BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia pernah mengalami krisis moneter pada tahun 1998 yang mengaikbat
sektor usaha terkena dampaknya. Tidak sedikit usaha besar harus mengalami
kerugian. Hanya sektor Usaha Mikro Kecil Menengah yang mampu bertahan
disituasi sulit tersebut. Jumlah UMKM di Indonesia terus mengalami
pertumbuhan setiap tahunnya.
Tabel 1.1 Jumlah UMKM di Indonesia Tahun 2015-2019
Jumlah UMKM
No Tahun
(Unit)
1 2015 59.262.772
2 2016 61.651.177
3 2017 62.922.617
4 2018 64.194.057
5 2019 65.465.497
1
Kecil Menengah dalam menyerap jumlah tenaga kerja yang ada di Indonesia dari
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019:
Tabel 1.2 Kontribusi Usaha Mikro Kecil Menengah dalam Menyerap Jumlah
Tenaga Kerja Tahun 2015 -2019
No Tahun Persen (%) Jumlah Tenaga Kerja
(Orang)
1 2015 96,7 123.229.387
2 2016 97 112.828.610
3 2017 97,02 116.673.416
4 2018 97 116.978.631
5 2019 96,62 119.562.843
Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
Tabel 1.5 Jumlah WPOP UMKM dan Tingkat Kepatuhan Tahun 2017-2021
di KPP Pratama Jakarta Jatinegara
No Tahun WPOP WPOP Kepatuhan WPOP
UMKM UMKM yang UMKM dalam persen (%)
yang Melaporkan
Terdaftar SPT
1 2017 3.491 2.427 69,5
2 2018 3.626 2.508 69
3 2019 4.589 2.616 57
4 2020 3.074 2.409 78,3
Sumber: KPP Pratama Jakarta Jatinegara, 2022
3
KPP Pratama Jakarta Jatinegara telah melakukan berbagai macam dalam
upaya meningkatkan jumlah Wajib Pajak di wilayah Jatinegara dengan
melaksanakan sosialisasi melalui media cetak, media online atau penyuluhan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian (Wardani & Wati, 2018) mengenai
sosialisasi perpajakan memaparkan bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh
positif terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Faktor lain yang dapat
mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak ialah tarif pajak. Tarif pajak yang rendah
dapat meringankan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah dalam membayar pajak
setiap bulannya. Penelitian terdahulu mengenai tarif pajak oleh (Manubulu &
Rupilu , 2020) menyatakan bahwa tarif pajak berpengaruh positif signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak. . Faktor selanjutnya yang dianggap dapat
mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak adalah sanksi pajak, penerapan sanksi
pajak yang tegas mewujudkan Wajib Pajak akan patuh dalam membayar pajak.
Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh (Listyaningsih, Nurlaela, &
Dewi, 2019) menyatakan bahwa sanksi pajak memiliki pengaruh positif terhadap
kepatuhan Wajib Pajak
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah Sosialisasi Pajak Berpengaruh terhadap Kepatuhan WPOP
UMKM dalam Membayar Pajak berdasarkan PPh PP Final No 23 Tahun
2018?
4
kepatuhan WPOP UMKM dalam membayar pajak berdasarkan PPh Final PP No
23 Tahun 2018.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk membuktikan pengaruh sosialisasi pajak terhadap kepatuhan WPOP
UMKM dalam membayar pajak berdasarkan PPh Final PP No 23 Tahun 2018.
2. Untuk membuktikan tarif pajak terhadap kepatuhan WPOP UMKM dalam
membayar pajak berdasarkan PPh Final PP No 23 Tahun 2018.
3. Untuk membuktikan sanski pajak terhadap kepatuhan WPOP UMKM dalam
membayar pajak berdasarkan PPh Final PP No 23 Tahun 2018.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut.
1. Bagi WPOP UMKM
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada wajib
pajak orang pribadi pemilik UMKM mengenai pentingnya informasi
mengenai pajak penghasilan final yang berlaku di Indonesia sehingga dapat
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban
membayar pajak.
2. Bagi KPP Pratama Jakarta Jatinegara
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi atau masuka bagi
KPP Pratama Jakarta Jatinegara, terkait mengenai sosialisasi pajak, tarif pajak,
sanksi pajak, dan pengetahuan perpajakan dalam rangka meningkatkan
kepatuhan wajib pajak orang pribadi UMKM dalam membayar pajak.
3. Bagi Universitas Djuanda
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi mengenai
perpajakan UMKM yang berlaku di Indonesia dan faktor apa saja yang
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang pribadi UMKM dalam
melaksanakan kewajiban membayar pajak tersebut.
4. Bagi peneliti selanjutnya
5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi
bagi para pembaca sehingga dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri atas lima bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Berikut unsur-unsur yang terdapat pada bab ini, latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Unsur-unsur yang terdapat pada bab ini berupa penelitian
terdahulu, tinjauan teori yang berfungsi untuk memperkuat
peneliti sebagai human instrument, sehingga mampu
membuat pertanyaan, analisis data dan membuat fokus
penelitian dan kesimpulan. Penggunaan jurnal atau internet
sebagai referensi untuk mengemukakan landasan teori lebih
diutamakan.
BAB III METODE PENELITIAN
Unsur-unsur yang terdapat pada bab ini berupa objek dan
lokasi penelitian, metode penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Unsur-unsur yang terdapat dalam bab ini berupa gambaran
umum perusahaan, hasil penelitian dan pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Unsur-unsur yang terdapat dalam bab ini berupa
kesimpulan dan saran.
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam penelitian, antara lain:
a. Hermin Nainggolan, Siti Patimah. 2019
“Pengaruh Pemahaman Peraturan, Sanksi dan Kesadaran Wajib Pajak Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak di
Balikpapan”. Hasil penelitian: menunjukan bahwa pemahaman, peraturan, sanksi,
dan kesadaran Wajib Pajak secara simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak di Balikpapan
b. Ahmad Nurkhin, Ine Novanty, Muhsin, & Sumiadji. 2018
“The Influence of Tax Understanding, Tax Awareness and Tax Amnesty
toward Taxpayer Compliance”. Hasil penelitian: menunjukkan bahwa pemahaman
perpajakan, kesadaran wajib pajak dan persepsi amnesti pajak terbukti
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
c. Herry Aprilia Manubulu, Yohanis Rupilu. 2019
“Pemahaman Peraturan Perpajakan, Tarif Pajak, dan Asas Keadilan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak”. Hasil menunjukan: bahwa pemahaman peraturan
perpajakan memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, tarif pajak
memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dan asas keadailan
memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan, sosialisasi
pajak secara langsung mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak UMKM.
2.2 Tinjaun Teori
2.2.1 Theory of Planned Behaviour
Lestary, Sueb, & Yudianto (2021:90), Theory of Planned Behaviour
dapat membantu dalam memahami perilaku manusia. Teori ini pada
awalnya Theory of Reason Acction. Teori ini dikembangkan oleh ahli
psikologi yaitu Icken Ajzen dan Martin Fishbein pada tahun 70-an.
Tujuan nya teori ini adalah memahami faktor yang mempengaruhi
pembentukan perilaku
2.2.2 Pajak
7
Mustaqiem (2014:32), pengertian pajak merupakan pungutan yang
dikumpulkan oleh pemerintah yang berlandaskan undang-undang sifatnya
memaksa dan tidak mendapatkan imbalan secara langsung, pajak digunakan
dalam rangka pembangunan nasional.
2.2.3 PP No 23 Tahun 2018
Berikut ini penjelasan mengenai PP No 23 Tahun 2018:
1. Ketentuan PP No 23 Tahun 2018:
a. Dasar penghasilan dari usaha yang diperoleh Wajib Pajak
dalam negeri yang memiliki peredaran bruto tertentu,
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dalam
jangka waktu tertentu.
b. Tarif Pajak Penghasilan sebesar 0,5%.
c. Mulai berlaku sejak Juli 2018.
