SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
NIM 7111416088
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
NIM 7111416088
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
iii
PERNYATAAN
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Persembahan
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat serta anugerah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan skripsi saya yang berjudul “ PENGUJIAN KURVA
PHILLIPS DI INDONESIA (Studi Kasus 34 Provinsi di Indonesia Berdasarkan
Sektor Utama Penyumbang PDRB Tahun 2014 – 2018).
Penulisan skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini karena
adanya bimbingan, bantuan, saran dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. Heri Yanto MBA, P.hD., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan mengikuti program
SI di Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.
2. Fafurida, S.E., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
fasilitas, sarana dan prasarana selama masa studi di Jurusan Ekonomi
Pembangunan.
3. Avi Budi Setiawan S.E, M.Si, selaku dosen pembimbing saya yang telah
memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran dan motivasi selama masa
penulisan skripsi ini.
4. Prof. Dr. Dra. Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti, M. Si., selaku dosen
wali rombel EP B 2016 yang selalu membimbing dan memberikan arahan
selama masa perkuliahan ini hingga selesai.
5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang,
yang telah memberikan ilmu pengetahunnya.
6. Teman – teman rombel EP B 2016 terimaksih atas pengalaman dan
persahabatan yang tidak akan terlupakan.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
vi
SARI
vii
ABSTRACT
Anwar, Mochamad Choirul. 2020. " Testing of the Phillips Curve in Indonesia
(Case Study of 34 Provinces in Indonesia by Main Sectors of GDRP Contributors
in 2014 - 2018)”. Final Project. Department of Development Economics. Faculty
of Economics. Universitas Negeri Semarang. Advisor Avi Budi Setiawan S.E.,
M.Sc.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ................................................................................................... iv
ix
2.1.1 Teori Perubahan Struktural Ekonomi (Teori Simon Kuznets)................. 14
x
4.2.1 Pengujian Kurva Phillips di 34 Provinsi Indonesia ............................58
4.2.2 Pengujian Kurva Phillips di Kedua Kategori Provinsi yang
berbeda ............................................................................................... 61
4.2.3 Perbedaan Bentuk Kurva Phillips .......................................................65
4.2.4 Implikasi Kebijakan ............................................................................68
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Uji Korelasi dan Uji Signifikasi .................................. 57
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Data tingkat pengangguran Negara ASEAN 2018 (%) ....................... 2
Gambar 1.2 Data tingkat inflasi Negara ASEAN periode Juli 2019 (%) ............... 3
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Pengangguran dan inflasi merupakan dua dari tiga pokok permasalahan dalam
yang sudah tentu ada dan dialami oleh setiap negara khususnya negara
dijadikan sebagai komoditas politik pemerintahan. Hal itu terjadi karena sejatinya
tertinggi kedua jika dibandingkan dengan delapan negara lainnya di kawasan Asia
Tenggara. Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa Negara Indonesia masih
kalah dengan tujuh negara lainnya di Asia Tenggara dalam upaya penurunan
1
2
10 9,2
9
8
7
6 5,3 5,1
5
4 3,3
3,1 Tingkat Pengangguran (%)
3 2,1
2 1,6
0,9
1 0,6
0
Indonesia juga menempati urutan kedua dengan tingkat inflasi sebesar 3,3% pada
periode bulan Juli 2019. Angka ini dibawah Negara Myanmar yang menempati
urutan pertama dengan tingkat inflasi sebesar 10,9%. Meskipun tingkat inflasi
Negara Indonesia tergolong cukup ringan namun angka tersebut masih diatas
3
angka inflasi negara – negara lain di Asia Tenggara seperti; Laos, Vietnam,
Meskipun demikian dengan tingkat inflasi yang cukup rendah tersebut artinya
12 10,9
10
8
6
4 3,3 3 Inflasi (%)
2,4 2,4 2,2
2 1,4 1 0,8
-0,5
0
-2
Gambar 1.2 Data tingkat inflasi Negara ASEAN periode Juli 2019 (%)
Sumber : Global Economic Data, Indicators, Charts and Forecasts (CEIC)
berpendapatan tetap dengan para pemilik kekayaan tetap. Selain itu inflasi juga
pemerintah yang lebih optimal lagi dalam menjaga kestabilan tingkat inflasi dan
dijelaskan oleh sebuah fenomena yang menyatakan adakalanya pada suatu periode
tingkat inflasi yang lebih tinggi. Kurva Phillips membuktikan bahwa antara
stabilitas harga dan kesempatan kerja yang tinggi tidak mungkin terjadi secara
pengangguran tinggi maka pekerja (buruh) tidak mempunyai daya tawar gaji yang
tinggi akibatnya biaya (upah) yang akan dibayarkan oleh pengusaha menjadi
rendah sehingga dapat menekan terjadinya inflasi karena tidak adanya kenaikan
pengangguran rendah artinya posisi tawar tenaga kerja (buruh) menjadi lebih
tinggi, sehingga pengusaha harus membayar lebih tinggi biaya upah atau gaji,
.Teori kurva Phillips dijadikan acuan bagi para ekonom dalam menentukan
penelitian terdahulu menunjukkan hal yang tidak besesuaian dengan teori / kurva
Phillips. Hasil penelitian yang telah dilakukanoleh Putra (2019) yang menunjukan
bahwa di Indonesia, Malaysia, dan Filiphina tidak terdapat trade-off antara inflasi
dan pengangguran. Kemudian hasil penelitian ini didukung pula oleh penelitian
5
dari Hamidah (2010) yang juga menunjukan bahwa Trade-off antara inflasi dan
olehRahmat (2018), Ahmad (2007), Hadiyan (2018), dan Maichal (2012) juga
dan pengangguran.
karena itu penting untuk melihat hubungan antara pengangguran dan inflasi di
masing - masing provinsi dari sisi sektor penyumbang tenaga kerja terbanyak.
Salah satu sektor ekonomi yang memiliki peran besar dalam penyerapan
tenaga kerja dan pengurangan angka pengangguran adalah sektor industri dan
jasa. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam teori perubahan struktural ekonomi
sektor pertanian yang sederhana kearah perekonomian yang lebih modern dan
lebih terfokus pada sektor – sektor non primer (Tambunan, 2001:59). Selanjutnya
peralihan ke sektor sekunder / industri dan tersier /jasa (Kuznets, dalam Setiawan
2016).
data BPS yang menunjukkan persentase tenaga kerja di sektor pertanian dari tahun
industri manufaktur tercatat pada tahun 2016 mampu menyerap tenaga kerja
sebesar 15,97 juta orang atau mengalami kenaikan sebesar 2,8 persen dari tahun
sebelumnya yang hanya menyerap tenaga kerja sebanyak 15,54 juta orang.
Selanjutnya hingga tahun 2018 angka penyerapan tenaga kerja dari sektor industri
manufaktur juga terus meningkat sebanyak 18,25 juta orang atau mengalami
peningkatan sebesar 3,9 persen dari tahun sebelumnya yang hanya menyerap
Melalui data tersebut dapat diketahui bahwa adanya peralihan tenaga kerja
dari yang semula hanya mengandalkan sektor pertanian kini telah beralih ke
beberapa alasan antara lain; sektor indutsri mampu memberikan nilai tambah yang
lebih tinggi dibandingkan sektor prime dan bekerja di sektor industri mendapatkan
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Feb- Feb-
2011 2012 2013 2014 2015 2016
17 18
Pertanian 42,5 39,9 39,2 39 37,8 38,3 31,87 30,46
Pedagangan Grosir, Ritel,
23,2 23,6 24,1 24,8 25,7 28,5
Hotel & Restoran
Jasa Masyarakat, Sosial &
17 17,4 18,5 18,4 17,9 19,8
Pribadi
Industri manufaktur 13,7 15,6 15 15,3 15,5 15,97 17,56 18,25
Tidak hanya dari segi penyerapan tenaga kerja, kontribusi sektor industri
ekonomi penyumbang PDB terbesar. Berdasarkan data BPS selama tahun 2010-
2018 terdapat peningkatan kontribusi sektor industri terhadap PDB sebesar 44,98
persen dengan rata – rata peningkatan setiap tahunnya adalah 4,76 persen.
