Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Banyak macam dan jenis siksa. Siksa badan dan siksa batin.
Diantaranya yang paling menyiksa hati adalah seperti yang
dialami Nararya saat itu. Melihat sesuatu perbuatan jahat, tetapi
tak dapat berbuat apa2. Dan bagi Nararya siksa batin yang
diderita, saat itu lebih mengerikan daripada siksa badan apabila
ia tertangkap oleh penjaga2 tumenggungan dan dijatuhi
hukuman. Sedemikian dekat, hampir didepan hidung, ia melihat
seorang penjahat hendak berbuat sesuatu terhadap diri seorang
gadis, puteri tumenggung. Entah apa yang akan dilakukan
penjahat itu tetapi yang jelas tentu tidak baik tujuannya.
Dan sesaat membayangkan bahwa puteri seorang
tumenggung itu tentu gadis yang cantik, terhentaklah darah
Nararya seketika. Ia dapat merasakan gelora sifat kejantanan
seorang lelaki apabila melihat gadis atau wanita cantik. Tidakkah
demikian tujuan penjahat itu .....
“Uh ....” Nararya mendengus dalam hati penuh rasa geram.
Serentak sifat keksatryaannya tak dapat dikuasai lagi “jika
penjahat ini sampai melakukan perbuatan terkutuk hendak
mencemarkan kehormatan puteri tumenggung, aku harus keluar
menghajarnya!” demikian ia membulatkan tekad, menghapus
segala kecemasan akan segala akibatnya.
Karena rebah tengkurap dibawah kolong pembaringan,
Nararya hanya dapat melihat kaki si penjahat. Ia tak tahu apa
yang dilakukan oleh penjahat itu. Ia bersiap-siap, apabila kaki
penjahat itu naik ke pembaringan, ia akan menerobos keluar dan
menghajarnya. Tetapi walaupun bergerak-gerak, kaki penjahat
itu tetap menginjak lantai.
“Apakah yang dilakukannya ?” ia menimang-nimang penuh
keheranan. Tiba2 ia terbeliak pula ”Apakah dia membunuh puteri
?” hampir tak dapat ia menguasai keinginannya untuk segera
menerobos keluar. Tetapi pada lain kilas, pikirannya menjawab
sendiri “Ah, jika dibunuh, paling tidak puteri itu tentu
mengeluarkan suara rintihan dan menggelepar-gelepar. Tetapi
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak terdengar suara apa2, baik dari mulut puteri maupun dari
gerak tubuhnya yang meronta-ronta”
Lalu apa yang tengah dilakukan penjahat itu ? Demikian ia
bertanya dalam hati. Sebelum ia menemukan dugaan, tiba2
penjahat itu mengisar kaki ayunkan langkah, membuka pintu.dan
terus lenyap keluar.
Kali ini kejut .Nararya tak terperikan lagi. Memandang
bayangan punggung penjahat itu, ia melihat penjahat itu
memanggul sesosok tubuh. Dan kepala orang yang dipanggul
dan terkulai dibelakang bahunya itu jelas seorang anak
perempuan. “Itulah pateri tumenggung” serentak ia memastikan
dan terus menerobos keluar. Sesaat ia keluar dari kolong
pembaringan, penjahat itupun sudah membuka pintu. Dan ketika
ia lari memburu ke pintu, ternyata penjahat itu sudah lari ke
belakang gedung keputren. Iapun memburu.
Suasana gedung tumenggungan sunyi senyap. Melintas
sebuah taman di belakang keputren, merupakan bagian belakang
dari gedung tumenggungan. Banyak pohon2 yang tumbuh.
Sebagian besar pohon buah-buahan. Rupanya halaman luas
disitu dijadikan kebun buah-buahan. Cuaca masih gelap. Ia tak
sempat lagi memikirkan mengapa para penjaga tumenggungan
tak tampak sama sekali. Ia terus lari ke kebun belakang. Berhenti
sejenak untuk mengeliarkan pandang menembus kegelapan yang
menyelubungi suasana kebun itu lerentak pandang matanya
tertumbuk akan sesosok benda hitamyangtengahmerangkak naik
keatas pagar tembok.
“Itulah dia !” Nararya terbeliak dan serentak ia lari ke tempat
itu. Tetapi sebelum ia sempat tiba, orang itupun sudah loncat
turun ke luar pagar tembok.
“Hebat” pikir Nararya “dengan memanggul orang, dia masih
setangkas itu memanjat pagar tembok. Tentu bukan sembarang
penjahat”
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang benar. Dunia ini kotor dan manusia itu dikuasai oleh
nafsu2. Banyak yang berhati culas. Seperti pengalasan ini. Tak
mungkin dia tak dapat mengerti maksudku melainkan dia
memang sengaja hendak menolak. Jika aku yang mengantar
puteri tumenggung ini ke tumenggungan, tentulah aku yang
mendapat ganjaran. Dia dan kawan-kawannya, bukan saja tak
menerima apa2 tetapi kemungkinan akan mendapat marah
tumenggung Antaka. Maka dia memutuskan hendak menangkap
aku dengan pertimbangan, akulah yang akan dijadikan kambing
hitam sebagai penjahat. Dia dan kawan-kawannya akan
mendapat ganjaran karena dapat menangkap penjahat dan
menyelamatkan puteri tumenggung ....”
Hanya beberapa kejab Nararya terbenam dalam renungan
menilai sikap dan tindakan Watu Wungkuk yang sedemikian
ngotot hendak menangkapnya “Ki sanak, jangan engkau
menguatirkan diriku. Aku hanya menolong puteri tumenggung ini
dan sekali-kali tidak mengharap ganjaran dari gusti menggung.
Apabila gusti menggung hendak memberi ganjaran, biarlah
kuberikan kepadamu”
“Tutup mulutmu !” bentak Watu Wungkuk dengan marah. Ia
merasa isi hatinya telah ditelanjangi Nararya. Karena malu, ia
marah sekali “aku adalah orang kepercayaan tumenggung
Antaka. Banyak sudah berapa banyak ganjaran dan kepercayaan
yang dilimpahkan tumenggung kepadaku. Engkau harus
kutangkap bukan karena kuatir tak mendapat ganjaran dari gusti
menggung melainkan karena engkau memang penjahat yang
hendak menculik rara ayu dan karena tertangkap, ,aka engkau
mengaku sebagai pahlawan yang menolong rara ayu dari tangan
penjahat. Penjahat menurut khayalanmu sendiri”
Betapa pandai Watu Wungkuk berbantah dapat dirasakan
dalam suasana itu. Ketika Nararya mengemukakan pernyataan
hendak mengantarkan Savitri ke tumenggungan, sebagian besar
prajurit dan pengalasan tumenggungan menyetujui. Bahkan
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hilang. Tepat pada saat ia terbangun dan sadar benar2, saat itu
Nararya sedang menginjak punggung Watu Wungkuk dan
kemudian setelah rombongan pengalasan dari tumenggung itu
hendak menyerang dengan senjata, Savitri segera menjerit
menghentikan tindakan mereka.
Pada saat Nararya menurunkan tubuh Savitri ke tanah, iapun
lepaskan injakannya pada punggung Watu Wungkuk. Watu
Wungkuk melenting bangun, menyambar pedang dan terus
membacok Nararya.
“Watu Wungkuk, engkau berani membangkang perintahku ?”
bentak Savitri marah. Namun pedang Watu Wungkuk sudah
terlanjur melayang. Untung Nararya dapat menghindar mundur.
“Rara, dia penjahat ....”
“Tutup mulutmu, setan bungkuk!” karena marah perintahnya
tak diindahkan, Savitripun memaki pengalasan itu. Kemudian ia
memberi perintah kepada beberapa prajurit “Tangkap manusia
kurang ajar ini!”
Karena takut akan puteri tumenggung Antaka, beberapa
prajurit segera maju dan mencekal kedua tangan Watu Wungkuk,
merampas senjatanya.
“Rara, mengapa rara marah kepadaku karena hendak
kubunuh penjahat itu” masih Watu Wungkuk berani buka suara.
“Siapa bilang dia penjahatnya!” bentak Savitri.
“Tetapi rara, dia jelas memanggul rara hendak dibawa lari”
sanggah Watu Wungkuk.
“Aku lebih tahu dari engkau!” hardik Savitri pula “dia hendak
mengantarkan aku ke tumenggungan” kemudian gadis itu
berpaling kearah Nararya. Ia terkesiap ketika beradu pandang.
Dalam cengkeraman rasa kantuk yang tak dapat ditahan,
masih dapatlah walaupun samar2, Savitri menangkap semua
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Wukir Polaman atau gunung Polaman saat itu terancam dalam
kepekatan malam bisu. Gelap gelita. Sesosok tubuh menyeruak
jalan kecil yang merentang kearah sebuah lembah. Dia tak jeri
akan cuaca gelap. Tak takut akan bayang2 hitam yang bergerak-
gerak diatas jalan. Iapun tak gentar mendengar bunyi cengkerik,
tenggoret dan kelelawar2 yang terbang berkeliaran mencari
mangsa.
Ia tak menghiraukan apapun. Langkah yang lebar,
menggegaskan kaki agar cepat melintas jalan kecil itu. Rupanya
ia amat terburu-buru seperti orang berlomba.
“Aku harus mendahuluinya” kata orang itu dalam hati. Ia
tertegun berhenti karena terkejut. Ia sangsi apakah kata2 itu
diucapkannya dengan mulut atau hanya dalam batin. Ia kuatir,
suaranya itu terdengar kesekeliling tempat itu. Dalam tempat
yang sesunyi seperti saat itu, suara yang betapapun kecilnya,
mudah terdengar, mudah terbawa angin. Bahkan napaspun
mungkin terdengar orang.
Beberapa saat kemudian ia meyakinkan diri bahwa disekeliling
tempat itu tiada orang lain kecuali dirinya. Setelah itu baru ia
ayunkan langkah lagi. Lebih cepat.
Lelaki itu bertubuh tegap, masih muda. Pinggangnya menyelip
sebatang pedang. Aneh. Saat itu tengah malam dan tempat itu
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Siapa ?”
“Bekel dari Daha yang bernama Sindung. Dialah yang
memerintahkan anakbuahnya untuk mengambil gong pusaka itu.
Kemudian ia mengatur rencana agar anakbuah yang mengambil
gong itu saling bunuh membunuh sendiri. Dengan demikian
rahasia pencurian gong pusaka itu dapat terjamin tiada diketahui
orang”
“Jika demikian” kata Gajah Pagon ”langkah penyelidikan kita
baiklah ditujukan kepada kedua tempat itu”
Nararya mengangguk. Kemudian keduanya segera tinggalkan
lembah, pulang ke gua Selamangleng.
Ternyata kehadiran Nararya dan Gajah Pagon di lembah itu
karena mendapat laporan dari bekel Saloka. Bahwa ketika ia
menjadi tenaga upahan sebagai pelayan dalam perjamuan di
gedung kediaman tumenggung Sagara Winotan, ia dapat
mengumpulkan beberapa berita penting.
Seperti sengaja disiarkan orang, maka dalam perjamuan itu
ramai juga dibicarakan tentang kabar2 yang menyatakan bahwa
gong pusaka telah disimpan di sebuah gua rahasia di gunung
Polaman.
“Bekel Saloka berusaha menyelidiki sumber dari yang
menyiarkan berita2 itu tetapi tak berhasil menemukannya. Berita
itu cukup santer dan ramai menjadi buah pembicaraan tetapi tak
diketahui darimana sumber pembicaraan itu. Dan orang2 yang
membicarakan gong pusaka itu, lebih banyak terpikat beritanya
mengenai tempat gong pusaka itu daripada mencari tahu sumber
pemberitaannya.
Hanya sepanjang pengamatan bekel Saloka selama perjamuan
peralatan nikah itu berlangsung, ia mendengar juga tentang
hadirnya utusan dari baginda Kertanagara dan seorang
pengalasan yang mewakili patih Aragani.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 8
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor : MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Lenyapnya seorang prajurit bhayangkara keraton, lebih pula
yang berpangkat bekel seperti bekel Kalingga, tentu cepat
menarik perhatian para bhayangkara yang lain, terutama
anakbuah bekel itu.
“Bagaimana engkau tahu bekel Kalingga telah lenyap,“ tanya
tumenggung Bandupoyo kepada bekel Mahesa Rangkah yang
menuturkan peristiwa itu.
“Beberapa prajurit bhayangkara yang menjadi anakbuah bekel
Kalingga bingung mencarinya. Mereka ada yang datang bertanya
kepadaku.”
“O, tahukah engkau ?.”
Bekel Mahesa Rangkah tak lekas menyahut.
“Rangkah, tahukah engkau tentang diri bekel Kalingga yang
lenyap itu ?” tumenggung Bandupoyo mengulang pertanyaannya.
Mahesa Rangkah tak menjawab melainkan mengeliarkan
pandang ke sekeliling. Sikapnya penuh kewas-wasan.
“Eh, mengapa engkau Rangkah? Mengapa pagi ini sikapmu
agak berbeda dengan adat kebiasaan ?” tegur tumenggung
Bandupoyo.
“Kakang menggung” akhirnya berkatalah Mahesa Rangkah
dengan suara pelahan ”harap kakang jangan keras2 berbicara.”
“Rahasia?” tumenggung itu makin heran.
“Lebih baik jangan sampai terdengar orang” bekel Rangkah
tak langsung menjawab ”akan kuceritakan apa yang kuketahui.”
Tumenggung Bandupoyo mengangguk.
“Aku mengatakan tak tahu menahu tentang diri bekel Kalingga
kepada anakbuahnya itu. Dan atas pertanyaanku, anakbuah itu
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Serasa meledaklah ruang kepatihan ketika patih Aragani
menghamburkan kemarahannya kepada bekel Seta Arang yang
menghadapnya.
“Keparat!” teriaknya ”gong yang engkau bawa itu hilang?.”
Seta Arang gemetar. Ia mengira bekel Lingga sudah
menghadap dan menghaturkan laporan kepada patih Aragani
ternyata bekel itu tak tampak.
“Mohon gusti melimpahkan ampun kepada diri hamba. Tetapi
peristiwa itu memang mengherankan sekali. Kakang bekel Lingga
tentu dapat memberi kesaksian ke hadapan gusti patih.”
“Bedebah!” teriak Aragani pula ”bekel Lingga? Mana dia?.”
“Adakah bekel Lingga belum menghadap gusti patih?” Seta
Arangpun terkejut.
“Keparat!” bentak patih Aragani pula. Jika marah patih itu
memang tak henti-hentinya menghambur hamun makian yang
menggebu- gebu ”engkau bersama dia, mengapa engkau tak
tahu dimana dia berada.”
Dengan gemetar Seta Arang lalu menceritakan semua
peristiwa yang telah terjadi di guha lembah Polaman itu.
“Siapa pemuda yang bertempur dengan engkau itu ?.”
“Tetapi jelas bukan dia yang mengambil, gusti” kata Seta
Arang ”karena dia hanya salah faham kepada hamba dan
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kamal bersangsi.
“Benar, kakang Kamal” kata pula prajurit yang lain” jika kita
lenyapkan mereka, empu tentu tak tahu siapa yang telah
membunuh puteranya.”
“Tetapi raden Kuda Panglulut tidak memberi perintah kita
untuk melakukan pembunuhan” kata Kamal ”lebih baik kita ikat
dia saja. Kita nanti laporkan pada raden Panglulut.”
Mandira pingsan. Tangan dan kakinya diikat. Demikian pula
bujang tua Sonto. Setelah itu Kamal dan ketiga kawannya lalu
masuk ke dalam. Mereka bertemu dengan Saprang dan
kawannya ”Empu Raganata tak berada di rumah, engkau dapat
melakukan penyelidikan dengan leluasa,” kata Kamal kepada
Saprang.
Kawanan prajurit itu segera menggeledah gedung kediaman
adhyaksa. Tetapi mereka tak menemukan suatu apa. Akhirnya
mereka kembali ke ruang depan ”Mungkin kawan yang melihat
bekel Lingga berada di gedung ini, salah lihat,” kata Kamal.
“Bagaimana dengan anak dan bujang tua ini ?” tanya Saprang
”jika mereka sadar, tentu dapat melapor pada empu Raganata.”
“Kalian tunggu disini” kata Kamal ”aku hendak menemui raden
Kuda Panglulut. Kalau dia memerintahkan supaya dibunuh, kita
bunuh.”
Kamal segera bergegas meninggalkan gedung kediaman
adhyaksa empu Raganata. Ia menghadap Kuda Panglulut dan
melaporkan peristiwa yang terjadi.
Setelah merenung beberapa saat, Kuda Panglulut berkata
”Memang benar. Anak dan bujang tua itu pasti dapat
menimbulkan bahaya bagi kita. Lebih baik selesaikan saja
mereka.”
Bergegas Kamal kembali ke gedung adhyaksa, disambut
dengan pandang penuh penantian oleh beberapa kawannya.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 9
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor Teks :
MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Editor : MCH
Dendam merupakan siksa batin yang paling menyiksa. Jika
ditekan, akan merupakan api dalam sekam. Bila diluapkan, akan
menjadi lahar dahsyat dari gunung berapi.
Dalam menghadapi sesuatu, terutama yang menyangkut soal
perasaan, entah sedih, entah benci ataupun dendam kesumat
dari kemarahan dan kebencian, kita hanya menempuh dua jalan.
Menekan atau meletuskan perasaan yang tengah membara itu.
Pada hal akibat dari kedua jalan itu hanya suatu penundaan dari
peletusan. Menekan rasa dendam hanya suatu penundaan waktu,
suatu penghindaran dari kenyataan. Sifatnya hanya seperti api
dalam sekam. Diluar tenang, didalam membara.
Meluapkannya, menimbulkan bahaya bermacam akibat. Akibat
yang memungkinkan segala macam kemungkinan yang tak
mungkin. Semisal lahar gunung berapi ataupun air bah. Segala
kemungkinan bencana, mungkin terjadi.
Dimana pikiran cerah berkabut, maka berarak-araklah awan
gelap perasaan hati. Dan tak lama awan mendung itu akan
berhamburan sebagai hujan lebat. Halilintarpun akan memekik-
mekik seolah merobek angkasa, membelah bumi. Bencana, tetapi
alam menghendaki. Demikian pula dengan rasa dendam
kemarahan atau kesumat. Bencana, tetapi manusia tetap
menghendaki, bahkan menikmati dengan senang.
Hujan menyegarkan bumi, menyejukkan udara, memeriahkan
suasana alam. Adakah rasa dendam juga demikian akibatnya
terhadap alam pikiran dan bumi hati manusia ?
Hujan termasuk unsur Air yang menghidupkan alam semesta.
Tanpa air, alam akan gersang, kering dan binasa. Dendam,
termasuk unsur Nafsu yang menghayat dalam sifat
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pangeran terlongong-longong.
“Bagaimanakah pangeran mendapatkan ikan bader itu ?“
tanya puteri begawan itu.
“Aku mengupah seorang penangkap ikan untuk
mencarikannya, yayi.”
'“Ah, itulah sebabnya putera paduka menolak makan ikan itu,
kakang.”
“Tetapi itu bukan pemberian orang. Aku membayar upah
kepadanya. Aku membelinya dengan uang, yayi “ sanggah
pangeran.
Puteri begawan gelengkan kepala “Putera paduka itu memang
ksatrya utama, kakang. Dia menolak makanan pemberian orang.
Dia pun tak menyukai cara memperoleh makanan yang
diidamkannya itu dengan mengandalkan kekuasaan uang. Dia
menghendakinya secara ksatrya.”
“Apa yang engkau maksudkan dengan cara ksatrya itu, yayi
?.”
“Seorang ksatrya harus menetapi dharma keksatryaannya.
Apabila berjanji hendak mencarikan sesuatu harus dengan jerih
payahnya sendiri. Tidak mengandalkan pada bantuan orang,
pengaruh uang dan pemberian orang.”
Pangeran berangkat pula. Sampai beberapa waktu ia masih
duduk termenung-menung di tepi telaga. Hatinya penuh berkabut
kesangsian. Antara takut mati tenggelam dan permintaan jabang
bayi dalam kandungan isterinya. Betapa kejutnya ketika
menyadari bahwa surya sudah hampir tenggelam di balik gunung
sebelah barat.
'“Aku seorang pangeran, aku putera raja yang kelak
menggantikan rama prabu. Jika mencebur ke dalam telaga saja
aku takut, bagaimana mungkin aku dapat menghadapi berbagai
masalah dan persoalan besar, bahkan bahaya2 yang mengancam
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Sungguh tepat
dan tinggilah suri
tauladan yang
terkandung dalam
cerita paduka itu, gusti
“ akhirnya cepat2 ia
menghambur kata
agar jangan raja Daha
mengetahui perobahan
wajahnya “tetapi
hambapun teringat
akan sebuah ujar2
bahwa seorang ksatrya
itu layak disebut
ksatrya bukan hanya
karena sifat kegagah-
annya, keberaniannya
dan keteguhan
tekadnya untuk
melaksanakan cita2
dan kewajibannya,
semisal dengan
pangeran yang
akhirnya
membenamkan
tekadnya untuk
mencari ikan bader ke dalam telaga itu. Pun yang terutama harus
memiliki jiwa dan budi yang luhur, berlapang dada untuk
memaafkan yang salah, jujur dan tiada pendendam. Terutama
seorang ksatrya harus tahu menghargai budi..”
Terkejut akuwu Jayakatwang ketika mendengar kata2 patih
Aragani. Secara tak langsung, patih itu telah memberi jawaban
atas isi hatinya. Jika demikian, jelas patih itu tentu tahu kemana
arah maksud ceritaku tadi ? Pikirnya.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakinya terpisah dari lantai. Dan sebelum tahu apa yang terjadi,
ia rasakan tubuh membubung naik ke udara dan terus meluncur
deras kebawah, bluk ....
“Aduh .... “ bekel Liman menjerit keras, menggelepar-gelepar
diatas lantai laba tak bergerak-gerak lagi.
Ternyata Mahera Rangkah berhasil memasang siasat. Lebih
dulu ia membiarkan pinggangnya dicengkam lawan. Pada saat
perhatian lawan tercurah hendak merebahkan tubuhnya Mahesa
Rangkah segera bertindak. Ia mencekik tengkuk lawan dengan
sekeras-kerasnya, setelah merasa bahwa tenaga lawan mulai
mengendor, barulah ia mengangkat tengkuk orang ke atas dan
makin ke atas, kemudian dengan menghimpun segenap tenaga,
segera ia menghempaskan tubuh orang ke lantai. Rupanya
bantingan yang dilakukan Mahesa Rangkah itu cukup keras
sehingga kepala bekel Liman berlumuran darah dan orangnyapun
tak ingat diri.
Suasana dalam ruang perjamuan gempar seketika. Bukan
karena bekel Liman dapat dikalahkan tetapi karena kekalahan
bekel itu amat menyedihkan, kepalanya menderita cidera yang
parah.
“Engkau gagah sekali, prajurit “ seru seorang tamtama
bernama Datu dengan wajah merah padam karena marah
melihat kawannya terluka “aku bersedia melayani engkau.”
Mahesa Rangkah memang mempunyai rencana untuk
membuat onar. Dengan begitu akan terjadi sesuatu ketegangan
antara Singasari dengan Daha. Dengan begitu pula, akuwu
Jayakatwang tentu akan berbalik pikirannya terhadap kunjungan
patih Aragani ke Daha. Walaupun tipis kemungkinannya, namun
ia berharap agar akuwu Jayakatwang berani menolak maksud
baginda untuk menjodohkan pangeran Ardaraja dengan salah
seorang puteri baginda.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
”Apa alasannya?.”
“Karena dia ingin sekali dapat melihat keadaan keraton Daha
dan mengenal para mentri senopati Daha.”
“Siapakah namanya, paman?.”
“Mahesa Rangkah.”
“Mahesa Rangkah? “ Ardaraja kerutkan kening seperti hendak
mengingat-ingat. Tetapi ia tak bersua dengan nama itu dalam
ingatannya.
“Dapatkah paman menduga-duga, mengapa dia hendak
membunuh aku? “ tanyanya pula.
Patih Aragani tak lekas menjawab melainkan berdiam diri
beberapa saat. Ia masih mempertimbangkan bagaimana harus
memberi jawaban.
“Menurut kabar2 yang selama ini paman terima, bekel Mahesa
Rangkah itu memang sudah melampaui batas-batas tugas yang
di berikan kepadanya. Dia telah mendapat kepercayaan dari
baginda untuk mengepalai prajurit bhayangkara yang menjaga
puri keputren. Diapun sering dititahkan kedua puteri baginda,
puteri Tribuwana dan puteri Gayatri untuk mengawal apabila
kedua puteri baginda itu bercengkerama keluar keraton..”
“O “ desuh Ardaraja.
Diam2 patih Aragani girang. Ia melihat suatu kesempatan
untuk menusukkan jarum2 berbisa ke benak putera akuwu
Jayakatwang itu, agar timbul rasa curiga dan cemburu terhadap
hubungan kedua puteri baginda Kertanagara dengan bekel
Mahesa Rangkah.
“Menurut beberapa prajurit bhayangkara yang menjadi
bawahan bekel Mahesa Rangkah itu, tampaknya bekel itu
menaruh hati pada kedua puteri terutama terhadap puteri
Tribuwana..”
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Ya, benar” kata patih Aragani ”palapa itu lezat sekali untuk
lalap, dicampur dengan parutan kelapa.”
“O “ demang Kartika mengangguk.
“Tetapi sukar sekali mencari palapa itu, karena pohonnya
jarang terdapat dan tidak sembarang tempat tumbuh pohon itu.
Oleh karenanya makanan itu merupakan hidangan mewah dari
para priagung luhur.”
Kembali demang Kartika hanya mengangguk.
“Demang “ seru patih Aragani “sudahkah engkau pernah
memakannya?.”
“Belum gusti” sahut demang Kartika.
“Baiklah “ kata patih Aragani “nanti apabila tiba di telatah
Kawi, kita berhenti dan akan kutitahkan prajurit untuk mencari
buah itu. Engkaupun akan ku-hadiahi bagian, demang.”
“Terima kasih, gusti patih “ demang Kartika menghaturkan
terima kasih.
“Demang” tiba2 patih Aragani berseru pula “sekalian
tangkapkan juga burung kepodang.”
Demang Kartika terkesiap tetapi buru2 ia mengia-kan saja.
“Burung kepodang itu akan kupelihara di kepatihan. Apabila
kelak anak perempuanku, isteri raden Kuda Panglulut itu
mengandung, akan kusuruh dia makan burung kepodang agar
puteranya kelak berwajah rupawan”.
Demikian ratha patih Singasari itu melanjut pula. Debu
berkepul-kepul sepanjang jalan yang dilintasi ratha yang ditarik
oleh delapan ekor kuda tegar. Sebagai patih Singasari yang
menjadi utusan raja, patih Aragani diperkenankan baginda untuk
naik ratha kebesaran dan diiring oleh sedomas atau empat puluh
pasukan berkuda.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Kunjungan patih Aragani beserta rombongan pengiringnya ke
Daha, diketahui juga oleh Nararya dan kawan2 yang bermarkas
di gua Selamangleng.
Patih Singasari berkunjung secara resmi ke Daha, tentu
membawa berita penting. Nararya menyebar anak-buah bekel
Saloka untuk mencari berita.
Ketika Nararya mendapat laporan bahwa kunjungan patih
Aragani ke Daha itu bermaksud untuk menyampaikan amanat
seri baginda Kertanagara hendak memungut putera menantu
kepada pangeran Ardaraja, Nararya terkejut. Entah apa
sebabnya, ada sesuatu yang meresahkan pikiran hatinya
mendengar berita itu.
Seketika terbayanglah Nararya akan kedua puteri baginda
Kertanagara yang pernah dijumpainya di taman Boboci tempo
hari.
“Adakah salah seorang dari kedua puteri itu yang hendak
dijodohkan dengan pangeran Ardaraja “ ia bertanya dalam hati.
Pertanyaan yang terjawab penuh keraguan dan kecemasan,
bersumber pada reka dan dugaan pikirannya sendiri. ”Tentulah
kemungkinan yang paling besar, baginda akan menjodohkan
pangeran Ardaraja dengan puteri yang sulung, gusti ayu
Tribuwana “ Sebuah jawaban menampil,
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yani yang disebut 'sakit tapi bukan penyakit'. Jenis penyakit aneh
itu, paling sukar diobati. Tabib dan dukun yang pandai tak
mampu mengobati, bahkan dewapun tak sanggup
menyembuhkan. Penyakit itu disebabkan rasa sakit dan rasa sakit
bersumber pada rasa hati peribadi. Oleh karena itu, yang dapat
menyembuhkan adalah rasa hati sendiri, raden.”
Saat itu Nararya terbeliak. Ia terkejut karena bekel Saloka
dapat menebak sakitnya.
“Aku gembira sekali karena raden mengidap penyakit aneh itu
“ kata bekel Saloka pula “karena dengan begitu raden menetapi
kodrat seorang pria yang memiliki cita2 tinggi. Tidak sembarang
anakmuda berani menerima penyakit semacam yang
menghinggapi raden itu. Oleh karena itu, raden harus bangkit
menyambut penyakit itu. Ibarat surya, raden masih seperti surya
menjelang tengah hari. Pancarkan sinar surya raden itu
segemilang-gemilangnya, luaskan daerah penyinarannya sampai
ke seluruh ujung buana. Jangan idinkan awan dan kabut
menutup sinar surya itu. Pancarkanlah sinar raden ke seluruh
alam, agar bunga2 bermekaran dan dewi2 kahyangan turun ke
bumi. Dengan memiliki sinar yang gilang gemilang itu, raden
pasti kuasa mempersunting dewi yang menjadi mustika buana ...
..”
Tergugah seketika semangat Nararya mendengar kata2 bekel
Saloka. Ia malu dalam hati. Bukankah turunnya dari pertapaan
karena dianjurkan oleh gurunya untuk ikut serta menyongsong
Wahyu Agung yang akan diturunkan dewata? Bukankah masih
banyak tugas yang belum ia laksanakan? Hina bagi ksatrya yang
lancung di ujian. Nista ksatrya yang gugur iman karena goda
wanita.
“Jodoh di tangan dewata,“ akhirnya ia menyerahkan segalanya
kepada kehendak Hyang Widdhi.
Namun ketika mendengar laporan bahwa patih Aragani ke
Daha untuk menyampaikan amanat baginda Kertanagara hendak
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Kebo Manyura.”
“Kebo Manyura? Ah, dia jelas bekel Mahesa Rangkah dari
keraton Singasari.”
“Seluruh anakbuah gunung Butak hanya tunduk pada dua
pimpinan, Banyak Pasirian dan Kebo Manyura “ seru orang itu
”sudahlah, sekarang bagaimana maksudmu ? Menyerah atau
melawan !.”
“Aku seorang patih kerajaan Singasari. Lebih baik aku mati
daripada harus menyerah pada gerombolan anjing hutan yang
tak kenal undang-undang.”
“Bagus “ seru orang itu seraya loncat menikam.
Patih Araganipun berusaha untuk melawan. Pada masa muda
iapun juga gemar menuntut ilmu kanuragan dan kedigdayaan.
Namun setelah tua dan bermanja dalam kegemaran tuak yang
berkelebihan, tenaganyapun merosot. Dalam beberapa babak
saja, napasnya sudah mulai memburu keras, kepalanya mulai
berkunang-kunang.
“Ah, mati aku sekarang“ diam2 patih Aragani mengeluh.
Serentak ia memutuskan untuk melarikan diri. Setelah
menyerang dengan nekad sehingga lawan terpaksa loncat
mundur, patih Aragani pun terus berputar tubuh dan lari.
Kedua orang gerombolan itupun mengejarnya. Rupanya
memang masih belum tiba saatnya patih Aragani harus mati.
Secara tak disengaja ia tiba di tempat Nararya dan gajah Pagon
bersembunyi. Melihat pakaian kedua anakmuda itu beda dengan
kawanan gerombolan, timbullah harapan Aragani ” Ki sanak”
serentak ia berseru dengan nada beriba “tolonglah aku. Kedua
penyamun itu hendak membunuhku.”
Walaupun belum pernah berhadapan tetapi Nararya
mendasarkan dugaannya, bahwa lelaki setengah tua yang
berbusana indah tetapi lusuh, wajah ketakutan dan rambut
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Benar, gusti.”
Gerahlah seketika wajah baginda Kertanagara “Memang dalam
hal itu tak lepas dari pemikiranku. Sesungguhnya aku sedang
perihatin untuk mengambil keputusan. Tribuana dan Gayatri
masih mempunyai seorang ayunda yang lahir dari lain ibu.
Sebagai puteri yang sulung, sudah tentu Laksmi harus menikah
lebih dulu. Tetapi aku sudah berkenan menerima permohonan
ibunda Tribuana dan Gayatri, bersedia menjadi permaisuriku
apabila putera keturunannya yang kelak menggantikan tahta
kerajaan Singasari ini. Namun bila kujodohkan Laksmi kepada
Ardaraja, akupun kuatir Jayakatwang dan puteranya akan
tersinggung perasaannya. Kini setelah Ardaraja sendiri
menyatakan keinginannya, tentulah kuperkenankan puteriku
yang sulung itu untuk menjadi isteri Ardaraja. Kelak Ardaraja
tentu akan kuangkat sebagai pengganti ayahanda Jayakatwang.”
Diam2 patih Aragani girang karena rencananya telah menjadi
kenyataan. Singasari takkan jatuh dalam kekuasaan pangeran
Daha.
“Disamping itu, gusti “ katanya pula “mohon diampunkan
segala dosa hamba karena selama hamba berada di keraton,
telah terjadi suatu peristiwa yang hampir saja akan
menggagalkah seluruh titah paduka.”
“Apakah itu, patih ?.”
Dengan panjang lebar, patih Aragani lalu mempersembahkan
laporan tentang peristiwa Mahesa Rangkah hendak mengadakan
percobaan membunuh pangeran Ardaraja. Semua peristiwa yang
telah dialaminya di keraton dihaturkan ke hadapan baginda.
“Keparat! “ teriak baginda ”Mahesa Rangkah berani melakukan
hal itu? “
“Karena dia iri hati dan marah kepada Ardaraja. Menurut
dugaannya, paduka tentu akan menjodohkan gusti ayu
Tribuwana kepada pangeran Ardaraja”
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
~dewikz~ismoyo~mch~
Jilid 10
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor :
MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Ketika masuk ke keraton, Nararya dititahkan patih Aragani
supaya menunggu di pendapa luar. Patih Aragani masuk
menghadap baginda sendiri. Lama sekali Nararya menanti namun
patih Aragani tak kunjung datang.
Ia hendak menyusul masuk kedalam tetapi ia takut. Takut
kalau dituduh kurang aturan. Mungkin akan menerima teguran
dari para pengawal-dalam. Mungkin pula patih Aragani akan
marah.
Tetapi dia tak sampai pada dugaan bahwa mungkin juga patih
Aragani akan memerintahkan penangkapan atas dirinya. Bagai
seorang penguasa, terutama yang licin dan kejam seperti patih
Aragani, mudah sekali untuk mencari alasan. Bahkan tanpa
alasan, pun patih itu berkuasa untuk menitahkan prajurit
menangkapnya.
Kekuasaan ditangan penguasa yang tak bijaksana, memang
akan dapat menimbulkan derita.
Terpaksa ia menahan diri. Beberapa saat kemudian timbul
keinginannya untuk meninggalkan paseban luar itu. Lebih baik ia
pergi karena ia memang tak mengharapkan balas jasa atau
anugerah apa2 dari seri baginda.
Tetapi tindakan itupun juga menimbulkan akibat yang kurang
baik juga. Keraton penuh dijaga dengan prajurit2 pengawal
keamanan. Apabila terlihat oleh mereka, tentu dia akan di
tangkap.
Selama pengalamannya berkelana ini, ia mempunyai
pengalaman juga dalam keraton dan tempat kediaman mentri,
senopati dan orang2 berpangkat, ia mendapat kesan, bahwa
dalam setiap peristiwa dimana dia harus berhadapan dengan
kawanan prajurit atau penjaga, selalu ia mendapat kesulitan dan
akan berakhir dengan kekerasan Berurusan dengan prajurit
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Kuda Panglulut tak dapat menghayati apa maksud rama
mentuanya mendesak pemuda yang bernama Nararya itu
menjadi pembantunya.
Sebagai kepala dari pasukan keamanan yang menjaga pura
Singasari, Kuda Panglulut sudah mempunyai pembantu yang
dapat diandalkan.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
urang yang kita siapkan untuk serangan ini. Majulah dan serang
mereka.”
Nararya terkejut. Mengapa tiba2 raden itu mempercayakan
tugas sebagai cucuk barisan kepadanya. Adakah raden itu sudah
berobah pandangannya terhadap dirinya ?
Nararya memang belum mempunyai pengalaman dalam
pergaulan hidup. Ia masih sering menilai alam pikiran orang
seperti alam pikirannya sendiri. Dan menurut ukuran pikirannya,
perobahan sikap dari Kuda Panglulut itu tentulah karena raden
itu telah menyadari akan pertolongan Nararya kemarin. Menurut
ukuran alam pikirannya, ia tentu akan membalas setiap budi yang
diterimanya dari orang. Raden Kuda Panglulut tentu demikian
juga. Pikirnya.
“Baik, raden” katanya dengan bersemangat. Bukan karena
mendapat tugas itu. Karena diketahuinya bahwa tugas sebagai
cucuk barisan itu berat dan berbahaya. Tetapi dia bersemangat
sebab Kuda Panglulut telah bersikap baik bahkan menaruh
kepercayaan kepadanya.
Diam2 Kuda Panglulut terkejut. Timbul seketika pikirannya
”Ah, jika dia berhasil melaksanakan tugasnya, tentu besar sekali
jasanya ....” diam2 ia membayangkan betapa perkasa pemuda itu
ketika dapat menghalau kawanan gerombolan yang
menyergapnya kemarin malam. ”Celaka, mungkin demang Krucil,
salah hitung .....”
Namun karena sudah terlanjur mengatakan dia tak dapat
menarik kembali perkataannya. Melirik kearah demang Krucil,
dilihat demang yang bertubuh pendek kecil mengulum senyum.
Kemudian ia membagi tugas kepada lurah Sumarata dan lurah
Siung Pupuh. Kedua lurah itu diberi masing2 limaratus prajurit
dan ditugaskan sebagai sepit kanan dan sepit kiri yang harus
menyerang dari kedua lamping gunung.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu paling gemar memakan daging bagian ekor itu sendiri. Orang2
tua itu memang pelupa. Entah karena makan daging ekor itu
atau memang karena umurnya. Yang nyata mereka selalu tidak
melupakan untuk menanamkan nasehat tentang larangan makan
daging brutu itu kepada anak cucunya.
Renungan itu telah membawa Kuda Panglulut pada suatu
keraguan akan setiap hal yang dikatakan orang2 tua itu,
termasuk tentang tuak. Bahwa menilik baunya yang harum dan
pernyataan dari rama mentuanya patih Aragani serta demang
Krucil maka makin timbullah rangsang keinginannya untuk
mencobanya.
“Kakang demang” katanya ”harum benar bau tuak itu.”
“Seorang peminum tuak yang ahli tentu tak mau minum
sembarang tuak. Gusti patih Aragani pun seorang peminum tuak
yang tahu akan selera tuak” kata demang Krucil ”dan jangan
dikira bahwa minum tuak itu asal minum saja, raden. Minumpun
ada juga seninya, tahu pula seni memilih tuak.”
“Bugaimana perasaan kakang demang setelah minum itu?.”
“Serasa segar kembali tulang sunsumku. Darah dapat mengalir
lancar, penglihatan mata makin terang, telinga makin tajam dan
pikiran makin cerdas. Setelah minum ini, semalam nanti aku
tentu kuat berjaga.”
“Bagi orang yang baru mulai minum, tidakkah hal itu akan
memabukkan dan melemaskan tenaga?.”
Demang Krucil tertawa.
“Jika anak kecil, memang” katanya ”tetapi seorang dewasa
seperti raden, tuak takkan membawa pengaruh apa2 kecuali
menambah semangat dan pikiran. 'Marilah” ia menghaturkan
kantong tuak ”silahkan raden mencicipinya. Sedikit sajalah.”
“Apalagi dalam hawa di gunung yang sedingin ini, tuak dapat
menghangatkan tubuh” demang Krucil menambah keterangannya
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 11
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor :
MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Sepandai-pandai tupai meloncat, sekali pasti jatuh jua. Hal itu
dialami pula oleh demang Krucil yang terkenal sebagai sumber
akal dan siasat.
Dia telah mengatur pasukannya dengan rapi dan terperinci.
Menggunakan gelar Sepit Urang untuk menghancurkan
gerombolan pengacau yang bersarang di gunung Butak.
Tetapi dia hanya pandai mengatur pasukannya, kurang dapat
menyelami kekuatan lawan. Gerombolan sekalipun orang2 di
gunung Butak itu, namun mereka dipimpin oleh seorang
pemimpin yang pandai dan memiliki selera tajam.
Sebenarnya pimpinan gunung Butak sudah mendapat laporan
tentang gerakan pasukan Singasari yang hendak menggempur
mereka. Dan merekapun sudah bersiap-siap menyambut.
Pimpinan gerombolan gunung Butak mempunyai perhitungan
akan kekuatan mereka dan kekuatan lawan.
Mereka lebih faham medannya tetapi kalah dalam
kelengkapan senjata. Mungkin juga jumlah orangnya. Karena itu
harus dihindari pertempuran secara terbuka dan secara besar-
besaran. Medan di gunung itupun sesuai pula untuk menghindari
pertempuran secara terbuka.
Merekapun tahu bahwa prajurit itu terikat dengan ketaatan
pada pimpinan. Dan pimpinan merupakan pusat atau jantung
pasukan. Mati hidup, gerak henti pasukan itu tergantung semata
dari pimpinan. Maka diputuskan untuk mengerahkan usaha
gerakan mereka ke-arah penangkapan atau bahkan bila perlu,
penumpasan terhadap pimpinan pasukan Singasari.
Berkat persiapan yang jauh sebelum terjadi gerakan Singasari
itu, telah diperintahkan pimpinan gerombolan di gunung Butak
untuk membangun beberapa tempat tersembunyi, apabila harus
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Permintaan bagaimana?”
“Supaya menitahkan pasukan Singasari mundur dan
tinggalkan gunung ini.”
“Belum tentu “ seru demang Krucil pula ”mungkin raden akan
mempunyai pandangan lain”
“Dan engkau sendiri?”
“Telah kukatakan, aku hanya seorang demang yang menjadi
orang bawahan raden itu.”
“Engkau pandai menghindari tanggung jawab,“ seru lelaki
tinggi besar pula.
Demang Krucil tersipu-sipu.
“Terserah anggapanmu,“ sahut demang Krucil “tetapi tata
tertib pasukan memang menggariskan ketentuan bahwa hanya
pimpinan yang berhak memutuskan sesuatu.”
“Hm “ desuh orang tinggi besar itu “ikut !”
“Kemana? “ teriak demang Krucil terkejut.
“Orang tawanan tak berhak bertanya kecuali menurut “ sahut
lelaki bertubuh tinggi besar itu.
Demang Krucil pucat. Ia tahu bahwa dirinya dan raden Kuda
Panglulut tentu akan dibawa ke markas gerombolan.
Membayangkan betapa siksaan yang akan dideritanya dalam
sarang gerombolan itu, ngerilah bulu-roma demang Krucil.
“Tunggu “ serunya.
“Mau apa ?“ tegur lelaki tinggi besar itu.
”Aku hendak mengajukan perjanjian kepadamu”
“Perjanjian? Engkau seorang tawanan, ba . .”