2. Subyek Pajak:
a. Orang pribadi: 7 tahun.
b. Badan Usaha berbentuk CV, firma, koperasi: 4 tahun.
c. Badan Usaha berbentuk PT: 3 tahun.
Jangka waktu dihitung sejak:
a. WP lama: tahun pajak pp berlaku.
b. WP baru: tahun pajak terdaftar.
3. WP Tidak dikenakan PP No 23 Tahun 2018:
a. WP yang memilih untuk dikenai PPh pasal 17.
b. WP Badan yang memperoleh fasilitas PPh pasal 31A
UU PPh atau PP 94 Tahun 2010.
c. Badan Usaha Tetap.
d. CV atau Firma yang dibentuk oleh:
1) Dibentuk oleh WP OP yang memiliki keahlihan
khusus.
4. Obyek Pajak:
a. Penghasilan dari kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah.
8
b. Peredaran bruto selama setahun tidak melebihi omzet Rp4,8
miliar.
c. Omzet ditotal dari seluruh outlet atau gerai.
5. Bukan Objek Pajak:
a. Penghasilan dari jasa pekerjaan bebas.
b. Penghasilan dari luar negeri.
c. Penghasilan yang dikenai PPh Final.
d. Penghasilan yang bukan Objek Pajak.
2.2.4 Pengertian UMKM
Handini, Sukesi & Kanty (2019:55), menjelaskan Usaha Mikro Kecil
Menengah adalah sebuah usaha yang berdiri yang didasari oleh ide seseorang
yang dapat membantu negara dalam mengatasi permasalahan ekonomi salah
satunya pengangguran dan dapat meningkatkan pendapatan daerah atau
pendapatan negara melalui pajak yang dibayar oleh setiap Usaha Mikro Kecil
Menengah.
2.2.5 Kriteria UMKM berdasarkan Aset dan Omzet Usaha
Berdasarkan pasal 6 UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM, kriteria
UMKM adalah sebagai berikut.
9
Sukesi & Yunaidah (2020:350), memaparkan bahwa sosialisasi pajak
merupakan suatu tindakan yang dilaksanakan oleh kantor pajak dengan
tujuan memberikan informasi agar pengetahuan perpajakan Wajib Pajak
meningkat sehingga kesadaran untuk membayar pajak ikut meningkat.
2. Indikator Sosialisasi Pajak
Sukesi & Yunaidah (2020:350), Bentuk sosialisasi perpajakan harus
efektif, sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE - 22 / PJ. / 2007 tentang Penyeragaman Sosialisasi Perpajakan
untuk Masyarakat menyatakan bahwa indikator sosialisasi perpajakan
terdiri dari:
a. Penyuluhan
Hal yang penting diperhatikan ketika melakukan kegiatan penyuluhan
adalah sebagai berikut.
1) Metode diskusi adalah metode yang dipakai dalam kegiatan
penyuluhan.
2) Proyektor adalah media yang digunakan dalam kegiatan
penyuluhan.
3) Materi yang dijelaskan mengenai pengisian SPT dan pengetahuan
mengenai perpajakan.
4) Pembicara sudah menguasai materi mengenai perpajakan.
b. Media Informasi
Media massa menyediakan banyak informasi mengenai perpajakan,
selain itu media luar ruang menjadi sumber yang banyak dilihat oleh
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, media informasi yang lebih
banyak digunakan dalam sosialisasi pajak yaitu:
1) Media televisi
2) Media koran
3) Media spanduk
4) Media flyers
5) Media billboard
6) Media radio
10
c. Cara Penyampaian
Cara penyampaian langsung merupakan cara yang paling efektif
dalam menyampaikan informasi perpajakan, contohnya: diskusi,
seminar, dan lainnya. Bahasa yang digunakan dalam menyampaikan
informasi harus memakai bahasa yang sederhana mungkin, sehingga
informasi dapat diterima dengan baik.
d. Materi Sosialisasi
Materi sosialisasi pajak berupa:
1) Manfaat pajak
2) Manfaat NPWP
3) Manfaat layanan perpajakan
e. Slogan
Slogan yang dipakai tidak boleh bersifat menakut-nakuti, tetapi
bersifat ajakan.
f. Kualitas sumber informasi
Sumber informasi mengenai pajak yang dinilai informatif dan
dibutuhkan, yaitu:
1) Call Center
2) Penyuluhan
3) Internet
4) Petugas Pajak
5) Televisi
6) Iklan Bis
Wijayanto & Yushita (2017:5), sosialisasi pajak dapat diukur
melalui indikator sebagai berikut:
a. Tatacara sosialisasi
Sosialisasi pajak yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak
dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung kepada
masyarakat umumnya dan Wajib Pajak khususnya.
b. Frekuensi sosialisasi
11
Sosialiasi pajak harus dilakukan secara rutin dan teratur oleh
Direktorat Jenderal Pajak. Karena, peraturan dan tata cara
pembayaran pajak selalu mengalami perubahan. Dengan
mendapatkan informasi yang terbaru kecil kemungkinan Wajib
Pajak akan melakukan kesalahan dalam melakukan pembayaran
pajak.
c. Kejelasan sosialisasi pajak
Sosialisasi pajak yang baik dapat memberikan semua informasi
kepada Wajib Pajak. Hal tersebut harus dilakukan agar Wajib
Pajak tepat dalam mendapatkan informasi perpajakan.
2.2.8 Tarif Pajak
1. Pengertian Tarif Pajak
Rahayu (2017:30), mendeskripsikan mengenai tarif pajak yaitu jumlah
pajak yang wajib dibayar oleh setiap wajib pajak.
2. Indikator Tarif Pajak
Rahayu (2017:186), menjelaskan indikator tarif pajak adalah sebagai
berikut:
a. Kesesuaian tarif pajak
Tarif pajak ditetapkan berdasarkan kapasitas wajib pajak dengan
mengamati sifat pada individu yang melekat.
b. Keadilan tarif pajak
Tarif pajak yang ditetapkan berbeda kepada Wajib Pajak dalam
kondisi yang berbeda.
c. Tarif pajak bersifat seimbang dengan penghasilan yang dihasilkan
oleh Wajib Pajak.
Fitria, Anisa & Suptiyono (2019:49), indikator tarif pajak sebagai
berikut:
a. Penurunan tarif pajak 0,5% .
b. Omzet pertahun.
c. Manfaat penurunan tarif pajak.
2.2.9 Sanksi Pajak
12
1. Pengertian Sanksi Pajak
Sanksi pajak merupakan jaminan yang mengikat wajib pajak agar
membayar pajak sesuai dengan undang undang pajak di Indonesia
(Mardiasmo, 2018:86-88).
2. Indikator Sanksi Pajak
Rahayu (2017:168), indikator sanksi pajak adalah sebagai berikut:
a. Undang-undang yang memaparkan mengenai perpajakan.
b. Pengatur dalam masyarakat.
c. Alat yang membuat masyarakat ke arah yang lebih baik.
d. Pengatur atas penyelewengan.
Indikator mengenai sanksi pajak menurut Farouq (2018:290)
sebagai berikut:
a. Menjadi penangkal supaya Wajib Pajak menjalankan norma
mengenai perpajakan yang berlaku.
b. Sifatnya tegas.
c. Memuat sanksi administrasi dan sanksi pidana.
d. Selaras dengan konstitusi yang berlaku.
Indikator tentang sanksi pajak menurut Widyaningsih (2013:312),
yaitu:
a. Memuat sanksi administrasi dan sanksi pidana.
b. Sifatnya tegas.
c. Sanksi yang ditetapkan berdasarkan dengan penyimpangan yang
dilakukan.
d. Sanksi dijalankan berdasarkan peraturan yang berlaku.
2.2.10 Kepatuhan Wajib Pajak
1. Definisi Kepatuhan Wajib Pajak
Mansur, Prasetyo, Beatrice & Hernando (2021:650), kepatuhan wajib
pajak merupakan situasi ketika Wajib Pajak membayar pajak terutang dan
tunggakan pajak yang merupakan kewajiban Wajib Pajak.
2. Indikator Kepatuhan Wajib Pajak
13
Indikator kepatuhan Wajib Pajak menurut Rahayu (2017:149), adalah
sebagai berikut.
a. Mendaftar diri untuk mendapatkan NPWP dan diresmikan untuk
memperoleh NPPKP dengan tepat waktu.
b. Menyetorkan pajak terutang dengan tepat waktu.
c. Melaporkan pajak yang sudah dibayar secara tepat waktu dan
menghitung perpajakannya dengan benar.
d. Menjumlahkan pajak teruntang sesuai dengan undang undang yang
berlaku secara tepat waktu.
e. Pasti dalam memperhitungkan pajak terutang berdasarkan dengan
undang-undang perpajakan.
f. Tepat dalam memungut pajak atau memotong pajak (Wajib Pajak
berperan sebagai pihak ketiga).
Jihin, Sulistyowati, & Salta (2021:306), bersumber pada Direktorat
Jenderal Pajak indikator kepatuhan Wajib Pajak, yaitu:
a. Melaporkan SPT dengan tepat waktu.
b. Tidak memiliki pajak tertunggak untuk semua jenis pajak, terkecuali
sudah mendapatkan izin untuk mencicil atau menunda pembayaran
pajak.
c. Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah
bertugas untuk mengaudit laporan keuangan dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian dalam jangka waktu 3 tahun berturut turut.
d. Tidak pernah dipidana karena yang disebabkan melakukan tindakan
penyelewengan diaspek perpajakan sesuai dengan putusan pengadilan
yang memiliki kekuatan hukum yang tetap dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir.
14
2.3 Kerangka Pemikiran
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek dan Lokasi Penelitian
Sugiyono (2018:68), objek penelitian adalah objek atau kegiatan yang
memiliki jenis variabel tertentu yang ditetapkan oleh penulis selanjutnya penulis
akan meneliti variabel tersebut kemudian diambil sebuah kesimpulan. Objek pada
penelitian yang digunakan penulis adalah yang berkaitan dengan hal hal mengenai
pengaruh sosialisasi pajak tarif pajak, dan sanksi pajak dalam cara meningkatkan
kepatuhan WPOP UMKM. Adapun subjek penelitian ini yaitu WPOP UMKM
yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Jatinegara. Penelitian yang dilakukan oleh
penulis dilakukan di KPP Pratama Jakarta Jatinegara yang berlokasi di Jalan
Slamet Riyadi Raya No.1 Jakarta 13510.
3.2 Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Sugiyono (2018:15), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
berpedoman dengan filsafat positivisme, dipakai dalam memeriksa suatu populasi
atau sampel tertentu, dalam proses mengumpulkan data memakai instrument
penelitian, analisis data sifatnya statistik, yang tujuannya untuk memberi
gambaran daan melakukan pengujian terhadap hipotesis yang sudah ditetapkan.
Dilihat dari jenis penelitiannya maka, metode pengambilan datanya pada
penelitian ini merupakan penelitian survey. Dalam penelitian kuantitatif ini jenis
atau teknik yang digunakan dalam metode kuantitatif yang dipakai adalah metode
survey. Sugiyono (2018:36) metode penelitian survey merupakan metode
kuantitatif yang dikenakan dalam memperoleh suatu data yang sifatnya terjadi
pada masa lalu atau masa kini, mengenai keyakinan, pendapat, karakteristik,
perilaku, hubungan variabel dan dipakai untuk dilakukan pengujian terhadap
beberapa hipotesis mengenai variabel sosiologis dan psikologis dati sampel yang
didapatkan dari populasi tertentu. Selain itu, penelitian ini bersifat deskriptif.
Sugiono (2018:49), memaparkan mengenai bahwa penelitian deksriptif ialah
desain penelitian yang tidak memperhatikan perbandingan variabel tersebut
16
terhadap sampel yang lain dan menemukan hubungan variabel itu dengan variabel
yang lain.
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Paramita, Rizal, & Sulistyan (2021:36), menjelaskan bahwa variabel
penelitian merupakan obyek penelitian yang peneliti tetapkan dan diamati lebih
dalam kemudian peneliti mendapatkan sebuah informasi dan ditarik kesimpulan.
Variabel pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu: Variabel Independen atau
Variabel X (Sosialisasi Pajak, Tarif Pajak, dan Sanksi Pajak) dan Variabel
Dependen atau Variabel Y (Variabel Kepatuhan WPOP UMKM dalam Membayar
Pajak)
Tabel 3.3.2
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Kepatuhan Kepatuhan Wajib Pajak a. WP mendaftar diri sebagai Likert
Wajib adalah suatu kondisi wajib pajak dan mendatangi
Pajak (Y) dimana wajib pajak kantor pajak di wilayahnya
mengetahui dan untuk mendapatkan Nomor
memahami arti, fungsi, Pokok Wajib Pajak
manfaat dan (NPWP).
kewajibannya dalam b. WP menyetorkan pajak
melaksanakan terutang secara tepat waktu.
kewajibannya membayar c. WP menghitung pajak
pajak sesuai undang terutang secara akurat
undang perpajakan berdasarkan undang
(Rahayu, 2017) undang, dan
menyerahkannya dengan
tepat waktu
d. WP tidak memiliki
tunggakan pajak.
e. WP tidak pernah dipidana
karena tindakan
penyelewengan pajak.
17
memberikan informasi
mengenai perpajakan
sesuai dengan undang-
undang (Kamaruddin,
Sutanti, & Suprapti,
2017)
Tarif Tarif pajak yaitu jumlah a. Tarif pajak penentuan dasar Likert
pajak (X2) pajak yang wajib dibayar pajak dalam menetapkan
oleh setiap wajib pajak jumlah pajak.
(Rahayu, 2017). b. Tarif pajak saat ini lebih
baik dari tarif pajak
sebelumnya.
c. Tarif pajak yang ditetapkan
akan berpengaruh terhadap
kesadaran dalam
melaksanakan
kewajibannya
d. Tarif pajak berdasarkan
dengan kapasitas Wajib
Pajak
e. Keseimbangan tarif pajak
dengan penghasilan yang
diperoleh wajib pajak.
18
3.4 Unit Analisa, Populasi Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
3.4.1 Unit Analisa
Abdullah (2015:243), unit analisis adalah tolak ukur yang diperhitungkan
sebagai subyek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak
Orang Pribadi UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Jatinegara.
3.4.2 Populasi
Garaika & Darmanah (2019:48), menjelaskan populasi yaitu wilayah
penyamarataan yang tersusun dari subyek atau obyek yang memiliki kualitas dan
keistimewaan tersendiri yang dipilih oleh peneliti untuk dipahami lalu diambil
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini menggunakan Wajib Pajak Orang
Pribadi UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Jatinegara.
3.4.3 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Garaika & Darmanah (2019:48), sampel penelitian merupakan anggota
dari jumlah dan karakteristik yang populasi tersebut miliki. Metode pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel berbasis
pada Nonprobability Sampling, teknik sampel yang digunakan merupakan
Sampling Insidental. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Wajib
Pajak Orang Pribadii UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Jatinegara.
Penentuan jumlah sampel menggunakan saran dari Sugiyono (2019:144),
Roscoe dalam buku Research Methods for Business (1982:253). Sehingga jumlah
sampel pada penelitian ini, penulis menggunakan multiravate (contohnya; korelasi
atau regresi berganda), oleh karena itu jumlah anggota sampel minimal 10 kali
dari jumlah variabel yang akan diteliti. Sampel yang digunakan sebanyak 70
sampel Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM yang Terdaftar di KPP Pratama
Jakarta Jatinegara.
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Jenis dan Sumber Data
Hardani, Auliya & Andriani (2020:401), dalam melakukan penelitian
kuantitatif sumber pengambilan data dikelompokkan menjadi dua jenis data yaitu
sebagai berikut.
1. Data Primer
19
Hardani, Auliya & Andriani (2020:401), Data Primer merupakan data yang
dikumpulkan secara langsung oleh orang yang melakukan penelitian. Teknik yang
biasanya dilakukan dalam mengumpulkan data primer dalam penelitian kuantitatif
ialah penggunaan eksperimen/survey/melalui penyebaran kuisioner.
2. Data Sekunder
Hardani, Auliya & Andriani (2020:401), menjelaskan mengenai data sekunder
adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung memberikan data untuk
pihak yang membutuhkan data tersebut atau melalui pihak kedua. Data sekunder
dapat diperoleh dengan melaksanakan penelitian kepustakaan melalui internet,
media cetak, dan karya tulis ilmiah yang memiliki manfaat bagi sebuah penelitian.
3.5.2 Prosedur Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Sugiyono (2019:387), studi pustaka adalah metode pengumpulan data
yang berhubungan dengan kajian teoritis dan sumber yang lain yang
berkaitan dengan interpretasi obyek yang akan diteliti, nilai, budaya, dan
norma yang berkembang pada keadaan sosial yang akan diteliti. Studi
pustaka juga dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang berguna
sebagai pedoman perbandingan antara teori dan keadaan nyata di
lapangan. Penelitian ini, penulis mengumpulkan data contohnya penelitian
terdahulu, buku, peraturan yang berlaku, dan lain-lain.
2. Kusioner (angket)
Sugiyono (2019:199), kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilaksanakan dengan metode memberikan sejumlah pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada respon dengan harapan repsonden senantiasa
menjawabnya. Kuisioner diberikan kepada WPOP UMKM yang Terdaftar
di KPP Pratama Jakarta Jatinegara.
3.6 Metode Pengujian Data
1. Uji Validitas
20
Sugiyono (2019:176), uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh
mana instrument dapat dipakai dalam mengukur ketepatan dalam
penelitian. Kriteria Uji Validitas Jika ≥0,3 valid dan <0,3 tidak valid
2. Uji Realibilitas
Widodo (2010:259), memaparkan bahwa realibilitas dapat memperlihatkan
mengenai suatu deskripsi bahwa sebuah instrumen cukup dapat dipercaya
untuk dipakai yang berperan sebagai alat dalam mengumpulkan data karena
dinilai instrumen tersebut sudah baik. Kriteria Uji Realibilitas jika ≥0,6
realibel dan <0,6 tidak realibel
3.7 Metode Analisa Data
1. Analisis Statistika Deskriptif
Sugiyono (2019:206), statistik deskriptif yaitu statistik yang berguna untuk
menganalisis sebuah data yang dilakukan dengan memberi gambaran
terhadap data yang telah dikumpulkan
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Priyatno (2013:47), analisis regresi linier berganda digunakan untuk
meramalkan suatu variabel dependen jika variabel independen diturunkan
atau dinaikkan. Persamaan regresi linier berganda yang berfungsi untuk
meperhatikan peramalan adalah sebagai berikut:
Y’ = α + β1X1 + β2Xx + β3X3ε
Keterangan:
Y’ : Variabel dependen (kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
UMKM)
α : Konstanta
β1 : Koefisien regresi sosialisasi pajak
β2 : Koefisien regresi tarif pajak
β3 : Koefisien regresi sanksi pajak
X1 : Variabel independen sosialisasi pajak
X2 : Variabel independen tarif pajak
X3 : Variabel independen sanksi pajak
ε : Eror
21
3. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik terdiri dari:
1. Uji Normalitas
Priyatno (2013:56), uji normalitas berfungsi untuk memahami apakah
data berdistribusi normal. Barometer dalam pengambilan keputusan
adalah jika signifikansi >0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika
signifikansi <0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Priyatno (2013:59), uji multikolinearitas merupakan situasi ketika dua
atau lebih variabel independen pada model regresi terjadi hubungan
linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Untuk menemukan
ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai Tolerance dan
VIF. Dalam banyak penelitian menyatakan sebagai berikut.
a. Jika Tolerance lebih dari 0,1 menunjukkan bahwa tidak ada
multikolinearitas.
b. Jika VIF kurang dari 10 artinya tidak terjadi multikolinearita.
3. Uji Heteroskedastisitas
Priyatno (2013:60), Uji Heteroskedastisitas berfungsi untuk
mengevaluasi mengenai apakah varians dari satu observasi ke
observasi lain berada dalam model regresi yang sama. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mengevaluasi heteroskedastisitas yaitu meliht
beberapa pola antara nilai prediksi variabel dependen (Z-PRED) dan
residualnya (S-RESID) pada scatterplot:
a. Jika titik titik menyebar dengan pola yang abstrak di bawah dan di
atas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas pada model regresi.
b. Jika terdapat pola tertentu, contohnya titik titik membuat pola
beraturan, maka dapat dikatakan telah tterjadi heteroskedastisitas.
22
4. Uji Hipotesis
1. Analisis Korelasi Determinasi
Analisis koefisien determinasi (R2) berguna untuk memahami
seberapa besar persentase sumbangan berpengaruh terhadap variabel
independen secara serentak terhadap variabel dependen (Priyatno,
2013:56).
2. Uji F
Priyatno (2013:48), Uji F, adalah untuk memahami pengaruh dari
variabel independen secara serentak tentang variabel dependep,
apakkah mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan.
3. Uji t
Priyatno (2013:50), Uji t digunakan untuk memahami pengaruh
variabel independen secara parsial tentang variabel dependen, apakah
memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
23
sebelumnya dalam hal mengoptimalkan penerimaan pajak dengan pengelolaan
administrasi perpajakan yang efisien, efektif, berintegritas, dan berkeadilan, serta
untuk mewujudkan organisasi yang andal. Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jatinegara berlokasi di Jl. Slamet Riyadi Raya No.1 Jakarta.
24
7. Mengawasi kepatuhan wajib kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak.
Adapun struktur organisasi dari KPP Pratama Jakarta Jatinegara sebagai
berikut.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Jakarta Jatinegara
KPP Pratama
(Kepala Kantor)
25
pajak orang pribadi UMKM yang datang langsung ke KPP Pratama Jakarta
Jatinegara.
4.2.2 Karakteristik Responden
Responden yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 70 responden
wajib pajak orang pribadi pemilik UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta
Jatinegara.
1. Usia
Karakteristik reponden berdasarkan usianya dapat dilihat pada tabel 4.1 di
bawah ini:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Responden Berdasarkan Usia
Jumlah 70 100%
Sumber: Data diolah, 2022
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa tingkat proporsi respon
beralaskan usia yang terbesar pada penelitian ini yaitu responden yang
mempunyai rentang usia 31 tahun-40 tahun berjumlah 27 responden dengan
persentase sebesar 39%. Lalu, responden dengan rentang usia 17 tahun-30 tahun
jumlahnya 15 responden dengan nilai persentase 21%. Kemudian, responden
dengan rentang usia 41 tahun-50 tahun berjumlah 20 responden dengan persentase
29%. Dan responden yang usia nya lebih dari 51 tahun berjumlah 8 respon dan
persentasenya 11%. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata responden
yang menjadi wajib pajak orang pribadi UMKM yang terdaftar di KPP Pratama
Jakarta Jatinegara mempunyai rentang usia 31 tahun-40 tahun mengindikasikan
bahwa banyaknya pemilik UMKM dari usia produktif dalam menjalankan
usahanya.
2. Jenis Kelamin
26
Pengelompokkan responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan dapat dilihat pada tabel 4.2 Di bawah ini:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah responden Persentase (%)
1 Perempuan 32 46%
2 Laki-laki 38 54%
Jumlah 70 100%
Sumber: Data diolah, 2022
Dari data di atas, dapat kita amati bahwa tingkat mayoritas responden
berdasarkan jenis kelamin yang terbesar pada penelitian ini ialah laki-laki dengan
jumlah responden 38 responden dengan persentasse 54%. Sedangkan, untuk
responden berjenis kelamin perempuan jumlah responden nya ialah 32 responden
dengan persentase sejumlah 46%. Dapat disimpulkan sebagian besar wajib pajak
orang pribadi pemilik UMKM yang menjadi responden pada penelitian ini ialah
berjenis kelamin laki-laki.
3. Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan terakhir dapat diamati
pada tabe 4.3 Di bawah ini:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan terakhir Jumlah responden Persentase(%)
1 SD 13 19%
2 SMP/Sederajat 14 20%
3 SMA/Sederajat 31 44%
4 Perguruan Tinggi 12 17%
Jumlah 70 100%
27
KPP Pratama Jakarta Jatinegara memiliki jenjang pendidikan SMA/Sederajat
yang menandakan sebagian besar wajib pajak orang pribadi pemilik UMKM
melaksanakan kegiatan program wajib belajar 12 tahun.
4. Kepemilikan NPWP
Karakteristik responden menurut kepemilikan NPWP bisa kita lihat pada tabel
4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Responden Berdasarkan Kepemilikan NPWP
No Kepemilikan NPWP Jumlah responden Persentase(%)
1 YA 70 100%
Sumber:
2 Data diolah,
TIDAK 2022 0 0%
Jumlah 70 100%
Sumber: Data diolah, 2022
Data di atas menjelaskan bahwa jumlah responden yang memilik NPWP
yaitu 100%. Hal ini karena, semua wajib pajak sudah terdaftar di KPP Pratama
Jakarta Jatinegara berarti wajib pajak yang sudah memiliki tanda pengenal diri
berupa NPWP.
5. Lama Usaha
Penggolongan responden menurut lama usaha dapat di amati pada tabel 4.5 di
bawah ini:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Responden Berdasarkan Lama Usaha
No NoLama UsahaLama Usaha Jumlah responden
Jumlah responden Persentase(%)
Persentase(%)
1 1 <5 tahun<5 tahun 34 34 49% 49%
2 62s.d 10 tahun
6 s.d 10 tahun 17 17 24% 24%
3 113 s.d 1511 s.d 15 tahun
tahun 12 12 17% 17%
4 4>16 tahun >16 tahun 7 7 10% 10%
Jumlah Jumlah 70 70 100% 100%
Bersumber pada data di atas dapat kita amati bahwa tingkat mayoritas
responden berdasarkan lama usaha ialah <5 tahun dengan 34 responden dengan
persentase 49%. Sedangkan, responden dengan jumlah 17 responden dan nilai
persentase 24% sudah menjalankan usahanya dalam kurun waktu 6 s.d 10 tahun.
Lalu, lama usaha dalam jangka waktu 11 s.d 15 tahun berjumlah 12 responden
dan nilai persentase 17%. Dan untuk jangka waktu usaha >16 tahun jumlah
28
respondennya 7 dan persentasenya 10%. Kesimpulannya sebagian besar wajib
pajak orang pribadi pemilik UMKM sudah menjalankan usahanya dalam rentang
waktu < 5 tahun, dimana dapat diindikasikan sebagai usaha yang baru dibangun.
6. Jenis Usaha UMKM
Jenis usaha yang dijalankan oleh pemilik UMKM bermacam macam. Berikut
ini adalah tabel 4.6 mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis usaha
yang dijalankan:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Responden Berdasarkan Jenis Usaha
Dari data karakteristik responden berdasarkan jenis usaha yang dijalani oleh
wajib pajak orang pribadi pemilik UMKM pada tabel di atas, maka jumlah
responden mayoritas menjalankan usahanya di bidang perdagangan dengan
jumlah 35 responden dan persentasenya sebesar 50%. Wajib pajak orang pribadi
pemilik UMKM yang menjalankan usaha peternakan berjumlah 3 responden dan
persentase sebesar 4%. Jenis usaha bengkel memiliki jumla responden sebesar 11
responden dan nilai persentase 16%. Lalu, jenis usaha home industri jumlah
respondennya sebesar 15 responden dan persentasenya 21%. Untuk jenis usaha
lain lain berjumlah 6 responden dan nilai persentasenya 9%. Maka, dapat
disimpulkan bahwa jenis usaha yang paling banyak dijalani oleh wajib pajak
orang pribadi pemilik UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Jatinegara
ialah perdagangan. Contohnya: toko obat, toko baju, warung sembako, dan lain
lain.
29
1. Uji Validitas
Pengujian validasi digunakan untuk mengukur tingkat valid atau sah nya
pertanyaan suatu kuesioner. Kuesioner dianggap valid apabila pertanyaan tersebut
dapat mengungkapkan sesuatu yang diukur dari kuesioner. Hasil uji validitas
dapat disajikan pada Tabel dibawah ini dengan n=70, maka didapatkan df sebesar 70-
2 = 68 dan α = 5 % maka nilai rtabel sebesar 0.1982.
r i >0.1982 makaitem pernyataan kuesioner valid
r i <0.1982 maka item pernyataan kuesioner tidak valid
Berikut merupakan hasil dari perhitungan uji validitas:
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas
30
UMKM (Y)
1 0.845 0.1982 Valid
2 0.784 0.1982 Valid
3 0.742 0.1982 Valid
4 0.840 0.1982 Valid
5 0.710 0.1982 Valid
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan hasil uji validitas koefesiensi korelasi butir pertanyaan pada tabel
diatas, didapatkan informasi sebagai berikut.
1. Pada variabel Sosialisasi Pajak terdapat 5 item yang digunakan, dari ke-5 item
tersebut didapatkan nilai rhitung > rtabel. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa masing-masing item pertanyaan pada variabel Sosialisasi
Pajak adalah valid.
2. Pada variabel Tarif Pajak terdapat 5 item yang digunakan, dari ke-5 item
tersebut didapatkan nilai rhitung > rtabel. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa masing-masing item pertanyaan pada variabel Tarif Pajak
adalah valid.
3. Pada variabel Sanksi Pajak terdapat 5 item yang digunakan, dari ke-5 item
tersebut didapatkan nilai rhitung > rtabel. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa masing-masing item pertanyaan pada variabel Sanksi
Pajak adalah valid.
4. Pada variabel Kepatuhan Wajib Pajak UMKM terdapat 5 item yang
digunakan, dari ke-5 item tersebut didapatkan nilai rhitung > rtabel.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing item
pertanyaan pada variabel Kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah valid.
2. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen penelitian yang
digunakan, dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali atau
paling tidak oleh responden yang sama. Perhitungan reliabilitas adalah
perhitungan terhadap konsistensi data kuesioner dengan menggunakan rumus
31
Alpha Cronbach. Penggunaan rumus ini disesuaikan dengan teknik skoring yang
dilakukan pada setiap item dalam instrumen. Nilai correlated item-total
correlation dalam suatu indikator agar dinyatakan handal adalah minimal 0.70
(Nunnally, 1994). Berikut merupakan hasil dari uji realibilitas dari masing-
masing variabel
Tabel 4.8 Hasil Reliabilitas
Cronbach's Keputusan
No Variabel Alpha
1 Sosialisasi Pajak 0.784 Reliabel
2 Tarif Pajak 0.844 Reliabel
3 Sanksi Pajak 0.841 Reliabel
4 Kepatuhan Wajib Pajak 0.837 Reliabel
UMKM
Sumber : Output SPSS
32
1. Sosialisasi Pajak
Tabel 4.9 Statistika Deskriptif Sosialisasi Pajak
Variabel N Mean Median Mode Std. Variance Range Minimum Maximum
Deviation
Pajak
Pajak
Pajak
33
ce
Deviat
ion
34
Differences Positive .105
Negative -.097
Test Statistic .105
Asymp. Sig. (2-tailed) .052c
Monte Carlo Sig. (2- Sig. .371d
tailed) 95% Confidence Lower Bound .258
Interval Upper Bound .485
35
Sumber: data diolah, 2022
Gambar 4.3 Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Sosialisasi Pajak .453 2.206
Tarif Pajak .345 2.898
Sanksi Pajak .326 3.063
Sumber : Output SPSS
36
Dalam penelitian ini data yang digunakan dalam uji multikolinearitas ini
adalah data dari variabel independen. Berdasarkan tabel diatas diketahui masing-
masing nilai VIF sebagai berikut:
a. Nilai VIF untuk variabel Independent Sosialisasi Pajak adalah 2.206 < 10
dengan nilai Tolerance adalah 0.453> 0.10 maka variabel Independent
Sosialisasi Pajak dapat dinyatakan tidak terjadi gejala multikoloniearitas.
b. Nilai VIF untuk variabel Independent Tarif Pajak adalah 2.898 < 10 dengan
nilai Tolerance adalah 0.345 > 0.10 maka variabel Tarif Pajak dapat
dinyatakan tidak terjadi gejala multikoloniearitas.
c. Nilai VIF untuk variabel Independent Sanksi Pajak adalah 3.063 < 10 dengan
nilai Tolerance adalah 0.326 > 0.10 maka variabel Independent Sanksi Pajak
dapat dinyatakan tidak terjadi gejala multikoloniearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas berfungsi untuk mengevaluasi mengenai apakah
varians dari satu observasi ke observasi lain berada dalam model regresi yang
sama. Model regresi yang baik adalah tidak adanya heterokedastisitas. Deteksi ada
tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan scatter plot dan
uji glesjer. Berikut merupakan hasil dari analisis scatter plot yang tertera pada
gambar dibawah ini.
37
Terlihat pada tampilan grafik scatterplot diatas, bahwa titik-titik menyebar
diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, namun data tersebut tidak
menyebar secara acak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi masalah
heteroskedastisitas pada model regresi, analisis dengan menggunakan scatter plot
memiliki kelemahan yang cukup signifikan karena jumlah pengamatan
mempengaruhi hasil plotting. Semakin sedikit jumlah sampel pengamaan, maka
semakin sulit pula menginterpretasikan hasil scatter plot. Oleh karena itu
diperlukan uji statistik yang lebih akurat untuk menjamin keakuratan hasil yang
didapatkan yaitu menggunakan uji glesjer. Uji glesjer dilakukan dengan
meregresikan nilai absolute residual (AbsRes) terhadap variabel independen,
berikut merupakan dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui
uji Glejser.
a. Jika nilai Sig. > 0.05 maka Tidak terjadi gejala heteroskedastisitas
b. Jika nilai Sig. < 0.05 Terjadi gejala heteroskedastisitas
Berikut merupakan hasil dari Uji Heteroskedastisitas yang tersaji pada Tabel
dibawah ini.
Model t Sig.
1 (Constant) 3.010 .004
Sosialisasi Pajak -.076 .940
Tarif Pajak -1.010 .316
Sanksi Pajak -.221 .826
38
4.2.4.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh model
dalam rangka menerangkan variansi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi antara nol dan satu. Jika angka koefisien determinasi semakin
mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
semakin tinggi. Berikut merupakan hasil dari koefisien determinasi (R2) yang
tersaji pada Tabel dibawah ini.
39
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda pada Tabel diatas,
diperoleh model regresi sebagai berikut:
Y =1.327 +0.329 X 1 +0.253 X 2 +0.370 X 3
Dimana :
Y = Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
X1 = Sosialisasi Pajak
X2 = Tarif Pajak
X3 = Sanksi Pajak
Berdasarkan model regresi linear berganda diatas, didapatkan informasi
sebagai berikut.
1. Konstanta sebesar 1.327 yang berarti apabila tidak terdapat perubahan pada
nilai variabel independen (sosialisasi pajak, tarif pajak, dan sanksi pajak)
maka variabel dependent (kepatuhan wajib pajak UMKM) nilainya adalah
1.327
2. Koefisien regresi pada variabel Sosialisasi Pajak (X1) sebesar 0.329 dan
positif artinya jika variabel Sosialisasi Pajak mengalami kenaikan sebesar 1
poin secara signifikan, dan variabel independen lainnya bernilai tetap. Maka
variabel Sosialisasi Pajak akan meningkatkan nilai dari variabel Kepatuhan
Wajib Pajak UMKM sebesar 0.329.
3. Koefisien regresi pada variabel Tarif Pajak (X2) sebesar 0.253 dan positif
artinya jika variabel Tarif Pajak mengalami kenaikan sebesar 1 poin secara
signifikan, dan variabel independen lainnya bernilai tetap. Maka variabel Tarif
Pajak akan meningkatkan nilai dari variabel Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
sebesar 0.253.
4. Koefisien regresi pada variabel Sanksi Pajak (X3) sebesar 0.370 dan positif
artinya jika variabel Sanksi Pajak mengalami kenaikan sebesar 1 poin secara
signifikan, dan variabel independen lainnya bernilai tetap. Maka variabel
40
Sanksi Pajak akan meningkatkan nilai dari variabel Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM sebesar 0.370.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial
maupun simultan, serta seberapa besar pengaruh variabel independen tersebut
dalam model regresi. Dalam penelitian ini menggunakan uji analisis regresi linear
berganda untuk memprediksi seberapa besar pengaruh antara sosialisasi pajak,
tarif pajak, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Perhitungan
uji ini dilakukan dengan bantuan SPSS 26, adapun hasil dari uji hipotesis terbagi
menjadi dua yaitu uji simultan dengan menggunakan f dan uji parsial dengan
menggunakan uji t. Berikut merupakan hasil dari pengujian hipotesis.
4.3.2 Uji F
Uji simultan dilakukan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel
independen secara bersama-sama terhadap satu variabel dependen, dasar untuk
pengambilan keputusan Uji F ini adalah sebagai berikut :
a. Jika nilai Sig. < 0.05 atau Fhitung > Ftabel maka variabel independen berpengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen
b. Jika nilai Sig. > 0.05 atau Fhitung < Ftabel maka variabel independen tidak
berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
Dengan menggunakan sampel sebanyak 70, variabel independen 3 dan taraf
nyata 5%, maka didapatkan Ftabel sebesar (k; n-k) = (3, 67) = 2.7415
Tabel 4.18 Hasil Uji Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 438.829 3 146.276 63.833 .000b
Residual 151.242 66 2.292
Total 590.071 69
Sumber: Ouput, SPSS
41
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan informasi nilai signifikansi seesar 0.000
< 0.05 dan nilai Fhitung sebesar 63.833 > Ftabel sebesar 2.7416 yang artinya variabel
independen berupa sosialisasi pajak, tarif pajak, dan sanksi pajak berpengaruh
terhadap variabel dependent berupa kepatuhan wajib pajak UMKM. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
secara simultan dari variabel independen yang berupa sosialisasi pajak, tarif pajak,
dan sanksi pajak terhadap variabel dependent berupa kepatuhan wajib pajak
UMKM. Menurut hasil kuisoner dalam bentuk pernyataan terbuka menyatakan
bahwa wajb pajak orang pribadi UMKM membayar pajak dengan tepat waktu.
Karena, pandangan wajib pajak orang pribadi UMKM mengapa pentingnya
membayar pajak dengan tepat waktu ialah hal itu merupakan bentuk kesadaran
sebagai warga negara yang taat akan hukum, dimana dengan membayar pajak
dengan tepat waktu maka akan berkontribusi terhadap pembangunan negara.
4.3.3 Uji T
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Uji parsial dapat dilakukan
melalui statistik uji t dengan cara membandingkan nilai Sig. t dengan nilai alpha
0.05 dan juga thitung dengan ttabel, dasar pengambilan keputusan sebagai berikut.
a. Jika Sig. < 0.05, atau thitung > ttabel, maka variabel independent berpengaruh
secara parsial terhadap variabel dependen.
b. Jika Sig. > 0.05, atau thitung < ttabel maka variabel independent tidak
berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Dengan menggunakan sampel sebanyak 70, variabel independen 3 dan taraf
nyata 5%, maka didapatkan ttabel sebesar (α/2; n-k-1) = (0.025; 66) = 1.9965
Model t Sig.
1 (Constant) .876 .384
Sosialisasi Pajak 3.356 .001
Tarif Pajak 2.364 .021
42
Sanksi Pajak 3.570 .001
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan hasil uji t, yang tersaji pada Tabel diatas diperoleh informasi
sebagai berikut:
1. Variabel Sosialisasi Pajak memiliki nilai signifikansi sebesar 0.001, nilai
tersebut lebih kecil dari 0.05. Sedangkan untuk t hitung didapatkan nilai
sebesar 3.356 > t tabel (1.9965). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan
bahwa variabel Sosialisasi Pajak berpengaruh terhadap variabel Kepatuhan
Wajib Pajak UMKM. Sehingga hipotesis pertama, H1 : variabel Sosialisasi
Pajak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel Kepatuhan
Wajib Pajak UMKM “diterima”. Berdasarkan hasil kuisoner dalam bentuk
pernyataan terbuka menyatakan bahwa sosialisasi yang paling efektif yang
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak
Pratama yaitu sosialisasi tidak langsung menggunakan media sosial,
seperti: Instagram, Tiktok, Whatsapp, dan Youtube. Sosialisasi pajak tidak
langsung melalui media online dinilai efektif karena mudah diakses diera
digital selain itu konten atau materi dan informasi yang disampaikan
disajikan secara kreatif dan inovatif sehingga mudah dipahami oleh wajib
pajak. Contohnya Direktorat Jenderal Pajak membuat video atau feed
mengenai cara penghitungan pajak UMKM yang di upload di Instagram
dan Tiktok, antusias masyarakat sangat terlihat dari kolom komentar video
tersebut. Sedangkan untuk media online Whatsapp Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Jakarta Jatinegara menyediakan saluran komunikasi
Whatsapp berupa layanan perpajakan yang mana respon yang diberikan
oleh KPP Pratama Jakarta Jatinegara cepat dan tangga jika ada wajib pajak
yang menghubungi KPP Pratama Jakarta Jatinegara melalui saluran
Whatsapp. Dan media online Youtube merupakan media yang dipilih oleh
Direktorat Jenderal Pajak sebagai media dalam melakukan sosialisasi
mengenai peraturan pajak UMKM terbaru atau UU Pajak terbaru yang
pematerinya diisi oleh menteri keuangan, lembaga, pihak yang bergerak
dibidang perpajakan. Selain itu, media cetak juga berperan sebagai media
43
yang dapat menyampaikan sosialisasi pajak tidak langsung. Sedangkan,
untuk sosialisasi pajak secara langsung wajib pajak UMKM berpendapat
bahwa KPP Jakarta Jatinegara atau DJP kurang turun langsung kepada
pemilik UMKM dalam melakukan penyuluhan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pajak UMKM. Hal ini menunjukkan jika semakin
tingginya sosialisasi yang diberikan oleh Direkorat Jenderal Pajak atau
KPP Pratama Jakarta Jatinegara maka tingkat pengetahuan mengenai pajak
UMKM yang dimiliki oleh wajib pajak UMKM di wilayah Jatinegara pun
akan meningkat. Sehingga dengan adanya sosialisasi wajib pajak UMKM
akan lebih memahami mengenai tata cara perpajakan yang berdampak
wajib pajak UMKM akan melaksankan kewajiban perpajakannya.
2. Variabel Tarif Pajak memiliki nilai signifikansi sebesar 0.021, nilai
tersebut lebih kecil dari 0.05. Sedangkan untuk t hitung didapatkan nilai
sebesar 2.364 > t tabel (1.9965). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan
bahwa variabel Tarif Pajak berpengaruh terhadap variabel Kepatuhan
Wajib Pajak UMKM. Sehingga hipotesis kedua, H 2 : variabel Tarif Pajak
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel Kepatuhan Wajib
Pajak UMKM “diterima”. Menurut hasil kuisoner dalam bentuk
pernyataan terbuka menyatakan bahwa tarif pajak PPH Final UMKM
sebesar 0,5% dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak UMKM dalam
membayar pajak. Karena, dengan tarif pajak yang rendah kita tidak perlu
mengeluarkan biaya yang besar untuk membayar pajak dikarenakan
banyak biaya yang berhubungan dengan produksi yang harus wajib pajak
bayarkan seperti biaya sewa tempat , biaya gaji karyawan, biaya listrik dan
lain sehingga tetap dapat membiayai biaya produksi tanpa meninggalkan
kewajiban. Meskipun pemerintah sudah menerapkan tarif yang rendah ada
beberapa penyebab yang mengakibat wajib pajak UMKM belum
melaksanakan kewajibannya, seperti: pandemi covid-19 berdampak sangat
besar terhadap kegiatan usaha yang dijalankan oleh pemilik UMKM,
contohnya: penjualan yang menurun drastis karena kebutuhan konsumen
berubah, seperti: toko butik, toko furniture, salon, atau UMKM yang
44
bergerak dibidang kebutuhan selain makanan, atau alat penunjang
kesehatan mengalami penurunan penjualan. Karena, dimasa pandemi ini
konsumen lebih mengutamakan kesehatan atau makanan dibandingkan
barang yang sifatnya tidak terlalu dibutuhkan. Jika penjualan mengalami
penurunan berdampak pada pendapatan atau income yang diperoleh
pemilik UMKM yang berdampak pada kesulitan UMKM dalam membayar
pajak UMKM, alasan selanjutnya yaitu tidak adanya pengetahuan
mengenai informasi perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak UMKM
sehingga wajib pajak UMKM belum mengetahui mengenai peraturan tarif
pajak UMKM yang terbaru atau beranggapan bahwa mengisi dan melapor
SPT sangat sulit. Hal ini memperlihatkan penurunan tarif pajak 1%
menjadi 0,5% dari peredaran bruto yang tidak melebihi 4,8 M yang
dikenakan pada wajib pajak UMKM di KPP Pratama Jakarta Jatinegara
berdampak pada tingkat kepatuhan wajib pajak UMKM dalam membayar
pajak setiap bulannya. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
(Manubulu & Rupilu , 2020) menyatakan bahwa tarif pajak berpengaruh
positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukan
bahwa menurunnya tarif pajak dapat membuat wajib pajak menjadi lebih
patuh dalam melakukan kewajiban perpajakannya, semakin rendah tarif
pajak yang dikenakan atas penghasilan maka Wajib Pajak akan semakin
patuh dalam membayar pajak.
3. Variabel Sanksi Pajak memiliki nilai signifikansi sebesar 0.001, nilai
tersebut lebih kecil dari 0.05. Sedangkan untuk t hitung didapatkan nilai
sebesar 3.570 > t tabel (1.9965). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan
bahwa variabel Sanksi Pajak berpengaruh terhadap variabel Kepatuhan
Wajib Pajak UMKM. Sehingga hipotesis ketiga, H3 : variabel Sanksi Pajak
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel Kepatuhan Wajib
Pajak UMKM “diterima”. Berlandaskan hasil kuisoner dalam bentuk
pernyataan terbuka menyatakan bahwa penyebab responden patuh dalam
membayar pajak karena, sanksi kenaikan dan sanksi bunga adalah sanksi
yang paling dihindari karena besarnya persentase sanksi yang dikenakan
45
kepada wajib pajak orang pribadi UMKM memberatkan wajib pajak orang
pribadi UMKM yaitu 50% untuk sanksi kenaikan dan 2% setiap bulannya
untuk sanksi bunga. Dimana jumlah nilai yang harus wajib pajak orang
pribadi bayarkan kepada petugas pajak, seharusnya bisa digunakan sebagai
modal usaha yang dapat mengembangkan usahanya. Sanksi kenaikan dan
sanksi bunga dapat menjadi dorongan wajib pajak orang pribadi UMKM
dalam membayar pajak. Hal ini menunjukkan bahwa dengan diterapkan
nya sanksi yang tegas oleh petugas pajak maka akan berpengaruh terhadap
tingkat kepatuhan wajib pajak UMKM dalam mematuhi peraturan untuk
membayar pajak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Menurut hasil pengumpulan, pengolahan, pengujian serta analisis data
yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan dan tujuan yang telah
dijelaskan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh sosialisasi pajak,
tarif pajak, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan WPOP UMKM berdasarkan PPH
Final PP No 23 Tahun 2018, maka dapat disimpulkan bahwa:
46
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan hal hal yang berkaitan dengan
keterbatasan penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut.
1. Bagi KPP Pratama Jakarta Jatinegara
Langkah yang bisa dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Jatinegara dalam
meningkatkan kepatuhan WPOP UMKM dalam membayar pajak yaitu
melakukan sosialisasi secara langsung berupa penyuluhan, kelas pajak,
pelatihan pengisian SPT yang bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan
UMKM setempat atau Kecamatan yang berada diwilayah kerja KPP Pratama
JakartaJatinegara agar semua pemilik UMKM di daerah Jatinegara dapat
mendapatkan informasi mengenai perpajakan baik secara langsung atau tidak
langsung.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya agar memperluas obyek penelitian dan menambah
variabel lain seperti: kondisi ekonomi. Karena, variabel kondisi ekonomi
dapat menjadi hal yang sangat berpengaruh di masa pandemi Covid-19
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, N. S., & Putra, R. E., 2019, Pengaruh Kesadaran Masyarakat, Sanksi
Perpajakan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor pada Samsat
Kota Batam, Jurnal Measurement, Vol 13, No.1, Juni, P-ISSN 2252-
5394, halaman 57-64.
Asfa, E. R., & Meiranto, W., 2017, Pengaruh Sanksi Perpajakan, Pelayanan
Fiskus, Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan, Kesadaran
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, DIPONEGORO
JOURNAL OF ACCOUNTING, Vol 6, No.3, ISSN(Online): 2337-3806,
halaman 1-13.
47
Daniar Paramita, R. W., Rizal, N., & Sulistyan, R. B., 2021, Metode Penelitian
Kuantitatif Edisi 3, Jawa Timur: Widya Gama Press Stie Widya Gama
Lumajang.
Fitria, Anisa, P., & Suptiyono, E., 2019, Pengaruh Pemahaman Peraturan
Perpajakan, Persepsi Tarif Pajak, Dan Keadilan Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, Journal of Economics and Banking,
Vol 1, No. 47-54., halaman 47-54.
Handini, S., Sukesi, & Kanty, H., 2019, Manajemen UMKM dan Koperasi,
Surabaya: Unitomo Press.
Hardani, Auliya, N. H., & Andriani, H., 2020, Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif, Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu.
Hartono, J., 2014, Metode Penelitian Bisnis Edisi ke-6, Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Hikmah, N., & Furqon, I. K., 2020, The Effect Of Tax Awareness, Socialization
Taxation, and Tax Sanctions Against Personal Taxpayer Compliance,
JIECEM: Journal Of Islamic Economy and Community Engagemet,
Vol 1 no 2 Tahun E-ISSN: 2809-5689 ISSN: 2809-5685, halaman 60-
65.Isroah., 2013, Perpajakan, Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta.
Jihin Fardha, S. A., Sulistyowati, W. A., & Salta., 2021., Kajian Kepatuhan
Wajib Pajak Pribadi Ditinjau dari Pemahaman Peraturan
Perpajakan dan Sanksi Perpajakan, Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset
Akuntansi; Vol. 12, pp. 303-319, ISSN: 2301-8879 E-ISSN: 2599-1809,
halaman 303-319.
Kurniawan, A., Purwanti, M., & Lidiawati, E., 2017, Pemahaman Wajib Pajak,
Sosialisasi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak, STAR – Study &
Accounting Research | Vol XIV No.1, ISSN : 1693-4482 , halaman 1-12.
Kur-Ananda, F., & Faajir, A., 2020, Micro-Finance and Performance of Micro,
Small and Medium Enterprises in Makurdi Metropolis, International
48
Journal of Accounting & Finance (IJAF) Vol.9, No.2, halaman 1-17.
Lestary, S. R., Sueb, M., & Yudianto, I., 2021, The Effect of Tax Fairness, Tax
Socializaion and Tax Understanding on Tax Compliance: A Study on
Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs), Journal of Accounting
Auditing and Business Vol. 4 No.1 ISSN: 2614-3844, halaman 87-99.
Mansur, F., Prasetyo, E., Beatrice, A., & Hernando, R. (2021). The effect of tax
training and tax understanding on tax compliance. Jurnal Paradigma
Ekonomika Vol.16. No.4, ISSN: 2085-1960 (print); 2684 -7868 (online),
647-658.
Noviani, R., Afifudin, & Hariri., 2020, Pengaruh Sosialisasi Pajak, Tarif Pajak,
Penerapan PP NO. 23 TAHUN 2018, dan Sanksi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris pada Wajib Pajak
UMKM di Kabupaten Sampang), E-JRA Vol. 09 No. 04, halaman 51-67.
Nurkhin, A., Novanty, I., Muhsin, M., & Sumiadji, S., 2018, The Influence of
Tax Understanding, Tax Awareness and Tax Amnesty toward Taxpayer
Compliance, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.22 No.2 ISSN: 2443-
2687 (Online) ISSN: 1410-8089 (Print), halaman 240-255.
49
Pohan, C. A., 2016, Pedoman Lengkap Pajak Pertambahan Nilai: Teori,
Konsep dan Aplikasi PPN, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Priyatno, D., 2013, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS,
Yogyakarta: GAVA MEDIA.
Putra, W. E., Kusuma, I. L., & Dewi, M. W., 2019, Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada Wajib
Pajak Orang Pribadi dan Badan di Wilayah Kota Jambi), Jurnal
Akuntansi dan Pajak, 20(01), ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055,
halaman 43-54.
Saryadi, & Miftahudi, H., 2018, Pengaruh Sosialisasi Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Pemahaman Wajib Pajak Sebagai
Variabel Intervening (Studi Empiris Kebijakan Amnesti Pajak pada
UMKM di KPP Pratama Semarang Tengah Dua), Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis Vol.7 No.3, halaman 450-469.
Siahaan, S., & Halimatusyadiah, 2018, Pengaruh Kesadaran Perpajakan,
Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, JURNAL
AKUNTANSI Vol.8 No.1 ISSN 2303-0356 E-ISSN 2303-0364, halaman
1-13.
Sugiyono., 2019, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta.
Sukesi, S., & Yunaidah, I., 2020, The Effect of Tax Socialization, Superior
Service, and Service Quality on Taxpayers’ Satisfaction and
50
Compliance, Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura
Vol. 22 No. 3, ISSN: 2087-3735, E-ISSN: 2088-785X, halaman 347-359.
Sumantri, B. A., & Permana, E. P., 2017, Manajemen Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) Perkembangan Teori dan Praktek,
Kediri: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI
KEDIRI.
Tharir, A. N., Iman, K., & Azmi, Y. U., 2021, Pengaruh Perubahan Tarif,
Metode Penghitunga dan Modernisasi Sistem Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak UMKM dengan Keadilan Pajak Sebagai
Variabel Moderasi, Jurnal Analisa Akutansi dan Perpajakan, Volume 5,
Nomor 2, halaman 37-39.
Wardani, D. K., & Wati, E., 2018, Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dengan Pengetahuan Perpajakan Sebagai
Variabel Intervening (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP
Pratama Kebumen), JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1,
halaman 33-54.
Wicaksana, I. A., & Sukartha, I. M., 2021, The Effect of Tax Rates, Tax
Understanding, Tax Socialization and Tax Sanctions on Taxpayer
Compliance (Empirical Study of MSMEs in Badung Regency),
International Journal of Management and Commerce Innovations Vol. 9,
Issue 1 ISSN 2348-7585 (Online), halaman 56-64.
51
Wijayanto, G. J., & Yushita, A. N., 2017, Pengaruh Sosialisasi Perpajakan dan
Pemahaman Prosedur Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Bumi daan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan (PBB P2) di Kota Magelang Tahun 2015, Jurnal Profita
Kajian Ilmu Akuntansi Vol.5 No.1, halaman 1-17.
Wilantara, R. F., & Indrawan, R., 2016, Strategi dan Kebijakan Pengembangan
UMKM, Bandung.
52