persen), namun nilai tersebut masih diatas nilai peningkatan kontribusi sektor –
dan perikanan hanya sebesar 36,70 persen, serta peningkatan kontribusi sektor
2500000
2000000
1500000
1000000
500000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pertanian, Kehutanan, dan
956119,7 993857,3 1039440,71083141,81129052,71171445,81210955,51257875,51307025,7
Perikanan
Industri Pengolahan 1512760,8 1607452 1697787,21771961,91854256,71934533,22016876,92103466,12193266,4
Perdagangan Besar dan Eceran 923923,8 1013199,61067911,51119272,11177297,51207164,51255760,81311762,51376937,4
Pertambangan dan Penggalian 718128,6 748956,3 771561,6 791054,4 794489,5 767327,2 774593,1 779678,4 796505
Gambar 1.4 Laju Kontribusi Empat Sektor Terbesar Penyumbang PDB Tahun
2010-2018 (Milyar Rupiah)
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia
Selain itu ada pula beberapa provinsi yang tercatat bahwa sektor non industri -
Provinsi Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Papua Barat, DKI Jakarta dan Bali
PDRB terbesar pada provinsi tersebut. Sementara provinsi lainnya sektor non
Bruto).
9
yang juga mengalami peningkatan setiap tahunnnya maka tidak heran jika sektor
kemudian di respon oleh para perusahaan untuk menambah jumlah tenaga kerja
searah terhadap penyerapan tenaga kerja di kota Surabaya. Hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwasih (2017) yang juga
penelitian yang dilakukan oleh Nur (2019) menunjukan hasil bahwaPDRB sektor
industri berdasarkan atas harga konstan berpengaruh secara positif dan signifikan
tenaga kerja di sektor primer (non industri) yang terus menerus mengalami
penurunan maka hal ini akan berdampak pada adanya perbedaan jumlah
maka diduga akan ada perbedaan bentuk kurva Phillips. Provinsi sektor industri
yang dinilai lebih banyak menyerap tenaga kerja akan menghasilkan bentuk kurva
Phillips yang berbeda jika dibandingkan provinsi sektor primer yang dinilai tidak
menjadi salah satu referensi dan patokan bagi para pengambil kebijakan di kedua
provinsi tersebut untuk merumuskan sebuah kebijakan yang tepat dalam rangka
adalah negatif. Menurut teori ini, upaya penurunan tingkat pengangguran yang
dilakukan oleh pemerintah akan berhadapan dengan masalah tingkat inflasi yang
lebih tinggi. Namun ternyata penelitian terdahulu dan fenomena yang ada di
dan inflasi. Oleh karena itu, penting untuk melihat hubungan antara pengangguran
dan inflasi di masing - masing provinsi dari sisi sektor utama penyumbang PDRB.
Penelitian ini hanya berfokus untuk mengkaji pengujian teori kurva Phillips di
Tahun 2014 – 2018) sehingga batasan tempat dalam penelitian ini adalah 34
provinsi di Indonesia, batasan periode penelitian dalam penelitian ini adalah tahun
2014 – 2018 serta batasan variabel penelitian dalam penelitian ini adalah variabel
sehingga variabel lainnya diluar penelitian ini yang diduga turut memengaruhi
provinsi tersebut?
provinsi tersebut.
ilmu pengetahuan.
dimaksud dalam penelitian ini yaitu kategori provinsi dengan sektor industri
sebagai sektor utama penyumbang PDRB dan kategori provinsi dengan sektor non
LANDASAN TEORI
adalah lebih cepat dari tingkat pertambahan produksi nasional. Adanya sektor
industri dan jasa akan menyebabkan banyaknya tenaga kerja yang terserap
14
15
berbagai sektor kepada produksi nasional di tiga belas negara yaitu Inggris,
(ii) Tingkat pertambahan produksi sektor industri adalah lebih cepat dari
dalam peranan sektor jasa-jasa dalam produksi nasional yang berarti bahwa
PDB sebesar 44,98 persen dengan rata – rata peningkatan setiap tahunnya
adalah 4,76 persen. Nilai peningkatan ini diatas nilai peningkatan kontribusi
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Papua Barat, DKI
Jakarta dan Bali. Hal ini menandakan adanya peralihan kegiatan ekonomi
masyarakat yang semula terfokus pada sektor primer kini telah beralih ke
pada kuliah yang diberikannya pada saat ia menerima Nobel Prize pada tahun
2001. Kurva Phillips adalah hubungan jangka pendek antara inflasi dan
agregat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka
17
harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi
berkurang.
