(Studi Kasus Sejuta Berdaya LAZ Al Azhar di KSM Pelita Jampang Gemilang)
Disusun Oleh:
Ismail (11190860000030)
2021
I
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Puji syukur kami ucapkan atas ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
kami bisa diberi kenikmatan iman, Islam, dan ihsan sehingga kami berkesempatan
membuat Laporan Program yang tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga Laporan Program ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar Laporan Program
ini bisa berguna dan bermanfaat untuk kedepannya sehingga mencapai tujuan bersama.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Laporan Program ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Laporan Program ini.
Wassalamualaikum Wr Wb
Penyusun
II
ABSTRAK
Salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh negara Indonesia yaitu
masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan
bersifat multidimensional sehingga menjadi prioritas pembangunan. Selama ini,
pemerintah Indonesia telah banyak memiliki program-program untuk pengentasan
kemiskinan yang ada. Upaya pengentasan kemiskinan terdapat dua strategi yang harus di
tempuh. Pertama, melindungi keluarga dan kelompok masyarakat miskin melalui
pemenuhan kebutuhan mereka dari berbagai bidang. Kedua, melakukan pelatihan kepada
mereka agar mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha pencegahan terjadinya
kemiskinan baru. Pendayagunaan zakat yang efektif adalah pendayagunaan yang sesuai
dengan tujuan yang sudah ditentukan dan jatuh kepada orang yang berhak menerima
zakat secara tepat. Dengan adanya pendayagunaan zakat produktif dapat menjadi solusi
dari masalah-masalah penyebab dari kemiskinan, ketidak adanya modal kerja, dan
kurangnya lapangan pekerjaan, maka perlu adanya strategi yang dapat mengembangkan
zakat produktif tersebut. Salah satu lembaga yang menerapkan pendayagunaan
masyarakat secara produktif adalah Lembaga Amil Zakat Al Azhar. Setiap tahunnya, Al
Azhar terus meningkatkan kinerjanya, baik dalam penghimpunan zakat maupun dalam
pendayagunaan zakat tersebut. Pendekatan ini menggunakan pendekatan yang bersifat
kualitatif deskriptif, yakni sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
analisis berupa kata-kata tertulis atau lisan dari para tokoh dan perilaku yang diamati.
III
DAFTAR ISI
1
2. Sejuta Berdaya................................................................................................31
B. Analisis Efektivitas Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Sejuta
Berdaya)......................................................................................................................33
1. Ketepatan Sasaran Program.........................................................................33
2. Tujuan Program.............................................................................................34
3. Sosialisasi Program........................................................................................35
4. Pemantauan (Monitoring).............................................................................35
BAB V.............................................................................................................................37
PENUTUP.......................................................................................................................37
A. Kesimpulan.........................................................................................................37
B. Saran...................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................39
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh negara Indonesia yaitu
masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan merupakan masalah yang kompleks
dan bersifat multidimensional sehingga menjadi prioritas pembangunan. Selama
ini, pemerintah Indonesia telah banyak memiliki program-program untuk
pengentasan kemiskinan yang ada. Upaya pengentasan kemiskinan terdapat dua
strategi yang harus di tempuh. Pertama, melindungi keluarga dan kelompok
masyarakat miskin melalui pemenuhan kebutuhan mereka dari berbagai bidang.
Kedua, melakukan pelatihan kepada mereka agar mempunyai kemampuan untuk
melakukan usaha pencegahan terjadinya kemiskinan baru. Upaya pengentasan
kemiskinan dilakukan untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu, terciptanya
masyarakat yang adil dan makmur.1
3
Zakat merupakan kewajiban agama yang dibebankan atas harta kekayaan
seseorang menurut aturan tertentu. Hal ini menunjukkkan pentingnya zakat
setelah sholat, itu dilihat dari Sejarah Islam, Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq
sangatlah tegas memerangi orang-orang sholat tetapi tidak mengeluarkan zakat,
karena zakat memiliki posisi yang teramat penting dalam islam. 4 Ketegasan ini
menunjukkan bahwa perbuatan meninggalkan zakat adalah suatu kedurhakaan
dan kemaksiatan lainnya. Zakat sangat membantu mereka untuk mencukupi
kebutuhannya yang layak. Zakat dalam arti yang luas, bukan hanya sekedar
pelaksanaan kewajiban semata tapi lebih dari itu yaitu menyangkut pertumbuhan
ekonomi masyarakat.
َك ٌنA لَ ٰوتَكَ َسA ص َ ِّل َعلَ ْي ِه ْم ۖ ِإ َّنA ص َ ُخ ْذ ِم ْن َأ ْم ٰ َولِ ِه ْم
َ ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُزَ ِّكي ِهم بِهَا َو
لَّهُ ْم ۗ َوٱهَّلل ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم
4
Setiawan Budi Utomo. 2009. Metode Praktis Penetapan Nisab Zakat, Bandung : PT Mizan
Pustaka,.
4
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa
bagi mereka dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
(Qs At-Taubah 103).
Dari ayat di atas tersirat bahwa diberikan wewenang bagi pengelola zakat
atau amil untuk mengambil zakat dari orang-orang yang wajib membayar zakat
untuk dikelola dan didayakan serta disalurkan kepada mereka yang
membutuhkan. Dan pengambilan zakat dari para wajib zakat ini juga berfungsi
untuk membersihkan dan mensucikan jiwa wajib zakat, karena harta mereka
terdapat hak-hak orang lain yang harus ditunaikan.
5
Damayanti, Milda Dwi dkk. 2018. Efektivitas Program Ekonomi Produktif terhadap Upaya
Pembentukan Mustahik Menjadi Muzakki. Vol 4 No. 2,
5
proporsi yang diberikan untuk kegiatan ekonomi produktif cenderung tinggi,
yaitu 20,3%. Sebaliknya pada tahun 2005, ketika kebutuhan dan alokasi untuk
dana kemanusiaan melonjak tinggi sebesar 49,8%, alokasi yang diperuntukkan
bagi ekonomi produktif turun menjadi 9%. Namun demikan pada tahun-tahun
selanjutnya, terlihat bahwa alokasi untuk program ekonomi produktif cenderung
stabil di bawah 10% (Menggagas Arsitektur Zakat Nasional: Menuju Sinergi
Pemerintah dan Masyarakat Sipil Dalam Pengelolaan Zakat Nasional, 2010).
6
B. Rumusan Masalah
Salah satu Lembaga Zakat yang mengembangkan program ekonomi
produktif adalah Al Azhar, melalui program pemberdayaan masyarakat melalui
KSM Pelita Jampang Gemilang. Akan tetapi, tidak semua yang dijalankan selalu
berjalan dengan baik, karena dalam program ini pun masih terdapat masalah yang
terjadi sehingga perlu dibenahi dan dilakukan pembinaan. Melalui penelitiaan ini,
diharapkan dapat diketahui seberapa efektifkah pedayagunaan dana kebajikan
pada Program Pemberdayaan Masyarakat melalui KSM Pelita Jampang
Gemilang di Wilayah Bogor. Dari penjelasan tersebut peneliti mengidentifikasi
beberapa masalah yang terjadi, sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Efektivitas
Pengertian Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang
berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus
ilmiah populer mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan,
hasil guna atau menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok
untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap
organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai
tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan.
Ukuran Efektivitas
Mengukur efektivitas suatu program kegiatan bukanlah suatu hal
yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut
8
pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta meng
interpretasikannya. Bila dipandang dari sudut produktivitas, maka
seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa efektivitas
berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa. Tingkat efektivitas
juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah
ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha
atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga
menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka
hal itu dikatakan tidak efektif.6
9
Kriteria dalam pengukuran efektivitas, yaitu:
1) Produktivitas
3) Kepuasan kerja
4) Kemampuan berlaba
2. Konsep Zakat
Definisi Zakat
10
kekayaan orang-orang kaya. Selain itu zakat ada istilah sedekah dan
infak, sebagian ulama fiqh mengatakan bahwa sedekah wajib itu
dinamakan dengan zakat, sedangkan sedekah sunnah itu dinamakan
dengan infak. Sebagian lain juga mengatakan infak wajib itu dinamakan
zakat, sedangkan infak sunnah dinamakan dengan sedekah.
Prinsip-prinsip Zakat
Menurut Mannan dalam bukunya Islamic Economics: Theory and
Paractice (Lahore, 1970: 285), zakat mempunyai enam prinsip, yaitu (1)
prinsip keyakinan agama (faith), (2) prinsip pemerataan (equty) dan
keadilan, (3) prinsip produktivitas (productivity) dan kematangan (4)
prinsip nalar (reason), (5) prinsip kebebasan (freedom), (6) prinsip etik
(ethic) dan kewajaran.
a. Al-Quran
11
Zakat dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 82 kali, hal ini
menunjukkan bahwa dasar hukum zakat yang sangat kuat, antara
lain dalam Qs. Al Baqarah ayat 43:
صلَ ٰوةَ َو َءاتَ ُو ۟ا ٱل َّز َك ٰوةَ فَِإ ْخ ٰ َونُ ُك ْم فِى ٱلدِّي ِن ۗ َونُفَصِّ ُل ۟ ُوا َوَأقَا ُم
َّ وا ٱل ۟ فَِإن تَاب
b. As-Sunnah
12
mereka yang berharga. Hindarilah doa orang yang teraniaya
karena tidak terbatas tabir antara dirinya dan Allah SWT”
c. Hukum Positif
Macam-macam Zakat
a. Zakat jiwa/ zakat fitrah
Pengertian fitrah ialah, sifat asal, perasaan keagamaan
dan peringai, sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang berfungsi
yang mengembalikan manusia muslim kepada fitrahnya, dengan
13
menyucikan jiwa mereka dari kotoran-kotoran (dosa-dosa) yang
disebabkan oleh pengaruh pergaulan dan sebagainya. Sehingga
manusia itu menyimpang dari fitrahnya. Yang dijadikan zakat
fitrah adalah bahan makanan pokok di daerah tempat berzakat
fitrah seperti: beras, jagung, tepung sagu, tepung gaplek dan
sebagainya.
b. Zakat Maal
Zakat Maal (harta) adalah zakat yang dikenakan atas
harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau lembaga dengan
syarat- syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
secara hukum (syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara
14
harfiah berarti ‘harta’. Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
15
Kelemahan utama orang miskin serta usaha kecil yang
dikerjakannya sesungguhnya tidak semata-mata pada kurangnya
permodalan, tetapi lebih pada sikap mental dan kesiapan manajemen
usaha. Untuk itu, zakat usaha produktif pada tahap awal harus mampu
mendidik mustahiq sehingga benar-benar siap untuk berubah. Karena
tidak mungkin kemiskinan itu dapat berubah kecuai dimulai dari
perubahan mental si miskin itu sendiri. Inilah yang disebut peran
pemberdayaan.
16
naqli yang secara sharih yang mengatur tentang bagaimana pemberian
zakat kepada mustahik.
ُ َص َد ٰق
Aت لِ ْلفُقَ َرٓا ِء َو ْٱل َم ٰ َس ِكي ِن َو ْٱل ٰ َع ِملِينَ َعلَ ْيهَا َو ْٱل ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوبُهُ ْم َوفِى َّ ِإنَّ َما ٱل
َ َسبِي ِل ٱهَّلل ِ َوٱ ْب ِن ٱل َّسبِي ِل ۖ فَ ِرAب َو ْٱل ٰ َغ ِر ِمينَ َوفِى
يضةً ِّمنَ ٱهَّلل ِ ۗ َوٱهَّلل ُ َعلِي ٌم ِ ٱلرِّ قَا
َح ِكي ٌم
a. Bentuk sesaat, dalam hal ini berarti bahwa zakat hanya diberikan
kepada seseorang satu kali atau sesaat saja. Dalam hal ini juga
berarti bahwa penyaluran kepada mustahik tidak diserati target
terjadinya kemandirian ekonomi dalam diri mustahik. Hal ini
dikarenakan mustahik yang bersangkutan tidak mungkin lagi
mandiri, seperti pada diri orang tua yang sudah jompo, orang
cacat. Sifat dan bantuan sesaat ini idealnya adalah hibah.
17
Sehingga tidak dapat mencari solusi yang tepat demi tercapainya
target yang telah dicanangkan.
7
Lili Badriadi et. al.. 2005. Zakat dan Wirausaha, Jakarta: CED, h. 85-86
18
Menurut M. Daud Ali pemanfataan dana zakat dapat
dikategorikan sebagai berikut:
8
Daud Ali., Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, h. 62-63
19
Disisi lain model pemberian zakat konvensional dengan pola gratis
konsumtif seperti yang diterapkan selama ini hanya dapat diberikan
kepada fakir miskin yang betul-betul tidak mempunyai potensi produktif,
seperti karena usia lanjut, cacat fisik, cacat mental dan sebagainya.
Dengan demikian lembaga amil mempunyai wewenang untuk
menuntaskan kemiskinan mereka dengan seluruh kebijaksanaan dan
pengelolaan harta zakat yang ditangani oleh lembaga zakat.
a. Tahapan Persiapan
20
menyamakan persepsi antar anggota agen perubahan (agent of
change) mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam
melakukan pengembangan masyarakat. Sedangkan pada tahapan
penyiapan lapangan, petugas melakukan studi kelayakan
terhadap daerah yang akan di jadikan sasaran. Pada tahapan ini
terjadi kontrak awal dengan kelompok sasaran.
b. Tahapan Assessment
f. Tahapan Evaluasi
21
pengembangan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan
melibatkan warga.
g. Tahapan Terminasi
B. Penelitian Terdahulu
22
mustahiq akan besar juga.
2. Wina Melyani, Analisis Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian ini berjudul Efektivitas
Pengaruh Pendayagunaan menganalisis pengaruh Zakat Produktif dalam Program
Zakat, Infak, Shadaqah pelaksanaan Program Ikhtiar Pemberdayaan Ekonomi
sebagai Modal Kerja terhadap indikator kemiskinan Masyarakat (Sejuta Berdaya).
terhadap Indikator dan pendapatan per kapita Pembahasan terfokus pola
Kemiskinan dan mustahiq. Penelitian ini dilakukan pendayagunaan zakat produktif
Pendatan Mustahiq (studi dengan mengambil studi kasus dalam mendukung program
kasus: Program Ikhtiar di pada salah sat wilayah tempat pemberdayaan ekonomi masyarakat
Desa Ciaruteun, bogor), dilaksanakannya program Ikhtiar dan sejauh mana efektivitas
Skripsi 2009 yaitu di desa Ciaruteun Ilir, pendayagunaan zakat produktif
Bogor. Pada desa tersebut pada mustahik yang masuk kedalam
diambil 45 responden sabagai program pemberdayaan ekonomi.
sampel penelitian. Hasil Menggunakan metode penelitian
penelitian menunjukkan bahwa kualitatif dan penelitian lapangan.
variabel jumlah tanggungan Penelitian dilakukan di LAZ Al
berpengaruh signifikan, namun Azhar Peduli Ummat.
berhubungan negatif dengan
pendapatan per kapita mustahiq.
Hal ini mengindikasikan
pentingnya perencanaan.
3. Ardi Sucipto, Analisis Penelitian ini melihat sejauh mana Penelitian ini berjudul Efektivitas
Distribusi Zakat dana zakat produktif yang Zakat Produktif dalam Program
Produktif terhadap disalurkan lazis Muhammadiyah Pemberdayaan Ekonomi
Tingkat Pendapatan dan Warungboto terhadap peningkatan Masyarakat (Sejuta Berdaya).
Keuangan Mustahik kesejahteraan mustahik yang Pembahasan terfokus pola
(studi komparasi pada ditandai dengan meningkatnya pendayagunaan zakat produktif
LAZIS Muhammadiyah modal, pendapatan dan keuangan dalam mendukung program
Pimpinan Ranting), usaha mustahik. Jenis penelitian pemberdayaan ekonomi masyarakat
skripsi 2012 yang digunakan kuantitatif dan sejauh mana efektivitas
dengan Teknik analisis data yang pendayagunaan zakat produktif
digunakan dalam penelitian pada mustahik yang masuk kedalam
adalah uji beda data berpasangan program pemberdayaan ekonomi.
(paried sample test). Hasil yang Menggunakan metode penelitian
23
dapat disimpulkan bahwa terdapat kualitatif dan penelitian lapangan.
perbedaan yang signifikan antara Penelitian dilakukan di LAZ Al
modal sebelum dan sesudah Azhar Peduli Ummat.
mendapatkan pinjaman modal
dari dana zakat lazis
Muhammadiyah Warungboto.
4. Aprizal, Strategi Penelitian ini merupakan Penelitian ini berjudul Efektivitas
Fundraising dalam penelitian deskriptif dengan Zakat Produktif dalam Program
Meningkatkan pendekatan kualitatif. Dengan Pemberdayaan Ekonomi
Penerimaan Dana Zakat teknik pengumpulan data Masyarakat (Sejuta Berdaya).
pada Lembaga Al Azhar observasi, wawancara dan Pembahasan terfokus pola
Peduli Ummat, Skripsi dokumentasi. Tujuan penelitian pendayagunaan zakat produktif
2015 adalah untuk mengetahui dalam mendukung program
bagaimana strategi fundrising pemberdayaan ekonomi masyarakat
yang digunakan Al Azhar Peduli dan sejauh mana efektivitas
Ummat serta bagaimana pendayagunaan zakat produktif
implementasinya. Dan hasilnya, pada mustahik yang masuk kedalam
dengan menerapkan strategi program pemberdayaan ekonomi.
membuat program, menyentuh Menggunakan metode penelitian
hati donatur, memintai perusahaan kualitatif dan penelitian lapangan.
dan strategi membuat layanan Penelitian dilakukan di LAZ Al
baik, peningkatan penerimaan Azhar Peduli Ummat.
dana zakat Al Azhar Peduli
Ummat semakin meningkat setiap
tahunnya
C. Kerangka Pemikiran
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mempunyai beberapa arti antara
lain: (1) ada efeknya (akibatnya, pengaruh, dan kesan), (2) manjur atau mujarrab,
(3) membawa hasil, berhasil guna (usaha tindakan) dan mulai berlaku. Dari kata
itu muncul pula keefektifan yang diartikan dengan keadaan, berpengaruh, hal
terkesan, kemanjuran dan keberhasilan. 9 Dalam bahasa yang sederhana lagi dapat
9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, h. 219
24
kita artikan bahwa efektivitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara cepat. 10
b. Sosialisasi Program
c. Tujuan Program
d. Pemantauan Program
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-
barakatu ‘keberkahan’, al-namaa ‘pertumbuhan dan perkembangan’. Sedangkan
menurut istilah, bahwa zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan
tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan
kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. 12 Zakat
10
Amirullah dan Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet ke-2,
h. 8
11
Dr. T. Hani Handoko, M. B. A. 2003. Manajemen, Yogyakarta: DPFE-Yogyakarta, h. 103-105
12
Dr. K.H Didin Hafidhuddin, M.Sc. 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema
Insani, h.7
25
adalah ibadah maaliyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi sangat penting,
strategi, dan menentukkan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam maupun dari sisi
pembangunan kesejahteraan umat.13
13
Ibid
14
Gazi Inayah. Teori Komprehensif Tentang Zakat dan Pajak, h. 198
15
Mubyarto. 2000. Membangun Sistem Ekonomi, Yogyakarta ;BPFE, Cet-1, h.263
26
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Data Primer
b. Data Sekunder
27
ilmiah, internet, dan sumber lain. Sumber ini diperoleh dari
laporan data yang disediakan oleh Al Azhar Peduli Umat
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
Data yang diperoleh dari buku, artikel, dan karya yang diperoleh melalui internet
kemudian diklasifikasikan untuk dimasukkan ke dalam masing-masing variabel,
kemudian dijelaskan. Demikian pula data yang diperoleh dari hasil lapangan, setiap
17
Lexy J Moeleong. 1994. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Karya, h.138
28
pertanyaan dan jawaban dalam wawancara, dimasukkan ke dalam variabel yang sesuai
untuk interpretasi.
Oleh karena itu, analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif
kualitatif. Analisis kualitatif adalah suatu bentuk analisis data dengan menggunakan
norma dan aturan tertentu, tidak hanya mengandalkan angka, tetapi juga dapat digunakan
sebagai metode penelitian melalui wawancara. Kemudian deskripsikan melalui teks yang
memenuhi kaidah penulisan.
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
30
c. Meningkatkan akuntabilitas kinerja lembaga melalui penguatan
sistem dan manajemen yang didukung oleh Sumber Daya Insani
yang profesional.
2. Sejuta Berdaya
31
f. Menanamkan nilai-nilai kepedulian melalui dana tabarru
32
Penelitian ini fokus di salah satu daerah pemberdayaan LAZ Al
Azhar Peduli Ummat di Kelurahan Jampang, Kecamatan Menteng,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat yaitu ‘Pelita Jampang Gemilang’.
33
Bogor, penulis mewawancarai 15 mustahik dan menemukan bahwa
sebelum mengikuti program Sejuta Berdaya, 2 mustahik tidak memiliki
pendapatan harian dan 13 mustahik hanya memiliki pendapatan harian
25.000 hingga 50.000 dolar.
2. Tujuan Program
3. Sosialisasi Program
34
Masyarakat sekitar Desa Jampang Bogor muncul dalam bentuk
lokakarya.
4. Pemantauan (Monitoring)
35
36
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
37
Gemilang, Bogor. Dari 28 mustahik, 15 mustahik yang menjadi
narasumber penulis dalam proses wawancara sudah berhasil
meningkatkan pendapatan per- harinya, mengalami peningkatan dalam
segi sosial dan keagamaan serta mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
dan menabung.
B. Saran
Penelitian ini masih jauh dari sempurna sebagai karya ilmiah untuk
membahas efektivitas penggunaan zakat produktif dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat dalam Proyek Sejuta Pataya, karena masih banyak kekurangan dalam
penulisannya, namun selain itu, Penulis mencoba untuk memberikan saran:
38
DAFTAR PUSTAKA
Kitabullah Al-Qur’an
Ali, Mohammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, Jakarta: universitas
Indonesia (UI-Press), 2006
Amirullah dan Haris Budiyono. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004
Capra, M. Umar. Islam and the Economic Challenge. Jakarta: Gema Insani Press, 2000
Damayanti, Milda Dwi dkk. Efektivitas Program Ekonomi Produktif terhadap Upaya
Pembentukan Mustahik Menjadi Muzakki. Vol 4 No. 2, 2018
Hafidhuddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani, 2002
Hafidhuddin, Didin. Zakat Sebagai Tiang Utama Ekonomi Syari’ah. Jakarta: Masyarakat
Ekonomi Syari’ah (MES), 2006
Lili Badriadi et. al. Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED, 2005
J Moeleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Karya, 1994
39
Setiawan Budi Utomo. Metode Praktis Penetapan Nisab Zakat, Bandung: PT Mizan
Pustaka, 2009
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2012
www.alazharpeduli.com
40