Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Ada dua hal raden,“ sahut orang aneh itu “yang telah
kulakukan dan yang akan kulakukan.“
“O.“
“Yang telah kulakukan,“ kata orang aneh itu pula “antara lain,
aku telah menemui panglima Tartar dan memberi keterangan
kepadanya bahwa yang membunuh prajuritnya itu, bukan raden
Wijaya .... “
“Hai ....... !“ kembali Wijaya terbeliak kaget. Menemui
panglima Tartar? Tidakkah hal itu suatu hal yang berlebih-lebihan
sifatnya? Mungkinkah orang itu takkan ditangkap oleh pengawal-
pengawal panglima Tartar ? “ah, jangan engkau menjual petai
kosong dihadapanku, ki sanak,“ akhirnya ia berkata dalam nada
menegur.
“Mengapa raden menuduh begitu ?“
“Coba jawab, dalam keadaan bagaimana engkau menemui
panglima Tartar itu? Engkau tetap memakai kain kerudung muka
seperti sekarang atau tidak?“
“Mengapa harus kutanggalkan pakaian ini? Jika menghadap
raden aku masih mengenakan pakaian ini, mengapa menemui
panglima Tartar aku harus berganti pakaian? Tidakkah hal itu
berarti aku lebih takut dan lebih menghargai dia daripada raden
?“
Wijaya terkesiap tetapi pada lain saat dia tertawa datar “Ah,
tak mungkin! Tempat penginapan rombongan utusan Tartar itu
tenta dijaga ketat oleh prajurit-prajuritnya. Masakan mereka
membiarkan saja engkau masuk keluar menemui panglima
mereka ?“
“Raden berkata benar,“ sahut orang itu “tetapi aku tak lewat
para prajurit penjaganya.“
“Lalu ?“ Wijaya menegas.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Sang Hyang Baskara mulai berkemas dalam ratha kencana,
hendak memulaikan tugas sehari- hari. Melanglang jagad,
menaburkan sinar yang gemilang cemerlang keseluruh buana
raya.
Sinar keemasan dari ratha kencana sang Dewa Hari, makin
menyemarakkan suasana pagi di taman-sari keraton Daha.
Bunga-bunga warna warni beilomba-lomba merekahkan
kecantikannya.
Dalam keindahan pagi yang lembut itu, tampak raden Ardaraja
tengah mengayunkan langkah ringan, berjalan perlahan-lahan
untuk menyejukkan pikirannya yang rusuh.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kerajaan, sudah barang tentu dia tahu setiap buah tulisan dari
setiap mentri. Memang dalam hal itu, patih Aragani ahli benar.
Dia tak ragu lagi bahwa huruf huruf diatas kain putih itu adalah
tulisan adipati Wiraraja.
Sepintas sempat pula ia melayangkan pikirannya untuk
menduga-duga, apa kiranya surat dari adipati Wiraraja yang
ditujukan kepada raja Jayakatwang itu. Serentak kesan pertama
yang timbul dalam benaknya adalah, bahwa tentu ada sesuatu
yang dirahasiakan dalam surat itu. Sejauh ingatannya, tatkala
Wiraraja masih menjabat sebagai demung di pura Singasari,
rasanya dia jarang sekali atau hampir tak pernah berhubungan
dengan raja Daha. Kini setelah dipindah di Sumenep mengapa
tiba-tiba saja Wiraraja mengirim surat kepada Jayakatwang?
Sebagai seorang pelaku, sudah tentu patih Aragani masih
teringat peristiwa tentang tiga orang mentri Singasari, yani patih
mangkubumi Raganata dilorot menjadi adhyaksa di Tumapel.
Demung Wiraraja dipindah ke Sumenep dan tumenggung
Wirakreti dijadikan mentri angabaya. Dialah pelaku utama yang
mengatur pelorotan dan perpindahan ketiga mentri kerajaan itu.
“Seri baginda yang hamba muliakan. Apabila paduka berkenan
hendak mengetahui mengapa rakryan patih mpu Raganata,
demung Wiraraja dan tumenggung Wirakreti berkeras
menentang titah, paduka untuk mengirim pasukan Singasari ke
Malayu, tak lain karena mereka sesungguhnya adalah pengikut-
pengikut yang setya dari sang Batara Narasingamurti. Walaupun
yang menjadi raja di tahta kerajaan Singasari itu adalah rama
paduka rahyang ramuhun Wisnuwardhana, tetapi sesungguhnya
Batara Narasingamurti tetap menggenggam kekeuasaan. Dengan
cerdik Batara Narasingamurti telah mendudukkan pengikut-
pengikutnya yang setya itu di pucuk pemerintahan Singasari.“
“Hm,“ saat itu baginda Kertanagara termenung.
“Menurut hemat patik yang hina dina ini, gusti,“ kata Aragani
yang saat itu masih belum menjadi patih melainkan sebagai
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 27
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor : MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Brahala raksasa mahabesar dan maha mengerikan, tegak di
alun-alun negara Astina, meraung sedahsyat letus sejuta
halilintar “Hai, orang-orang Astina yang angkara murka, jika
kukehendaki, saat ini juga kerajaan dan rakyat Astina dapat
kumusnakan seketika .... “
Demikianlah amarah yang meletus dalam dada prabu Kresna
yang berkunjung ke negeri Astinapura sebagai duta perdamaian.
Ia hendak merukunkan perselisihan kaum Korawa dengan
Pandawa agar jangan sampai terjadi perang besar. Tetapi bukan
saja tujuan mendamaikan itu tak berhasil, pun prabu Kresna
tersinggung dengan sikap dan ucap fihak Korawa yang sombong
dan angkara. Murkalah sang prabu dan sekeluar dari keraton di
alun-alun dia telah ber-tiwikrama menjadi raksasa Brahala.
Demikianlah daya perbawa dari hawa amarah. Amarah yang
bertolak pada kekecewaan karena cita keinginannya tak tercapai
dan berpangkal pada dendam kesumat yang kuasa
menghancurkan segala apa di dunia.
Merukunkan Korawa dengan Pandawa pada hakekatnya
merukunkan rasa Lahir dan Batin yang selalu berselisih, tak
mudah disatukan. Lahir, yang selalu bergelimangan dengan nafsu
dan keinginan. Batin yang menjadi sumber kesadaran dan
kebijaksanaan. Lahir menuntut, sang batin menolak. Batin
menghendaki, sang Lahir enggan. Demikian apabila tiada
terdapat keseimbangan antara Lahir dan Batin, tiada pemawasan
antara Keinginan dan Kesadaran.
Walaupun tidak ber-triwikrama menjadi raksasa Brahala
seperti prabu Kresna, tetapi ledakan amarah yang terjadi dalam
dada patih Aragani ketika membaca isi surat adipati Banyak Wide
atau Wiraraja kepada raja Jayakatwang, telah menjadikan patih
itu seperti seorang Brahala. Dia meraung seperti singa kelaparan.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Maksudmu?“
“Jika surat Wiraraja yang sekarang ini disetujui raja
Jayakatwang, bukankah kedudukan rama akan terancam oleh
orang Daha ?“
“Ya,“ patih Aragani mengangguk “teruskan rencanamu.“
“Kita robah saja bunyi surat itu berupa suatu ajakan dari
Wiraraja kepada Daha untuk menyerang baginda Kertanagara.“
“Lho, mengapa begitu, Panglulut?“
“Rama, dengan tindakan itu kita akan memperoleh dua buah
keuntungan “ kata Kuda Panglulut mengulum senyum “pertama,
kita akan mengetahui bagaimana sikap yang sesungguhnya dari
raja Daha terhadap Singasari. Kedua, surat balasan raja
Jayakatwang itu kita jadikan suatu alat untuk menguasainya. Jika
dia menolak, surat itu dapat kita haturkan ke hadapan seri
baginda Kertanagara. Bukankah rama akan menerima jasa di
atas kemurkaan seri baginda terhadap raja Daha?“
“Tepat! Engkau benar-benar cerdik sekali puteraku,“ puji patih
Aragani “dengan memiliki surat balasan raja Jayakatwang itu,
Daha dapat kita tekan dan Banyak Wide juga dapat kita celakai.
Ya, aku setuju sekali dengan rencanamu itu.“
“Jika demikian, perkenankanlah hamba membuat surat yang
tulisannya akan hamba sesuaikan dengan tulisan adipati Wiraraja
dengan isi surat seperti yang kita rencanakan itu.“
Setelah mendapat persetujuan patih Aragani maka Kuda
Panglulutpun mulai membuat sepucuk surat. Memang Kuda
Panglulut pandai menulis. Tulisannya indah dan rapi sekali.
Diapun ahli dalam meniru buah tulisan orang.
Waktu menerima surat yang telah ditulis Kuda Panglulut, patih
Aragani tertawa gembira “Wahai, puteraku, engkau benar-benar
seorang sasterawan yang hebat. Tulisanmu benar-benar
menyerupai buah tulisan si Banyak Wide.“
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Dengan lidahnya yang tajam, patih Aragani berhasil
menikamkan senjata 'sanjung pujian' kepada baginda
Kertanagara sehingga mengaburkan penghargaan baginda
terhadap persembahan patung Joko Dolok dari Jayakatwang.
Aragani dapat menanamkan suatu kesadaran dalam sanubari seri
baginda, bahwa martabat seri baginda itu jauh lebih tinggi dari
segala insan dan mahluk yang berada di nusantara. Bahwa
patung Joko Dolok itu hanya kecil sekali artinya.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aragani mengangguk-angguk.
“Ki patih,“ kata maharsi Dewadanda “lalu apakah tujuan raja
Jayakatwang mempersembahkan patung Joko Dolok itu kepada
seri baginda?“
“Untuk penangkal tulah kutuk Empu Bharada.“
“O,” maharsi Dewadanda terkejut “untuk penangkal tulah
kutuk Empu Bharada? Apakah yang dimaksudkan raja Daha ?“
Patih Aragani menuturkan tentang sejarah kerajaan Singasari
dengan Daha yang sejak dahulu selalu tak pernah rukun. Hal itu
diakibatkan pada waktu empu Bharada mengguriskan air kendi
sakti dari udara untuk membagi kerajaan Panjalu, bajunya telah
tersangkut batang pohon kamal. Empu murka dan seketika itu
mengeluarkan kutuk sehingga pohon kamal itu berobah menjadi
pandak selama-lamanya. Kutuk itu memberi pengaruh pada
tugas empu yang sedang melaksanakan amanat baginda untuk
membagi atau memecah kerajaan Panjalu. Dan selanjutnya
kedua kerajaan Daha dan Jenggala itu menjadi pecah.
“Itulah yang dimaksud oleh raja Daha dengan persembahan
patung Joko Dolok itu. Patung itu akan diletakkan di makam
Wurare, tempat dahulu empu Bharada menghimpun sakti,“ patih
Aragani mengakhiri penuturannya.
“Hm,“ desuh maharsi Dewadanda “itu suatu ulasan pada
persembahannya tetapi adakah maksud lain yang tersembunyi
dalam persembunyian itu, ki patih ?“
“Tentu, maharsi,“ sahut patih Aragani dengan nada yakin
“seperti kata tuan tadi 'burung tempua takkan terbang rendah
apabila tak berada ada'. Demikian dengan peristiwa itu. Tak
mungkin raja Jayakatwang akan mempersembahkan patung yang
berhiaskan ulasan kata sedendkian luhur, apabila tiada
mempunyai maksud tertentu.“
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
III
Malam itu tiada rembulan. Cakrawala hanya dimeriahkan
beribu bintang. Angin berhembus menimbulkan suara rintih pada
ranting dan daun. Menjelang tengah malam, sayup-sayup
terdengar suara burung kulik bersahut-sahutan.
Ada sesuatu yang berbeda dengan malam-malam biasanya.
Demikian apabila orang menyempatkan diri untuk merasakan
suasana malam itu. Tetapi pada umumnya rakyat di desa
pegunungan seperti desa Panawijen yang terletak di lereng
gunung Kawi, lebih senang melepaskan diri dalam kelelapan tidur
yang berhias impian. Sehari memeras tenaga di ladang dan
kebun, cukup meletihkan badan. Hanya tidurlah tempat
pelepasan lelah, keluhan, pikiran dan segala sesuatu derita
maupun gembira dan peristiwa yang dialaminya hari itu.
Tidurpun merupakan suatu sarana untuk memulihkan tenaga dan
semangat yang telah lapuk diperas pekerjaan.
Mungkin ada seorang dua orang dari rakyat desa Panawijen
yang masih terjaga. Entah karena resah pikiran, entah karena
terjaga dari mimpi yang buruk. Dan mereka yang bangun pada
malam itu tentulah mendengar suara burung kulik menyeruak
kelelapan malam. Namun mereka terus tidur lagi. Bukan karena
tak tahu bahwa burung kulik itu pada galibnya, seperti yang
diterimanya dari cerita-cerita orang-orang tua, burung peronda
malam yang tajam selera. Karena dia selalu memberi tanda
kepada manusia apabila malam itu penjahat akan datang
menggerayang rumahnya.
Bagi rakyat desa, burung kulik selalu menjadi perhatian.
Sayang perhatian itu tidak disalurkan kearah rasa syukur ataupun
suatu rasa kesayangan atas jasa burung itu memberi tanda
kepada mereka. Karena kenyataannya, setiap kemunculan
burung kulik, hanya menimbulkan rasa perihatin yang cenderung
pada rasa takut-takut seram. Bahkan terpercik juga suatu rasa
enggan mendengar suara burung itu. Tetapi untunglah burung
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka tak lain adalah resi Lowara dan resi Uttungka dari
candi Bentar. Sesuai dengan rencana mereka maka resi Lowara
yang pura-pura menjadi pencuri untuk memikat agar empu
Paramita keluar meninggalkan rumah untuk mengejarnya.
Kemudian resi Uttungka yang masak untuk mengangkut patung
Joko Dolok. Ternyata rencana mereka telah berhasil. Resi Lowara
berhasil memikat empu Paramita mengejarnya sampai jauh
kebawah lembah. Dan resi Uttungkapun berhasil mengangkut
patung Joko Dolok.
Dalam bekerja untuk mengangkut patung Joko Dolok itu,
Uttungka mempunyai akal yang cerdik. Di rumah empu Paramita
terdapat batu-batu untuk bahan pembuatan patung. Ia melihat
batu yang bentuk dan tingginya sama dengan patung Joko Dolok,
lalu ditempatkan di tempat patung Joko Dolok dan diselubungi
dengan selubung kain hitam yang digunakan untuk menutup
patung Joko Dolok. Sedang patung itu sendiri, diselubungi
dengan kain hitam yang sudah disiapkannya. Sedemikian rupa ia
merancang pengganti patung itu sehingga apabila tidak
membuka kain selubungnya, orang tentu mengira kalau patung
Joko Dolok.
Resi Uttungka bergegas menuju ke sebuah hutan di kaki
gunug Kawi. Dia sudah bersepakat dengan resi Lowara untuk
bertemu di tempat itu. Ketika resi Uttungka tiba, ternyata resi
Lowara sudah menunggu di situ.
“Bagaimana Uttungka ?“ tegur Lowara.
“Berhasil, kakang,“ sahut Uttungka seraya meletakkan benda
berselubung kain yang dipanggulnya “inilah patung Joko Dolok
itu.“
“Bagus, Uttungka,“ seru resi Lowara “guru menitahkan, untuk
sementara waktu patung itu supaya disembunyikan dulu. Bila
keadaan memaksa, barulah boleh dihancurkan.“
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun ia bersikap
tenang.
“Hi, hi, hi, hik .... “
tiba-tiba suara tawa
mengejek itu
terdengar pula.
Sepintas seperti
berasal dari balik
sebuah gerumbul
sebelah utara.
Lowara tetap diam.
Dia tak mau lekas
terpancing oleh nafsu
melainkan
mempertajam indriya
pendengarannya. Ia
dapat menangkap
guncang-guncang
halus dari daun
pepohonan kecil
disebelah utara karena
dihembus oleh angin. Gelombang angin itu lembut tetapi kuat
arusnya. Secepat kilat ia menyelinapkan pandang kearah
hembusan angin itu. Ternyata hembusan angin itu berasal dari
sebatang pohon kamal.
“Hm, akan kubalas tipunya dengan tipu juga,“ diam-diam ia
sudah merancang rencana. Sekonyong-konyong ia bergerak
kearah gerumbul semak disebelah selatan itu tetapi tak disangka-
sangka mendadak ia membuang tubuh ke belakang dan
melayang kearah pohon kamal disebelah utara itu.
“Maling liar, kembalikan patungku ! “ hardiknya seraya
menerkam ke balik pohon.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Ya,“ sahut Sedayu “tetapi empu Paramita itu juga sakti. Dia
adalah cucu dari empu Parwa, ayah Ken Dedes yang termasyhur
itu.“
“Hm, teruskan ceritamu.“
“Aku makin curiga,“ kata Sedayu “kuikuti gerak gerik kedua
resi itu. Ternyata mereka menanam patung itu dalam hutan.
Setelah itu merekapun pergi.“
“Setan, kiranya dia tahu semua,“ desuh Ludira dalam hati
Namun ia tak menyatakan suatu apa.
“Saat itu sebenarnya aku sudah akan bertindak,“ kata Sedayu.
“Mengambil patung itu dari dalam liang? “
“Perlu apa harus mengotorkan tanganku? “
“Eh, lalu bagaimana rencanamu? “ Ludira heran.
“Bukankah kalian memberi tanda makam patung ttu dengan
meletakkan segunduk batu? “
“O, kutahu,“ cepat Ludira menukas “engkau hendak
memindahkan batu pertandaan itu, bukan ? “
Sedayu tertawa “Bukankah kalian akan bingung mencari letak
kuburan yang benar?“
“Eh, Sedayu,“ seru Ludira “mengapa berulang kali engkau
menyebut kata kalian ? Siapa yang engkau maksudkan kalian itu
?“
“Hi, hi, hi, asal sudah tahu sajalah,“ kata Sedayu kemudian
cepat-cepat melanjutkan ceritanya pula, “kubatalkan rencanaku
lalu kuikuti lagi kedua resi itu turun gunung. Kutahu salah
seorang pulang ke Singasari untuk memberi laporan kepada
gurunya. Tetapi yang seorang itu, eh, aneh benar. Dia kembali ke
tempat penanaman patung dan menggali liang itu lalu
melemparkan patung ke luar. Aku tak kuasa lagi menahan diri.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 28
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor : MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Sri Krishna memandang dengan penuh iba pada Arjuna yang
berlinang-linang airmata dan bimbang hatinya dalam
mengangkat senjata melawan Korawa, sanak keluarganya
sendiri.
“O, putera dari Pritha, janganlah engkau menuruti kelemahan
hatimu. Itulah tak selayaknya. Enyahkanlah segala keluh
kesahmu dan bangkitlah, hai, ksatrya yang gagah berani! “ ujar
Sri Krishna,
Demikian dalam waktu-waktu senggang, empu Santasmerti
sering memberi wejangan-wejangan untuk menempa iman dan
batin kedua anakmuridnya, Jaka Ludira dan Rara Sedayu.
Santasmerti adalah pujangga kerajaan Singatari yang
mengundurkan diri karena tak tahan melihat keadaan
pemerintahan Singasari. Seri baginda Kertanagara telah
mencopot mentri-mentri wredha yang setia dan makin percaya
pada patih Aragani.
Ulah krida peperangan dan ilmu kanuragan serta kedigdayaan,
hanyalah sebagai sarana kelengkapan seorang ksatrya, sebagai
halnya senjata pusaka.
Ilmu atau pusaka, hanyalah alat. Berguna atau berbahayakah
ilmu alat itu, tergantung pada pemiliknya. Yani manusianya.
Banyak orang berilmu yang membahayakan manusia, masyarakat
dan negara, karera pikiran dan jiwa orang itu sesat. Senjata dan
pusaka akan menjadi alat pembunuh yang mengerikan apabila
tangan yang menggerakkan itu manusia yang berjiwa jahat.
Maka yang penting adalah manusia dan letak dari tindakan dan
perbuatan manusia itu bersemayam pada pikiran dan bertahta
pada patin, bersumber pada jiwa.
Maka itulah sebabnya empu Santasmreti tak jemu-jemunya
mengisi jiwa kedua muridnya dengan ajaran-luhur dari sifat daa
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Hm.“
“Mungkin fihak yang menerima surat itu dan kebetulan
memang yang telah menculik, empu Raganata lalu tergesa-gesa
mengembalikan empu.“
“Tidak mungkin, Uttungka! “
“Bagaimana tak mungkin kakang? “
“Patung itu berada pada kita. Lalu apa yang dibuat pegangan
fihak itu sehingga Singa Ludira perlu memberi tekanan kepada
mereka? Apa yang harus atau berharga untuk dipertukarkan
dengan kebebasan empu Raganata itu ? “
Uttungka tertegun. Sanggahan Lowara mematikan
langkahnya. Akhirnya ia menerima alasan Lowara mengenai
ketidak keaseliannya empu Raganata di Tumapel itu “Jika begitu
mari kita kembali ke Tumapel untuk meningkus empu gadungan
itu ! “ serunya geram
Namun resi Lowara hanya merenung diam.
“Bagaimana kakang resi?“ desak Uttungka,
“Aku sedang berpikir mencari alasan kedatangan kita kepada
empu Raganata itu. Walaupun kita percaya dia bukan empu
Raganata tetapi kita harus mempunyai alasan juga untuk
menemuinya. Dan .... andaikata dugaan kita ini meleset, dia
memang empu Raganata yang sesungguhnya bagaimana kita
harus memberi alasan?“
Uttungka terkesiap. Ia menyadari bahwa dirinya terlalu diburu
ketegangan. Apa yang dikatakan Lowara itu rremang benar.
Akhirnya resi Lowara berkata juga “ Baiklah kita atur supaya
kita datang ke tempat kediaman empu Raganata pada malam
hari saja. Alasan kita, karena disuruh pula oleh guru untuk
menyampaikan pesan.“
“Pesan apa, kakang resi ?“
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“O, ada- ada saja ki sanak itu,“ sambut empu Raganata “lalu
bagaimaaa ? “
“Ternyata kedua pandita itu benar-benar datang lagi kemari
pada malam itu. Dengan ilmunya yang sakti mereka dapat
memasuki rumah lalu langsung masuk kedalam ruang peraduan
rama .... “
“O, mereka tentu kecewa “
“Benar rama,“ sahut Lembu Mandira “mereka hendak
mengambil rama tetapi mereka terkejut sekali setelah
mengetahui bahwa tubuh yang berselimut diatas pembaringan itu
ternyata hanya bantal belaka. Bergegas mereka keluar tetapi saat
itu aku sudah menunggu di luar bilik. Terjadi perbantahan tajam
dan akhirnya salah seorang pandita itu menyerang aku. Karena
aku dapat mengatasinya maka yang satupun hendak maju
mengerubuti aku. Tetapi tiba-tiba pria aneh itu muncul dan
menghadapi pandita yang hendak maju mengerubut aku itu. Aku
berhasil merubuhkan lawanku tetapi pria aneh itu dapat
dirubuhkan pandita yang menjadi lawannya. Pandita yang satu
memang sakti. Habis melontarkan pukulan dahsyat rupanya
pandita itu terus meloloskan diri. Karena saat iiu aku sibuk
menolong pria aneh tadi maka aku tak tahu kalau pandita itu
sudah lolos. Sesaat kuketahui pandita itu lenyap, akupun segera
memburu keluar dan yang kulihat hanyalah rama bersama
paman Santasmerti ....... “
Pujangga tua itu mengangguk “Ya, tentu dia.“
Lembu Mandira tarkesiap “Apakah rama berjumpa dengan
pandita itu ?“
Empu Raganata mengiakan “Ya. Dia berjalan dengan tertatih-
tatih. Ketika kami tanya, dia mengatakan kalau habis diserang
penjahat. Kakang Santasmerti kasihan lalu memeriksa tubuhnya.
Ternyata pandita itu terancam bahaya akan menderita
kelumpuhan akibat goncangan keras dari pusat tenaga dalam
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Bukan “
“Lalu siapa yang meletakkan rama di depan pintu pertapaan
paman ? “
“Entah,“ kata empu Santasmerti “cantrik melaporkan tentang
seorang pria tua yang tidur di depan pintu saja.“
“Rama,“ Lembu Mandira beralih pertanyaan kepada empu
Raganata “siapakah yang telah membebaskan rama itu?“
“Aku sendiri juga tak tahu, angger.“
“O, sungguh aneh sekali peristiwa ini,“ kata Lembu Mandira.
Sejenak merenung dia berkata pula, “memang peristiwa itu
masih tertutup kabut. Siapakah yang telah menculik rama dan
apakah latar belakang dari penculikan itu.“
“Ya,“ sambut empu Raganata “tetapi pada hakekatnya orang
aneh yang mengambil patung Joko Dolok itulah kemungkinan
besar yang telah menolong aku. Dengan demikian dapat kita
tarik kesimpulan bahwa yang menculik aku itu tentulah salah satu
diantara dua golongan. Golongan patih Aragani atau golongan
raja Jayakatwang.“
“Jika rama menduga dari fihak Jayakatwang, memang besar
kemungkinannya. Karena persembahan patung Joko Dolok itu
memang berasal dari Daha. Tetapi bagaimana rama menyangkut-
pautkan patih Aragani juga? “ tanya Lembu Mandira.
“Hal itu kudasarkan pada penampilan kedua pandita dari candi
Bentar,“ kata empu Raganata.
“Ketahuilah Mandira. Candi Bentar itu mempunyai hubungan
erat dengan patih Aragani. Secara tak disadari, candi Bentar telah
dikuasai patih Aragani. Maka aku menaruh kecurigaan bahwa
patih Araganilah yang berdiri di belakang rencana pencurian
patung Joko Dolok dari tempat empu Paramita.“
“Apa kepentingan patih itu?“ tanya Lembu Mandira.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Malam sunyi tak berbintang. Kesunyian itu makin senyap
dirasakan oleh sekelompok bayangan hitam yang tengah
bersembunyi di balik sebuah gerumbul pohon.
Lengking cengkerik kian tinggi seolah hendak mengungguli
jerit tenggoret yang sedang berdendang riuh. Sayup sayup
terdengar pula bunyi burung kulik menyanyi. Angin malam
berhembus dan menari-narilah daun-daun pepohonan.
Malam mempunyai arti tersendiri bagi para penghuni hutan.
Demikian juga kepada kelompok manusia yang tengah
mendekam dalam kegelapan gerumbul semak yang lebat.
Mereka berjumlah lima orang. Masing-masing mengenakan
kain hitam yang menyelubungi kepala hingga muka. Dalam
kegelapan malam mereka seolah tenggelam dalam kepekatan.
Salah seorang mempunyai potongan tubuh langsing dan gerak
yang tangkas.
“Raden, apakah mereka pasti lewat disini ?“ tanya salah
seorang dari mereka.
“Laporan yang kuterima, memang begitu,“ sahut orang yang
disebut raden. Dia tak lain adalah yang bertubuh langsing itu dan
tangkas itu “mudah- mudahan mereka tak merobah rencananya.“
“Sura,“ kata orang yang disebut raden itu pula “ingat, selekas
terdengar pertandaan suara burung kulik dari Patra, engkau
harus lekas mendukung ayu ini,“ ia menunjuk kepada orang yang
bertubuh kecil langsing “ke jalan dan larilah pelahan-lahan.
Apabila mereka mengejar, segera serang saja mereka. Tetapi
ingat, si Panglulut itu berikan padaku, dia bagianku jangan kalian
mengganggunya.“
Sura dan kedua kawannya mengiakan.
Sesaat hening pula. Malam makin larut. Rupanya kelima orang
itu tengah mempersiapkan suatu rencana untuk menyergap
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Biasa saja, rama. Dia selalu ramah tutur dan ramah sikap
kepadaku.“
“Memang bukan patih Aragani si serigala tua kalau dia tak
dapat menutupi hati dengan sikapnya. Dia kuatir apabila baginda
Keranagara akan sayang dan percaya kepadamu dan bersikap
baik kepadaku. Itulah yang menjadi landasan mengapa aku
mencurigainya. Dia menginginkan agar baginda Kertanagara
marah karena patung itu hilang dan hubungan Singasari - Daha
tetap tak baik.“
Dia mengangguk dan berkata “Lalu bagaimana kehendak
rama?“
“Untuk merebut kembali patung itu, Ardaraja,“ kata ramanya
“tiada lain jalan lagi kecuali kita harus melakukan pembalasan
yang berani.“
“Bagaimana tindakan yang rama titahkan?“
“Ambil patih itu dari kediamannya dan paksa dia supaya
mengembalikan patung Joko Dolok!“
Ya, dia masih ingat betapa murka wajah ramanya saat itu.
Dengan mengemban titah ramanya itu dia akan memasuki
gedung kepatihan. Tetapi kepatihan dijaga ketat sekali, tak
mungkin dia dapat memasukinya. Andaikata dia tetap nekad,
akibatnya tentu lebih buruk dari rencana yang dititahkan
ramanya. Bukan karena ia takut mati ataupun takut
melaksanakan titah ramanya tetapi ja sempat menggunatan
kepala yang dingin untuk memikirkan akibat-akibat
kelanjutannya.
Apabila dia gagal, baik tertangkap hidup maupun terbunuh
mati oleh penjaga penjaga kepatihan, bukankah mereka segera
akan mengetahui siapa dirinya itu?
Jika akibat itu dia sendiri yang menanggungnya itupun masih
dapat ia derita, walaupun ia harus kehilangan muka dan mungkin
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 29
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor : MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Taat pada perintah. Demikian salah sebuah ketentuan dari
beberapa tata-tertib bagi seorang prajurit. Tanpa rasa ketaatan
maka segala peraturan, perintah dan tata-tertib, akan semrawut
bagai beras ditampi.
Hakekat daripada arti Taat itu adalah Percaya. Percaya bahwa
perintah dari pimpinan itu adalah benar dan bermanfaat. Namun
untuk menumbuhkan rasa Taat atau Percaya, harus ditanamkan
suatu tatacara yang gigih, terutama dalam diri yang memberi
perintah atau pimpinan itu sendiri. Tatacara hidup, sikap, ulah
dan ucap, harus mencerminkan rasa tanggung jawab yang penuh
kesadaran.
Perintah adalah tanggung jawab. Taat pada perintah adalah
memiliki kesadaran akan tanggung jawab.
Patra bertindak mentaati perintah junjungannya. Selama
raden itu belum menarik perintahnya, dia tetap hendak
memotong lidah Kreta, orang yang mengaku peronda malam.
Raden itu terkejut namun ia menyadari bahwa Patra itu
seorang yang lugu tetapi taat “Patra, lepaskan !“ cepat ia
memberi perintah. Dan Patra yang selalu taat akan tuannya,
segera melepaskan orang itu.
“Sekarang berilah keterangan yang jujur,“ seru orang
berkerudung muka yang disebut raden oleh Patra.
“Baik, raden,“ kata Kreta. Tetapi sampai beberapa jenak
barulah dia berkata “Raden Kuda Panglulut hendak mengantar
orang .... “
“Siapa? “
Kembali agak tersekat kerongkongan Kreta sesaat hendak
memberi keterangan tentang soal itu. Tetapi ketika melihat Patra
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Silakan pulang nini,“ sahut raden itu yang tak lain adalah
pangeran Ardaraja “jangan kuatir, akan kutitahkan orangku untuk
melindungi keselamatanmu.“
Sedayu menghaturkan terima kasih lalu minta diri. Tiba di
rumah, ia menceritakan semua peristiwa yang terjadi kepada
ramanya, tumenggung Wirakreti.
Keterangan Sedayu itu memberi gambaran yang jelas kepada
tumenggung Wirakreti, siapa, bagaimana dan apa tujuan yang
hendak di arah patih Aragani.
“Sedayu,“ katanya “apa pesan gurumu empu Santasmerti?
Adakah beliau titip pesan juga kepadaku?“
“Benar rama “ sahut Sedayu “guru mengatakan kepadaku,
‘Nini, bagaimana cita-cita setelah engkau memperoleh ilmu di
pertapaan ini ?’ Kujawab bahwa aku ingin membaktikan diri
kepada kerajaan Singasari.“
“Bagus, Sedayu,“ kata tumenggung Wirakreti ”lalu bagaimana
kata empu ?“
“Beliau memuji juga,“ Nini, jika engkau memang sudah teguh
niatmu, akupun tak ragu lagi untuk melepas engkau ke kancah
pergolakan yang sedang bergolak di bumi Singasari. Ketahuilah
nini, bahwa sudah menjadi garis ketentuan Hyang Purasa bahwa
kerajaan Singasari akan mengalami badai gempa yang dahsyat.“
“Maksud guru, akan terjadi peperangan besar di kerajaan
Singasari ?“ aku menegas dengan berdebar-debar.
“Kodrat Prakitri tak dapat dipungkiri, nini. Kesemuanya tak lain
adalah karena ulah manusia sendiri. Patah tumbuh, hilang
berganti. Yang tua akan lapuk, yang muda akan
meremajakannya. Bila nafsu dan klesa sudah meluap ruah, pasti
akan datang badai besar untuk menyapu dan membersihkan
kekotoran itu.“
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Berita tentang kedatangan utusan maharaja Kubilai Khan,
tersebar luas menjadi buah bibir seluruh rakyat Singasari. Sudah
umum bahwa setiap peristiwa itu akan menimbulkan berbagai
macam pembicaraan. Pembicaraan yang berisi tafsiran dan
penilaian, dilanjutkan pula dengan sikap dan tanggapan atas
peristiwa itu.
Kebanyakan orang menyangka bahwa maharaja Tartar itu
tentu hendak memaksa Singasari supaya menghaturkan
gelondong pengareng-areng atau bulu-bekti kepada kerajaan
Cina. Sudah dua tiga kali utusan Kubilai Khan berkunjung ke
Singasari untuk mengadakan hubungan, kemudian menjalin
persahabatan dan lalu meningkatkannya dengan permintaan
supaya Singasari mengakui kekuasaan Kubilai Khan sebagai
maharaja di-raja atau raja dari sekalian raja. Dan sebagai tanda
pengakuan itu, raja-raja harus menghaturkan bulubekti kepada
Kubilai Kuan.
Dalam menanggapi maksud perutusan Kubilai Khan itu, sudah
berulang kali beri baginda Kertananara menolak tuntuian itu.
Singasari sebuah kerajaan besar yang berdaulat. Hubungan
dengan kerajaan Kubilai Khan hanya atas dasar persahabatan
bukan sebagai negara yang di bawah kekuasaannya.
Tetapi ada pula lain tafsiran yang menyimpang dari tafsiran
umum. Yalah bahwasanya perutusan Kubilai Khan itu tak lain
hanya bermaksud hendak meminang puteri-puteri seri baginda
Kertanagara yang termasyhur cantik jelita itu. Bukankah tiap kali
Singasari mendapat kunjungan dari raja-raja mancanagara yang
berkeinginan untuk mempersunting puteri cantik yang
menyemarakkan kemasyhuran pura Singasari ? Demikian alasan
mereka.
Bahkan ada pula yang memberi tafsiran lebih aneh, makin
menyimpang dari pikiran orang. Yalah bahwasanya raja Kubilai
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar kata-
kata yang termaktub
dalam pembukaan
surat itu, gemuruhlah
seluruh rakyat yang
memenuhi sekeliling
balairungsari. Para
mentri, gusti, tanda,
rakryan dan
hulubalang
meregangkan kepala,
menggigil geram.
Berapa sombonglah
raja Kubilai Khan itu
menganggap dirinya
sedemikian agung dan
memandang rendah
kepada baginda
Kertanagara.
Patih Aragani cepat
memberi isyarat
dengan mengangkat
tangan, meminta
rakyat tenang dan
mendengarkan
pembacaannya lebih lanjut.
Pertama-tama, kami menyampaikan salam hangat kepada raja
Kertanagara sahabat kami yang berkuasa di Singasari. Sebagai
mana raja-raja Jawadwipa dahulu kala selalu menjadi sahabat
kami dan selalu setya melangsungkan persahabatan itu karena
merasa aman sejahtera menjadi sahabat dalam naungan
kekuasaan kami.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi apa daya. Kedua mentri setya itu tak dapat berbuat
apa-apa untuk mencegah keputusan Aragani. Mereka heran
mengapa sampai sedemikian besar kekuasaan Aragani untuk
menjatuhkan hukuman pada seorang utusan mancanagara.
Walaupun baginda telah menyerahkan persoalan itu kepadanya
tetapi sekurang-kurangnya Aragani harus meminta ijin kepada
baginda lebih dahulu. Dan yang menyakitkan hati kedua mentri
setya itu, tampaknya seri bagindapun merestui tindakan Aragani.
Kebalikannya, tampak tenang-tenang saja Meng Ki
menyambut keputusan itu. Diapun heran mengapa patih Aragani
sedemikian besar kekuasaannya.
“Tuan patih,“ serunya “kami telah jatuh ke dalam
perangkapmu dan saat ini menjadi tawanan yang tak berdaya.
Berbuatlah sesuka hati tuan menurut perataran di negeri tuan
ini.“
“Tetapi ingatlah tuan patih,” tiba-tiba Meng Ki melanjut
dengan suara lantang “Khan kami yang perkasa, pasti murka
mendengar kekejaman ini dan bersedialah untuk menerima
pembalasan maharaja kami. Sejak sekarang bersiap-siaplah
mengerahkan seluruh kekuatan Singasari untuk menghadapi
gelombang pasukan negeri kami yang akan melakukan
pembalasan lebih hebat dari kekejaman yang tuan lakukan
kepada utusannya. Bumi kerajaan ini akan bersimbah darah.
Rakyatmu yang lelaki akan menjadi mayat tanpa kepala,
bergelimpangan menganak bukit. Wanita-wanita akan menjadi
barang rebutan untuk pemuas nafsu prajurit-prajurit kami. Dan
engkau tuan patih, pasti akan merasakan hukuman seperti yang
engkau jatuhkan kepada rombongan kami!“
Laksana halilintar meledak di angkasa, menggelegarlah
ancaman Meng Ki itu, menimbulkan getar dahsyat dalam hati
sekalian mentri dan hulubalang yang berada dalam
balairungsari...
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengambil kunci dari saku baju penjaga itu. Lalu membuta pintu
terali besi.
“Kuncilah dan simpan anak kuncinya,“ kata orang itu kepada
kawannya yang bertubuh kecil langsing “aku akan masuk
menemui Meng Ki.“
“Tetapi bagaimana kalau kedua penjaga ini sampai bangun ?“
seru orang yang bertubuh kecil itu dalam nada seperti seorang
anak perempuan.
“Hantam saja kepalanya supaya pingsan !“ sahut orang yang
bertubuh tinggi seraya menyerahkan anak kunci. Setelah itu dia
melangkah masuk.
Setelah melalui sebuah lorong yang cukup panjang akhirnya
tibalah dia di sebuah ruang yang diterangi dengan lampu. Ruang
itu sunyi-sunyi saja.
Segera pandang mata orang itu tertumbuk pada sosok tubuh
lelaki yang masih duduk diatas balai-balai dalam sikap seperti
orang bersemedhi. Kelima orang itu mengenakan busana yang
indah. Sedang di lantai tampak sepuluh orang prajurit terhampar,
tidur mendengkur.
Kelima orang yang duduk bersemedhi itu adalah Meng Ki dan
pembantunya. Mereka terkejut melihat kemunculan seorang yang
mukanya bertutup kain hitam.
“Siapa engkau!“ tegur salah seorang dari kelima lelaki yang
duduk di tengah-tengah.
Orang berkerudung itu mengangkat tangan selaku memberi
salam “Jangan takut, aku seorang teruna Singasari “
“O,“ desuh orang Tartar itu “hendak membunuh kami? “
“Tidak, aku bukan seorang pembunuh pengecut,“ sahut orang
berkerudung lalu balas bertanya “siapakah engkau. Apakah
engkau yang bernama Meng Ki?“
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 30
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor : MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Kulit manusia memang berbeda-beda dan dari perbedaan kulit
dan tempat maka timbullah pengelompokan bangsa. Tetapi
manusia itu tetap satu jenis. Jenis mahluk yang memiliki
perasaan yang talus dan pikiran yang tajam.
Persamaan sifat-sifat manusia itu, menimbulkan pandangan,
perasaan dan pemikiran yang sama pula. Kejahatan, di mana-
mana dan di kalangan bangsa apa pun dianggap jahat. Demikian
halnya dengan kebaikan dan kesucian.
“Ah, kiranya sifat ksatrya Singasari itu tak beda dengan
ksatrya di negeriku,“ terlintas suatu penilaian, dalam benak Meng
Ki setelah ksatrya yang mukanya ditutup dengan kerudung hitam
itu, menghilang dari pandang matanya.
Dia masih tercenung, tercengkam dalam resung bayang-
bayang peribadi ksatrya tadi. Tutur katanya yang halus,
keberaniannya yang luhur dan ketampanan wajahnya, masih
melekat dalam kesan.
Namun apabila ia teringat akan perlakuan yang dideritanya
dalam bangsal kencana pagi tadi, meluaplah darahnya. Walaupun
surat dari Kubilai Khan itu memang suatu hinaan tetapi tidaklah
pada tempatnya raja Singasari menumpahkan kemurkaan kepada
seorang utusan.
Dan yang makin menimbulkan geram adalah ulah patih
Singasari yang bernama Aragani itu. Betapa lancang patih itu
bertindak tanpa mengindahkan kewibawaan raja. Dan yang
membuatnya heran, mengapa tampaknya raja Singasari menurut
saja apa yang diputuskan patih itu. Sebagai seorang mentri
kerajaan yang berpuluh tahun mengabdi junjungan, ia cepat
memiliki pengamatan yang tajam. Bahwa antara raja Singasari
dengan patihnya itu memang telah terjalin dalam hubungan yang
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukan? Tetapi tak setiap orang mampu melakukan hal itu. Jarang
orang dapat mengendalikan nafsu, mengendapkan indera
jasmaninya“.
Shih Pi kerutkan dahi.
“Harap datuk suka memberi penjelasan mengapa mabuk laut
itu mempunyai hubungan dengan nafsu,“ akhirnya ia menuntut
keterangan.
Brahmana Phanrang tertawa “Baiklah panglima,“ katanya
“Angin atau Hawa termasuk salah satu dari empat unsur zat yang
membentuk tubuh kita. Angin, Air, Api dan Tanah, demikian
keempat unsur itu. Angin adalah napas atau hawa udara yang
kita hirup. Apabila angin atau apapun hawa dari luar yang
menyibak unsur Angin dalam tubuh kita maka bergejolaklah
nsfsu kita.“
“Aku seorang panglima,“ kata Shih Pi “otakku kasar dan hanya
berisi ilmu siasat perang belaka sehingga tak mengerti makna
yang sesungguhnya dari ucapan datuk. Dapatkah kiranya datuk
memberi keterangan yang lebih jelas pula ?“
Datuk Phanrang termenung sejenak.
“Baiklah,“ katanya sesaat kemudian “untuk menerangkan
supaya jelas dan mudah akan kututurkan sebuah cerita.“
Beberapa awak kapal dan prajuritpun tertarik akan percakapan
itu. Mereka duduk mengerumuni di sekeliling brahmana itu. Dan
brahmana Phanrangpun mulai bercerita.....
“Konon dahulu kala ada seorang maharaja-di raja yang
bergelar mahaprabu Mahabisa. Seorang maharaja yang berkuasa
besar, gagah perkasa dan taat akan kewajiban memberi
persembahan sesaji kepada para dewa-dewa. Bahkan hampir
dikata tiap hari baginda prabu Mahabisa itu selalu mengadakan
korban sesaji. Karena ketaatan dan kesetyaannya itu maka dewa-
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dunia bersama dewi Gangga. Karena jelas bahwa prabu itu masih
belum suci batinnya.
“Demikian tamsil cerita tentang angin itu,“ brahmana
Phanrang mengakhiri ceritanya “angin itu tak ubah sebagai hawa
dalam tubuh manusia. Apabila kita tak mampu menguasai, hawa
itu akan menimbulkan nafsu dan keinginan yang bermacam-
macam jenisnya. Demikian karena kalian belum mampu
menguasai keheningan nafsu dalam diri kalian maka mudahlah
badai itu membuat kalian mabuk laut.“ Hening sejenak.
Tiba-tiba panglima Shih Pi berkasa geli “O, adakah setelah
mati kita akan dapat menuju ke Nirwana? Apakah aku juga dapat
diterima di Nirwana ?“
Berkata Phanrang dengan nada bersungguh “betapa tidak,
panglima? Setiap umat Hyang Brama yang suci tentu akan
diterima di Nirwana. Tetapi tidaklah mudah untuk mencapai
tempat itu. Orang harus membuktikan bahwa semua dharma
hidupnya itu baik dan suci. Apabila batinnya masih dilekati
lumpur kedosaan, dia akan dikembalikan lagi menjelma di dunia.“
“Datuk Phanrang,“ kata Nacham seorang perwira bawahan
panglima Shih Pi “pernah kudengar tentang suatu ajaran baru
yang mengatakan bahwa ada dua jalan sesat bagi manusia.
Pertama, memanjakan hawa nafsu dan kedua, menyiksa diri
sendiri. Yang pertama, akan menyebabkan manusia rusak
batinnya dan harus kembali menjelma di dunia. Dan yang kedua,
itu-pun sia-sia .... “
Mendengar itu serentak berbanglittah brahmana Phanrang dari
tempat duduknya dan dengan murka berseru kepada Nacham
“Hai, perwira Tartar, kamu telah murtad ! Kutahu apa yang
engkau maksudkan itu. Memang dewasa ini telah timbul kaum
yang menganut faham baru dan menamakan diri sebagai
penganut Buddha. Ketahuilah, wahai perwira, kaum Mahayana itu
adalah musuhku. Janganlah hendaknya engkau berani
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rupanya dia menyadari hal itu juga. Maka diapun terus berganti
gaya permainannya. Dia harus cepat-cepat dapat menyelesaikan
perkelahian itu atau dia nanti yang akan kalah karena kehabisan
napas.“
“Dalam sebuah kesempatan dia berhasil menangkap tangan
kananku, terus dikunci dengan kedua tangannya. Maksudnya
hendak ditekuk supaya tulang lerganku patah. Aku terkejut dan
menyadari bahaya yang mengancam diriku. Aku segera
menggunakan siasat. Kulunglaikan saja lengan kananku itu tetapi
diam-diam kualirkan seluruh tenaga ke lengan kiriku ...... “
“Ah .... “ terbawa oleh daya cerita yang memikat nakhodapun
sampai mendesuh “teatu dia dapat tuan rubuhkan!“
“Benar,“ sahut Shih Pi “sebelum Tarass Bek sempat bergerak
mematahkan tulangku, secepat itu pula sudah kudahului dengan
menusukkan kedua buah jari kiriku ke perutnya. Ah .... saat itu ia
mengaum seperti singa kesakitan dan terhuyung-huyung mundur
sambil mendekap perutnya lalu roboh tak sadarkan diri lagi .... “
“Ah, tuan sungguh sakti sekali,“ nakhoda berseru memuji.
“Ah, tetapi kemenangan itu bukan kemenangan yang
menguntungkan “ jawab Shih Pi “karena nyatanya Tarass Bek
tetap mendendam kepadaku. Oleh karena itulah maka aku curiga
apabila dalam malapetaka semalam dimana kita harus kehilangan
sekian besar kapal, dialah yang merencanakan.“
“O,“ desuh nakhoda terkejut “mengapa paduka menaruh
prasangka demikian?“
“Karena sikap Tarass Bek kepadaku tetap tak berobah. Dia
tetap mendendam dan membenci aku.“
“Tetapi apa tujuannya kalau benar dia yang merencanakan,
tuan? “
“Seperti engkau ketahui, laksamana Ike Mise telah memecah
angkatan perang kita menjadi tiga kelompok. Salah sebuah
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
III
Ombak menggelegak, menebar alun putih gemerlap. Langit
cerah, bulanpun meriah. Angin berhembus datar, mengantar lima
buah iring-iringan kapal, mengarungi laut Jawa.
Malam purnama di tengah laut lepas. Seyojana mata
memandang, hanya warna biru yang tampak lepas banglas.
Tiada beda laut dengan cakrawala, tiada batas bumi dan langit.
Kapal besar yang memimpin di muka, amat indah bentuknya.
Haluan kapal berbentuk kepala ular naga. Badan kapal berhias
ukiran sisik naga dan buritan kapal merupakan ekor, dilingkari
gelang warna kuning emas.
Bulan, angin dan laut, seolah-olah mengiringi perjalanan
kelima kapal itu dengan tenang dan gembira. Seolah-olah bagai
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 31
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor : MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Apakah semua peristiwa dalam jagad ini merupakan sesuatu
yang hanya justeru kebenaran saja, ataukah segala sesuatu itu
sudah teratur dalam garis-garis kodrat kehidupan manusia. Hal
itu masih belum terpikirkan oleh raden Wijaya.
Yang jelas ketika ia masih duduk berbincang-bincang dengan
Pramudya, lurah pengawalnya di paseban luar dari wisma indah
yang disediakan patih Demang Lebar Daun sebagai tempat
penginapannya selama berkunjung ke Sriwijaya, tiba-tiba
masuklah prajurit menghaturkan laporan.
“Raden, ada seorang dayang mohon menghadap raden ?“ kata
prajurit.
“Coba engkau ulangi,“ seru raden Wijaya.
“Seorang dayang dari istana Darmasraya, mohon perkenan
paduka untuk menghadap.“
“Seorang dayang ?“ ulang Wijaya.
“Benar raden,“ sahut prajurit itu “seorang dayang perwara.“
“Dari istana baginda Mauliwarman ?“
“Demikian raden.“
“Apa keperluannya ?“ tanya Wijaya.
“Katanya hendak menghaturkan persembahan sirih dan rokok
kepada raden.“
“Adakah dia seorang diri tanpa pengawal ?“
“Benar, raden, dayang itu hanya datang seorang diri.“
“Suruh dia masuk,“ kata Wijaya.
Tak lama masuklah prajurit itu mengiring seorang wanita yang
masih muda dengan pakaian sebagai wanita biasa. Wanita itu
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Malayu itu dapat kita katakan, bahwa kedua puteri jelita itu
memang bukan jodoh mereka .... “
“Benar, kakang Pramudya,“ seru Wijaya penuh gairah
“memang kini aku makin yakin bahwa jodoh kedua puteri,
terutama puteri Candra Dewi, bukan raja-raja di tanah Malayu.“
Pramudya tersenyum “Lalu kira-kira siapakah yang raden
anggap, berjodoh dengan puteri jelita itu?“
“Ah, kakang Pramudya,“ Wijaya tersenyum “perlukah
kujelaskan kepada kakang ? Lihatlah …” ia memperlihatkan
kiriman sirih gading dan rokok tembakau dari puteri Candra Dewi.
“Ah,“ Pramudya mendesah.
“Adakah kakang Pramudya masih menyangsikan hal ini?“
”Memang suatu hal yang luar biasa bahwa tuan puteri
berkenan mengutus inang pengasuhnya untuk menghaturkan
sirih dan rokok kepada raden.“
“Kakang sesungguhnya dalam alam jagat raya ini tiada
sesuatu yang aneh dan luar biasa. Semua telah ada dan segala
apa telah tersedia. Hanya kita manusia yang belum mampu
menemukannya sehingga setiap berhadapan dengan penemuan
kita terkejut.“
Pramudya mengangguk “Lalu bagaimana maksud raden?“
“Itulah kakang,“ kata Wijaya “yang hendak kutanyakan
kepadamu, bagaimana pendapatmu sekiranya aku melanjutkan
niatku sesuai yang diamanatkan sang puteri dalam sirih dan
rokok itu.“
Pramudya kerutkan dahi. Lama ia tak dapat menjawab.
“Adakah kakang tak setuju akan niatku sehingga kakang berat
untuk mengatakan ?“ tegur Wijaya.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Bukan, raden “
“Hm,“ Wijaya berpikir pula “gadisku menganjurkan supaya
engkau lekas-lekas tinggalkan tempat itu karena perbuatanmu
berdua telah diketahui ki demang.“
“Juga salah,“ Pramudya gelengkan kepala. Wijaya garuk-garuk
kepala “Wah, kalau begitu, aku menyerah. Karena menurut
hematku, hanya ada dua kemungkinan itu yang dapat terjadi.
Cobalah kakang ceritakan saja.“
“Yang datang itu ternyata bukan puteri ki demang, melainkan
seorang bujang keluarga ki demang yang sengaja disuruh ki
demang untuk menyaru sebagai puterinya.“
“Ah,“ Wijaya mendesah kejut “lalu bagaimana perasaan
kakang saat itu?“
“Hamba terkejut kemudian marah ‘Engkau ....... “ karena tak
dapat menguasai perasaan, hamba jambak rambut bujang itu
dan hamba tempeleng..... “
“Ah,“ Wijaya mendesah kejut.
“Tetapi tepat pada taat itu dari balik gerumbul pohon
berhamburanlah beberapa belas orang; orang kademangan
menyerbu hamba. Habis sekujur badan hamba dihujani tinju dan
kaki mereka. Barulah mereka meninggalkan hamba ketika hamba
menggeletak berlumuran darah di tanah. Mereka takut kalau
sampai menimbulkan rajapati ... “
“Ah,“ makin keras kejut Wijaya dalam desahnya “jelas kakang
telah terjebak oleh muslihat ki demang.“
“Benar, raden,“ kata Pramudya “ternyata perjanjian hamba
dengan puteri ki demang telah diketahui ki demang karena
dibocorkan oleh seorang bujang yang mengetahui hal itu.“
“Di manakah puteri ki demang saat itu ? Apakah dia tak tahu
akan peristiwa yang menimpah dirimu ?“
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pramudya mengangguk.
“Nah. setelah menyadari hal itu kakang,“ kata Wijaya pula
“apakah yang harus kulakukan? Apakah aku harus tetap
melaksanakan titah seri baginda Kertanagara dengan
menyandang suatu ciri cemar, bahwa aku telah melaksanakan
suatu tugas yang sebenarnya bertentangan dengan dasar
keksatryaan dan kemanusiawian. Kedua, aku pun membiarkan
seorang puteri yang jelas memberi amanat halus untuk mengetuk
hatiku, harus menerima derita nasib seumur hidup.“
“Namun jika aku mengingkari tugas yang dipercayakan seri
baginda kepadaku, kakang, akupun akan dicerca sebagai seorang
ksatrya yang culas. Dalam menghadapi dua pilihan ini, aku
merasa bimbang, kakang.“
Pramudya kerutkan dahi merenung.
“Raden,“ katanya sesaat kemudian ”kita wajib dan harus
percaya kepada kekuasaan Hyang Jagadnata. Marilah kita
serahkan apa yang akan terjadi kepadaNYA.“
“Maksud kakang?“
“Apabila raden memang berjodoh dengan tuan puteri Candra
Dewi, walaupun terjadi gunung roboh laut terbalik, perjodohan
itu akan tetap terlaksana. Memang tampaknya suatu hal yang
mustahil apabila puteri Candra Dewi yang raden boyong ke
Singasari dan akan raden persembahkan kepada seri baginda
Kertanagara itu akan tak dapat terlaksana, kemudian puteri akan
dapat raden persunting. Tetapi telah hamba katakan, tiada
barang yang mustahil apabila Dewata Agung menghendakinya.“
Wijaya termenung. Dia ingin membantah pernyataan
pengawal iiu yang dianggapnya lemah. Tetapi kenyataan yang
dihadapi saat itu, memang tampaknya menuju ke arah iiu. Untuk
sementara waktu, dia belum dapat menemukan jalan yang baik
untuk memecahkan persoalan itu.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Raja Singasari itu layaknya menjadi ayah dari tuan puteri kita.
Sungguh suatu cela yang meneonteng muka rakyat Sriwijaya
apabila kedua tuan puteri kita akan diberikan kepada raja
Singasari yang sudah tua itu.“
Panglima Balbila tersenyum “Memang bukan hanya engkau,
pun aku peribadi dan rasanya sekalian perwira di Darmasraya
takkan merelakan hal itu terjadi. Tetapi engkau harus tahu,
Silalahi, bahwa yang menjadi peranan penting dalam kemudi
pemerintahan Sriwijaya itu sesungguhnya adalah patih Demang
Lebar Daun. Dan engkau tentu tahu pula Silalahi, bahwa Demang
Lebar Daun itu sudah lanjut usia, semangatnya sudah menurun.
Apa lagi dia hanya menumpahkan seluruh perhatian kepada
perkembangan agama Hinayana. Bukankah keadaan pasukan
perang Sriwijaya sedikit sekali kalau tak dapat dikatakan tidak
mendapat perhatian dari beliau ? Bukankah selama ini jumlah
pasukan dan perlengkapan angkatan perang kita tetap begitu
saja selama bertahun tahun ini ?“
“Benar tuanku,” kata seorang perwira setengah tua “memang
sudah lama hamba amat perihatin melihat tindakan-tindakan
tuan patih Demang Lebar Daun. Tetapi hamba hanya seorang
perwira rendah. Apa daya hamba kecuali hanya memohon
kepada dewata agar kerajaan Sriwijaya terhindar dari segala
malapetaka.“
Suasana hening mendengar rintihan hati perwira setengah tua
itu. Mereka, setiap orang, tahu dan mengakui kebenaran
daripada ucapan perwira setengah tua itu.
“Tuanku panglima,“ tiba-tiba terdengar perwira Arbangir yang
masih muda dan gagah perkasa berkata “hamba rasa, saat inilah
kita dapat membangkitkan lagi semangat dan kebesaran
angkatan perang Sriwijaya yang termasyhur itu.“
Hang Balbila terkesiap, demikian pula sekalian hadirin.
“Apa maksudmu Arbangir ?“ tegur Balbila.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Sepeninggal dari gedung kediaman panglima Balbila,
rombongan Wijaya mengiringkan patih Demang Lebar Daun yang
berkenan berkunjung ke wisma penginapan Wijaya.
Keheranan yang diliputi oleh berbagai duga dan terka akan
maksud kunjungan patih perdana dari kerajaan Sriwijaya itu,
cepat menghapus kesan buruk yang diperoleh Wijaya di gedung
kediaman panglima Balbila.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hati raden. Tetapi sebenarnya aku sudah tahu peri hal dayang
Cumbita yang datang menghadap raden siang tadi.“
“Paman patih “ seru Wijaya terkejut. Ia duga kedatangan patih
itu tentu akan membicarakan soal itu. Kemungkinan bahkan akan
memberi teguran “adakah dayang Cumbita ... “
“Secara kebetulan kulihat dayang itu berjalan di lorong yang
menuju ke istana maka kupanggilnya dan atas pertanyaanku dia
menceritakan apa yang telah dilakukannya.“
“Maaf, paman patih, hamba .... “
“Kutahu raden,“ tukas patih Demang Lebar Daun pula “bahwa
raden tak bersalah. Hal itu adalah perbuatan cucuku si Candra
Dewi sendiri.“
“Ah,“ Wijaya menghela napas longgar “tetapi paman patih,
tuan puteri Candra Dewi juga tak bersalah. Hamba rela menerima
hukuman apabila hal itu dianggap sebagai suatu kesalahan tuan
puteri.“
Demang Lebar Daun tertawa “Apa yang hendak kubicarakan
bukan untuk mencari kesalahan melainkan untuk memperbaiki
kesalahan itu. Raden, aku tak mempersalahkan cucuku Candra
Dewi, demikian pula raden. Tetapi apabila harus diadakan
sasaran untuk menumpahkan kesalahan itu maka aku
menyalahkah pada keadaan.“
Wijaya tertegun memandang Demang Lebar Daun.
“Memang tak dapat disalahkan apabila cucuku si Candra Dewi
memiliki suatu perasaan terhadap raden. Demikian mungkin
raden terhadap anak itu. Tetapi aku tak berani memastikan.“
“Paman patih,“ seru Wijaya serenjak “tiada hal yang perlu
Paman ragukan betapa perasaan hamba terhadap tuan puteri
Candra Dewi itu.“
“O, benarkah itu ?“
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 32
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor : MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Menurut cerita maka raden Burisrawa, puteri prabu Salya dari
negeri Madraka, amat tergila -gila kepada dewi Wara Sumbadra.
Tetapi dia hanya bertepuk sebelah tangan. Karena walaupun
seorang putera raja, Burisrawa itu berwajah raksasa karena dia
adalah keturunan dari begawan Bagaspati. Eyangnya itu yani
begawan Bagaspati juga seorang pandita raksasa. Apalagi Wara
Sumbadra itu sudah diperisteri seorang ksatrya linuwih raden
Pamadi yang cakap dan sakti mandraguna.
Namun raden Burisrawa tak pernah surut dari keinginan
hatinya menghasratkan sang dewi jelita. Takkan seumur hidup ia
menikah dengan wanita kecuali dengan dewi Wara Sumbadra,
demikian sumpahnya.
Tekad itu senjata maha ampuh yang mampu menghancurkan
segala rintangan dari berlapis-lapis tembok baja. Tentu mampu
pula memaksa dewa untuk meluluskan kehendaknya. Demikian
tekad yang dibekal raden Burisarawa ketika dia bersemedhi
membangun tapa.
Pancaran tekad yang membara dari jasmani pangeran yang
sedang dilanda asmara itu, bagaikan api unggun yang bergulung
gulung membentuk suatu lidah api yang menjilat jilat
kahayangan tempat para dewa benuayam. Panaslah hawa
kahayargan dan turunlah sang Batari Darga, permaisuri Hyang
Guru untuk menemui raden Burisrawa.
“Baiklah, kulup, karena tekad itu adalah mustika milik titah
dewata yang tak dapat diganggu gugat dan bahkan para
dewapun diperkenankan untuk meluluskan, maka
permohonanmu akan kukabulkan,“ kata sang Batari setelah
mendengar persembahan kata raden Burisrawa.
“Terima kasih, pukulun,“ sembah raden Burisrawa.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Lalu ?“
“Hamba hanya teringat akan pesan paduka dahulu bahwa kita
manusia itu harus berusaha karena sifat manusia itu adalah
berupaya. Tanpa memiliki sifat itu kita akan kehilangan daya
kemanusiaan kita, guru.“
Pandita Aru Perpati menghela napas “Yah, memang
demikianlah sifat manusia. Dan engkau benar-besar seorang
manusia, Sipora. Baiklah, akan kuberimu Sebuah ilmu mantra di
mana engkau nanti pasti dapat memasuki wisma penginapan
raden Wijaya dan dapat melaksanakan kehendakmu. Tetapi
ingat, Sipora, apabila dalam pelaksanaan itu engkau tertumbuk
akan sesuatu yang merintangi usahamu, janganlah engkau
memaksakan diri. Engkau harus mengakui bahwa apa yang
kupaparkan kepadamu tadi mengenai bintang dan kodrat Hyang
Widdhi itu, adalah benar. Jangan engkau memaksakan untuk
melanggar kodrat atau engkau nanti akan mendapat kutuk
dewata.“
Sipora setuju dan pandita Aru Perpatipun segera membekali
muridnya dengan mantra yang dapat melelapkan para penjaga
wisma terlena pulas, itulah sebabnya maka dengan mudah
dapatlah Sipora bersama kawannya masuk ke dalam wisma dan
menyelinap ke dalam bilik peraduan raden Wijaya lalu
mengayunkan parang dan rencongnya.
Saat itu Wijaya masih tidur pulas dan parang serta rencong
melayang bebas menuju ke sasarannya.
“Uhhhhh,“ tiba-tiba mulut Sipora mendesis kejut ketika dalam
pandangannya dan pandangan kawannya, dari ubun-ubun kepala
Wijaya memancar asap putih yang berbentuk bunga padma itu.
Sipora menghimpun seluruh tenaga untuk membelah asap
kelopak itu. Namun makin mengerahkan tenaga makin hilanglah
kekuatannya. Hal itupun dialami oleh kawannya.
Cek, cek, cek ....
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Menjelang unggas dan margasatwa sibuk berkemas menuju ke
sarang peristirahatan, menjelang kelelawar ber-siap2
meninggalkan cerobong daun tempat persembunyiannya,
suasana rembang petang di jalan yang merentang ke pura Daha,
tampak makin tegang lengan.
Bukan melainkan bangsa unggas dan margasatwa, pun daun-
daun, bunga-bunga dan pohon-pohon bahkan debu-debu di jalan
itu, sudah mulai merunduk hening, menghentingkan kesibukan-
kesibukan di kepanjangan siang hari.
Hari merayap-rayap menuju ke kegelapan.
Tiba-tiba dari arah jauh di balik bukit, sayup-sayup terdengar
derap kuda berlari. Riuh dan gemuruh.
Suara itu makin dekat dan makin jelas. Bukan hanya seekor
melainkan beberapa ekor kuda. Tak berapa lama kemudian
muncullah lima penunggang kuda. Seolah-olah berpacu dengan
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 33
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor : MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Setelah mendengar pembicaraan Wirondaya, ada sesuatu
yang terkilas dalam ingatan putera mahkota dari kerajaan Daha
itu.
“Wirondaya,“ tiba-tiba Ardaraja berseru bengis “pernahkah
adipati Wiraraja mengirim pengalasan yang membawa surat ke
Daha ?.”
Wirondaya terbeliak “Sepanjang pengetahuan hamba, tidak
pernahlah gusti Adipati mengirim pengalasan kecuali baru hamba
kali ini.”
Kini Ardarajalah yang terkesiap. Selintas teringatlah ia akan
peristiwa dua orang Madura yang mengaku sebagai utusan
adipati Wiraraja ke Daha. Tetapi kedua pengatasan itu telah
memberikan surat adipati kepada seorang yang mengaku sebagai
pangeran Ardaraja. Karena marah ia membunuh kedua
pengalasan itu.
Teringat pula betapa karena peristiwa itu, ia telah mencurigai
patih Aragani sehingga hampir saja terbit bentrokan. Kini ia telah
mendapat gambaran jelas bahwa ada seseorang yang sengaja
hendak mengadu domba antara Daha dengan patih Aragani.
Pemikiran itu menimbulkan kesan bahwa, walaupun raden
Wijaya sedang berada di tanah Malayu tetapi di Singasari telah
muncul seorang pembela Singasari yang cerdik, licin dan sakti.
Pangeran itu seorang yang banyak curiga, berhati bimbang,
berpendirian tak menentu. Dia putera raja Jayakatwang tetapi
pun putera menantu baginda Kertanagara.
Dalam hal rencana ayahanda Jayakatwang untuk menyerang
Singasari, sesungguhnya Ardaraja masih bimbang. Ke arah
manakah ia hendak bersandar ?
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua penunggang
kuda itupun makin
dekat.
“Sedayu jangan
engkau menurutkan
kepanasan hatimu.
Kutahu engkau tentu
penasaran atas kata-
kataku tadi. Tetapi
janganlah engkau
pikirkan dalam hati.
Dan yang kita hadapi
ini tugas penting,
kalau ..”
Tiba-tiba tubuh
dara itu merangkak
maju ke gunduk
karang yang dekat
dengan tepi jalan.
Ludira cemas dan
hendak menyusul.
Tetapi pada saat itu
kedua penunggang kudapun sudah lalu di dekat tempat Sedayu.
Terpaksa Ludira hentikan gerakannya karena kuatir diketahui
musuh.
Singngng ....
Terdengar desir suara yang halus dari sebuah lingkaran tali
yang melayang. Apabila tak memperhatikan tentu orang takkan
tahu layang tali yang berwarna hitam dan kecil. Apalagi malam
gelap.
“Huh, apakah ini ..... “ tiba-tiba salah seorang penunggang
kuda berteriak karena menyangka lehernya telah dililit oleh
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/