Anda di halaman 1dari 5

Inverter DC ke AC

Inverter DC ke AC atau DC to AC Inverter adalah rangkaian elektronik yang berfungsi


untuk menghasilkan tegangan AC atau bolak-balik dari tegangan DC atau searah.
Misalnya, mengubah tegangan DC 12 V menjadi tegangan AC 220 Volt agar dapat
digunakan untuk memberikan catu daya untuk perangkat yang membutuhkan tegangan
220 Volt AC.

Prinsip Inverter

Sebuah Inverter memiliki komponen utama sebuah transformator step up atau penaik
tegangan. Dalam hal ini, kumparan primer adalah kumparan untuk tegangan AC rendah
tetapi arus besar, misalnya 12 VAC dan memiliki dua kumparan, dengan CT atau Center
Tap (percabangan di tengah). Jadi, kumparan primer ini menggunakan kawat lilitan
dengan diameter cukup besar untuk dilalui arus dari akumulator yang besarnya relatif
besar, dalam kisaran ampere, tergantung besarnya daya yang direncanakan. Sedangkan
kumparan sekunder adalah kumparan untuk tegangan tinggi (biasanya 12 Volt AC), tetapi
dengan arus yang lebih kecil.

Pada dasarnya, tegangan di kumparan sekunder (220 VAC ) akan dihasilkan, jika pada
kumparan primer dilalui arus bolak-balik, atau arus listrik yang arahnya selalu berubah
arah secara kontinyu. Perhatikan gambar prinsip berikut ini, dimana kedua kumparan
primer secara bergantian dialiri arus listrik dari akumulator, dengan mengubah posisi
saklar S1 naik-turun secara terus menerus.

Gambar: Prinsip dasar Inverter DC ke AC

Pada gambar sebelah kiri, saat S1 terhubung ke atas, maka arus dari baterai VDD mengalir
dari positif baterai naik ke atas dan memberi arus kepada kumparan primer bagian atas.
Maka di terminal atas kumparan primer akan terdapat tegangan positif yang berasal
dari VDD , sementara di dalam kumparan primer tersebut terjadi aliran arus dari atas ke bawah.
Oleh adanya arus ini, di kumparan sekunder dihasilkanlah tegangan ggl melalui proses induksi,
dimana di bagian atas kumparan sekunder terdapat tegangan sesaat berpolaritas positif.

Pada keadaan sebaliknya, saat S1 digeser ke bawah, seperti gambar rangkaian di sebelah kanan,
maka sekarang arus positif dari baterai VDD akan terhubung ke kumparan primer yang bagian
bawah trafo. Dan terjadilah aliran arus primer dari arah bawah ke atas. Hal ini merupakan
kebalikan dari gambar sebelah kiri. Oleh adanya arus primer yang berubah arah ini, yakni dari
bawah ke atas, maka di kumparan sekunder transformator dihasilkanlah tegangan induksi
dengan polaritas positif di bagian atas.

Jika hal itu dilakukan secara terus menerus, secara bergantian arus di kumparan primer berubah
arah, maka di kumparan sekunder dihasilkan tegangan yang polaritasnya selalu berubah-ubah.
Dan ini kita ketahui sebagai tegangan bolak-balik atau AC (alternating current). Besarnya
tegangan di kumparan sekunder dipengaruhi oleh perbandingan jumlah lilitan antara kumparan
primer dengan kumparan sekunder sebagai berikut:
di mana VS = tegangan di kumparan sekunder, VP = tegangan di kumparan primer, NS = jumlah
lilitan kumparan sekunder, NP = jumlah lilitan kumparan primer.

Dari rumus di atas, besarnya VS dapat dihitung dengan

dan dalam rangkaian di atas, VS merupakan tegangan output Inverter, yaitu VO.

Tegangan AC 220 Volt yang lazim digunakan biasanya berfrekuensi 50Hz. Dan hampir
mustahil untuk menggerakkan saklar ke atas dan ke bawah dengan kecepatan 50 perubahan
per-detik, atau dengan frekuensi 50Hz. Dalam rangkaian Inverter yang sebenarnya, sebagai
pengganti saklar S1 bisa digunakan transistor BJT ataupun MOSFET. Dan di artikel ini, kita
akan menggunakan MOSFET sebagai fungsi rangkaian saklarnya, sebagai berikut:

Rangkaian Inverter DC ke AC menggunakan MOSFET

Gambar: Rangkaian Inverter 12VDC ke 220VAC menggunakan MOSFET

Sebuah IC MOSFET CD4047 merupakan rangkaian Monostable/ Astable yang akan


menghasilkan pulsa-pulsa yang saling berlawanan fase di kaki 10 dan 11. Frekuensi pulsa yang
dihasilkan ditentukan oleh komponen kapasitor yang dipasang di antara kaki 1 dan 3, yang
dalam hal ini nilainya 0,22 μF , dan frekuensi tersebut juga ditentukan oleh resistor yang
terpasang antara kaki 3 dan 3 IC, yang dalam hal ini senilai 22k variabel. Dengan mengatur
nilai VR 22k itu, akan diperoleh frekuensi yang tepat 50Hz. Sinyal output diambil dari kaki 10
dan 11 yang saling berlawanan fase, seperti dijelaskan sebelumnya. Saat kaki 10 menghasilkan
pulsa positif, maka kaki 11 Nol. Dan sebaliknya, saat kaki 11 menghasilkan pulsa positif, kaki
10 bertegangan Nol Volt. Oleh adanya pulsa yang saling berlawanan itu, maka kaki Gate kedua
MOSFET akan mendapat bias tegangan yang saling berlawanan.

Cara Kerja Rangkaian

Saat Gate MOSFET bagian atas yaitu Q1 diberi sinyal positif oleh pulsa positif yang dihasilkan
oleh kaki 10 IC, maka mosfet itu akan konduksi atau "ON" dan mengalirkan arus pada
kumparan primer sisi atas, seperti nampak pada gambar di atas. Perhatikan bahwa arah arus di
kumparan primer adalah ke atas. Di saat yang sama, kaki 11 IC menghasilkan tegangan Nol
dan mengakibatkan MOSFET yang bagian bawah, yakni Q2 pada kondisi OFF atau tidak
mengalirkan arus. Di bawah keadaan ini, kumparan sekunder transformator akan
menghasilkan tegangan negatif, setinggi nilai puncak tegangan 220VAC . Itulah yang akan
terjadi ketika Q1 "ON" dan Q2 "OFF". Selanjutnya pada keadaan yang sebaliknya.
Di fase berikutnya, ketika Q1 "OFF" dan Q2 "ON". Saat ini kaki 10 IC menghasilkan tegangan
Nol sehingga Gate Q1 bertegangan Nol dan berakibat Q1 menjadi "OFF". Sebaliknya, kaki 11
IC menghasilkan tegangan positif sehingga kaki Gate Q2 sekarang bertegangan positif dan
berakibat Q2 sekarang "ON". Dengan Q2 "ON" ini akan mengalirlah arus dari VDD ke kumparan
primer sisi bawah trafo. Perhatikan bahwa saat ini arah arus di kumparan primer trafo ke arah
bawah. Hal ini mengakibatkan terjadinya tegangan induksi di kumparan sekunder
transformator dengan polaritas positif, yakni berlawanan dengan tegangan yang dihasilkan
pada fase sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai