Anda di halaman 1dari 5

Nama : Reinaldo Octavianus Iskandar

Nim : 672021003
Penerapan teknologi 5G di indonesia
Penelitian ini mengevaluasi perkembangan teknologi 5G di Indonesia dan
mempertimbangkan keunggulan serta kelemahannya. Awalnya, Indonesia masih mengenal
jaringan generasi ketiga (3G) dan keempat (4G), sementara 5G telah mulai digunakan pada
Mei 2021. 4G telah digunakan di banyak negara, tetapi 5G dianggap sebagai langkah maju
yang signifikan.
Teknologi 5G menawarkan kecepatan dan kapasitas data yang luar biasa, memungkinkan
penggunaan voice call, data internet, dan transmisi video daring, seperti pembelajaran jarak
jauh, video conference, webinar, dan pemilihan para pemimpin daerah secara daring. Namun,
meskipun ada kebutuhan yang tinggi, infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, khususnya di
daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T), masih belum siap untuk 5G. Selain itu,
kendala keuangan yang dihadapi oleh operator 4G membuat implementasi 5G menjadi sulit
Penelitian ini mengidentifikasi bahwa teknologi 5G diharapkan memiliki dampak besar pada
ekonomi dan industri Indonesia. Namun, tantangan dalam regulasi dan infrastruktur perlu
diatasi. Teknologi 5G menjanjikan kemampuan untuk menyatukan layanan data dan suara
dengan kapasitas yang besar, serta menawarkan potensi untuk pengembangan "smart city."
Integrasi teknologi 5G dapat memberikan manfaat seperti peningkatan throughput
maksimum, konsumsi energi yang lebih efisien, dan kapasitas yang besar untuk pengguna
banyak. Meskipun demikian, penerapan 5G di Indonesia masih menghadapi hambatan
infrastruktur dan keuangan yang perlu diatasi. Keberhasilan implementasi teknologi 5G di
masa depan akan sangat tergantung pada kemampuan literasi internet masyarakat dan
kemampuan teknologi saat ini untuk memenuhi kebutuhan manusia

Masalah yang ingin diselesaikan


1. Bagaimana potensi penerapan teknologi 5G di Indonesia sebagai solusi untuk
memenuhi kebutuhan komunikasi dan konektivitas digital, serta apa hambatan utama
yang perlu diatasi dalam mewujudkannya?
Judul Jurnal : ANALISIS KUALITATIF TEKNOLOGI 5G PENGGANTI 4G DI
INDONESIA
Artikel menyoroti urgensi adopsi teknologi 5G di Indonesia karena tingginya
permintaan akan layanan seperti voice call, data internet, dan transmisi video daring. Ini
termasuk keperluan seperti pendidikan jarak jauh, video conference, webinar, dan pemilihan
pemimpin daerah daring. Keinginan masyarakat untuk jaringan berkualitas dengan biaya
terjangkau sangat penting, terutama untuk kegiatan penting seperti pendidikan, bisnis, dan
pemerintahan. Namun, ada keterlambatan dalam penerapan 5G di Indonesia dibandingkan
dengan beberapa negara lain seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, dan Cina.
Kendala infrastruktur, terutama di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T), menjadi salah
satu alasan utama mengapa 5G belum merata di seluruh Indonesia, mengindikasikan
tantangan geografis dan infrastruktural yang signifikan.
Solusi yang ditawarkan dari jurnal “analisis kualitatif teknologi 5G pengganti 4G di
Indonesia” adalah dengan meningkatkan pemahaman dan adopsi teknologi 5G meliputi
program penyuluhan kepada masyarakat untuk menjelaskan manfaat dan implikasi teknologi
tersebut. Selain itu, diperlukan investasi dalam pengembangan infrastruktur telekomunikasi,
terutama di daerah metropolitan, guna memenuhi harapan akan jaringan yang lebih baik.
Penggunaan Internet of Things (IoT) juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi di
berbagai sektor. Artikel mencatat bahwa pengalaman negara-negara tetangga yang telah
menerapkan teknologi 5G secara komersial, seperti Singapura dan Australia, dapat menjadi
pedoman bagi Indonesia dalam persiapan implementasi 5G. Oleh karena itu, ada saran untuk
lebih fokus pada penerapan teknologi 5G di daerah metropolitan terlebih dahulu sebelum
mengembangkannya ke daerah 3T yang memiliki tantangan infrastruktur yang lebih besar.
Hasil penelitian dalam jurnal "Analisis Kualitatif Teknologi 5G sebagai Pengganti 4G
di Indonesia" mengungkapkan bahwa keterlambatan dalam pembangunan teknologi 5G di
Indonesia terjadi pada tahun 2020 akibat masalah politik yang memengaruhi pemilihan
vendor, termasuk Huawei, Ericsson, Nokia, dan ZTE, dan berdampak besar pada penerapan
5G. Teknologi 5G menawarkan kecepatan akses tinggi, mendukung VR dan AR pada
smartphone, serta berpotensi untuk digunakan dalam berbagai sektor. Diperkirakan teknologi
5G akan diterapkan secara komersial di Indonesia sekitar tahun 2024, mengingat situasi
pandemik saat ini dan isu politik yang berkaitan. Operator telekomunikasi di Indonesia,
seperti Telkomsel, XL, Indosat, dan Tri, telah melakukan uji coba 5G dan fokus pada
infrastruktur yang diperlukan, sambil menunggu regulasi terkait pemilihan spektrum
frekuensi. Setelah infrastruktur dan spektrum frekuensi diputuskan, operator akan
menentukan harga paket data 5G. Contoh harga yang lebih terjangkau di China menjadi
acuan, dengan harapan pemerintah Indonesia dapat menetapkan harga yang bersaing untuk
paket data 5G di masa mendatang.
Judul jurnal: Kelebihan, Kekurangan, Peluang Teknologi 5G di Indonesia
Jurnal tersebut membahas perkembangan teknologi jaringan nirkabel, terutama
pengenalan teknologi 5G di Indonesia, serta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
Selain itu, jurnal juga mengeksplorasi peluang teknologi 5G di masa depan untuk
perkembangan telekomunikasi di Indonesia. Beberapa manfaat teknologi 5G dibahas, seperti
pengurangan kemacetan jaringan, peningkatan pengalaman pengguna, optimalisasi untuk
Internet of Things (IoT), dan potensi penggunaan untuk smart grid. Namun, juga disoroti
kelemahan dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam pengimplementasian teknologi 5G.
jurnal ini menyoroti upaya standardisasi dalam pengelolaan jaringan 5G, serta penelitian di
berbagai bidang industri yang berusaha menemukan solusi dan kesesuaian teknologi 5G.
Selain itu, jurnal menekankan bahwa Indonesia menghadapi ketidaksiapan dari pihak
penyedia layanan 5G, yang menjadi fokus utama dalam perdebatan ini, karena dapat
memengaruhi pengadopsian teknologi 5G di negara ini.
Solusi yang disarankan oleh jurnal "Kelebihan, Kekurangan, Peluang Teknologi 5G di
Indonesia" adalah bahwa peningkatan infrastruktur telekomunikasi, termasuk alokasi
frekuensi spektrum dan pengembangan transportasi, akan menjadi faktor kunci dalam
memajukan penggunaan teknologi 5G di Indonesia. Selain itu, diperlukan perhatian khusus
terhadap pembentukan kebijakan dan regulasi yang mendukung adopsi teknologi 5G di
Indonesia. Teknologi 5G juga memiliki potensi untuk mendukung aplikasi seperti virtual
reality dan augmented reality, yang dapat menjadi tren di Indonesia. Meskipun daerah
perkotaan dengan populasi padat mungkin lebih mudah mengakses teknologi 5G, perlu upaya
untuk memperluas jangkauan hingga mencakup daerah pedesaan. Pertumbuhan yang
signifikan dalam penggunaan internet di Indonesia juga dapat menjadi dorongan untuk
mengadopsi teknologi 5G secara lebih luas.
Kelebihan
5G menawarkan kecepatan jaringan yang signifikan lebih tinggi daripada generasi
sebelumnya, dengan kemampuan mencapai hingga 10 GB per detik. Kecepatan transfer data
dalam jaringan 5G dapat kurang dari 4 milidetik.
Kekurangan
Teknologi 5G memiliki kendala dalam daya tembus yang masih terbatas, tidak
mampu menembus penghalang seperti tembok dan beton dengan baik. Karena peningkatan
bandwidth, cakupan wilayah jaringan 5G menjadi lebih terbatas dibandingkan dengan 4G.
Peluang
Faktor penting dalam pengembangan teknologi 5G adalah peningkatan infrastruktur
telekomunikasi, alokasi frekuensi spektrum, dan pengembangan transportasi. Pengembangan
ekosistem inovasi yang kuat, termasuk memahami permintaan dan kebutuhan pelanggan
akhir, dapat mendorong adopsi 5G. Otomatisasi industri dan penciptaan keunggulan
kompetitif negara juga dapat memacu adopsi teknologi 5G. Teknologi 5G dapat mendukung
aplikasi tren seperti virtual reality dan augmented reality di Indonesia.
Judul jurnal: tantangan Implementasi 5G di Indonesia
Artikel ini membahas dampak evolusi teknologi komunikasi seluler, khususnya
peralihan menuju teknologi 5G. Teknologi 5G diharapkan membawa revolusi dengan
konektivitas yang merangkul semua aspek kehidupan. Keunggulan teknologi 5G termasuk
kapasitas bandwidth besar, tingkat data tinggi, dan latency rendah, sementara tujuan
utamanya adalah mendukung komunikasi bergerak dan sektor ekonomi. Meskipun memiliki
potensi besar, implementasi teknologi 5G dihadapi sejumlah tantangan infrastruktur. Artikel
ini menyoroti permasalahan ini dan pentingnya mengatasi tantangan tersebut untuk
mewujudkan teknologi 5G di Indonesia.
Artikel ini menguraikan dampak peluncuran teknologi 5G, yang memberikan peluang
bagi operator telekomunikasi dan masyarakat. Operator dapat meningkatkan pendapatan
dengan menyediakan layanan baru, sementara masyarakat dapat meningkatkan perekonomian
mereka melalui penggunaan internet. Namun, artikel mencatat bahwa operator harus
menghadapi peningkatan biaya investasi yang signifikan, dengan analisis menunjukkan
peningkatan capex sebesar 60% antara tahun 2020-2025. Untuk memenuhi parameter kinerja
5G, operator di Indonesia harus berinvestasi di spektrum frekuensi, jaringan akses (RAN),
dan infrastruktur transmisi terkait dengan jaringan inti (core network). Spektrum frekuensi
menjadi kunci, dan pengembangan infrastruktur RAN adalah tantangan lainnya. Artikel juga
menyoroti skema non-standalone sebagai alternatif yang menggabungkan spektrum NR untuk
downlink dan LTE lower-band sebagai channel uplink. Untuk mencapai tingkat data tinggi
yang ditetapkan untuk 5G, operator harus meningkatkan infrastruktur transmisi, termasuk
penambahan instalasi kabel serat optik dalam skala besar, terutama untuk pengembangan
small-cells di daerah perkotaan.
Artikel ini membahas tentang peluncuran teknologi 5G di beberapa negara dan
rencana peluncuran di Indonesia pada tahun 2022. Dalam konteks perkembangan teknologi
telekomunikasi, setiap generasi teknologi baru, seperti 5G, membawa peluang baru bagi
operator telekomunikasi dan masyarakat. Operator dapat meningkatkan pendapatan mereka
dengan menyediakan layanan baru yang dihasilkan oleh teknologi ini, sedangkan masyarakat
dapat meningkatkan perekonomian mereka melalui penggunaan internet yang lebih canggih.
Artikel ini juga mencatat bahwa skema non-standalone, yang menggabungkan penggunaan
spektrum NR untuk downlink dan lower-band LTE sebagai channel uplink, adalah alternatif
yang dapat digunakan untuk peluncuran 5G. Dalam rangka mengimplementasikan 5G dengan
sukses di Indonesia, perlu ada kerja sama antara pemerintah, operator telekomunikasi, dan
pemangku kepentingan lainnya untuk mengatasi tantangan teknis dan regulasi yang terkait
dengan peluncuran teknologi ini.
Sumber jurnal

1. https://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/viewFile/47021/17672
2. http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/TKG/article/view/7901
3. https://citisee.amikompurwokerto.ac.id/assets/proceedings/2017/TE05.pdf
4. http://ejurnal.itats.ac.id/integer/article/view/561
5. https://journal.literasisains.id/index.php/insologi/article/view/145

Anda mungkin juga menyukai