RUANG LINGKUP
I. Pendahuluan
II. Analisis Monosakarida
dan Disakarida
III. Analisis Polisakarida dan
Serat
URGENSI ANALISIS KARBOHIDRAT
A. MONOSAKARIDA
B. OLIGOSAKARIDA
C. POLISAKARIDA
PREPARASI SAMPEL
• Menghilangkan lemak
• Metode ekstrak utk KH dgn BM rendah:
dilarutkan dalam alkohol 80%
• Yg larut dalam alkohol : Monosaccharides
dan oligosaccharides
• Yg tidak larut dlm alkohol : proteins,
polysaccharides, serat
PREPARASI SAMPEL
(lanjutan)
• Pelarut alkohol dievaporasi shg
menghasilkan larutan KH saja
• Catatan penting : bila diduga sampel
msh mengandung komponen lain
seperti : asam amino, asam organik,
pigments, vitamins, minerals dll
maka dilakukan :
– Penambahan bahan penjernih, cth : Pb
Asetat
– Melewatkan sampel pada resin
pertukaran ion
METODE ANALISIS MONOSAKARIDA
& OLIGOSAKARIDA
1. Analisis pati
2. Analisis serat
Metoda Kromatografi &
Elektroforesis
• Kromatografi utk KH : TLC, GC, HPLC
(kombinasi dg NMR / MS)
• Elektroforesis utk KH :
– Direaksikan dg borat lalu dimasukan
ke gel elektroforesis dg voltase
tertentu.
– KH akan dipisahkan berdasarkan ukurannya :
Metode Kimia
A. Metode Titrasi
B. Metode Grafimetrik
C. Metode
Kolorimetrik
Metode Enzimatik
• Metode ini cepat, sangat spesifik dan
peka terhadap konsentrasi rendah
• Sampel dalam bentuk cair dapat diuji
secara langsung, sedangkan sampel
padat harus dilarutkan dalam air
terlebih dahulu.
• Prinsip : ( i ) mengukur produk hasil reaksi
enzim pada substrat atau (ii) mengukur
kecepatan reaksi enzim dalam mengkatalis
reaksi
Contoh Analisa KH dgn
metode enzimatik : D-
Glucose/D-Fructose
• Metode ini untuk menentukan konsentrasi glukosa dan
fruktosa dalam sampel.
• Caranya : glukosa dikonversi menjadi glukosa-6-phosphate
(G6P) menggunakan enzim hexakinase and ATP. Kemudian
G6P dioksidasi dengan NADP +dengan adanya enzim G6P-
dehydrogenase (G6P-DH) :
G6P + NADP + glukonat-6-phosphate + NADPH + H +
• Jumlah NADPH yang terbentuk sebanding dengan
konsentrasi G6P dalam sampel dan dapat diukur dengan
spektrofotometer pada 340nm.
• Kadar fruktosa ditentukan dengan mengubah fruktosa
menjadi glukosa, menggunakan enzim spesifik lain, dan
prosedur di atas diulang lagi.
Contoh Analisa KH dgn Metode Enzimatik
: Maltosa / Sukrosa
• Konsentrasi maltosa dan sukrosa (disakarida)
dalam sampel dapat ditentukan setelah
konsentrasi glukosa dan fruktosa telah
ditentukan oleh metode sebelumnya
• Maltosa dan sukrosa dihidrolisis menjadi
monosakarida oleh enzim a- glucosidase
maltosa + H 2 O 2 glukosa
sukrosa + H 2 O glukosa + fruktosa
• Konsentrasi glukosa dan fruktosa kemudian
dapat ditentukan dengan metode sebelumnya.
Metode Enzimatik
• Masalah utama dengan metode ini pada
penentuan oligosakarida adalah bahwa
oligosaccharida lain juga diubah menjadi
monosakarida oleh enzim a - glucosidase, dan
sulit untuk menentukan dengan tepat jenis
oligosaccharides tersebut. Oleh karena itu,
metode ini hanya berguna ketika telah diketahui
jenis oligosakaridanya, tetapi tidak konsentrasi
relatif mereka.
• Enzim lain yang dapat digunakan : lactose,
galactose dan raffinose
Metode Fisik
A. Polarimetrik
B. Indeks bias
C. Densitas
D. Infra Merah
Metode Immunoassay
Homopolysakarida - Heteropolysakarida
Penghilangan
Proteins
Penghilangan Pati
Pengeringan
Penimbangan
Total Serat
Penentuan serat larut air dan tidak
larut air :
Yaitu dengan penambahan enzim sehingga
padasaat disaring, yg tertinggal dikertas saring
adalah serat tidak larut sedangkan yang
melewati kertas saring adalah serat larut air.
Serat tidak larut air dikeringkan lalu ditimbang
Serat larut air ditambahkan alcohol 95%
agar mengendap, lalu disaring dan yang
tertinggal di kertas saring ditimbang.
Pada serat dapat juga masih
mengandung protein dan mineral, untuk
itu perlu dikoreksi dengan rumus :
Serat = berat residu – berat (protein +
abu)
Prosedur Englyst-Cummings
Sampel defatted + Air Sentrifugasi
Dipanaskan Pencucian
CATATAN :
Metode ini dapat digunakan untuk menentukan total
serat,serat larut dan serat tidak larut tetapi tidak dapat
menentukan kandungan lignin karena lignin tidak
termasuk polisakarida shg tidak dapat dihidrolisis
menjadi monosakarida.
Pada kebanyakan produk pangan hal ini tidak
menjadimasalah karena kandungan ligninnya
rendah.
Jika produk pangan mengandung lignin dalam
jumlah yang tinggi maka metode lain yg dpt
digunakan : metode
gravimetric atau metode kimia (misalnya, method
Selulosa
• Homopolysaccahride linear, biasanya
memiliki hingga 10.000 subunit glukosa
• Agregatnya membentuk mikrofibril
yang memberikan kekuatan dan
kekakuan pada dinding sel tanaman.
Hemicellulosa
• Heteropolysaccharides bercabang
• Bersifat larut dalam larutan alkali
encer
• Bersifat tidak larut dalam air.
Pectin
• Bentuk lain dari
heteropolysaccharides
• Ditemukan di dinding sel
• Kaya asam uronic
• Larut dalam air panas
• Mampu membentuk gel.
Polisakarida non dinding sel
• Kelompok ini adalah kelompok karbohidrat
yang tidak dapat dicerna, tetapi tidak
berasal dari dinding sel tanaman.
• Yang termasuk dalam polisakarida non-
dinding sel adalah hydrocolloids seperti
guar gum, locust bean gum, gum arab,
agar, alginat dan caragenans yang umum
digunakan dalam makanan sebagai gelling
agents, stabilizers dan thickeners.
Lignin
• Lignin adalah polimer non karbohidrat
yang terdiri dari sekitar 40 subunits
aromatik
yan
g terikat secara kovalen.
• Biasanya lignin berikatan juga dengan
selulosa dan hemicelluloses pada dinding
sel tumbuhan.
Penghilangan Lemak
• Sampel yg akan dianalisis dikeringkan
dan dijadikan bubuk terlebih dahulu,
kemudian dilakukan penghilangan
komponen lemak menggunakan
metode ekstraksi pelarut.
Penghilangan Proteins
• Protein dalam sampel dihidrolisis
menggunakan enzim, larutan asam kuat
atau larutan basa kuat, menghasilkan asam
amino.
• Asam amino yg terbentuk :
– dipisahkan dari serat tidak larut dengan
cara penyaringan atau
– dipisahkan dari total serat dengan cara
pengendapan selektif menggunakan etanol.
Penghilangan Pati
• Pati semi-crystalline digelatinisasi dengan
cara pemanasan dalam air kemudian
ditambahkan enzim, asam kuat atau larutan
basa kuat untuk menghidrolisis pati hingga
menghasilkan glukosa.
• Glukosa yg terbentuk :
– dipisahkan dari serat tidak larut dengan
cara penyaringan atau
– dipisahkan dari total serat dengan cara
pengendapan selektif menggunakan etanol.
Pengendapan Selektif pada
Serat Pangan
• Serat pangan dapat dipisahkan dari
komponen lain dalam larutan dengan
menambahkan konsentrasi etanol yang
berbeda untuk menyebabkan presipitasi
selektif.
– Air: monosaccharides , oligosaccharides,
beberapa polysaccharides dan amino acids
bersifat larut; polysaccharides lain dan serat
bersifat tidak larut.
– Larutan 80% ethanol: monosaccharides ,
oligosaccharides dan amino acids bersifat larut;
polysaccharides dan serat bersifat tidak larut.
Karena sifat etanol tersebut maka etanol
dengan konsentrasi tinggi sering digunakan
untuk pengendapan selektif pada serat.
ANALISA
KARBOHIDRAT
ANALISA KARBOHIDRAT
Dlm analisa proksimat, kadangkala tidak dilakukan
analisa karbohidrat (KH)
KH dihitung dari hasil analisa komponen yg lain &
dinyatakan sbg KH ‘by difference’ :
% KH (wb) = [100 – (air+abu+lipid+prot)]%
% KH (db) = [100 – (abu+lipid+protein)]%
Tetapi dng cara tsb, hasilnya mewakili KH total = (yg
tercerna + tidak tercerna) tidak menggambarkan
nilai gizi sebenarnya.
ANALISA GULA REDUKSI
SUKROSA & AMILUM
(Karbohidrat)
KARBOHIDRAT (=hydrated carbon) : karbon yg
mengikat air secara kimiawi = C + H2O
dengan jumlah atom C minimal = 3
Rumus kimia empiris karbohidrat
: (CH2O)n atau Cm(H2O)n
KLASIFIKASI KARBOHIDRAT
•Monosakarida
•5-6 karbon sbg rantai atau cincin : paling dominan di alam adalah
heksosa (6 karbon) terutama glukosa, kmd fruktosa, mannosa,
galaktosa.
•Punya bbrp gugus hidroksil (-OH) dan satu karbonil (-C=O )
•Disakarida
•Dua monosakarida terkondenssasi : sukrosa, laktosa, maltosa
•Polisakarida
•Banyak monosakarida terkondensasi : pati, selulosa, mannan, galaktan,
galaktomannan, pektin, mannoglukan, dll .
Glukosa & Fruktosa struktur linier
Gugus Aldehid
(reduktif)
Gugus Keton
(reduktif)
Glukosa Fruktosa
(Aldosa) (Ketosa)
Perubahan Glukosa ke bentuk cincin
Gugus
reduktif
Bentuk cincin glukosa dan fruktosa
gugus reduktif
Alpha D-glucose
Beta- D-fructose
disakarida lain :
Gugus reduktif
saling menutup
(tidak reduktif)
Gugus reduktif
Pati / Amilum
amilopektin
amilosa
Glikogen dlm
tubuh hewan
polimer glukosa dengan ikatan a (alfa-)
Analisa Karbohidrat
(berdasar pada sifat/daya reduktif gula)
Analisis
Persiapan sampel : digiling, dihilangkan lipida dan klorofilnya
dengan ekstraksi menggunakan eter.
Mengekstraksi karbohidrat yang dapat larut dengan air, kemudian
dijernihkan dengan timbal asetat
Larutan karbohidrat ditentukan dengan : analisis gula reduksi
(metoda Luff, atau Nelson), atau enzimatis, atau polarimetri, atau
kromatografi
Analisa gula dengan metoda Luff
Prinsip : gula reduksi + kuprisulfat berlebihan dalam
larutan alkalis akan menjadi asam gula dan endapan
kuprooksida berwarna merah
Sisa kuprisulfat untuk mengoksidasi KI menjadi I2 yang
kemudian di titrasi menggunakan tiosulfat dengan
indikator amilum sampai warna biru hilang
Untuk mengetahui kuprisulfat mula-mula maka dilakukan
titrasi blanko
Selisih titrasi blanko dan sampel = menunjukkan
banyaknya kupri yang bereaksi dengan gula, dan
banyaknya gula dapat ditentukan berdasarkan tabel yang
tersedia.
2 2 = X2 Y2 X22 Y 22 X2Y2
3 4 = X3 Y3 X32 Y 32 X3Y3
4 6 = X4 Y4 X42 Y 42 X4Y4
5 8 = X5 Y5 X52 Y 52 X5Y5
6 10 = X6 Y6 X62 Y 62 X6Y6
n x y x2 y2 xy
Persamaan kurva standar linier : Y = a + bX
Dimana : b = [ nxy - xy ] / [ nx2 – (x)2 ]
a = [ y – b x ] / n
Dengan
[ nxy - xy ]
koefisien r=
regresi [nx2 –(x)2]1/2 [ny2 – (y)2]1/2
Xs
Konsentrasi (mg/100mL) X
• Sampel yang akan dianalisis gula reduksinya harus diencerkan sampai kadar
gulanya masuk dalam kisaran kadar gula kurva baku (dalam contoh di atas
antara 0 – 10 mg/100 mL , atau lebih baik lagi antara 4 – 8 mg/100mL ) .
•Contoh : akan dianalisa kadar glukosa dari serbuk glukosa yang diperkirakan
kadarnya sekitar 90% . sampel tsb diper-siapkan sbb :
D*Ditimbang 0.1 gr serbuk/kristal glukosa dan dilarutkan jadi 50mL Dipipet 3mL
larutan tsb dan diencerkan menjadi 100mL akan diperoleh lartan glukosa dengan
kadar sekitar = (3/100) x (0.9)100mg/50mL ~ + 2.7 mg/50 mL
atau + 5.4 mg/100 mL
· *Dipipet larutan glukosa encer tsb 1 mL ditambah 1 mL rea-gensia Nelson dan
selanjutnya diperlakukan sama seperti pada prosedur di atas. Hasil pembacaan
absorbansinya dimasukkan ke persamaan kurva standar diperoleh kadar gula
reduksi-nya.
Contoh : akan dianalisa kadar gula madu yg diduga
berkadar air 22% dan berkadar gula reduk -si + 67%
dapat kita siapkan sbb :
ditimbang + 1 gr madu dan diencerkan dng air 25
mL(lart.A);
kmd dipipet 1 mL lartn (A) dan diencerkan 25
mL(lart.B); kmd dipipet 1 mL lartn (B) dan dien-
cerkan menjadi 25 mL (= lartn C)
Akan diperoleh larutan madu (C) dng kadar gula
sekitar = (1/25)x(1/25) x 670 mg = +1.072 mg/25 mL
atau +4,29 mg/100 mL.
Analisa gula dengan polarimeter
1. Larutan harus jernih dan tidak berwarna
2. Larutan tidak mengandung bahan asing yang bersifat
optis aktif
3. Konsentrasi gula pada daerah kerja optimum
polarimeter
[α]tD = (100 x α ) : (L x C)
[α] = rotasi spesifik ; D = sinar natrium (589nm)
t = suhu oC ; α = sudut putar pengamatan
C = kadar (g/100ml) ; L = panjang tabung (dm)
Penentuan/analisa kadar sukrosa
Prinsip : sukrosa dihidrolisa dengan asam atau
enzim invertase menjadi glukosa dan fruktosa atau
gula invert (gula reduksi) kemudian gula invert
ditentukan dengan metoda Luff atau Nelson
C12H22O11 + H2O C6H12O6+ C6H12O6
Sukrosa glukosa fruktosa
1 0 0.21 0 0.0441 0
[ nxy - xy ]
[nx2 –(x)2]1/2 [ny2 – (y)2]1/2
r=
1 0 0.21 0 0.0441 0
[ nxy - xy ]
[nx2 –(x)2]1/2 [ny2 – (y)2]1/2
r=