SKRIPSI
Disusun oleh :
Mutiara Ayu Maulidina
145020100111011
NIM : 145020100111011
Agama : Islam
Golongan Darah :A
Email : mutiaramaulidina@gmail.com
iv
RIWAYAT PENDIDIKAN
Universitas Brawijaya
PENGALAMAN ORGANISASI
PENGALAMAN KEPANITIAAN
2016.
v
PENGALAMAN KERJA
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini
Ekonomi.
motivasi, dan doa demi kelancaran studi penulis. Terimakasih kepada para
sahabat dan teman dekat penulis yang telah menjadi teman diskusi, selalu
vii
ABSTRAKSI
mempertahankan agar nilai upah yang diterima tidak menurun, sehingga pekerja
dengan teori dan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, menurut
mayoritas literatur yang ada menyatakan bahwa kelompok pekerja yang rentan
keterampilan yang lebih rendah. angkatan kerja di Jawa Timur juga masih
sekolah dasar, hal ini sejalan dengan kondisi angkatan kerja secara nasional
dimana penduduk angkatan kerja tertinggi berasal dari tamatan sekolah dasar
Analisis data menggunakan analisis data panel, yaitu gabungan antara data time
series dan cross section. Data time series menggunakan periode tahun 2006-
viii
terhadap PDRB memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja
berpendidikan rendah.
ABSTRACT
The minimum wage policy is a protection tool for workers to maintain the
value of the wages received does not getting decrease, so that workers can fulfill
their daily needs. Seeing the condition of the minimum wage that continues to
increase every year, the majority of Indonesia's labor force is still low educated,
with a percentage of 59.61%. In line with the theory and research that has been
carried out by experts, according to the majority of existing literature states that
groups of workers who are vulnerable to the impact of the increase in minimum
wages are young workers, women workers, and workers with lower levels of
education or skills. The workforce in East Java is also dominated by residents with
population with the level of primary school education, this is in line with the national
labor force conditions where the highest labor force population comes from primary
ix
school graduates. This study using secondary data with quantitative methods. Data
analysis uses panel data analysis, which is a combination of time series data and
cross section. Time series data uses the period 2006-2015 and cross section data
from 38 districts / cities. The results showed that simultaneously all variables had a
variable minimum wage has a negative and significant effect on the absorption of
low-educated labor, the proportion of the industrial sector to GDP has a positive
and insignificant effect on the absorption of low-educated labor, and the variable
number of labor force has a positive and significant effect on absorption of low-
educated workforce.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat
sebagai salah satu syarat untuk meraih derajat Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai
kendala yang dihadapi. Namun, berbagai kendala tersebut dapat diatasi berkat
banyaknya bantuan dan dukungan yang tak terhingga dari berbagai pihak baik
secara moril maupun materiil. Oleh sebab itu pada kesempatan ini, penulis ingin
1. Allah SWT atas hidayah dan nikmat yang telah diberikan kepada penulis
2. Kedua orangtua, Bapak Agung Nugroho dan Ibu Erlina Ayu, beserta
keluarga besar yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan bagi
3. Bapak Drs. Nurkholis, M.Buss., Ak., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi
4. Bapak Dr. rer. pol. Wildan Syafitri, SE., ME selaku Ketua Jurusan Ilmu
xi
6. Ibu Dra. Marlina Ekawaty, M.Si., Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi
7. Bapak Devanto Shasta Pratomo, SE., M.Si., Ph.D selaku dosen pembimbing
8. Prof. Dr. Khusnul Ashar, SE., M.A dan Bapak Nurman Setiawan Fadjar, SE.,
penyempurnaan skripsi.
10. Best Supporters, Maula Fadhilata Rahmatika, Maharani Citra Amira, Dyah
Bintang Trias Utama, Wira Andika Arli, Muhammad Fikri, Yanuar Rahmat
hingga akhir perkuliahan yang selalu memberikan support serta obrolan seru
11. Cynthia Paramita Astasari, selaku sahabat sejak kecil yang selalu
memberikan semangat, bantuan doa, dan motivasi yang tiada henti untuk
penulis.
12. Rani Laksmi, Renny Nadianti, Farradina Ike, Rachma, Nadine Kezsia, dan
Selvi Setya, sahabat di tanah rantau yang tak pernah penulis sangka akan
menjadi keluarga baru di dunia kampus. Terima kasih untuk semangat dan
13. Baitsna, Ulix, Alifia, Cun, Farra, Reska dan Zahro, partner dalam menari
menyelesaikan skripsi penulis. Waktu yang kita habiskan untuk berlatih dan
xii
prestasi yang telah kita capai bersama tidak akan penulis lupakan.
15. Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna,
serta pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
adalah skripsi yang telah disusun bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan di
Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya untuk masa
mendatang, khususnya seluruh civitas akademika. Penulis juga berharap skripsi ini
ilmu pengetahuan.
xiii
DAFTAR ISI
xiv
2.1.1 Teori Permintaan Tenaga Kerja... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Teori Penawaran Tenaga Kerja ... Error! Bookmark not defined.
defined.
defined.
defined.
xv
3.5 Data ...................................................... Error! Bookmark not defined.
defined.
4.4 Hasil Uji Regresi Data Panel ................. Error! Bookmark not defined.
xvi
4.6 Pembahasan dan Analisis Hasil RegresiError! Bookmark not
defined.
not defined.
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbandingan Upah Minimum (UM) dengan Tingkat Inflasi di Indonesia
Tabel 1.3 Penduduk angkatan kerja di Jawa Timur berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 4.2 Rata-rata Proporsi Sektor Industri terhadap PDRB di Jawa Timur (dalam
xviii
Tabel 4.3 Rata-rata Jumlah Penduduk Angkatan Kerja di Jawa Timur......... Error!
Tabel 4.4 Hasil Pemilihan Model Regresi Panel.... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.7 Perbandingan Jumlah Angkatan Kerja dengan Penyerapan Tenaga Kerja
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Kurva Permintaan Tenaga Kerja ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.3 Kurva Penawaran Tenaga Kerja ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.4 Kurva keseimbangan permintaan dan penawaran tenaga kerja Error!
Gambar 2.5 Susunan Kerangka Pikir .................... Error! Bookmark not defined.
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data dalam bentuk Log ...................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 2 Hasil Uji Chow dan Uji Hausman........ Error! Bookmark not defined.
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
banyak diterapkan di beberapa negara. Kebijakan ini dapat dilihat dari dua sisi,
mempertahankan agar nilai upah yang diterima tidak menurun, sehingga pekerja
dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan di sisi lain, upah minimum
dan kabupaten (tingkat pemerintahan yang lebih rendah), yang konsisten dengan
telah dipindahkan dari tingkat pusat ke tingkat lokal sejak tahun 2001 (Pratomo,
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang
hidup yang layak (KHL). KHL dianggap lebih layak untuk meningkatkan
1
2
kebutuhan seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak secara fisik
dalam 1 bulan. Dalam Pasal 1 Ayat 1 dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
meliputi gaji pokok dan tunjangan tetap. Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang yang menerapkan sistem upah minimum pada pekerja penuh waktu
berdasarkan sistem upah minimum per bulan dengan standar empat puluh jam
Namun, upah minimum bagi pekerja masih bersifat fleksibel dan dapat
disesuaikan untuk pekerja paruh waktu yang bekerja kurang dari 40 jam per
minggu. Selain itu, kebijakan upah minimum diterapkan secara hukum untuk
dibayar adalah sektor yang tidak tercakup dalam kebijakan upah minimum
(Pratomo, 2014).
kepada pekerja, dan dengan kebijakan ini pula, diharapkan taraf hidup pekerja
akan meningkat.
bersih, dan listrik (Gianie, 2009). Ketika upah yang diterima pekerja bernilai
pekerja kehilangan motivasi bekerja atau merasa kurang dihargai hasil kerjanya
internasional. Oleh karena itu, upaya meningkatkan upah lebih jauh ditujukan
produksi dan distribusi. Tidak semua kalangan setuju dengan kebijakan upah
menyatakan kenaikan upah minimum setiap tahun haruslah lebih tinggi daripada
angka inflasi, mengingat adanya inflasi ini akan berpengaruh secara signifikan
kenaikan harga inilah, maka upah minimum perlu ditingkatkan. Kondisi dimana
kenaikan upah minimum sama dengan angka inflasi, belum akan memperbaiki
secara umum masih rendah, di bawah rata-rata kebutuhan hidup yang layak.
4
Indonesia
rata-rata kenaikan upah minimum, nilainya harus lebih besar dari tingkat inflasi
dalam satuan persen. Sejauh ini, nilai rata-rata kenaikan upah minimum
Indonesia selalu lebih tinggi dari tingkat inflasi yang ada. (BPS,2016).
dengan jumlah angkatan kerja yang sangat besar. Sama seperti negara
dan perekonomian dualistik, yaitu sektor tradisional (informal) dan sektor modern
yang relatif kecil. Pasar kerja Indonesia umumnya memiliki ciri yaitu tingginya
penawaran tenaga kerja, pengangguran yang cukup besar dan kualitas tenaga
5
rendah. Kemudian disusul oleh angkatan kerja tamatan SLTP, yang juga
sebesar 59,61%. Sejalan pula dengan teori dan penelitian yang telah dilakukan
oleh para ahli, menurut mayoritas literatur yang ada menyatakan bahwa
kelompok pekerja yang rentan terhadap dampak kenaikan upah minimum adalah
tingkat pendidikan atau keterampilan yang lebih rendah (Bird dan Manning,
2003).
(2008); Gindling dan Terrell (2007), yaitu dengan adanya biaya pekerjaan tetap
yang tinggi (seperti biaya perekrutan, biaya pelatihan, dan tunjangan), kenaikan
upah minimum diprediksi akan menyebabkan peningkatan jam kerja dari pekerja
yang tetap bekerja (biasanya pekerja dengan keahlian tinggi) yang menyebabkan
penurunan jumlah pekerja terampil rendah. Jam kerja dari pekerja dengan
keahlian tinggi akan bertambah akibat kenaikan upah minimum, hal ini dilakukan
7
akibat kenaikan upah minimum, kondisi ini dikenal sebagai efek substitusi antara
terdahulu bahwa tenaga kerja dengan status pendidikan rendah termasuk dalam
dari produk domestik bruto (PDB) nasional. Tingginya peran pulau Jawa
Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat tercatat menyumbangkan
porsi terbesar dalam PDB (Suryamin, 2016). Jawa Timur, merupakan salah satu
ekonominya secara nasional. Provinsi ini menampung lebih dari 14.000 unit
manufaktur besar dan sedang ditambah dengan 600.000 perusahaan kecil dan
ekonomi.
bahwa banyak pula tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan proses
produksi barang dan jasa. Namun, besarnya jumlah industri yang membutuhkan
tenaga masih belum dapat mengimbangi besarnya pula penawaran tenaga kerja,
pertambahan angkatan kerja dan juga rendahnya daya saing kualitas SDM,
terbatas, membuat persaingan kerja semakin ketat. Tentunya bagi pencari kerja
Berdasarkan tabel 1.3 diatas, angkatan kerja di Jawa Timur juga masih
sekolah dasar, hal ini sejalan dengan kondisi angkatan kerja secara nasional
dimana penduduk angkatan kerja tertinggi berasal dari tamatan sekolah dasar.
9
kepada pekerja. Upah minimum provinsi Jawa Timur di tahun 2017 adalah
1.508.894. Penetapan UMP ini telah diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 75
Hingga bulan November 2017 lalu, para pekerja di Jawa Timur masih
melakukan demo dalam rangka menuntut adanya kenaikan upah minimum dan
menolak kenaikan UMK 2018 yang bernilai 8,71 % dari UMK 2017. Secara
prinsip, para pekerja di Jawa Timur merasa kecewa atas keputusan gubernur
ini secara langsung menggambarkan bahwa upah minimum yang ditetapkan oleh
pekerja
faktanya tidak semua pekerja berstatus lajang, sehingga upah minimum yang
telah ditentukan tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan pekerja yang sudah
berkeluarga. Tidak dapat kita pungkiri, harga kebutuhan pokok di pasar seringkali
kesejahteraan hidupnya.
fenomena yang masih hangat diperbincangkan dan beragam pula hal menarik yang dapat
diteliti tentang pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja dengan status
pendidikan rendah.
Berdasarkan latar belakang dari penelitian ini, maka permasalahan yang diambil oleh
peneliti:
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka penelitian ini memiliki
tujuan yaitu:
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori
maksimum suatu barang atau jasa yang dikehendaki seorang pembeli untuk
dapat diartika sebagai hubungan tingkat upah dengan jumlah pekerja yang
suatu barang atau jasa yang nantinya akan dijual kepada konsumen. Menurut
yang diproduksikannya, permintaan akan tenaga kerja yang seperti ini disebut
derived demand.
tidak dapat mempengaruhi harga. Perusahaan, dalam hal ini disebut price taker
11
12
Semakin tinggi tingkat upah, maka semakin sedikit pekerja yang akan
kerjanya.
Apabila harga barang modal turun, maka biaya produksi turun dan
tentunya mengakibatkan harga jual barang per unit ikut turun. Pada
perusahaan.
disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam
jangka waktu tertentu (Sholeh, 2007). Dalam teori klasik, sumber daya
14
maupun tidak berkerja. Pekerja pun memiliki hak untuk bebas menetapkan
jumlah jam kerja yang ia inginkan. Teori ini berdasarkan pada teori tentang
2010)
1. Jumlah Penduduk
tersedia baik untuk angkatan kerja atau bukan angkatan kerja dengan
2. Struktur Umur
15
bertambah
3. Produktivitas
kaitan antara output dan jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan
4. Tingkat Upah
penawaran tenaga kerja akan meningkat dan sebaliknya. Hal ini dapat
5. Kebijaksanaan Pemerintah
mengurangi jumlah tenag kerja, dan akan ada batas umur kerja menjadi
angkatan kerja, tetapi mereka adalah tenaga kerja yang potensial yang
16
8. Keadaan perekonomian
perekonomian orang tua sangat memadai, atau seorang istri tidak perlu
Gambar 2.3 Kurva Penentuan Tingkat Penyerapan Tenaga kerja dan Tingkat
Upah
lebih tinggi yaitu , penawaran lebih besar dari permintaan, sehingga tenaga
turunnya tingkat upah mendekati titik ekuilibrium. Sebaliknya, jika upah lebih
rendah yaitu , jumlah total tenaga kerja yang diminta produsen akan
jika upah berada di atas ekuilibrium, maka akan lebih menguntungkan apabila
tenaga kerja berjumlah besar. Menurut teori upah efisiensi, membayar upah yang
efisiensi para pekerja. Teori upah efisiensi yang dikembangkan oleh Cafferty
18
(1990) meramalkan bahwa apabila pekerja mendapatkan upah yang tinggi maka
berangkat ketempat pekerjaannya dengan tenang, dan bagi pekerja sendiri dia
perusahaan mau membayar upah yang lebih tinggi kepada pekerja, diantaranya :
1. Kesehatan Pekerja
Jenis teori upah efisiensi ini tidak relevan untuk diterapkan di negara maju
karena bagi negara yang sudah maju, keseimbangan upah sebagian besar di
atas tingkat untuk mengkonsumsi nutrisi yang cukup. Dengan begitu, perusahaan
akan merasa tenang dedngan membayar upah pekerja di titik ekuilibrium, karena
. Jenis teori upah ini lebih relevan untuk negara berkembang karena
2. Perputaran Pekerja.
Jenis teori upah efisiensi ini menjelaskan hubungan antara upah dengan
beberapa alasan, diantaranya pindah ketempat kerja lain, pindah ke kota lain,
ini bergantung pada hal-hal yang mungkin mereka hadapi yaitu pilihan antara
bekerja. Semakin tinggi upah yang dibayar kepada tenaga kerja semakin rendah
berbagai masalah, contohnya adalah akan lebih mahal bagi perusahaan untuk
merekrut dan melatih pekerja-pekerja baru. Selain itu apabila dibandingkan, para
perusahaan yang mengalami perputaran pekerja yang tinggi akan memiliki biaya
produksi yang tinggi pula. Bagi perusahaan mungkin akan lebih menguntungkan
Jenis teori upah efisiensi ini menjelaskan hubungan antara upah dengan
kerja keras pekerja. Dalam berbagai jenis pekerjaan, pekerja bekerja secara
bebas, akibatnya perusahaan harus memantau kinerja pekerja tersebut, dan bagi
para pekerja yang terbukti melalaikan tanggung jawab mereka akan dipecat.
Namun, tidak semua yang lalai bisa tertangkap secara langsung karena
pemantauan pekerja nyatanya berbiaya mahal dan dan tidak efisien. Sebuah
perusahaan dapat mengatasi masalah ini dengan membayar upah di atas tingkat
ekuilibrium. Upah yang lebih tinggi akan membuat pekerja lebih loyal, dan
4. Kualitas Pekerja.
Jenis teori upah efisiensi ini menjelaskan bagaimana keterkaitan antara upah
dengan kualitas pekerja. Saat merekrut tenaga kerja baru, sebuah perusahaan
tidak bisa secara akurat mengukur kualitas dari para pekerja. Dengan membayar
upah yang tinggi, perusahaan dapat menarik kelompok pelamar yang lebih
20
berkualitas. Dalam teori upah efisiensi ini ketika sebuah perusahaan menghadapi
penawaran tenaga kerja yang berlebihan akan terlihat masuk akal dan
(Nurtiyas, 2016).
meningkatkan kualitas kesehatannya, dan dengan demikian akan lebih sehat dan
membayar upah tinggi dan memiliki tenaga kerja yang sehat dan produktif,
Bagi perusahaan hal ini akan berdampak secara ekonomi yaitu dengan
pertumbuhan ekonomi. Berbekal upah yang tinggi maka pekerja akan selalu
sehingga dengan demikian pekerja akan merasa lebih puas dengan hasil
dengan mempekerjakan tenaga kerja yang terampil dan selalu giat dalam
Teori ini menyatakan bahwa upah yang diberikan kepada para pekerja
a. jenis kelamin,
c. tingkat pendidikan,
21
d. tingkat keterampilan,
e. jenis pekerjaan
terdahulu yang kurang lebih memiliki bahasan yang sama. Namun dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu mengenai dampak upah
indicators of social protection and poverty threshold, negara yang menjadi objek
Tingkat gaji yang dikenakan oleh negara di bawah pengaruh indeks harga
konsumen sangat dekat dengan tingkat ambang kemiskinan. Gaji yang diterima
Krisis keuangan dan ekonomi yang dipicu pada paruh kedua di tahun 2008 juga
Rumania.
positif dan juga signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja yang berpendidikan
cenderung inelastis pada kedua sektor. Hal ini disebabkan upah minimum
oleh Pratomo (2011). Penelitian ini menggunakan data panel provinsi agregat
yang ditetapkan dari tahun 1989 sampai 2003 untuk 26 provinsi, studi ini menguji
ini membandingkan lima ukuran upah minimum yang berbeda yang biasa
digunakan dalam literatur yaitu log upah minimum riil, ketangguhan, fraksi di
bawah upah minimum, fraksi pada upah minimum, dan fraksi mempengaruhi
upah minimum. Penelitian ini juga menggunakan beberapa metode data panel
Indonesia.
Meskipun temuan ini bervariasi sesuai dengan ukuran dan metode upah
mengurangi lapangan kerja yang dibayar di sektor yang tercakup, seperti yang
bahwa tidak ada dampak signifikan terhadap total lapangan kerja karena
tenaga kerja, terutama bagi tenaga kerja yang produktivitasnya rendah. Secara
yang paling tinggi. Tenaga kerja di sektor primer pada umumnya mempunyai
pendidikan yang rendah dengan produktivitas yang rendah pula, oleh karena itu
akan ikut meningkat. Namun, upah minimum yang diterima tenaga kerja masih
Hasil keseluruhan dari efek upah minimum pada jam kerja, menunjukkan bahwa
waktu berjam-jam lebih lama bagi pegawai yang ada, mendukung adanya efek
dari sektor pertanian ke sektor lainnya. Akhirnya, dampak upah minimum pada
24
jam kerja jauh lebih kuat bagi pekerja perempuan daripada pekerja laki-laki,
industri yang memiliki pekerja dengan gaji rendah, seperti di bidang manufaktur.
dengan judul How does the minimum wage affect employment statuses of
yang tercakup. Namun, efek spesifiknya berbeda di pasar tenaga kerja perkotaan
dan pedesaan, juga pasar kerja laki-laki dan perempuan. Di daerah perkotaan,
sektor tertutup untuk berpindah ke pekerjaan dengan gaji tidak terungkap atau
keluarga yang tidak dibayar. Secara umum, studi ini mendukung prediksi model
dua sektor yang menunjukkan bahwa kenaikan upah minimum akan menggeser
Oleh karena itu, upah minimum bisa lebih efektif sebagai alat pengurang
Judul Penelitian Nama Peneliti Metode dan Variabel yang digunakan Kesimpulan
penelitian terdahulu yang telah dipaparkan, maka berikut adalah kerangka pikir yang
di Indonesia
Sistem pemerintahan
pendidikan rendah)
berpendidikan rendah
kerja agar nilai upah yang diterima tidak menurun. Upah minimum setiap
tahunnya harus mengalami kenaikan. Namun, jika dilihat dari sudut pandang
dalam proses produksi dan distribusi. Biaya pengeluaran seperti biaya pelatihan,
Maka, hal ini sesuai dengan teori serta penelitian terdahulu, dimana pekerja
upah minimum.
2.4. Hipotesis
METODE PENELITIAN
Variabel Dependen:
Variabel Independen:
29
30
peneliti adalah jumlah pertambahan buruh atau karyawan atau pegawai yang
menerima upah/gaji yang berpendidikan terakhir hanya sampai dengan SLTP atau
sederajat per tahun (dalam unit ribu orang). Berdasarkan berbagai penelitian
terdahulu, dinyatakan bahwa buruh pada kelompok ini adalah kelompok buruh yang
rentan terhadap dampak negatif kenaikan upah minimum. Data yang digunakan
bersumber dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas Badan Pusat Statistik).
Upah minimum yang akan digunakan dalam penelitian adalah upah minimum
nominal pada kabupaten/kota i tahun t dalam satuan ribu rupiah. Data diperoleh dari
dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena objek penelitian yang dipilih
adalah Provinsi jawa Timur, maka untuk melihat secara detail kondisi upah minimun
Kabupaten/Kota.
kerja, sektor industri juga sektor yang system pengupahannya harus mengikuti
di Jawa Timur.
kota/kabupaten i pada tahun t yang termasuk dalam angkatan kerja, yaitu penduduk
yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja atau
3.5 Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Peneliti
mengambil data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dengan publikasi yang
dilakukan melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), dan data yang
Objek penelitian ini mencakup seluruh kota dan kabupaten di Provinsi Jawa
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah regresi data panel. Regresi
panel data adalah regresi yang menggunakan gabungan data cross section dan time
individual effect.
yang rendah antarvariabel, derajat kebebasan yang lebih besar dan efisien;
d) Studi dengan data panel cocok untuk meneliti perubahan yang dinamis; data
e) Data panel dapat mempelajari model perilaku yang lebih kompleks. (Gianie,
2009).
3.8 Pemodelan
Pemodelan ini dilakukan dalam proses analisis data untuk menjadi bahan
Model common effect menggabungkan data cross section dengan time series
dan menggunakan metode OLS untuk mengestimasi model data panel tersebut
dengan kedua model lainnya. Model ini tidak dapat membedakan varians antara
silang tempat dan titik waktu karena memiliki intercept yang tetap, dan bukan
untuk setiap subjek (cross section), tetapi slope setiap subjek tidak berubah
seiring waktu (Gujarati, 2012). Model ini mengasumsikan bahwa intercept adalah
berbeda setiap subjek sedangkan slope tetap sama antar subjek. Dalam
(Kuncoro, 2012). Model ini sering disebut dengan model Least Square Dummy
sebagai berikut : Dimana variabel dummy d1t untuk subjek pertama dan 0 jika
bukan, d2t untuk subjek kedua dan 0 jika bukan, dan seterusnya. Jika dalam
kesatu.
Random effect disebabkan variasi dalam nilai dan arah hubungan antar
(Kuncoro, 2012). Model ini mengestimasi data panel yang variabel residual
diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar subjek. Menurut Widarjono
(2009) model random effect digunakan untuk mengatasi kelemahan model fixed
effect yang menggunakan variabel dummy. Metode analisis data panel dengan
model random effect harus memenuhi persyaratan yaitu jumlah cross section
harus lebih besar daripada jumlah variabel penelitian. Persamaan model random
effect menurut GujaratiI (1988) adalah sebagai berikut : Dimana wit terdiri dari
34
dua komponen yaitu ei (residual cross section) dan m (residual gabungan time
series dan cross section). Model ini disebut juga Error Components Model (ECM)
Model regresi data panel yang akan diestimasi dalam penelitian ini ditentukan
sebagai berikut:
kerja
minimum, yang menjadi variabel penjelas utama. Upah minimum yang berlaku
adalah untuk setiap pekerja yang dibayar di kabupaten atau kota dan tahun
digunakan dalam penelitian agar dapat teridentifikasi dengan jelas kondisi upah
yang beragam di berbagai daerah. UMK yang ditetapkan telah sesuai dengan aturan
yang berlaku.
35
Penelitian yang dilakukan mengambil data mulai tahun 2006 sampai dengan
2015. Rentang waktu selama sepuluh tahun terakhir ini dianggap sebagai jangka
waktu yang tepat untuk meneliti fenomena tentang upah minimum sebagai bahan
berkepanjangan.
pengatur penyerapan tenaga kerja dari sisi penawaran. Populasi angkatan kerja ini
rendah dan tinggi (Gianie, 2009). Variabel ini juga digunakan oleh Bird dan Manning
(2003) dalam model persamaannya untuk melihat dampak upah minimum terhadap
penyerapan tenaga kerja. Populasi penduduk usia bekerja ini dimaksudkan untuk
kerja, sektor industri juga sektor yang sistem pengupahannya harus mengikuti
di Jawa Timur.
Diantara common effect, fixed effect, dan random effect menggunakan dua teknik
estimasi model. Dua teknik ini digunakan dalam regresi data panel untuk memperoleh
model yang tepat dalam mengestimasi regresi data panel. Dua uji yang digunakan,
pertama Chow test digunakan untuk memilih antara model common effect atau fixed
36
effect. Kedua, Hausman test digunakan untuk memilih antara model fixed effect atau
a) Chow Test
dengan fixed effect (Widarjono, 2009). Chow test dalam penelitian ini
menggunakan program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Chow test adalah
sebagai berikut :
H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-
value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%.
b) Hausman Test
dalam menentukan model yang terbaik untuk digunakan sebagai model regresi
data panel (Gujarati, 2012). Hausman test menggunakan program yang serupa
dengan Chow test yaitu program Eviews. . Hipotesis yang dibentuk dalam
H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-
value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%.
37
Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk
terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang kita
sebagai uji parsial, yang digunakan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas
a) Uji F
Tabel dalam Excel, jika F hitung > dari F tabel, (Ho di tolak Ha diterima)
maka model signifikan. Model signifikan selama kolom signifikansi (%) <
Alpha (kesiapan berbuat salah tipe 1, yang menentukan peneliti sendiri, ilmu
sosial biasanya paling besar alpha 10%, atau 5% atau 1%). Dan sebaliknya
jika F hitung < F tabel, maka model tidak signifikan, hal ini juga ditandai nilai
b) Uji T
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel
Indonesia. Ibu Kotanya adalah Kota Surabaya yang merupakan kota metropolitan
terbesar di Provinsi Jawa Timur. terletak antara 111,0’ BT hingga 114,4’ BT dan
garis lintang 7,12 LS dan 8,48’ LS Luas wilayahnya sebesar 47.922 km², dan
42.030.633 jiwa angka ini menunjukkan bahwa Jawa Timur memiliki jumlah
penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur juga
Secara umum Provinsi Jawa Timur dapat dibagi menjadi dua bagian
utama, yaitu Jawa Timur dataran, dengan proporsi lebih luas yang dimana
mencangkup sekitar 90% dari seluruh luas wilayah Provinsi Jawa Timur dan
sisanya yaitu sebesar 10% merupakan wilayah kepulauan Madura. Provinsi Jawa
Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur. Samudera
Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat Panjang bentangan barat-
timur sekitar 400 km, Lebar bentangan utara-selatan di bagian barat sekitar
200 km, namun di bagian timur lebih sempit hingga sekitar 60 km. Provinsi Jawa
Timur mempunyai 229 pulau terdiri dari 162 pulau bernama dan 67 pulau yang
tak bernama, dengan panjang pantai sekitar 2.833,85 km. berikut adalah batas-
Kalimantan Selatan.
38
39
Secara administratif Jawa Timur terbagi menjadi 29 kabupaten dan 9 kota. Ini
terbanyak di Indonesia. Mayoritas penduduk jawa timur adalah Suku Jawa, namun
sifatnya lebih heterogen, suku jawa hampir menyebar di seluruh jawa timur.
Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan bagian Timur Indonesia, dari
segi ekonomi Jawa Timur berkontribusi sebesar 14,85% terhadap Produk Domestik
Bruto nasional. Pulau terbesar yang ada di Jawa Timur adalah Madura, dipisahkan
dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km
sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau-pulau, yang
paling timur adalah Kepulauan Kangean, dan yang paling utara adalah Kepulauan
40
Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung, dan
Pulau Sempu.
Jumlah penduduk Jawa Timur pada tahun 2017 adalah 42.030 633 jiwa
api terbesar di Asia Tenggara PT INKA di Madiun, pabrik kertas (PT Tjiwi Kimia di
pabrik Semen terbesar di Indonesia yaitu Semen Indonesia (ex Semen Gresik), dan
Kabupaten Lamongan. Tidak hanya industri besar, tersebar pula industri kecil di
contohnya Industri kerajinan kulit berupa tas, dan sepatu di Tanggulangin, Sidoarjo
41
adalah salah satu industri kecil yang sangat terkenal. Blok Cepu, juga merupakan
salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, yang ada di Bojonegoro.
Pembangkit listrik di Jawa Timur dikelola oleh PT PJB, di mana meliputi PLTA (Ir.
Sutami, Selorejo, Bening), PLTU, dan PLTGU, yang menyediakan energi listrik ke
sistem Jawa-Bali. Telah banyak daerah yang dapat menikmati pembangkit energi
mikrohidro, dan energi surya berkat pembangkit listrik yang telah beroperasi
tersebut.
Jawa Timur menjadi objek dari penelitian ini, dimana Jawa Timur merupakan
salah satu provinsi yang menyumbang PDB terbesar nasional. Jawa Timur,
merupakan salah satu ibukota Provinsi di Indonesia yang selalu disorot mengenai
14.000 unit manufaktur besar dan sedang ditambah dengan 600.000 perusahaan
kecil dan industri kerajinan rumah tangga. Besarnya jumlah industri yang beroperasi
di Jawa Timur, menandakan bahwa banyak pula tenaga kerja yang digunakan dalam
menjalankan proses produksi barang dan jasa. Namun, besarnya jumlah industri
tenaga kerja akibat pertambahan angkatan kerja dan juga rendahnya daya saing
Angkatan kerja di Jawa Timur juga masih didominasi oleh penduduk dengan
tingkat pendidikan rendah. Jumlah angkatan kerja tertinggi masih didominasi oleh
penduduk dengan tingkat pendidikan sekolah dasar, hal ini sejalan dengan kondisi
angkatan kerja secara nasional dimana penduduk angkatan kerja tertinggi berasal
dari tamatan sekolah dasar. Besarnya peminat atas lowongan pekerjaan yang
terbatas, membuat persaingan kerja semakin ketat. Tentunya bagi pencari kerja
42
di sektor formal.
dalam penelitian ini (X1). Variabel UMK yang digunakan dalam penelitian ini
mencakup data UMK dalam sepuluh tahun terakhir, dimulai dari tahun 2006 sampai
dengan 2015. UMK yang digunakan dalam penelitian ini, mencakup 29 kabupaten
tahunnya, hal ini sejalan pulan dengan Jawa Timur yang UMK nya mengalami
Jawa Timur, dapat kita lihat bahwa dari tahun ke tahun UMK mengalami kenaikan
secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tahunnya KHL juga semakin tinggi
sehingga UMK juga harus mengalami kenaikan untuk mencukupi KHL tersebut.
Upah minimum yang akan digunakan dalam penelitian adalah upah minimum
pada kabupaten/kota i tahun t dalam satuan ribu rupiah. Data diperoleh dari Badan
Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. Upah minimum kabupaten/kota (UMK) dipilih
untuk digunakan pada penelitian ini karena objek penelitian yang dipilih adalah
Provinsi Jawa Timur, maka untuk melihat secara detail kondisi upah minimun
Kabupaten/Kota.
kerja, Sektor industri juga sektor yang sistem pengupahannya harus mengikuti
di Jawa Timur.
44
Tabel 4.2 Rata-rata Proporsi Sektor Industri terhadap PDRB di Jawa Timur
Jawa Timur. Nilai proporsi sektor industri berfluktuasi di setiap tahunnya, di tahun
kota/kabupaten i pada tahun t yang termasuk dalam angkatan kerja, yaitu penduduk
yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja atau
pengangguran (dalam satuan juta orang). Jumlah ini mengalami fluktuasi dari tahun
ke tahunnya, berikut data rata-rata jumlah penduduk angkatan kerja di Jawa Timur:
45
Tahun Rata-rata
Angkatan Kerja
2006 514776,9
2007 730727,7
2008 531458,4
2009 535803,3
2010 513869,8
2011 517172,7
2012 532580,4
2013 537696,1
2014 530263,1
2015 498754,8
Sumber: BPS, diolah.
Jawa Timur mengalami penurunan di tahun 2007, kemudian naik di tahun 2008, dan
turun kembali di tahun 2009 dan 2010. Di tahun-tahun berikutnya rata-rata jumlah
penduduk angkatan kerja di Jawa Timur dapat dikatakan stagnan sampai di tahun
2015.
regresi data panel menggunakan aplikasi Stata. Proses analisis data dimulai dari
pengujian asumsi klasik agar model regresi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
Least Square (PLS), pendekatan Fixed Effect Model (FEM), dan pendekatan
menggunakan LM Test, Chow Test dan Hausman Test, lalu didapat hasil seperti
Least Square. Kemudian, dilakukan pula Uji Chow, didapat nilai sig atau Prob>F
adalah 0.0000 dengan α = 5% (0.05), nilai sig 0.0000<0.05 maka H0 ditolak dan H1
diterima. Sehingga data panel yang digunakan lebih baik menggunakan Fixed
dilakukan Hausman Test, nilai sig atau Cross-section Random adalah -185,78
Hausman Test yang dilakukan, pendekatan yang dipilih adalah Fixed Effect Model
bahwa Fixed Effect Model adalah model yang tepat dengan data yang digunakan.
47
Dari hasil uji pemilihan model regresi data panel, LM Test, Chow Test dan
Hausman Test, didapatkan kesimpulan bahwa model yang tepat untuk digunakan
adalah Fixed Effect Model. Selanjutnya hasil pengujian regresi data panel dengan
menggunakan Fixed Effect Model, digunakan untuk mengetahui pengaruh dari Upah
dan Jumlah Angkatan Kerja (AK) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Berpendidikan
Rendah (PTKB) di Provinsi Jawa Timur, tahun 2006-2015. Jika dimasukkan dalam
model, maka persamaan regresi yang diperoleh dari hasil di atas adalah sebagai
berikut:
Hasil dari persamaan regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
sebesar 0,1032389%.
Variabel Proporsi Sektor Industri terhadap PDRB (PDRB) dalam penelitian ini
Variabel Jumlah Angkatan Kerja (AK) dalam penelitian ini memiliki koefisien
terjadi peningkatan pada jumlah angkatan kerja sebesar 1%, maka akan
0,3765576%.
Berdasarkan hasil regresi data panel yang telah dilakukan, uji signifikansi
Proporsi Sektor Industri terhadap PDRB (PDRB), dan Jumlah Angkatan Kerja
berikut:
(lebih kecil dari α 5% atau 0.05) yang berarti bahwa secara parsial variabel upah
signifikansi 0.86 (lebih besar dari α 5% atau 0.01), sehingga dapat disimpulkan
Variabel Jumlah Angkatan Kerja (AK) dengan nilai signifikansi 0.02 (lebih kecil
dari α 5% atau 0.05) yang berarti bahwa secara parsial variabel inflasi
Jumlah Angkatan Kerja (AK) terhadap variabel dependen yaitu Penyerapan Tenaga
(bersama-sama). Berdasarkan hasil dari regresi data panel yang telah dilakukan,
kecil dari 5% atau 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel
PDRB, dan Jumlah Angkatan Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Berdasarkan hasil regresi dapat diketahui bahwa nilai R-squared sebesar 0,9263
atau 92,63%. Hal ini berarti bahwa kontribusi terhadap variabel Penyerapan Tenaga
Tenaga Kerja Berpendidikan Rendah lainnya sebesar 7,37% dijelaskan oleh variabel
sebelumnya, berikut merupakan pembahasan dan analisis hasil regresi yang telah
dilakukan. Diharapkan dari pembahasan dan analisis hasil regresi ini dapat
didalamnya.
51
minimum bertanda negatif dengan nilai sebesar -0,1032389 dan nilai signifikansi
sebesar -1,97 (lebih kecil dari α 5% atau 0.05). Artinya bahwa variabel upah
kerja berpendidikan rendah di Jawa Timur. Hal ini menunjukkan bahwa jika upah
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Simanjutak (1992) dimana
dengan pendidikan dan produktivitas yang tinggi dengan tingkat upah yang tinggi
akan merasa kurang diuntungkan akibat produktivitas rendah dari tenaga kerja
berpendidikan rendah namun harus diberi upah tinggi akibat kebijakan upah
dengan pendidikan tinggi. Hal ini dibuktikan dengan data dibawah ini:
52
2015)
tahunnya. Sesuai dengan hasil regresi yang telah dilakukan, bahwa setiap terjadi
kenaikan upah minimum, maka akan terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja
berpendidikan rendah.
Hal ini didukung oleh Gindling dan Terrell (2007), yang menyatakan pula
peningkatan jam kerja dari pekerja yang tetap bekerja (biasanya pekerja dengan
keahlian tinggi) yang menyebabkan penurunan jumlah pekerja terampil rendah. Jam
kerja dari pekerja dengan keahlian tinggi akan bertambah akibat kenaikan upah
53
pengurangan jumlah pekerja akibat kenaikan upah minimum, kondisi ini dikenal
Fenomena ini dibuktikan pula dengan adanya pengenaan upah sektoral yang
diberlakukan di Jawa Timur. Pengenaan upah sektoral ini diberlakukan untuk tiga
pengenaan upah sektoral ini membebani perusahaan sebesar 5%. Hal ini
karya menjadi padat modal, dan bahkan pilihan yang lebih ekstrim lagi yaitu
memindahkan perusahaan ke Negara lain. Hal inilah juga yang kemungkinan besar
menjadi salah satu penyebab mengapa pada setiap tahunnya penyerapan tenaga
sektor industri terhadap PDRB bertanda positif dengan nilai sebesar 0,0007687 dan
nilai signifikansi sebesar 0.86 (lebih besar dari α 5% atau 0.05). Artinya, bahwa
variabel proporsi sektor industri terhadap PDRB memiliki pengaruh positif dan tidak
Hal ini menunjukkan bahwa jika proporsi sektor industri terhadap PDRB mengalami
Hal ini diperkuat dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhtamil
tenaga kerja, yaitu setiap peningkatan 1% jumlah unit usaha pada sektor industri
penelitian terdahulu, hasil regresi yang telah dilakukan bahwa setiap kenaikan 1%
Timur (2006-2015)
mengalami penurunan. Tren menurun ini selaras dengan penyerapan tenaga kerja
kerja di adalah bahwa sektor industri di Jawa Timur lebih banyak yang bersifat padat
modal. Sehingga walaupun PDRB sektor industri di Jawa Timur nilainya relatif tinggi,
namun tidak atau belum mampu diikuti dengan perkembangan atau pertumbuhan
tertentu yang mana memang iklim investasinya tinggi, dan kondusif untuk
mendirikan industri. Hal ini juga yang menyebabkan sektor industri menjadi tidak
Berpendidikan Rendah
Angkatan Kerja bertanda positif dengan nilai sebesar 0,3765576 dan nilai
signifikansi sebesar 0.02 (lebih kecil dari α 5% atau 0.05). Artinya, bahwa variabel
jumlah angkatan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan
tenaga kerja berpendidikan rendah di Jawa Timur. Hal ini menunjukkan bahwa jika
Sesuai dengan hasil regresi yang telah ada bahwa setiap kenaikan 1% akan
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat kita lihat bahwa secara umum tren
angkatan kerja di Jawa Timur mengalami penurunan di setiap tahunnya. Begitu pula
dari tahun ketahun. Hal ini diperkuat pula dengan hasil penelitian Bird dan Manning
(2003) yang menyatakan bahwa variabel angkatan kerja merupakan variabel kontrol
dari sisi penawaran. Dimana apabila variabel angkatan kerja mengalami penurunan,
maka berlaku pula pada penyerapan tenaga kerja yang juga mengalami penurunan.
peningkatan apabila ada peningkatan upah. Teori ini dikembangkan oleh Lucas dan
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, berikut
1) Variabel upah minimum (X1), proporsi sektor industri terhadap PDRB (X2),
sedangkan 7,37% dijelaskan oleh faktor lain diluar dari model penelitian.
berpendidikan rendah.
2) Fenomena ini dapat dijelaskan dengan kondisi yang terjadi di Jawa Timur
57
58
rendah. Hal ini tentu saja dianggap lebih menguntungkan bagi perusahaan
karena output yang dihasilkan akan sebanding dengn biaya gaji yang
dikeluarkan.
suatu daerah maka semakin banyak pula tenaga kerja yang terserap.
Namun, pada kenyataannya tidak selalu seuai dengan teori. Ada banyak
mungkin masuk akal dan berdasar pada data yang ada, yaitu hal ini
banyak industri yang meilih untuk beralih dari industri padat karya menjadi
bernilai tidak signifikan. Hal ini dikarenakan dengan adanya peralihan ini,
5) Dari sisi penawaran, dapat kita lihat bahwa angkatan kerja di Jawa Timur
dapat menyerap tenaga kerja. Hal ini juga dapat menjelaskan fenomena
yang terjadi di Jawa Timur, dimana setiap tahunnya baik jumlah angkatan
Jawa Timur secara umum tidak begitu aktif dan perlu adanya pembenahan
di kemudian hari.
5.2 Saran
beberapa saran yang ditujukan pada beberapa pihak yang terkait, antara lain:
Bird, Kelly and Chris Manning. 2003. Impact of Minimum Wage Policy on
Employment and Earnings in the Informal Sector: The Case of
Indonesia.
61
62
Pratomo, Devanto Shasta. 2015, How does the minimum wage affect employment
statuses of youths?: evidence of Indonesia. Journal of Economics Studies. Vol 43
No.2:259-274.
Rama, M. (2001), The consequences of doubling the minimum wage: the case of
Indonesia, Industrial and Labor Relations Review, Vol. 54 No. 4, pp. 864-881.
Solihin, Ahmad dan Ni Made Sukartini. 2014. Hubungan Upah dan Penawaran Tenaga
Kerja Supir Taxi di Surabaya. Jurnal ekonomi kuantitatif terapan Vol.7 No.1,
Februari 2014: PP: 60-72.
Sholeh, Maimun. 2007, Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja serta Upah: Teori
serta beberapa potretnya di Indonesia, Yogyakarta, Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan, volume 4 nomor 1.
SMERU. 2001. Dampak Kebijakan Upah Minimum terhadap Tingkat Upah dan
Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Perkotaan Indonesia.
Sulistiawati, Rini. 2012, Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia, Pontianak, Fakultas
Ekonomi Universitas Tanjungpura.
Zilfiyah, Siti. 2013. Analisis Kontribusi Sektor Industri terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Sektor Industri di Indonesia (periode tahun 2004-2010), Malang, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Brawijaya.
LAMPIRAN
63
64
chi2(3) = (b-B)'[(V_b-V_B)^(-1)](b-B)
= -185.78 chi2<0 ==> model fitted on these
data fails to meet the assymptotic
assumptions of the Hausman test;
see suest for a generalized test
74
F(3,339) = 7,92
corr(u_i, X) = 0 (assumed) Prob > F = 0.0000
----------------------------------------------------------------------------
| Robust
PTKB | Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]
-----------+----------------------------------------------------------------
UMK | -.1032389 .0522955 -1.97 0.048 -.2057362 -.0007416
PDRB | .0007687 .001498 0.86 0.608 -.0021673 .0037047
AK | .3765576 .1495374 0.02 0.012 .0834698 .6696454
_cons | 3.893454 .963906 4.04 0.000 2.004233 5.782675
-----------+----------------------------------------------------------------
sigma_u | .08112108
sigma_e | .07606241
rho | .53214993 (fraction of variance due to u_i)