Anda di halaman 1dari 96

ht

tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2014

ISSN : 2089-1938
No. Publikasi : 91300.14.17
Katalog BPS : 1101002.91
Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm
Jumlah Halaman : vi + 75

.id
o
.g
Naskah :

s
Dian Faradila, SST

bp
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
.
at
ar

Gambar Kulit :
ab

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik


Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
a pu
.p

Diterbitkan Oleh :
w

Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat


w
w

Boleh dikutip dengan menyebutkan Sumbernya


://
tp
ht
ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
Kata Pengantar

Publikasi Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 diterbitkan oleh Badan Pusat
Statistik Provinsi Papua Barat berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Provinsi
Papua Barat yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data

.id
memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Provinsi Papua
Barat. Publikasi yang diharapkan menjadi ikon baru Badan Pusat Statistik ini mengemas

o
.g
isu-isu terkini perkembangan pembangunan yang ditampilkan dalam bentuk lebih

s
informatif.

. bp
Publikasi Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang
at
sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada publikasi ini lebih
ar

menekankan pada analisis.


ab
pu

Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 memuat berbagai informasi/indikator terpilih
yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Provinsi Papua Barat dan diharapkan dapat menjadi bahan
a
.p

rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.


w
w

Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga
w

publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan
://

akademisi maupun masyarakat luas.


tp
ht

Manokwari, Oktober 2014


Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Papua Barat,

Drs. Simon Sapary, M.Sc.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 ii


ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
Statistik Kunci

No. Uraian Satuan 2011 2012 2013

1 Jumlah penduduk orang 842 227 816 280 828293

2 Jumlah penduduk 15 thn keatas yang bekerja orang 336 588 341 741 353619

.id
3 Jumlah penganggur orang 33 031 19 856 17131

4 Jumlah Angkatan kerja orang 369 619 361 957 370750

o
5 TPAK persen 70,78 67,12 66,41

.g
6 TPT persen 8,94 5,49 4,62

s
7 Persentase pekerja di sektor formal persen 38,21 43,24 43,08

bp
8 Laju inflasi persen 2,36 4,99 7,28

.
9 Ekspor (juta)
at
rupiah 19 217 910 20 638 458 26 304 998

10 Impor (juta) rupiah 8 213 115 6 376 470 8 307 960


ar

11 Pertumbuhan Ekonomi persen 27,01 15,9 9,3


ab

12 PDRB ADHB (juta) rupiah 36 178 780 43 204 817 50 908 727
pu

13 PDRB ADHK (juta) rupiah 11 896 227 13 780 123 15 061 519

14 PDRB per Kapita (juta) rupiah 46 53,53 61,46


a

15 Nilai Tukar Petani (NTP) persen 102,95 101,62 99,64


.p

16 Jumlah Penduduk miskin (ribu) orang 249,84 229,99 224,27


w

17 Persentase penduduk miskin persen 31,92 28,20 26,67


w

18 angka partisipasi sekolah 7-12 tahun persen 94 96 96


w

19 angka partisipasi sekolah 13-15 tahun persen 89 92 93


://

20 angka partisipasi sekolah 16-18 tahun persen 65 67 72


tp

21 Angka Harapan Hidup tahun 69 69 69


ht

22 Rata-rata lama sekolah tahun 8 8 9


23 Angka melek huruf persen 93 94 94
24 Paritas Daya Beli (PPP) (ribu) rupiah 599 602 605
25 IPM persen 70 70 71
26 Rata-rata pengeluaran per kapita rupiah 593 164 816 137 876 253

Catatan:
1. Berdasarkan Proyeksi DAU
2. Kondisi bulan Agustus (Sakernas)
3. Angka inflasi Papua Barat dihitung mulai 2008
4. Termasuk ekspor dan impor antar provinsi

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 iii


ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
Penjelasan Teknis
 Daerah administrasi adalah wilayah administrasi  Angka Kematian Bayi adalah probabilita bayi
yang sudah memiliki dasar hukum yang sah menurut meninggal sebelum mencapai usia satu tahun,
Departemen Dalam Negeri. dinyatakan dalam per seribu kelahiran.

 Desa pesisir/tepi laut adalah desa/kelurahan  Angka Kematian Balita adalah probabilita bayi
termasuk nagari atau lainnya yang memiliki wilayah meninggal sebelum mencapai usia lima tahun,

.id
yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut dinyatakan dalam per seribu kelahiran.

o
(atau merupakan desa pulau).

.g
 Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah

s
 Desa bukan pesisir adalah desa/kelurahan termasuk perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan

bp
nagari atau lainnya yang tidak berbatasan langsung asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut
dengan laut atau tidak mempunyai pesisir. umur.
.
at
ar

 Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk di  Angka Reproduksi Neto adalah rasio bayi wanita
suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah yang hidup sampai usia ibunya dikalikan dengan
ab

tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per angka reproduksi bruto.


pu

Km2.
 Angka Kelahiran Total adalah setiap wanita di
a

 Laju pertumbuhan penduduk adalah rata-rata Indonesia secara hipotesis akan melahirkan anak
.p

tahunan laju perubahan jumlah penduduk di suatu hingga masa berakhir reproduksinya (15 – 49)
w

daerah selama periode waktu tertentu. tahun.


w
w

 Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke  Angka Melek Huruf Dewasa adalah perbandingan
://

atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja, dan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang
tp

yang sedang mencari pekerjaan. dapat membaca dan menulis, dengan jumlah
ht

penduduk usia 15 tahun ke atas.


 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah
perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan  Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah
jumlah penduduk usia kerja. perbandingan antara jumlah penduduk kelompok
usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th) yang
 Tingkat Pengangguran Terbuka adalah bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok
perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th).
jumlah angkatan kerja. Bersekolah adalah mereka yang perlu mengikuti
pendidikan di jalur formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/
SMK/MA atau PT) maupun non formal (paket A,
paket B atau paket C).

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 iv


ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
 IPM adalah indeks komposit dari gabungan 4 (empat) tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk
indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek miskin.
huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per
kapita.  Indeks Harga Konsumen adalah angka/indeks
yang menunjukkan perbandingan relatif antara
 Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi tingkat harga (konsumen/eceran) pada saat bulan

.id
yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang survei dan harga tersebut pada bulan sebelumnya.
dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan

o
sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau  Inflasi adalah indikator yang dapat memberikan

.g
barang yang kurang nilainya menjadi barang yang informasi tentang dinamika perkembangan harga

s
lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih kepada pemakai barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.

bp
akhir.

.
 Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan
at
 Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan antara indeks harga yang diterima petani
ar

pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas dengan indeks harga yang dibayar petani yang
ab

pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 dinyatakan dalam persentase.


(nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan
pu

sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah
a

sempurna. satu indikator penting untuk mengetahui


.p

kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu


w

 Garis kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah


periode tertentu.
w

pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi


kebutuhan dasar minimum makanan dan nonmakanan
w

 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita


yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap
://

adalah Produk Domestik Regional Bruto dibagi


berada pada kehidupan yang layak.
tp

dengan penduduk pertengahan tahun.


ht

 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan


 PDRB Harga Berlaku adalah nilai tambah
ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-
barang dan jasa yang dihitung menggunakan
masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
harga yang berlaku pada setiap tahun.
Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata
pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.
 PDRB Harga Konstan adalah nilai tambah
 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan barang dan jasa yang dihitung menggunakan
gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara harga yang berlaku pada satu tahun tertentu
penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin sebagai tahun dasar.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 v


ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
Daftar Isi
Identitas Buku i
Kata Pengantar ii
Statistik Kunci iii
Penjelasan Teknis v
Daftar Isi vi

o .id
1 Geografi dan Iklim 1 11 Industri Pengolahan 42

.g
2 Pemerintahan 4 12 Konstruksi 44

s
3 Penduduk 7 13 Hotel dan Pariwisata 45

bp
4 Ketenagakerjaan 11 14 Transportasi dan Komunikasi 49
5 Pendidikan 19
.
15 Perbankan dan Investasi 52
at
6 Kesehatan 23 16 Harga-harga 53
ar

7 Perumahan dan Lingkungan 27 17 Pengeluaran Penduduk 59


ab

8 Pembangunan Manusia 30 18 Perdagangan 62


9 Pertanian 36 19 Pendapatan Regional 63
pu

10 Pertambangan dan Energi 39 20 Perbandingan Regional 67


a

Lampiran Tabel 70
.p
w
w
w
://
tp
ht

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 vi


ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
GEOGRAFI DAN IKLIM 1
Teluk Bintuni Wilayah Terluas di Papua Barat
Berdasarkan Permendagri Nomor 6 Tahun 2008, diantara 11 Kabupaten/kota di Papua Barat,
Kabupaten Teluk Bintuni memiliki luas wilayah terluas yaitu 21,48 persen.

Papua Barat adalah provinsi termuda ketiga di

Gambar
Indonesia. Provinsi Papua Barat dimekarkan dari 1.1 Peta Wilayah Provinsi Papua Barat

Provinsi Papua berdasarkan UU No. 45 Tahun 1999.


Dan berdasarkan Inpres No. 1 tahun 2003 provinsi ini
bernama Irian Jaya Barat. Kemudian sejak 6 Februari
2007 resmi bernama Provinsi Papua Barat.
Secara geografis letak Provinsi Papua Barat

.id
yang termasuk dalam wilayah Indonesia timur ini

o
.g
berada di daerah sekitar ekuator, yaitu tepatnya pada

s
koordinat 0º,0” hingga 4º,0” Lintang Selatan dan

bp
124º,00” hingga 132º’0” Bujur Timur. Batas-batas

.
wilayah Provinsi Papua Barat adalah:
at
Utara: Samudera Pasifik
ar

Selatan: Laut Banda dan Provinsi Maluku


ab

Persentase Luas Wilayah Provinsi Papua Barat


Gambar

Barat: Laut Seram dan Provinsi Maluku 1.2 Menurut Kabupaten/Kota 2013
pu

Timur: Provinsi Papua


Pada awal pemekarannya, Provinsi Papua Barat
a
.p

hanya terdiri dari Kabupaten Fakfak, Sorong,


w

Manokwari, dan Kota Sorong. Wilayah tersebut


w

sekarang terbagi kedalam wilayah administrasi yang


w

terdiri dari 12 (dua belas) kabupaten dan 1 (satu) kota,


://

atau terjadi penambahan sepuluh kabupaten sejak


tp

pemekaran wilayah. Tiga belas kabupaten/kota


ht

tersebut yaitu Kabupaten Fakfak, Kaimana, Teluk


Wondama, Teluk Bintuni, Manokwari, Sorong Selatan,
Sumber: Permendagri No. 6 Tahun 2008
Sorong, Raja Ampat, Tambrauw, Maybrat, Manokwari
Selatan, Pegunungan Arfak, dan Kota Sorong.
TAHUKAH ANDA ?
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Jumlah pulau di Papua Barat adalah yang
Nomor 6 tahun 2008 luas wilayah Provinsi Papua terbanyak kedua di Indonesia (1945 pulau),
dimana hampir sepertiganya (610 pulau)
Barat adalah 97.024,27 Km2. Wilayah terluas adalah berada di Kabupaten Raja Ampat.
Kabupaten Teluk Bintuni (21,48%) dan wilayah terkecil
adalah Kota Sorong (0,68 %).

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 1


1 GEOGRAFI DAN IKLIM
Morfologi Bentang Alam Papua Barat Terjal dan Landai
Bentang alam Papua Barat memiliki morfologi terjal di bagian utara di kepala burung dan di
selatan bagian leher burung, sedaangkan pada bagian pantai selatan relatif landai.

Bentang Alam Papua Barat memiliki morfologi


terjal di bagian Utara di Kepala Burung dan di Selatan
pada bagian Leher Burung, dengan daerah paling
tinggi memiliki elevasi 3731 mdpl. Daerah terjal
mengikuti garis pantai di bagian Utara, sedangkan
daerah landai berada di bagian Selatannya. Pulau-

.id
pulau di Papua Barat umumnya merupakan pulau yang

o
terjal dengan variasi ketinggian sekitar 0-750 mdpl.

.g
Kemiringan lereng Papua Barat bervariasi antara 0°-

s
35°, namun umumnya berada pada kemiringan 0°-11°.

bp
Tipologi geografis Papua Barat
Sumber: Google Image
Material penyusun tanah Papua Barat bervariasi

.
at
dari batuan berumur Paleozoikum hingga endapan
ar

sungai Kuarter. Sementara itu pada daerah lepas


ab

pantai terdapat beragam batuan yang merupakan


kesatuan Cekungan Bintuni dan Cekungan Salawati
pu

dengan prospek kandungan minyak dan gas.


a

Secara Geologi wilayah Papua Barat memiliki


.p

struktur yang cukup kompleks dengan kelurusan


w

umum berarah Barat-Timur (rapatnya jarak antar


w

struktur geologi pada daerah ini secara umum


w

menyebabkan kegempaan yang intensif). Namun pada


://
tp

sisi lain keadaan ini menjadi perangkap bagi potensi


ht

minyak bumi dan gas.


Hidrogeologi, Kondisi air bawah permukaan di
wilayah Papua Barat pada umumnya wilayah
pegunungan merupakan daerah air tanah langka.
TAHUKAH ANDA ?
Sementara daerah dataran terdiri dari daerah dengan
Pada tahun 2010 lalu di Kabupaten
produktivitas akifer kecil dan setempat akifer produktif.
Tambrauw telah ditemukan suku
pedalaman terasing yang masih nomaden, Dengan demikian potensi air bawah tanah Papua
bernama Suku Karon.
Barat terkonsentrasi di dataran tengah, yang juga
merupakan daerah aliran sungai utama.

2 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


GEOGRAFI DAN IKLIM 1
Hampir Sembilan Bulan Diguyur Hujan
Di beberapa daerah di Papua Barat selama hampir sembilan bulan diguyur hujan dalam satu
tahun, sementara itu di beberapa wilayah dengan hari hujan terendah pun selama satu tahun
diguyur hujan hampir selapanjang delapan bulan.

Gambar
Topografi wilayah desa/kelurahan di Papua Barat Persentase Desa/Kelurahan Berdasarkan
1.3 Topografi Wilayah 2012
terdiri dari 7,85 persen puncak; 18,76 persen berada di
lereng bukit maupun gunung; dan 16,12 persen berada Puncak (7,85%)
di lembah. Wilayah lain lebih dari setengahnya berada
Lereng (18,76%)

62.75
di daerah hamparan. Seluruh wilayah kabupaten/kota
Lembah (16,12%)
di Papua Barat berbatasan dengan laut, namun hanya

.id
Hamparan (57,26%)
37,04 persen desa/kelurahan yang berada di daerah

37.25
o
pesisir. Wilayah desa lainnya tidak berbatasan dengan

.g
laut (bukan pesisir), yaitu sebesar 62,96 persen.

s
Bukan Pesisir
Suhu udara rata-rata di Provinsi Papua Barat

bp
Pesisir
berada pada kisaran 22,90º–31,80º Celcius dengan

.
at
Sumber: Sensus Potensi Desa (PODES), 2011
suhu udara minimum berada di Kabupaten Fakfak dan
ar

suhu udara maksimum berada di Kabupaten


ab

Manokwari. Sementara kelembaban udara bervariasi Keadaan Iklim menurut Kabupaten/Kota


1.1 di Provinsi Papua Barat 2012
Tabel

antara 83,67-86,80 persen dengan kelembaban


pu

tertinggi juga berada di Kabupaten Fakfak dan


a

Uraian Minimum Maksimum


terendah di Kabupaten Manokwari.
.p

Suhu Udara Rata-rata 22,9 31,8


Meskipun memiliki curah hujan tertinggi sebesar
w

Rata-rata Kelembaban Udara 83,67 86,80


4.790,4 mm/tahun, Kabupaten Fakfak memiliki hari
w

Rata-rata Tekanan Udara 993,12 1 008,80


hujan yang terendah di Papua Barat, yaitu sebesar 231
w

Curah Hujan 3 085,00 4 790,40


://

hari. Sedangkan curah hujan terendah sebessar


Hari Hujan 231 256
tp

3.085,0 mm/tahun terjadi di Kota Sorong dan hari


Rata-rata Penyinaran Matahari 48 357
ht

hujan tertinggi selama 256 hari terjadi di Kabupaten


Sumber: Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kab/Kota, 2012
Manokwari.
Secara umum wilayah Papua Barat memiliki
curah hujan dan hari hujan yang tinggi. Di wilayah
TAHUKAH ANDA ?
dengan hari hujan terendah dalam satu tahun rata-rata
diguyur hujan selama hampir delapan bulan, dan untuk Desa Warmu di Distrik Aifat Timur Selatan
adalah satu-satunya desa di Kabupaten
wilayah dengan hari hujan tertinggi dalam satu tahun Maybrat yang berbatasan dengan laut
(daerah pesisir).
dapat terjadi hujan rata-rata selama hampir sepanjang
sembilan bulan.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 3


2 PEMERINTAHAN
Pasangan Abraham O. Atururi - Rahimin Katjong Terpilih Kembali
Setelah melalui proses demokrasi yang panjang, akhirnya pasangan Brigjen Marinir Purn. Abraham O.
Atururi dan Drs. Rahimin Katjong, M.Ed terpilih kembali menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Papua Barat untuk masa bhakti 2012-2016.

Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Provinsi Papua Barat Selama tahun 2006-2011
Gambar

2.1 Masa Bhakti 2012-2016


dipimpin oleh pasangan Brigjen Marinir Purn. Abraham
O. Atururi dan Drs. Rahimin Katjong, M.Ed sebagai
gubernur dan wakil gubernur (wagub).
Ditahun 2011 Provinsi Papua Barat telah
melaksanakan pemilukada gubernur dan wagub yakni

.id
pada tanggal 9 November 2011. Meskipun pada

o
tanggal 20 Juli 2011 lalu telah dilaksanakan

.g
pemilukada, namun karena terjadi permasalahan maka

s
hasilnya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

bp
Dalam pemilukada tersebut diikuti oleh empat

.
Gubernur : Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi (kiri)
at
Wakil Gubernur : Drs. Rahimin Katjong, M.Ed (kanan)
pasangan calon gubernur dan wagub. Keempat
ar
Sumber: Google Image
pasangan calon tersebut adalah Abraham O. Atururi
ab

dan Rahimin Katjong, George Celcius Auparay dan


Perbandingan Otonomi Khusus Papua dengan Hasan Ombaier, Wahidin Puarada dan Herman
pu

2.1
Tabel

Otonomi Daerah di Indonesia


Orisoe, serta Dominggus Mandacan dan Origenes
a

Nauw. Setelah melalui proses demokrasi yang


.p

Otonomi Khusus Otonomi Daerah


No. Perbandingan
Papua Biasa
panjang, akhirnya pasangan Abraham O. Atururi dan
w

1 Pemerintahan (Eksekutif) Sama Sama


Rahimin Katjong keluar sebagai pemenang
w

Terdiri dari DPRP dan Hanya DPRD Tk.


Badan Legislatif Tk
2 Majelis Rakyat Papua Provinsi dan tidak ada
Provinsi pemilukada dan terpilih kembali untuk kedua kalinya
w

(MRP) MRP
Badan Legislatif Tk
://

3 Sama Sama menjadi gubernur dan wakil gubernur Papua Barat


Kabupaten
tp

Terdiri dari Lembaga


Hanya terdapat Lem-
untuk masa bhakti 2012-2016.
4 Badan Yudikatif Adat dan Lembaga
baga Peradilan biasa
ht

Peradilan biasa Setelah di tahun 2010 diwarnai dengan


pemilukada pada tujuh kabupaten/kota di Papua Barat,
tahun 2011 di gelar dua pemilukada, yaitu di
Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Tambrauw. Pada
TAHUKAH ANDA ? pemilukada di Kabupaten Maybrat ditetapkan bahwa
Pasangan Abraham O. Atururi dan Rahimin pemenang pemilukada adalah pasangan Drs. Bernard
Katjong terpilih kembali menjadi Gubernur
dan Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat Segrim, MM. dan Karel Murafer, SH. Sedangkan
untuk masa bakti 2012-2016.
pemilukada Kabupaten Tambrauw dimenangi
pasangan Gabriel Asem dan Johanis Yembra.

4 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PEMERINTAHAN 2
Tidak Terjadi Pemekaran Wilayah Sepanjang Tahun 2012
Pada ahun 2012 terbentuk 2 kabupaten baru pecahan dari Kabupaten Manokwari, yaitu Kabupaten
Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak berdasarkan UU No. 23 dan 24 Tahun 2012 dengan,
jumlah kecamatan , desa dan kelurahan secara keseluruhan tidak mengalami perubahan.

Dari sisi pemerintahan, Provinsi Papua Barat Pembagian Daerah Administrasi menurut

Tabel
2.2 Kabupaten/Kota 2013
bersama dengan Provinsi Papua dan Provinsi NAD
pengaturan daerahnya dengan UU Otonomi Khusus Kabupaten/Kota Ibukota Kecamatan Desa Kelurahan
Fakfak Fakfak 9 118 5
(Otsus). Secara khusus pemerintahan di tanah Papua Kaimana Kaimana 7 84 2
Teluk Wondama Rasiei 13 75 1
(Papua dan Papua Barat) diatur dalam UU Nomor 21
Teluk Bintuni Bintuni 24 115 2
Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus. Hal ini berbeda Manokwari Manokwari 13 191 9

.id
Sorong Selatan Teminabuan 13 119 2
dengan provinsi lainnya di Indonesia yang pengaturan Sorong Aimas 19 121 13

o
wilayahnya berdasarkan UU Otonomi Daerah. Raja Ampat Waisai 24 117 4

.g
Tambrauw Sausapor 7 53 0
Setelah terjadi pemekaran di tahun 2012, jumlah Maybrat Kumurkek 11 108 1

s
Manokwari Selatan Ransiki 6 55 0
wilayah administrasi Provinsi Papua Barat tahun 2013

bp
Pegunungan Arfak Anggi 10 166 0
meliputi 12 kabupaten dan 1 kota, 162 kecamatan, Kota Sorong Sorong 6 0 31

.
at
Papua Barat 2013 Manokwari 162 1 322 70
1.322 desa, serta 70 kelurahan. Di tahun 2009-2010, PB 2012 162 1 322 70
ar

perkembangan wilayah administrasi ditandai dengan PB 2011 162 1 321 74


ab

Sumber: Pemda Kabupaten/Kota se-Provinsi Papua Barat


pemekaran wilayah kecamatan (distrik), kelurahan,
dan desa (kampung) yang relatif cepat. Semula di
pu
Gambar

Persentase PNS Kabupaten/Kota/Provinsi dan


tahun 2009 jumlah kecamatan adalah 154 kecamatan, 2.2 Persentase PNS menurut Jenis Kelamin 2013
a

menjadi 162 kecamatan di tahun 2011.


.p

Manokwari 16,56
Pemekaran wilayah yang cukup pesat juga
w

Sorong 13,36
12,1
terjadi pada jumlah desa. Selama tahun 2009-2010 Fakfak
w

Kota Sorong 11,5

jumlahnya meningkat sebanyak 30 desa. Sedangkan 7,36


w

Raja Ampat
Sorong Selatan 7,2
jumlah kecamatan hanya bertambah empat unit.
://

Teluk Bintuni 7,12


Teluk Wondama 6,62
tp

Namun di tahun 2011-2013 pemekaran wilayah Kaimana 5,93


Provinsi Papua Barat 5,72
ht

tersebut sudah tidak lagi terjadi, yang ada hanya Maybrat 3,65
56,64

2,77
pemekaran wilayah tingakat kabupeten yang terjadi di Tambrauw
0,09
43,36

Pegunungan Arfak Laki-laki

Kabupeten Manokwari. Selama 2011-2013 jumlah Manokwari Selatan 0,01 Perempuan

kecamatan masih tetap sama, tetapi hanya terjadi Sumber: Badan Kepegawaian Nasional, Jayapura (Papua), 2013

perubahan dua unit jumlah desa dan kelurahan.


TAHUKAH ANDA ?
Pengurangan jumlah desa karena peningkatan status
Besarnya Dana Otonomi Khusus (Otsus)
menjadi kelurahan. tahun 2012 yang dikucurkan di Provinsi
Jumlah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Papua Barat mencapai sebesar 1,64 trilyun
rupiah. Nilai ini meningkat dibandingkan
Provinsi Papua Barat berjumlah 34.222 orang dengan tahun 2011, sebesar 1,33 trilyun rupiah.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 5


2 PEMERINTAHAN
Kesenjangan Gender di Dunia Politik Masih Tajam
Persentase perempuan di dunia politik yang direpresentasikan dengan persentase perempuan yang
duduk menjadi anggota DPRD hanya sebesar 9,82 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa
kesejangan gender di dunia politik masih sangat nyata.

Persentase PNS Pemda menurut Tingkat


rincian 19.384 orang (56,64%) berjenis kelamin laki-
Gambar

2.3 Pendidikan 2013 laki dan 14.838 orang (43,36%) berjenis kelamin
perempuan. Dilihat dari komposisinya terlihat bahwa
jumlah PNS laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan
dengan PNS perempuan. Hal ini memberikan informasi
bahwa kesetaraan gender dalam pemerintahan di
Papua Barat belum menunjukkan kemerataan.

.id
Distribusi persentase PNS menurut kabupaten/

o
kota/provinsi tercatat Kabupaten Manokwari memiliki

.g
PNS yang terbanyak yaitu sebesar 16,56 persen.

s
bp
Kabupaten Manokwari sebagai ibukota provinsi dan
pusat pemerintahan membutuhkan SDM yang lebih
.
Sumber: Badan Kepegawaian Nasional Regional IX Jayapura, 2013
at
banyak dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya.
ar

Sedangkan Kabupaten Manokwari Selatan memiliki


ab

Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota/Provinsi


Gambar

2.4 menurut Jenis Kelamin 2011 distribusi terkecil dalam ketersediaan PNS yaitu 0,01
pu

persen.
Dari sisi pendidikan PNS, sebagian besar PNS
a
.p

berpendidikan Sarjana (38,81%), PNS dengan


w

pendidikan SLTA menempati urutan kedua yaitu


w

sebesar 34,34 persen kemudian berpendidikan


w

diploma dengan persentase 22,16 persen.


://

Peta perpolitikan di Provinsi Papua Barat


tp

menunjukkan tidak ada dominasi partai tertentu yang


ht

duduk dalam kursi anggota DPR. Tiga fraksi terbesar


Sumber: Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Papua Barat, 2011 yang menduduki kursi DPRP yaitu Fraksi Kedaulatan
Rakyat dan Fraksi Golkar masing-masing
mendapatkan jatah 9 kursi, sedangkan Fraksi PDIP
TAHUKAH ANDA ?
menduduki 8 kursi. Bila dilihat dari sisi gender, jumlah
Persentase PNS di Papua Barat tahun 2012
mencapai 5,1 persen terhadap total perempuan yang duduk di kursi DPRD relatif rendah,
penduduknya. Angka ini lebih besar dari
persentase nasional yang hanya mencapai
yaitu 9,82 persen dari total kursi di DPRD kabupaten/
1,87 persen. kota/provinsi. Hal ini mengandung arti ketimpangan
gender masih dominan dalam bidang politik.

6 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PENDUDUK 3
Jumlah Penduduk Papua Barat Terkecil di Indonesia
Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk 2013 jumlah penduduk Papua Barat adalah sebesar
828.293 jiwa yang terdiri dari 436.903 penduduk laki-laki dan 391.390 penduduk
perempuan.Jumlah ini merupakan jumlah penduduk provinsi terkecil di Indonesia

Dinamika penduduk memiliki karakteristik yang

Gambar
Jumlah Penduduk Papua Barat 1971-2013
berbeda pada setiap daerah. Dimana dinamika 3.1 (Ribu Jiwa)
tersebut merupakan akibat dari perubahan pola
fertilitas, mortalitas, dan migrasi penduduk. Demikian
pula dengan dinamika penduduk di Papua Barat. Sejak
pertama kali dilaksanakan Sensus Penduduk tahun
1971, pola perkembangan penduduk Papua Barat

.id
mengikuti pola sebaran khas, yaitu distribusi logistik.

o
Dalam sejarahnya, pada tahun 1971 Papua Barat

.g
masih tergabung dalam Provinsi Papua dan hanya

s
bp
terdiri dari tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Fakfak,
Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Sorong dengan
.
Sumber: SP1971, 1980, 1990, 2000, Supas 2005, dan SP 2010, Proyeksi
at
Penduduk 2011-2013 BPS
total jumlah penduduk hanya mencapai 221.457 jiwa.
ar

Di tahun 1980 penduduk Papua Barat meningkat Indikator Kependudukan Provinsi Papua Barat
Tabel

3.1
ab

Tahun 2012-2013
menjadi 283.493 jiwa dengan rata-rata pertumbuhan
pu

penduduk per tahun mencapai 2,78 persen. Kemudian Uraian 2012 2013

di Sensus Penduduk tahun 1990, yang masih terdiri Jumlah Penduduk (jiwa) 816 280 828 293
a

Pertumbuhan Penduduk (%) 3,61 2,89


.p

dari Kabupaten Fakfak, Manokwari dan Sorong


Sex Ratio (%) 112,39 111,63
w

memiliki total penduduk 385.509 jiwa dengan rata-rata Jumlah Rumah Tangga (ruta) 189 649 182 950
w

pertumbuhan penduduk tahunan sebesar 2,38 persen. Rata-rata ART (jiwa/ruta) 4,30 4,53
w

Di tahun 2000, jumlah penduduk Papua Barat Penduduk menurut Kelompok


Umur (%)
://

meningkat tajam. Dengan rata-rata pertumbuhan 0-14 34,16 31,90


tp

penduduk per tahun mencapai 3,98 persen, penduduk 15-64 64,19 66,17
ht

65+ 1,65 1,93


Papua Barat meningkat menjadi 529.689 jiwa.
Sumber: SP 2010 dan Proyeksi Penduduk 2013, BPS
Data penduduk Papua Barat berdasarkan hasil
dari Proyeksi Penduduk 2012 adalah 816.280 jiwa,
dengan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun TAHUKAH ANDA ?
3,61 persen terhadap jumlah penduduk Papua Barat
Luas daratan Papua Barat adalah 5,08
tahun 2010. Sementara itu, berdasarkan hasil persen dari total luas daratan Indonesia.
Sedangkan luas wilayah Maluku dan Papua
proyeksi, jumlah penduduk Papua Barat tahun 2013 adalah seperempat dari total daratan
Indonesia.
adalah sebesar 828.293 jiwa, yang terdiri dari 436.903
jiwa penduduk laki-laki (52,75 persen) dan 391.390

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 7


3 PENDUDUK
Laju Pertumbuhan Penduduk Meningkat
Jumlah penduduk Papua Barat tahun 2013 sebesar 828.293 jiwa, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang
berjumlah 816.280 jiwa. Jadi laju pertumbuhan penduduk Papua Barat 2012-2013 adalah sebesar 2,89
persen, atau menurun dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk 2011-2012 sebesar 3,61 persen.

jiwa penduduk perempuan (47,25 persen).


Gambar

3.2 Piramida Penduduk Provinsi Papua Barat 2013 Piramida penduduk Papua Barat tahun 2013 pada
Gambar 3.2 cenderung membentuk limas (expansive)

70 - 74
yang menunjukkan bahwa struktur umur penduduk

60 – 64 Papua Barat tergolong dalam struktur penduduk muda.


50 - 54 Struktur penduduk ini masih sangat dipengaruhi oleh

.id
40 - 44 tingginya fertilitas. Hal ini terlihat pada alas piramida
30 - 34 penduduk yang paling lebar di kelompok umur 0-4

o
.g
20 - 24
tahun. Pertumbuhan penduduk tahun 2013 terhadap

s
10 - 14
penduduk tahun 2010 mencapai 2,89 persen, atau

bp
0 - 4
lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang sebesar
60000 40000 20000 0 20000 40000 60000

.
at
3,61 persen.
Perempuan Laki-laki
Dari data hasil Proyeksi Penduduk 2013,
ar

Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk 2013


didapatkan umur median penduduk Papua Barat
ab

adalah sebesar 24,42 tahun (koreksi data tahun 2011


pu
Gambar

Laju Pertumbuhan Penduduk menurut


3.3 Kabupaten/Kota Tahun 2010-2013 dan 2012, yaitu sebesar. Nilai umur median ini
a

memberi arti bahwa penduduk Provinsi Papua Barat


.p

Tahun Laju Pertum-


Kabupaten/Kota
buhan
2010 2013 tergolong dalam kategori penduduk usia menengah.
w

(1) (2) (3) (4)


Pertumbuhan penduduk yang tinggi di Papua
w

01. Fakfak 66 828 70 902 1,99


02. Kaimana 46 249 51 100 3,38
Barat juga dipengaruhi oleh migrasi risen yang tinggi di
w

03. Teluk Wondama 26 321 28 534 2,73


04. Teluk Bintuni 52 422 56 597 2,59 provinsi ini. Migrasi risen Papua Barat berdasarkan
://

05. Manokwari 187 726 150 179 -7,17


Sensus Penduduk 2010 adalah sebesar 5,6 persen
tp

06. Sorong Selatan 37 900 41 085 2,73


07. Sorong 70 619 76 669 2,78
dan tercatat sebagai migrasi risen tertinggi kedua di
ht

08. Raja Ampat 42 507 44 568 1,59


09. Tambrauw 6 144 13 376 29,61 Indonesia.
10. Maybrat 33 081 35 798 2,67
11. Manokwari Selatan - 20 916 -
Laju pertumbuhan penduduk tahun 2013 tertinggi
12. Pegunungan Arfak - 26 729 - di Papua Barat berada di Kabupaten Tambrauw, yaitu
71. Sorong 190 625 211 840 3,58
Sumber: Sensus Penduduk 2010 an Proyeksi Penduduk 2013
Papua Barat 760 422 828 293 2,89 mencapai 29,61 persen. Hal ini dikarenakan, data
Proyeksi Penduduk Kabupaten Tambrauw sudah
TAHUKAH ANDA ?
mencakup jumlah penduduk di lima distrik sengketa
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010,
angka migrasi risen Papua Barat adalah yang sudah dilegalkan menjadi wilayah Kabupaten
yang tertinggi kedua (5,6) di Indonesia
setelah Provinsi Kepulauan Riau (10,2). Tambrauw pada tahun 2012. Pemekaran wilayah

8 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PENDUDUK 3
Penduduk Terbanyak Papua Barat di Kota Sorong
Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk 2013 Kota Sorong menjadi wilayah terpadat di Papua Barat
dengan distribusi sebesar 25,57 persen atau sekitar seperempat total penduduk Papua Barat.

Kabupaten Manokwari Selatan dan Pegunungan

Gambar
3.4 Persentase Distribusi Sebaran Penduduk 2013
Arfak membuat laju pertumbuhan Kabupaten
Manokwari yang merupakan ibu kota provinsi menjadi 8,56%
6,17%
3,44%
25,58%
negatif. Data hasil Proyeksi Penduduk Kabupaten 6,83%

Manokwari tahun 2013 sudah dipecah ke masing- 3,23%


18,13%
masing wilayah induk dan pemekarannya. 2,53%
5,38%
9,26% 4,96%

.id
Sebaran penduduk Provinsi Papua Barat 4,32%
1,61%
menurut kabupaten/kota masih sangat dominan di

o
.g
Kota Sorong (25,58%). Kota Sorong menjadi pintu 01. Fakfak 02. Kaimana 03. Teluk Wondama

s
04. Teluk Bintuni 05. Manokwari 06. Sorong Selatan
gerbangnya Papua Barat dari ‘dunia luar’ karena

bp
07. Sorong 08. Raja Amp at 09. Tambrauw
10. Maybrat 11. Manokwari Selatan 12. Pegunungan Arfak
terdapat bandar udara dan pelabuhan kapal besar 71. Sorong

.
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk BPS 2013
at
sebagai pintu masuk penumpang dan barang dari dan
ke Papua Barat maupun kabupaten lainnya di Papua
ar
Gambar

3.5 Kepadatan Penduduk Provinsi Papua Barat 2013


Barat. Meskipun, Kabupaten Manokwari sudah
ab

mengalami pemekaran tetapi masih menjadi wilayah


pu

dengan sebaran penduduk yang dominan kedua


a

setelah Kota Sorong dengan persentase sebaran


.p

penduduk sebesar 18,13 persen. Sebagai pusat


w

pemerintahan, Kabupaten Manokwari aktif


w

membangun, mulai dari fasilitas pemerintahan, akses


w

transportasi, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur


://

lainnya.
tp

Jika dilihat dari kepadatan penduduknya, Papua


ht

Barat adalah provinsi dengan kepadatan terendah di


Sumber: Luas: Permendagri No 6 Thn 2008
Indonesia. Dengan luas 97.024 Km2 dan jumlah Penduduk: Proyeksi Penduduk BPS 2013

penduduk 828.293 jiwa, kepadatan penduduknya


hanya mencapai delapan jiwa per kilometer persegi. TAHUKAH ANDA ?
Kepadatan penduduk tertinggi di Papua Barat berada Luas Provinsi Papua Barat1 (97,02 ribu Km2 )
hampir 140 kali lipat dari luas Negara
di Kota Sorong, yaitu sekitar 322—323 jiwa per Km2 Singapura (697 Km2.).
dimana Kota Sorong memiliki luas wilayah yang kecil 1) Berdasarkan Permendagri No. 6/Th 2008
namun jumlah penduduk terbesar di Papua Barat.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 9


3 PENDUDUK
Waspadai Bonus Demografi di Papua Barat
Diperkirakan di tahun 2020-2030 akan terjadi bonus demografi. Dengan struktur penduduk muda
maka peluang untuk meningkatnya angkatan kerja secara tajam sangat besar. Hal ini lah yang perlu
diwaspadai, yaitu tersedianya lapangan pekerjaan agar pengangguran tidak melonjak tajam.

Sementara kepadatan penduduk terendah berada di


Gambar

Rasio Jenis Kelamin menurut Kabupaten/Kota


3.6 Provinsi Papua Barat 2013
Kabupaten Tambrauw yaitu sekitar dua sampai tiga
jiwa per Km2.
Berdasarkan rasio jenis kelamin (sex ratio),
jumlah penduduk laki-laki di Papua Barat lebih banyak
dari pada penduduk perempuan. Sex ratio Papua

.id
Barat adalah sebesar 111,63 persen, artinya diantara
100 orang penduduk perempuan terdapat sekitar

o
.g
111—112 orang penduduk laki-laki. Sex ratio tertinggi

s
berada di Kabupaten Teluk Bintuni (123,89%) dan

bp
terendah di Kabupaten Pegunungan Arfak (98,80%).

.Rasio ketergantungan (dependency ratio)


at
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk 2013
digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat
ar

mengindikasikan keadaan ekonomi suatu daerah


ab

Rasio Ketergantungan menurut Jenis Kelamin


Gambar

3.7 Provinsi Papua Barat 2013 (%) tergolong sebagai daerah maju atau daerah sedang
pu

berkembang. Semakin tinggi persentase dependency


ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang
a

53.07
.p

harus ditanggung penduduk yang produktif untuk


w

51.13 menanggung hidup penduduk yang belum produktif


w

dan tidak lagi produktif dan sebaliknya.


w

49.44
Dependency ratio Papua Barat tahun 2013
://

sebesar 51,13 persen, artinya dari 100 orang yang


tp

masih produktif (15-64 tahun) harus menanggung


ht

beban hidup sekitar 51 orang yang belum produktif (0-


Laki-laki Perempuan Total
14 tahun) dan tidak produktif (lebih dari 65 tahun). Nilai
Sumber: Proyeksi Penduduk 2013
ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012

TAHUKAH ANDA ? yang mencapai angka sebesar 55,77 persen. Namun


tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, beban
Bonus Demografi adalah sebuah kondisi
dimana rasio ketergantungan mencapai tanggungan perempuan masih lebih tinggi dari laki-laki
nilai terendahnya atau penduduk usia
produktif (15-64 tahun) berada pada jumlah terlihat dari rasionya yaitu 49,44 persen untuk laki-laki
maksimum.
dan 53,07 persen untuk perempuan.

10 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


KETENAGAKERJAAN 4
Peningkatan Angkatan Kerja Perlu Dipersiapkan
Peningkatan angkatan kerja seiring dengan pertumbuhan penduduk terutama usia muda perlu
dipersiapkan karena lapangan kerja yang tercipta harus seimbang dengan kecepatan pertumbuhan
angkatan kerja supaya angka pengangguran dapat ditekan.

Situasi ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat Gambar 4.1 Skema Ketenagakerjaan


2013 ditandai dengan peningkatan penduduk usia PENDUDUK
kerja. Sesuai dengan struktur penduduk Provinsi
Papua Barat yang tergolong dalam struktur penduduk Usia Kerja (≥15 tahun) Bukan Usia Kerja
usia menegah, maka perkembangan penduduk usia
kerja (15 tahun keatas) akan tumbuh relatif cepat.

.id
Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja meningkat dari 538.709 orang di
tahun 2012 menjadi 558.262 orang di tahun 2013.

o
.g
Bekerja Pengangguran Sekolah Mengurus rumah Tangga Lainnya
Angkatan kerja tahun 2013 meningkat menjadi

s
370.750 orang dari 361.957 orang di tahun 2012.

bp
Pada periode 2012-2013, peningkatan angkatan kerja Putus asa: Merasa Tidak Sudah Mempunyai
Mencari Mempersiapkan

.
Mungkin Mendapatkan Pekerjaan Tetapi
diikuti oleh peningkatan penduduk yang bekerja. Pekerjaan Usaha
at
Pekerjaan Belum Mulai Bekerja
Jumlah penduduk bekerja meningkat dari 341.741
ar

orang di tahun 2012 menjadi 353.619 orang di tahun


ab

Sedang Bekerja Sementara Tidak Bekerja


2013. Sementara jumlah pengangguran terbuka
pu

menurun dari 19.856 orang di tahun 2012 menjadi


a

17.131 di tahun 2013. Pengangguran Setengah Pengangguran


Setengah Pengangguran Jam Kerja Normal
.p

Kritis (< 15 Jam) (15-34 Jam)


(< 15 Jam) (≥ 35 Jam)
Konsep bekerja masih menggunakan ketentuan
w

The one hour criterion dari International Labour


w

Organization (ILO), dimana konsep ini digunakan


w

►►CATATAN:
secara internasional supaya dapat diperbandingkan
://

Batas Usia Kerja di Beberapa Negara:


antar wilayah dan antar waktu.
tp

 Batas Bawah Usia Kerja:


Berdasarkan kelompok umur, penduduk yang
ht

Mesir → 6 tahun
bekerja pada usia muda 15-29 tahun sebesar 32,22 Brazil → 10 tahun
persen. Sedangkan menurut jam kerja, sebanyak Venezuela → 10 dan 15 tahun
Canada dan Indonesia → 15 tahun
57,70 persen memiliki jam kerja normal (35 jam keatas
Swedia dan USA → 16 tahun
dalam seminggu).
 Batas Atas Usia Kerja:
Pengangguran terselubung atau setengah
Mesir, Malaysia dan Mexico → 65 tahun
pengangguran adalah penduduk yang bekerja dengan Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia → 74 tahun
jam kerja dibawah 35 jam seminggu (tidak termasuk  Tanpa Batas atas → Beberapa negara termasuk Indonesia
sementara tidak bekerja). Di Papua Barat sebanyak

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 11


4 KETENAGAKERJAAN
Persentase Pekerja Berpendidikan Rendah Menurun
Persentase Penduduk yang bekerja dengan latar belakang pendidikan rendah (belum pernah
sekolah/tidak tamat SD dan tamat SD) sebelumnya di tahun 2012 mencapati 43,53 persen menjadi
39,81 persen dari total pekerja di Papua Barat Tahun 2013

Indikator Ketenagakerjaan 38,60 persen penduduk yang bekerja termasuk


Tabel

4.1 Provinsi Papua Barat 2011-2013


kedalam setengah pengangguran. Tingkat Setengah

Uraian Satuan 2011 2012 2013 Pengangguran (TSP) Papua Barat adalah 36,81.
Bekerja orang 336 588 341 741 353 619 Artinya dalam setiap 100 orang penduduk angkatan
Pengangguran orang 33 031 19 856 17 131 kerja terdapat sekitar 36-37 orang yang berstatus
Angkatan kerja orang 369 619 361 957 370 750
setengah pengangguran. Umumnya setengah

.id
Penduduk Usia Kerja orang 522 211 538 709 558 262
Tingkat Pengangguran pengangguran mempunyai produktivitas yang rendah,
persen 8,94 5,49 4,62

o
Terbuka (TPT)
Tingkat Partisipasi
oleh karena itu perlu diperhatikan dalam

.g
persen 70,78 67,12 66,41
Angkatan Kerja (TPAK)
mengidentifikasi jumlah penduduk bekerja, sebab

s
Setengah pengangguran orang 109 971 118 373 136 481
dimungkinkan di dalam jumlah penduduk bekerja yang

bp
Tingkat Setengah
Pengangguran (TSP)
persen 29,75 32,70 36,81 tinggi ternyata terdapat penduduk dengan status

.
at
Persentase Pekerja setengah pengangguran yang tinggi pula.
persen 61,79 56,76 56,92
Informal
ar

Berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir,


Sumber: Sakernas Agustus, 2011-2013
ab

ternyata persentase penduduk yang bekerja sebagian


besar berpendidikan rendah. Sebesar 39,81 persen
Gambar

pu

Persentase Penduduk yang Bekerja menurut


4.1 Pendidikan Provinsi Papua Barat 2013
penduduk yang bekerja berlatar belakang pendidikan
a

rendah (20,48 persen belum bersekolah/tidak tamat


.p

Diploma/Sarja
na 13.23 Dibawah SD
SD dan 19,33 persen tamat SD). Diantara penduduk
w

20.48

yang bekerja tersebut hanya 13,23 persen yang


w

SLTA 29.15 berijazah diploma dan sarjana.


w

SD 19.33

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)


://
tp

SLTP 17.82
menggambarkan persentase penduduk usia 15 tahun
ht

keatas yang termasuk dalam angkatan kerja. TPAK


Papua Barat mengalami penurunan dari tahun 2012.
Sumber: Sakernas Agustus, 2013 TPAK tahun 2013 sebesar 66,41 persen menurun
dibandingkan tahun 2012 (67,12 persen) .
TPAK tertinggi 2013 dicapai oleh Kabupaten
TAHUKAH ANDA ?
Sorong Selatan yaitu sebesar 72,71 persen. Artinya
Persentase belanja pegawai di Papua Barat
hanya sebesar 9 persen. Persentase ini adalah dari 100 orang penduduk usia kerja sekitar 72-
adalah yang terkecil dalam APBD
dibandingkan dengan kabupaten/kota dan 73 orang diantaranya tergolong sebagai angkatan
provinsi lainnya di Indonesia. kerja. Sementara TPAK terendah berada di Kabupaten

12 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


KETENAGAKERJAAN 4
TPT Menurun Tajam
Setelah mengalami peningkatan di tahun 2011 menjadi 8,94 persen, TPT Papua Barat terus
menurun tajam hingga kondisi terakhir yang tercatat pada Agustus 2013 mencapai 4,62 persen.

Fakfak yaitu hanya mencapai 61,20 persen.


4.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut

Gambar
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2013 (%)
Isu ketenagakerjaan yang paling mendapatkan
perhatian adalah masalah pengangguran.
Pengangguran secara ekonomi adalah produk dari
ketidakmampuan pasar kerja dalam menyerap
angkatan kerja yang tersedia. Ketersediaan lapangan

.id
kerja yang relatif terbatas tidak sanggup menyerap

o
’para pencari kerja’ yang senantiasa bertambah setiap

.g
tahun seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.

s
Indikator ini adalah ukuran pasar tenaga kerja

bp
yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dalam

.
Sumber: Sakernas Agustus, 2013
at
mengukur keberhasilan ketenagakerjaan. Sesuai
ar

dengan kesepakatan internasional, pengangguran ►►CATATAN:


ab

didefinisikan sebagai semua penduduk usia kerja yang The Key Indicators of the Labour Market (KILM)
pada suatu referensi waktu tidak punya pekerjaan
pu

KILM 1 : Labour Force Participation Rate


(without work), sudah mempunyai pekerjaan tetapi KILM 2 : Employment-to-population ratio
a

belum mulai bekerja (currently available for work), dan KILM 3 : Status in Employment
.p

KILM 4 : Employment by sector


sedang mencari pekerjaan (seeking for work).
w

KILM 5 : Part-time employment


Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Papua
w

KILM 6 : Hours of work


Barat pada periode 2011— 2013 terus mengalami
w

KILM 7 : Employment in the informal economy

penurunan. TPT menurun tajam dari 8,94 persen di KILM 8 : Unemployment


://

KILM 9 : Youth unemployment


tp

tahun 2011 menjadi 5,49 persen di tahun 2012,


KILM 10 : Long-term unemployment
ht

kemudian di tahun 2013 juga masih mengalami KILM 11 : Unemployment by educational attainment
penurunan menjadi 4,62 persen. Pengangguran 4,62 KILM 12 : Time-related underemployment

persen berarti dalam setiap 100 orang angkatan kerja KILM 13 : Inactivity rate
KILM 14 : Education attainment and literacy
terdapat 4—5 orang berstatus sebagai pengangguran.
KILM 15 : Manufacturing wage indices
TPT menurut gender di tahun 2013 tercatat TPT laki- KILM 16 : Occupational wage and earning indices
laki lebih baik dari pada TPT perempuan. TPT laki-laki KILM 17 : Hourly compensation cost

sebesar 4,37 persen, sedangkan TPT perempuan jauh KILM 18 : Labour productivity and unit labour cost
KILM 19 : Employment elasticities
lebih tinggi mencapai 5,08 persen. Lebih rendahnya
KILM 20 : Poverty, working poverty, and income distribution
TPT laki-laki salah satunya diduga karena penduduk

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 13


4 KETENAGAKERJAAN
TPT Kabupaten Teluk Wondama Terendah
TPT Kabupaten Teluk Wondama sebesar 0,41 persen adalah yang terendah di Papua Barat.
Sedangkan TPT tertinggi di Kabupaten Teluk Bintuni sebesar 6,22 persen.

laki-laki, terutama berstatus sebagai kepala rumah


Gambar

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut


4.3 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2013 (%)
tangga, memiliki tanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhan anggota rumah tangganya. Selain itu, lebih
banyak lapangan pekerjaan yang lebih sesuai diisi oleh
pekerja laki-laki dan lebih fleksibel dengan masalah
jam kerja.

.id
Perkembangan angka TPT menunjukkan

o
perkembangan kinerja di bidang ketenagakerjaan.

.g
Semakin rendah angka TPT berarti daya serap

s
lapangan pekerjaan terhadap pencari kerja semakin

bp
baik. Angka TPT Kabupaten Teluk Wondama adalah

.
at
yang terendah di Papua Barat, yaitu hanya 0,41
ar

Sumber: Sakernas Agustus, 2013 persen. Sedangkan TPT tertinggi berada di Kabupaten
ab

Teluk Bintuni (6,22 persen). Dengan demikian maka


Gambar

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) menurut


4.4 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2013 (%)
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kabupaten Teluk
pu

Wondama adalah yang tertinggi di Papua Barat, yaitu


a

Papua Barat 95,38


mencapai 99,59 persen. Artinya dari setiap 100 orang
.p

Tambrauw 98,23
angkatan kerja maka terdapat sekitar 99-100
w

Raja Ampat 96,62

penduduk yang bekerja. Sementara TKK Kabupaten


w

Sorong 96,73

97,38
Sorong Selatan Teluk Bintuni memiliki capaian terendah di Papua
w

Manokwari 96,55
://

93,78
Barat, yaitu hanya sebesar 93,78 persen.
Teluk Bintuni
tp

Teluk Wondama 99,59 Saat ini, isu yang sedang populer terkait dengan
ht

Kaimana 95,65
pengangguran adalah tentang pengangguran terdidik
Fakfak 93,97
dan pengangguran usia muda. Hal ini tidak saja terjadi
90 92 94 96 98 100
di tingkat nasional, namun juga terjadi di beberapa
Sumber: Sakernas Agustus, 2013
provinsi di Indonesia termasuk Papua Barat.
Latar belakang tingkat pengangguran tertinggi di
TAHUKAH ANDA ?
Papua Barat ternyata berasal dari penduduk yang
NIlai TPT Papua Barat Agustus 2012 adalah
yang tertinggi ke-13 di Indonesia. terdidik. Persentase terbesar pengangguran justru
Sedangkan pada Agustus 2013, TPT Papua
Barat turun menjadi peringkat yang pada pendidikan SLTA keatas (SLTA dan sarjana).
tertinggi ke-19.
Sebesar 72,71 persen pengangguran berasal dari latar

14 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


KETENAGAKERJAAN 4
Fenomena Pengangguran Terdidik Terjadi di Papua Barat
Persentase pengangguran terdidik mencapai 72,71 persen (53,99 persen SLTA dan 18,72 persen
diploma/sarjana) dengan TPT terdidik sebesar 7,67 persen (8,23 persen SLTA dan 6,42 Diploma/
Sarjana)

belakang pendidikan tersebut, yaitu 53,99 persen

Gambar
Persentase Pengangguran menurut Pendidikan
berpendidikan SLTA dan 18,72 persen berpendidikan
4.5 Provinsi Papua Barat 2013 (%)

diploma/sarjana. Bila ditinjau dari TPT menurut Diploma/Sarjan Dibawah SD


5,91 SD 7,88
a 18,72
pendidikan, TPT terdidik (SLTA dan sarjana) mencapai
7,67 persen atau bila dipisahkan maka TPT pendidikan SLTP 13,50

SLTA mencapai 8,23 persen dan TPT untuk sarjana

.id
mencapai 6,42 persen. Ironisnya semakin rendah level

o
pendidikan angka TPT-nya relatif semakin rendah.

.g
SLTA 53,99
Rendahnya TPT pada level pendidikan rendah,

s
diduga karena penduduk yang berpendidikan ini

bp
terserap pada lapangan pekerjaan di sektor pertanian

.
at
di perdesaan atau di sektor informal. Pada penduduk Sumber: Olahan Sakernas Agustus, 2013
ar

terdidik, diduga masih merasa bahwa ekspektasi


ab

dengan pendidikan tingginya untuk lebih memilih-milih


Gambar

pekerjaan (preferensi pekerjaan) sesuai dengan 4.6 TPT menurut Tingkat Pendidikan
pu

Provinsi Papua Barat 2013 (%)


bidang yang dipelajari. Tingginya angka pengangguran
a

terdidik dapat juga disebabkan oleh kurang


.p

berkualitasnya lulusan yang dihasilkan dari lembaga 8.23


w

pendidikan yang ada. Sehingga pasar kerja tidak dapat 6.42


w

menyerap para pencari kerja karena tidak memenuhi 3.54


w

1.38 1.94
kualifikasi standar yang ditetapkan oleh perusahaan
://
tp

atau pasar kerja. Kemungkinan lain adalah lulusan


< SD SD SLTP
yang dihasilkan sudah jenuh atau melimpah pada
ht

SLTA < SLTA


jurusan pendidikan tertentu. Hal lainnya adalah kurang
sinerginya kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah Sumber: Olahan Sakernas Agustus, 2013

daerah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan,


TPT SLTA 8,23 persen artinya adalah dari setiap 100 orang
terutama upaya penurunan jumlah pengangguran
angkatan kerja yang berlatar belakang pendidikan SLTA
sesuai dengan target perencanaan pembagunan sebanyak 8 orang diantaranya adalah pengangguran.
daerah.
Pengangguran usia muda menjadi fenomena lain
yang harus dipecahkan oleh pemerintah daerah.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 15


4 KETENAGAKERJAAN
Lebih Dari Tiga per Empat Penganggur Berusia Muda
Pengangguran usia muda menjadi permasalahan yang harus diwaspadai mengingat peningkatan angkatan
kerja semakin cepat seiring dengan pertumbuhan penduduk usia muda. Pengangguran usia 15-29 tahun
sebesar 81,73 persen (lebih dari tiga per empat), dengan TPT usia 15-29 tahun sebesar 10,94 persen.

Persentase pengangguran berdasarkan kelompok


Gambar

Pengangguran dan Penduduk Bekerja menurut


4.7 Kelompok Umur Provinsi Papua Barat 2013 (orang) umur tercatat dari 14.002 pengangguran atau lebih dari
tiga per empatnya (81,73%) berada pada usia muda
65+
15-29 tahun (batas usia kerja di Indonesia 15 tahun
55 - 59
keatas) atau hampir sepertiga (30,72%) diantaranya
45 - 49 berada pada kelompok umur 20-24 tahun.

.id
35 - 39 TPT usia muda yang tinggi ditunjukkan oleh TPT

o
25 - 29 kelompok umur 15-29 tahun yang mencapai 10,94

.g
persen, dengan rincian: TPT umur 15-19 tahun

s
15 - 19
sebesar 18,37 persen; TPT umur 20-24 tahun sebesar

bp
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000
13,27 persen; dan TPT umur 25-29 tahun sebesar 7,08

.
Pengangguran Bekerja
at
persen.
ar
Sumber: Olahan Sakernas Agustus, 2013 Pada kelompok usia tersebut memang terdapat
ab

kemungkinan sedang menjalani masa tunggu (job


Gambar

TPT menurut Kelompok Umur


4.8 search period) sembari mencari pekerjaan setelah
pu

Provinsi Papua Barat 2013 (%)


lulus dari pendidikan. Jadi lulusan baru (fresh
a

65+ 0,00 graduate) tersebut sedang mulai mencari pekerjaan


.p

60 - 64 1,24
bukan karena tidak ada lapangan pekerjaan. Namun
w

55 - 59 0,50
dapat pula terjadi karena lapangan kerja yang memang
w

50 - 54 0,86

terbatas. Dalam hal ini yang perlu diwaspadai adalah


w

45 - 49 0,34
40 - 44 1,43
://

semakin bertambahnya jumlah pengangguran karena


35 - 39 0,73
tp

30 - 34 2,59 semakin bertambahnya penduduk yang memasuki usia


ht

25 - 29 7,08 kerja dan akan menjadi angkatan kerja baru seiring


20 - 24 13,27
dengan pertumbuhan penduduk, mengingat struktur
15 - 19 18,37

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00


penduduk muda di Papua Barat.
Sumber: Olahan Sakernas Agustus, 2013 Jumlah penduduk bekerja berdasarkan lapangan
pekerjaan utama tahun 2011-2013 didominasi oleh
TAHUKAH ANDA ?
sektor pertanian. Sekitar setengah dari penduduk
Upah Minimum Provinsi (UMP) Papua Barat
(Rp. 1.450.000,-) adalah yang tertinggi bekerja berasal dari sektor pertanian. Di tahun 2011
ketiga di Indonesia. UMP rata-rata di
Indonesia adalah Rp. 1.121.460,- persentasenya mencapai 48,48 persen. Namun di
(Kemnakertrans RI, 2012).
tahun 2012 pekerja di sektor ini menurun menjadi

16 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


KETENAGAKERJAAN 4
Hampir Setengah Pekerja Bekerja di Sektor Pertanian
Persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian meskipun terus mengalami penurunan
hingga tahun 2012 namun selalu menjadi yang terbesar di Papua Barat. Persentasenya di tahun
2013 kembali meningkat menjadi 48,71 persen.

46,52 persen, dan di tahun 2013 persentasenya


Persentase Penduduk Bekerja menurut
4.2

Tabel
mengalami peningkatan menjadi 48,71 persen. Lapangan Pekerjaan Utama 2010-2013 (%)

Tingginya kontribusi tenaga kerja di sektor pertanian


Lapangan Pekerjaan Utama 2011 2012 2013
ternyata tidak memberikan share yang tinggi terhadap
Pertanian 48,48 46,59 48,71
pertumbuhan ekonomi Papua Barat. Dengan kontribusi Pertambangan dan
2,65 3,00 2,70
Penggalian
48,71 persen dari total tenaga kerja ternyata sektor

.id
Industri Pengolahan 3,44 5,11 3,64
pertanian hanya mampu berkontribusi sebesar 11,65
Listrik, Gas & Air Bersih 0,07 0,25 0,26

o
persen terhadap “kue ekonomi” (nilai PDRB ADHB) Bangunan 4,82 4,67 3,65

.g
Papua Barat . Bila dibandingkan dengan sektor industri Perdagangan, Hotel dan
16,73 15,56 14,46
Restoran

s
pengolahan, sektor ini mampu memberikan kontribusi

bp
Pengangkutan dan
5,05 5,67 5,50
Komunikasi
54,28 persen meskipun share tenaga kerja sektor ini Keuangan, Persewaan &

.
1,30 1,62 1,22
at
Jasa Perusahaan
hanya 3,64 persen terhadap total penduduk bekerja.
Jasa-jasa 17,45 17,52 19,86
ar

Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian memililki Papua Barat 100,00 100,00 100,00
ab

produktivitas yang rendah dalam perekonomian Papua Sumber: Sakernas Agustus, 2010-2013
Barat.
pu

Penduduk bekerja berdasarkan status


a

Persentase Penduduk Bekerja menurut Status


pekerjaan utama menunjukkan bahwa status sebagai 4.3
Tabel
.p

Pekerjaan Utama 2011-2013 (%)


buruh/karyawan/pegawai adalah status pekerjaan yang
w

paling dominan di tahun 2011-2013, bahkan di tahun Status Pekerjaan Utama 2011 2012 2013
w

2013 lebih dari sepertiga penduduk bekerja sebagai


w

Berusaha sendiri 19,56 19,82 18,05

Berusaha dibantu buruh


buruh/karyawan/pegawai (36,23 persen). Sementara
://

18,18 18,70 20,09


tetap/dibayar
tp

itu, persentase terendah yang tadinya dimiliki oleh Berusaha dibantu buruh tidak
1,96 2,28 2,02
tetap/tidak dibayar
penduduk bekerja sebagai pekerja bebas di pertanian
ht

Buruh/Karyawan/Pegawai 36,25 36,49 36,23


pada tahun 2012 telah bergeser kepada persentase
Pekerja Bebas di Pertanian 0,47 0,55 1,24
penduduk bekerja sebagai pekerja bebas di non Pekerja Bebas di
1,66 1,13 0,83
nonpertanian
pertanian pada tahun 2013, dengan persentase
Pekerja tidak dibayar/
21,92 21,03 21,54
sebesar 0,83 persen. keluarga

Ilustrasi tentang tidak optimalnya kinerja sektor Papua Barat 100,00 100,00 100

pertanian tampak pada pengukuran Elastistas Sumber: Sakernas Agustus, 2011-2013

Kesempatan Kerja (EKK) di tahun 2007-2013. Pada


sektor pertanian (agriculture) justru mencatat nilai

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 17


4 KETENAGAKERJAAN
Pekerja Informal Dua Kali Lipat Pekerja Formal
Meskipun mengalami penurunan hingga tahun 2012, persentasenya masih sangat tinggi. Di tahun
2013 persentasenya sedikit meningkat mencapai 56,92 atau hampir dua kali lipat dibandingkan
dengan pekerja di sektor formal.

Elastisitas Kesempatan Kerja menurut elastisitas yang negatif, yaitu sebesar –0,35 persen.
Tabel

4.4 Lapangan Pekerjaan Utama 2007-2013 (%)


Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian
bersifat inelastis, karena setiap satu persen
Pertumbuhan Elastisitas
Lapangan
Pertumbuhan
Kesempatan Kerja Kesempatan Kerja pertumbuhan ekonomi disektor pertanian justru akan
Ekonomi (%)
Pekerjaan (%) (%)
Utama mengurangi tingkat kesempatan kerja sebesar 0,35
07– 12* 07– 13 07– 12* 07– 13 07– 12* 07– 13
persen. Hal tersebut juga dapat diartikan bahwa sektor

.id
Pertanian -2,69 -1,35 3,97 3,89 -0,68 -0,35
pertanian mulai kurang diminati.
Industri 3,47 -1,00 28,50 25,28 0,12 -0,04

o
Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 2007-

.g
Jasa-jasa 5,09 4,69 12,23 11,89 0,42 0,39
2013 mencapai 16,79 persen dan laju pertumbuhan

s
Papua Barat 0,84 0,87 18,35 16,79 0,05 0,05
kesempatan kerja sebesar 0,87 persen, elastisitas

bp
*) Koreksi Data Tahun 2012
Sumber: Olahan Sakernas Agustus dan PDRB Papua Barat, 2007-2013 kesempatan kerja Papua Barat hanya mencapai 0,05

.
at
persen. Artinya bahwa setiap kenaikan pertumbuhan
ar

ekonomi satu persen hanya akan menciptakan


Gambar

Persentase Pekerja Formal dan Pekerja Informal


4.9 Provinsi Papua Barat 2011-2013 (%)
ab

kesempatan kerja sebesar 0,05 persen.


Persentase pekerja informal di Papua Barat tahun
pu

2011-2013 lebih dari setengah jumlah penduduk


a

Papua Barat yang bekerja. Persentase yang menurun


.p

38,21 43,24 43,08


pada periode 2011-2012 tidak terjadi lagi pada tahun
w

2013. Pada tahun 2011 pekerja informal sebesar 61,79


w

61,79 56,76 56,92


persen. Di tahun 2012 pekerja informal berkurang
w
://

cukup besar menjadi 56,76 persen, selanjutnya di


2011 2012 2013
tp

tahun 2013 mengalami sedikit peningkatan menjadi


Informal Formal
ht

56,92 persen.
Sumber: Sakernas Agustus, 2011-2013

TAHUKAH ANDA ?
Pada tahun 2011 (Agustus), Provinsi Papua
Barat memiliki TPT lebih tinggi dari TPT
Nasional. Kondisi ini berbeda ketika pada
tahun 2013 (Agustus), TPT Papua Barat
menurun dan menjadi lebih rendah dari
TPT Nasional (6,25%).

18 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PENDIDIKAN 5
Belum Seluruh Desa/Kelurahan Memiliki Fasilitas Sekolah Dasar
Dari sekitar 1.392 desa/kelurahan di Papua Barat, jumlah sekolah SD yang telah berdiri hanya
sebanyak 940 unit sekolah. Artinya belum seluruh desa/kelurahan memiliki Sekolah Dasar.

Amanat konstitusi amandemen UUD 1945 dan Indikator Pendidikan SD/MI, SLTP/MTs, dan
5.1

Tabel
SLTA/MA/SMK Provinsi Papua Barat 2012
ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 49
ayat (1) menyebutkan bahwa dana pendidikan Uraian SD/MI SLTP/MTs SMU/MA/SMK

dialokasikan minimal 20 persen dari APBN pada sektor


Jumlah Sekolah 940 250 141
pendidikan dan minimal 20 persen dari APBD.
Jumlah Guru 6 428 2 714 2 487
Besarnya perhatian pemerintah dan tingginya harapan

.id
rakyat agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang Jumlah Murid 134 119 42 012 28 375

o
cerdas dan berpendidikan terlihat dari dasar hukum Rasio Murid Sekolah 142,68 168,05 201,24

.g
tersebut diatas. Oleh karena itu perkembangan

s
Rasio Murid Guru 20,86 15,48 11,41
capaian pendidikan harus terus dikawal berbagai pihak

bp
Sumber: Dinas Pendidikan Kab/Kota Provinsi Papua Barat, 2012
untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut.

.
at
Perkembangan capaian pendidikan di Papua
ar

Barat dapat diketahui dari ketersediaan fasilitas


ab

pendidikan dan segala pendukungnya. Jumlah sekolah


SD/MI/Sederajat di Papua Barat sebanyak 940 unit,
pu

dengan jumlah murid sebanyak 134.119 siswa dan


a

6.428 guru. Jumlah bangunan gedung sekolah SD


.p

yang hanya berjumlah 940 unit mengindikasikan


w

bahwa belum semua desa/kelurahan di Papua Barat


w

memiliki gedung sekolah SD karena jumlah desa/


w

kelurahan seluruhnya mencapai 1.392 desa/kelurahan.


://
tp

Pada level pendidikan SLTP terdapat 250 sekolah,


2.714 guru, dan 42.012 murid. Secara rata-rata tiap
ht

kecamatan di Papua Barat sudah terbangun sekolah Gambar: Sebuah perjuangan untuk tetap sekolah di Tanah Papua (Image Google)
sebab jumlah kecamatan di Papua Barat sebanyak
162 kecamatan. Namun kenyataannya tidak semua
kecamatan tersebut telah berdiri gedung sekolah SLTP TAHUKAH ANDA ?

seperti contohnya di Kabupaten Teluk Wondama yang Total alokasi dana BOS Papua Barat tahun
2011 adalah sebesar 76,02 miliar rupiah,
tercatat memiliki 13 kecamatan tetapi hanya memiliki 7 terdiri dari 54,22 miliar rupiah untuk SD
dan sebesar 21,80 miliar rupiah untuk SLTP
unit SLTP. Sementara itu, pada jenjang pendidikan (Kemendiknas, 2011).
SLTA/sederajat, jumlah sekolah yang telah berdiri

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 19


5 PENDIDIKAN
Rata-rata Murid Putus Sekolah di Kelas 3 SLTP
Rata-rata lama sekolah di Papua Barat tahun 2013 adalah 8,53 tahun, artinya rata-rata penduduk
yang bersekolah hanya mampu menyelesaikan sekolah sampai dengan kelas 2 SLTP atau putus
sekolah ketika sampai di kelas 3 SLTP.

sebanyak 141 unit dengan jumlah guru sebanyak


Gambar

Angka Melek Huruf Usia 15 Tahun Keatas


5.1 Provinsi Papua Barat 2011-2013 (%)
2.487 orang dan jumlah murid sebanyak 28.375 siswa.
98,32 Rasio jumlah murid terhadap guru
96,97 menggambarkan beban guru dalam mengajar
95,82
93,74
sejumlah murid. Rasio murid-guru SD sebesar 20,86
93,95 94,14
93,39
93,03 mengandung arti bahwa satu orang guru rata-rata

.id
90,84 mengajar 20-21 murid. Sedangkan rasio murid-guru

o
pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA bernilai lebih

.g
kecil, yaitu sebesar 15,48 dan 11,41.

s
Rasio murid terhadap sekolah memiliki pola

bp
2011 2012 2013
semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin

.
at
Laki-laki Perempuan L+P banyak murid yang harus ditampung per rata-rata
ar
Sumber: Olahan Susenas, 2011-2013
sekolah. Pada jenjang pendidikan SD rasio jumlah
ab

murid terhadap jumlah sekolah mencapai 142,68,


Gambar

Rata-rata Lama Sekolah


5.2 artinya rata-rata setiap sekolah SD di Papua Barat
pu

Provinsi Papua Barat 2007-2013 (tahun)


memiliki jumlah murid sebanyak 142-143 siswa atau
a

bila setiap sekolah memiliki 6 kelas maka setiap kelas


.p

8,53
8,45 rata-rata menampung sebanyak 24 siswa. Pada
w

jenjang pendidikan SLTP/Sederajat, setiap sekolah


w

8,26
8,21
memiliki rata-rata sebanyak 168 siswa. Pada jenjang
w
://

8,01 pendidikan SLTA/Sederajat rata-rata setiap sekolah


tp

SLTA/Sederajat menampung sekitar 201 siswa.


ht

7,67 Angka Melek Huruf (AMH) di Papua Barat


7,65
sepanjang periode 2011– 2013 terus meningkat. Pada
tahun 2011, Angka Melek Huruf (AMH) Papua Barat
mencapai 93,39 persen kemudian meningkat menjadi
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
93,74 persen di tahun 2012. Peningkatan kembali
Sumber: Olahan Susenas, 2007-2013 terjadi di tahun 2013 menjadi 94,14 persen. Bila
dibandingkan secara gender, dari tahun 2011-2013
AMH laki-laki selalu lebih tinggi dari pada perempuan.
Meskipun keduanya cenderung meningkat, namun

20 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PENDIDIKAN 5
Semakin Tinggi Kelompok Usia Sekolah APS Semakin Menurun
Angka Partisipasi Sekolah (APS) berangsur menurun searah dengan semakin tinggi kelompok
umur sekolah. Di tahun 2013, APS 7-12 tahun (95,58 %). APS 13-15 tahun (92,81 %), APS 16-18
tahun (72,04 %) dan APS 19-24 tahun (24,00 %).

perbedaannya cukup signifikan. Sebagai contoh AMH

Gambar
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut
5.3 Kelompok Umur Provinsi Papua Barat 2011-2013
laki-laki tahun 2013 telah mencapai 98,32 persen,
sedangkan AMH perempuan hanya 93,95 persen.
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Papua Barat
18,31
tahun 2013 hanya mencapai 8,53 tahun, meningkat 19 - 24
19,9
24
dari kondisi tahun sebelumnya yaitu 7,65 tahun (2007); 65,4

.id
7,67 tahun (2008); dan 8,01 tahun (2009); 8,21 tahun 16 - 18
67,18
72,04

o
(2010); 8,26 tahun (2011); dan 8,45 tahun (2012). RLS 88,59

.g
91,65
8,53 tahun artinya rata-rata penduduk Papua Barat 13 - 15

s
92,81
hanya bersekolah sampai dengan kelas dua SLTP

bp
94,38
95,56
atau putus sekolah setelah di kelas tiga SLTP. 7 - 12

.
at 95,58
Berdasarkan sistem pendidikan nasional ditetapkan
0 20 40 60 80 100
ar

pendidikan dasar adalah 9 tahun. Jadi diperlukan


2011 2012 2013
ab

kebijakan pemerintah untuk mendorong siswa agar


partisipasi sekolah meningkat dan menekan angka Sumber: Susenas, 2011-2013
pu

putus sekolah.
a

Angka Partisipasi Sekolah (APS) digunakan untuk


.p

Gambar

APK dan APM menurut Tingkat Pendidikan


mengetahui seberapa besar penduduk pada usia 5.4
w

Provinsi Papua Barat 2013 (%)


tertentu telah berpartisipasi untuk menempuh
w

pendidikan melalui sekolah-sekolah yang telah


w

32,34
disediakan oleh pemerintah maupun swasta. 73,15
://

APK 87,71
tp

APS usia 7-12 tahun 2013 hanya mencapai 95,58 105,27


persen, artinya hanya sebesar 95,58 persen penduduk
ht

20,1
berusia 7-12 yang bersekolah. Maknanya masih
54,2
terdapat sebesar 4,42 persen penduduk pada usia APM 60,99
tersebut yang tidak bersekolah. APS usia 13-15 tahun 89,94

menurun menjadi 92,81 persen. Pada kelompok usia


sekolah 16-18 tahun APS-nya juga menurun menjadi Perguruan Tinggi SMU/MA SLTP/MTs SD/MI
72,04 persen. Hal yang sama juga terjadi di kelompok Sumber: Olahan Susenas, 2013

usia sekolah 19-24 tahun angka partisipasinya


menurun, yaitu mencapai 24 persen. Semakin

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 21


5 PENDIDIKAN
APK Sekolah Dasar Lebih dari 100 Persen.
APK SD Papua Barat taun 2013 mencapai 105,27 persen, artinya masih ada penduduk berusia diluar 7-
12 tahun bersekolah SD. APM dan APK tingkat perguruan tinggi jauh lebih rendah dibandingkan APM
dan APK SLTA. Hal ini menunjukkan partisipasi sekolah untuk perguruan tinggi masih sangat rendah.

rendahnya APS tersebut memberikan informasi bahwa


►►CATATAN: semakin tinggi kelompok usia sekolah maka semakin
tinggi angka putus sekolahnya.
Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia APK SD tahun 2013 mencapai 105,27 persen,
Nomor 65 Tahun 2011 Tentang Percepatan Pembangunan
Provinsi Papua Barat berarti masih ada murid SD yang bersekolah berada
Program Strategis dalam rencana aksi percepatan diluar batas kelompok umur 7-12 tahun, baik itu kurang
pembangunan Papua Barat :
dari 7 tahun atau diatas 12 tahun. Diduga untuk kasus

.id
Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan. di tanah Papua lebih banyak penduduk yang berada

o
diatas batas kelompok umur ini bersekolah pada

.g
1. Pendidikan dasar dan menengah gratis.
2. Peningkatan pendidikan dasar dan menengah berpola kelompok umur yang lebih rendah.

s
asrama.

bp
3. Pendirian Sekolah Menengah Kejuruan Angka Partisipasi Murni (APM) adalah indikator
4. Pengadaan tenaga guru kontrak
yang menunjukkan persentase penduduk secara tepat
.
5. Peningkatan kualitas kepala sekolah melalui diklat, studi
at
lanjut ke dalam dan luar negeri serta pemagangan diluar bersekolah pada kelompok umur yang sesuai.
Provinsi Papua Barat.
ar

6. Pendirian Sekolah Pendidikan Keguruan Diketahui bahwa pada tingkat pendidikan SD,
ab

7. Peningkatan Kualitas PTN di Provinsi Papua Barat melalui


kerja sama dengan PTN unggulan di luar Papua Barat. persentase penduduk yang bersekolah SD tepat pada
8. Peningkatan kualitas perguruan tinggi swasta di seluruh
pu

usia sekolah 7-12 sebesar 89,94 persen. Artinya masih


wilayah Provinsi Papua Barat.
ada 10,06 persen penduduk yang tepat berusia
a
.p

sekolah SD 7-12 tahun sedang tidak bersekolah.


w

Pada APM dan APK terlihat bahwa pada jenjang


w

pendidikan SD memiliki persentase yang tinggi, namun


w

begitu memasuki jenjang pendidikan SLTP nilai


://

tersebut menurun sangat tajam. Hal ini sejalan dengan


tp

rata-rata lama sekolah yang hanya berada pada nilai


ht

8,53 tahun atau rata-rata penduduk putus sekolah


pada jenjang pendidikan SLTP kelas 3. Nilai APM dan
APK yang menurun sangat tajam juga terjadi pada
jenjang pendidikan perguruan tinggi. APK dan APM
perguruan tinggi hanya sebesar 32,34 persen dan 20,1
persen. Bandingkan dengan angka APK dan APM
SLTA sebesar 73,15 persen dan 54,2 persen. Hal ini
Siswa SD di Tarak, Kabupaten Fakfak sedang melaksanakan upacara bendera
Sumber: Image Google
menunjukkan partisipasi sekolah untuk perguruan
tinggi masih sangat rendah.

22 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


KESEHATAN 6
Belum Seluruh Kabupaten di Papua Barat Memiliki Rumah Sakit
Dari 13 kabupaten/kota di Papua Barat telah berdiri 16 unit rumah sakit dimana 9 unit diantaranya
hanya berada di Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong. Beberapa kabupaten bahkan belum
memiliki fasilitas rumah sakit.

Salah satu perhatian khusus pemerintah daerah Indikator Kesehatan


6.1

Tabel
Provinsi Papua Barat 2011-2013
Papua Barat selain bidang pendidikan adalah
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai Uraian 2011 2012 2013

program pemerintah dicanangkan untuk memberikan Angka Harapan Hidup 68,81 69,14 69,14
pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Mulai Jumlah Rumah Sakit 17 17 16
dari pembangunan fasilitas kesehatan, penambahan Jumlah Puskesmas 126 126 141

.id
dan perbaikan kualitas tenaga kesehatan, sampai Jumlah Pustu 339 394 379

o
pemberian pelayanan kesehatan gratis bagi Jumlah Polindes 297 17 239

.g
masyarakat terutama untuk rakyat miskin. Jumlah Puskesmas Keliling 145 227 -

s
Persentase Penolong Kelahiran
Derajat kesehatan masyarakat secara kasar

bp
67,21 75,99 69,46
dengan Medis (%)
dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH). AHH Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat dan Susenas, 2011-2013

.
at
dihitung berdasarkan harapan hidup waktu lahir. AHH
ar

Papua Barat tahun 2013 sebesar 69,14 tidak berbeda


Gambar

Jumlah Rumah Sakit


ab

dengan tahun sebelumnya. Padahal di tahun 2012, 6.1 di Provinsi Papua Barat 2007-2013 (unit)
AHH Papua Barat sempat meningkat sebanyak 0,33
pu

tahun dari kondisi tahun 2011 yang hanya sebesar 9 9 9


a

7
68,81 tahun. Kecenderungan peningkatan AHH kurang 6
.p

4 4
dari satu per tahun selama beberapa tahun terakhir 4
w

4 4 4 4 4
memiliki arti bahwa penurunan yang tajam pada angka
w

2 3 3 4
2 4 3
kematian bayi sulit terjadi (hardrock).
w

2007 4
Jumlah rumah sakit di Papua Barat sampai
://

2008
2009
2010
2011
tp

dengan 2013 hanya sebanyak 16 unit, atau terjadi 2012


2013

penambahan 6 rumah sakit sejak 2007. Berdasarkan


ht

kepemilikannya, 9 unit adalah milik pemerintah, 3 unit RS.TNI RS. Swasta RS. Pemerintah
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, 2007-2013
milik swasta, dan 4 unit milik TNI. Belum seluruh
kabupaten di Papua Barat memiliki rumah sakit sendiri. TAHUKAH ANDA ?
Dari 16 rumah sakit tersebut, 6 unit diantaranya berada
Walaupun pasangan suami istri keduanya
di Kota Sorong dan 3 unit berada di Kabupaten terjangkit HIV/AIDS tetap dianjurkan untuk
menggunakan kondom ketika melakukan
Manokwari. Kabupaten Maybrat, Tambrauw, hubungan seksual untuk menghindari
terinfeksi dengan HIV tipe yang lain dan
Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak justru infeksi menular seksual lainnya.
belum memiliki rumah sakit sendiri.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 23


6 KESEHATAN
Rata-rata Seorang Dokter Melayani Tiga Ribu Orang.
Seorang dokter di Papua Barat rata-rata harus melayani sekitar 7.599 orang karena jumlah
penduduk mencapai 828.293 orang sedangkan jumlah dokter hanya 109 orang.

Dilihat dari rasio penduduk terhadap rumah sakit


Gambar

Jumlah Rumah Sakit dan Rasio Penduduk terhadap


6.2 Rumah Sakit per 10.000 penduduk Tahun 2013
tercatat Kabupaten Sorong memiliki rasio yang paling
Kota Sorong 3,53
6
Pegunungan Arfak*) besar, yaitu 1 : 76,7 ribu, artinya satu rumah sakit di
Manokwari Selatan*)
Maybrat Kabupaten Sorong harus melayani sebanyak 76,7 ribu
0
Tambrauw
Raja Ampat
0
4,46
penduduk. Atau dengan kata lain karena jumlah rumah
1
Sorong 1
7,67
sakit di kabupaten tersebut hanya satu, maka satu unit

.id
Sorong Selatan 4,11
1
Manokwari 3
5,01 rumah sakit tersebut harus melayani semua penduduk
5,66 Pnddk : RS (1:10 ribu)

o
Teluk Bintuni
yang berada di Kabupaten Sorong.
1
Teluk Wondama 2,85 Rumah Sakit

.g
1
Kaimana 5,11
1
7,09 Fasilitas kesehatan lain seperti puskesmas,

s
Fakfak 1
puskesmas pembantu dan polindes sangat diperlukan

bp
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat (jumlah rumah sakit), 2013
*) Data masih tergabung dengan kabupaten induk untuk menunjang kualitas kesehatan masyarakat

.
at
sampai pada level wilayah administrasi desa/
ar
Jumlah Dokter menurut Jenisnya dan Rasio
6.2 kelurahan. Dari total 162 kecamatan di Papua Barat
Tabel

Penduduk terhadap Dokter 2013 (orang)


ab

ternyata jumlah puskesmas hanya mencapai 141 unit.


Dokter Rasio
Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Idealnya jumlah puskesmas dalam satu kecamatan
pu

Spesialis Umum Gigi per Dokter


Fakfak 4 10 2 16 4431 minimal harus ada satu unit puskesmas, namun
a

Kaimana 1 2 2 5 10220
kondisi ini belum terpenuhi sehingga belum semua
.p

Teluk Wondama 2 2 - 4 7134


Teluk Bintuni kecamatan di Papua Barat memiliki fasilitas kesehatan
w

3 - 1 4 14149
Manokwari 10 10 - 20 7509 ini. Begitupun dengan fasilitas puskesmas pembantu
w

Sorong Selatan 4 2 1 7 5869


dan polindes, jumlahnya belum setara dengan jumlah
w

Sorong 12 3 - 15 5111
Raja Ampat
://

4 - - 4 11142 kelurahan/desa di Papua Barat yang mencapai 1.392


Tambrauw - - - - -
tp

Maybrat - - - - -
desa/kelurahan (1.322 desa dan 70 kelurahan),
ht

Manokwari Selatan*) - - - - - padahal jumlah puskesmas pembantu hanya 379 unit


Pegunungan Arfak*) - - - - -
Kota Sorong
dan polindes 239 unit.
8 18 8 34 6231
Papua Barat 48 47 14 109 7599 Ketersediaan tenaga kesehatan juga merupakan
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, 2013 kebutuhan yang bersifat urgen selain fasilitas sarana
*) Data masih tergabung dengan kabupaten induk
kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan, khususnya

TAHUKAH ANDA ? tenaga dokter sangat minim jumlahnya. Untuk

Kontribusi penduduk usia 15 tahun keatas


melayani seluruh penduduk Papua Barat, jumlah
yang bekerja hanya sebesar 0,31 persen dokter yang tersedia hanya 109 orang, yang terdiri dari
terhadap total penduduk yang bekerja di
Indonesia. 48 dokter ahli atau spesialis, 47 dokter umum, dan 14

24 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


KESEHATAN 6
Hampir Sepertiga Penolong Kelahiran Bukan oleh Tenaga Medis
Persentase penolong kelahiran terakhir dibantu selain tenaga medis (dokter, bidan, dan tenaga
medis lainnya) mencapai 30,53 persen atau hampir sepertiga dari proses kelahiran. Diantara
penolong kelahiran tersebut peran famili mencapai 11,59 persen.

dokter gigi. Artinya, rasio beban kerja seorang dokter

Gambar
Persentase Penolong Kelahiran Bayi
6.3 Provinsi Papua Barat 2012-2013 (%)
di Papua Barat harus melayani rata-rata 7.599 orang.
Rasio penduduk terhadap dokter di semua
kabupaten/kota lebih dari 1.000 orang yang harus 0,5
Lainnya 0,59
dilayani oleh seorang dokter. Rasio yang paling kritis 8,86 2012
Famili 11,59
terjadi di Kabupaten Teluk Bintuni. Di daerah ini satu 14,64 2013

.id
Dukun 18,35
orang dokter harus melayani sampai 14.149 orang. Hal
4,97
Tenaga

o
3,04
ini disebabkan karena sarana dan prasarana

.g
53,87
kesehatan yang relatif belum cukup memadai. Bidan 49,75

s
17,15
Sementara itu Kabupaten Fakfak memiliki rasio Dokter

bp
16,67

penduduk terhadap dokter terkecil dibandingkan 0 20 40 60

.
at
dengan kabupaten/kota lainnya dengan jumlah dokter Sumber: Susenas, 2012-2013
ar

yang terbanyak ke tiga (16 orang) setelah Kota Sorong


Gambar

Persentase Status Gizi Balita Provinsi Papua Barat


6.4
ab

dan Kabupaten Manokwari, yaitu seorang dokter dan Nasional 2013 (%)
melayani sekitar 4.431 orang,
pu

75,9
Persentase penolong kelahiran akhir bayi di 66,2
a

Papua Barat yang ditolong oleh bukan tenaga medis


.p

(dukun, family, dan lainnya) di tahun 2013 mencapai


w

30,53 persen. Kondisi ini meningkat dibandingkan


w

19
13,9
dengan tahun 2012 yang mencapai 24,00 persen. 11,9
w

5,7 2,9 4,5


Relatif tingginya persentase penolong kelahiran selain
://
tp

tenaga medis (dokter, bidan, dan tenaga medis Buruk Kurang Baik Lebih
ht

lainnya) diduga menjadi salah satu penyebab tingginya Papua Barat Nasional

IMR di Papua Barat. Sumber: Riset Kesehatan Dasar 2013, Departemen Kesehatan RI, 2013

Status gizi buruk pada balita di Papua Barat tahun


2013 tercatat mencapai 11,9 persen, sedangkan gizi
kurang mencapai 19,0 persen. Angka ini masih diatas TAHUKAH ANDA ?

angka nasional yang hanya mencapai 5,7 persen dan Target Eliminasi Malaria di Papua Barat,
Papua, Maluku, Maluku Utara, dan NTT
13,9 persen. Sementara status gizi normal dan lebih adalah tahun 2030 (SK Menkes RI No. 293/
Menkes/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009).
sebesar 69,1 persen atau masih berada dibawah
angka nasional yang mencapai 80,4 persen.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 25


6 KESEHATAN
Papua Barat Masih Daerah Endemik Malaria
Provinsi Papua Barat masih menjadi salah satu daerah endemik Malaria. API (Annual Parasite
Incidence) Papua Barat adalah yang tertinggi kedua di Indonesia dimana mencapai 38,44 per 1000
orang. Diperkirakan Papua Barat akan bebas malaria pada tahun 2030 nanti.

HIV/AIDS dan Malaria


Gambar

Prevalensi AIDS menurut Provinsi di Indonesia Ta-


6.5 hun 2013 (per 100.000 penduduk)
Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium
Papua 305,55 Development Goals/MDGs) dalam tujuan nomor enam
Bali 96,26
disebutkan memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit
DKI Jakarta 74,76
Kalimantan Barat 37,68 menular lainnya sampai dengan target yang ditetapkan
Sulawesi Utara 33,89
pada tahun 2015. HIV/AIDS dan Malaria merupakan

.id
Maluku 26,28
DI Yogyakarta 25,73 ancaman serius di tanah Papua. Provinsi Papua

o
Jawa Timur 22,80
memiliki angka prevalensi HIV/AIDS tertinggi di

.g
Kep Bangka Belitung 22,62
Papua Barat 22,09 Indonesia, sedangkan prevalensi malaria (API)

s
Indonesia 21,07

bp
Sulawesi Selatan 20,51 tertinggi adalah di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Kep Riau 19,72 Penderita HIV/AIDS di Papua Barat jauh lebih
.
Sumatera Barat 18,91
at
Riau 16,15 sedikit dibandingkan dengan Papua yang menjadi
ar

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2013 peringkat pertama kasus prevalensi HIV/AIDS tertinggi
ab

di Indonesia. Jumlah kasus baru pada kondisi


Gambar

Peringkat Enam Besar API Tertinggi di Indonesia Desember 2013 tercatat hanya 9 orang (AIDS)
pu

6.6 Tahun 2013


dengan total kumulatif dari tahun 1987 sebanyak dan
a

187 orang. Jumlah kasus baru penderita AIDS jauh


.p

42.65
38.44
lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kasus baru
w
w

penderita HIV. Hingga Desember 2013, tercatat jumlah


w

16.37 kasus baru penderita HIV sebanyak 448 orang.


://

8.25
4.51 3.89
Bila dilihat dari sisi Annual Parasite Incident
tp

(API), Papua Barat menempati peringkat kedua di


ht

Papua Papua Nusa Mal uku Mal uku Bengkulu Indonesia. API di Papua Barat kondisi Desember tahun
Barat Tenggara Utara
Timur 2013 tercatat mencapai 38,44 orang per 1.000
penduduk. Tiga provinsi teratas termasuk daerah
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2013
endemsi tinggi II (nilai API 10-50 per 1000 penduduk),

TAHUKAH ANDA ? yaitu Papua (42,65 permil penduduk); Papua Barat


(38,44 permil penduduk) dan Nusa Tenggara Timur
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu
komplikasi pada kasus HIV/AIDS yang (16,37 permil penduduk). Peringkat ke empat sampai
menyebabkan penyebab kematian yang
tinggi. enam secara berurutan tercatat di Maluku, Maluku
Utara dan Bengkulu.

26 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN 7
Hanya Sepertiga Rumah di Papua Barat Termasuk Rumah Sehat
Berdasarkan hasil Riskesdas Kemenkes 2010, persentase rumah sehat di Papua Barat hanya
sekitar 33,8 persen, atau sekitar sepertiga dari seluruh rumah yang ada di Papua Barat.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, persentase


rumah sehat Papua Barat hanya mencapai 33,8
persen, menempati peringkat ke-7 secara nasional.
Angka ini masih jauh lebih baik dari persentase
nasional yang hanya mencapai 24,9 persen. Peringkat
terbaik rumah sehat adalah Provinsi Kalimantan Timur

.id
(43,6%) dan terendah adalah Provinsi NTT (7,5%).

o
Kriteria rumah sehat berdasarkan Kementerian

.g
Kesehatan RI adalah apabila memiliki tujuh kriteria,

s
Rumah warga di Desa Senopi, Distrik Senopi salah satu desa terpencil di
yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenis lantai

bp
Kabupaten Manokwari

bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup,

.
at Indikator Perumahan
Tabel

pencahayaan alami cukup, dan tidak padat huni 7.1 Provinsi Papua Barat 2012-2013
ar

(minimal 8 m2 per orang).


Uraian 2012 2013
ab

Kondisi perumahan tahun 2013 di Papua Barat


Kepemilikan Rumah (%)
secara umum sedikit demi sedikit terus mengalami
pu

Milik Sendiri 66,79 72,46


perbaikan kualitas dibandingkan tahun 2012. Pada Kontrak 2,65 2,15
a

tahun 2013, lebih dari dua per tiga rumah tangga telah Sewa 11,65 10,20
.p

Lainnya 18,92 15,19


memiliki rumah dengan status milik sendiri yaitu
w

Luas Lantai per Kapita (%)


sebesar 72,46 persen. Sedangkan untuk status sewa
w

≤8 28,38 26,35

10,2 persen, kontrak 2,15 persen, dan lainnya (dinas, >8 71,62 73,65
w

Jenis Lantai Terluas (%)


://

bebas sewa, milik family, lainnya) sebesar 15,19 Bukan Tanah 96,67 97,32
tp

persen. Tanah dan lainnya 3,33 2,68


Jenis Dinding Terluas (%)
ht

Dari sisi luas lantai diperoleh informasi bahwa di


Tembok 56,00 58,27
tahun 2013 persentase rumah tangga dengan luas Kayu 39,89 38,64

lantai per kapita kurang dari 8 m2 sebesar 26,35 Bambu 0,43 0,35
Lainnya 3,68 2,74
persen, sementara rumah tangga dengan luas lantai Jenis Atap Terluas (%)

per kapita 8 m2 keatas mencapai 73,65 persen. Beton 1,93 1,51


Genteng 0,97 0,79
Penggunaan atap seng paling banyak digunakan
Kayu Sirap 0,31 0,29
di Papua Barat, yaitu mencapai 91,98 persen di tahun Seng 91,98 92,51
Ijuk/Rumbia 3,25 3,13
2012 dan 92,51 persen di tahun 2013. Penggunaan
Lainnya 1,56 1,77
bahan genteng, kayu sirap, dan lainnya mengalami Sumber: Susenas, 2012-2013

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 27


7 PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Seperempat Rumah di Papua Barat Kumuh
Sekitar 21,88 persen rumah di Papua Barat termasuk dalam kategori kumuh. Indikator yang
digunakan untuk menentukan rumah kumuh adalah akses air minum tidak layak, akses sanitasi
layak, kecukupan luas lantai (sufficient of living area), dan ketahanan rumah (durability of housing).

penurunan terhadap tahun sebelumnya kecuali beton.


Tabel

Persentase Rumah Tangga menurut Pengkategorian


7.1 Rumah Kumuh menurut Kabupaten/Kota 2013 (%)
Kondisi rumah di Papua Barat cukup
Akses
Sufficient memprihatinkan bila dilihat dari komponen penyusun
Akses air Living Area Durability of
Kabupaten/Kota Sanitasi
minum layak (>7,2 m2/ Housing kategori rumah kumuh. Rumah kumuh diidentifikasi
Layak
org)
Fakfak 87,15 34,46 83,67 99,82 dari empat kategori, yaitu (1) Akses air minum tidak
Kaimana 67,25 53,13 83,45 100,00
layak, adalah rumah tangga yang sumber air

.id
Teluk Wondama 13,16 73,21 71,65 94,84
Teluk Bintuni 75,47 62,69 85,51 99,24 minumnya bukan berasal dari leding, air hujan, pompa/

o
Manokwari 67,33 58,90 80,45 97,32
sumur bor, sumur terlindung, mata air terlindung

.g
Sorong Selatan 45,46 30,56 64,83 86,03
Sorong
dengan jarak >= 10 m dari penampungan kotoran. (2)

s
81,41 44,47 82,76 99,23
Akses sanitasi tidak layak, adalah rumah tangga yang

bp
Raja Ampat 36,48 27,81 76,34 96,54
Tambrauw 27,38 43,82 75,68 76,34 tidak mempunyai fasilitas buang air besar sendiri dan

.
Maybrat 25,48 22,77 80,86 99,69
at
Kota Sorong
bersama, kloset leher angsa, dan tangki septik
88,43 68,41 75,95 100,00
ar

Papua Barat 67,32 51,83 79,41 97,76 pembuangan akhir kotoran, (3) Kecukupan luas lantai
ab

Sumber: Olahan Susenas, 2013 perkapita (sufficient living area) adalah luas lantai
hunian per kapita < 7,2 m2 , (4) Daya tahan rumah
pu
Gambar

Persentase Rumah Kumuh menurut


7.1 Kabupaten/Kota di Papua Barat 2013 (%)
(durability of housing), mempunyai kriteria: (i) jenis
a

atap terluas ijuk/rumbia dan lainnya, (ii) jenis dinding


.p

Tambrauw 39.08
terluas bambu dan lainnya, (iii) jenis lantai terluas
w

Sorong Selatan 35.68


tanah. Kriteria ini dikatakan tidak durable apabila
w

Teluk Wondama 29.86


Raja Ampat 23.52
minimal dua kriteria terpenuhi.
w

Maybrat 17.94
Sorong 15.40
://

Papua Barat 15.40 Rumah tangga di Papua Barat yang memiliki


tp

13.24
Manokwari
akses terhadap air minum layak sebesar 67,32
Teluk Bintuni 11.54
ht

Kota Sorong 11.10 persen. Dimana, Kota Sorong memiliki akses paling
Kaimana 10.73
Fakfak 10.60 tinggi, yaitu 88,43 persen. Sedangkan Kabupaten
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00
Teluk Wondama memiliki akses yang paling buruk,
Sumber: Olahan Susenas, 2013
yaitu hanya 13,16 persen.

►►DEFINSI Akses sanitasi layak secara umum di Papua barat


hanya dapat dicapai oleh lebih dari setengah terhadap
Rumah Tangga Kumuh adalah jika rumah tangga memiliki
nilai kategori > 35% dari gabungan akses air minum tidak total rumah tangga (51,83 persen), sedangkan
layak, akses sanitasi tidak layak, sufficient living area <7,2 kecukupan luas lantai diatas 7,2 m2 /kapita hanya
m2/kapita, dan durability of housing.
sekitar tiga per empat dari total rumah tangga

28 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN 7
Meski Kaya LNG tetapi Gas Paling Sedikit Dipakai
Bahan bakar utama 48,64 persen rumah tangga menggunakan minyak tanah untuk memasak.
Sedangkan 47,66 persen rumah tangga menggunakan kayu bakar. Penggunaan gas/LPG masih
menjadi hal langka di Papua Barat, pemakainnya hanya 2,31 persen.

(79,41%). Dari sisi daya tahan rumah hampir seluruh

Gambar
Persentase Rumah Tangga menurut
rumah di Papua Barat memiliki daya tahan yang baik 7.2 Bahan Bakar Memasak Papua Barat 2013 (%)
(97,76%), karena sebagian besar telah menggunakan
atap bukan ijuk/rumbia/lainnya (95,10%), jenis dinding
bukan dari bambu/lainnya (96,91%), jenis lantai 47.66%
sebagian besar bukan dari tanah/lainnya (97,32%)
dengan minimal dua kriteria terpenuhi.

.id
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas diperoleh 48.64%

o
0.96%
bahwa persentase rumah kumuh di Papua Barat

.g
0.43%
mencapai 15,40 persen dengan persentase rumah

s
2.31%

bp
kumuh terendah di Kabupaten Fakfak (10,60%) dan
Listrik Gas Minyak Tanah Kayu Bakar Lainnya

.
tertinggi di Kabupaten Tambrauw (39,08%).
at
Penggunaan bahan bakar untuk memasak Sumber: Susenas, 2013
ar

sebagian besar rumah tangga menggunakan minyak


Gambar
ab

Persentase Rumah Tangga menurut


tanah, yaitu sebesar 48,64 persen, terutama dipakai
7.3 Sumber Penerangan Papua Barat 2013 (%)
pu

oleh masyarakat di perkotaan. Penggunaan kayu


bakar adalah terbesar kedua, yaitu 47,66 persen,
a
.p

dipakai terutama pada rumah tangga di pedesaan. 17.97%


0.98%
w

Sedangkan penggunaan bahan bakar gas masih 63.20%


16.17%
w

sangat jarang, hanya berkisar 2,31%, selain harganya


w

mahal, jenis bahan bakar ini tersedia dalam jumlah


://

terbatas dan hanya dijual di kota besar. 1.68%


tp

Sumber penerangan rumah tangga di Papua Listrik PLN Listrik Non PLN Petromak Pelita Lainnya
ht

Barat sebesar 63,20 persen menggunakan listrik PLN.


Belum seluruh desa teraliri listrik dan belum seluruh Sumber: Susenas, 2013

kabupaten mendapatkan pasokan listrik 24 jam dalam


sehari. Masyarakat yang tidak teraliri listrik penuh 24
TAHUKAH ANDA ?
jam biasanya menggunakan listrik non PLN (17,97%)
Sampai saat ini belum semua kabupaten di
seperti genset untuk memenuhi kebutuhan energi
Provinsi Papua Barat dialiri listrik PLN
listrik. Untuk desa-desa yang tidak teraliri listrik, selama 24 jam sehari.

terutama di daerah yang jauh dari ibukota kabupaten


menggunakan pelita/sentir/obor/lainnya (16,17%).

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 29


8 PEMBANGUNAN MANUSIA
IPM Papua Barat Meningkat
IPM Provinsi Papua Barat meningkat menjadi 70,62 persen di tahun 2013. Sebelumnya di tahun
2012 IPM Papua Barat sebesar 70,22.

Indikator Pembangunan Manusia Pengukuran kinerja pembangunan seringkali


Tabel

8.1 Provinsi Papua Barat 2010-2013


identik dengan nominal PDRB dan pertumbuhan
Uraian 2011 2012 2013 ekonomi yang tinggi. Padahal asumsi tersebut tidak
IPM 69,65 70,22 70,62 selamanya efektif. Pertumbuhan ekonomi tinggi namun
Angka Harapan Hidup (th) 68,81 69,14 69,14 tidak berkualitas kadang gagal dalam mengentaskan
Angka Melek Huruf (%) 93,39 93,74 94,14 kemiskinan dan menekan angka pengangguran.

.id
Rata-rata Lama Sekolah
(th)
8,26 8,45 8,53 Apalagi tanpa disertai dengan pemerataan distribusi

o
Pengeluaran per Kapita Riil
599,28 601,56 604,82
pendapatan masyarakat. Diperlukan sebuah parameter

.g
Disesuaikan (PPP) (ribu Rp)
lainnya yang bersama-sama dapat digunakan sebagai

s
Indeks Kesehatan (%) 73,02 73,56 73,57
alat ukur keberhasilan pembangunan. Paradigma lain

bp
Indeks Pendidikan (%) 80,63 81,27 81,71
muncul untuk mengukur pembangunan dari sisi

.
Indeks AMH (%) 93,39 93,74 94,14
at
manusia atau dikenal dengan indeks pembangunan
Indeks RLS (%) 55,10 56,33 56,85
ar

Indeks Pengeluaran (%) 55,30 55,82 56,58


manusia (IPM).
ab

Peringkat IPM 29 29 31 IPM adalah indeks komposit yang terbentuk atas


Sumber: Olahan Susenas, 2010-2012 empat komponen indikator, yaitu angka harapan hidup,
pu

angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan


a

kemampuan daya beli/purchasing power parity (PPP).


.p

FORMULASI PENGHITUNGAN IPM


Indikator angka harapan hidup merefleksikan dimensi
w

hidup sehat dan umur panjang. Indikator angka melek


w

huruf dan rata-rata lama sekolah merepresentasikan


w
://

output dari dimensi pendidikan. Indikator kemampuan


tp

Komponen IPM Maksimum Minimum Keterangan


daya beli untuk menjelaskan dimensi hidup layak.
ht

(1) (2) (3) (4) IPM Provinsi Papua Barat selalu meningkat setiap
Angka Harapan Hidup 85 25 Standar UNDP tahun. Di tahun 2013 IPM meningkat menjadi 70,62
Angka Melek Huruf 100 0 Standar UNDP
persen dibandingkan tahun 2011 dan 2012 sebesar
Rata-rata Lama UNDP menggunakan Combined
Sekolah
15 0
Gross Enrollment Ratio
69,65 persen dan 70,22 persen. Dalam klasifikasi
300.000 UNDP menggunakan PDB riil per
UNDP capaian IPM Papua Barat termasuk ke dalam
Daya Beli 732.720a kapita yang telah disesuaikan
360.000b golongan menengah (50,00-79,99 persen).
a) Perkiraan maksimum pada akhir PJP II tahun 2018 Komponen-komponen penyusun IPM juga terus
b) Penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan yang baru
mengalami peningkatan. Angka harapan hidup
meningkat lambat 0,3 tahun per tahun dari 2009-2011.

30 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PEMBANGUNAN MANUSIA 8
Reduksi Shortfall Papua Barat Melambat
Reduksi Shortfall adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur kecepatan perkembangan
capaian IPM. Di tahun 2013 reduksi shortfall Papua Barat lebih cepat menjadi 1,34 persen
dibandingkan tahun lalu yang mencapai1,88 persen.

Pada tahun 2013 angka harapan hidup memiliki nilai

Gambar
IPM menurut Kabupaten/Kota dan Provinsi
yang sama dengan tahun 2012, yaitu sebesar 69,14
8.1 Papua Barat Tahun 2013 (%)

tahun. Indikator pendidikan yang diwakili oleh angka


Kota Sorong 78.92

melek huruf dan rata-rata lama sekolah juga Pegunungan Arfak 61.75
Manokwari Selatan 61.91
mengalami peningkatan. Angka melek huruf di tahun Maybrat 67.60
Tambrauw 51.54
2012 sebesar 93,74 persen meningkat menjadi 94,14 Raja Ampat 66.08

.id
Sorong 69.74
persen di tahun 2013. Sedangkan rata-rata lama Sorong Selat an 67.28
Manokwari 68.61

o
sekolah meningkat menjadi 8,53 tahun, dimana Teluk Bintuni 67.95

.g
sebelumnya hanya sebesar 8,45 tahun. PPP Papua Teluk Wondama 67.54
Kai mana 71.87

s
Barat 2012-2013 hanya mengalami kenaikan 3.262,24 Fak-Fak 73.33

bp
PAPUA BARAT 70.62
rupiah menjadi 604,82 ribu rupiah dengan indeks
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

.
at
Sumber: BPS RI, 2013
sebesar 56,58 persen.
ar

Secara nasional peringkat IPM Papua Barat


Gambar

Reduksi Shortfall IPM menurut Kabupaten/Kota


berada pada ranking 31 dari 34 provinsi. Posisi 8.2
ab

Papua Barat Tahun 2013 (%)


peringkat tersebut mengalami penurunan
pu

dibandingakan dengan kondisi tahun sebelumnya. Kota Sorong 2.56


a

Maybrat 1.05
Peringkat tersebut masih berada di atas Provinsi NTT
.p

Tambrauw 0.74
(32), NTB (33), dan Papua (34). Raja Ampat 1.73
w

Sorong 1.66
IPM tertinggi di Papua Barat selama tiga tahun
w

Sorong Selat an 1.34


terakhir selalu berada di Kota Sorong. Capaiannya di
w

Manokwari 1.68
Teluk Bintuni 1.15
tahun 2013 sebesar 78,92 persen. Sementara IPM
://

Teluk Wondama 2.22


terendah berada di Kabupaten Tambrauw dengan
tp

Kai mana 2.25


Fak-Fak 2.51
capaian hanya sebesar 51,54 persen.
ht

PAPUA BARAT 1.34

Reduksi shortfall menunjukkan kecepatan 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00
Sumber: BPS RI, 2013
perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu tertentu.
Reduksi shortfall Papua Barat tahun 2012-2013
mencapai 1,34 persen. Reduksi shortfall Papua Barat TAHUKAH ANDA ?
sempat mengalami percepatan. Sebelumnya pada Dana Bantuan Langsung Masyarakat PNPM
Mandiri untuk mengatasi kemiskinan
tahun 2010-2011 dan 2011-2012 reduksi shortfall-nya terbesar di Papua Barat dialokasikan untuk
Kabupaten Manokwari, yaitu sebesar 54,55
mengalami percepatan yaitu dari 1,62 persen menjadi miliar rupiah.
1,88 persen.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 31


8 PEMBANGUNAN MANUSIA
Garis Kemiskinan Kembali Meningkat
Garis Kemiskinan meningkat menjadi Rp. 363.930,- di tahun 2013 yang terdiri dari Rp. 287.655,-
garis kemiskinan makanan dan Rp. 76.275,- garis kemiskinan nonmakanan.
Gambar

Reduksi shortfall tertinggi tahun 2013 dicapai oleh Kota


8.3 Ilustrasi Capaian Indeks Pembangunan Manusia
Sorong dengan capaian 2,56 persen, sementara itu
Kabupaten Tambrauw yang memiliki capaian IPM
terendah ternyata juga memiliki reduksi shortfall
terendah di Papua Barat, yaitu 0,74%.
Metode penghitungan jumlah penduduk miskin

.id
dilakukan dengan pendekatan benchmark garis

o
kemiskinan. Garis kemiskinan terdiri dari dua

.g
komponen, yaitu garis kemiskinan makanan dan garis

s
kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan adalah

bp
Sumber: UNDP
nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk dapat

.
at
Indikator Kemiskinan memenuhi kebutuhan hidup minimumnya, baik itu
Tabel

8.2
ar
Provinsi Papua Barat 2010-2013
kebutuhan dasar makanan maupun non makanan.
ab

Uraian 2010 2011 2012 2013 Seseorang dikatakan miskin bila berada dibawah garis
kemiskinan. Pendekatan garis kemiskinan makananan
pu

Garis Kemiskinan (GK)


GK Makanan 237 147 254 759 266 577 287 655 digunakan standar kebutuhan hidup minimum 2100
a

GK Non Makanan 57 580 64 036 66 908 76 275 kilo kalori per kapita per hari didasarkan pada
.p

GK Total 294 727 318 796 333 485 363 930


konsumsi makanan, sedangkan garis kemiskinan non
w

Penduduk Miskin
makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar bukan
w

Jumlah (ribu) 256,25 249,84 229,99 224,27


makanan seperti perumahan, pendidikan, kesehatan,
w

Persentase (%) 34,88 31,92 28,20 26,67


pakaian, serta aneka barang dan jasa.
://

Indeks Kedalaman
10,47 8,78 7,23 6,35
Kemiskinan (P1) (%)
tp

Berdasarkan metode tersebut diperoleh garis


Indeks Keparahan
4,30 3,43 2,65 2,16
ht

Kemiskinan (P2) (%) kemiskinan Provinsi Papua Barat 2013 sebesar Rp


Sumber: Olahan Susenas Maret, 2010-2013
363.930,-. Garis kemiskinan tersebut meningkat dari
Rp 333.485,- pada tahun 2012 atau bertambah Rp
TAHUKAH ANDA ? 30.445,-. Garis kemiskinan makanan tercatat Rp
Total alokasi dana Bantuan Langsung 287.655,- sedangkan garis kemiskinan nonmakanan
Masyarakat Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM
sebesar Rp 76.275,-. Peningkatan garis kemiskinan ini
Mandiri) Papua Barat tahun 2011 yang memberikan peluang untuk terjadinya penambahan
digunakan untuk mengentaskan kemiskinan
sebesar Rp 257,75 Miliar. penduduk miskin jika tidak mampu diimbangi dengan
peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat.

32 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PEMBANGUNAN MANUSIA 8
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Turun
Jumlah penduduk miskin Papua Barat berkurang dari 249,84 ribu orang di tahun 2011 menjadi
229,99 ribu orang di tahun 2012. Persentase penduduk miskin juga mengalami penurunan dari
31,92 persen di tahun 2011 menjadi 28,20 persen di tahun 2012.

Gambar
Jumlah penduduk miskin di Papua Barat tahun
8.4 Ilustrasi Kemiskinan
2013 (Maret) mencapai 224,27 ribu jiwa atau
mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi
tahun 2012 yang mencapai 229,99 ribu jiwa atau
terjadi pengurangan penduduk miskin sekitar 5.720
jiwa. Persentase penduduk miskin juga mengalami

.id
penurunan dari 28,2 persen di tahun 2012 menjadi

o
26,67 persen di tahun 2013. Meskipun demikian, Miskin

.g
persentase penduduk miskin Papua Barat adalah yang

s
tertinggi kedua di Indonesia setelah Provinsi Papua.

bp
Jumlah dan persentase kemiskinan di Papua

.
at
Barat mangalami penurunan, demikian pula dengan ►► Formulasi Ukuran Kemiskinan:
ar

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks


ab

Keparahan Kemiskinan (P2). Indeks P1 turun dari 7,23


persen di tahun 2011 menjadi 6,35 persen di tahun
pu

2013. Sedangkan Indeks P2 juga mengalami


Dimana:
a

penurunan dari 2,65 persen menjadi 2,16 persen.


.p

α = 0,1,2
Penurunan kedua nilai indeks ini mengandung makna z = garis kemiskinan
w

bahwa kondisi kemiskinan semakin membaik. Rata- yi = rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang
w

berada di bawah garis kemiskinan


rata pendapatan penduduk miskin dengan garis q = banyaknya penduduk yang berada dibawah garis
w

kemiskinan
kemiskinan semakin dekat dan ketimpangan
://

n = jumlah penduduk
tp

pendapatan antar penduduk miskin semakin rendah.


α = 0 → Head Count Index (P0) = Persentase Penduduk Miskin
ht

Dalam upaya menekan angka kemiskinan α = 1 → Poverty Gap Index (P1) = Indeks Kedalaman
Kemiskinan
pemerintah telah membentuk Tim Nasional Percepatan α = 2 → Poverty Saverity Indeks (P2) = Indeks Keparahan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Kemiskinan

Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK).


Upaya untuk mengentaskan kemiskinan dengan TAHUKAH ANDA ?

memprioritaskan program-program pembangunan Persentase penduduk miskin Provinsi


Papua Barat tahun 2013 adalah yang
yang pro penduduk miskin (pro poor policy). Salah satu teritnggi kedua (26,67%) di Indonesia
setelah Provinsi Papua (31,13%).
programnya adalah BLM Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri).

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 33


8 PEMBANGUNAN MANUSIA
Ketimpangan Pendapatan Semakin Parah
Menurut Kemerataan Bank Dunia, ketimpangan Papua Barat terutama terjadi pada 40 persen
pendapatan terbawah semakin parah, persentasenya pada tahun 2013 adalah 16,03 persen,
dimana persentase ideal semestinya sebesar 40 persen.

Indikator Kemerataan Pendapatan Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak


Tabel

8.3 Papua Barat 2011-2013 (%)


selamanya dapat secara langsung mengentaskan
Uraian 2011 2012 2013 kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi tinggi bila tidak
Gini Ratio (%) 0,39 0,42 0,41 diikuti oleh pemerataan distribusi pendapatan tidak
Kemerataan Bank Dunia (%):
akan berdampak pada masyarakat bawah karena
40 persen pendapatan
terbawah
18,76 18,86 16,03 sebagian besar pendapatan dikuasai oleh sekelompok

.id
40 persen pendapatan
38,24 39,68 35,60 kecil masyarakat ‘elit’ sedangkan sebagian masyarakat
menengah

o
20 persen pendapatan lain yang berpendapatan rendah tetap berada dalam

.g
43,00 41,46 48,38
teratas keadaan miskin.

s
Kemerataan menurut Bank Dunia dikelompokkan

bp
Sumber: Olahan Susenas, 2011-2013
kedalam 40 persen pendapatan terbawah, 40 persen
Kemerataan Distribusi Pendapatan menurut
.
at
Gambar

8.5 Bank Dunia di Papua Barat 2013 (%) pendapatan menengah, dan 20 persen pendapatan
ar

teratas. Idealnya, setiap kelompok pendapatan


ab

20 terdistribusi kedalam kumulatif jumlah penduduk pada


kelompok yang sama agar tercapai kemerataan
pu

48,38
sempurna. Namun pada kenyataannya kondisi ideal
a

40
tersebut sangat sulit terbentuk.
.p

Kondisi kemerataan pendapatan di Papua Barat


w

35,60
menunjukkan bahwa masih terjadi ketidakmerataan
w

40
pendapatan. Secara umum kondisi yang paling tidak
w

16,03
://

merata adalah pada 40% pendapatan terbawah dan


tp

Ideal Ketimpangan 20% pendapatan teratas. Di tahun 2013, pada 40


Sumber: Olahan Susenas, 2013
ht

persen pendapatan terbawah yang semestinya


dinikmati oleh 40 persen penduduk ternyata 40 persen
►►CATATAN: penduduk hanya menikmati 16,03 persen pendapatan.

Ukuran Kemerataan Bank Dunia: Proporsi jumlah Keadaan justru terbalik di 20% pendapatan teratas
pendapatan dari 40 persen terbawah: yang seharusnya dinikmati oleh 20% penduduk.
< 12 persen : ketimpangan tinggi
Ternyata 20% penduduk menikmati 48,38 persen dari
12-17 persen : ketimpangan sedang
> 17 persen : ketimpangan rendah total pendapatan. Berarti bahwa sekelompok kecil
penduduk berpendapatan tinggi, sementara sebagian
besar penduduk lainnya memiliki pendapatan rendah.

34 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PEMBANGUNAN MANUSIA 8
Gini Ratio Papua Barat Sedikit Menurun
Gini ratio Papua Barat tahun menurun dari 0,42 persen di tahun 2012 menjadi 0,41 di tahun 2013.
Penurunan ini tidak mengakibatkan peningkatan persentase penduduk miskin.

Pola kemerataan pendapatan menurut Bank

Gambar
Dunia di Papua Barat tahun 2011-2013 mempunyai 8.6 Gini Ratio Papua Barat 2013

pola yang seragam, yaitu pada 20 persen pendapatan


1
teratas dan 40 persen pendapatan terbawah memiliki GR = 0.41
proporsi yang berkebalikan dari kondisi ideal. 0.8

Pada 40 persen pendapatan terbawah, di tahun

Kumulatif Pendapatan
0.6

.id
2011 yang persentasenya idealnya 40 persen
penduduk, justru yang terjadi adalah hanya ditempati

o
0.4

.g
oleh 18,76 persen, demikian pula untuk tahun 2012

s
dan 2013, nilainya tidak jauh berbeda, yaitu 18,86 % 0.2

bp
dan 16,03 %. sehingga dapat dikatakan tidak ada

.
0
perubahan yang berarti selama tahun 2011-2013 pada
at 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
distribusi 40 persen pendapatan terbawah. Kumulatif Penduduk
ar

Pemerataan Ideal Kurva Lorens


Ketimpangan yang sama terjadi pada distribusi 20
ab

Sumber: Olahan Susenas, 2013


persen pendapatan teratas yang semestinya ditempati
pu

oleh 20 persen penduduk. Situasi yang terjadi adalah


sekitar 40 persen pendapatan ditempati oleh 20 persen ►►DEFINSI
a
.p

penduduk. Proporsinya tidak jauh berbeda dalam tiga Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan
w

tahun terakhir, yaitu 43,00%; 41,46%; dan 48,38%. pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas
w

pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0


Situasi ini mengandung makna sekelompok
(nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan
w

masyarakat yang jumlahnya relatif kecil menguasai sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan
://

pendapatan yang besar, sebaliknya masyarakat miskin sempurna. Nilai 0,5-0,7 menggambarkan
tp

jumlahnya lebih banyak namun berpendapatan rendah. ketidakmerataan tinggi; 0,36-0,49 ketidakmerataan
ht

Ukuran ketimpangan pendapatan lainnya adalah sedang; dan 0,20-0,35 mengalami ketidakmerataan
rendah.
menggunakan koefisien gini (gini ratio). Gini ratio
Papua Barat mengalami sedikit penurunan
dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 0,42. TAHUKAH ANDA ?
Di tahun 2013 nilai gini ratio Papua Barat membaik
Persentase penduduk miskin Papua Barat
menjadi 0,41. Berdasarkan pengelompokkannya (Maret 2013) adalah yang tertinggi kedua
(26,67%) di Indonesia, meskipun demikian
berarti tingkat ketimpangan/ketiidakmerataan distribusi kontribusinya terhadap penduduk miskin
nasional hanya 0,80 persen.
pendapatan di Papua Barat termasuk ke dalam
kategori sedang.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 35


9 PERTANIAN
Share PDRB dan Pekerja Sektor Pertanian Semakin Menurun
Dari tahun ke tahun kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dan Persentase penduduk yang bekerja
di sektor pertanian semakin menurun. Share sektor pertanian menurun dari 12,16 persen di tahun 2012
menjadi 11,65 persen di tahun 2013. Sementara pekerjanya naik dari 46,52 menjadi 48,71 persen.
Gambar

Share PDRB Sektor Pertanian dan Persentase Peker- Sektor pertanian sampai dengan tahun 2008
9.1 ja di Sektor Pertanian Papua Barat 2011-2013 (%)
selalu memberikan kontribusi utama dalam
Share PDRB Share PDRB TM % Tenaga Kerja
perekonomian Papua Barat. Persentase penduduk
48,48 48,71
46,52 yang bekerjanya pun sampai saat ini selalu memiliki
persentase tertinggi. Sejak tahun 2010, sektor
30,06
27,87 pertanian menjadi kontributor terbesar kedua dalam
26,31

.id
PDRB Papua Barat. Di tahun 2013 kontribusinya

o
13,77 12,36 11,65 sebesar 11,65 persen dengan persentase penduduk

.g
yang bekerja di sektor pertanian mencapai 48,71

s
persen. Namun bila unsur migas tidak diperhitungkan

bp
2011 2012 2013
maka share sektor pertanian menjadi yang paling

.
Sumber: PDRB Menurut Lapangan Usaha 2011-2013
at
Sakernas diolah, 2011-2013 utama di Papua Barat (26,31%). Tergerusnya
ar

kontribusi sektor pertanian, disamping semakin kurang


Tabel

9.1 Indikator Pertanian Papua Barat 2011-2013


ab

diminati, juga disebabkan oleh produksi LNG Tangguh


yang memberikan nilai tambah yang tinggi dalam
pu

Uraian 2011 2012 2013


perekonomian Papua Barat dalam tiga tahun terakhir.
Padi (Sawah+Ladang)
a

Luas Panen (Ha) 8 283 7 750 7 523 Kecenderungan penurunan kontribusi dalam
.p

Produksi (Ton) 29 303 30 244 29 913


perekonomian dan jumlah tenaga kerja membuat
w

Produktivitas (Kw/Ha) 35,38 39,02 39,76


Jagung sektor pertanian dinilai memiliki produktivitas yang
w

Luas Panen (Ha) 1 278 1 199 1 250


rendah, karena dengan 48,71 persen tenaga kerja
w

Produksi (Ton) 2 125 2 049 2 138


://

Produktivitas (Kw/Ha) 16,63 17,09 17,1 hanya mampu memberikan sumbangan sebesar 11,65
Kedelai
tp

Luas Panen (Ha) 375 603 617 persen terhadap total PDRB. Tingkat pendidikan
ht

Produksi (Ton) 403 650 669


tenaga kerja sektor ini juga lebih banyak didominasi
Produktivitas (Kw/Ha) 10,74 10,79 10,84
Ubi Jalar oleh pekerja dengan pendidikan rendah.
Luas Panen (Ha) 1 018 1 029 1082 Pertumbuhan ekonomi yang mampu diberikan
Produksi (Ton) 10 410 10 646 12 218
Produktivitas (Kw/Ha) 102,26 103,46 112,92
oleh sektor pertanian juga relatif rendah (1,48%)
Ubi Kayu dibandingkan dengan sektor lain yang digerakkan oleh
Luas Panen (Ha) 1 744 844 1 343
Produksi (Ton) 20 440 9 748 14 901
SDM yang lebih kecil. Sebagai contoh sektor industri
Produktivitas (Kw/Ha) 117,20 115,49 110,96 pengolahan, dengan persentase tenaga kerja hanya
3,64 persen mampu memberikan kontribusi dalam
Sumber: Diolah dari Survei Pertanian Tanaman Pangan
BPS Prov Papua Barat, 2011-2013 perekonomian sebesar 54,28 persen. Pertumbuhan

36 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PERTANIAN 9
Produksi Kelapa Sawit Tertinggi di Perkebunan
Dengan luas lahan 15.423 Hektar, produksi kelapa sawit Papua Barat mencapai 22.581 ton.
Produksi ini adalah yang tertinggi dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya.

ekonomi yang mampu diberikan oleh sektor


pengolahan sebesar 12,19 persen, jauh melebihi
sektor pertanian.
Produksi padi (sawah dan ladang) di Papua Barat
tahun 2013 mengalami penurunan dari 30.244 ton
menjadi 29.913 ton. Demikian pula, jika dilihat dari luas

.id
panennya terjadi penurunan yaitu dari 7.750 Ha di

o
tahun 2012 menjadi 7.523 Ha di tahun 2013. Namun,

.g
roduktivitasnya mengalami kenaikan dari 39,02 Kw/Ha

s
bp
Sumber: Image Google
di tahun 2012 menjadi 39,76 Kw/Ha di tahun 2013.
Setelah tahun 2012 mengalami penurunan dari
.
at
Gambar

tahun 2012, produksi dan luas panen tanaman jagung Luas Area (Ha) dan Produksi (Ton) Tanaman Kelapa
9.2
ar
Sawit, Pala, dan Kakao Provinsi Papua Barat 2013
tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup besar.
ab

22 581
Luas panen meningkat dari 1.199 Ha di tahun 2012
Areal
pu

menjadi 1.250 Ha di tahun 2013. Produksinya juga


Produksi
15 423
mengalami peningkatan dari 2.049 Ton di tahun 2012
a

13 045
.p

menjadi 2.0138 Ton di tahun 2013. Peningkatan luas


9 279
w

panen dan produksi jagung tidak berdampak besar


6 756
w

pada peningkatan produktivitas jagung. Di tahun 2013


w

produktivitasnya hanya sedikit meningkat menjadi


0 )*
://

17,10 Kw/Ha dibandingkan dengan tahun 2012


tp

sebesar 17,09 Kw/Ha. Kelapa Sawit Pala Kakao


ht

Produksi kedelai di Papua Barat pada periode Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, 2013
)* Produksi Tanaman Pala, 2013 belum masuk
2011-2013 terus meningkat. Di tahun 2011
produksinya yang menurun mnecapai 403 ton
dibandingkan tahun sebelumnya meningkat menjadi TAHUKAH ANDA ?
650 Ton di tahun 2012 dan 669 Ton di tahun 2013.
Sampai saat ini Manokwari masih menjadi
Demikian pula pada luas panen yang meningkat sentra tanaman padi di Papua Barat.
Produksi padinya di tahun 2013 mencapai
menjadi 617 Ha di tahun 2013 dari 375 Ha tahun 2011 60,76 persen dari total produksi padi di
Papua Barat.
dan 603 Ha tahun 2012.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 37


9 PERTANIAN
Populasi Ternak Babi Meningkat Tajam
Populasi ternak babi mengalami peningkatan tajam selama tiga tahun terakhir. Semula
populasinya sebesar 53.706 ekor di tahun 2009 menjadi 97.583 ekor di tahun 2013 atau
terjadi peningkatan sebesar 81,70 persen.

Komoditas unggulan di subsektor perkebunan


Gambar

9.3 Populasi Jumlah Ternak Besar dan Kecil Papua Barat diantaranya adalah Kelapa Sawit, Pala,
Papua Barat 2011-2013 (Ekor)
dan Kakao. Perkebunan kepala sawit berada di
Kabupaten Manokwari, perkebunan kakao terutama di
wilayah Sorong dan Raja Ampat, sedangkan
perkebunan pala terutama di Kabupaten Fakfak dan
Kabupaten Kaimana. Produksi kelapa sawit mencapai

.id
22.581 Ton dengan luar areal perkebunan seluas
2011 2012 2013

o
Sapi 41 462 45 556 48 159 15.423 Ha. Luas areal perkebunan komoditas Pala di

.g
Kambing 16 810 20 470 22 294 Papua Barat seluas 13.045 Ha. Sedangkan

s
bp
Babi 76 420 80 666 97 583 perkebunan kakao memiliki areal seluas 6.756 Ha
Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Prov. Papua Brt, 2013 menghasilkan 9.279 Ton kakao.
.
at
Dari sisi peternakan, peningkatan yang paling
ar

signifikan adalah pada peternakan babi. Ternak babi


Gambar

Produksi Perikanan Laut menurut Kabupaten/Kota


9.4
ab

di Papua Barat 2013 (Ton)


meningkat dari 76.420 ekor di tahun 2011 menjadi
35 000,00
80.660 ekor di tahun 2012 Jumlah tersebut kembali
pu

30 000,00
meningkat di tahun 2013 menjadi 97.583 ekor.
a

25 000,00
Tingginya peningkatan jumlah ternak babi diduga
.p

20 000,00

terjadi karena tingginya permintaan konsumsi daging


w

15 000,00
w

10 000,00
babi. Sedangkan pada ternak sapi dan kambing
5 000,00
w

meskipun mengalami peningkatan, namun


0,00
://

peningkatannya tidak setinggi pada ternak babi.


Teluk Bintuni
Teluk Wondama

Raja Ampat
Manokwari

Sorong Selatan

Tambrauw
Kaimana
Fakfak

Sorong

Sorong
tp

Nilai produksi perikanan Papua Barat tahun 2013


ht

mencapai 108.211,80 ton. Tiga kabupaten/kota


Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua Barat, 2013 dengan produksi tertinggi adalah Kota Sorong,
Kabupaten Manokwari, dan Kabupaten Fakfak. Nilai
produksi ketiga kabupaten/kota tersebut masing-
TAHUKAH ANDA ?
masing 33.455,90 ton; 21.546,70 ton; dan 13.965,10
Walaupun produktivitas tanaman jagung
Papua Barat meningkat dari tahun Ton. Besarnya potensi perikanan dan kelautan yang
sebelumnya. Tetapi produktivitas tanaman
jagung di Papua Barat adalah yang
dimiliki oleh Papua Barat dapat menjadi sektor
terendah di Indonesia. unggulan yang akan memberikan kontribusi besar
pada perekonomian bila dikelola dengan optimal.

38 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PERTAMBANGAN DAN ENERGI 10
Produktivitas Pekerja Tertinggi Ketiga
Produktivitas pekerja sektor pertambangan adalah yang tertinggi ketiga menurut lapangan usaha
di Papua Barat setelah sektor Industri Pengolahan dan sektor Konstruksi.

Papua Barat adalah salah satu provinsi yang

Gambar
Share terhadap PDRB dan Persentase Pekerja di
10.1 Sektor Pertambangan dan Penggalian 2010-2013 (%)
berlimpah sumber daya alam. Banyak potensi sumber
daya alam berupa bahan tambang yang masih belum
Share PDRB % Tenaga Kerja
tereksplorasi maupun yang telah tereksploitasi yang
dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Dua tambang 8.57
7.23
besar yang dimiiki Papua Barat adalah tambang 6.50
5.69

.id
minyak di Kabupaten Sorong dan tambang Liquid

o
Natural Gas (LNG) di Kabupaten Teluk Bintuni. 3.00
2.65 2.70

.g
2.13
Bahkan tambang LNG ini diperkirakan memiliki

s
kandungan gas alam cair yang besar dan termasuk

bp
2010 2011 2012 2013
tiga produsen LNG terbesar di Indonesia.

.
at
Besarnya nilai tambah bruto atau PDRB atas Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2010-2013
ar

dasar harga berlaku sektor pertambangan dan


Gambar

penggalian Papua Barat tahun 2013 mencapai Produktivitas Pekerja Pertambangan menurut
ab

10.2 Lapangan Usaha Papua Barat 2013 (Juta Rp/Tahun)


2.895,69 miliar rupiah. Nilai tersebut setara dengan
pu

5,69 persen dari total PDRB Papua Barat yang


a

Sektor 3
mencapai 50,91 triliun rupiah.
.p

Sektor 5
Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian Sektor 2
w

Sektor 8
berangsur mengalami penurunan sejak tahun 2005. Di
w

Sektor 4
tahun 2005, kontribusi sektor ini mencapai 19,71
w

Rata-Rata

persen. Angka tersebut terus mengalami penurunan Sektor 7


://

Sektor 6
hingga mencapai titik terendah dalam sejarah
tp

Sektor 9
penghitungan PDRB Papua Barat menjadi 6,48 persen
ht

Sektor 1

di tahun 2012 dan terus menurun menjadi 5,69 persen 0 500 1000 1500 2000 2500

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2013


di tahun 2013.
Persentase penduduk yang bekerja di sektor
pertambangan dan penggalian di tahun 2011 hanya TAHUKAH ANDA ?

sebesar 2,65 persen. Selanjutnya ditahun 2012 sektor Produksi LNG Tangguh terbesar diekspor ke
jepang sebesar 40 persen dengan total
ini mengalami peningaktan tipis menjadi 3,00 persen. pendapatan negara mencapai 6,4 miliar
USD per tahun.
Pada tahun 2013, sektor ini mengalami penurunan
menjadi 2,70 persen.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 39


10 PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Ekspor LNG Mencapai Lebih dari 3 Milyar US$ Dolar di Tahun 2013
Dari data yang dilaporkan di tahun 2013, rata-rata nilai ekspor LNG setiap bulan sebesar 251,56 juta US$ dolar dan
totalnya selama tahun tersebut mencapai 3,02 miliyar US$ dolar.

Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian


terhadap total PDRB tahun 2013 berada pada posisi
keenam, namun produktivitas sektor ini menempati
posisi ketiga setelah industri pengolahan dan
konstruksi. Produktivitas pekerja di sektor ini cukup
tinggi karena dengan persentase penduduk yang

.id
bekerja hanya 2,70 persen tetapi mampu memberikan

o
kontribusi terhadap PDRB sebesar 5,69 persen.

.g
Bandingkan dengan sektor pertanian yang memiliki

s
persentase pekerja mencapai 48,71 persen namun

bp
Ekspor LNG Tangguh dengan kapal (Sumber: Image Google)
hanya memberikan share 11,65 persen terhadap total

.
at
PDRB.
ar

Kontributor minyak dan gas (migas) terbesar


TAHUKAH ANDA ?
ab

Papua Barat adalah pertambangan LNG Tangguh di


Berdasarkan UU Otonomi Khusus No 21
Tahun 2001 disebutkan bahwa dana Kabupaten Teluk Bintuni. LNG Tangguh telah
pu

perimbangan bagian daerah untuk bagi


hasil sumber daya alam pertambangan gas berproduksi sejak akhir tahun 2009. Setiap bulannya,
a

alam adalah sebesar 70 persen.


minyak dan gas yang diproduksi LNG diekspor
.p

mencapai 9-10 kargo yang memiliki kapasitas rata-


w

rata 143-152 ribu m3 dengan nilai ratusan juta US$


w

dolar dikirim menggunakan kapal laut. Dari data yang


w
://

dilaporkan di tahun 2013, rata-rata nilai ekspornya


tp

setiap bulan sebesar 251,56 juta US$ dolar dan


ht

totalnya selama tahun tersebut mencapai 3,02 miliyar


US$ dolar.
Meskipun merupakan pertambangan dengan nilai
produksi yang tinggi, namun sesuai dengan Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI 2005) dalam
penghitungan PDRB nilai tambahnya sebagian besar
masuk kedalam sektor industri pengolahan karena
LNG Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat
Sumber: Image Google telah mengalami perubahan wujud produk (output).

40 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PERTAMBANGAN DAN ENERGI 10
Belum Semua Rumah Tangga Teraliri Listrik PLN
Dari total sekitar 182 ribu rumah tangga di Papua Barat, baru sekitar 63,20 persen yang telah
teraliri oleh listrik PLN.

Kondisi penggunaan energi listrik terutama yang

Gambar
Persentase pelanggan PLN menurut Jenisnya
memanfaatkan listrik negara (PLN) masih belum 10.3 Papua Barat 2012 (%)

merata. Belum seluruh kabupaten di Papua Barat


mendapatkan pasokan listrik 24 jam, seperti contohnya
di Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk 82.31

Bintuni, Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten 12.06

.id
Maybrat. Disamping itu juga tidak semua desa teraliri
listrik PLN. Sulitnya kondisi geografis dan terbatasnya

o
.g
ketersediaan energi listrik menjadi penyebab belum 1.67
0.01
3.96

s
meratanya pasokan listrik sampai menjangkau seluruh

bp
kecamatan maupun desa di Papua Barat. Untuk Sosial Rumah Tangga Bisnis Industri Publik

.
Sumber: PT PLN (persero) Wilayah Papua, 2012
wilayah yang tidak dialiri listrik 24 jam atau yang tidak
at
mendapatkan pasokan listrik PLN umumnya penduduk
ar

TAHUKAH ANDA ?
menggunakan listrik non PLN seperti genset atau
ab

penerangan non listrik seperti sentir, petromaks, pelita Berdasarkan UU Otonomi Khusus No 21
Tahun 2001 disebutkan bahwa dana
pu

dan lain sebagainya. perimbangan bagian daerah untuk bagi


hasil sumber daya alam pertambangan
a

Dari total sekitar 189 ribu rumah tangga di Papua minyak bumi adalah sebesar 80 persen.
.p

Barat, hanya 130.108 rumah tangga yang terdaftar


w

sebagai pelanggan PLN. Persentase tertinggi


w

Gambar

Persentase Rumah Tangga yang Telah


pelanggan PLN adalah untuk golongan rumah tangga, 10.4 Teraliri Listrik PLN 2013 (%)
w

yaitu mencapai 82,31 persen. Sebesar 17,69 persen


://

sisanya terbagi untuk golongan bisnis (12,06%); sosial Tambrauw 7.53


tp

Raja Ampat 12.53


(3,96%); publik (1,67%); dan untuk golongan industri
ht

Teluk Wondama 14.02

(0,01%). Mybrat 24.79

Sorong Selatan 28.51


Sekitar 63,20 persen dari total rumah tangga di 46.17
Teluk Bintuni

Papua Barat telah teraliri listrik PLN. Persentase Kaimana 50.12

63.2
pelanggan listrik PLN tertinggi berada di Kabupaten Papua Barat

Sorong 68.05

Kota Sorong (99,65%); Manokwari (77,33%); dan Fakfak 73.19

Kabupaten Fakfak (73,19%). Sementara itu pelanggan Manokwari 77.33

Kota Sorong 99.65


PLN terendah kurang dari 10 persen berada di
Sumber: Susenas, Agustus 2013
Kabupaten Tambrauw, yakni hanya mencapai 7,53
persen (Susenas, Agustus 2013).

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 41


11 INDUSTRI PENGOLAHAN
Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Tertinggi
Di tahun 2013 ini, tercatat rekor kontribusi sektor industri pengolahan. Kontribusi sektor ini mencapai
54,28 persen. Pertumbuhannya mencapai 212,19persen, melambat dari tahun sebelumnya yang
mencapai 27,76 persen.

Share terhadap PDRB dan Persentase Pekerja di Indus-


Gambar

11.1 tri Pengolahan Papua Barat 2009-2013 (%) Kontribusi sektor industri pengolahan dalam
perekonomian Papua Barat memilki prospek yang
Share PDRB Share PDRB TM % Tenaga Kerja
sangat baik di masa mendatang. Sektor ini terus
51,66 53,48 54,28 mengalami peningkatan share terhadap total PDRB. Di
44,55 tahun 2009 share sektor ini hanya 28,06 persen.
Namun di tahun 2013 kontribusinya meningkat sangat

.id
28,06
signifikan menjadi 54,28 persen. Kontribusi sektor

o
9,78
industri pengolahan menempati posisi pertama dalam
9,05

.g
8,86 8,18 7,84
PDRB Papua Barat (27,633,153 miliar rupiah)

s
3,74 3,89 3,44 5,16 3,64
menggeser kontribusi sektor pertanian sejak tahun

bp
2009 2010 2011 2012 2013
2009. Meskipun berkontribusi besar dalam PDRB,

.
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2009-2013
at
ternyata lebih banyak didorong oleh industri migas.
ar

Bila tanpa memperhitungkan migas, kontribusinya di


Gambar

Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan


11.2
ab

Papua Barat 2009-2013 (%) tahun 2013 hanya sebesar 7,84 persen.
Pertumbuhan sektor industri pengolahan di tahun
pu

120,02 2013 mengalami perlambatan. Sektor ini tumbuh


a

hanya mencapai 12,19 persen, dibandingkan tahun


.p

2012 yang mencapai 27,76 persen. Pertumbuhan


w

64,66
sektor ini dipicu oleh produksi industri gas alam cair
w

56,29

atau LNG di Kabupaten Teluk Bintuni.


w

27,76 12,19
12,56
://

10,82
2,77 3,74 4,58
Bila dilihat dari sisi produktivitasnya, sangat jelas
tp

bahwa sektor pertanian masih tertinggal jauh dengan


2009 2010 2011 2012 2013
ht

Pertumbuhan Industri Tanpa Migas Pertumbuhan Industri sektor industri pengolahan. Bila pada sektor pertanian

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2009-2013 dengan 48,71 persen dari total tenaga kerja hanya
mampu memberikan kontribusi 11,65 persen, pada
►►Catatan: sektor industri pengolahan hanya dengan 3,64 persen
Industri Pengolahan dibagi kedalam 4 golongan: tenaga kerja mampu memberikan kontribusi sebesar
54,28 persen dari total PDRB Papua Barat. Sektor ini
1. Industri Besar (tenaga kerja ≥100 orang)
2. Industri Sedang (tenaga kerja 20-99 orang) juga merupakan sektor yang memiliki produktivitas
3. Industri Kecil (tenaga kerja 5-19 orang) tertinggi diantara sektor-sektor lainnya di Provinsi
4. Industri Rumah Tangga (tenaga kerja 1-4 orang)
Papua Barat (lihat gambar 10.2).

42 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


INDUSTRI PENGOLAHAN 11
Industri Makanan dan Minuman Lebih dari Setengah dari Total Industri
Jumlah industri makanan dan minuman lebih dari setengah dari total industri pengolahan besar sedang
di Papua Barat. Persentasenya mencapai 54,17 persen.

Gambar
Menurut Survei Industri Besar Sedang BPS, di Persentase Perusahaan Industri Besar Sedang
11.3 menurut Lapangan Usaha 2012 (%)
tahun 2012 ada 28 perusahaan industri besar sedang.
10,71%
Industri tersebut hanya terbagi menjadi enam kategori 3,57%
21,43%
lapangan usaha menurut KBLI dua digit (lihat box).
Jenis industri terbanyak yaitu industri makanan
50,00%
7,14%
sebesar 50,00 persen, industri terbanyak kedua adalah

.id
7,14%
industri kayu (selain mebeller) yaitu sebesar 21,43

o
persen, dan terbanyak ketiga adalah industri minuman

.g
Sektor 10 Sektor 11 Sektor 16
(10,71%). Industri lainnya adalah industri barang-

s
Sektor 18 Sektor 19 Sektor 33
barang dari batubara, pengilangan minyak bumi, dan

bp
Sumber: Survei Industri Besar Sedang, 2012
pengolahan minyak bumi; jasa reparasi dan

.
at
►►KODE PERUSAHAAN INDUSTRI MENURUT
pemasangan mesin dan peralatan; serta industry
LAPANGAN USAHA (KBLI, 2009):
ar

pencetakan dan reproduksi media rekaman dengan


10 : Industri makanan
ab

persentase kurang dari 10 persen.


11 : Industri minuman
Menurut sebarannya, industri besar sedang hanya 16 :Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak
pu

terdapat di lima kabupaten/kota, yaitu Kabupaten termasuk furniture) dan barang anyaman lain dari
a

bambu, rotan, dan sejenisnya


Kaimana (3,57%), Teluk Biintuni (28,57%), Kabupaten
.p

18 : Industri pencetakan dan reproduksi media rekaman


Manokwari (10,71%), Kabupaten Sorong (10,71%), 19 :Industri produk dari batubara dan pengilangan minyak
w

dan Kota Sorong (46,43%). Sedangkan menurut bumi


w

33 : Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.


kepemilikannya, sebesar 7 persen adalah milik
w

pemerintah pusat; 75 persen milik swasta nasional; 14


://
tp

persen milik swasta nasional dan asing; serta 4 persen Persentase Tenaga Kerja
Tabel

11.1 Perusahaan Industri Besar Sedang 2012 (%)


ht

adalah milik pemerintah pusat dan asing.


Jumlah Tenaga Kerja
Secara umum, tenaga kerja pada sektor industri Perusahaan
Laki-laki Perempuan Total
besar sedang didominasi oleh pekerja berjenis kelamin
10 46,34 53,66 100,00
laki-laki, yaitu sebesar 56,17 persen. Pekerja 11 76,14 23,86 100,00

perempuan hanya sebesar 43,83 persen. Seluruh 16 78,22 21,78 100,00


17 55,17 44,83 100,00
kelompok perusahaan industri besar sedang memiliki
18 100,00 0,00 100,00
kondisi serupa, kecuali kelompok industri makanan
33 95,97 4,03 100,00
dimana pekerja perempuan lebih mendominasi JUMLAH 56,17 43,83 100,00
dibandingkan pekerja laki-laki Sumber: Survei IBS, 2012

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 43


12 KONSTRUKSI
Sektor Konstruksi Kembali Turun
Sempat meningkat di tahun 2011-2012, pertumbuhan sector konstruksi kembali mengalami
penurunan. Di tahun 2011, pertumbuhan sector konstruksi mencapai angka 12,24 persen meningkat
menjadi 12,30 persen dan turun di tahun 2013 menjadi 11,37 persen

Ditengah percepatan pembangunan di Papua


Gambar

Kontribusi terhadap PDRB, Pertumbuhan Ekonomi,


12.1 dan Pekerja Sektor Kostruksi 2009-2013(%) Barat sebagaimana diamanatkan dalam Perpres
Nomor 65 Tahun 2011, sektor konstruksi memegang
12,96
12,24 12,3 peranan penting khususnya dalam pembangunan
11,37
9,77 infrastruktur. Pembangunan infrastuktur ini terus
9,25
7,57
6,86 7,26
7,73 dilakukan untuk mengejar ketertinggalan
pembangunan dari provinsi lain dan membuka

.id
4,77 5,06 4,82 4,67
3,65
keterisolasian distrik dan kampung.

o
Nilai tambah bruto sektor konstruksi Papua Barat

.g
2009 2010 2011 2012 2013
tahun 2013 mencapai 3.937,44 miliar rupiah. Share

s
bp
Share PDRB % Tenaga Kerja Pertumbuhan Konstruksi
sektor ini sempat menurun pada periode 2009-2011.

.
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2009-2013 Pada tahun 2013 kontribusinya meningkat menjadi
at
7,73 persen dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar
ar

6,86 persen. Walaupun bukan sebagai kontributor


Gambar

Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) menurut


ab

12.2 Kabupaten/Kota di Papua Barat 2013 utama dalam PDRB Papua Barat namun
pu

Sorong 110,34 pertumbuhannya cukup signifikan, yaitu mencapai


Kota Sorong 11,37 persen.
a

113,64
.p

Manokwari 117,42
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka
Teluk Wondama 118,18
w

Papua Barat 121,01 indeks yang menggambarkan perbandingan tingkat


w

Sorong Selatan 129,61 kemahalan harga bangunan/konstruksi suatu


w

Teluk Bintuni 143,74


kabupaten/kota atau provinsi terhadap rata-rata
://

Kaimana 147,79
nasional. IKK merupakan salah satu alokator dalam
tp

Fakfak 172,40
Raja Ampat 173,13 penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU).
ht

Maybrat 177,68
IKK Papua Barat tahun 2013 mencapai 121,01.
Tambraw 206,04
Angka tersebut adalah yang tertinggi kedua di
0 50 100 150 200 250
Sumber: BPS RI, 2013
Indonesia setelah Provinsi Papua (188,70). Angka IKK
tertinggi di Papua Barat berada di Kabupaten
TAHUKAH ANDA ? Tambraw, yaitu mencapai 206,04. Nilai tersebut dapat
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Papua dimaknai bahwa rata-rata harga barang-barang
Barat adalah yang tertinggi kedua (121,01)
di Indonesia setelah IKK Provinsi Papua konstruksi di Kabupaten adalah yang paling mahal di
(188,70).
Papua Barat. Sedangkan IKK terendah di Papua Barat
berada di Kabupaten Sorong, yaitu sebesar 110,34.

44 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


HOTEL DAN PARIWISATA 13
Jumlah Hotel Melati Terus Bertambah
Selama satu tahun terakhir, jumlah hotel tipe melati mengalami peningkatan sedagnkan hotel tipe
berbintang tetap. Hotel melati meningkat dari 85 unit menjadi 89 unit, sedangkan hotel berbintang
tetap 11 unit hotel.

Kontribusi subsektor perhotelan memang tidak

Tabel
13.1 Statistik Perhotelan Papua Barat 2011-2013
signifikan dalam perekonomian Papua Barat. Nilai
tambah PDRB sektor ini tahun 2013 hanya sebesar Uraian 2011 2012 2013

78,90 miliar rupiah atau hanya sekitar 0,15 persen dari Jumlah Hotel (unit)
Bintang 11 11 11
total PDRB Papua Barat. Meskipun demikian,
Melati 85 85 89
subsektor ini cukup menjanjikan. Pertumbuhan Jumlah Kamar (unit)

.id
subsektor perhotelan cukup stabil dalam tiga tahun Bintang 705 705 751
Melati 1 542 1 542 1 624

o
terakhir. Di tahun 2011 pertumbuhan subsektor ini

.g
Jumlah T.Tidur (unit)
mencapai 11,06 persen, kemudian di tahun 2012 Bintang 966 966 1 118

s
meningkat menjadi 14,77 persen. Pada tahun 2013, Melati 2 194 2 194 2 464

bp
Rata-rata Lama Tamu Menginap
subsektor ini mengalami penurunan pertumbuhan yaitu (domestik+asing) (Hari/orang)

.
at
menjadi sebesar 9,60 persen. Bintang 2,54 2,88 1,85
ar
Melati 3,45 3,10 2,47
Jumlah hotel di Papua Barat tahun 2013 adalah
Rata-rata Lama Tamu Menginap (asing)
ab

100 unit, yang terdiri dari 11 hotel bintang dan 89 hotel (Hari/orang)
Bintang 7,02 5,75 2,72
melati. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan
pu

Melati 6,06 7,01 2,55


tahun 2012 yang berjumlah 96 unit (11 unit hotel Rata-rata Lama Tamu Menginap
a

(domestik) (Hari/orang)
bintang dan 85 unit hotel melati). Hotel berbintang
.p

Bintang 2,36 2,82 1,84


hanya tersebar di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten
w

Melati 3,42 3,07 2,47

Fakfak, Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong. Jumlah Tamu Asing


w

Bintang 1 286 1 551 1 839


Sedangkan di Kabupaten Maybrat, Tambrauw, dan
w

Melati 72 202 297


://

Sorong tidak terdapat satu unit pun bangunan hotel. Jumlah Tamu Domestik
tp

Jumlah kamar dan tempat tidur baik hotel melati Bintang 32 119 71 958 132 129
Melati 13 681 36 253 49 768
ht

maupun bintang di tahun 2013 mengalami peningkatan


dibandingkan tahun 2012. Jumlah kamar mengalami
Sumber: Statistik Perhotelan Provinsi Papua Barat, 2011-2013
peningkatan menjadi 2.375 kamar dan umlah tempat
tidur hotel meningkat menjadi 3.544 buah di tahun
TAHUKAH ANDA ?
2013.
Bandara Marinda di Raja Ampat (Papua
Pada periode tahun 2011-2013 rata-rata lama
Barat) telah diresmikan pada tanggal 9 Mei
tamu menginap hotel bintang lebih rendah dari pada 2012. Hal ini adalah salah satu upaya untuk
memajukan pariwisata di Raja Ampat yang
hotel melati. Rata-rata lama tamu menginap hotel telah mendunia.

bintang yang sempat meningkat di tahun 2012 menjadi

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 45


13 HOTEL DAN PARIWISATA
Hotel Berbintang Favorit Tamu Asing dan Domestik
Baik tamu asing maupun domestik ternyata lebih memilih hotel berbintang dibandingkan hotel melati.
Hal ini tampak pada jumlah tamu pada hotel berbintang baik asing maupun domestik yang jauh lebih
banyak dibandingkan dengan hotel melati.

2,88 hari/orang dari 2,54 hari/orang di tahun 2011,


menurun di tahun 2013 rata-rata menjadi 1,85 hari/
orang. Sedangkan tamu asing memiliki rata-rata lama
menginap yang lebih tinggi dibandingkan dengan tamu
domestik, baik itu dibedakan antara hotel bintang
maupun hotel melati. Rata-rata tamu asing yang
menginap di hotel bintang memiliki lama menginap

.id
yang lebih panjang dibandingkan tamu asing yang

o
menginap di hotel melati. Berbeda halnya dengan

.g
tamu domestik yang memiliki rata-rata lama menginap

s
yang lebih panjang pada hotel melati.

bp
Tamu asing sebagian besar memilih untuk

.
Gambar: Hotel di Manokwari
at
menginap di hotel berbintang dibandingkan dengan
ar

hotel melati. Fenomena ini terlihat pada jumlah tamu


Gambar

Jumlah Objek Wisata menurut Jenisnya


13.1
ab

di Papua Barat 2013 pada hotel berbintang jauh lebih tinggi dari pada hotel
melati. Jumlah tamu asing di hotel berbintang pada
pu

82
tahun 2013 mencapai 1.839 orang (86,10%),
a

sementara yang menginap di hotel melati hanya 297


.p

45 orang (13,90%).
w

Secara jumlah, tamu domestik yang menginap di


w

15
hotel jauh lebih banyak dari pada tamu asing. Jumlah
w

10
://

tamu domestik di tahun 2013 mencapai 181.897 orang


tp

Alam Budaya Agro atau 98,84 persen dari seluruh jumlah tamu yang
Tirta/Bahari
ht

menginap di hotel. Seperti halnya dengan tamu asing,


Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat, 2013
tamu domestik juga lebih memilih hotel bintang
(72,64%) dari pada hotel melati (27,36%).
Jumlah objek wisata di Papua Barat tahun 2013
TAHUKAH ANDA ?
sebanyak 152 objek, menurun dibandingkan dengan
Dari 26 kawasan konservasi di Papua Barat,
Taman Nasional Teluk Cenderawasih adalah tahun 2012. Objek wisata tersebut terdiri dari 82 objek
yang terluas di Papua Barat, yaitu 1,45 juta wisata alam, 10 objek wisata tirta/bahari, 45 objek
hektar.
wisata budaya, dan 15 objek wisata agro (Dinbudpar,
2013).

46 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


HOTEL DAN PARIWISATA 13
Jamursba Medi Jadi Tempat Konservasi Penyu Belimbing
Jamursba Medi, Kabupaten Tambrauw, menjadi tempat wisata konservasi Penyu Belimbing yang sedang
menghadapi kepunahan. Kini Penyu Belimbing dijadikan sebagai maskot dari Kabupaten Tambrauw.

Pariwisata di Papua Barat semakin hari semakin


berkembang terutama karena didukung oleh
keindahan alamnya. Papua Barat sesungguhnya juga
menyimpan berbagai keragaman hayati yang dapat
menjadi daya tarik pariwisata. Salah satunya adalah
penyu Belimbing (Dermochelys coriacea). Pantai
Jamursba Medi di Kabupaten Tambrauw merupakan

.id
pantai tempat peneluran penyu Belimbing, dan juga

o
beberapa jenis penyu lain setiap tahunnya. Pantai ini

.g
telah ditetapkan sebagai wilayah konservasi. Setelah

s
bp
bertelur mereka akan mencari makan sampai ke pantai
Florida Amerika Serikat dan kemudian kembali lagi ke
.
at
pantai Jamursba Medi untuk bertelur. Penyu Belimbing
ar

yang dijadikan sebagai maskot pemerintahan dan logo


ab

Kabupaten Tambrauw merupakan penyu dengan


pu

ukuran terbesar yang kini sedang menghadapi


kepunahan. Populasi di Indonesia pada tahun 1984
a
.p

sebanyak 13.000 sarang dan menurun menjadi 2.983


w

sarang pada tahun 1999.


w

Wisata bahari lainnya yang menjadi unggulan


w

adalah Taman Nasional Teluk Cendrawasih dengan


://

luas 1.453.500 ha merupakan taman nasional perairan


tp

laut terluas di Indonesia. Taman Nasional Teluk


ht

Cendrawasih yang secara administrasi terletak di


Kabupaten Manokwari memiliki beragam flora dan
fauna baik yang dilindungi maupun tidak dilindungi.
Terdapat 14 jenis flora yang dilindungi, 36 jenis
burung, dimana 18 diantaranya dilindungi. Terdapat
pula 196 jenis moluska, 209 jenis ikan. Wilayah ini juga
merupakan tempat tinggal yang nyaman bagi paus dan
lumba-lumba karena tidak adanya perburuan dan Kawasan Kepulauan Raja Ampat
masih berlimpahnya makanan bagi mereka.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 47


13 HOTEL DAN PARIWISATA
Papeda, Wisata Kuliner Unik Khas Papua
Papeda adalah salah satu wisata kuliner unik khas Papua yang terbuat dari sagu yang dibuat
semacam bubur dan biasanya dimakan bersama dengan ikan kuah kuning dan tumis kangkung.

Rasanya tak lengkap jika kita berwisata tanpa


mencicipi kuliner khas setempat. Papua memiliki
makanan khas yang disebut dengan “Papeda”. Sagu
merupakan bahan dasar pembuatan papeda. Sagu
sendiri sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia
bagian timur terutama daerah Maluku dan Papua.

.id
Papeda selintas terlihat kenyal seperti lem. Cara

o
membuatnya adalah dengan mencairkan tepung sagu

.g
dengan air mendidih sambil terus diaduk sehingga

s
Penyu Belimbing, salah satu penyu langka yang sering ditemukan di Jamursba
sagu matang. Agar lebih beraroma, tepung sagu

bp
Medi, Kabupaten Tambrauw
Sumber: Image Google
biasanya dibubuhi perasan jeruk nipis. Papeda sendiri

.
at
tidak memiliki rasa, oleh karena itu papeda
ar

dikombinasikan dengan menu pelengkap lainnya.


ab

Menu pelengkap yang paling digemari adalah “ikan


kuah kuning” dan ikan bakar atau goreng. Ada juga
pu

yang mengkombinasikan papeda dengan sayur


a

kangkung atau bunga papaya yang direbus/tumis.


.p

Untuk mengambil papeda memiliki cara tersendiri


w

yaitu kita harus menggunakan sejenis sumpit. Papeda


w

digulung-gulung dengan sumpit hingga terpisah dari


w
://

gumpalan papeda utama dan kemudian dipindahkan


tp

Papeda, Salah satu Wisata Kuliner khas Papua Barat ke piring. Cara memakan papeda juga unik. Penduduk
Sumber: Image Google
ht

asli Papua biasanya menyantap papeda dengan cara


menyeruput perlahan-lahan papeda bersama dengan
kuah kuningnya dari pinggir piring. Ada juga yang
memakan papeda dengan sumpit, papeda digulung-
TAHUKAH ANDA ?
gulung kemudian disantap. Apabila memakan papeda
Penyu Belimbing sejak menetas mampu
berenang sampai ke perairan Florida,
untuk pertama kali maka akan terasa aneh karena
Amerika Serikat dan kembali lagi ke teksturnya yang kenyal namun perpaduan papeda
Jamurba Medi, Kabupaten Tambrauw
untuk bertelur. dengan kuah ikan kuning akan terasa begitu lezat.
Rasanya segar, pedas dan asam.

48 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI 14
Program Percepatan Pembangunan dengan Pembangunan Jalan
Salah satu program pendukung percepatan pembangunan Papua Barat yang diamanahkan dalam
Perpres No 65 Tahun 2011 Tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua Barat adalah Program
Pengembangan Infrastruktur Dasar berupa pembangunan ruas jalan Trans Papua Barat.

Gambar
Sektor pengangkutan (transportasi) dan Kontribusi terhadap PDRB dan Pertumbuhan Sektor
14.1 Angkutan dan Komunikasi 2010-2013 (%)
komunikasi memang tidak memberikan kontribusi
utama dalam perekonomian Papua Barat. Sektor yang
11.88 11.57
termasuk ke dalam sektor tersier bersama sektor 10.22
10.4
perdagangan, hotel, dan restoran; keuangan,
5.32 5.67 5.50
persewaan, dan jasa perusahaan; serta sektor jasa- 4.82 4.7 4.75 4.73 4.75

.id
jasa ini hanya mampu memberikan kontribusi 4-7

o
persen dalam beberapa tahun terakhir. Kontribusinya

.g
2010 2011 2012 2013
di tahun 2013 hanya 4,75 persen dengan nilai agregat

s
Share PDRB % Tenaga Kerja
PDRB sebesar 2.416,98 miliar rupiah atas dasar harga

bp
Pertumbuhan

berlaku dan 838,22 miliar rupiah atas dasar harga

.
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2013
at
konstan.
ar

Share sektor ini di tahun 2013 hanya 4,75 persen,


Gambar

Ruas Jalan Trans Papua Barat Dalam Rencana Aksi


14.2
ab

masih lebih rendah di bandingkan sektor perdagangan, Percepatan Pembangunan Papua Barat 2011-2015

hotel, dan restoran (6,90%); dan sektor jasa-jasa


pu

(6,72%) yang sama-sama berada di sektor tersier. Bila


a

dilihat dari sisi pertumbuhan ekonominya, di tahun


.p

2013, sektor transportasi dan komunikasi memiliki


w

angka pertumbuhan yang tertinggi ketiga dalam


w

kelompok sektor tersier. Sektor ini mengalami


w
://

penurunan pertumbuhan dengan angka sebesar 10,22


tp

persen dibandingkan dengan tahun 2012 yang


ht

mencapai 11,57 persen dan merupakan sektor dengan


pertumbuhan tertinggi kedua dalam kelompok sektor
tersier di Papua Barat pada tahun tersebut. Empat ruas Nasional dan Strategis Papua Barat Panjang

Salah satu program pendukung percepatan 1. Manokwari-Sorong


2. Manokwari (Maruni)-Bintuni
606.17 Km
217.15 Km

pembangunan Papua Barat yang terbaru diamanatkan 3. Fakfak-Hurimber-Bomberay 162.00 Km


4. Sorong-Mega 76.00 Km

dalam Perpres No 65 Tahun 2011 Tentang Percepatan Total 1061.32 Km


Dua Ruas Tambah Papua Barat Panjang
Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat 1. Fakfak-Kaimana-Manokwari 609.00 Km
2. Susumuk-Bintuni 204.00 Km
adalah Program Pengembangan Infrastruktur Dasar. Total 813.00 Km

Sumber: Bappeda Provinsi Papua Barat, 2011


Program tersebut rencananya akan membangun dan

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 49


14 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Jalan Trans Papua Barat Menghubungkan Seluruh Kabupaten/Kota
Ruas jalan Trans Papua akan dibangun untuk menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Papua
Barat. Panjangnya diperkirakan akan mencapai 1.874,32 Km yang terbagi ke dalam 6 ruas jalan.
Gambar

Persentase Panjang Jalan menurut Tingkat meningkatkan jaringan jalan Trans Papua dan Papua
14.3 Pemerintahan yang Berwenang 2012 (%)
Barat. Pembangunan ruas jalan akan menghubungkan
seluruh kabupaten/kota yang selama ini belum
Provinsi
Negara
10,20 terhubung dengan jalan darat. Rencana panjang jalan
13,57
yang akan dibangun tersebut adalah 1.874,32 Km
yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu ruas jalan

.id
Kabupaten
76,23 nasional dan strategis Papua Barat serta ruas jalan

o
tambah Papua Barat.

.g
Ruas jalan nasional dan strategis Papua Barat

s
terdiri dari empat ruas jalan, yaitu Manokwari-Sorong

bp
(606,17 Km); Manokwari (Maruni) - Bintuni (217,15

.
Sumber: Dinas Perhubungan dan Informatika Provinsi Papua Barat, 2012
at
Km); Fakfak-Hurimber-Bomberay (162,00 Km); dan
ar

Sorong-Mega (76,00 Km). Sedangkan Ruas Tambah


TAHUKAH ANDA ?
ab

Papua Barat terdiri dari dua ruas, yaitu Fakfak-


Dalam rangka perpcepatan pembangunan Kaimana-Manokwari (609,00 Km) dan Susumuk-
pu

Papua Barat, pemerintah akan membangun


ruas jalan sepanjang 1.874,32 Km yang Bintuni (204,00 Km). Kini sebagian pembangunan jalan
a

akan menghubungkan seluruh kabupaten/


ini sedang dilakukan, meskipun sebagian kabupaten
.p

kota di Papua Barat.


telah terhubung namun belum dibuka untuk umum.
w

Tersedianya akses transportasi yang memadai


w
Gambar

Persentase Panjang Jalan menurut


dan murah menjadi kebutuhan yang urgen bagi
w

14.4 Jenis Permukaan 2012 (%)


://

wilayah Papua Barat yang kondisi geografisnya relatif


tp

sulit. Pembangunan akses transportasi terutama jalan


9,00%
ht

27,00% darat akan memberikan multiplier effect dari banyak


33,00% sisi. Akses transportasi yang baik akan memudahkan
pemerataan pendidikan, kesehatan, distribusi barang
31,00%
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat. Kesulitan dalam perhubungan
mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang akan
Aspal Kerikil Tanah Lainnya berpengaruh pada tingkat harga, baik harga barang
maupun jasa. Tingkat harga yang tinggi inilah menjadi
Sumber: Dinas Perhubungan dan Informatika Provinsi Papua Barat, 2012
penyebab daya beli masyarakat rendah sehingga

50 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI 14
Sebagian Besar Permukaan Jalan Berjenis Tanah
Ruas jalan terpanjang memiliki jenis permukaan tanah, persentasenya sebesar 32,50 persen,
sedangkan permukaan kerikil sebesar 31,28 persen lebih panjang dibandingkan jalan dengan
permukaan terluas berjenis aspal (27,07 persen).

kemiskinan cenderung tinggi. Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat Kapal

Gambar
Panjang jalan di Papua Barat tahun 2012 hanya 14.5 Laut di Pelabuhan yang Diusahakan 2011-2013
(org)
7.351,71 Km, kondisi ini mengalami perbaikan
dibandingkan pada tahun 2011 yaitu sepanjang
313.01 326.89 294.80
306.12
6.403,25 Km. Kondisi panjang jalan tersebut terbagi 256.61
276.43

menjadi 997,55 Km (13,57%) jalan negara; 749,66 Km


(10,20%) jalan provinsi; dan 5.604,50 Km (76,23%)

.id
adalah jalan kabupaten. Sedangkan menurut jenis

o
permukaanya terbagi menjadi 1990,50 Km (27,07%)

.g
2011 2012 2013
jalan aspal; 2.299,95 Km (31,28%) jalan dengan

s
bp
Debarkasi (R ibu) Embarkasi (Ribu)
permukaan kerikil; 2.388,96 Km (32,50%) jalan dengan
permukaan tanah; dan 672,31 Km (9,15%) adalah
.
Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2011-2013
at
jalan dengan permukaan lainnya.
ar

Dengan masih terbatasnya akses perhubungan


TAHUKAH ANDA ?
ab

lewat darat, sebagian besar orang memanfaatkan


Dalam Master Plan Percepatan dan
fasilitas perhubungan via laut dan udara. Peningkatan
pu

Perluasan Pembangunan Ekonomi


Indonesia (MP3EI), Kabupaten Manokwari
pada jumlah armada selama 2012-2013 tidak terjadi
a

dan Kota Sorong menjadi fokus


pengembangan pusat ekonomi di Papua
pada jumlah penumpang kapal datang (debarkasi) dan
.p

Barat.
w

berangkat (embarkasi). Pada tahun 2012 jumlah


w

penumpang datang 313,0 ribu orang (debarkasi) dan


Gambar

Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat


14.6
w

Pesawat Udara 2011-2013 (orang)


326,9 ribu orang (embarkasi) dengan armadanya 681
://

unit. Di tahun 2013 jumlahnya menurun menjadi 294,8


tp

ribu orang (debarkasi) dan 276,4 ribu orang 569.77 612.40


485.54 513.30
ht

(embarkasi) dengan armada sejumlah 767 unit.


333.43 347.51
Jumlah penumpang pesawat udara cenderung
meningkat selama 2012-2013. Jumlah penumpang
datang mencapai 569,77 ribu orang dengan jumlah
penerbangan 14.289 dan berangkat 612,4 ribu orang 2011 2012 2013

dengan jumlah penerbangan 14.289 kali di tahun 2012. Debarkasi (R ibu) Embarkasi (Ribu)

Rata-rata penumpang pesawat untuk debarkasi Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2011-2013
sebesar 40 orang dan 43 penumpang untuk *) rata-rata jumlah penumpang diperoleh dari pembagian jumlah
penumpang dengan jumlah penerbangan termasuk pesawat ringan
embarkasi.*) dengan kapasitas kecil.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 51


15 PERBANKAN DAN INVESTASI
Kredit Perbankan untuk Investasi Sedikit Meningkat
Kredit pinjaman bank menurut penggunaan dalam tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa sebagian
besar masyarakat meminjam dana di bank untuk kebutuhan modal kerja. Namun kredit yang
digunakan untuk investasi justru menjadi yang paling kecil, namun persentasenya sedikit meningkat.

Perbankan selain memberikan kemudahan


Gambar

Jumlah Kantor Bank menurut Jenisnya


15.1 di Provinsi Papua Barat 2009-2013 (unit) fasilitas bertransaksi dan sebagai tempat penyedia
dana bagi yang membutuhkan dana kredit juga
116 129 menjadi sarana yang aman untuk berinvestasi.
109
63 67 92 102 Peranannya dalam mendukung proses pembangunan
86
52 54 menjadi sangat vital di era modern seperti saat ini.

.id
22 23 24 Di tahun 2012 jumlah kantor bank hanya 116 unit
11 13
0 0 1 1 3 yang terdiri dari 23 unit bank swasta nasional, 92 unit

o
.g
2009 2010 2011 2012 2013 bank persero dan pemerintah daerah serta 1 unit

s
Perkreditan Rakyat Swasta Nasional perkreditan rakyat. Di tahun 2013 jumlahnya

bp
Persero dan Pemda Total meningkat menjadi 129 unit kantor bank, yang terbagi

.
Sumber: Bank Indonesia, 2009-2013
menjadi 24 unit bank swasta nasional, 102 unit bank
at
persero dan pemerintah daerah serta 3 perkreditan
ar

rakyat.
Gambar

ab

Posisi Kredit Perbankan Rupiah dan Valas menurut


15.2 Jenis Penggunaan 2009-2013 (%) Dalam tiga tahun terakhir, fasilitas kredit
pu

perbankan yang disalurkan ke masyarakat baik rupiah


a

24,41 maupun valuta asing (valas) lebih banyak digunakan


35,45
.p

38,97 39,33 39,21


18,00
untuk modal kerja. Penggunaan kredit untuk keperluan
w

22,09 12,37 11,87 18,89 investasi justru lebih kecil digunakan dari pada
w

penggunaan kredit untuk keperluan konsumsi.


57,60
w

42,46 48,66 48,79 41,91


Penggunaan kredit perbankan untuk keperluan
://

investasi meningkat dari 11,87 persen di tahun 2012


tp

2009 2010 2011 2012 2013 menjadi 18,89 persen di tahun 2013, sedangkan
ht

Modal Kerja Investasi Konsumsi penggunaan untuk keperluan konsumsi sedikit

Sumber: Bank Indonesia, 2009-2013 menurun dari 39,33 persen menjadi 39,21 persen. Hal
ini tersirat bahwa kesadaran masyarakat untuk
TAHUKAH ANDA ? berinvestasi dalam perbankan menunjukkan kondisi
Kredit perbankan (rupiah dan valuta asing) semakin membaik. Penurunan pada penggunaan
terbanyak di Papua Barat digunakan oleh
sektor perdagangan, hotel, dan restoran ,
kredit untuk konsumsi yang jauh lebih kecil
yaitu mencapai 60,53 persen. dibandingkan penurunan kredit untuk keperluan modal
kerja menunjukkan masih adanya kecenderungan
perilaku konsumtif masyarakat di Papua Barat.

52 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


HARGA-HARGA 16
Kenaikan Harga Hampir Satu Setengah Kali Lipat
Secara umum sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 harga-harga barang meningkat satu
setengah kali lipat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IHK yang mencapai 163,94 persen atau telah
terjadi kenaikan harga sebesar 63,94 persen terhadap tahun dasar 2007.

Inflasi adalah persentase tingkat perubahan harga Indeks Harga Konsumen (2007=100)

Tabel
16.1 Papua Barat Januari 2011- Desember 2013 (%)
sejumlah barang dan jasa yang secara umum
dikonsumsi rumah tangga. Perubahan yang dimaksud Bulan 2011 2012 2013

adalah terjadi kenaikan atau mungkin penurunan harga Januari  140,45  143,94  151,39

barang dan jasa. Ada kalanya harga barang tidak Febuari  140,32  143,10  152,88

Maret  139,34  143,02  155,32


berubah dibandingkan dengan kondisi sebelumnya

.id
April  138,86  144,87  156,05
pada referensi survei. Rata-rata tertimbang dari
Mei  139,17  145,68  156,56

o
perubahan harga barang dan jasa tersebut pada
 

.g
Juni 141,50 148,31  158,35
periode waktu tertentu (bulanan) disebut inflasi/harga 
Juli  143,55 150,08  165,48

s
naik (nilainya >0) dan deflasi/harga turun (nilainya <0).

bp
Agtustus  144,60  151,43  174,62

Indikator ini dapat dipakai sebagai informasi dasar September  143,49  150,36  167,57

.
at
dalam pengambilan keputusan kebijakan ekonomi Oktober  142,76  150,84  163,85

November   
ar
142,56 149,69 162,46
makro dan mikro, baik fiskal maupun moneter.
Desember  144,44  151,64  163,94
ab

Kenaikan harga memang tidak dapat dihindari,


Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2010-2012
namun dapat dikendalikan. Pengendalian harga-harga
pu

perlu dilakukan mengingat Papua Barat masih


a

►► Kegunaan Angka Inflasi :


menggantungkan ketersediaan barang dari luar
.p

provinsi. Oleh karena itu, kelancaran distribusi barang 1. Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai (wage-
w

indexation).
dan jasa dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
w

2. Penyesuaian nilai kontrak (contractual payment).


3. Eskalasi nilai proyek (project escalation).
harus dimonitor karena sangat berpengaruh dalam
w

4. Penentuan target inflasi (inflation targeting).


://

kenaikan harga. Inflasi yang tinggi akibat dari kenaikan 5. Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah (budget indexation).
tp

harga mengakibatkan daya beli masyarakat menurun, 6. Sebagai pembagi PDB/PDRB (GDP/GRDB deflator)
ht

dampaknya kinerja perekonomian menjadi menurun 7. Sebagai proxy perubahan biaya hidup (proxy of
cost of living).
dan kemiskinan cenderung meningkat. 8. Indikator dini tingkat bunga, valas, dan indeks
IHK Papua Barat tahun 2013 (kondisi bulan harga saham.

Desember) sebesar 163,94 persen artinya terjadi


TAHUKAH ANDA ?
kenaikan harga secara umum sebesar 63,94 persen
Inflasi tahunan tertinggi yang pernah
dibandingkan dengan harga pada tahun dasar 2007, terjadi di Papua Barat adalah sebesar 20,06
atau dengan kata lain, harga secara umum saat ini persen dan menjadi yang tertinggi di
Indonesia pada tahun 2008.
satu setengah kali lebih mahal dari pada harga tahun
2007. Selama tahun 2011-2013 ini, inflasi lebih banyak

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 53


16 HARGA-HARGA
Kenaikan Harga di Tahun 2011 Lebih Terkontrol
Dibandingkan dengan tahun -tahun sebelumnya, di tahun 2011 kenaikan harga-harga lebih
terkontrol. Hal ini tampak pada besarnya inflasi tahun kalender yang mampu ditekan menjadi 2,36
persen dibandingkan tahun 2013 (7,28 persen), 2012 (4,99 persen), dan tahun 2010 (6,25 persen).

terjadi dari pada deflasi. Sepanjang 36 bulan tersebut,


Gambar

Laju Inflasi Gabungan Papua Barat


16.1 Januari 2011- Desember 2013 (%)
hanya 16 kali terjadi penurunan IHK (deflasi), 20 bulan
8
lainnnya terjadi kenaikan IHK (inflasi).
6
4,5
5,53 Selama Januari 2011-2013 inflasi gabungan
4
tertinggi sebesar 5,53 persen yang terjadi di bulan
2,1
2 1,5 1,24 1,6

0,14 0,32
1,24 0,86 0,91
Agustus 2013. Sedangkan deflasi terendah terjadi di

.id
1,14
0
-0,85 -0,6 -0,45 -0,43 -0,84 bulan September 2013 sebesar –4,04 persen. Tingkat
-2 -0,93

o
-2,22
fluktuasi harga yang ekstrim dapat ditunjukkan dengan

.g
-4 -4,04
gambar grafik inflasi yang menyerupai gergaji.

s
-6
Semakin fluktuatif harga (kenaikan dan penurunan

bp
Sumber: Survei Harga Konsumen, 2011-2013
harga yang ekstrim) maka semakin panjang gap yang

.
at
tercipta antar titik waktu. Sebagai contoh adalah deflasi
ar

Laju Inflasi Tahun Kalender (2007=100) pada bulan November 2011 sebesar –0,10 persen,
Tabel

16.2 Januari 2009-Desember 2013 (%)


ab

yang berlanjut dengan inflasi yang cukup tinggi pada


bulan berikutnya yaitu Desember 2011 yang mencapai
pu

Bulan 2010 2011 2012 2013

Januari 0,15 -0,46 -0,35 -0,93 1,24 persen. Ini adalah salah satu contoh pergerakan
a

Febuari 0,22 -0,55 -0,92 0,04


harga yang harus dikontrol, supaya pergerakan ekstrim
.p

Maret 0,37 -1,25 -0,98 1,64


tersebut tidak terjadi, salah satunya adalah intervensi
w

april 1,94 -1,59 0,30 2,11


pemerintah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah.
w

Mei 1,37 -1,37 0,86 2,45


Laju inflasi tahun kalender 2010-2013 tertinggi
w

Juni 2,08 0,28 2,68 3,62


://

Juli 4,48 1,74 3,91 8,29 terjadi di tahun 2013, yaitu sebesar 14,27 persen yang
tp

Agtustus 5,52 2,48 4,84 14,27


terjadi di bulan Agustus. Sebelumnya di tahun 2008
September 5,71 1,70 4,10 9,65
ht

adalah inflasi tahun kalender tertinggi yang pernah


Oktober 5,21 1,18 4,44 7,22

November 5,40 1,03 3,64 6,31


terjadi di Papua Barat. Nilainya mencapai 20,06
Desember
Sumber: 6,25 2009-2012
Survei Harga Konsumen, 2,36 4,99 7,28 persen. Sempat menurun di tahun 2009 menjadi 5,22
persen, kembali meningkat di tahun 2010 menjadi 6,25
persen. Kondisi pergerakan harga cenderung kondusif
►► CATATAN:
memasuki tahun 2011. Di tahun tersebut inflasi tahun
Inflasi ringan : kurang dari 10 % per tahun
Inflasi sedang : 10-30 % per tahun kalender tertinggi hanya sebesar 2,36 persen,
Inflasi tinggi : 30-100 % per tahun kemudian meningkat di tahun 2012 menjadi 4,99
Hyperinflation : lebih dari % per tahun persen.

54 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


HARGA-HARGA 16
Harga Meningkat Lebih dari Satu Setengah Kali Lipat
Berdasarkan IHK tahun 2012, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menjadi
pemicu utama inflasi. Hal ini ditunjukkan dengan menempatkan kelompok tersebut menjadi IHK
tertinggi yaitu 167,72 perrsen, artinya terjadi kenaikan harga sebesar 67,72 persen terhadap tahun
dasar 2007 pada kelompok pengeluaran tersebut.

