Anda di halaman 1dari 3

KOS KOSAN “MEREKA”

Cerita kesurupan memang sering kali kita dengar. Bahkan kita juga sering menyaksikan dengan
mata kepala sendiri ketika ada seseorang yang tiba-tiba berteriak tidak karuan, sambil menjerit-
jerit serta menangis tanpa sebab yang jelas. Banyak kejadian tentang kesurupan atau kerasukan
yang mana pelakunya adalah makhluk tak kasat mata atau jin.
Percaya atau tidak, jin memang bisa mengendalikan tubuh seseorang yang memiliki daya tahan
tubuh lemah serta kurangnya perlindungan dari diri sendiri. Entah kurangnya kita dalam
mendekatkan diri kepada Tuhan, atau memang 'makhluk' itu yang senang mengambil alih tubuh
manusia. Karena mereka tidak mengenal jenis kelamin, rupa, bahkan agama untuk menguasi
tubuh kita.

Ketika aku berumur belasan tahun yang lalu, aku dan keluargaku mengunjungi kakak pertamaku
yang sedang kuliah di Ibukota. Saat itu, tepatnya kakakku sudah tidak kuliah lagi karena ia baru
saja wisuda. Dia seorang perempuan yang tinggal di sebuah kos-kosan khusus untuk perempuan.
Tapi, karena aku seorang lelaki dan juga adiknya maka Ibu pemilik kos memperbolehkan kami
untuk menginap.

Ruangannya tidak terlalu besar. Terbagi menjadi 3 bagian, untuk ruang tamu, kamar dan dapur.
Jujur, saat memasuki kosan kakak perempuanku, aku tidak merasakan apa-apa. Biasa saja,
seperti ruangan pada umumnya. Di sana, kami berempat. Aku, kakaku, abangku, dan ibuku.
Bayangkan, di ruangan yang tidak terlalu besar kami berbagi tempat tidur selama beberapa
malam. Di daerah belakang, tepatnya di dapur dan di dekat kamar mandi, aku melihat tanaman
sirih yang menjalar. Lebat sekali. Tapi aku sama sekali tidak merasakan apa-apa. Hingga suatu
ketika, saat kami pulang dengan mengangkut seluruh barang-barang kakakku yang sudah selesai
kuliah, dia bercerita. Saat itu kami sudah berada di rumah.

Di kosan itu, ada beberapa mahasiswi yang menghuninya. Kebanyakan kuliah di kampus yang
sama. Dan ada juga beberapa yang beragama non-muslim. Salah satunya Mira.
Teman kakakku yang kuliah di jurusan yang berbeda dengannya. Dia salah satu teman yang
lumayan dekat dengan kakakku. Jadi, suatu malam, Mira sedang menyikat gigi di kamar mandi.
Sama seperti di tempat kakakku, kamar mandinya kecil sekali. Ketika itu, ketika sikat gigi sudah
masuk ke dalam mulut, tapa ada hal yang aneh ia memandangi langit-langit kamar mandi yang
hanya ditutupi kayu-kayu. Selama beberapa saat, ia terus melakukan hal itu. Namun sebelum ia
menyelesaikan menyikat giginya, tiba-tiba ada yang menjambak rambutnya hingga kepalanya
hampir jatuh ke belakang.

Bayangkan, di dalam kamar mandi yang kecil, dengan pencahayaan lampu seadanya, sendirian
pula. Ada yang menjambak rambut kita?
"Aduh siapa tuh?"
Mira bertanya dengan nada yang cukup keras. Namun ia cukup merasa takut. Hanya saja. kalimat
pertanyaan itu spontan keluar dari mulutnya yang masih dipenuhi dengan busa pasta gigi. Karena
tidak ada yang menjawab pertanyaannya, ia menyudahi kegiatan menyikat gigi tersebut dan
bergegas menuju ke dalam kos. Ketika itu, kakakku tengah berada di kosannya.
Entah aku pun lupa apa yang sedang ia kerjaan saat Mira mengetuk pintu kosnya dengan keras.
Terdengar seperti terburu-buru. Sontak ia pun keluar dan membuka pintu. la mendapati Mira
yang terlihat menggigil di depannya sambil berkata,
"Dah, minta bawang merah". Kira-kira kalimat itu yang diutarakan Mira kepada Kakakku. Menurut
orang-orang, bawang merah dapat mengusir hantu. Entah benar atau tidak. Sebenarnya bacaan
doa lah yang paling manjur. Mungkin karena Mira bukan seorang muslim dan ia sedang
ketakutan, makanya ia meminta benda itu kepada kakakku. Namun, Mira tidak menceritakan hal
itu. la hanya terlihat ketakutan.

Setelah mengiyakan, kakakku masuk ke dalam untuk mengambil bawang merah.


Tetapi, setelah ia keluar, ia tidak menjumpai Mira. Lalu ia bergegas menuju kos Mira yang
terhalang beberap kos saja. Jujur aku lupa bagaimana keadaan Mira saat kakaku
menceritakannya. Yang aku ingat, Mira sudah terlihat seperti bukan dirinya lagi. Tingkahnya
membuat orang-orang menyimpulkan kalau ia memang tengah dirasuki setan. Kakakku lalu
memanggil ibu kos.

Akhirnya, satu komplek kosan itu geger saat itu juga. Dan kalau tidak salah, Mira berada di dekat
seperti tanaman sirih yang aku juga lupa di mana letaknya. Yang jelas, ia berontak dan terus
berteriak. Ibu kos yang berasal dari suku Jawa pun menyerah dan memanggil seseorang yang
sudah biasa untuk mengobati atau menetralisir keadaan itu.

Selang beberapa saat, jin yang merasuki tubuh Mira bisa dikeluarkan dengan paksa. Dan yang
membuat bulu kuduk merinding adalah, jin itulah yang menjambak rambut Mira saat di kamar
mandi. Entah karena alasan apa sampai 'makhluk' itu berbuat demikian. Mungkin ia tidak suka
dilihat oleh Mira sekalipun Mira juga tidak bisa melihat dirinya. Dan tanaman sirih yang didatangi
Mira itu adalah tempat lalu-lalangnya 'mereka'. Itu dikatakan oleh orang yang mengeluarkan jin
tadi atas seizin Allah SWT. Dan ternyata. kakakku pernah melihat jin yang mungkin perempuan.
Dan bisa jadi 'dia' lah yang merasuki tubuh Mira.

Waktu kejadiannya mash saat malam hari juga. Ketika itu kakakku hendak ke kamar mandi kalau
tidak salah. Nah, dapurnya dengan kamar mandi dipisahkan oleh sebuah pintu. Saat membuka
pintu, ia melihat dengan jelas sook perempuan berambut panjang dan hanya separuh badan
sedang melayang keudara. Separuh badan! Dari kepala sampai pinggang.
Untungnya sook perempuan itu dalam posisi membelakanginya. Namun, karena saking
terkejutnya, kakakku mundur perlahan dan saat akan berbalik kepalanya terbentur tembok.
Keesokan harinya, ia demam. Mungkin karena shock.
Kenapa aku menyebutkan 'mereka' juga menghuni di sana? karena yang tinggal, selain para
mahasiswi di situ memang bukan hanya manusia. Dan bukan hanya sook jin perempuan tadi, tapi
ada selainnya.
Cerita selanjutnya dialami lagi oleh kakakku.
Suatu malam ia tidur seperti biasa di kosannya. Memang kakakku kalau tidur tidak pandang
tempat, kalau sudah ada bantal ia bisa tertidur dalam hitungan kurang dari 20 detik. Nah, dia
bercerita. Saat itu ia masih berada di dalam kosan. Maksudku saat ia bermimpi. ia masih berada
di dalam kosannya. Tidak ke mana-mana. Kemudian, ia didatangi oleh dua orang laki-laki. Aku
pun lupa bagaimana perawakan mereka, yang jelas aku merinding saat mendengar itu.
Kakakku pun bertanya, "Kalian yang tinggal di sini?"
Salah satu dari mereka menjawab. "Iya. Kami tinggal di sini".
"Cuma berdua saja kah?"
"Tidak, ada satu lagi teman perempuan kami …”
Yang menjawab pertanyaan kakakku itu menunjuk ke sook perempuan yang akan menghampiri
mereka. Namun sebelum kakakku benar-benar melihat wujudnya, ia sudah terbangun dari
mimpinya. Lantas ia mengucap istighfar. Siapa yang tidak kuat bisa mimipi seperti itu. Dengan
lokasi yang sama, sendirian, perempuan pula.
Apa yang menjadikannya berani untuk tinggal sendirian adalah karena ia yakin kalau Allah selalu
bersama hamba-hamba yang taat kepada-Nya. Banyak hal yang terjadi di kosan tersebut, seperti
suara perempuan tertawa di depan jendela kaca kosan ketika beberapa mahasiswi menonton tv
malam-malam. Mungkin ia ikut menyaksikan acara yang lucu sehingga ia ikut tertawa. Dan ada
juga yang kehilangan fried chicken padahal sudah ditutup dengan tudung saji. Semua itu mereka
yakini bukanlah ulah manusia, melainkan 'makhluk' Tuhan yang lain.

Jangan takut! 'mereka' tidak akan berani mengganggu umat manusia, apalagi sampai melukai.
Jika manusia itu berlindung kepada Allah SWT, karena 'mereka" juga takut kepada Tuhan yang
menciptakan alam semesta. Dan kita juga harus percaya kalau mereka ada. Mungkin saat ini
'mereka' tengah berada di sekeliling kita. Di depan, di belakang, di samping, atau yang menjadi
guling saat kita berbaring.

Anda mungkin juga menyukai