Anda di halaman 1dari 14

Hubungan Antara Employee Engagement Dengan Organizational Citizenship Behavior Pada Anggota TNI AL Di

Koarmada II Surabaya

HUBUNGAN ANTARA EMPLOYEE ENGAGEMENT DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP


BEHAVIOR PADA ANGGOTA TNI AL DI KOARMADA II SURABAYA

Yanna Murnika Sari


Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA, email: yannasari16010664021@mhs.unesa.ac.id
Olievia Prabandini Mulyana
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA, email: olieviaprabandini@unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara employee engagement dengan organizational
citizenship behavior pada anggota TNI AL di Koarmada II Surabaya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif dan menggunakan teknik korelasi Jumlah responden yang
berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 100 anggota TNI AL yang bertugas di Koarmada II
Surabaya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala employee engagement dan skala organizational
citizenship behavior. Data hasil penelitian ini kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi product
moment dengan bantuan SPSS 24.0 for windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara employee engagement dengan organizational citizenship behavior pada anggota
TNI AL di Koarmada II Surabaya yang dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.046 (p<0,05) dan
nilai koefisien korelasi sebesar 0.240. Berdasarkan hasil analisis data tersebut bermakna bahwa terdapat
hubungan antara employee engagement dengan organizational citizenship behavior pada anggota TNI AL
di Koarmada II Surabaya dan hubungan kedua variabel terbukti searah. Hubungan searah ini dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi organizational citizenship behavior pada anggota TNI AL, maka akan
semakin tinggi pula employee engagement pada anggota TNI AL. Sebaliknya, jika employee engagement
pada anggota TNI AL semakin rendah, maka akan semakin rendah juga organizational citizenship
behavior pada anggota TNI AL.
Kata Kunci : employee engagement, organizational citizenship behavior, TNI Angkatan Laut

Abstract
This study aims to determine the relationship between employee engagement and organizational
citizenship behavior among members of the Navy in Koarmada II Surabaya. The method used in this
research is quantitative method and using correlation techniques. The number of respondents who
participated in this study were 100 members of the Indonesian Navy who served in Koarmada II
Surabaya. The instrument used in this study was the Likert scale. The data collection technique used in
this study was a scale of employee engagement and a scale of organizational citizenship behavior. The
data from this research were analyzed using the product moment correlation test with the help of SPSS
24.0 for windows. The results of the analysis showed that there was a significant relationship between
employee engagement and organizational citizenship behavior among Indonesian Navy members in
Koarmada II Surabaya as evidenced by a significance value of 0.046 (p <0.05) and a correlation
coefficient value of 0.240. Based on the results of the data analysis, it means that there is a relationship
between employee engagement and organizational citizenship behavior among members of the
Indonesian Navy in Koarmada II Surabaya and the relationship between the two variables is
unidirectional. This unidirectional relationship can be said that the higher organizational citizenship
behavior among members of the Navy, the higher employee engagement will be for members of the Navy.
Conversely, if employee engagement among members of the Indonesian Navy gets lower, the
organizational citizenship behavior will also be lower for members of the Navy.
Keywords: employee engagement, organizational citizenship behavior, Indonesian Navy

PENDAHULUAN negara Republik Indonesia. Berdasarkan UU nomor 34


Negara Indonesia memiliki angakatan bersenjata tahun 2004 yang menjelaskan mengenai Tentara Nasional
yang disebut dengan Tentara Nasional Indonesia, dikenal Indonesia, TNI memiliki tugas pokok yaitu menegakkan
dengan singkatan TNI. TNI memiliki peran untuk kedaulatan NKRI, menjaga seluruh wilayah NKRI
melindungi pertahanan negara dengan menjalankan dengan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik Dasar Negara Republik Indonesia, serta melindungi

92
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

segenap bangsa Indonesia dari ancaman baik dari dalam MacKenzie (2006) aspek organizational citizenship
maupun luar negeri serta gangguan terhadap keutuhan behavior, yaitu aspek altruism merupakan sikap
bangsa dan negara. Saat menjalankan tugasnya, semangat individu dalam menolong sessama rekan kerja agar dapat
yang tinggi dan pantang menyerah harus melekat pada menyelesaikan tugas dan bersedia meluangkan waktu
semua anggota TNI. Seseorang yang ingin menjadi saat rekan kerja memerlukan bantuan dalam hal
anggota TNI, diharuskan terlebih dahulu mengikuti pekerjaan. Aspek conscientiousness merupakan sikap
serangkaian proses yang panjang untuk menjadi seorang individu saat melakukan pekerjaan dengan melebihi batas
tentara, calon anggota TNI diwajibkan mengikuti persyaratan tanggungjawabnya yang telah ditentukan
pendidikan militer dalam kurun waktu sangat panjang, oleh organisasi. Aspek sportsmanship merupakan
dan sebelum pada tahap tersebut calon anggota TNI kesediaan individu dalam mentoleransi keadaan
terlebih dahulu diharuskan mengikuti serangkaian proses lingkungan kerja yang kurang sesuai di tempat kerja.
seleksi baik secara fisik maupun psikis (Isnainiyah, Individu tersebut menyikapinya dengan tanpa mengeluh
Yulianto, & Haryoko, 2017). sebagai suatu usaha dalam mengurangi permasalahan.
Keberadaan TNI di Negara Indonesia memiliki Aspek courtesy merupakan sikap yang menjadi pilihan
peran yang amat penting, selain memiliki peran untuk individu yang memiliki tujuan untuk mencegah
melindungi negara dalam bidang pertahanan, TNI juga timbulnya suatu permasalahan yang berhubungan dengan
memiliki peran sebagai pelindung bagi negara terhadap pekerjaan maupun orang lain dan aspek civic virtue
segala bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata merupakan sikap individu yang memiliki tanggungjawab
baik berasal dari luar maupun dalam negeri, menjaga yang tinggi pada organisasi demi meningkatkan tujuan
keutuhan wilayah NKRI, serta menjaga keselamatan organisasi dan kemajuan organisasi.
negara Indonesia. Negara Indonesia memiliki tiga matra Menurut Organ, Padsakoff, dan MacKenzie (2006)
TNI, yaitu TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, dalam meraih suatu keberhasilan organisasi memerlukan
dan TNI Angkatan Darat. Ketiga matra tersebut memiliki individu yang memiliki ciri-ciri organizational
tugas pokok yang sama dan telah dijelaskan berdasarkan citizenship behavior, yaitu individu yang melakukan
UU nomor 34 tahun 2004. Anggota TNI dituntut untuk pekerjaan dengan memiliki sikap saling membantu dan
dapat menyesuaikan diri sesuai dengan tugas dan amanat meringankan beban pekerjaan, memberikan solusi dan
yang sudah ditentukan sebagai prajurit. Anggota TNI informasi untuk mencegah terjadinya suatu permasalahan
harus memiliki kedisiplinan yang tinggi, dengan cara yang berhubungan dengan pekerjaan, memiliki sikap
menjaga kepatuhan dan selalu taat pada aturan dan norma saling bertoleransi terhadap kondisi lingkungan kerja
yang berlaku serta etika di dalam dunia militer. Sapta yang kurang sesuai dengan cara tanpa mengeluh,
Marga, Sumpah Prajurit dan delapan Wajib TNI memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelangsungan
berfungsi sebagai pedoman dalam menjalankan tugas dan pencapaian organisasi, dengan cara mengerjakan hal-
pokok dan segala aktivitas baik ketika berada di satuan hal positif yang dapat memberi kemajuan bagi organisasi.
maupun di tengah kehidupan masyarakat (Susilo, 2017). Podsakoff dan MacKenzie (2013) menjelaskan
Organisasi akan sukses apabila didalamnya memiliki bahwa organizational citizenship behavior memiliki
individu yang mampu melaksanakan delapan paradigma beberapa manfaat dalam organisasi, yaitu mampu
kerja utama yaitu bekerja dengan tulus, bekerja dengan meningkatkan produktifitas individu dalam melakukan
tuntas, bekerja dengan baik dan benar, bekerja dengan pekerjaan, mampu meningkatkan produktifitas baik
keras, bekerja dengan serius, bekerja dengan memiliki manager atau atasan, menghemat sumber daya yang
kreatifitas, bekerja dengan unggul, dan bekerja dengan menjadi miliki organisasi maupun yang langka demi
sempurna (Sinamo, 2002). Berdasarkan penjelasan diatas menjaga efisiensi kelompok, sebagai fasilitas untuk
merupakan kriteria dari organizational citizenship kesesuaian kegiatan kelompok dalam melakukan
behavior. pekerjaan, meningkatkan potensi organisasi melakukan
Sikap individu merasa bebas, tidak berhubungan pencarian ataupun mempertahankan karyawan yang
langsung dengan sistem penghargaan dan dapat terbaik, mampu meningkatkan kestabilan kinerja dalam
meningkatkan fungsi efektifitas organisasi disebut organisasi, dan mampu meningkatkan potensi yang
dengan organizational citizenship behavior (Organ, dimiliki organisasi agar dapat menyesuaikan perubahan
Padsakoff, dan MacKenzie, 2006). Robbins dan Judge yang terjadi di wilayah organisasi.
(2009) berpendapat organizational citizenship behavior Organ (2006) berpendapat bahwa terdapat beberapa
adalah sikap pilihan individu yang bukan merupakan faktor yang dapat berpengaruh terhadap organizational
bagian dari kewajiban kerja formal, tetapi tetap citizenship behavior diantaranya, yaitu budaya dan iklim
memberikan kontribusi yang positif untuk organisasi organisasi, kepribadian dan suasana hati, dukungan
tersebut secara efektif. Menurut Organ, Padsakoff, dan organisasional, kualitas interaksi atasan dan bawahan,
93
Hubungan Antara Employee Engagement Dengan Organizational Citizenship Behavior Pada Anggota TNI AL Di
Koarmada II Surabaya

masa kerja serta jenis kelamin. Fleck dan Inceoglu (2010) bersikap sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
berpendapat individu yang memiliki engagement, segala organisasi.
bentuk respon kognitif dan afektif pada individu tersebut Menurut Solichin (2018) kualitas dalam diri individu
muncul, sehingga dapat memberikan upaya dalam yang memiliki engagement tinggi terhadap organisasi
pekerjaan individu tersebut, sehingga individu tersebut akan memperlihatkan ciri-ciri yaitu, individu tersebut
akan melakukan kinerja yang maksimal. akan memberi masukan baik pada organisasi maupun
Schaufeli (2013) mendefinisikan employee rekan kerja, juga memberi masukan mengenai pekerja
engagement adalah sikap positif terhadap pekerjaan dan dan konsumen yang berpotensi, tidak memiliki keinginan
organisasinya dan ditandai dengan semangat, dedikasi untuk berpindah tempat kerja meskipun terdapat peluang
dan absorption agar dapat mencapai tujuan dan untuk bekerja di tempat baru, individu akan memberi
keberhasilan suatu organisasi. Robertson Smith & lebih banyak waktu, usaha serta inisiatif yang tinggi agar
Markwick (2009) menjelaskan bahwa employee bisa memberikan kontribusi demi tercapainya kesuksesan
engagement merupakan keadaan saat individu memiliki organisasi.
kebebasan menggunakan kemampuan ataupun Sikap individu merasa bebas, tidak berhubungan
keahliannya dalam mencapai tujuan organisasi dengan langsung dengan sistem penghargaan dan dapat
pikiran positif, menyenangkan, dan semangat. Robbin meningkatkan fungsi efektifitas organisasi disebut
dan Judge (2015) menjelaskan bahwa employee dengan organizational citizenship behavior (Organ,
engagement merupakan rasa puas pada individu dalam Padsakoff, dan MacKenzie, 2006). Organ, Padsakoff, dan
melakukan suatu pekerjaan, individu tersebut melakukan MacKenzie (2006) mengungkapkan aspek organizational
peran pekerjaannya dengan antusias pada organisasi. citizenship behavior yakni; altruism, conscientiousness,
Individu terlibat sepenuhnya pada organisasi baik secara sportsmanship, courtesy, dan civic virtue. Individu
fisik, kognitif, maupun emosional. Employee engagement dengan organizational citizenship behavior merupakan
menurut (Saks, 2006) merupakan konstruk yang unik individu yang ditandai adanya rasa ingin berkontribusi,
dalam diri idnvidu. Konstruk tersebut merupakan berkomitmen, rela berkorban serta memiliki sikap saling
rangkaian dari kognitif, emosional, dan respon individu bertoleransi sehingga dapat membantu sesama rekan
sehingga dapat memahami secara positif kapasitas kerja kerja, dan melakukan pekerjaan melebihi batas
dalam organisasi. persyaratan yang telah ditetapkan. Studi tentang hal
Menurut Schaufeli (2013) terdapat tiga dimensi tersebut berkaitan dengan konsep employee engagement.
employee engagement, yaitu vigor merupakan tingginya Schaufeli (2013) mendefinisikan employee engagement
energi dan ketahanan mental pada individu saat bekerja, adalah sikap positif terhadap pekerjaan dan organisasinya
kesediaan untuk bersungguh-sungguh, dan memiliki dan ditandai dengan semangat, dedikasi dan absorption
kegigihan ketika dihadapkan pada kesulitan dalam agar dapat mencapai tujuan dan keberhasilan suatu
pekerjaan. Aspek dedication merupakan keterlibatan organisasi. Individu memiliki engagement yang tinggi
yang tinggi pada individu terhadap suatu pekerjaan yang akan melakukan usaha untuk mencapai tujuan dalam hal
dilakukan. Keterlibatan tersebut dapat mengakibatkan meningkatkan kinerja. Extra-role behavior merupakan
individu memiliki rasa antusias yang tinggi dalam perilaku yang terkait dengan penentuan organisasi
pekerjaannya dan merasa memiliki tantangan serta rasa terhadap kinerja dan gambaran sikap yang baik dari
bangga dalam melakukan suatu pekerjaan dan aspek individu di luar pekerjaan (Sridhar dan Thiruvenkadam,
absorption merupakan keadaan individu memiliki 2014). Fleck dan Inceoglu (2010) berpendapat bahwa
konsentrasi yang tinggi serta minat mendalam yang saat individu memiliki engagement, maka respon kognitif
membuat individu tersebut tenggelam dalam dan afektif pada individu tersebut muncul, sehingga dapat
pekerjaannya, sehingga individu merasa waktu terasa mengupayakan lebih banyak dalam pekerjaan individu
begitu cepat, serta sulit untuk melepaskan diri dari tersebut, sehingga individu dapat melakukan kinerja yang
pekerjaan. maksimal. Organizational citizenship behavior dan
Menurut Robbins (2006), ketika individu melakukan employee engagement dapat mendorong individu untuk
suatu pekerjaan maka kemampuan tersebut akan terlihat. melakukan pekerjaan dengan melebihi standar yang telah
Kemampuan individu dapat dilihat dari bagaimana ditetapkan serta dapat meningkatkan fungsi efektifitas
individu melakukan suatu pekerjaan dengan perusahaan atau organisasi.
mengeluarkan keahlian terbaik mereka yang Koarmada II merupakan salah satu Komando Utama
diaplikasikan melalui alat-alat pendukung kinerja. Tolok TNI Angkatan Laut yang bermarkas besar di Surabaya.
ukur kinerja yang baik mensyaratkan mereka untuk Menurut hasil wawancara dengan Kepala Bagian dan tiga
prajurit anggota TNI AL di Koarmada II Surabaya, sikap

94
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

proaktif dan inisiatif dimiliki oleh anggota dalam bekerja. bekerja dengan unggul, dan bekerja dengan sempurna
Salah satu anggota menjelaskan, anggota memiliki minat (Sinamo, 2002).
untuk membantu sesama rekan kerja, anggota juga Beberapa penelitian employee engagement maupun
bersedia menerima tugas tambahan saat diberikan oleh organizational citizeship behavior telah banyak
atasan. Anggota mengerjakan tugas tambahan tanpa dilakukan sebelumnya, akan tetapi penelitian mengenai
mengeluh atas tugas yang diberikan. Fenomena tersebut employee engagement maupun organizational citizeship
dapat dikategorikan dalam aspek altruism dan behavior masih terbatas di bidang militer. Hubungan
sportmanship. Anggota TNI AL di Koarmada II yang positif antara kedua variabel tersebut berarti bahwa
Surabaya memiliki informasi yang jelas tentang apabila individu memiliki employee engagament yang
bagaimana cara untuk melakukan pekerjaan yang baik tinggi, maka individu tersebut juga akan memiliki skor
melalui uraian jabatan. Anggota memiliki konsentrasi yang tinggi pada organizational citizenship behavior.
yang penuh dalam bekerja. Instansi juga telah melakukan Berdasarkan fenomena yang terjadi, sehingga peneliti
perencanaan, mengontrol pencapaian hasil kerja serta tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan
mengarahkan anggota untuk berkembang mencapai apakah terdapat hubungan antara employee engagement
tujuan yang telah ditetapkan. Anggota memahami secara dengan organizational citizenship behavior pada anggota
jelas tujuan dari instansi tersebut. Fenomena yang TNI AL di Koarmada II Surabaya.
dijelaskan oleh subjek termasuk dalam aspek civic virtue.
Anggota menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan METODE
deadline yang sudah ditetapkan oleh instansi. Fenomena Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian
berdasarkan penjelasan subjek diatas tergolong dalam kuantitatif. Menurut Arikunto (2013) penelitian kuantitatif
aspek conscientiousness. merupakan penelitian yang dianalisis dengan
Berdasarkan hasil wawancara dengan dua prajurit menggunakan angka. Pengumpulan, penafsiran,
anggota TNI AL di Koarmada II Surabaya, sikap positif penampilan hingga hasil dari data yang diperoleh
dimiliki anggota dalam bekerja. Subjek menjelaskan disajikan dalam bentuk angka. Tujuan dari penelitian
anggota datang tepat waktu dan mengikuti apel pagi. kuantitatif ini untuk menguji tentang kebenaran yang
Tidak ada anggota yang datang terlambat saat bekerja. terdapat dalam suatu teori dengan menyajikan fakta yang
Semua anggota melaksanakan jadwal jaga sesuai dengan digambarkan melalui data secara statistik dan
jadwal yang sudah ditentukan. Subjek juga menjelaskan menunjukkan suatu hubungan antara satu variabel dengan
anggota memiliki komitmen yang tinggi serta bangga variabel lainnya.
dalam melakukan pekerjannya. Fenomena yang Penelitian ini menggunakan analisa korelasional,
dijelaskan oleh subjek termasuk dalam aspek vigor dan dimana analisa korelasional berguna untuk menguji
dedication. Anggota menjalankan tugas dan hubungan antara antara employee engagement dengan
tanggungjawabnya sebagai prajurit dengan konsentrasi organizational citizenship behavior. Tujuan penelitian
yang penuh. Subjek menjelaskan anggota selalu korelasional ini adalah guna mengetahui suatu hubungan
melakukan tugas dengan pikiran yang positif meskipun antara employee engagement dengan organizational
mendapatkan tugas yang berat. Subjek juga menjelaskan citizenship behavior.
keterikatan secara emosional dengan pekerjaan terlihat Menurut Sugiyono (2017) populasi merupakan
saat anggota siap melakukan pekerjaan yang sudah sekelompok objek, dimana objek tersebut telah
menjadi tanggung jawab. Fenomena yang dijelaskan oleh memenuhi karakteristik yang telah ditentukan oleh
subjek termasuk dalam aspek absorption. peneliti untuk melakukan penelitian. Populasi dalam
Anggota TNI AL di Koarmada II Surabaya penelitian ini adalah anggota TNI AL di Koarmada II
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai abdi negara Surabaya sejumlah 117 orang. Teknik pengambilan
dituntut untuk mampu meningkatkan kinerja sehingga sampel yang digunakan pada penelitian adalah purposive
dapat mencapai visi dan misi serta tujuan baik untuk sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik
instansi ataupun negara. Pencapaian tersebut akan pengambilan sampel berdasarkan dengan pertimbangan
berhasil apabila anggota melaksanakan kinerja yang tertentu yang sudah ditetapkan oleh peneliti dan dapat
maksimal dalam melakukan tugas dan kewajibannya digunakan sebagai subjek dalam penelitian (Sugiyono,
sebagai anggota TNI. Organisasi akan sukses apabila 2016). Karakteristik subjek penelitian yaitu (1). Anggota
didalamnya memiliki individu yang mampu TNI AL, (2). Berdinas di Koarmada II Surabaya, (3).
melaksanakan delapan paradigma kerja utama yaitu Memiliki masa kerja minimal 2 tahun. Berdasarkan
bekerja dengan tulus, bekerja dengan tuntas, bekerja kriteria tersebut diperoleh subjek penelitian sejumlah 100
dengan baik dan benar, bekerja dengan keras, bekerja anggota TNI AL dengan masa kerja minimal 2 tahun di
dengan serius, bekerja dengan memiliki kreatifitas, Koarmada II. Pada penelitian ini sebanyak 30 anggota
95
Hubungan Antara Employee Engagement Dengan Organizational Citizenship Behavior Pada Anggota TNI AL Di
Koarmada II Surabaya

TNI AL yang dijadikan sebagai subjek try out dan 70 pernyataan yang negatif, sehingga tidak dapat mendukung
anggota TNI AL dijadikan sebagai subjek penelitian. variabel yang diukur. Setelah melakukan adaptasi dan
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data menyusun alat ukur, peneliti kemudian melakukan try out
dengan skala. Skala disesuaikan dengan menggunakan keseluruhan alat ukur terhadap 30 anggota TNI AL
skala organizational cirizenship behavior dan skala dengan tujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
employee engagement pada anggota TNI AL. Skala dari alat ukur, sehingga mendapatkan alat ukur yang valid
organizational citizenship behavior disesuaikan dengan dan mendapatkan hasil pengukuran yang ajeg.
aspek yang dikemukakan oleh Organ, Padsakoff, dan Hasil uji validitas dari skala employee engagement
MacKenzie (2006) dan skala employee engagement menunjukkan dari 36 aitem yang telah ditentukan , hanya
disesuaikan dengan aspek yang dikemukakan oleh 34 aitem yang dinyatakan valid karena memiliki nilai
Shchaufeli (2013). Validitas dan reliabilitas dalam lebih besar dari 0.349 dan terdapat 2 aitem yang
penelitian sangat penting untuk menentukan apakah dinyatakan gugur. Hasil uji validitas pada skala
skala tersebut layak digunakan untuk mengukur sebuah organizational citizenship behavior menunjukkan dari
item. Adanya validitas dalam instrumen berfungsi untuk 40 aitem yang telah ditentukan, hanya terdapat 32
menentukan kelayakan instrumen yang digunakan untuk pernyataan yang dinyatakan valid dan terdapat 8
mengukur aitem yang hendak diukur (Azwar, 2015). pernyataan yang memiliki daya beda kurang memenuhi
Validitas pada penelitian ini akan menggunakan validitas sehingga dikatakan gugur.
isi. Validitas isi merupakan validitas yang menunjukkan Instrumen alat ukur dapat dikatakan reliabel jika
sejauh mana aitem-aitem pada tes meliputi keseluruhan sudah diujikan dalam beberapa penelitian dan hasil
isi yang akan di ukur oleh peneliti (Azwar, 2015). pengukuran data yang didapat menunjukkan angka yang
Skala pada variabel organizational citizenship tetap (Sugiyono, 2017). Penelitian ini menggunakan
behavior dibuat sesuai dengan aspek organizational teknik analisa Alpha Cronbach dengan aplikasi SPSS
citizenship behavior yang dikemukakan oleh Organ 24.00 for windows untuk mengukur uji reliabilitas.
(2006), yaitu altruism, conscientiousness, sportmanship, Koefisien reliabilitas memiliki angka yang berada dalam
courtesy, dan civic virtue. Sebanyak 40 pernyataan pada rentang 0 hingga 1.00. Sehingga dapat disimpulkan
uji coba akan dilakukan uji validitas. Berdasarkan uji bahwa apabila reliabilitas mendekati 1.00 maka semakin
validitas dengan menggunakan corrected item-total tinggi reliabilitas alat ukur begitupun juga sebaliknya
correlation menyatakan terdapat 32 pernyataan yang (Azwar, 2015). Hasil uji reliabilitas terhadap variabel
valid dan 8 pernyataan yang memiliki daya beda kurang employee engagement dan organizational citizenship
memenuhi sehingga dikatakan gugur. behavior dapat dilihat dalam tabel berikut :
Skala pada variabel employee engagement dibuat
sesuai dengan aspek employee engagement yang Tabel 1. Indeks Reliabilitas terhadap Alat Ukur
dikemukakan oleh Shchaufeli (2013), yaitu vigor, Penelitian
dedication, dan absorption. Sebanyak 36 pada uji coba Alat Ukur Nilai Reliabilitas Keterangan
akan dilakukan uji validitas. Berdasarkan uji validitas (Alpha Cronbach)
Skala Employee 0.939 34
dengan corrected item-total correlation menyatakan Engagement
terdapat 34 pernyataan yang valid dan 2 pernyataan yang Skala 0.932 32
tidak valid. Organizational
Penelitian ini menggunakan skala likert untuk Ctitizenship
Behavior
mengukur sikap individu berdasarkan skala yang telah
dibuat oleh peneliti. Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa
Hasil uji reliabilitas pada tabel 1 memaparkan bahwa
skala likert merupakan skala yang digunakan dalam
nilai reliabilitas pada alat ukur employee engagement yaitu
penelitian yang memiliki tujuan untuk mengukur sikap,
sebesar 0.939 dan nilai reliabilitas pada alat ukur
pendapat, dan persepsi baik individu maupun kelompok
organizational citizenship behavior sebesar 0.932.
terhadap suatu fenomena yang ingin diteliti. Skala likert
Mengacu pada koefisien reliabilitas Siregar (2013) yang
terbagi dalam dua kategori pernyataan, yaitu pernyataan
menetapkan sebuah instrumen penelitian dapat
favorable dan pernyataan unfavorable. Pernyataan
dikatakan reliable apabila memiliki nilai koefisien
favorable memiliki skor dengan pola angka 5,4,3,2,1
reliabilitas lebih dari 0.6 (r>0.6), maka dapat disimpulkan
sedangkan pernyataan unfavorable memiliki skor dengan
bahwa alat ukur employee engagement dan alat ukut
pola angka 1,2,3,4,5. Pernyataan favorable adalah
organizational citizenship behavior yang digunakan
pernyataan yang positif, sehingga dapat mendukung
dalam penelitian ini adalah reliabel (r > 0.6).
variabel yang diukur dan pernyataan unfavorable adalah

96
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

Berikut ini kategorisasi besarnya koefisien reliabilitas organizational citizenship behavior pada anggota TNI
menurut Arikunto (2002) antara lain: AL. Teknik analisis data keseluruhan dilakukan dengan
menggunakan bantuan aplikasi SPSS 24.0 for windows.
Tabel 2. Kategorisasi Koefisien Reliabilitas
Kategori Koefisien Reliabilitas HASIL PENELITIAN
Sangat tinggi 0.80 < r < 1.00 Penelitian ini meggunakan subjek yang berjumlah 100
Tinggi 0.60 < r < 0.80
Cukup 0.40 < r < 0.60
anggota TNI AL dengan rentang usia antara 21 tahun
Rendah 0.20 < r < 0.40 sampai dengan >50 tahun. Pada penelitian ini terdapat
Sangat rendah 0.00 < r < 0.20 subjek dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 91 orang,
sedangkan subjek dengan jenis kelamin perempuan
Mengacu pada kategorisasi koefisien reliabilitas berjumlah 9 orang. Masa kerja dalam penelitian ini subjek
menurut Arikunto (2002) pada tabel 2, bahwa koefisien yang memiliki masa kerja 2 tahun berjumlah 51 orang,
reliabilitas dari variabel employee engagement yaitu masa kerja 6 tahun berjumlah 2 orang, masa kerja 7 tahun
sebesar 0.939 yang berarti memiliki kategori reliabilitas berjumlah 11 orang, masa kerja 17 tahun berjumlah 1
yang sangat tinggi. Selanjutnya, koefisien reliabilitas dari orang, masa kerja 18 tahun berjumlah 1 orang, masa kerja
variabel organizational citizenship behavior yaitu sebesar 28 tahun berjumlah 2 orang, masa kerja 30 tahun
0.932 yang berarti memiliki kategori reliabilitas yang berjumlah 1 orang dan masa kerja 32 tahun berjumlah 1
sangat tinggi pula. Berdasakan hasil uji validitas dan orang.
reliabilitas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan Uji normalitas dan linearitas dalam penelitian ini
bahwa kedua alat ukur yaitu employee engagement dan menggunakan korelasi product moment. Data hasil
skala organizational citizenship behavior telah valid dan penelitian lalu dianalisis dengan menggunakan
reliabel, sehingga kedua skala tersebut layak digunakan descriptive statistics. Hasil analisis descriptive statistics
sebagai instrumen pengambilan data penelitian disajikan dalam tabel dibawah ini :
selanjutnya.
Menurut Winarsunu (2009) cara yang digunakan Tabel 3. Descriptive statistics
untuk memecahkan suatu masalah yang terdapat dalam Std.
penelitian adalah dengan menggunakan teknik analisis N Min Max Mean
Deviation
data. Tujuan digunakannya teknik analisi data adalah Organizational
untuk mengetahui hubungan antara variabel satu dengan Citizenship 70 114 156 137.1 10.8
Behavior
yang lainnya serta mengungkap jawaban terhadap
Employee
hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti. Pada 70 110 166 135.5 9.86
Engagement
penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah
teknik analisis korelasi. Teknik analisis korelasi bertujuan Berdasarkan tabel deskripsi statistik 3 menunjukkan
untuk menganalisis hubungan antara variabel employee jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 70 anggota
engagement (X) dan variabel organizational citizenship TNI AL. Hasil analisis descriptive statistics menunjukkan
behavior (Y). Uji asumsi yang terdapat pada penelitian 70 subjek memperoleh hasil dengan mean pada variabel
ini menggunakan dua jenis teknik analisis data yaitu uji organizational citizenship behavior adalah 137.1 dan
normalitas dan uji linearitas. mean pada variabel employee engagement adalah 135.5.
Uji normalitas test of normality kolmogrov smirnov Hasil minimum pada variabel organizational citizenship
digunakan sebagai dasar uji normalitas dalam penelitian behavior menunjukkan angka 114 dan hasil maximum
ini. Terdapat spesifikasi didalam kolmogrov smirnov pada variabel organizational citizenship behavior
dimana data dapat masuk dalam kategori berdistribusi menunjukkan angka sebesar 156, sedangkan variabel
normal apabila nilai probabilitasnya lebih dari 0.05 employee engagement nilai minimum menunjukkan angka
(p>0.05) (Sugiyono, 2017). Uji linearitas merupakan uji sebesar 110 dan untuk nilai maximum menunjukkan
yang digunakan sebagai dasar untuk mengetahui apakah angka sebesar adalah 166.
terdapat hubungan anatara variabel satu dengan variabel Standar deviasi pada penelitian ini memperoleh
lainnya. Dalam penelitian ini uji linieritas yang angka sebesar 10.82 untuk variabel organizational
digunakan adalah teknik test for linearity yang memiliki citizenship behavior, tetapi angka sebesar 9.86 untuk
nilai signifikansi 5% (p<0.05). Korelasi product moment variabel employee engagement.
digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini.
Tujuan korelasi product moment untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antar kedua variabel yang
signifikan, yaitu employee engagement dengan
97
Hubungan Antara Employee Engagement Dengan Organizational Citizenship Behavior Pada Anggota TNI AL Di
Koarmada II Surabaya

A. Analisis Data antara variabel organizational citizenship behavior


1. Hasil Uji Asumsi dan employee engagement. Menurut Sugiyono
a. Uji Normalitas (2017) uji linieritas memiliki fungsi menentukan
Menurut Sugiyono (2017) uji normalitas korelasi data pada penelitian. Kriteria pengujian
digunakan untuk mengetahui kategori data tersebut linieritas ini berdasarkan atas signifikansi nilai
berada dalam distribusi normal atau berada dalam sebesar 0.05, apabila hasil nilai yang didapat
distribusi tidak normal.. Pada penelitian ini uji menunjukkan signifikansi kurang dari 0.05
normalitas digunakan untuk mengetahui variabel (p<0.05) maka variabel dalam penelitian dapat
employee engagement dan organizational dikatakan linier, namun apabila hasil nilai yang
citizenship behavior berada dalam distribusi normal didapat menunjukkan signifikansi lebih dari 0.05
atau tidak normal. Uji normalitas test of normality (p>0.05) maka variabel dalam penelitian dapat
kolmogrov smirnov digunakan sebagai dasar uji dikatakan tidak bersifat linier. Uji linier pada
normalitas dalam penelitian ini. Terdapat spesifikasi penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 24.0 for
didalam kolmogrov smirnov dimana data dapat windows.
masuk dalam kategori berdistribusi normal apabila
nilai probabilitasnya lebih dari 0.05 (p>0.05). Tabel 6. Ketentuan Distribusi Linearitas Data

Tabel 4. Ketentuan Distribusi Normalitas Nilai Signifikansi Keterangan


Data
Sig > 0.05 Non Linear
Nilai Signifikansi Keterangan
Sig < 0.05 Linear
Sig >0.05 Distribusi data normal