IHK Gabungan Papua Barat menurut


Di tahun 2013 telah terjadi delapan kali inflasi dan

Tabel
16.3 Kelompok Pengeluaran 2011-2013 (%)
empat kali deflasi. Inflasi tahun kalender sampai
dengan bulan Desember 2013 lebih tinggi dari inflasi Kelompok Pengeluaran 2011 2012 2013

tahun kalender tahun 2012. Hal ini mungkin Bahan Makanan 156,45 167,38 110,08

Makanan Jadi, Minuman,


disebabkan oleh momen dimana memungkinkan Rokok dan Tembakau
162,15 167,72 108,05

terjadi inflasi yang tinggi, seperti hari raya idul fitri, Perumahan, Air, Listrik, Gas
142,76 145,75 106,24

.id
dan Bahan Bakar
natal, dan menjelang perayaan tahun baru pada
Sandang 123,39 128,59 100,52

o
menjelang akhir tahun 2013. Kesehatan 134,98 138,42 105,78

.g
Penghitungan angka inflasi dikelompokkan ke Pendidikan, Rekreasi, dan Olah
123,89 128,21 105,29

s
Raga
dalam 7 kelompok pengeluaran. IHK tertinggi di tahun

bp
Transpor, Komunikasi, dan
123,69 131,94 111,07
2013 berada pada kelompok pengeluaran transportasi, Jasa Keuangan

.
at
Umum/Total 144,44 151,64 108,09
komunikasi dan jassa keuangan. IHK pada kelompok
Sumber: Survei Harga Konsumen, 2011-2013
ar

pengeluaran tersebut mencapai 111,07 persen, artinya


ab

terjadi kenaikan harga sebesar 11,07 persen pada


kelompok pengeluaran ini dibandingkan dengan
pu

kondisi tahun dasar 2007.


a

Inflasi tahun kalender tahun 2013 tercatat 7,28 Laju Inflasi Tahun Kalender (2007=100) menurut
.p

Tabel

16.4 Kelompok Pengeluaran 2011-2013 (%)


persen. Penyumbang inflasi terbesar dari kelompok
w

pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa


w

Kelompok Pengeluaran 2011 2012 2013


keuangan, yaitu sebesar 11,72 persen. Inflasi
w

Bahan Makanan -0,28 6,98 9,53


kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah
://

Makanan Jadi, Minuman, Rokok


1,75 3,43 6,06
tp

dan Tembakau
raga memiliki tingkat inflasi terendah, yaitu hanya 2,09
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan
3,85 2,09 5,34
persen. Berbeda dengan inflasi tahun kalender 2012,
ht

Bahan Bakar

pada tahun kalender 2013 terjadi deflasi pada Sandang 2,73 4,22 -2,41

kelompok pengeluaran sandang yaitu, sebesar –2,41 Kesehatan 3,89 2,55 4,77
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah
persen Raga
2,82 3,48 1,27

Transpor, Komunikasi, dan Jasa


Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu Keuangan
5,96 6,67 11,72

indikator yang berguna untuk mengukur tingkat Umum/Total 2,36 4,99 7,28

kesejahteraan petani, karena mengukur kemampuan Sumber: Survei Harga Konsumen, 2011-2013

tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual petani


dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 55


16 HARGA-HARGA
Petani Mengalami Kerugian Usaha
Secara umum, petani mengalami surplus usaha. Hal ini terlihat dari nilai NTP 2013 sebesar 99,64
persen. Artinya petani mengalami kerugian sebesar 0,36 persen.

baik untuk proses produksi (usaha) maupun untuk


Gambar

Nilai Tukar Petani (NTP) Papua Barat 2010-2013 (%)


16.2 (2007=100)
konsumsi rumah tangga petani.
150,00
128,74 130,71 132,89 137,17 NTP Papua Barat tahun 2013 sebesar 99,64
124,34 126,96 130,78 136,67
persen lebih lebih rendah dibandingkan dengan NTP
100,00 103,55 102,95 101,62 99,64 tahun 2012 sebesar 101,62 persen. Dengan demikian,
nilai NTP terlihat cenderung mengalami penurunan

.id
50,00 dalam empat tahun terakhir. Nilai NTP 99,64 persen

o
mengandung makna petani mengalami kerugian usaha

.g
0,00 sebesar 0,36 persen terhadap tahun dasar 2007.

s
2010 2011 2012 2013*)
IT IB NTP Nilai NTP 2010-2013 cenderung terus mengalami

bp
Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2009-2012 penurunan, maknanya meskipun kesejahteraan petani

.
*) Rata-rata Bulan Januari-November 2013 (2012=100)
at
lebih baik dibandingkan dengan tahun dasar 2007
ar

namun kesejahteraannya cenderung menurun dari


TAHUKAH ANDA ?
ab

tahun ke tahun. Tren penurunan tersebut diakibatkan


Sejak mulai dihitung (tahun 2008) sampai oleh laju indeks yang dibayarkan petani (Ib) bergerak
pu

saat ini, NTP subsektor tanaman pangan di


Papua Barat nilai indeksnya selalu berada lebih cepat dibandingkan dengan indeks yang diterima
a

dibawah 100.
petani (It). Bila kecepatan laju Ib tidak terkontrol maka
.p

lambat laun akan menyamai atau bahkan melebihi nilai


w

It, yang berarti bahwa NTP akan semakin menurun.


w

Nilai NTP berdasarkan subsektor tahun 2013


w

NTP menurut Subsektor 2011-2013 (%)


Tabel

16.5 (2007=100)
://

tercatat bahwa hampir seluruh subsektor mengalami


tp

Tahun NTP_N NTP_H NTP_PR NTP_PT NTP_P


penurunan nilai indeks dibandingkan dengan kondisi
ht

tahun 2012. NTP tertinggi berada pada subsektor


2011 112,68 106,59 124,25 113,07 87,01
pertanian perkebunan rakyat, nilai indeksnya sebesar
2012 112,11 106,39 120,45 112,45 84,87 114,76 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa petani

2013*) 114,19 103,81 114,76 111,70 81,25 pada perkebunan rakyat memilikii pendapatan usaha
pertanian yang lebih baik dari pada petani pada
Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2010-2012
NTP_N : Nilai Tukar Petani perikanan subsektor lain. Diantara subsektor-subsektor tersebut
NTP_H : Nilai Tukar Petani Hortikultura
NTP_PR : Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat hanya subsektor tanaman pangan yang nilai indeksnya
NTP_PT : Nilai Tukar Petani Peternakan
NTP_P : Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan
*) Rata-rata Bulan Januari—November 2013 (2012=100)
dibawah 100 persen, yaitu sebesar 81,25 persen.

56 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


HARGA-HARGA 16
Pertanian Tanaman Pangan Masih Tidak Prospektif
NTP subsektor tanaman pangan sampai saat ini tidak pernah lebih dari 100 persen. Artinya adalah
biaya yang dibayarkan petani selalu lebih tinggi daripada biaya yang diterima petani dalam usaha
pertaniannya. Dengan kata lain petani di subsektor tanaman pangan belum survive.

Artinya indeks yang harus dibayarkan petani lebih

Gambar
Laju Inflasi Pedesaan Bulanan (2007=100)
16.3 Papua Barat Januari 2011-Novemer 2013 (%)
tinggi dari indeks yang diterima petani atau dapat
dikatakan petani tanaman pangan belum survive. 3,50

3,00 2,91
Secara umum inflasi pedesaan tahunan lebih 2,50

rendah dari pada di perkotaan. Kondisi ini tampak dari 2,00

1,50
besarnya IHK total dari tahun ke tahun. Sebagai 1,00 1,02
1,25
0,99

.id
0,90
0,74 0,71
contoh di tahun 2013, IHK perkotaan telah mencapai 0,50
0,29 0,32 0,30
0,61
0,25
0,50
0,30
0,51
0,27
0,16 0,20 0,12 0,11 0,08
0,00

o
-0,09
160,71 persen sedangkan IHK pedesaan mencapai -0,50
-0,27 -0,32 -0,28

.g
-0,83
146,16 persen. Artinya bahwa di tahun 2013 telah -1,00

s
-1,50
terjadi kenaikan harga secara umum sebesar 60,71

bp
persen untuk daerah perkotaan dan 46,16 persen di Sumber: Survei Harga Pedesaan, 2011-2013

.
at
daerah pedesaan dibandingkan dengan harga tahun
ar

dasar 2007.
TAHUKAH ANDA ?
ab

Selama tahun 2011-2013 inflasi pedesaan


tertinggi adalah sebesar 2,91 persen yang terjadi pada Meskipun sepanjang Januari 2011-
pu

November 2013 di daerah pedesaaan lebih


bulan Juli 2013, dimana pada saat yang bersamaan banyak terjadi inflasi, ternyata kenaikan
a

harga di daerah perkotaan lebih tinggi dari


inflasi perkotaan juga sedang berada pada titik kedua
.p

pada daerah pedesaan.


tertinggi selama periode 2011-2013. Sementara deflasi
w

terendah terjadi pada bulan April 2011 sebesar –0,83


w

Indeks Harga Konsumen Pedesaan menurut


Tabel

persen, lebih rendah dari daerah perkotaan yang juga 16.6 Kelompok Pengeluaran 2010-2013 (2007=100)
w

mengalami deflasi pada bulan tersebut (-0,55%).


://

Kelompok Pengeluaran 2010 2011 2012 2013 *)


tp

Selama periode 2011-2013 hanya terjadi enam kali


Bahan Makanan 145,93 150,68 157,84 169,94
ht

deflasi, sedangkan 29 bulan lainnya mengalami inflasi,


Makanan Jadi, Minuman,
118,91 121,48 126,17 132,29
bahkan pernah terjadi inflasi selama 9 bulan secara Rokok dan Tembakau
Perumahan, Air, Listrik, Gas
122,69 122,95 124,96 127,95
berurutan pada bulan Oktober 2011-Agustus 2012. dan Bahan Bakar
Sandang 127,01 129,34 233,63 138,97
Kenaikan harga tertinggi berdasarkan kelompok
Kesehatan 112,70 123,01 125,20 130,86
pengeluaran berada pada bahan makanan, yaitu 69,94 Pendidikan, Rekreasi, dan
107,80 111,93 113,27 115,05
Olah Raga
persen terhadap tahun dasar 2007 (nilai IHK=169,94). Transpor, Komunikasi, dan
102,73 104,01 104,48 109,50
Jasa Keuangan
Sedangkan kelompok pengeluaran transport,
Umum/Total 129,96 133,12 137,99 146,16
komunikasi dan jasa keuangan mengalami kenaikan
Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2010-2013
*) Rata-rata bulan Januari-November 2013 (2007=100)

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 57


16 HARGA-HARGA
Inflasi Tahun Kalender Terus Meningkat
Inflasi pedesaan tahun kalender selama tiga tahun terakhir terus meningkat. Di tahun 2011, inflasi
tahun pedesaan tahun kalender hanya sebesar 0,50 persen.. Nilai tersebut meningkat cukup tinggi di
tahun 2012 menjadi 5,62 persen dan kembali meningkat menjadi 6,34 persen di tahun 2013.

Laju Inflasi Pedesaan Tahun Kalender (2007=100)


Tabel

16.7 menurut Kelompok Pengeluaran 2011-2013 (%) harga terendah yaitu hanya sebesar 9,50 persen (nilai
IHK=109,50).
Kelompok Pengeluaran 2011 2012 2013 Laju inflasi pedesaan tahun kalender tahun 2011
Bahan Makanan -0.52 7,49 8,83 sebesar 0,50 persen, jauh lebih rendah dibandingkan
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan
Tembakau
1.97 5,87 8,83 tahun 2012 dan 2013 dengan nilai yang terus
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan
-0.05 2,15 3,52 meningkat seltiap tahunnya. Hal ini mengandung arti

.id
Bakar
Sandang 2.92 4,04 3,32 tingkat kenaikan harga di tahun 2011 jauh lebih rendah

o
Kesehatan 1.24 2,73 2,79 dibandingkan tahun 2012 dan 2013, atau dapat

.g
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 2.70 1,55 3,55 dikatakan bahwa iklim pergerakan harganya lebih

s
Transpor, Komunikasi, dan Jasa
kondusif. Peninngkatan inflasi tahun kalender di

bp
0.46 1,21 0,98
Keuangan

Umum/Total 0.50 5,62 6,34 wilayah perdesaan tahun 2012 mencapai nilai sebesar

.
at
Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2011-2013 5,62 persen dan kembali meningkat di tahun 2013
ar

menjadi 6,34 persen.


ab

Perkembangan harga bahan pokok perlu


Gambar

Perkembangan Harga Sembilan Bahan Pokok


16.4 mendapatkan perhatian pemerintah daerah karena
pu

(Sembako) Terpilih Papua Barat 2010-2011 (Rp/Kg)


sangat mempengaruhi stabilitas harga dan
a

2010 2011
berpengaruh pada pergerakan garis kemiskinan
.p

15650
14298
disuatu daerah. Harga beras tahun 2010 rata-rata
w

13168 13147

sebesar Rp 6.970/Kg kemudian mengalami kenaikan


w

7869
6970
menjadi Rp 7.869/Kg di tahun 2011. Demikian pula
w
://

dengan harga gula pasir yang mengalami kenaikan


tp

dari Rp 13.147/Kg menjadi Rp 15.650/Kg di tahun


ht

Beras Minyak Gula 2011. Harga minyak goreng justru mengalami


goreng
penurunan dari Rp 14.298/Kg di tahun 2010 menjadi
Sumber: SHPB 2010-2011 Rp 13.168/Kg di tahun 2011.

TAHUKAH ANDA ?
Kenaikan harga secara umum di pedesaan
selalu lebih rendah dibandingkan di
perkotaan selama tahun 2007-2013*. Di
perkotaan harga naik 60,71% dan di
pedesaan harga naik 46,16% terhadap
tahun dasar 2007.

58 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PENGELUARAN PENDUDUK 17
Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Menurun
Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan PDRB penggunaan tahun 2013 sebesar 35,35
persen, turun dari kondisi 2011 sebesar 36,33 persen. Kondisi ini disebabkan oleh tajamnya
peningaktan kontribusi ekspor dalam tiga tahun terakhir, terutama ekspor LNG.

Berdasarkan PDRB penggunaan tercatat

Tabel
17.1 Statistik Pengeluaran Penduduk 2011-2013
pengeluaran rumah tangga tahun 2013 mencapai
17.996,15 miliar rupiah. Kondisi ini tumbuh Uraian 2011 2012 2013

dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 8,12 PDRB pengeluaran 36 176 187,33 43 204 816,69 50 908 726,59

persen dengan nilai agregat pengeluaran konsumsi Konsumsi rumah


13 142 728,91 15 208 563,67 17 996 150,28
tangga (Juta Rp)
rumah tangga sebesar 15.208,56 miliar rupiah.

.id
Pertumbuhan di tahun 2012-2013 lebih rendah Distribusi (%) 36,33 35,2 35,35

o
dibandingkan dengan periode 2011-2012 yang Pertumbuhan(%) 9,78 8,45 8,12

.g
tumbuh 8,45 persen dengan nilai tambah PDRB tahun Rata-rata

s
pengeluaran per 596 743 816 137 876 253
2011 untuk pengeluaran rumah tangga sebesar

bp
kapita per bulan (Rp)

13.142,73 miliar rupiah.

.
Makanan (Rp)
at 321 274 397 293 430 957
Kontribusi konsumsi rumah tangga pada Non Makanan (Rp) 275 469 418 844 445 296
ar

perekonomian dalam PDRB dari sisi penggunaan


Sumber: PDRB menurut Penggunaan, BPS Provinsi Papua Barat 2011-2013
ab

relatif tinggi, kontribusinya mencapai 35,35 persen di


tahun 2012. Sebelum tahun 2009, share pengeluaran
pu

konsumsi rumah tangga berkisar antara 50-65 persen. TAHUKAH ANDA ?


a

Sejak mulai berproduksinya LNG Tangguh pada akhir Sejak berproduksinya LNG Tangguh
.p

kontribusi pengeluaran konsumsi rumah


tahun 2009 dan kemudian mulai diekspor, LNG yang
w

tangga dalam PDRB Papua Barat tidak lagi


menjadi yang paling dominan.
memiliki nilai tambah besar tersebut berdampak
w

terhadap semakin menurunnya kontribusi pengeluaran


w
://

konsumsi rumah tangga terhadap PDRB.


tp

Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan Papua


ht

Barat terus mengalami peningkatan. Di tahun 2011


rata-rata pengeluaran hanya Rp 596.743/kapita/bulan,
kemudian di tahun 2012 nilainya mengalami
peningkatan menjadi Rp 816.137/kapita/bulan. Di
tahun 2013, rata-rata pengeluaran kembali meningkat
cukup signifikan, yaitu menjadi Rp 876.253/kapita/
bulan.

Sumber: Image Google

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 59


17 PENGELUARAN PENDUDUK
Persentase Pengeluaran Makanan Sedikit Meningkatt
Setelah mengalami penurunan di tahun 2012 (46,68%) bila dibandingkan dengan tahun 2011
(53,84%), persentase pengeluaran untuk makanan tahun 2013 mengalami sedikit peningkatan
menjadi 49,18 persen.
Gambar

Persentase Pengeluaran per Kapita Makanan dan Perbandingan antara pengeluaran makanan dan
17.1 Non Makanan Papua Barat 2011-2013 (%)
non makanan dapat digunakan sebagai indikator
53,84 tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi
51,32 50,82 persentase pengeluaran non makanan maka dapat
48,68 49,18 dikatakan bahwa tingkat kesejahteraannya semakin
46,16 membaik. Pola pengeluaran makanan di Papua Barat

.id
cenderung tinggi beberapa tahun sebelum 2012,

o
namun setelah itu persentasenya berangsur menurun.

.g
2011 2012 2013 Di tahun 2011 persentase pengeluaran makanan

s
mencapai 53,84 persen menurun menjadi 48,68

bp
Makanan Non Makanan

Sumber: Konsusmsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi


persen (2012) dan sedikit meningkat menjadi 49,18

.
Susenas, 2011-2013
at
persen (2013). Hal ini sejalan dengan hukum ekonomi
ar

yang dikemukakan oleh Ernst Engel bahwa bila selera


ab

tidak berbeda maka pengeluaran untuk makanan akan


Gambar

Konsumsi Kalori (KKal) dan Konsumsi Protein (gram)


17.2 per Kapita per Hari 2011-2013 menurun dengan semakin meningkatnya pendapatan.
pu

Tingkat kecukupan gizi, indikator yang dapat


a

Konsumsi Kalori Konsumsi Protein


menggambarkan kesejahteraan masyarakat dihitung
.p

48.00 berdasarkan besarnya kalori dan protein yang


w

1669.96 2013
2013
dikonsumsi, yaitu dengan menjumlahkan hasil kali
w

1696.60 48.13
2012
antara kuantitas setiap makanan yang dikonsumsi
w

2012

dengan besarnya kandungan kalori dan protein setiap


://

1847.90 51.03
2011 2011
tp

1500.00 1600.00 1700.00 1800.00 1900.00 46.00 48.00 50.00 52.00


jenis makanan.
ht

Sumber: Konsusmsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi


Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan
(Susenas, 2011-2013)
Gizi VIII 2004 ditetapkan standar angka kecukupan
konsumsi kalori dan protein penduduk Indonesia.
Angka kecukupan konsumsi kalori yaitu sebesar 2000
TAHUKAH ANDA ?
Kilokalori per kapita per hari dan 52 gram per kapita
Salah satu cara yang mudah mendeteksi
dini untuk mengetahui kelompok beresiko per hari untuk konsumsi protein.
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah
dengan pengukuran LILA (Lingkar Lengan Berpedoman pada pernyataan diatas, maka
Atas). Bila LILA < 23,5 cm maka beresiko konsumsi kalori penduduk Papua Barat masih dibawah
menderita KEK.
standar kecukupan. Konsumsi kalori per kapita per hari

60 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PENGELUARAN PENDUDUK 17
Konsumsi Kalori dan Protein Dibawah Standar
Konsumsi kalori dan protein masyarakat Papua Barat masih dibawah standar kecukupan 2.000 Kkal/
kapita/hari untuk kalori dan 52 gram/kapita/hari untuk protein. Di tahun 2013 konsumsi kalori Papua
Barat sebesar 1.669,96 Kkal/kapita/hari dan konsumsi protein hanya 48,00 gram/kapita/hari.

masyarakat Papua Barat tahun 2011 sebesar 1.847,90

Gambar
Konsumsi Kalori (KKal) dan Konsumsi Protein (gram)
KKal. Kemudian di tahun 2012, konsumsi kalori 17.3 per Kapita per Hari 2009-2011

mengalami penurunan menjadi 1.696,60 Kkal per


Konsumsi Kalori
kapita per hari. Pada tahun 2013 konsumsi kalori
1740,19
kembali menurun menjadi 1.669,96 Kkal per kapita per
hari.
1669,96
Rata-rata konsumsi protein penduduk Papua

.id
1635,81
Barat juga masih berada dibawah batas standar

o
kecukupan konsumsi protein 52 gram per kapita per

.g
hari selama tiga tahun terakhir. Rata-rata konsumsi

s
bp
protein cenderung mengalami penurunan dengan Desa Kota Papua Barat

.
semakin menjauhi angka standar kecukupan konsumsi Konsumsi Protein
at
protein. Sempat mencapai besaran 51,03 gram per 54,08
ar

48,00
45,05
kapita per hari di tahun 2011 menuurun menjadi 48,13
ab

gram per kapita per hari di tahun 2012. Kemudian


pu

turun kemabali di tahun 2013 menjadi 48,00 gram per


kapita per hari.
a
.p

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,


w

rendahnya konsumsi protein di Papua Barat lebih Desa Kota Papua Barat
w

Sumber: Konsusmsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi


dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat di (Susenas, 2013)
w

pedesaan, namun di tahun 2013 ini konsumsi protein


://

masyarakat kota lebih rendah dibandingkan pedesaan.


tp

Konsumsi protein masyarakat perkotaan hanya


ht

mencapai 45,05 gram per kapita per hari, sedangkan


di daerah pedesaan telah melampui standard rata-rata
konsumsi protein per kapita per hari, yaitu mencapai
TAHUKAH ANDA ?
angka sebesar 54,08 gram per kapita per hari.
Salah satu parameter yang digunakan
Demikian halnya untuk konsumsi kalori, masyarakat untuk menilai kualitas protein pada
makanan adalah Biological Value (BV).
pedesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 1.740,19 Kkal Semakin tinggi nilai VB artinya semakin
mudah protein diserap oleh tubuh. Nilai VB
per kapita per hari, sementara untuk masyarakat tertinggi berada pada telur (whole eggs).
perkotaan hanya mencapai 1.635,81 Kkal per kapita
per hari.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 61


18 PERDAGANGAN
Dominasi Subsektor Perdagangan Berlanjut di Sektor Enam
Subsektor perdagangan sangat dominan dalam sektor enam (perdagangan, hotel, dan restoran).
Subsektor ini memberikan share sebesar 90,95 persen, sedangkan sisanya dibagi antara subsektor
hotel dan subsektor restoran.

Subsektor perdagangan dalam penghitungan


Gambar

Agregat PDRB menurut Subsektor Perdagangan


18.1 Papua Barat 2010-2013 (Miliar Rupiah) PDRB termasuk dalam sektor enam (perdagangan,
hotel, dan restoran). Agregat PDRB subsektor
3,196.55 perdagangan tahun 2013 sebesar 3196,55 miliar
2,565.81 rupiah, kondisi ini meningkat dari tahun 2012 sebesar
2,118.51
2.565,81 miliar rupiah.
1,705.10
Peran subsektor perdagangan dalam sektor

.id
enam sangat dominan, kontribusinya mencapai 90,95

o
persen dari agregat PDRB sektor tersebut tahun 2013,

.g
sedangkan 9,05 persen lainnya dibagi antara

s
bp
2010 2011 2012 2013
subsektor hotel dan subsektor restoran. Selama lebih
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2010-2013

.
dari satu dekade ini kontribusi subsektor perdagangan
Keterangan: 2012 (angka sementara) dan 2013 (angka sangat sementara)
at
di dalam sektor enam selalu berada diatas 90 persen.
ar

Kontribusi subsektor perdagangan sepanjang


ab
Gambar

Share terhadap PDRB dan Pertumbuhan Subsektor


18.2 Perdagangan Papua Barat 2010-2013 (%) tahun 2010-2013 menunjukkan angka yang naik turun.
pu

Di tahun 2010 kontribusi yang diberikan subsektor ini


24,25 24,58
mencapai 6,35 persen. Kemudian menurun di tahun
a

21,11
.p

2011 menjadi 5,86 persen. Di tahun 2012 dan 2013


w

berangsur-angsur meningkat menjadi 5,94 persen di


w

9,6 tahun 2012 dan menjadi 6,28 persen di tahun 2013


w

6,35 5,86 5,94 6,28


Pertumbuhan subsektor perdagangan
://

menunjukkan tren yang fluktuatif. Semula di tahun


tp

2010 2011 2012 2013 2010 pertumbuhannya hanya mencapai 9,6 persen, di
ht

Share PDRB Pertumbuhan tahun 2011 pertumbuhannya meningkat cukup tajam


Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2010-2013 hingga 24,25 persen. Pertumbuhan itu diduga salah
Keterangan: 2012 (angka sementara) dan 2013 (angka sangat sementara)
satunya disebabkan oleh inflasi yang relatif rendah di

TAHUKAH ANDA ? tahun 2011 sehingga mempengaruhi daya beli


masyarakat. Setelah itu, di tahun 2012
Di sektor 6 (perdagangan, hotel, dan
restoran) peran subsektor perdagangan pertumbuhannya mengalami sedikit penurunan, yaitu
sangat dominan, kontribusinya selalu diatas
90 persen dalam waktu 10 tahun terakhir. mencapai 21,11 persen. Pada tahun 2013,
pertumbuhan sektor ini kembali meningkat menjadi
24,58 persen.

62 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PENDAPATAN REGIONAL 19
Migas Lambungkan PDRB Papua Barat
Dengan agregat PDRB sebesar 50,91 triliun rupiah, ternyata 28,36 triliun rupiah atau 55,72
persen diantaranya didorong oleh subsektor migas.

Produk Domestik Regional Bruto Menurut

Tabel
PDRB Papua Barat tahun 2013 mengalami 19.1 Lapangan Usaha Papua Barat 2012-2013 (Rp Juta)
peningkatan yang cukup tajam, di tahun tersebut
ADHB ADHK
Lapangan Usaha
nilainya mencapai Rp. 50,91 triliun Atas Dasar Harga 2012 * 2013** 2012* 2013 **

Berlaku (ADHB) dan Rp. 15,06 triliun Atas Dasar Pertanian 5 342 105,36 5 932 558,95 2 075 894,20 2 149 043,04

Pertambangan dan
Harga Konstan (ADHK) 2000. Nilai PDRB tersebut Penggalian
2 809 969,92 2 895 686,70 1 219 810,38 1 222 081,14

mengalami peningkatan dari Rp. 43,20 triliun ADHB Industri Pengolahan 23 105 315,06 27 633 153,59 6 333 959,20 7 105 885,60

.id
Listrik, Gas & Air
dan Rp. 13,78 triliun ADHK di tahun 2012. Bersih
126 930,32 150 650,29 40 371,11 44 012,65

o
Bila tanpa memperhitungkan subsektor minyak Bangunan 3 135 426,02 3 937 436,72 905 575,36 1 008 561,69

.g
Perdagangan,
dan gas (migas), besarnya PDRB Papua Barat tahun Hotel, dan Restoran
2 832 002,12 3 514 448,64 916 688,88 1 024 460,75

s
2013 sebesar Rp. 22,54 triliun ADHB dan Rp. 7,54

bp
Pengangkutan dan
2 043 563,86 2 416 983,61 760 509,74 838 216,91
Komunikasi

triliun ADHK 2000. PDRB tanpa migas juga mengalami Keuangan,

.
Persewaan & Jasa
at 797 670,17 1 008 668,67 232 429,02 261 856,68
Perusahaan
peningkatan dibandingkan tahun 2012 yaitu dari Rp.
Jasa-jasa 3 011 833,85 3 419 139,42 1 294 885,29 1 407 400,27
ar

19,17 triliun ADHB dan Rp. 6,99 triliun ADHK 2000. PDRB 43 204 816,69 50 908 726,59 13 780 123,19 15 061 518,72
ab

Selisih nilai antara PDRB ADHB dengan migas


PDRB tanpa Migas 19 167 637,57 22 544 624,25 6 995 731,36 7 543 167,58

dan tanpa migas adalah sebesar Rp. 28,36 triliun atau


pu

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013


sekitar 55,72 persen terhadap total PDRB. Hal ini Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara
a

membuktikan bahwa kontribusi subsektor migas dalam


.p

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kabu-


Tabel

PDRB Papua Barat sangat signifikan.


19.2 paten/Kota di Papua Barat 2012-2013 (Rp Juta)
w

PDRB ADHB dan ADHK tertinggi menurut ADHB ADHK


w

Lapangan Usaha
2012 * 2013 ** 2012* 2013 **
lapangan usaha tercatat pada sektor industri
w

Fakfak 1 955 638,28 2 128 630,81 749 013,12 742 591,71


pengolahan yaitu mencapai Rp. 27,63 triliun dan Rp.
://

Kaimana 1 187 935,03 1 331 826,96 474 810,05 469 705,59


tp

7,11 triliun. Sedangkan PDRB ADHB dan ADHK Teluk Wondama 509 387,31 566 813,91 210 380,15 212 647,45
ht

terendah menurut lapangan usaha yaitu sektor listrik, Teluk Bintuni 19 774 681,17 24 061 709,40 5 999 485,38 5 999 444,21

Manokwari 3 868 350,09 4 435 887,81 1 417 035,32 1 417 006,89


gas, dan air bersih sebesar Rp. 150,65 miliar dan Rp.
Sorong Selatan 554 025,36 650 894,03 207 004,43 208 465,35
44,01 miliar. Sorong 7 077 353,88 7 439 182,42 2 005 884,99 2 016 091,29

PDRB ADHB dengan migas tertinggi menurut Raja Ampat 1 227 682,46 1 381 150,74 533 584,73 532 596,08

Tambrauw 96 473,69 110 918,95 35 792,80 35 816,14


kabupaten/kota di tahun 2013 tercatat berada di
Maybrat 241 510,51 275 928,59 93 064,71 93 996,83
Kabupaten Teluk Bintuni, yaitu sebesar Rp. 24,06 Kota Sorong 4 378 805,08 5 281 198,31 1 815 111,14 1 814 738,29

triliun. Sedangkan PDRB ADHK dengan migas PDRB PB 43 204 816,69 50 908 726,59 13 780 123,19 15 061 518,72

PDRB PB Tanpa
tertinggi juga berada di Kabupaten Teluk Bintuni, yaitu Migas
19 167 637,57 22 544 624,25 6 995 731,36 7 543 167,58

sebesar Rp. 5,99 triliun. Sedangkan nilai PDRB ADHB Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013
Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 63


19 PENDAPATAN REGIONAL
Industri Pengolahan Kekuatan Baru di Papua Barat
Setelah beberapa tahun menjadi kontributor utama dalam PDRB Papua Barat, sektor pertanian
tergeser oleh sektor industri pengolahan dalam tiga tahun terakhir. Kontribusi sektor ini mencapai
54,28 persen dalam perekonomian Papua Barat.
Gambar

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan ADHK terendah berada di Kabupaten Tambrauw,
19.1 menurut Lapangan Usaha Papua Barat 2013 (%)
yaitu Rp 110,92 miliar dan Rp 35,82 miliar.
PDRB Dengan Migas
Sektor-sektor unggulan di suatu daerah dapat

Bangunan, 7,73
Perdagangan, Hotel, dan Pengangkutan dan diketahui dari struktur perekonomiannya. Struktur
Restoran, 6,90 Komunikasi, 4,75
Listrik, Gas & Air Bersih,
0,30 Keuangan, Persewaan & perekonomian merupakan distribusi persentase nilai
Jasa Perusahaan, 1,98
tambah atas dasar harga berlaku menurut sektor.

.id
Jasa-jasa, 6,72
Struktur ini dapat memperlihatkan sektor-sektor utama
Pertanian, 11,65

o
Industri Pengolahan, yang berkontribusi besar dalam perekonomian.