π = πe − β(U − Un) + v
2.1.3 Pengangguran
pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang
kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini di
dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan
angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada untuk mampu menyerapnya. Menurut data BPS
per Agustus 2019, terdapat total 7,05 juta jiwa yang tidak memiliki
19
pekerjaan, jumlah tersebut meningkat 3,3 persen dari jumlah orang yang
tidak memiliki pekerjaan pada bulan Februari 2019 yang sebesar 6,82
juta jiwa. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pun naik dari 5,01
persen pada Februari 2019 menjadi 5,28 persen pada Agustus 2019.
Provinsi di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 5,26 persen. Pada tahun
2.1.4 Inflasi
menerus. Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja
tidak bisa disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau
(Boediono, 2011).
20
sebagai kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang
berlangsung secara terus menerus. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri
meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa
juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa
jumlah barang yang diminta lebih besar dari pada barang yang ditawarkan
maka terjadi kenaikan harga. Inflasi tarikan permintaan berlaku pada saat
penawaran (supply side inflation) adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat
naiknya harga barang di negara - negara asal barang itu, sehingga terjadi
No Penulis Tahun Alat Analisis Hasil Penelitian Perbedaan Kekurangan Sebagai Pembaharuan
& Judul
1. Irdam Ahmad Uji - Hasil penelitian ini Alat analisis, Belum mengkaji secara panel di
(2007) stasionaritas, menunjukkan bahwa teori tahun beberapa provinsi di Indonesia.
uji kausalitas kurva Phillips yang penelitian, dan
“Hubungan antara antar menyebutkan adanya trade jenis data. Belum melakukan pembandingan
Inflasi dengan variabel, uji off atau hubungan negatif bentuk kurva Phillips berdasarkan
Tingkat kointegrasi, antara inflasi dengan kategori tertentu.
Pengangguran ; dan uji error tingkat pengangguran
Pengujian Kurva correction ternyata tidak terbukti
Phillips dengan model dengan menggunakan data
Data Indonesia, (ECM). Indonesia tahun 1976-
1976-2006” 2006. Hubungan antara
inflasi dengan tingkat
pengangguran di Indonesia
justru positif dan satu arah,
2. Choirul Hamidah Analisis - Trade-off antara inflasi Tahun Belum mengkaji secara panel di
(2010) korelasi dan pengannguran di penelitian dan beberapa provinsi di Indonesia.
Indonesia terbukti tidak jenis data.
“Keterkaitan antara ada. Belum melakukan pembandingan
Inflasi, bentuk kurva Phillips berdasarkan
Pengangguran, dan kategori tertentu.
Pertumbuhan
Ekonomi
(Pengujian Kurva
Phillips untuk
23
Indonesia)”
3. Maichal (2012) OLS method - Theresults obtained by Alat analisis, Belum mengkaji secara panel di
and GMM using OLS method shows Tahun beberapa provinsi di Indonesia.
“Phillips Curve in method that the expectations Penelitian dan
Indonesia” augmented Phillips curve Jenis Data. Belum melakukan pembandingan
Metode OLS and the New Keynesian bentuk kurva Phillips berdasarkan
“Kurva Phillips di dan metode Phillips curve models kategori tertentu.
Indonesia” GMM cannot give a clear results
of Philips curve exixtence
in the Indonesia economy.
Shocks variable such as
percentage change of
exchange rates and crude
oil prices provide a very
small effect on the
inflation rate in Indonesia.
Furthermore, the results
obtained by using GMM
method on the hybrid
model of the New
Keynesian Phillips curve
shows that the Phillips
curve exists in the
Indonesian economy.
4. Muhammad Iqbal Alat analisis - Tingkat pengangguran Tempat / Belum mengkaji secara panel di
Surya Pratikto dan vector tidak berpengaruh lokasi beberapa provinsi di Indonesia.
Lucky Rachmawati autoregressiv signifikan terhadap Penelitian, alat
(2013) e (VAR). variabel inflasi di Kota analisis, tahun Belum melakukan pembandingan
Surabaya. penelitian, dan bentuk kurva Phillips berdasarkan
“Pengaruh Tingkat jenis data. kategori tertentu.
Pengangguran
terhadap Inflasi di
Kota Surabaya”
5. Isti Qomariyah Analisis - variabel tingkat inflasi Alat analisis, Belum mengkaji secara panel di
(2013) regresi berpengaruh tidak Tempat / beberapa provinsi di Indonesia.
berganda signifikan terhadap lokasi
“Pengaruh Tingkat pengangguran, variabel penelitian, Belum melakukan pembandingan
Inflasi dan pertumbuhan ekonomi tahun bentuk kurva Phillips berdasarkan
Pertumbuhan berpengaruh signifikan penelitian, dan kategori tertentu.
Ekonomi terhadap pengangguran di jenis data.
terhadap Tingkat Jawa Timur.
Pengangguran di
Jawa Timur”
6. Artriyan Syahnur Analisis - Ada pengaruh antara Alat analisis, Belum mengkaji secara panel di
Tirta (2013) regresi data inflasi, pertumbuhan Tempat / beberapa provinsi di Indonesia.
panel dan ekonomi, dan investasi lokasi
“Analisis Pengaruh path analysis terhadap pengangguran di penelitian, Belum melakukan pembandingan
Inflasi, Provinsi Jawa Tengah. tahun bentuk kurva Phillips berdasarkan
Pertumbuhan penelitian, dan kategori tertentu.
Ekonomi, dan jenis data.
Investasi terhadap
Pengangguran di
26
Provinsi Jawa
Tengah”
7. Yurnalis (2013) Regresi - Pembuktian yang Alat analisis, Belum mengkaji secara panel di
linear dilakukan dengan Tempat / beberapa provinsi di Indonesia.
“Pengaruh Inflasi sederhana menggunakan uji t lokasi
terhadap diperoleh bahwa inflasi penelitian, Belum melakukan pembandingan
Pengangguran berpengaruh secara partial tahun bentuk kurva Phillips berdasarkan
di Kabupaten terhadap jumlah penelitian, dan kategori tertentu.
Nagan Raya” pengangguran di jenis data.
Kabupaten Nagan Raya
8. SitiZilfiyah(2013) Analisis - Variabel upah minimum Tahun Belum melakukan perbandingan antara
regresi data dan jumlah penduduk penelitian penyerapan tenaga kerja sektor industri
“Analisis panel berpengaruh signifikan, (sekunder) dan sektor pertanian
Kontribusi Sektor sedangkan PDRB sektor (primer).
Industri terhadap industri dan
Penyerapan Tenaga pengangguran tidak
Kerja Sektor signifikan. Hal ini
Industri di dikarenakan sektor
Indonesia (Periode industri Indonesia lebih
Tahun 2004-2010)” banyak yang bersifat
padat modal dan
perubahan pada tingkat
pengangguran tidak
berdampak terhadap
sektor industri melainkan
pada sektor-sektor yang
lain yakni sektor
informal.
27
9. Eka Suci Analisis - Variabel pertumbuhan Alat analisis, Belum melakukan perbandingan antara
Ratnaningsih regresi sektor industri memiliki Tempat / penyerapan tenaga kerja sektor industri
(2013) liniersederha pengaruh yang signifikan lokasi (sekunder) dan sektor pertanian
na positif atau searah penelitian, (primer).
“Pengaruh terhadap penyerapan tahun
Pertumbuhan tenaga kerja di kota penelitian, dan
Sektor Industri Surabaya. jenis data.
terhadap
Penyerapan Tenaga
Kerja di Kota
Surabaya”
10. Arifatul Chusna Analisis - Laju pertumbuhan sektor Alat analisis, Belum melakukan perbandingan antara
(2013) regresi linear industri tidak Tempat / penyerapan tenaga kerja sektor industri
berganda berpengaruh terhadap lokasi (sekunder) dan sektor pertanian
“Pengaruh Laju penyerapan tenaga kerja penelitian, dan (primer).
Pertumbuhan sektor industri, tahun
Sektor Industri, sedangkan investasi dan penelitian.
Investasi, dan Upah upah berpengaruh
Terhadap terhadap penyerapan
Penyerapan Tenaga tenaga kerja sektor
Kerja Sektor industri di Provinsi Jawa
Industri di Provinsi Tengah.
Jawa Tengah
Tahun 1980-2011”
11. Imam Buchori, analisis - Berdasarkan pengujian Alat analisis, Belum mengkaji secara panel di
Lina Ambarwati regresi prediktor (uji t) Tempat / beberapa provinsi di Indonesia.
Priono (2014). sederhana menunjukkan bahwa lokasi
28
13. Handicky Julius Granger - Hasil dari penelitian Tempat / Belum mengkaji secara panel di
Sanjaya (2016) Causality periode 1998-2015 lokasi beberapa provinsi di Indonesia.
Test dan menunjukkan adanya penelitian, alat
“Hubungan Error hubungan positif satu arah analisis, tahun Belum melakukan pembandingan
Kausalitas antara Correction antara tingkat penelitian, dan bentuk kurva Phillips berdasarkan
Tingkat Inflasi dan Model (ECM pengangguran yang jenis data. kategori tertentu.
Pengangguran di menyebabkan perubahan
Provinsi Lampung tingkat inflasi.
Periode 1998-2015
(dengan
pendekatan kurva
Phillips)”
14. Yudhi Afrianto Causallity - Terdapat hubungan Tempat / Belum mengkaji secara panel di
(2016) Granger kausalitas dua arah antara lokasi beberapa provinsi di Indonesia.
inflasi dengan penelitian, alat
pertumbuhan ekonomi, analisis, tahun Belum melakukan pembandingan
“Hubungan
dan hubungan kausalitas penelitian, dan bentuk kurva Phillips berdasarkan
30
kabupaten/kota di
Provinsi Jambi.
22. Rizki Herdian Analisis - Jumlah industri masih Alat analisis, Belum melakukan perbandingan antara
Zenda&Suparno regresi linier berpengaruh positif dan Tempat / penyerapan tenaga kerja sektor industri
(2017) sederhana signifikan terhadap lokasi (sekunder) dan sektor pertanian
penyerapan tenaga kerja penelitian, (primer).
“Peranan Sektor di Kota Surabaya. tahun
Industri terhadap penelitian, dan
Penyerapan jenis data
Tenaga Kerja di
Kota Surabaya”
23. Herawati Purwasih Analisis - Hasil penelitian ini Alat analisis, Belum melakukan perbandingan antara
(2017) regresi linier menunjukkan bahwa Tempat / penyerapan tenaga kerja sektor industri
sederhana pertumbuhan sektor lokasi (sekunder) dan sektor pertanian
“Pengaruh industri berpengaruh penelitian, (primer).
Pertumbuhan signifikan positif tahun
Sektor Industri terhadap penyerapan penelitian, dan
terhadap tenaga kerja di jenis data.
Penyerapan Tenaga Kabupaten Sidoarjo
Kerja di Kabupaten tahun 2009-2015.
Sidoarjo”
24. Vijay Victor, Maria A structured - This study shows the Tempat / Belum melakukan pembandingan
Fekete Farkas cointegration presence of a long-term lokasi bentuk kurva Phillips berdasarkan
&Florence Jeeson approach relationship between penelitian, alat kategori tertentu.
(2018) and vector inflation and analisis, tahun
error unemployment. The penelitian, dan
“Inflation correction cointegration test results jenis data.
35
menggambarkan bahwa
variabel akan
menyesuaikan diri
dengan jalur
keseimbangan jangka
panjang dengan cepat jika
terjadi gangguan jangka
pendek ke model. Hasil
ini sangat kontras dengan
kasus di banyak negara
maju seperti AS di mana
penelitian terbaru
membuktikan bahwa
hubungan jangka panjang
antara kedua variabel ini
menghilang.
-
25. Gatot Sasongko & Granger - . The results show that Alat analisis, Belum mengkaji secara panel.
Andrian causality test there is a one-way tahun
Dolfriandra Huruta and vector causality between penelitian, dan Belum melakukan pembandingan
(2018). autoregressio inflation and jenis data. bentuk kurva Phillips berdasarkan
n unemployment. The kategori tertentu.
“The Causality findings imply that
between Inflation unemployment causes
and Uji kausalitas inflation, but not vice
Unemployment: Granger dan versa. Next inflation and
the Indonesian autoregresi unemployment are also
Evidence” vektor closely related to other
37
- Hasilnya menunjukkan
bahwa ada kausalitas satu
arah antara inflasi dan
pengangguran. Temuan
ini menyiratkan bahwa
pengangguran
menyebabkan inflasi,
tetapi tidak sebaliknya.
Inflasi dan pengangguran
berikutnya juga terkait
erat dengan faktor-faktor
penentu lainnya, seperti
musim, pendapatan
rumah tangga, dan
keputusan untuk
bersekolah atau untuk
melakukan pekerjaan
rumah tangga.
