Tim Teknis
JAKARTA 2022
PANDUAN TEKNIS (TECHNICAL GUIDANCE)
Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin baratan. Pertemuan
angin terjadi di Sumatera bagian utara dan selatan, utara Kalimantan, dan utara Papua.
Pola siklonik terlihat di perairan utara Maluku.
Pada Dasarian I Januari 2023, aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi
didominasi oleh angin baratan. Pertemuan angin terjadi di utara Sumatera, Laut Jawa
dan Sulawesi bagian tengah. Terdapat potensi pola siklonik di utara Kalimantan.
(Gambar 1).
Gambar 1. Peta Analisis Angin Lapisan 850mb Dasarian III Desember 2022 (kiri) dan Prediksi Angin
Lapisan 850mb Dasarian I Januari 2023 (kanan)
Analisis MJO (Madden Julian Oscillation) dan Anomali OLR (Outgoing Longwave
Radiation)
Analisis pada Dasarian III Desember 2022 menunjukkan MJO aktif di fase 7, kemudian
diprediksi kembali tidak aktif pada Dasarian I Januari 2023. Prediksi anomali OLR
secara spasial pada Dasarian I Januari 2023 menunjukkan potensi pertumbuhan awan
pada sebagian wilayah Indonesia yang kemudian terus berkurang hingga akhir
Dasarian II Januari 2023 diseluruh wilayah Indonesia. (Gambar 2)
Gambar 2. Peta Analisis dan Prediksi MJO serta Gelombang Atmosfer Ekuatorial lainnya
(update Dasarian III Desember 2022)
Secara umum, pada Dasarian III Desember 2022, Anomali SST di wilayah Nino3.4
(Pasifik tengah dan timur) menunjukkan kondisi La Nina Lemah dan Anomali SST di
Samudra Hindia menunjukkan fase Indian Ocean Dipole (IOD) Netral. Di Samudra
Hindia, umumnya anomali SST bagian barat dalam kondisi dingin (anomali negatif)
hingga netral dan bagian timur hangat (anomali positif). (Gambar 3).
Gambar 3. Peta Analisis Anomali SST Wilayah Tropis (update Dasarian III Desember 2022)
Anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia umumnya menunjukkan kondisi normal (-
1.0 °C sampai dengan +1.0 °C). SST hangat terjadi pada perairan di sekitar Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Sedangkan SST dingin teramati di sekitar perairan
barat Sumatera. (Gambar 4).
Gambar 4. Peta Analisis Anomali SST Perairan Indonesia (Dasarian III Desember 2022)
Indeks ENSO berdasarkan anomali SST Nino 3.4 pada Dasarian III Desember 2022
sebesar –0.93 menunjukkan kondisi La Niña Lemah masih bertahan. BMKG dan
sebagian pusat layanan iklim dunia memprediksi La Niña masih akan berlangsung
hingga Maret 2023, kemudian berangsur menuju kondisi Netral. Sementara itu Indeks
IOD Dasarian III Desember 2022 sebesar 0.19 (Netral). BMKG dan sebagian besar
pusat layanan iklim lainnya memprediksi kondisi IOD Netral akan bertahan hingga Juni
2023.
Gambar 5. Grafik Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD (update Dasarian III Desember 2022)
Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut pada Dasarian III Desember 2022
menunjukkan secara umum HTH dengan kategori Sangat Pendek hingga Pendek
terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Wilayah dengan HTH kategori Menengah
terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepri, Jambi, Lampung, Nusa
Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Wilayah dengan HTH kategori Panjang, Sangat
Panjang dan Ekstrem Panjang Tidak Ada (Gambar 6).
Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 76% wilayah Indonesia sudah masuk musim
hujan. Wilayah yang sudah mengalami musim hujan meliputi sebagian besar Pulau
Sumatera, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Kalimantan, NTB, NTT, sebagian besar
Pulau Sulawesi, sebagian Maluku Utara bagian utara dan selatan, Maluku bagian
tengah, dan sebagian besar Papua Barat dan Papua. (Gambar 7)
Pada Dasarian I Januari 2023 sifat hujan umumnya diprediksi antara Bawah Normal
hingga Normal. Wilayah yang diprediksikan mengalami sifat hujan kategori Atas Normal
meliputi pesisir Barat Bengkulu, Banten bagian Selatan, sebagian kecil Jawa Timur,
sebagian Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, sebagian
Sulawesi Selatan dan sebagian Kecil Papua (Gambar 11).
5. PERINGATAN DINI KEKERINGAN METEOROLOGIS
Gambar 12. Peta Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis (rilis Dasarian III Desember 2022).
Untuk dasarian I Januari 2023 (Gambar 14), seluruh wilayah DKI Jakarta diprediksi
memiliki potensi banjir kategori Aman.
Gambar 14. Informasi Prediksi Daerah Potensi Banjir wilayah DKI Jakarta Dasarian I Januari 2023
Potensi Banjir Indonesia Secara Umum
Untuk Dasarian I Januari 2023 (Gambar 15), wilayah Indonesia yang diprediksi memiliki
potensi banjir dengan kategori Tinggi, meliputi: Provinsi Banten (Kab. Pandeglang),
Provinsi Nusa Tenggara Timur (Kab. Kupang, Kota Kupang), dan Sulawesi Selatan
(Kab. Barru, Bone Gowa, Jeneponto, Kota Makassar, Maros, Pangkajene Kepulauan,
Soppeng, Takalar). Untuk wilayah Indonesia yang diprakirakan memiliki potensi banjir
dengan kategori Menengah, meliputi: Provinsi Jambi (Kab. Merangin), Provinsi
Bengkulu (Kab. Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Kota Bengkulu,
Muko-Muko, Seluma), Provinsi Banten (Kab. Lebak, Pandeglang, Serang), Provinsi
Jawa Barat (Kab. Ciamis, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Sukabumi), Provinsi Jawa
Tengah (Kab. Banjarnegara, Banyumas, Batang, Brebes, Cilacap, Demak, Jepara,
Kebumen, Kendal, Kota Semarang, Kudus, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga,
Purworejo, Tegal, Wonogiri, Wonosobo), Provinsi D.I. Yogyakarta (Kab. Bantul, Kulon
Progo), Provinsi Jawa Timur (Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Pacitan, Pasuruan,
Probolinggo, Situbondo), Provinsi Bali (Kab. Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar,
Jembrana, Karangasem, Klungkung, Kota Denpasar, Tabanan), Provinsi Nusa
Tenggara Barat (Kab. Bima, Lombok Barat), Provinsi Nusa Tenggara Timur (Kab. Belu,
Kota Kupang, Kab. Kupang, Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Rotendao,
Sumba Barat Daya, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara), Provinsi Kalimantan
Barat (Kab. Sambas), Provinsi Kalimantan Timur (Kab. Berau, Kutai Timur), Provinsi
Kalimantan Utara (Kab. Bulungan, Malinau, Nunukan), dan Provinsi Sulawesi Selatan
(Kab. Barru, Bone, Gowa, Jeneponto, Maros, Soppeng).
Gambar 15. Informasi Prakiraan Daerah Potensi Banjir Indonesia untuk Dasarian I Januari 2023
Gambar 16. Normal Suhu Rata-rata Bulanan 1991-2020 dan Suhu Rata-rata Bulanan Hingga Desember
2022
Gambar 17. Anomali dan Suhu Rata-rata Bulan Desember Selama Periode 1981-2022
Secara kewilayahan, anomali suhu udara rata-rata per-stasiun pada bulan Desember 2022
umumnya menunjukkan nilai anomali negatif (lebih rendah dari rata-rata klimatologisnya)
dan nilai anomali positif (lebih tinggi dari rata-rata klimatologisnya) yang relatif cukup
seimbang menyebar diseluruh Indonesia (Gambar 18). Anomali maksimum tercatat di
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi – Manado (sebesar 0.6 oC), sedangkan anomali
minimum tercatat di Stasiun Stasiun Meteorologi Karel Satsuit Tubun - Maluku Tenggara
(sebesar -1.0 oC).
Gambar 18. Peta Anomali Suhu Rata-rata Desember 2022 Tiap Stasiun (Terhadap Periode 1991-2020)
Gambar 19. Peta Suhu Rata-rata Desember 2022 Tiap Stasiun
Terhadap bulan sebelumnya (November 2022), perbedaan (selisih) suhu udara rata-rata
bulan Desember 2022 dari 86 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia umumnya
menunjukkan penurunan suhu (nilai negatif) hampir di seluruh Indonesia. Peningkatan
suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Banyuwangi – Jawa Timur (sebesar 0.6 oC),
sedangkan penurunan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Kualanamu –
Sumatera Utara (sebesar - 1.1 °C) (Gambar 20).
Gambar 20. Selisih Suhu Rata-rata Bulan Desember 2022 Terhadap November 2022
Konsentrasi CO2 pada umumnya menunjukkan pola diurnal, dengan nilai tertinggi pada
pagi hari saat belum terjadi fotosintesis dan nilai terendah pada siang menjelang sore
hari saat fotosintesis sedang berlangsung. Tingginya konsentrasi GRK di perkotaan
diwakili oleh pemantauan CO2 di Kemayoran. Saat ini pemantauan GRK di Kemayoran
dilakukan pada ketinggian diatas 10 meter (inlet sampling berada di atas gedung C
BMKG Kemayoran) dan bebas dari pepohonan di sekitarnya. Pemantauan ini
memperlihatkan adanya aktivitas antropogenik di sekitar kawasan tersebut. Kegiatan
yang paling dominan di sekitar Kemayoran adalah transportasi dan hasil pembuangan
dari bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan yang dapat mengakibatkan
konsentrasi gas CO2 meningkat di perkotaan dan akan menyerap panas lebih banyak
sehingga suhu udara meningkat.
Untuk konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) di Kemayoran saat ini tidak dapat
ditampilkan karena peralatan masih dalam tahap pemeliharaan rutin peralatan.
Penurunan konsentrasi CO2 di siang hari dipengaruhi oleh berkurangnya aktivitas
perkantoran dan transportasi di sekitar Kemayoran serta aktivitas fotosintesis
tumbuhan. Siklus diurnal konsentrasi karbon dioksida terjadi jika konsentrasi CO2 lebih
rendah di siang hari di saat tumbuhan sedang menyerap CO2 untuk proses fotosintesis
dan lebih tinggi di malam hari di saat tumbuhan sedang mengeluarkan CO 2 sebagai
hasil proses respirasi. Untuk konsentrasi CH 4 di Kemayoran belum dapat ditampilkan
karena terjadi kerusakan pada mini hidrogen generator sehingga tidak ada
pengamatan, diharapkan alat dapat beroperasi pada tahun 2023.
Peralatan pemantau GRK di Stasiun Klimatologi Semarang saat ini berhenti beroperasi
dikarenakan adanya masalah pada alat pemantau. Peralatan pemantau GRK yang ada
di Semarang harus dibawa ke BMKG Pusat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Berdasarkan Gambar 22, untuk konsentrasi CH4 per-jam di Dasarian I Desember 2022
hingga Dasarian III Desember 2022 di Stasiun GAW Bukit Kototabang, tidak terlihat
pola yang jelas seperti pada grafik konsentrasi CO2 karena konsentrasi CH4 tidak seperti
konsentrasi CO2 yang dipengaruhi oleh proses fotosintesis tumbuhan.
Proses meningkatnya CH4 lebih banyak dipengaruhi oleh aktivitas manusia, seperti
pembakaran bahan bakar fosil, pertanian dan peternakan. Konsentrasi meningkat
biasanya sesuai dengan meningkatnya aktivitas manusia. Jika dilakukan perbandingan
tiap dasarian maka konsentrasi CH4 minimum pada Dasarian I Desember 2022 dengan
nilai 1,932 ppm pada pukul 22.00 WIB dan maksimum terjadi pada Dasarian II
Desember 2022 dengan nilai kisaran 2,108 ppm pada pukul 05.00 WIB. Pemantauan
yang dilakukan di Kemayoran dan di Stasiun GAW Bukit Kototabang dapat digunakan
untuk membandingkan konsentrasi CO2 di lokasi perkotaan dan di daerah remote area.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya kepadatan penduduk dan
kepadatan lalu lintas, arah dan kecepatan angin, topografi, dan letak geografis. Rata-
rata konsentrasi CO2 pada daerah perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan daerah
remote area. Pemberlakuan pengurangan kendaraan bermotor dan jumlah karyawan
yang masih banyak bekerja dari rumah dapat mempengaruhi aktivitas antropogenik di
sekitar lokasi pemantauan.
Di sisi lain, Stasiun GAW Bukit Kototabang terletak di dataran tinggi dan jauh dari
keramaian lalu lintas, sehingga konsentrasi CO2 di Stasiun GAW Bukit Kototabang
dapat dijadikan referensi untuk pemantauan kualitas udara yang mewakili udara bersih
di Indonesia.
Gambar 23. Rata-Rata Per Jam Konsentrasi PM2.5 Dasarian III Desember 2022
Berdasarkan hasil pemantauan konsentrasi PM2.5 selama Dasarian III Desember 2022 dari
27 (dua puluh tujuh) lokasi pemantauan, rata-rata per jam masih berada di bawah ambang
batas yang diperbolehkan (NAB<65 µg/m³) dengan kategori Baik hingga Sedang.
Informasi Rata-Rata Harian Konsentrasi Partikulat (PM2.5)
Kondisi kualitas udara dari hasil pemantauan rata-rata harian konsentrasi PM2.5 selama
Dasarian III Desember 2022 (Gambar 24) berada pada kategori Baik hingga Sedang.
Kondisi kualitas udara dinilai Baik selama periode 21–31 Desember 2022 terjadi pada
lokasi; Tanjung Harapan, Sorong, Sintang, Pangkalanbun, Kotabaru, Indrapuri dan 3 lokasi
GAW (Kototabang, Palu, dan Sorong). Kondisi kualitas udara dinilai Sedang selama
periode 21–31 Desember 2022 terjadi pada lokasi Medan dan Pesawaran. Untuk kondisi
kualitas udara dinilai Baik hingga Sedang selama periode 21–31 Desember 2022 terjadi
pada lokasi; Supadio, Semarang, Samarida, Pontianak, Stamet Pekanbaru, Stamet
Palembang, Staklim Palembang, Mlati, Maros, Malang, Kemayoran, Stamet Jambi, Staklim
Jambi, Bengkulu, Batam, dan Banjarbaru.
KESIMPULAN
Sementara itu Indeks IOD Dasarian III Desember 2022 sebesar 0.19 (Netral). BMKG
dan sebagian besar pusat layanan iklim lainnya memprediksi kondisi IOD Netral akan
bertahan hingga Juni 2023.
- PERKEMBANGAN MUSIM
Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 76% wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan.
Wilayah yang sudah mengalami musim hujan meliputi sebagian besar Pulau Sumatera,
sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Kalimantan, NTB, NTT, sebagian besar Pulau
Sulawesi, sebagian Maluku Utara bagian utara dan selatan, Maluku bagian tengah, dan
sebagian besar Papua Barat dan Papua.
I. Kategori AWAS: Provinsi Bali, Banten, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
II. Kategori SIAGA: Provinsi Bali, Banten, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
III. Kategori WASPADA: Provinsi Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Tim Penyusun: