Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Daftar Isi :
Seri Dendam Empu Bharadha
Daftar Isi :
Prahara
Jilid 1
II
Jilid 2
II
III
Jilid 3
II
Jilid 4
I
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 5
II
Jilid 6
II
III
Jilid 7
II
Jilid 8
II
Jilid 9
II
Jilid 10
II
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 11
II
III
Jilid 12
II
Jilid 13
Jilid 14
II
Jilid 15
II
Jilid 16
II
III
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 17
II
Jilid 18
II
Jilid 19
II
Jilid 20
Jilid 21
II
Jilid 22
II
Jilid 23
I
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Jilid 24
II
III
Jilid 25
II
Jilid 26
II
Jilid 27
II
III
Jilid 28
II
Jilid 29
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Jilid 30
III
Jilid 31
II
Jilid 32
II
Jilid 33
II
Jilid 34
II
III
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 35
Jilid 36 Tamat
II
III
PENUTUP KATA.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pembuat Ebook :
Scan DJVU : Koleksi Ismoyo
http://cersilindonesia.wordpress.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Prahara
Arjuna, Kawi. Kelud, Welirang, Anjasmara
ksatrya‐ksatrya Giri Panca
tegak berjajar menghambur murka
enyah, jangan sentuh raganya
dia gugur, pecah ratna
di tangan diwna, tombak durhaka
darah, jasad, cita‐citanya
kan s'lalu menyemarak kebesaran
bumi ksatrya Singasari
Senapati‐senapati Arga Lima
Brama, Lamongan. Raung. Merapi. Argapura
menggelegar geram
hak kami memulia bhakti puja
Kertanagara raja ksatrya Jenggala
semayam dikesahduan kawah Arga Lima
terpuja keabadian batara Siwa‐Buddha.
Semeru, maharesi Awang Ketawang
melayang tantang melantang
Salah engkau. Arjuna Giri Panca Kertanagara bukan milik Singasari
semata salah engkau, mahapati Brama dia bukan hak Arga Lima
semesta camkan......
lebih bukan pula sesembahan si durna dia milik para insan marsakata
putera puteri seluruh nuswantara yang tulus akan makna memulia
gugur bunga teriring doa suhada seribu mahkota anugerah dewa.
ki Purwacarita.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
…hitaya sarbasatvanam….
prageva nrpates sada
sopulrapotradarasya
ksityekibha abarahat
Untuk kebahagiaan segala mahluk
terutama sekali senantiasa bagi
Raja, putera. cucu, dan isterinya.
karena dialah yang melaksanakan
Persatuani tanah air.
Prasasti KERTANEGARA – JOKODOLOK
Saka : 1211.
SAPTA PARVA : prof. H. M. Yamin
(Oo‐dwkz‐ismoyo‐oO)
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 1
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Bongkah-bongkah tanah yang menganga di penghujung
akhir musim kemarau, tidaklah kuasa untuk mengancam
langkah kaki yang berderap menurut irama hati yang
empunya. Kegersangan pedesaan, kelengangan lembah,
kelayuan alam sekeliling, tidak pula kuasa melunglaikan
semangat yang bersemayam di dada orang itu. Seorang
pemuda, tampan dan berwajah lembut. Tetapi bernyali
singa, berhati baja.
"Tanah bongkah, wajib diolah, bukan disingkiri" pikirnya
seraya memandang retak-retak yang mengurat di bumi ia
berjalan manusia memang lumuh, cari enak saja. Mereka
meninggalkan tanah-tanah yang yang membongkah di
musim kering, pada hal di musim hujan bumi itu
menyerahkan diri pada pacul dan bajak, dihancurkan dan
dipaksa menumbuhkan padi dan jelai. Oleh manusia dan
untuk manusia"
Ia menghela napas.
"Bumi bersifat besar dan pemurah. Dia menampung
manusia, khewan, mahluk yang bernyawa maupun tak
bernyawa dan seluruh isi alam. Dia memberi kebutuhan dan
kehidupan, bahkan menampung tulang-tulang keakhiran
hidup, mayat dan bangkai. Serba adil tanpa membedakan
yang mulia dengan yang hina, yang kaya dengan yang
papa, yang jahat dengan yang baik, raja dengan sudra,
semua akan kembali ke tanah dan menjadi tanah"
"Bumi tidak mengharap balas karena sifatnya hanya
memberi tak pernah meminta. Tetapi manusialah yang
harus tahu dan menyadari akan kebesaran bumi.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Baru pertama kali ini Nararya benar2 merasakan dan
menghayati apakah yang disebut lapar dan haus. Sejak
kecil mula, perasaan itu tak pernah dirasakan benar-benar.
Apa yang ia kata dan rasakan apabila minta makan kepada
ibunya, ataupun diwaktu kecil kepada Noyo dan Doyo yang
memomongnya, hanya apabila perutnya kosong. Atau
mungkin apabila makanan yang berada dalam kandung
pencernahannya sudah habis. Ataupun mungkin pula
karena mulut ingin menikmati hidangan. Adat kebiasaan
dari orangtuanya yang memberinya makan pada waktu
pagi, siang dan malam, juga membawa pengaruh pada
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hai, hajar keparat itu !" teriak lelaki berbaju merah bara.
Dia adalah Singa Barong, pemimpin gerombolan perampok
yang mengganas ditelatah Wengker dan Matahun.
Tujuh orang anakbuah Singa Barong serentak
berhamburan menghajar Gendrek. Tetapi setelah dapat
merubuhkan Singa Sarkara, Gendrekpun terus loncat dan
melawan. Karena tak mengerti ilmu kanuragan, maka
perlawanannyapun hanya secara nekad saja, memukul,
menepis, menyikut, meninju, menyepak bahkan kalau perlu
ia menanduk dengan kepala dan menggigit.
Melihat ketujuh anakbuahnya tak mampu meringkus
Gendrek, marahlah Singa Barong
"Menyingkir !" Selekas anakbuahnya menyurut mundur,
Singa Barong terus melangkah maju dan ayunkan tinjunya
yang sebesar buah kelapa ”Sambutlah"
Setelah dikeroyok tujuh orang, tenaga Gendrekpun habis.
Namun karena hendak membela jiwanya, terpaksa ia
mengangkat tangan menangkis, krak .... Gendrek
membungkuk karena tulang tangannya patah dan tubuhnya
segera melayang seperti bola pada saat Singa Barong
menyusuli sebuah tendangan keras maka tenggelamlah
Gendrek dalam semak lebat.
"Beres" seru kepala gerombolan Singa Barong "mengapa
kamu bertujuh tak mampu membereskan seekor lalat
begitu?" kepala gerombolan itu kerlingkan matanya yang
bundar dan ketujuh anakbuahnya menggigil
Kemudian menghampiri ke tempat Singa Sarkara ia-
menyepak tubuh adiknya "Bangun, mengapa tak malu
dilihat anakbuahmu"
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 2
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Gelanggang pertempuran yang tengah menguapkan debu dan
hamburan daun2 yang berguguran diganas cambuk Gebyar
Sayuta dari Singa Barong, tiba-tiba terkerat oleh lengking teriak
yang bernada tinggi.
Singa Barong, kepala gerombolan perampok yang terkenal di
daerah Matahun-Wengker, serasa terdenting pecah anak
telinganya. Getar2 teriakan yang membahana dari seorang dara
yang tengah dicengkam ketakutan, seolah menusuk-nusuk ulu
hati kepala perampok itu. Padahal Singa Barong dikenal sebagai
seorang dedengkot perampok yang berhati dingin, menganggap
jiwa manusia tak lebih sebagai jiwa ayam.
Singa Barong terkesiap, kerutkan dahi dan heran mengapa ia
mau menurut perintah teriakan itu. Tetapi cepatlah wajahnya
merah padam sesaat teringat bahwa orang itu tidak
memerintahkan ia berhenti melainkan memanggil namanya. Ia
malu dan marah. Cepat ia berpaling ke arah orang itu.
Seketika pandang matanya menerkam dara cantik Mayang
Ambari. Ia terkesiap. Dara yang pada saat muncul di pintu candi
tampak pucat dan menggigil ketakutan, saat itu berdiri tegak
memandangnya dengan berani. Rasa heran telah
menghanyutkan kemarahan, menghapus perbekalan kata yang
siap hendak ditumpahkan. Dan kecantikan dara itu makin
menghampakan pikirannya. Ia tegak termangu memandangnya.
"Singa... Barong" gadis itu meluncur kata walau ditengah jalan
harus tersendat. Singa Barongpun gelagapan. Ia malu mengapa
ia harus kesima sehingga didahului pula oleh gadis itu. Untuk
menghapus kesan yang kurang baik pada anakbuahnya, cepat
kepala perampok itu membentak "Jangan banyak ribut, engkau!”
"Singa Barong, aku hendak bicara kepadamu" seru gadis itu
dengan nada agak lebih berani.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang itu "Singa Barong ..." pada saat mencapai pemikiran itu,
seluruh indera perasaannya telah kembali pula dan
mengembanglah kesadaran pikirannya lagi. Selekas ia merasa
telah memiliki kesadaran, selekas itu pula ia membuka mata "Ah,
Singa Barong ...." ia tak melanjutkan kata-katanya karena
terbenam rasa heran melihat kepala perampok itu duduk bersila
di hadapannya "engkau ...."
"Raden" Singa Barong mengangkat muka dan menghaturkan
sembah pula "maafkanlah kesalahanku"
Manakala bermimpi aneh, sekejab saja perasaan aneh, heran
dan menafsir-nafsirkan itu hinggap pada benak orang. Karena
mereka menyadari bahwa kesemuanya itu hanya mimpi, sesuatu
yang mengembang dalam angan-angan waktu tidur. Tetapi apa
yang dialami Nararya, benar2 suatu mimpi yang nyata. Sesuatu
yang tak pernah diangan-angan tetapi benar2 telah terjadi dalam
mimpi. Mimpi tetapi tidak mimpi. Mimpi karena hal itu hanya
dapat terjadi dalam impian. Tidak mimpi karena apa yang
dialaminya itu benar2 terjadi dalam kenyataan.
”Mengapa engkau minta maaf kepadaku ?" akhirnya untuk
membuktikan bahwa ia benar2 masih hidup dan benar2 tidak
mimpi maka Nararya melantangkan suara.
"Karena aku berani hendak membunuh raden" sahut Singa
Barong..
"Ah" Nararya menghela napas longgar karena mulailah timbul
kepercayaan bahwa ia masih hidup, bahwa ia tidak bermimpi
pula "Apakah aku masih hidup? Apakah engkau tidak berolok-
olok?"”
"Tidak, raden" sahut Singa Barong "raden tak kurang sesuatu
dan akupun tidak berolok-olok"
"Tetapi bukankah engkau tadi telah mengayunkan kapakmu
kearah kepalaku? Ah, aku tentu sudah mati ..."
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
engkau peroleh dari rakyat, jauh lebih besar dari pada benda
hasil rampokan itu. Merampok, engkau hanya mendapat benda
tetapi dikutuk dan dibenci manusia, dijauhkan dari kebesaran
dewata. Kebalikannya jika engkau menuju jalan lurus, engkau
akan mendapat hati dan dukungan rakyat, dekat dengan rahmat
dewata. Adakah kebahagiaan hidup yang lebih, bahagia daripada
dicintai sesama manusia dan mengabdi kepada Hyang Murbeng
Dumadi, ki Singa ?"
"Duh, raden" seru Singa Barong dalam nada nenuh
pendambaan "malam ini Singa Barong telah menderita kekalahan
yang bahagia. Seumur hidup Singa Barong belum pernah kalah
tetapi seumur hiduppun Singa Barong belum pernah merasa
bahagia seperti malam ini. Kekalahan itu merupakan
kemenangan bagiku. Radenlah yang telah memberi kemenangan
kepada jiwaku"
"Ah, jangan engkau mengucap demikian, ki Singa" kata
Nararya "aku hanya sekedar memberi penerangan, yang
membuka hatimu adalah engkau sendiri"
"Raden" seru Singa Barong "biasanya kuanggap malam itu
suatu saat yang tegang dan merangsang. Karena malam hari
merupakan waktu aku beker-ia, merampok, menganiaya dan
bahkan membunuh o-rang yang tidak mau menyerahkan harta
bendanya. Saat ini bedalah malam itu dalam perasaanku. Malam
kurasakan tenang dan sejuk. Dulu siang kurasakan panas dan
menyilaukan, aku tak senang. Tetapi sekarang kubayangkan
betapa indah surya itu menyinari jagad ini, raden"
"Berbahagialah engkau, ki Singa" seru Nararya "karena
engkau telah kehilangan dan menemukan kembali. Mungkin bagi
seorang yang tak pernah kehilangan, tentu tak dapat menghayati
arti daripada sesuatu yang hilang itu dan mungkin kurang pula
peresapannya terhadap sesuatu yang dimilikinya"
"Apakah maksud raden ?" tanya Singa Barong. Rupanya
Nararya tahu bahwa seorang kasar dan perampok yang
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba2 bekel Kuti berganti nada keras "Ki sanak, aku seorang
bekel prajurit yang mendapat titah untuk menangkap gerombolan
perampok yang mengganas di gedung kediaman tumenggung
Pura. Beberapa pengalasan dari tumenggungan telah terluka dan
mati. Bahkan gusti tumenggung Pura sendiri terluka" kata bekel
Kuti "sekarang gerombdian perampok itu sudah dapat»
kukejar..Soal kepala perampok sudah menyesal atau bertobat, itu
bukan urusanku. Tugasku hanya untuk menangkapnya dan gusti
mentri yang mengadili"
"Ki bekel" sambut Nararya "telah kukatakan jika ki bekel
hendak menangkap, tangkaplah anakbuah ki Singa yang
membangkang itu. Tetapi ki Singa sendiri sudah berjanji
kepadaku akan bertobat. Dalam hal ini kumohon kebijaksanaan ki
bekel untuk membebaskannya"
"Kebijaksanaanku adalah kebijaksanaan seorang prajurit yang
melakukan titah atasan. Jangan meminta lebih dari itu, ki sanak"
seru bekel Kuti "baik Singa Barong bertobat atau belum tetapi
dialah yang memimpin gerombolan perampok ke tumenggungan.
Oleh karena itu tetap akan kutangkap juga"
Nararya terkesiap. Ia mengakui bahwa ucapan bekel yang
menyatakan dirinya sebagai seorang prajurit yang menjalankan
tugas, memang benar. Tetapi iapun ingin membantu Singa
Barong supaya mendapat kesempatan untuk membuktikan
janjinya. Jika membiarkan bekel itu menangkap Singa Barong,
Singa Barong pasti marah dan kemungkinan tangannya akan
berlumuran darah manusia lagi. Ia harus mencegah hal itu.
Namun selagi Nararya belum berhasil menemukan langkah-
langkah yang harus diambil, tiba-tiba Singa Barong berseru
nyaring "Raden, tak perlu kiranya raden berkering lidah terhadap
bekel itu" kemudian ia melangkah maju ke hadapan bekel itu "ya,
bekel, memang akulah yang bertanggung jawab akan
perampokan itu. Aku sudah menyerahkan kembali barang-barang
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Kepergian bekel Kuti dengan membawa kekalahan,
meninggalkan rasa heran pada Nararya dan anakbuah
rombongan Singa Barong yang menyaksikan peristiwa tersebut.
"Raden" kata Singa Barong "apa maksud bekel itu meminta
raden menetapi janji supaya menunggu kedatangannya di
gunung Wilis?"
Nararya tertawa "Dia bermaksud hendak mengikat
persahabatan dengan aku"
"Tidak, raden" bantah Singa Barong "jika dia bermaksud
begitu, mengapa tidak saat ini juga melaksanakannya? Mengapa
harus menunggu sampai dua tahun lagi?"
Nararya terkesiap. Ia mengakui pernyataan Singa Barong itu
tepat- Dan apabila ia merenungkan tentang sikap, ucap dan nada
kata-kata bekel Kuti, maka terpancarlah sesuatu yang tak wajar
pada diri bekel itu. Ia terbeliak. Namun sesaat pula ia tersipu-sipu
dalam hati "Ki Singa" katanya "tak baik kita berprasangka kepada
orang. Aku telah berjanji dan akupun harus menetapi janji itu"
.... Halaman 56 ga ada di bukunya ketuker hal 79 ..
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
III
Kesan yang membayang pada Nararya ketika tiba di tempat
kediaman lurah Jenangan, disambut dengan rasa terima kasih
atas pertolongannya melindungi Mayang Ambari dan dijamu
sebagai seorang tetamu agung, tidaklah mengaburkan
kesimpulan Nararya bahwa dalam kegiatannya membangun desa
dan memimpin rakyatnya, lurah itu sampai agak lengah
memperhatikan keselamatan puterinya. Lurah itu seorang ayah
yang baik, bahkan terlampau baik, sehingga menjurus kearah
memanjakan puterinya.
Memang setelah menyelami keadaan rumahtangga lurah yang
hidup hanya bersama puterinya karena iste-rinya sudah lama
meninggal, Nararya dapat memaklumi perasaan kasih sayang
lurah itu terhadap puteri tunggalnya. Namun betapapun halnya,
Nararya tetap tak dapat menyetujui tindakan lurah itu
mengijinkan Mayang Ambari bersama seorang emban dan
seorang abdi lelaki, berziarah ke candi makam di Wengker. Suatu
tempat yang cukup jauh dan harus melalui hutan belantara.
Secara halus Nararya menyinggung persoalan itu dan
menyesalkan tindakan lurah Jenangan. Beberapa penduduk yang
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ambari" seru orang itu yang tak lain adalah lurah Jenangan "O, ki
bagus juga disini”
Nararya agak tersipu-sipu menerangkan bahwa ketika keluar
mencari angin ia telah melihat Mayang Ambari berada di halaman
belakang.
"O, tak baik pada saat semalam ini berada di-luar" kata lurah
itu tanpa mengunjukkan rasa marah pada nada ucapannya atas
peristiwa saat itu "mari kita masuk"
Nararya dan Mayang Ambari mengikuti lurah itu masuk
kedalam rumah. Lurah menyuruh Ambari masuk ke biliknya
sedang ia berkata kepada Nararya "Ki bagus, aku perlu bicara
kepadamu" katanya seraya mengajak pemuda itu duduk di
pendapa.
Nararya dapat menduga apa yang hendak dibicarakan lurah
itu. Namun ia ingin juga menggunakan kesempatan itu untuk
meluruskan kesalah-fahaman lurah itu atas dirinya.
"Ki bagus" lurah Jenangan memulai pembicaraan "beginilah
beratnya menjadi seorang tua yang mempunyai seorang anak
perempuan yang sudah dewasa. Maafkan bapak yang sudah tua
ini apabila kata2 bapak tak berkenan pada hatimu"
"Ah, janganlah bapak lurah mengucap demikian. Manusia tak
luput dari kesalahan, wajiblah kita saling memaafkan" kata
Nararya.
Setelah mengucapkan terima kasih, lurah itu berkata pula
"Sejak kecil si Ambari itu sudah ditinggal ibunya sehingga aku
harus menjadi ayah dan sekaligus juga ibu; Aku kasihan atas
nasibnya maka kucurahkan seluruh kasih sayangku kepadanya.
Sejak ibunya meninggal, akupun tak menikah lagi, demi
membahagiakan anak itu"
Nararya mengangguk. Dalam hati ia memuji sikap lurah itu
sebagai seorang ayah yang benar2 mencintai anaknya.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha, ha, ha," orang berwajah seram itu tertawa bangga "jika
sudah kenal namanya mengapa tak lekas2 engkau menghaturkan
hormat. Akulah demang Tambakbaya itu. Dan ini, adalah demang
Suramreti"
Lurah Jenangan terkejut dan bergegas menghaturkan sembah
memohon maaf atas keterlambatannya menyambut para tetamu
agung itu. Demikian setelah dihidangkan minuman, maka
bertanyalah lurah Jenangan akan maksud kedatangan
rombongan kedua demang itu.
"Lurah" seru pula demang Tambakbaya dengan suaranya yang
menggeledek "pernahkah dalam beberapa malam ini engkau
bermimpi baik?"
Lurah Jenangan tercengang. Tak tahu ia apa maksud ki
demang bertanyakan hal itu "Tidak gusti demang. Hamba tak
pernah bermimpi apa-apa"
Demang Tambakbaya geleng-geleng kepala "Ah, mungkin
karena sudah tua, engkau pelupa. Engkau tentu bermimpi tetapi
tak engkau ingat2 lagi. Buktinya kedatanganku kemari ini tak lain
akan membawa rejeki besar kepadamu, lurah”
Lurah itu makin terlongong. Tambakbaya memandangnya
makin tertawa. Rupanya demang Suramreti tak sampai hati
menjerat lurah itu dalam kebingungan "Ah, adi Tambakbaya,
baiklah segera memberitahu agar ki lurah segera jelas
persoalannya"
Tambakbaya mengangguk. Ujarnya "Begini, ki lurah.
Kedatangan kami kemari ini, tiada lain karena diutus gusti
tumenggung Adikara untuk meminang anak perempuanmu yang
cantik. Engkau sungguh seorang ayah yang beruntung, ki lurah.
Kecantikan anakmu itu termasyhur sampai ke pura Setana,
menarik perhatian gusti tumenggung"
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 3
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Cerita Ramayana amat menarik. Sejak dahulu sampai
sekarang. Karena cerita tentang prabu Rahwana dari negeri
Alengka yang telah mencuri Dewi Shinta, isteri prabu
Ramawijaya, banyak meninggalkan kesan dan melahirkan
berbagai kesimpulan. Bahwa perbuatan prabu Rahwana yang
telah menginginkan isteri orang harus menerima kehancuran,
memang sudah wajar. Tetapi yang menanam kesan dan
membenihkan berbagai kesimpulan adalah tentang diri kedua
adinda dari raja Alangka itu yani ksatrya yang berwajah raksasa
Kumbakarna dan ksatrya yang berwajah cakap raden Gunawan
Wibisana.
Kumbakarna tahu bahwa perbuatan kakandanya itu sangat
tercela, namun sebagai seorang putera dan ksatrya Alengka, ia
tetap membela tanah airnya dari serangan pasukan kera yang
membantu prabu Rama.
Gunawan Wibisana tahu pula bahwa nista dan tercelalah
tindakan kakandanya yang mencuri isteri prabu Rama. Demi
menyelamatkan rakyat dan negara dari kehancuran, demi
membela kebenaran, ia rela membantu prabu Rama.
Membela negara di atas kepentingan segala! Salah atau
benar. Demikian pendirian Kumbakarna, seorang raksasa yang
berjiwa ksatrya, ksatrya yang berwajah raksasa.
Kebenaran itu maha utama. Dharma seorang ksatrya mencari,
membela dan menegakkan kebenaran. Dan kebenaran hanya
satu sifatnya. Suci. Dan kebenaran itu tidak pula dipengaruhi oleh
rasa dalam ikatan hubungan. Baik dengan saudara, sanak
keluarga maupun kawan dan lain2. Kebenaran itu suci, kejahatan
itu salah. Tanpa pengorbanan membebaskan diri dari segala
ikatan hubungan, Kebenaran takkan bersemayam di singgasana
kesuciannya. Demikian pendirian ksatrya Wibisana.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"O, soal itu" Sora tertawa ”sama sekali tidak, ki lurah" ia lalu
menuturkan kisah dirinya yang karena ingin mencari pengalaman
maka sampai masuk menjadi prajurit di Matahun.
Perkenalan antara kedua pemuda itu, amat menggembirakan.
Cepat sekali keduanya terjalin, dalam hubungan batin yang erat.
Nararya senang akan sifat Sora dan menaruh kepercayaan. Sora
mengagumi keperibadian Nararya dan menaruh perindahan.
"Ki lurah" tiba2 Nararya menegur setelah memperhatikan
lurah itu tampak bermuram durja "apabila ki lurah menaruh
kepercayaan kepadaku, ingin aku mengetahui apa sebab ki lurah
tampak bersedih Adakah ki lurah mencemaskan tumenggung
Adikara akan mengirim prajurit kemari untuk menangkap ki lurah
?"
Lurah itu mengangguk sarat "Benar, raden. Tetapi bukan
karena aku takut kehilangan kedudukan lurr.h, melainkan yang
kupikirkan hanyalah tentang diri anakku si Ambari itu"
"O" seru Nararya "dalam soal apa?"
"Kemungkinan besar, tumenggung Adikara tentu akan
mengirim pasukan kemari. Lalu bagaimana aku dapat
membuktikan bahwa si Ambari itu sudah menjadi isteri raden,
sehingga mereka tak dapat mencari alasan untuk menganiaya
aku ?"
Nararya terkesiap. Melirik kearah Ambari, dilihatnya wajah
gadis itu tersipu-sipu merah. Saat itu baru Nararya tersadar
bahwa ia harus menyelesaikan sebuah persoalan lagi. Jika ia
menolak sebagai suami Ambari karena ia masih harus
melanjutkan perjalanannya bertapa, tidakkah hal itu akan
menjerumuskan lurah Jenangan dan puterinya dalam ancaman
hukuman yang berat. Bahkan kemungkinan besar, Ambari tentu
akan diselir tumenggung Adikara ataupun diberikan kepada patih
Sempu yang kedua-duanya sudah tua. Tidakkan hal itu berarti
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
Memang cepat sekali waktu berlalu. Lebih cepat pula dalam
perasaan orang yang sedang menikmati kebahagiaan. Rasanya
hanya sekejab belaka waktu secandra itu. Hal itu dialami
Nararya. Tanpa terasa sudah secandra ia menetap di Jenangan,
menikmati kebahagiaan di samping Mayang Ambari. Andai tak
mengemban tugas dari ramanya, rasanya ia tentu enggan
meninggalkan desa itu.
Sora menyempatkan diri untuk menuju ke Matahun,
menyelidiki berita tentang tumenggung Adikara. Perlu ia lakukan
hal itu agar apabila tumenggung Adikara benar2 hendak
mengirim pasukan, dapatlah ia memberi kabar kepada lurah
Jenangan dan mengadakan persiapan seperlunya.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm" desuh orang itu "jika tahu bahwa mereka lalu disini,
mengapa tidak kalian tangkap? Jelas kalian tentu kawan mereka"
"Ya, tangkapi Bunuh!" serempak menggelegarlah rombongan
orang2 itu bersorak-sorak.
Namun Nararya tak terkecoh oleh kehirukan itu
"Ki sanak sekalian" serunya nyaring "lihatlah" ia Segera
menarik Noyo "bukankah lengan paman ini terluka? Dan lihat
pula ini" ia menarik Doyo dan menunjukkan bahunya "juga
paman ini terluka bahunya. Salah seorang penunggang kuda itu
telah menusuk mereka"
Rombongan itupun sirap seketika. Teriakan Nararya amat
mengejutkan mereka. Bagaikan halilintar menelan bunyi
cengkerik. Dan luka pada kedua orang itu pun menyerap
perhatian mereka. Lelaki yang berhadapan dengan Nararya
tadipun terkesiap "O" desuhnya
"mereka menyerang kalian?"
"Ya" sahut Nararya lalu menuturkan perbuatan salah seorang
dari keempat penunggang kuda dikala berpapasan dengan
mereka bertiga tadi "hendak kukejar manusia liar itu tetapi dia
mencongklangkan kudanya sepesat angin sedang aku hanya
berlari"
Orang itu meminta maaf dan memerintahkan kawan-
kawannya supaya berkumpul lagi. Atas pertanyaan Nararya orang
itu menerangkan "Kami adalah petugas2 kademangan Lodoyo
yang hendak mengejar perampok2 berkuda tadi"
"O" seru Nararya "memang kuduga mereka tentulah kawanan
perampok. Apakah yang dirampok?"
"Benda pusaka peninggalan kerajaan Panjalu"
"Oh" teriak Nararya "apakah benda pusaka itu? Pedang,
tombak atau senjata pusaka?"
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gaib untuk menolak bala dari empu Bharada, maka lebih wajib
kita mendapatkan kembali"
"Maksud raden?" tanya bekel Kuda Saloka.
"Berilah aku lima orang pengikut yang akan menyertai aku ke
gunung Kelud. Sedangkan ki bekel bersama sisa kawan2
rombongan ini yang menuju ke Daha" kata Nararya.
Bekel Kuda Saloka menimang sejenak lalu menjawab "Ah,
lebih baik aku yang ke gunung Kelud dan-raden yang ke Daha"
"Mengapa? " tanya Nararya.
"Karena lebih besar kemungkinan gerombolan gunung Kelud
itu yang melakukan pencurian. Bila raden ke gunung Kelud,
bahayanya tentu lebih besar. Padahal akulah yang bertanggung
jawab atas hilangnya benda pusaka itu dan raden hanya
membantu saja"
Nararya tertawa "Ki bekel, salah pandanganmu itu. Berbicara
tentang tanggung jawab, pendirianku beda dengan ki bekel.
Gong Prada itu benda pusaka yang telah menjadi milik kerajaan.
Dan gong pusaka itu dianggap mempunyai khasiat gaib untuk
menolak bala agar negara jangan sampai -terlanda bahaya
peperangan lagi. Sehingga demikian gong pusaka itu mempunyai
nilai sebagai suatu sarana yang mendatangkan keamanan dan
ketenteraman rakyah Berbicara soal keamanan negara dan
ketenteraman rakyat, bukanlah semata tanggung jawab dari para
narapraja melulu tetapi setiap kawula negara juga mempunyai
tanggung jawab. Karena rakyat dan negara ibarat tanah dengan
pohon"
Bekel Saloka tertegun.
"Mengapa kuminta ki bekel yang menuju Daha, bukanlah
karena Kelud lebih besar kemungkinannya untuk diduga. Karena
dalam soal itu, kita masih belum dapat memastikan dan menurut
hematku, kedua-duanya memiliki kemungkinan yang sama.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 4
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Gagah perkasa, bersemangat kokoh kuat dalam pendirian,
cakap, ulet dalam perjuangan, pemurah hati dan agung, adalah
kodrat dari kaum Ksatrya.
Demikian wejangan yang pernah diterima Nararya dari
gurunya, resi Sinamaya.
"Manusia barulah mencapai kesempurnaan jika menjalankan
apa yangt sudah ditetapkan oleh kodrat masing2" resi dari
gunung Kawi itu menambahkan pula "janganlah mengabaikan
sifat pembawaan dari lahir atau kodrat. Meskipun hal itu terlekat
dengan kesalahan atau cacat, sebab tak ada pekerjaan yang tak
bercacat seperti juga tak ada api yang tak berasap"
Pada saat itu, Nararya masih belum dalam menyerap kata2
gurunya. Ia bertanya "Tetapi guru, adakah sifat dari kodrat
seorang ksatrya itu harus berperang?"
Resi Sinamaya mengangguk.
"Benar, Nararya" kata resi itu "sebagaimana dahulu ketika
Arjuna bimbang hati dalam menghadapi peperangan dengan
kaurnKorawa, Sri Kresna memperingatkan akan kodratnya
sebagai seorang ksatrya. Berkata Sri Kresna "Kalau engkau
berkukuh dalam niatmu untuk tidak berperang, itu sia2 belaka,
sebab kodratmu yang akan mendorong engkau berjuang. Karena
engkau sudah terikat pada kodratmu sebagai seorang ksatrya,
akhirnya mau tak mau engkau akan berjuang juga diluar
kehendakmu sendiri"
"Nararya" sambung pula resi Sinamaya "ksatrya harus
berjuang bahkan berperang untuk melenyapkan kejahatan.
Berperang anakku, bukan selalu harus berperang dalam medan
laga, bunuh membunuh. Tetapi dalam batin kitapun mengalami
peperangan antara nafsu2 satwa dengan rajas-tamas. Kalau
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aku tetap tak mau bertindak. Nanti setelah tiba diluar gapura
barulah aku akan turun tangan. Tetapi alangkah kejutku ketika
terjadi suatu peristiwa yang tak pernah kuduga sama sekali.
Tatkala kedua pencuri itu hampir mendekati gapura, sekonyong-
konyong dari balik sebuah gerumbul di tepi jalan, loncat keluar
seorang lelaki yang terus menyerang kedua pencuri itu "Hm,
bedebah engkau berani mencuri gong pusaka dari Lodoyo!"
teriak orang itu seraya menghantam"
"O" desuh Nararya "adakah orang itu yang menyergapnya"
tanyanya seraya menunjuk ke sosok tubuh yang masih
menggeletak di rumput.
Lembu Peteng mengiakan "Benar, memang dia. Ternyata dia
digdaya juga. Dalam beberapa gebrak salah seorang dari pencuri
itu telah rubuh sedang yang seorang berusaha hendak melarikan
diri. Karena kulihat yang melarikan diri naik kuda bersama
dengan gong pusaka maka aku tak dapat menahan diri lagi dan
terus loncat menerkamnya. Orang itu pun terpelanting jatuh.
Akupun segera hendak mengambil buntalan kain hitam yang
termuat dipunggung kuda tetapi sekonyong bahuku dicengkeram
orang dan disentakkan kebelakang sehingga aku terpelanting ke
tanah"
"Marahku bukan kepalang ketika melihat yang menyentakkan
bahuku itu bukan lain adalah orang yang-menyergap pertama
kali tadi "Keparat, engkau hendak merampas benda itu !" akupun
berteriak dan loncat menerkamnya.”
"O, kakang berganti lawan dengan orang itu ?" tanya Nararya.
"Benar" jawab Lembu Peteng "dia juga perkasa sekali. Aku
harus memeras keringat sampai beberapa waktu baru dapat
menyelesaikannya. Ah, hampir saja aku kalah ketika dalam
sebuah terjangan dia berhasil menabas bahuku. Aku tak tahu
kalau diam2 karena terdesak dia lantas mencabut pedang. Aku
terhuyung-huyung mundur karena itu. Rupanya dia masih belum
puas dan hendak membunuh aku. Cepat ia memburu dan
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
”Jangan salah faham adi" kata Sarawita "bukan aku tak mau
bercerita melainkan aku ingin tahu dari sumber manakah adi
telah mendengar cerita itu. Jika dari seorang prajurit, itu masih
tak apa karena sayembara itu hanya berlaku pada lingkungan
anak prajurit saja. Tetapi jika adi mendengar dari orang luar,
kumaksudkan dari orang biasa, orang itu harus ditangkap karena
membahayakan rahasia yang tak boleh disiarkan"
Bekel Saloka mengangguk.
"Benar, memang setelah selesai upacara peperiksaan pasukan,
prajurit2 disuruh masuk ke Balai Prajurit dan disitu akan
dilangsungkan pembukaan sayembara. Siapa yang dapat
menghaturkan pusaka yang paling tinggi nilainya, dialah yang
akan mendapat hadiah dan kenaikan pangkat"
Demikian setelah surya condong ke sebelah barat maka bekel
Salokapun segera pamit. Ia bergegas kembali ke gua
Selamangleng.
Nararya dan Lembu Peteng terkejut mendengar laporan dari
bekel Saloka.
"Jika demikian jelas gong pusaka itu masih berada pada bekel
Sindung" seru Lembu Peteng.
"Bagaimanamungkin ?" bantah bekel Saloka "bukankah kita
berdua menyaksikan sendiri kedua penjahat itu telah
mengangkut benda besar yang di-bungkus kain hitam?"
Lembu Peteng tersenyum "Mengapa tak mungkin? Kurasa
bekel Sindung itu tentu sudah bersiap menjaga kemungkinan
gong pusaka itu dicuri orang. Sebelumnya dia tentu membuat
sebuah gong lain yang bentuknya serupa dengan Gong Prada"
"O" desus bekel Saloka "benar juga"
Tetapi Nararya membantah "Jika memperhitungkan waktunya
Gong Prada itu dicuri orang Daha, mungkinkah bekel Sindung
sempat membuat tiruannya? Kurasa tidak, kakang Lembu"
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari luka yang baru. Pada hal ia tahu jelas, Rembang tak sempat
mengayunkan pedangnya.
Orang itu mengangguk "Ya. Aku memang terluka dan tiada
harapan hidup lagi" ia berhenti sejenak untuk memulangkan
napas yang makin memburu keras "lekas katakan apa
kehendakmu ... aku ... aku sudah tak kuat lagi ...."
"Ceritakan siapa dirimu dan mengapa engkau hendak dibunuh
orang itu" kata Nararya.
Orang itu pejamkan mata. Beberapa saat kemudian baru ia
berkata "Aku bernama Seta, prajurit yang menjadi bawahan
bekel Sindung ... aku dengan tiga kawan, diperintah bekel ....
untuk mengambil gong Prada ... di Lodoyo ..."
"O" Nararya mendesuh kejut "dan berhasil ?"
"Ya. Gong itu telah kami serahkan kepada bekel Sindung ....
kemarin kami berempat diperintah pula ....untuk mengambil ....
keris pusaka di lembah ini ...."
"Bekel Sindung yang memberi perintah ?" tanya Nararya.
"Ya. Tetapi ketika tiba di lembah ini .... tiba-tiba .... tiba-tiba
salah seorang kawanku membacok punggungku .... diapun
ditikam oleh kawan yang lain .... tetapi kawan yang lain itupun
dihantam kepalanya dengan gada oleh kawan yang keempat ....
kami bertiga rubuh ... kecuali Tumbuk yang menggada kepala
kawan ketiga itu. Dia menghampiri aku hendak ..."
"Menggadamu juga ?" tukas Nararya.
Seta mengangguk "Ya. Dalam keadaan luka parah aku sempat
melontarkan pedang ke dada ... Tumbuk. Dia mati seketika ...."
"Dimana mayat mereka ?" tukas Nararya pula.
Seta mengeliarkan pandang ke arah utara "Di bagian yang
lebih dalam dari sini ...."
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari nadanya, jelas puteri itu merasa gembira apabila dia mau
bekerja di keraton Daha. Mengapa? Ah, ia sendiri tak tahu,
karena baru saja berkenalan dengan puteri. Itupun karena salah
sangka.
"Sungguh tak terperikan terima kasih hamba atas kebaikan
pangeran Ardaraja" katanya "seharusnya hamba ingin membalas
budi kebaikan pangeran. Tetapi sayang hamba masih sedang
melakukan perintah ayah hamba. Kepada pangeran, hambapun
telah menghaturkan keterangan bahwa setelah hamba selesaikan
menunaikan perintah ayah hamba, hamba baru dapat menerima
tawaran pangeran"
"O" desuh puteri agak kecewa "apakah perintah dari
ayahmu?"
Diam2 terkejut Nararya atas pertanyaan puteri itu. Bukankah
kurang layak apabila seorang dara mendesakkan keinginan
tahunya akan urusan seorang pemuda? Tidakkah hal itu
melampaui batas2 kesusilaan? Hampir saja ia menarik suatu
kesimpulan tentang diri puteri itu tetapi pada lain saat ia teringat
bahwa yang dihadapinya saat itu bukan seorang dara biasa
melainkan seorang puteri keraton Daha. Seorang puteri dari
akuwu Jayakatwang. Dan tentulah puteri itu menganggap dirinya
seorang pemuda dari kalangan rakyat sehingga batas kesusilaan
itu terhapus oleh hak yang diwenangkan bagi seorang puteri raja
terhadap seorang kawula. Nararya mengangguk dalam hati.
"Aku adik pangeran Ardaraja. Rama prabu menganugerahkan
nama, Dyah Nrang Keswari kepadaku" tiba2 puteri itu memberi
keterangan tentang dirinya. Rupanya karena melihat sampai
beberapa saat Nararya diam saja, ia menduga mungkin pemuda
itu masih meragukan siapa dirinya. Dengan keterangan itu,
dapatlah keraguan Nararya terhapus dan menimbulkan suatu
kewajiban bagi pemuda itu untuk menghaturkan jawaban.
"Ayah hamba mengutus hamba untuk mencari paman hamba
yang tinggal di Wengker. Tetapi ternyata paman telah pindah ke
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suramenggala mengiakan.
"Dia memang disini, diundang oleh yayi Keswari dan dijamu
dengan hidangan istimewa. Palapa, kegemaran kakangmas
pangeran itu, dihidangkan juga kepadanya"
"O" Suramenggala hanya mendesuh karena ketika pandang
matanya beralih kearah puteri, tampak puteri itu masih marah
"raden, mohon diperkenankan hamba untuk menghadapkan
pemuda itu kepada gusti pangeran"
"Bawalah" seru Natpada.
"Ki bagus, mari, gusti pangeran sedang menunggumu" seru
Suramenggala. Dan Nararyapun segera menghampiri.
"Berhenti" tiba2 puteri Keswari berteriak sehingga
Suramenggala dan Nararya terhenti "hai, Suramenggala, berani
benar engkau menghina aku!"
Pucat seketika wajah Suramenggala ketika mendengar
dampratan itu "Hamba tidak merasa menghina paduka, gusti"
sahutnya gopoh.
"Hm" desuh puteri "tahukah engkau siapa yang memiliki ruang
keputren ini?"
"Paduka, puteri"
"Mengapa engkau berani membawa seorang yang kuundang
kemari tanpa meminta persetujuanku ?"
Suramenggala yang bertubuh tinggi besar gagah perkasa,
gemetar saat itu "Hamba .... hamba telah memohon perkenan
dari raden Natpada"
"Itu hak kakangmas Natpada untuk mengidinkan tetapi
akupun berhak untuk melarang. Ruang ini adalah milik
kekuasaanku"
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 5
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
DENDAM merupakan bara dan Amarah adalah apinya. Api
dapat menyala keras dan panas tetapi kemudian redup dan
padam. Demikian pula dengan Amarah. Meletus, menumpah dan
meranggas tetapi kemudian reda, mengendap dan lenyap.
Tetapi apabila api itu tidak sekedar menyala melainkan
membakar kayu atau suatu benda, maka benda itupun akan
membara. Mengandung bara api yang a-kan menghangus dan
menghancurkan benda itu. Bara merupakan kelestarian dari api
yang telah bersenyawa dalam suatu benda. Lebih berbahaya.
Demikian yang disebut Dendam. Karena Dendam merupakan
bara dari api Amarah. Dendam yang meletus dari api Amarah itu,
akan meluap dan mengalir ke lembah Kesumat. Dendam
kesumat, dendam permusuhan atau dendam kebencian.
Dimana permusuhan dan kebencian berkuasa, manusia akan
kehilangan diri-manusianya, akan menjadi hamba ibiis laknat.
Sanggup melakukan apa saja yang tak mungkin, tak dapat
dipercaya dan tak layak dilakukan oleh insan manusia.
Dendam akan memanusiakan manusia sebagai bukan
manusia.
Orang yang mengintai dari celah2 ranting pohon nagasari itu
telah menderita kebakaran hati. Ia menyaksikan apa yang telah
terjadi pada diri Nararya. Ia melihat betapa Nararya telah
menerima, hadiah ikat pinggang kain dewangga dari puteri Dyah
Ntang Keswari. la memperhatikan betapa berseri wajah Nararya
menerima hadiah itu. Dan kesemuanya itu hanya menambah
cepat kehangusan hatinya yang sudah terbakar api kemarahan.
Kehangusan itu membuahkan arang hitam. Dendam kesumat
yang menghitamkan kesadaran pikirannya. Hitam kelam adalah
kerajaan iblis laknat. Iapun telah menghitamkan dirinya, kerajaan
hati dan singgasana akal budinya.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"O, jika begitu, gong Prada itu masih berada di Daha" kata
Nararya.
"Adakah raden juga memiliki kesimpulan begitu" tanya bekel
Saloka.
"Aku masih asing akan suasana keraton Daha, tak kenal pula
dengan mentri dan narapraja disini, maka sukarlah untuk
menarik kesimpulan yang pasti"
"Apakah hubungan hal itu dengan gong pusaka, raden?"
"Kurasa ada, ki bekel" jawab Nararya" karena untuk menilai
sesuatu haruslah kita memiliki batuan2 keterangan yang luas.
Jika dipandang sepintas pandang dari apa yang kualami dalam
percakapan dengan pangeran Ardaraja dan keterangan dari
kedua prajurit yang kakang paksa itu, kemungkinan besar
memang gong pusaka itu masih tetap berada di Daha"
"Masih suatu kemungkinan, raden?"
"Ya" jawab Nararya "dengan landasan dari pengetahuan kita
tentang keadaan pemerintah Daha sampai saat ini, kita harus
membatasi diri kita untuk memastikan kebenaran dari setiap
kesimpulan. Kesimpulan itu lebih layak apabila masih kita
selubungi dengan sifat kemungkinan"
Bekel Saloka terkesiap. Ia lebih cenderung untuk memastikan
kesimpulannya bahwa gong pusaka itu masih berada di Daha.
"Misalnya" sambung Nararya pula "diri lurah Sindung itu. Dia
jelas seorang manusia yang licin, penuh memiliki reka-reka
muslihat yang licik. Peristiwa dari keempat prajurit anakbuahnya
yang berakhir dengan saling bunuh membunuh itu, memberi
gambaran jelas tentang sifat-sifat kelicikan lurah itu. Oleh karena
itu, hendaknya kita dapat membatasi diri antuk tidak tergesa
menarik suatu kepastian tentang gong pusaka itu"
Bekel Saloka mengiakan dan lalu menanyakan tentang
rencana selanjutnya.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ki bekel" kata Nararya pula "gong pusaka masih belum dapat
kita ketemukan. Oleh karena mendapat titipan dari pangeran
Ardaraja, aku terpaksa harus ke Singasari, sekalian akupun dapat
mencari jejak kakang Lembu Peteng. Mudah-mudahan di
Singasari aku memperoleh kesempatan untuk menyelidiki
hubungan antara prajurit bhayangkara itu dengan pangeran
Ardaraja"
Bekel Saloka mengangguk. Ia hendak bicara tetapi Nararya
sudah melanjutkan pula "Ki bekel tentu masih berada di sini
untuk melanjutkan penyelidikan gong pusaka i.tu, bukan ?"
"Ya" sahut bekel Saloka "selama gong pusaka itu masih belum
kembali ke tangan, kami, aku tentu, akan tetap berusaha untuk
mendapatkannya"
"Ya, baik" kata Nararya "memang tugas kita untuk
mendapatkan kembali gong pusaka itu belum selesai. Masalah itu
tak semudah yang kuduga. Karena sampai saat ini, jangankan
tabu pasti di mana gong pusaka itu berada, bahkan apakah gong
itu masih berada di Daha atau tidak, kita pun belum tahu pasti"
"Ki bekel" kata Nararya pula "dalam melakukan penyelidikan
dan merebut kembali gong pusaka ini, kita harus bertindak
secara bati2. Karena yang kita hadapi bukanlah gerombolan
penjahat atau fihak yang lemah, tetapi kita berhadapan dengan
pasokan Daha, dengan beberapa nayaka dan pejabat
pemerintahan Daha, Bahkan kemungkinan dengan pangeran
Ardaraja dan beberapa senopati. Mereka tentu digdaya dan sakti,
tambahan pula memiliki kekuatan anakbuah yang besar
jumlahnya"
Berhenti sejenak, Nararya menyelimpatkan pandang untuk
menyelidik kesan pada wajah bekel Saloka.
"Keteranganku ini jauh dari maksud hendak melemahkan
semangat ki bekel" katanya pula "bahkan justeru untuk
memupuk kekuatan diri dengan rencana yang lebih teratur.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berwarna hitam. Hitam karena benda itu tak lain adalah sepasang
kumis tebal berujung runcing melengkung ke atas. Sepintas
pandang seperti tanduk kerbau.
Tiada habis kata-kata untuk melukiskan keadaan orang itu.
Pada keseluruhannya dia memang seorang lelaki gagah perkasa,
seorang lelaki jantan. Dengan punggung yang agak membungkuk
karena gunduk daging keras yang membenjol pada bahunya, ia
berjalan dengan gaya macan lapar.
Pamot terkejut dan berpaling memandang Nararya, Nararya
melontar senyum kepadanya "Di samping kanan jalan, pun juga
ada"
Pamot makin terbeliak. Segera ia berpaling ke kanan "Ah" a
mendesuh ketika melihat dari gerumbul pohon di tepi jalan
sebelah kanan, muncul beberapa lelaki bertubuh tegap.
Merekapun menghampiri ke tempat Nararya dan Pamot
"Pamot" isik Nararya bersiaplah menghadapi sesuatu.
Kemungkinan mereka hendak membunuh kita"
Pamot meraba pinggangnya. Pedngnya masih melekat pada
sarung kulit yang terselip di pinggang celananya Baik, raden"-
bisiknya.
"Jika terjadi sesuatu, engkau harus meniru apa yang
kulakukan" bisik Nararya pula.
"Ki bagus" seru lelaki gagah perkasa tadi. Rupanya dia
pemimpin gerombolan lelaki2 berpakaian serba hitam dan berikat
kepala hitam "engkau dari mana dan hendak ke mana ?" '
"Aku dari Daha hendak ke Singasari, ki sanak" sahut Nararya
tenang2.
"Menilik wajahmu, engkau tentu seorang, sinatrya putera
orang berpangkat"
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
NARARYA dan Pamot kembali ke rumah pandai-besi Gadu.
Karena hari sudah sore, Gadu minta kedua tetamunya bermalam.
Pada malam hari, Pamot mengiring Nararya berjalan-jalan
melihat kehidupan malam di pura Singasari.
Lorong2 penuh orang berjalan. Gelak tawa dan kecerahan
wajah orang2 itu menunjukkan bahwa suasana kehidupan di pura
Singasari benar2 aman dan tenteram. Juga di candi2 dan rumah2
sudharma, asap sesajian bertebaran mewangi dihembus angin
malam. Suatu pertanda bahwa agama berkembang luas.
Tetapi disamping hai2 yang mengesankan itu, tampak pula
beberapa hal yang kurang memberi kesan sedap bagi Nararya. Ia
sering melihat prajurit2, baik berkawan sampai lima enam
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Engkau ...."
"Benar, raden ..." belum Nararya sempat menyelesaikan
kata2, orang itu sudah mendahului. Tetapi sebelum dia sempat
menghabiskan kata-katanya pula, tiba2 Pamot menukas "Ki
Lembu Peteng ... !"serunya seraya beranjak bangun.
"Benar, Pamot, aku memang Lembu Peteng" orang itu
mengangguk kepada Pamot. Kemudian beralih menghadap ke
arah Nararya.
"Kakang Lembu Peteng" akhirnya Nararya mendapatkan
ketenangannya kembali "mengapa engkau berada disini ?"
"Menunggu kedatangan raden" kata Lembu Peteng tertawa.
"Eh, kakang Lembu, apakah engkau bergurau ?"
"Tidak raden" kata Lembu Peteng dengan nada bersungguh
"aku tidak bergurau. Bukankah raden habis bertamasya di taman
Boboci?"
Nararya makin nyalangkan mata "Eh, kakang Lembu,
mengapa engkau tahu? Apakah engkau juga berada disana?
Mengapa aku tak melihatmu?"
"Aku memang berada di taman itu dan melihat raden bersama
Pamot. Tetapi saat itu aku tak sempat menghadap raden. Dan
memang tak dapat"
"Mengapa?" tanya Nararya.
"Karena terpancang oleh keadaan. Apabila kulakukan hal itu,
tentulah raden terancam bahaya"
Nararya bingung memikirkan keterangan Lembu Peteng.
Keadaan? Keadaan apakah yang melarang Lembu Peteng tak
dapat menemuinya itu? Ah, cerita Lembu Peteng itu langsung
dimulai dari tengah tanpa memberi penjelasan pangkal dan ujung
ceritanya.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 6
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
ANGIN merupakan salah sebuah unsur dari keempat unsur
alam yang penting. Angin, Air, Api dan Tanah. Bahkan tubuh
manusia itupun terbentuk dari zat keempat unsur itu.
Angin atau hawa, menghidupkan kehidupan alam dan
manusia. Mendatangkan kehidupan, kesejukan tetapipun
kehancuran.
Karenanya, angin atau badai atau apapun hawa luar yang
melanda tubuh kita akan menyibak unsur angin dalam tubuh kita
itu. Dapat menimbulkan nafsu dan gejolak perasaan lain2. Hanya
apabila kita sudah dapat menguasai keinginan nafsu itu maka
angin itu a-kan tetapmerupakan angindalam sifat kewajarannya.
Dan sesungguhnya angin itu memang unsur alam yang wajar.
Tercipta dari gerak kehidupan alam, untuk kepentingan gerak
kehidupan alam itu pula.
Menurut cerita, angin pernah menggegerkan dewa2 dan
menggagalkan jerih payah dan kesujutan hati seorang maharaja-
diraja yang bernama prabu Mahabisa.
Prabu Mahabisa seorang maharaja yang berkuasa besar,
gagah perkasa dan taat akan kewajibannya memberi sesaji
kepada para dewa2. Karena ketaatan dan ke-setyaannya itu
maka dewa2 pun meluluskan sang prabu untukberhimpun di
kahyangan.
Pada suatu hari dewa2 hendak menghadap Sang-hyang
Brahma untuk mempersembahkan sujut. Para dewa itu
mengenakan pakaian serba putih. Prabu Mahabisa dan Dewi
Gangga, puteri dari dewa sungai Gangga, pun ikut dalam
rombongan itu.
Dengan kesaktiannya, para dewa itupun melayang ke angkasa
atas. Dikala mereka terbang melayang-layang maka
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, raden"
"Dan engkau tak melihat sesuatu yang aneh?"
"Tidak, raden"
"Heran" kembali Nararya mendesah dalam hati. Adakah
keajaiban pada diri kedua puteri itu hanya terlihat olehnya
seorang? Pikirnya. Ia termenung pula. Dalam kemenungan itu
jauhlah ia mencapai suatu jangkauan dari masa yang lampau. Ia
teringat akan cerita dari ramanya, Lembu Tal. Cerita itu
dituturkan ramanya dalam suatu tempat yang sepi dan nada
yang pelahan sekali. Seolah hal itu suatu rahasia yang gawat
sekali.
"Apa yang kuceritakan kepadamu, Nararya" kata Lembu Tal
"adalah suatu rahasia keraton yang juga menyangkut leluhur
kita. Oleh karena itu, janganlah engkau menyiarkannya kepada
orang. Simpanlah sendiri sebagai pengetahuan"
"Baik, rama" Nararya agak berdebar. Rahasia apakah yang
akan dituturkan ramanya sehingga ramanya tampak sedemikian
tegang ?
Ternyata cerita Lembu Tal itu mengenai asal usul kerajaan
Singasari, termasuk riwayat dari rajakula atau pendiri dari
kerajaan itu, yalah Ken Arok yang kemudian bergelar Sri Rajasa
sang Amurwabhumi. Semua telah diceritakan oleh Lembu Tal
termasuk peristiwa Kea Arok melihat anggauta kesucian dari Ken
Dedes di taman Boboci.
Nararya mendengarkan dengan penuh perhatian. Namun ia
tak mengerti apa sebab ramanya menuturkan juga tentang
bagian2 hal itu.
Renungan Nararya tiba juga kepada cerita itu. Dan
renungannyapun segera melahirkan renungan lagi.
"Adakah sesuatu dari bagian tubuh wanita yang memancarkan
sinar ajaib itu memiliki suatu daya gaib yang memberi lambang
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengerti akan maksud raden itu tetapi Lembu Peteng dan Pamot
menurut juga.
"Kakang Lembu" Nararya membuka pembicaraan setelah
duduk disebuah batu "menempuh perjalanan pada malam hari
begini, memang kurang sedap. Lebih baik kita beristirahat saja
disini sambil bercakap-cakap lebih lanjut"
"Baik, raden" kata Lembu Peteng pula.
"Mengapa tiba2 saja aku mengajak kakang berdua berhenti
disini" kata Nararya pula "tentulah kakang Lembu dan Pamot
ingin mendapat keterangan. Dalam berjalan tadi, kakang Lembu,
tiba2 aku mendapat pikiran"
"O, silahkan raden memberitahu kami" kata Lembu Peteng.
"Begini kakang Lembu" kata Nararya"kupikir, kita makin jauh
terlibat dalam suatu lingkaran peristiwa yang makin luas. Dimulai
dari mencari hilangnya gong pusaka Empu Bharada itu, kita telah
menginjak di pintu sebuah gelanggang yang luas. Gelanggang
dari suatu kegiatan2 yang berlangsung dalam pemerintahan
Daha dan pemerintahan Singasari. Kulihat dalam gelanggang itu
kakang Lembu, beberapa mentri2 yang berpangkat tinggi dan
berkuasa, sedang mengadakan suatu kegiatan kasak kusuk,
menjalin suatu mata-rantai hubungan, tukar menukar keterangan
dan lain2 kegiatan yang kukuatirkan, apabila keadaan sudah
makin meningkat, pada suatu saat yang tepat waktunya, tentu
akan meletuskan suatu gerakan besar yang membahayakan
kerajaan"
Lembu Peteng mengangguk "Ulasan raden itu sangat
mengena dalam hatiku. Perasaankupun demikian pula raden.
Hanya aku masih bingung dan gelap, siapa2 yang terlibat dalam
gelanggang kegiatan itu dan apa pula tujuan daripada kegiatan
mereka itu. Raden menyinggung tentang bahaya yang akan
menimpa kerajaan. Kerajaan manakah yang raden maksudkan?"
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Perjalanan hidup itu tak lepas dari mata rantai Sebab dan
Akibat, raden. Baginda Kertanagara telah sampai hati untuk
menumpas saudaranya sendiri, pangeran Kanuruhan di Gelagah
Arurn. Tidakkah dewata berlaku adil apabila Daha akan
membalas dendam kepada Singasari ?"
"Tidak, kakang Lembu" Nararya menolak "pertikaian antara
raja Kertanagara dengan pangeran Kanuruhan itu sifatnya
pertikaian antara saudara. Mungkin berebut pengaruh atau
kekuasaan. Tetapi Singasari dan Daha itu lain sifatnya.
Merupakan pertikaian antar dua buah kerajaan yang sejak lama
menjadi musuh bebuyutan"
Lembu Peteng tertawa dengan nada yang aneh.
"Kakang Lembu, jangan kakang menyangka bahwa aku
berfihak kepada baginda Kertanagara dan tak senang terhadap
pangeran Kanoruhan. Karena waktu terjadi pertikaian itu
mungkin aku masih seorang anak. Tetapi kini dalam kesadaranku
sebagai seorang pemuda yang sudah memiliki alam pikiran
dewasa, aku dapat membedakan pula antara kepentingan
perorangan dengan negara. Jika nada kata-kataku seolah
berfihak kepada Singasari, bukan berarti bahwa aku menyetujui
tindakan baginda Kertanagara terhadap pangeran Kanuruhan.
Tidak. Aku tak menyinggung persoalan itu. Itu persoalan antara
dua orang kakak beradik. Tetapi letak daripada dasar pendirianku
yalah pada negara Singasari ini. Terus terang, kakang Lembu,
aku seorang putera yang dilahirkan di bumi Singasari. Wajiblah
aku membela kepentingan bumi Singasari itu. Soal siapakah yang
menjadi raja yang dipertuan di Singasari, entah baginda
Kertanagara entah pangeran Kanuruhan, yang penting bagiku dia
harus; seorang raja yang benar2 memikirkan kepentingan
kerajaan dan kawula Singasari"
Lembu Peteng tertegun.
"Dalam rangka kewajiban rasa dan pekerti sebagai seorang
putera Singasari itulah maka aku akan membela bumi Singasari
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu? Kedua kali, seperti kata Kasipu tadi, mereka tentu takkan
berhenti untuk mencari jejak kakang. Dan mereka mempunyai
banyak kaki tangan yang tersebar di mana2. Tidakkah hal itu
akan merupakan gangguan bagi sepak terjang kakang Lembu?"
Lembu Peteng mengangguk "O, maksud raden, supaya aku
kembali kepada gerombolan gunung Butak itu lagi ?"
"Agar kita dapat menyelidiki keadaan mereka kemudian kita
dapat menentukan langkah. Jika mereka benar2 bertujuan
hendak mengacau kerajaan Singasari, kita dapat memberantas,
paling tidak dapat menghalang-halangi tindakan mereka"
Merenung beberapa jenak, akhirnya Lembu Peteng dapat
menerima pandangan Nararya "Baik, raden, aku akan kembali
menyusup ke dalam gerombolan gunung Butak itu. Akan
kutolong Kasipu dan kedua anakbuahnya itu untuk kuajak
kembali ke lembah mereka. Lalu bagaimana agar kita selalu
mempunyai hubungan, antara lain setiap kali yang kuanggap
perlu, aku tentu akan mengirim berita laporan tentang keadaan
gerombolan itu kepada raden"
"Benar, kakang Lembu" kata Nararya "memang kita harus
selalu terikat dalam hubungan itu. Lalu bagaimana menurut
pendapat kakang?"
Setelah berpikir beberapa saat, Lembu Peteng mengemukakan
"Begini raden. Letak gunung Kelud itu tak berapa jauh disebelah
barat gunung Butak. Supaya anakbuahku di gunung Kelud itu
mendirikan sebuah tempat rahasia di daerah kaki gunung Butak.
Setelah aku dapat menemukan tempat mereka itu, akan kuatur
lebih lanjut tentang cara kerja kita selanjutnya"
Kemudian Lembu Peteng berkata kepada Pamot "Pamot, sejak
saat ini pimpinan kawan2 kita di gunung Kelud kuserahkan
kepada raden Nararya. Sampaikan perintahku ini kepada mereka.
Mereka harus tunduk dan melakukan semua perintah raden
Nararya. Dan beritahukan juga tentang rencanaku tadi, supaya
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
II
KALINGGA terkejut ketika ia mendapat panggilan dari patih
Aragani. Namun bekei bhayangkara-dalam itu terpaksa harus
menghadap juga. Ia tahu bahwa saat itu di tubuh pemerintahan
kerajaan Singasari sedang berlangsung perobahan besar.
Suasana masih hangat.
Pembahan itu berkisar pada keputusan baginda Kertanagara
untuk mengganti beberapa wredda mentri.
Patih sepuh empu Raganata yang setya, telah dilepas dari
kedudukannya sebagai patih amangkubhumi dan dipindah
menjadi ramadhyaksa di Tumapel. Patih Raganata tiada bersalah
apa2, kecuali sering menentang dan tak setuju tentang tindakan2
baginda. Pada hal keberanian patih tua itu patut dipuji karena ia
bekerja dan mengabdi pada kerajaan bukan karena kedudukan
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"O" seru bekel Rangkah agak kejut "pada waktu malam begini,
gusti patih itu memanggil kakang?"
"Itulah, adi" kata bekel Kalingga "yang membuat aku heran
juga. Bukankah perintah dapat di sampaikan pada esok hari,
mengapa harus malam ini juga?"
"Mungkin ada suatu tugas yang penting sekali" kata bekel
Rangkah.
Bekel Kalingga gelengkan kepala "Kurasa tidak adi. Karena
tidak sari-sarinya dan baru pertama kali ini gusti patih Aragani
memanggil aku menghadap ke kepatihan"
"Lalu apa sajakah maksud gusti patih, menurut dugaan
kakang?"
"Aku lebih cenderung untuk menduga bahwa gusti patih akan
memberi hukuman atau sekurang-kurangnya teguran keras atas
kesalahanku"
"Apakah kakang merasa melakukan kesalahan?"
Bekel Kalingga gelengkan kepala, menghela nafas "Itulah adi
yang menjadi pemikiranku. Aku merasa dalam menjalankan tugas
sebagai bekel bhayangkara selama ini, tak pernah aku melalaikan
kewajiban. Bahkan sakitpun aku paksakan diri untuk masuk"
Tiba2 bekel Rangkah kerutkan dahi, katanya dengan nada
dalam "Kakang Kalingga"
Bekel Kalingga terkejut melihat perobahan airmuka dan nada
suara bekel Rangkah "Mengapa, adi ?"
"Cobalah engkau jawab pertanyaanku ini"
"Ya"
"Menurut perasaan, pengamatan dan dugaanmu, adakah patih
Aragani telah mengetahui atau sekurang-kurangnya mencium
bau akan kerjasama kita selama ini?"
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gusti patih, peristiwa yang hamba alami kemarin dan surat itu
telah hamba haturkan ke hadapan paduka"
"Bekel Kalingga" seru Aragani sudah dengarkah engkau akan
penuturan bekel Lingga tadi? Jelas pangeran Ardaraja hendak
menyerahkan surat ini kepadamu. Maka sekali lagi kuperingatkan
engkau, bekel agar suka memberi keterangan yang sejujur-
jujurnya, sesuai dengan pernyataanmu tadi"
"Bekel Kalingga, engkau mau mengaku atau tidak" seru patih
Aragani yang menyongsongkan ujung keris ke dada bekel
Kalingga sehingga dada bekel itu mengucurkan darah. Tiba2
bekel itu mendapat akal. . ...
"Hamba tak merasa mempunyai kewajiban untuk menerima
surat dari pangeran Ardaraja, gusti patih" bantah bekel Kalingga,
"Hm, ternyata engkau ingkar janji" kata patih Apanji Aragani
"baik, sekarang kubenmu sebuah kesempatan lagi tetapi
kesempatan ini yang terakhir. Isi surat itu menyatakan tentang
lenyapnya gong Prada di Daha. Maka diminta, supaya melakukan
penyelidikan di pura Singasari. Siapakah diantara mentri,
senopati kerajaan yang cenderung untuk diduga
menyembunyikan gong pusaka itu. Demikianlah isi surat itu"
"Siapakah yang diminta untuk menyelidiki itu, gusti patih?"