Sig <0.05 Distribusi data tidak normal Uji linier dalam penelitian ini menggunakan
bantuan aplikasi SPSS 24.0 for windows. Hasil
Hasil analisis data menggunakan test of analisis data uji linieritas dapat dilihat pada tabel di
normality Kolmogrov-Smirnov employee bawah ini :
engagement dan organizational citizenship behavior
adalah sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Uji Linearitas Data
Variabel Nilai Keterangan
Signifikansi
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data
Employee Engagement
Nilai
Variabel Keterangan 0.002 Linear
Signifikansi Organizational
Data
Employee Citizenship Behavior
0.393 berdistribusi
Engagement
normal
Data Berdasarkan table 7 hasil uji linearitas
Organizational
0.148 berdistribusi menunjukkan nilai signifikansi antara variabel
Citizenship Behavior
normal
employee engagement dengan variabel
organizational citizenship behavior yaitu 0.002.
Berdasarkan tabel 5 hasil uji normalitas
Kedua variabel memiliki nilai signifikansi yang
memperoleh nilai yang signifikan untuk variabel
kurang dari 0.05 (p<0.05), sehingga variabel
employee engagement dengan menunjukkan angka
employee engagement dan variabel organizational
sebesar 0.393 dan untuk variabel organizational
citizenship behavior dapat disimpulkan memiliki
citizenship behavior adalah menunjukkan angka
data yang linier.
sebesar 0.148. Kedua variabel dalam penelitian ini
dapat dikatakan memiliki data yang berdsitribusi 2. Hasil Uji Hipotesis
normal karena bernilai signifikansi lebih dari 0.05 Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
(p>0.05). teknik korelasi product moment. Korelasi product
moment bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya
b. Uji Linearitas
hubungan antara variabel employee engagement
Uji linieritas digunakan dengan tujuan untuk
dan variabel organizational citizenship behavior.
mengetahui apakah terdapat hubungan yang linier
Uji hipotesis pada penelitian ini dibantu dengan

98
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

menggunakan aplikasi SPSS versi 24.00 for tersebut yaitu variabel employee engagement dan
windows. Hubungan antar variabel dapat variabel organizational citizenship behavior.
dinyatakan signifikan apabila memiliki nilai p Penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi
lebih dari 0.05 (p>0.05) dalam penelitian, sebesar 0.240 (r= 0.240) dalam hal ini dapat
sedangkan apabila nilai p dalam penelitian kurang dijelaskan bahwa nilai koefisien korelasi pada
dari 0.05 (p<0.05) maka hubungan antar variabel kedua variabel rendah, tingkat keeratan pada
dinyatakan tidak signifikan (Sugiyono, 2012). koefisien korelasi juga menunjukkan arah
hubungan antar dua variabel. Angka hasil
Tabel 8. Tingkat Keeratan Hubungan analysis koefisien korelasi pada penelitian ini
Nilai Koefisien Keterangan menunjukkan adanya tanda positif, sehingga arah
0,00-0,20 Hubungan sangat rendah hubungan antar kedua variabel adalah searah.
0,20-0,40 Hubungan rendah
Hubungan searah ini memiliki arti bahwa
0,40-0,70 Hubungan Cukup / Sedang
0,70-0,90 Hubungan Kuat / Tinggi semakin tinggi organizational citizenship
0,90-1,00 Hubungan Sangat Kuat behavior maka akan semakin tinggi pula
employee engagement pada anggota TNI AL,
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat begitu juga sebaliknya jika employee engagement
hubungan antara employee engagement dengan semakin rendah maka akan semakin rendah
organizational citizenship behavior pada anggota organizational citizenship behavior pada anggota
TNI AL.” Hasil analisis korelasi product moment TNI AL.
terhadap kedua variabel dalam penelitian ini dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini : PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan guna mengetahui
Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis Correlations hubungan antar kedua variabel, yaitu employee
engagement dan organizational citizenship behavior pada
Organizational
anggota TNI AL di Kormada II Surabaya. Pada penelitian
Employee Citizenship
Engagement Behavior ini, peneliti mengajukan hipotesis yang berbunyi
Employee Pearson 1 “terdapat hubungan antara employee engagement dengan
0.240
Engagement Correlation organizational citizenship behavior pada anggota TNI
Sig. (2-tailed) 0.046
AL di Kormada II Surabaya”. Hipotesis tersebut
N 70 70
kemudian dianalisis dengan menggunakan korelasi
Organization Pearson 0.240 1
Correlation product moment menggunakan aplikasi SPSS versi 24.0
al Citizenship
Behavior Sig. (2-tailed) 0.046 for windows. Berdasarkan hasil analisis data dengan
N 70 subjek
70 berjumlah 70 anggota TNI AL di Kormada II
Surabaya, menghasilkan nilai signifikansi korelasi
Berdasarkan tabel 9 hasil pengolahan data sebesar 0.046 (sig < 0.05) pada kedua variabel, yaitu
korelasi product moment menunjukkan variabel employee engagement dan organizational citizenship
organizational citizenship behavior dan variabel behavior dengan menggunakan korelasi product moment.
employee engagement memiliki nilai signifikansi Hipotesis yang diajukan oleh peneliti, yaitu “terdapat
sebesar 0.046 (p<0.05). Angka signifikansi yang hubungan antara employee engagement dengan
terdapat dalam tabel 2.7 menjelaskan jika kedua organizational citizenship behavior pada anggota TNI
variabel yaitu organizational citizenship behavior AL di Kormada II Surabaya” dapat diterima, karena hasil
dan employee engagement dapat dikatakan data menunjukan bahwa kedua variabel terdapat
memiliki hubungan signifikan, sehingga hipotesis hubungan yang signifikan.
yang diajukan pada penelitian ini “terdapat Organizational citizenship behavior merupakan
hubungan antara Organizational Citizenship sikap individu yang bebas, tidak berkaitan secara
Behavior dan Employee Engagement pada langsung atau eksplisit dengan sistem reward dan bisa
anggota TNI AL” diterima. meningkatkan fungsi efektifitas organisasi (Organ,
Berdasarkan analisis nilai signifikan pada Padsakoff, dan MacKenzie, 2006). Schaufeli (2013)
kedua variabel, yaitu employee engagement dan mendefinisikan employee engagement adalah sikap
variabel organizational citizenship behavior positif karyawan terhadap pekerjaan dan organisasinya
menunjukkan nilai 0.046 (p>0.05). Nilai yang ditandai dengan vigor, dedication dan absorption
signifikansi 0.046 (p>0.05) menyatakan terdapat untuk tercapainya tujuan dan keberhasilan organisasi.
hubungan yang signifikan antara kedua variabel Menurut Fleck dan Inceoglu (dalam Albert, 2010)
99
Hubungan Antara Employee Engagement Dengan Organizational Citizenship Behavior Pada Anggota TNI AL Di
Koarmada II Surabaya

