Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

HEMATOLOGI RUTIN

Nama : Devi Meilani


NIM : 1201018
Kelas : 1A1
NO JENIS IDENTITAS SAMPEL HASIL Paraf
PEMERIKSAAN PROBANDUS PEMERIKSAAN Korektor
1 Hemoglobin Nama : Tn, James 17,0 g/dL
Metode : Hb Sahli Umur : 44 Tahun
J.Kelamin : Laki - laki
2 Hemoglobin Nama : Tn, James Didapatkan hasil
Metode : Cupri Sulfat Umur : 44 Tahun darah tenggelam
J.Kelamin : Laki - laki pada cairan Cuper
Sulfat
3 Hemoglobin Nama :
Metode : Umur :
J.Kelamin :
4 Hitung Jumlah Leukosit Nama :
Cara : Umur :
J.Kelamin :
5 Hitung Jumlah Leukosit Nama :
Cara : Umur :
J.Kelamin :
6 Laju Endap Darah Nama :
Metode : Umur :
J.Kelamin :
7 Laju Endap Darah Nama :
Metode : Umur :
J.Kelamin :
8 Hitung Jumlah Eritrosit Nama :
Cara : Umur :
J.Kelamin :
9 Hitung Jumlah Eritrosit Nama :
Cara : Umur :
J.Kelamin :
10 Hematokrit Nama :

1
Metode : Umur :
J.Kelamin :
NO JENIS IDENTITAS SAMPEL HASIL Paraf
PEMERIKSAAN PROBANDUS PEMERIKSAAN Korektor
11 Hematokrit Nama :
Metode : Umur :
J.Kelamin :
12 Hitung Jumlah Nama :
Trombosit Umur :
Cara : J.Kelamin :
13 Hitung Jumlah Nama :
Trombosit Umur :
Cara : J.Kelamin :
14 Sediaan Apus Darah Nama :
Tepi Umur :
J.Kelamin :
15 Hitung Jenis Leukosit Nama : Basofil :
(Differential Counting) Umur : Eosinofil :
J.Kelamin : N. Batang :
N. Segmen :
Limfosit :
Monosit :
16 Hitung Jenis Leukosit Nama : Basofil :
(Differential Counting) Umur : Eosinofil :
J.Kelamin : N. Batang :
N. Segmen :
Limfosit :
Monosit :

2
I. PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb)

Probandus Korektor I Korektor II


Nama : Tn, James
Umur : 44 Tahun
J. Kelamin : Laki - laki
Metode/cara : HB SAHLI

A. Tujuan :
Untuk mengetahui kadar Hb seseorang dalam g/dL.
B. Prinsip :
Hb oleh HCL 0,1 N akan diubah menjadi hemarin asam, warna yang terjadi
dibandingkan dengan standar warna yang ada (standar warna pada hemometer)
secara visual.
C. Alat & Bahan :
Alat :
1. Hemometer/Hemoglobinometer terdiri dari :
- Tabung pengencer
- Batang pengaduk
- Standart warna
- Pipet Hb
2. Tempat sampah
3. Kapas kering
4. Alkohol 70%
5. Beaker glass
6. Pipet tetes
Bahan :
1. HCL 0,1 N
2. Aquadest

3
3. Sampel darah vena/kapiler

D. Prosedur Kerja :
1. Masukkan kira-kira 5 tetes (sampai skala 2) HCL 0,1 N ke dalam tabung
pengencer Haemometer.
2. Hisaplah darah (kapiler/vena dengan antikoagulan) dengan pipet Hb sampai
garis tanda 20 Cmm/ 20 կl. Hapus darah yang melekat di sebelah luar ujung
pipet.
3. Segera alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer yang berisi
HCL 0,1 N, nyalakan stopwatch. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung
udara.
4. Anghkatlah pipet itu sedikit, lalu hisap asam HCL yang jernih (bagian atas) itu
ke dalam pipet 2 atau 3 kali untuk memberikan darah yang masih tertinggal di
dalam pipet.
5. Campurlah isi tabung itu supaya darah dan asam bersenyawa (warna campuran
menjadi coklat tua).
6. Tambahkan aquadest setetes demi setetes, tiap kali sambil diaduk dengan batang
pengaduk yang tersedia. Bila sudah sesuai dengan batang standar, segera
matikan stopwatch. Persamaan warna campuran dan batang standart dibaca
pada cahaya terang dan harus dicapai dalam waktu 3-5 menit setelah saat darah
dan HCL dicampur.
E. Nilai Normal :
- Neonatus : 15 – 25 g/dL
- Baru lahir : 17 – 23 g/dL
- 2 bulan : 9 – 14 g/dL
- 1 – 2 tahun : 11 – 13 g/dL
- 10 tahun : 12 – 14 g/dL
- Wanita dewasa : 11 – 15 g/dL
- Pria dewasa : 13 – 17 g/dL
F. Hasil :
17,0 g/dL.

