tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
ht
tp
://
w
w
w
.p
a pu
ab
ar
at
. bp
s.g
o.id
STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2014
ISSN : 2089-1938
No. Publikasi : 91300.14.17
Katalog BPS : 1101002.91
Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm
Jumlah Halaman : vi + 75
.id
o
.g
Naskah :
s
Dian Faradila, SST
bp
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
.
at
ar
Gambar Kulit :
ab
Diterbitkan Oleh :
w
Publikasi Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 diterbitkan oleh Badan Pusat
Statistik Provinsi Papua Barat berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Provinsi
Papua Barat yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data
.id
memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Provinsi Papua
Barat. Publikasi yang diharapkan menjadi ikon baru Badan Pusat Statistik ini mengemas
o
.g
isu-isu terkini perkembangan pembangunan yang ditampilkan dalam bentuk lebih
s
informatif.
. bp
Publikasi Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang
at
sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada publikasi ini lebih
ar
Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 memuat berbagai informasi/indikator terpilih
yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Provinsi Papua Barat dan diharapkan dapat menjadi bahan
a
.p
Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga
w
publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan
://
2 Jumlah penduduk 15 thn keatas yang bekerja orang 336 588 341 741 353619
.id
3 Jumlah penganggur orang 33 031 19 856 17131
o
5 TPAK persen 70,78 67,12 66,41
.g
6 TPT persen 8,94 5,49 4,62
s
7 Persentase pekerja di sektor formal persen 38,21 43,24 43,08
bp
8 Laju inflasi persen 2,36 4,99 7,28
.
9 Ekspor (juta)
at
rupiah 19 217 910 20 638 458 26 304 998
12 PDRB ADHB (juta) rupiah 36 178 780 43 204 817 50 908 727
pu
13 PDRB ADHK (juta) rupiah 11 896 227 13 780 123 15 061 519
Catatan:
1. Berdasarkan Proyeksi DAU
2. Kondisi bulan Agustus (Sakernas)
3. Angka inflasi Papua Barat dihitung mulai 2008
4. Termasuk ekspor dan impor antar provinsi
Desa pesisir/tepi laut adalah desa/kelurahan Angka Kematian Balita adalah probabilita bayi
termasuk nagari atau lainnya yang memiliki wilayah meninggal sebelum mencapai usia lima tahun,
.id
yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut dinyatakan dalam per seribu kelahiran.
o
(atau merupakan desa pulau).
.g
Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah
s
Desa bukan pesisir adalah desa/kelurahan termasuk perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan
bp
nagari atau lainnya yang tidak berbatasan langsung asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut
dengan laut atau tidak mempunyai pesisir. umur.
.
at
ar
Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk di Angka Reproduksi Neto adalah rasio bayi wanita
suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah yang hidup sampai usia ibunya dikalikan dengan
ab
Km2.
Angka Kelahiran Total adalah setiap wanita di
a
Laju pertumbuhan penduduk adalah rata-rata Indonesia secara hipotesis akan melahirkan anak
.p
tahunan laju perubahan jumlah penduduk di suatu hingga masa berakhir reproduksinya (15 – 49)
w
Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke Angka Melek Huruf Dewasa adalah perbandingan
://
atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja, dan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang
tp
yang sedang mencari pekerjaan. dapat membaca dan menulis, dengan jumlah
ht
.id
yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang survei dan harga tersebut pada bulan sebelumnya.
dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan
o
sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau Inflasi adalah indikator yang dapat memberikan
.g
barang yang kurang nilainya menjadi barang yang informasi tentang dinamika perkembangan harga
s
lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih kepada pemakai barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
bp
akhir.
.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan
at
Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan antara indeks harga yang diterima petani
ar
pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas dengan indeks harga yang dibayar petani yang
ab
sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah
a
o .id
1 Geografi dan Iklim 1 11 Industri Pengolahan 42
.g
2 Pemerintahan 4 12 Konstruksi 44
s
3 Penduduk 7 13 Hotel dan Pariwisata 45
bp
4 Ketenagakerjaan 11 14 Transportasi dan Komunikasi 49
5 Pendidikan 19
.
15 Perbankan dan Investasi 52
at
6 Kesehatan 23 16 Harga-harga 53
ar
Lampiran Tabel 70
.p
w
w
w
://
tp
ht
Gambar
Indonesia. Provinsi Papua Barat dimekarkan dari 1.1 Peta Wilayah Provinsi Papua Barat
.id
yang termasuk dalam wilayah Indonesia timur ini
o
.g
berada di daerah sekitar ekuator, yaitu tepatnya pada
s
koordinat 0º,0” hingga 4º,0” Lintang Selatan dan
bp
124º,00” hingga 132º’0” Bujur Timur. Batas-batas
.
wilayah Provinsi Papua Barat adalah:
at
Utara: Samudera Pasifik
ar
Barat: Laut Seram dan Provinsi Maluku 1.2 Menurut Kabupaten/Kota 2013
pu
.id
pulau di Papua Barat umumnya merupakan pulau yang
o
terjal dengan variasi ketinggian sekitar 0-750 mdpl.
.g
Kemiringan lereng Papua Barat bervariasi antara 0°-
s
35°, namun umumnya berada pada kemiringan 0°-11°.
bp
Tipologi geografis Papua Barat
Sumber: Google Image
Material penyusun tanah Papua Barat bervariasi
.
at
dari batuan berumur Paleozoikum hingga endapan
ar
Gambar
Topografi wilayah desa/kelurahan di Papua Barat Persentase Desa/Kelurahan Berdasarkan
1.3 Topografi Wilayah 2012
terdiri dari 7,85 persen puncak; 18,76 persen berada di
lereng bukit maupun gunung; dan 16,12 persen berada Puncak (7,85%)
di lembah. Wilayah lain lebih dari setengahnya berada
Lereng (18,76%)
62.75
di daerah hamparan. Seluruh wilayah kabupaten/kota
Lembah (16,12%)
di Papua Barat berbatasan dengan laut, namun hanya
.id
Hamparan (57,26%)
37,04 persen desa/kelurahan yang berada di daerah
37.25
o
pesisir. Wilayah desa lainnya tidak berbatasan dengan
.g
laut (bukan pesisir), yaitu sebesar 62,96 persen.
s
Bukan Pesisir
Suhu udara rata-rata di Provinsi Papua Barat
bp
Pesisir
berada pada kisaran 22,90º–31,80º Celcius dengan
.
at
Sumber: Sensus Potensi Desa (PODES), 2011
suhu udara minimum berada di Kabupaten Fakfak dan
ar
Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Provinsi Papua Barat Selama tahun 2006-2011
Gambar
.id
pada tanggal 9 November 2011. Meskipun pada
o
tanggal 20 Juli 2011 lalu telah dilaksanakan
.g
pemilukada, namun karena terjadi permasalahan maka
s
hasilnya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
bp
Dalam pemilukada tersebut diikuti oleh empat
.
Gubernur : Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi (kiri)
at
Wakil Gubernur : Drs. Rahimin Katjong, M.Ed (kanan)
pasangan calon gubernur dan wagub. Keempat
ar
Sumber: Google Image
pasangan calon tersebut adalah Abraham O. Atururi
ab
2.1
Tabel
(MRP) MRP
Badan Legislatif Tk
://
Dari sisi pemerintahan, Provinsi Papua Barat Pembagian Daerah Administrasi menurut
Tabel
2.2 Kabupaten/Kota 2013
bersama dengan Provinsi Papua dan Provinsi NAD
pengaturan daerahnya dengan UU Otonomi Khusus Kabupaten/Kota Ibukota Kecamatan Desa Kelurahan
Fakfak Fakfak 9 118 5
(Otsus). Secara khusus pemerintahan di tanah Papua Kaimana Kaimana 7 84 2
Teluk Wondama Rasiei 13 75 1
(Papua dan Papua Barat) diatur dalam UU Nomor 21
Teluk Bintuni Bintuni 24 115 2
Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus. Hal ini berbeda Manokwari Manokwari 13 191 9
.id
Sorong Selatan Teminabuan 13 119 2
dengan provinsi lainnya di Indonesia yang pengaturan Sorong Aimas 19 121 13
o
wilayahnya berdasarkan UU Otonomi Daerah. Raja Ampat Waisai 24 117 4
.g
Tambrauw Sausapor 7 53 0
Setelah terjadi pemekaran di tahun 2012, jumlah Maybrat Kumurkek 11 108 1
s
Manokwari Selatan Ransiki 6 55 0
wilayah administrasi Provinsi Papua Barat tahun 2013
bp
Pegunungan Arfak Anggi 10 166 0
meliputi 12 kabupaten dan 1 kota, 162 kecamatan, Kota Sorong Sorong 6 0 31
.
at
Papua Barat 2013 Manokwari 162 1 322 70
1.322 desa, serta 70 kelurahan. Di tahun 2009-2010, PB 2012 162 1 322 70
ar
Manokwari 16,56
Pemekaran wilayah yang cukup pesat juga
w
Sorong 13,36
12,1
terjadi pada jumlah desa. Selama tahun 2009-2010 Fakfak
w
Raja Ampat
Sorong Selatan 7,2
jumlah kecamatan hanya bertambah empat unit.
://
tersebut sudah tidak lagi terjadi, yang ada hanya Maybrat 3,65
56,64
2,77
pemekaran wilayah tingakat kabupeten yang terjadi di Tambrauw
0,09
43,36
kecamatan masih tetap sama, tetapi hanya terjadi Sumber: Badan Kepegawaian Nasional, Jayapura (Papua), 2013
2.3 Pendidikan 2013 laki dan 14.838 orang (43,36%) berjenis kelamin
perempuan. Dilihat dari komposisinya terlihat bahwa
jumlah PNS laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan
dengan PNS perempuan. Hal ini memberikan informasi
bahwa kesetaraan gender dalam pemerintahan di
Papua Barat belum menunjukkan kemerataan.
.id
Distribusi persentase PNS menurut kabupaten/
o
kota/provinsi tercatat Kabupaten Manokwari memiliki
.g
PNS yang terbanyak yaitu sebesar 16,56 persen.
s
bp
Kabupaten Manokwari sebagai ibukota provinsi dan
pusat pemerintahan membutuhkan SDM yang lebih
.
Sumber: Badan Kepegawaian Nasional Regional IX Jayapura, 2013
at
banyak dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya.
ar
2.4 menurut Jenis Kelamin 2011 distribusi terkecil dalam ketersediaan PNS yaitu 0,01
pu
persen.
Dari sisi pendidikan PNS, sebagian besar PNS
a
.p
Gambar
Jumlah Penduduk Papua Barat 1971-2013
berbeda pada setiap daerah. Dimana dinamika 3.1 (Ribu Jiwa)
tersebut merupakan akibat dari perubahan pola
fertilitas, mortalitas, dan migrasi penduduk. Demikian
pula dengan dinamika penduduk di Papua Barat. Sejak
pertama kali dilaksanakan Sensus Penduduk tahun
1971, pola perkembangan penduduk Papua Barat
.id
mengikuti pola sebaran khas, yaitu distribusi logistik.
o
Dalam sejarahnya, pada tahun 1971 Papua Barat
.g
masih tergabung dalam Provinsi Papua dan hanya
s
bp
terdiri dari tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Fakfak,
Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Sorong dengan
.
Sumber: SP1971, 1980, 1990, 2000, Supas 2005, dan SP 2010, Proyeksi
at
Penduduk 2011-2013 BPS
total jumlah penduduk hanya mencapai 221.457 jiwa.
ar
Di tahun 1980 penduduk Papua Barat meningkat Indikator Kependudukan Provinsi Papua Barat
Tabel
3.1
ab
Tahun 2012-2013
menjadi 283.493 jiwa dengan rata-rata pertumbuhan
pu
penduduk per tahun mencapai 2,78 persen. Kemudian Uraian 2012 2013
di Sensus Penduduk tahun 1990, yang masih terdiri Jumlah Penduduk (jiwa) 816 280 828 293
a
memiliki total penduduk 385.509 jiwa dengan rata-rata Jumlah Rumah Tangga (ruta) 189 649 182 950
w
pertumbuhan penduduk tahunan sebesar 2,38 persen. Rata-rata ART (jiwa/ruta) 4,30 4,53
w
penduduk per tahun mencapai 3,98 persen, penduduk 15-64 64,19 66,17
ht
3.2 Piramida Penduduk Provinsi Papua Barat 2013 Piramida penduduk Papua Barat tahun 2013 pada
Gambar 3.2 cenderung membentuk limas (expansive)
70 - 74
yang menunjukkan bahwa struktur umur penduduk
.id
40 - 44 tingginya fertilitas. Hal ini terlihat pada alas piramida
30 - 34 penduduk yang paling lebar di kelompok umur 0-4
o
.g
20 - 24
tahun. Pertumbuhan penduduk tahun 2013 terhadap
s
10 - 14
penduduk tahun 2010 mencapai 2,89 persen, atau
bp
0 - 4
lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang sebesar
60000 40000 20000 0 20000 40000 60000
.
at
3,61 persen.
Perempuan Laki-laki
Dari data hasil Proyeksi Penduduk 2013,
ar
Gambar
3.4 Persentase Distribusi Sebaran Penduduk 2013
Arfak membuat laju pertumbuhan Kabupaten
Manokwari yang merupakan ibu kota provinsi menjadi 8,56%
6,17%
3,44%
25,58%
negatif. Data hasil Proyeksi Penduduk Kabupaten 6,83%
.id
Sebaran penduduk Provinsi Papua Barat 4,32%
1,61%
menurut kabupaten/kota masih sangat dominan di
o
.g
Kota Sorong (25,58%). Kota Sorong menjadi pintu 01. Fakfak 02. Kaimana 03. Teluk Wondama
s
04. Teluk Bintuni 05. Manokwari 06. Sorong Selatan
gerbangnya Papua Barat dari ‘dunia luar’ karena
bp
07. Sorong 08. Raja Amp at 09. Tambrauw
10. Maybrat 11. Manokwari Selatan 12. Pegunungan Arfak
terdapat bandar udara dan pelabuhan kapal besar 71. Sorong
.
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk BPS 2013
at
sebagai pintu masuk penumpang dan barang dari dan
ke Papua Barat maupun kabupaten lainnya di Papua
ar
Gambar
lainnya.
tp
.id
Barat adalah sebesar 111,63 persen, artinya diantara
100 orang penduduk perempuan terdapat sekitar
o
.g
111—112 orang penduduk laki-laki. Sex ratio tertinggi
s
berada di Kabupaten Teluk Bintuni (123,89%) dan
bp
terendah di Kabupaten Pegunungan Arfak (98,80%).
3.7 Provinsi Papua Barat 2013 (%) tergolong sebagai daerah maju atau daerah sedang
pu
53.07
.p
49.44
Dependency ratio Papua Barat tahun 2013
://
.id
Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja meningkat dari 538.709 orang di
tahun 2012 menjadi 558.262 orang di tahun 2013.
o
.g
Bekerja Pengangguran Sekolah Mengurus rumah Tangga Lainnya
Angkatan kerja tahun 2013 meningkat menjadi
s
370.750 orang dari 361.957 orang di tahun 2012.
bp
Pada periode 2012-2013, peningkatan angkatan kerja Putus asa: Merasa Tidak Sudah Mempunyai
Mencari Mempersiapkan
.
Mungkin Mendapatkan Pekerjaan Tetapi
diikuti oleh peningkatan penduduk yang bekerja. Pekerjaan Usaha
at
Pekerjaan Belum Mulai Bekerja
Jumlah penduduk bekerja meningkat dari 341.741
ar
►►CATATAN:
secara internasional supaya dapat diperbandingkan
://
Mesir → 6 tahun
bekerja pada usia muda 15-29 tahun sebesar 32,22 Brazil → 10 tahun
persen. Sedangkan menurut jam kerja, sebanyak Venezuela → 10 dan 15 tahun
Canada dan Indonesia → 15 tahun
57,70 persen memiliki jam kerja normal (35 jam keatas
Swedia dan USA → 16 tahun
dalam seminggu).
Batas Atas Usia Kerja:
Pengangguran terselubung atau setengah
Mesir, Malaysia dan Mexico → 65 tahun
pengangguran adalah penduduk yang bekerja dengan Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia → 74 tahun
jam kerja dibawah 35 jam seminggu (tidak termasuk Tanpa Batas atas → Beberapa negara termasuk Indonesia
sementara tidak bekerja). Di Papua Barat sebanyak
Uraian Satuan 2011 2012 2013 Pengangguran (TSP) Papua Barat adalah 36,81.
Bekerja orang 336 588 341 741 353 619 Artinya dalam setiap 100 orang penduduk angkatan
Pengangguran orang 33 031 19 856 17 131 kerja terdapat sekitar 36-37 orang yang berstatus
Angkatan kerja orang 369 619 361 957 370 750
setengah pengangguran. Umumnya setengah
.id
Penduduk Usia Kerja orang 522 211 538 709 558 262
Tingkat Pengangguran pengangguran mempunyai produktivitas yang rendah,
persen 8,94 5,49 4,62
o
Terbuka (TPT)
Tingkat Partisipasi
oleh karena itu perlu diperhatikan dalam
.g
persen 70,78 67,12 66,41
Angkatan Kerja (TPAK)
mengidentifikasi jumlah penduduk bekerja, sebab
s
Setengah pengangguran orang 109 971 118 373 136 481
dimungkinkan di dalam jumlah penduduk bekerja yang
bp
Tingkat Setengah
Pengangguran (TSP)
persen 29,75 32,70 36,81 tinggi ternyata terdapat penduduk dengan status
.
at
Persentase Pekerja setengah pengangguran yang tinggi pula.
persen 61,79 56,76 56,92
Informal
ar
pu
Diploma/Sarja
na 13.23 Dibawah SD
SD dan 19,33 persen tamat SD). Diantara penduduk
w
20.48
SD 19.33
SLTP 17.82
menggambarkan persentase penduduk usia 15 tahun
ht
Gambar
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2013 (%)
Isu ketenagakerjaan yang paling mendapatkan
perhatian adalah masalah pengangguran.
Pengangguran secara ekonomi adalah produk dari
ketidakmampuan pasar kerja dalam menyerap
angkatan kerja yang tersedia. Ketersediaan lapangan
.id
kerja yang relatif terbatas tidak sanggup menyerap
o
’para pencari kerja’ yang senantiasa bertambah setiap
.g
tahun seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
s
Indikator ini adalah ukuran pasar tenaga kerja
bp
yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dalam
.
Sumber: Sakernas Agustus, 2013
at
mengukur keberhasilan ketenagakerjaan. Sesuai
ar
didefinisikan sebagai semua penduduk usia kerja yang The Key Indicators of the Labour Market (KILM)
pada suatu referensi waktu tidak punya pekerjaan
pu
belum mulai bekerja (currently available for work), dan KILM 3 : Status in Employment
.p
kemudian di tahun 2013 juga masih mengalami KILM 11 : Unemployment by educational attainment
penurunan menjadi 4,62 persen. Pengangguran 4,62 KILM 12 : Time-related underemployment
persen berarti dalam setiap 100 orang angkatan kerja KILM 13 : Inactivity rate
KILM 14 : Education attainment and literacy
terdapat 4—5 orang berstatus sebagai pengangguran.
KILM 15 : Manufacturing wage indices
TPT menurut gender di tahun 2013 tercatat TPT laki- KILM 16 : Occupational wage and earning indices
laki lebih baik dari pada TPT perempuan. TPT laki-laki KILM 17 : Hourly compensation cost
sebesar 4,37 persen, sedangkan TPT perempuan jauh KILM 18 : Labour productivity and unit labour cost
KILM 19 : Employment elasticities
lebih tinggi mencapai 5,08 persen. Lebih rendahnya
KILM 20 : Poverty, working poverty, and income distribution
TPT laki-laki salah satunya diduga karena penduduk
.id
Perkembangan angka TPT menunjukkan
o
perkembangan kinerja di bidang ketenagakerjaan.
.g
Semakin rendah angka TPT berarti daya serap
s
lapangan pekerjaan terhadap pencari kerja semakin
bp
baik. Angka TPT Kabupaten Teluk Wondama adalah
.
at
yang terendah di Papua Barat, yaitu hanya 0,41
ar
Sumber: Sakernas Agustus, 2013 persen. Sedangkan TPT tertinggi berada di Kabupaten
ab
Tambrauw 98,23
angkatan kerja maka terdapat sekitar 99-100
w
Sorong 96,73
97,38
Sorong Selatan Teluk Bintuni memiliki capaian terendah di Papua
w
Manokwari 96,55
://
93,78
Barat, yaitu hanya sebesar 93,78 persen.
Teluk Bintuni
tp
Teluk Wondama 99,59 Saat ini, isu yang sedang populer terkait dengan
ht
Kaimana 95,65
pengangguran adalah tentang pengangguran terdidik
Fakfak 93,97
dan pengangguran usia muda. Hal ini tidak saja terjadi
90 92 94 96 98 100
di tingkat nasional, namun juga terjadi di beberapa
Sumber: Sakernas Agustus, 2013
provinsi di Indonesia termasuk Papua Barat.
Latar belakang tingkat pengangguran tertinggi di
TAHUKAH ANDA ?
Papua Barat ternyata berasal dari penduduk yang
NIlai TPT Papua Barat Agustus 2012 adalah
yang tertinggi ke-13 di Indonesia. terdidik. Persentase terbesar pengangguran justru
Sedangkan pada Agustus 2013, TPT Papua
Barat turun menjadi peringkat yang pada pendidikan SLTA keatas (SLTA dan sarjana).
tertinggi ke-19.
Sebesar 72,71 persen pengangguran berasal dari latar
Gambar
Persentase Pengangguran menurut Pendidikan
berpendidikan SLTA dan 18,72 persen berpendidikan
4.5 Provinsi Papua Barat 2013 (%)
.id
mencapai 6,42 persen. Ironisnya semakin rendah level
o
pendidikan angka TPT-nya relatif semakin rendah.
.g
SLTA 53,99
Rendahnya TPT pada level pendidikan rendah,
s
diduga karena penduduk yang berpendidikan ini
bp
terserap pada lapangan pekerjaan di sektor pertanian
.
at
di perdesaan atau di sektor informal. Pada penduduk Sumber: Olahan Sakernas Agustus, 2013
ar
pekerjaan (preferensi pekerjaan) sesuai dengan 4.6 TPT menurut Tingkat Pendidikan
pu
1.38 1.94
kualifikasi standar yang ditetapkan oleh perusahaan
://
tp
.id
35 - 39 TPT usia muda yang tinggi ditunjukkan oleh TPT
o
25 - 29 kelompok umur 15-29 tahun yang mencapai 10,94
.g
persen, dengan rincian: TPT umur 15-19 tahun
s
15 - 19
sebesar 18,37 persen; TPT umur 20-24 tahun sebesar
bp
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000
13,27 persen; dan TPT umur 25-29 tahun sebesar 7,08
.
Pengangguran Bekerja
at
persen.
ar
Sumber: Olahan Sakernas Agustus, 2013 Pada kelompok usia tersebut memang terdapat
ab
60 - 64 1,24
bukan karena tidak ada lapangan pekerjaan. Namun
w
55 - 59 0,50
dapat pula terjadi karena lapangan kerja yang memang
w
50 - 54 0,86
45 - 49 0,34
40 - 44 1,43
://
Tabel
mengalami peningkatan menjadi 48,71 persen. Lapangan Pekerjaan Utama 2010-2013 (%)
.id
Industri Pengolahan 3,44 5,11 3,64
pertanian hanya mampu berkontribusi sebesar 11,65
Listrik, Gas & Air Bersih 0,07 0,25 0,26
o
persen terhadap “kue ekonomi” (nilai PDRB ADHB) Bangunan 4,82 4,67 3,65
.g
Papua Barat . Bila dibandingkan dengan sektor industri Perdagangan, Hotel dan
16,73 15,56 14,46
Restoran
s
pengolahan, sektor ini mampu memberikan kontribusi
bp
Pengangkutan dan
5,05 5,67 5,50
Komunikasi
54,28 persen meskipun share tenaga kerja sektor ini Keuangan, Persewaan &
.
1,30 1,62 1,22
at
Jasa Perusahaan
hanya 3,64 persen terhadap total penduduk bekerja.
Jasa-jasa 17,45 17,52 19,86
ar
Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian memililki Papua Barat 100,00 100,00 100,00
ab
produktivitas yang rendah dalam perekonomian Papua Sumber: Sakernas Agustus, 2010-2013
Barat.
pu
paling dominan di tahun 2011-2013, bahkan di tahun Status Pekerjaan Utama 2011 2012 2013
w
itu, persentase terendah yang tadinya dimiliki oleh Berusaha dibantu buruh tidak
1,96 2,28 2,02
tetap/tidak dibayar
penduduk bekerja sebagai pekerja bebas di pertanian
ht
Ilustrasi tentang tidak optimalnya kinerja sektor Papua Barat 100,00 100,00 100
Elastisitas Kesempatan Kerja menurut elastisitas yang negatif, yaitu sebesar –0,35 persen.
Tabel
.id
Pertanian -2,69 -1,35 3,97 3,89 -0,68 -0,35
pertanian mulai kurang diminati.
Industri 3,47 -1,00 28,50 25,28 0,12 -0,04
o
Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 2007-
.g
Jasa-jasa 5,09 4,69 12,23 11,89 0,42 0,39
2013 mencapai 16,79 persen dan laju pertumbuhan
s
Papua Barat 0,84 0,87 18,35 16,79 0,05 0,05
kesempatan kerja sebesar 0,87 persen, elastisitas
bp
*) Koreksi Data Tahun 2012
Sumber: Olahan Sakernas Agustus dan PDRB Papua Barat, 2007-2013 kesempatan kerja Papua Barat hanya mencapai 0,05
.
at
persen. Artinya bahwa setiap kenaikan pertumbuhan
ar
56,92 persen.
Sumber: Sakernas Agustus, 2011-2013
TAHUKAH ANDA ?
Pada tahun 2011 (Agustus), Provinsi Papua
Barat memiliki TPT lebih tinggi dari TPT
Nasional. Kondisi ini berbeda ketika pada
tahun 2013 (Agustus), TPT Papua Barat
menurun dan menjadi lebih rendah dari
TPT Nasional (6,25%).
Amanat konstitusi amandemen UUD 1945 dan Indikator Pendidikan SD/MI, SLTP/MTs, dan
5.1
Tabel
SLTA/MA/SMK Provinsi Papua Barat 2012
ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 49
ayat (1) menyebutkan bahwa dana pendidikan Uraian SD/MI SLTP/MTs SMU/MA/SMK
.id
rakyat agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang Jumlah Murid 134 119 42 012 28 375
o
cerdas dan berpendidikan terlihat dari dasar hukum Rasio Murid Sekolah 142,68 168,05 201,24
.g
tersebut diatas. Oleh karena itu perkembangan
s
Rasio Murid Guru 20,86 15,48 11,41
capaian pendidikan harus terus dikawal berbagai pihak
bp
Sumber: Dinas Pendidikan Kab/Kota Provinsi Papua Barat, 2012
untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut.
.
at
Perkembangan capaian pendidikan di Papua
ar
kecamatan di Papua Barat sudah terbangun sekolah Gambar: Sebuah perjuangan untuk tetap sekolah di Tanah Papua (Image Google)
sebab jumlah kecamatan di Papua Barat sebanyak
162 kecamatan. Namun kenyataannya tidak semua
kecamatan tersebut telah berdiri gedung sekolah SLTP TAHUKAH ANDA ?
seperti contohnya di Kabupaten Teluk Wondama yang Total alokasi dana BOS Papua Barat tahun
2011 adalah sebesar 76,02 miliar rupiah,
tercatat memiliki 13 kecamatan tetapi hanya memiliki 7 terdiri dari 54,22 miliar rupiah untuk SD
dan sebesar 21,80 miliar rupiah untuk SLTP
unit SLTP. Sementara itu, pada jenjang pendidikan (Kemendiknas, 2011).
SLTA/sederajat, jumlah sekolah yang telah berdiri
.id
90,84 mengajar 20-21 murid. Sedangkan rasio murid-guru
o
pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA bernilai lebih
.g
kecil, yaitu sebesar 15,48 dan 11,41.
s
Rasio murid terhadap sekolah memiliki pola
bp
2011 2012 2013
semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin
.
at
Laki-laki Perempuan L+P banyak murid yang harus ditampung per rata-rata
ar
Sumber: Olahan Susenas, 2011-2013
sekolah. Pada jenjang pendidikan SD rasio jumlah
ab
8,53
8,45 rata-rata menampung sebanyak 24 siswa. Pada
w
8,26
8,21
memiliki rata-rata sebanyak 168 siswa. Pada jenjang
w
://
Gambar
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut
5.3 Kelompok Umur Provinsi Papua Barat 2011-2013
laki-laki tahun 2013 telah mencapai 98,32 persen,
sedangkan AMH perempuan hanya 93,95 persen.
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Papua Barat
18,31
tahun 2013 hanya mencapai 8,53 tahun, meningkat 19 - 24
19,9
24
dari kondisi tahun sebelumnya yaitu 7,65 tahun (2007); 65,4
.id
7,67 tahun (2008); dan 8,01 tahun (2009); 8,21 tahun 16 - 18
67,18
72,04
o
(2010); 8,26 tahun (2011); dan 8,45 tahun (2012). RLS 88,59
.g
91,65
8,53 tahun artinya rata-rata penduduk Papua Barat 13 - 15
s
92,81
hanya bersekolah sampai dengan kelas dua SLTP
bp
94,38
95,56
atau putus sekolah setelah di kelas tiga SLTP. 7 - 12
.
at 95,58
Berdasarkan sistem pendidikan nasional ditetapkan
0 20 40 60 80 100
ar
putus sekolah.
a
Gambar
32,34
disediakan oleh pemerintah maupun swasta. 73,15
://
APK 87,71
tp
20,1
berusia 7-12 yang bersekolah. Maknanya masih
54,2
terdapat sebesar 4,42 persen penduduk pada usia APM 60,99
tersebut yang tidak bersekolah. APS usia 13-15 tahun 89,94
.id
Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan. di tanah Papua lebih banyak penduduk yang berada
o
diatas batas kelompok umur ini bersekolah pada
.g
1. Pendidikan dasar dan menengah gratis.
2. Peningkatan pendidikan dasar dan menengah berpola kelompok umur yang lebih rendah.
s
asrama.
bp
3. Pendirian Sekolah Menengah Kejuruan Angka Partisipasi Murni (APM) adalah indikator
4. Pengadaan tenaga guru kontrak
yang menunjukkan persentase penduduk secara tepat
.
5. Peningkatan kualitas kepala sekolah melalui diklat, studi
at
lanjut ke dalam dan luar negeri serta pemagangan diluar bersekolah pada kelompok umur yang sesuai.
Provinsi Papua Barat.
ar
6. Pendirian Sekolah Pendidikan Keguruan Diketahui bahwa pada tingkat pendidikan SD,
ab
Tabel
Provinsi Papua Barat 2011-2013
Papua Barat selain bidang pendidikan adalah
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai Uraian 2011 2012 2013
program pemerintah dicanangkan untuk memberikan Angka Harapan Hidup 68,81 69,14 69,14
pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Mulai Jumlah Rumah Sakit 17 17 16
dari pembangunan fasilitas kesehatan, penambahan Jumlah Puskesmas 126 126 141
.id
dan perbaikan kualitas tenaga kesehatan, sampai Jumlah Pustu 339 394 379
o
pemberian pelayanan kesehatan gratis bagi Jumlah Polindes 297 17 239
.g
masyarakat terutama untuk rakyat miskin. Jumlah Puskesmas Keliling 145 227 -
s
Persentase Penolong Kelahiran
Derajat kesehatan masyarakat secara kasar
bp
67,21 75,99 69,46
dengan Medis (%)
dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH). AHH Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat dan Susenas, 2011-2013
.
at
dihitung berdasarkan harapan hidup waktu lahir. AHH
ar
dengan tahun sebelumnya. Padahal di tahun 2012, 6.1 di Provinsi Papua Barat 2007-2013 (unit)
AHH Papua Barat sempat meningkat sebanyak 0,33
pu
7
68,81 tahun. Kecenderungan peningkatan AHH kurang 6
.p
4 4
dari satu per tahun selama beberapa tahun terakhir 4
w
4 4 4 4 4
memiliki arti bahwa penurunan yang tajam pada angka
w
2 3 3 4
2 4 3
kematian bayi sulit terjadi (hardrock).
w
2007 4
Jumlah rumah sakit di Papua Barat sampai
://
2008
2009
2010
2011
tp
kepemilikannya, 9 unit adalah milik pemerintah, 3 unit RS.TNI RS. Swasta RS. Pemerintah
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, 2007-2013
milik swasta, dan 4 unit milik TNI. Belum seluruh
kabupaten di Papua Barat memiliki rumah sakit sendiri. TAHUKAH ANDA ?
Dari 16 rumah sakit tersebut, 6 unit diantaranya berada
Walaupun pasangan suami istri keduanya
di Kota Sorong dan 3 unit berada di Kabupaten terjangkit HIV/AIDS tetap dianjurkan untuk
menggunakan kondom ketika melakukan
Manokwari. Kabupaten Maybrat, Tambrauw, hubungan seksual untuk menghindari
terinfeksi dengan HIV tipe yang lain dan
Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak justru infeksi menular seksual lainnya.
belum memiliki rumah sakit sendiri.
.id
Sorong Selatan 4,11
1
Manokwari 3
5,01 rumah sakit tersebut harus melayani semua penduduk
5,66 Pnddk : RS (1:10 ribu)
o
Teluk Bintuni
yang berada di Kabupaten Sorong.
1
Teluk Wondama 2,85 Rumah Sakit
.g
1
Kaimana 5,11
1
7,09 Fasilitas kesehatan lain seperti puskesmas,
s
Fakfak 1
puskesmas pembantu dan polindes sangat diperlukan
bp
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat (jumlah rumah sakit), 2013
*) Data masih tergabung dengan kabupaten induk untuk menunjang kualitas kesehatan masyarakat
.
at
sampai pada level wilayah administrasi desa/
ar
Jumlah Dokter menurut Jenisnya dan Rasio
6.2 kelurahan. Dari total 162 kecamatan di Papua Barat
Tabel
Kaimana 1 2 2 5 10220
kondisi ini belum terpenuhi sehingga belum semua
.p
3 - 1 4 14149
Manokwari 10 10 - 20 7509 ini. Begitupun dengan fasilitas puskesmas pembantu
w
Sorong 12 3 - 15 5111
Raja Ampat
://
Maybrat - - - - -
desa/kelurahan (1.322 desa dan 70 kelurahan),
ht
Gambar
Persentase Penolong Kelahiran Bayi
6.3 Provinsi Papua Barat 2012-2013 (%)
di Papua Barat harus melayani rata-rata 7.599 orang.
Rasio penduduk terhadap dokter di semua
kabupaten/kota lebih dari 1.000 orang yang harus 0,5
Lainnya 0,59
dilayani oleh seorang dokter. Rasio yang paling kritis 8,86 2012
Famili 11,59
terjadi di Kabupaten Teluk Bintuni. Di daerah ini satu 14,64 2013
.id
Dukun 18,35
orang dokter harus melayani sampai 14.149 orang. Hal
4,97
Tenaga
o
3,04
ini disebabkan karena sarana dan prasarana
.g
53,87
kesehatan yang relatif belum cukup memadai. Bidan 49,75
s
17,15
Sementara itu Kabupaten Fakfak memiliki rasio Dokter
bp
16,67
.
at
dengan kabupaten/kota lainnya dengan jumlah dokter Sumber: Susenas, 2012-2013
ar
dan Kabupaten Manokwari, yaitu seorang dokter dan Nasional 2013 (%)
melayani sekitar 4.431 orang,
pu
75,9
Persentase penolong kelahiran akhir bayi di 66,2
a
19
13,9
dengan tahun 2012 yang mencapai 24,00 persen. 11,9
w
tenaga medis (dokter, bidan, dan tenaga medis Buruk Kurang Baik Lebih
ht
lainnya) diduga menjadi salah satu penyebab tingginya Papua Barat Nasional
IMR di Papua Barat. Sumber: Riset Kesehatan Dasar 2013, Departemen Kesehatan RI, 2013
angka nasional yang hanya mencapai 5,7 persen dan Target Eliminasi Malaria di Papua Barat,
Papua, Maluku, Maluku Utara, dan NTT
13,9 persen. Sementara status gizi normal dan lebih adalah tahun 2030 (SK Menkes RI No. 293/
Menkes/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009).
sebesar 69,1 persen atau masih berada dibawah
angka nasional yang mencapai 80,4 persen.
.id
Maluku 26,28
DI Yogyakarta 25,73 ancaman serius di tanah Papua. Provinsi Papua
o
Jawa Timur 22,80
memiliki angka prevalensi HIV/AIDS tertinggi di
.g
Kep Bangka Belitung 22,62
Papua Barat 22,09 Indonesia, sedangkan prevalensi malaria (API)
s
Indonesia 21,07
bp
Sulawesi Selatan 20,51 tertinggi adalah di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Kep Riau 19,72 Penderita HIV/AIDS di Papua Barat jauh lebih
.
Sumatera Barat 18,91
at
Riau 16,15 sedikit dibandingkan dengan Papua yang menjadi
ar
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2013 peringkat pertama kasus prevalensi HIV/AIDS tertinggi
ab
Peringkat Enam Besar API Tertinggi di Indonesia Desember 2013 tercatat hanya 9 orang (AIDS)
pu
42.65
38.44
lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kasus baru
w
w
8.25
4.51 3.89
Bila dilihat dari sisi Annual Parasite Incident
tp
Papua Papua Nusa Mal uku Mal uku Bengkulu Indonesia. API di Papua Barat kondisi Desember tahun
Barat Tenggara Utara
Timur 2013 tercatat mencapai 38,44 orang per 1.000
penduduk. Tiga provinsi teratas termasuk daerah
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2013
endemsi tinggi II (nilai API 10-50 per 1000 penduduk),
.id
(43,6%) dan terendah adalah Provinsi NTT (7,5%).
o
Kriteria rumah sehat berdasarkan Kementerian
.g
Kesehatan RI adalah apabila memiliki tujuh kriteria,
s
Rumah warga di Desa Senopi, Distrik Senopi salah satu desa terpencil di
yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenis lantai
bp
Kabupaten Manokwari
.
at Indikator Perumahan
Tabel
pencahayaan alami cukup, dan tidak padat huni 7.1 Provinsi Papua Barat 2012-2013
ar
tahun 2013, lebih dari dua per tiga rumah tangga telah Sewa 11,65 10,20
.p
≤8 28,38 26,35
10,2 persen, kontrak 2,15 persen, dan lainnya (dinas, >8 71,62 73,65
w
bebas sewa, milik family, lainnya) sebesar 15,19 Bukan Tanah 96,67 97,32
tp
lantai per kapita kurang dari 8 m2 sebesar 26,35 Bambu 0,43 0,35
Lainnya 3,68 2,74
persen, sementara rumah tangga dengan luas lantai Jenis Atap Terluas (%)
.id
Teluk Wondama 13,16 73,21 71,65 94,84
Teluk Bintuni 75,47 62,69 85,51 99,24 minumnya bukan berasal dari leding, air hujan, pompa/
o
Manokwari 67,33 58,90 80,45 97,32
sumur bor, sumur terlindung, mata air terlindung
.g
Sorong Selatan 45,46 30,56 64,83 86,03
Sorong
dengan jarak >= 10 m dari penampungan kotoran. (2)
s
81,41 44,47 82,76 99,23
Akses sanitasi tidak layak, adalah rumah tangga yang
bp
Raja Ampat 36,48 27,81 76,34 96,54
Tambrauw 27,38 43,82 75,68 76,34 tidak mempunyai fasilitas buang air besar sendiri dan
.
Maybrat 25,48 22,77 80,86 99,69
at
Kota Sorong
bersama, kloset leher angsa, dan tangki septik
88,43 68,41 75,95 100,00
ar
Papua Barat 67,32 51,83 79,41 97,76 pembuangan akhir kotoran, (3) Kecukupan luas lantai
ab
Sumber: Olahan Susenas, 2013 perkapita (sufficient living area) adalah luas lantai
hunian per kapita < 7,2 m2 , (4) Daya tahan rumah
pu
Gambar
Tambrauw 39.08
terluas bambu dan lainnya, (iii) jenis lantai terluas
w
Maybrat 17.94
Sorong 15.40
://
13.24
Manokwari
akses terhadap air minum layak sebesar 67,32
Teluk Bintuni 11.54
ht
Kota Sorong 11.10 persen. Dimana, Kota Sorong memiliki akses paling
Kaimana 10.73
Fakfak 10.60 tinggi, yaitu 88,43 persen. Sedangkan Kabupaten
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00
Teluk Wondama memiliki akses yang paling buruk,
Sumber: Olahan Susenas, 2013
yaitu hanya 13,16 persen.
Gambar
Persentase Rumah Tangga menurut
rumah di Papua Barat memiliki daya tahan yang baik 7.2 Bahan Bakar Memasak Papua Barat 2013 (%)
(97,76%), karena sebagian besar telah menggunakan
atap bukan ijuk/rumbia/lainnya (95,10%), jenis dinding
bukan dari bambu/lainnya (96,91%), jenis lantai 47.66%
sebagian besar bukan dari tanah/lainnya (97,32%)
dengan minimal dua kriteria terpenuhi.
.id
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas diperoleh 48.64%
o
0.96%
bahwa persentase rumah kumuh di Papua Barat
.g
0.43%
mencapai 15,40 persen dengan persentase rumah
s
2.31%
bp
kumuh terendah di Kabupaten Fakfak (10,60%) dan
Listrik Gas Minyak Tanah Kayu Bakar Lainnya
.
tertinggi di Kabupaten Tambrauw (39,08%).
at
Penggunaan bahan bakar untuk memasak Sumber: Susenas, 2013
ar
Sumber penerangan rumah tangga di Papua Listrik PLN Listrik Non PLN Petromak Pelita Lainnya
ht
.id
Rata-rata Lama Sekolah
(th)
8,26 8,45 8,53 Apalagi tanpa disertai dengan pemerataan distribusi
o
Pengeluaran per Kapita Riil
599,28 601,56 604,82
pendapatan masyarakat. Diperlukan sebuah parameter
.g
Disesuaikan (PPP) (ribu Rp)
lainnya yang bersama-sama dapat digunakan sebagai
s
Indeks Kesehatan (%) 73,02 73,56 73,57
alat ukur keberhasilan pembangunan. Paradigma lain
bp
Indeks Pendidikan (%) 80,63 81,27 81,71
muncul untuk mengukur pembangunan dari sisi
.
Indeks AMH (%) 93,39 93,74 94,14
at
manusia atau dikenal dengan indeks pembangunan
Indeks RLS (%) 55,10 56,33 56,85
ar
(1) (2) (3) (4) IPM Provinsi Papua Barat selalu meningkat setiap
Angka Harapan Hidup 85 25 Standar UNDP tahun. Di tahun 2013 IPM meningkat menjadi 70,62
Angka Melek Huruf 100 0 Standar UNDP
persen dibandingkan tahun 2011 dan 2012 sebesar
Rata-rata Lama UNDP menggunakan Combined
Sekolah
15 0
Gross Enrollment Ratio
69,65 persen dan 70,22 persen. Dalam klasifikasi
300.000 UNDP menggunakan PDB riil per
UNDP capaian IPM Papua Barat termasuk ke dalam
Daya Beli 732.720a kapita yang telah disesuaikan
360.000b golongan menengah (50,00-79,99 persen).
a) Perkiraan maksimum pada akhir PJP II tahun 2018 Komponen-komponen penyusun IPM juga terus
b) Penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan yang baru
mengalami peningkatan. Angka harapan hidup
meningkat lambat 0,3 tahun per tahun dari 2009-2011.
Gambar
IPM menurut Kabupaten/Kota dan Provinsi
yang sama dengan tahun 2012, yaitu sebesar 69,14
8.1 Papua Barat Tahun 2013 (%)
melek huruf dan rata-rata lama sekolah juga Pegunungan Arfak 61.75
Manokwari Selatan 61.91
mengalami peningkatan. Angka melek huruf di tahun Maybrat 67.60
Tambrauw 51.54
2012 sebesar 93,74 persen meningkat menjadi 94,14 Raja Ampat 66.08
.id
Sorong 69.74
persen di tahun 2013. Sedangkan rata-rata lama Sorong Selat an 67.28
Manokwari 68.61
o
sekolah meningkat menjadi 8,53 tahun, dimana Teluk Bintuni 67.95
.g
sebelumnya hanya sebesar 8,45 tahun. PPP Papua Teluk Wondama 67.54
Kai mana 71.87
s
Barat 2012-2013 hanya mengalami kenaikan 3.262,24 Fak-Fak 73.33
bp
PAPUA BARAT 70.62
rupiah menjadi 604,82 ribu rupiah dengan indeks
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00
.
at
Sumber: BPS RI, 2013
sebesar 56,58 persen.
ar
Maybrat 1.05
Peringkat tersebut masih berada di atas Provinsi NTT
.p
Tambrauw 0.74
(32), NTB (33), dan Papua (34). Raja Ampat 1.73
w
Sorong 1.66
IPM tertinggi di Papua Barat selama tiga tahun
w
Manokwari 1.68
Teluk Bintuni 1.15
tahun 2013 sebesar 78,92 persen. Sementara IPM
://
Reduksi shortfall menunjukkan kecepatan 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00
Sumber: BPS RI, 2013
perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu tertentu.
Reduksi shortfall Papua Barat tahun 2012-2013
mencapai 1,34 persen. Reduksi shortfall Papua Barat TAHUKAH ANDA ?
sempat mengalami percepatan. Sebelumnya pada Dana Bantuan Langsung Masyarakat PNPM
Mandiri untuk mengatasi kemiskinan
tahun 2010-2011 dan 2011-2012 reduksi shortfall-nya terbesar di Papua Barat dialokasikan untuk
Kabupaten Manokwari, yaitu sebesar 54,55
mengalami percepatan yaitu dari 1,62 persen menjadi miliar rupiah.
1,88 persen.
.id
dilakukan dengan pendekatan benchmark garis
o
kemiskinan. Garis kemiskinan terdiri dari dua
.g
komponen, yaitu garis kemiskinan makanan dan garis
s
kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan adalah
bp
Sumber: UNDP
nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk dapat
.
at
Indikator Kemiskinan memenuhi kebutuhan hidup minimumnya, baik itu
Tabel
8.2
ar
Provinsi Papua Barat 2010-2013
kebutuhan dasar makanan maupun non makanan.
ab
Uraian 2010 2011 2012 2013 Seseorang dikatakan miskin bila berada dibawah garis
kemiskinan. Pendekatan garis kemiskinan makananan
pu
GK Non Makanan 57 580 64 036 66 908 76 275 kilo kalori per kapita per hari didasarkan pada
.p
Penduduk Miskin
makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar bukan
w
Indeks Kedalaman
10,47 8,78 7,23 6,35
Kemiskinan (P1) (%)
tp
Gambar
Jumlah penduduk miskin di Papua Barat tahun
8.4 Ilustrasi Kemiskinan
2013 (Maret) mencapai 224,27 ribu jiwa atau
mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi
tahun 2012 yang mencapai 229,99 ribu jiwa atau
terjadi pengurangan penduduk miskin sekitar 5.720
jiwa. Persentase penduduk miskin juga mengalami
.id
penurunan dari 28,2 persen di tahun 2012 menjadi
o
26,67 persen di tahun 2013. Meskipun demikian, Miskin
.g
persentase penduduk miskin Papua Barat adalah yang
s
tertinggi kedua di Indonesia setelah Provinsi Papua.
bp
Jumlah dan persentase kemiskinan di Papua
.
at
Barat mangalami penurunan, demikian pula dengan ►► Formulasi Ukuran Kemiskinan:
ar
α = 0,1,2
Penurunan kedua nilai indeks ini mengandung makna z = garis kemiskinan
w
bahwa kondisi kemiskinan semakin membaik. Rata- yi = rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang
w
kemiskinan
kemiskinan semakin dekat dan ketimpangan
://
n = jumlah penduduk
tp
Dalam upaya menekan angka kemiskinan α = 1 → Poverty Gap Index (P1) = Indeks Kedalaman
Kemiskinan
pemerintah telah membentuk Tim Nasional Percepatan α = 2 → Poverty Saverity Indeks (P2) = Indeks Keparahan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Kemiskinan
.id
40 persen pendapatan
38,24 39,68 35,60 kecil masyarakat ‘elit’ sedangkan sebagian masyarakat
menengah
o
20 persen pendapatan lain yang berpendapatan rendah tetap berada dalam
.g
43,00 41,46 48,38
teratas keadaan miskin.
s
Kemerataan menurut Bank Dunia dikelompokkan
bp
Sumber: Olahan Susenas, 2011-2013
kedalam 40 persen pendapatan terbawah, 40 persen
Kemerataan Distribusi Pendapatan menurut
.
at
Gambar
8.5 Bank Dunia di Papua Barat 2013 (%) pendapatan menengah, dan 20 persen pendapatan
ar
48,38
sempurna. Namun pada kenyataannya kondisi ideal
a
40
tersebut sangat sulit terbentuk.
.p
35,60
menunjukkan bahwa masih terjadi ketidakmerataan
w
40
pendapatan. Secara umum kondisi yang paling tidak
w
16,03
://
Ukuran Kemerataan Bank Dunia: Proporsi jumlah Keadaan justru terbalik di 20% pendapatan teratas
pendapatan dari 40 persen terbawah: yang seharusnya dinikmati oleh 20% penduduk.
< 12 persen : ketimpangan tinggi
Ternyata 20% penduduk menikmati 48,38 persen dari
12-17 persen : ketimpangan sedang
> 17 persen : ketimpangan rendah total pendapatan. Berarti bahwa sekelompok kecil
penduduk berpendapatan tinggi, sementara sebagian
besar penduduk lainnya memiliki pendapatan rendah.
Gambar
Dunia di Papua Barat tahun 2011-2013 mempunyai 8.6 Gini Ratio Papua Barat 2013
Kumulatif Pendapatan
0.6
.id
2011 yang persentasenya idealnya 40 persen
penduduk, justru yang terjadi adalah hanya ditempati
o
0.4
.g
oleh 18,76 persen, demikian pula untuk tahun 2012
s
dan 2013, nilainya tidak jauh berbeda, yaitu 18,86 % 0.2
bp
dan 16,03 %. sehingga dapat dikatakan tidak ada
.
0
perubahan yang berarti selama tahun 2011-2013 pada
at 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
distribusi 40 persen pendapatan terbawah. Kumulatif Penduduk
ar
penduduk. Proporsinya tidak jauh berbeda dalam tiga Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan
w
tahun terakhir, yaitu 43,00%; 41,46%; dan 48,38%. pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas
w
masyarakat yang jumlahnya relatif kecil menguasai sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan
://
pendapatan yang besar, sebaliknya masyarakat miskin sempurna. Nilai 0,5-0,7 menggambarkan
tp
jumlahnya lebih banyak namun berpendapatan rendah. ketidakmerataan tinggi; 0,36-0,49 ketidakmerataan
ht
Ukuran ketimpangan pendapatan lainnya adalah sedang; dan 0,20-0,35 mengalami ketidakmerataan
rendah.
menggunakan koefisien gini (gini ratio). Gini ratio
Papua Barat mengalami sedikit penurunan
dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 0,42. TAHUKAH ANDA ?
Di tahun 2013 nilai gini ratio Papua Barat membaik
Persentase penduduk miskin Papua Barat
menjadi 0,41. Berdasarkan pengelompokkannya (Maret 2013) adalah yang tertinggi kedua
(26,67%) di Indonesia, meskipun demikian
berarti tingkat ketimpangan/ketiidakmerataan distribusi kontribusinya terhadap penduduk miskin
nasional hanya 0,80 persen.
pendapatan di Papua Barat termasuk ke dalam
kategori sedang.
Share PDRB Sektor Pertanian dan Persentase Peker- Sektor pertanian sampai dengan tahun 2008
9.1 ja di Sektor Pertanian Papua Barat 2011-2013 (%)
selalu memberikan kontribusi utama dalam
Share PDRB Share PDRB TM % Tenaga Kerja
perekonomian Papua Barat. Persentase penduduk
48,48 48,71
46,52 yang bekerjanya pun sampai saat ini selalu memiliki
persentase tertinggi. Sejak tahun 2010, sektor
30,06
27,87 pertanian menjadi kontributor terbesar kedua dalam
26,31
.id
PDRB Papua Barat. Di tahun 2013 kontribusinya
o
13,77 12,36 11,65 sebesar 11,65 persen dengan persentase penduduk
.g
yang bekerja di sektor pertanian mencapai 48,71
s
persen. Namun bila unsur migas tidak diperhitungkan
bp
2011 2012 2013
maka share sektor pertanian menjadi yang paling
.
Sumber: PDRB Menurut Lapangan Usaha 2011-2013
at
Sakernas diolah, 2011-2013 utama di Papua Barat (26,31%). Tergerusnya
ar
Luas Panen (Ha) 8 283 7 750 7 523 Kecenderungan penurunan kontribusi dalam
.p
Produktivitas (Kw/Ha) 16,63 17,09 17,1 hanya mampu memberikan sumbangan sebesar 11,65
Kedelai
tp
Luas Panen (Ha) 375 603 617 persen terhadap total PDRB. Tingkat pendidikan
ht
.id
panennya terjadi penurunan yaitu dari 7.750 Ha di
o
tahun 2012 menjadi 7.523 Ha di tahun 2013. Namun,
.g
roduktivitasnya mengalami kenaikan dari 39,02 Kw/Ha
s
bp
Sumber: Image Google
di tahun 2012 menjadi 39,76 Kw/Ha di tahun 2013.
Setelah tahun 2012 mengalami penurunan dari
.
at
Gambar
tahun 2012, produksi dan luas panen tanaman jagung Luas Area (Ha) dan Produksi (Ton) Tanaman Kelapa
9.2
ar
Sawit, Pala, dan Kakao Provinsi Papua Barat 2013
tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup besar.
ab
22 581
Luas panen meningkat dari 1.199 Ha di tahun 2012
Areal
pu
13 045
.p
Produksi kedelai di Papua Barat pada periode Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, 2013
)* Produksi Tanaman Pala, 2013 belum masuk
2011-2013 terus meningkat. Di tahun 2011
produksinya yang menurun mnecapai 403 ton
dibandingkan tahun sebelumnya meningkat menjadi TAHUKAH ANDA ?
650 Ton di tahun 2012 dan 669 Ton di tahun 2013.
Sampai saat ini Manokwari masih menjadi
Demikian pula pada luas panen yang meningkat sentra tanaman padi di Papua Barat.
Produksi padinya di tahun 2013 mencapai
menjadi 617 Ha di tahun 2013 dari 375 Ha tahun 2011 60,76 persen dari total produksi padi di
Papua Barat.
dan 603 Ha tahun 2012.
9.3 Populasi Jumlah Ternak Besar dan Kecil Papua Barat diantaranya adalah Kelapa Sawit, Pala,
Papua Barat 2011-2013 (Ekor)
dan Kakao. Perkebunan kepala sawit berada di
Kabupaten Manokwari, perkebunan kakao terutama di
wilayah Sorong dan Raja Ampat, sedangkan
perkebunan pala terutama di Kabupaten Fakfak dan
Kabupaten Kaimana. Produksi kelapa sawit mencapai
.id
22.581 Ton dengan luar areal perkebunan seluas
2011 2012 2013
o
Sapi 41 462 45 556 48 159 15.423 Ha. Luas areal perkebunan komoditas Pala di
.g
Kambing 16 810 20 470 22 294 Papua Barat seluas 13.045 Ha. Sedangkan
s
bp
Babi 76 420 80 666 97 583 perkebunan kakao memiliki areal seluas 6.756 Ha
Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Prov. Papua Brt, 2013 menghasilkan 9.279 Ton kakao.
.
at
Dari sisi peternakan, peningkatan yang paling
ar
30 000,00
meningkat di tahun 2013 menjadi 97.583 ekor.
a
25 000,00
Tingginya peningkatan jumlah ternak babi diduga
.p
20 000,00
15 000,00
w
10 000,00
babi. Sedangkan pada ternak sapi dan kambing
5 000,00
w
Raja Ampat
Manokwari
Sorong Selatan
Tambrauw
Kaimana
Fakfak
Sorong
Sorong
tp
Gambar
Share terhadap PDRB dan Persentase Pekerja di
10.1 Sektor Pertambangan dan Penggalian 2010-2013 (%)
berlimpah sumber daya alam. Banyak potensi sumber
daya alam berupa bahan tambang yang masih belum
Share PDRB % Tenaga Kerja
tereksplorasi maupun yang telah tereksploitasi yang
dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Dua tambang 8.57
7.23
besar yang dimiiki Papua Barat adalah tambang 6.50
5.69
.id
minyak di Kabupaten Sorong dan tambang Liquid
o
Natural Gas (LNG) di Kabupaten Teluk Bintuni. 3.00
2.65 2.70
.g
2.13
Bahkan tambang LNG ini diperkirakan memiliki
s
kandungan gas alam cair yang besar dan termasuk
bp
2010 2011 2012 2013
tiga produsen LNG terbesar di Indonesia.
.
at
Besarnya nilai tambah bruto atau PDRB atas Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2010-2013
ar
penggalian Papua Barat tahun 2013 mencapai Produktivitas Pekerja Pertambangan menurut
ab
Sektor 3
mencapai 50,91 triliun rupiah.
.p
Sektor 5
Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian Sektor 2
w
Sektor 8
berangsur mengalami penurunan sejak tahun 2005. Di
w
Sektor 4
tahun 2005, kontribusi sektor ini mencapai 19,71
w
Rata-Rata
Sektor 6
hingga mencapai titik terendah dalam sejarah
tp
Sektor 9
penghitungan PDRB Papua Barat menjadi 6,48 persen
ht
Sektor 1
di tahun 2012 dan terus menurun menjadi 5,69 persen 0 500 1000 1500 2000 2500
sebesar 2,65 persen. Selanjutnya ditahun 2012 sektor Produksi LNG Tangguh terbesar diekspor ke
jepang sebesar 40 persen dengan total
ini mengalami peningaktan tipis menjadi 3,00 persen. pendapatan negara mencapai 6,4 miliar
USD per tahun.
Pada tahun 2013, sektor ini mengalami penurunan
menjadi 2,70 persen.
.id
bekerja hanya 2,70 persen tetapi mampu memberikan
o
kontribusi terhadap PDRB sebesar 5,69 persen.
.g
Bandingkan dengan sektor pertanian yang memiliki
s
persentase pekerja mencapai 48,71 persen namun
bp
Ekspor LNG Tangguh dengan kapal (Sumber: Image Google)
hanya memberikan share 11,65 persen terhadap total
.
at
PDRB.
ar
Gambar
Persentase pelanggan PLN menurut Jenisnya
memanfaatkan listrik negara (PLN) masih belum 10.3 Papua Barat 2012 (%)
.id
Maybrat. Disamping itu juga tidak semua desa teraliri
listrik PLN. Sulitnya kondisi geografis dan terbatasnya
o
.g
ketersediaan energi listrik menjadi penyebab belum 1.67
0.01
3.96
s
meratanya pasokan listrik sampai menjangkau seluruh
bp
kecamatan maupun desa di Papua Barat. Untuk Sosial Rumah Tangga Bisnis Industri Publik
.
Sumber: PT PLN (persero) Wilayah Papua, 2012
wilayah yang tidak dialiri listrik 24 jam atau yang tidak
at
mendapatkan pasokan listrik PLN umumnya penduduk
ar
TAHUKAH ANDA ?
menggunakan listrik non PLN seperti genset atau
ab
penerangan non listrik seperti sentir, petromaks, pelita Berdasarkan UU Otonomi Khusus No 21
Tahun 2001 disebutkan bahwa dana
pu
Dari total sekitar 189 ribu rumah tangga di Papua minyak bumi adalah sebesar 80 persen.
.p
Gambar
63.2
pelanggan listrik PLN tertinggi berada di Kabupaten Papua Barat
Sorong 68.05
11.1 tri Pengolahan Papua Barat 2009-2013 (%) Kontribusi sektor industri pengolahan dalam
perekonomian Papua Barat memilki prospek yang
Share PDRB Share PDRB TM % Tenaga Kerja
sangat baik di masa mendatang. Sektor ini terus
51,66 53,48 54,28 mengalami peningkatan share terhadap total PDRB. Di
44,55 tahun 2009 share sektor ini hanya 28,06 persen.
Namun di tahun 2013 kontribusinya meningkat sangat
.id
28,06
signifikan menjadi 54,28 persen. Kontribusi sektor
o
9,78
industri pengolahan menempati posisi pertama dalam
9,05
.g
8,86 8,18 7,84
PDRB Papua Barat (27,633,153 miliar rupiah)
s
3,74 3,89 3,44 5,16 3,64
menggeser kontribusi sektor pertanian sejak tahun
bp
2009 2010 2011 2012 2013
2009. Meskipun berkontribusi besar dalam PDRB,
.
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2009-2013
at
ternyata lebih banyak didorong oleh industri migas.
ar
Papua Barat 2009-2013 (%) tahun 2013 hanya sebesar 7,84 persen.
Pertumbuhan sektor industri pengolahan di tahun
pu
64,66
sektor ini dipicu oleh produksi industri gas alam cair
w
56,29
27,76 12,19
12,56
://
10,82
2,77 3,74 4,58
Bila dilihat dari sisi produktivitasnya, sangat jelas
tp
Pertumbuhan Industri Tanpa Migas Pertumbuhan Industri sektor industri pengolahan. Bila pada sektor pertanian
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2009-2013 dengan 48,71 persen dari total tenaga kerja hanya
mampu memberikan kontribusi 11,65 persen, pada
►►Catatan: sektor industri pengolahan hanya dengan 3,64 persen
Industri Pengolahan dibagi kedalam 4 golongan: tenaga kerja mampu memberikan kontribusi sebesar
54,28 persen dari total PDRB Papua Barat. Sektor ini
1. Industri Besar (tenaga kerja ≥100 orang)
2. Industri Sedang (tenaga kerja 20-99 orang) juga merupakan sektor yang memiliki produktivitas
3. Industri Kecil (tenaga kerja 5-19 orang) tertinggi diantara sektor-sektor lainnya di Provinsi
4. Industri Rumah Tangga (tenaga kerja 1-4 orang)
Papua Barat (lihat gambar 10.2).
Gambar
Menurut Survei Industri Besar Sedang BPS, di Persentase Perusahaan Industri Besar Sedang
11.3 menurut Lapangan Usaha 2012 (%)
tahun 2012 ada 28 perusahaan industri besar sedang.
10,71%
Industri tersebut hanya terbagi menjadi enam kategori 3,57%
21,43%
lapangan usaha menurut KBLI dua digit (lihat box).
Jenis industri terbanyak yaitu industri makanan
50,00%
7,14%
sebesar 50,00 persen, industri terbanyak kedua adalah
.id
7,14%
industri kayu (selain mebeller) yaitu sebesar 21,43
o
persen, dan terbanyak ketiga adalah industri minuman
.g
Sektor 10 Sektor 11 Sektor 16
(10,71%). Industri lainnya adalah industri barang-
s
Sektor 18 Sektor 19 Sektor 33
barang dari batubara, pengilangan minyak bumi, dan
bp
Sumber: Survei Industri Besar Sedang, 2012
pengolahan minyak bumi; jasa reparasi dan
.
at
►►KODE PERUSAHAAN INDUSTRI MENURUT
pemasangan mesin dan peralatan; serta industry
LAPANGAN USAHA (KBLI, 2009):
ar
terdapat di lima kabupaten/kota, yaitu Kabupaten termasuk furniture) dan barang anyaman lain dari
a
persen milik swasta nasional dan asing; serta 4 persen Persentase Tenaga Kerja
Tabel
.id
4,77 5,06 4,82 4,67
3,65
keterisolasian distrik dan kampung.
o
Nilai tambah bruto sektor konstruksi Papua Barat
.g
2009 2010 2011 2012 2013
tahun 2013 mencapai 3.937,44 miliar rupiah. Share
s
bp
Share PDRB % Tenaga Kerja Pertumbuhan Konstruksi
sektor ini sempat menurun pada periode 2009-2011.
.
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2009-2013 Pada tahun 2013 kontribusinya meningkat menjadi
at
7,73 persen dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar
ar
12.2 Kabupaten/Kota di Papua Barat 2013 utama dalam PDRB Papua Barat namun
pu
113,64
.p
Manokwari 117,42
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka
Teluk Wondama 118,18
w
Kaimana 147,79
nasional. IKK merupakan salah satu alokator dalam
tp
Fakfak 172,40
Raja Ampat 173,13 penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU).
ht
Maybrat 177,68
IKK Papua Barat tahun 2013 mencapai 121,01.
Tambraw 206,04
Angka tersebut adalah yang tertinggi kedua di
0 50 100 150 200 250
Sumber: BPS RI, 2013
Indonesia setelah Provinsi Papua (188,70). Angka IKK
tertinggi di Papua Barat berada di Kabupaten
TAHUKAH ANDA ? Tambraw, yaitu mencapai 206,04. Nilai tersebut dapat
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Papua dimaknai bahwa rata-rata harga barang-barang
Barat adalah yang tertinggi kedua (121,01)
di Indonesia setelah IKK Provinsi Papua konstruksi di Kabupaten adalah yang paling mahal di
(188,70).
Papua Barat. Sedangkan IKK terendah di Papua Barat
berada di Kabupaten Sorong, yaitu sebesar 110,34.
Tabel
13.1 Statistik Perhotelan Papua Barat 2011-2013
signifikan dalam perekonomian Papua Barat. Nilai
tambah PDRB sektor ini tahun 2013 hanya sebesar Uraian 2011 2012 2013
78,90 miliar rupiah atau hanya sekitar 0,15 persen dari Jumlah Hotel (unit)
Bintang 11 11 11
total PDRB Papua Barat. Meskipun demikian,
Melati 85 85 89
subsektor ini cukup menjanjikan. Pertumbuhan Jumlah Kamar (unit)
.id
subsektor perhotelan cukup stabil dalam tiga tahun Bintang 705 705 751
Melati 1 542 1 542 1 624
o
terakhir. Di tahun 2011 pertumbuhan subsektor ini
.g
Jumlah T.Tidur (unit)
mencapai 11,06 persen, kemudian di tahun 2012 Bintang 966 966 1 118
s
meningkat menjadi 14,77 persen. Pada tahun 2013, Melati 2 194 2 194 2 464
bp
Rata-rata Lama Tamu Menginap
subsektor ini mengalami penurunan pertumbuhan yaitu (domestik+asing) (Hari/orang)
.
at
menjadi sebesar 9,60 persen. Bintang 2,54 2,88 1,85
ar
Melati 3,45 3,10 2,47
Jumlah hotel di Papua Barat tahun 2013 adalah
Rata-rata Lama Tamu Menginap (asing)
ab
100 unit, yang terdiri dari 11 hotel bintang dan 89 hotel (Hari/orang)
Bintang 7,02 5,75 2,72
melati. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan
pu
(domestik) (Hari/orang)
bintang dan 85 unit hotel melati). Hotel berbintang
.p
Sorong tidak terdapat satu unit pun bangunan hotel. Jumlah Tamu Domestik
tp
Jumlah kamar dan tempat tidur baik hotel melati Bintang 32 119 71 958 132 129
Melati 13 681 36 253 49 768
ht
.id
yang lebih panjang dibandingkan tamu asing yang
o
menginap di hotel melati. Berbeda halnya dengan
.g
tamu domestik yang memiliki rata-rata lama menginap
s
yang lebih panjang pada hotel melati.
bp
Tamu asing sebagian besar memilih untuk
.
Gambar: Hotel di Manokwari
at
menginap di hotel berbintang dibandingkan dengan
ar
di Papua Barat 2013 pada hotel berbintang jauh lebih tinggi dari pada hotel
melati. Jumlah tamu asing di hotel berbintang pada
pu
82
tahun 2013 mencapai 1.839 orang (86,10%),
a
45 orang (13,90%).
w
15
hotel jauh lebih banyak dari pada tamu asing. Jumlah
w
10
://
Alam Budaya Agro atau 98,84 persen dari seluruh jumlah tamu yang
Tirta/Bahari
ht
.id
pantai tempat peneluran penyu Belimbing, dan juga
o
beberapa jenis penyu lain setiap tahunnya. Pantai ini
.g
telah ditetapkan sebagai wilayah konservasi. Setelah
s
bp
bertelur mereka akan mencari makan sampai ke pantai
Florida Amerika Serikat dan kemudian kembali lagi ke
.
at
pantai Jamursba Medi untuk bertelur. Penyu Belimbing
ar
.id
Papeda selintas terlihat kenyal seperti lem. Cara
o
membuatnya adalah dengan mencairkan tepung sagu
.g
dengan air mendidih sambil terus diaduk sehingga
s
Penyu Belimbing, salah satu penyu langka yang sering ditemukan di Jamursba
sagu matang. Agar lebih beraroma, tepung sagu
bp
Medi, Kabupaten Tambrauw
Sumber: Image Google
biasanya dibubuhi perasan jeruk nipis. Papeda sendiri
.
at
tidak memiliki rasa, oleh karena itu papeda
ar
Papeda, Salah satu Wisata Kuliner khas Papua Barat ke piring. Cara memakan papeda juga unik. Penduduk
Sumber: Image Google
ht
Gambar
Sektor pengangkutan (transportasi) dan Kontribusi terhadap PDRB dan Pertumbuhan Sektor
14.1 Angkutan dan Komunikasi 2010-2013 (%)
komunikasi memang tidak memberikan kontribusi
utama dalam perekonomian Papua Barat. Sektor yang
11.88 11.57
termasuk ke dalam sektor tersier bersama sektor 10.22
10.4
perdagangan, hotel, dan restoran; keuangan,
5.32 5.67 5.50
persewaan, dan jasa perusahaan; serta sektor jasa- 4.82 4.7 4.75 4.73 4.75
.id
jasa ini hanya mampu memberikan kontribusi 4-7
o
persen dalam beberapa tahun terakhir. Kontribusinya
.g
2010 2011 2012 2013
di tahun 2013 hanya 4,75 persen dengan nilai agregat
s
Share PDRB % Tenaga Kerja
PDRB sebesar 2.416,98 miliar rupiah atas dasar harga
bp
Pertumbuhan
.
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2013
at
konstan.
ar
masih lebih rendah di bandingkan sektor perdagangan, Percepatan Pembangunan Papua Barat 2011-2015
Persentase Panjang Jalan menurut Tingkat meningkatkan jaringan jalan Trans Papua dan Papua
14.3 Pemerintahan yang Berwenang 2012 (%)
Barat. Pembangunan ruas jalan akan menghubungkan
seluruh kabupaten/kota yang selama ini belum
Provinsi
Negara
10,20 terhubung dengan jalan darat. Rencana panjang jalan
13,57
yang akan dibangun tersebut adalah 1.874,32 Km
yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu ruas jalan
.id
Kabupaten
76,23 nasional dan strategis Papua Barat serta ruas jalan
o
tambah Papua Barat.
.g
Ruas jalan nasional dan strategis Papua Barat
s
terdiri dari empat ruas jalan, yaitu Manokwari-Sorong
bp
(606,17 Km); Manokwari (Maruni) - Bintuni (217,15
.
Sumber: Dinas Perhubungan dan Informatika Provinsi Papua Barat, 2012
at
Km); Fakfak-Hurimber-Bomberay (162,00 Km); dan
ar
Gambar
Panjang jalan di Papua Barat tahun 2012 hanya 14.5 Laut di Pelabuhan yang Diusahakan 2011-2013
(org)
7.351,71 Km, kondisi ini mengalami perbaikan
dibandingkan pada tahun 2011 yaitu sepanjang
313.01 326.89 294.80
306.12
6.403,25 Km. Kondisi panjang jalan tersebut terbagi 256.61
276.43
.id
adalah jalan kabupaten. Sedangkan menurut jenis
o
permukaanya terbagi menjadi 1990,50 Km (27,07%)
.g
2011 2012 2013
jalan aspal; 2.299,95 Km (31,28%) jalan dengan
s
bp
Debarkasi (R ibu) Embarkasi (Ribu)
permukaan kerikil; 2.388,96 Km (32,50%) jalan dengan
permukaan tanah; dan 672,31 Km (9,15%) adalah
.
Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2011-2013
at
jalan dengan permukaan lainnya.
ar
Barat.
w
dengan jumlah penerbangan 14.289 kali di tahun 2012. Debarkasi (R ibu) Embarkasi (Ribu)
Rata-rata penumpang pesawat untuk debarkasi Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2011-2013
sebesar 40 orang dan 43 penumpang untuk *) rata-rata jumlah penumpang diperoleh dari pembagian jumlah
penumpang dengan jumlah penerbangan termasuk pesawat ringan
embarkasi.*) dengan kapasitas kecil.
.id
22 23 24 Di tahun 2012 jumlah kantor bank hanya 116 unit
11 13
0 0 1 1 3 yang terdiri dari 23 unit bank swasta nasional, 92 unit
o
.g
2009 2010 2011 2012 2013 bank persero dan pemerintah daerah serta 1 unit
s
Perkreditan Rakyat Swasta Nasional perkreditan rakyat. Di tahun 2013 jumlahnya
bp
Persero dan Pemda Total meningkat menjadi 129 unit kantor bank, yang terbagi
.
Sumber: Bank Indonesia, 2009-2013
menjadi 24 unit bank swasta nasional, 102 unit bank
at
persero dan pemerintah daerah serta 3 perkreditan
ar
rakyat.
Gambar
ab
22,09 12,37 11,87 18,89 investasi justru lebih kecil digunakan dari pada
w
2009 2010 2011 2012 2013 menjadi 18,89 persen di tahun 2013, sedangkan
ht
Sumber: Bank Indonesia, 2009-2013 menurun dari 39,33 persen menjadi 39,21 persen. Hal
ini tersirat bahwa kesadaran masyarakat untuk
TAHUKAH ANDA ? berinvestasi dalam perbankan menunjukkan kondisi
Kredit perbankan (rupiah dan valuta asing) semakin membaik. Penurunan pada penggunaan
terbanyak di Papua Barat digunakan oleh
sektor perdagangan, hotel, dan restoran ,
kredit untuk konsumsi yang jauh lebih kecil
yaitu mencapai 60,53 persen. dibandingkan penurunan kredit untuk keperluan modal
kerja menunjukkan masih adanya kecenderungan
perilaku konsumtif masyarakat di Papua Barat.
Inflasi adalah persentase tingkat perubahan harga Indeks Harga Konsumen (2007=100)
Tabel
16.1 Papua Barat Januari 2011- Desember 2013 (%)
sejumlah barang dan jasa yang secara umum
dikonsumsi rumah tangga. Perubahan yang dimaksud Bulan 2011 2012 2013
adalah terjadi kenaikan atau mungkin penurunan harga Januari 140,45 143,94 151,39
barang dan jasa. Ada kalanya harga barang tidak Febuari 140,32 143,10 152,88
.id
April 138,86 144,87 156,05
pada referensi survei. Rata-rata tertimbang dari
Mei 139,17 145,68 156,56
o
perubahan harga barang dan jasa tersebut pada
.g
Juni 141,50 148,31 158,35
periode waktu tertentu (bulanan) disebut inflasi/harga
Juli 143,55 150,08 165,48
s
naik (nilainya >0) dan deflasi/harga turun (nilainya <0).
bp
Agtustus 144,60 151,43 174,62
Indikator ini dapat dipakai sebagai informasi dasar September 143,49 150,36 167,57
.
at
dalam pengambilan keputusan kebijakan ekonomi Oktober 142,76 150,84 163,85
November
ar
142,56 149,69 162,46
makro dan mikro, baik fiskal maupun moneter.
Desember 144,44 151,64 163,94
ab
provinsi. Oleh karena itu, kelancaran distribusi barang 1. Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai (wage-
w
indexation).
dan jasa dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
w
kenaikan harga. Inflasi yang tinggi akibat dari kenaikan 5. Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah (budget indexation).
tp
harga mengakibatkan daya beli masyarakat menurun, 6. Sebagai pembagi PDB/PDRB (GDP/GRDB deflator)
ht
dampaknya kinerja perekonomian menjadi menurun 7. Sebagai proxy perubahan biaya hidup (proxy of
cost of living).
dan kemiskinan cenderung meningkat. 8. Indikator dini tingkat bunga, valas, dan indeks
IHK Papua Barat tahun 2013 (kondisi bulan harga saham.
0,14 0,32
1,24 0,86 0,91
Agustus 2013. Sedangkan deflasi terendah terjadi di
.id
1,14
0
-0,85 -0,6 -0,45 -0,43 -0,84 bulan September 2013 sebesar –4,04 persen. Tingkat
-2 -0,93
o
-2,22
fluktuasi harga yang ekstrim dapat ditunjukkan dengan
.g
-4 -4,04
gambar grafik inflasi yang menyerupai gergaji.
s
-6
Semakin fluktuatif harga (kenaikan dan penurunan
bp
Sumber: Survei Harga Konsumen, 2011-2013
harga yang ekstrim) maka semakin panjang gap yang
.
at
tercipta antar titik waktu. Sebagai contoh adalah deflasi
ar
Laju Inflasi Tahun Kalender (2007=100) pada bulan November 2011 sebesar –0,10 persen,
Tabel
Januari 0,15 -0,46 -0,35 -0,93 1,24 persen. Ini adalah salah satu contoh pergerakan
a
Juli 4,48 1,74 3,91 8,29 terjadi di tahun 2013, yaitu sebesar 14,27 persen yang
tp
Tabel
16.3 Kelompok Pengeluaran 2011-2013 (%)
empat kali deflasi. Inflasi tahun kalender sampai
dengan bulan Desember 2013 lebih tinggi dari inflasi Kelompok Pengeluaran 2011 2012 2013
tahun kalender tahun 2012. Hal ini mungkin Bahan Makanan 156,45 167,38 110,08
terjadi inflasi yang tinggi, seperti hari raya idul fitri, Perumahan, Air, Listrik, Gas
142,76 145,75 106,24
.id
dan Bahan Bakar
natal, dan menjelang perayaan tahun baru pada
Sandang 123,39 128,59 100,52
o
menjelang akhir tahun 2013. Kesehatan 134,98 138,42 105,78
.g
Penghitungan angka inflasi dikelompokkan ke Pendidikan, Rekreasi, dan Olah
123,89 128,21 105,29
s
Raga
dalam 7 kelompok pengeluaran. IHK tertinggi di tahun
bp
Transpor, Komunikasi, dan
123,69 131,94 111,07
2013 berada pada kelompok pengeluaran transportasi, Jasa Keuangan
.
at
Umum/Total 144,44 151,64 108,09
komunikasi dan jassa keuangan. IHK pada kelompok
Sumber: Survei Harga Konsumen, 2011-2013
ar
Inflasi tahun kalender tahun 2013 tercatat 7,28 Laju Inflasi Tahun Kalender (2007=100) menurut
.p
Tabel
dan Tembakau
raga memiliki tingkat inflasi terendah, yaitu hanya 2,09
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan
3,85 2,09 5,34
persen. Berbeda dengan inflasi tahun kalender 2012,
ht
Bahan Bakar
pada tahun kalender 2013 terjadi deflasi pada Sandang 2,73 4,22 -2,41
kelompok pengeluaran sandang yaitu, sebesar –2,41 Kesehatan 3,89 2,55 4,77
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah
persen Raga
2,82 3,48 1,27
indikator yang berguna untuk mengukur tingkat Umum/Total 2,36 4,99 7,28
kesejahteraan petani, karena mengukur kemampuan Sumber: Survei Harga Konsumen, 2011-2013
.id
50,00 dalam empat tahun terakhir. Nilai NTP 99,64 persen
o
mengandung makna petani mengalami kerugian usaha
.g
0,00 sebesar 0,36 persen terhadap tahun dasar 2007.
s
2010 2011 2012 2013*)
IT IB NTP Nilai NTP 2010-2013 cenderung terus mengalami
bp
Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2009-2012 penurunan, maknanya meskipun kesejahteraan petani
.
*) Rata-rata Bulan Januari-November 2013 (2012=100)
at
lebih baik dibandingkan dengan tahun dasar 2007
ar
dibawah 100.
petani (It). Bila kecepatan laju Ib tidak terkontrol maka
.p
16.5 (2007=100)
://
2013*) 114,19 103,81 114,76 111,70 81,25 pada perkebunan rakyat memilikii pendapatan usaha
pertanian yang lebih baik dari pada petani pada
Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2010-2012
NTP_N : Nilai Tukar Petani perikanan subsektor lain. Diantara subsektor-subsektor tersebut
NTP_H : Nilai Tukar Petani Hortikultura
NTP_PR : Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat hanya subsektor tanaman pangan yang nilai indeksnya
NTP_PT : Nilai Tukar Petani Peternakan
NTP_P : Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan
*) Rata-rata Bulan Januari—November 2013 (2012=100)
dibawah 100 persen, yaitu sebesar 81,25 persen.
Gambar
Laju Inflasi Pedesaan Bulanan (2007=100)
16.3 Papua Barat Januari 2011-Novemer 2013 (%)
tinggi dari indeks yang diterima petani atau dapat
dikatakan petani tanaman pangan belum survive. 3,50
3,00 2,91
Secara umum inflasi pedesaan tahunan lebih 2,50
1,50
besarnya IHK total dari tahun ke tahun. Sebagai 1,00 1,02
1,25
0,99
.id
0,90
0,74 0,71
contoh di tahun 2013, IHK perkotaan telah mencapai 0,50
0,29 0,32 0,30
0,61
0,25
0,50
0,30
0,51
0,27
0,16 0,20 0,12 0,11 0,08
0,00
o
-0,09
160,71 persen sedangkan IHK pedesaan mencapai -0,50
-0,27 -0,32 -0,28
.g
-0,83
146,16 persen. Artinya bahwa di tahun 2013 telah -1,00
s
-1,50
terjadi kenaikan harga secara umum sebesar 60,71
bp
persen untuk daerah perkotaan dan 46,16 persen di Sumber: Survei Harga Pedesaan, 2011-2013
.
at
daerah pedesaan dibandingkan dengan harga tahun
ar
dasar 2007.
TAHUKAH ANDA ?
ab
persen, lebih rendah dari daerah perkotaan yang juga 16.6 Kelompok Pengeluaran 2010-2013 (2007=100)
w
16.7 menurut Kelompok Pengeluaran 2011-2013 (%) harga terendah yaitu hanya sebesar 9,50 persen (nilai
IHK=109,50).
Kelompok Pengeluaran 2011 2012 2013 Laju inflasi pedesaan tahun kalender tahun 2011
Bahan Makanan -0.52 7,49 8,83 sebesar 0,50 persen, jauh lebih rendah dibandingkan
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan
Tembakau
1.97 5,87 8,83 tahun 2012 dan 2013 dengan nilai yang terus
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan
-0.05 2,15 3,52 meningkat seltiap tahunnya. Hal ini mengandung arti
.id
Bakar
Sandang 2.92 4,04 3,32 tingkat kenaikan harga di tahun 2011 jauh lebih rendah
o
Kesehatan 1.24 2,73 2,79 dibandingkan tahun 2012 dan 2013, atau dapat
.g
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 2.70 1,55 3,55 dikatakan bahwa iklim pergerakan harganya lebih
s
Transpor, Komunikasi, dan Jasa
kondusif. Peninngkatan inflasi tahun kalender di
bp
0.46 1,21 0,98
Keuangan
Umum/Total 0.50 5,62 6,34 wilayah perdesaan tahun 2012 mencapai nilai sebesar
.
at
Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2011-2013 5,62 persen dan kembali meningkat di tahun 2013
ar
2010 2011
berpengaruh pada pergerakan garis kemiskinan
.p
15650
14298
disuatu daerah. Harga beras tahun 2010 rata-rata
w
13168 13147
7869
6970
menjadi Rp 7.869/Kg di tahun 2011. Demikian pula
w
://
TAHUKAH ANDA ?
Kenaikan harga secara umum di pedesaan
selalu lebih rendah dibandingkan di
perkotaan selama tahun 2007-2013*. Di
perkotaan harga naik 60,71% dan di
pedesaan harga naik 46,16% terhadap
tahun dasar 2007.
Tabel
17.1 Statistik Pengeluaran Penduduk 2011-2013
pengeluaran rumah tangga tahun 2013 mencapai
17.996,15 miliar rupiah. Kondisi ini tumbuh Uraian 2011 2012 2013
dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 8,12 PDRB pengeluaran 36 176 187,33 43 204 816,69 50 908 726,59
.id
Pertumbuhan di tahun 2012-2013 lebih rendah Distribusi (%) 36,33 35,2 35,35
o
dibandingkan dengan periode 2011-2012 yang Pertumbuhan(%) 9,78 8,45 8,12
.g
tumbuh 8,45 persen dengan nilai tambah PDRB tahun Rata-rata
s
pengeluaran per 596 743 816 137 876 253
2011 untuk pengeluaran rumah tangga sebesar
bp
kapita per bulan (Rp)
.
Makanan (Rp)
at 321 274 397 293 430 957
Kontribusi konsumsi rumah tangga pada Non Makanan (Rp) 275 469 418 844 445 296
ar
Sejak mulai berproduksinya LNG Tangguh pada akhir Sejak berproduksinya LNG Tangguh
.p
Persentase Pengeluaran per Kapita Makanan dan Perbandingan antara pengeluaran makanan dan
17.1 Non Makanan Papua Barat 2011-2013 (%)
non makanan dapat digunakan sebagai indikator
53,84 tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi
51,32 50,82 persentase pengeluaran non makanan maka dapat
48,68 49,18 dikatakan bahwa tingkat kesejahteraannya semakin
46,16 membaik. Pola pengeluaran makanan di Papua Barat
.id
cenderung tinggi beberapa tahun sebelum 2012,
o
namun setelah itu persentasenya berangsur menurun.
.g
2011 2012 2013 Di tahun 2011 persentase pengeluaran makanan
s
mencapai 53,84 persen menurun menjadi 48,68
bp
Makanan Non Makanan
.
Susenas, 2011-2013
at
persen (2013). Hal ini sejalan dengan hukum ekonomi
ar
1669.96 2013
2013
dikonsumsi, yaitu dengan menjumlahkan hasil kali
w
1696.60 48.13
2012
antara kuantitas setiap makanan yang dikonsumsi
w
2012
1847.90 51.03
2011 2011
tp
Gambar
Konsumsi Kalori (KKal) dan Konsumsi Protein (gram)
KKal. Kemudian di tahun 2012, konsumsi kalori 17.3 per Kapita per Hari 2009-2011
.id
1635,81
Barat juga masih berada dibawah batas standar
o
kecukupan konsumsi protein 52 gram per kapita per
.g
hari selama tiga tahun terakhir. Rata-rata konsumsi
s
bp
protein cenderung mengalami penurunan dengan Desa Kota Papua Barat
.
semakin menjauhi angka standar kecukupan konsumsi Konsumsi Protein
at
protein. Sempat mencapai besaran 51,03 gram per 54,08
ar
48,00
45,05
kapita per hari di tahun 2011 menuurun menjadi 48,13
ab
rendahnya konsumsi protein di Papua Barat lebih Desa Kota Papua Barat
w
.id
enam sangat dominan, kontribusinya mencapai 90,95
o
persen dari agregat PDRB sektor tersebut tahun 2013,
.g
sedangkan 9,05 persen lainnya dibagi antara
s
bp
2010 2011 2012 2013
subsektor hotel dan subsektor restoran. Selama lebih
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2010-2013
.
dari satu dekade ini kontribusi subsektor perdagangan
Keterangan: 2012 (angka sementara) dan 2013 (angka sangat sementara)
at
di dalam sektor enam selalu berada diatas 90 persen.
ar
21,11
.p
2010 2011 2012 2013 2010 pertumbuhannya hanya mencapai 9,6 persen, di
ht
Tabel
PDRB Papua Barat tahun 2013 mengalami 19.1 Lapangan Usaha Papua Barat 2012-2013 (Rp Juta)
peningkatan yang cukup tajam, di tahun tersebut
ADHB ADHK
Lapangan Usaha
nilainya mencapai Rp. 50,91 triliun Atas Dasar Harga 2012 * 2013** 2012* 2013 **
Berlaku (ADHB) dan Rp. 15,06 triliun Atas Dasar Pertanian 5 342 105,36 5 932 558,95 2 075 894,20 2 149 043,04
Pertambangan dan
Harga Konstan (ADHK) 2000. Nilai PDRB tersebut Penggalian
2 809 969,92 2 895 686,70 1 219 810,38 1 222 081,14
mengalami peningkatan dari Rp. 43,20 triliun ADHB Industri Pengolahan 23 105 315,06 27 633 153,59 6 333 959,20 7 105 885,60
.id
Listrik, Gas & Air
dan Rp. 13,78 triliun ADHK di tahun 2012. Bersih
126 930,32 150 650,29 40 371,11 44 012,65
o
Bila tanpa memperhitungkan subsektor minyak Bangunan 3 135 426,02 3 937 436,72 905 575,36 1 008 561,69
.g
Perdagangan,
dan gas (migas), besarnya PDRB Papua Barat tahun Hotel, dan Restoran
2 832 002,12 3 514 448,64 916 688,88 1 024 460,75
s
2013 sebesar Rp. 22,54 triliun ADHB dan Rp. 7,54
bp
Pengangkutan dan
2 043 563,86 2 416 983,61 760 509,74 838 216,91
Komunikasi
.
Persewaan & Jasa
at 797 670,17 1 008 668,67 232 429,02 261 856,68
Perusahaan
peningkatan dibandingkan tahun 2012 yaitu dari Rp.
Jasa-jasa 3 011 833,85 3 419 139,42 1 294 885,29 1 407 400,27
ar
19,17 triliun ADHB dan Rp. 6,99 triliun ADHK 2000. PDRB 43 204 816,69 50 908 726,59 13 780 123,19 15 061 518,72
ab
Lapangan Usaha
2012 * 2013 ** 2012* 2013 **
lapangan usaha tercatat pada sektor industri
w
7,11 triliun. Sedangkan PDRB ADHB dan ADHK Teluk Wondama 509 387,31 566 813,91 210 380,15 212 647,45
ht
terendah menurut lapangan usaha yaitu sektor listrik, Teluk Bintuni 19 774 681,17 24 061 709,40 5 999 485,38 5 999 444,21
PDRB ADHB dengan migas tertinggi menurut Raja Ampat 1 227 682,46 1 381 150,74 533 584,73 532 596,08
triliun. Sedangkan PDRB ADHK dengan migas PDRB PB 43 204 816,69 50 908 726,59 13 780 123,19 15 061 518,72
PDRB PB Tanpa
tertinggi juga berada di Kabupaten Teluk Bintuni, yaitu Migas
19 167 637,57 22 544 624,25 6 995 731,36 7 543 167,58
sebesar Rp. 5,99 triliun. Sedangkan nilai PDRB ADHB Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013
Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan ADHK terendah berada di Kabupaten Tambrauw,
19.1 menurut Lapangan Usaha Papua Barat 2013 (%)
yaitu Rp 110,92 miliar dan Rp 35,82 miliar.
PDRB Dengan Migas
Sektor-sektor unggulan di suatu daerah dapat
Bangunan, 7,73
Perdagangan, Hotel, dan Pengangkutan dan diketahui dari struktur perekonomiannya. Struktur
Restoran, 6,90 Komunikasi, 4,75
Listrik, Gas & Air Bersih,
0,30 Keuangan, Persewaan & perekonomian merupakan distribusi persentase nilai
Jasa Perusahaan, 1,98
tambah atas dasar harga berlaku menurut sektor.
.id
Jasa-jasa, 6,72
Struktur ini dapat memperlihatkan sektor-sektor utama
Pertanian, 11,65
o
Industri Pengolahan, yang berkontribusi besar dalam perekonomian.
.g
54,28
Ada tiga sektor unggulan yang menjadi kontributor
s
utama dalam PDRB sebagai penggerak perekonomian
bp
Pertambangan dan Papua Barat. Ketiga sektor itu adalah sektor industri
.
Penggalian, 5,69
at
pengolahan, memberikan kontribusi terbesar terhadap
ar
PDRB Tanpa Migas PDRB Papua Barat sebesar 54,28 persen; sektor
ab
Keuangan,
Pertambangan
pertanian, memberikan kontribusi 11,65 persen; serta
Persewaan & Jasa
Perusahaan, 4,47 Jasa-jasa, 15,17 dan Penggalian,
sektor bangunan memiliki kontribusi 7,73 persen.
pu
Perdagangan,
dilihat tanpa memperhitungkan subsektor migas maka
w
Hotel, dan
Restoran, 15,99
kontributor utama perekonomian Papua Barat berada
w
7,84
Listrik, Gas &
://
Pengangkutan
dan Air Bersih, dan perdagangan hotel dan restoran (15,99%).
0,67
tp
Sektor 2011 2012 * 2013** struktur perekonomian di Papua Barat yaitu dari sektor
Primer 21,00 18,87 17,34 primer ke sektor sekunder. Hal ini terlihat dari semakin
menurunnya kontribusi sektor primer dan semakin
Sekunder 58,83 61,03 62,31
meningkatnya share sektor sekunder dalam tiga tahun
Tersier 20,17 20,10 20,35
terakhir. Sektor primer pada tahun 2011 memberikan
Total 100.00 100.00 100.00
kontribusi sebesar 21,00 persen mengalami penurunan
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat (diolah), 2011-2013
Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara menjadi 18,87 persen di tahun 2012 dan turun lagi
Gambar
menjadi 17,34 persen di tahun 2013. Sebaliknya terjadi Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi
19.2 Provinsi Papua Barat 2007-2013 (%)
pada sektor sekunder, share-nya tahun 2011 sebesar
58,83 persen meningkat menjadi 61,03 persen di tahun
2012 atau hampir dua per tiga dari total PDRB. Pada
tahun 2013, sektor sekunder kembali meningkat
menjadi 62,31 persen.
.id
Pertumbuhan ekonomi disuatu daerah biasanya
o
dihitung dengan membandingkan besarnya nilai
.g
tambah antar waktu menurut harga konstan. Dengan
s
menggunakan dasar harga konstan dapat diketahui
bp
sejauh mana pertumbuhan riil dari suatu daerah tanpa
.
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013
at
dipengaruhi oleh kenaikan harga.
ar
.id
Manokwari 19,16 29,54 19,16 29,54
Sorong Selatan 13,42 15,84 13,42 15,84 telah tertimbang dengan jumlah penduduk, sehingga
o
Sorong 96,10 97,03 26,51 29,35
jumlah penduduk yang besar tidak lagi mempengaruhi
.g
Raja Ampat 27,23 30,99 16,12 18,46
besaran nilai PDRB suatu wilayah.
s
Tambrauw 15,09 8,29 15,09 8,29
bp
Maybrat 6,72 7,71 6,72 7,71 PDRB per kapita dengan migas Papua Barat di
Kota Sorong 21,20 24,93 21,20 24,93
tahun 2013 meningkat dari Rp. 53,53 juta/tahun
.
Papua Barat 52,93 61,46 23,48 27,22
at
menjadi Rp. 61,46 juta/tahun. Sedangkan bila tanpa
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013
ar
Konsumsi
Rumah 15 208 563,67 17 996 150,28 35,20 35,35 memiliki PDRB per kapita dengan migas tertinggi
w
Tangga
Lembaga
pertama dan kedua, yaitu sebesar Rp. 425,14 juta/
w
Konsumsi
Pemerintah
6 222 871,53 6 859 269,17 14,40 13,47 Sorong). Namun ketika unsur migas tidak disertakan
://
PMTB 10 051 777,20 12 538 320,69 23,27 24,63 dalam penghitungan, PDRB per kapitanya langsung
tp
Perubahan
Stok
5 198 669,32 5 019 985,33 12,03 9,86 anjlok menjadi Rp. 25,11 juta/tahun (Teluk Bintuni) dan
ht
Pertumbuhan ekonomi Papua Barat tanpa ekspor, yaitu Rp. 26.304,99 miliar (51,67%). Besarnya
minyak dan gas (migas) tahun 2013 sebesar
nilai LNG dalam ekspor menggeser posisi konsumsi
7,83 persen lebih besar dari pertumbuhan
ekonomi nasional tanpa migas (6,36 rumah tangga sejak tiga tahun terakhir. Nilai PDRB-
persen)
nya sebesar Rp. 17.996,15 miliar (35,35%).
Tabel
Laju Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Maluku
terdiri dari Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua Barat 20.1 dan Papua 2011-2013 (%)
.id
Papua Barat 27,01 15,90 9,30
dan Papua ada dibawah pertumbuhan ekonomi
Papua -5,32 1,08 14,84
o
nasional. Pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2013
.g
Indonesia 6,35 6,28 5,90
sebesar 5,90 persen, menurun dari kondisi tahun lalu
s
sebesar 6,28 persen. Semetara pertumbuhan ekonomi
bp
Sumber: PDRB menurut Penggunaan Prov.insi Papua Barat, 2013 dan
Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, 2013
Papua Barat menjadi yang tertinggi ke dua yaitu
.
at
mencapai 9,30 persen setelah Papua, sekaligus
ar
Agustus 2013
nasional, TPT Papua menempati peringkat ke 29.
ht
.id
Papua 761,62 944,80 976,40 1057,98 orang di tahun 2010 menjadi 1.057,98 ribu orang di
o
Indonesia (Jt) 31,02 30,02 28,59 28,55 tahun 2013. Penduduk miskin di Papua Barat pada
.g
Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, tahun 2010-2012 terus mengalami penurunan dan
s
September 2013
meningkat dari 223,20 ribu orang di tahun 2012
bp
menjadi 234,23 ribu orang di tahun 2013. Sedangkan
TAHUKAH ANDA ?
.
at
pada dua provinsi lainnya jumlah penduduk miskin
ar
Total alokasi dana Bantuan Langsung memiliki tren cenderung menurun dari tahun ke tahun
Masyarakat Program Nasional
ab
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM kecuali Provinsi Maluku Utara yang mengalami
Mandiri) di Indonesia tahun 2010 sebesar
peningkatan pada tahun 2011. meskipun mengalami
pu
Peringkat
Provinsi 2010 2011 2012 2013
2013 masyarakatnya hidup miskin. Pernyataan ini terbukti
w
Tabel
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
20.5 Wilayah Maluku dan Papua 2011-2013 (%)
penduduk di wilayahnya relatif tinggi.
Peringkat
Perkembangan pembangunan manusia diukur Provinsi 2011 2012 2013
2013
dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Maluku 71,87 72,42 72,70 22
Capaian IPM wilayah Maluku dan Papua tahun 2012 Maluku Utara 69,47 69,98 70,63 30
.id
Papua Barat 69,65 70,22 70,62 31
keempat provinsi ini masih tergolong papan bawah di Papua 65,36 65,86 66,25 34
o
tingkat nasional. Peringkat terbaiknya diraih oleh
.g
Indonesia 72,77 73,29 73,81
s
bp
persen dan hanya berada pada urutan ke-22.
TAHUKAH ANDA ?
.
Sedangkan Provinsi Maluku Utara, Papua Barat, dan
at
IPM Provinsi Papua (66,25%), Papua Barat
Papua hanya berada diurutan 30, 31, dan 34.
ar
(70,62%), dan Maluku Utara (70,63%)
Idealnya, jika pertumbuhan ekonomi tinggi di suatu adalah tiga provinsi yang masuk dalam lima
ab
35
dan Maluku. Mengapa hal ini bisa terjadi?. Salah satu
w
30
sebabnya adalah belum berkualitasnya pertumbuhan Papua Papua Barat
w
25
ekonomi di kedua provinsi tersebut. Disamping itu,
://
Maluku
20
ketimpangan distribusi pendapatan dapat menjadi
tp
10
meskipun pertumbuhan ekonominya tinggi. Kondisi Maluku Utara
5
seperti ini diilustrasikan oleh kondisi Papua Barat dan Pert Eko ↓ Prtmbhn Ekonomi ↑
% Pddk Miskin ↓ % Penduduk Miskin ↓
0
Papua pada Gambar 20.1. Provinsi Papua Barat 0 5 10 15 20
.id
Sorong Selatan 3946.94
Kabupaten Sorong 7415.29
Raja Ampat 8034.44
o
Tambrauw 5179.65
.g
Maybrat 5461.69
s
Manokwari Selatan 2812.44
bp
Pegunungan Arfak 2773.74
Kota Sorong 656.64
.
Papua Barat 97024.27
at
Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6 Tahun 2008, UU Pembentukan Kabupaten Manokwari
ar
Selatan dan Pegunungan Arfak
ab
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Provinsi Papua Barat 2013
pu
Jumlah Penduduk
Kabupaten/Kota
Laki-laki Perempuan Jumlah
a
.p
.id
Sorong Selatan 67,07 88,56 8,10 596,59 67,28
Sorong 68,65 92,09 8,19 606,19 69,74
o
Raja Ampat 67,07 94,86 7,64 567,35 66,08
.g
Tambrauw 66,48 77,72 5,83 449,68 51,54
s
Maybrat 66,95 91,41 8,64 588,25 67,60
bp
MAnokwari Selatan 66,64 77,45 7,10 571,62 61,91
Pegunungan Arfak 66,93 74,89 8,09 565,41 61,75
.
Kota Sorong 72,80 99,71
at
11,02 646,11 78,92
ar
Papua Barat 69.14 94.14 8.53 604.82 70.62
Sumber: Olahan Susenas 2013
ab
Tabel 1.4 Perkembangan Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat Tahun 2012
pu
dan 2013
2. Pertambangan dan Penggalian 2302782.91 2615421.89 2 809 969,92 2 895 686,70 1090051.52 1155963.54 1 219 810,38 1 222 081,14
.id
3. Industri Pengolahan 11970841.30 18689731.89 23 105 315,06 27 633 153,59 3010930.03 4957829.44 6 333 959,20 7 105 885,60
4. Listrik, Gas & Air Bersih 97557.00 110622.75 126 930,32 150 650,29 34085.13 37102.74 40 371,11 44 012,65
o
.g
5. Bangunan 2034290.84 2483291.41 3 135 426,02 3 937 436,72 718468.24 806397.72 905 575,36 1 008 561,69
s
1888243.87 2349080.27 2 832 002,12 3 514 448,64 743881.85 833958.19 916 688,88 1 024 460,75
bp
7. Pengangkutan dan Komunikasi 1437073.75 1701266.32 2 043 563,86 2 416 983,61 612201.04 691588.95 760 509,74 838 216,91
8. Keuangan, Persewaan & Jasa
556889.28 661906.16 797 670,17 1 008 668,67 198241.93 220504.93 232 429,02 261 856,68
.
Perusahaan at
9. Jasa-jasa 1927478.33 2582426.45 3 011 833,85 3 419 139,42 944223.36 1167070.11 1 294 885,29 1 407 400,27
ar
PDRB Dengan Migas 26879612.63 36170455.69 43 204 816,69 50 908 726,59 9366407.50 11916133.71 13 780 123,19 15 061 518,72
ab
PDRB Tanpa Migas 14063556.72 16567296.95 19 167 637,57 22 544 624,25 5915736.92 6534180.98 6 995 731,36 7 543 167,58
Tabel 1.6 Distribusi PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2010-2013
w
.id
4. Listrik, Gas & Air Bersih 7,3 8,85 8,81 9,02
o
5. Bangunan 9,77 12,24 12,3 11,37
.g
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,99 12,11 9,92 11,76
s
7. Pengangkutan dan Komunikasi 10,4 11,88 11,57 10,22
bp
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6,56 8,16 8,4 12,66
9. Jasa-jasa
.
20,61
at 22,54 11,91 8,69
(Juta Rupiah)
.p
Kabupaten/Kota
ADHB ADHK ADHB ADHK
w
Teluk Wondama 566 813,91 212 647,45 566 813,91 222 836,33
Teluk Bintuni 24 061 709,40 5 999 444,21 1 421 257,18 679 614,95
ht
.id
Teluk Wondama 3,94 7,90 5,39 4,79
o
Teluk Bintuni 173,13 74,16 31,50 13,27
.g
Manokwari 10,07 8,93 7,71 9,16
s
Sorong Selatan 6,40 8,78 7,45 7,05
bp
Sorong 2,47 7,28 2,07 -0,28
.
Raja Ampat 2,49 -7,16 at 5,44 8,13
Tambrauw 5,42 5,42 84,09 5,51
ar