Anda di halaman 1dari 121

Indonesia Australia Partnership for Skills Development

Batam Institutional Development Project

Paket Pembelajaran dan Penilaian


Kode Unit : BSDC-0157

Menggunakan dan Memelihara


Sistem yang Menggunakan Kendali
Motor Elektrik
(Install and Maintain System using Electrical Motor Control)

(16 August 2002 )


Daftar Isi
BAB 1 PENGANTAR.........................................................................................................1
Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !..................................................................1
Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung...........................1
Definisi....................................................................................................................... 1
Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?.......................................................................2
Simbol........................................................................................................................ 2
Terminologi.................................................................................................................2
BAB 2 ARAHAN BAGI PELATIH......................................................................................5
Peran Pelatih..............................................................................................................5
Strategi Penyajian......................................................................................................5
Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini..................................6
Peraturan.................................................................................................................... 6
Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan........................................6
BAB 3 STANDAR KOMPETENSI.....................................................................................7
Judul Unit................................................................................................................... 7
Deskripsi Unit.............................................................................................................7
Kemampuan Awal......................................................................................................7
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja.............................................................7
Variabel...................................................................................................................... 8
Pengetahuan dan Keterampilan Pokok......................................................................9
Konteks Penilaian.....................................................................................................10
Aspek Penting Penilaian...........................................................................................10
Keterkaitan dengan Unit Lain...................................................................................10
Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini...............................10
Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini....11
BAB 4 STRATEGI PENYAJIAN......................................................................................12
A Rencana Materi.................................................................................................12
B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi...........................................................14
C Materi Pendukung untuk Pelatih.......................................................................19
Lembar Informasi..........................................................................................20
Tugas............................................................................................................ 79
Transparansi.................................................................................................92
BAB 5 CARA MENILAI UNIT INI....................................................................................108
Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?................................................................108
Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?...............................................................108
Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki.....................................................................108
Kualifikasi Penilai....................................................................................................108
Ujian yang Disarankan...........................................................................................109
Checklist yang Disarankan Bagi Penilai.................................................................117
Lembar Penilaian....................................................................................................118

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Daftar Isi

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 1 Pengantar

BAB 1 PENGANTAR

Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !


Buku Paket Pembelajaran dan Penilaian ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan
kompetensi untuk mengajarkan keterampilan ditempat kerja, yakni suatu cara yang secara
nasional sudah disepakati untuk penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang
dibutuhkan dalam suatu proses pembelajaran. Penekanan utamanya adalah tentang apa
yang dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang
paling penting dari pelatihan yang berdasarkan kompetensi adalah penguasaan individu
secara aktual di tempat kerja.
Pelatih harus menyusun sesi-sesi kegiatannya sesuai dengan :
 kebutuhan peserta pelatihan
 persyaratan-persyaratan organisasi
 waktu yang tersedia untuk pelatihan
 situasi pelatihan.
Strategi penyampaian dan perencanaan sudah dipersiapkan oleh pelatih untuk peserta
pelatihan. Masalah yang disarankan akan memberikan suatu indikasi tentang apa yang
harus dicantumkan dalam program tersebut untuk memenuhi/mencapai standar
kompetensi.
Strategi pembelajaran dan penilaian yang dipersiapkan dalam unit ini tidaklah bersifat wajib
namun digunakan sebagai pedoman. Peserta pelatihan didorong untuk memanfaatkan
pengetahuan dan pengalaman industri mereka. Contoh-contoh produk industri lokal atau
hasil pengembangan sumber-sumber yang mereka miliki, dapat membantu dalam
menyesuaikan materi dan memastikan relevansi pelatihan.

Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung


Untuk melaksanakan pelatihan secara efektif dan agar dapat mencapai standar kompetensi
diperlukan tingkat kemampuan minimal dalam membaca, menulis dan menghitung berikut:

Kemampuan Kemampuan baca, interpretasi dan membuat teks.


membaca
Kemampuan menggabungkan informasi untuk dapat menafsirkan
dan menulis
suatu pengertian

Kemampuan Kemampuan minimal untuk menggunakan matematika dan simbol


menghitung teknik, diagram dan terminologi dalam konteks umum dan yang
dapat diprediksi serta dimungkinkan untuk mengkomunikasikan
keduanya yaitu antara matematik dan teknik.

Definisi
Seseorang yang berkeinginan untuk memperoleh kompetensi seharusnya berkenan
menamakan dirinya sebagai peserta latih. Dalam situasi pelatihan, anda dapat ditempatkan
sebagai siswa, pelajar atau sebagai peserta, sehingga seorang pengajar kompetensi ini
adalah sebagai pelatih. Sebaliknya, dalam situasi pelatihan anda juga dapat ditempatkan
sebagai guru, mentor, fasilitator atau sebagai supervisor.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 1


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 1 Pengantar

Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?


Dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya harus tertuju kepada pencapaian
suatu kompeterisi/keahlian, bukan pencapaian pada pemenuhan waktu tertentu; dengan
demikian dimungkinkan peserta pelatihan yang berbeda memerlukan waktu yang berbeda
pula untuk mencapai suatu kompetensi tertentu.

Simbol
Dalam keseluruhan paket pelatihan akan kita lihat beberapa simbol. Berikut penjelasan
tentang simbol :

Simbol Keterangan

HO Handout ( Pegangan Peserta )

Overhead Transparansi yang dapat digunakan


OHT dalam penyampaian materi pelatihan

Penilaian Penilaian kompetensi yang harus dikuasai

Tugas / kegiatan atau aktivitas yang harus


Tugas diselesaikan.

Terminologi
Akses dan Keadilan
Mengacu kepada fakta bahwa pelatihan harus dapat diakses oleh setiap orang tanpa
memandang umur, jenis kelamin, sosial, kultur, agama atau latar belakang pendidikan.
Penilaian
Proses formal yang memastikan pelatihan memenuhi standar-standar yang dibutuhkan oleh
industri. Proses ini dilaksanakan oleh seorang penilai yang memenuhi syarat (cakap dan
berkualitas) dalam kerangka kerja yang sudah disetujui secara Nasional.
Penilai
Seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh industri untuk menilai/menguji para tenaga kerja
di suatu area tertentu.
Kompeten
Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki ketrampilan, pengetahuan dan sikap yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif ditempat kerja serta sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan.
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi
Pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguasai suatu
kompetensi/ keahlian secara terukur dan mengacu pada standar yang sudah ditetapkan.
Aspek Penting Penilaian
Menerangkan fokus penilaian dan poin-poin utama yang mendasari suatu penilaian.

Konteks Penilaian

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 2


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 1 Pengantar

Menetapkan dimana, bagaimana dan dengan metode apa penilaian akan dilaksanakan.
Elemen Kompetensi
Elemen atau Sub-Kompetensi adalah keterampilan-keterampilan yang membangun suatu
unit kompetensi.
Acuan Penilaian
Acuan penilaian adalah garis pedoman tentang bagaimana sebuah unit kompetensi harus
dinilai.
Adil
Tidak merugikan para peserta tertentu.
Fleksibel
Tidak ada pendekatan tunggal terhadap penyampaian dan penilaian unjuk kerja dalam
sistem pelatihan berdasarkan kompetensi.
Penilaian Formatif
Kegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama pelatihan, yaitu untuk membantu
dalam memastikan bahwa pelajaran dilaksanakan secara baik dan adanya umpan balik
kepada peserta tentang kemajuan yang mereka capai.
Kompetensi Kunci
Kompetensi yang menopang seluruh unjuk kerja dalam suatu pekerjaan. Ini meliputi:
mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasikan dan mengkomunikasikan ide-ide dan
informasi, merencanakan dan mengorganisasikan aktifitas, bekerja dengan orang lain dalam
sebuah tim, memecahkan masalah penggunaan teknologi, menggunakan ide-ide teknik-
matematis .
Kompetensi-kompetensi ini digolongkan ke dalam tingkat yang berbeda sebagai berikut:

Tingkat Karakteristik
1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada
pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.
2 Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan
kemampuan untuk pekerjaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan
pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.
3 Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan
bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Strategi Penyajian
Strategi panyajian adalah dengan menyediakan informasi yang diperlukan tentang
bagaimana melaksanakan pelatihan berdasarkan program yang dilaksanakan di tempat
kerja dan/atau di tempat pelatihan/ organisasi yang bersangkutan.
Keterkaitan dengan Unit Lain
Menerangkan peran suatu unit dan tempatnya dalam susunan kompetensi yang ditetapkan
oleh industri. Hal ini juga memberikan pedoman tentang unit lain yang dapat dinilai bersama.
Standar Kompetensi Nasional
Kompetensi-kompetensi yang sudah disepakati secara nasional dan standar-standar
penampilan kerja yang dijadikan acuan oleh segala fihak dalam melakukan suatu pekerjaan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 3


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 1 Pengantar

Kriteria Unjuk kerja


Kriteria-kriteria atau patokan yang digunakan untuk menilai apakah seseorang sudah
mencapai suatu kompetensi dalam suatu unit kompetensi.
Variabel
Penjelasan tentang rincian tempat pelatihan dengan perbedaan konteks yang mungkin
dapat diterapkan pada suatu unit kompetensi tertentu.
Reliabel
Menggunakan metode-rnetode dan prosedur-prosedur yang menguatkan terhadap standar
kompetensi dan tingkatannya diinterpretasikan serta diterapkan secara konsisten kepada
seluruh konteks dan seluruh peserta pelatihan.
Valid
Penilàian terhadap fakta-fakta dan kriteria unjuk kerja yang sama akan menghasilkan hasil
akhir penilaian yang sama dari penilai yang berbeda.
Pengakuan Kemampuan yang Dimiliki (RCC- Recognition of Current Competence)
Pengakuan akan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan seseorang yang telah
dicapainya. (lihat RPL)
Pengakuan Terhadap Pengalaman Belajar (RPL- Recognition of Prior Learning)
Pengakuan terhadap hasil belajar sebelum mempelajari suatu unit kompetensi untuk
mendukung pencapaian unit kompetensi tersebut. Hal tersebut biasanya adalah kompetensi
yang berkaitan dengan standar kompetensi industri dan juga berkaitan dengan
pembelajaran dan pelatihan sebelumnya. (lihat RCC)
Penilaian Sumatif
Penilaian ini dilakukan setelah pelatihan unit kompetensi selesai, yakni untuk memastikan
bahwa peserta pelatihan sudah mencapai kriteria unjuk kerja.
Peserta
Orang yang menerima / mengikuti pelatihan.
Pelatih
Orang yang memberikan pelatihan.
Pengetahuan dan Keterampilan Pokok
Definisi atau uraian tentang keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
mencapai suatu keahlian/keterampilan pada tingkat yang telah ditetapkan
Deskripsi Unit
Gambaran umum tentang program pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 4


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 2 Arahan Bagi Pelatih

BAB 2 ARAHAN BAGI PELATIH


Peran Pelatih
Salah satu peran anda sebagai pelatih atau guru adalah memastikan standar pelayanan
yang tinggi melalui pelatihan yang efektif. Untuk memastikan bahwa anda siap bekerja pada
kompetensi ini dengan peserta pelatihan, pertimbangkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini:
 Seberapa yakin anda tentang pengetahuan dan ketrampilah anda sendiri
yang dibutuhkan untuk menyampaikan setiap elemen?
 Apakah ada informasi atau peraturan baru yang mungkin anda butuhkan
untuk diakses sebelum anda memulai pelatihan?
 Apakah anda merasa yakin untuk mendemonstrasikan tugas-tugas praktik?
 Apakah anda akan sanggup menerangkan secara jelas tentang pengetahuan
pendukung yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan untuk melakukan
pekerjaan mereka secara tepat?
 Apakah anda menyadari ruang Iingkupan situasi industri dimana kompetensi
ini mungkin diterapkan?
 Apakah anda menyadari tentang bahasa, kemampuan membaca dan menulis
serta keterampilan memahami dan menggunakan matematika peserta
pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam
standar kompetensi ini ?
 Apakah anda menyadari tentang kemampuan membaca gambar peserta
pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam
standar kompetensi ini ?
 Sudahkah anda pertimbangkan isu-isu yang wajar dan dapat diterima dalam
merencanakan penyampaian program pelatihan ini?

Strategi Penyajian
Variasi kegiatan pelatihan yang disarankan untuk penyampaian kompetensi ini meliputi :
 pengajaran ( tatap muka )
 tugas-tugas praktik
 tugas-tugas proyek
 studi kasus
 melalui media (video, digital projector, referensi, dll )
 kerja kelompok
 bermain peran dan simulasi.
 kunjungan/ kerja industri
Pelatih harus memilih strategi pelatihan yang Iayak untuk kompetensi yang sedang
diberikan, baik situasi maupun kebutuhan pesertanya. Contohnya, jika praktik industri atau
magang tidak memungkinkan, beragam simulasi, demonstrasi dan penggunaan multi media
mungkin cukup memadai.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 5


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 2 Arahan Bagi Pelatih

Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini


Ruang kelas atau ruang belajar memenuhi syarat minimum untuk penyampaian teori kepada
peserta pelatihan, papan tulis, OHP dan kelengkapannya, flip chart dan kelengkapannya,
dan alat-alat lain yang diperlukan.

Peraturan
Perhatikan peraturan-peraturan atau hukum yang relevan serta panduan yang dapat
mempengaruhi kegiatan anda, dan yakinkan bahwa peserta pelatihan anda mengikutinya.

Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan


Sumber-sumber informasi meliputi beberapa kategori berikut ini :
Sumber bacaan yang dapat digunakan :

Judul: Elektronika Industri


Pengarang: Frank D. Petruzella
Penerbit: ANDI Yogyakarta
Tahun Terbit: 2001

Judul: Practical Aspect of Electric Motor Controls


Pengarang: Telemecanique Technical Manual
Penerbit: Telemecanique
Tahun Terbit 1986

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 6


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 3 Standar Kompetensi

BAB 3 STANDAR KOMPETENSI


Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi
peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan
 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan
 memeriksa kemajuan peserta pelatihan
 meyakinkan bahwa semua elemen ( Sub-Kompetensi ) dan kriteria unjuk
kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

Judul Unit
Menggunakan dan Memelihara Sistem yang Menggunakan Kendali Motor Elektrik

Deskripsi Unit
Unit ini mempersiapkan siswa dengan pengetahuan prinsip-prinsip kendali motor,
karakteristik, proteksi, dan sistem yang digunakan pada industri elektrik.

Kemampuan Awal
Pengetahuan motor elektrik AC dan DC.

Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja


Sub Kompetensi / Elemen Kriteria Unjuk Kerja
1.0 Memberikan kegunaan 1.1 Konsep dan alasan berbagai metoda permulaan diberikan.
pembatasan arus mula
1.2 Metode operasi setiap starter dijelaskan.
dari mesin-mesin
besar dan kebutuhan 1.3 Otoritas lokal dan kebutuhan bangsa Indonesia digunakan
standar Indonesia dan untuk memilih starter motor yang sesuai.
otoritas lokal untuk
menggunakan mesin-
mesin ini.
2.0 Menghubungkan motor 2.1 Diagram wiring mengacu pada starter motor
dengan benar dan diinterprestasikan.
stop-start stations ke
2.2 Starter dan stop-start stations ke motor dihubungkan.
bermacam starter.
2.3 Menguji dan mencari kesalahan starter motor dan
hubungannya.
3.0 Menjelaskan prinsip- 3.1 Diagram rangkaian diinterpretasikan dan rangkaian brakin
prinsip motor braking berikut dipakai :
AC dan motor reversal
DC.  Plug
 Dynamic
 Regenerative
3.2 Reversal direction motor AC dan DC dijelaskan.
3.3 Metode kendali laju bagi AC dan DC dijelaskan.
4.0 Menjelaskan operasi 4.1 Konsep dan alasan bagi proteksi diberikan.
dan mendaftarkan
4.2 Bermacam tipe peralatan proteksi diidentifikasikan.
aplikasi peralatan
pelindung motor. 4.3 Peralatan proteksi yang sesuai bagi motor yang diberikan
dan kombinasi starter dipilih
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 7
Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 3 Standar Kompetensi

Sub Kompetensi / Elemen Kriteria Unjuk Kerja


4.4 Kondisi kemungkinan kesalahan diidentifikasi.

Variabel

Unit ini dipakai pada seluruh sektor bidang kerja pada industri manufaktur dan industri
jasa.
(a) Perawatan : Menekankan pada pendekatan logis pada diagnosa kesalahan.
(b) Kesalahan : Dimulai dari kegagalan komponen sederhana sampai kompleks.
(c) Kendali motor : Jika memungkinkan adalah alat yang digunakan pada industri
lokal.
(d) Kesehatan dan Keselamatan Kerja : Issu ini tidak hanya mencakup :
 Mengenakan pakaian yang sesuai.
 Memahami bahaya listrik.
 Latihan bekerja dengan benar yang melibatkan listrik.
(e) Kebutuhan Sumber Daya : Bermacam peralatan seharusnya dapat diperoleh
ditambah sekumpulan peralatan eksperimen yang memadai bagi siswa dalam
memperoleh pengalaman, ini mencakup :
 Bermacam tipe starter motor
 Motor
 Bermacam perkakas tangan
 Bermacam tipe stop-start stations
 Kabel
 Peralatan pencarian kesalahan
 Bermacam perangkat proteksi

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 8


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 3 Standar Kompetensi

Pengetahuan dan Keterampilan Pokok


Keahlian dan pengetahuan dasar
Untuk meraih kompetensi, bukti dari keterampilan dan pengetahuan di bidang-bidang
berikut ini dibutuhkan:
Tujuan pembatasan arus mula mesin
 Kebutuhan standar Indonesia dan otoritas lokal
Starter tiga fase
 Operasi dan aplikasi
- Direct online
- Star delta
- Auto tranformer
- Elektronik
- Resistansi primer
- Resistansi sekunder
Interpretasi rangkaian dan metoda koneksi dari starter tiga fasa.
Metode motor braking AC.
Reversal rotasi motor AC.
Proteksi motor
 Short duration overloads
 Sustained overloads
 Locked rotor
 Under-voltage supply
 Over-voltage supply
 Repetitive starting atau reversing
 Temperatur pengoperasian tingi
 High humidity atau moisture
 Corrosive atmosphere
Peralatan proteksi
 Peralatan micro-therm
 Thermal overload
 Magnetic dashpots
 Current controlled relay
 Sekering
Aplikasi dan prinsip kendali laju motor tiga fase.
Motor DC
 Prinsip dan aplikasi starting motor
 Kendali laju

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 9


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 3 Standar Kompetensi

 Braking
 Reversal of direction

Konteks Penilaian
Unit ini harus mengutamakan aplikasi praktis dari topik dengan konsep yang dijalankan
di laboratorium.
Penilaian harus mencerminkan praktek dari isi unit dalam keadaan sebenarnya.
Direkomendasikan pembelajaran dan penilaian dijalankan dengan cara yang
menyeluruh yang membutuhkan hasil sebuah pembelajaran daripada yang lain.

Aspek Penting Penilaian


Fokus khusus dari unit ini akan bergantung pada sektor industri. Program pelatihan pra-
kejuruan dapat mengandung cakupan dari seluruh sektor industri.
Lihat pada:
1. Subjek ini idealnya diajarkan menggunakan sebuah lingkunngan
teori/praktik terintegrasi.
2. Penekanan pada aplikasi praktis.
3. Aplikasi harus berhubungan pada lingkungan industri elektronika dan
jasa/perawatan.
4. Perlengkapan tes digunakan haruslah khusus, sebagaimana yang
dugunakan di dalam industri

Keterkaitan dengan Unit Lain


Ini adalah unit inti yang mendasari kinerja efektif dalam unit-unit perawatan lanjut secara
keseluruhan. Dianjurkan unit ini dinilai/dilatih dalam hubungan dengan unit operasional dan
jasa lainnya.
Ada hubungan yang erat antara unit ini dengan unit lain yang terkait.
Kecermatan harus dilakukan dalam pengembangan pelatihan untuk mencapai kebutuhan
unit ini, Sebagai pelatihan pra kejuruan umum, organisasi harus melengkapi pelatihan,
dengan konteks rentang industri yang umum tanpa ada bias pada sektor tertentu.
Perubahan rentang akan membantu dalam hal ini, Untuk industri tertentu, pelatihan harus
disesuaikan agar memenuhi kebutuhan sektor tersebut.

Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini


Kompetensi Umum dalam Unit Ini Tingkat Kompetensi Umum dalam Unit Ini Tingkat

Mengumpulkan, Mengelola dan 3 Menggunakan Ide-ide dan Teknik 3


Menganalisa Informasi Matematika
Mengkomunikasikan Ide-ide dan 3 Memecahkan Masalah 3
Inforrnasi
Merencanakan dan Mengorganisir 3 Menggunakan Teknologi 3
Aktifitas-aktifitas
Bekerja dengan Orang Lain dan 3
Kelompok

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 10


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 3 Standar Kompetensi

Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini

Tingkat Karakteristik
1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada
pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.
2 Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan
kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan
pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.
3 Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan
bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 11


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian A Rencana Materi

BAB 4 STRATEGI PENYAJIAN

A Rencana Materi
Catatan: 1. Penyajian bahan, pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar
kompetensi.
2. Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan .

Elemen Kriteria Unjuk Kerja Topik Pelatihan Kegiatan Tampilan


1.0 Memberikan kegunaan 1.1 Konsep dan alasan berbagai metoda  Menjelaskan konsep dan alasan  Penyajian  Handout
pembatasan arus mula dari permulaan diberikan. metode pengasutan.
 Tanya-jawab  OHT
mesin-mesin besar dan  Menjelaskan metode operasi
1.2 Metode operasi setiap starter
kebutuhan standar Indonesia starter.  Diskusi  Lembar
dijelaskan.
dan otoritas lokal untuk tugas
menggunakan mesin-mesin 1.3 Otoritas lokal dan kebutuhan bangsa  Menjelaskan otoritas lokal starter.
 Soal-soal
ini. Indonesia digunakan untuk memilih
starter motor yang sesuai.
2.0 Menghubungkan motor 2.1 Diagram wiring mengacu pada  Meninterprestasikan diagram  Penyajian  Handout
dengan benar dan stop-start starter motor diinterprestasikan. wiring starter motor.
 Tanya-jawab  OHT
stations ke bermacam starter.  Menghubungkan strater dan stop-
2.2 Starter dan stop-start stations ke
start.  Diskusi  Lembar
motor dihubungkan.
tugas
2.3 Menguji dan mencari kesalahan starter  Trouble shotting starter motor.
 Soal-soal
motor dan hubungannya.
3.0 Menjelaskan prinsip-prinsip 3.1 Diagram rangkaian diinterprertasikan  Menjelaskan diagram rangkaian  Penyajian  Handout
motor braking AC dan motor dan rangkaian braking berikut dipakai: plug.
 Tanya-jawab  OHT
reversal DC.  Menjelaskan diagram rangkaian
 Plug
dynamic.  Diskusi  Lembar
 Dynamic tugas
 Menjelaskan diagram rangkaian
 Regenerative regenerative.  Soal-soal

3.2 Reversal direction motor AC dan DC  Menjelaskan metode reversal


dijelaskan. motor AC dan DC.
3.3 Metode kendali laju bagi AC dan DC.  Menjelaskan metode laju motor
dijelaskan. AC dan DC.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 12


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian A Rencana Materi

Elemen Kriteria Unjuk Kerja Topik Pelatihan Kegiatan Tampilan


4.0 Menjelaskan operasi dan 4.1 Konsep dan alasan bagi proteksi  Menjelaskan konsep dan alasan  Penyajian  Handout
mendaftarkan aplikasi diberikan. proteksi.
 Tanya-jawab  OHT
peralatan pelindung motor.  Menjelaskan tipe peralatan
4.2 Bermacam tipe peralatan proteksi
proteksi.  Diskusi  Lembar
diidentifikasikan.
tugas
4.3 Peralatan proteksi yang sesuai bagi  Menjelaskan kombinasi strater
motor dan peralatan proteksi.  Soal-soal
motor yang diberikan dan kombinasi
starter dipilih  Menjelaskan kondisi kemungkinan
4.4 Kondisi kemungkinan kesalahan kesalahan pada motor.
diidentifikasi.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 13


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi


Sesi ini menunjukkan hand-out, tugas / praktik dan transparansi yang cocok/sesuai dengan standar kompetensi.

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
1.1 Konsep dan alasan berbagai metoda Instruktor/ pelatih menjelaskan konsep dan alasan berbagai metoda permulaan.
permulaan diberikan.
HO 2 - 3

OHT 1

Tugas 1

1.2 Metode operasi setiap starter dijelaskan. Instruktor/ pelatih menerangkan metode operasi setiap starter.
HO 3– 11

OHT 2-3

Tugas 2

1.3 Otoritas lokal dan kebutuhan bangsa Instruktor/ pelatih menerangkan tentang otoritas lokal dan kebutuhan bangsa Indonesia
Indonesia digunakan untuk memilih starter digunakan untuk memilih starter motor yang sesuai.
motor yang sesuai.
HO 11

OHT 4

Tugas 3

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 14


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
2.1 Diagram wiring mengacu pada motor starter Instruktor/ pelatih menerangkan tentang diagram wiring mengacu pada motor starter.
diinterprestasikan.
HO 12-15

OHT 5

Tugas 4

2.2 Starter dan stop-start stations ke motor Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang Starter dan stop-start stations ke motor
dihubungkan. dihubungkan.

HO 15-19

OHT 6-7

Tugas 5

2.3 Menguji dan mencari kesalahan motor starter Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang menguji dan mencari kesalahan motor starter dan
dan hubungannya hubungannya.

HO 19 - 23

OHT 8

Tugas 6

3.1 Diagram rangkaian diinterprertasikan dan Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang diagram rangkaian diinterprertasikan dan
rangkaian braking berikut dipakai : rangkaian braking seperti Plug, Dynamic, dan Regenerative.
 Plug

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 15


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
 Dynamic
HO 24 - 28
 Regenerative

OHT 9-10

Tugas 7

3.2 Reversal direction motor AC dan DC Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang reversal direction motor AC dan DC.
dijelaskan.
HO 29 - 31

OHT 11

Tugas 8

3.3 Metode kendali laju bagi AC dan DC. Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang metode kendali laju bagi AC dan DC.

HO 31 - 43

OHT 12-13

Tugas 9

4.1 Konsep dan alasan bagi proteksi diberikan. Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang konsep dan alasan bagi proteksi.

HO 44 - 50
.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 16


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?

OHT 14

Tugas 10

4.2 Bermacam tipe peralatan proteksi Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang bermacam tipe peralatan proteksi.
diidentifikasikan.
HO 51 - 58

OHT 15

Tugas 11

4.3 Peralatan proteksi yang sesuai bagi motor Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang peralatan proteksi yang sesuai bagi motor.
yang diberikan dan kombinasi starter dipilih.
HO 51 - 58

OHT 16

Tugas 11

4.4 Kondisi kemungkinan kesalahan diidentifikasi. Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang kondisi kemungkinan kesalahan.

HO 58 - 59

OHT 7 – 9

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 17


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
Tugas 12

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 18


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian C Materi Pendukung untuk Pelatih

C Materi Pendukung untuk Pelatih


Materi pendukung bagi guru dibagi dalam tiga hal, yaitu:
1. Lembar Informasi (Handout) : Merupakan pegangan peserta pelatihan yang
berisi materi/teori penunjang dan informasi yang sesuai dengan kriteria unjuk
kerja yang melingkupinya.
2. Tugas : Merupakan latihan keterampilan praktik yang harus dicapai
berkenaan dengan kemampuan yang sesuai dengan rincian kompetensi pada
deskripsi unit.
3. Transparansi (Overhead Transparancy /OHT) : Isinya melingkupi setiap
kriteria unjuk kerja yang dilengkapi dengan pokok-pokok sajian dan/ atau
gambar-gambar yang diperlukan untuk penyampaian materi.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 19


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Lembar Informasi
HO 1

Memasang dan Memelihara


Sistem yang Menggunakan
Kendali Motor Elektrik

Kode Unit : BSDC-0157

Nama Peserta : ……………………


No. Identitas : ………..…

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 20


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 2

1. Arus Awal (Pengasutan Motor)

1.1 Konsep dan Alasan


Tahukah Anda prinsip kerja motor? Kita tahu bahwa motor listrik bekerja dengan
prinsip magnetisme. Artinya bahwa kita harus memberikan arus pada motor tersebut
untuk menimbulkan magnetisme dalam motor yang nantinya akan diubah dalam
bentuk gerak atau berputar.
Setiap motor, apabila berputar, cenderung menghasilkan tegangan dan arus didalam
lilitannya. Kondisi menghasilkan tegangan tersebut sering kita kenal sebagai aksi
generator. Aksi generator tersebut menghasilkan tegangan yang berlawanan dengan
tegangan yang diberikan. Jadi ketika motor berputar, GGL lawan (cemf) atau tegangan
yang ditimbulkan oleh pemotongan rotor pada garis gaya magnet mengurangi arus
yang diberikan pada motor. Mengapa hal ini terjadi, mungkin pada package
pembelajaran yang lain sudah menerangkan dan membuktikannya. Pada kesempatan
kali ini, kita fokus pada proses pengasutan.
Faktor utama yang menentukan besarnya pembangkitan tegangan yang melawan dan
arus pada motor adalah kecepatan. Nah, hal ini yang menyebabkan motor mempunyai
arus asut, ada yang menyebutkan sebagai arus awal, enam kali arus kerja atau arus
jalan pada beban penuhnya, meskipun arus dari rotor tersebut hanya berlangsung
seperkian detik. Periode seperkian detik ini, kita namakan sebagai periode
pengasutan. Untuk lebih jelasnya bisa kita perhatikan pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Arus pengasutan motor jauh lebih besar dibandingkan arus jalan
Pada contoh gambar 1, kita gunakan motor dengan arus jalan sebesar 10 Ampere.
Jadi dibutuhkan kurang lebih selama 3 periode pada proses pengasutan motor
menarik arus sumber sebesar enam kali, yakni sebesar 60 Ampere. Setelah itu motor
berjalan sesuai dengan arus jalannya.
Jika beban yang diberikan pada motor mengurangi kecepatan, arus yang ditimbulkan
akan menjadi lebih kecil dan arus yang diberikan akan lebih besar. Dengan kata lain
bahwa semakin besar beban motor, semakin rendah putaran motor dan semakin besar
arus yang diberikan.
Mengingat ada hubungan antara kecepatan, arus pengasutan dan beban, maka pada
proses pengasutan perlu kita perhatikan dengan benar. Kenapa ? Karena bila kita
akan menghentikan motor dalam sekejap karena sesuatu hal, dimana keadaan rotor

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 21


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 3

ditahan, sedangkan arus yang diberikan sangat besar, maka arus yang besar tersebut
bisa menimbulkan motor cepat terbakar. Untuk itu pembahasan periode pengasutan
akan kita bahas secara detail pada sub bab 1.2 berikut ini.

1.2 Metode Operasi Pengasutan Motor


Ada dua macam pengasutan untuk motor induksi AC, yakni:
1. Pengasutan tegangan penuh
2. Pengasutan tegangan dikurangi

1.2.1 Pengasutan tegangan penuh


Pengasutan tegangan penuh atau langsung ke lin dirancang untuk memberikan
tegangan lin penuh pada motor pada saat pengasutan. Pengasutan tegangan
penuh dapat secara manual dan magnetis, sehingga dapat kita bagi menjadi
empat model operasi pengasutan, yakni:
1. Pengasutan manual fase tunggal
2. Pengasutan manual tiga fase
3. Pengasutan magnetis tiga fase
4. Pengasutan kombinasi
Pengasutan manual sering digunakan untuk motor kecil, sampai dengan 10 hp
(horsepower=tenaga kuda). Adapun penjelasan keempat pengasutan tegangan
penuh secara ringkas adalah sebagai berikut:
1.2.1.1 Pengasutan manual fase tunggal
Pengasutan manual fase tunggal terdiri dari saklar dengan satu kontak
untuk tiap fase dan satu peralatan beban lebih thermal. Kontak
pengasut tetap tertutup ketika daya dihilangkan dari rangkaian. Motor
diasut lagi ketika daya diberikan lagi.
Metode pengasutan tersebut lebih populer untuk motor horsepower
pecahan satu fase karena motor-motor tersebut berfungsi sebagai
pelindung motor dan pemutus pengisi cabang. Untuk lebih jelasnya,
kita perhatikan pada gambar 1 dibawah ini.

Kontruksi pengasut

Skema pengasut

Gambar 1. Skema pengasutan manual motor hp pecahan dan kontruksi

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 22


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 4

Gambar 1 menunjukkan pengasut fase tunggal yang mempunyai satu


relai beban lebih dan saklar togel. Karena arus yang diperlukan oleh
arus fase tunggal biasanya kecil, maka pengasutnya tidak diperlukan
sebagai pemutus operasional. Biasanya termostat, relai atau
sejenisnya, yang dapat melayani dengan normal untuk menghubung
dan memutus motor ketika operasi otomatis diinginkan.
Ketika terjadi beban lebih, relai pengasut secara otomatis bergerak ke
posisi pusat untuk menandakan bahwa kontaktor telah membuka
karena beban lebih dan motor tidak lagi beroperasi. Kontaktor
pengasut tidak dapat ditutup lagi sampai relai beban lebih direset
secara manual. Relai direset dengan menggerakkan sebuah handel
pada posisi OFF penuh setelah dibiarkan sekitar dua menit untuk
mendinginkan pemanas.

1.2.1.2 Pengasutan manual tiga fase


Pengasutan manual tiga fase yang diperlihatkan pada gambar 2
dioperasikan dengan menekan tombol pada tutup starter yang secara
mekanis mengoperasikan pengasut. Jenis ini menyediakan
perlindungan beban lebih, namun tidak dapat digunakan jika
perlindungan tegangan rendah diperlukan atau untuk operasi otomatis
jarak jauh.

Skema

Kontruksi
Gambar 2. Skema dan kontruksi pengasut manual tiga fase

Ketika relai beban lebih putus, mekanisme pengasut tidak memancing,


yang membuka kontaktor untuk menghentikan motor. Kontaktor tidak
dapat ditutup lagi sampai mekanisme pengasut telah direset dengan
menekan tombol STOP. Meskipun demikian, pertama-tama unit
thermal memerlukan waktu untuk mendinginkan.
Pengasut tersebut dirancang untuk pengasutan yang jarang dari motor
AC kecil (10 hp atau lebih kecil) pada tegangan yang berkisar dari 120
sampai 600 Volt.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 23


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 5

1.2.1.3 Pengasutan magnetis tiga fase


Motor yang mempunyai daya lebih besar perlu menggunakan
kontaktor untuk menangani arus beban, dan biasanya diperlukan
operasi pengasut secara otomatis dibawah kendali jarak jauh seperti
tombol tekan, relai, saklar, thermostat atau pengontrol solid-state.
Oleh karena itu, jenis yang paling umum digunakan adalah pengasut
motor adalah pengasut magnetis langsung ke lin. Pengasut magnetis
ini dioperasikan dengan elektromagnetik atau solenoide.
Gambar 3 menunjukkan pengasut magnetis langsung lin AC dan
diagram hubungan yang terkait. Rangkaian pengasut mempunyai tiga
komponen utama, yakni:
1. Kontaktor magnetis
2. Relai beban lebih
3. Station kontrol

Gambar 3. Skema pengasut magnetis tiga fase


Cara pengoperasiannya sebagai berikut:
Ketika tombol START ditekan, kumparan M diberi tenaga, kemudian
kumparan membuka semua kontak M. Kontak M seri dengan motor
yang hampir menutup untuk menghubungkan lilitan arus pada motor.
Kontak-kontak tersebut adalah bagian dari rangkaian daya dan harus
dirancang untuk menangani arus beban penuh motor. Kontak
pengendali M (langsung dari tombol START) menutup untuk menyegel
rangkaian kumparan ketika tombol START diletakkan. Kontak tersebut
adalah bagian dari rangkaian pengendali; yang diperlukan untuk
menangani arus yang kecil yang diperlukan untuk memberikan energi
pada kumparan. Bentuk kontruksi pengasut lin AC dapat kita lihat
pada gambar 4.
Pengasut magnetis mempunyai tiga pemanas beban lebih, yang
diletakkan disetiap fase. Konfigurasi kontak relai OL berupa normally
closed (NC) yang akan membuka secara otomastis ketika arus beban
lebih dirasakan pada salah satu fase menghilangkan energi kumparan
M dan menghentikan motor.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 24


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 6

Gambar 4. Kontruksi pengasut lin AC


Konfirasi lain untuk pengasut megnetis tiga fase dapat kita perhatikan
pada gambar 5. Motor dapat diawali atau dihentikan dari sejumlah
lokasi degan menghubungkan tombol-tombol START tambahan
secara paralel dengan yang lain dan menghubungkan tombol STOP
secara seri satu dengan yang lain.

Gambar 5. Pengasut magnetis tiga fase dengan tombol tambahan

1.2.1.4 Pengasutan kombinasi

Gambar 6. Pengsut kombinasi

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 25


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 7

Pengasut kombinasi ( Gambar 6) terdiri dari penguat langsung pada


lin dan alat pemutus yang dihubungkan bersama-sama dengan
kemasan biasa. Tutup dari kemasan diinterlock dengan handel
pengoperasian eksternal dari alat pemutus. Pintu tidak dapat dibuka
selama alat pemutus tertutup. Apabila alat pemutus membuka, semua
bagian pengasut dapat dimasuki. Meskipun demikian, bahaya
berkurang karena bagian yang siap dimasuki dari pengasut tidak
terbuhung pada lin daya.

1.2.2 Pengasutan tegangan dikurangi


Ketika motor diasut pada tegangan penuh, arus yang ditarik dari lin daya
umumnya sebesar 600% dari arus beban penuh normal. Sedangkan untuk
pengasutan tegangan dikurangi tidak. Dasar pemikiran digunakan pengasut
tegangan dikurangi adalah dimana hubungan tegangan, arus dan torsi sebuah
motor adalah ketika tegangan yang diberikan dikurangi pada motor dalam
keadaan tenang dan arus juga ditarik oleh motor sehingga torsi yang dihasilkan
oleh motor akan menurun. Kita tahu bahwa torsi awal sebuah motor dapat
menyebabkan kerusakan mekanis yang berlebihan, seperti pada belt, rantai
atau kopling.
Ada dua alasan pokok penggunaan tegangan yang dikurangi ketika motor
diasut, yaitu:
1. Membatasi gangguan lin.
2. Mengurangi torsi yang berlebihan pada alat yang digerakkan.
Pengasutan tegangan yang dikurangi dapat digunakan hanya kalau torsi
pengasut rendah diperlukan yang meliputi:
1. Pengasut tahanan primer
2. Pengasut ototransformator
3. Pengasut bintang-delta
4. Pengasut bagian lilitan
5. Pengasut solid state
Adapun penjelasan kelima pengasutan tegangan dikurangi secara ringkas
adalah sebagai berikut:
1.2.2.1 Pengasut tahanan primer
Gambar 7 menunjukkan susunan pengasutan tahanan primer, yang
sekarang tidak umum digunakan. Motor AC sering dibandingkan
dengan transformator pada lilitan stator atau primer. Pengasut
tahanan primer menambah tahanan pada rangkaian stator selama
periode pengasutan, jadi mengurangi arus yang ditarik dari lin.
Penutupan kontaktor pada A menghubungkan motor dengan tegangan
sumber melalui tahanan yang memberikan penurunan tegangan untuk
mengulangi tegangan pengasut yang ada pada motor.
Nilai tahanan dipilih untuk menghasilkan torsi pengasutan yang cukup
sambil mengurangi arus starting. Arus ‘inrush’ motor menurun selama
akselerasi, sehingga mengurangi penurunan tegangan pada tahanan

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 26


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 8

dan memberikan torsi yang lebih besar. Hal ini mengakibatkan


akselerasi yang lembut. Sesudah beberapa periode waktu, kontaktor A
membuka dan tahanan di ‘shorted’ oleh kontaktor B, yang memberikan
tegangan penuh pada motor.

Resistor

Resistor

Resistor
Gambar 7. Pengasut tahanan primer

1.2.2.2 Pengasutan ototransformator


Satu jenis pengasut ototransformator diperlihatkan pada gambar 8.

