70 - 20210625094320 - Pertemuan 13 - Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
70 - 20210625094320 - Pertemuan 13 - Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Internasional
B
A C
D
Ekonomi Makro
Pertemuan 12
Dosen Pengajar: Bida Sari, S.P, M.Si.
Pandangan mazhab Merkantilis dan Klasik
Kemunculan mazhab merkantilisme Ada banyak faktor yang mendorong kemunculan paham merkantilisme
dimulai sejak Abad Pertengahan, antara ini. Eatwell (1987: 445), menjelaskan salah satu di antaranya adalah
abad ke-14 dan ke-17, atau pada masa
perkembangan pemikiran ekonomi Eropa yang dipengaruhi oleh
kejayaan Laissez-Faire. Pemikiran
Merkantilisme sendiri mulai dituangkan kebijakan ekonomi nasional.
dalam bentuk tulisan pada tahun 1613. 1) banyaknya penemuan dan penaklukan wilayah –wilayah geografi
Toko h –tokoh yang men ggawangi baru oleh negara –negara Eropa;
penulisan merkantilisme adalah Antonio
Serra, Thomas Munn, JB Colbert, 2) adanya arus-arus modal baru, baik dari wilayah geografi baru
Mirabeau dan David Hume. Mazhab maupun ke wilayah geografi baru tersebut;
merkantilisme merepresentasikan suatu
3) kebangkitan para raja dan saudagar yang mendorong nasionalisme;
kelompok dengan cita-cita dan ideologi
kapitalisme komersial, serta pandangan 4) perkembangan perdagangan lokal, menuju ke perdagangan baru ke
mengenai politik kemakmuran negara luar negeri dengan tujuan untuk mendapat keuntungan lebih besar
yang ditujukan demi memperkuat posisi lewat perdagangan luar negeri;
dan kemak muran negara melebihi
kemakmuran perseorangan. 5) meredupnya kekuasaan lama gereja dan golongan ningrat
By : BIDA SARI, SP, MSi
Asal-usul dalam perdagangan Teori Ricardo (dasar negara-negara
internasional dikemukakan oleh menjalankan sistem perdagangan
ahli-ahli ekonom pada abad ke-16 bebas), menerangkan mengenai
& 17, yang berpendapat bahwa keuntungan yang dapat diperoleh
perdagangan luar negeri merupakan dari spesialisasi dan perdagangan,
sumber kekayaan untuk suatu me r upak a n t eo ri y ang hi ng ga
negara, dengan cara menjual sekarang menjadi dasar kepada teori
barang-barangnya ke luar negeri. perdagangan luar negeri
Contoh Soal 1 :
Angka yang diberi menunjukkan bahwa di negara B seorang pekerja dapat memproduksikan
kain lebih banyak dari seorang pekerja di negara A. Ini berarti pekerja di negara B adalah
lebih efisien dari negara A dalam menghasilkan kain dan dapat dikatakan bahwa Negara B
mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksikan kain.
Gambaran di atas juga menunjukkan bahwa seorang pekerja di Negara A dapat
memproduksi lebih banyak beras dari seorang pekerja di negara B. Dengan demikian
Negara A mempunyai keuntungan mutlak dalam produksi beras.
10 kg beras)
Keadaan III: Penggunaan sesudah perdagangan (Kurs pertukaran :1 helai pakaian = 100
Negara Konsumsi beras Konsumsi Pakaian
Indonesia 5000 kg 500 helai 1.000 - (5.000/10)
Thailand 5000 kg 500 helai 5.000/10)
By : BIDA SARI, SP, MSi
Sebelum spesialisasi Sesudah spesialisasi
Setiap unit faktor produksi akan Thailand dapat memproduksi 10.000
menghasilkan 3.000 kg beras dan 500 kg beras, tanpa spesialisasi
pakaian di Indonesia dan 5.000 kg Indonesia dan Thailand hanya
beras dan 250 pakaian di Thailand. dapat memproduksi 8000 kg beras
Thailand mempunyai keuntungan saja (lihat keadaan 1).
mutlak dalam menghasilkan beras dan
Indonesia dalam menghasilkan pakaian.
Juga produksi pakaian akan
Harga relatif di Indonesia 1 pakaian = bertambah banyak, yaitu dari 750
6 kg beras. Di Thailand 1 pakaian = helai sebelum spesialisasi menjadi
2 0 k g b e r a s . 1.000 helai sesudah spesialisasi.
Dapatlah dikatakan bahwa harga Produksi dapat digunakan dengan
pakaian secara relatif adalah murah l e b i h e f i s i e n
di Indonesia, dan beras secara relatif
adalah murah di Thailand By : BIDA SARI, SP, MSi
Kurs pertukaran Keuntungan Perdagangan
Pertanyaan :
A. Negara manakah yang mempunyai keuntungan berbanding dalam
memproduksikan barang X? Dalam memproduksikan barang Y?
B. Tentukan tingkat produksi sesudah spesialisasi. Apabila harga pertukaran
dalam perdagangan adalah seunit barang X = 2,5 unit barang Y dan Negara B
akan menggunakan 8 juta unit barang X. Hitunglah ekspor dan impor yang
dilakukan masing-masing negara dan tingkat konsumsi di masing-masing
negara sudah perdagangan dilakukan.
C. Nyatakanlah pemisalan-pemisalan yang digunakan dalam analisis yang dibuat
By : BIDA SARI, SP, MSi
Penjelasan pertanyaan A
Keadaan I: Produksi Sebelum Spesialisasi
Dari keadaan ini dapatlah dikatakan harga-harga barang X adalah relatif lebih
murah di negara B (karena barang Y yang dikorbankan untuk memperoleh X adalah
lebih sedikit di negara B kalau dibandingkan dengan di negara A) dan barang Y
adalah relatif lebih murah di negara A. Dalam keadaan seperti ini di negara B
dikatakan mempunyai keuntungan berbanding dalam memproduksikan barang X.
Sedangkan negara A dikatakan mempunyai keuntungan berbanding dalam
memproduksi barang Y.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa apabila kedua negara ingin
mengadakan perdagangan maka negara A harus mengadakan spesialisasi dalam
memproduksi barang Y dan negara B mengkhususkan dalam memproduksikan barang
X. Negara A mempunyai keuntungan berbanding bila memproduksi barang Y
sedangkan negara B mempunyai keuntungan berbanding bila memproduksikan barang
X. Sesudah spesialisasi produksi, negara A dapat memproduksikan 60 juta unit barang
Y sedangkan negara B dapat memproduksi 16 juta unit barang X.
By : BIDA SARI, SP, MSi
Keadaan III: Penggunaan sesudah perdagangan (Kurs pertukaran :1 barang X = 2,5 barang Y)
Negara Barang X Barang Y
A 8 40
B 8 20
1 8
X = 2,5 y dan negara B akan menggunakan 8 juta unit barang X >> =
2,5 20
Negara B mengekspor barang X kepada negara a sebanyak 8 juta unit dan
mengimpor 20 juta unit barang y dari
Negara anegara a mengekspor barang ye kepada negara B sebanyak 40 juta
unit dan mengimpor 8 juta unit barang X dari negara B
Keburukan Globalisasi
beberapa implikasi buruk globalisasi yang meningkatkan ketidakstabilan dalam kegiatan
ekonomi dalam jangka pendek dan akan menimbulkan efek buruk kepada prospek
pertumbuhan ekonomi yang dapat di capai dalam jangka panjang.
1) Menghambat pertumbuhan sektor indrusti manufaktur
2) Memperburuk keadaan neraca pembayaran
3) Sector keuangan semakin tidak stabil
4) Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
By : BIDA SARI, SP, MSi
Thank You