Sama seperti ujian lain, tentunya Anda yang mengikuti psikotes ingin lulus
dengan hasil yang memuaskan. Namun, mengikuti psikotes berbeda dengan
ujian lain yang mungkin membutuhkan pemahaman atau hafalan di luar diri
seseorang. Dalam psikotes, yang dinilai adalah aspek dalam diri.
Karena itu, menurut Sugi Siswiyanti dalam bukunya Sukses Tempuh Tes
Psikotes, kunci sukses menghadapi psikotes bukan pada belajar tekun seperti
ujian bidang lain. Nilai jelek dalam psikotes bukan berarti Anda tidak pandai.
Namun, mungkin Anda tidak cocok mengisi suatu posisi yang Anda tuju.
Jika ingin mendapatkan "nilai bagus" dalam psikotes, tentunya yang perlu
dibenahi adalah pola pikir dan kondisi kejiwaan masing-masing. Nah, untuk
mengetahui apakah ada perkembangan yang lebih baik, Anda bisa melatih diri
mengerjakan soal-soal psikotes lebih dari satu kali. Dari mengerjakan soal
psikotes berkali-kali ini, pola pikir seseorang bisa terbentuk menjadi lebih baik
dan mampu memecahkan masalah.
Dalam Tactical Police, dijelaskan bahwa nilai psikologi terwujud dalam skala 0-
100 dan dibagi ke dalam 4 kategori, yakni:
Namun, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, psikotes bukan ujian yang
harus mendapatkan nilai bagus seperti ujian biasa lain. Tujuan utama dari tes ini
adalah mengenali dan memahami kepribadian orang yang mengerjakan tes
sehingga sebaiknya tidak dimanipulasi. Jika dimanipulasi, bisa menimbulkan
dampak yang tidak diharapkan di kemudian hari setelah Anda lolos seleksi.
Demikian contoh-contoh soal psikotes yang bakal sering detikers temui dalam
seleksi kerja maupun seleksi lainnya. Semoga bermanfaat membantu persiapan
Anda mengikuti psikotes!
Baca artikel detikjabar, "30 Contoh Soal Psikotes Beserta Cara Menjawabnya"
selengkapnya https://www.detik.com/jabar/berita/d-6187505/30-contoh-soal-
psikotes-beserta-cara-menjawabnya.