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Narararya terkejut ketika tak berhasil menemukan jejak
Lembu Peteng. Ia heran. Padahal jarak waktu ia tertahan dalam
pembicaraan dengan Kuda Panglulut hanya sepengunyah sirih
lamanya. Kemudian dia terus lari menyusul. Tetapi mengapa tak
berhasil melihat bayangannya.
Mungkin arahnya berlainan. Pikir Nararya. Ia segera
mengambil arah yang lain. Tetapi tak dapat menemukannya.
“Aneh, benar-benar aneh,“ gumam Nararya “ke-manakah
gerangan kakang Lembu itu? O, mungkin dia menyusup kedalam
hutan.”
Namun usahanya untuk mencari jejak Lembu Peteng tak juga
menemukan hasil sekalipun sampai terang tanah.
“Apakah dia kembali pada gerombolan gunung Butak?“
Nararya merangkai dugaan. Tetapi cepat ia membantahnya, ”tipis
kemungkinan dia berbuat begitu. Karena pimpinan gunung Butak
tentu sudah mendengar peristiwa dia menghianati Mahesa
Rangkah.”
“Mungkinkah ia menggabung pada pasukan Singasari ? Ah, tak
mungkin. Lebih tak mungkin lagi. Dia tentu ditangkap mereka.”
“Lalu kemanakah dia? “ akhirnya setelah menjelajah hutan ia
bertanya kepada diri sendiri “hanya satu kemungkinan. Mungkin
dia menyembunyikan diri dari kedua belah fihak yang tengah
bertempur itu. Dia terjepit diantara dua fihak.”
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“O, mungkin juga dia sudah lolos dan kembali ke Daha untuk
bertemu dengan bekel Saloka. Jika tak berada disana,
kemungkinan karena kecewa dan marah, dia terus kembali ke
gunung Kelud lagi”
Akhirnya Nararya menarik kesimpulan dan dia pun segera
turun gunung, menuju ke Daha. Disana ia disambut bekel Saloka,
Gajah Pagon dan beberapa kawan.
Ia terkejut ketika mendapat keterangan bahwa Lembu Peteng
tak berada disitu “Hai, kemanakah gerangan iakang Lembu
Peteng ini?”
“Bukankah dia berada di gunung Butak? “ kata bekel Saloka.
Nararya segera menuturkan pengalamannya selama ini.
Terdengar beberapa suara menggeram dari orang2 yang berada
disitu.
“Hm, kelak jika bertemu dengan Kuda Panglulut, tentu akan
kuhajar dia“ seru Gajah Pagoa dengan geram.
Bekel Saloka menghela napas “Memang setiap yang tumbuh
tentu akan mengalami gangguan.. Demikian pula halnya dengan
kerajaan Singasari. Baginda Kertanagara amat termasyhur
sebagai seorang raja besar yang tiada taranya dalam segala ilmu.
Namanya mencuar sampai ke tanah Malayu. Tetapi dalam
kerajaan sendiri, banyaklah bermunculan kaum dorna yang
hendak menggerogoti kewibawaan baginda. Kasihan kalau
kerajaan Singasari sampai runtuh”
“Bukan hanya kasihan tetapi menjadi suatu wajib bagi kita
semua, para kawula Singasari, untuk membela kerajaan dari
rongrongan musuh dalam selimut itu,“ kata Nararya.
“Lalu bagaimana perihal gong Prada itu, raden? Apakah
selama ini raden menemukan suatu jejak?“ tanya demang
Saloka.
Nararya menghela napas.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
III
Nararya tak berhasil menemukan Lembu Peteng digunung
Kelud. Ia heran dan agak cemas. Namun mengingat bahwa
Lembu Peteng seorang yang gagah, bekas pengawal pendamping
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari tulisan yang terpahat pada atas pintu, Walaupun sudah tak
kelihatan karena tertutup pakis dan galagasi, namun Nararya
masih dapat membacanya. Dewagraha atau candi tempat dewa2.
“Ah, kemungkinan eyang buyut rahyang ramuhun Sri Rajasa
telah menitahkan membangun candi ini demi mengagungkan
tempat yang pernah dibuat musyawarah oleh para dewa,“
Nararya menduga-duga.
Ia segera masuk dan hendak bersujut menghaturkan sembah.
Tetapi tiba2 ia terkejut ketika melihat dibawah deretan arca itu,
terdapat sesosok tubuh manusia yang duduk bersila. Rupanya dia
tengah bersemedhi, mungkin bertapa.
Remang2 ia melihat bahwa orang yang sedang duduk bersila
seperti bertapa itu, seorang lelaki yang masih muda. Mungkin
belum mencapai tigapuluh tahun umurnya. Ia heran, mengapa
orang itu bertapa dalam candi disitu.
“Siapa dia ?“ timbul pertanyaan dalam hati Nararya. Serentak
diapun hendak menegurnya. Tetapi pada lain kejab, ia teringat
bahwa suatu perbuatan dosa apabila mengganggu usik seorang
yang sedang bertapa. Bukankah karena terganggu, orang itu.
akan membuka mata dan membatalkan pengheningan ciptanya.
Nararya sendiri juga gemar bertapa. "Dan dia dapat
merasakan betapa pedih perasaannya apabila dalam bertapa itu
dia mendapat gangguan. Bukankah dengan menyingkir ketempat
sepi seperti di puncak gunung Lejar, orang itu memang
menghendaki ketenangan?”
Demikian setelah melangsungkan sembah sujut kepada arca2
para dewa, Nararyapun segera ayunkan langkah keluar.
“Hai, ki sanak ...”
Tiba2 terdengar suara manusia dan Nararyapun terkejut. Ia
hentikan langkah, berputar tubuh dan memandang kesekeliling.
Ternyata sekeliling ruang candi itu sunyi senyap tak tampak
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Itu soal lain,“ kata orang itu “tetapi yang nyata patih Aragani
memang mengandung suatu maksud bersembunyi yang buruk.
Dia hendak meminjam tangan orang gunung Butak untuk
membunuh”
Nararya tertegun.
“Ki pertapa“ akhirnya ia berseru ”dari nada ucapanmu,
rasanya engkau mempunyai hubungan dengan orang gunung
Butak?“
“Engkau bebas untuk menduga-duga”
“Ketahuilah, bahwa sesuai dengan pendirianku, maka
gerombolan gunung Butak itu kuanggap membahayakan
keamanan mau akupun setuju ikut serta dalam pasukan
Singasari”
Pertapa itu mendengus.
“Hm, engkau mengatakan mereka membahayakan
keamanan,“ kata pertapa “tetapi tahukah apa latar belakang
mereka bertindak begitu ?”
Nararya kernyitkan alis.
“Menurut pengakuan Mahesa Rangkah, pemimpin gunung
Butak itu bernama raden Pasirian. Dia hendak menuntut balas
atas kematian ayahnya, Linggapati, yang telah ditumpas oleh
rahyang ramuhun Wisnuwar-dhana”
“O, Mahesa Rangkah mengatakan begitu ?“ seru pertapa itu
“jika demikian engkau yang menangkap dan membunuhnya?”
Agak terkejut Nararya mendengar nada suara pertapa itu kian
tegang. Namun karena sudah terlanjur memberi keterangan,
diapun melanjut.
“Ya, memang aku yang menangkap ki Mahesa Rangkah tetapi
aku tak membunuhnya”
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 12
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor :
MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Nararya terkejut sekali. Semangatnya serasa terbang
ketika melihat sinar kuning memancar kearah kepalanya.
Dia sedang berjuang untuk melepaskan tangan lawan
yang mencekik lehernya. Dan itupun belum berhasil.
Bagaimana mungkin dia dapat menghadapi sinar kuning
itu?
Karena tiada berdaya, Nararya pejamkan mata dan
meratapkan doa kepada Hyang Widdhi. Memaserahkan
jiwa raga dan menyerahkan diri akan kehendak Hyang
Maha Agung.
Pasirian menumpahkan seluruh perhatiannya kearah
ubun2 kepala Nararya yang hendak dihantam dengan besi
kuning itu. Dan ia yakin pasti dapat menghancurkan kepala
pemuda itu.
Namun hidup mati manusia itu tak dapat ditentukan oleh
manusia. Hanya Hyang Widdhi Agung yang kuasa
memutuskan. Karena dialah sang Maha Pencipta.
Sekonyong-konyong ubun2 kepala Nararya memancar
kepul asap. Pasirian terkejut sekali. Dalam pandangannya,
kepul asap itu berbentuk seperti kuntum bunga putih yang
merekah besar. Lebih terkejut pula ketika kepul asap
berbentuk bunga, yang sesungguhnya merupakan bentuk
bunga wijaya, dapat menahan laju besi kuning.
Dan yang paling mengejutkan Pasirian adalah ketika
bahunya dicengkeram sebuah tangan dan disentakkan
kuat2 ke belakang.
