Anda di halaman 1dari 6

PENDISTRIBUSIAN

VAKSIN
No.
:
Dokumen
No.Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
Kepala Puskesmas dr. Reymond
PUSKESMAS Pangihutan
BANJARAN Sirait., MKP
DTP NIP. 19770717
201001 1 020
Pendistribusian vaksin adalah kegitan memindahkan vaksin
1. Pengertian dari tempat penyimpanan vaksin di dalam gudang untuk
digunakann di pelayanan.
Sebagai acuan bagi petugas dalam melakukan
2. Tujuan
pendistribusian vaksin

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12


3. Kebijakan
Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
1. Pedoman Teknis Pengelolaan Vaksin dan Rantai Vaksin
Tahun 2012
4. Referensi
2. Buku panduan Pelatihan Pengelolaan Penyimpanan
Vaksin Yang Efektif (EVSM) di Kabupaten/Kota
Alat:

a. Vaksin carrier dan cool box dingin cair


b. Alat pemantau suhu beku (Freze Tag)
5. Prosedur
Bahan:

a. Vaksin dan pelarut vaksin

1. Petugas menyiapkan vaksin sesuai kebutuhan


berdasarkan sasaran dan jadwal
2. Menerima LPPV (Laporan Penerimaan dan Pemakaian
Vaksin) dari Puskesmas minimal 2 hari sebelum tanggal
6. Langkah –
pengiriman
Langkah
3. Petugas mencatat vaksin tersebut dalam kartu stok
vaksin sebagai pengeluaran
4. Mengerjakan pengentrian dan pengepakan vaksin untuk
di distribusikan besok hari
PENGAMBILAN
VAKSIN
No.
:
Dokumen
No.Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
Kepala Puskesmas dr. Reymond
PUSKESMAS Pangihutan
BANJARAN Sirait., MKP
DTP NIP. 19770717
201001 1 020
Pengambilan vaksin adalah proses pengambilan vaksin oleh
1. Pengertian
petugas untuk memenuhi kebutuhan
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam
2. Tujuan
pengambilan vaksin

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12


3. Kebijakan
Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
1. Pedoman Teknis Pengelolaan Vaksin dan Rantai Vaksin
Tahun 2012
4. Referensi
2. Buku panduan Pelatihan Pengelolaan Penyimpanan
Vaksin Yang Efektif (EVSM) di Kabupaten/Kota
Alat:

a. Vaksin carrier dan cool box dingin cair


b. Alat pemantau suhu beku (Freze Tag)
5. Prosedur
Bahan:

a. Vaksin dan pelarut vaksin

1. Petugas melakukan perencanaan pengambilan vaksin


2. Petugas melakukan pencatatan nomor batch, tanggal
kadaluarsa, label VVM pada vaksin
6. Langkah – 3. Petugas menata vaksin ke dalam vaksin carrier
Langkah 4. Petugas meletakan thermometer suhu pemantau vaksin
5. Penyimpanan, penyusunan dan peletakan vaksin di
refrigerator/Frezer Gudang farmasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung
PENYIMPANAN
VAKSIN
No.
:
Dokumen
No.Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
Kepala Puskesmas dr. Reymond
PUSKESMAS Pangihutan
BANJARAN Sirait., MKP
DTP NIP. 19770717
201001 1 020
Penyimpanan vaksin adalah rangkaian kegiatan
1. Pengertian
penyimpanan vaksin di dalam lemari es dengan suhu 2-8°C
Agar vaksin yang di ambil dan di simpan masih tetap
2. Tujuan
mempunyai potensi baik

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12


3. Kebijakan
Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
1. Pedoman Teknis Pengelolaan Vaksin dan Rantai Vaksin
Tahun 2012
4. Referensi
2. Buku panduan Pelatihan Pengelolaan Penyimpanan
Vaksin Yang Efektif (EVSM) di Kabupaten/Kota
Alat:

a. Kulkas
b. Mesin generator
c. Coolpack
5. Prosedur d. Thermometer

Bahan:

a. Vaksin dan pelarut vaksin

6. Langkah – 1. Pastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik dengan


Langkah ketentuan sebagai berikut:
a. Lemari es pada posisi datar
b. Terlindung dari sinar matahari langsung
c. Terdapat stabilisator pada setiap lemari es
d. Satu stop kontak untuk setiap lemari es
e. Jarak antar lemari es yang satu dengan yang lain 15
– 20 cm
f. Tidak terdapat bunga es yang tebal pada evaporator
2. Letakkan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es
3. Letakkan coolpack pada bagian dasar lemari es
4. Pastikan bahwa semua vaksin berada di dalam dus
vaksin
5. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasinya
a. Sensitf panas (BCG, Campak dan Polio) dekat
evaporator
b. Sensitif beku (Hepatitis B, DPT-HB, TT, DT dan
Td) jauh evaporator
6. Pelarut disimpan pada suhu ruang terlindung dari sinar
matahari langsung
7. Vaksin dengan masa kadaluarsa pendek atau VVM B
diletakan di bagian atas
8. Beri jarak antara dua vakisn 1 – 2 cm untuk sirkulasi
udara
9. Letakkan 1 buah thermometer pada bagian lengan
diantara vaksin
10. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan beku diantara
vaksin yang sensitif beku
11. Letakkan VCCM pada tempat penyimpanan vaksin
BCG. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore
(termasuk hari libur) kemudian catat pada grafik suhu
PENANGAN VAKSIN
BILA LISTRIK
PADAM
No.
:
Dokumen
No.Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :
Kepala Puskesmas dr. Reymond
PUSKESMAS Pangihutan
BANJARAN Sirait., MKP
DTP NIP. 19770717
201001 1 020
Vaksin adalah suatu produk biologic yang terbuat dari
kuman, komponen kumam, atau racun kuman yang telah
1. Pengertian
dilemahkan atau dimatikan dan berguna untuk merangsang
pembentukan kekebalan tubuh seseorang
Sebagai acuan langkah – langkah petugas untuk menangani

2. Tujuan vaksin saat listrik mati dapat menangani program imunisasi


secara …… bila listrik padam

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12


3. Kebijakan
Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
1. Pedoman Teknis Pengelolaan Vaksin dan Rantai Vaksin
Tahun 2012
4. Referensi
2. Buku panduan Pelatihan Pengelolaan Penyimpanan
Vaksin Yang Efektif (EVSM) di Kabupaten/Kota
Alat:

a. Kulkas
b. Mesin generator
c. Coolpack
5. Prosedur d. Thermometer

Bahan:

a. Vaksin dan pelarut vaksin

6. Langkah – 1. Jangan membuka pintu lemari es/freezer yang berisi


Langkah vaksin
2. Periksa suhu pada thermometer, pastikan suhu lemari es
di antara +2°C s/d 8°C dan suhu freezer diantara 15°C
s/d -25°C
3. Hidupkan generator bila ada
4. Bila tidak ada generator,siapkan kotak dingin cair/beku
secukupnya
5. Apabila suhu lemari es sudah mendekati +8°C masukan
kotak cair dingin cair ke dalam lemari es yang berisi
vaksin DPT-HB-HI, TT, HB. DT, Td, IPV, Campak/MR
dan BCG

Anda mungkin juga menyukai