.g
54,28
Ada tiga sektor unggulan yang menjadi kontributor

s
utama dalam PDRB sebagai penggerak perekonomian

bp
Pertambangan dan Papua Barat. Ketiga sektor itu adalah sektor industri

.
Penggalian, 5,69
at
pengolahan, memberikan kontribusi terbesar terhadap
ar

PDRB Tanpa Migas PDRB Papua Barat sebesar 54,28 persen; sektor
ab

Keuangan,
Pertambangan
pertanian, memberikan kontribusi 11,65 persen; serta
Persewaan & Jasa
Perusahaan, 4,47 Jasa-jasa, 15,17 dan Penggalian,
sektor bangunan memiliki kontribusi 7,73 persen.
pu

Pertanian, 26,31 1,76

Struktur ekonomi Papua Barat sangat dominan


a

disumbang oleh migas. Namun bila struktur ekonomi


.p

Perdagangan,
dilihat tanpa memperhitungkan subsektor migas maka
w

Hotel, dan
Restoran, 15,99
kontributor utama perekonomian Papua Barat berada
w

Bangunan, 17,47 Industri


Pengolahan,
pada sektor pertanian (26,31%); bangunan (17,47%);
w

7,84
Listrik, Gas &
://

Pengangkutan
dan Air Bersih, dan perdagangan hotel dan restoran (15,99%).
0,67
tp

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013


Komunikasi,
10,72
Sementara itu sektor industri pengolahan hanya
ht

Share terhadap PDRB menurut Sektor Primer, berkontribusi 7,84 persen.


19.3
Tabel

Sekunder, dan Tersier Papua Barat 2011-2013 (%)


Belakangan ini terjadi kecenderungan pergeseran

Sektor 2011 2012 * 2013** struktur perekonomian di Papua Barat yaitu dari sektor

Primer 21,00 18,87 17,34 primer ke sektor sekunder. Hal ini terlihat dari semakin
menurunnya kontribusi sektor primer dan semakin
Sekunder 58,83 61,03 62,31
meningkatnya share sektor sekunder dalam tiga tahun
Tersier 20,17 20,10 20,35
terakhir. Sektor primer pada tahun 2011 memberikan
Total 100.00 100.00 100.00
kontribusi sebesar 21,00 persen mengalami penurunan
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat (diolah), 2011-2013
Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara menjadi 18,87 persen di tahun 2012 dan turun lagi

64 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PENDAPATAN REGIONAL 19
Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat Tertinggi
Mulai berproduksinya LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni telah mendongkrak pertumbuhan
ekonomi Papua Barat menjadi 15,84 persen. Angka pertumbuhan ekonomi ini adalah yang tertinggi di
Indonesia di tahun 2012.

Gambar
menjadi 17,34 persen di tahun 2013. Sebaliknya terjadi Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi
19.2 Provinsi Papua Barat 2007-2013 (%)
pada sektor sekunder, share-nya tahun 2011 sebesar
58,83 persen meningkat menjadi 61,03 persen di tahun
2012 atau hampir dua per tiga dari total PDRB. Pada
tahun 2013, sektor sekunder kembali meningkat
menjadi 62,31 persen.

.id
Pertumbuhan ekonomi disuatu daerah biasanya

o
dihitung dengan membandingkan besarnya nilai

.g
tambah antar waktu menurut harga konstan. Dengan

s
menggunakan dasar harga konstan dapat diketahui

bp
sejauh mana pertumbuhan riil dari suatu daerah tanpa

.
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013
at
dipengaruhi oleh kenaikan harga.
ar

Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada tahun


ab

2013 kemballi mengalami perlambatan, yaitu menjadi


9,30 persen. Sebelumnya di tahun 2012 mencapai
pu

juga mengalami perlambatan yang cukup tinggi


a

menjadi 15,90 persen dibandingkan tahun 2010 dan


.p

2011 yaitu dari 28,47 persen di tahun 2010 dan 27,01


w

persen di ahun 2011. Pertumbuhan ekonomi 2010 dan


w

2011 yang sensasional ini didorong oleh mulai


w

berproduksinya LNG Tangguh yang merupakan salah


://
tp

satu produsen LNG terbesar di Indonesia.


ht

Dengan tanpa memperhitungkan komponen


Sumber: Image Google
migas (tanpa migas), pertumbuhan ekonomi Papua
Barat tahun 2011 pun relatif baik, yaitu mencapai
10,11 persen. kondisi ini meningkat dibandingkan TAHUKAH ANDA ?
dengan tahun 2010 yaitu sebesar 8,52 persen. Pada
Pertumbuhan ekonomi Papua Barat tahun
tahun 2012, pertumbuhan ini mengalami perlambatan 2012 sebesar 15,84 persen adalah yang
tertinggi di Indonesia. Nilainya jauh diatas
menjadi 7,49 persen dan kembali meningkat menjadi pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya
sebesar 6,23 persen.
7,83 persen di tahun 2013. Dari perbandingan laju
pertumbuhan migas dan tanpa migas dapat

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 65


19 PENDAPATAN REGIONAL
PDRB per Kapita Terdongkrak Produksi Minyak dan Gas
PDRB per kapita tanpa migas Papua Barat tahun 2012 mencapai 23,00 juta rupiah, namun bila
unsur migas diperhitungkan, PDRB per Kapita Papua Barat melonjak menjadi 52,38 juta rupiah.

disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Papua


Tabel

PDRB per Kapita menurut Kabupaten/Kota


19.4 di Provinsi Papua Barat 2012-2013 (Juta Rupiah) Barat sangat dominan didongkrak oleh migas.
PDRB per kapita adalah indikator yang cukup
Kabupaten/ Dengan Migas Tanpa Migas
Kota 2012* 2013** 2012* 2013** relevan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran
Fak-Fak 27,52 30,02 27,88 30,02
Kaimana 23,78 26,06 23,78 26,06
ekonomi penduduk secara makro. Pada PDRB per
Teluk Wondama 18,05 19,86 18,05 19,86 kapita, besaran nilai PDRB telah dibagi dengan jumlah
Teluk Bintuni 352,07 425,14 23,92 25,11
penduduk dari wilayah tersebut. Jadi besarnya PDRB

.id
Manokwari 19,16 29,54 19,16 29,54
Sorong Selatan 13,42 15,84 13,42 15,84 telah tertimbang dengan jumlah penduduk, sehingga

o
Sorong 96,10 97,03 26,51 29,35
jumlah penduduk yang besar tidak lagi mempengaruhi

.g
Raja Ampat 27,23 30,99 16,12 18,46
besaran nilai PDRB suatu wilayah.

s
Tambrauw 15,09 8,29 15,09 8,29

bp
Maybrat 6,72 7,71 6,72 7,71 PDRB per kapita dengan migas Papua Barat di
Kota Sorong 21,20 24,93 21,20 24,93
tahun 2013 meningkat dari Rp. 53,53 juta/tahun
.
Papua Barat 52,93 61,46 23,48 27,22
at
menjadi Rp. 61,46 juta/tahun. Sedangkan bila tanpa
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013
ar

Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara


migas, PDRB per Kapita tahun 2013 hanya mencapai
ab

Rp. 27,22 juta/tahun. Nilai ini meningkat dibandingkan


Tabel

PDRB menurut Penggunaan dan Distribusinya


19.5 di Provinsi Papua Barat 2012-2013 (Miliar Rupiah)
pu

tahun 2012 sebesar Rp. 23,75 juta/tahun.


PDRB Distribusi
Penggunaan Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Sorong
a

2012 * 2013 ** 2012 * 2013 **


.p

Konsumsi
Rumah 15 208 563,67 17 996 150,28 35,20 35,35 memiliki PDRB per kapita dengan migas tertinggi
w

Tangga
Lembaga
pertama dan kedua, yaitu sebesar Rp. 425,14 juta/
w

Swasta 146 465,01 187 040,83 0,34 0,37


Nirlaba tahun (Teluk Bintuni ) dan Rp. 97,03 juta/tahun (Kab.
w

Konsumsi
Pemerintah
6 222 871,53 6 859 269,17 14,40 13,47 Sorong). Namun ketika unsur migas tidak disertakan
://

PMTB 10 051 777,20 12 538 320,69 23,27 24,63 dalam penghitungan, PDRB per kapitanya langsung
tp

Perubahan
Stok
5 198 669,32 5 019 985,33 12,03 9,86 anjlok menjadi Rp. 25,11 juta/tahun (Teluk Bintuni) dan
ht

Ekspor 20 638 457,85 26 304 998,49 47,77 51,67


Dikurangi
29,35 juta/tahun (Kab. Sorong).
14 261 987,91 17 997 038,21 33,01 35,35
Impor (-)
PDRB menurut penggunaan dihitung berdasarkan
PDRB 43 204 816,69 50 908 726,59 100,00 100,00
pengeluaran/konsumsi sedangkan menurut lapangan
Sumber: PDRB menurut Penggunaan Prov. Papua Barat, 2013
Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara
usaha dilihat dari sisi produksi. Dari sisi penggunaan,
TAHUKAH ANDA ? nilai PDRB tahun 2013 sebagian besar bersumber dari

Pertumbuhan ekonomi Papua Barat tanpa ekspor, yaitu Rp. 26.304,99 miliar (51,67%). Besarnya
minyak dan gas (migas) tahun 2013 sebesar
nilai LNG dalam ekspor menggeser posisi konsumsi
7,83 persen lebih besar dari pertumbuhan
ekonomi nasional tanpa migas (6,36 rumah tangga sejak tiga tahun terakhir. Nilai PDRB-
persen)
nya sebesar Rp. 17.996,15 miliar (35,35%).

66 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PERBANDINGAN REGIONAL 20
TPT Papua Barat Berada di Bawah TPT Nasional
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Papua Barat pada tahun 2013 berada di bawah TPT Nasional
(6,12%). Peringkat TPT Papua Barat pun meningkat di tahun 2013 yaitu peringkat 19 dibandingkan
tahun 2012 (peringkat 13)

Empat provinsi kawasan Indonesia paling timur

Tabel
Laju Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Maluku
terdiri dari Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua Barat 20.1 dan Papua 2011-2013 (%)

dan Papua. Provinsi Maluku Utara dan Papua Barat


Provinsi 2010 2012 2013
usianya lebih muda dari dua provinsi lainnya yang
Maluku 6,06 7,81 5,14
merupakan provinsi induknya. Di tahun 2013, Maluku
Maluku Utara 6,40 6,67 6,12
yang laju pertumbuhan ekonomi di kawasan Maluku

.id
Papua Barat 27,01 15,90 9,30
dan Papua ada dibawah pertumbuhan ekonomi
Papua -5,32 1,08 14,84

o
nasional. Pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2013

.g
Indonesia 6,35 6,28 5,90
sebesar 5,90 persen, menurun dari kondisi tahun lalu

s
sebesar 6,28 persen. Semetara pertumbuhan ekonomi

bp
Sumber: PDRB menurut Penggunaan Prov.insi Papua Barat, 2013 dan
Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, 2013
Papua Barat menjadi yang tertinggi ke dua yaitu

.
at
mencapai 9,30 persen setelah Papua, sekaligus
ar

merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke tiga di


Tabel

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)


20.2 Wilayah Maluku dan Papua 2010-2013 (%)
ab

Indonesia tahun 2013.


Isu penting dalam ketenagakerjaan adalah
pu

Provinsi 2011 2012 2013 Peringkat 2013

masalah pengangguran, dimana Tingkat Pengagguran Maluku 7,38 7,51 9,75 3


a

Terbuka (TPT) menjadi indikator umum yang biasa


.p

Maluku Utara 5,55 4,76 3,86 25

digunakan. Dari empat provinsi ini, Papua memiliki


w

Papua Barat 8,94 5,49 4,62 19

capaian TPT yang paling baik, besarnya TPT hanya


w

Papua 3,94 3,63 3,23 29

3,23 persen. Selain memiliki TPT yang rendah, TPT


w

Indonesia 6,56 6,14 6,25

Papua memiliki relatif stabil pergerakannya. Secara


://

Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia,


tp

Agustus 2013
nasional, TPT Papua menempati peringkat ke 29.
ht

Sedangkan Maluku dan Papua Barat memiliki TPT


diatas empat persen dalam tiga tahun terakhir. Selain
itu, di tahun 2011 TPT Papua Barat sempat berada TAHUKAH ANDA ?
diatas TPT nasional dan kemudian berangsur turun TPT Papua Barat 2013 terus menurun dan
menjadi yang tertinggi ke-19 di Indonesia
selama dua tahun terakhir. Di tahun 2013 TPT Papua dengan angka yang lebih rendah dari TPT
Nasional (6,25%).
Barat berada di peringkat ke-19 dari 33 provinsi dan
berada dibawah TPT Nasional. Perbedaan yang
tampak dalam tiga tahun terakhir adalah semakin
membaiknya kondisi TPT Maluku Utara, Papua Barat

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 67


20 PERBANDINGAN REGIONAL
Lebih dari Seperempat Penduduk Papua Barat dan Papua Miskin
Persentase penduduk miskin Provinsi Papua Barat dan Papua berada pada peringkat terendah se-
Indonesia. Kedua provinsi ini memiliki persentase yang hampir sama di tahun 2013, yaitu 27,14
persen di Papua Barat dan 31,53 persen, di Papua atau lebih dari seperempat penduduknya miskin.

dan Papua dibandingkan dengan TPT Maluku.


Tabel

Jumlah Penduduk Miskin Wilayah Maluku


20.3 dan Papua 2010-2013 (ribu orang)
Secara agregat, jumlah penduduk miskin terbesar
Provinsi 2010 2011 2012 2013 di wilayah Maluku dan Papua selama empat tahun
Maluku 378,63 360,32 338,90 322,51 terakhir selalu berada di Provinsi Papua. Dalam
Maluku Utara 91,07 97,31 88,30 85,82 periode tersebut, tren jumlah penduduk miskin di
Papua Barat 256,25 249,84 223,20 234,23 Papua cenderung meningkat, yaitu dari 761,62 ribu

.id
Papua 761,62 944,80 976,40 1057,98 orang di tahun 2010 menjadi 1.057,98 ribu orang di

o
Indonesia (Jt) 31,02 30,02 28,59 28,55 tahun 2013. Penduduk miskin di Papua Barat pada

.g
Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, tahun 2010-2012 terus mengalami penurunan dan

s
September 2013
meningkat dari 223,20 ribu orang di tahun 2012

bp
menjadi 234,23 ribu orang di tahun 2013. Sedangkan
TAHUKAH ANDA ?
.
at
pada dua provinsi lainnya jumlah penduduk miskin
ar

Total alokasi dana Bantuan Langsung memiliki tren cenderung menurun dari tahun ke tahun
Masyarakat Program Nasional
ab

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM kecuali Provinsi Maluku Utara yang mengalami
Mandiri) di Indonesia tahun 2010 sebesar
peningkatan pada tahun 2011. meskipun mengalami
pu

10,31 trilyun rupiah digunakan untuk


mengentaskan kemiskinan. peningkatan, jumlah penduduk miskin terendah berada
a

di provinsi ini, yaitu hanya 85,82 ribu orang.


.p
Tabel

Persentase Penduduk Miskin Wilayah Maluku


20.4 Wilayah timur Indonesia memang terkenal sebagai
w

dan Papua 2010-2013 (%)


daerah yang kaya akan sumber daya alam namun
w

Peringkat
Provinsi 2010 2011 2012 2013
2013 masyarakatnya hidup miskin. Pernyataan ini terbukti
w

Maluku 27,74 23,00 20,76 19,27 30


dengan tingginya persentase penduduk miskin di
://

Maluku Utara 9,42 9,18 8,06 7,64 10


tp

Provinsi Maluku, Papua Barat, dan Papua. Bahkan


Papua Barat 34,88 31,92 27,04 27,14 32
ht

Papua 36,80 31,98 30,66 31,53 33


ketiga provinsi ini menduduki tiga peringkat terbesar
Indonesia 13,33 12,49 11,66 11,47 persentase penduduk miskin di Indonesia. Besarnya

Sumber: Statsitik Indonesia, 2013 dan Perkembangan Beberapa Indikator Utama


persentase penduduk miskin di Provinsi Maluku
sosial Ekonomi Indonesia, September 2013
mencapai 19,27 persen (peringkat 30); Provinsi Papua
Barat sebesar 27,14 persen (peringkat 32); dan
Provinsi Papua sebesar 31,53 persen (peringkat 33).
TAHUKAH ANDA ?
Secara agregat memang ketiga provinsi ini tidak
Provinsi Papua (31,53%) dan Papua Barat
(27,14%) adalah dua provinsi dengan memberikan kontribusi yang besar terhadap jumlah
persentase penduduk miskin tertinggi di
Indonesia tahun 2013.
penduduk miskin nasional dibandingkan jumlah

68 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


PERBANDINGAN REGIONAL 20
Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas
Provinsi Papua Barat memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di Indonesia, namun ternyata
persentase penduduk miskinnya tertinggi kedua di Indonesia Hal ini diduga disebabkan oleh
pertumbuhan ekonomi yang kurang berkualitas dan ketimpangan distribusi pendapatan.
.

penduduk miskin di Pulau Jawa, namun dilihat secara


spasial, persentase penduduk miskin terhadap total

Tabel
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
20.5 Wilayah Maluku dan Papua 2011-2013 (%)
penduduk di wilayahnya relatif tinggi.
Peringkat
Perkembangan pembangunan manusia diukur Provinsi 2011 2012 2013
2013
dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Maluku 71,87 72,42 72,70 22

Capaian IPM wilayah Maluku dan Papua tahun 2012 Maluku Utara 69,47 69,98 70,63 30

termasuk kategori menengah, namun secara peringkat

.id
Papua Barat 69,65 70,22 70,62 31

keempat provinsi ini masih tergolong papan bawah di Papua 65,36 65,86 66,25 34

o
tingkat nasional. Peringkat terbaiknya diraih oleh

.g
Indonesia 72,77 73,29 73,81

Sumber: BPS RI, 2013


Provinsi Maluku dengan capaian IPM sebesar 72,70

s
bp
persen dan hanya berada pada urutan ke-22.
TAHUKAH ANDA ?

.
Sedangkan Provinsi Maluku Utara, Papua Barat, dan
at
IPM Provinsi Papua (66,25%), Papua Barat
Papua hanya berada diurutan 30, 31, dan 34.
ar
(70,62%), dan Maluku Utara (70,63%)
Idealnya, jika pertumbuhan ekonomi tinggi di suatu adalah tiga provinsi yang masuk dalam lima
ab

besar IPM terendah di Indonesia tahun


daerah maka persentase penduduk miskin juga
pu

rendah. Namun yang terjadi adalah pertumbuhan


Gambar

Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Persentase


ekonomi tinggi tetapi persentase penduduk miskin juga 20.1
a

Penduduk Miskin Wilayah Maluku dan Papua 2012


.p

tinggi. Kondisi ini terjadi pada Provinsi Papua Barat


w

35
dan Maluku. Mengapa hal ini bisa terjadi?. Salah satu
w

30
sebabnya adalah belum berkualitasnya pertumbuhan Papua Papua Barat
w

25
ekonomi di kedua provinsi tersebut. Disamping itu,
://

Maluku
20
ketimpangan distribusi pendapatan dapat menjadi
tp

Pert Eko ↓ Prtmbhn Ekonomi ↑


15
sebab tingginya persentase penduduk miskin, % Pddk Miskin ↑ % Penduduk Miskin ↑
ht

10
meskipun pertumbuhan ekonominya tinggi. Kondisi Maluku Utara
5
seperti ini diilustrasikan oleh kondisi Papua Barat dan Pert Eko ↓ Prtmbhn Ekonomi ↑
% Pddk Miskin ↓ % Penduduk Miskin ↓
0
Papua pada Gambar 20.1. Provinsi Papua Barat 0 5 10 15 20

memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi ke tiga di


Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, 2013
Indonesia akan tetapi peringkat presentase penduduk Catatan:
1. Benchmark: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,90% (sumbu x) dan Persentase
penduduk miskin Indonesia 11,47% (sumbu y).
miskinnya melebihi nasional. Kondisi serupa dialami 2. Tanda panah berwarna hijau menunjukkan keadaan yang lebih baik daripada
benchmark, dan tanda panah berwarna merah menunjukkan keadaan yang tidak
oleh Provinsi Papua dengan pertumbuhan ekonomi lebih baik daripada benchmark.

yang tertinggi di Indonesia dan persentase penduduk


misikin yang melebihi persentase nasional.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 69


ht
tp
://
w
w
w
.p
ap
ua
ba
ra
t.
b ps
.g
o.id
ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
Lampiran Tabel
ht
tp
://
w
w
w
.p
ap
ua
ba
ra
t.
b ps
.g
o.id
Tabel 1.1 Luas Wilayah Provinsi Papua Barat
menurut Kabupaten/Kota 2013
Kabupaten/Kota Luas Wilayah
Fakfak 11036.48
Kaimana 16241.84
Teluk Wondama 3959.53
Teluk Bintuni 20840.83
Manokwari 8664.76

.id
Sorong Selatan 3946.94
Kabupaten Sorong 7415.29
Raja Ampat 8034.44

o
Tambrauw 5179.65

.g
Maybrat 5461.69

s
Manokwari Selatan 2812.44

bp
Pegunungan Arfak 2773.74
Kota Sorong 656.64

.
Papua Barat 97024.27
at
Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6 Tahun 2008, UU Pembentukan Kabupaten Manokwari
ar
Selatan dan Pegunungan Arfak
ab

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Provinsi Papua Barat 2013
pu

Jumlah Penduduk
Kabupaten/Kota
Laki-laki Perempuan Jumlah
a
.p

0-4 47537 45390 92927


5-9 45524 42756 88280
w

10-14 42752 40243 82995


w

15-19 40806 37892 78698


w

20-24 42264 38261 80525


://

25-29 43635 38659 82294


tp

30-34 41529 36867 78396


35-39 35180 30210 65390
ht

40-44 28647 24136 52783


45-49 22988 19264 42252
50-54 17264 14446 31710
55-59 12197 9859 22056
60-64 7856 6101 13957
65-69 4395 3519 7914
70-74 2370 1966 4336
75+ 1959 1821 3780
Total 436903 391390 828293
Sumber: Proyeksi penduduk 2012

71 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


Tabel 1.3 Indeks Pembangunan Manusia menurut Komponen dan
Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat 2013
Komponen IPM
Kabupaten/Kota IPM
AHH AMH MYS PPP
Fakfak 71,33 99,12 9,65 599,05 73,33
Kaimana 70,11 97,49 8,39 605,73 71,87
Teluk Wondama 68,06 85,79 7,62 605,45 67,54
Teluk Bintuni 68,90 87,41 7,22 604,05 67,95
Manokwari 68,73 89,98 8,62 592,86 68,61

.id
Sorong Selatan 67,07 88,56 8,10 596,59 67,28
Sorong 68,65 92,09 8,19 606,19 69,74

o
Raja Ampat 67,07 94,86 7,64 567,35 66,08

.g
Tambrauw 66,48 77,72 5,83 449,68 51,54

s
Maybrat 66,95 91,41 8,64 588,25 67,60

bp
MAnokwari Selatan 66,64 77,45 7,10 571,62 61,91
Pegunungan Arfak 66,93 74,89 8,09 565,41 61,75

.
Kota Sorong 72,80 99,71
at
11,02 646,11 78,92
ar
Papua Barat 69.14 94.14 8.53 604.82 70.62
Sumber: Olahan Susenas 2013
ab

Tabel 1.4 Perkembangan Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat Tahun 2012
pu

dan 2013

September 2012 September 2013


a
.p

Kabupaten/ Pendudu Pendudu


Kota GK P0 GK P0
k Miskin k Miskin
w

Rp./kap/bln (%) Rp./kap/bln (%)


(000) (000)
w

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


w

Fakfak 393.794 28,50 22,8 394.248 29,84 21,25


://

Kaimana 308.295 17,53 9,9 309.655 18,60 9,57


tp

Teluk Wondama 389.071 37,41 11,9 403.964 39,42 11,31


ht

Teluk Bintuni 478.547 39,54 25,6 492.193 40,33 22,96


Manokwari 465.735 28,65 65,6 475.559 28,45 56,66
Sorong Selatan 246.030 19,48 8,9 255.932 20,50 8,47
Sorong 266.586 32,81 24,3 279.725 35,48 27,38
Raja Ampat 261.278 20,49 10,3 273.435 21,16 9,47
Tambrauw 273.602 37,74 2,8 281.586 38,68 5,19
Maybrat 275.651 34,07 13,7 283.440 35,64 12,83
Kota Sorong 484.411 18,85 27,5 536.584 19,27 41,15
Prov. Papua Barat 354.626 27,04 223,2 397.003 27,14 226,24

Sumber: Olahan Susenas 2011-2012

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 72


Tabel 1.5 PDRB ADHB dan ADHK Dengan Migas menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2010-2013

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan


Lapangan Usaha
2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013
1. Pertanian 4664455.36 4976708.57 5 342 105,36 5 932 558,95 2014324.40 2045718.10 2 075 894,20 2 149 043,04

2. Pertambangan dan Penggalian 2302782.91 2615421.89 2 809 969,92 2 895 686,70 1090051.52 1155963.54 1 219 810,38 1 222 081,14

.id
3. Industri Pengolahan 11970841.30 18689731.89 23 105 315,06 27 633 153,59 3010930.03 4957829.44 6 333 959,20 7 105 885,60

4. Listrik, Gas & Air Bersih 97557.00 110622.75 126 930,32 150 650,29 34085.13 37102.74 40 371,11 44 012,65

o
.g
5. Bangunan 2034290.84 2483291.41 3 135 426,02 3 937 436,72 718468.24 806397.72 905 575,36 1 008 561,69

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

s
1888243.87 2349080.27 2 832 002,12 3 514 448,64 743881.85 833958.19 916 688,88 1 024 460,75

bp
7. Pengangkutan dan Komunikasi 1437073.75 1701266.32 2 043 563,86 2 416 983,61 612201.04 691588.95 760 509,74 838 216,91
8. Keuangan, Persewaan & Jasa
556889.28 661906.16 797 670,17 1 008 668,67 198241.93 220504.93 232 429,02 261 856,68

.
Perusahaan at
9. Jasa-jasa 1927478.33 2582426.45 3 011 833,85 3 419 139,42 944223.36 1167070.11 1 294 885,29 1 407 400,27
ar

PDRB Dengan Migas 26879612.63 36170455.69 43 204 816,69 50 908 726,59 9366407.50 11916133.71 13 780 123,19 15 061 518,72
ab

PDRB Tanpa Migas 14063556.72 16567296.95 19 167 637,57 22 544 624,25 5915736.92 6534180.98 6 995 731,36 7 543 167,58

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2012


a pu
.p

Tabel 1.6 Distribusi PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2010-2013
w

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013


w

1. Pertanian 17.35 13.76 12,36 11,65


w

2. Pertambangan dan Penggalian 8.57 7.23 6,50 5,69


://

3. Industri Pengolahan 44.54 51.67 53,48 54,28


tp

4. Listrik, Gas & Air Bersih 0.36 0.31 0,29 0,30


ht

5. Bangunan 7.57 6.87 7,26 7,73


6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.02 6.49 6,55 6,90
7. Pengangkutan dan Komunikasi 5.35 4.70 4,73 4,75
8. Keuangan, Persewaan & Jasa
2.07 1.83 1,85 1,98
Perusahaan
9. Jasa-jasa 7.17 7.14 6,97 6,72
PDRB Dengan Migas 100.00 100.00 100,00 100,00
PDRB Tanpa Migas 52.32 45.80 44,36 44,28
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2012

73 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


Tabel 1.7 Pertumbuhan Ekonomi menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2010-2013

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013

1. Pertanian 6,08 1,66 1,48 3,52


2. Pertambangan dan Penggalian -0,84 6,05 5,52 0,19
3. Industri Pengolahan 120,02 64,66 27,76 12,19

.id
4. Listrik, Gas & Air Bersih 7,3 8,85 8,81 9,02

o
5. Bangunan 9,77 12,24 12,3 11,37

.g
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,99 12,11 9,92 11,76

s
7. Pengangkutan dan Komunikasi 10,4 11,88 11,57 10,22

bp
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6,56 8,16 8,4 12,66

9. Jasa-jasa
.
20,61
at 22,54 11,91 8,69

PDRB Dengan Migas 28,47 27,01 15,9 9,3


ar

PDRB Tanpa Migas 8,52 10,11 7,49 7,83


ab

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2013


pu

Tabel 1.8 PDRB Menurut Kabupaten/Kota ADHB dan ADHK


Provinsi Papua Barat Tahun 2011-2013
a

(Juta Rupiah)
.p

Dengan Migas Tanpa Migas


w

Kabupaten/Kota
ADHB ADHK ADHB ADHK
w

(1) (2) (3) (4) (5)


w

Fakfak 2 128 630,81 742 591,71 2 162 711,26 823 107,20


://

Kaimana 1 331 826,96 469 705,59 1 331 826,96 500 948,94


tp

Teluk Wondama 566 813,91 212 647,45 566 813,91 222 836,33
Teluk Bintuni 24 061 709,40 5 999 444,21 1 421 257,18 679 614,95
ht

Manokwari 4 435 887,81 1 417 006,89 4 435 887,81 1 546 779,74


Sorong Selatan 650 894,03 208 465,35 650 894,03 223 149,61
Sorong 7 439 182,42 2 016 091,29 2 250 414,62 852 902,66
Raja Ampat 1 381 150,74 532 596,08 822 643,30 324 639,53
Tambrauw 110 918,95 35 816,14 110 918,95 37 790,09
Maybrat 275 928,59 93 996,83 275 928,59 99 147,58
Kota Sorong 5 281 198,31 1 814 738,29 5 281 198,31 1 979 544,67
Papua Barat (2013 **) 50 908 726,59 15 061 518,72 22 544 624,25 7 543 167,58
Papua Barat (2012 *) 43 204 816,69 13 780 123,19 19 167 637,57 6 995 731,36
Papua Barat (2011) 36 176 187,33 11 890 142,26 16 573 028,59 6 508 189,53
Sumber: PDRB Menurut Lapangan Usaha BPS Prov Papua Barat 2013
Catatan : * angka sementara ** angka sangat sementara

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 74


Tabel 1.9 Pertumbuhan Ekonomi Dengan Migas menurut Kabupaten/Kota Papua Barat 2010-2013

Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013

Fak-Fak 7,84 8,31 7,15 10,71

Kaimana 9,89 7,39 8,88 6,65

.id
Teluk Wondama 3,94 7,90 5,39 4,79

o
Teluk Bintuni 173,13 74,16 31,50 13,27

.g
Manokwari 10,07 8,93 7,71 9,16

s
Sorong Selatan 6,40 8,78 7,45 7,05

bp
Sorong 2,47 7,28 2,07 -0,28

.
Raja Ampat 2,49 -7,16 at 5,44 8,13
Tambrauw 5,42 5,42 84,09 5,51
ar

Maybrat 7,54 6,27 7,45 5,48


ab

Kota Sorong 8,15 8,60 8,43 9,08


Papua Barat 28,47 27,01 15,90 9,30
pu

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2013


a
.p
w
w
w
://
tp
ht

75 Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014


ht
tp
://
w
w
w
.p
ap
ua
ba
ra
t.
b ps
.g
o.id
ht
tp
://
w
w
w
.p
ap
ua
ba
ra
t.
b ps
.g
o.id
ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id

Anda mungkin juga menyukai