Anda di halaman 1dari 123

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

WISATAWAN DALAM MEMILIH HOTEL SYARIAH


(Studi Kasus di Kota Malang)

SKRIPSI

Disusun Oleh:
ULFA RABBINA
145020507111003

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

ii
SURAT PERNYATAAN

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Ulfa Rabbina

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 12 September 1996

Agama : Islam

Alamat Email : Rabbinaulfa@gmail.com

Pendidikan Formal :

Sekolah Dasar (2002-2008) : SD Muhammadiyah Bojong Gede

SMP (2008-2011) : SMPIT Ummul Quro

SMA (2011-2014) : SMA Negeri 2 Cibinong

Perguruan Tinggi (2014-2018) : S1 Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Brawijaya

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Skripsi ini

merupakan tugas akhir yang dipersyaratkan untuk mendapatkan derajat Sarjana

Ekonomi.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua dan segenap

keluarga besar yang telah mendukung, memberikan semangat, motivasi, dan doa

untuk kelancaran studi penulis. Terimakasih kepada para sahabat dan teman

dekat penulis yang telah menjadi teman diskusi, selalu membantu dalam segala

hal, selalu memberikan semangat, dan dukungan kepada penulis hingga akhir

penyelesaian skripsi ini.

Terimakasih tak hingga kepada bu Ajeng Kartika Galuh, SE., ME. yang telah

membimbing dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Terimakasih juga kepada seluruh teman-teman Ekonomi Islam 2014 khususnya,

teman-teman jurusan Ilmu Ekonomi yang saling memberikan semangat dan

dukungan, secara langsung maupun tidak langsung, sehingga skripsi ini selesai

tepat pada waktunya.

Terakhir, penulis meminta doa dan dukungan kepada teman-teman untuk

kelancaran dan kemudahan untuk kehidupan di masa depan penulis. Sekian.

v
ABSTRAKSI

Rabbina, Ulfa. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan dalam


Memilih Hotel Syariah (Studi Kasus di Kota Malang). Skripsi, Jurusan
Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.
Ajeng Kartika Galuh, SE., ME.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang


mempengaruhi wisatawan dalam memilih hotel syariah di kota malang. Penelitian ini
dilakukan melalui wawancara dan kuisioner dengan metode analisis logistik. Hasil
analisis regresi logistik faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan dalam memilih
hotel syariah studi kasus di Kota Malang menunjukkan terdapat 3 variabel yang
signifikan mempengaruhi preferensi wisatawan dalam memilih hotel syariah yaitu,
lokasi, harga, dan religiusitas. Seluruh variabel yang signifikan yaitu, lokasi, harga
dan religiusitas serta berpengaruh positif terhadap preferensi wisatawan dalam
memilih hotel syariah.
.

Kata kunci: Preferensi, Hotel Syariah Di Kota Malang.

vi
ABSTRACT

Rabbina, Ulfa. 2018. Factors Influencing Tourists in Choosing Sharia


Compliance Hotels (A Case Study In Malang City). Minor Thesis,
Economic Science Department, Economic and Business Faculty,
Brawijaya University. Ajeng Kartika Galuh, SE., ME.

This study aims to determine what factors influence tourists in choosing sharia
hotels in Malang. This research was conducted through interviews and
questionnaires with logistic analysis methods. The results of logistic regression
analysis of the factors that influence tourists in choosing a sharia case study in
Malang shows that there are 3 variables that significantly affect tourist preferences
in choosing sharia hotels namely, location, price, and religiosity. All significant
variables, namely location, price and religiosity and have a positive effect on tourist
preferences in choosing sharia hotels.

Keywords: : Preference, Sharia Hotels in Malang City.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan

ridho-Nya serta kasih sayang-Nya terhadap penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wisatawan dalam Memilih Hotel Syariah (Studi Kasus di Kota Malang)”.

Penyusunan skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk meraih derajat

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Brawijaya.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai

kendala yang dihadapi. Namun, berbagai kendala tersebut dapat diatasi berkat

banyaknya bantuan dan dukungan yang tak terhingga dari berbagai pihak baik

secara moril maupun materiil. Oleh sebab itu pada kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah diberikan kepada

penulis begitu besar yang tak terhingga.

2. Fanshurullah Asa dan Emi Marsusanti selaku orang tua dari penulis, yang

selalu memberi dukungan moril maupun batin. Selalu membuat penulis

merasa nyaman ketika dirumah maupun ketika penulis berada jauh dari

rumah. Tempat berbagi keluh kesah dan sekaligus penghibur ketika penulis

sedang dilanda masalah baik akademik, sosial maupun kehidupan sisi lain

dari penulis.

3. Nadia Afifah, Haedar Bintang Cendikia dan Amira Syailendra Alhambra selaku

kakak dan adik dari penulis yang kerap memberikan pengalaman dan hiburan

yang menyenangkan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan

ketenangan dan keberkahan dalam langkah kehidupan selanjutnya.

4. Bapak Drs. Nurkholis, M.Buss., Ak., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Brawijaya.

viii
5. Bapak Dr. rer. pol. Wildan Syafitri, SE., ME selaku Ketua Jurusan Ilmu

Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

6. Bapak Arif Hoetoro , SE., MT., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

7. Ibu Ajeng Kartika Galuh, SE., ME.. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan pengarahan dan selalu sabar serta penuh lemah lembut dalam

membantu penyelesaian skripsi penulis.

8. Ibu Yenny Kornitasari , SE., ME dan Bapak Dr. Drs. Iswan Noor, ME selaku

dosen penguji yang telah memberikan saran dalam penyempurnaan skripsi.

9. Best Supporters, Muhammad Fazrir Rahman selaku sahabat seperjuangan

dari awal hingga akhir pengerjaan skripsi penulis yang selalu memberikan

semangat dan selalu ada ketika penulis membutuhkan bantuan dan kesulitan.

10. Teman Zootopia, Ghina, Labda, Dyta, Sasi, Raceh, Baiq, Titi dan Kristi

sahabat penulis mulai dari maba hingga saat skripsi ini telah selesai ditulis,

yang selalu memberikan dukungan serta nasihat ketika penulis sedang dalam

keadaan tidak baik.

11. Teman Bitches, Togi, Vanya, Dena, Yudith, Riana, dan Ulfi sahabat dari SMA

yang selalu setia menemani ketika penulis membutuhkan hiburan dan teman

diskusi ketika berada di lingkungan rumah.

12. Loise Aurora dan Andhika Bekek yang selalu menghibur dan mensupport

ketika penulis merasa kurang baik dan membutuhkan teman diskusi.

13. Seno, Abi, Malik, Falaq yang selalu memberikan hiburan dalam bentuk

apapun sehingga skripsi ini selesai tepat waktu.

14. Shabrina selaku kakak angkat saya dimalang yang membantu penulis dalam

proses pengerjaan skripsi dan pemberi dukungan moril untuk memotivasi

kelancaran skrispi.

15. Zame teman dalam berbagi cerita dan menghabiskan waktu kosong sehingga

penulis merasa termotivasi dalam menyelesaikan skripsi.


ix
16. Teman teman HMI terkhususnya Tio, Ilham, El, Aisha, Delfi, dan Maya yang

selalu memberikan dukungan dengan cara yang berbeda dan ilmu baru

sehingga penulis merasa lebih bermanfaat dan produktif dalam kelancaran

pengerjaan skripsi.

17. Seluruh teman-teman Ekonomi Islam 2014 yang saling memberikan

semangat dari awal skripsi hingga selesai.

18. Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi

yang belum dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kata

sempurna, masih terdapat banyak kekurangan, karena keterbasan pengetahuan,

kemampuan, serta pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan

penulis adalah skripsi yang telah disusun bisa bermanfaat dalam pengembangan

pendidikan di Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Brawijaya untuk masa mendatang, khususnya seluruh civitas akademika. Penulis

juga berharap skripsi ini juga bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan

dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.

Malang, September 2018

Ulfa Rabbina

x
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR DIAGRAM iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 8
1.3 Tujuan Penelitian 8
1.4 Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 10


2.1 Kerangka Teori 10
2.1.1 Teori Perilaku Konsumen 10
2.1.1.1 Perilaku Konsumen 10
2.1.1.2 Teori Permintaan 11
2.1.1.3 Preferensi Konsumen 17
2.1.2 Teori Perilaku Konsumen dalam Islam 18
2.1.2.1 Mengukur Kepuasan Konsumen Islam 20
2.1.3 Hotel 22
2.1.4 Hotel Syariah 22
2.1.4.1 Karakteristik Hotel Syariah 24
2.1.4.2 Dasar Hukum Hotel Syariah 30
2.1.5 Variabel Penelitian 33
2.1.6 Hubungan Variabel Dependen (Y) dan Variabel Independen (X) 36
2.1.6.1 Pengaruh Faktor Lokasi (X1) terhadap Preferensi Konsumen
Memilih Hotel Syariah 36
2.1.6.2 Pengaruh Faktor Harga (X2) terhadap Preferensi Konsumen
Memilih Hotel Syariah 37
2.1.6.3 Pengaruh Faktor Produk (X3) terhadap Preferensi Konsumen
Memilih Hotel Syariah 37
2.1.6.4 Pengaruh Faktor Religiusitas (X4) terhadap Preferensi
Konsumen Memilih Hotel Syariah 38
2.2 Penelitian Terdahulu 39
2.3 Kerangka Pemikirian 42
2.4 Hipotesis Penelitian 43
BAB III METODE PENELITIAN 44
3.1 Jenis Penelitian 44
3.2 Lokasi Penelitian 45
3.3 Jenis dan Sumber Data 45
3.4 Teknik Pengumpulan Data 46
3.5 Definisi Operasional Variabel 47
3.5.1 Variabel Dependen 47
3.5.2 Variabel Independen 48
3.6 Populasi dan Sampel 50
3.7 Metode Analisis Data 51
3.8 Metode Analisis Logistik 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 58
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 58
4.1.1 Sejarah Hotel Syariah di Indonesia 58
4.2 Gambaran Karakteristik responden 60
4.3 Analisis Statistik 64
4.3.1 Metode Analisis Data 64
4.3.2 Hasil Analisis Deskriptif 66

i
4.3.3 Metode Analisis Logistik 72
4.4 Pembahasan 81
4.4.1 Pengaruh Faktor Lokasi (X1) terhadap Preferensi Wisatawan Memilih
Hotel Syariah di Kota Malang 81
4.4.2 Pengaruh Faktor Harga (X2) terhadap Preferensi Wisatawan Memilih
Hotel Syariah di Kota Malang 84
4.4.3 Pengaruh Faktor Produk (X3) terhadap Preferensi Wisatawan Memilih
Hotel Syariah di Kota Malang 86
4.4.4 Pengaruh Faktor Religiusitas (X4) terhadap Preferensi Wisatawan
Memilih Hotel Syariah di Kota Malang 88
4.4.5 Implikasi Penelitian 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 92
5.1 Kesimpulan 92
5.2 Saran 93
DAFTAR PUSTAKA 94
LAMPIRAN 95

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sepuluh Negara Organitation Of Islamic Cooperation sebagai Tujuan Wisata
pada Tahun 2017 2
Tabel 1.2 Data Sertifikasi Halal LPPOM MUI Pusat Periode 2012 – Oktober 2017 3
Tabel 1.3 Jumlah Akomodasi Hotel Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur
pada Tahun 2014 dan 2015 6
Tabel 1.4 Daftar Hotel Syariah di Kota Malang 8
Tabel 2.1 Perbedaan Hotel Syariah dan Hotel Konvensional 27
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu 35
Tabel 3.1 Definisi dan Indikator Penelitian 45
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas 62
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas 63
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Lokasi (X1) 64
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Harga (X2) 65
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Produk (X3) 66
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Religiusitas (X4) 68
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas 70
Tabel 4.8 Hasil Uji Hosmer-Lemeshow 71
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi 71
Tabel 4.10 Hasil Uji Tabel Klasifikasi Block 0 72
Tabel 4.11 Hasil Uji Tabel Klasifikasi Block 1 73
Tabel 4.12 Hasil Uji Pengaruh Simultan 74
Tabel 4.13 Hasil Uji Keseluruhan Model 75
Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Parsial 76

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Total Utility dan Marginal Utility 13


Gambar 2.2 Kurva Indifferene Curve 14
Gambar 2.3 Kurva Indifference Curve Map 15
Gambar 2.4 Kurva Indifference Islami 18
Gambar 2.5 Garis Anggaran dan Syariah 20
Gambar 2.6 Titik Optimum Tingkat Kepuasan Muslim 20
Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran 39

iv
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 57


Diagram 4.2 Profil Responden Berdasarkan Agama 58
Diagram 4.3 Profil Responden Berdasarkan Status Pernikahan 59
Diagram 4.4 Profil Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan 60
Diagram 4.5 Profil Responden Berdasarkan Alasan Menginap di Hotel 60

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk

terbanyak di dunia yang memiliki kekayaan budaya dan alam yang melimpah

dengan 17.508 pulau dengan pantai-pantai yang tersebar di Bali, tempat

menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional

di Sumatera merupakan beberapa contoh tujuan wisata alam di Indonesia. Tidak

hanya bentuk geografis, dengan 300 ragam suku, tetapi 719 bahasa daerah juga

ikut menjadi ketertarikan wisatawan tidak hanya domestik namun juga

mancanegara. Menduduki peringkat 39 dari Cultural Heritage di antara 139 negara

oleh WEF (World Economic Forum), Indonesia memiliki 8 world heritage cultural

sites. maka dari itu, Indonesia berpotensi untuk meningkatkan taraf pariwisata

tidak hanya ruang lingkup ASEAN namun juga dunia.

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki penduduk terbanyak di

dunia dengan mayoritas penduduknya beragama Muslim. Data Sensus Penduduk

2010 menunjukkan ada sekitar 87,18% atau 207 juta jiwa dari total 238 juta jiwa

penduduk beragama Islam. Mengacu pada data Global Muslim Travel Index

(GMTI) 2017, Indonesia berada di posisi ketiga sebagai negara tujuan wisatawan

muslim dunia. Posisi pertama diisi oleh Malaysia dalam kurun waktu tujuh tahun

terakhir dan Uni Emirat Arab (UEA) tetap dalam posisi kedua, data dapat dilihat

lebih jelas dalam tabel 1.1.

1
2

Tabel 1.1. Sepuluh Negara Organisation of Islamic Cooperation (OIC) sebagai


Tujuan Wisata pada Tahun 2017

Rank Tujuan Wisata GMTI 2017 Rank Score

1 Malaysia 1 82.5

United Arab
2 2 76.9
Emirates

3 Indonesia 3 72.6

4 Turkey 4 72.4

5 Saudi Arabia 5 71.4

6 Qatar 6 70.5

7 Morocco 7 68.1

8 Oman 8 67.9

9 Bahrain 9 67.9

10 Iran 11 66.8

Sumber: Global Muslim Travel Index (GMTI) 2017

Dengan hal ini meningkatnya jumlah wisatawan muslim yang masuk ke

Indonesia memperbesar potensi pengembangan bisnis wisata halal dan produk

syariah di Indonesia sesuai dengan kebutuhan tempat pariwisata pada umumnya,

seperti cendera mata, transportasi dan diiringi dengan peningkatan hunian kamar

hotel serta jumlah kunjungan wisatawan ke rumah makan (restaurant).

Peningkatan secara nyata dapat dilihat melalui peningkatan Sertifikasi Halal dari

MUI yang setiap tahunnya meningkat pada tabel 1.2 dibawah ini:
3

Tabel 1.2 Data Sertifikasi Halal LPPOM MUI Pusat Periode 2012- Oktober 2017

Tahun Jumlah Jumlah SH Jumlah Produk

Perusahaan

2012 626 653 19830

2013 913 1092 34634

2014 960 1310 40684

2015 1052 1404 46260

2016 1335 1789 65594

TOTAL 4886 6248 207002

Sumber: LPPOM MUI, 2017

Berdasarkan pada tabel 1.2 jumlah produk syariah di Indonesia selalu

mengalami peningkatan setiap tahunnya mulai dari tahun 2012 sampai dengan

2016 dan saat ini pengembangan produk Syariah sudah ada dalam Peraturan

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Permenparekraf) Nomor 2 Tahun 2014

Tentang Pedoman Usaha Hotel Syariah. Masyarakat muslim domestik dan

mancanegara dengan ini membutuhkan penginapan yang memberikan

ketenangan di dalam beribadah, yaitu tersedianya tempat beribadah, tidak menjual

khamr, lingkungan yang menunjukkan suasana dan citra yang islami dan makanan

restoran yang dijamin halal. Dengan adanya hotel syariah mampu memberikan

ketenangan pada wisatawan muslim yang menginginkan ketenangan dalam

berwisata serta beribadah. Peluang bisnis ini pun ditangkap oleh para pengusaha

hotel dengan mendirikan hotel syariah. Selain itu dengan tumbuhnya hotel syariah

secara tidak langsung membantu mendorong perekonomian daerah dan nasional..

Al-Quran dan hadist menjadi landasan utama dalam pedoman hidup umat

muslim. Dasar hukum yang sesuai dengan rukun islam dan rukun iman menjadi

salah satu acuan dasar terbentuknya hotel syariah. Salah satu ayat al-Quran yang
4

mendukung terbentuknya hotel syariah yaitu surat adz-Dzariat ayat 56

mengatakan :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56).

Ayat ini menyampaikan bahwa manusia diciptakan hanya semata-mata

untuk beribadah kepada Allah. Semua hukum Islam yang ada di Al-Quran pasti

memiliki hikmah, tersembunyi maupun terlihat secara empiris. Segala kegiatan

yang dilakukan makhluk-Nya harus bersifat Amar ma'ruf nahi munkar dan

bermanfaat bagi umat.

Hotel syariah adalah hotel yang dalam penyediaan, pengadaan dan

penggunaan produk dan fasilitas serta dalam operasionalnya usahanya tidak

melanggar aturan syariah. Fasilitas dan operasional hotel syariah secara umum

hampir sama dengan hotel konvensional seperti terdapat kolam renang,

restaurant, lobby dan tempat khusus untuk meeting, yang membedakan adalah

konsep hotel syariah yang harus sesuai dengan Al-Quran dan hadist sehingga

menimbulkan beberapa persyaratan khusus dan fasilitas tambahan. Seluruh

komponen kriteria teknis operasional hotel,mulai dari hal kecil seperti informasi

apa yang harus tersedia di front office, perlengkapan istinja di toilet umum, sampai

pada penyajian dari jenis makanan yang tersedia di reception policy and

procedure, house rules, harus dipastikan semua memenuhi kriteria syariah

(Riyanto, 2011).

Dalam penerimaan pengunjung, pihak hotel syariah memilki SOP (standar

Operasi Produk) yang tertulis, sehingga ketika menerima pengunjung lawan jenis

harus memiliki status keluarga atau hubungan suami istri. Pekerja perempuan

diwajibkan berkerudung dan untuk pria berpakaian sopan. Hotel yang menerapkan

prinsip syariah sendiri merupakan inovasi baru bagi perindustrian hotel karena

dapat mengambil pangsa pasar baru yang lebih kompetitif.


5

Menurut Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 usaha hotel syariah digolongkan menjadi dua yaitu

Hotel Syariah Hilal-1 dan Hotel Syariah Hilal-2 yang digunakan sebagai dasar

adanya penerapan hotel syariah. Hotel Syariah Hilal-1 merupakan penggolongan

untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria usaha hotel

syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan minimal wisatawan muslim.

Hotel Syariah Hilal-2 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai

memenuhi seluruh kriteria usaha hotel syariah yang diperlukan untuk melayani

kebutuhan moderat wisatawan muslim.

Pada daerah yang memiliki tingkat wisata/wisatawan tinggi tentu memiliki

potensi dalam peluang bisnis tidak hanya kuliner dan tempat wisata tetapi juga

bisnis perhotelan. Hal ini memungkinkan untuk pembangungan hotel syariah guna

memenuhi kebutuhan wisata halal, termasuk Kota Malang yang terbilang sebagai

kota yang memiliki objek kunjungan wisata yang beragam dan digemari

wisatawan.

Kota Malang menjadi salah satu kota yang memiliki objek wisata yang

cukup digemari wisatawan. Berdasarkan data Disbudpar Kota Malang, selama dua

tahun terakhir ini terdapat peningkatan jumlah wisatawan yang cukup siginifikan.

Pada tahun 2015 tercatat jumlah wisatawan domestik yang masuk ke Kota Malang

berjumlah 3.290.067, sedangkan wisatawan mancanegara 8.265 pengunjung.

Pada tahun 2016 mengalami lonjakan wisatawan ke Kota Malang menjadi

3.987.074 untuk wisatawan domestik, dan 9.535 wisatawan mancanegara.

Dengan jumlah wisatawan yang cukup besar, peluang bisnis hotel perhotelan

mulai berkembang di kota tersebut (Malang Kota, 2017).


6

Tabel 1.3 Jumlah Akomodasi Hotel Menurut Kota di Provinsi Jawa Timur
pada Tahun 2014 dan 2015

Hotel

kota 2014 2015

Kota

Kediri 21 29

Blitar 19 19

Malang 68 104

Probolinggo 15 23

Pasuruan 5 6

Mojokerto 9 9

Madiun 30 37

Surabaya 125 189

Batu 437 811

Jawa Timur 1993 3397

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

Dalam tabel 1.3 data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur

menyatakan bahwa jumlah hotel di Kota Malang mengalami lonjakan sebesar 36

buah hotel, yang semula 68 jumlah hotel pada tahun 2014 menjadi 104 buah hotel

di tahun 2015. Data tersebut menunjukkan bahwa kenaikan jumlah wisatawan

berkunjung ke Kota Malang dan keputusan wisatawan dalam menginap yang

cukup besar setiap tahunnya sehingga pembangunan hotel selalu mengalami

peningkatan secara signifikan.

Menurut Ida Ayu Made Wahyuni, Kepala Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Malang menyatakan bahwa Kota Malang menjadi salah satu dari

tujuh kota di Indonesia yang menjadi pilot project untuk wisata halal. Penerapan
7

wisata halal tersebut sebagai upaya antisipasi sekaligus menyambut wisatawan

mancanegara, khususnya dari Timur Tengah yang akan berwisata ke Kota

Malang. Wisata halal tersebut tidak hanya berfokus pada menu makanan namun

juga layanan hotel yang diwajibkan untuk memfasilitasi adanya musholla dan

peralatan shalat di setiap kamar (Republika, 2018). Berdasarkan rencana tersebut

secara bersamaan berdampak pada jumlah hotel syariah yang terbilang cukup

banyak di Kota Malang. Tabel 1.4 selanjutnya memperlihatkan daftar hotel syariah

di Kota Malang.

Tabel 1.4 Daftar Hotel Syariah di Kota Malang

Nomor Nama Hotel


1 Guest House Malang-Syariah Guest House
2 Airy Syariah Klojen Pasar Besar Square
3 Grand Kalpataru Syariah Malang
4 Radho Hotel Syariah Kawi
5 Sulfat Homestay Syariah
6 Airy Syariah Soekarno Hatta
7 Maharaja Homestay Syariah
8 Violet Hotel Syariah
9 Granada Syariah Guest House
10 Siguragura Homestay Syariah
11 Morse Guest House
12 Airy Syariah Stasiun Malang Gajah Mada
13 Nova Guest House
14 Airy Eco Syariah Sawojajar Danau Tondano Raya
15 Hasanah Guest House Gajayana
16 Airy Eco Syariah Lowokwaru Ikan Gurame
Sumber : Data Dikelola Penulis (2018).

Demi mendorong Kota Malang sebagai kota wisata halal maka penerapan

prinsip syariah oleh hotel-hotel syariah akan memberikan pengaruh terhadap


8

wisatawan dalam memilih hotel syariah sebagai tempat beristirahat terutama bagi

wisatawan muslim. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka

peneliti membuat skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wisatawan dalam Memilih Hotel Syariah (Studi Kasus di Kota Malang)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah dari

penelitian ini yaitu, faktor-faktor apa yang mempengaruhi wisatawan dalam

memilih hotel syariah (studi kasus di Kota Malang?)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari penelitian ini untuk

menganalisis dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan dalam

memilih hotel syariah studi kasus di Kota Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna berbagai pihak, sehingga

dapat dijadikan referensi belajar, kebijakan ataupun bahan ajar. Adapun manfaat

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Akademik

Untuk memperoleh pengalaman bagi penulis dan memperluas wawasan

dalam pengaplikasian teori yang diperoleh selama perkuliahan terhadap realita.

Dan dapat menjadi bahan atau referensi dalam penelitian lanjutan dengan tema

yang sama yaitu mengetahui karakteristik wisatawan dalam memilih hotel syariah

dan faktor apa saja yang mempengaruhi wisatawan dalam memilih hotel syariah

di Kota Malang.
9

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagai bahan kajian dan pertimbangan dalam mengetahui faktor-faktor

apa saja yang mempengaruhi wisatawan memilih hotel syariah di Kota Malang

yang nantinya bermanfaat dalam pengambilan keputusan masyarakat untuk

menginap dan terciptanya kemaslahatan umat secara keseluruhan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

Dibutuhkan sebagai acuan dalam menyusun penelitian dan sebagai landasan

dalam memahami lebih jauh tentang penelitian yang diambil.

2.1.1 Teori Perilaku Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008), perilaku konsumen merupakan

gambaran cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya

yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan

dengan konsumsi.

2.1.1.1 Perilaku Konsumen

Menurut Miller dan Meiners (2000) dalam model perilaku konsumen,

masyarakat memilih arus pelayanan yang dibuahkan oleh berbagai komoditi, bukan

komoditinya itu sendiri. Berikut adalah asumsi-asumsi dalam model yang kita pelajari:

1. Asumsi Kelengkapan merupakan asumsi bahwa setiap konsumen, ketika

dihadapkan pada suatu pilihan antara berbagai kombinasi komoditi, bisa memlih

kombinasi yang paling diinginkannya atau mengambil kombinasi mana saja jika

semua kombinasi komoditi yang ada tidak banyak berbeda baginya.

2. Asumsi Konsisten merupakan asumsi bahwa konsumen senantiasa konsisten

dalam membuat pilihan antara berbagai kombinasi komoditi.

3. Asumsi Tanpa Kepuasan merupakan asumsi bahwa lebih banyak selalu lebih

disukai daripada yang kurang banyak. Tidak ada seorangpun yang puas

10
11

sepenuhnya meskipun sudah memperoleh semua barang kebutuhannya. Ini

disebut dengan assumption of station atau asumsi ketiadaan kepuasan.

Penerjemahan ketiga asumsi diatas ke dalam bentuk geometris yang sudah

dibuhulkan dalam bentuk kurva Indifference Curve (IC). IC adalah sebuah kurva yang

melambangkan tingkat kepuasan konstan, atau sebagai tempat kedudukan titik-titik,

yang masing-masing titik itu melambangkan kombinasi dua macam komoditi (atau

berbagai macam komoditi) yang membuahkan kepuasan yang sama bagi konsumen.

2.1.1.2 Teori Permintaan

Menurut Gilarso (2007) dalam ilmu ekonomi istilah permintaan mempunyai arti

tertentu, yaitu selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu

barang yang akan dibeli seseorang dan harga barang tersebut. Menurut Danniel

(2004) permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah harga barang

yang bersangkutan, harga barang substitusi atau komplementer, selera, jumlah

penduduk dan tingkat pendapatan.

1. Harga

Hubungan harga dengan permintaan adalah hubungan yang negative.

Artinya bila yang satu naik maka yang lainnya akan turun dan begitu juga

sebaliknya. Semua ini berlaku dengan catatan faktor lain yang

mempengaruhi jumlah permintaan dianggap tetap.

2. Harga Barang Lain

Terjadinya perubahan harga pada suatu barang akan berpengaruh pada

permintaan barang lain. Harga barang lain dapat meliputi harga barang

substitusi, komplementer dan independen. Barang substitusi adalah

barang yang dapat menggantikan fungsi dari barang lain. Harga barang
12

substitusi dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat

digantikannya, misalnya apabila harga hotel syariah turun, maka

permintaan akan guest house syariah juga akan berkurang.

3. Selera

Selera merupakan variabel yang mempengaruhi besar kecilnya

permintaan. Selera dan pilihan konsumen terhadap suatu barang bukan

saja dipengaruhi oleh struktur umum konsumen, tetapi juga karena faktor

adat dan kebiasaan.

4. Jumlah Penduduk

Semakin banyaknya jumlah penduduk makin besar pula barang yang

dikonsumsi dan makin naik permintaan. Penambahan jumlah penduduk

mengartikan adanya perubahan struktur umur. Dengan demikian

bertambahnya jumlah penduduk bersamaan dengan pertambahan jumlah

barang yang dikonsumsi.

5. Tingkat Pendapatan

Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang

yang dikonsumsi. Secara teoritis, peningkatan pendapatan akan

meningkatkan konsumsi. Bertambahnya tingkat pendapatan tidak hanya

meningkatkan jumlah barang dari segi kuantitas saja tetapi juga

kualitasnya.

Pada teori perilaku konsumen dapat terlihat tingkat kepuasan konsumen yang

diukur dari teori permintaan yang menjelaskan hukum permintaan. Menurut Boediono

(2010), hukum permintaan terdapat dua pendekatan untuk menjelaskan perilaku

konsumen yaitu:
13

1. Marginal Utility

Utility atau nilai guna adalah kepuasan yang diperoleh seseorang dari

mengkonsumsi barang-barang. Pendekatan ini bertitik tolok pada anggapan bahwa

kepuasan setiap konsumen dapat diukur secara kuantitatif. Untuk menjelaskan

perilaku konsumen dalam memenuhi kepuasan digunakan anggapan :

a. Utility dapat diukur dengan uang atau satuan lain.

b. Berlaku hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu : semakin

banyak sesuatu barang dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal

utility) yang diperoleh dari setiap tambahan yang dikonsumsikan akan menurun.

c. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.

Atas dasar anggapan ini, terdapat perbedaan antara total utility dan marginal

utility. Total utility adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari

mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan marginal utility adalah

pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dari pertambahan (atau

pengurangan) dari konsumsi satu unit barang tertentu.

Gambar 2.1 Kurva Total Utility dan Marginal Utility

Sumber: Sumar’in (2013)


14

Kurva total utility menggambarkan jumlah kepuasan konsumen yang diperoleh

dari mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Setelah mencapai tingkat kepuasan

maksimal, kurva total utility akan menunjukkan penurunan grafik. Sedangkan pada

marginal utility merupakan kurva yang menunjukkan tambahan ataupun pengurangan

atas kepuasan konsumen yang dapat mengalami penurunan ataupun kenaikan

sebagai akibat jumlah konsumsi barang atau jasa.

2. Indifference Curve

Mengukur kepuasan atau utilitas konsumen dengan bersifat ordinal atau bisa

dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa mengatakan berapa lebih tinggi atau

rendah. Artinya tingkat kepuasan setiap konsumen tanpa perlu diukur nilainya.

Indifference curve dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan

gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya.

Indifference curve memperlihatkan semua kombinasi dari pilihan konsumen yang

memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seseorang atau konsumen.

Gambar 2.2 Indifference Curve

Sumber: Roger Miller, 2000


15

1. Unit A merupakan Hotel konvensional dan Unit B merupakan Hotel Syariah.

2. Konsumsi dititik A, B, C dan D adalah terletak pada kurva indifference yang sama,

berarti kepuasan yang diperoleh juga sama. Pergerakan dari titik A ke titik B, dari

titik B ke titik C dan sebagainya (perpindahan dari satu ke titik lainnya).

Perpindahan pada titik kepuasan A ke B berarti konsumen ingin lebih banyak

menginap di Hotel Syariah sehingga konsumen harus mengurangi frekuensi

menginap di Hotel Konvensional untuk berada pada tingkat kepuasan yang sama,

atau sebaliknya perpindahan dari C ke titik B konsumen harus mengurangi

frekuensi menginap di Hotel Syariah untuk meningkatkan frekuensi menginap di

Hotel Konvensional.. Tingkat pergantian barang Y dengan barang X dinamakan

tingkat pergantian subsitusi marginal, yaitu berapa jumlah suatu barang yang

dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang lain. Perilaku konsumen

dalam pendekatan indifference curve dijelaskan sebagai berikut:

1. Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang konsumsi (misal

x dan y) yang bisa dinyatakan dalam bentuk indifference map atau kumpulan

dari indifference curve yaitu konsumsi atau pembelian barang-barang yang

menghasilkan tingkat kepuasan yang sama.

2. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu

3. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum.

Peta indifference curve adalah sekumpulan kurva kepuasan sama. Kurva

yang lebih tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar, sebaliknya

kurva yang lebih rendah menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih kecil.
16

Gambar 2.3 Indifference Curve Map

Sumber: Sumar’in (2013)

Sekumpulan kurva indifference atau dinamakan indifference map, makin jauh

dari titik origin berarti makin tinggi tingkat kepuasan yang diterima konsumen. Kurva

indiferen IC3 > IC2 > IC1, ini berarti kepuasan pada kurva IC3 lebih besar dari IC2 dan

IC1, dan kepuasan yang diterima konsumen di IC2 lebih besar dari kepuasan yang

diterima konsumen pada kurva indifference IC1.

Pada gambar diatas menjelaskan bahwa X merupakan Hotel Syariah dan Y

merupakan Hotel Konvensional, dengan 3 tingkat kepuasan yang berbeda yaitu pada

titik A, B, dan C. Dimana tingkat kepuasan C>B>A yang menggambarkan bahwa

tingkat frekuensi menginap pada titik C (dengan frekuensi menginap di Hotel

Konvensional sebesar Y3 dan Hotel Syariah sebesar X3) lebih tinggi dibandingkan

pada titik A (dengan frekuensi menginap Hotel Konvensional sebesar Y1 dan Hotel

Syariah sebesar X1) sehingga tingkat kepuasan yang dirasakan konsumen menjadi

lebih tinggi pada titik C dibandingkan dengan titik A.


17

2.1.1.3 Preferensi Konsumen

Menurut Munandar (2012) dalam Fitrian (2017) preferensi terbentuk dari

persepsi konsumen terhadap suatu produk. Seseorang membuat atau menyusun

rangking semua situasi/kondisi mulai dari yang paling disenangi hingga yang paling

tidak disenangi. Menurut Nicholson (2002) Para ekonom mengasumsikan bahwa bila

terdapat beberapa kemungkinan, maka individu akan memilih salah satu yang

menghasilkan utilitas tertinggi.

Menurut Mowen (1993) Preferensi dapat berubah, preferensi konsumen dapat

diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan atau nilai penting pada setiap produk

atau jasa (Akmaliyah, 2016). Menurut Simamora, ada beberapa langkah yang harus

dilalui sampai konsumen membentuk suatu preferensi, yaitu :

a. Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut.

Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut yang

relevan.

b. Tingkat urgensitas atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-

beda dalam atribut apa yang paling penting.

c. Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk

pada setiap atribut.

d. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan

perbedaan atribut.

e. Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui

prosedur evaluasi.

Preferensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kecenderungan,

pilihan, atau kesukaan. Preferensi adalah pilihan-pilihan yang dibuat oleh para
18

konsumen atas produk-produk yang dikonsumsi. Kekuatan preferensi konsumen akan

menentukan produk-produk apa yang mereka beli dan pendapatan mereka yang

terbatas, dan juga permintaan untuk produk-produk. Preferensi juga diartikan sebagai

pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap suatu produk, barang, atau jasa

yang dikonsumsi. Dalam hal ini adalah faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi

konsumen memilih hotel syariah.

2.1.1.4 Teori Perilaku Konsumen dalam Islam

Ekonomi Islam bukan hanya berbicara mengenai pemuasan materi yang

bersifat fisik tapi juga tentang pemuasan materi yang bersifat abstrak, yang berkaitan

dengan manusia sebagai khalifah dan hamba Allah SWT. Dalam Islam terdapat

perbedaan yang cukup mendasar dalam berkonsumsi dibandingkan dengan

konvensional. Sumber utama ekonomi Islam yaitu Al-Quran dan Hadist serta tujuan

utama untuk tercapainya maslahah (keberkahan dunia dan akhirat).

Menurut Karim (2016) Konsep Islam sangat penting sehingga dibutuhkan

adanya pembagian jenis barang atau jasa antara yang halal dan haram. Oleh karena

itu sangat penting untuk menggambarkannya dalam utility function. Utility Function

untuk dua barang yang salah satunya tidak disukai digambarkan dengan utility

function yang terbalik. Bagi konsumen, semakin ke kanan atas utility function semakin

baik. Semakin sedikit barang yang tidak disukai maka akan memberikan tingkat

kepuasan yang lebih tinggi. Dalam hal ini barang atau jasa yang haram dianggap

sebagai barang atau jasa yang tidak disukai.


19

Gambar 2.4 Kurva Indifference Islami

Halal Y Halal Y

Haram X
0 Halal X 0
(a) (b)
Untuk pilihan baranghalal dan halal ()Untuk pilihan barang halal dan haram

Sumber : Karim, 2016

Pada Gambar 2.4 bagian (b) dapat dilihat bahwa sumbu X sebagai barang

atau jasa haram dan sumbu Y sebagai barang atau jasa halal. Dalam kurva diatas

pergerakan utility function ke kiri atas menunjukkan semakin banyak barang atau jasa

halal yang dikonsumsi dan semakin sedikit barang atau jasa haram yang dikonsumsi.

Semakin banyak barang atau jasa yang halal maka akan menambah utility dan

sebaliknya. Keadaan ini akan memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

Selanjutnya pada bagian (b) pada gambar 2.4 menunjukkan tidak

memungkinkannya terjadi persinggungan antara kurva indifference dengan budget

line. Keadaan ini terjadi karena Marginal Rate of Substitution (MRS) untuk barang-

barang halal selalu lebih kecil dibandingkan dengan slope budget line. Maka pilihan

optimal bagi konsumen adalah mengalokasikan seluruh income nya untuk membeli

barang-barang atau jasa yang halal (Karim, 2016)


20

2.1.1.4.1 Mengukur Kepuasan Konsumen Islam

Dalam perilaku konsumen muslim bila digambarkan secara grafis dengan

menggunakan alat analisis kurva indiferensi terhadap perilaku konsumen muslim

perlu dilakukan suatu modifikasi dimana batasan yang membatasi konsumsi seorang

konsumen muslim bukan hanya garis anggaran namun juga adanya batasan syariah.

Sehingga batasan seorang konsumen muslim secara grafis dibatasi oleh garis

anggaran dan syariah (budget and syariah line). Pada garis anggaran dan syariah

secara posisi letaknya berada lebih rendah dibandingkan dengan pada garis

anggaran. Karena adanya batasan dalam syariat Islam, seperti larangan untuk

mengkonsumsi barang yang haram, larangan riba, larangan untuk konsumsi yang

berlebihan dan kewajiban berzakat. Secara grafis hal ini dapat digambarkan pada

gambar 2.5 :

Gambar 2.5 Garis Anggaran dan Syariah

Barang Y

Keterangan :

BSL : Budget Syariah Line

BL : Budget Line

0 BSL BL Barang X

Sumber: Karim, 2016

Selanjutnya tingkat kepuasan konsumen muslim optimum dapat tercapai pada

persinggungan antara kurva indiferensi dengan garis anggaran dan syariah.


21

Gambar 2.6 Titik Optimum Tingkat Kepuasan Muslim

Sumber: Karim, 2016

Berdasarkan gambar 2.6 di atas tingkat kepuasan konsumen muslim yang

paling optimum adalah pada titik Q* yaitu pada kurva indifirensi U2. Karena pada titik

inilah terjadi persinggungan antara kurva indiferensi dengan garis anggaran dan

syariah. Pada kurva U1, tingkat kepuasan konsumen belum optimum karena adanya

pendapatan yang tidak dipergunakan untuk konsumsi, sehingga tingkat kepuasan

konsumen yang optimal belum tercapai. Sementara pada kurva U3, meskipun kurva

indiferensi lebih besar dibandingkan pada kurva U2 dan terjadi persinggungan dengan

garis anggaran, namun tingkat kepuasan konsumen muslim tidak optimum karena

adanya batasan syariah yang belum dipenuhi, seperti belum dikeluarkannya zakat

dari pendapatan yang diterima atau adanya barang-barang yang tidak boleh

dikonsumsi, hal ini menyebabkan kurva U3 tidak optimum bagi seorang konsumen

muslim.
22

2.1.2 Hotel

Menurut Dirjen Pariwisata (1998) pengertian hotel adalah suatu jenis

akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk

menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum,

yang dikelola secara komersial.

Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb.

77, tanggal 12 Desember 1977 hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola

secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan

penginapan, berikut makan dan minum.

Kemudian menurut AHMA (American Hotel and Motel Associations) dalam

Gaffar (2007), hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan

dan minuman, serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang-

orang yang tinggal untuk sementara waktu. Jadi Hotel adalah perusahaan yang

menawarkan jasa kepada tamu hotel.

2.1.3 Hotel syariah

Hotel syarî’ah adalah salah satu model hotel yang memiliki produk hotel yang

sesuai dengan nilai Islam. Dengan konsep syariat, tamu akan merasa aman dan

kenyamanan mereka menjadi terjaga. (Puspita 2014).

Hotel syariah adalah hotel yang dalam penyediaan, pengadaan dan

penggunaan produk dan fasilitas serta dalam operasionalnya usahanya tidak

melanggar aturan syariah. Seluruh komponen kriteria teknis operasional hotel,mulai

dari hal kecil seperti informasi apa yang harus tersedia di front office, perlengkapan

istinja di toilet umum, sampai pada penyajian dari jenis makanan yang tersedia di

reception policy and procedure, house rules, harus dipastikan semua memenuhi
23

kriteria syariah. Secara ringkas rambu-rambu usaha dalam hotel syariah dapat

digambarkan sebagai berikut (Riyanto, 2011) :

a. Tidak memproduksi, memperdagangkan, menyediakan, menyewakan suatu

produk atau jasa yang seluruh maupun sebagian dari produk tersebut, dilarang

atau tidak dianjurkan dalam syariah. Seperti makanan yang mengandung bangkai,

daging babi, minuman beralkohol dan memabukkan, perjudian, perzinahan,

pornografi, pornoaksi, dll.

b. Transaksi harus didasarkan pada suatu jasa atau produk yang rill, benar adanya

tidak rekayasa.

c. Tidak ada kemudharatan, kedzaliman, Kemungkaran, kemaksiatan, keterlibatan

dan kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu

tindakan atau hal yang dilarang atau tidak dianjurkan oleh syariah.

d. Tidak ada unsur kecurangan, kebohongan, ketidakjelasan (gharar), resiko yang

berlebihan, korupsi, manipulasi dan ribawi atau mendapatkan suatu hasil tanpa

mau berpartisipasi dalam suatu usaha atau tidak mau menanggung resiko.

e. Komitmen menyeluruh terhadap perjanjian yang dilakukan antara semua pihak.

Dalam ekonomi.

Hotel Syariah adalah salah satu unsur yang ikut mendukung industri

pariwisata. Menurut Spillane (1994) ada tiga pemain utamadalam industry pariwisata:

1. Orang yang mencari kepuasan atau kesejahteraan (kemaslahatan) lewat

perjalanan mereka (wisatawan atau tamu).

2. Orang yang tinggal dan berdomisili dalam masyarakat yang menjadi alat

pariwisata (tuan rumah atau penduduk setempat).

3. Orang yang mempromosikan dan menjadi perantaranya (bisnis pariwisata).


24

Industri pariwisata telah diakui sebagai yang cukup esensial dan

menguntungkan terutama ditinjau dari sudut perekonomian yang banyak

menghasilkan devisa bagi Negara. Di Indonesia, sektor kepariwisataan sudah

termasuk dalam Garis-Garis Besar Haluan (GBHN) sebagai integral dari

pembangunan nasional. Pariwisata mampu menunjang pembangunan Negara

karena:

1. Membantu menciptakan sekaligus menambah lapangan kerja, termasuk jasa

hotel, angkutan, industri sandang, pangan, pertanian, hiburan, cendramata,

dll.

2. Membantu perekembangan industri-industri kecil seperti objek wisata,

restoran, tempat hiburan, dan objek lainnya.

3. Pariwisata memungkinkan terjaganya kelestarian alam serta budaya.

4. Menimbulkan rasa saling mengenal serta menghargai antar bangsa, sehingga

dapat mempererat hubungan antar manusia.

Selain dalam industri pariwisata hotel juga memiliki peranan penting dalam

pembangunan Negara yakni meningkatkan industry rakyat, menciptakan lapangan

kerja bagi masyarakat, membantu usaha , pendidikan dan latihan, meningkatkan

devisa Negara, meningkatkan pendapatan daerah dan Negara serta meningkatkan

hubungan antar bangsa.

2.1.3.1 Karakteristik Hotel syariah

Dari pemaparan mengenai rambu-rambu bisnis dalam syariah diatas maka

dapat dijadikan penyelarasan terhadap operasional hotel. Setelah diketahui sisi

operasional hotel lalu dibuatlah standar dan karakteristik hotel syariah sebagai berikut:
25

a. Fasilitas

Fasilitas yang bersifat basic atau mendasar wajib untuk disediakan, begitu

pula dengan fasilitas tambahan yang bermanfaat dalam membantu kegiatan tamu.

Fasilitas yang dapat berakibat kepada kerusakan, perpecahan, kemungkaran,

meningkatkan nafsu syahwat, eksplotasi wanita, dan lainnya ditiadakan. Sekalipun

tersedianya fasilitas hiburan maka haruslah mengacu pada kaidah syariah.

Fasilitas dan produk hotel haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Menghapus dan menutup produk dan fasilitas yang tidak sesuai dengan syariah

(seperti diskotik, bar dengan minum yang mengandung khamr) dan digantikan dengan

fasilitas lain yang sesuai dengan syariah.

Sedangkan untuk fasilitas yang bersifat netral (seperti kolam renang, tempat

gym, dan pijat refleksi) dapat diatur agar penggunaannya tidak melanggar prinsip

syariah. Penggunaan fasilitas harus diawasi dan tetap konsisten mengikuti tujuan

awal dibuatnya agar tidak terjadi penyalahgunaan fasilitas dan penyimpangan.

B. Tamu

Tamu yang check-in khususnya bagi pasangan lawan jenis dilakukan seleksi

tamu (reception policy). Untuk mengetahui apakah pasangan tersebut memang suami

istri atau memiliki hubungan sedarah tujuannya untuk mencegah terjadinya

perzinahan.

C. Pemasaran

Target pemasaran terbuka bagi siapa saja baik pribadi ataupun kelompok,

formal atau informal dengan berbagai macam suku, agama, ras dan golongan. Untuk

golongan dan kelompok yang menginap, aktivitasnya tidak dilarang oleh Negara dan

bukan merupakan pembuat kerusakan dan permusuhan serta tindakan yang sejenis.
26

D. Makanan dan Minuman

Makanan dan minuman yang disediakan harus sesuai dengan syariat islam

(halal). Dalam proses pembuatan makanan dan minuman maupun bahan-bahan yang

dikandung harus terjamin kehalalannya, tidak bercampur dengan komponen yang

dilarang syariah. Restoran atau café juga buka tidak hanya hari biasa tetapi juga pada

saat bulan Ramadhan terkhusus bagi musafir yang melakukan perjalanan jauh dan

perempuan yang sedang berhalangan dalam berpuasa dengan tidak mengurangi

penghormatan terhadap orang yang berpuasa.

E. Dekorasi dan Ornamen

Dekorasi tidak boleh bertentangan dengan nilai-niali keislaman dan

mengandung unsur keindahan. Contohnya, ornamen patung dan lukisan makhluk

hidup ditiadakan dan bisa diganti dengan ornamen kaligrafi dan nuansa timur tengah.

F. Operasional

a) Kebijakan perusahaan

Secara internal yang berupa kebijakan manajemen dan peraturan hotel yang

dibuat harus sesuai dengan nilai-nilai syariah. Sedangkan kebijakan eksternal berupa

kerjasama dan pengembangan usaha dilakukan dengan mitra yang aktivitas

usahanya tidak dilarang syariah dan untuk usaha yang tidak dilarang syariah

(Hafidhuddin, 2003).

b) Pengelolaan SDM

Perekrutan karyawan bersifat objektif. Tidak membedakan suku, agama, ras

dan memenuhi standar kualifikasi yang ditetapkan. Perusahaan harus memenuhi hak-

hak karyawan namun dilain sisi karyawan juga wajib melaksanakan kewajiban sesuai

dengan kesepakatan. Dalam kaedah berpakaian, karyawan harus berpakaian sesuai

dengan anjuran agama Islam. Sedangkan untuk karyawan yang non-muslim


27

menyesuaikan namun tetap mengikuti norma-norma ketimuran dalam berpakaian.

Pengelolaan sumber daya manusia juga mengacu pada peningkatan kualitas yang

mencakup tiga hal, yaitu etika, pengetahuan, keahlian (Rayhan, 2003).

c) Struktur

Adanya lembaga pengawas untuk mengkontrol berjalannya sistem

operasional hotel secara syariah. Lembaga ini adalah Dewan Pengawas Syariah.

Anggotanya merupakan orang-orang yang berlatar belakang pendidikan syariah yang

punya pengetahuan tentang kaidah-kaidah hukum dalam syariat islam (Rayhan,

2003).

d) Fasilitas Ibadah

Masjid dan Mushola menjadi fasilitas wajib yang harus disediakan di setiap

Hotel syariah untuk memudahkan umat muslim melaksanakan ibadah. Adzan setiap

waktu sholat fardhu wajib dikumandangkan dan wajib tersedianya peralatan sholat

seperti mukena, sarung, dan Al-Quran disetiap kamar. Untuk fasilitas tambahan

seperti kran air khusus untuk berwudhu di setiap kamar mandi dan kiblat yang

ditentukan dengan jelas juga menjadi hal tambahan yang cukup penting (Riyanto,

2011).

Menurut Yuswohady (2014) tumbuhnya hotel syariah tidak lepas dari

keinginan konsumen kelas menengah muslim untuk mendapatkan fasilitas menginap

yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Ada beberapa perbedaan pada hotel

syariah dan hotel konvensional.


28

Tabel 2.1 Perbedaan Hotel Syariah dan Hotel Konvensional

Perbedaan Hotel Syariah Hotel Syariah Hotel Konvensional

dan Konvensional

Penerimaan Tamu Tidak Memperkenankan Tidak melarang tamu

tamu bukan muhrim bukan muhrim untuk

menginap dalam satu menginap dalam satu

kamar. KTP wajib kamar. KTP wajib

diperlihatkan. diperlihatkan

Standar Pelayanan Seragam pakaian pelayan Seragam pakaian semua

hotel diwajibkan menutup pelayan hotel

auratnya, memberikan mencerminkan corporate

salam dalam agama Islam, identity, pelayan

dan tidak segan menegur perempuan tidak

tamu yang membawa menggunakan hijab,

pasangan bukan muhrim. memberikan ucapan

salam universal.

Fasilitas Kamar Tidur Adanya pemisahan lantai tidak ada pemisahan

ruang tidur laki-laki dan antara lantai ruang tidur

perempuan single, tamu laki- untuk tamu laki-laki single

laki dan perempuan single dan tamu keluarga

dan juga tamu yang

membawa keluarga.

Makanan=Minuman Menyediakan makanan dan Menyediakan kebutuhan

minuman yang berlabel halal yaitu makanan-minuman

dari MUI saja, tidak halal dan non-halal, dan


29

Perbedaan Hotel Syariah Hotel Syariah Hotel Konvensional

dan Konvensional

menyediakan bar maupun menyediakan bar serta

minuman beralkohol. minuman beralkohol.

Fasilitas Ibadah Terdapat fasilitas sajadah, Umumnya tidak

mukena, Al-Quran dikamar, menyediakan fasilitas

dan mushola atau masjid di ibadah, mushola atau

area hotel, serta masjid di area hotel, ada

menyediakan petunjuk arah beberapa hotel yang

kiblat di setiap kamar hotel. menyediakan petunjuk

arah kiblat.

Fasilitas Toilet Menyediakan air yang cukup Menyediakan toilet kering

atau toilet shower untuk dengan memberikan

digunakan setelah buang air fasilitas tisu.

kecil dan besar.

Fasilitas Kebugaran Menyediakan fasilitas Menyediakan fasilitas

kebugaran dengan tidak kebugaran yang bisa

menyatukan perempuan dan dipakai oleh laki-laki dan

laki-laki dala satu ruangan. perempuan secara

bersama-sama.

Fasilitas Pijat Menyediakan fasilitas pijat, Menyediakan fasilitas

dimana laki-laki hanya boleh pijat untuk pengunjung

dipijat oleh laki-laki. hotel baik perempuan

Begitupun perempuan. dan laki-laki.


30

Perbedaan Hotel Syariah Hotel Syariah Hotel Konvensional

dan Konvensional

Alarm Ibadah Menyediakan fasilitas alarm Tidak menyediakan alarm

pengingat waktu shalat tiba untuk melaksanakan

di seluruh kamar tidur hotel ibadah.

Sumber : Yuswohady, 2014

2.1.4 Dasar Hukum Hotel Syariah

Penjelasan mengenai pengelolaan dan pengertian tentang hotel syariah

memang tidak dijelaskan secara spesifik dalam Al-Quran dan hadist. Akan tetapi,

dalam beberapa ayat di Al-Quran terdapat beberapa penggambaran kasar dalam

pengaplikasian kegiatan hotel sebagaimana berikut :

A. Al-Quran

- An-Nisa : 29

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan jalan

perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah

kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu”.

Ayat tersebut menjelaskan tentang larangan untuk mengambil harta milik

orang lain dengan jalan yang dibenci Allah (batil) kecuali dengan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka. Dalam konteks hotel syariah, perniagaan/bisnis
31

yang dilakukan dalam bidang jasa tidak diperbolehkan menggunakan cara yang

dilarang oleh Allah SWT sekalipun tujuannya untuk mendapatkan keuntungan.

- QS. Al-Maidah 1-2

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad- akad itu. Dihalalkan

bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan padamu. (yang demikian itu)

dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.

Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya”.

Ayat diatas memiliki arti bahwasannya Allah menetapkan segala sesuatunya

dengan adil, dan ini adalah hal yang dijanjikan-Nya. Janji yang harus dipenuhi dalam

ayat ini adalah janji yang diucapkan kepada sesama manusia. ’Uqud (bentuk jamak

dari ‘aqd (‘janji’ ‘perjanjian’) adalah kata yang digunakan dalam ayat ini dan pada

dasarnya berlangsung antara dua pihak. Hotel syariah sebagai salah satu contoh

bisnis yang menggunakan akad yang disepakati antara dua belah pihak, tidak

diperbolehkan adanya penyelewengan dan sesuai dengan kesepakatan di awal akad.

B. Hadist

Hadist tentang memuliakan tamu :

Artinya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka

hendaklah dia memuliakan tamunya” (HR.Bukhari).


32

Artinya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka

hendaklah ia memuliakan tamunya pada saat istimewanya “Para sahabat bertanya,

“Wahai Rasulullah SAW, apakah saat istimewa itu? Beliau bersabda, “Hari dan malam

pertamanya, bertamu itu adalah tiga hari. Kalau lebih dari tiga hari, maka itu adalah

sedekah”(HR. Muslim).

Hadist tersebut menjelaskan bahwa makna ‘dhaifahu’ mencakup semua jenis

tamu, baik tamu muslim, non-muslim, laki-laki maupun perempuan, golongan tersebut

wajib untuk dimuliakan dan disambut ketika bertamu.

C. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 2 Tahun 2014 tentang

pedoman Penyelenggara Hotel Syariah

Surat Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No. KM

94/HK.103/MPPT-87 tahun 1987 tentang ketentuan Usaha dan Penggolongan Hotel

disebutkan bahwa pengertian Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang

mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa

pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang

dikelola secara komersial, serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan.

Ketentuan ini juga menjelaskan bahwa manajemen hotel wajib memberikan

perlindungan kepada tamu, menjaga martabat, serta mencegah penggunaan hotel

untuk perjudian, penggunaan obat bius, kegiatan-kegiatan yang melanggar

kesusilaan, keamanan dan ketertiban umum.


33

Dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 2 tahun 2014

tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah yang diundangkan pada

17/1/2004, menyebutkan bahwa Usaha Hotel Syariah adalah usaha hotel yang

penyelenggaraannya harus memenuhi kriteria Usaha Hotel Syariah yang mencakup

aspek produk, pengelolaan dan pelayanan.

2.1.5 Variabel Penelitian

Bauran Pemasaran jasa menurut Zeitaml dan Bitner (2009) yang terdiri dari

7P yaitu : Product (Produk), Price (Harga), Promotion (Promosi), Place

(Tempat/Lokasi), People of Participant (Partisipasi manusia), Process (Proses), dan

Physical Evidence (Bukti Fisik). Sehingga untuk mengetahui variabel preferensi

wisatawan dalam memilih hotel syariah disesuaikan dengan variabel tersebut.

a. Faktor Lokasi

Lokasi menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi keputusan konsumen

dalam memilih hotel syariah. Menurut Lupiyoadi (2006) lokasi yaitu keputusan yang

dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan para pegawainya akan

ditempatkan. Sementara itu menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olson (2000)

mengatakan bahwa semakin menjamurnya perusahaan yang menawarkan produk

yang sama, perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak kuat

pada pangsa pasar dan kemampuan suatu toko.

Lokasi usaha dapat juga disebut sebagai saluran distribusi perusahaan karena

lokasi berhubungan langsung dengan pembeli atau konsumen, dengan kata lain

lokasi merupakan tempat produsen menyalurkan produknya kepada konsumen

ataupun komitmen sumber daya jangka panjang. Lokasi akan mempengaruhi

pertumbuhan di masa depan. Area yang dipilih harus mampu untuk tumbuh dari segi
34

ekonomi sehingga dapat mempertahankan kelangsungan usaha perdagangan dan

lainnya.

b. Faktor Harga

Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian value kepada

konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk

melakukan kegiatan konsumsi (Lupiyoadi, 2011). Sedangkan menurut Tjiptono (2012)

harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya)

yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang

atau jasa.

Harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk

mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap suatu produk atau jasa (Kotler

dan Amstrong, 1997). Dalam penelitian Widyarini (2013) dijelaskan bahwa tarif atau

harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu

produk, karena tarif merupakan nilai yang ditukar untuk mendapatkan kepemilikan dari

suatu jasa.

c. Faktor Produk

Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata untuk

ditawarkan ke calon pembeli, didalamnya sudah tercakup tarif, kemasan dan prestise

serta pelayanan yang mungkin diterima oleh pembeli supaya merasa puas (Stanton,

2000).

Menurut KBBI produk adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambahkan

gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses

produksi itu. Menurut Sunyoto (2015) Produk merupakan Kombinasi barang dan jasa

yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran dengan menyediakan


35

keseluruhan konsep obyek, baik itu merupakan barang atau jasa yang memberikan

sejumlah nilai kepada responden.

Kualitas merupakan konsep terpenting dalam menciptakan suatu produk.

Produk yang berkualitas adalah produk yang diterima oleh pelanggan sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan pelanggan. Menurut Akbar (2012) indikator yang digunakan

untuk mengukur kualitas suatu produk antara lain :

1. Kemudahan penggunaan

2. Daya tahan

3. Kejelasan fungsi

4. Keragaman ukuran produk

Produk adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan

sejumlah nilai pada konsumen (Rambat dan Hamdani, 2008). Produk merupakan

sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian,

pemakaian yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan.

d. Faktor Religiusitas

Agama dapat mempengaruhi perilaku konsumen dan perilaku pada umumnya

(Delener, 1994) khususnya pada keputusan melakukan kegiatan konsumsi. Seperti

juga yang dinyatakan oleh Schiffman dan Kanuk (1997) yang mengatakan bahwa

keputusan untuk melakukan kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh identitas agama

mereka (Shafie & Othman, 2008).

Religiusitas merupakan bentuk aspek religi yang telah dihayati oleh individu

di dalam hati. Makna religiusitas digambarkan dalam beberapa aspek-aspek yang

harus dipenuhi sebagai petunjuk mengenai bagaimana cara menjalankan hidup

dengan benar agar manusia dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam
36

adalah suatu cara hidup yang dapat membimbing seluruh aspek kehidupan manusia

dengan aqidah, syariah, dan akhlaq (Karim, 2011).

2.1.6 Hubungan antara Variabel Dependen dan Variabel Independen

Menurut Narbuko dan Achmadi (2005) hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen tidak selalu merupakan hubungan kausal. Lebih

ditegaskan bahwa terdapat variabel yang slaing berhubungan, tetapi variabel yang

satu tidak mempengaruhi variabel lain.

Usaha untuk mencari hubungan antar variabel sesungguhnya mempunyai

tujuan akhir untuk melihat kaitan pengaruh antara variabel-variabel tersebut.

(Narbuko, 2005)

2.1.6.1 Hubungan antara Faktor Lokasi terhadap Preferensi Konsumen Memilih

Hotel Syariah

Lokasi penelitian ini terletak di Kota Malang yang menjadi pusat kota antara

Kota Batu dan Kabupaten Malang. Kota Batu merupakan pusat wisata yang memiliki

variasi tempat hiburan seperti, Jatim Park, Museum Angkut, dll. Sedangkan

Kabupaten Malang merupakan tempat bermukim dan beraktivitas penduduk.

Sehingga Kota Malang menjadi daerah yang cukup efisien dan efektif untuk konsumen

yang bekerja sekaligus membutuhkan hiburan.

Selain itu terdapat fasilitas publik yang cukup memadai seperti rumah sakit,

transportasi umum dan pusat wisata kuliner. Lokasi yang strategis akan

mempengaruhi kepuasan konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi. Sehingga

lokasi akan mempengaruhi wisatawan memilih hotel syariah.


37

2.1.6.2 Hubungan antara Faktor Harga terhadap Preferensi Konsumen Memilih

Hotel Syariah

Menurut Abdullah (2011) menyatakan bahwa faktor preferensi konsumen

dapat dilihat melalui harga yang sesuai dengan yang didapatkan akan membuat

konsumen puas karena telah memutuskan untuk membeli suatu produk atau jasa.

Harga menjadi faktor penentu dalam permintaan pasar. Dalam membeli suatu

produk atau jasa, hal yang sangat diperhatikan oleh konsumen adalah harga. Dengan

harga yang cocok besar kemungkinan konsumen akan melakukan pembelian ulang

barang atau jasa yang sama. Harga yang ditawarkan harus sesuai dengan kualitas

yang ditawarkan, dan tergolong harga yang sesuai dengan kondisi pasar.

Islam menjunjung tinggi keadilan dalam menjalankan transaksi perdagangan

termasuk dalam penentuan harga. Selain tidak diperbolehkan adanya tindakan

eksploitasi, kerugian antara salah satu pihak dan keuntungan dalam pihak lain juga

menjadi hal yang dilarang. Antara penjual dan pembeli harus ikhlas dan tidak ada

unsur pemaksaan untuk melakukan transaksi. Sehingga harga akan mempengaruhi

wisatawan memilih hotel syariah.

2.1.6.3 Hubungan antara Faktor Produk terhadap Preferensi Konsumen Memilih

Hotel Syariah

Kualitas Produk merupakan konsep yang penting dalam menciptakan suau

produk. Produk yang berkualitas adalah produk yang diterima oleh pelanggan sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam penelitian Anwar (2015)

dijelaskan bahwa Kualitas suatu produk adalah kemampuan yang bisa dinilai dari dari

suatu produk didalam menjalankan fungsinya, yang merupakan suatu gabungan dari

daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan pemeliharaan serta atribut lainnya dari

suatu produk.
38

Preferensi konsumen diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai

relatif penting setiap atribut yang terdapat pada suatu produk atau jasa. Atribut yang

ditampilkan pada suatu produk atau jasa dapat menimbulkan daya tarik pertama yang

dapat mempengaruhi konsumen. Selain itu sistem pemasaran online yang

memudahkan konsumen dalam menginap juga menjadi indikator utama, dengan

kemajuan teknologi, besar kemungkinan konsumen akan memilih hotel syariah.

Penilaian terhadap produk dan jasa menggambarkan sikap konsumen terhadap

produk atau jasa tersebut, sekaligus dapat mencerminkan perilaku konsumen dalam

menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Sehingga produk akan

mempengaruhi wisatawan memilih hotel syariah.

2.1.6.4 Hubungan antara Faktor Religiusitas terhadap Preferensi Konsumen

Memilih Hotel Syariah

Religiusitas dalam Islam adalah menjalankan ajaran agama secara

menyeluruh. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 208 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam islam keseluruhan,

dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh

yang nyata bagimu.”

Berdasarkan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa seorang muslim yang

beriman akan menjalankan syariat agama seluruhnya sehingga dalam melakukan

kegiatan selalu sesuai dengan prinsip agama islam. Oleh karena itu berkonsumsi tidak

hanya memperhatikan segi kebutuhan dan biaya yang harus dikeluarkan tetapi yang

paling penting adalah sejauh mana barang yang dikonsumsi akan memberikan

maslahah (manfaat dan berkah) secara maksimum. Sehingga religiusitas akan

mempengaruhi wisatawan dalam memilih hotel syariah.


39

2.2 Penelitian Terdahulu

Berikut beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, tujuannya

untuk membantu memberikan gambaran dan acuan bahan penelitian selanjutnya

untuk mengembangkan penelitian yang diambil :

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Alat Hasil


1. Muthoifin Fenomena Penelitian ini perkembangan
Maraknya merupakan industri
Hotel Syariah : penelitian perhotelan
Studi deskriptif, syariah di
Efektifitas, dengan Surakarta
Eksistensi dan menggunakan mengalami
Kesyariahan pendekatan kemajuan
Hotel Syariah analisis signifikan dan
di Surakarta kualitatif. Peneliti efektif. Baik
bermaksud kemajuan
untuk dalam
menggambarkan kuantitas hotel
fenomena yang maupun
ada dengan kualitas
menganalisis pelayanannya.
dan menyajikan
fakta secara
sistematis untuk
mempermudah
pemahaman
dan penarikan
kesimpulan.

2. Maulana Sistem penelitian yang Hotel Aziza


Pelayanan bersifat deskriptif memberikan
40

No Nama Judul Alat Hasil


Hotel yang kualitatif dengan pelayanan dan
Berbasis cara informasi
Syariah menggambarkan mengenai
Ditinjau mengenai suatu hotel dengan
Menurut kenyataan jelas,
Ekonomi Islam empiris dari penyeleksian
(Studi Kasus obyek yang tamu hotel
Hotel Aziza dijadikan dengan ketat,
Pekanbaru) penelitian. makanan yang
halal dan tidak
mengandung
bahan yang
diharamkan,
sesuai dengan
syariat islam

3. Widyarini Variabel yang Analisis Kualitatif, persepsi tamu


Mempengaruhi menggunakan hotel terhadap
Keputusan kombinasi produk, tarif
Pemilihan observasi, dan proses
Hotel Syariah wawancara dan tidak
kuesioner berpengaruh
terhadap
keputusan
tamu hotel
menginap.
Sedangkan
iklan, lokasi,
pelayanan dan
sarana fisik
berpengaruh
terhadap
41

No Nama Judul Alat Hasil


keputusan
tamu hotel
menginap.

4 Naufal Analisis Pendekatan faktor-faktor


Rahardi Faktor-Faktor analisis kuantitatif yang
yang digunakan untuk memengaruhi
Memengaruhi menampilkan preferensi
Preferensi data dalam konsumen
Konsumen bentuk tabel, terhadap hotel
Terhadap sedangkan syariah
Hotel Syariah pendekatan menunjukkan
(Studi Kasus analisis kualitatif ada tujuh
Hotel Sofyan digunakan untuk variabel yang
INN menggambarkan signifikan
Srigunting) karakteristik memengaruhi
konsumen dalam preferensi
memilih hotel konsumen
syariah tehadap hotel
syariah yaitu,
pengetahuan,
citra hotel,
layanan
pelanggan,
lokasi, proses,
fasilitas dan
religiusitas.
Variabel
pengetahuan,
citra hotel,
lokasi, proses
dan fasilitas
42

No Nama Judul Alat Hasil


berpengaruh
positif dan
variabel
layanan
pelanggan dan
religiusitas
berpengaruh
negatif.
Sumber: Penulis, data diolah 2018

2.3 Kerangka Pikir

Pada gambar 2.7 menunjukkan kerangka pikir pada penelitian yang dilakukan.

Variabel lokasi, harga, produk dan religiusitas merupakan turunan dari faktor-faktor

yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam memilih hotel syariah. Sementara

itu responden yang akan menjadi fokus penulis merupakan konsumen hotel syariah

dan hotel konvensional. Dengan adanya empat variabel tersebut maka akan

berpengaruh pada preferensi wisatawan dalam memilih hotel syariah. Berdasarkan

fenomena tersebut hal yang menarik untuk diteliti sehingga dasar kerangka pikir pada

penelitian ini, adalah :


43

Gambar 2.7 Kerangka Pikir

Sumber : Ilustrasi Penulis (2018)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. (Sugiyono, 2009). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Variabel Hotel Syariah (Lokasi, Harga, Produk, Religiusitas) mempengaruhi

wisatawan dalam memilih Hotel Syariah di Kota Malang.

H0 : Variabel Hotel Syariah (Lokasi, Harga, Produk, Religiusitas) tidak

mempengaruhi wisatawan dalam memilih Hotel Syariah di Kota Malang.


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metodologi penelitian juga dapat diartikan

sebagai cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang digunakan

untuk mengetahui kebenaran secara ilmiah. (Sugiono, 2007)

Menurut Arikunto (2001), Dalam laporan penelitian metodologi peneliitian

merupakan bagian yang krusial. Dengan penyajian metodologi penelitian ini akan

diberikan pertanggungjawaban dengan cara-cara yang dipilih untuk memperoleh

jawaban atas problematika yang diajukan.

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian yang akan dilakukan, terlebih dahulu harus ditentukan

jenis dan metode penelitian yang akan digunakan, sehingga tujuan dari penelitian

tersebut dapat tercapai. Adapun jenis penelitian yang digunakan oleh penulis

adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif bersumber pada data

primer. Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang dikumpulkan melalui

kuesioner dan wawancara kepada responden hotel syariah dan responden yang

memilih hotel non syariah. Menurut Sugiyono (2009), menjelaskan bahwa

“penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri (independent) baik satu variabel atau lebih tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”. Tujuan dari penelitian

deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis,

44
45

faktual, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang

diselediki. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang

dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

data tersebut, serta penampilan hasilnya. (Arikunto, 2010).

Tujuan penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif pada penelitian ini,

untuk menjelaskan situasi yang menjadi objek penelitian dengan dukungan studi

kepustakaan sehingga lebih memperkuat analisa peneliti dalam membuat

kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil perhitungan indikator

variabel penelitian kemudian dipaparkan secara tertulis. Instrument dalam

penelitian ini adalah kuisioner dan wawancara. Kuesioner disusun untuk

memberikan keterangan dan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

wisatawan memilih hotel syariah (Studi kasus di Kota Malang).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya penelitian untuk

memperoleh informasi lengkap mengenai data yang diperlukan dalam

pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kota Malang.

Pemilihan tempat ini bertujuan untuk memperoleh data primer yang harus

didapatkan langsung dari sumbernya dengan cara wawancara, observasi dan

kuesioner agar mengetahui secara mendetail keabsahan data.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan kedalam

dua kelompok data:


46

1. Data primer, yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu

maupun wawancara secara langsung dengan pihak perusahaan dan

konsumen serta penyebaran angket pada responden. Data primer merupakan

data yang bersifat mentah atau belum diolah sehingga data primer belum

mampu memberikan informasi dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu

data primer masih perlu diolah lebih lanjut.

2. Data sekunder, yaitu data yang merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara (diperoleh atau

dicatat oleh pihak lain). Data sekunder mampu memberikan informasi dalam

pengambilan keputusan meskipun dapat diolah lebih lanjut. Pengambilan data

sekunder diperoleh dari literature-literatur, jurnal, buku, situs Badan Pusat

Statistik, situs Global Muslim Travel Index dan isntansi terkait yang digunakan

dalam penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam masalah ini dilakukan

teknik pengumpulan data dalam bentuk :

1. Observasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara membandingkan teori yang

ada dengan kenyataan yang ada dilingkungan tersebut berdasarkan

pengamatan.

2. Wawancara

Yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan wawancara langsung

kepada pihak pimpinan maupun karyawan perusahaan tentang masalah yang

ada hubungannya dengan penelitian.


47

3. Kuesioner

Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

menggunakan daftar pertanyaan yang diajukan kepada wisatawan di Kota

Malang yang disebut dengan responden yang berhubungan dengan penelitian.

Kuesioner ini merupakan teknik pengumpulan data yang efisien jika penulis

mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan mengetahui apa yang

bisa diharapkan dari responden. Pemberian kuesioner sebaiknya dilakukan

dengan adanya kontak langsung dengan responden agar terciptanya suatu

kondisi yang baik, sehingga responden dengan sukarela memberikan data

yang objektif dan cepat.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun

objek yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007).

Dalam penelitian ini, definisi dan penjabaran dari setiap variabel dijelaskan

sebagai berikut :

3.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel

lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah preferensi wisatawan memilih

hotel syariah di Kota Malang. Preferensi konsumen adalah sikap konsumen yang

menginginkan suatu barang atau jasa berdasarkan kemampuan yang dimiliki

untuk memberikan nilai kepuasan terhadap apa yang dibeli atau ditawarkan,

sehingga orang yang menginginkan barang atau jasa telah mempunyai sikap

perilaku pembelian.
48

3.5.2 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel

lain. Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi preferensi wisatawan dalam memilih hotel syariah di Kota Malang.

Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi

wisatawan dalam penelitian ini :

Tabel 3.1 Definisi dan Indikator Penelitian

Variabel Definisi Indikator Kode

Lokasi Tempat dimana suatu 1. Lokasi yang terletak X1


usaha atau aktivitas di pusat kota dan
dilakukan dekat dengan
fasilitas umum.
2. Dekat dengan pusat
kegiatan
perekonomian
masyarakat
3. Kemudahan dalam
mengakses
transportasi umum
4. Lokasi yang dekat
dengan tempat
wisata
Harga Sejumlah nilai yang oleh 1. Hotel syariah X2
pelanggan ditukarkan bagi dengan tingkat
keuntungan untuk harga yang sesuai
mendapatkan atau dengan fasilitas dan
menggunakan suatu pelayanan yang
produk atau jasa didapatkan.
pelayanan 2. Harga Hotel
Syariah harus
sesuai dengan
harga pasaran pada
umumnya
3. Harga terjangkau
untuk konsumen
49

Variabel Definisi Indikator Kode

Produk Sesuatu yang dapat 1. Fasilitas yang X3


ditawarkan ke pasar untuk ditawarkan sesuai
diperhatikan, dipakai, dengan prinsip
dimiliki, atau syariah dan
dikonsumsikan sehingga memudahkan
dapat memuaskan kegiatan
keinginan atau kebutuhan 2. Ornamen yang
digunakan sesuai
dengan prinsip
syariah
3. Makanan dan
Minuman yang
ditawarkan bersifat
Halal
4. Hotel Syariah harus
menyediakan
fasilitas umum
5. Hotel Syariah harus
menyediakan alat
ibadah
Religiusitas Keberagaman yang berarti 1. Registrasi tamu X4
meliputi berbagai macam yang akan
sisi atau dimensi yang menginap sesuai
bukan hanya terjadi ketika dengan prinsip
seseorang melakukan syariah
perilaku ritual (beribadah), 2. Sistem
tapi juga ketika melakukan Pelayanannya
aktivitas lain yang didorong sesuai dengan
oleh kekuatan supranatural hukum syariah yaitu
pembedaan antara
tamu laki-laki dan
perempuan
3. Ketenangan batin
dalam
menggunakan
fasilitas hotel dan
beribadah
Preferensi Sikap konsumen yang menginginkan suatu barang atau Y
Konsumen jasa

Sumber: Data Olahan Penulis (2018)


50

3.6 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiono (1999) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam

pengambilan data yang menjadi populasi untuk penelitian ini adalah wisatawan di

Kota Malang dalam periode tertentu. Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak

diketahui sehingga penentuan jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini

mengikuti metode yang sesuai.

Menurut Nazir (2005) jumlah sampel ditetapkan atas pertimbangan pribadi,

dengan catatan bahwa sampel tersebut cukup mewakili populasi dengan

pertimbangkan biaya dan waktu. Mengingat waktu dan biaya yang cukup besar

dalam mengambil data dari responden yang cukup besar populasinya untuk

menentukan sampel, maka penulis menerapkan teknik sampling aksidental.

Sampling aksidental merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok

sebagai sumber data (Sugiyono, 2001). Dalam penelitian ini karakteristik

responden yang dapat dijadikan sebagai sampel adalah wisatawan yang pernah

menginap di Hotel Syariah Kota Malang dan tidak ada batasan jenis kelamin,

agama, status pernikahan, dan pekerjaan.

Dalam menentukan ukuran sampel peneliti menggunakan metode Roscoe

(1975) yang memberikan beberapa panduan dalam menentukan ukuran sampel,

yaitu :

1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk

kebanyakan penelitian.
51

2. Jika sampel dipecah ke dalam subsample (pria/wanita, junior/senior,

dan sebagainya). Ukuran sampel minimum 30 untuk setiap kategori

adalah tepat.

3. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda),

ukuran sampel sebanyak 10X lebih besar dari jumlah variabel dalam

penelitian.

4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen

yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran

sampel kecil antara 10 sampai dengan 20.

Sehingga Berdasarkan pengukuran sampel Roscoe (1975) ukuran

sampel 10 kali lebih besar dari total variabel dependen dan variabel independen

yang di teliti telah mencukupi untuk digunakan dalam sebuah penelitian. Oleh

karena itu sampel yang saya ambil dalam penelitian ini sebesar 50 responden.

3.7 Metode Analisis data

Untuk menentukan batas-batas kebenaran ketepatan alat ukur (kuesioner)

suatu indikator variabel penelitian dapat dilakukan dengan dua cara sebagai

berikut :

a. Uji Validitas

Uji Validitas berguna untuk mengetahui apabila ada pertanyaan-

pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak

relevan (Umar, 2008).

Menurut Wijaya (2013), validitas merupakan proses pengukuran untuk

menguji kecermatan butir-butir dalam daftar pertanyaan untuk melakukan fungsi

ukurnya; semakin kecil varians kesalahan, semakin valid alat ukurnya


52

b. Uji Reliabilitas

` Uji Reliabilitas dilakukan dalam sebuah penelitian dengan maksud untuk

mengetahui seberapa besar tingkat keabsahan sehingga dapat menghasilkan

data yang memang benar-benar sesuai dengan kenyataan dan dapat digunakan

berkali-kali pada waktu yang berbeda, pengujian ini menggunakan metode alpha.

Ukuran realibilitas biasanya menggunakan koefisien Alpha atau metode

croanbach alpha. Beberapa syarat reliabel menurut beberapa peneliti berbeda-

beda dengan Alpha dari nilai 0,5 hingga 0,7. Dalam penelitian ini reliabilitas diukur

menggunakan program SPSS versi 16.00 dengan menggunakan koefisien

croancbach alpha 0,6. Sehingga dikatakan reliabel jika memberikan nilai

croanbach alpha > 0,6 dan dikatakan tidak reliabel jika croanbach alpha < 0,6.

3.8 Metode Analisis Logistik

Dalam menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini,

penulis menggunakan metode Regresi Logistik (LOGIT), yaitu analisis yang

mengkaji hubungan pengaruh peubah-peubah penjelas (X) terhadap peubah

respon (Y) melalui model persamaan matematis tertentu. Secara umum, peubah

penjelasnya dapat berupa peubah kategorik maupun peubah numerik, untuk

menduga besarnya peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon.

Analisis regresi logistik merupakan suatu teknik untuk menerangkan peluang

kejadian tertentu dari kategori peubah respon (Firdaus, 2011).

Model logit diturunkan berdasarkan fungsi peluang logistik kumulatif yang

dispesifikasikan (Juanda, 2009). Model regresi yang digunakan dalam penelitian

ini disusun dalam persamaan berikut :


1
Pi = F(Zi) = F(∝ +𝛽𝑋𝑖) = 1+𝑒−(𝛼+𝛽𝑋𝑖) …………………………………...(1)
53

Keterangan :

Pi : Keputusan konsumen memilih hotel

D.1 : Jika memilih hotel syariah

D.2 : Jika tidak memilih hotel syariah

α : Intersep

β : Parameter peubah X1

X1 : Lokasi

X2 : Harga

X3 : Produk

X4 : Religiusitas

Odds Ratio digunakan sebagai peluang terjadinya pilihan 1 (memilih hotel

syariah) terhadap peluang terjadinya pilihan 0 (tidak memilih hotel syariah). Nilai

odds menjadi suatu indikator kecenderungan konsumen untuk memilih pilihan 1

(hotel syariah). Nilai odds yang semakin besar menunjukkan peluang konsumen

untuk memilih hotel syariah semakin besar. Hubungan antara parameter dan odds

ratio yaitu :

𝑃𝑖
Odds Ratio = 1−𝑃𝑖……………………………………………………………..……(2)

Keterangan :

Pi : Rasio peluang terjadinya pilihan 1.

Oleh karena data yang didapat dari peneliti bersifat kualitatif, maka data

yang bersifat kualitatif itu diberi skala sehingga menjadi data-data yang bersifat

kuantitatif. Kategori yang digunakan berdasarkan skala likert, dimana responden

diminta untuk menjawab pertanyaan dengan nilai yang telah ditetapkan sebagai

berikut :
54

1. Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4

2. Setuju (S) diberi nilai 3

3. Tidak Setuju (ST) diberi nilai 2

4. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1

Untuk pertanyaan yang negatif (*) penilaian dilakukan dengan cara

sebaliknya, seperti pertanyaan untuk alternatif jawaban sangat penting diberi nilai

1 dan untuk sangat tidak penting diberi nilai 4.

Method of Successive Interval merupakan proses mengubah data ordinal

menjadi data interval. Data ordinal harus diubah dalam bentuk interval disebabkan

data ordinal sebenarnya adalah data kualitatif atau bukan angka sebenarnya.

Dalam banyak produser statistik seperti regresi, uji t dan lain sebagainya

mengharuskan data berskala interval. Beberapa langkah dalam proses

pengubahan data berskala ordinal menjadi data berskala interval menurut

Sarwono (2014) adalah :

1. Menghitung frekuensi

2. Menghitung proporsi

3. Menghitung proporsi kumulatif

4. Menghitung nilai z

5. Menghitung nilai densitas fungsi z

6. Menghitung scale value

7. Menghitung penskalaan

Tahapan pengujian regresi logistik adalah sebagai berikut :

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana variabel-variabel independent dalam

persamaan regresi mempunya korelasi (hubungan) erat satu sama lain. Tujuannya

adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel independen. Model regresi yang baik harus terbebas dari multikolinearitas
55

untuk semua variabel independennya atau yang tidak terjadi korelasi diantara

variabel independent. Identifikasi keberadaan multikolinearitas ini dapat

didasarkan pada nilai Variance and Inflation Factor (VIF) dan tolerance.

Jika digunakan matriks korelasi, maka deteksi multikolinearitas dilakukan

dengan cara menganalisis nilai-nilai korelasi di antara variabel bebas. Gujarati

(2004) mengatakan bahwa bila korelasi antara 2 variabel bebas melebihi 0,8 maka

multikolinearitas menjadi masalah yang serius, sedangkan apabila korelasi antara

variabel penjelas tidak lebih besar dibanding korelasi variabel terikat dengan

masing-masing variabel penjelas, maka dapat dikatakan tidak terdapat masalah

yang serius. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa apabila angka korelasi

kebih kecil dari 0,8 maka dapat dikatakan telah terbebas dari masalah

multikolinearitas . Tolerance mengukur variabel independen yang terpilih yang

tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah

sama dengan VIF tinggi (Karena VIF = 1/tolerance). Nilai yang umum dipakai untuk

menunjukkan tidak adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≥ 0,01 atau

sama dengan nilai VIF ≤ 10.

b. Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer-Lemeshow)

Dalam menguji kelayakan model regresi logit, digunakan uji Hosmer-

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Uji ini digunakan untuk menguji apakah data

empiris sesuai dengan model, sehingga tidak ada perbedaan antara model dengan

data dan model dapat dikatakan fit. Jika nilai signifikan Hosmer and Lemeshow

sama dengan atau kurang dari 0,05 maka terdapat perbedaan signifikan antara

model dengan nilai observasinya, sehingga goodness of fit tidak baik karena model

tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Namun jika nilai signifikansi Hosmer

and Lemeshow lebih dari 0,05 maka model mampu memprediksi nilai

observasinya, atau dapat dikatakan model dapat diterima karena fit dengan data

observasinya.
56

c. Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

R2 digunakan untuk mengukur seberapa besar kekuatan variabel independen

menjelaskan variabel dependen. Nilai dari koefisien determinasi adalah 0 hingga

1. Nilai R2 yang lebih kecil menandakan kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas. Nilai yang semakin

mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Dalam

program SPSS, besaran nilai R2 diketahui melalui nilai Cox & Snell atau

Nagelkerke yang menunjukkan berapa persen variabel independen yang

dimasukkan dalam model dapat menjelaskan variabel dependen, yaitu preferensi

wisatawan dalam memilih hotel syariah.

d. Uji Tabel Klasifikasi

Tabel klasifikasi berguna untuk menentukan tingkat keakuratan dari analisis

regresi logistik dalam mengklasifikasikan prediksi model dibandingkan data

sebenarnya. Tabel klasifikasi ini mengkonfirmasi bahwa tidak ada perbedaan yang

sangat signifikan antara prediksi model dengan data observasi.

e. Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen di

dalam regresi logistik secara serentak atau simultan mempengaruhi variabel

dependen sebagaimana uji F di dalam regresi linear. Menilai overall model fit dapat

dilakukan dengan melihat angat -2Log Likelihood (-2LL) pada akhir hasil analisa,

yaitu dengan membandingkan selisih nilai -2LL dimana apabila nilai chi square

hitung lebih besar dari chi square table atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha,

maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara simultan variabel

independen terhadap variabel dependen.


57

f. Uji Signifikansi Parsial

Uji signifikansi pada model logit menggunakan uji Wald. Regresi logistik Wald

digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari tiap-tiap variabel independen

terhadap variabel dependen. Hal ini dilakukan dengan membandingkan nilai

statistik Wald dengan nilai pembanding chi square pada derajat bebas (db) = pada

alpha 5%, atau dengan membandingkan nilai signifikansi (p-value) Wald dengan

alpha sebesar 5%, dimana p-value yang lebih kecil dari alpha menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dijabarkan mengenai hasil dan pembahasan dari

pertanyaan dalam rumusan masalah yang sudah ditentukan di bab I. Penjelasan

tersebut mencakup gambaran umum penelitian, hasil tahapan analisis dan model

penelitian, serta deskripsi statistik atas model penelitian.

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Hotel Syariah di Indonesia

Pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Negara

Indonesia, hal ini diikuti dengan pembangunan sektor pariwisata di Indonesia terlihat

berkembang cukup pesat sehingga mampu menunjang pembangunan nasional

secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya setiap sektor pariwisata

seperti bisnis perhotelan, bisnis rumah makan, bisnis perjalanan wisata dan souvenir

khas daerah.

Salah satu sektor pariwisata yaitu bisnis perhotelan terus melakukan inovasi

untuk menampilkan sajian produk dan pelayanan yang berbeda dengan menciptakan

suatu kekhasan atau keunikan tertentu dalam mengait konsumennya. Bisnis hotel

berlomba-lomba dalam menghadirkan konsep-konsep, inovasi-inovasi, ataupun

pelayanan khusus dalam mengemas produk dan jasa yang ditawarkan. Saat ini

58
59

konsep yang cukup berkembang adalah eco-friendly approach, personalized service,

dan label syariah.

Perkembangan label syariah pada dunia bisnis di Indonesia saat ini tengah

menjadi tren tersendiri. Kebutuhan masyarakat akan produk-produk Syariah

merupakan efek dari semakin besarnya tingkat kesadaran masyarakat, khususnya

konsumen pemeluk agama Islam terhadap hukum dan ketentuan Islam didalam segi

kehidupannya.

Pangsa pasar muslim di Indonesia merupakan pasar yang sangat besar,

dengan kependudukan muslim terbanyak khususnya dalam lingkup pasar ASEAN.

Oleh karena itu, tidak asing untuk menemukan beberapa jenis perusahaan dunia yang

telah mengambil kesempatan dari konsep syariah dalam memasarkan produk bisnis

mereka.

Di Indonesia, berawal dari industri perbankan yang sangat sukses dalam

menyalurkan label syariah dalam lingkup operasional dan manajemennya. Bank

Muamalat menjadi pioneer pelopor jasa perbankan syariah yang lahir pada tahun

1992. Diikuti oleh bank-bank swasta yang hadir dengan labelisasi syariah seperti BNI

Syariah, Trimegah Sekuritas Syariah, dan lain sebagainya. Sehingga hal ini

berdampak dalam peningkatan berbagai instrument non-bank seperti asuransi

syariah, pegadaian syariah, salon syariah hingga hotel syariah.

Tidak hanya menyajikan akomodasi beserta fasilitas yang menarik dan

kompetitif. Dalam industri hospitality selain fasilitas, pelayanan terhadap tamu

merupakan elemen yang penting. Calon konsumen saat ini bersifat lebih kritis dan
60

selektif dalam memilih dan menggunakan sarana jasa akomodasi yang sesuai dengan

kebutuhan dan kenyamanan fisik dan rohani.

Untuk menjawab keresahan dan kebutuhan konsumen muslim, maka

beberapa pelaku bisnis melihat peluang tersebut dengan mendirikan hotel syariah.

Tujuannya tidak hanya untuk memperoleh keuntungan tetapi juga sebagai salah satu

bentuk ibadah untuk memperoleh ridho Allah SWT.

4.2 Gambaran Karakteristik Responden

Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuisioner yang diperoleh

dengan cara menyebarkan kuisioner online melalui Google Form yang dilaksanakan

pada bulan mei 2018. Karakteristik responden dalam penelitian ini merupakan

wisatawan yang berada di Kota Malang yang sudah pernah menginap di hotel syariah

dan wisatawan yang belum pernah menginap. Jumlah wisatawan yang dipilih sebagai

responden sebanyak 50 orang sebagai sampel dari populasi.

Berikut pengelompokan profil responden berdasarkan jenis kelamin, agama,

status pernikahan, jenis pekerjaan, dan alasan menginap. Berdasarkan jenis kelamin,

jumlah responden yang mengisi kuisioner adalah :

Diagram 4.1 : Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-
Laki
38%
Perem
puan
62%

Sumber : Peneliti, data diolah (2018)


61

Berdasarkan data pada diagram 4.1, dapat dilihat bahwa mayoritas jenis

kelamin wisatawan di Kota Malang berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 31

orang atau sebesar 62% sedangkan responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah

19 orang atau 38%.

Pada umumnya, wisatawan akan memiliki agama yang bervariasi pula,

tentunya agama yang dianut akan mempengaruhi preferensi masyarakat dalam

mengambil keputusan untuk di konsumsi. Berikut adalah profil responden

berdasarkan agama :

Diagram 4.2 : Profil Responden Berdasarkan Agama

4%

96%

Muslim Non Muslim

Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Berdasarkan diagram 4.2 wisatawan di Kota Malang mayoritas beragama

muslim, dengan klasifikasi responden muslim sebanyak 48 orang atau 96 %

sedangkan untuk agama non-muslim sebanyak 2 orang atau 4%.

Serupa dengan agama, status pernikahan juga menjadi salah satu elemen

yang essential karena dengan pola pikir dan status yang berbeda membuat seseorang

membuat keputusan yang berbeda. Berikut diagram 4.3 memiliki data yang cukup
62

signifikan. Profil responden berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada diagram

4.3 :

Diagram 4.3 : Profil Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Menikah Belum Menikah

Menikah
20%

Belum Menikah
80%

Sumber : Peneliti, data diolah (2018)

Data pada diagram 4.3, menunjukkan bahwa responden di Kota Malang

menunjukkan 40 orang atau 80% belum menikah sedangkan responden yang sudah

menikah sebesar 10 orang atau 20%. Dengan total keseluruhan status pernikahan

tersebut maka menimbulkan jenis pekerjaan yang cukup bervariatif antar responden.

Berikut beberapa jenis pekerjaan yang digeluti oleh wisatawan di Kota Malang.

Dari diagram 4.4, menunjukkan bahwa jenis pekerjaan wisatawan di Kota

Malang terbagi menjadi 8 jenis pekerjaan. Dengan responden paling besar yaitu

pelajar/mahasiswa sebanyak 34 orang atau 68%, disusul dengan PNS sebesar 5

orang atau 10%. Sedangkan responden yang menjadi wiraswasta sebesar 5 orang

(10%), disusul dengan jenis pekerjaan buruh sebanyak 3 orang (6%), jenis pekerjaan

sisanya memiliki besar yang sama dengan jenis pekerjaan yang berbeda yaitu, 1 Ibu

Rumah Tangga (2%), 1 Appraiser (2%), dan 1 Karyawan swasta (2%).


63

Diagram 4.4 : Profil Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

2%
2%
2%
10%

10%

6%
68%

Pelajar/Mahasiswa Buruh Wiraswasta PNS Karyawan Swasta Ibu Rumah Tangga Appraiser

Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Dengan jenis pekerjaan yang beragam tentu menimbulkan alasan menginap

yang berbeda bagi setiap responden. Alasan tersebut dibagi menjadi 4 pokok utama

yaitu tugas, bisnis, liburan, dan keluarga/kerabat.

Diagram 4.5 : Profil Responden Berdasarkan Alasan Menginap di Hotel

Tugas Keluarga/Kerabat Bisnis Liburan

12% 18%
6%

64%

Sumber : Peneliti, data diolah (2018)

Berdasarkan diagram 4.5 menunjukkan bahwa alasan menginap yang

paling utama adalah adanya keluarga atau kerabat sebesar 32 orang atau 64%,
64

disusul dengan alasan menginap karena tugas atau pekerjaan sebesar 9 orang atau

18%, sedangkan alasan liburan atau wisata sebanyak 6 orang (12%) dan sisanya

memilih alasan menginap untuk bisnis sebesar 3 orang (6%).

4.3 Analisis Statistik

Pada sub bab ini, akan dipaparkan dan dianalisis hasil statistik dari penelitian.

Pertama, uji instrumen penelitian berupa uji validitas dan uji reliabilitas pada alat ukur.

Kedua, hasil analisis deskriptif berupa distribusi frekuensi pada masing-masing

variabel bebas. Ketiga, uji hipotesis berupa uji multikolinearitas, uji kelayakan model

regresi, uji koefisien determinasi, uji tabel klasifikasi, uji keseluruham model, dan uji

parsial.

4.3.1 Metode Analisis Data

Pada penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah uji validitas dan

reliabilitas melalui program SPSS 16. Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid atau

tidaknya suatu kuisioner. Nilai korelasi atau r-hitung yang telah diperoleh

dibandingkan dengan nilai korelasi pada r-tabel. Jika r-hitung lebih besar dari r-tabel

dengan signifikansi 5% (0.05), artinya nilai korelasi menunjukkan bahwa alat ukur

tersebut valid, Nilai r-tabel didapatkan dengan melihat tabel distribusi r tabel dengan

jumlah N (sampel) sebanyak 50 maka didapatkan hasil r-tabel sebesar 0.278.

Berdasarkan tabel 4.1 berikut adalah hasil uji validitas dari masing-masing variabel :
65

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

Variabel Item r-hitung r-tabel Signifikansi Keterangan


Lokasi (X1) 1 0.756 0.278 0.000 Valid
2 0.727 0.000 Valid
3 0.724 0.000 Valid
4 0.681 0.000 Valid
Harga (X2) 1 0.796 0.000 Valid
2 0.843 0.000 Valid
3 0.874 0.000 Valid
Produk (X3) 1 0.855 0.000 Valid
2 0.732 0.000 Valid
3 0.814 0.000 Valid
4 0.584 0.000 Valid
5 0.762 0.000 Valid
Religiusitas 1 0.815 0.000 Valid
(X4) 2 0.876 0.000 Valid
3 0.809 0.000 Valid
Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Dari tabel 4.1, diketahui bahwa semua item penelitian dari variabel lokasi (X1),

harga (X2), produk (X3), dan Religiusitas (X4) dinyatakan valid. Hal ini dapat dibuktikan

dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Karena nilai rhitung selalu lebih

besar daripada rtabel senilai 0.278 pada taraf signifikansi 5%. Maka semua pernyataan

tersebut bersifat valid.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dari suatu

tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam

kondisi yang serupa. Ukuran reliable atau tidaknya suatu data biasanya menggunakan

koefisien Alpha atau metode croanbach alpha. Sebuah instrument penelitian

dikatakan reliable apabila nilai croanbach alpha > 0,6 dan dikatakan tidak reliable jika

nilai croanbach alpha < 0,6.


66

Pada penelitian ini terdapat empat variabel yang akan di uji reliabilitasnya,

keempat variabel tersebut adalah variabel lokasi (X1), harga (X2), produk (X3), dan

religiusitas (X4). Adapun hasil uji reliabilitas pada keempat variabel tersebut akan

digambarkan pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 : Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Croanbach’s Batas Reliabilitas Keterangan


Alpha
Lokasi (X1) 0.693 0.600 Reliabel
Harga (X2) 0.788 Reliabel
Produk (X3) 0.802 Reliabel
Religiusitas (X4) 0.780 Reliabel
Sumber : Peneleliti, data diolah (2018).

Dari hasil pengujian pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa koefisien croanbach

alpha keempat variabel dalam penelitian yaitu variabel lokasi (X1), harga (X2), produk

(X3), dan religiusitas (X4) berada lebih besar dibandingkan nilai 0,6. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa keempat variabel dinyatakan reliable.

4.3.2 Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan jawaban

responden terhadap item-item pertanyaan yang terdapat pada kuisioner untuk setiap

variabelnya. Hasil ini digunakan untuk mengetahui frekuensi dan variasi jawaban

responden terhadap item-item pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner. Oleh

karena itu, penjabaran variasi dan frekuensi jawaban yang telah diajukan adalah :

1. Distribusi Frekuensi Variabel Lokasi

Pada variabel lokasi terdapat empat (4) item pertanyaan yang diberikan

kepada responden untuk dijawab sesuai dengan keadaan dirinya. Jawaban


67

responden untuk item-item pertanyaan yang terdapat pada variabel lokasi (X1) dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Variabel Lokasi (X1)

No Sangat Tidak Setuju Sangat Total Mean


Tidak Setuju Setuju
Setuju

F % F % F % F % F %
1 0 0 8 16 24 48 18 36 50 100 3.2
2 0 0 8 16 21 42 21 42 50 100 3.26
3 4 8 21 42 22 44 3 6 50 100 2.48
4 3 6 17 34 20 40 10 20 50 100 2.74
Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Tabel 4.3 menunjukkan hasil jawaban dari 4 item pertanyaan pada variabel

lokasi. Pada item pertama yaitu mengenai faktor lokasi hotel syariah, sebanyak 18

responden (36%) menyatakan sangat setuju bahwa mereka lebih memilih lokasi hotel

syariah yang terletak di pusat kota dan dekat dengan fasilitas umum. Kemudian 24

responden (48%) menyatakan setuju, serta 8 responden (16%) menyatakan tidak

setuju.

Pada item kedua masih mengenai faktor lokasi hotel syariah, sebanyak 21

responden (42%) menyatakan sangat setuju bahwa mereka lebih memilih lokasi hotel

syariah yang dekat dengan pusat perekonomian masyarakat. Kemudian 21

responden (42%) menyatakan setuju, serta 8 responden (16%) menyatakan tidak

setuju.

Pada item ketiga mengenai faktor lokasi hotel syariah yang memiliki

kemudahan dalam mengakses transportasi umum, sebanyak 3 responden (6%)

menyatakan sangat setuju bahwa tersedianya transportasi umum menjadi salah satu

unsur penting dalam menentukan lokasi hotel syariah yang strategis. Kemudian 22
68

responden (44%) menyatakan setuju, 21 responden (42%) menyatakan tidak setuju,

dan 4 responden (8%) menyatakan sangat tidak setuju.

Pada item keempat yaitu masih mengenai faktor lokasi hotel syariah.

Sebanyak 10 responden (20%) menyatakan sangat setuju bahwa mereka lebih

memilih lokasi hotel syariah yang dekat dengan tempat wisata. Kemudian 20

responden (40%) menyatakan setuju, 17 responden (34%) menyatakan tidak setuju,

dan 3 responden (6%) menyatakan sangat tidak setuju.

2. Distribusi Frekuensi Variabel Harga

Pada variabel kedua terdapat tiga (3) item pertanyaan yang diberikan kepada

responden untuk dijawab sesuai dengan keadaan dirinya. Jawaban responden untuk

item-item pertanyaan yang terdapat pada variabel harga (X2) dapat dilihat pada tabel

4,4 berikut ini :

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Variabel Harga (X2)

No Sangat Tidak Setuju Sangat Total Mean


Tidak Setuju Setuju
Setuju

F % F % F % F % F %
1 0 0 7 14 17 34 26 52 50 100 3.38
2 3 6 7 14 16 32 24 48 50 100 3.22
3 2 4 15 30 14 28 19 38 50 100 3
Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Pada tabel 4.4 didapatkan hasil frekuensi dari 3 item pertanyaan pada variabel

harga (X2). Pada item pertama yaitu mengenai tingkat harga hotel syariah yang sesuai

dengan fasilitas dan pelayanan yang didapatkan, sebanyak 26 responden (52%)

menyatakan sangat setuju dan lebih memilih hotel syariah dengan tingkat harga yang
69

sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang disediakan. Kemudian 17 responden

(34%) menyatakan setuju, serta 7 responden (14%) menyatakan tidak setuju.

Pada item kedua masih mengenai harga hotel syariah, sebanyak 24

responden (48%) menyatakan sangat setuju bahwa harga hotel syariah yang

terjangkau dapat memberikan mereka kepuasan yang lebih tinggi. Kemudian

sebanyak 16 responden (32%) menyatakan setuju, 7 responden (14%) menyatakan

tidak setuju, serta 3 responden (6%) menyatakan sangat tidak setuju.

Pada item ketiga yaitu mengenai harga hotel syariah, sebanyak 19 responden

(38%) menyatakan sangat setuju bahwa harga hotel syariah harus sesuai dengan

harga pasaran pada umumnya. Kemudian 14 responden (28%) menyatakan setuju,

15 responden (30%) menyatakan tidak setuju, dan 2 responden (4%) menyatakan

sangat tidak setuju.

3. Distribusi Frekuensi Variabel Produk

Pada variabel ketiga terdapat lima (5) item pertanyaan yang diberikan kepada

responden untuk dijawab sesuai dengan keadaan dirinya. Jawaban responden untuk

item-item pertanyaan yang terdapat pada variabel harga (X3) dapat dilihat pada tabel

4,5 berikut ini :

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Variabel Produk (X3)

No Sangat Tidak Setuju Sangat Total Mean


Tidak Setuju Setuju
Setuju

F % F % F % F % F %
1 1 2 5 10 16 32 28 56 50 100 3.42
2 5 10 19 38 24 48 2 4 50 100 2.46
3 1 2 4 8 15 30 30 60 50 100 3.48
70

No Sangat Tidak Setuju Sangat Total Mean


Tidak Setuju Setuju
Setuju

F % F % F % F % F %
4 1 2 14 28 17 34 18 36 50 100 3.04
5 4 8 11 22 24 48 11 22 50 100 2.84
Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Tabel 4.5 menunjukkan hasil frekuensi dari 5 item pertanyaan pada variabel

produk (X3). Pada item pertama yaitu mengenai produk hotel syariah, sebanyak 28

responden (56%) menyatakan sangat setuju dengan fasilitas hotel syariah yang

sesuai dengan prinsip syariah dan memudahkan aktivitas beribadah. Kemudian 16

responden (32%) menyatakan setuju, 5 responden (10%) menyatakan tidak setuju,

dan 1 responden (2%) menyatakan sangat tidak setuju.

Pada item kedua yaitu mengenai produk hotel syariah yang mewajibkan

ornament yang digunakan sesuai dengan prinsip syariah, sebanyak 2 responden (4%)

menyatakan sangat setuju, kemudian 24 responden (48%) menyatakan setuju, 19

responden (38%) menyatakan tidak setuju dan 5 responden (10%) menyatakan

sangat tidak setuju.

Pada item ketiga masih mengenai produk hotel syariah, sebanyak 30

responden (60%) menyatakan sangat setuju dengan kehalalan makanan dan

minuman yang disediakan oleh hotel syariah, kemudian 15 responden (30%)

menyatakan setuju, 4 responden (8%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden

(2%) menyatakan sangat tidak setuju.

Pada item keempat masih mengenai produk hotel syariah, sebanyak 18

responden (36%) menyatakan sangat setuju dengan penyediaan fasilitas umum

seperti parking area, Free Wifi, musholla, dll. Kemudian 17 responden (34%)
71

menyatakan setuju, 14 responden (28%) menyatakan tidak setuju, serta 1 responden

(2%) menyatakan sangat tidak setuju.

Pada item kelima masih mengenai produk hotel syariah, sebanyak 11

responden (22%) menyatakan sangat setuju dengan ketersediaan alat ibadah seperti

Al-Quran, petunjuk arah kiblat dan alat sholat di setiap kamar. Kemudian 24

responden (48%) menyatakan setuju, 11 responden (22%) menyatakan tidak setuju,

dan 4 responden (8%) menyatakan sangat tidak setuju.

4. Distribusi Frekuensi Variabel Religiusitas

Pada variabel keempat terdapat tiga (3) item pertanyaan yang diberikan

kepada responden untuk dijawab sesuai dengan keadaan dirinya. Jawaban

responden untuk item-item pertanyaan yang terdapat pada variabel religiusitas (X4)

dapat dilihat pada tabel 4,6 berikut ini :

Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Variabel Religiusitas (X4)

No Sangat Tidak Setuju Sangat Total Mean


Tidak Setuju Setuju
Setuju

F % F % F % F % F %
1 1 2 9 18 13 26 27 54 50 100 3.32
2 3 6 6 12 17 34 24 48 50 100 3.24
3 2 4 9 18 13 26 26 52 50 100 3.26
Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Pada tabel 4.6 didapatkan hasil frekuensi responden dari 3 item pertanyaan

pada variabel religiusitas (X4). Pada item pertama mengenai tingkat religiusitas

responden, sebanyak 27 responden (54%) menyatakan sangat setuju dengan sistem

penerimaan tamu yang sesuai dengan prinsip syariah (tidak diperkenankan tamu yang
72

belum makhram menginap secara bersamaan). Kemudian 13 responden (26%)

menyatakan setuju, 9 responden (18%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden

(2%) menyatakan sangat tidak setuju.

Pada item kedua masih mengenai tingkat religiusitas responden, sebanyak 24

responden (48%) menyatakan sangat setuju dengan sistem pelayanan hotel syariah

yang sesuai dengan hukum syariah (pembedaan antara tamu laki-laki dan perempuan

secara personalia dan fasilitas). Kemudian 17 responden (34%) menyatakan setuju,

6 responden (12%) menyatakan tidak setuju, dan 3 responden (6%) menyatakan

sangat tidak setuju.

Pada item ketiga masih mengenai tingkat religiusitas responden, sebanyak 26

responden (52%) menyatakan sangat setuju bahwa fasilitas yang disediakan hotel

syariah memberikan ketenangan dalam beribadah. Kemudian 13 responden (26%)

menyatakan setuju, 9 responden (18%) menyatakan tidak setuju, dan 2 responden

(4%) menyatakan sangat tidak setuju.

4.3.3 Metode Analisis Logistik

Dalam penelitian ini, digunakan model regresi logistik untuk menguji hipotesis.

Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap

variabel dependen. Adapun variabel independen dari penelitian ini adalah lokasi (X1),

harga (X2), produk (X3), dan religiusitas (X4). Sedangkan variabel dependen dari

penelitian ini adalah preferensi wisatawan memilih hotel syariah di Kota Malang (Y).

Berikut adalah hasil pengujian hipotesis :


73

1. Uji Multikolinearitas

Terdapat 4 variabel independen dalam penelitian ini, sehingga perlu

dilakukan uji multikolinearitas. Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk

memastikan apakah di dalam sebuah model regresi ada interkorelasi atau kolinearitas

antar variabel independen. Multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat nilai VIF.

Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

tolerance ≥ 0,01 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Pada tabel 4.7 berikut didapatkan

hasil uji multikolinearitas :

Tabel 4.7 : Hasil Uji Multikolinearitas

No Variabel Colinearity Statistics


Tolerance VIF
1 Lokasi (X1) 0.572 1.748
2 Harga (X2) 0.602 1.662
3 Produk (X3) 0.523 1.911
4 Religiusitas (X4) 0.551 1.815
Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Dari hasil peungujian yang dilakukan, didapatkan nilai VIF untuk masing-

masing variabel independen lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari

0.01. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar

variabel independen pada penelitian ini.

2. Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer-Lemeshow)

Uji Hosmer-Lemeshow adalah uji Goodness of Fit Test. Uji ini ditunjukan

dengan melihat nilai sig pada Hosmer and Lemeshow Test. Jika nilai sig pada tabel

Hosmer and Lemeshow Test lebih besar dari 0,05 maka hasilnya menunjukkan bahwa

model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat

dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya.


74

Tabel 4.8 : Hasil Uji Hosmer-Lemeshow

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-Square df Sig
1 5.315 8 .723
Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Dari hasil uji Hosmer-Lemeshow pada tabel 4.8 diketahui bahwa nilai

signifikansi dari model adalah 0,723. Hal ini menandakan bahwa model mampu

memprediksi nilai observasinya atau model fit (layak) dengan data observasi karena

nilai 0,723 lebih besar dibandingkan 0,05.

3. Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur tingkat ketetapan dari

regresi yang dipakai, uji ini juga berguna untuk melihat kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen. Besarnya nilai koefisien

determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square.

Adapun hasil nilai koefisien determinasi pada penelitian ini ditunjukkan pada tabel

4.9 berikut ini :

Tabel 4.9 : Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R
Square Square
1 23.910 .464 .695
Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Dari tabel 4.9 terlihat hasil dari Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,695

yang berarti variabel preferensi wisatawan memilih hotel syariah studi kasus di Kota

Malang mampu dijelaskan oleh seluruh variabel independen sebesar 69,5%


75

sementara 30.5 % dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya di luar model

penelitian.

4. Uji Tabel Klasifikasi

Uji tabel signifikansi dilakukan untuk melihat klasifikasi responden

terhadap pilihan yang diambil, dalam hal ini adalah responden yang dihadapkan

kepada dua pilihan yaitu hotel syariah dan hotel non-syariah. Tabel klasifikasi ini

ditunjukkan dengan dua hasil, dimana hasil pertama merupakan tabel kontingensi

yang seharusnya terjadi atau disebut juga frekuensi harapan berdasarkan data

empiris variabel dependen (sebelum dimasukkan variabel independen) atau tabel

klasifikasi saat Block 0 dan hasil yang kedua adalah tabel klasifikasi perubahan

setelah diprediksi menggunakan analisis regresi logistik (variabel independen

dimasukkan) atau tabel klasifikasi saat Block 1. Berikut tabel 4.10 hasil uji tabel

klasifikasi saat Block 0 :

Tabel 4.10 : Hasil Uji Tabel Klasifikasi (Classification Table) Block 0

Classification Tablea.b
Y
Hotel non Hotel Syariah
syariah
Step 0 Y Hotel Non 0 12 .0
Syariah

Hotel 0 38 100.0
Syariah
Overall Percentage 76.0
Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Pada tabel 4.10 diperoleh hasil bahwa dari total 50 responden terdapat 12

orang yang lebih memilih hotel non syariah, sedangkan 38 orang memilih hotel
76

syariah. Sehingga didapatkan nilai overall percentage sebelum variabel independen

dimasukkan adalah 38/50 = 76,0 %.

Setelah dilakukan prediksi dengan analisis regresi logistik (dimasukkan

variabel independen) maka terjadi perubahan pada tabel klasifikasi yang ditunjukkan

pada tabel klasifikasi Block 1. Adapun perubahan tersebut akan ditunjukkan pada

tabel 4.11 berikut ini :

Tabel 4.11 : Hasil Uji Tabel Klasifikasi (Classification Table) Block 1

Classification Tablea
Y
Hotel Non Hotel
Syariah Syariah
Step 1 Y Hotel 9 3 75.0.
Non
Syariah

Hotel 2 36 94.7
Syariah
Overall Percentage 90.0
Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa dari 50 responden terdapat

12 responden yang lebih memilih hotel non-syariah dan setelah di prediksi dengan

analisis regresi logistik dari 12 responden tersebut terdapat 3 responden yang

berpindah lebih memilih hotel syariah atau dengan kata lain sebesar 75.0% dari 12

responden yang lebih memilih hotel syariah. Kemudian dari 38 responden yang

memilih hotel syariah setelah diprediksi terdapat 2 responden yang berubah pilihan

menjadi lebih memilih hotel non syariah atau sebesar 94.7% dari 38 responden yang

lebih memilih hotel non-syariah. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka secara
77

umum model yang diperoleh dapat diandalkan dalam memprediksi para responden

sebesr 90.0%.

5. Uji Pengaruh Simultan (Omnibus)

Uji Omnibus digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen di dalam regresi secara serentak atau simultan mempengaruhi variabel

dependen atau tidak. Uji ini ditunjukkan dengan melihat perbandingan nilai signifikansi

pada Chi square hitung yang dilihat pada tabel Omnibus Test of Model Coefficients

dengan nilai alpha 5% (0,05). Adapun hasil Uji Pengaruh Simultan akan ditunjukkan

pada tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 : Hasil Uji Pengaruh Simultan (Omnibus)

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-Square df Sig

Step 1 Step 31.198 4 .000


Block 31.198 4 .000
Model 31.198 4 .000

Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Pada tabel 4.12 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yang mana kurang

dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa seluruh variabel independen dalam penelitian

ini secara bersama-sama memiliki pengaruh secara simultan atau serempak terhadap

preferensi wisatawan memilih hotel syariah studi kasus di Kota Malang atau hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini terbukti diterima.


78

6. Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit

atau tidak dengan data. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai antara

-2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood

(-2LL) pada akhir (Block Number=1). Adanya pengurangan antara -2LL awal (initial -

2LL function) dengan nilai-2LL pada langkah berikutnya (-2LL akhir) menunjukkan

bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data.

Adapun hasil uji keseluruhan model (overall model fit) akan ditunjukkan

pada tabel 4.13 berikut ini :

Tabel 4.13 : Hasil Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

No -2LL Nilai
1 Awal (Block 0) 55.108

2 Akhir (Block 1) 23.910


Sumber : Peneliti, data diolah (2018)

Pada tabel 4.13 diperoleh nilai -2LL awal (Block 0) adalah sebesar 55,108.

Setelah dimasukkan keempat variabel independen maka nilai -2LL akhir (Block 1)

mengalami penurunan menjadi 23,910. Penurunan Likelihood (-2LL) ini diartikan

dengan masuknya keempat variabel independen dapat memperbaiki model regresi

logistik data pada penelitian ini atau menunjukkan model regresi yang lebih baik.

7. Uji Signifikansi Parsial

Uji signifikansi parsial dilakukan untuk melihat pengaruh secara parsial

variabel independen terhadap variabel dependen. Pengaruh masing-masing variabel

independen dapat dilihat dengan melihat nilai signifikansi pada tabel variable in the

Equation. Jika nilai signifikan < 0,05 maka variabel independen berpengaruh secara
79

parsial terhadap variabel dependen. Adapun hasilnya akan dipaparkan pada tabel

4.14 berikut ini :

Tabel 4.14 : Hasil Uji Signifikansi Parsial

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
a
Step 1
MSI_X1 .772 .349 4.883 1 .027 2.164
MSI_X2 .715 .341 4.402 1 .036 2.044
MSI_X3 -.379 .232 2.683 1 .101 .684
MSI_X4 .764 .328 5.425 1 .020 2.148

Constant
-13.447 5.197 6.695 1 .010 .000
Sumber : Peneliti, data diolah (2018).

Jika hasil dari uji signifikansi parsial pada tabel 4.14 dimasukkan ke dalam

model, akan menjadi seperti berikut :

𝑷
ln(𝟏−𝑷𝒊 ) = α + βX1 + βX2 + βX3 + βX4 + βX5 + βX6 + e
𝒊

sehingga

𝑷
ln(𝟏−𝑷𝒊 ) = (-13,447) + 0,772X1 + 0,715X2 + (-0,379X3) + 0,764X4+ e
𝒊

atau dapat dijabarkan sebagai berikut

𝑷
ln(𝟏−𝑷𝒊 ) = (-13,447) + 0,772 Faktor Lokasi + 0,715 Faktor Harga + (-0,379 Faktor
𝒊

Produk) + 0,764 Faktor Religiusitas+ e

Berikut adalah penjelasan dari uji signifikansi parsial dari persamaan di


atas :
80

1) Faktor Lokasi terhadap preferensi wisatawan memilih hotel syariah studi kasus di

Kota Malang.

Berdasarkan hasil analisis dimana variabel X1 memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,027 lebih kecil dibandingkan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel lokasi terhadap preferensi

wisatawan memilih hotel syariah di Kota Malang. Nilai koefisien yang positif antara

X1 terhadap Y yang menggambarkan semakin strategis lokasi hotel syariah maka

akan semakin besar pula preferensi wisatawan yang memilih untuk menginap di

hotel syariah. Nilai koefisien regresi sebesar 0,772 menandakan bahwa jika faktor

lokasi mengalami kenaikan satu satuan, maka akan terjadi peningkatan sebesar

0,772 pada preferensi wisatawan dalam memilih hotel syariah di Kota Malang.

2) Faktor Harga terhadap preferensi wisatawan memilih hotel syariah studi kasus di

Kota Malang

Berdasarkan hasil analisis dimana variabel X2 memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,036 lebih kecil dibandingkan 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga terhadap preferensi

wisatawan memilih hotel syariah di Kota Malang. Dengan Nilai koefisien sebesar

0,715 yang positif menggambarkan bahwa harga memberikan pengaruh positif

searah terhadap tingkat preferensi wisatawan dalam memilih hotel syariah di Kota

Malang. Ketika terjadi kenaikan harga sebesar satu satuan akan memberikan

dampak peningkatan preferensi wisatawan sebesar 0,715 satuan dalam memilih

hotel syariah.
81

3) Faktor Produk terhadap preferensi wisatawan memilih hotel syariah studi kasus di

Kota Malang

Berdasarkan hasil analisis dimana variabel X3 memiliki nilai signifikansi

0,101 lebih besar dibandingkan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

produk berpengaruh terhadap preferensi wisatawan namun tidak secara signifikan

dengan nilai koefisien sebesar -0,379.

4) Faktor Religiusitas terhadap preferensi wisatawan memilih hotel syariah studi

kasus di Kota Malang

Berdasarkan hasil analisis dimana variabel X4 memiliki nilai signifikansi

0,020 lebih kecil dibandingkan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel religiusitas terhadap preferensi

wisatawan memilih hotel syariah di Kota Malang. Dengan nilai koefisien sebesar

0,764 yang positif menggambarkan bahwa faktor religiusitas memberikan

pengaruh positif searah terhadap tingkat preferensi wisatawan dalam memilih

hotel syariah di Kota Malang. Jika tingkat religiusitas naik sebesar 1 sedangkan

variabel lain tetap, maka preferensi wisatawan memilih hotel syariah naik sebesar

0,764.

4.4 Pembahasan

Pada sub bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi wisatawan memilih hotel syariah studi kasus di Kota Malang.

4.4.1 Pengaruh Faktor Lokasi (X1) terhadap Preferensi WIsatawan Memilih

Hotel Syariah di Kota Malang

Lokasi yang strategis, dilihat dari kemudahan pengunjung dalam mendapatkan

apa yang diinginkan seperti kemudahan menjangkau tempat pariwisata, tempat

belanja kebutuhan, kemudahan transportasi (Mursidi, 2010). Lokasi atau tempat


82

meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan

sasaran (Sunyoto, 2015). Lokasi hotel juga dapat diartikan kedudukan secara fisik

yang mempunyai fungsi strategis, karena dapat membantu tercapainya suatu tujuan

perusahaan. Lokasi yang strategis bagi wisatawan, merupakan peluang bisnis yang

sangat bagus, sehingga berpotensi untuk mendapatkan keuntungan. (Widyarini,

2013).

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini yang dapat dilihat dari jawaban

wisatawan dalam kuisioner yang diajukan. Hasil menunjukkan bahwa dari 50

wisatawan yang menjadi sampel, Sebanyak 10 responden (20%) menyatakan sangat

setuju dan Kemudian 20 responden (40%) menyatakan setuju bahwa mereka lebih

memilih lokasi hotel syariah yang dekat dengan tempat wisata.

Menurut Yunita (2016) Lokasi yang strategis sangat penting sehingga

mempengaruhi preferensi konsumen. Lokasi yang strategis menjadi salah satu faktor

penentu kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi usaha

yang dipilih, maka semakin tinggi pula tingkat penjualan dan berpengaruh terhadap

kesuksesan sebuah usaha termasuk keberlangsungan usaha yang dijalankan. Akses

menuju suatu lokasi dalam hal ini adalah kemudahan lokasi untuk dijangkau baik

kendaraan pribadi atau transportasi umum. Dengan kemudahan lokasi untuk

dijangkau akan memberi kemudahan akses bagi konsumen yang akan mendorong

konsumen untuk merasa puas dan tertarik untuk kembali berkunjung.

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini yang dapat dilihat dari jawaban

wisatawan dalam kuisioner yang diajukan. Hasil menunjukkan bahwa dari 50

wisatawan yang menjadi sampel, sebanyak 3 responden (6%) menyatakan sangat

setuju, kemudian 22 responden (44%) menyatakan setuju bahwa mereka lebih


83

memilih lokasi hotel syariah yang memberikan kemudahan dalam mengakses

transportasi umum.

Hal ini diperkuat dengan hasil peneltian yang menunjukkan bahwa secara

parsial lokasi berpengaruh signifikan terhadap preferensi wisatawan dalam memilih

hotel syariah. Variabel lokasi menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,772

dengan signifikansi sebesar 0,027. Karena tingkat signifikansi kurang dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa lokasi mempengaruhi wisatawan dalam memilih hotel

syariah di Kota Malang.

Variabel lokasi memberikan nilai koefisien regresi paling besar dibandingkan

variabel lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel lokasi mempunyai

pengaruh yang paling kuat diibandingkan dengan variabel lainnya, atau dapat

dikatakan bahwa variabel lokasi mempunyai pengaruh yang dominan terhadap

preferensi wisatawan dalam memilih hotel syariah di Kota Malang.

Hal ini diperkuat dengan penelitian Kartini (2014) menyatakan bahwa variabel

lokasi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan tamu hotel syariah. Lokasi

memiliki peranan penting bagi eksistensi bisnis jasa di masa datang. lokasi yang

strategis akan menjadi pilihan tamu hotel karena akan mempermudah akses

aktivitasnya.

Rahardi (2016) juga mengemukakan hal yang serupa dalam penelitiannya

yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen

terhadap Hotel Syariah (Studi Kasus Hotel Sofyan INN Srigunting). Pada

penelitiannya menunjukkan bahwa Variabel lokasi berpengaruh signifikan terhadap

pemilihan hotel, Variabel ini berpengaruh positif. Hal ini menunjukan bahwa semakin

strategis lokasi maka konsumen akan lebih cenderung memilih hotel syariah karena
84

lokasi yang strategis akan berpengaruh pada pertimbangan konsumen untuk memilih

hotel syariah. Selain itu Perkembangan hotel syariah melalui peningkatan kualitas

infrastruktur jalan guna mempermudah aksesibilitas konsumen untuk mencapai lokasi

hotel syariah juga menjadi salah satu indikator yang cukup Karena lokasi yang baik

mempengaruhi preferensi konsumen dalam menentukan pilihannya.

4.4.2 Pengaruh Faktor Harga (X2) terhadap Preferensi WIsatawan Memilih

Hotel Syariah di Kota Malang

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa.

Yang dimaksud harga hotel yaitu harga jual per kamar dengan fasilitas dan pelayanan

yang didapat. Semakin tinggi harga hotel yang diterapkan, maka tamu hotel akan

mendapatkan fasilitas dan pelayanan hotel yang lebih baik.penentuan harga dapat

berubah tergantung waktu, seperti mendekati hari libur harga hotel bisa lebih tinggi

atau tanpa potongan harga. Penerapan perbedaan harga merupakan bentuk dari

memenuhi kebutuhan dan keinginan tamu hotel, agar para tamu menyesuaikan

dengan dana yang ada dan merasakan kepuasan (Kartini, 2014).

Menurut Yunita (2016) kesesuain harga sangat penting sehingga

mempengaruhi preferensi konsumen. Harga yang dibayarkan untuk memperoleh

produk atau jasa sesuai dengan produk atau jasa yang didapatkan. Dengan

kesesuaian tersebut, konsumen tidak rugi untuk membayarkan sejumlah uang dengan

produk atau jasa yang diperoleh.

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dapat dilihat dari jawaban

wisatawan dari kuisioner yang diajukan. Hasil menunjukkan bahwa dari 50 wisatawan

yang menjadi sampel, sebanyak 26 responden (52%) menyatakan sangat setuju dan
85

17 responden (34%) menyatakan setuju bahwa mereka lebih memilih hotel syariah

dengan tingkat harga yang sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang disediakan.

Hal ini diperkuat dengan hasil pada penelitian yang menunjukkan bahwa

secara parsial faktor harga berpengaruh signifikan terhadap preferensi wisatawan

memilih hotel syariah di Kota Malang. Variabel harga menghasilkan koefisien regresi

positif sebesar 0,715 dengan signifikansi sebesar 0,036. Karena tingkat signifikansi

kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa faktor harga mempengaruhi

preferensi wisatawan dalam memilih hotel syariah di Kota Malang. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin sesuai fasilitas dengan harga yang ditawarkan, maka

semakin besar keputusan wisatawan yang memilih menginap di hotel syariah di Kota

Malang, karena harga yang semakin meningkat menggambarkan kualtas yang

semakin baik.

Dalam Lupiyoadi (2011) Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan

dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta

keputusan konsumen untuk membeli. Harga juga berhubungan dengan pendapatan

dan turut mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang paling

penting adalah keputusan dalam harga harus konsisten dengan strategi pemasaran

secara keseluruhan.

Harga sebuah produk atau jasa merupakan faktor penentu dalam permintaan

pasar. Harga merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh konsumen dalam membeli

produk atau jasa. Jika konsumen merasa cocok dengan harga yang ditawarkan, maka

mereka akan cenderung melakukan pembelian ulang untuk produk atau jasa yang

sama. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang

pasarnya kompetitif, maka tinggi rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan

penawaran pasar.
86

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini yang dapat dilihat dari jawaban

wisatawan dari kuisioner yang diajukan. Hasil menunjukkan bahwa dari 50 wisatawan

yang menjadi sampel, sebanyak 19 responden (38%) menyatakan sangat setuju dan

14 responden (28%) menyatakan setuju bahwa harga hotel syariah harus sesuai

dengan harga pasaran pada umumnya. Hal ini menunjukkan, ketika harga hotel

syariah meningkat 1 satuan mendekati harga pasar yang berlaku maka akan

meningkatkan preferensi wisatawan di Kota Malang sebesar 0,715.

4.4.3 Pengaruh Faktor Produk (X3) terhadap Preferensi WIsatawan Memilih

Hotel Syariah di Kota Malang.

Menurut Stanton (2000) produk adalah sekumpulan atribut yang nyata

(tangible) dan tidak nyata (intangible) didalamnya sudah tercakup tarif, kemasan dan

prestise serta pelayanan yang mungkin diterima oleh konsumen sebagai sesuatu

yang bisa memuaskan konsumen.

Produk adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan

sejumlah nilai pada konsumen (Rambat dan Hamdani, 2008). Dari produk tersebut

konsumen tidak hanya membeli fisik tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk

tersebut. Produk merupakan sesuatu yang bsia ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi

keinginan dan kebutuhan. Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan

perusahaan kepada pasar sasaran dengan menyediakan keseluruhan konsep objek,

baik itu merupakan barang atau jasa yang memberikan sejumlah nilai kepada

responden (Sunyoto, 2015).

Ditinjau dari sisi produk, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh

pemasar, dalam rangka tercapainya kepuasan pembeli. Menurut Kotler dan Keller
87

(2009) produk terdiri atas : inti produk, produk dasar, produk yang diharapkan, produk

yang ditingkatkan dan produk potensial. Penerapan produk hotel syariah adalah

sebagai berikut :

a. Manfaat inti dari produk adalah penawaran untuk istirahat. Untuk hotel syariah

tentunya tidur dalam satu kamar, harus dengan muhrimnya. Untuk menghindari

terjadinya perzinahan, yang diharamkan dalam Islam. Pihak manajemen hotel

harus memberikan peraturan yang ketat guna penegakan aturan terhadap para

tamu. Contoh : Pengecekan KTP/Kartu Keluarga.

b. Produk dasar yang harus disediakan adalah kamar tidur beserta kelengkapannya.

Untuk hotel syariah di setiap kamar disediakan penunjuk arah kiblat, alat sholat

dan Al-Quran.

c. Produk yang diharapkan adalah fasilitas. Contoh : Pengatur suhu ruangan, lemari

es, televisi, water heater, dan free wifi.

d. Produk yang ditingkatkan di dalam hotel adalah kantin atau restaurant, musholla

dan parking area. Mushola yang nyaman dilengkapi dengan alat sholat yang

lengkap dan bersih serta Al-Quran.

e. Produk potensial yaitu tersedianya ruang seminar, fitness center dan kolam

renang. Untuk fasilitas kebugaran dan kolam renang ada pemisahan antara laki-

laki dan perempuan.

Berdasarkan hasil regresi dengan nilai koefisien sebesar -0,379 dan nilai

signifikansi sebesar 0,101 menggambarkan bahwa variabel produk berpengaruh

secara tidak signifikan. Dimana nilai signifikansi lebih besar dibandingkan nilai derajat

kepercayaan (0,05). Variabel produk berpengaruh secara tidak signifikan karena

sebagai hotel syariah, sudah sewajarnya memberikan produk yang sesuai dengan
88

prinsip syariah. Dimana kebersihan, ketenangan dalam beribadah, dan kehalalan

makanan dan minuman yang disediakan sudah menjadi hal pokok yang harus ada.

Menurut cahaya (2013), kata syariah yang melekat pada nama akan mewujudkan

suatu barang dan jasa yang digunakan tidak hanya untuk kebutuhan fisik tetapi juga

kebutuhan non fisik, dalam artian hasil produksi dimaksudkan untuk meciptakan

maslahah bukan hanya menciptakan materi.

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu Kartini (2014) yang

berjudul Variabel yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Hotel Syariah yang

menyatakan bahwa variabel produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

tamu hotel syariah. Tamu hotel memutuskan menginap, karena dipengaruhi oleh

iklan, sarana fisik, lokasi dan pelayanan yang ditawarkan oleh Namira Hotel Syariah.

4.4.4 Pengaruh Faktor Religiusitas (X4) terhadap Preferensi WIsatawan

Memilih Hotel Syariah di Kota Malang

Delener (1990) dalam Esso dan Dibb (2004) menyatakan bahwa religiusitas

adalah salah satu faktor pendorong penting dan dapat berpengaruh terhadap perilaku

konsumen. Hal ini didasari atas keputusan konsumen untuk membeli produk

tergantung kadar keimanan mereka.

Menurut Glock dan Stark (dalam Reitsma : 2006) ada lima dimensi religiusitas

yaitu :

a. Dimensi keyakinan/ ideology

Dimensi ini menunjukkan pada seberapa tingkat keyakinan muslim terhadap

kebenaran ajaran-ajaran agama, terutama yang bersifat fundamental dan

dogmatik.
89

b. Dimensi praktik

Dimensi ini berkaitan dengan komitmen dan ketaatan terhadap agama yang

dianutnya, yang diwujudkan dalam ritual atau peribadatan. Dimensi ini dibagi

menjadi dua, yaitu :

1. Ritual, mengacu pada seperangkat tindakan keagamaan formal dan

praktik-praktik suci yang mengharapkan pemeluknya melaksanakan.

2. Ketaatan, ketaatan dan ritual bagaikan ikan dan air. Ketika seseorang

sudah mengetahui ritual yang harus dilakukan, maka sedapat mungkin

ritual itu dilakukan semaksimal mungkin dengan taat.

c. Dimensi pengalaman

Dimensi ini berkaitan dengan seberapa besar tingkat seseorang dalam

melaksanakan pengalaman-pengalaman religinya.

d. Dimensi pengetahuan agama

Dimensi ini menunjukkan pada tingkat pengetahuan dan pemahaman muslim

pada ajaran-ajaran agamanya, terutama ajaran-ajaran pokok yang termuat

dalam Al-Quran.

e. Dimensi konsekuensi

Dimensi ini menunjukan seberapa besar perilaku muslim dipengaruhi oleh

ajaran-ajaran agama.

Berdasarkan hasil regresi dengan nilai koefisien sebesar 0,764 dan nilai

signifikansi sebesar 0,020 menggambarkan bahwa variabel produk berpengaruh

signifikan secara positif. Karena tingkat signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa faktor religiusitas mempengaruhi preferensi wisatawan dalam

memilih hotel syariah di Kota Malang secara signifikan dan hubungan antara tingkat

religiusitas dengan preferensi wisatawan bergerak secara searah atau bersamaan.


90

Dimana ketika terjadi kenaikan satu satuan pada variabel religiusitas akan diikuti

dengan kenaikan preferensi wisatawan dalam memilih hotel syariah sebesar 0,764.

Dengan tingkat religiusitas yang meningkat maka semakin tinggi pula

ketenangan wisatawan dalam beribadah. Prinsip syariah yang dijadikan dasar

pelayanan memberikan keamanan dan kenyamanan dalam menginap. Layanan dan

sistem yang diterapkan oleh hotel syariah tidak hanya untuk mencari keuntungan

semata namun juga sebagai wujud beribadah kepada Allah SWT dan mendapatkan

ridho-Nya.

4.4.5 Implikasi Penelitian

a. Faktor Lokasi

Sesuai dengan hasil uji dan pembahasan yang telah dipaparkan, menunjukkan

bahwa faktor lokasi berpengaruh secara signifikan positif dengan preferensi

wisatawan di Kota Malang. Hal ini mengandung implikasi agar pemerintah perlu

mendorong perkembangan hotel syariah melalui peningkatan kualitas infrastruktur

jalan guna mempermudah aksesibilitas konsumen untuk mencapai lokasi hotel

syariah. Karena lokasi yang baik mempengaruhi preferensi konsumen dalam

menentukan pilihannya.

b. Faktor Harga

Sesuai dengan hasil uji dan pembahsan yang telah dipaparkan, menunjukkan

bahwa faktor harga berpengaruh secara signifikan positif dengan preferensi

wisatawan di Kota Malang. Hal ini mengandung implikasi agar pihak Hotel syariah

perlu untuk memperhatikan tingkat harga yang diberikan kepada konsumen sudah

sesuai dengan harga pasar dan sesuai dengan fasilitas yang mampu disediakan.
91

Sehingga hotel syariah mampu bersaing dengan hotel konvensional lainnya dalam

dunia pariwisata.

c. Faktor Religiusitas

Sesuai dengan hasil uji dan pembahasan yang telah dipaparkan, menunjukkan

bahwa faktor religiusitas berpengaruh secara signifikan positif dengan preferensi

wisatawan di Kota Malang. Hal ini mengandung implikasi agar Hotel syariah perlu

meningkatkan tingkat religiusitas sesuai dengan prinsip syariah yang sebenarnya,

tidak hanya dari segi pelayanan namun juga fasilitas. Karena Religiusitas pada hotel

syariah merupakan ciri khas utama yang membedakan antara hotel syariah dan hotel

konvensional. Selain itu tingkat Religiusitas merupakan salah satu komponen penting

yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam memilih hotel tersebut, terutama

untuk konsumen muslim.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a. Hasil analisis regresi logistik faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan

dalam memilih hotel syariah studi kasus di Kota Malang menunjukkan

terdapat 3 variabel yang signifikan mempengaruhi preferensi wisatawan

dalam memilih hotel syariah yaitu, lokasi, harga, dan religiusitas. Seluruh

variabel yang signifikan yaitu, lokasi, harga dan religiusitas serta

berpengaruh positif terhadap preferensi wisatawan dalam memilih hotel

syariah.

b. Dengan terletaknya hotel syariah pada lokasi yang strategis, dekat dengan

pusat perekonomian, tempat wisata serta akses transportasi umum akan

memberikan pengaruh terhadap tingginya preferensi wisatawan dalam

memilih hotel tersebut. Karena semakin strategisnya lokasi suatu hotel

akan lebih mempermudah wisatawan dalam melakukan kegiatannya.

c. Dengan adanya peningkatan pada harga menginap semalam pada hotel

syariah yang bersamaan dengan adanya kualitas serta fasilitas yang baik

akan memberikan pengaruh semakin tingginya preferensi konsumen

dalam memilih hotel tersebut. Selain itu semakin meningkatnya persaingan

harga pada hotel dengan harga pasar juga memberikan pengaruh yang

positif pada preferensi konsumen.

d. Tingkat Religiusitas hotel memiliki hubungan dengan preferensi konsumen

yang bergerak secara bersamaan. Dimana ketika tingkat Religiusitas suatu

92
93

hotel syariah lebih tinggi dibandingkan dengan hotel syariah lainnya akan

menjadi nilai tambah dimata konsumen dengan kata lain akan

meningkatkan preferensi konsumen dalam memilih hotel syariah tersebut.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis penelitian ini antara

lain :

1. Hotel syariah perlu melakukan kegiatan promosi yang lebih baik untuk

menarik wisatawan terutama wisatawan muslim lebih memilih menginap di

hotel syariah. Serta memperkenalkan hotel syariah lebih jauh kepada

masyarakat luas. Baik melalui media offline maupun media online.

2. Diharapkan pemerintah memberikan dorongan dan dukungan terhadap

pengembangan potensi hotel syariah di Indonesia yang memiliki penduduk

mayoritas muslim terkhususnya dalam penelitian ini di Kota Malang.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Firdaus ., et. al. 2011. “Managing Costumer Preference for the food service
Industry” International journal of innovations, management, and technology, vol
2 no 6

Akbar, A. 2012. Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Notebook Toshiba. Fakultas Ekonomi. Jurusan
Manajemen Universitas Gunadarma, Jakarta

Akmaliyah, Bintan. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Menabung


pada Bank Umum (Studi Pada Mahasiswa Kota Malang). Skripsi. Malang :
Universitas Brawijaya.

Ancok dan Suroso. Psikologi islami. Yogyakarta :Pustaka Belajar, 2001.

Anwar, 2015. Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian,
volume 4 nomor 12. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia Surabaya.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi


Revisi VI, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta.

Boediono. 2010. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

BPS. 2016. Jumlah Akomodasi Hotel Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa


Timur pada Tahun 2014 dan 2015.
https://jatim.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=M2VhNzczZWNiNG
M5MzI1ZDU2NGQzMDFk&xzmn=aHR0cHM6Ly9qYXRpbS5icHMuZ28uaWQv
cHVibGljYXRpb24vMjAxNi8wNy8xNS8zZWE3NzNlY2I0YzkzMjVkNTY0ZDMw
MWQvamF3YS10aW11ci1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDE2Lmh0bWw%3D&twoad
fnoarfeauf=MjAxOC0wMy0xNyAxOTozNTozOQ%3D%3D diakses pada
tanggal 20 Maret 2018.

Danniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.

Delener, Nejdet (1994). Religious Contrasts in Consumer Decision Behaviour


Patterns: Their Dimensions and Marketing Implications (Abstract). European
Journal of Marketing.1994 Volume: 28 Issue: 5 Halaman: 36 – 53.

Esso, N., & Dibb, S. (2004). Religious contrasts in consumer decision behavior.
European Journal of Marketing, 28(5), 36-53.

94
95

Firdaus M, Harmini, Afendi FM. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen
dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press.

Fitrian, Bagus. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah


terhadap Produk Pembiayaan Murabahah Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Syariah (Studi di Bank Syariah Mandiri cabang Surabaya Sungkono). Skripsi.
Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Ghozali, Imam, 2005, Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius.

GMTI. 2017. Top 10 OIC Destinations. https://newsroom.mastercard.com/asia-


pacific/files/2017/05/Report-Mastercard-CrescentRating-GMTI-2017-20mb.pdf
diakses pada tanggal 20 maret 2018.

Husein, Umar. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Jakarta. PT
Rajagrafindo Persada.

Juanda B. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press.

Karim, Adiwarman. 2011. Bank islam: Analisis Fiqih dan Keungan. Jakarta: Rajawali
Press.

Karim, Adiwarman A. 2016. Ekonomi Mikro Islami, Jakarta:RajaGrafindo Persada.

Kartini. 2014. Variabel Yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Hotel Syariah.


Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suka Yogyakarta. Vol IX.

Keputusan Menteri Pariwisata & Telekomunikasi No. KM 94/HK.103/MPPT-87.

KBBI. 2018. https://kbbi.web.id/produk diakses pada tanggal 16 April 2018

Kotler, Philip. 2005. Manjemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks.

Kotler dan Keller, 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta :
Erlangga.

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi 2.


Jakarta : Salemba Empat.

Lupiyoadi, R. 2011.Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik. Jakarta : Penerbit


Salemba Empat.

Miller, Roger LeRoy. Teori Mikro Ekonomi Intermediate. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2000.
96

Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi Al-Quran tentang Etika dan Bisnis, (Jakarta:
Salemba Diniyah, 2002), h. 141.

Munandar, J.M. Udin, F., Amelia, M. 2012. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Preferensi Konsumen Produk Air Minum Kemasan di Bogor. Jurnal Teknologi
Industri Pertanian IPB Vol. XIII.
Mursidi. 2010. Variabel-variabel yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
Menginap Di University Inn UMM. Jurnal Industri (Online),
(http://ejournal.umm.ac.id/index.php/JJ PE/industri/article/viewFile/666).

Narbuko, cholid dan achmad. 2015. Metodologi penelitian. Jakarta: PT. Bumi Akasara.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nicholson, Walter. 2002. Micreconomic Theory. Basic Principle and Extensions. New
York: Harcort Brace Colege Publishers.

Peraturan Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Nomor 2 tahun 2014.

Rahardi. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen


terhadap Hotel Syariah (Studi Kasus Hotel Sofyan INN Srigunting. Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor.

Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani. 2008. Bauran Pemasaran Barang vs Jasa.


Jakarta : Salemba Empat.

Reitsma, Jan, Peer Scheepers dan Manfred Te Grotenhuis., 2006, “Dimension of


Individual Religiosity and Charity: Cross-National Effect Differences in
European Countries?”, Review of Religious Research, Vol.47, No.4, hal.347-
362.

Republika. 2014. Kota Malang Intensif Kembangkan Wisata Halal.


http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/14/06/27/gaya-
hidup/wisata-halal/17/10/04/ox9skn280-kota-malang-intensif-kembangkan-
wisata-halal diakses pada tanggal 20 Maret 2018.

Roscoe, J. T., 1975, Fundamental Research Statistics for the Behavioral Sciences.
New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc. hal.189-197.

Sarwono, Jonathan. 2014. Statistik Terapan : Aplikasi untuk Riset Skripsi, Tesis
(Indonesian Edition). Jakarta Pusat : Elex Media Komputindo.

Shafie S, Othman N Md, (2006). Halal Certification: an international marketing issues


and challenges. http://www.ctwcongress.de/ifsam/download/track
_13/pap00226. pdf. diakses pada 16 April 2018.

Simamora, Bilson. 2002. Paduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Gramedia.

Sofyan, Riyanto. Bisnis Syariah Mengapa Tidak?. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama, 2011.
97

Spillane, JJ. 1994. Pariwisata Indonesia. Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan.
Penerbit Kanisius. Yagyakarta.

Stanton, William J, 2000, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1 Edisi ke 3, Alih Bahasa


oleh Yohanes Lamarto, Jakarta: Erlangga.

Sudarmanto R. G., 2005, Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS, Edisi Pertama,
Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sugianto. Hotel Front Office Administration, Administrasi Kantor Depan Hotel.


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Sugiyono, Prof., Dr., 1999, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke-6, Bandung, CV.
Alfa Beta.

Sugiyono. 2001. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R & D. Surabaya: Alfabeta.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :


Alfabeta.

Sumar’in. 2013. Ekonomi Islam: Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sunyoto, Danang. 2015. Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia


(Cetakan Pertama). Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing
Service).

Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

Husein, Umar. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta. PT
Rajagrafindo Persada.

Widyarini. 2013. Pengelolaan Hotel Syariah di Yogyakarta. Jurnal EKBISI. Vol VIII.
No.1.

Wijaya, Toni. 2013. Metodelogi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
KUISIONER PENELITIAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN MEMILIH HOTEL


SYARIAH (Studi Kasus di Kota Malang)

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara yang telah menjadi responden


untuk mengisi kuisioner ini. Kuisioner ini merupakan instrument penelitian dalam
rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh :

Nama : Ulfa Rabbina


Pekerjaan : Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Brawijaya
NIM : 145020507111003

Informasi yang diterima dari responden akan dijaga kerahasiaannya dan akan
digunakan untuk kepentingan penelitian. Oleh karena itu responden diharapkan
mengisi semua pertanyaan yang diberikan. Atas kerjasama yang Bapak/Ibu/Saudara
saya sampaikan terima kasih.

Hari, Tanggal : Pukul :

Lokasi Wawancara :

1
Petunjuk pengisian bagian A dan I : Isi dan lingkari (O) sesuai dengan jawaban anda
pada pilihan yang telah disediakan.

A. Identitas Responden
Nama Responden
Jenis Kelamin 1. Laki- laki
2. Perempuan
Status Pernikahan 1. Belum menikah
2. Menikah
Alamat Lengkap ………………………………………………………............
……………………………………………………………….
RT/RW :……..
Kelurahan : Kecamatan :
Kota : Kode pos :
Umur …… tahun
Pendidikan Terakhir a. SD/ Sederajat
b. SMP/ Sederajat
c. SMU/Sederajat
d. Diploma
e. Sarjana
f. Pasca Sarjana
Jenis Pekerjaan 1. PNS/BUMN
2. Pegawai Swasta
3. Wiraswasta
4. Buruh
5. Industri
6. Pensiunan
7. Lainnya…………….
Pendapatan/bulan Rp…………………..
Tujuan/Alasan 1. Tugas dari kantor
Menginap di Hotel 2. Tujuan Pribadi
3. Keluarga
4. Lainnya……

2
I. SCREENING
1. Apakah anda pernah menginap di Hotel syariah?
a. Ya b. Tidak
2. Berapa kali anda menginap di hotel dalam 1 tahun terakhir?
a. 1 kali d. 4-5 kali
b. 2 kali e. > 5 kali
c. 3 kali
3. Apakah anda lebih memilih hotel syariah dibandingkankan hotel
konvensional?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah anda seorang muslim?
a. Ya b.Tidak
5. Jika jawaban anda pada nomor 3 adalah “Ya” alasannya adalah :
a. Lokasi c. Produk
b. Harga d. Religiusitas
e. Lainnya,……
6. Berapa kalikah anda telah menginap di hotel syariah?
a. 1 kali d. 4-5 kali
b. 2 kali e. >5 kali
c. 3 kali
7. Darimanakah anda mengenal hotel syariah pertama kali?
a. Keluarga d. Iklan media cetak/elektronik
b. Teman e. Lainnya,…..
c. Internet
8. Apa pertimbangan awal anda menginap di hotel syariah?
a. Harga c. Produk
b. Lokasi d. Religiusitas
e. Lainnya,….

3
II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN MEMILIH HOTEL
SYARIAH

Berilah tanda (×) pada pernyataan yang anda pilih.

1. Faktor Lokasi (X1)

No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya lebih memilih lokasi hotel syariah yang
terletak di pusat kota dan dekat dengan fasilitas
umum
2 Saya lebih memilih hotel syariah yang dekat
dengan pusat perekonomian masyarakat
3 Saya lebih memilih hotel syariah yang memiliki
kemudahan dalam mengakses transportasi umum
4 Saya lebih memilih hotel syariah yang berlokasi
dekat dengan tempat wisata

2. Faktor Harga (X2)


No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya lebih memilih hotel syariah dengan tingkat
harga yang sesuai dengan pelayanan dan
fasilitas yang didapatkan
2 Menurut saya harga hotel syariah yang
terjangkau memberikan saya tingkat kepuasan
yang lebih
3 Menurut saya harga hotel syariah harus sesuai
dengan harga pasaran pada umumnya

3. Faktor Produk (X3)


No Pernyataan SS S TS STS
1 Menurut Saya Fasilitas yang ditawarkan oleh
hotel syariah harus sesuai dengan prinsip syariah
dan memudahkan aktivitas beribadah
2 Menurut saya ornamen yang digunakan dalam
hotel syariah harus sesuai dengan prinsip syariah

4
No Pernyataan SS S TS STS
3 Menurut saya makanan dan minuman yang
ditawarkan oleh hotel syariah harus bersifat halal
4 Menurut saya hotel syariah harus menyediakan
fasilitas umum seperti (wifi, parking area,
musholla, dan lain-lain)
5 Menurut saya hotel syariah harus menyediakan
alat ibadah seperti (Alat sholat, Al-Quran, dan
arah kiblat) di setiap kamar

4. Faktor Religiusitas (X4)


No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya lebih memilih hotel syariah yang memiliki
sistem penerimaan tamu sesuai dengan prinsip
syariah (tidak diperkenankan tamu yang tidak
mahram menginap secara bersama)
2 Saya lebih memilih hotel syariah yang sistem
pelayanannya sesuai dengan hukum syariah
yaitu pembedaan antara tamu laki-laki dan
perempuan (pelayanan secara personal dan
fasilitas)
3 Saya merasa tenang ketika menggunakan
fasilitas dan beribadah di hotel syariah

Keterangan :

STS : Sangat Tidak Setuju


TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju

5
LAMPIRAN 2

Succesive Interval (MSI) X1


3 4 3 4 SUM
2.248 3.451 3.494 4.385 13.579
1.000 1.000 2.262 1.000 5.262
3.560 2.169 3.494 3.251 12.475
1.000 2.169 2.262 2.199 7.631
2.248 2.169 3.494 3.251 11.163
3.560 3.451 2.262 3.251 12.525
2.248 3.451 3.494 4.385 13.579
2.248 2.169 2.262 3.251 9.931
3.560 3.451 4.844 2.199 14.054
2.248 3.451 2.262 3.251 11.213
2.248 1.000 3.494 2.199 8.942
2.248 2.169 2.262 2.199 8.879
3.560 3.451 3.494 3.251 13.757
1.000 1.000 1.000 1.000 4.000
2.248 2.169 2.262 3.251 9.931
2.248 2.169 3.494 2.199 10.111
3.560 2.169 3.494 2.199 11.423
3.560 2.169 3.494 3.251 12.475
3.560 3.451 3.494 4.385 14.891
2.248 3.451 2.262 3.251 11.213
2.248 2.169 2.262 3.251 9.931
2.248 2.169 3.494 3.251 11.163
3.560 2.169 3.494 3.251 12.475
1.000 2.169 1.000 2.199 6.369
3.560 2.169 3.494 2.199 11.423
2.248 3.451 3.494 4.385 13.579
3.560 3.451 2.262 2.199 11.473
3.560 2.169 3.494 2.199 11.423
2.248 2.169 3.494 4.385 12.297
2.248 3.451 2.262 3.251 11.213
1.000 1.000 1.000 3.251 6.251
2.248 3.451 2.262 3.251 11.213
3.560 2.169 3.494 2.199 11.423
2.248 1.000 2.262 3.251 8.762
3.560 3.451 2.262 4.385 13.659
3.560 1.000 2.262 2.199 9.022
2.248 2.169 4.844 2.199 11.461
2.248 3.451 3.494 3.251 12.445
1.000 2.169 2.262 1.000 6.432
1.000 1.000 1.000 2.199 5.199
2.248 3.451 2.262 4.385 12.347
2.248 3.451 2.262 2.199 10.161
1.000 1.000 3.494 4.385 9.879
3.560 2.169 3.494 3.251 12.475
2.248 3.451 2.262 3.251 11.213
2.248 2.169 2.262 2.199 8.879
3.560 3.451 3.494 2.199 12.705
2.248 3.451 2.262 3.251 11.213
3.560 3.451 3.494 4.385 14.891
3.560 3.451 4.844 4.385 16.240

6
Succesive Interval (MSI) X2
3 4 4 SUM
2.073 3.815 4.156 10.044
1.000 1.837 2.220 5.057
3.356 3.815 4.156 11.328
2.073 3.815 2.220 8.108
3.356 3.815 4.156 11.328
2.073 3.815 3.103 8.991
1.000 2.615 3.103 6.718
2.073 2.615 3.103 7.791
3.356 3.815 4.156 11.328
3.356 2.615 2.220 8.191
2.073 3.815 3.103 8.991
3.356 3.815 3.103 10.275
3.356 2.615 3.103 9.074
2.073 1.000 1.000 4.073
3.356 3.815 2.220 9.392
2.073 2.615 4.156 8.844
2.073 3.815 4.156 10.044
3.356 3.815 4.156 11.328
3.356 2.615 4.156 10.128
3.356 3.815 4.156 11.328
2.073 3.815 2.220 8.108
1.000 2.615 2.220 5.835
3.356 3.815 4.156 11.328
3.356 2.615 3.103 9.074
1.000 1.000 2.220 4.220
3.356 2.615 4.156 10.128
3.356 1.837 2.220 7.413
3.356 3.815 4.156 11.328
3.356 2.615 3.103 9.074
3.356 2.615 2.220 8.191
2.073 1.837 2.220 6.129
3.356 3.815 3.103 10.275
2.073 2.615 4.156 8.844
1.000 2.615 2.220 5.835
2.073 3.815 3.103 8.991
3.356 3.815 4.156 11.328
3.356 1.837 3.103 8.296
3.356 2.615 3.103 9.074
2.073 1.837 2.220 6.129
1.000 1.000 2.220 4.220
2.073 2.615 3.103 7.791
3.356 3.815 4.156 11.328
2.073 1.837 2.220 6.129
3.356 3.815 4.156 11.328
2.073 3.815 3.103 8.991
3.356 3.815 4.156 11.328
2.073 2.615 2.220 6.908
1.000 1.837 1.000 3.837
3.356 3.815 4.156 11.328
3.356 3.815 4.156 11.328
7
Succesive Interval (MSI) X3
4 3 4 2 3 SUM
4.125 3.406 4.065 2.352 2.966 16.913
1.905 2.168 1.832 3.343 1.954 11.202
4.125 4.909 4.065 2.352 2.966 18.417
4.125 2.168 4.065 2.352 2.966 15.676
4.125 3.406 4.065 4.460 2.966 19.022
2.813 2.168 2.718 4.460 1.954 14.114
4.125 2.168 4.065 2.352 4.204 16.915
2.813 3.406 2.718 2.352 2.966 14.255
4.125 2.168 2.718 3.343 2.966 15.321
4.125 2.168 4.065 4.460 2.966 17.784
2.813 3.406 4.065 2.352 1.954 14.590
4.125 3.406 4.065 4.460 4.204 20.260
4.125 3.406 4.065 3.343 2.966 17.905
1.905 1.000 1.000 2.352 1.954 8.210
4.125 3.406 4.065 3.343 2.966 17.905
2.813 2.168 2.718 2.352 1.954 12.006
4.125 3.406 4.065 3.343 1.954 16.892
4.125 2.168 4.065 4.460 2.966 17.784
2.813 2.168 2.718 2.352 2.966 13.018
4.125 2.168 2.718 3.343 2.966 15.321
2.813 3.406 2.718 4.460 2.966 16.363
2.813 2.168 2.718 2.352 2.966 13.018
4.125 3.406 4.065 4.460 1.954 18.009
2.813 2.168 4.065 4.460 2.966 16.473
2.813 3.406 2.718 4.460 2.966 16.363
2.813 2.168 4.065 3.343 2.966 15.356
4.125 3.406 4.065 3.343 2.966 17.905
4.125 3.406 2.718 3.343 4.204 17.796
2.813 3.406 2.718 4.460 4.204 17.601
4.125 3.406 4.065 4.460 4.204 20.260
1.905 1.000 1.832 3.343 1.000 9.080
4.125 2.168 4.065 3.343 4.204 17.906
4.125 3.406 4.065 3.343 4.204 19.143
4.125 3.406 4.065 3.343 2.966 17.905
2.813 3.406 2.718 3.343 1.954 14.234
2.813 3.406 2.718 4.460 1.954 15.351
4.125 3.406 4.065 4.460 2.966 19.022
4.125 2.168 4.065 4.460 4.204 19.023
1.000 1.000 1.832 3.343 1.000 8.176
1.905 1.000 2.718 1.000 1.954 8.576
2.813 3.406 4.065 2.352 2.966 15.602
4.125 3.406 4.065 4.460 1.954 18.009
2.813 1.000 2.718 2.352 1.000 9.884
2.813 2.168 4.065 3.343 4.204 16.594
4.125 3.406 4.065 2.352 2.966 16.913
4.125 2.168 4.065 4.460 2.966 17.784
4.125 4.909 4.065 4.460 4.204 21.764
1.905 2.168 1.832 2.352 1.000 9.257
4.125 2.168 4.065 3.343 2.966 16.667
4.125 3.406 4.065 4.460 4.204 20.260
8
Succesive Interval (MSI) X4
4 3 4 SUM
4.156 2.585 3.921 10.662
2.971 1.791 1.988 6.751
4.156 3.815 3.921 11.892
2.135 1.791 1.988 5.914
4.156 2.585 2.761 9.502
2.971 2.585 2.761 8.317
2.971 3.815 3.921 10.707
2.971 3.815 2.761 9.547
4.156 3.815 3.921 11.892
4.156 3.815 3.921 11.892
2.135 1.791 2.761 6.687
4.156 3.815 3.921 11.892
4.156 2.585 3.921 10.662
2.135 1.000 1.988 5.123
4.156 3.815 3.921 11.892
2.971 1.000 1.000 4.971
2.971 3.815 1.988 8.775
4.156 2.585 1.988 8.729
4.156 3.815 3.921 11.892
4.156 3.815 3.921 11.892
2.971 3.815 3.921 10.707
2.971 2.585 3.921 9.477
4.156 1.791 3.921 9.868
4.156 3.815 3.921 11.892
2.135 2.585 3.921 8.640
4.156 3.815 3.921 11.892
2.971 3.815 2.761 9.547
4.156 2.585 3.921 10.662
4.156 3.815 3.921 11.892
2.971 2.585 1.988 7.544
2.135 1.791 2.761 6.687
4.156 3.815 3.921 11.892
2.971 2.585 3.921 9.477
4.156 3.815 3.921 11.892
4.156 3.815 2.761 10.732
2.135 2.585 3.921 8.640
4.156 2.585 2.761 9.502
4.156 3.815 1.988 9.960
2.135 1.791 1.000 4.926
1.000 1.000 1.988 3.988
2.135 2.585 2.761 7.481
4.156 3.815 2.761 10.732
2.971 2.585 2.761 8.317
4.156 3.815 3.921 11.892
2.971 3.815 3.921 10.707
2.135 2.585 2.761 7.481
4.156 3.815 3.921 11.892
4.156 2.585 2.761 9.502
4.156 3.815 3.921 11.892
4.156 2.585 1.988 8.729
9

Anda mungkin juga menyukai