4
G. Kesimpulan :
Kadar hemoglobin (Hb) probandus yang diperiksa normal.

Pembahasan :
1. Tujuan dari pemeriksaan Hb Sahli adalah untuk mengetahui kadar Hb sesesorang
dalam g/dL. Prinsipnya adalah Hb oleh HCl 0,1N akan diubah menjadi hematin asam
, warna yang terjadi dibandingkan dengan standart warna secara visual.
2. Nilai normal dari hasi pemeriksaan kadar Hb yaitu :
 Neonatus : 15 – 25 g/dL
 Baru lahir : 17 – 23 g/dL
 2 bulan : 9 – 14 g/dL
 1 – 2 tahun : 11 – 13 g/dL
 10 tahun : 12 – 14 g/dL
 Wanita dewasa : 11 – 15 g/dL
 Pria dewasa : 13 – 17 g/dL
3. Guna pemeriksaan Hemoglobin
 Mengatur pertukaran O2 dan CO2 di dalam jaringan tubuh.
 Mengambil CO2 dari paru – paru kemudian dibawa keseluruh tubuh untuk
bahan bakar.
 Membawa bahan CO2 dari jaringan tubuh sebagai sisa metabolisme ke paru –
paru untuk dibuang.
4. Cara Sahli bukanlah cara yang teliti , ketelitian yang biasa dicapai dengan alat ini
adalah 10%
5. Waktu yang digunakan untuk percampuran pada pemeriksaan Hb Sahli :
3 – 5 menit, karena kalau lebih dari waktu tersebut akan terjadi hasil pemeriksaan
tinggi palsu dan warna menjadi lebih tua,sehingga pengenceran harus ditambah.
6. Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah atau tidak dpat diketahui
dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal berarti kekurangan
darah. Kekurangan darah berarti anemia. Selain kekurangan Hb juga disertai dengan
eritrosit yang berkurang serta nilai hematokrit dibawah normal.

5
Daftar Pustaka
Nugroho, Taufik. Buku Ajar obstetri Semarang : Nung
Medika ; 2002. Indrawati, R. Kajian terhadap Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) metode
sahli. Mutiara medika ; 2002:2
Kresno, 1988.

6
II. PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb)

Probandus Korektor I Korektor II


Nama : Tn, James
Umur : 44 Tahun
J. Kelamin : Laki -laki
Metode/ cara : Cupri Sulfat

A. Tujuan :
Melakukan pemeriksaan Hemoglobin (Hb) pada donor sebelum dilakukan
penyadapan darah.
B. Prinsip :
Permeriksaan Hb dengan Cuprisulfat adalah mengukur kadar Hb berdasarkan
perbedaan berat jenis darah dengan berat jenis suatu larutan Cupfer Sulfat.
C. Alat & Bahan :
Alat :
1. Tabung silinder tembus pandang (diameter 2,5 cm, panjang 10 cm)/ Becker
glass 50 ml.
2. Mikrokapiler/ pipet kapiler.
3. Lancet.
4. Kapas.
5. Torniquet
6. Tabung vial
7. Tempat sampah
Bahan :
1. Alcohol 70 %
2. EDTA
3. Cuprisulfat Bj 1.053
D. Prosedur Kerja :
1. Siapkan 1 tabung silinder tembus pandang dengan diameter 2,5 cm dan tinggi
10 cm (atau menggunakan becker glass 50 ml). Diisi dengan larutan
CupferSulfat Bj 1.053 dengan volume 50 ml.

