Anda di halaman 1dari 9

ANCAMAN DIBIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

Bentuk strategi ancaman dibidang teknologi informasi dan indikator keberhasilannya


 
Ancaman di bidang teknologi informasi biasanya dibagi menjadi :

- Ancaman militer, merupakan ancaman yang berdampak langsung pada ketahanan nasional.
(misalkan satelit surveilance militer Indonesia di hack dsb.)

- Ancaman Non militer, merupakan ancaman yang tidak berdampak langsung pada ketahanan
ansional ( misalnya ancaman moral seperti pornography, dan lain sebagainya)

Indikator keberhasilannya :
- ketersediaan perbaikan terus menerus
- menciptakan keunggulan kompetitif bagi penggunanya
- Peningkatan kinerja bagi pengguna IT
- Tercapainya tujuan penggunaan sistem
1. Cloud, AI, dan Machine Learning Percepat Inovasi Digital di Sektor Manufaktur

TRIBUNNEWS.COM - Sektor manufaktur Indonesia mulai gencar mengadopsi teknologi


digital terbaru dalam revolusi industri 4.0, terutama kecerdasan buatan atau artificial
intelligence (AI), machine learning, dan internet of things ( IoT) yang semua berbasis awan
alias cloud.
Teknologi digital terbaru itu digunakan untuk menopang inovasi manufaktur sehingga
meningkatkan efisiensi sekaligus menggenjot produktivitas, serta mampu mengatur
skalabilitas produksi untuk mencapai fleksibilitas dan kegesitan operasional.
Arief Rakhmatsyah, VP Product Management Cloud & UC Telkomtelstra menjelaskan,
dalam revolusi industri 4.0 sektor manufaktur telah menggunakan IoT dan memanfaatkan
banyak sensor di seluruh lini produksi.
Kehadiran sensor yang terhubung dengan IoT memungkinkan perusahaan manufaktur untuk
mencapai efisiensi operasional, skalabilitas produksi, kegesitan, serta meningkatkan
produktivitas di saat peak season.
Berdasarkan riset perusahaan teknologi informasi, Gartner IoT Forecast Tools 2018, akan ada
153.000 benda yang akan terkoneksi dengan IoT di Indonesia hingga 2020.

Pertumbuhan IoT di Indonesia mencapai rata-rata majemuk (compounded annual growth


rate/CAGR) sebesar 19 persen sampai akhir 2022.
“Dengan banyaknya inovasi-inovasi dan dibutuhkan agility ketika harus men-develop banyak
hal, itu lebih mudah kita melakukannya di cloud daripada perusahaan harus berinvestasi di
data center yang besar, itu jatuhnya mahal,” papar Arief dalam keterangannya, Senin
(9/12/2019).
Karena itu, menurut dia, dibutuhkan solusi-solusi terdepan untuk menjawab tantangan
tersebut. Telkomtelstra sebagai penyedia cloud menyediakan sistem berbasis azure yang
lengkap dengan keunggulan end-to-end dari cloud hingga edge computing.
Arief menyebut, sektor manufaktur seperti industri pesawat terbang, otomotif, dan lainnya
telah menggunakan solusi ini.
Sementara itu, Rudi Rusdiah, Chaiman Asosiasi Big Data & AI Indonesia, menilai
penggunaan AI, machine learning, dan IoT yang marak di sektor manufaktur di Indonesia
tidak lepas dari berbagai tantangan ke depan.
Salah satu tantangan itu adalah sumber daya manusia (SDM) yang membutuhkan keahlian
tertentu.
“Adopsi teknologi digital terbaru seperti artificial intelligence, machine learning, dan IoT
makin tumbuh pesat di sektor manufaktur di Indonesia. Hal ini merupakan kelanjutan dari
sistem otomasi di sektor manufaktur yang telah berkembang dari 10 tahun lalu, kemudian
beralih ke arah efisiensi dan kegesitan dalam operasi,” ujarnya.
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul: Kecerdasan Buatan Bisa Percepat Inovasi
Digital Sektor Manufaktur 
2. MA Kritisi Marak Penyalahgunaan Data Pribadi

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali mengatakan bahwa
penyalahgunaan data pribadi konsumen masih dilakukan dari digitalisasi aktivitas
perekonomian.

Hatta mengatakan sejumlah institusi hukum hingga perusahaan bisa mengumpulkan data
pribadi, namun tak memiliki kemampuan untuk mengontrol. Akibatnya, konsumen bisa
menjadi pihak yang rentan terhadap kejahatan dunia maya akibat penyalahgunaan data yang
dikumpulkan.

"Digitalisasi aktivitas  perekonomian secara umum diikuti dengan pengumpulan


penyimpangan serta pemanfataan data pribadi," kata Hatta saat memberikan sambutan di
Hotel Mercure, Jakarta, Rabu (20/3).

Hatta juga mengatakan jika keberadaan transaksi digital bisa memengaruhi investasi.
Ketatnya persaingan pelaku digital juga berpotensi membuka pintu persaingan bisnis menjadi
tidak sehat dan maraknya kejahatan siber.

"Semakin ketatnya persaingan antar pelaku usaha yang berpotensi terjadinya persaingan
usaha tidak sehat serta semakin maraknya kejahatan siber yang berdampak pada masyarakat
dalam sistem transaksi secara elektronik," imbuhnya.

Sementara itu, Hatta mengatakan regulasi pemerintah belum bisa sepenuhnya melindungi
masyarakat. Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen belom secara
spesifik mengatur tentang perlindungan data pribadi.

Sementara itu, hingga saat ini Kemenkominfo masih melakukan pembahasan poin-poin
peraturan UU Data Pribadi bersama pemangku kebijakan antara lain kepolisian, kejaksaan,
Setneg, OJK dan Bank Indonesia.

Hatta mengkritisi UU Data Pribadi yang dianggap bersifat sektoral dan meminta
pemanfaatannya bisa lebih bijak.

"Misal sektor jasa keuangan terdapat peraturan OJK No.1 tahun 2013 tentang perlindungan
konsekuen sektor jasa keuangan bahkan secara spesifik terdapat ketentuan tentang
perlindungan terhadap konsumen pelayanan yang dikenal dengan impteknya yang diatur oleh
OJK no 13 tahun 2018 tentang operasi  keuangan digital di sektor jasa keuangan," imbuhnya.
3. BSSN Ungkap Sejumlah Kerawanan Siber yang Jadi Ancaman Jelang Pemilu

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang Pemilu 2019, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)


menyebut ada sejumlah kerawanan terkait teknologi yang menjadi ancaman.
Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan BSSN Asep Chaerudin mengatakan, era
perkembangan teknologi dan informasi ini sering dimanfaatkan pihak tertentu untuk
menjalankan kejahatan, salah satunya terkait pelaksanaan Pemilu.
Kejahatan itu direncanakan untuk menyerang data informasi jaringan infrastruktur Pemilu. 
Tujuan penyerangan terhadap data ini adalah untuk mengganggu, menonaktifkan, mengambil
alih, mengendalikan, hingga mencuri integritas data pemilih.
Taktik yang digunakan penyerang, di antaranya hacking, social enginering, hingga malware.
Baca juga: Perludem: Penyandang Disabilitas Mental Harus Diberi Hak Pilih dalam Pemilu
"Selain itu, penyerang juga menjalankan aksinya melalui diseminasi informasi dengan tujuan
mengubah opini publik dan mempengaruhi perilaku pemilu," kata Asep dalam Rapat
Koordinasi Nasional (Rakornas) dalam Rangka Persiapan Penyelenggaraan Pemilu 2019 di
Hotel E Royale, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (22/11/2018).
"Taktik yang digunakan adalah memanfaatkan media online, yaitu dengan penyebaran
informasi palsu, kebocoran info, dan menyebarkan ke orang lain," sambungnya.
Serangan dilakukan dengan berbagai motivasi, antara lain memperoleh keuntungan finansial,
keinginan balas dendam, membuat konflik di media sosial, hingga mengalahkan lawan
politik.
Menurut Asep, antisipasi terhadap ancaman tersebut bisa dilakukan dengan dua cara.
Pertama, melakukan koordinasi dengan provider komunikasi dan media sosial. Hal ini dapat
dilakukan melalui internet service provider, serta provider media sosial seperti Facebook dan
Twitter.
Selain itu, kerja sama juga bisa dilakukan dengan sejumlah kementerian dan lembaga yang
berkaitan langsung dengan pemilu, seperti KPU, Bawaslu, dan Kominfo.
Strategi kedua, yaitu pengamanan infrastruktur teknologi informasi. Hal ini direalisasikan
dengan pemasangan server pada infrastruktur IT di KPU, Bawaslu, dan instansi pemerintah
yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu.
Kata Asep, penting pula monitoring situs KPU dan Bawaslu selama 24 jam. 
Baca juga: Gelar Rakornas, Kemendagri Sebut Masih Banyak PR Jelang Pemilu
"Ini telah kita koordinasikan, di mana dalam pelaksanaannya, sistem sweeping pengawasan.
Melakukan kolaborasi dengan kementarian lembaga terkait dalam pembuatan kebijakan yang
berkaitan dengan upaya, strategi, langkah mewujudkan siber yang aman," ujar dia.
Tahapan Pemilu 2019 sudah pada tahap kampanye yang dimulai sejak 23 September 2018
dan berakhir 13 April 2019.
Pemungutan suara digelar serentak pada 17 April 2019. Setelahnya, dilakukan pemungutan
dan penghitungan suara.
4. Sisi Gelap 5G Bisa Mengancam Individu dan Negara

Jakarta - Berbicara masa depan teknologi, maka 5G adalah keniscayaan. Meskipun begitu,


ada sisi gelap dari teknologi tersebut yang bisa membuka pintu dengan segala bentuk
ancaman yang mengintainya.

Menurut Kaspersky, kapasitas data di seluruh dunia akan mencapai 175 zettabytes pada tahun
2025, meningkat 1,2 zettabytes pada 2010 saat 4G pertama kali digunakan secara global.

Keberadaan 5G diperkirakan 5G akan 100 kali lebih cepat dari 4G yang dipakai pada saat ini,
di mana itu memungkinkan berkat latensi yang rendah, sehingga sebanyak satu juta perangkat
didukung dalam jangkauan satu kilometer persegi.

"Dengan peningkatan dramatis dalam jumlah dan kecepatan transfer, tentu menjadi potensi
bagi perangkat yang terhubung dengan munculnya ekspansi alami dan aplifikasi ancaman.
Berbagai evolusi, pengembangan, dan konektivitas dalam sistem 5G akan membuka pintu
bagi berbagai ancaman," tutur Amin Hasbini, Head of Research Center, Global Research &
Analysis (GReAT) Team, Timur Tengah, Turki, dan Afrika dalam siaran persnya.

Seiring inovasi 5G menyebar luas, akan terdapat beberapa kekurangan dan


ketidaksempurnaan yang muncul pada peralatan teknologi 5G, kerangka kerja pelanggan, dan
administrasi para pihak berwenang.

Kaspersky mengatakan kekurangan semacam itu dapat memungkinkan para pelaku kejahatan
siber merusak infrastruktur telekomunikasi, melumpuhkan, memata-matai atau mengalihkan
lalu lintasnya.

"Negara-negara perlu mengatur kemampuan nasional dalam penanganan teknik informasi


objektif yang khusus mengevaluasi, baik pengadopsi dan pemasok 5G, untuk mengevaluasi
kekurangan yang perlu diperbaiki," sebutnya.

Persoalan keamanan dan privasi pengguna bukanlah hal baru. Isu ini sudah mencuat
sebelumnya dan itu akan jadi perhatian saat 5G muncul. Kaspersky menyebutkan
kecanggihan jaringan generasi kelima itu memungkinkan dapat mengumpulkan dan melacak
lokasi pengguna secara akurat.

Masalah lainnya adalah para penyedia layanan 5G akan punya akses luas ke sejumlah besar
data yang dikirim oleh perangkat pengguna, sehingga dapat menunjukkan apa yang benar-
benar terjadi di dalam rumah atau setidaknya menggambarkan lewat metadata di lingkungan
sekitar pengguna, sensor in-house, dan parameter internal.

Data tersebut, kata Kaspersky, dapat mengekspos privasi, memanipulasi, dan penyalahgunaan
data pengguna. Penyedia layanan juga dapat menjual data-data pengguna ke perusahaan lain
untuk kebutuhan iklan misalnya.

Adanya 5G memang bisa membantu penyebaran komunikasi, begitu juga perangkat yang
tidak dapat terhubung jaringan dengan pemantauan dan kontrol jarak jauh. Dengan banyak
sistem terkait dan terhubung tentu membantu konektivitas, namun juga dapat mengubah
infrastruktur non-kritis menjadi kritis dan karenanya memperluas sejumlah risiko.
Kedatangan 5G juga berdampak terjadinya revolusioner yang memberikan dorongan bagi
jalannya pengembangan teknologi, khususnya di bidang kota-kota pintar, jaringan listrik
cerdas, dan fasilitas pertahanan. 5G membuat perangkat jadi terhubung dan memberikan
kecepatan luar biasa ngebut.

Tetapi, di setiap potensi tersebut, 5G pun akan menarik perhatian pelaku ancaman siber,
seperti serangan DDoS skala besar, tantangan dalam melindungi jaringan canggih dari
perangkat yang segala terhubung. Bila ada kesalahan, maka berujung pada kelumpuhan
seluruh jaringan.

Kaspersky mengatakan ancaman-ancaman itu bisa diatasi dengan kerja sama antara
pemerintah dan para pemimpin industri dalam membawa teknologi 5G yang aman dan
nyaman, meningkatkan layanan dan kualitas hidup bagi masyarkaat di era smart city seperti
sekarang ini.

"Vendor hi-tech dan struktural pemerintahan harus bekerja sama dalam upaya mencegah
eksploitasi 5G oleh para aktor ancaman dan melestarikan fitur inovatifnya, demi kemajuan
teknologi dan peningkatan kualitas kehidupan di era saat ini," pungkas Hasbini.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan Tugas PKN “Tentang ancaman dibidang teknologi informasi” ini.
Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari
golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan
kami semoga tugas yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan
maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga
nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas
di kemudian hari.

Nipah Panjang, Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
ii

ANCAMAN DIBIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

1. Cloud, AI, dan Machine Learning Percepat Inovasi Digital di Sektor


Manufaktur.................................................................................................................. 2
2. MA Kritisi Marak Penyalahgunaan Data Pribadi................................................... 3

3. BSSN Ungkap Sejumlah Kerawanan Siber yang Jadi Ancaman Jelang Pemilu. . 4

4. Sisi Gelap 5G Bisa Mengancam Individu dan Negara............................................. 5


Tugas PKN

TENTANG ANCAMAN DI BIDANG


TEKNOLOGI INFORMASI
Guru Pembimbing :
EVA SUPRIANI, S.Pd

Disusun Oleh :

KELOMPOK 6

1. Elvira Nathalia Husna


2. Sarina Selfiana
3. Sulasmi
4. Andika Dwi Haryanto

SMAN 3 TANJUNG JABUNG TIMUR


TAHUN AJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai