Belakang :
.

D Tujuan Kegiatan :
.

E. Manfaat Kegiatan :

F. Deskripsi Kegiatan :

G Hasil Kegiatan :
.

H Masalah :
.

I Rekomendasi :

………………….,------------
Pelapor,

( )
DOKUMENTASI KEGIATAN
DATA SASARAN KIA
PUSKESMAS X TAHUN
2022

Sasaran

BALITA
NO KECAMATAN

BUMIL

BUMIL

RESTI
RESTI
ANAK

PUS
BAYI
BAYI
1 315 22.900
2.304 2.103 10.047 461

2 1.032 75.310
7.571 6.883 42.108 1.514

3 494 37.069
3.639 3.290 16.379 728

4 840 60.059
6.101 5.602 30.046 1.220

5 807 50.845
5.916 5.378 29.725 1.183

6 1.925 123.921
14.105 12.835 61.923 2.821

7 646 41.210
4.733 4.306 23.091 947

8 846 59.731
6.205 5.639 43.474 1.241

9 864 57.436
6.344 5.760 35.258 1.269

10 478 31.123
3.570 3.185 13.472 714

11 2.115 160.848
15.512 14.102 96.215 3.102

12 477 39.725
3.496 3.178 17.831 699

13 1.076 71.066
7.866 7.172 35.613 1.573

14 752 52.698
5.516 5.011 22.377 1.103

KABUPATEN 12.667 883.941


92.878 84.444 477.559 18.576

Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS KOORD. BIDAN

NIP. NIP.
LAPORAN HASIL KEGIATAN

A. Nama Kegiatan :

B. Dasar Kegiatan :

C Latar Belakang :
.

D Tujuan Kegiatan :
.

E. Manfaat Kegiatan :

F. Deskripsi Kegiatan :

G Hasil Kegiatan :
.

H Masalah :
.

I Rekomendasi :

………………….,------------
Pelapor,

( )
DOKUMENTASI KEGIATAN
TABEL 38

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA
MAROS
TAHUN 2018

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO PUSKESMAS (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 ALLAERE 24 31 55 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 BORONG 17 21 38 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 DAMAI 53 46 99 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 KURUSUMANGE 36 35 71 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 LEKOPANCING 50 43 93 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 PURNAKARYA 22 23 45 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 SUDIRMAN 48 43 91 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 TODDOPULIA 39 35 74 - - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 289 277 566 0 - 0 - 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Program Imunisasi PKM Tanralili


Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3 Petugas,
LAPORAN LOKMIN
PUSKESMAS

Tanralili, 15 Januari 2018

Nomor : 0166 /TU/PKM-TRL/I/2018


PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSKESMAS TANRALILI
Alamat : Jl. Poros Kariango KM. 12 Carangki (0411) 4815169 Kode Pos 90553 Email : puskesmastanralili@gmail.com

Lampiran : 1 Eksamplar
Perihal : Undangan Lokakarya Mini Bulanan Pertama

Kepada
Yth. 1. Para Pemegang Program
2. Para Kepala Ruangan
3. Para Bidan Desa
4. Kepala Pustu Allaere
5. Seluruh Staf Puskesmas
Masing-masing di Tempat

Dengan Hormat,
Dalam rangka monitoring dan evaluasi Administrasi dan manajemen, pelayanan
UKP dan UKM UPT Puskesmas Tanralili 2017 serta penyusunan Rencana Kerja 2019
dan Persiapan Kegiatan tahun 2018, maka diharapkan kehadirannya pada kegiatan
Lokakarya Mini Bulanan Pertama UPT Puskesmas Tanralili Tahun 2018 yang Insya
Allah akan diadakan pada :
Hari/Tgl : Kamis, 18 Januari 2018
Pukul : 11.00 Wita - Selesai
Tempat : Aula Puskesmas Tanralili
Demikian kami sampaikan, sebagai bahan untuk proses selanjutnya.

Kepala UPT Puskesmas Tanralili

`
Dr.H.HENDRA SAPUTRA HAMKA
Pangkat : Penata Tk.I
NIP. 19830528 2011011006

Lampiran :
JADWAL ACARA
LOKAKARYA MINI BULANAN PERTAMA
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSKESMAS TANRALILI
Alamat : Jl. Poros Kariango KM. 12 Carangki (0411) 4815169 Kode Pos 90553 Email : puskesmastanralili@gmail.com

Kamis, 18 Januari 2018

No Waktu Acara Keterangan

1 11.00-11.05 Pembukaan Tim Lokmin

Penyampaian Umum Kepala UPT Dr.H.Hendra Saputra Hamka


2 11.05-11.15
Puskesmas Tanralili

Penanggung Jawab UKP


Penanggung Jawab UKM
Riview singkat UKP dan UKM
3 11.15-12.00 Penanggung Jawab Admen
Tahun 2017
Wakil Manajemen Mutu
Pengelola program

4 12.00-13.00 Ishoma Tim Lokmin

Pengelola BOK
5 13.00 -14.15 RUK 2019 Pengelola JKN
Semua pemegang program dan pelayanan

Pengelola BOK
6 14.15-15.00 RPK 2018 Pengelola JKN
Semua pemegang program dan pelayanan

Kepala UPT Puskesmas


7 15.00-15.30 Evaluasi SDM
Pengelola SDMK

Kepala UPT Puskesmas Pengelola


8 15.30-16.00 Evaluasi Sarpras
Sarpras, Obat, Alkes

9 16.00-16.30 Riview Singkat RPK Bulan Feb Kepala UPT Puskesmas

10 16.30 - 16.40 Istrahat Tim Lokmin

11 16.40 Penutup Tim Lokmin

Mengetahui :
Kepala UPT Puskesmas Tanralili

Dr.H.Hendra Saputra Hamka


NIP. 19830528 2011011006

NOTULEN

Rapat :Pelaksanaan Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor


PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSKESMAS TANRALILI
Alamat : Jl. Poros Kariango KM. 12 Carangki (0411) 4815169 Kode Pos 90553 Email : puskesmastanralili@gmail.com

Hari/ Tgl :..............................................


Waktu Panggilan :..............................................
Waktu Rapat :..............................................
Acara :
1. .............
2. ..............
3. Dst

Pimpinan Rapat :
Ketua :..............................................
Sekretaris :..............................................
Notulis :..............................................

Peserta Rapat : 1.
.................
2. .....................
3. Dst

Kegiatan yang Dilaksanakan :


1. Pembukaan :....................................
2. Pembahasan
:................................................................................................................ .................................
..............................................................................................................................................
3. Peraturan :
................................................................................................................. .................................
........................................................................................................................................
4. dst
Tanralili, ..............................
Pimpinan Rapat

Pangkat.
NIP.
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
DINAS KESEHATAN
Jl. Bougenville No. 3 , Kompleks Perkantoran Bupati Maros Provinsi Sulawesi Selatan Kode Pos 90516 Telp dan Fax
(0411) 8938277 email : kesehatan@maroskab.go.id Website : www.kesehatanmaroskab.go.id

LAPORAN HASIL LOKAKARYA TRIBULANAN PERTAMA LINTAS SEKTOR


UPTD PUSKESMAS SIMBANG KABUPATEN MAROS TAHUN 2021

Hari /Tanggal : Kamis, 17 Februari 2021


Lokas : Rumah Makan Adam Samanggi
Pukul : 10.25 - 12.30 Wita
Perwakilan dari Dinkes : 1. Sandi Limbong, SKM, M. Kes
2. Jumania, S. KM
3. Halisa, S. KM

Respon Ket
No Pertanyaan Penanya
Camat Simbang Kapus Simbang
1 2 3 5 6 9

Sarana Fisik :
Permintaan kepada Kepala Dinas Kesehatan agar gedung lama
Sementara diusulkan ke Pemerintah Daerah Akan mengajukan usulan pemanfaatan
1 Puskesmas Simbang di Dusun Rumbia, bisa difungsikan/ Kepala Desa Tanete
untuk dijadikan Kantor Polsek asset ke Dinas Kesehatan Kab. Maros
dimanfaatkan sehingga tidak sia-sia dan rusak.
Disarankan untuk dipinjampakaikan ke BPD atau penyuluh KB

Rencana diusulkan di Musrenbang


Kecamatan, namun teknis pelaksanaan sudah
Sarana Fisik : Akan mengajukan usulan Rehabilitasi
Kepala Desa berubah menjadi online aplikasi dengan
2 Permintaan kepada Kepala Dinas Kesehatan agar gedung Pustu Pustu Bontotallasa ke Dinas Kesehatan
Bontotallasa memilih menu usulan kegiatan sehingga
Bontotallasa diperbaiki karena rusak. Kab. Maros
usulan yang tidak ada di menu aplikasi, tidak
bisa diajukan.
Respon Ket
No Pertanyaan Penanya
Camat Simbang Kapus Simbang
1 2 3 5 6 9

Sarana Fisik :
Akan mengajukan usulan Pembangunan
Permintaan kepada Kepala Dinas Kesehatan agar Pustu Samboeja Kepala Desa
3 - Pagar Pustu Samboeja ke Dinas
dibuatkan Pagar. Desa bersedia menganggarkan dengan syarat Samboeja
Kesehatan Kab. Maros
pengalihan asset.

UKBM :
Agar Pak Desa mencari alternatif lokasi yang
Sarana Posyandu di Desa Jenetaesa sangat kecil sepesar Pos Jaga Kepala Desa
4 baru yang lebih luas dan menggerakkan -
Keamanan sehingga sangat sulit untuk memberikan pelayanan Jenetaesa
masyarakat untuk mencari solusi yang tepat
pemeriksaan Ibu Hamil

Capaian program yang dipaparkan


Capaian Program : adalah capaian bulan januari 2022,
Capaian Kesehatan Lingkungan 0% sehingga masih ada program yang belum
5 Capaian Kesehatan Kerja 0% Danramil - terlaksana. Khusus untuk Pelayanan
Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar,
0% Apa hambatan dan kendalanya? sudah dilaksanakan namun datanya
belum direkapitulasi.

PENGGALANGAN KOMITMEN LINTAS SEKTOR :

1 Penanganan Covid 19 dalam hal tracing kontak positif dan vaksinasi masyarakat

2 Kerja sama dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana IPAL yang bersumber dari dana hibah yang menjangkau 40 rumah

3 Kerja sama deteksi dini TB Paru

4 Kerja sama penggalakan wajib Kartu BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja

5 Kerja sama perwujudan ODF bagi semua desa di Kecamatan Simbang dengan meningkatkan Cakupan Jamban Keluarga
IJAZAH
Karya Tulis
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIARE
DI KABUPATEN MAROS

MAKALAH

sunniati
Bidan Terampil
UPTD Puskesmas Tanralili
MAKALAH

Bidan Dinas Kesehatan Kab. Maros Tidak Dipublikasikan

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CAMPAK


DI KABUPATEN MAROS

Sunniati
Epidemilog Kesehatan Ahli
Madya e-mail:
sunniati@gmail.com

PENDAHULUAN
Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang
sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu
penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. (World Health
Organization (WHO, 2009 ). Di negara berkembang anak-anak balita mengalami
rata-rata 3 - 4 kali kejadian diare per tahun tetapi di beberapa tempat kejadian
lebih dari 9 kali kejadian diare per tahun atau hampir 15-20% waktu hidup
dihabiskan untuk diare (Soebagyo, 2008)
Hal yang bisa menyebabkan balita mudah terserang penyakit diare adalah
perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan keadaan lingkungan yang
buruk. Diare dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara serius karena
tubuh balita sebagian besar terdiri dari air, sehingga bila terjadi diare sangat
mudah terkena dehidrasi (Depkes RI, 2010).
Penyakit diare adalah penyakit yang sangat berbahaya dan terjadi hampir di
seluruh daerah geografis di dunia dan bisa menyerang seluruh kelompok usia
baik laki – laki maupuun perempuan, tetapi penyakit diare dengan tingkat
dehidrasi berat dengan angka kematian paling tinggi banyak terjadi pada bayi
dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita
diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini yang menjadi penyebab kematian
sebesar 15-34% dari semua penyebab kematian (Depkes RI, 2010).
Penyakit diare di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan karena masih tingginya angka
kesakitan diare yang menimbulkan banyak kematian terutama pada balita.
Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ketahun cenderung meningkat,
pada tahun 2006 jumlah kasus diare sebanyak 10.980 penderita dengan jumlah
kematian 277 (CFR 2,52%). Secara keseluruhan diperkirakan angka kejadian
diare pada balita berkisar antara 40 juta setahun dengan kematian sebanyak
200.0 sampai dengan 400.000 balita (Depkes RI, 2006).
Pada survei tahun 2000 yang dilakukan oleh Depkes RI melalui
DitjenP2MPL (Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan) di 10 provinsi
didapatkan hasil bahwa dari 18.000 rumah tangga yang disurvei diambil sampel
sebanyak 13.440 balita, dan kejadian diare pada balita yaitu 1,3 episode
kejadian diare pertahun (Soebagyo, 2008).
Sementara dari data Profil Kesehatan Kabupaten Maros pada tahun
2010,jumlah korban diare tercatat sebanyak 4.401 orang. Di Kecamatan
Tanralili, jumlah kasus diare sebesar 204 dari 25.101 penduduk (19 %).

PEMBAHASAN
Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam
kepadatan dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih per
hari (Ramaiah, 2007:13).
Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri
ini sangat senang berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi.
Untuk mencegah terjadinya diare, makanan yang diberikan kepada anak harus
hygenis. Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan dengan bersih (Widjaja.
2005:26).
Sedangkan menurut Suriadi (2006:80) menyatakan bahwa diare adalah
kehilanangn cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuiensi satu kali atau lebih buang air bentuk tinja encer atau cair.
Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk
encer atau cair.
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan
konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja.
Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam
jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari. Seperti diketahui, pada kondisi
normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan
konsistensi feses padat atau keras.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai
atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses
inflamasi pada lambung atau usus.
Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan
menjadi enam golongan:
1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML), Ditjen
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes
yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan
keracunan. Setelah melalui pemeriksaan laboratorium, sumber penularannya
berasal dari makanan atau minuman yang tercemar virus. Konkretnya, kasus
diare berkaitan dengan masalah lingkungan dan perilaku. Perubahan dari
musim kemarau ke musim penghujan yang menimbulkan banjir, kurangnya
sarana air bersih, dan kondisi lingkungan yang kurang bersih menyebabkan
meningkatnya kasus diare. Fakta yang ada menunjukkan sebagian besar pasien
ternyata tinggal di kawasan kurang bersih dan tidak sehat.
Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan air
sungai yang jelas-jelas kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air
besar. Jelas airnya tak bisa digunakan. Jangan heran kalau kemudian penderita
diare sangat banyak karena menggunakan air yang sudah tercemar oleh kuman
maupun zat kimia yang meracuni tubuh. Masalah perilaku juga bisa
menyebabkan seseorang mengalami diare. Misalnya, mengkonsumsi makanan
atau minuman yang tidak bersih, sudah tercemar, dan mengandung bibit
penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah, alhasil terjadilah diare.
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu
makanan.Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau
virus penyebab diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan
diterima dengan baik oleh anak dan keracunan makanan juga dapat
menyebabkan diare. Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare
dapat disebabkan oleh infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau
infeksi usus oleh agen penyebab :
1. Faktor infeksi : Bakteri
2. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh alin (OMA sering terjadi pada
anak-anak)
3. Faktor malbabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein
4. Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran yang dimasak kurang matang, kebiasaan cuci tangan
5. Faktor psikologis : rasa takut, cemas

Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi
secara langsung, seperti:
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang
sudah dicemari oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan
kotor.
2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering
memasukkan tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena
virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa
hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak
air dengan air yang benar.
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air
besar.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus,
Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,
Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia,
Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi
pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-
sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya peningkatan
bising usus dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan agen
iritasi atau agen infeksi. Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin
di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi
diare dan absorpsi air serta elektrolit terganggu. Sebagai homeostasis tubuh,
sebagai akibat dari masuknya agen pengiritasi pada kolon, maka ada upaya
untuk segera mengeluarkan agen tersebut. Sehingga kolon memproduksi mukus
dan HCO3 yang berlebihan yang berefek pada gangguan mutilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
asam basa, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi darah.
Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh
berbagaikemungkinan faktor diantaranya:
1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime
(kuman)yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian
berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat
menurunkan daerahpermukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan
kapasitas usus yangakhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
dalam absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin
bakteri akan menyebabkansystem transport aktif dalam usus halus, sel
di dalam mukosa intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan
dan elekrtolit.Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinalsehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan
kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan
absorbsiyang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga
terjadipergeseran air dan eletrolit ke ronga usus yang dapat
meningkatkan isirongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis.
3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak
mampudiserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic
usus yangmengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap
makanan yangkemudian menyebabkan Gastroenteritis.
4. Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan
peristalticusus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan
makanan yangdapat mnyebabkan Gastroenteritis (Hidayat Azis, 2006).
Beberapa gejala penyakit diare dapat langsung dikenali atau dirasakan
oleh penderita. Di antara gejala tersebut adalah:
1. Buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang
berkepanjangan
2. Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari
3. Pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi
4. Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh)
5. Diare yang disebabkan oleh virus dapat menimbulkan mual dan
muntah-muntah
6. Badan lesu atau lemah
7. Panas
8. Tidak nafsu makan
9. Darah dan lendir dalam kotoran
Salah satu gejala lainnya dari penyakit diare adalah gastroenteritis.
Gastroenteritis adalah peradangan pada saluran pencernaan yang diakibatkan
oleh infeksi atau keracunan makanan.
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,
tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal
dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian
akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan
biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang
kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung,
lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta
suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang
isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan
asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang
merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan
lebih dalam (pernapasan Kussmaul).
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat
berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit),
tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka
pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium
pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun
sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan
timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal
ginjal akut.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
2. Kultur tinja
3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa
4. Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

Pencegahan Diare
Penyakit diare dapat dicegah melalui :
1. Menggunakan air bersih Tanda-tanda air bersih :Tidak berwarna Tidak
berbauTidak berasa
2. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan
sebagian besar kuman penyakit.
3. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan
yang bersih dan sehat.
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di
lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih,
tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan
tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal,
seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya,
jarak antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber
air sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian,
warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk
memasak, mandi, dan sebagainya.
Cara Pengobatan Diare
Obat-obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa :
1. Kemoterapi
2. Obstipansia
3. Spasmolitik
4. Probiotik
Sebelum diberikan obat yang tepat mak pertolongan pertama
pengobatan diare ialah mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang
berlebihan (dehidrasi) terutama pada pasien bayi dan usia lanjut, karena
dehidrasi dapat mengakibatkan kematian. Gejala dehidrasi :
5. Haus
6. Mulut dan bibir kering
7. Kulit menjadi keriput (kehilangan turgor)
8. Berkurangnya air kemih
9. Berat badan menurun dan
10. gelisah
Pertolongan yang pertama dilakukan adalah pemberian oralit yaitu
campuran dari :
1. NaCl 3,5 gram
2. KCl 1,5 gram
3. NaHCO3 2,5 gram
4. Glukosa 20 gram
Atau dengan memberikan larutan infuse secara intra vena antara lain
1. Larutan NaCl 0,9 % (normal saline)
2. Larutan Na. laktat majemuk (ringer laktat)
Setelah itu dapat diberikan obat-obatan lain yang dipilih
berdasarkan jenis penyebab diare melalui pemeriksaan yang teliti.
1. Kemoterapi
Untuk terapi kausal yang memusnahkan bakteri penyebab penyakit
digunakan obat golongan sulfonamide tau antibiotic
2. Obstipansia
Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare,
yaitu dengan cara :
a. Menekan peristaltic usus (loperamid)
b. Menciutkan selaput usus atau adstringen (tannin)
c. Pemberian adsorben untuk menyerap racun ayng dihasilkan bakteri
atau racun penyebab diare yang lain (carbo adsorben, kaolin)
d. Pemberian mucilage untuk melindungi selaput lender usus yang luka
3. Spasmolitik
Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada
diare (atropin sulfat)
4. Probiotik untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Lactobacillus dan bifidobacteria (disebut Lactid Acid Bacteria / LAB)
merupakan probiotik yang dapat menghasilkan antibiotic alami yang
dapat mencegah / menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. LAB
dapat menghasilkan asam laktat yang mneybabkan pH usus menjadi
asam, suasana asam akan menghambat pertumbuhan bakteri pathogen.
LAB ini dapat membantu memperkuat dan memperbaiki pencernaan
bayi, mencegah diare.

KESIMPULAN
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa
darah atau lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus
sehingga terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus
besar, maka muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya
adalah adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru
kebutuhan dan nausea.
Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan,
diantaranya :
1. Banyak minum (oralit)
2. Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid)
3. Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan metronidazole)
4. Diit tinggi protein dan rendah residu
5. Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen
6. Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain), misal
carboadsorben
7. Observasi keseimbangan cairan dan level elektrolit
8. Cegah komplikasi

SARAN
1. Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena diare.
2. Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidak
terserang penyakit.
3. Masaklah air minum sampai mendidih.
4. Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.
5. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di kakus (WC).

DAFTAR PUSTAKA

Bernardo, Simatupang. 2011. Makalah Diare. Diakses tanggal 30 September


2015 di http://bernardosimatupang.wordpress.com

Eoman. 2011. Makalah Diare Keperawatan. Diakses tanggal 30 September 2015


di http://eonman95.blogspot.com

Ramaiah, safitri, 2007. All You Wanted To Know About Diare. Jakarta: Bhuana
Ilmu Popular.

Midwery. 2009. Diare. Diakses tanggal 30 September 2012 di http://midwifery-


materials.blogspot.com
Rizky, Kurniadi. 2009. Makalah Asuhan Keperawatan Anak dengan Diare.
Diakses tanggal 1 Maret 2015
di http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com

Suryadi, dkk. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:percetakan


penebar swadaya.

Ummu, Latifah. 2010. Makalah Diare. Diakses tanggal 30 September 2012 di


http://belajarsukes.blogspot.com

Widjaja. 2007. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan


Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

Widoyono, 2005. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, da


n Pemberantasan. Jakarta: Erlangga.
Seminar
KTA
STR
SIP

Anda mungkin juga menyukai