Gambar 8. Pengasut ototransformator


Jenis ini menggunakan ototransformator untuk mengurangi tegangan
pada waktu pengasutan. Ketika motor mendekati kecepatan penuh,
ototransformator di ‘bypass’. Ototransformator adalah traformator
lilitan tunggal pada inti yang berlapis-lapis dengan tap pada berbagai
titik pada lilitan. Tap-tap biasanya dinyatakan sebagai persentase dari
jumlah lilitan, jadi merupakan presentase tegangan output yang
diberikan.
Tiga ototransformator dihubungkan dalam konfigurasi bintang, dengan
tap yang dipilih untuk memberikan arus pengasutan yang secukupnya.
Motor kali pertama diberi tegangan yang dikurangi dengan menutup
kontaktor A. Setelah waktu yang singkat, ototransformator
dihubungkan keluar dari rangkaian oleh pembukaan kontaktor A dan
penutupan kontaktor B. Jadi pemberian tegangan penuh pada motor.
Ototransformator tidak perlu mempunyai kapasitansi tinggi, sebab
ototransformator hanya digunakan untuk periode waktu yang singkat.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 27


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 9

1.2.2.3 Pengasutan bintang-delta


Pengasutan bintang-delta (gambar 9) dapat digunakan dengan motor
AC tiga fase dimana tersedia enam ujung dari lilitan stator (pada
beberapa motor hanya mempunyai tiga ujung). Keuntungan utama
penggunaan pengasut bintang-delta adalah tidak adanya tahanan
pengasut atau transformator pengasut.
Dengan kali pertama penutupan kontaktor A dan B, lilitan dihubungkan
pada konfigurasi bintang yang hanya 58% dari tegangan kerja motor.
Tegangan penuh kemudian diberikan dengan menghubungkan lagi
motor pada konfigurasi delta dengan penutupan kontaktor C dan
pembukaan kontaktor pada A. Arus dan tegangan asut adalah 33%
dari tegangan kerja penuhnya, yang membatasi aplikasi pada beban
dan memerlukan torsi start yang sangat rendah.

Bintang

Gambar 9. Pengasut bintang-delta


1.2.2.4 Pengasutan bagian lilitan

Gambar 10. Pengasut bagian


lilitan dua fase

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 28


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 10

Pengasut bagian lilitan kadang-kadang digunakan pada lilitan motor


untuk operasi dua tegangan, misalnya motor 230/460 Volt. Motor-
motor tersebut mempunyai dua perangkat lilitan yang dihubungkan
paralel untuk tegangan rendah dan dihubungkan seri untuk operasi
tegangan tinggi.
Ketika digunakan pada tegangan rendah, motor dapat diasut dengan
kali pertama hanya memberikan energi satu lilitan, yang membatasi
arus awal dan torsi awal mendekati setengah dari nilai tegangan
penuh. Lilitan kedua biasanya dihubungkan pada saat motor
mendekati kecepatan kerja sekitar dua detik berikutnya.

1.2.2.5 Pengasutan solid state


Pengasut solid state, yang terlihat pada gambar 11, menyediakan
pengasutan tegangan yang dikurangi tanpa langkah-langkah dari
motor AC. Pada proses ini, sering dikenal dalam dunia industri
sebagai pengasutan ringan, yaitu tegangan dinaikkan sedikit demi
sedikit pada waktu motor diasut. Hal ini menyediakan akselerasi torsi-
terkontrol yang halus dan tidak terputus-putus. Prinsip yang sama dari
arus dan torsi diberikan pada pengasut elektromaknetis tegangan
yang dikurangi dan pengontrol solid state.

enam SCR

Gambar 11. Skema pengasut solid state dengan enam SCR

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 29


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 11

Pengontrol solid state terdiri dari enam buah SCR (Silicon Controlled
Rectifier), merupakan jenis semi konduktor daya tinggi yang
digunakan untuk mengontrol siklus penuh dari tegangan dan arus
pada motor.
Cara pengasutan dilakukan menggunakan sebuah sistem komputer
untuk mengontrol penyulutan SCR. Dimana SCR mengijinkan arus
mengalir pada satu arah saja. Sistem komputer memberi pulsa yang
diterima SCR untuk mengatur besarnya konduksi SCR, sehingga
dihasilkan perubahan sudut. Perubahan sudut inilah yang akan
menambah atau mengurangi arus dan tegangan pada motor.
Bentuk kontruksi pengasut solid state terlihat pada gambar 12.

Gambar 12. Bentuk kontruksi pengasut solid state


1.3 Otoritas Lokal untuk Pengasutan Motor
Standar pengasutan motor mengacu pada International Electrotechnical Comission
(IEC) nomor 34-12-1980.
Pengasutan motor di Indonesia sesuai dengan standarisasi Departemen Perindustrian
dan Perdagangan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 04-1631-1989 yang
berbunyi standar ini menetapkan persyaratan unjuk kerja asut motor induksi motor
sangkar tiga fase berkecepatan tunggal dengan tegangan sampai dengan 660 volt
dengan desain N & NY yang meliputi pengasutan N & NY.
Standar diatas telah diperbarui dengan nomor SNI 04-3860-1995 yang berbunyi:
Spesifikasi empat standar dari pengasutan penghantar motor induksi tiga fase dari 0,4
kW sampai dengan 630 kW. Untuk hubungan langsung (direct on line) atau dengan
menggunakan pengasutan bintang delta dan pengenal berdasarkan jenis tugas S1
juga mencakup motor dengan dua tegangan sejauh tingkat kejenuhan adalah sama
untuk kedua tegangan.
Jadi dengan mengacu SNI diatas bahwa untuk industri di Indonesia menggunakan
motor induksi tiga fase dengan daya 0,4 kW atau 0,5364 hp sampai dengan 630 kW
atau 844,83 hp.
Untuk metode pengasutan menggunakan :
1. Metode hubungan langsung (direct on line)
2. Metode hubungan bintang delta
Untuk pembahasan kedua metode tersebut telah kita jelaskan pada subab 1.2.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 30


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 12

2. Starter Motor dan Stop-start Stations

2.1 Diagram Pengawatan Starter Motor


Diagram pengawatan dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan sebenarnya dan
lokasi fisik dari semua bagian komponen pada rangkaian. Kumparan, kontak, motor
dan sejenisnya yang diperlihatkan pada posisi sebenarnya akan ditemui pada
instalasi. Karena hubungan pengawatan dan pemberian tanda ujung diperlihatkan,
maka jenis diagram ini sangat membantu dalam pengawatan alat dan melacak kawat-
kawat dalam mencari kesalahan.

Gambar 13. Diagram pengawatan umum untuk starter motor

Sering, ada diagram pengawatan di dalam tutup magnet starter motor. Gambar 13
menunjukkan diagram pengawatan yang umum untuk starter motor. Diagram itu
menunjukkan, sedekat mungkin, lokasi aktual dari semua bagian komponen alat.
Terminal yang terbuka itu (ditandai oleh lingkaran terbuka) dan anak panah
menunjukkan hubungan yang dibuat oleh pemakai. Catat bahwa garis-tebal
menunjukkan rangkaian sumber dan garis-tipis digunakan untuk menunjukkan
rangkaian pengendali. Secara konvensional, pada peralatan magnet arus bolak-balik,
penghantar hitam digunakan pada rangkaian sumber daya dan kawat merah
digunakan pada rangkaian pengendali.
Untuk rangkaian yang lebih kecil akan lebih menguntungkan jika menggunakan
diagram fisik dibanding diagram skematis. Lebih mudah mengidentifikasi lokasi
terminal dan kawat diagram fisik. Kadang-kadang untuk peralatan dengan rangkaian
sederhana Anda dapat menjumpai bahwa seluruh unit disajikan hanya dengan
diagram pengawatan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 31


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 13

Gambar 14 menunjukkan diagram menunjukkan diagram pengawatan yang umum


untuk jenis kerekan rantai listrik (electric chain hoist).

Gambar 14. Diagram pengawatan umum untuk rantai listrik

Diagram susunan letak saluran menunjukkan awal dan akhir saluran listrik dan
menunjukkan perkiraan lintasan yang diambil oleh setiap saluran dalam perjalanannya
dari satu titik ke titik yang lain. Digabungkan dengan penggambaran sifat asli saluran
dan rancangan kabel yang mentabulasi masing-masing saluran sebagai nomor,
ukuran, fungsi, pelayanan dan juga termasuk nomor dan ukuran penghantar yang
dimasukkan dalam pipa. Penggambaran seperti itu penting untuk instalasi awal dari
setiap peralatan yang dioperasikan dengan listrik. Susunan pipa yang biasa
diperlihatkan pada gambar 15.

Gambar 15. Diagram susunan letak saluran

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 32


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 14

Hubungan diagram bertujuan untuk menunjukkan hubungan fisik dan pengawatan


yang termasuk dalam konstruksi setiap potong (piece) peralatan listrik. Sejauh dapat
dipraktekkan, diagram ini disusun sedemikian rupa sehingga pada pandangan
peralatan itu dan berkaitan dengan gambar, jika satu titik pada peralatan diketahui
maka titik-titik yang lain dapat ditentukan dengan mudah melalui inspeksi. Diagram
umum dari hubungan tersebut diperlihatkan pada gambar 16. Ini adalah diagram
hubungan kombinasi stater lin magnetis dilengkapi dengan transformator pengendali.
Dari bagan ini dapat dilihat bahwa diagram mendekati dengan yang terlihat
sebenamya, khususnya sehubungan dengan terminal untuk hubungan terus-menerus.

Gambar 16. Diagram hubungan-hubungan

Untuk membantu pemasangan dan pelacakan kawat pada instalasi yang kompleks,
sering digunakan rencana diagram rangkaian. Penggambaran ini untuk menunjukkan
rincian detil dari papan panel atau pengawatan peralatan, dan banyak digunakan
untuk menunjukkan pengawatan dari papan terminal, papan panel, atau peralatan lain,
sampai peralatan terakhir. Contoh yang digunakan sebelumnya menunjukkan lin motor
stater dan station tombol tekan, dikurangi sampai bentuk yang digunakan pada
rangkaian pabrik seperti terlihat pada gambar 17.
Alat bantu masih diperlihatkan secara detail, tetapi starter lin sekarang dikurangi untuk
menunjukkan hubungan masuk dan keluar saja. Hubungan dalam dari starter lin
diabaikan.
Anda membaca diagram pengawatan dengan cara yang sama seperti Anda membaca
diagram tangga; yaitu, fungsi rangkaian disajikan oleh simbol masing-masing.
Meskipun demikian, Anda perlu lebih mengikuti garis penghantar dibanding garis
rangkaian horizontal tunggal. Membaca diagram pengawatan, akan lebih
membingungkan karena diagram pengawatan adalah gambaran rangkaian yang
bermanfaat dan penggunaannya biasanya terbatas untuk fungsi rangkaian yang kecil
dan spesifik.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 33


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 15

Gambar 17. Rencana diagram rangkaian

2.2 Starter dan Stop-start Stations


2.2.1 Starter
Starter adalah pengontrol listrik yang terdiri dari:
1. START,
2. STOP, dan
3. Dihubungkan pelindung motor.

Gambar 18. Starter seri C


Pada kesempatan kali ini kita membahas seri C dan seri D. Starter seri C yang
terlihat pada gambar 18 mempunyai keunggulan :
1. Daya tahan mencapai 50000 start (10 tahun) dan getaran.
2. Mudah digunakan karena terdiri dari magnet permanen.
3. Mempunyai performa sebagai berikut:
 Daya maksimum 1,5 kW
 Stall torsi 23 Nm

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 34


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 16

 RPM pada 12,2 Nm adalah 1120


 Arus pada 12,2 Nm adalah 336 Ampere
 Efisiensi pada 12,2 Nm adalah 60%

Adapun batas pengoperasian starter motor seri C adalah sebagai berikut:


Tegangan (V) Arus (Ampere) Torsi (Nm) Kecepatan (RPM) Daya (Watt)
10,47 65 0,65 29,8 200
9,60 130 3,0 25,0 780
8,74 195 5,5 20,8 1200
7,87 260 8,3 17,1 1480
7,00 325 11,0 13,8 1600
6,14 390 14,0 10,8 1575
5,28 455 17,0 7,9 1400
4,41 520 20,0 5,2 1080
3,55 585 22,9 2,6 610
2,68 650 26.0 0 0

Gambar 19. Starter motor seri D


Starter seri D yang terlihat pada gambar 19 mempunyai keunggulan :
1. Daya tahan mencapai 50000 start (10 tahun) dan getaran.
2. Mudah digunakan karena terdiri dari magnet permanen.
3. Penggunaan luas, yakni antara 1,8L sampai 2,5L.
4. Mempunyai performa sebagai berikut:
 Daya maksimum 2,2 kW
 Stall torsi 40 Nm

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 35


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 17

 RPM pada 12,2 Nm adalah 1450


 Arus pada 12,2 Nm adalah 400 Ampere
 Efisiensi pada 12,2 Nm adalah 70%

Adapun batas pengoperasian starter motor seri D adalah sebagai berikut:


Tegangan (V) Arus (Ampere) Torsi (Nm) Kecepatan (RPM) Daya (Watt)
12 0 0 36,6 0
11,1 90 1,1 29,1 340
10,2 180 4,7 23,9 1175
9,3 270 8,7 19,6 1780
8,4 360 12,9 16,0 2160
7,5 450 17,3 12,9 2300
6,6 540 21,7 10,0 2275
5,7 630 26,3 7,4 2000
4,8 720 30,8 4,8 1550
4.9 810 35,4 2,4 875
3 900 39,8 0 0

2.2.2 Pengendali Gerakan Stop-Start


Indikasi posisi dan pengendali memegang peranan penting dalam pengendali
mesin. Sering kali informasi posisi disediakan dengan sarana alat pilot yang
menyediakan sinyal listrik yang adekuat. Informasi Ini dapat digunakan untuk
indikasi dan kontrol. Pada banyak hal posisi-relatif dari bagian mesin atau proses
produksi kemungkinan tidak terlalu mendesak. Meskipun demikian, informasi
posisi harus terpercaya sampai dengan 0,001 inch atau lebih kecil lagi.

Gambar 20. Lay-out umum untuk proses gerakan mesin timbal balik

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 36


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 18

Operasi alat mesin kebanyakan memerlukan aksi forward dan reserve yang
diulangi pada operasinya. Gambar 20 menggambarkan gerakan timbal-balik
mesin proses yang menggunakan dua saklar limit untuk menyediakan
pengendali motor otomatis. Masing-masing saklar limit (LS1 dan LS2)
menpunyai dua perangkat kontak, satu normally open dan yang lain normally
closed. Skema rangkaian kontrol dapat kita perhatikan pada gambar 21 dibawah
ini.

Gambar 21. Skema rangkaian kontrol mesin timbal balik


Operasi rangkaian dapat diringkas sebagai berikut:
 Tombol tekan STOP dan START digunakan untuk mengawali dan
mengakhiri potomatis dari motor oleh saklar limit.
 Kontak CR1 digunakan untuk mempertahankan rangkaian pada relai
kontrol selama rangkaian bekerja.
 Kontak CR2 digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan
rangkaian lin pada rangkaian kontrol forward dan reserve.
 Dengan menggunakan relai kontrol dan tombol START dan STOP nya
juga menyediakan perlindungan tegangan-rendah.
 Kontak normally closed dari saklar limit LS2 bertindak sebagai STOP
untuk pengontrol forward dan kontak normally open dari saklar limit LS1
bertindak sebagai kontak start untuk pengontrol forward. Kontak
pembantu dari pengasut forward dihubungkan paralel dengan kontak
normally open dari saklar limit LS1 untuk mempertahankan rangkaian
selama motor berputar pada arah forward.
 Kontak normally closed dari saklar limit LS1 dihubungkan sebagai kontak
stop untuk pengasut reserve, dan kontak normally open dari saklar limit
LS2 dihubungkan sebagai kontak start untuk mengasut reserve. Kontak
pembantu pada pengasut reserve dihubungkan paralel dengan kontak
normally open dari saklar limit LS2 untuk mempertahankan rangkaian
selama motor berputar membalik.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 37


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 19

 Interlocking listrik dicapai dengan tambahan kontak normally closed seri


dengan tiap pengasut dan dioperasikan oleh pengasut untuk arah
putaran motor yang berlawanan.
 Pembalikan arah putaran motor disediakan dengan aksi dari saklar limit.
Ketika saklar limit LS1 dipindahkan dari posisi normalnya, kontak
normally open menutup memberikan energi kumparan F dan kontak
normally closed membuka melepaskan kumparan R. Aksi pembalikan
dilakukan oleh saklar limit LS2, jadi menyediakan pembalikan pada salah
satu arah.
 Tombol-tekan forward dan reserve menyediakan sarana pengasutan
motor pada forward atau reserve agar saklar limit dapat menggantikan
kontrol otomatis.

2.3 Menguji dan Mencari Kesalahan Starter Motor


Pada kesempatan kali ini, kita akan fokus pada mendiaknosa dan trouble shooting
pada starter motor. Pada gambar 22 dibawah ini, diagram pengawatan dari sebuah
starter motor yang sering kita lihat, dimana terdapat saklar mekanis berupa push
button atau pull button yang digunakan terletak solenoida. Sistem starter motor seperti
ini dimana seorang operator mesin menekan sebuah pedal atau menarik sebuah tuas
mekanis dekat dengan saklar yang mempunyai aliran arus besar seperti yang terjadi
pada solenoida. Setelah mesin START, operator harus memutus tuas tersebut.

Saklar
Solenoida
Starter
B
S
C

M
Starter
Motor (-) (+)
Batterai
G
Ground

Gambar 22. Dasar diagram pengawatan starter motor


Ada sistem starter yang meletakkan solenoida berjauhan dengan letak starter, seperti
didinding atau tempat yang mudah untuk dijangkau dan diperbaiki. Ketika sebuah
perusahaan manufaktur menggunakan cara demikian, mereka harus menggunakan
kapasitas batterai yang besar dan kabel untuk dihubungkan ke starter dan solenoida.
Bila kita tidak memperhatikan dimana solenoida akan diletakkan, diagram pengawatan
pada gambar 22 bisa kita terapkan. Sehingga, kedekatan solenoida dengan starter
akan mengurangi biaya perusahaan manufaktur tersebut, jadi banyak perancangan
sistem strater diatas banyak sekali yang digunakan.
Pada gambar 22, ada empat buah kabel yang tercetak tebal yang menandakan
mempunyai kemampuan besar. Dengan konfigurasi seperti dibawah ini:

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 38


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 20

1. Kabel pertama, polaritas positif batterai (+) dihubungkan dengan solenoida


bertanda “B”.
2. Kabel kedua, menghubungkan solenoida bertanda “C” dengan starter motor
yang bertanda “M”.
3. Kabel ketiga, menghubungkan motor starter bertanda “G” dengan frame mesin
metal, dimana sistem listrik untuk ground.
4. Kabel keempat, dihubungkan frame mesin metal yang sama dengan polaritas
negatif (-) dari batterai.

Jika diatas ada empat kabel, berarti juga harus ada delapan kabel yang terhubung ke
terminal (cable terminals). Jadi ketika kita membahas untuk pemeriksaan koneksi
kabel batterai, berarti kita sedang membicarakan semua koneksi delapan kabel
tersebut!
Arus maksimum yang dapat melewati starter akan ditentukan oleh instalasi listrik
terkecil. Beberapa koneksi tersebut dapat juga tidak berfungsi karenadisebabkan oleh
kelembaban yang berakibat koneksi berkarat atau juga korosi dari batterai sendiri.
Adalah kebiasaan yang bagus, ketika kebanyakan mesin melakukan tugas berat, kita
membuat koneksi metal ke metal kembali sebelum melakukan pengetatan agar cable
terminals tidak hilang serta menahan akibat terlalu sering diputar-putar pada bagian
belakang terminal dan keempat kabel yang sering di screw.
Solenoida

Konektor ke
Plunger
batterai

Tuas

Over run clutch


Pinion

Gigi roda mesin

Komutator Armatur Lilitan

Gambar 23. Kontruksi bagian dari starter motor


Saklar starter dan kabelnya sering dilupakan dalam troubleshooting. Hubungan kedua
hal tersebut harus benar-benar diperhatikan. Untuk koneksi listrik didalam steering
coulumn jarang menimbulkan masalah, namun untuk yang koneksi diluar sering
menimbulkan masalah. Kita tahu bahwa saklar starter biasanya berupa tombol atau
Key Switch. Saklar tersebut, secara normal berfungsi baik seumur mesin tersebut

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 39


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 21

kecuali ketika tegangan batterai menjadi kecil atau kontak start pada solenoida terjadi
karbonisasi dan berlubang.
Pada dasarnya, ketika tegangan batterai drop dikarenakan kerusakan pada
batterai maka kontak solenoida tidak berfungsi.
Dengan menurunnya tegangan mendorong medan elektromagnetik pada piston
solenoida melemah karena tidak terlalu kuat menahan kontak dengan baik. Hal ini
menyebabkan kontak melambung dan menghasilkan bunga api listrik. Selama kontak
melambung, arus masih mengalir sepanjang kontak antara celah (gap) dan bunga api
listrik. Sebagai akibatnya, kontak berlubang dan terjadi karbonisasi dari bunga api
yang disebabkan kontak melambung.
Masalah solenoida yang lain, semakin lama kondisi starter motor berputar dalam
kondisi low-voltage tersebut menimbulkan kelebihan panas pada saklar switch dan
akan mengurangi umur dari solenoida tersebut. Tolong diperhatikan !
Anda bisa menggunakan voltmeter untuk melihat kondisi koneksi listrik yang tidak
bagus. Gunakan clip warna merah voltmeter untuk polaritas positif terhubung dengan
positif batterai. Hidupkan starter dengan saklar, lalu hubungkan warna hitam (negatif
voltmeter) dan ukurlah tegangan di setiap koneksi listrik pada starter. Jika Anda
mendapatkan pembacaan tegangan di semua koneksi yang lebih kecil dari tegangan
batterai, maka Anda harus membersihkan koneksi tersebut.
Trouble shooting diatas menjelaskan saat kondisi strater akan kita asut, dimana kita
konsentrasi pada koneksi atau hubungan pengawatan dan kabel pada starter motor
dan solenoida.
Sekarang kita akan menjelaskan tiga kondisi non-starting yang dapat kita perhatikan
pada flow chart diagram 1. Secara keseluruhan kita menganalisa empat kondisi, yakni:
 Kondisi mesin START.
 Kondisi mesin berputar namun bergerak lambat.
 Kondisi mesin tidak berputar ditinjau dari starter dan solenoida.
 Kondisi mesin tidak berputar ditinjau dari sistem listrik.

Secara singkat kita menganalisa masalah yang timbul berdasar keempat kondisi
diatas adalah sebagai berikut:
1. Kondisi mesin START.
Ketika mesin dalam kondisi start namun gigi roda tidak berputar, Anda akan
mendengarkan suara keras mesin yang berputar dan bunyi seperti mesin
penggiling atau pengasah. Jika rangkaian tidak terputus ketika mesin dihidupkan
dan mempercepat, gigi roda akan berputar. Jika percepatan mesin semakin cepat,
gigi roda mungkin tersentak lalu mencoba menyesuaikan dengan kecepatan dari
gigi roda.
Hanya ada satu cara untuk memperbaiki kesalahan selain jika mesin tidak bekerja
atau terjadi penghentian adalah dengan mengambil setiap lempeng metal lalu
menutup kembali dengan kuat pada solenoida untuk melihat apakah letak kontak
benar-benar diterapkan. Apa yang membuat kontak keluar ? Hal ini karena kondisi
low-voltage pada batterai menyebabkan kontak menyatu satu sama lain.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 40


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 22

Mesin Mesin berputar Mesin tidak Mesin tidak


lambat berputar berputar
START

Starter Solenoida Sistem listrik

Bersihkan-charge- Ukur tegangan jatuh


Gigi roda tidak test batterai atau pada starter M
A Solenoida
bergerak. D gunakan batterai H solenoida dan
baru yang full starter motor. berbunyi ?
Ya
charge.

Tidak
Test Key Switch. Bersihkan-pererat- I Test & charge
N
B E test semua kabel batterai, bersihkan
dan koneksi dan pererat semua Hubungkan
kawatnya. kabel dan koneksi. terminal “S” ke
batterai.
Ya Solenoida
C F J berbunyi ?
Test kemudi Ukur kembali
Ukur tegangan YA NO
solenoida. semua tegangan Tidak
jatuh pada Key
setelah O
Switch dan/atau
dibersihkan . Test Key Switch
starter solenoida.
K starter dan koneksi
G listrik.
Hubungkan batterai
Test starter motor dengan terminal “S”
(hubungkan solenoida dan kaki P
langsung ke kaki L starter motor. Test starter
starter). kontroller, saklar
pengaman dan
koneksinya.
Jika starter Q
berjalan, maka
perbaiki atau ganti
solenoida. Pelajari skema
rangkaian sebagai
Catatan Penting: R petunjuk.
1. Perbaiki atau ganti beberapa komponen yang rusak sebelum
melanjutkan ke tahap berikutnya.
2. Ukur tegangan jatuh dengan jelas untuk setiap koneksi.
Minta bantuan
3. Periksa terpasang tidaknya sekring untuk menghindari terjadinya
short circuit.

Diagram 1. Troubleshooting sistem starter motor

2. Kondisi mesin berputar namun bergerak lambat.


Pada kolom kedua pada flow chart diagram 1 adalah Mesin berputar lambat.
Secara umum hal ini terjadi juga karena low-voltage pada batterai, maka kita
harus membersihkan, menge-charge ulang dan mengukur kondisi batterai
tersebut. Lalu menghubungkan dengan starter.
Ada dua jumper yang kita butuhkan, namun terlebih dulu pastikan mesin dalam
kondisi netral atau berhenti, roda tidak berputar dan panel parking dalam kondisi
ON. Ini dibutuhkan untuk keselamatan Anda.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 41


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 23

Pengujian pertama, positif batterai kita hubungkan dengan saklar starter dan
solenoida dengan tombol dan clip. Jika starter berjalan, rangkaian Key Switch
perlu diperbaiki atau bila memungkinkan untuk diganti.
Pengujian kedua menggunakan kabel penghubung batterai. Seperti terlihat pada
gambar 22, sambung positif batterai (warna merah) dengan starter motor
bertanda “M” lalu kutub negarif (warna hitam) dengan ground (frame motor). Jika
motor starter terlihat berputar mencapai kecepatan penuh, hal ini berarti tidak ada
masalah dengan motor dan solenoida perlu untuk di test.
Gunakan ohmmeter, letakkan plug pada solenoida yang bertanda “B” dan “M”
sampai teman Anda menghidupkan saklar starter. Hasil penggukuran seharusnya
nol Ohm. Jika ada nilai resistansinya, yang terbentuk dari bintik-bintik karbon
pada kontak, maka Anda harus membersihkan.
Sekarang ubah lagi ohmmeter menjadi skala volt kembalil untuk mencegah
kerusakan!

3. Kondisi mesin tidak berputar ditinjau dari starter dan solenoida.


Jika mesin tidak berputar sama sekali, lihat flow chart kotak M dan H. Sebuah
solenoida yang bagus akan berbunyi klik ketika kondisi batterai low-voltage
termasuk ketika starter tidak dapat berputar. Jika demikian, mungkin lilitannya
sudah tidak bagus, namun dapat juga kontaknya terbakar atau karbonisasi.
Jadi selama teman Anda menahan kondisi saklar pada posisi start, Anda harus
melihat apakah ada tegangan pada sisi output soledoida, yakni terminal bertanda
“C” seperti pada gambar 22. Sekalipun ada tegangan pada terminal output
solenoida, pastikan dengan mengukur input terminal dan output dari starter.
Lanjutkan pengetesan semua kebel koneksi. Jika Anda mengukur tegangan
batterai pada terminal bertanda “M” dan menjumpai low-voltage pada terminal
bertanda “G”, jelas bahwa motor telah rusak.
Ikuti tips berikut untuk menghemat waktu dan tenaga ketika menservis sistem
starter Anda. Yakni ambil solenoida dan ganti seluruh komponen yang rusak dari
starter motor!

4. Kondisi mesin tidak berputar ditinjau dari sistem listrik.


Dalam kasus yang lain, rangkai ulang lagi koneksi listrik.
Starter yang bagus, tidak mungkin berhenti atau tertahan dari berputar ketika
mendapat sumber tegangan. Tanpa beban, strater seharusnya berputar pada
kecepatan rpm penuh. Cobalah membersihkan kommutator dan koneksi listrik
sebelum menyerah !
Berputar dengan lambat pada suhu yang dingin dapat diperbaiki dengan
menambah ukuran kabel. Kabel lebih besar ukurannya akan mengurangi
kehilangan tegangan batterai. Hal ini tolong dicamkan!
Yang terakhir, pelajari lagi rangkaian listrik pada strater motor, atau bila perlu cari
bantuan yang lebih ahli. Jadilah pengganti komponen starter motor yang ulung!

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 42


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 24

3. Prinsip Motor Braking AC dan Motor Reversal DC

3.1Diagram Rangkaian Braking


Metode penghentian motor yang paling umum adalah dengan menghilangkan
tegangan suplai dan mengijinkan motor dan beban berhenti. Pada beberapa aplikasi,
motor harus dihentikan dengan cepat atau dipertahankan pada posisi dengan
beberapa jenis alat pengereman. Pengereman listrik menggunakan lilitan motor untuk
menghasilkan torsi yang memperlambat. Energi kinetik dari rotor dan beban
dihilangkan sebagai panas pada batang-batang rotor dari motor. Ada dua alat
pengereman listrik yaitu plugging dan pengereman dinamik.
“Plugging” menghentikan motor fase banyak dengan cepat, dengan menghubungkan
sebentar motor untuk putaran yang berlawanan sementara motor masih berputar pada
arah maju (forward). Plugging motor lebih dari lima kali dalam satu menit memerlukan
pengasut motor dengan ukuran kerja yang lebih tinggi lagi.
Saklar kecepatan nol (juga disebut saklar plugging) dirangkai untuk menggerakkan
pada mesin yang mempunyai motor untuk diplugging. Saklar kecepatan nol mencegah
motor dari pembalikan setelah motor berhenti. Pada waktu saklar kecepatan nol
berputar, gaya sentrifugal atau kopling magnetis menyebabkan kontak membuka atau
menutup tergantung pada penggunaan yang dimaksudkan. Masing-masing saklar
kecepatan nol mempunyai rentang kecepatan kerja yang ditentukan di dalam kontak
yang akan dihubungkan, misalnya 50 sampai 200 rpm.

Gambar 24. Plugging motor bentuk berhenti

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 43


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 25

Skema pengendali diatas menunjukkan satu metode plugging motor untuk


menghentikan dari satu arah saja. Dengan menekan tombol START, menutup
kontaktor forward (maju), akibatnya motor berputar maju. Kontak NC F membuka
rangkaian pada kontaktor mundur (reverse), kontak maju (forward) pada saklar
kecepatan menutup. Menekan tombol STOP menghilangkan (melepaskan) kontaktor
maju (forward), kontaktor reverse diberi tenaga dan motor dihentikan dengan plugging.
Kecepatan motor dikurangi sesuai dengan penyetelan saklar kecepatan , dimana titik
kontaknya membuka dan melepaskan kontaktor reset. Kontaktor hanya digunakan
untuk menghentikan motor dengan menggunakan operasi plugging dan tidak
digunakan untuk menggerakkan motor pada reverse .
Banyak mesin besar dan kecil, memerlukan pembalikan motor. Sebagian besar mesin
kecil terpengaruh pembalikan motor sebelum sampai pada keadaan terhenti. Hal yang
sama tidak benar untuk potongan peralatan yang lebih besar. Pembalikan torsi yang
tiba-tiba diberikan ketika motor besar dibalik (tanpa memperlambat kecepatan motor),
tidak merusakkan mesin yang digerakkan dan arus yang sangat besar akan
mempengaruhi sistem distribusi. Perlindungan anti plugging menurut NEMA, diperoleh
ketika alat mencegah aplikasi torsi counter sampai kecepatan motor dikurangi pada
nilai yang dapat diterima.

Gambar 25. Rangkaian perlindungan antiplugging


Pada rangkaian antiplugging di atas, motor dapat dibalik tetapi tidak dapat diplugging.
Menekan tombol FORWARD melengkapi atau menyambung rangkaian pada
kumparan “F”, menutup kontak daya “F” dan menyebabkan motor berputar pada arah
forward (maju). Kontak saklar kecepatan nol (R) membuka karena putaran maju dari
motor. Menekan tombol STOP menghilangkan energi kumparan “R” yang membuka
kontak daya “F”, yang menyebabkan motor berputar lambat. Menekan tombol
REVERSE tidak akan melengkapi atau menutup rangkaian untuk kumparan “R”
sampai kontak saklar kecepatan nol “F” menutup kembali. Oleh karena itu, ketika
peralatan yang berputar mendekati kecepatan nol, rangkaian reverse (mundur) dapat
diberi tenaga dan motor akan berputar pada arah yang berlawanan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 44


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 26

Pengereman dinamis adalah metode pengereman yang menggunakan motor sebagai


generator selama periode pengereman seketika setelah motor OFF. Menghubungkan
motor pada cara ini membuat motor beraksi seperti generator yang dibebani, yang
membangkitkan torsi yang memperlambat, yang dengan cepat menghentikan motor.
Aksi generator mengubah energi mekanis dari putaran menjadi energi listrik, yang
kemudian dapat didisipasi sebagai panas pada tahanan.

Gambar 26. Pengereman dinamik yang dipakai pada motor DC

Rangkaian (gambar 26) di atas menunjukkan bagaimana pengereman dinamis


diberikan pada motor DC. Ketika tombol STOP ditekan, kontak M NC menutup atau
melengkapi rangkaian pengereman pada tahanan pengereman yang bereaksi sebagai
beban. Lilitan medan shunt dari motor DC dihubungkan kiri terhadap suplai daya.
Jangkar membangkitkan tegangan GGL lawan. GGL lawan menyebabkan arus
mengalir pada tahanan dan jangkar. Semakin kecil nilai ohm dari tahanan
pengereman, semakin besar laju pada energi yang didisipasi dan motor semakin cepat
sampai pada keadaan berhenti. Baik plugging maupun pengereman dinamik tidak
akan mempertahankan station relai motor ketika motor dihentikan.
Pengereman listrik dapat dicapai dengan motor induksi tiga-fase dengan
menghilangkan suplai daya AC dari motor, dan memberikan arus searah pada satu
dari fase-fase stator. Gambar di atas menggambarkan satu metode yang digunakan
untuk menghentikan arus searah pada motor sesudah arus bolak-balik didiamkan.
Rangkaian ini menggunakan rangkaian penyearah jembatan untuk mengubah arus
bolak-balik menjadi arus searah. Timer tunda OFF dihubungkan parallel dengan
kumparan pengasut motor, timer tunda OFF mengontrol kontak NO yang digunakan
untuk memberikan daya pada kontaktor pengereman selama periode waktu yang
singkat sesudah tombol tekan STOP ditekan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 45


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 27

Gambar 27. Pengereman listrik pada motor tiga-fase

Kontak pengaturan waktu diatur untuk mempertahankan tertutup selama motor menuju
pada pengaturan berhenti. Transformator dengan lilitan ditap digunakan pada
rangkaian ini untuk mengatur besarnya torsi pengereman yang dipakai pada motor.
Pengasut motor (M) dan kontaktor pengereman (B) secara mekanis dan listrik
diinterlocked sehingga suplai AC dan DC tidak dihubungkan ke motor pada waktu
yang sama.
Istilah rem gesekan elektromekanis menunjukkan alat eksternal motor yang
menyediakan torsi yang memperlambat. Gambar 28 di bawah menunjukkan rem
gesekan. Sebagian besar tergantung pada gesekan pada drum atau tergantung pada
susunan rem drum atau rem piringan, dan disusun dengan pegas dan dilepaskan
dengan solenoid. Ketika motor berputar, selenoid diberi energi yang mempertahankan
sepatu rem dari sentuhan drum yang dipasangkan pada poros motor. Ketika motor
dimatikan solenoid dihilangkan energinya dan terjadi pengereman sebagai akibat
gesekan antara sepatu dan roda.
Keuntungan penggunaan pengereman dinamis adalah bahwa motor segera dapat
dihentikan tanpa menimbulkan garis-garis pengereman atau kerusakan drum.
Meskipun demikian, pengereman dinamis dapat digunakan untuk menahan beban
yang ditopang. Rel gesekan elektromekanis mempunyai kemampuan untuk menahan
stationari motor dan digunakan pada aplikasi misalnya crane yang memerlukan beban
untuk ditahan. Crane yang dilepaskan secara listrik adalah gagal-aman karena secara
otomatis berhenti dan menahan beban secara tidak pasti ketika dayanya hilang.
Rem gesekan memerlukan peralatan yang lebih banyak dibandingkan metode
pengereman yang lain. Pemeliharaan terdiiri dari pengaturan rem dan penggantian
sepatu yang rusak. Torsi pengereman yang ditimbulkan berbanding langsung dengan
luas permukaan pengereman dan tekanan beban. Tekanan pegas umumnya diatur
pada hampir semua rem gesekan. Tekanan rendah yang didistribusikan dengan sama
rata ke seluruh permukaan pengereman yang besar akan mengakibatkan kerusakan
dan torsi pengereman.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 46


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 28

Gambar 28. Rel gesekan elektromekanis

Rem beban listrik disebut juga rem arus eddy adalah alat yang sederhana dan kuat
yang terdiri dari rotor besi yang dipasang didalam perangkat medan diam seperti
tampak pada gambar 29 dibawah. Perangkat medan terdiri dari struktur kumparan dan
besi yang dirancang sedemikian rupa sehingga ketika arus searah mengalir pada
kumparan, mengubah kutub-kutub magnet yang dihasilkan pada besi, yaitu kutub
utara dekat dengan kutub selatan dan selanjutnya. Ketika besi rotor bergerak melewati
kutub stator, medan berubah-ubah dibangkitkan, menyebabkan arus eddy mengalir
pada rotor.

Gambar 29. Rem beban listrik


Interaksi dari medan diam dan medan yang diinduksikan oleh arus eddy pada rotor
menghasilkan torsi yang menghambat. Energi pengereman menghasilkan panas pada
rotor, panas ini didisipasi sebagai udara yang ditarik melewati sirip rotor. Jika
digunakan rotor dililit, besarnya gaya pengereman dapat dikontrol dengan mengubah
arus rotor. Rem arus eddy tidak dapat menahan motor diam.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 47


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 29

3.2Reversal direction motor AC dan DC

Gambar 30. Pengasut pembalikan tiga-fase

Penukaran setiap ujung dari motor induksi tiga-fase akan menyebabkan motor
berputar pada arah yang berlawanan. Pengasut pembalikan tiga-fase seperti tampak
pada gambar 30 diatas terdiri dari dua kontaktor yang ditempatkan pada bagian yang
sama. Seperti terlihat pada rangkaian daya, kontak (F) dari kontaktor searah jarum jam
(forward), ketika tertutup menghubungkan L1, L2, dan L3 pada terminal motor T1, T2
dan T3 satu sama lain. Kontak (F) dari kontaktor membalik (inverse), ketika tertutup
menghubungkan L1 pada terminal motor T3 dan menghubungkan L3 pada terminal
motor T1, yang menyebabkan motor berputar pada arah yang berlawanan. Apakah
beroperasi pada kontaktor forward atau reverse, hubungan daya memutarkan
perangkat yang sama dari relai beban lebih.
Interlock mekanik dan listrik digunakan untuk mencegah kontaktor forward dan reverse
dari pengaktifan yang bersamaan, yang akan menyebabkan hubung singkat seperti
tampak pada gambar 31 dibawah.
Pada interlock mekanis, kumparan utama untuk menutup menggerakkan lengan pada
posisi yang mencegah kumparan lain dari penutupan kontaknya ketika diberi tenaga.
Interlock tombol tekan listrik menggunakan tombol tekan kontak dobel (NO dan NC).
Ketika tombol tekan F ditekan, kontak NC membuka rangkaian kumparan reverse.
Tidak perlu menekan tombol stop sebelum pembalikan arah putaran. Jika tombol F
ditekan sementara motor berjalan pada arah yang berlawanan, rangkaian pengendali
reverse dihilangkan tenaganya dan kontaktor forward diberi tenaga dan menahan
tertutup.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 48


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 30

Gambar 31. Interlock pengasut pembalikan mekanis dan listrik


Pembalikan motor DC dapat dicapai dengan dua cara :
- Pembalikan arah arus bintang dan membiarkan arah medan tetap.
- Pembalikan arus medan dan membiarkan arah arus jangkar tetap.
Sebagian besar motor DC dibalik dengan pengubahan arus yang mengalir pada
jangkar. Aksi pengubahan biasanya terjadi pada bintang sebab bintang mempunyai
induktansi jauh lebih rendah dibandingkan dengan medan. Makin rendah induktansi,
makin sedikit bunga api dari kontak pengubahan ketika motor membalik arahnya.

Gambar 32. Rangkaian daya pembalikan motor DC

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 49


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 31

Gambar 32 diatas menunjukkan rangkaian daya motor DC yang membalik dengan


menggunakan pengendali elektromekanis dan solid state. Pada gambar 32-a kontaktor
forward (FOR) menyebabkan arus mengalir pada jangkar pada satu arah, dan
kontaktor reverse (REV), ketika tertutup, menyebabkan arus mengalir pada jangkar
pada arah yang berlawanan. Sedangkan pada gambar 32-b ada dua perangkat SCR.
Perangkat pertama digunakan untuk arus yang mengalir pada satu arah melalui
jangkar, dan perangkat yang kedua digunakan untuk arus yang mengalir berlawanan
arah.

3.3Metode kendali laju bagi AC dan DC


3.3.1 Motor kecepatan banyak
Motor induksi dengan lilitan kecepatan banyak cocok untuk pemakaian yang
memerlukan sampai dengan empat kecepatan yang berbeda. Kecepatan ini
dipilih untuk menghubungkan lilitan pada konfigurasi yang berbeda dan sangat
konstan pada tiap-tiap penyetelan. Motor kecepatan banyak sering ditemukan
misalnya pada pemakaian kipas ventilasi dan pompa. Ada dua jenis utama:
motor lilitan terpisah dan motor kutub berurutan .
Motor lilitan terpisah menggunakan dua lilitan atau lebih yang secara listrik
terpisah satu sama lain. Masing-masing lilitan dapat diberikan horsepower motor
pada kecepatan kerja. Susunan mekanis lilitan menentukan banyaknya kutub
magnet per fase yang terbentuk pada motor, sehingga kecepatannya berbeda.
Semakin banyak kutub per fase, semakin rendah putaran kerja per menit dari
motor ketika susunan kutub-kutub tersebut sedang diberikan. Karena lilitan tidak
terpengaruh satu sama lain, maka kecepatan yang dirancang pada motor dapat
sangat bervariasi misalnya 3600 rpm/720rpm
Motor kutub berurutan menggunakan lilitan khusus yang dapat dihubungkan lagi
dengan menggunakan kontaktor untuk mendapatkan kecepatan berbeda. Motor
jumlah berurutan dua-kecepatan, selalu mempunyai perbandingan kecepatan
2:1. Ada tiga jenis motor dua kutub berturutan : horsepower tetap, torsi tetap,dan
torsi berubah . Nama tersebut menunjukan karakteristik output motor.
Gambar 33 menunjukan pengawatan dan diagram garis dari pengasut motor
lilitan terpisah dua-kecepatan. Pengasut terdiri dari dua kontaktor yang dirancang
secara mekanis dan listrik tidak diaktifkan pada saat yang sama (interlocking).
Ada tiga jenis elemen station kontrol: station HIGH/LOW/STOP yang
dihubungkan untuk pengasutan pada salah satu kecepatan HIGH atau LOW.
Perubahan dari LOW ke HIGH dapat dibuat tanpa pertama kali menekan tombol
STOP. Ketika pengubahan dari HIGH ke LOW, meskipun demikian, tombol
STOP harus ditekan antara kecepatan. Seperti pada semua pengasut kecepatan
banyak, relai beban lebih diberikan pada rangkaian kecepatan tinggi maupun
rendah untuk menjamin perlindungan yang cukup pad tiap range kecepatan.

Gambar 33. Pengasut motor lilitan terpisah dua kecepatan

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 50


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 32

Gambar 33. Pengasut motor lilitan terpisah dua kecepatan (Lanjutan)

3.3.2 Penggerak kecepatan variabel


Penggerak kecepatan variabel digunakan untuk menyediakan kontrol kecepatan
dengan proses rentang kontinyu (seperti dibandingkan pada kontrol kecepatan
diskrit sebagai kecepatan banyak atau motor yang kutubnya dibuka). Penggerak
kecepatan variable dapat ditunjuk dengan variasi nama, misalnya penggerak
kecepatan yang dapat diatur, penggerak frekuensi yang dapat diatur, dan inveter
frekuensi variable
Penggerak kecepatan variable dengan listrik yang disusun dari motor, pengontrol
penggerak, dan pengontrol operator (manual atau otomatis). Alat mampu
mengatur teks kecepatan maupun torsi dari motor listrik kecepatan konstan.
Sistem penggerak listrik-arus bolak-balik atau arus searah digunakan pada setiap
pemakaian dimana pengendali pengasut sederhana dari motor tidak cukup.
Pemilihan sistem penggerak yang tepat tergantung pada aplikasi pada waktu itu.
Ini dapat melibatkan, sebagai contoh, varian kecepatan yang dikontrol operator,
atau penggunaan sistem umpan balik-kontrol untuk mempertahankan kecepatan
motor tetap sebagai pengganti fluktuasi beban atau gangguan yan lain. Kontrol
kecepatan dapat menjadi loop terbuka, dimana tidak ada umpan balik dari
kecepatan motor yang sesungguhnya digunakan, atau loop tertutup, dimana
digunakan umpan balik untuk lebih memberikan pengaturan kecepatan yang
lebih akurat seperti tampak pada gambar dibawah. Sering digunakan tachometer
untuk mencapai pengaturan kecepatan yang digunakan. Tachometer
dipasangkan pada motor dan menghasilkan sinyal umpan balik kecepatan yang
digunakan pada pengontrol.
Pada kontrol loop-teertutup, perubahan permintaan dikompensasi dengan
perubahan pada daya yang diberikan pada motor, yang bertindak
mempertahankan kecepatan konstan (dalam kemampuan pengaturan).
Pengontrol penggerak adalah alat elektronika yang dapat mengontrol kecepatan ,
torsi, dan arah dari motor ac atau dc . Fungsi kontrol umum yang diberkaitan
dengan penggerak kecepatan yang dapat diatur meliputi :

HO 33
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 51
Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Gambar 34. Penggerak kecepatan variable dengan listrik


 Kecepatan yang diatur sebelumnya. Kecepatan yang diatur sebelumnya
menunjuk pada satu atau lebih kecepatan yang pas di mana penggerak harus
bekerja
 Kecepatan kerja. Kecepatan kerja adalah ukuran kerja plat nama pembuat
dimana motor akan membangkitkan horsepower kerja pada beban dan
tegangan kerja. Pada penggerak dc, ini biasanya titik di mana tegangan
jangkar penuh diberikan dengan penguat medan ukuran kerja. Pada system
av, biasanya titik di mana 60 Hz dipakai pada motor induksi.
 Rentang kecepatan. Rentang kecepatan berkisar dari kecepatan minimum
sampai dengan maksimum di mana motor harus bekerja dibawah kondisi
beban torsi konstan atau variable. Rentan kecepatan 50:1 untuk motor
dengan kecepatan tertinggi 1800 rpm berarti motor harus beropersai dengan
kecepatan 36 rpm, dan masih bertahan didlam spesifikasi penghambat.
Pengontrol mampu mengontrol rentang kecepatan yang lebih lebar
dibandingkan dengan motor sebab tidak ada pembatas termal (hanya listrik).
Rentang kecepatan yang dapat dikontrol dari motor dibatasi oleh kemampuan
motor untuk memberikan torsi 100% di bawwah kecepatan basis tanpa
tambahan pendinginan.
 Pengaturan kecepatan. Pengaturan kecepatan adalah ukuran numeric, dalam
persen, mengenai seberapa akurat kecepatan motor dapat dipertahankan. Ini
adalah prosentase perubahan pada kecepatan antara beban-penuh dan
tanpa beban-kemampuan penggerak mengoperasikan motor pada kecepatan
konstan (dengan beban yang bervariasi) tanpa “hunting”(dengan menambah
kecepatan dan mengurangi kecepatan berganti-ganti). Ini dikaitkan degan
kedua karakteristik beban yang sedang digerakkan dan konstanta listrik pada
penggerak rangkaian pengatur.
 Pengontrol regeneratif. Penggerak regeneratif terdiri dari kemampuan yang
menurut aslinya dan atau semikonduktor daya mengontrol aliran daya untuk
dan dari motor.

HO 34

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 52


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

 Operasi empat-kuadran. Operasi empat-kuadran menunjuk pada empat


kombinasi dari putaran forward dan reverse dari mana penggerak regeneratif
mampu . Empat kombinasi tersebut adalah :
- Putaran maju/torsi maju (motoring)
- Putaran maju torsi mundur (regenerasi)
- Putaran mundur/torsi mundur (motoring)
- Putaran mundur torsi maju (regenerasi)

3.3.3 Penggerak motor AC rotor lilit


Anda dapat mengingat bahwa motor rotor lilit adalah motor yang dikonstruksi
secara khusus yang dapat memberikan pengontrol kecepatan.
Rotor motor dikontruksi dengan lilitan yang dibawa keluar dari motor melalui slips
ring pada poros motor. Lilitan tersebut dihubungkan pada pengontrol yang
menempatkan tahanan variable seri dengan lilitan. Dengan mengubah jumlah
tahanan luar yang dihubungkan pada rangkaian rotor, kecepatan motor dapat
diatur (makin rendah tahanan makin tinggi kecepatan). Motor lilit yang paling
umum dengan rentang 300 hp atau lebih.

Gambar 35. Pengontrol kecepatan rotor lilit yang menggunakan tahanan


Gambar 35 diatas menunjukkan rangkaian daya untuk mengontrol motor rotor.
Rangkaian terdiri dari pengasut magnetis (M), yang menghubungkan rangkaian
primer dengan lin, dan dua kontaktor akselerasi sekunder (S dan H), yang
mengontrol kecepatan. Ketika bekerja pada kecepatan rendah, kontaktor S dan
H keduannya membuka dan tahanan penuh didelipkan pada rangkaian sekunder
rotor.
Apabila kontaktor S menutup, bagian dari tahanan total pada rangkaian rotor
dipararel. Akibatnya kecepatan bertambah. Apabila kontaktor H menutup, semua
tahanan pada rangkaian sekunder motor di-bypass; jadi motor berputar pada
kecepatan maksimum.

HO 35

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 53


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Kelemahan penggunaan tahanan pada kontrol kecepaan dari motor induksi rotor
lilit adalah banyak panas yang di-disipasi pada tahanan; karena itu efisiensinya
rendah. Pengaturan kecepatan berubah sangat menyolok jika beban mekanis
berubah.

Gambar 36. Pengatur kecepatan rotor lilit yang menggunakan tahanan beban
dan reactor saturable

Gambar 36 diatas menunjukkan kontrol kecepatan reactor saturable (juga


disebut pengontrol kecepatan penguat magnetis) dari penggerak motor induksi
rotor lilit. Reaktor adalah alat yang sama tampilannya dan reliabilitasnya dengan
trasfomator. Terdiri dari lilitan ac yang mempunyai impedensi bervariasi
berbanding terbalik dengan besarnya arus kontrol eksitansi yang mengalir pada
lilitan kontrol dc. Menambah arus kontrol dc menyebabkan kecepatan bertambah.
Pada gambar ini fluks karena arus pada kumparan beban ac mengalir pada kai
luar tetapi membatalkan pada kaki tengah, dan karena tidak ada tegangan ac
yang dibangkitkan pada kaki tengah kumparan kontrol. Fluks dc yang dihasilkan
oleh arus pada kumparan kontrol mengalir pada kedua inti besi. Arus yang
mengalir pada kumparan beban ac berbanding langsung dengan arus kumparan
kontrol dc.

HO 36

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 54


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Gambar 37. Pengatur kecepatan motor induksi rotor lilit yang menggunakan
tahanan beban dan pemotong
Gambar 37 diatas menunjukkan pengatur kecepatan “chopper” dari motor induksi
rotor lilit. Penyearah jembatan tiga-fase memberikan daya yang disearahkan
pada kapasitor, yang pada gilirannya memberikan suplai pulsa arus tinggi yang
ditarik oleh chopper. Dengan mengatur pemotong pada waktunya, tahanan yang
kelihatan pada penyearah jembatan dapat dibuat HIGHT atau LOW.
Penambahan waktu on dari pemotong memperkecil tahanan dan menambah
kecepatan motor.

Gambar 38 Pengontrol kecepatan rotor lilit mengendalikan daya ke sumber ac


Ada dua hal yang dapat terjadi pada daya yang diambil dari rangkaian motor :
dihilangkan sebagai panas atau dipulihkan dan diubah menjadi tenaga listrik atau
mekanis yang berguna. Gambar 38 diatas menunjukkan pengatur kecepatan
motor induksi rotor lilit yang mengembalikan daya pada sumber ac.
Teganganrotor ac disearahkan dan dimasukkan pada inverter. Inverter
mengubah daya dc kembali pada daya ac, yang cocok dengan lin. Untuk
mencapai hal tersebut SCR ditrigger harus didalam rentang tertentu dengan

HO 37

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 55


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

cermat. Digunakan transformator untuk mengkopel dua rangkaian bersama-


sama.

3.3.4 Penggerak arus DC


Teknologi penggerak dc adalah bentuk tertua pengatur kecepatan listrik.
Kecepatan motor dc adalah yang paling sederhana untuk diatur dan dapat diatur
pada rentang yang sangat luas.
Anda dapat mengingat bahwa kecepatan motor dc diatur dengan mengubah
tegangan yang diberikan pada jangkar, medan, atau keduanya: jangkar dan
medan.
Sistem penggerak terdiri dari motor dc dan pengontrol. Motor dikontruksi dengan
lilitan jangkar dan medan. Kedua lilitan memerlukan penguat dc untuk
pengoperasian motor. Biasanya lilitan medan diberi penguat dengan tegangan
level konstan dari pengontrol. Kemudian untuk pengoperasian motor ,tegangan
dc dari pengontrol diberikan pada jangkar motor. Pengontrol adalah penyearah
jembatan yang dikontrol fasenya dengan rangkaian logic untuk mengontrol
tegangan dc yang diberikan kepada jangkar motor. Pengatur kecepatan dicapai
dengan pengaturan tegangan jangkar motor.

Gambar 39. Pengatur kecepatan elektronis dari motor DC dengan pengaturan


tegangan jangkar
Pengatur tegangan jangkar dari motor dc adalah biasa pengubahan kecepatan
motor dc. Gambar 39 diatas menggambarkan metode pengatur kecepatan
elektronis dengan variasi tegangan jangkar. Kecepatan motor berbanding
langsung dengan tegangan yang diberikan pada jangkar. SCR adalah elemen

HO 38

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 56


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

pengatur daya utama rangkaian. Konduksi dari SCR dikontrol dengan


pengaturan potensiometer referensi kecepatan, yang mengatur waktu ON dari
SCR tiap setengah siklus positif dan juga mengatur tegangan yang diberikan
pada jangkar.
Input ac diberikan lansung pada SCR, sebab SCR akan menyearahkan
(mengubah arus menjadi arus searah) dan juga mengontrol tegangan.
Penyearah jembatan digunakan untuk mengubah arus bolak-balik menjadi arus
searah yang diperlukan untuk rangkaian medan bekerja. Penggerak dc jangkar
tegangan terkontrol adalah penggerak torsi konstan, yang mempunyai
kemampuan kerja torsi motor pada setiap penambahan kecepatan sampai
kecepatan kerja basis motor.
Penggerak dc medan tegangan-terkontrol menyediakan horsepower konstan dan
torsi variabel. Pelemahan medan adalah aksi pengurangan arus yang diberikan
pada medan shunt motor dc. Aksi ini memperlemah kekuatan medan magnet dan
karena itu menambah kecepatan motor. Medan yang dilemahkan memperkecil
GGL lawan yang dibangkitkan pada jangkar; karena itu arus jangkar dan
kecepatan bertambah.
Penggerak dc non regeneratif adalah penggerak dimana motor dc berputar
hanya pada satu arah , memberikan torsi pada beban gesekan tinggi misalnya
pencampur dan extruder. Beban menyerap pengeraman natural yang kuat.
Penggerak dc regeneratif dapat mengubah energi listrik dc yang dihasilkan oleh
generator, atau energi mekanis putaran generator atau motor. Semua motor dc
adalah juga generator dc. Derek dan kerekan menggunakan penggerak
regeneratif dc untuk menahan kembali agar dapat mengejar beban. Aplikasi
flywheel seperti pada pengepresan stamping, juga mempunyai beban yang dapat
mengejar. Pengerak regeneratif adalah alat pengatur kecepatan yang lebih baik
dibandingkan dengan penggerak non regeneratif, tetapi lebih mahal dan rumit.

3.3.5 Penggerak arus Eddy


Pengerak arus eddy dapat digunakan untuk mengontrol kecepatan motor induksi
sangkar tupai ac standar. Penggerak arus-eddy terdiri dari dua bagian yang
berbeda. Satu bagian, unit mekanis, terdiri dari kopling arus eddy dan motor
induksi. Motor berputar pada kecepatan konstan dan memberikan sumber energi
untuk kopling. Dengan pengaturan eksitasi pada kopling, besarnya slips antara
motor dan output poros dapat diatur dan kecepatan output dapat bervariasi .Jika
eksitasi tersebut tinggi, kecepatan output bertambah menuju kecepatan penuh
motor. Pada waktu eksitasi direndahkan, kecepatan turun menuju kecepatan nol.
Gambar 40, menunjukkan komponen utama dari kopling arus eddy: drum logam
yang digerakkan langsung oleh motor ac, rotor dengan kutub, dan kumparan
lilitan yang menyediakan fluks variable yang diperlukan untuk pengaturan
kecepatan. Tegangan diberikan pada kumparan kawat untuk membentuk fluks.
Fluks magnet keluar dari celah udara masuk pada drum logam.
Putaran drum sehubungan dengan magnet, membangkitkan arus eddy dan
medan magnet pada drum. Interaksi magnetis antar dua unit mengirimkan torsi
dari motor ke beban. Dengan mengatur tegangan yang diberikan, besarnya torsi
yang dikirimkan dan karena itu kecepatan dapat diatur. Eksitasi kopling dari

HO 39

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 57


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

pengontrol arus eddy. Pengontrol menggunakan penguat gain tinggi dan


menutup rangkaian kontrol kecepaan fluks tertutup untuk merasakan kebutuhan
untuk eksitasi kopling. Rangkaian kontrol kurang canggih dan lebih rumit
dibandingkan dengan yang ada pada system lain.

Gambar 40. Penggerak arus Eddy-perangkat kopling

3.3.6 Penggerak AC frekwensi variabel


Pengontrol kecepatan dari motor sangkar-tupai dapat dicapai jika frekuensi
tegangan yang diberikan pada stator diatur untuk mengubah kecepatan sinkron.
Anda dapat mengingat bahwa kecepatan motor induksi dapat dicapai jika
frekuensi tegangan lurus dengan frekuensi tegangan inpurt ac.
Penggerak frekuensi variable dapat menghasilkan frekuensi output mulai dari 2
sampai 90 Hz. Oleh karena itu standar motor induksi sangkar tupai dirancang
untuk bekerja pada 1725 rpm pada 60 Hz dapat dibuat untuk berjalan pada
kecepatan sekitar 60 rpm (2 Hz) sampai sekitar 2700rpm (90 Hz).
Elektronik solit-state daya-tingi membuat penggerak frekuensi variable (biasanya
disebut inverter) efisien dan akurat. Penggerak utama terdiri dari inverter itu
sendiri, yang mengubah daya yang masuk 60 Hz menjadi frekuensi variable dan
tegangan variable. Frekuensi variable adalah persyaratan yang actual yang akan
mengontrol kecepatan motor.
Inverter mempunyai rangkaian canggih yang memerlukan teknisi terlatih untuk
menservis. Penggunaan rangkaian terpadu skala-besar dan rangkaian prosesor
mikro, meskipun demikian, mengijinkan adanya diagnosa-sendiri yang membantu
pencarian kesalahan.
Untuk mempertahankan frekuensi motor variable berjalan dengan efisien dan
mencegah dari pemanasan lebih, perbandingan tegangan dan frekuensi (V/Hz)
harus dipertahankan.Apabila frekuensi dikurangi, tegangan juga harus dikurangi
untuk membatasi arus motor. Reaktansi induktif menurun bersama dengan
frekuensi: karena itu motor akan mengambil arus berlebihan pada frekuensi yang
berlebihan tanpa pengaturan tegangan. Jenis pengaturan kecepatan ini, apabila
digunakan pada motor induksi, menjadi system yang paling bernilai afektif dan
popular.

HO 40

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 58


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Gambar dibawah menunjukkan susunan umum dari penggerak ac kecepatan


yang dapat diatur dengan frekuensi variable. Rangkaian mempunyai dua status
konversi daya: penyearah dan inverter. Penyearah mengubah daya ac tiga fase
yang masuk menjadi daya dc dan memberikan daya tersebut pada rangkaian
inverter. Rangkaian inverter mengubah daya dc kembali pada output ac frekuensi
yang dapat diatur yang mengontrol kecepatan motor. Inverter disusun dari saklar
elektronis (tirisror atau transistor ) yang mengatur daya dc ON dan OFF
menghasilkan output daya ac yang dikontrol pada frekuensi dan tegangan yang
diinginkan. Regulator memodifikasi inverter karakteristik penghubungan sehingga
frekuensi output dapat dikontrol. Inputnya termasuk sensor yang mengukur
variable kontrol.

Gambar 41. Penggerak AC kecepatan yang dapat diatur frekwensi variabel


Saat ini ada tiga jenis desain inverter sumber arus (current source inverter =
CSI), inverter tegangan variable (Variable voltage inverters = VMI), dan inverter
lebar pulsa termodulasi (pulse-width-modulated = PWM).
VVI (Gambar 42 dibawah) mengontrol tegangan dan frekuensi pada motor untuk
menghasilkan operasi kecepatan vareabel. Karakteristik yang membedakan
antara jenis itu dari inverter dan inverter PWM adalah skema yang digunakan
pada bagian terpisah dari bagian output yang digunakan untuk pembangkitan
frekuensi. Transformator penyearah terkontrol mensuplai arus bolak-balik pada
tegangan variable arus searah.
Konverter dapat merupakan jembatan SCR atau penyearah jembatan diode
degan pemotong dc. Pengatur tegangan sebelumnya menyetel tegangan rel dc
untuk memenuhi persyaratan motor. Kontrol frekuensi dicapai dengan rangkaian
jembatan output yang mengatur hubungan tegangan variable pada motor pada
frekuensi yang dikehendaki. VVI adalah penggerak frekuensi paling sederhana
yang dapat diatur; meskipun demikian, penggerak tersebut mempunyai bentuk
gelombang output yang paling jelek dan memerlukan penyaringan yang paling
banyak untuk inverter. Penggerak tersebut ada mulai dari horsepower pecahan
sampai sekitar 500 hp.

HO 41

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 59


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Gambar 42 Inverter tegangan variable (VVI)

HO 42

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 60


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Gambar 43. Inverter sumber arus (CSI)


CSI (Gambar 43 diatas) mengontrol arus output pada motor. Kecepatan motor
yang sesungguhnya dirasakan dan kemudian dibandingkan dengan kecepatan
referensi. Error digunakan untuk membangkitkan tuntutan untuk arus yang
kurang atau lebih pada motor. Tranformator arus bolak-balik digunakan untuk
mengatur penyearah terkontrol. Konverter input sama dengan penggerak VVI.
Pengatur arus digunakan untuk menyetel arus rel dc sebelumnya. Output inverter
SCR memberikan pulsa frekuensi arus 6-langkah yang bentuk gelombang
tegangannya mengikuti. Tegangan tersebut memperlihatkan paku-paku komutasi
(kurva yang naik tajam) ketika SCR menyala. Daya pengereman dikembalikan
pada sistem distribusi.

HO 43

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 61


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Keuntungan utama menggunakan penggerak CSI terletak pada kemampuannya


mengontrol arus, dan karena itu mengontrol torsi. Hal ini berlaku pada aplikasi
torsi variable. Inverter sumber arus ada dengan rentang horsepower lebar tetapi
paling sering 50 hp dan diatasnya.

Gambar 44. Inverter lebar pulsa termodulasi (PVM)

Inverter PWM (Gambar 44 diatas) menyempurnakan baik kontrol frekuensi


maupun tegangan pada bagian output penggerak. Penyearah diode
menyediakan tegangan dc konstan. Karena inverter menerima tegangan tertentu,
maka amplitudo bentuk tegangan output selalu konstan. Inverter mengatur lebar
tegangan output sehingga hampir berbentuk sinus.
Makin baik bentuk gelombang, semakin sedikit penyaringan yang diperlukan.
Inverter PVM adalah yang paling rumit dan paling mahal dari tiga jenis penggerak
kecepatan variable ac lainnya. Penggerak PVM ada dari satu sampai dengan
1000 hp.

HO 44

4. Operasi dan Aplikasi Peralatan Pelindung Motor


Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 62
Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

4.1 Konsep dan Alasan Bagi Proteksi


Perlindungan motor berusaha melindungi motor, sistem suplai, dan individu dari
berbagai kondisi yang menganggu beban yang digerakkan sistem suplai atau motor
itu sendiri. Sebagai bagian dari rangkaian cabang motor, dalam pandangan dari
motor itu diperlukan cara pemutusan yang tepat dengan kapasitas yang cukup.
Tujuan alat pemutus adalah membuka penghantar suplai ke motor, yang
memungkinkan orang bekerja dengan aman pada pemasangan instalasi motor. NEC
( Undang-undang listrik Nasional di USA ) mendefinisikan “di dalam penglihatan” dari
motor bahwa alat pemutusan dapat dilihat dan tidak lebih 50 kali dari peralatan yang
sedang di kontrol. Apabila sumber untuk rangkaian cabang motor berada di dalam
penglihatan dari motor, alat pemutusan yang sama dapat digunakan untuk
memenuhi semua persyaratan undang-undang tersebut. Jika sumber untuk
rangkaian cabang motor tidak dekat dengan motor, alat pemutus yang lain
diperlukan. Apabila sumber pengendali dan motor tidak di dalam penglihatan dari
motor satu sama lain, diperlukan tiga alat pemutus terpisah.

Gambar 45. Cara pemutusan untuk rangkaian cabang motor


Alat pemutus tersebut mempunyai kemampuan ampere paling tidak sebesar 115%
dari arus kerja beban-penuh motor. Alat pemutusan tersebut akan membuka semua
penghantar suplai bawah tanah dan akan menjadi gang yang dioperasikan, sehingga
satu mekanisme pengoperasian membuka semua kutub secara bersamaan. Akan
ada indikasi yang jelas apakah pemutus dalam posisi membuka (OFF) atau penutup
(ON). Pemutus tersebut harus mampu terkunci pada posisi membuka.
Persyaratan untuk saklar pemutus yang digunakan pada rangkaian cabang motor
diberi ukuran kerja 600 V. Saklar pemutus harus mempunyai ukuran kerja hp sama
dengan atau lebih besar dibandingkan ukuran kerja horsepower dari motor pada
tegangan yang dapat dipakai. Ukuran kerja horsepower diperlukan ketika motor
macet dan pengendali motor gagal membuka rangkaian dengan betul. Apabila saklar
pemutus dioperasikan, kemudian saklar harus memutuskan arus rotor yang tertahan

HO 45

dari motor, yang biasanya 600% dari arus beban penuh motor. Pembukaan saklar
dari pemutus dibawah ukuran kerja yang tidak dapat memadamkan busur api, dapat
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 63
Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

menyebabkan busur api meloncat ke tutup logam atau meloncat dari lin ke lin,
menyebabkan hubungan singkat yang dapat menghembuskan lubang pada tutup
dan menyebabkan kemungkinan terlukanya operator. Ada perkecualian untuk ukuran
kerja horsepower dari saklar yang berlaku pada motor ac yaitu yang mempunyai
ukuran kerja 100 hp atau lebih dimana alat pemutusan yang diijinkan adalah
penggunaan-umum saklar isolasi yang dengan jelas diberi tanda “JANGAN
BEKERJA DENGAN BEBAN”.
Saklar pemutus biasa tidak digunakan untuk pengasutan dan penghentian yang
biasa. Hal ini karena motor berisi induktansi yang besar. Ketika saklar terbuka pada
keadaan berbeban, bunga api akan meloncat diantara saklar karena saklar
membuka. Bunga api dapat membakar pisau saklar. Jangan berdiri di depan saklar
apabila saklar dioperasikan. Yang paling aman adalah menjauhkan muka dan badan
Anda pada satu sisi dan menggunakan tangan kiri Anda untuk mengoperasikan
saklar. Meskipun bunga api yang besar tidak sering terjadi, bahaya kerusakan yang
serius pada saklar dan luka pada operator selalu mengancam.
Umumnya motor mempunyai arus awal enam kali arus kerja beban penuhnya. Kalau
rancangan dari rangkaian pengumpan motor tidak memungkinkan arus awal yang
besar, motor tidak perlu ditutup.

Gambar 46. Arus awal motor jauh lebih besar dibandingkan arus jalan
Pada waktu motor diasut dengan betul dan berjalan, motor kemudian harus
terlindungi dari pemanasan lebih akibat pembebanan mekanis yang berlebihan.
Pengendali motor adalah alat yang melakukan penghubungan ON/OFF yang
sesungguhnya. Pada dasarnya pengendali harus mempunyai ukuran kerja
horsepower yang tidak lebih rendah dari ukuran kerja horsepower dari motor yang
dikontrol.

HO 46

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 64


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Gambar 47. Persyaratan NEC untuk setiap pemasangan motor

Motor sering dibebani melampui kapasitas yang dirancang. Misalnya, ketika


menggunakan gergaji apabila papannnya basah atau potongannya terlalu dalam,
motor akan dibebani lebih dan berjalan lambat. Arus mengalir yang mengalir pada
lilitan akan bertambah dan panas motor diatas suhu rancangannya. Pompa yang
tersumbat atau beban berat berlebihan pada lift atau kerekan akan mempunyai efek
yang sama pada motor. Jika tidak dilakukan sesuatu akan mengakibatkan kerusakan
permanen pada lilitan motor dan diperlukan perbaikan yang mahal.
Alat perlindungan beban lebih motor dipasang pada tiap lin daya dari motor untuk
melindungi motor, pengontrol motor, dan penghantar rangkaian cabang, terhadap
pemanasan berlebihan yang diakibatkan oleh beban dari motor atau kegagalan
mengasut motor. Pada beberapa contoh perlidungan ternal adalah terpadu dengan
motor. Meskipun demikian, pada sebagian aplikasi alat perlindungan beban-lebih
terpisah diperlukan.
Ukuran kerja arus dari relai beban lebih-ternal dipilih untuk melindungi motor
terhadap beban-lebih yang ditahan. Kontak beban lebih (OL) membuka setelah suatu
periode waktu yang tergantung pada magnitude arus beban-lebih. Pada arus kerja
(kelipatan satu), relai tidak memutus tetapi arus dua kali arus kerja akan
memutuskan setelah interval 40 detik.
Perlindungan hubung-singkat (termasuk perlindungan kesalahan petanahan)
dimaksudkan untuk melindungi komponen rangkaian motor, misalnya penghantar,
saklar, pengendali, relai beban lebih motor, dan sebagainya, terhadap arus hubung-
singkat atau hubungan tanah. Perlindungan ini disediakan oleh sekering atau
pemutus rangkaian. Alat perlindungan hubung-singkat diberi ukuran berdasarkan
persentase ampere beban-penuh FLA (full-load amperes) dari motor. Pemilihan
sekering atau pemutus rangkaian yang tidak hati-hati dapat mengakibatkan
kerusakan pada sistem pengawatan dan kemungkinan melukai personil. Aturan NEC
(Undang-undang Listrik Nasional di USA) tersebut mengijinkan jenis alat-alat berikut
dipakai sebagai alat perlindungan hubung-singkat :

HO 47

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 65


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Gambar 48. Kurva dari relai beban lebih termal

 Sekering tunda “nontime”

 Sekering dua elemen ( sekering tunda-waktu )

 Pemutus yang dapat berhenti sesaat (hanya jika dapat diatur dan bagian dari
kombinasi pengontrol yang mempunyai perlindungan beban-lebih dan juga
hubung-singkat serta kesalahan pentanahan dari motor pada tiap
penghantar)

 Pemutus waktu yang terbalik.

Gambar 49. Dua level perlindungan (beban lebih dan hubung singkat) diperlukan untuk
rangkaian cabang motor

HO 48

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 66


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Ukuran penghantar yang diperlukan untuk hubungan motor ditentukan dengan arus
jalan beban penuh dari motor. Bagian 430-6A dari NEC menyatakan bahwa ukuran
penghantar akan ditentukan dengan tabel 430-147, 430-148, 430-149 dan 430-150,
sebagai pengganti arus plat nama motor. Bagian 430-22 menyatakan bahwa
penghantar yang mensuplai motor tunda akan mempunyai kemampuan ampere yang
tidak kurang dari 125% dari arus motor beban-lebih. Ini berarti penghantar hanya
dibebani hanya 80% dari ukuran kerja di bawah kondisi beban-penuh, yang
merupakan standar untuk rangkaian dengan beban terus- menerus. Tidak perlu
mengukur penghantar untuk mencocokkan ukuran kerja yang diijinkan untuk alat
perlindungan rangkaian cabang, yang bisa sebesar 600% dari arus beban-penuh
motor. Penghantar cukup dilindungi dengan perlindungan beban-lebih motor. Tabel
310-16 melalui 310-31 digunakan untuk menentukan ukuran penghantar setelah
kemampuan ampere ditentukan. Di mana motor dihubungkan pada sistem dengan
kapasitas yang besar, ukuran kerja arus hubung singkat harus diselidiki. Pada
rangkaian yang panjang, ukuran penghantar harus diteliti untuk penurunan tegangan
yang berlebihan.

Gambar 50. Pengukuran konduktor rangkaian daya motor


Apabila penghantar digunakan untuk mensuplai dua motor atau lebih pada rangkaian
yang sama., kapasitas ampere konduktor pengumpan dapat ditentukan dengan
menambah arus beban-penuh dari semua motor pada rangkaian; kemudian 255 arus
beban penuh motor terbesar ditambah dengan totalnya.
NEC juga menjelaskan persyaratan untuk menghantar rangkaian pengandali motor.
Penghantar rangkaian pengendali motor didefinisikan sebagai “rangkaian dari alat
pengendali” atau sistem yang membawa sinyal listrik yang mengarah-kan performa
pengontrol. Misalnya, penghantar dari station stop-statr pada pengontrol itu sendiri,
hanya untuk mengendalikan starter dan tidak mengalirkan daya utama atau arus
motor. Rangkaian kontrol “dicabang-diambil” (tapet) pada sisi beban pada sekering
rangkaian cabang motor sehingga kontrol motor pada rangkaian cabang itu akan
dilindungi terhadap arus-lebih seperti pada bagian 430-72.

HO 49

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 67


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Gambar 51. Diagram lin-tunggal untuk pemasangan motor berganda


Motor dapat dilindungi dari beban lebih dengan dua cara yaitu dengan perlindungan
internal yang dipasangkan pada motor, dan dengan perlindungan eksternal yang
dipasangkan pada atau dekat pengasut motor.
Perlindungan beban lebih internal biasanya adalah detektor suhu pada lilitan motor.
Alat perlindungan internal yang umum termasuk:

 Alat thermostatis. Alat tersebut ditambahkan pada lilitan dan dihubungkan


langsung pada rangkaian pengendali.

 Detektor suhu tahanan. RTD digunakan untuk menunjukkan suhu pada lilitan
secara cermat.

 Termokopel. Alat ini adalah pasangan dari penghantar yang tidak sama
disambungkan pada ujung.

 Thermistor. Alat ini adalah semi-konduktor yang berubah tahanannya dengan


menyala apabila ada perubahan suhu.
Perlindungan beban-lebih eksternal, seperti yang disediakan oleh relai beban-lebih
pada pengasut motor, hanya merasakan arus motor dalam usaha menentukan
panas pada lilitan motor. Metode perlindungan dapat kurang efektif jika motor
tertutup oleh kotoran/debu. Perlindungan beban lebih eksternal juga tidak peka
terhadap perubahan pada suhu kamar sekitar motor. Jadi, motor dapat mengalami
panas lebih dan pelindung beban-lebih eksternal tidak akan memutus. Pelindung
internal dianjurkan untuk diaplikasi di mana suhu kamar sekitar dapat berubah
secara dratis atau kebersihan motor tidak dapat dijamin. Relai beban-lebih eksternal
juga kurang efektif jika motor sering diasut dan dihentikan, atau jika diasut lagi terlalu
cepat setelah pemutusan atau beban lebih. Perlindungan termal internal adalah yang
terbaik untuk aplikasi pegasutan yang sering.

HO 50

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 68


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Gambar 52. Proteksi penghantar rangkaian pengendali

Jenis lain rangkaian perlindungan motor termasuk:

 Perlindungan tegangan-rendah. Jenis perlindungan ini bekerja apabila


tegangan suplai turun di bawah nilai yang ditentukan untuk menyediakan
perlindungan operator mesin. Motor harus diasut lagi pada permulaan dari
tegangan suplai normal.

 Perlindungan melepas tegangan-rendah. Metode ini menghentikan rangkaian


apabila tegangan suplai turun dibawah nilai yang ditentukan, dan membuat
rangkaian lagi ketika tegangan suplai kembali normal .

 Perlindungan kegagalan-fase. Perlindungan ini membentuk perlindungan


yang menghentikan daya pada semua fase dari rangkaian fase banyak
apabila terjadi kegagalan dari salah satu fase. Pemberian sekering yang
normal dan perlindungan beban-lebih tidak cukup untuk melindungi motor
fase banyak dari kerusakan operasi satu-fase. Tanpa perlindungan ini, motor
akan terus bekerja jika saru-fasenya hilang. Arus urutan-negatif yang besar
ditimbulkan pada rangkaian rotor, yang menyebabkan arus dan panas yang
berlebihan pada rangkaian stator yang lambat laun akan terbakar.

 Perlindungan pembalikan fase. Metode ini bekerja berdasarkan arah


pembalikan fase pada rangkaian fase banyak. Ini digunakan pada aplikasi
misalnya elevator, yang akan merusak atau berbahaya untuk motor yang
berputar membalik dengan tidah hati-hati.

 Perlindungan kesalahan-pentanahan. Metode perlindungan ini bekerja


apabila satu fase dari motor terhubung ke tanah, mencegah arus yang besar
dari kerusakan lilitan stator dan inti besi.

HO 51

4.2 Peralatan Proteksi Motor dan Kombinasi Starter

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 69


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Kegunaan utama kontraktor magnet adalah untuk penghubungan daya pada elemen
tahanan pemanas, penerangan, pengerem magnet atau soleinoida industri berat.
Kontraktor dapat juga digunakan untuk saklar motor jika diberikan pelindung beban
lebih yang terpisah. Pengasut magnetis (gambar 53) adalah kontraktor dengan relai
beban lebih yang digabung baik secara fisik maupun listrik.

Gambar 53. Pengasut-motor magnetis

Pengasut motor magnetis sama dengan kontraktor baik dalam desain maupun cara
kerja. Keduanya mempunyai satu keistimewaan penting secara umum: Kontak bekerja
apabila kumparan diberi energi. Perbedaan penting adalah penggunaan relai beban
lebih pada pengasut motor.

HO 52

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 70


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Gambar 54. Pengasut-magnetis dengan tombol tekan start-stop yang dipasang secara
terpisah

HO 53

Pada bentuk yang paling sederhana dan banyak digunakan, pengasut-motor magnetis
terdiri dari tiga atau empat-kutub kontraktor magnet dan sebuah relai beban lebih. Alat
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 71
Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

tersebut dipasang pada tempat tertutup yang sesuai, yang merupakan konstruksi
lembaran-logam yang umum digunakan; kedap debu, kedap air atau tahan ledakan;
atau apapun yang diperlukan oleh kondisi instalasi.Tombol-tekan START dan STOP
dipasang pada tutup kotak. Tombol tekan START-STOP yang dipasangkan secara
terpisah digunakan, kalau pada kotak hanya dipasangkan tombol reset pada tutup
(gambar 54). Pengasut juga merupakan bentuk kerangka yang menjadi satu, tanpa
kemasan, untuk pemasangan pada pusat pengendali motor atau kontrol panel pada
mesin.
Rangkaian pengendali pengasut-motor magnetis adalah sangat sederhana.
Rangkaian ini hanya melibatkan pemberian energi kumparan pengasut apabila tombol
start ditekan, dan penghilangan energi kumparan tersebut apabila tombol stop ditekan
atau apabila relai beban-lebih membuka.
Relai beban-lebih yang tergabung pada pengasut motor membedakan pengasut motor
dengan kontraktor. Penggunaan kontraktor dibatasi pada beban penerangan, tungku
listrik, dan beban resistif tertentu yang lain yang nilai arusnya sudah direncanakan.
Motor mendapat arus asut dan periode beban, tanpa beban yang tinggi, beban lebih
jangka pendek, dan sebagainya. Motor harus mempunyai alat pelindung dengan
fleksibilitas yang diperlukan oleh motor dan alat yang digerakkan.
Tujuan perlindungan beban lebih adalah untuk melindungi lilitan motor dari panas
yang berlebihan akibat pembebanan lebih motor. Lilitan motor tidak akan rusak
apabila dibebani lebih untuk periode waktu yang singkat. Meskipun demikian, jika
beban lebih harus berlangsung lama, kenaikan arus yang ditopang akan
menyebabkan relai beban lebih bekerja mematikan motor.
Alat pelindung beban lebih eksternal yang dipasang pada pengasut mencoba
menirukan pemanasan dan pendinginan motor dengan merasakan arus yang
mengalir. Tujuannya adalah untuk melindungi motor dari pemanasan lebih. Arus yang
ditarik oleh motor adalah ukuran yang agak akurat dari beban motor dan sehingga
merrupakan bakarannya. Empat bentuk umum adalah relai beban-lebih magnetis, relai
beban-panas,relai beban-lebih elektronis, dan sekering.
Relai beban-lebih magnetis (gambar 55) bekerja berdasarkan aksi magnetis dari arus
beban yang mengalir pada kumparan. Apabila arus beban menjadi terlalu tinggi,
plunger ditarik pada kumparan, menghentikan rangkaian. Penghentian arus diatur
dengan pengubahan posisi awal dari plunger terhadap kumparan.

Gambar 55. Relai beban-lebih magnetis

HO 54

Relai beban-lebih panas menggunakan pemanas yang dihubungkan seri dengan


suplai motor (gambar 56). Besarnya panas yang dihasilkan meningkat bersama-sama

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 72


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

dengan arus suplai. Jika beban lebih terjadi, panas yang dihasilkan menyebabkan
seperangkat kontak membuka, memutuskan rangkaian. Pemutusan arus diubah
dengan pemasangan pemanas yang berbeda untuk titik pemutusan yang dikehendaki.
Jenis perlindungan tersebut sangat efektif sebab pemanas hampir mendekati
pemanasan yang sesungguhnya di dalam lilitan motor dan mempunyai memori panas
untuk mencegah reset seketika dan pengasutan kembali. Ada dua jenis umum: jenis
bimetal, yang menggunakan pita bimetal dan jenis campuran yang meleleh yang
menggunakan prinsip pemanasan solder pada titik lelehnya.

Gambar 56. Relai beban-lebih thermal

Pada relai beban lebih thermal, arus yang sama yang masuk pada kumparan motor
(menyebabkan motor jadi panas) juga melalui elemen-panas dari relai beban-lebih.

HO 55

Elemen thermal hubungkan secara mekanis pada kontak beban-lebih NC. Apabila
arus-lebih mengalir pada elemen untuk periode waktu yang cukup lama, kontak

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 73


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

membuka. Kontak itu dihubungkan seri dengan kumparan pengontrol starter. Apabila
kontak membuka, kumparan starter dihilangkan energinya. Pada gilirannya, daya
utama starter membuat saklar membuka sehingga memutuskan motor dari lin.
Beberapa relai beban-lebih mempunyai penunjuk pemutusan yang tergabung pada
unit untuk menunjukkan bahwa overload telah terjadi pada alat itu. Setelah relai
terbuka atau terputus, penyebab beban lebih harus diinvestigasi. Masalah harus
diselesaikan sebelum tombol reset ditekan untuk membuat starter kembali bekerja,
Pemilihan ukuran pemanas yang tepat ketika memasang pengasut-motor magnetis
adalah yang paling penting. Semua pabrik starter memberikan daftar ukuran pemanas
beban-lebih untuk aplikasi pengasut tertentu. Daftar tersebut menunjukkan rentang
arus motor yang harus digunakan, dengan kemungkinan penambahan 3 sampai 15%
dari arus beban-lebih. Makin sedikit penambahan, semakin pemilihan dapat menjadi
cocok dengan motor pada kerja yang sebenarnya. Arus beban-lebih, suhu yang
mengoperasikan, faktor pelayanan, dan suhu sekitar, menentukan apakah ukuran unit
pemanas yang dipilih akan dapat melindungi motor dari kondisi beban-lebih. Kondisi
beban-lebih ‘’tidak’’ mencakup kondisi hubung-singkat; ini dipertimbangkan menjadi
kondisi arus-lebih untuk periode waktu yang lama untuk merusakkan motor. Unit
pemanas dipilih dari tabel pabrik pembuat dengan mencocokkan arus-beban-penuh
dengan nomor unit pemanas. Pemilihan dilakukan dengan beberapa anggapan.
Pertama, motor bekerja pada kenaikan suhu maksimum yang diijinkan sebesar 40 0C
dan faktor pelayanan 1,15. Sering kali unit pengasutan tidak diletakkan dekat dengan
motor. Jika itu masalahnya dan suhu pada pengasut lebih tinggi dibandingkan dengan
motor, maka dipilih ukuran “rating” yang lebih tinggi: apabila suhu lebih rendah, maka
digunakan ukuran “rating” yang lebih rendah.

Gambar 57. Relai beban lebih yang dipasang didalam pengasut

HO 56

Relai beban-lebih elektronis menggunakan transformator arus dan rangkaian


elektronis. Transformator merasakan arus yang mengalir pada motor kemudian
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 74
Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

memutuskan rangkaian apabila mencapai beban penuh (gambar 57). Jika kondisi
beban lebih terjadi, rangkaian “sensing” memutuskan rangkaian daya. Pemutusan
arus dapat diatur dengan mudah pada aplikasi tertentu yang cocok. Beban lebih
elektronis sering melakukan fungsi perlindungan tambahan seperti kesalahan
pentanahan dan perlindungan hilangnya fase.
Beberapa keuntungan beban lebih elektronis solid state dibandingkan dengan jenis
relai beban lebih thermal adalah sebagai berikut:
1. Tanpa pembelian, penyediaan, pemasangan atau penggantian kumparan
pamanas.
2. Pengurangan panas yang dihasilkan oleh pengasut.
3. Penghematan energi (sampai dengan 24 W tiap pengasut) melalui eliminasi
kumparan pemanas.
4. Tidak dapat merasakan perubahan suhu lingkungan sekitar.
5. Ketepatan pemutusan ulang yang tinggi ( 2%).
6. Dengan mudah dapat diatur pada rentang arus motor beban lebih yang luas.

Elemen dobel atau sekering tunda waktu juga dapat digunakan untuk memberikan
perlindungan beban lebih. Tetapi elemen itu mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat
diperbarui lagi dan harus diganti setiap kali beroperasi.

Gambar 58. Pengasut disain untuk standar NEMA

HO 57

Seperti kontaktor daya, pengasut motor magnetis ada dalam beberapa ukuran dan
jenis kemasan untuk memenuhi berbagai permintaan. Organisasi IEC (International
Electrotechnical Commission) adalah cara Eropa yang digunakan untuk ukuran kerja

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 75


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

peralatan listrik yang digunakan di Eropa. Sedangkan untuk organisasi Amerika Utara
adalah NEMA (National Electrical Manufcturers Association). Baik IEC dan NEMA
memberikan ukuran kerja kontaktor dan pengasut motor. Kedua sistem ukuran kerja
tersebut dapat digunakan untuk memilih alat pengendali motor untuk perfoma
maksimum dan produktivitas yang tinggi, namun yang penting pemakai mengerti
perbedaan antara standar IEC dan NEMA untuk mencapai hasil yang dikehendaki.
Kontaktor dan pengasut motor dirancang dengan standar NEMA diberikan ukuran
kerja dalam horse power dan diberi tanda angka NEMA. Angka ukuran dapat dipilih
dengan menerapkan horse power, tegangan, frekuensi dan fase yang gtepat pada
tabel yang dapat digunakan (tabel 1).

Tabel 1. Pengukuran pengontrol magnetis tiga fase standar NEMA

Horse power pada


Ukuran CCR dalam
60 Hz 50 Hz 60 Hz
kontroler Ampere
220 V 230 V 380 V 460 atau 575 V
00 9 1½ 1½ 1½ 2
0 18 3 3 5 5
1 27 7½ 7½ 10 10
2 45 10 15 25 25
3 90 25 30 50 50
4 135 40 50 75 100
5 270 75 100 150 200
6 540 150 200 300 400
7 810 - 300 - 600
8 1215 - 450 - 900
9 2250 - 800 - 1600

Daripada mendefinisikan ukuran kerja tertentu dan ukuran alat kontrol, IEC bekerja
dengan filosofi bahwa performa adalah bagian integral dari prosedur pemilihan.
Pemakai kali pertama harus mengidentifikasikan kategori penggunaan aplikasi spesifik
kemudian memilih produk yang mampu menangani beban yang dimaksudkan pada
kategori penggunaan (gambar 59). Kontaktor dan pengasut motor IEC lebih kecil
dalam ukuran kerja horsepower dibandingkan ukuran kerja horse power dari NEMA.
Juga alat IEC dibuat dengan bahan yang diperlukan untuk aplikasi rata-rata. Meskipun
demikian, alat NEMA dibuat untuk level performa yang lebih tinggi dan umur
pemakaian listrik biasanya 2,5 sampai 4 kali lebih tinggi untuk alat IEC yang ekivalen.

HO 58

Alat IEC juga lebih mahal tetapi alat-alat tersebut lebih peka dalam pemakaian, karena
itu pengetahuan yang lebih tinggi dan kehati-hatian diperlukan selama proses
pemilihan. Alat IEC pada umumnya digunakan pada peralatan orisinil dari mesin

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 76


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

pembuat, dimana spesifikasi mesin diketahui dan tidak akan berubah. Alat NEMA
umumnya digunakan dimana permintaan dan spesifikasi harus berubah-ubah.

Gambar 59. Kontaktor disain untuk standar IEC

Tabel 2. Kategori penggunaan IEC untuk kontaktor AC


Kategori Penggunaan Tugas tipikal
AC1 Beban non-induktif atau sedikit induktif
AC2 Memulai motor slip-ring
AC3 Memulai motor bintang tupai dan saklar mati hanya
setelah motor menaikkan kecepatan
AC4 Memulai motor bintang tupai dengan tugas inching dan
plugging

4.3 Melihat Kondisi Kesalahan


Motor listrik adalah kuda kerja industri, dan apabila dipakai dengan betul akan
memberikan layanan bertahun-tahun dengan pemeliharaan yang minimum. Inilah
beberapa saran yang menjadi bagian dari program pemeliharaan motor untuk melihat
kondisi kesalahan dari motor.
1. Jadwal inspeksi secara periodik.
Sekurang-kurangnya sekali setahun setiap motor listrik harus diinspeksi untuk
sesuatu, misalnya pelurusan (pendadaran) poros motor, pengencangan dasar
motor dan kondisi sabuk vee dan kekencangan.
Jika itu adalah motor AC, buka tutupnya dan lakukan pengecekan pada
perangkat sikat, ke tegangan pegas, komutator dan jika mungkin kondisi lilitan,
seperti terlihat pada gambar 60 dibawah ini.

HO 59

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 77


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Gambar 60. Pengecekan bagian dalam starter motor


2. Jagalah motor Anda agar selalu bersih.
Jika saringan tersumbat, aliran udaran akan berkurang dan motor akan
mengalami pemenasan lebih, sehingga lambat laun akan merusak isolasi.
3. Jagalah motor Anda agar selalu kering.
Motor yang digunakan terus-menerus cenderung tidak mengalami masalah
kelengkapan. Motor yang digunakan sebentar-sebentar atau motor cadangan
adalah motor yang mempunyai masalah seperti itu. Cobalah jalankan motor
selama beberapa jam tiap minggu untuk meghilangkan kelembaban. Hati-hati
ketika membuka supaya uap air tidak ditujukan pada motor karena tahan
tetesan.
4. Periksa pelumasan.
Periksalah penggunaan jumlah pelumas yang tepat. Terlalu banyak atau terlalu
sedikit pelumas dapat menyebabkan kerusakan bantalan. Pastikan untuk tidak
menggunakan pelumas yang tercemar atau tidak tepat.
5. Pergunakan analisis getaran.
Peningkatan getaran motor yang menyolok adalah suatu indikasi masalah.
6. Starting yang berlebihan adalah kasus utama dari kegagalan motor.
Arus yang tinggi yang mengalir selama start menimbulkan jumlah panas yang
besar pada motor. Untuk motor 200 hp dan dibawahnya, waktu akselerasi
motor maksimum yang dihubungkan pada beban kelembanan tinggi dapat
mentolerir sekitar 20s. Motor harus tidak melampaui lebih dari sekitar 150
“detik start” per hari.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 78


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas

Tugas 1
Konsep dan Alasan Pengasutan Awal
1. Jelaskan prinsip magnetisme sebuah motor?
2. Jelaskan periode pengasutan?
3. Jelaskan hubungan antara kecepatan, arus pengasutan dan beban?
4. Jelaskan maksud karakteristik arus pengasutan gambar 1 dibawah ini?

Gambar 1.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 79


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 2
Metode Operasi Pengasutan Motor
1. Sebutkan empat macam metode pengasutan tegangan penuh?
2. Sebutkan lima macam metode pengasutan tegangan dikurangi?
3. Sebutkan tiga kelebihan dari metode pengasut magnetis tiga fase dan gambarlah
skema lengkapnya?
4. Jelaskan kerugian dari pengasut tahanan primer?
5. Jelaskan kuntungan dari pengasut bintang-delta?
6. Jelaskan fungsi SCR pada metode pengasutan solid state?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 80


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 3
Otoritas Lokal untuk Pengasutan Motor
1. Tulis ulang Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 04-1631-1989!
2. Menurut SNI nomor 04-3860-1995, hitunglah konversi daya pada tabel 1 berikut:

Daya (kWatt) Daya (hp)


0,75 …………………..
………………….. 0,785
4,5 …………………..
………………….. 1,75
13,78 …………………..

3. Gambarlah skema pengasutan direct on line (pengasutan manual fase tunggal)?


4. Gambarlah hubungan pengasutan delta-bintang?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 81


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 4
Diagram Pengawatan Starter Motor
1. Isi tabel 1 dibawah ini untuk mengenal simbol dalam diagram pengawatan starter
motor.

Simbol Keterangan Simbol Keterangan

…………………. ………………….

…………………. ………………….

…………………. ………………….

…………………. ………………….

…………………. ………………….

…………………. ………………….

…………………. ………………….

…………………. ………………….

2. Gambar diagram pengawatan pada mesin yang ada disekeliling Anda. Buat 3
macam contoh! Serahkan hasilnya pada pelatih Anda!

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 82


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 5
Starter dan Stop-start Stations
1. Apa yang disebut sebagai STARTER!
2. Sebutkan 7 perbedaan starter seri C dan D!
3. Jelaskan cara kerja rangkaian mesin timbal balik, termasuk fungsi tombol START
dan STOP!

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 83


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 6
Menguji dan Mencari Kesalahan Starter Motor
1. Gambar rangkaian dasar diagram pengawatan starter motor!
2. Sebutkan bagian-bagian dari starter motor seperti pada gambar dibawah ini!

b……………...
c……………..
a……………
…………

d……………..

e……………..
f……………..

g……………..

h…………. i………… j………….

3. Sebutkan empat kondisi analisa kerusakan starter motor dan buat flow-chartnya!
4. Kenapa batterai dalam kondisi low-voltage mempengaruhi solenoida?
5. Apa yang akan Anda lakukan bila solenoida tidak berbunyi?
6. Berapa nilai tegangan output sebuah solenoida?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 84


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 7
Diagram Rangkaian Braking
1. Jelaskan metode plugging pada sebuah mesin dan gambar skema rangkaiannya?
2. Jelaskan metode pengereman dinamis pada sebuah mesin dan gambar skema
rangkiannya?
3. Gambar dibawah ini menunjukkan pengereman listrik yang dipakai pada motor tiga
fase. Jelaskan cara kerja rangkainnya?

4. Apa yang disebut rem arus eddy?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 85


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 8
Reversal direction motor AC dan DC
1. Jelaskan proses terjadinya motor AC tiga fase bergerak dua arah?
2. Jelaskan cara kerja pada rangkaian gambar 30!
3. Bagaimana cara pembalikan untuk motor DC. Jelaskan!

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 86


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 9
Metode kendali laju bagi AC dan DC
1. Bagaimana cara Anda mendapatkan motor berkecapatan banyak?
2. Jelaskan cara kerja penggerak kecepatan variabel dengan listrik seperti pada
gambar dibawah ini!

3. Jelaskan pengontrolan kecepatan dengan rangkaian Chopper! Gambar rangkaian


Chopper!
4. Kenapa SCR dapat berfungsi sebagai penggerak motor DC. Jelaskan?
5. Sebutkan bagian-bagian dari penggerak arus eddy dibawah ini!

a……………… b………
..

c………………
d……………

e……………

f………………

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 87


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 9 (Lanjtan)

6. Jelaskan blok diagarm gambar pengatur kecepatan motor AC dibawah ini !

7. Sebutkan lima perbedaan Inverter Sumber Arus (CSI) dan Inverter Tegangan
Variabel (VVI)!
8. Gambar bentuk gelombang output CSI dan VVI! Jelaskan!

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 88


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 10
Konsep dan Alasan Bagi Proteksi
1. Sebutkan persyaratan NEC untuk setiap pemasangan motor!
2. Sebutkan alat-alat yang dipakai sebagai alat perlindungan hubung-singkat!
3. Jelaskan perlindungan hubung-singkat.
4. Jelaskan perlindungan beban lebih internal.
5. Jelaskan perlindungan beban lebih eksternal.

Tugas 11
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 89
Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Peralatan Proteksi Motor dan Kombinasi Starter


1. Jelaskan fungsi kontaktor magnetis
2. Jelaskan fungsi beberapa jenis relay berikut ini:
a. Relai beban-lebih magnetis
b. Relai beban-lebih panas
c. Relai beban-lebih elektronis

Tugas 12

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 90


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Melihat Kondisi Kesalahan


1. Sebutkan enam program pemeliharaan motor!
2. Kenapa motor Anda dikondisikan agar selalu kering!
3. Apakah akibat pengasut yang gagal bisa merusakkan motor!

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 91


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

Transparansi

OHT 1
Konsep dan Alasan Arus Awal (Pengasutan Motor)

Motor listrik bekerja dengan prinsip magnetisme. Artinya


bahwa kita harus memberikan arus pada motor tersebut
untuk menimbulkan magnetisme dalam motor yang
nantinya akan diubah dalam bentuk gerak atau berputar.

Arus asut adalah sebesar 6 kali arus kerja

Semakin besar beban motor, semakin rendah putaran


motor dan semakin besar arus yang diberikan

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 92


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 2
Metode Operasi Pengasutan Motor

Pengasutan
Manual
Pengasuta Fase
n Tunggal
Tegangan
Penuh

Pengasutan
Manual
Tiga
Fase

Pengasutan
Magnetis
Tiga
Fase

Pengasutan
Kombinasi

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 93


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 3

Pengasut
Tahanan
Primer Resistor
Pengasuta
n
tegangan Resistor
dikurangi

Resistor

Pengasut
Ototransformator

Pengasut
Bintang-Delta

Pengasut
Bagian
Lilitan

Pengasut
Solid
State

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 94


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 4
Otoritas Lokal untuk Pengasutan Motor

Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 04-1631-1989

Standar ini menetapkan persyaratan unjuk kerja


asut motor induksi motor sangkar tiga fase
berkecepatan tunggal dengan tegangan sampai
dengan 660 volt dengan desain N & NY yang
meliputi pengasutan N & NY.

Standar Nasional Indonesia SNI nomor 04-3860-1995

Spesifikasi empat standar dari pengasutan


penghantar motor induksi tiga fase dari 0,4 kW
sampai dengan 630 kW. Untuk hubungan langsung
(direct on line) atau dengan menggunakan
pengasutan bintang delta dan pengenal
berdasarkan jenis tugas S1 juga mencakup motor
dengan dua tegangan sejauh tingkat kejenuhan
adalah sama untuk kedua tegangan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 95


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 5

Diagram Pengawatan Starter Motor

Diagram pengawatan dimaksudkan untuk menunjukkan


hubungan sebenarnya dan lokasi fisik dari semua bagian
komponen pada rangkaian. Kumparan, kontak, motor dan
sejenisnya yang diperlihatkan pada posisi sebenarnya
akan ditemui pada instalasi.

Diagram pengawatan umum untuk rantai listrik

Diagram pengawatan umum untuk starter motor

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 96


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 6
Starter dan Stop-start Stations

Starter adalah pengontrol listrik yang terdiri dari:


1. START,
2. STOP, dan
3. Dihubungkan pelindung motor.

Starter Motor Seri C

Starter Motor Seri D

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 97


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 7

Lay-out Umum untuk Proses Gerakan Mesin Timbal Balik


Menggunakan START-STOP

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 98


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 8
Menguji dan Mencari Kesalahan Starter Motor
Solenoid
Konektor ke a
Plunger
batterai

Tuas

Over run clutch


Pinion

Gigi roda mesin

Komutator Armatur Lilitan

Mesin Mesin berputar Mesin tidak Mesin tidak


lambat berputar berputar
START

Starter Solenoida Sistem listrik


Bersihkan-charge- Ukur tegangan jatuh
Gigi roda tidak test batterai atau pada starter M
A Solenoida
bergerak. D gunakan batterai H solenoida dan
baru yang full starter motor. berbunyi ?
Ya
charge.

Tidak
Test Key Switch. Bersihkan-pererat- I Test & charge
N
B E test semua kabel batterai, bersihkan
dan koneksi dan pererat semua Hubungkan
kawatnya. kabel dan koneksi. terminal “S” ke
batterai.
Ya Solenoida
C F J berbunyi ?
Test kemudi Ukur kembali
Ukur tegangan YA NO
solenoida. semua tegangan Tidak
jatuh pada Key
setelah O
Switch dan/atau
dibersihkan . Test Key Switch
starter solenoida.
K starter dan koneksi
G listrik.
Hubungkan batterai
Test starter motor dengan terminal “S”
(hubungkan solenoida dan kaki P
langsung ke kaki L starter motor. Test starter
starter). kontroller, saklar
pengaman dan
Jika starter koneksinya.
Q
berjalan, maka
perbaiki atau ganti
solenoida. Pelajari skema
rangkaian sebagai
Catatan Penting: R petunjuk.
1. Perbaiki atau ganti beberapa komponen yang rusak sebelum
melanjutkan ke tahap berikutnya.
2. Ukur tegangan jatuh dengan jelas untuk setiap koneksi.
Minta bantuan
3. Periksa terpasang tidaknya sekring untuk menghindari terjadinya
short circuit.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 99


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 9
Diagram Rangkaian Braking
Metode penghentian motor yang paling umum adalah
dengan menghilangkan tegangan suplai dan mengijinkan
motor dan beban berhenti. Pada beberapa aplikasi, motor
harus dihentikan dengan cepat atau dipertahankan pada
posisi dengan beberapa jenis alat pengereman.

 Plugging Motor Bentuk


Berhenti

 Rangkaian
Perlindungan
Antiplugging

 Pengereman
Dinamik

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 100


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 10

 Pengereman
Listrik pada
Motor Tiga-fase

 Rel Gesekan
Elektromekanis

 Rem Beban Listrik

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 101


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 11
Reversal Direction Motor AC dan DC

Penukaran setiap ujung dari motor induksi tiga-fase akan


menyebabkan motor berputar pada arah yang berlawanan.

1. Pengasut Pembalikan Tiga-Fase

2. Interlock Pengasut Pembalikan Mekanis dan Listrik

3. Rangkaian Daya Pembalikan Motor DC

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 102


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 12
Metode Kendali Laju Motor AC dan DC
Motor induksi dengan lilitan kecepatan banyak cocok
untuk pemakaian yang memerlukan sampai dengan empat
kecepatan yang berbeda. Kecepatan ini dipilih untuk
menghubungkan lilitan pada konfigurasi yang berbeda dan
sangat konstan pada tiap-tiap penyetelan.

Pengasut Motor Lilitan Terpisah Dua Kecepatan

Penggerak Kecepatan Variabel


dengan Listrik

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 103


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 13
Pengontrol Kecepatan Rotor Lilit:
 Pengontrol kecepatan rotor lilit yang menggunakan
tahanan.
 Pengatur kecepatan rotor lilit yang menggunakan tahanan
beban dan reactor saturable.
 Pengatur kecepatan motor induksi rotor lilit yang
menggunakan tahanan beban dan pemotong.
 Pengontrol kecepatan rotor lilit mengendalikan daya ke
sumber ac.

Penggerak arus DC
 Pengatur kecepatan elektronis dari motor DC dengan
pengaturan tegangan jangkar.

Penggerak arus Eddy

Penggerak AC frekwensi variabel


 Penggerak AC kecepatan yang dapat diatur frekwensi
variabel.
 Inverter tegangan variable (VVI).
 Inverter sumber arus (CSI).
 Inverter lebar pulsa termodulasi (PVM).

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 104


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 14

Konsep dan Alasan Bagi Proteksi


Perlindungan motor berusaha melindungi motor, sistem
suplai, dan individu dari berbagai kondisi yang menganggu
beban yang digerakkan sistem suplai atau motor itu
sendiri.

Persyaratan NEC untuk setiap pemasangan motor

Aturan NEC mengijinkan jenis alat-alat berikut dipakai sebagai alat


perlindungan hubung-singkat :

 Sekering tunda “nontime”


 Sekering dua elemen ( sekering tunda-waktu )
 Pemutus yang dapat berhenti sesaat (hanya jika dapat diatur
dan bagian dari kombinasi pengontrol yang mempunyai
perlindungan beban-lebih dan juga hubung-singkat serta
kesalahan pentanahan dari motor pada tiap penghantar)

 Pemutus waktu yang terbalik

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 105


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 15

Peralatan Proteksi Motor dan Kombinasi Starter


Kegunaan utama kontraktor magnet adalah untuk
penghubungan daya pada elemen tahanan pemanas,
penerangan, pengerem magnet atau soleinoida industri
berat. Kontraktor dapat juga digunakan untuk saklar motor
jika diberikan pelindung beban lebih yang terpisah.

Tabel 1. Pengukuran pengontrol magnetis tiga fase standar NEMA

Horse power pada


Ukuran CCR dalam
60 Hz 50 Hz 60 Hz
kontroler Ampere
220 V 230 V 380 V 460 atau 575 V
00 9 1½ 1½ 1½ 2
0 18 3 3 5 5
1 27 7½ 7½ 10 10
2 45 10 15 25 25
3 90 25 30 50 50
4 135 40 50 75 100
5 270 75 100 150 200
6 540 150 200 300 400
7 810 - 300 - 600
8 1215 - 450 - 900
9 2250 - 800 - 1600

Tabel 2. Kategori penggunaan IEC untuk kontaktor AC

Kategori Penggunaan Tugas tipikal


AC1 Beban non-induktif atau sedikit induktif
AC2 Memulai motor slip-ring
Memulai motor bintang tupai dan saklar mati hanya
AC3
setelah motor menaikkan kecepatan
Memulai motor bintang tupai dengan tugas inching
AC4
dan plugging

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 106


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 16
Melihat Kondisi Kesalahan

Motor listrik adalah kuda kerja industri, dan apabila dipakai


dengan betul akan memberikan layanan bertahun-tahun
dengan pemeliharaan yang minimum.
Inilah beberapa saran yang menjadi bagian dari program
pemeliharaan motor untuk melihat kondisi kesalahan dari
motor.

 Jadwal inspeksi secara periodik.


 Jagalah motor Anda agar selalu bersih.
 Jagalah motor Anda agar selalu kering.
 Periksa pelumasan.
 Pergunakan analisis getaran.
 Starting yang berlebihan adalah kasus utama dari
kegagalan motor.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 107


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

BAB 5 CARA MENILAI UNIT INI

Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?


Penilaian adalah proses pengumpulan bukti-bukti hasil ujian/pekerjaan dan pemberian nilai
atas kemajuan peserta pelatihan dalam mencapai kriteria unjuk kerja seperti yang dimaksud
dalam Standar Kompetensi. Bila pada nilai yang ditetapkan telah tercapai ( sesuai dengan
kriteria ), maka dinyatakan bahwa kompetensi sudah dicapai . Penilaian lebih untuk
mengidentifikasi pencapaian dan penguasaan kompetensi peserta pelatihan dari pada
hanya untuk membandingkan prestasi peserta terhadap peserta lain.

Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?


Tanyakan pada diri Anda sendiri : “Kemampuan kerja apa yang benar-benar dibutuhkan
oleh peserta pelatihan”?
Jawaban terhadap pertanyaan ini akan mengatakan kepada Anda tentang apa yang kita
maksud dengan kata “kompeten”. Untuk menjadi kompeten dalam suatu pekerjaan yang
berkaitan dengan keterampilan berarti bahwa orang tersebut harus mampu untuk :
 menampilkan keterampitan pada level (tingkat) yang dapat diterima
 mengorganisikan tugas-tugas yang dibutuhkan.
 merespon dan bereaksi secara layak bila sesuatu salah
 memenuhi suatu peranan dalam sesuatu rangkaian tugas-tugas pada
pekerjaan
 mentransfer/mengimplementasikan keterampilan dan pengetahuan pada
situasi baru.
Bila Anda menilai kompetensi ini Anda harus mempertimbangkan seluruh issue-issue di atas
untuk mencerminkan sifat kerja yang nyata .

Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki


Prinsip penilaian terpadu memberikan pengakuan terhadap kompetensi yang ada tanpa
memandang dari mana kompetensi tersebut diperoleh. Penilai mengakui bahwa individu-
individu dapat mencapai kompetensi dalam berbagai cara:
 kualifikasi terdahulu
 belajar secara informal.
Pengakuan terhadap kompetensi yang ada dengan mengumpulkan bukti-bukti kemampuan
untuk dinilai apakah seseorang telah memenuhi standar kompetensi, baik memenuhi
standar kompetensi untuk suatu pekerjaan maupun untuk kualifikasi formal.

Kualifikasi Penilai
Dalam kondisi Iingkungan kerja, seorang peniIai industri yang diakui akan menentukan
apakah seorang pekerja mampu melakukan tugas yang terdapat dalam unit kompetensi ini .
Untuk menilai unit ini mungkin Anda akan memilih metode yang ditawarkan dalam pedoman
ini, atau mengembangkan metode Anda sendiri untuk melakukan penilaian. Para penilai
harus memperhatikan petunjuk penilaian dalam standar kompetensi sebelum memutuskan
metode penilaian yang akan dipakai.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 108


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Ujian yang Disarankan


Umum
Unit Kompetensi ini, secara umum mengikuti format berikut:
(a) Menampilkan pokok keterampilan dan pengetahuan untuk setiap sub-
kompetensi/kriteria unjuk kerja.
(b) Berhubungan dengan sesi praktik atau tugas untuk memperkuat teori atau
mempersiapkan praktik dalam suatu keterampilan.
Hal ini penting sekali, di mana peserta dinilai (penilaian formatif) pada setiap elemen
kompetensi. Mereka tidak boleh melanjutkan unit berikutnya sebelum mereka benar-benar
menguasai (kompeten) pada materi yang sedang dilatihkan .
Sebagai patokan disini seharusnya paling sedikit satu penilaian tugas untuk pengetahuan
pokok pada setiap elemen kompetensi. Setiap sesi praktik atau tugas seharusnya dinilai
secara individu untuk tiap Sub-Kompetensi. Sesi praktik seharusnya diulang sampai tingkat
penguasaan yang disyaratkan dari sub kompetansi dicapai.
Tes pengetahuan pokok biasanya digunakan tes obyektif. Sebagai contoh, pilihan ganda,
komparasi, mengisi/melengkapi kalimat. Tes essay dapat juga digunakan dengan soal-soal
atau pertanyaan yang relevan dengan unit ini.
Penilaian untuk unit ini, berdasar pada dua hal yaitu:
 pengetahuan dan keterampilan pokok
 hubungan dengan keterampilan praktik.
Untuk penilaian unit “Menggunakan dan Memelihara Sistem yang Menggunakan Kendali
Motor Elektrik “ disarankan hal-hal sebagai berikut:

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 109


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Penilaian Pengetahuan Pokok


Penilaian Teori

Bagian Penilaian

Bagian Satu Penilaian Satu

Bagian Dua Penilaian Dua

Bagian Tiga Penilaian Tiga

Bagian Empat Penilaian Empat

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 110


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Penilaian Satu
1. Motor listrik bekerja pada …………………….
2. Aksi generator didalam motor menghasilkan tegangan dan arus lawan yang mengalir
…………… terhadap arus yang diberikan.
3. Makin besar beban pada motor, makin …………….. motor akan berputar dan
…………….. dan arus yang diberikan mengalir pada lilitannya.
4. Prinsip kerja yang membuat pengasut magnetis berbeda dari pengasut manual adalah
penggunaan …………………
5. Pengasut kombinasi terdiri dari pengasut langsung dihubungkan ke lin dan sarana
…………. Yang dirangkai bersama pada kemasan rangkaian.
6. Transformator yang digunakan pada pengasut ototransformator adalah transformator
lilitan ……………… dengan tap.
7. Pada pengasut tegangan yang dikurangi bintang-delta lilitan motor dihubungkan pada
konfigurasi ……………………. selama pengasutan.
8. Pengsut tegangan yang dikurangi bagian lilitan digunakan pada motor yang dililit untuk
operasi dua ………………
9. Dua metode transisi dari tegangan yang dikurangi pada tegangan penuh disebut
transisi rangkaian ………………….. dan transisi rangkaian …………………..
10. Jumlah konduksi dari SCR dikontrol dengan pulsa yang diterima pada ………………..
dari SCR.
11. Arus asut pada motor DC dapat dibatasi dengan menghubungkan tahanan yang ditap
seri dengan …………………….. motor.
12. Metode pengasutan sesuai dengan SNI nomor 04-3860-1995 adalah a. ……………
b. ……………
13. Standar pengasutan motor mengacu pada ……………… ( …….. ) nomor
……………………
14. Pengasutan motor di Indonesia sesuai dengan standarisasi Departemen Perindustrian
dan Perdagangan yaitu a. Nomor …………………..
b. Nomor …………………..

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 111


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Penilaian Dua
1. Diagram pengawatan dimaksudkan untuk menunjukkan ………………. yang
sebenarnya dari semua komponen.
2. Diagram susunan letak saluran untuk ………………..
3. Hubungan diagram bertujuan untuk ……………….
4. Starter adalah pengontrol listrik yang terdiri dari a. ……………….
b. ……………….
c. ……………….
5. Starter seri C dan D mempunyai keunggulan a. …………………
b. …………………
6. Starter C mempunyai performa sebagai berikut: a. ………………
b. ………………
c. ………………
d. ………………
e. ………………
7. Pengoperasian starter motor seri C untuk tegangan 8,74 Volt maka :
a. Arus ………………….. A
b. Torsi ………………….. Nm
c. Kecepatan …………… RPM
d. Daya …………………. Watt
8. Pengoperasian starter motor seri D untuk tegangan 8,4 Volt maka :
a. Arus ………………….. A
b. Torsi ………………….. Nm
c. Kecepatan …………… RPM
d. Daya …………………. Watt
9. Tombol tekan STOP dan START digunakan untuk ……………………
10. Empat kondisi analisa untuk starter motor, yakni:
a. Kondisi mesin …………………..
b. Kondisi mesin …………………..
c. Kondisi mesin …………………..
d. Kondisi mesin …………………..

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 112


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Penilaian Tiga
1. Metode penghentian motor yang paling umum adalah dengan ………… dan
………………
2. “Plugging” menghentikan motor fase banyak dengan ………………
3. Saklar kecepatan nol (juga disebut saklar plugging) dirangkai untuk ………………..
4. Pengereman dinamis adalah ………………
5. Pengereman listrik dapat dicapai dengan motor induksi tiga-fase dengan ………… dari
motor dan ………………. fase-fase stator.
6. Istilah rem gesekan elektromekanis menunjukkan …………………..
7. Keuntungan penggunaan pengereman dinamis adalah ………………
8. Rem gesekan memerlukan peralatan yang …………… dibandingkan metode
pengereman yang lain.
9. Rem beban listrik disebut juga ……………… adalah alat yang sederhana dan kuat
yang terdiri dari …………….. yang dipasang didalam …………………
10. Rem arus eddy tidak dapat menahan ………………..
11. Interlock mekanik dan listrik digunakan untuk mencegah kontaktor …………….. dan
……………. dari pengaktifan yang bersamaan.
12. Pembalikan motor DC dapat dicapai dengan dua cara, yaitu : a. ………………………
b. ………………………
13. Motor kecepatan banyak sering ditemukan pada ……………… dan ……………..
14. Motor induksi dengan lilitan kecepatan banyak ada dua jenis utama, yaitu:
a. …………………..
b. …………………..
15. Penggerak kecepatan variable dengan listrik tersusun dari a……………………….
b……………………….
c……………………….
16. Kecepatan motor dc diatur dengan a……………………..
b……………………..
c……………………..
17. VVI adalah ……………………
18. SCI adalah ……………………
19. Penggerak PVM adalah dari ……………. hp sampai dengan ……………. hp.
20. Keuntungan utama menggunakan penggerak CSI terletak pada kemampuannya
………………… dan ………………….

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 113


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Penilaian Empat
1. Perlindungan motor berusaha melindungi ……………, …………………, dan
…………….. dari berbagai kondisi yang menganggu beban yang digerakkan
…………………. atau …………………..
2. Saklar pemutus harus mempunyai ukuran kerja hp ……………….. atau ……………….
dibandingkan ukuran kerja horsepower dari motor pada tegangan yang dapat dipakai.
3. Alat perlindungan beban lebih motor dipasang pada ……………………. dari motor
untuk melindungi ………………., ………………., dan ……………………., terhadap
pemanasan berlebihan yang diakibatkan oleh beban dari motor atau kegagalan
mengasut motor.
4. Perlindungan hubung-singkat dimaksudkan untuk melindungi …………………….
5. Aturan NEC (Undang-undang Listrik Nasional di USA) tersebut mengijinkan jenis alat-
alat berikut dipakai sebagai alat perlindungan hubung-singkat, yaitu:
a……………………
b……………………
c……………………
d……………………
6. Alat perlindungan internal yang umum, yaitu:
a……………………
b……………………
c……………………
d……………………
7. Jenis lain rangkaian perlindungan motor, yaitu:
a……………………
b……………………
c……………………
d……………………
e……………………
8. Kegunaan utama kontraktor magnet adalah untuk …………….., ………….., …………..
atau …………………
9. Keuntungan beban lebih elektronis solid state, yaitu a……………………
b……………………
c……………………
d……………………
e……………………
f……………………

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 114


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Penilaian Praktik

Kerjakan dengan baik tugas-tugas berikut ini.

Bagian Penilaian Praktik

Bagian Dua Tugas 4

Bagian Tiga Tugas 7

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 115


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Ringkasan Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan


Gunakan tugas-tugas ini untuk menetapkan apakah peserta pelatihan telah menguasai
pokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.

Pokok-pokok Perlu
Pengetahuan dan Tugas-tugas Penilaian Ya Tidak Latihan
Keterampilan Lanjutan
1.0 Memberikan 1.1 Konsep dan alasan berbagai
kegunaan metoda permulaan diberikan.
pembatasan arus
1.2 Otoritas lokal dan kebutuhan
mula dari mesin-
bangsa Indonesia digunakan untuk
mesin besar dan
memilih starter motor yang sesuai.
kebutuhan standar
Indonesia dan 1.3 Metode operasi setiap starter
otoritas lokal untuk dijelaskan.
menggunakan
mesin-mesin ini.
2.0 Menghubungkan 2.1 Diagram wiring mengacu pada
motor dengan motor starter diinterprestasikan.
benar dan stop-
2.2 Starter dan stop-start stations ke
start stations ke
motor dihubungkan.
bermacam starter.
2.3 Menguji dan mencari kesalahan
motor starter dan hubungannya.
3.0 Menjelaskan 3.1 Diagram rangkaian
prinsip-prinsip diinterprertasikan dan rangkaian
motor braking AC braking berikut dipakai :
dan motor reversal
DC.  Plug
 Dynamic
 Regenerative
3.2 Reversal direction motor AC dan
DC dijelaskan.
3.3 Metode kendali laju bagi AC dan
DC.
4.0 Menjelaskan 4.1 Konsep dan alasan bagi proteksi
operasi dan diberikan.
mendaftarkan
4.2 Bermacam tipe peralatan proteksi
aplikasi peralatan
diidentifikasikan.
pelindung motor.
4.3 Peralatan proteksi yang sesuai bagi
motor yang diberikan dan kombinasi
starter dipilih
4.4 Kondisi kemungkinan kesalahan
diidentifikasi.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 116


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Checklist yang Disarankan Bagi Penilai


Modul : Menggunakan dan Memelihara Sistem yang Menggunakan Kendali
Motor Elektrik
Nama Peserta : Nama Penilai :
Apakah telah memberikan bukti-bukti yang cukup yang
menunjukkan bahwa peserta dapat :
 Catatan

….
Tujuan pembatasan arus mula mesin
….
Kebutuhan standar Indonesia dan otoritas lokal
….

Starter tiga fase


- Direct online ….
- Star delta ….
- Auto tranformer ….
- Elektronik ….
- Resistansi primer
- Resistansi sekunder
Metode motor braking AC ….

Reversal rotasi motor AC ….

Proteksi motor

Peralatan proteksi
 Thermal overload
 Magnetic
 Relay
 Sekering
Motor DC
 Prinsip dan aplikasi starting motor
 Kendali laju
 Braking
Trouble shooting starter motor

Menguji kesalahan motor

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 117


Batam Institutional Development Project
644999959.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Lembar Penilaian

Unit : BSDC 0751: Menggunakan dan Memelihara Sistem yang


Menggunakan Kendali Motor Elektrik

Nama Perserta Pelatihan : ……………………………………

Nama Penilai : ………….………………..……….

Peserta yang Dinilai : Kompeten 


Kompetensi yang Dicapai 

Umpan balik untuk Peserta:

Tanda tangan
Peserta sudah diberitahu tentang hasil Tanda tangan Penilai:
penilaian dan alasan-alasan mengambil
keputusan.

Tanggal:

SAYA SUDAH DIBERITAHU TENTANG Tanda tangan Peserta Pelatihan:


HASIL PENILAIAN DAN ALASAN
MENGAMBIL KEPUTUSAN TERSEBUT.

Tanggal:

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 118


Batam Institutional Development Project
644999959.doc

Anda mungkin juga menyukai