"Mungkin engkau, bekel"
"Sama sekali tidak benar, gusti patih. Hamba tak tahu menahu
soal gong pusaka itu. Dan tak merasa mempunyai kewajiban
untuk menerima surat dari pangeran Daha itu"
"Mungkin engkau hanya seorang perantara. Agar seterimanya
surat ini engkau segera menghaturkan kepada orang yang harus
menerima"
"Siapa gusti patih ?"
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
”Tiada manusia yang lebih bodoh dari dia yang tak tahu
gelagat" seru patih itu "jelas saat ini engkau sudah tiada harapan
lagi, mengapa engkau masih mempertahankan rahasia itu
kemati-matian ? Kalau engkau mati, yang menderita adalah anak
isterimu. Orang yang engkau lindungi rahasianya itu, takkan
menderita suatu apa dan belum tentu dia akan bertanggung
jawab atas kehidupan anak isterimu. Dan orang yang engkau
lindungi itu, tak mungkin dapat mengungguli kekuasaanku, patih
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aragani saat ini. Cobalah engkau pikir sekali lagi untuk yang
terakhir kali, bekel Kalingga. Kalau engkau memang menganggap
bahwa pengorbananmu itu layak bagi kelanjutan hidup
keluargamu, akupun tak keberatan untuk mengantarkan engkau
kepada batara Yamadipati. Tetapi sebagai seorang patih harus
melindungi orang sebawahannya, sebagai seorang manusia yang
sadar akah peri-kemamusiaannya, aku masih mengharapkan
kesadaranmu"
Tiba2 terlintaslah sesuatu dalam benak bekel Kalingga.
Akhirnya ia menghela napas "Baik, gusti patih. Hamba akan
mengaku. Memang apa yang gusti ucapkan itu benar. Jika hamba
mati, keluarga hambalah yang menderita"
Bagai awan terhembus angin, seketika itu cerahlah wajah
patih Aragani. Segera ia menarik keris yang sudah dilekatkan
pada dada bekel itu dan berkata "Syukurlah, bekel Kalingga,
bahwa engkau telah mendapat kesadaran. Rupanya dewa masih
memberi berkah kepadamu. Nah, katakanlah, jangan engkau
cemas lagi"
"Jika hamba menerima surat dari pangeran Ardaraja, maka
surat ini hamba haturkan kepada gusti patih Kebo Arema ...."
"Hai" teriak patih Aragani seperti terpagut ular kejutnya
"jangan engkau mencari-cari, bekel Kalingga!”
"Gusti patih" kata bekel Kalingga dengan tenang "adalah
berkat titah paduka tadilah hamba memperoleh kesadaran bahwa
sia2 hamba mengabdi kepada lain gusti kecuali kepada paduka.
Oleh karena itu maka hamba telah mengatakan dengan
sejujurnya apa yang hamba ketahui dan lakukan selama ini,
gusti"
"Bekel Kalingga" seru patih Aragani dengan nada bengis
"persoalan ini bukan soal kecil. Ini menyangkut soal negara, soal
nasib kerajaan .Singasari dan seluruh kawula, engkau dan aku
juga. Jangan engkau mengada-ada menciptakan nama yang
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
III
Nararya bersama Pamot telah tiba di Daha. Mereka langsung
menuju ke guha Selamangleng untuk menemui bekel Saloka dan
rombongannya.
Nararya menuturkan semua pengalamannya selama di pura
Singasari. Ketika Nararya menceritakan telah bertemu dengan
Lembu Peteng, anakbuah dari gunung Kelud menyambut dengan
gembira sekali.
"Tetapi sayang" kata Nararya "untuk sementara waktu
terpaksa kakang Lembu Peteng kuminta tetap menggabungkan
diri dalam gerombolan gunung Butak"
Para anakbuah gunung Kelud agak kecewa.
"Kawan-kawan" kata Pamot "jangan kalian kecewa atau putus
asa. Karena hal itu memang ki Lembu Peteng juga menghendaki
sendiri. Dalam perjuangan tak kenal kecewa atau putus asa. Ki
Lembu Peteng pesan, bahwa kalian, kita semua, harus tunduk
pada perintah raden Nararya. Kita menghadapi tugas yang lebih
berat dari mencari gong Prada"
Nararya menyampaikan pesan Lembu Peteng supaya
anakbuah gunung Kelud membuat jalur perhubungan ke gunung
Butak "Kakang Lembu menghendaki, agar kalian membuat
sebuah markas rahasia disekitar kaki. gunung Butak. Kakang
Lembu akan mencari markas kalian itu dan selanjutnya akan
mengadakan hubungan untuk memberi laporan tentang gerak
gerik gerombolan gunung Butak"
"Bukankah laporan itu harus dihaturkan kepada raden?" tanya
seorang anakbuah Lembu Peteng.
"Ya"
"Lalu dimanakah kami dapat menghadap raden?"
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 7
Persembahan :
Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
Dengan
Ismoyo
Gagakseta 2 http://cersilindonesia.wordpress.com/
Editor : Mch
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I
Tiap kesalahan tentu terhukum. Tak mungkin terhindar. Dan
berlaku untuk semua manusia. Yang kaya yang miskin, yang
kuasa yang lemah. Tanpa pandang bulu.
Jika orang menepuk dada, merasa dapat terhindar dari
hukuman dan pidana atas kesalahannya maka dia hanya seperti
ayam berkokok. Ayam berkokok hanya memberi pertanda bahwa
dia ayam jantan, bukan betina. Tetapi ayam yang berkokok itu,
bukan mesti jago dalam gelanggang penabungan.
Orang yang menepuk dada, mengatakan dapat terhindar dari
hukuman pidana, hanyalah suatu pertanda atau untuk
menandakan bahwa dia itu kuat dan berkuasa. Tetapi bukanlah
dia itu benar2 terlepas dari hukuman. Hukuman yang dapat
dihindarinya hanyalah hukuman manusia yang membentuk
masyarakat, yang mendirikan negara, yang menciptakan tata
peraturan undang2, yang mengatur hukuman untuk pidana
kesalahan, yang menciptakan ketertiban dari, oleh dan untuk
kesejahteraan manusia.
Tetapi hukum Yang Kuasa, hukum alam, tak mungkin
dihindari. Hukum Sebab dan Akibat atau karma, tak mungkin
juga diingkari. Dan lebih pula hukum Hakekat atau hukum yang
tercipta dari rasa batin dan pikiran. Rasa dari sumber perasaan.
Dia akan menderita siksa dari hukum batin dan pikirannya
sendiri. Dan siksa itu bagaikan bayangan. Disiang hari lenyap, di
malam hari muncul. Siksa itu akan selalu dirasakan di-mana dan
di saat apapun dia berada.
Demikian pula dengan Nararya saat itu. Kolong pembaringan
tempat ia bersembunyi itu, bersih dan membias harum. Bilik
itupun bersih, indah dan asri. Namun ia merasa seperti berada di
dalam sarang harimau. Setiap saat harimau itu akan datang,
menerkam dan merobek-robek tubuhnya. Bahkan mendengar
aum ataupun bau anyir yang dihembus angin sebagai pertanda
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/
SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jendela sebelah luar. Dan bunyi itu berasal dari kayu jendela
yang tengah diungkit senjata tajam.
“Ah, jelas penjahat itu hendak membongkar jendela” pikir
Nararya. Seketika timbul ingatan untuk menerobos keluar dari
pintu dan menghajar penjahat itu.
“Ah .....” tiba2 selintas pikirannya membantah ”apakah hakku
untuk melakukan hal itu? Bukankah diriku sendiri juga seorang
penjahat dalam anggapan mereka?”
Sesaat kendorlah semangatnya untuk menghadapi penjahat
itu. Tetapi pikirannya masih tetap gelisah. Dan kegelisahan itu
tanpa disadari tertuju pada keselamatan puteri tumenggung.
Puteri yang belum dikenalnya, bahkan bagaimana wajahnya
belum pernah ia melihatnya. Sekalipun begitu, darah
keksatryaannya tetap menggelora, menuntut suatu dharma bakti.
Lalu bagaimana ia harus bertindak ?
Sesaat timbul hasratnya untuk menjagakan puteri itu agar
mengetahui bahwa bilik kediamannya terancam dimasuki
penjahat. Tetapi bagaimana cara ia menjagakan puteri itu?
Tertumbuk pada hal itu, ia bingung. Bagaimana apabila puteri itu
terjaga tiba2 dan serentak melihat dirinya? Bukankah puteri itu
akan terkejut dari menjerit ? Memang dengan cara itu, si
penjahat tentu akan lari ketakutan tetapi bagaimana dengan
dirinya? Bukankah hal itu sama halnya dengan kata orang
'menjagakan anjing tidur'? Anjing yang sudah baik2 tidur lalu kita
bangunkan. Akibatnya anjing itu tentu akan menyalak.
Krakkk .......
Belum sempat Nararya menemukan akal, tiba-tiba
berhamburanlah pikirannya sesaat mendengar daun pintu telah
mulai bergerak-gerak. Dan sebelum ia dapat
memutuskanlangkah,daun jendelapun mulai pelarian-lahan
terentang. Sebelum debar Nararya mereda, muncullah sebuah
wajah hitam. Ia terkejut sekali “Setan?” pikirnya.
Dendam Empu Bharada http://dewi‐kz.inco/