Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

TEKNOLOGI JARINGAN 6G BERBASIS ELEKTROMAGNETIK


Dosen Pengampu : Dwi Nanto M.Si., Ph.D.

Disusun oleh:

Lindatul Rahmi 11190163000017


Fabia Sally Dwiyanda 11190163000025

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Teknologi Jaringan 6G Berbasis Elektromagnetik” ini tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dwi Nanto M.Si., Ph.D..
pada matakuliah Pendidikan Elektrodinamika. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang teknologi jaringan 6G bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidak sesuaian materi yang kami angkat pada makalah
ini, kami mohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari
pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, 2 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

D. Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II ISI ............................................................................................................... 3

A. Pengertian Jaringan 6G ................................................................................ 3

B. Sejarah Jaringan 6G ..................................................................................... 7

C. Manfaat Jaringan 6G .................................................................................... 9

D. Prospek dan Aplikasi Jaringan 6G ............................................................. 10

E. Teknologi Dasar 6G ................................................................................... 13

F. Kelebihan Jaringan 6G ............................................................................... 21

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 23

A. Kesimpulan ................................................................................................ 23

B. Kritik dan Saran ......................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, sistem komunikasi seluler generasi kelima (5G) telah


digulirkan di banyak negara dan jumlah pelanggan 5G sudah mencapai
skala yang sangat besar. Sudah waktunya bagi akademisi dan industri untuk
mengalihkan perhatian mereka ke generasi berikutnya. Permintaan akan
konektivitas nirkabel telah tumbuh secara eksponensial selama beberapa
dekade terakhir. Komunikasi generasi kelima (5G), dengan lebih banyak
fitur daripada komunikasi generasi keempat, akan segera digunakan di
seluruh dunia.
Paradigma baru komunikasi nirkabel, sistem generasi keenam (6G),
dengan dukungan penuh kecerdasan buatan, diharapkan dapat diterapkan
antara tahun 2027 dan 2030. Di luar 5G, beberapa masalah mendasar yang
perlu ditangani adalah kapasitas sistem yang lebih tinggi, laju data lebih
tinggi, latensi lebih rendah, keamanan lebih tinggi, dan peningkatan
kualitas layanan (QoS) dibandingkan dengan sistem 5G. Sementara 5G
masih dalam tahap awal, untuk menjaga keberlanjutan dan daya saing
sistem komunikasi nirkabel, sudah waktunya bagi industri dan akademisi
untuk memikirkan seperti apa 6G nantinya. Sudah ada inisiatif yang
menggambarkan peta jalan menuju 6G bersama dengan tren dan
persyaratan yang muncul, serta berbagai teknik dan arsitektur yang
memungkinkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah sebagai berikut:

1
1. Apa pengertian dari jaringan 6G?
2. Bagaimana sejarah jaringan 6G?
3. Apa manfaat dari jaringan 6G?
4. Apa saja prospek dan aplikasi 6G?
5. Apa saja aplikasi dasar 6G?
6. Apa kelebihan jaringan 6G?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari maklah iini sebagai
berikut:
1. Memahami pengertian dari jaringan 6G
2. Mengetahui sejarah jaringan 6G
3. Mengetahui manfaat dari jaringan 6G
4. Mengetahui saja prospek dan aplikasi 6G
5. Mengetahui saja aplikasi dasar 6G
6. Mengetahui kelebihan jaringan 6G

D. Manfaat

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat


sebagai berikut:
1. Bagi peneliti lain, makalah ini dapat memberikan informasi tentang
jariangn 6G dalam penelitiannya.
2. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat memberikan informasi tentang
jariangn 6G

2
BAB II

ISI

A. Pengertian Jaringan 6G

Menurut Wikipedia 6G adalah standar generasi keenam yang sedang


dikembangkan untuk teknologi-teknologi komunikasi nirkabel yang
mendukung jaringan data seluler. Jaringan tersebut direncanakan menjadi
penerus 5G dan tampaknya akan lebih cepat. 6G atau sixth generation
merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut generasi keenam
sebagai fase berikutnya dari standar telekomunikasi seluler melebihi standar
5G. Pengembangan 6G sendiri masih berupa konsep teknologi yang masih
harus disepakati oleh para ilmuwan. Jadi ini masih tahap penelitian dan
berupa konsep yang harus dikembangkan. Paradigma 5G akan
dikembangkan lebih lanjut dan diperluas dalam 6G. Namun, sistem 6G akan
meningkatkan kinerja dan memaksimalkan QoS pengguna beberapa kali
lipat lebih banyak dari 5G, bersama dengan beberapa fitur menarik. Itu
dapat melindungi sistem, mengamankan data pengguna, dan memberikan
layanan yang nyaman.1 Sistem komunikasi 6G diharapkan menjadi fasilitas
komunikasi global. Diperkirakan bahwa kecepatan bit per pengguna dalam
6G akan menjadi sekitar 1 Tbps dalam banyak kasus.2 Sistem 6G
diharapkan dapat menyediakan konektivitas nirkabel simultan yang 1000
kali lebih tinggi dari 5G.
Item baru yang mungkin memerlukan sistem generasi keenam (6G)
meliputi (i) antarmuka manusia-mesin yang masif, (ii) komputasi dimana
mana antara perangkat lokal dan cloud, (iii) fusi data multisensori untuk
membuat peta multi-ayat dan berbagai campuran -pengalaman realitas, dan

1
6G Mobile Technology, 123 Seminars Only, Meloor, India, 2019.
K. David and H. Berndt, “6G vision and requirements: Is there any need for beyond
2

5G?” IEEE Veh. Technol. Mag., vol. 13, no. 3, pp. 72–80, Sep. 2018.

3
(iv) presisi dalam penginderaan dan aktuasi untuk mengendalikan dunia
fisik.3 Untuk mencapai tujuan 6G dan mengatasi kendala 5G untuk
mendukung tantangan baru, sistem nirkabel B5G perlu dikembangkan
dengan fitur baru yang menarik. Jaringan komunikasi 6G akan memenuhi
ketertinggalan sistem 5G dengan memperkenalkan sintesis baru dari
layanan masa depan seperti kecerdasan penginderaan sekitar dan interaksi
manusia-manusia dan mesin baru, pengenalan AI yang meluas dan
penggabungan teknologi baru seperti terahertz (THz ), jaringan 3 dimensi
(3D), komunikasi kuantum, holographic beamforming, komunikasi
backscatter, intel ligent reflecting surface (IRS), dan caching proaktif .4
Penggerak utama 6G akan menjadi konvergensi dari semua fitur
sebelumnya, seperti densifikasi jaringan, throughput tinggi, keandalan
tinggi, konsumsi energi rendah, dan konektivitas masif. Sistem 6G juga
akan melanjutkan tren generasi sebelumnya, termasuk layanan baru dengan
penambahan teknologi baru. Layanan baru tersebut meliputi AI, smart
wearables, implan, kendaraan otonom, perangkat realitas komputasi,
penginderaan, dan pemetaan 3D.5 Persyaratan paling penting untuk jaringan
nirkabel 6G adalah kemampuan menangani volume data yang sangat besar
dan konektivitas kecepatan data yang sangat tinggi per perangkat.6 Fitur
paling menarik dari 6G adalah penyertaan AI yang didukung penuh untuk
menggerakkan sistem otonom. Lalu lintas jenis video cenderung dominan
di antara berbagai sistem lalu lintas data dalam komunikasi 6G. Teknologi
terpenting yang akan menjadi kekuatan pendorong untuk 6G adalah pita
THz, AI, komunikasi nirkabel optik (OWC), jaringan 3D, kendaraan udara

3
H. Viswanathan and P. E. Mogensen, “Communications in the 6G era,” IEEE
Access, vol. 8, pp. 57063–57074, 2020
4
E. C. Strinati et al., “6G: The next frontier: From holographic messaging to artificial
intelligence using subterahertz and visible light communication,” IEEE Veh. Technol. Mag.,
vol. 14, no. 3, pp. 42–50, Sep. 2019.
5
W. Saad, M. Bennis, and M. Chen, “A vision of 6G wireless systems: Applications,
trends, technologies, and open research problems,” IEEE Netw., vol. 34, no. 3, pp. 134–142,
May/Jun. 2020.
6
S. Mumtaz et al., “Terahertz communication for vehicular networks,” IEEE Trans.
Veh. Technol., vol. 66, no. 7, pp. 5617–5625, Jul. 2017.

4
tak berawak (UAV), IRS, dan transfer daya nirkabel. Makalah ini mencoba
memberikan gambaran lengkap tentang sistem komunikasi 6G masa depan
dengan mempertimbangkan tren dan upaya saat ini oleh para peneliti di
seluruh dunia.
Spektrum yang digunakan juga akan sangat berbeda dengan
teknologi sebelumnya. Pada 4G-LTE, Indonesia menggunakan band
frekuensi 1800 MHz (microwave). Pada 5G digadang-gadang
menggunakan 26–28 GHz. Teknologi 6G akan menggunakan band
frekuensi THz. Spektrum elektromagnetik adalah rentang frekuensi
gelombang elektromagnetik dalam semua radiasi elektromagnetik.
Pengamatan spektrum elektromagnetik terjadi di dalam sinyal radio, sinyal
televisi, sinyal radar, cahaya tak terlihat, sinar-X dan sinar gamma dengan
kecepatan cahaya. Spektrum elektromagnetik dapat dijelaskan dalam
panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton. Spektrum ini secara
langsung berkaitan dengan panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi,
hasilnya kecepatan cahaya, yatiu 300 Mm/s (300 MmHz), energi dari foton
sebesar 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1μeV/GH dan panjang gelombang dikalikan
dengan energi per foton adalah 1.24 μeVm.

Sistem komunikasi 6G adalah sebagai berikut: laju bit tinggi,


keandalan tinggi, latensi rendah, efisiensi energi tinggi, efisiensi spektral
tinggi, spektrum baru, komunikasi ramah lingkungan, jaringan cerdas,
ketersediaan jaringan, komunikasi konvergensi, lokalisasi, komputasi,

5
kontrol, dan penginderaan. Oleh karena itu, 6G akan menjadi dunia dengan
konektivitas digital sepenuhnya. berikut tabel perbandingan sistem
komunikasi 6G dengan 4G dan 5G.

AI akan diintegrasikan ke dalam sistem komunikasi 6G. Semua


instrumentasi jaringan, manajemen, pemrosesan sinyal lapisan fisik,
manajemen sumber daya, komunikasi berbasis layanan, dan sebagainya
akan digabungkan dengan menggunakan AI.7 Ini akan mendorong revolusi
Industri 4.0, yang merupakan transformasi digital industri manufaktur.
Aplikasi 6G dapat dicirikan di bawah layanan uMUB, uHLSLLC, mMTC,
dan uHDD. Gambar dibawah ini menunjukkan skenario arsitektur
komunikasi menuju gambaran sistem komunikasi 6G.

7
F. Tariq, M. Khandaker, K.-K. Wong, M. Imran, M. Bennis, and M. Debbah, “A
speculative study on 6G,” 2019

6
B. Sejarah Jaringan 6G

Sebagian besar wilayah dunia masih menggunakan jaringan 4G dan


baru sebagian kecil yang mulai menggunakan jaringan 5G, mungkin ada
yang berpendapat bahwa masih terlalu dini untuk membincangkan jaringan
6G untuk saat ini. Meski demikian, cepat atau lambat, teknologi 6G
sesungguhnya akan datang. Teknologi tidak pernah mundur, Ia akan terus
bergerak ke depan dan semakin canggih. Maka, teknologi 6G hanyalah soal
hitungan waktu saja, sebelum akhirnya menghampiri kita dan kita semua
akan menggunakannya. Perkembangan teknologi memang tak bisa berhenti.
Apabila dalam beberapa tahun belakangan, teknologi jaringan generasi
kelima (5G) makin populer diperkenalkan. Beberapa operator
telekomunikasi di Tanah Air pun sudah mulai melakukan komersialisasi.

7
Kini, benih-benih awal lahirnya jaringan generasi keenam (6G) juga sudah
mulai ditebar.8
Beberapa negara di dunia mulai melakukan penelitian dan
pengembangan teknologi jaringan nirkabel generasi ke enam atau jaringan
6G. Jaringan 6G merupakan suksesor jaringan 5G. Keunggulan 6G mampu
menyediakan kapasitas lebih tinggi dengan latensi jauh lebih rendah.
Teknologi ini memanfaatkan lebih banyak jaringan akses radio terdistribusi
(RAN) dan spektrum terahertz (THz) untuk meningkatkan kapasitas,
menurunkan latensi, dan meningkatkan pembagian spektrum. Selain itu,
dengan 6G titik akses mampu melayani banyak akses ganda secara
bersamaan. Sehingga konektivitas nirkabel, kognisi, pengindraan, dan
pencitraan dapat dijalankan lebih baik.9
Jaringan 6G diharapkan akan secara selektif menggunakan frekuensi
yang berbeda. Gunanya untuk mengukur penyerapan dan menyesuaikan
frekuensi yang sesuai. Metode ini dimungkinkan karena atom dan molekul
memancarkan dan menyerap radiasi elektromagnetik pada frekuensi
tertentu. Nantinya jaringan 6G akan memiliki implikasi besar bagi
pemerintah dan industri terhadap keselamatan publik dan perlindungan aset
penting. Triwulan keempat tahun lalu, India tengah bekerja menuju
teknologi 6G yang dikembangkan secara lokal. Rencananya teknologi
tersebut siap meluncur pada akhir 2023 atau awal 2024. Internet 6G
diharapkan diluncurkan secara komersial pada 2030. Hal ini berdasarkan
undang-undang komersial yang menyebutkan bahwa teknologi jaringan
diperbaharui tiap 10 tahun sekali.
Sejumlah negara maju seperti Cina dan Amerika Serikat (AS) gencar
mengkaji pengembangan jaringan internet generasi keenam alias 6G. Cina
juga telah meluncurkan satelit eksperimental 6G pertama di dunia tahun

8
Anonim, Mengintip Lahirnya Teknologi 6G, Juli (2021
)https://www.republika.id/posts/18480/mengintip-lahirnya-teknologi-6g
9
Hendrik Khoirul Muhid, Jaringan 6G Bakal Rilis Pada 2023? Begini Bedah Jeroan
Jaringan 6G, Juli (2022)https://tekno.tempo.co/read/1617688/jaringan-6g-bakal-rilis-pada-
2030-begini-bedah-jeroan-jaringan-6g

8
lalu, di Taiyuan Satellite Launch Centre, Provinsi Shanxi. Ini bertujuan
membuat ultra-fast network yang 100 kali lebih cepat dibanding 5G, yang
rencananya dapat digunakan pada 2030.10 Peneliti teknologi informasi dari
Indonesia ICT Institute Heru Sutadi memperkirakan, 6G baru bisa tersedia
di Indonesia pada 2029 atau 2030. Adopsi 6G di Tanah Air juga akan
tergantung permintaan dan kebutuhan frekuensi. Apabila kebutuhan
frekuensi terlampau besar, Indonesia bisa saja tidak mengadopsi 6G. Sebab,
penentuan spektrum frekuensi 5G dan 6G akan berbeda.

C. Manfaat Jaringan 6G

Satelit 6G menggabungkan jaringan komunikasi satelit dengan


jaringan komunikasi terestrial. Pita frekuensi terdiri dari pita frekuensi 6G
Memperluas spektrum gelombang 5G milimeter dari spektrum terahertz.
Meskipun direncanakan untuk merampungkan standar 6G sendiri pada
tahun 2028 dan mengkomersialkannya pada tahun 2030, namun diharapkan
teknologi komunikasi THz sendiri akan menjadi standar teknologi nirkabel
yang menjanjikan untuk 6G.
Sambungan 6G membutuhkan kecepatan transmisi data lebih dari
100 gigabit per detik dan penundaan 1 milidetik. Pelebaran pita frekuensi
yang dimiliki THz dikatakan dapat mengatasi masalah kelangkaan spektrum
dan dapat memberikan kecepatan transmisi 100 kali lebih cepat dari
5G.Selain cepat, gelombang terahertz juga memiliki tingkat penetrasi yang
tinggi dan dikatakan tidak membahayakan manusia, sehingga bisa
digunakan di bidang makanan, obat-obatan dan diagnosis dini kanker.
Selain menguji koneksi 6G di luar angkasa, satelit ini juga akan memberikan
layanan untuk aplikasi kota pintar, pencegahan bencana, perencanaan lahan,
dan pemantauan konstruksi infrastruktur skala besar.

10
Fahmi Ahmad Burhan, AS dan China Mengembangkan 6G, Indonesia Segera
Menyusul? , Desember (2021)https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/61b6e8062d61d/as-
dan-cina-kembangkan-6g-indonesia-segera-menyusul

9
D. Prospek dan Aplikasi Jaringan 6G

Aplikasi 6G dapat dicirikan di bawah layanan uMUB, uHLSLLC,


mMTC, dan uHDD. Beberapa prospek utama dan penerapan komunikasi
nirkabel 6G dijelaskan secara singkat di bawah ini.
1. Masyarakat Super Cerdas
Fitur unggulan 6G akan mempercepat pembangunan
masyarakat cerdas yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup,
pemantauan lingkungan, dan otomasi menggunakan komunikasi
M2M berbasis AI dan pemanenan energi [25]. Aplikasi ini dapat
dicirikan di bawah semua layanan uMUB, uHLSLLC, mMTC, dan
uHDD. Konektivitas nirkabel 6G akan membuat masyarakat kita
super cerdas melalui penggunaan perangkat seluler pintar,
kendaraan otonom, dan sebagainya.11
2. Extended Reality
Layanan Extended reality (selanjutnya disebut sebagai XR),
termasuk augmented reality (AR), mixed reality (MR), dan VR
adalah fitur penting dari sistem komunikasi 6G. Semua fitur ini
menggunakan objek 3D dan AI sebagai elemen penggerak
utamanya. Selain menyediakan persyaratan persepsi komputasi,
kognisi, penyimpanan, indera manusia, dan fisiologi, 6G akan
memberikan pengalaman AR/MR/VR yang benar-benar imersif
dengan integrasi desain gabungan dan konektivitas nirkabel 6G
berkualitas tinggi.12
3. Robotika Terhubung dan Sistem Otonom
Saat ini, beberapa peneliti teknologi otomotif sedang
menyelidiki kendaraan otomatis dan terhubung. Evolusi sistem

11
(2019). 6G. [Online]. Available: http://mmwave.dei.unipd.it/ research/6g/
12
“5G evolution and 6G,” NTT DOCOMO, INC., Chiyoda City, Japan, White Paper,
Jan. 2020.

10
otomatisasi data-sentris saat ini melampaui kemampuan 5G. Di
beberapa domain aplikasi, bahkan menuntut kecepatan transmisi
lebih dari 10 Gbps, seperti perangkat XR. Sistem 6G akan
membantu penyebaran robot yang terhubung dan sistem otonom.
Sistem UAV pengiriman drone adalah contoh dari sistem semacam
itu. Kendaraan otomatis berdasarkan komunikasi nirkabel 6G dapat
secara dramatis mengubah gaya hidup kita sehari-hari. Sistem 6G
mendukung penerapan nyata mobil self-driving (mobil otonom atau
mobil tanpa pengemudi).13
4. Interaksi Otak-Komputer Nirkabel
Antarmuka komputer otak (BCI) adalah pendekatan untuk
mengontrol peralatan yang digunakan sehari hari dalam masyarakat
cerdas, terutama peralatan rumah tangga dan peralatan medis. Ini
adalah jalur komunikasi langsung antara otak dan perangkat
eksternal.14 BCI memperoleh sinyal otak yang mengirimkan ke
perangkat digital dan menganalisis serta menginterpretasikan sinyal
menjadi perintah atau tindakan lebih lanjut. Layanan BCI
memerlukan metrik kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan
apa yang diberikan oleh 5G. BCI nirkabel memerlukan jaminan
kecepatan data tinggi, latensi sangat rendah, dan keandalan sangat
tinggi.
5. Komunikasi Haptik
Komunikasi haptik adalah cabang komunikasi nonverbal
yang menggunakan indra peraba. Komunikasi nirkabel 6G yang
diusulkan akan mendukung komunikasi haptic; pengguna jarak jauh

13
] B. Li, Z. Fei, and Y. Zhang, “UAV communications for 5G and beyond: Recent
advances and future trends,” IEEE Internet Things J., vol. 6, no. 2, pp. 2241–2263, Apr. 2019
14
A. K. Tripathy, S. Chinara, and M. Sarkar, “An application of wireless brain–
computer interface for drowsiness detection,” Biocybern. Biomed. Eng., vol. 36, no. 1, pp.
276–284, 2016

11
akan dapat menikmati pengalaman hap tic melalui sistem interaktif
real-time.15
6. Perawatan Kesehatan Cerdas dan Komunikasi Biomedis
Sistem kesehatan medis juga akan diuntungkan oleh jaringan
nirkabel 6G karena inovasi, seperti AR/VR, telepresence holografik,
komputasi tepi seluler, dan AI, akan membantu membangun sistem
perawatan kesehatan yang cerdas.16
7. Otomasi dan Manufaktur
6G akan memberikan otomatisasi penuh berdasarkan AI.
Istilah "otomatisasi" mengacu pada kontrol otomatis atas proses,
perangkat, dan sistem.
8. Transfer Informasi Lima Indera
Untuk mengalami dunia di sekitar mereka, manusia
menggunakan panca indera pendengaran, penglihatan, rasa,
penciuman, dan sentuhan. Sistem komunikasi 6G akan mentransfer
data yang diperoleh dari panca indera dari jarak jauh. Teknologi ini
menggunakan proses neurologis melalui sensori integrasi. Ini
mendeteksi sensasi dari tubuh manusia dan lingkungan dan
menggunakan tubuh secara efektif dalam lingkungan dan keadaan
setempat. Teknologi BCI secara efektif meningkatkan aplikasi ini.
9. Internet of Everything
IoE adalah integrasi tanpa batas dan koordinasi otonom di
antara sejumlah besar elemen dan sensor komputasi, objek atau
perangkat, orang, proses, dan data menggunakan infrastruktur
Internet.17 IoT umumnya tentang perangkat atau objek fisik dan
berkomunikasi satu sama lain, tetapi IoE memperkenalkan
kecerdasan jaringan untuk mengikat semua orang, data, proses, dan

15
5G and the Haptic Internet: Emerging Technologies, Solutions and Market
Opportunities, PR Newswire, New York, NY, USA, 2019.
16
] R. Lin et al., “Wireless battery-free body sensor networks using nearfield-enabled
clothing,” Nat. Commun., vol. 11, pp. 1–10, Jan. 2020
17
Internet of Everything (IoE), Internet Everything, London, U.K., 2019

12
objek fisik ke dalam satu sistem. IoE digunakan untuk masyarakat
cerdas, seperti mobil pintar, kesehatan pintar, dan industri pintar.
Penggunaan node sensor hemat energi dianggap sebagai salah satu
kendala kritis yang mendukung konektivitas IoE masif di 6G.
Jaringan area ekstensif berdaya rendah (LPWAN) memiliki potensi
untuk mendukung jaringan dengan cakupan area luas (hingga 20
km) dengan masa pakai baterai yang lama (>10 tahun) dan biaya
penerapan yang rendah. Oleh karena itu, LPWAN berpartisipasi
secara komersial di sebagian besar kasus penggunaan IOE. Aplikasi
ini dapat didukung oleh fitur uMUB, uHLSLLC, dan uHDD
komunikasi 6G.

E. Teknologi Dasar 6G

Berdasarkan evolusi masa lalu jaringan seluler, awalnya, jaringan


6G sebagian besar didasarkan pada arsitektur 5G, mewarisi manfaat yang
dicapai dalam 5G.18 Beberapa teknologi baru akan ditambahkan, dan
beberapa teknologi 5G akan ditingkatkan di 6G. Oleh karena itu, sistem 6G
akan digerakkan oleh banyak teknologi. Beberapa teknologi penting yang
diharapkan untuk 6G dibahas di bawah ini.
1. Kecerdasan Buatan
Kecerdasan adalah karakteristik mendasar dari jaringan
otonom 6G. Oleh karena itu, teknologi yang paling kritis dan baru
diperkenalkan untuk sistem komunikasi 6G adalah AI .19 Tidak ada
keterlibatan AI untuk sistem komunikasi 4G. Sistem komunikasi 5G
mendatang akan mendukung AI sebagian atau sangat terbatas.
Namun, 6G akan didukung penuh oleh AI untuk otomatisasi. 6G
yang diberdayakan oleh AI akan memberikan potensi penuh dari

18
] P. Yang, Y. Xiao, M. Xiao, and S. Li, “6G wireless communications: Vision and
potential techniques,” IEEE Netw., vol. 33, no. 4, pp. 70–75, Jul./Aug. 2019
19
R. A. Stoica and G. T. F. Abreu, “6G: The wireless communications network for
collaborative and AI applications,” 2019

13
sinyal radio dan memungkinkan transformasi dari radio kognitif
menjadi radio cerdas. Kemajuan dalam pembelajaran mesin
menciptakan jaringan yang lebih cerdas untuk komunikasi waktu
nyata di 6G. Pengenalan AI dalam komunikasi akan
menyederhanakan dan meningkatkan transportasi data realtime.
2. Komunikasi Terahertz
Efisiensi spektral dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
bandwidth. Ini dapat dilakukan dengan memperluas bandwidth dan
dengan menerapkan teknologi masif multiple-input multiple-output
(MIMO) yang canggih. 5G memperkenalkan frekuensi mmWave
untuk kecepatan data yang lebih tinggi dan memungkinkan aplikasi
baru. Namun, 6G bertujuan untuk mendorong batas pita frekuensi
ke THz untuk memenuhi permintaan yang lebih tinggi. Pita RF
hampir habis, dan sekarang tidak cukup untuk memenuhi
permintaan 6G yang tinggi. Pita THz akan memainkan peran penting
dalam komunikasi 6G. Pita THz dimaksudkan untuk menjadi
perbatasan berikutnya dari komunikasi kecepatan data tinggi.20
3. Teknologi Nirkabel Optik
Teknologi OWC diharapkan untuk komunikasi 6G selain
komunikasi berbasis RF untuk semua kemungkinan jaringan akses-
perangkat; jaringan ini juga mengakses konektivitas jaringan
jaringan-ke-backhaul/fronthaul. Teknologi OWC telah digunakan
sejak sistem komunikasi 4G. Namun, ini dimaksudkan untuk
digunakan secara lebih luas guna memenuhi tuntutan sistem
komunikasi 6G. Teknologi OWC, seperti fidelitas cahaya,
komunikasi cahaya tampak (VLC), komunikasi kamera optik, dan

20
K. Tekbıyık, A. R. Ekti, G. K. Kurt, and A. Görçinad, “Terahertz band
communication systems: Challenges, novelties and standardization efforts,” Phys. Commun.,
vol. 35, Aug. 2019,

14
komunikasi FSO berdasarkan pita optik, merupakan teknologi yang
sudah terkenal.21
4. Jaringan Fronthaul/ Backhaul FSO
Tidak selalu memungkinkan untuk memiliki konektivitas
serat optik sebagai jaringan backhaul karena lokasi geografis yang
jauh dan kerumitannya. Selain itu, memasang tautan serat optik
untuk jaringan sel kecil mungkin bukan solusi yang hemat biaya.
Jaringan fronthaul/backhaul FSO akan datang untuk sistem
komunikasi 5GB. Karakteristik pemancar dan penerima sistem FSO
mirip dengan jaringan serat optik. Oleh karena itu, transfer data di
FSO sistem sebanding dengan sistem serat optik. Oleh karena itu,
bersama dengan jaringan serat optik, FSO merupakan teknologi
yang sangat baik untuk menyediakan konektivitas fronthaul/
backhaul dalam 6G.22
5. Massive MIMO dan Intelligent Reflecting Surfaces
Teknologi MIMO yang masif akan sangat penting dalam
sistem 6G untuk mendukung layanan uHSLLC, mMTC, dan uHDD.
Salah satu cara mendasar untuk meningkatkan efisiensi spektral
adalah penerapan teknik MIMO. Ketika teknik MIMO
dikembangkan, efisiensi spektral juga berkembang. Oleh karena itu,
MIMO masif akan menjadi bagian integral dari sistem 5G dan 6G
karena kebutuhan spektral dan efisiensi energi yang lebih baik,
kecepatan data yang lebih tinggi, dan frekuensi yang lebih tinggi.
Dibandingkan dengan 5G, kami berharap dapat beralih dari MIMO
masif tradisional ke IRS dalam sistem nirkabel 6G untuk

21
M. Z. Chowdhury, M. T. Hossan, A. Islam, and Y. Min Jang, “A comparative survey
of optical wireless technologies: Architectures and applications,” IEEE Access, vol. 6, pp.
9819–10220, 2018.
22
Z. Gu, J. Zhang, Y. Ji, L. Bai, and X. Sun, “Network topology reconfiguration for
FSO-based fronthaul/backhaul in 5G+ wireless networks,” IEEE Access, vol. 6, pp. 69426–
69437, 2018

15
menawarkan permukaan besar untuk komunikasi nirkabel dan
perangkat heterogen.23
6. Blockchain
Blockchain adalah teknologi penting untuk mengelola data
masif dalam sistem komunikasi masa depan.24 Blockchain hanyalah
salah satu bentuk teknologi buku besar yang didistribusikan. Buku
besar terdistribusi adalah database yang didistribusikan di banyak
node atau perangkat komputasi. Setiap node mereplikasi dan
menyimpan salinan buku besar yang identik. Jaringan peer-to-peer
mengelola blockchain. Itu bisa ada tanpa dikendalikan oleh otoritas
terpusat atau server. Data pada blockchain dikumpulkan bersama
dan disusun dalam blok. Blok terhubung diamankan menggunakan
kriptografi. Blockchain pada dasarnya adalah pelengkap sempurna
untuk IoT masif dengan peningkatan keamanan, privasi,
interoperabilitas, keandalan, dan skalabilitas.25 Oleh karena itu,
teknologi blockchain akan menyediakan beberapa fasilitas, seperti
interoperabilitas lintas perangkat, ketertelusuran data masif,
interaksi otonom dari berbagai sistem IoT, dan keandalan untuk
konektivitas masif sistem komunikasi 6G untuk mencapai tujuan
layanan uHSLLC. Blockchain membangun kepercayaan antara
aplikasi jaringan, meniadakan perlunya perantara tepercaya.26
7. Jaringan 3D
Sistem 6G akan mengintegrasikan jaringan darat dan udara
untuk mendukung komunikasi bagi pengguna dalam ekstensi

23
H. Gao, Y. Su, S. Zhang, and M. Diao, “Antenna selection and power allocation
design for 5G massive MIMO uplink networks,” China Commun., vol. 16, no. 4, pp. 1–15,
Apr. 2019
24
R. Henry, A. Herzberg, and A. Kate, “Blockchain access privacy: Challenges and
directions,” IEEE Security Privacy, vol. 16, no. 4, pp. 38–45, Jul./Aug. 2018
25
H.-N. Dai, Z. Zheng, and Y. Zhang, “Blockchain for Internet of Things: A survey,”
Jun. 2019
26
T. Nguyen, N. Tran, L. Loven, J. Partala, M. Kechadi, and S. Pirttikangas, “Privacy-
aware blockchain innovation for 6G: Challenges and opportunities,” in Proc. 2nd 6G Wireless
Summit, Levi, Finland, Mar. 2020, pp. 1–5

16
vertikal. 3D BS disediakan melalui satelit orbit rendah dan UAV.
Penambahan dimensi baru dalam hal ketinggian dan derajat
kebebasan terkait membuat konektivitas 3D jauh berbeda dari
jaringan 2D konvensional. Jaringan heterogen 6G akan
menyediakan jangkauan 3D. Jaringan 6G terdesentralisasi dengan
integrasi jaringan terestrial, jaringan UAV, dan sistem satelit benar-
benar mewujudkan jangkauan global dan akses tanpa batas yang
ketat, bahkan untuk wilayah laut dan pegunungan.27
8. kendaraan Udara Tak Berawak
UAV atau drone adalah elemen penting dalam komunikasi
nirkabel 6G. Dalam banyak kasus, konektivitas nirkabel kecepatan
data tinggi disediakan menggunakan teknologi UAV. Entitas BS
dipasang di UAV untuk menyediakan konektivitas seluler. Sebuah
UAV memiliki fitur tertentu yang tidak ditemukan pada
infrastruktur fixed BS, seperti penyebaran yang mudah, link line-of-
sight yang kuat, dan derajat kebebasan dengan mobilitas yang
terkendali. Selama keadaan darurat, seperti bencana alam,
penerapan infrastruktur komunikasi terestrial tidak layak secara
ekonomi, dan terkadang tidak mungkin menyediakan layanan apa
pun di lingkungan yang mudah berubah. UAV dapat dengan mudah
menangani situasi ini. UAV akan menjadi paradigma baru di bidang
komunikasi nirkabel.
9. Komunikasi Bebas Sel
Integrasi yang erat dari beberapa frekuensi dan teknologi
komunikasi yang berbeda akan sangat penting dalam sistem 6G.
Hasilnya, pengguna akan berpindah secara mulus dari satu jaringan
ke jaringan lain tanpa perlu melakukan konfigurasi manual di
perangkat. Dalam 6G, konsep komunikasi seluler dan ortogonal
konvensional akan dialihkan masing-masing menjadi komunikasi

27
] S. Dang, O. Amin, B. Shihada, and M.-S. Alouini, “What should 6G be?” Nat.
Electron., vol. 3, pp. 20–29, Jan. 2020.

17
bebas sel dan non-ortogonal. Jaringan terbaik dipilih secara otomatis
dari teknologi komunikasi yang tersedia. Ini akan mendobrak
batasan konsep sel dalam komunikasi nirkabel.28
10. Integrasi Informasi Nirkabel dan Transfer Energi
WIET dalam komunikasi akan menjadi salah satu teknologi
paling inovatif dalam 6G. WIET menggunakan bidang dan
gelombang yang sama dengan sistem komunikasi nirkabel. Sensor
dan telepon pintar diisi dengan menggunakan transfer daya nirkabel
selama komunikasi. WIET adalah teknologi yang menjanjikan untuk
memperpanjang masa pakai sistem nirkabel pengisian baterai.29
11. integrasi Penginderaan dan Komunikasi
Penggerak utama untuk jaringan nirkabel otonom adalah
kemampuan untuk secara terus menerus merasakan keadaan
lingkungan yang berubah secara dinamis dan bertukar informasi
diantara node yang berbeda. Dalam 6G, penginderaan akan
terintegrasi erat dengan komunikasi untuk mendukung sistem
otonom. Sejumlah besar objek penginderaan, sumber daya
komunikasi yang rumit, sumber daya komputasi bertingkat, dan
sumber daya cache bertingkat adalah faktor tantangan nyata untuk
mencapai integrasi ini.
12. Integrasi Jaringan Access-Backhaul
Kepadatan jaringan akses di 6G akan sangat besar. Setiap
jaringan akses berhubungan dengan konektivitas backhaul, seperti
serat optik dan jaringan FSO. Jaringan akses dan backhaul
terintegrasi dengan erat untuk menangani sebagian besar jaringan
akses.
13. Pemotongan Jaringan Dinamis

28
M. Giordani, M. Polese, M. Mezzavilla, S. Rangan, and M. Zorzi, “Toward 6G
networks: Use cases and technologies,” IEEE Commun. Mag., vol. 58, no. 3, pp. 55–61, Mar.
2020.
29
H. Wang, W. Wang, X. Chen, and Z. Zhang, “Wireless information and energy
transfer in interference aware massive MIMO systems,” in Proc. IEEE Global Commun. Conf.,
Austin, TX, USA, 2014, pp. 2556–2561

18
Pemotongan jaringan dinamis memungkinkan operator
jaringan untuk mengizinkan jaringan virtual khusus untuk
mendukung pengiriman yang dioptimalkan dari layanan apapun ke
berbagai pengguna, kendaraan, mesin, dan industri. Ini adalah salah
satu elemen penting untuk manajemen ketika banyak pengguna
terhubung ke sejumlah besar jaringan heterogen dalam sistem
komunikasi 5GB. Jaringan yang ditentukan perangkat lunak dan
virtualisasi fungsi jaringan adalah teknik yang memungkinkan untuk
menerapkan pemotongan jaringan dinamis. Ini mempengaruhi
paradigma komputasi awan dalam manajemen jaringan, sehingga
jaringan memiliki pengontrol terpusat untuk secara dinamis
mengarahkan dan mengelola arus lalu lintas dan mengatur alokasi
sumber daya jaringan untuk optimalisasi kinerja.30
14. Beamforming Holografik
Beamforming adalah prosedur pemrosesan sinyal dimana
susunan antena dapat diarahkan untuk mengirimkan sinyal radio ke
arah tertentu. Ini adalah bagian dari antena pintar atau sistem antena
canggih. Teknik beamforming memiliki beberapa keunggulan,
seperti rasio signal-to-noise yang tinggi, pencegahan dan penolakan
interferensi, serta efisiensi jaringan yang tinggi. Holographic beam
forming (HBF) adalah metode baru untuk beamforming jauh
berbeda dari sistem MIMO karena menggunakan antena yang
ditentukan perangkat lunak. HBF adalah pendekatan
menguntungkan dalam 6G untuk transmisi dan penerimaan sinyal
yang efisien dan fleksibel dalam perangkat komunikasi multi-
antena.
15. Analisis Big Data
Analisis data besar adalah proses kompleks untuk
menganalisis berbagai kumpulan data besar atau data besar. Proses

30
] X. Shen et al., “AI-assisted network-slicing based next-generation wireless
networks,” IEEE Open J. Veh. Technol., vol. 1, pp. 45–66, Jan. 2020

19
ini mengungkap informasi, seperti pola tersembunyi, korelasi yang
tidak diketahui, dan kecenderungan pelanggan, untuk memastikan
manajemen data yang komprehensif. Data besar dikumpulkan dari
berbagai sumber, seperti video, jejaring sosial, gambar, dan sensor.
Teknologi ini banyak digunakan untuk menangani sejumlah besar
data dalam sistem 6G. Prospek memanfaatkan sejumlah besar data,
analitik data besar, dan alat pembelajaran mendalam diantisipasi
untuk memajukan jaringan 6G melalui otomatisasi dan
pengoptimalan mandiri. Salah satu contoh penerapan big data
analytics adalah pengurangan delay E2E. Kombinasi pembelajaran
mesin dan data besar akan menentukan jalur terbaik bagi data
pengguna melalui analitik prediktif untuk mengurangi penundaan
E2E pada sistem 6G.
16. Komunikasi Backscatter
Komunikasi backscatter wireless komunikasi
memungkinkan interaksi antara dua perangkat tanpa baterai dengan
menggunakan sinyal RF yang ada seperti televisi ambient dan
transmisi seluler. Kecepatan data yang wajar dapat dicapai dalam
rentang komunikasi yang pendek. Sinyal pemantauan kecil dapat
ditransmisikan menggunakan sensor yang tidak akan menghabiskan
daya apa pun. Node tanpa baterai dalam sistem komunikasi
backscatter menjadikannya kandidat potensial untuk konektivitas
masif di jaringan 6G masa depan. Namun, ada persyaratan kritis
untuk memperoleh fase dan status saluran yang tepat pada node
jaringan dalam sistem tersebut. Komunikasi non koheren dapat
dianggap sebagai enabler yang menjanjikan untuk memenuhi
persyaratan ini. Selain itu, komunikasi backscatter yang tidak
koheren dapat memberikan pemanfaatan sumber daya yang
dioptimalkan dan peningkatan layanan di perangkat jaringan
17. Caching Proaktif

20
Penyebaran besar-besaran jaringan sel kecil untuk 6G adalah
salah satu perhatian penting untuk meningkatkan kapasitas jaringan,
jangkauan, dan manajemen mobilitas secara signifikan. Ini akan
menyebabkan kelebihan lalu lintas downlink yang sangat besar di
BS. Caching proaktif telah menjadi solusi penting untuk mengurangi
keterlambatan akses dan pembongkaran lalu lintas, meningkatkan
kualitas pengalaman pengguna.31
18. Mobile Edge Computing
Karena aplikasi cloud masif terdistribusi, komputasi tepi
yang ditingkatkan mobilitas (MEEC) menjadi bagian penting dari
teknologi 6G. Implementasi MEEC berbasis AI akan memanfaatkan
komputasi pada analitik big data dan kontrol sistem secara
maksimal. Kecerdasan tepi adalah paradigma yang muncul yang
memenuhi persyaratan yang merangsang dari skenario layanan
komputasi heterogen yang akan datang di mana-mana.

F. Kelebihan Jaringan 6G

Teknologi 6G akan sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, 6G


akan mentransformasi teknologi wireless dari connected things menjadi
connected intelligence. Kalau generasi sebelumnya, 5G menghubungkan
perangkat yang sangat banyak. 5G menghubungkan perangkat seluler
(handphone), perangkat Internet of Things (IoT), cloud, TV Ultra HD dan
beberapa perangkat smart lainnya. 6G nantinya akan menghubungkan
intelligence dalam satu jaringan yang mendukung machine learning
mengingat perkembangan AI dan machine learning yang sangat pesat dan
massive. Perangkat yang terhubung terhadap jaringan 6G akan sangat
beragam. Mungkin sekarang yang kita lihat di 4G-LTE perangkat yang

31
C. Yi, S. Huang, and J. Cai, “An incentive mechanism integrating joint power,
channel and link management for social-aware D2D content sharing and proactive caching,”
IEEE Trans. Mobile Comput., vol. 17, no. 4, pp. 789–802, Apr. 2018

21
terhubung ke jaringan hanya sebatas handphone, beberapa laptop yang
support dengan kartu SIM, dan beberapa perangkat IoT (robot).
Beberapa waktu terakhir ini, AI menjadi salah satu teknologi yang
berkembang pesat. Sehingga perangkat dengan kecerdasan buatan akan
bermunculan dalam beberapa waktu kedepan. Perangkat-perangkat dengan
kecerdasan buatan ini juga akan terhubung dengan jaringan 6G. Sehingga
dibutuhkan jaringan yang mendukung teknologi AI. Jaringan 6G juga harus
mendukung analisa big data. Data pada jaringan (seperti network
performance, traffic, kondisi chanel, user, dll) dianalisa untuk
meningkatkan performansi jaringan. Teknologi 6G juga dapat menganalisa
masalah jaringan secara autonomous. Jadi seandainya terjadi masalah di
jaringan dapat mengidentifikasi masalah jaringan sendiri secara otomatis.
Mari sejenak berangan-angan mengenai konsep, keunggulan dan fitur 6G.
Keunggulan 6G adalah:
1. Kecepatan data yang tinggi, hingga 1 Terabits/s (1000
Gigabits/detik)
2. Efisiensi energi yang tinggi dimana mampu mendukung
perangkat IoT yang bebas baterai. Artinya perangkat yang
terhubung dengan 6G tidak membutuhkan baterai lagi. Menurut saya:
Kemungkinan besarnya menggunakan metode energy harvesting atau
wireless power transfer, semacam wireless charging.
3. Low Latency, dibawah 1 msec end-to-end latency. Bagi yang main
Mobile Legend pasti tau latency. Bermain dengan 8 msec saja sudah
realtime apalagi dibawah 1 msec. Nanti low latency ini dipakai untuk
self driving car atau operasi jarak jauh menggunakan robot.
4. Jaringan global yang terintegrasi dengan sistem komunikasi
satelit dan wireless terestrial.
5. Menghubungkan kecerdasan (intelligence) dengan jaringan
berkemampuan machine learning.32

32
Letaief, Khaled B., et al. "The roadmap to 6G: AI empowered wireless networks."
IEEE communications magazine 57.8 (2019): 84-90.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
6G atau sixth generation merupakan istilah yang digunakan untuk
menyebut generasi keenam sebagai fase berikutnya dari standar telekomunikasi
seluler melebihi standar 5G. Spektrum yang digunakan juga akan sangat berbeda
dengan teknologi sebelumnya. Pada 4G-LTE, Indonesia menggunakan band
frekuensi 1800 MHz (microwave). Pada 5G digadang-gadang menggunakan 26–
28 GHz. Teknologi 6G akan menggunakan band frekuensi THz.
Keunggulan 6G adalah:

1. Kecepatan data yang tinggi, hingga 1 Terabits/s (1000 Gigabits/detik)

2. Efisiensi energi yang tinggi dimana mampu mendukung


perangkat IoT yang bebas baterai.

3. Low Latency, dibawah 1 msec end-to-end latency

4. Jaringan global yang terintegrasi dengan sistem komunikasi satelit


dan wireless terestrial.

5. Menghubungkan kecerdasan (intelligence) dengan jaringan


berkemampuan machine learning.

Rencananya studi tentang pengembangan 6G akan dimulai tahun 2023,


spesifikasi detail dari 6G akan dirampungkan pada 2027 dan harapannya 2031
teknologi 6G tersebut akan diimplementasikan. Jadi masih butuh waktu setidaknya
10 tahun lagi supaya kita menikmati teknologi ini.

23
B. Kritik dan Saran

Sebelum mengembangkan jaringan 6G, alangkah baiknya Indonesia


mulai memfokuskan pemerataan jaringan 5G. Di tahun 2022 ini, jaringan 5G
masih belum optimal sehingga perluasan wilayah dan peningkatan kecepatan
jaringan 5G terhambat. Masih banyak operator yang belum bahkan tidak bisa
menggunakan jaringan 5G ini. Alasan utamanya adalah karena infrastruktur belum
siap untuk menggelar jaringan 5G. Padahal dengan adanya jaringan 5G di
Indonesia, maka dapat mempermudah kegiatan yang dilakukan menggunakan
internet seperti streaming dan lain lain.

24
DAFTAR PUSTAKA

“5G evolution and 6G,” NTT DOCOMO, INC., Chiyoda City, Japan,
White Paper, Jan. 2020.

5G and the Haptic Internet: Emerging Technologies, Solutions and Market


Opportunities, PR Newswire, New York, NY, USA, 2019.

6G Mobile Technology, 123 Seminars Only, Meloor, India, 2019

A.K. Tripathy, S. Chinara, and M. Sarkar, “An application of wireless


brain–computer interface for drowsiness detection,” Biocybern. Biomed. Eng., vol.
36, no. 1, pp. 276–284, 2016

Anonim, Mengintip Lahirnya Teknologi 6G, Juli (2021


)https://www.republika.id/posts/18480/mengintip-lahirnya-teknologi-6g

B.Li, Z. Fei, and Y. Zhang, “UAV communications for 5G and beyond:


Recent advances and future trends,” IEEE Internet Things J., vol. 6, no. 2, pp. 2241–
2263, Apr. 2019

C.Yi, S. Huang, and J. Cai, “An incentive mechanism integrating joint


power, channel and link management for social-aware D2D content sharing and
proactive caching,” IEEE Trans. Mobile Comput., vol. 17, no. 4, pp. 789–802, Apr.
2018

C. Strinati et al., “6G: The next frontier: From holographic messaging to


artificial intelligence using subterahertz and visible light communication,” IEEE
Veh. Technol. Mag., vol. 14, no. 3, pp. 42–50, Sep. 2019.

F. Tariq, M. Khandaker, K.-K. Wong, M. Imran, M. Bennis, and M.


Debbah, “A speculative study on 6G,” 2019

Fahmi Ahmad Burhan, AS dan China Mengembangkan 6G, Indonesia


Segera Menyusul? , Desember
(2021)https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/61b6e8062d61d/as-dan-cina-
kembangkan-6g-indonesia-segera-menyusul

H.Gao, Y. Su, S. Zhang, and M. Diao, “Antenna selection and power


allocation design for 5G massive MIMO uplink networks,” China Commun., vol.
16, no. 4, pp. 1–15, Apr. 2019

H.Viswanathan and P. E. Mogensen, “Communications in the 6G era,”


IEEE Access, vol. 8, pp. 57063–57074, 2020

25
H.Wang, W. Wang, X. Chen, and Z. Zhang, “Wireless information and
energy transfer in interference aware massive MIMO systems,” in Proc. IEEE
Global Commun. Conf., Austin, TX, USA, 2014, pp. 2556–2561

H.-N. Dai, Z. Zheng, and Y. Zhang, “Blockchain for Internet of Things: A


survey,” Jun. 2019

Hendrik Khoirul Muhid, Jaringan 6G Bakal Rilis Pada 2023? Begini


Bedah Jeroan Jaringan 6G, Juli
(2022)https://tekno.tempo.co/read/1617688/jaringan-6g-bakal-rilis-pada-2030-
begini-bedah-jeroan-jaringan-6g

Internet of Everything (IoE), Internet Everything, London, U.K., 2019

K.David and H. Berndt, “6G vision and requirements: Is there any need
for beyond 5G?” IEEE Veh. Technol. Mag., vol. 13, no. 3, pp. 72–80, Sep. 2018.

K.Tekbıyık, A. R. Ekti, G. K. Kurt, and A. Görçinad, “Terahertz band


communication systems: Challenges, novelties and standardization efforts,” Phys.
Commun., vol. 35, Aug. 2019,

Letaief, Khaled B., et al. "The roadmap to 6G: AI empowered wireless


networks." IEEE communications magazine 57.8 (2019): 84-90.

M.Giordani, M. Polese, M. Mezzavilla, S. Rangan, and M. Zorzi, “Toward


6G networks: Use cases and technologies,” IEEE Commun. Mag., vol. 58, no. 3,
pp. 55–61, Mar. 2020.

M.Z. Chowdhury, M. T. Hossan, A. Islam, and Y. Min Jang, “A


comparative survey of optical wireless technologies: Architectures and
applications,” IEEE Access, vol. 6, pp. 9819–10220, 2018.

P.Yang, Y. Xiao, M. Xiao, and S. Li, “6G wireless communications:


Vision and potential techniques,” IEEE Netw., vol. 33, no. 4, pp. 70–75, Jul./Aug.
2019.

R.A. Stoica and G. T. F. Abreu, “6G: The wireless communications


network for collaborative and AI applications,” 2019

R.Henry, A. Herzberg, and A. Kate, “Blockchain access privacy:


Challenges and directions,” IEEE Security Privacy, vol. 16, no. 4, pp. 38–45,
Jul./Aug. 2018

R.Lin et al., “Wireless battery-free body sensor networks using nearfield-


enabled clothing,” Nat. Commun., vol. 11, pp. 1–10, Jan. 2020

26
S.Dang, O. Amin, B. Shihada, and M.-S. Alouini, “What should 6G be?”
Nat. Electron., vol. 3, pp. 20–29, Jan. 2020.

S.Mumtaz et al., “Terahertz communication for vehicular networks,” IEEE


Trans. Veh. Technol., vol. 66, no. 7, pp. 5617–5625, Jul. 2017.

T.Nguyen, N. Tran, L. Loven, J. Partala, M. Kechadi, and S. Pirttikangas,


“Privacy-aware blockchain innovation for 6G: Challenges and opportunities,” in
Proc. 2nd 6G Wireless Summit, Levi, Finland, Mar. 2020, pp. 1–5

W.Saad, M. Bennis, and M. Chen, “A vision of 6G wireless systems:


Applications, trends, technologies, and open research problems,” IEEE Netw., vol.
34, no. 3, pp. 134–142, May/Jun. 2020.

X.Shen et al., “AI-assisted network-slicing based next-generation wireless


networks,” IEEE Open J. Veh. Technol., vol. 1, pp. 45–66, Jan. 2020

Z.Gu, J. Zhang, Y. Ji, L. Bai, and X. Sun, “Network topology


reconfiguration for FSO-based fronthaul/backhaul in 5G+ wireless networks,”
IEEE Access, vol. 6, pp. 69426–69437, 2018

27

Anda mungkin juga menyukai