7
2. Siapkan mikrokapiler/ pipet kapiler yang baik, bersih dan kering.
3. Siapkan perlengkapan lainnya : blood lancet, kapas, alcohol 70% untuk
membuat luka perifer.
A. Pemeriksaan :
1. Buat luka perifer pada jari sebagaimana mestinya sehingga darah dapat
mengalir tanpa pijatan jari yang berlebihan.
2. Hisap darah yang mengalir dengan mikrokapiler dengan posisi miring ke bawah
memenuhi minimal ¾ pipet.
3. Jatuhkan (tegak lurus) 1 tetes darah tersebut ke dalam larutan Cupfer Sulfat Bj
1.053 (jarak kira-kira 1 cm di atas permukaan larutan).
B. Pembacaan :
Keadaan tetesan darah di dalam lerutan diamati dalam waktu 15 detik sejak
diteteskan dan diberikan penilaian
E. Nilai Normal /Intepretasi Hasil :
 Darah tenggelam/ langsung tenggelam : beri tanda +
(kadar Hb lebih dari 12,5 gr% atau kira-kira diatas 80%).
 Darah melayang : beri tanda +/ -
(kadar Hb 12,5 gr% atau kira-kira berkisar 80%).
 Darah mengapung : beri tanda –
(kadar Hb kurang dari 12,5 gr% atau kira-kira di bawah 80%).

F. Hasil :
( + ) Darah tenggelam/ langsung tenggelam
(kadar Hb lebih dari 12,5 gr% atau kira-kira diatas 80%).
G. Kesimpulan :
Hasil pemeriksaan Hb Cuprisulfat terhadap probandus normal.

H. Pembahasan :
Cu Sulfat (CUSO,) Per Metode CuSO, hanya dipakai untuk menetapkan kadar Hb
dari donor yang diperlukan untuk tranfusi darah. Untuk pemeriksaan klinik, cara ini
tidak dapat digunakan karena tidak mendapatkan kadar Hb dengan tepat. Hasil dari
metode ini adalah persen Hb.

8
Perlu diketahui bahwa kadar Hb donor dikatakan cukup bila kadar- nya kirakira
80% Hb. Tes ini dilakukan dengan meneteskan darah ka- piler sebanyak 1 tetes
pada permukaan larutan CuSO, Bj 1,053 dengan volume 300-500 ml dalam gelas
takar. Hasilnya adalah darah terapung, melayang atau terbenam. Darah terapung
menunjukkan bahwa kadar Hb kira-kira berada di bawah 80%. Darah melayang
menunjukkan ka- dar Hb kira-kira berkisar 80%, sedangkan darah terbenam
menunjuk- kan kadar Hb lebih dari 80%.
Metode kuprisulfat (hanging falling drop) Cara ini bersifat kualitatif berdasarkan
lerat jenis darah dan biasanya digunakan sebagai tehnik penapisan untuk
menentukan apakah seseorang dapat mendonorkan darahnya, sehingga tidak perlu
diketahui kadar Hb dengan tepat. Pemeriksaan dilakukan dengan cara meneteskan
sampel darah calon donor ke dalam larutan tembaga sulfat (CUSO.). Jika tetesan
darah tenggelam, berarti PJ darah sama atau lebih besar dari BJ larutan tembaga
sulfat, dengan begitu calon donor tersebut dapat mendonorkan darahnya. - Jika
tetesan darah berarti BJ aarah lebih kecil dari BJ larutan tembaga nengapung.
Metode ini biasanya digunakan untuk skrining donor darah, keunggulan metode ini
adlah murah, cepat dan sederhana. Kelemahan metode ini adalah kurang akurat,
rentang pembacaan nilai hemoglobin yang terbatas.
Kadar Hemoglobin menurun pada; anemia, thalasemia, hemodilusi. Dan kadar
Hemoglobin meningkat pada; luka bakar, dehidrasi, diare, syok, muntah.

Daftar Pustaka
Ariffriana Denny,Devita Yusdiani, Indra Gunawan. 2016. Hematologi.
Jakarta: EGC
Gandasoebrata. 1992. Penuntun Laboratorium Klinik . Bandung: Dian Rakyat
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik. 2008. Praktek
Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice). Jakarta :Departemen
Kesehatan.
Wirawan. R , (2011). Pemeriksaan laboratorium hematologi, FKUI, Jakarta.pp 25 –
42.

9
10
III. PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb)

Probandus Korektor I Korektor II


Nama :
Umur :
J. Kelamin :
Metode/ cara :

A. Tujuan :
………………………………………………………………………………………………..

B. Prinsip :
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..

C. Alat & Bahan :


Alat
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
Bahan
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..

D. Prosedur Kerja :
………………………………………………………………………………………………..

11
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..

E. Nilai Normal :
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..

F. Hasil :
………………………………………………………………………………………………..

G. Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………………..

12
13

Anda mungkin juga menyukai