mengatakan bahwa ketika karyawan memiliki dan insiatif yang dilakukan untuk meningkatkan
engagement, berbagai perilaku kognitif dan afektif akan efektifitas dan mencapai tujuan organisasi.
terjadi, seperti memberikan lebih banyak upaya dalam Aspek sportsmanship digambarkan dengan sikap
pekerjaan individu itu sendiri. anggota TNI AL di Kormada II Surabaya tidak gampang
Organizational citizenship behavior dan employee mengeluh saat mengalami kesulitan dalam pekerjaan
engagement dapat mendorong seseorang untuk bertindak sehingga muncul adanya keinginan untuk tetap
melebihi standar yang telah ditetapkan serta dapat menyelesaikan pekerjaan. Dalam melakukan pekerjaan,
meningkatkan fungsi efektifitas. Hubungan yang terdapat anggota juga memiliki toleransi yang tinggi dan juga
pada employee engagement dan organizational sangat peduli dengan kemajuan instansi dan anggota juga
citizenship behavior disebabkan adanya keterikatan antar tidak pernah mengeluh saat mengalami kesulitan di
variabel. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian pekerjaa. Keinginan untuk tetap menyelesaikan pekerjaan
yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Pertama, meskipun mengalami kesulitan. Aspek civic virtue
penelitian yang dilakukan oleh Citta Cendani dan Endang digambarkan dengan sikap anggota TNI AL di Kormada
Tjahjaningsih (2015). Dalam penelitian tersebut II Surabaya yang bersedia membantu kegiatan yang
menunjukkan bahwa hubungan employee engagement diadakan oleh instansi. Sikap dan etika selalu dijaga
dengan organizational citizenship behavior di tempat dengan baik didalam ataupun diluar tempat kerja serta
kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan. selalu menjaga nama baik kesatuan tempat mereka
Hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut bekerja.
berarti bahwa apabila individu memiliki employee Aspek altruism digambarkan dengan sikap anggota
engagament yang tinggi, maka individu tersebut juga TNI AL di Kormada II Surabaya saling membantu
akan memiliki skor yang tinggi pada organizational sesama rekan kerja yang mengalami kesulitan serta
citizenship behavior. bersedia menggantikan pekerjaan rekan kerja yang
Kedua, yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh berhalangan hadir dan tidak merasa keberatan saat
leh Riezal Indra Prakoso (2020), yang memperoleh hasil diperintah untuk menggantikan pekerjaan anggota lain
bahwa terdapat hubungan siginifikan yang positif antara meskipun mengerjakan pekerjaan diluar tanggung jawab
employee engagement dengan organizational citizenship yang sudah ditetapkan. Aspek conscientiousness
behavior. Hubungan positif antara kedua variabel digambarkan dengan sikap anggota TNI AL di Kormada
tersebut berarti bahwa apabila karyawan memiliki II Surabaya tidak keberatan saat diberikan pekerjaan
employee engagament yang tinggi, maka skor yang tinggi dengan deadline yang darurat. Anggota siap
pada organizational citizenship behavior juga dimiliki melaksanakan perintah meskipun sedang berada di
pada karyawan. rumah. Dalam penugasan anggota juga siap ditempatkan
Sikap individu merasa bebas, tidak berhubungan dimanapun sesuai dengan keputusan yang sudah
langsung dengan sistem penghargaan dan dapat ditetapkan. Aspek courtesy digambarkan dengan sikap
meningkatkan fungsi efektifitas organisasi disebut anggota TNI AL di Kormada II Surabaya selalu menjaga
dengan organizational citizenship behavior. Menurut hubungan baik dengan sesama rekan kerja supaya
Organ, Padsakoff, dan MacKenzie (2006) dalam meraih mencegah terjadinya perselisihan dengan rekan kerja.
suatu keberhasilan organisasi memerlukan individu yang Hasil yang diperoleh menunjukkan sikap anggota TNI
memiliki ciri-ciri organizational citizenship behavior, AL di Kormada II Surabaya yang bekerja dengan proaktif
yaitu individu yang melakukan pekerjaan dengan dan inisiatif.
memiliki sikap saling membantu dan meringankan beban Sikap individu merasa bebas, tidak berhubungan
pekerjaan, memberikan solusi dan informasi untuk langsung dengan sistem penghargaan dan dapat
mencegah terjadinya suatu permasalahan yang meningkatkan fungsi efektifitas organisasi disebut
berhubungan dengan pekerjaan, memiliki sikap saling dengan organizational citizenship behavior (Organ,
bertoleransi terhadap kondisi lingkungan kerja yang Padsakoff, dan MacKenzie, 2006). Organ, Padsakoff, dan
kurang sesuai dengan cara tanpa mengeluh, memiliki MacKenzie (2006) mengungkapkan aspek organizational
kepedulian yang tinggi terhadap kelangsungan dan citizenship behavior yakni; altruism, conscientiousness,
pencapaian organisasi, dengan cara mengerjakan hal-hal sportsmanship, courtesy, dan civic virtue. Individu
positif yang dapat memberi kemajuan bagi organisasi. dengan organizational citizenship behavior merupakan
Ciri-ciri yang telah disebutkan diatas, maka individu individu yang ditandai adanya rasa ingin berkontribusi,
yang memiliki sikap tersebut akan memberikan kinerja berkomitmen, rela berkorban serta memiliki sikap saling
yang maksimal. Kinerja yang maksimal akan mudah bertoleransi sehingga dapat membantu sesama rekan
untuk dilakukan apabila individu memiliki sikap proaktif kerja, dan melakukan pekerjaan melebihi batas

100
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

persyaratan yang telah ditetapkan. Studi tentang hal jadwal jaga sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
tersebut berkaitan dengan konsep employee engagement. Meskipun anggota mendapatkan perintah penugasan
Schaufeli (2013) mendefinisikan employee engagement diluar pulau tempat tinggal mereka, anggota tetap
adalah sikap positif terhadap pekerjaan dan organisasinya melaksanakan tugasnya dengan semangat dan penuh
dan ditandai dengan semangat, dedikasi dan absorption tanggung jawab. Aspek dedication digambarkan dengan
agar dapat mencapai tujuan dan keberhasilan suatu sikap anggota TNI AL di Kormada II Surabaya yang
organisasi. Individu memiliki engagement yang tinggi memiliki komitmen yang tinggi pada pekerjaan serta
akan melakukan usaha untuk mencapai tujuan dalam hal memiliki rasa bangga atas pekerjaannya. Rasa bangga
meningkatkan kinerja. Extra-role behavior merupakan terhadap pekerjaan selalu dirasakan oleh anggota, karena
perilaku yang terkait dengan penentuan organisasi untuk menjadi seorang prajurit negara mereka harus
terhadap kinerja dan gambaran sikap yang baik dari melalui tahapan seleksi yang panjang dan tentunya tidak
individu di luar pekerjaan (Sridhar dan Thiruvenkadam, mudah untuk dilakukan. Fisik dan psikis yang kuat harus
2014). Fleck dan Inceoglu (2010) berpendapat bahwa mereka miliki setiap kali melakukan pekerjaan sebagai
saat individu memiliki engagement, maka respon kognitif abdi negara. Aspek absorption digambarkan dengan
dan afektif pada individu tersebut muncul, sehingga dapat sikap anggota TNI AL di Kormada II Surabaya yang
mengupayakan lebih banyak dalam pekerjaan individu selalu melakukan tugas dengan pikiran yang positif
tersebut, sehingga individu dapat melakukan kinerja yang meskipun mendapatkan tugas yang berat. Keterikatan
maksimal. Organizational citizenship behavior dan secara emosional dengan pekerjaan terlihat saat anggota
employee engagement dapat mendorong individu untuk siap melakukan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung
melakukan pekerjaan dengan melebihi standar yang telah jawab.
ditetapkan serta dapat meningkatkan fungsi efektifitas Uji hipotesis penelitian yang telah dianalisis
perusahaan atau organisasi. menggunakan pearson product moment menunjukkan
Organ (2006) berpendapat bahwa terdapat beberapa koefisien korelasi (r) sebesar 0.240 (r= 0.240). Tingkat
faktor yang dapat berpengaruh terhadap organizational keeratan hubungan antar kedua variabel memiliki nilai
citizenship behavior diantaranya, yaitu budaya dan iklim koefisien korelasi yang rendah. Pada penelitian ini angka
organisasi, kepribadian dan suasana hati, dukungan hasil analisis koefisien korelasi menunjukkan adanya
organisasional, kualitas interaksi atasan dan bawahan, tanda positif, sehingga arah hubungan antar kedua
masa kerja serta jenis kelamin. Selain faktor-faktor yang variabel adalah searah. Hubungan searah ini memiliki
sudah dipaparkan diatas, terdapat satu hal yang juga arti bahwa semakin tinggi organizational citizenship
mempengaruhi organizational citizenship behavior yaitu behavior maka akan semakin tinggi pula employee
employee engagement. Fleck dan Inceoglu (2010) engagement pada anggota TNI AL di Kormada II
berpendapat individu yang memiliki engagement, segala Surabaya, begitu juga sebaliknya jika employee
bentuk respon kognitif dan afektif pada individu tersebut engagement semakin rendah maka akan semakin rendah
muncul, sehingga dapat memberikan upaya dalam organizational citizenship behavior pada anggota TNI
pekerjaan individu tersebut, sehingga individu tersebut AL di Kormada II Surabaya.
akan melakukan kinerja yang maksimal. Kinerja yang Hubungan korelasi antara employee engagement
maksimal, keahlian kognitif, serta kemampuan dalam dengan organizational citizenship behavior yang rendah
merespon pekerjaan sangat penting untuk dimiliki oleh disebabkan karena subjek yang digunakan dalam
setiap anggota TNI AL. Studi tentang hal tersebut penelitian terdapat lebih banyak subjek dengan masa
berkaitan dengan konsep employee engagement. kerja 2 tahun memiliki presentase sebesar 81.37% dan
Schaufeli (2013) mendefinisikan employee subjek dengan masa kerja lebih dari 2 tahun memiliki
engagement adalah sikap positif terhadap pekerjaan dan prsentase sebesar 18.63%. Subjek yang memiliki masa
organisasinya dan ditandai dengan semangat, dedikasi kerja 2 tahun tentu berbeda dengan subjek yang memiliki
dan absorption agar dapat mencapai tujuan dan masa kerja lebih dari 2 tahun. Subjek dengan masa kerja
keberhasilan suatu organisasi. Organisasi dapat dikatakan lebih dari tahun akan lebih memahami kondisi di
berhasil apabila didalamnya memiliki kualitas penting organisasi tersebut. Sesuai dengan faktor- faktor yang
yang harus terdapat pada diri masing-masing individu di dapat mempengaruhi organizational citizenship behavior
tempat kerja, salah satunya adalah engagement. Aspek pada individu, masa kerja termasuk dalam salah satu
vigor digambarkan dengan sikap anggota TNI AL di faktor yang dapat mempengaruhi organizational
Kormada II Surabaya yang memiliki sikap positif dalam citizenship behavior pada individu. Jangka waktu lama
bekerja. Pada saat bekerja anggota datang tepat waktu seseorang dalam bekerja pada suatu insansi atau
dan mengikuti apel pagi. Tidak ada anggota yang datang perusahaan disebut dengan masa kerja. Semakin lama
terlambat saat bekerja. Semua anggota melaksanakan masa kerja individu pada sebuah organisasi atau
101
Hubungan Antara Employee Engagement Dengan Organizational Citizenship Behavior Pada Anggota TNI AL Di
Koarmada II Surabaya

