Anda di halaman 1dari 22

PERAN FARMASI

DALAM KOMITE
FARMASI TERAPI (KFT)
Tim Dosen Farmasi Rumah Sakit
PENDAHULUAN
• Penggunaan obat secara rasional mensyaratkan bahwa
penderita menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinik
dalam dosis yang memenuhi kebutuhan individual dengan
berpedoman pada 5 tepat ( tepat jenis,tepat bentuk sediaan,
tepat dosis,tepat cara dan waktu pemberian dan tepat
penderita ).

• Salah satu aspek penting dari pelayanan kefarmasian adalah


memaksimalkan penggunaan obat rasional.

• Dalam hal ini Apoteker bersama dengan staf medik di Rumah


sakit wajib mengembangkankan berbagai kebijakan obat di
Rumah Sakit yang dilakukan dalam suatu tim yang disebut
dengan Komite Farmasi Dan Terapi.
KFT (Komite Farmasi dan Terapi)
• Dalam pengorganisasian Rumah Sakit dibentuk
Komite/Tim Farmasi dan Terapi yang merupakan unit
kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan
Rumah Sakit mengenai kebijakan penggunaan Obat di
Rumah Sakit yang anggotanya terdiri dari dokter yang
mewakili semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit,
Apoteker Instalasi Farmasi, serta tenaga kesehatan
lainnya apabila diperlukan.
• Komite/Tim Farmasi dan Terapi harus dapat membina
hubungan kerja dengan komite lain di dalam Rumah Sakit
yang berhubungan/berkaitan dengan penggunaan Obat
KFT (Komite Farmasi dan Terapi)…
• Komite/Tim Farmasi dan Terapi dapat diketuai oleh
seorang dokter atau seorang Apoteker, apabila diketuai
oleh dokter maka sekretarisnya adalah Apoteker, namun
apabila diketuai oleh Apoteker, maka sekretarisnya
adalah dokter
• Komite/Tim Farmasi dan Terapi harus mengadakan rapat
secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali dan untuk
Rumah Sakit besar rapat diadakan sekali dalam satu
bulan. Rapat Komite/Tim Farmasi dan Terapi dapat
mengundang pakar dari dalam maupun dari luar Rumah
Sakit yang dapat memberikan masukan bagi pengelolaan
Komite/Tim Farmasi dan Terapi, memiliki pengetahuan
khusus, keahlian-keahlian atau pendapat tertentu yang
bermanfaat bagi Komite/Tim Farmasi dan Terapi.
TUGAS KFT
1. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan Obat di
Rumah Sakit
2. Melakukan seleksi dan evaluasi Obat yang akan masuk
dalam formularium Rumah Sakit
3. Mengembangkan standar terapi
4. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan Obat
5. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan
Obat yang rasional
6. Mengkoordinir penatalaksanaan Reaksi Obat yang Tidak
Dikehendaki
7. Mengkoordinir penatalaksanaan medication error
8. Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan
Obat di Rumah Sakit
Wewenang KFT
1. Menentukan standarisasi dan kebijakan penggunaan
obat di rumah sakit
2. Melaksanakan system Formularium , merumuskan dan
mengendalikan pelaksanaan semua kegiatan yang
berkaitan dengan kebijakan obat di Rumah Sakit
Fungsi KFT
• Menetapkan program terapi obat yang aman dan
bermanfaat
• Mengevaluasi , edukasi dan penasehat bagi staf medik
dan pimpinan rumah sakit dalam semua hal yang
berkaitan dengan penggunaan obat.
• Menetapkan Formularium Rumah Sakit dan merevisi
secara berkala
• Merencanakan program edukasi bagi staf professional
rumah sakit
• Berpartisipasi dalam kegiatan jaminan mutu yang
berkaitan dengan distribusi , pemberian dan penggunaan
obat.
Fungsi KFT lanjutan..
• Memantau dan mengevaluasi reaksi obat yang merugikan
• Memimpin program dan studi evaluasi penggunaan obat ,
pengkajian dan membuat rekomendasi
• Mengevaluasi , menyetujui atau menolak obat yang
diusulkan untuk dimasukkan dalam Formularium Rumah
Sakit.
Kebijakan KFT
• Kerjasama dengan berbagai Komite lain di Rumah sakit
Komite lain tersebut adalah :
a. Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PIRS)
b. Keselamatan Pasien Rumah Sakit
c. Mutu Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
d. Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
(PPRA)
• Kerjasama dengan Instalasi farmasi
• Ketetapan dan Prosedur yang berkaitan dengan
pelaksanaan system Formularium
• Ketetapan dan prosedur yang berkaitan dengan
penggunaan obat non Formularium
Kebijakan KFT (lanjutan…)
• Ketetapan dan prosedur yang berkaitan dengan
pelayanan obat setara generik dan setara terapi
• Ketetapan dan prosedur yang berkaitan dengan
Pemantauan Terapi Obat
• Ketetapan dan Prosedur yang berkaitan dengan
pemantauan dan pelaporan reaksi obat yang merugikan
• Ketetapan dan Prosedur yang berkaitan dengan
pemantauan kesalahan obat (Medication errors)
• Ketetapan tentang kegiatan perwakilan perusahaan
farmasi di rumah sakit
• Singkatan baku dalam pelayanan kefarmasian di rumah
sakit
Organisasi KFT
• Di Rumah sakit pemerintah kelas A , kelas B dan rumah
sakit pendidikan , keanggotaan dari KFT harus mencakup
dari perwakilan tiap staf medik fungsional , staf bagian
lainnya seperti Instalasi farmasi , Laboratorium ,
keperawatan , jaminan mutu & managemen resiko dan
unsur pimpinan.
Organisasi KFT lanjutan…
Komite Farmasi dan Terapi secara organisasi dibawah
Direktur Rumah sakit dengan ketentuan :
o Pimpinan Rumah sakit menetapkan secara jelas dan tegas hak
anggotanya dalam surat keputusan direktur.
o Pimpinan RS merumuskan kriteria ketua , Sekretaris dan Anggota
secara jelas berdasarkan kesediaan , komitmen , kompetensi ,
prestasi ilmiah , pengalaman dan sikap.
o Anggota KFT diangkat oleh Pimpinan rumah sakit
Organisasi KFT lanjutan…
Ketua KFT dipilih dari antara anggota
(dokter) dengan ketentuan :
o Dokter praktisi senior yang dihormati dan disegani karena
pengabdian,prestasi ilmiah,bersikap objektif dan berperilaku yang
menjadi panutan.
o Seorang anggota staf medik yang memahami betul dan
mendukung kemajuan pelayanan kefarmasian di rumah sakit
o Dokter yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang terapi
obat , sebaiknya ahli Farmakologi
Organisasi KFT lanjutan…
Sekretaris KFT adalah Kepala IFRS atau
Apoteker senior lain yang ditunjuk oleh Kepala
IFRS dengan ketentuan :
o Apoteker Senior yang dihormati karena pengabdian , prestasi
ilmiah , mempunyai sikap dan perilaku yang menjadi panutan.
o Apoteker yang dinamis , kreatif , kompeten , berintelektual tinggi ,
rajin bekerja dan belajar mandiri , mampu berkomunikasi .
o Apoteker yang memiliki pengabdian dan komitmen yang besar
terhadap kemajuan pelayanan farmasi Rumah sakit.
Kegiatan KFT
• Rapat / pertemuan dengan jadwal yang teratur , sebaiknya dibuat
jadwal untuk 1 tahun , rapat minimal 1 kali dalam sebulan.
• Agenda rapat , bahan rapat dan notulen rapat sebelumnya disiapkan
oleh sekretaris dan disampaikan kepada semua anggota dalam waktu
yang cukup sebelum jadwal pertemuan .
• Bahan rapat di agendakan agar memaksimalkan hal-hal yang
memerlukan diskusi antar disiplin.
• Notulen rapat harus dibuat dan dipelihara sebagai rekaman
permanen rumah sakit
• Kegiatan panitia dalam bentuk kebijakan secara rutin
dikomunikasikan ke berbagai pihak yang terkait, hubungan yang
berkaitan dengan penggunaan obat rasional harus dipelihara.
• Pengkajian obat yang sedang dievaluasi untuk masuk ke atau
dihapus dari formularium ,perubahan kebijakan , reaksi obat yang
merugikan serta kegiatan lainnya harus di dokumentasikan dan
disampaikan kepada semua anggota
Pemberdayaan KFT
Pemberdayaan KFT sangat berpengaruh terhadap system
Formularium dimana
 Formularium dapat diterapkan dengan baik
 Pengelolaan dan peredaran serta penggunaan obat di
Rumah sakit dapat terlaksana dengan tertib
 Memberikan manfaat buat penderita , dokter dan
tenaga kesehatan lainnya serta pihak lain yang terkait .
 Efisiensi cost bagi Rumah sakit
SISTEM FORMULARIUM
• Adalah suatu metode yang digunakan staf medik dari
suatu rumah sakit yang bekerja melalui KFT untuk
mengevaluasi , menilai dan memilih dari berbagai zat aktif
obat dan produk obat yang tersedia yang dianggap
paling bermanfaat bagi penderita.
• Formularium Rumah Sakit merupakan hasil utama dari
pelaksanaan system Formularium
FORMULARIUM
• Formularium Rumah sakit adalah dokumen yang
berisikan kumpulan produk obat yang dipilih Komite
Farmasi dan Terapi (KFT) disertai informasi tambahan
penting tentang penggunaan obat , kebijakan dan
prosedur berkaitan obat yang relevan untuk rumah sakit
• Formularium dapat direvisi secara berkala sesuai dengan
kebijakan RS.
Manfaat Formularium
Bagi Penderita , akan mendapat obat yang rasional
,bermanfaat , aman dengan harga yang terjangkau .
Bagi dokter / Staf medik
memberikan kemudahan dalam pemilihan obat yang akan
diresepkan
Bagi apoteker,dalam pelayanan di Rumah Sakit dapat
mengimplementasi kan pelayanan farmasi klinik sebagai wujud
dari Pharmaceutical Care
Bagi Rumah sakit adalah semua obat yang digunakan
dikendalikan oleh IFRS dan terjadi penghematan karena
pengadaan yang teratur.
Bagi Instalasi Farmasi RS , Formularium merupakan salah
satu acuan dalam perencanaan pengadaan obat untuk
kebutuhan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Upaya meningkatkan Kepatuhan
Penggunaan Formularium RS
• Jenis obat dalam Formularium benar-benar disesuaikan
dengan keperluan berdasarkan pola penyakit,populasi
penderita , spesialisasi
• Produk obat yang ada dalam Formularium selalu tersedia
di rumah sakit
• Menerbitkan bulletin yang berisi informasi tentang
formularium
• Operasionalisasi system Formularium terus menerus.
• Formularium direvisi tepat waktu.
• Larangan penggunaan sample obat non formularium
PENUTUP
• Keberadaan Formularium sebagai salah satu upaya untuk
pengendalian pengadaan obat di Rumah sakit.
• KFT sangat penting dalam menentukan kebijakan obat di
Rumah sakit
• Keterkaitan KFT dengan FRS merupakan bukti betapa
pentingnya keberadaan seorang Apoteker di KFT

Anda mungkin juga menyukai