“Jangan melakukan pembunuhan disini!” terdengar
suara orang membentak keras.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Benar“
“Mengapa lak engkau lakukan? “
“Mengapa harus kulakukan? Bukankah tidak ksatrya
untuk menyerang lawan yang sudah terdesak?“
Pasirian tersipu-sipu dalam hati. Apa yang
direncanakan, tak terlaksana. Dia tak sempat untuk
membuktikan lagi apa yang dilihatnya ketika ubun2 kepala
Nararya memancar asap berbentuk bunga mekar. Tetapi
sikap Nararya itu telah menyentuh hatinya. Bahwa yang
dihadapinya itu memang seorang pemuda yang memiliki
peribadi menonjol dan sifat ksatrya.
Tiba2 Pasirian tersentak kaget manakala dia teringat
akan pemunculan aneh pada waktu ia melakukan semedhi
tapabrata dalam kuil. Antara sadar dan tak sadar, pada
tengah malam yang sunyi senyap, ia seperti melihat seekor
burung garuda terbang melayang dan turun dihadapannya.
Kuatir kalau burung itu akan menyerangnya, diapun
mendahului menghantam. Tetapi burung itu menerjang dan
Pasirianpun rubuh terjerembab.
“Pasirian, jika aku mau, dapatlah kuhancurkan
nyawamu. Tetapi kali ini engkau kuampuni. Hanya engkau
harus ingat, entah esok entah lusa, akan datang seorang
ksatrya muda kemari. Engkau harus tunduk kepadanya. Dia
adalah junjunganku ... “
“Raden Pasirian“ tiba2 Nararya menegur sehingga
Pasirian gelagapan dan buyarlah lamunannya “apakah
engkau sudah bersiap pula untuk melanjutkan
pertempuran? “
“Ya, tentu“ karena tak sempat menimang, tanpa disadari
Pasirianpun serentak menjawab “mari kita memakai
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Brehaspati Kuning atau hari Kamis Pon, waktu
senjakala setelah surya terbenam, ketika orang telah
memasang lampu maka sang Amurwabhumi sedang
bersantap malam. Tiba2 masuklah seorang pengalasan
berasal dari desa Batil dengan membawa keris empu
Gandring yang amat bertuah. Serentak orang Batil itu
menusuk sang Amurwabhumi ....
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 13
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor:
MCH
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Nararya telah mendapat pelajaran Hatha-yoga dari gurunya,
resi Sinamaya di gunung Kawi. Tujuan daripada ilmu pelajaran itu
satu tepi mempunyai landasan yang luas dan tinggi.
Satu, yani untuk mencapai alam bahagia, nirwana dan moksa,
mencapai inti hakekat kebenaran, menjelang manunggalnya jiwa
kepada kebenaran atau para-murtha. Disitulah tujuan utama dari
hubungan jiwa dengan Sanghyang Widdhi.
Landasan yang luas dan tinggi karena sarana2 yang wajib
ditempuh melalui tingkat2 latihan melepaskan pengaruh nafsu
dasendriya atau sepuluh indera dan panca tanmatra atau
bayangan nafsu dalam linggasarira, dari alat2 lapis badan
manusia. Sehingga pengaruh nafsu dari alat2 lapisan badan itu
terlepas dan tidak berpengaruh lagi terhadap gerakan jiwa.
Sesungguhnya samadhi itu merupakan tingkat terakhir dimana
telah dapat mencapai alam bahagia, nirwana dan moksa,
manunggal dengan Sang Hyang Widdhi dalam alam
Anandasarira.
Hatha-yoga yang dipelajari Nararya, belumlah mencapai
tingkat yang tertinggi. Namun berkat kemauan dan tekad yang
keras, ia telah mampu mencapai Dharana, tingkat kelima dari
tingkat2 yang berjumlah delapan buah.
Demikian yang dilakukan di candi-makam Kagenangan. Ia
telah mulai dapat mengalahkan rayas dan telah dapat menguasai
semangat bathin serta memusatkan kepada suatu tempat atau
tujuan tertentu.
Tujuannya tak lain hendak mohon wangsit dari eyang buyut
sang Rajasa Amurwabhumi. Sedemikian teguh dan paserah
semangat bathin Nararya, sehingga ia telah berhasil keluar dari
Lingga-sarira, tempat rayas berkuasa mereka-reka sifat kama.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menimbulkan rasa besar diri, rasa bangga dan segala rasa ke-
aku-an yang tak selayaknya.
“Memang benar apa yang dikatakan eyangmu Mahisa
Campaka dalam percakapan melalui pertemuan gaib dengan
engkau itu,“ kata arwah sang Amurwabhumi pula “telah
kuberikan lima butir buah maja kepadanya. Dan karena dia
keturunanku sendiri maka kuberikan tiga butir kepadanya sedang
Rangga Wuni hanya dua butir. Tetapi kodrat dewata tak dapat
ditolak lagi. Dia mendapat tiga butir tetapi yang manis hanya
sebutir. Sedang Rangga Wunilah yang direstui dewata menjadi
raja Singasari. Setelah itu lalu puteranya”
“Maaf, eyang prabu” kata Nararya “bukankah yang dimaksud
putera dari eyang Rangga Wuni itu adalah baginda Kertanagara
yang sekarang ini?”
“Hm, benar,“ sahut arwah sang Amurwabhumi “Kertanagara
yang sekarang ini adalah kelanjutan dari buah maja manis yang
kedua untuk Rangga Wuni itu”
“Setelah itu ?”
“Karena terbatas hanya dua butir maja, maka kemulyaan
keturunan Rangga Wunipun akan usai dan akan tiba giliran
keturunan Mahisa Campaka?”
“Demikianlah, eyang prabu. Dan eyang Mahisa Campaka itu
adalah keturunan paduka juga”
“Hm“ desuh arwah sang Amurwabhumi “aku memikirkan
keturunanku, tetapi bukanlah itu yang menjadi landasan utama
dari hidupku dahulu. Yang penting adalah negara Singasari
karena kepercayaan dewa2 kepadaku dahulu, seperti yang
kudengar ketika dewa2 mengadakan musyawarah di gunung
Lejar, adalah hendak memelihara, mengembangkan dan
memperkokoh suatu tempat atau negara untuk memelihara
kesejahteraan titah dan kelestarian agama sebagai tujuan hidup
manusia.”
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang dicemari rasa milik akan hasilnya itu, pasti akan kecewa.
Kecewa apabila tidak berhasil dan kecewa pula kalau berhasil,
kecewa yang dipancarkan dari sifat rasa milik yang tak kenal
puas. Serahkan kesemuanya itu kepada Hyang Widdhi karena
hanya Dialah yang kuasa menentukan”
“Duh eyang prabu, rasanya tiada ilmu apapun yang dapat
menjadikan kekuatan diri hamba, serta tiada harta benda yang
lebih menggirangkan hati hamba, kecuali wejangan paduka ini.
Hamba seperti orang dahaga yang mendapat air, seperti orang
berjalan di tengah malam gelap yang mendapat pelita”
“Jangan cepat2 bergirang dan jangan pula cepat2
mendambakan sesuatu. Agar engkau jangan terlena dalam
imbauan kata2 atau pengaruh. Karena bukan wejangan atau
siapa yang memberi wejangan, dewa sekalipun, yang akan
menentukan hasil atau tidak perjuanganmu itu. Tetapi
kesemuanya itu hanya tergantung pada dirimu sendiri. Wejangan
atau guru maupun orang atau dewa yang engkau dambakan itu,
hanya sanggup memberi petunjuk. Ibarat hanya memberi
penyuluh. Sedang untuk melintasi perjalanan malam yang kelam
mencapai tempat yang engkau tuju itu, semua tergantung pada
langkah dan kesungguhan serta kewaspadaanmu sendiri.
Dapatkah engkau menghayati maksud ucapanku ini, kulup ?”
“Akan hamba simpan dalam kalbu dan mendarahkannya
dalam jiwa raga hamba, eyang prabu.”
“Ingat, kulup, hanya engkau sendiri yang mampu menjadikan
engkau ini engkau atau engkau ini bukan engkau. Nah, apakah
engkau sudah cukup dengan pertanyaanmu ?”
“Jiwa dan hati hamba sudah teramat kenyang setelah
mendengar wejangan paduka,“ kata Nararya “namun pikiran
hamba masih memercik keinginan untuk mengetahui sesuatu.
Dapatkah eyang prabu berkenan menjernihkan bintik2 yang
menebar dalam pikiran hamba ini?”
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Katakanlah”
“Pertama, hamba mohon petunjuk,“ kata Nararya “apakah
dasarnya maka eyang prabu berkenan memberi lima butir buah
maja, yang tiga butir untuk eyang Mahisa Campaka dan yang dua
butir untuk eyang Rangga Wuni. Maksud hamba, sekalipun eyang
Mahisa Campaka hanya mendapat sebutir yang manis, tetapi
eyang Mahisa Campaka tetap memperoleh. Berarti eyang Mahisa
Campaka punya harapan. Sedangkan eyang Rangga Wuni
memperoleh manis semua. Jelas bahwa antara eyang Mahisa
Campaka dan eyang Rangga Wuni itu sudah mempunyai garis
akan mendapatkan tahta. Apakah hal itu memang kodrat yang
telah digariskan dewata Agung ataukah disebabkan eyang prabu
memang merelakan demikian?”
“Telah kukatakan bahwa aku tak menitik-beratkan pada
keturunan dan menyerahkan kesemuanya itu pada kehendak
Hyang Widdhi”
“Tetapi menurut percakapan gaib antara eyang
Narasingamurti dengan hamba, eyang prabu telah terikat janji
dengan eyang ratu Ken Dedes ....”
“Hm, benar,“ sahut sang Amurwabhumi “memang demikianlah
peristiwa itu terjadi ketika aku meminang Ken Dedes. Kala itu aku
masih muda, penuai dendam berahi kepadanya. Janganlah hanya
soal tahta, bahkan apabila dia menghendaki lebih dari itu
misalnya busana dan perhiasan bidadari, pun tentu akan
kulaksanakan juga. Kelak engkau tentu akan merasakan betapa
rasa dendam berahi seorang pria itu terhadap wanita yang
menjadi idamannya. Kedua, Ken Dedes adalah seorang puteri
yang memiliki sifat seorang nariswari. Barangsiapa yang
memperisterikannya, kelak tentu akan menjadi raja-diraja ....”
“Eyang prabu .... “ tiba2 Nararya berteriak kaget.
“Mengapa kulup?”
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Ya”
“Jika demikian bukankah masih kurang seorang jiwa yang
harus menjadi korban lagi ?”
“Tidak!” sahut sang Amurwabhumi “sudah cukup”
“Sudah cukup? Apakah hanya enam orang itu?”
“Tujuh”
Nararya terbeliak. Kemudian ia menghaturkan sembah dan
memohon penjelasan.
“Korban yang ketujuh adalah Tohjaya”
“Tetapi eyang prabu,“ kata Nararya “menurut cerita rama
hamba, eyang Tohjaya itu wafat karena menderita luka tertusuk
tombak, bukan karena keris empu Gandring itu”i
“Hm“ desuh sang Amurwabhumi “Tohjaya anak yang
kuperoleh dari Ken Umang itu memang berwatak berangasan dan
pemberang. Dia pun memiliki rasa curiga yang besar terhadap
orang. Adalah karena wataknya itu maka sampai Rangga Wuni
dan Mahisa Campaka bersekutu untuk memberontak kepadanya”
Nararya mengangguk.
“Memang benar dalam pertempuran dengan Rangga Wuni dan
Mahisa Campaka yang membawa pasukan orang Sinelir dan
orang Rajasa, Tohjaya telah memderita luka dan terpaksa lolos
dari keraton. Di tengah jalan, di desa Katang Lumbang, karena
banyak mengeluarkan darah, jiwanya tak tertolong lagi. Tetapi
pada detik-detik terakhir rupanya ia mempunyai kesadaran yang
tinggi. Bahwa selama keris empu Gandring itu masih muncul di
dunia, serta sebelum kutuk empu Gandring itu lunas, tentulah
keris keramat itu akan selalu mendatangkan bencana pada
keturunan baginda Rajasa sang Amurwabhumi. Tohjaya merasa
bahwa dirinya memang tak direstui dewata untuk menggantikan
tahta kerajaan. Tetapi dia tak putus asa dan berharap agar anak
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Brakkk ....
Tiba2 keping papan yang menutup sebuah peti terlempar ke
udara, melayang jatuh beberapa tombak, menimbulkan deburan
debu dan guguran daun ketika keping papan itu menghantam
tanah yang bertumbuh semak. Kemudian Wijayapun melenting
keluar. Selekas berdiri tegak segera ia menyaksikan dua orang
lelaki tengah bergumul. Yang seorang tertelentang di tanah
sedang yang seorang menindih dan tengah mencekik leher
lawan.
Bubak terkejut ketika mendengar suara menggerodak keras.
Ketika ia berpaling tiba2 sesosok tubuh sudah berdiri di
belakangnya dan sebelum sempat mengetahui siapa orang itu,
bahunyapun sudah dicengkeram dan disentakkan ke belakang
“Uh ... “ Bubak mendesuh kaget karena tak kuasa
mempertahankan tubuhnya yang terlempar ke belakang dan
jatuh terguling-guling. Cepat ia melenting bangun “Keparat, siapa
engkau!”
Wijaya tak sempat menolong orang yang masih rebah di
tanah, ia berputar tubuh menghadapi Bubak. Dipandangnya
orang itu lekat2. Dalam kegelapan malam ia masih dapat melihat
bahwa orang yang disebut dengan nama Bubak itu mengenakan
pakaian seorang prajurit.
“Siapa engkau! “ bentak Bubak pula dengan suara makin
keras, bahkan maju selangkah menghampiri.
”Aku orang dari dalam peti itu,“ seru Wijaya “bukankah
engkau yang membawa peti itu ?”
“Engkau. . .? “ Bubak terbelalak agak gemetar suaranya.
“Bukankah engkau yang membawa peti itu? “ kali ini Wijaya
yang mengulang tanya.
“Engkau . . . sudah mati .... mengapa hidup lagi ?”
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wijaya masih dan selalu ingat akan pesan ajaran gurunya itu.
Maka dalam menghadapi seorang lawan macam prajurit Bubak,
diapun tak gentar. Kelunglaian tenaga karena beberapa hari tak
makan itu, sirna dilindas oleh tekadnya yang menyala-nyala,
bahwa betapapun, ia harus menundukkan Bubak yang liar itu.
Secepat tinju Bubak melayang, secepat itu pula Wijaya
menghindar ke samping. Ia terkejut karena merasa gerak
tubuhnya amat ringan sekali. Dan apa yang diperhatikan
beberapa saat tadi, kini baru dia dapat merasakan,. bahwa saat
itu daya penglihatan dan pendengarannya amat terang sekali.
Dalam cuaca malam yang gelap, ia dapat memperhatikan betapa
terkejut pandang mata dan muka Bubak ketika tinjunya memukul
tempat kosong.
Cepat prajurit tinggi besar itu berputar langkah hendak
menyerang lagi. Tetapi Wijaya sudah mendahului loncat
kebelakang dan tiba-tiba ia menepis tengkuk Bubak, plak ....
”Uh .... “ Bubak terhuyung-huyung ketika tengkuknya terasa
seperti dipukul palu. Dan sebelum ia sempat berdiri tegak,
punggungnyapun kembali menerima sebuah pukulan yang
membuatnya terseok- seok seperti kura2 mau bertelur.
Wijaya hendak memburu untuk memberi hajaran kepada
prajurit yang tak kenal tata itu tetapi tiba2 dari arah belakang
terdengar suara orang berseru “ Ki sanak, jangan dikejar. Biarkan
dia lari membawa kesakitan ... .”
Wijaya hentikan langkah dan berpaling. Ternyata yang bicara
itu adalah kawan Bubak yang dicekiknya tadi. Orang itu sudah
berdiri, menghampiri Wijaya,
“O, engkau sudah sadar? “ Wijaya mendahului bertanya.
Orang itu mengangguk “Terima kasih. Berkat pertolongan
tuan, aku tak sampai mati”
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Bila?”
“Pada tithi masa awal kresnapaksa, bulan Phalguna, dikala
bintang Kartika memancar di barat, pada hari Buddha cemeng”
“O, kalau tak salah hanya tinggal setengah warsa lagi dari
sekarang “ kata Wijaya.
“Benar “ Sukra mengiakan.
“Dan karena itu maka engkau mendapat perintah untuk
mencari mayat? “ tanya Wijaya pula.
“Demikianlah, raden“ jawab Sukra “kami diharuskan
mendapatkan mayat2 itu, baik yang sudah lama maupun yang
baru meninggal. Jika tak berhasil maka kami akan menerima
pidana berat. Tetapi kalau dapat membawa mayat dalam jumlah
besar, kami akan mendapat hadiah kenaikan pangkat dan uang”
“O, itukah sebabnya maka kawanmu tadi ngotot hendak
menjadikan diriku sebuah mayat?”
Sukra mengiakan.
“Biasanya aku pergi dengan seorang kawan lain. Karena
kebetulan kawanku itu sakit maka Bubak yang menggantikan. Dia
sangat bernafsu sekali untuk mendapatkan mayat se-
banyak2nya. Bahkan dia mengatakan kepadaku, apabila tiada
mayat yang dapat kita peroleh, dia akan membuat mayat”
“O, membuat mayat? Mau membunuh orang?“ Wijaya
terkejut.
“Ya“ kata Sukra “karena dia takut pidana yang akan
diterimanya apabila tak berhasil memperoleh sebuah mayatpun
juga”
“Hm, tentu tidak begitu yang dikehendaki baginda“ gumam
Wijaya. Namun sekilas ia teringat bahwa untuk mengumpulkan
ber-puluh2 mayat, tentulah bukan suatu pekerjaan yaag mudah.
Bukan mustahil bahwa prajurit, pergalasan dan mereka2 yang di
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/