perusahaan, maka perilaku organizational citizenship menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah laut
behavior pada individu tersebut juga akan semakin tinggi yuridiksi nasional berdasarkan ketentuan hukum
(Ucho, 2012). internasional yang telah disahkan oleh negara,
Individu dengan organizational citizenship melaksanakan tugas terkait dengan urusan hubungan
behavior merupakan individu yang ditandai adanya rasa resmi antar satu negara dengan negara lain dalam rangka
ingin berkontribusi, berkomitmen, rela berkorban serta mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan
memiliki sikap saling bertoleransi sehingga dapat pemerintah, mendukung pembangunan dan
membantu sesama rekan kerja, dan melakukan pekerjaan mengembangkan kekuatan matra laut, serta
melebihi batas persyaratan yang telah ditetapkan dan melaksanakan pemberdayaan dan menjaga daerah
individu yang memiliki engagement yang tinggi akan pertahanan laut. Prajurit melaksanakan tugas dan
melakukan usaha untuk mencapai tujuan dalam hal kewajiban sebagai anggota TNI AL dituntut untuk
meningkatkan kinerja. Extra-role behavior merupakan mampu meningkatkan kinerja sebagai anggota TNI
perilaku yang terkait dengan penentuan organisasi sehingga dapat mencapai visi dan misi serta tujuan baik
terhadap kinerja dan gambaran sikap yang baik dari untuk instansi ataupun negara. Untuk mencapai visi dan
individu di luar pekerjaan (Sridhar dan Thiruvenkadam, misi tersebut, anggota TNI AL membutuhkan kinerja
2014). yang maksimal dalam melakukan tugas dan
Tentara Nasional Indonesia merupakan angkatan kewajibannya sebagai TNI.
bersenjata yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia. Organisasi akan sukses apabila didalamnya
Tentara Nasional Indonesia merupakan singkatan dari memiliki individu yang mampu melaksanakan delapan
TNI. TNI memiliki peran untuk melindungi negara dalam paradigma kerja utama yaitu bekerja dengan tulus,
bidang pertahanan dengan melaksanakan tugasnya bekerja dengan tuntas, bekerja dengan baik dan benar,
berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara bekerja dengan keras, bekerja dengan serius, bekerja
Republik Indonesia. Negara Indonesia memiliki tiga dengan memiliki kreatifitas, bekerja dengan unggul, dan
matra TNI, yaitu TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan bekerja dengan sempurna. Kinerja yang maksimal
Udara, dan TNI Angkatan Darat. Ketiga matra tersbut digambarkan dengan sikap proaktif, inisiatif dan positif
memiliki tugas pokok yang sama yang sudah dijelaskan pada anggota TNI AL. Sikap proaktif dan inisiatif
berdasarkan UU nomor 34 tahun 2004. Anggota TNI tersebut diterapkan dengan adanya sikap saling
dituntut untuk dapat diri sesuai dengan tugas dan amanat membantu sesama anggota dalam pekerjaan dan bersedia
yang sudah ditentukan sebagai prajurit. Anggota TNI menggantikan pekerjaan rekan kerja yang berhalangan
harus memiliki kedisiplinan yang tinggi, dengan cara hadir. Anggota TNI AL juga selalu menjaga hubungan
menjaga kepatuhan dan selalu taat pada aturan dan norma baik dengan rekan kerja. Ketika mengalami kesulitan
yang berlaku serta etika di dalam dunia militer. Tugas dalam pekerjaan, anggota TNI AL tidak mudah mengeluh
pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan NKRI, dan selalu muncul keinginan untuk tetap menyelesaikan
menjaga seluruh wilayah NKRI dengan berlandaskan pekerjaan. Anggota TNI AL selalu siap dan bersedian
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik untuk membantu kegiatan yang diadakan oleh instansi.
Indonesia, serta melindungi segenap bangsa Indonesia Sikap dan etika selalu dijaga dengan baik oleh anggota
dari ancaman baik dari dalam maupun luar negeri serta TNI AL. Serta selalu menjaga nama baik kesatuan tempat
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Saat mereka bekerja.
menjalankan tugasnya, semangat yang tinggi dan pantang Tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh
menyerah harus melekat pada semua anggota TNI. Sapta anggota TNI AL tentu tidak mudah, akan tetapi anggota
Marga, Sumpah Prajurit dan delapan Wajib TNI TNI AL memiliki semangat yang tinggi dan selalu
berfungsi sebagai pedoman dalam menjalankan tugas memiliki pikiran yang positif dalam mengemban tugas
pokok dan segala aktivitas baik ketika berada di satuan dan tanggungjawabnya sebagai prajurit profesional.
maupun di tengah kehidupan masyarakat Anggota TNI AL juga memiliki rasa bangga yang tinggi
TNI Angkatan Laut atau juga dapat disebut TNI AL terhadap pekerjaannya. Sikap yang positif digambarakan
merupakan salah satu dari ketiga matra di Indonesia yang dengan anggota TNI AL selalu datang tepat waktu dan
memiliki peran untuk menjaga pertahanan negara. Selain mengikuti apel pagi. Tidak ada nggota TNI AL yang
menjalankan tugas pokok, TNI AL juga memiliki tugas terlambat saat bekerja. Semua anggota TNI AL
lain yang sesuai dengan tujuan serta visi dan misi TNI- melaksanakan jadwal jaga sesuai dengan jadwal yang
AL. Berdasarkan pasal 9 UU nomor 34 tahun 2004 tugas sudah ditentukan. Tingginya komitmen serta rasa bangga
TNI-AL, yaitu melaksanakan tugas sebagai prajurit TNI juga dimiliki oleh anggota TNI AL. Anggota TNI AL
matra laut dalam bidang menjaga pertahanan, bersedia dan siap ditempatkan tugas dimana saja,

102
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

meskipun anggota TNI AL harus jauh dari keluarganya. Saran


Anggota TNI AL melakukan tugas dengan pikiran yang Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
positif meskipun mendapatkan tugas yang berat. saran yang dapat diberikan oleh peneliti, yaitu :
Keterikatan secara emosional dengan pekerjaan terlihat 1. Bagi Instansi
saat anggota TNI AL siap melakukan pekerjaan yang Berdasarkan pada hasil penelitian ini diharapkan
sudah menjadi tanggung jawab. Adanya sikap positif instansi meningkatkan employee engagement dan
tersebut mendorong anggota TNI AL untuk melakukan organizational citizenship behavior yang dimiliki
pekerjaan dengan maksimal sehingga dapat menjadi salah oleh setiap anggota TNI AL. Dalam meningkatkan
satu penunjang dalam meningkatkan efektifitas instansi perilaku employee engagement, instansi perlu
agar tujuan serta visi dan misi dapat tercapai. menanamkan semangat serta motivasi pada prajurit
TNI AL serta penghayatan dalam pekerjaan. Selain
PENUTUP itu, instansi juga perlu memperhatikan
organizational citizenship behavior pada anggota
Simpulan
TNI AL dan mengoptimalkan tuntutan tugas seperti
Hasil analisis nilai signifikan pada variabel
waktu dalam bekerja. Meningkatkan perilaku
employee engagement dan variabel organizational
organizational citizenship behavior dapat dilakukan
citizenship behavior sebesar 0.046 (p>0.05). Berdasarkan
dengan cara meningkatkan kerjasama antar anggota
hasil analisis data dengan subjek berjumlah 70 anggota
TNI AL untuk mencapai tujuan bersama,
TNI AL di Koarmada II Suarabaya, menghasilkan nilai
memperkuat mental para anggota TNI AL dalam
signifikansi korelasi sebesar 0.046 (sig < 0.05) pada
menjalankan tugas baik didalam ataupun diluar
kedua variabel, yaitu employee engagement dan
instansi, menjaga dan meningkatkan kedisiplinan
organizational citizenship behavior dengan
para anggota, meningkatkan komitmen dan rasa
menggunakan korelasi product moment. Uji hipotesis
bangga para anggota TNI AL dalam menjalankan
penelitian yang telah dianalisis menggunakan pearson
tugas.
product moment menunjukkan koefisien korelasi (r)
sebesar 0.240 (r= 0.240). Tingkat keeratan hubungan
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
antar kedua variabel memiliki nilai koefisien korelasi
Dalam penelitian ini hanya berfokus pada
yang rendah. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian,
hubungan antara employee engagement dengan
yaitu “terdapat hubungan antara employee engagement
organizational citizenship behavior, sehingga
dengan organizational citizenship behavior pada anggota
diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat
TNI AL di Kormada II Surabaya” dapat diterima. Pada
mengungkap faktor lain yang memiliki hubungan
penelitian ini angka hasil analisis koefisien korelasi
dengan variabel organizational citizenship behavior.
menunjukkan adanya tanda positif, sehingga arah
Penelitian ini hanya menekankan pada variabel
hubungan antar kedua variabel adalah searah. Hubungan
employee engagement dan tidak semua faktor yang
searah ini memiliki arti bahwa semakin tinggi
dapat mempengaruhi organizational citizenship
organizational citizenship behavior maka akan semakin
behavior dapat dijelaskan. Oleh karena itu
tinggi pula employee engagement pada anggota TNI AL
diharapkan bagi penelitian selanjutnya dapat
di Kormada II Surabaya, begitu juga sebaliknya jika
mengungkap variabel lain yang belum dijelaskan
employee engagement semakin rendah maka akan
dalam penelitian ini, yaitu yang terdapat dalam
semakin rendah organizational citizenship behavior pada
faktor-faktor yang mempengaruhi organizational
anggota TNI AL di Kormada II Surabaya.
citizenship behavior antara lain budaya dan iklim
Individu dengan organizational citizenship
organisasi, kepribadian dan suasana hati, persepsi
behavior merupakan individu yang ditandai adanya rasa
terhadap dukungan organisasional, persepsi terhadap
ingin berkontribusi, berkomitmen, rela berkorban serta
kualitas interaksi atasan-bawahan, masa kerja dan
memiliki sikap saling bertoleransi sehingga dapat
jenis kelamin.
membantu sesama rekan kerja, dan melakukan pekerjaan
melebihi batas persyaratan yang telah ditetapkan dan DAFTAR PUSTAKA
individu yang memiliki engagement yang tinggi akan
Albrecht, S. L. (2010). Employee engagement: 10 key
melakukan usaha untuk mencapai tujuan dalam hal
questions for research and practice. Dalam S. L.
meningkatkan kinerja. Albert, (Ed.). Handbook of employee engagement:
Perspectives, issues, research and practice. UK:
Edward Elgar Publishing Limited.

103
Hubungan Antara Employee Engagement Dengan Organizational Citizenship Behavior Pada Anggota TNI AL Di
Koarmada II Surabaya

Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian suatu Prakoso, Riezal Indra (2020). Employee engagement
pendekatan praktik.Yogyakarta: Rineka Cipta. dengan organizational citizenship behavior pada
karyawan bagian produksi. Naskah Publikasi
Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan validitas edisi 4.
Program Studi Psikologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2009). Perilaku
Cendani, C. & Tjahjaningsih, E. (2015). Pengaruh
Organisasi (Organizational Behavior). Jakarta:
employee engagement dan media sosial terhadap
Salemba Empat.
kinerja karyawan dengan organizational citizenship
behavior sebagai mediasi (Studi pada Bank Jateng Robbins, S.P., & Judge, T.A. (2015). Perilaku
Kantor Pusat). Jurnal Media Ekonomi dan Organisasi. (R. Saraswati & F. Sirait, penerjemah).
Manajemen 30(2). Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Empat.
Farh, J. L., Zhong, C. B., Organ D. W. (2002). Robertson-smith, G., & Markwick, C. (2009). Employee
Organizational citizenship behavior in the people’s engagement a review thinking of curent thinking.
Republic of China. Dalam A. Tsui & C. M. Lau, United Kingdom: University of Sussex Campu
(Eds.). The management of enterprises in the people’s
Saks, A. M. (2006). Antecedents and consequences of
Republic of China. New York: Springer Seienee &
employee engagement. Journal of Managerial
Business Media.
Psychology, 600-619.
Fleck, S., & Inceoglu, L. (2010). A comprehensive
Schaufeli, W. B. (2013). What is engagement?. Dalam C.
framework for understanding and predicting
Truss, K. Alfes, R. Delbridge, A. Shantz, & E. Soane
engagement. Handbook of employee engagement:
(Eds.), Employee Engagement in Theory and
Perspectives, issues, research and practice. UK:
Practice. London: Routledge.
Edward Elgar Publishing Limited.
Sinamo, J.H. (2002). Etos kerja:21 etos kerja profesional
Hoffman, Et Al. 2007. Expanding the Criterion Domain?
di era digital global.
A Quantitative Review of the OCB Literature.
Journal Of Applied Psychology, 92, 555-566. Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Fajar Interpratama Mandiri.
Isnainiyah, A. P., Yulianto, A., & Haryoko, S. F. (2017).
Keterikatan kerja Perwira Tni Angkatan Udara Siyoto, Sandu & Sodik, Ali. (2015). Dasar metodologi
ditinjau dari Korps (Work Engagement of Indonesian penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Air Force Officer based on Corps). Forum Ilmiah,
Skobelev, P. O., & Borovik, S. Y. (2017). On the way
13(3).
from industry 4.0 to industry 5.0: From digital
Kular, S., Gatenby, M., Rees, C., Soane, E., Truss, K. manufacturing to digital society. International
(2008). Employee engagement: A literature review. Scientific Journal “Industry 4.0”, 2(6).
Working Paper Series No 19, 3-5.
Sridhar, A., & Thiruvenkadam, T. (2014). Impact of
MacLeod, D., & Clarke, N. (2009). Engaging for success: employee engagement on organization citizenship
enhancing performance through employee behaviour. BVIMSR’s Journal of Management
engagement. A report to government. London: Research, 6(2), 147-155.
Department for Business, Innovation and Skills.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif,
Muhdar, (2015). Organizational citizenship behavior kualitatif, dan R&D.Bandung: Penerbit Alfabeta.
perusahaan. (Ed) Rahma S. Penerbit:
Sultan Amai
Sugiyono. (2016). Statistika untuk penelitian. Bandung:
Press IAIN Sultas Amal Gorontalo.
Penerbit Alfabeta.
Novarinda, R., & Iqbal, M. (2017). Pengaruh keterlibatan
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif,
kerja dan iklim kerja terhadap komitmen. Jurnal
kualitatif, dan R&D.Bandung: Penerbit Alfabeta.
Adminstrasi Bisnis, 53(2).
Suhariadi, F. (2013). Manajemen sumber daya manusia
Organ, D. W., Podsakof, M. P., MacKenzie, B. S. dalam pendekatan teoritis-praktis. Surabaya:
(2006). Organizational citizenship behavior. USA:
Airlangga University Press.
Sage Publications, Inc.
Solichin, M. R. (2018). Analisis pengaruh employee
Pemerintah Indonesia. (2004). Undang-Undang Republik
engagement, emotional intelligence, dan komitmen
Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara
terhadap organizational citizenship behavior (OCB)
Nasional Indonesia. Lembaran RI Tahun 2004 No. 34.
pada karyawan PO Efisiensi Cabang Kebumen., 6(2).
Jakarta : Sekretariat Negara.
36-47.
Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Podsakoff, N. P.
Susilo, H. (2017). Peran Work-Life balance terhadap
(2018). The Oxford handbook of organizational
Work-Engagemnet ditinjau dari jenis kelamin dan
citizenship behavior. New York: Oxford University
lama bekerja pada tenaga pendidik di sekolah
Press.

104
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

kedinasan TNI Angkatan Udara . Fakultas Psikologi


Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Ucho, A. (2012). Type a personality, age, tenure, and
organizational citizenship behavior among non-
academic staff of benue state university. Journal of
Contemporary Research in Business. 4 (4), 563 – 570.
Ulrich, D. (2007). The talent trifecta. Work Engagment,
86(15), 32-33.
Winarsunu. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi
dan pendidikan. Malang: UMM Press.

105

Anda mungkin juga menyukai