26. Dorin Jula & ARMA - The data support the Tempat / Belum mengkaji secara panel.
Nicoleta Jula (Autoregressi hypothesis of a lokasi
(2018) ve Moving significant relationship penelitian, alat Belum melakukan pembandingan
Average) between inflation and analisi, tahun bentuk kurva Phillips berdasarkan
38
“The Phillips Model. unemployment, with the penelitian, dan kategori tertentu.
Curve for the shape described by the jenis data.
Romanian Model Phillips curve, namely the
Economy, 1992- ARMA coefficients of
2017” (Autoregressi unemployment gap were
ve Moving negative, econometrically
“Kurva Phillips Average) significant and
untuk Ekonomi comparable as dimension
Rumania, 1992- in both models of
2017” inflation dynamics. We
have calculated that the
coefficient of
unemployment gap is -
0.344 in the Phillips
curve model where the
errors follow an
ARMA(2, 2) process and
-0.386 in the model which
includes the inflation
inertia.
- Data mendukung
hipotesis tentang
hubungan yang signifikan
antara inflasi dan
pengangguran, dengan
bentuk yang dijelaskan
oleh kurva Phillips, yaitu
39
koefisien kesenjangan
pengangguran adalah
negatif, signifikan secara
ekonometrik dan dapat
dibandingkan sebagai
dimensi pada kedua
model dinamika inflasi.
Kami telah menghitung
bahwa koefisien
kesenjangan
pengangguran adalah -
0,344 dalam model kurva
Phillips di mana
kesalahan mengikuti
proses ARMA (2, 2) dan
-0,386 dalam model yang
mencakup inersia inflasi.
27. Mohd Shahidan Analisis Adanya hubungan dua Alat analisis, Belum mengkaji secara panel.
Shaari, Diana Regresi Data arah antara tingkat Tempat /
Nabila Chau Panel. pengangguran dan tingkat lokasi Belum melakukan pembandingan
Abdullah, Razleena inflasi dalam jangka penelitian, dan bentuk kurva Phillips berdasarkan
Razali, & panjang dan pendek. Oleh tahun kategori tertentu.
Mohamad Luqman karena itu, pemerintah penelitian.
Al-Hakim Md harus memilih untuk
Saleh (2018) menstabilkan tingkat
inflasi atau mengurangi
tingkat pengangguran
40
“Empirical
Analysis on The
Existence of The
Phillips Curve”
“Analisis Empiris
tentang
Keberadaan Kurva
Phillips”
28. Suci Basuki Analisis - Hasil penelitian Alat analisis, Belum mengkaji secara panel di
Rahmat (2018) kausalitas menunjukkan bahwa tahun beberapa provinsi di Indonesia.
Granger tingkat pengangguran penelitian, dan
“Analisis menyebabkan inflasi di jenis data Belum melakukan pembandingan
Kausalitas antara Indonesia tahun 1987 – bentuk kurva Phillips berdasarkan
Inflasi dan 2015 pada tingkat kategori tertentu.
Pengangguran signifikansi sebesar 0,01
di Indonesia Tahun dengan nilai probabilitas
1987 – 2015” sebesar 0,0002. Sedangkan
inflasi tidak menyebabkan
tingkat pengangguran di
Indonesia tahun 1987 –
2015 pada tingkat
signifikansi sebesar 0,01
dengan nilai probabilitas
sebesar 0,6501
29. Fakhry Hadiyan Vector Error - Hasil analisis data Alat analisis, Belum mengkaji secara panel di
(2018) Correction menunjukan bahwa dalam tahun beberapa provinsi di Indonesia.
Model jangka pendek variabel penelitian, dan
41
“Analisis (VECM) Tingkat Pengangguran lag jenis data. Belum melakukan pembandingan
Hubungan Inflasi 2 menunjukan terdapat bentuk kurva Phillips berdasarkan
dan Pengangguran hubungan negatif yang kategori tertentu.
di Indonesia signifikan antara variabel
periode 1980-2016 Tingkat Pengangguran dan
dengan Pendekatan IHK. Lalu dalam jangka
Kurva Phillips” waktu 3 tahun (lag 3)
variabel IHK dan Tingkat
Pengangguran saling
mempengaruhi dengan
hubungan positif yang
signifikan. Dalam jangka
panjang Variabel Tingkat
Pengangguran mempunyai
pengaruh positif terhadap
variabel IHK. Selanjutnya
Analisis Impluse Response
Function (IRF)
menjelaskan dampak dari
guncangan (shock) pada
satu variabel terhadap
variabel lain. Pada periode
pertama sampai periode
kedua variabel IHK belum
merespon shock yang
diberikan, kemudian
mengalami penurunan ke
arah negatif pada periode
42
32. Kurniawan Analisis - Secara parsial Alat analisis, Belum melakukan perbandingan antara
Muhammad Nur regresi data menunjukkan bahwa (1) Tempat / penyerapan tenaga kerja sektor industri
(2019) panel PDRB yang diukur lokasi dan sektor pertanian.
melalui PDRB sektor penelitian, dan
“Pengaruh PDrb, industri berdasarkan atas tahun
Jumlah Industri, harga konstan penelitian.
dan Upah berpengaruh secara
Minimum Provinsi positif dan signifikan
terhadap terhadap penyerapan
45
Korelasi negatif
Inflasi(X1) Pengangguran / TPT (Y)
Korelasi negatif
Provinsi Sektor Utama PDRB Industri Provinsi Sektor Utama PDRB Primer
Kurva Phillips menjelaskan hubungan negatif antara inflasi dengan pengangguran maka diduga akan ada perbedaan bentuk kurva
Phillips. Provinsi sektor industri yang dinilai lebih banyak menyerap tenaga kerja akan menghasilkan bentuk kurva Phillips yang
berbeda jika dibandingkan provinsi sektor primer yang dinilai tidak banyak menyerap tenaga kerja.
H0.1 = Tidak adanya korelasi negatif yang antara tingkat perngangguran dan inflasi
H1.1 = Adanya korelasi negatif yang antara tingkat perngangguran dan inflasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
tidak signifikan.
70
71
(nilai slope) kurva Phillips di provinsi sektor industri. Hal ini menunjukkan
pengangguran.
5.2 Saran
sebagai berikut:
34 Provinsi di Indonesia.
lebih menyerap tenaga kerja. Selain itu, provinsi yang sektor industrinya
Akbar, Rizky Firmansyah. (2019). Analisis Pengaruh (Jangka Pendek & Jangka
Panjang) Jumlah Penduduk, Jumlah Pengangguran, UMK Dan PDRB
Sektor Industri terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di
Kabupaten Pasuruan Tahun 1995-2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB,
Volume 7 No. 2. Hal 22-36. Malang: Universitas Brawijaya.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2019). Diakses pada 12 September 2019, dari
https://www.bps.go.id/
Global Economic Data, Indicators, Charts And Forecasts (CEIC). (2019). Diakses
pada 12 September 2019, dari https://www.ceicdata.com/id
73
74
Jula, Dorin & Nicoleta Jula. (2018). The Phillips Curve for the Romanian
Economy, 1992-2017. Computational Methods in Social Sciences Journal,
Hal 36-48. Bucharest: University of Bucharest
Nabella, Annissa dan Aliasuddin. (2017). Analisis Kausalitas antara Inflasi dan
Pengangguran di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 02 No. 3.
Hal 423-430. Aceh: Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Sasongko, Gatot & Andrian Dolfriandra Huruta. (2018). The Causality Between
Inflation and Unemployment: The Indonesian Evidence. Verslas: Teorija
Ir Praktika / Business, Volume 20. Hal 1-10. Salatiga: Universitas Kristen
Satya Wacana.
Shaari, Mohd Shahidan; Diana Nabila Chau Abdullah; Razleena Razali &
Mohamad Luqman Al-Hakim Md Saleh. (2018). Empirical Analysis on
The Existence of The Phillips Curve. MATEC Web of Conferences 150.
Victor, Vijay; Maria Fekete Farkas & Florence Jeeson . (2018). Inflation
unemployment dynamics in Hungary – A structured cointegration and
vector error correction model approach. Theoretical and Applied
Economics Journal, Volume 25 No. 2. Hal 195-204. Godollo: Szent Istvan
University.
Zenda, Rizki Herdian dan Suparno. (2017). Peranan Sektor Industri terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Surabaya. Jurnal Ekonomi & Bisnis,
Volume 2 No. 1. Hal 371-384. Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya.