Anda di halaman 1dari 26

PENGAYAAN MATERI

TUTORIAL 1 BLOK KARDIOVASKULER

A. ANATOMI JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (KARDIOVASKULER)


a. Anatomi Jantung
b. Pembuluh darah

Anatomi kardiovaskular

a. Anatomi jantung (cor)


i. Syntopi cor(letak jantung)

Jantung(cor) terletak di dalam rongga mediastinum dan berada di antara dua paru. Berikut adalah batasan-
batasan normal dengan organ lain di dalam tubuh;

Jantung di anggap memunyai apex dan empat batas jantung, yakni :

 Apex cordis : di bentuk oleh ventriculus sinister, terdapat denyut apex (ictus cordis) yang dapat di
temukan pada SIC V kiri, 9 cm dari garis tengah.
 Batas atas : di bentuk oleh pangkal pembulluh-pembuluh darah besar. Terletak ditepi cranial costae
III atau perlekatan cartilago costalis II kiri(ingat angulus sterni), kira-kira 1,3 cm dari linea sternalis
dextra(pinggir sternum kanan)
 Batas kanan : di bentuk oleh atrium dextrum, terbentang dari cartilage costalis III kanan-cartilago
costalis VI kanan, kira-kira 1,3 cm dari linea sternalis dextra.
 Batas kiri :di bentuk oleh ventriculus sinister, terbentang dari cartilago costalis II kiri(1,3 cm dari
pinggir sternum) - denyut apex cordis.
 Batas bawah:di bentuk oleh ventriculus dexter dan bagian apex ventriculus sinister. Terbentang dari
cartilage costalis VI kanan(1,3cm dari pinggir sternum) – denyut apex cordis

(Anatomi Klinik Richard S.Snell)

ii. Permukaan, ruangan, dan struktur jantung


A. Perikardium

Gambar.Pericardium dan dinding jantung.

Jantung secara keseluruhan di bungkus oleh selaput pembungkus yang di sebut pericardium.Pericardium
terbagi atas dua lapisan, yakni parietalis dan visceralis.

B. Dinding jantung

Terdiri atas tiga lapisan :

 Lapisan luar (epikardium); jaringan serosum


 Lapisan tengah (Miokardium); merupakan lapisan tebal otot jantung
 Lapisan dalam (endokardium); jaringan endothelial

Ke tiga lapisan ini terdapat pada seluruh dinding jantung. Namun terdapat perbedaan ketebalan lapisan
miokardium pada ruang atrium dan ventrikel.

o Atrium ; relatif lebih tipis


o Ventrikel ; lebih tebal
C. Permukaan jantung

Jantung memiliki tiga permukaan;

- Facies sternocostalis(anterior) : di bentuk oleh atrium dextrum dan ventriculus dexter. Yang di
pisahkan satu sama lain oleh sulcus atrioventricularis. Serta pinggir kiri dari facies ini di bentuk oleh
ventriculus sistra. Bisa di simpulkan bahwa bagian jantung yang menghadap kedepan adalah atrium
dextrum, ventriculus dexter, dan ventriculus sinistra.
- Facies diaphragmatica(menghadap ke diaphragma; bagian bawah tubuh; inferior) : di bentuk oleh
ventriculus dextra dan sinistra serta permukaan inferior atrium dextrum.
- Basis cordis (facies posterior) : di bentuk oleh atrium sinistrum. Basis cordis terletak berlawanan
dengan apex cordis.

Pada permukaan luar jantung (facies eksterna) terdapat beberapa sulcus, yakni :

a. Sulcus coronarius : berjalan melintang mengelilini cor menjadi pembatas antara atrium dan ventrikel
b. Sulcus interatrialis : menjadi pembatas antara atrium(pada bagian luar)
c. Sulcus interventricularis : menjadi pembatas antara ventrikel(pada bagian luar)

Gambar. Jantung di lihat dari postoinferior

(Anatomi Klinik Richard S.Snell ; Modul praktikum anatomi 2012)


D. Ruang-ruang jantung

Jantung di bagi oleh septa ventrikal menjadi empat ruang; atrium dextrum, atrium sinistrum, ventriculus
dexter, dan ventriculus sinister. Yang menjadi catatan penting dari tata ruangan ini adalah: atrium terletak
lebih superior dari ventriculus, atrium dextrum terletak anterior(di depan) terhadap atrium sinistrum dan
ventriculus dexter terletak anterior(di depan) dari ventriculus sinister. Atrium dextrum dan sinister serta
ventriculus dextrum dan sinister di pisahkan oleh septum(pembatas), yakni :

a. Septum interatriale : septum yang membagi atrium menjadi atrium dexter dan sinister. Septum ini
berjalan dari dinding anterior menuju kebelakang dan kanan.
b. Septum ventriculare(interventriculare) : membagi ruang ventrikel menjadi ventriculus dextrum dan
sinistrum. Septum ini terletak miring dengan satu permukaan menghadap ke depan dan kanan serta
permukaan lainnya menghadap ke belakang dan kiri. Pada permukaan jantung posisinya di
identifikasi sebagai sulcus interventricularis ant et post. septum lebih tebal dan dibentuk oleh otot.

(a.) Atrium dextrum


- Secara garis besar menerima darah kaya karbondioksida dari seluruh tubuh, lalu kemudian
mengalirkan nya ke ventrikel dextrum, untuk di pompa ke pulmo.
- Tempat melekatnya auricula dextra (auricula; sebuah kantong kecil yang di duga berfungsi untuk
membantu kinerja atrium dalam memompa darah)
- Memiliki sulcus terminalis(pertemuan auricula dengan atrium), yang pada permukaan dalam
membentuk crista terminalis(rigi jantung).
- Memiliki musculus pectinati, yang berjalan dari crista terminalis menuju auricula dextra. Keberadaan
musculus ini membuat adanya perbedaan struktur dinding pada atrium dextrum. Yakni;
a. Kasar(ber-trabekulasi) : bagian atrium di anterior crista terminalis(rigi), secara embriologis
berasal dari atrium primitif
b. Halus (tanpa trabekula) : posterior terhadap crista terminalis(rigi), secara embriologis berasal dari
sinus venosus.
- Muara pada Atrium dextrum :
a. Vena cava superior : muara ini tidak berkatup. Bermuara di bagian atas atrium, dan membawa
darah dari setengah bagian atas tubuh.
b. Vena cava inferior : memiliki katup rudimeter(tidak berfungsi), lebih besar dari v.cava sup,
bermuara di bagian bawah atrium, dan membawa darah dari setengah bagian bawah tubuh
c. Sinus coronarius : mengalirkan sebagian besar darah dari dinding jantung, bermuara di antara
v.cava inf dan ostium atrioventriculare dextrum. Juga memiliki katup rudimeter yang tidak
berfungsi.
d. Ostium atrioventriculare dextrum: mengalirkan darah menuju ventrikel kanan. di lindungi oleh
valva tricuspidalis, terletak anterior terhadap muara v.cava inf.
e. Vena-vena kecil dari dinding jantung yang bermuara langsung ke dalam atrium.
- Sisa embriologis : fossa ovalis dan annulus ovalis yang terletak pada septum interatriale(batas antara
atrium dextrum dan sinistrum). Fossa ovalis merupakan lekukan dangkal tempat foramen ovale pada
janin(menutup sesudah di lahir). Sedang anulus ovalis membentuk pinggir atas fossa.
(b.) Atrium sinistrum
- Secara garis besar menerima darah kaya oksigen dari pulmo, lalu mengalirkan nya ke ventrikel kiri,
untuk di pompa ke seluruh tubuh.
- Tempat melekat auricula sinistra
- Bagian dalam atrium licin, namun auricula sinistra memunyai rigi-rigi otot seperti pada atrium
dextrum.
- Memiliki sinus obliquus pericardii serosum dan fibrosum pada bag.posterior yang memisahkan
atrium sinister dari oesophagus.
- Muara pada atrium sinister :
a. Empat venae pulmonales (dua dari masing-masing pulmo) : bermuara pada dinding posterior,
dan tidak memiliki katup.
b. Ostium atrioventriculare sinistrum : mengalirkan darah menuju ventrikel kiri, dilindungi valva
mitralis.
(c.) Ventriculus dextrum
- Memompa darah menuju paru, dan menerima darah dari atrium dextrum.
- Berhubungan dengan atrium dextrum melalui ostium atrioventriculare dextrum
- Berhubungan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis, sewaktu mendekati
ostium truncus berubah menjadi seperti corong(membesar;membendung), dan di sebut sebagai
infundibulum.
- Dinding ventriculus dexter tebal dan memiliki trabekula(rigi-rigi yang menonjol) yang di sebut
trabecula carneae. Trabekula di bagi atas 3 jenis berdasarkan penyusunnya;
a. Di susun oleh Mm. Papillares, menonjol ke dalam dan puncaknya di hubungkan oleh tali fibrosa
ke cuspis valva tricuspidalis.
b. Ujung nya melekat pada dinding ventrikel dan bebas pada bagian tengah nya, cth; trabecula
septomarginalis
c. Jenis ketiga, hanya terdiri dari rigi-rigi yang menonjol.
(d.) Ventriculus sinistrum
- Secara garis besar menerima darah kaya oksigen dari atrium sinistrum(dari pulmo), dan memompa
nya ke seluruh tubuh
- Berhubungan dengan atrium sinistrum melalui ostium atrioventriculare sinister
- Berhubungan dengan aorta melalui ostium aortae
- Dinding ventriculus sinister 3x lebih tebal dari pada dinding ventriculus dextrum. (tekanan darah di
dalam ventriculus sinistrum 6x lebih tinggi dari tekanan dalam ventriculus dextrum))
E. Katup-katup jantung

Katup jantung adalah struktur jantung yang berfungsi melindungi ostium dan beberapa muara pembuluh
darah pada jantung. Terdapat 4 katup jantung, yakni valva tricuspidalis, valva trunci pulmonalis, valva
mitralis, valva aortae.

Gambar. Skema peredaran sistem peredaran darah.


Penjelasan Skema :

- Valva tricuspidalis (2) : menghubungkan atrium dextrum dan ventriculus dextrum(melindungi


ostium atrioventriculare dexter). Terdiri atas 3 cuspis( yang di bentuk oleh lipatan endocarium
dengan jaringan fibrosa. Basis cuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung, sedangkan bagian
bebas nya di lekatkan pada chordae tendinae, yang menghubungkan cuspis dengan mm. Papillares.
Pada saat ventrikel berkontraksi, Mm. Papillares juga ikut berkontraksi yang berfungsi untuk
menahan cuspis agar tidak terdorong masuk ke dalam atrium pada saat tekanan intraventricular
meningkat.
- Valva trunci pulmonalis (3) : merupakan pintu keluar dari ventriculus dextrum menuju
pulmo(melindungi ostium trunci pulmonalis). Terdiri atas 3 valvula semilunaris (tersusun atas 1
valvula semilunaris sinistra;posterior, dan 2 valvula semilunaris anterior;dextra) yang bagian pinggir
bawah dan samping nya melekat pada dinding arteri, sehingga bisa menahan cuspis agar tidak
tertarik ke arah ventrikel, meskipun tanpa mm. Papillares dan chorda tendinae.
- Valva mitralis (5) : pintu masuk dari atrium sinister menuju ventriculus sinister(melindungi ostium
atrioventriculare sinister), terdiri atas dua cuspis(anterior dan posterior), memiliki struktur yang sama
dengan tricuspidalis, dan melekat dengan mm. Papillares dihubungkan dengan chorda tendinae
seperti valvula tricuspidalis.
- Valva aortae (6) : pintu keluar dari vemtriculus sinister menuju aorta(melindungi ostium aortae),
tersusun atas 3 cuspis(satu cuspis posterior, dan dua cuspis posterior{sinister}), mempunyai struktur
yang sama dengan valva trunci pulmonalis. Di belakang setiap cuspis dinding aorta menonjol
membentuk sinus aortae(tempat asal dari aa. Coronaria dextra dan sinistra)(Anatomi Klinik Richard
S.Snell)
iii. Pendarahan (vascularisasi) jantung.

Jantung mendapat suplai darah dari aa. Coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta ascendens
tepat di atas valva aortae.

Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae, bercabang membentuk;

1. Ramus coni arteriosi; memperdarahi bag. Atas dinding anterior ventriculus dexter
2. Rami ventriculares anteriores; facies anterior ventriculus dexter
3. Ramus marginalis dexter; cabang terbesar, memperdarahi apex cordis
4. Rami ventriculares posteriores ; facies diaphragmatica ventriculus dexter
5. Ramus descendens(interventricularis posterior); memperdarahi apex, dinding ventriculus dexter et
sinister, posterior septum ventriculare, dan nodus AV.
6. Rami atriales ; memperdarahi anterolateral atrium dextrum, permukaan posterior atrium dextrum et
sinisrum, dan nodus SA.

Arteria coronaria sinistra, biasanya lebih besar dari aa.coronaria dextra dan memperdarahi sebagian
besar jantung; sebagian besar atrium sinister, ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteria ini
berasal dari sinus aortae posterior berjalan kedepan, bercabang membentuk;

1. Ramus interventricularis(descendens) anterior; memperdarahi ventriculus dexter et sinister dan


septum ventriculare.
2. Ramus circumflexus; pembuluh ini melingkari pinggir kiri jantung dam bercabang lagi
membentuk;
a. Ramus marginalis sinister; memperdarahi batas kiri ventriculus sinister hingga apex cordis
b. Ramus ventricularis anterior dan posterior; memperdarahi ventriculus sinister
c. Rami atriales memperdarahi atrium sinistrum

Skema pembuluh balik jantung.


iv. persarafan(inervasi) jantung

Jantung di persarafi oleh seraut simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom melalui plexus cardiacus
yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis bersal dari bagian cervicale dan thoracale bagian atas
truncus symphaticus, persarafan parasimpatis berasal dari nervus vagus.

(Anatomi Klinik Richard S.Snell)

b. Anatomi pembuluh darah

Sistem perdarahan oleh jantung terbagi dua, yakni sistemik(keseluruh tubuh) dan pulmonal(menuju paru).

A. Sistem peredaran sistemik

Ventriculus sinister – aorta – aorta ascendens – arcus aortae – bercabang seluruh tubuh – vena cava seperior
et inferior – atrium dextrum.

B. Sistem peredaran pulmonal

Atrium dextrum – ventriculus dexter – aa. Pulmonales – pulmo – v. pulmonales – atrium sinistrum –
ventriculus sinister.

Cabang- cabang pembuluh darah besar dari jantung.

 AORTA : merupakan arteri utama yang membawa darah kaya oksigen dai ventriculus sinister.
 AORTA ASCENDENS : merupakan kelanjutan dari aorta, bercabang menjadi aa. Coronaria dextra
berasal dari sinus anterior aortae, dan aa. Coronaria sinistra berasal dari sinus aortae posterior.
 ARCUS AORTAE : merupakan kelanjutan dari aorta ascendens, berjalan dari belakang manubrium
sterni hingga kedepan trachea, kemudian melanjutkan diri sebagai aorta descendens. Arcus aorta
bercabang menjadi;
a. Truncus brachiocephalicus : pembuluh ini berjalan keatas dan di sebelah kanan trachea bercabang
menjadi a. Subclavia dextra dan aa. Carotis communis dextra.
b. Aa. Carotis communis sinistra, terletak di sebelah kiri truncus brachiocephalicus. Pembuluh ini
berjalan keatas sebelah kiri trachea, dan masuk keleher di belakang artic.sternoclavicularis sinistra.
c. Aa. Subclavia sinistra, terletak di belakang aa.carotis communis sinistra.
 AORTA THORACICA : kelanjutan dari aorta descendens, bercabang:
a. Aa.intercostales posterior : memperdarahi kesembilan SIC
b. Aa. Subcostales : memperdarahi pinggir bawah costa XII dan dinding abdomen
c. Rami pericardiaci, oesophageales, bronchiales, merupakan cabang kecil menuju organ-organ tsb.
 Truncus Pulmonalis : membawa darah kaya karbondioksida dari ventriculus dexter menuju paru.
mempunyai cabang; aa. Pulmonalis dextra(2), aa.pulmonalis sinistra(2).
(Anatomi Klinik Richard S.Snell)

B. STRUKTUR MIKROSKOPIS (HISTOLOGI) JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

i. COR

Tersusun oleh tunica(lapisan) cordi dan skeleton cordis.

1. Tunica cordis : terdiri dari beberapa lapisan(dari dalam keluar) yakni;


a. endocardium (lebih tebal pada atrium), tersusun atas lapisan :
- endothelium ( satu lapis sel)
- subendothelium (fibroblas, serabut kolagen & elastik)
- subendocardialis (vasa, syaraf, serabut purkinye = myocytus cardiacusconducens.

b. myocardium: merupakan lapisan paling tebal yang disusun oleh otot jantung.

Atrium (mm.pectinati) Ventrikel (mm.papillaris)


Dalam Tegak lurus Melingkar

Luar Tranversal dan Oblique Spiral

c. Epicardium : merupakan lapisan jaringan serosa. pada subepicardialis bersisi saraf, vasa,
limpa dan lemak
d. Lamina visceralis (pericardium)
e. Lamina parietalis (pericardium)

2. Skleton Cordis (merupakan jaringan ikat padat tempat melekatnya otot dan katup-katup jantung):
di susun olehseptum membranaceum, trigonum Fibrosum dextrum et sinistrum,dan annulus
Fibrosus
ii. VASA SANGUIS
C. ANGIOGENESIS DAN EMBRIOLOGI JANTUNG
i. ANGIOGENESIS

Angiogenesis adalah proses pembentukkan kapiler baru dengan cara pembentukan tunas dan cabang dari
pembuluh darah yang telah terbentuk sebelumnya. Berbeda dengan vasculogenesis yang merupakan proses
pembentukan kapiler baru oleh angioblast(sel bakal kapiler).

Pembentukan pembuluh darah secara keseluruhan merupakan kesatuan dari vasculogenesis dan di lanjutkan
dengan proses angiogenesis. Proses ini di mulai pada minggu ketiga :

1. Berawal dari sel mesenkimal yang berdifferensiasi menjadi sel endotel prekusor (angioblast), yang
kemudian beraggregasi membentuk pulau-pulau darah, yang berhubungan dengan vesikel umbilikal
atau selaput endotelial dalam embrio.
2. Lubang kecil timbul dalam pulau-pulau darah dan selaput endotelial karena konfluens batas
intraselluler.
3. Angioblasts merata untuk membentuk sel endotelial yang tersusun disekitas lubang pada pulau-
pulau darah untuk membentuk endotelium.
4. Kavitas yang dilapisi endotelium ini kemudian menyatu membentuk saluran endotelial
(vaskulogenesis).
5. Pembuluh darah membentuk tunas kearah daerah perbatasan oleh tunas endotelial dan menyatu
dengan pembuluh darah lainnya(angiogenesis)

Mekanisme Angiogenesis :

Pembentukan tunas kapiler yang baru di pengaruhi oleh banyak faktor, yang hampir seluruhnya merupakan
peptide-peptida kecil. Tiga dari faktor-faktor tersebut adalah :VEGF(vascular endothelial growth factor),
FGF(fibroblast growth factor), dan angiogenin. Faktor-faktor ini akan di keluarkan oleh jaringan yang tidak
mendapat suplai darah adekuat(cukup). defisiensi oksigen jaringan dan defisiensi zat-zat nutrisi pada
jaringan lah yang dianggap menstimulasi pembentukan faktor-faktor angiogenesis. Dengan proses :

1. Terjadi disolusi membrane basal sel endothel di tempat yang akan terjadi pertumbuhan kapiler baru.
2. Terjadi reproduksi cepat dari sel-sel endothelial baru yang kemudian mengalir keluar melalui dinding
pembuluh memanjang kea rah sumber faktor angiogenik.
3. Sel-sel di setiap pembuluh terus-menerus membelah diri dengan cepat dan melipat menajdi suatu
tabung. Yang kemudian berhubungan dengan tabung lain yang terbentuk dari kapiler donor yang
lain, membentuk suatu lengkung kapiler tempat darah mengalir.
ii. EMBRIOLOGI JANTUNG

Proses embriologis jantung di mulai pada hari ke 18 sebagai kompensasi tubuh atas kebutuhan zat-zat nutrisi
meningkat dan harus di salurkan ke seluruh tubuh. Yang harus di pahami dari proses embriologi jantung
secara sederhana adalah sebagai berikut :

1. Membentuk dua tabung endokardial yang berbentuk tapal kuda dan di kelilingi oleh mesoderm
splanknik yang kemudian membentuk “daerah kardiogenik”.
2. Day 21-22. Terjadi fusi(penggabungan) antara ke dua tabung. Setelah fusi selesai, jantung mulai
berdetak. Hasil dari fusi ini membentuk empat ruang jantung primitive :
- Sinus venosus. Merupakan pintu masuk jantung primitive, darah mengalir menuju sinus venosus
dari vena seluruh tubuh.
- Primitive atrium
- Primitive ventricle
- Bulbus cordis, terdiri atas kantong aorta, truncus arteriosus dan konus arteriosus. Yang merupakan
jalur keluar dari jantung keseluruh tubuh.
3. 23-28. Terjadi looping, yaitu rotasi tabung jantung dalam proses pembentukan jantung definitive.
Yang penting dari looping adalah :
- Bulboventricular (bulbus cordis dan ventriculus)mengalami looping ke kanan dandepan(right and
ventrally).
- Atrioventricular (atrium dan ventriculus), mengalami looping kea rah kiri dan belakang (left dan
dorsally).
4. Sampai minggu ke 7 : Partitioning(pembentukan ruangan jantung)
Hari 37 : selesai terbentuk sekat atrium, sempurna saat kelahiran (penutupan foramen
ovale)
Minggu ke 7 : selesai terbentuk sekat ventrikel
D. SIKLUS JANTUNG

Peristiwa yang berawal dari permulaan sebuah denyut jantung sampai permulaan denyut jantung berikutnya
di sebut siklus jantung.

 Setiap siklus di awali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinu.
 Potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui kedua atrium dan kemudian
melalui berkas A-V ke ventrikel.

Dalam mekanisme ini terjadi keterlambatan penghantaran impuls sekitar 0,1 detik ketika dari atrium menuju
ventrikel, sehingga atrium akan berkontraksi mendahului ventrikel, dan akan memompakan darah kedalam
ventrikel sebelum terjadi kontraksi ventrikel yang kuat. Jadi kesimpulan nya, atrium itu bekerja sebagai
pompa pendahulu bagi ventrikel, dan ventrikel selanjutnya akan memompa darah kesistem pembuluh darah
tubuh.
i. SISTOLIK DAN DIASTOLIK

Siklus jantung terdiri atas satu periode yang di sebut diastolik, yaitu periode pengisian jantung (ventrikel)
dengan darah, yang di ikuti oleh satu periode kontraksi yang di sebut sistolik.

a) Atrium sebagai pompa pendahulu.

Pada keadaan normal, darah mengalir secara terus-menerus dari vena-vena besar menuju ke atrium; kurang
lebih 80% nya mengalir langsung menuju ke ventrikel, bahkan sebelum atrium berkontraksi. Selanjutnya,
kontraksi atrium akan menambahkan pengisisan ventrikel sebanyak 20%. Oleh karena itulah atrium di
katakan sebagai pompa primer (pompa pendahulu) yang membantu efektifitas kerja ventrikel.Pada
kenyataan nya walaupun atrium tidak bekerja atau gagal berfungsi, jantung tetap dapat bekerja seperti
biasanya tanpa perbedaan yang berarti.Karena, pada dasarnya jantung memiliki kemampuan memompa 300
sampai 400 persen melebihi keperluan tubuh istirahat. Lain hal nya jika orang tersebut melakukan kerja
berat, maka akan timbul tanda-tanda gagal jantung akut (tiba-tiba), seperti sesak nafas.

b) Ventrikel sebagai pompa


 Pengisian ventrikel(diastolik). memiliki 3 fase pengisian, yakni :
1. sepertiga pertama (periode pengisian cepat ventrikel) terjadi karena perbedaan gradient tekanan
yang tinggi antara atrium yang membendung darah (selama fase sistolik, darah berkumpul di dalam
atrium kiri dan kanan karena katup A-V tertutup (akibat dorongan darah dari ventrikel)) dan tekanan
diastolik yang rendah di dalam ventrikel (sesudah sistolik, maka ventrikel akan mencapai tekanan
yang terendah), hal ini akan mengakibatkan darah dari atrium dapat mendorong katup AV yang tadi
nya tertutup dan mengalir secara cepat menuju ventrikel.
2. sepertiga kedua diastolik. Adalah darah yang mengalir langsung dari vena-vena di atrium menuju
ventrikel. (biasanya hanya sedikit), dan
3. sepertiga terakhir diastolik. Atrium berkontraksi dan memberikan dorongan tambahan terhadap
aliran darah yang memasuki ventrikel; menambah kira-kira 20% dari pengisian ventrikel.
 Pengosongan ventrikel selama sistolik.
1. Periode kontraksi Isovolemik (isometrik). Kontraksi isometrik berarti terjadi penambahan
tekanan namun tidak terjadi pemendekan serabut otot (kontraksi). Disebut demikian karena pada
fase ini ventrikel mulai berkontraksi dan menyebabkan tekanan di dalam nya meningkat, namun
di perlukan 0,02-0,03 detik bagi ventrikel agar dapat membentuk tekanan yang cukup untuk
mendorong katup semilunaris dan melawan tekanan dari aorta maupun truncus pulmonalis.
2. Periode ejeksi. Bila tekanan ventrikel kiri sudah melebihi 80mmHg dan ventrikel kanan
meningkat di atas 8 mmHg. Maka tekanan ventrikel ini akan mendorong katup semilunaris dan
darah akan mengalir keluar ventrikel sekitar 70% (periode ejeksi cepat), dan sisa nya akan
menyusul keluar (periode ejeksi lambat).
3. Periode relaksasi isovolemik (isometrik). Setelah sistolik, peninggian tekanan di dalam arteri
besar yang baru saja di isi darah akan mendorong darah kembali ke arah ventrikel sehingga
menyebabkan katup semilunaris terdorong menutup dengan keras. Selama 0,03-0,06 detik setelah
nya otot ventrikel akan mengalami periode relaksasi meskipun belum ada penambahan volume
(dari atrium). Di ikuti dengan penurunan tekanan ventrikel menuju ke tekanan diastolik terendah.
Perbedaan tekanan yang tinggi antara atrium dan ventrikel selanjutnya menyebabkan katup A-V
akan terbuka dan siklus berulang.
E. SISTEM KONDUKSI JANTUNG

Umumnya jantung berkontraksi secara ritmik sekitar 70-90 denyut permenit pada orang dewasa. Kontraksi
ritmik ini secara spontan timbul dari sistem konduksi jantung dan impuls nya menyebar ke berbagai bagian
jantung. Kontraksi ini di mulai dari kedua atrium –> sedikit jeda -> kedua ventriculus. Keberadaan jeda
pada skema memungkinkan atrium mengosongkan isinya ke ventrikel, sebelum ventrikel berkontraksi
memompa darah ke aorta ataupun pulmo. Sehingga bisa di bilang jeda tersebut membuat kerja jantung lebih
efisien.

Sistem konduksi ini terdiri atas otot jantung khusus yang terdapat pada nodus sinuatrialis(Nodus SA), nodus
atrioventricularis (Nodus AV) beserta crus dextrum dan
sinistrum nya, dan serabut purkinje(serabut khusus otot
jantung yang membentuk sistem konduksi).

- Nodus SA (di atrium) : terletak pada dinding atrium


dextrum tepat di sebelah kanan vena cava superior.
Nodus ini merupakan asal impuls ritmik elektronik
yang secara spontan di sebarkan ke seluruh otot-otot
jantung atrium, menyebabkan otot-otot tsb
berkontraksi.
- Nodus AV (di atrium) : terletak pada bagian bawah
septum interatriale tepat pada perlekatan cuspis
septalis valva tricuspidalis. Dari nodus ini impuls
jantung di kirim ke ventrikel oleh fasciculus
atrioventricularis. Kecepatan konduksi impuls jantung
melalui nodus AV adalah sekitar 0,11 detik (inilah
yang di namakan waktu jeda).
- Fasciculus atrioventricularis/ berkas
His (di atrium -> ventriculus) :
merupakan satu-satu nya jalur serabut
otot jantun yan menghubungkan
myocardium atrium-myocardium
ventriculus. Fasciculus AV bercabang
menjadi cabang berkas kiri(left bundle
branch;LBB- menuju ventrikel kiri)
dan cabang berkas kanan(right bundle
branch; RBB- menuju ventrikel kanan.

F. BUNYI JANTUNG

Bunyi jantung normal di deskripsikan


dengan “lub-dub” yang di sebabkan oleh
getaran pada katup yang tegang setelah menutup, getaran dinding jantung yang berdekatan, dan
pembuluh-pembuluh utama di sekitar jantung. Sebenarnya ada empat bunyi jantung, namun normalnya
yang terdengar hanya bunyi jantung pertama, kedua, dan dam ke tiga(kadang-kadang). Sedangkan bunyi
jantung ke empat memiliki frekuensi yang sangat kecil, sehingga tidak dapat terdengar.

a. Bunyi jantung pertama(awal sistol) timbul dengan penjelasan : ventrikel yang berkontraksi(awal
sistolik) menyebabkan aliran darah yang secara tiba-tiba berbalik „menubruk‟ katup A-V(mitral dan
tricuspidalis), sehingga katup tsb menutup dan mencembung kearah atrium, namun chorda tendinea
menahan dan kembali menarik katup(menjadi tegang) sehingga menghentikan pencembungan
tersebut(menyebabkan darah terdorong kembali kearah ventrikel). Peristiwa ini menyebabkan darah,
dinding ventrikel dan katup yang tegang bergetar menimbulkan turbulensi getaran dalam darah,
getaran ini merambat melalui jaringan di dekatnya ke dinding dada, sehingga dapat terdengar melalui
stetoskop.
b. Bunyi jantung ke dua timbul pada saat terjadi penutupan katup semilunaris yang tiba-tiba pada akhir
sistolik. Pada saat menutup, katup ini menonjol kearah ventrikel(karena ada tekanan darah), dan
regangan elastic dari katup akan melentingkan darah kembali ke arteri, yang menyebabkan terjadinya
aliran bolak-balik darah antara dinding pembuluh dan katup semilunaris. Aliran bolak-balik ini
membuat darah mengalami getaran yang akan merambat ke dinding arteri dan akan terdengar baik
pada spot tertentu di dada.
c. Bunyi jantung ketiga timbul pada awal sepertiga bagian tengah diastole(pengisian ventrikel), alasan
logis timbulnya suara ini adalah dari gemuruh bolak-balik darah pada dinding ventrikel pada saat
memasuki ventrikel dari atrium.
d. Bunyi jantung keempat, di duga merupakan bunyi meluncurnya darah dari atrium menuju
ventrikel(pada saat atrium berkontraksi), frekuensi bunyi nya sangat kecil sehingga hampir tidak
terdengar.
G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KERJA JANTUNG

Pada dasarnya jantung memiliki dua pengaturan yang mengatur jumlah volume darah yang di pompakan ;

1. Pengaturan Intrinsik (Mekanisme Frank-Starling) yang merupakan respon terhadap perubahan


volume darah yang mengalir ke jantung.

Konsep dasar dari mekanisme ini adalah; semakin besar otot jantung di regangkan selama pengisian,
semakin besar pula jumlah darah yang di pompa ke dalam aorta (semakin besar pula kontraksi nya).
Pengaruh perubahan volume balik juga akan berimbas pada besarnya darah yang di pompa (akan
memberatkan kerja jantung). Contoh kasus pada orang Anemia (viskositas darah rendah, sehingga aliran
balik ke jantung meningkat) akan cenderung mengalami gagal jantung akut apabila beraktivitas berat.

2. Pengaturan oelh Saraf simpatis dan parasimpatis :


a) Perangsangan saraf simpatis : Akan menaikkan frekuensi pompa jantung hingga 180-200 denyut per
menit, meningkatkan kekuatan kontaraksi otot jantung sehingga semakin banyak volume darah yang
di pompa, dan meningkatkan curah jantung hingga dua sampai tiga kali lipat.
b) Perangsangan saraf vagus : menurunkan denyut jantung hingga 20-40 denyut per menit, menurunkan
kemampuan kontraksi hingga 40%, dan menurunkan pemompaan ventrikel hingga 50%

Tambahan :

- Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium dalam cairan ekstrasel dapat menyebabkan jantung
mengembang dan lemah sehingga denyut menjadi melemah. Konsentrasi ion kalium yang terlalu
banyak akan menghambat konduktasi impuls jantung pada serabut AV (dari atrium ke ventrikel).
- Pengaruh ion kalsum : kelebihan kalsium memiliki efek yan berlawanan dengan kelebihan ion
kaliun, yakni akan menyebabkan jantung berkontraksi spastis, hal ini di sebabkan karena kalsium
yang berperan langsung dalam mengawali proses kontraksi jantung.
- Pengaruh suhu : panas dapat meningkatkan permeabilitas membrane otot jantung terhadap ion yang
mengatur frekuensi jantung, sehingga denyutnya akan semakin cepat.
H. AUSKULTASI KATUP JANTUNG

anatomi permukaan katup jantung adalah proyeksi permukaan katup pada tubuh. Auskultasi(mendengarkan)
bunyi jantung penting untuk seorang dokter mengetahui apakah bunyi jantung nya normal atau tidak, bunyi
jantung normal terdiri atas dua bunyi: lup-dup. yang mana bunyi pertama di timbulkan oleh kontraksi
ventrikel dan penutupan valve tricuspidalis dan mitralis, bunyi ke dua ditimbulkan oleh penutupan cepat
valve aorta dan valve trunci pulmonalis.
 Valve tricuspidalis : terletak di setengah bagian kanan sternum pada SIC IV. Paling baik di
dengarkan di sekitar ujung bawah corpus sterni, kira-kira setinggi cartilage costalis VI-VII.
 Valve mitralis : terletak di setengah bagian kiri sternum setinggi cartilage costalis IV. Paling baik di
dengarkan di sekitar denyut apex, yakni setinggi SIC V sinistra, 9 cm dari garis tengah.
 Valve trunci pulmonalis : terletak di ujung medial cartilage costalis III sinistra, paling baik di
dengarkan di sekitar ujung medial SIC II kiri.
 Valve aortae : terletak di setengah bagian kiri sternum pada SIC III. Paling baik di dengarkan di
sekitar ujung medial SIC II kanan.

SKENARIO 1

Alif, usia 7 tahun, anak seorang dokter spesialis jantung bermain-main dengan stetoskop ayahnya. Ia
sering melihat ayahnya menggunakan alat itu pada saat memeriksa pasien, tapi dia tidak paham apa yang di
dengarkan ayahnya. Kemudian ayahnya memberitahu cara menggunakannya dan menerangkan bahwa alat
itu untuk mendengar bunyi jantung. Alif kemudian memasang alat tersebut ke telinga nya dan menempelkan
ke dada nya sendiri. Kemudian ia berteriak kesenangan karena bisa mendengar suara jantungnya, “yah..,aku
bisa mendengar bunyi jantungku, dug..dug..dug.dug”, lalu dia bertanya lagi mengapa kalau setelah berlari-
lari dia merasa jantungnya berdetak lebih cepat.

I. Identifikasi istilah
1. Stetoskop : alat untuk melakukan asukultasi (mendengarkan) secara tidak langsung.
2. Bunyi jantung : Bunyi yang di timbulkan akibat getaran bolak-balik darah antara katup yang
menutup dan dinding jantung yang merambat ke dinding dada.
3. Detak jantung : istilah lain dari bunyi jantung

(Dorland edisi 28, fisiologi guyton)

II. Sasaran belajar :


1. Anatomi jantung dan pembuluh darah
2. Embriologi jantung dan angiogenesis pembuluh darah
3. Histologi jantung dan pembuluh darah
4. Mekanisme kerja jantung (Siklus Jantung)
5. Sistem konduksi jantung
6. Bunyi jantung
7. Faktor-faktor yang memengaruhi kerja jantung
8. Cara kerja stetoskop

III. Pertanyaan yang bisa muncul :


1. Bagaimana anatomi, embrio, dan histologist jantung dan pembuluh darah?
2. Dari manakah asal bunyi jantung? Bagaimana mekanisme nya?
3. Bagaimana cara kerja jantung memompa darah ke seluruh tubuh?
4. Bagaimana cara kerja stetostop?
5. Faktor apa saja yang bisa memengaruhi kecepatan denyut jantung?
6. Apakah denyut jantung sama dengan detak jantung? Apa bedanya dengan suara jantung?
7. Bagaimana meletakkan posisi stetostop yang benar untuk mendengarkan bunyi jantung di dada
pasien?
PENGAYAAN MATERI
TUTORIAL 2 BLOK KARDIOVASKULAR
A. HOMEOSTASIS
Sebelum menjelaskan lebih jauh mengenai regulasi tekanan darah, maka harus di ketahui dulu mengenai
konsep dasar dari homeostasis, karena pada dasarnya rugulasi tekanan darah merupakan bentuk dari
homeostasis feedback negative.

Seluruh sel hanya bisa hidup jika berada dalam suatu lingkungan esensial (jika lingkungan ini di dalam
tubuh maka di sebut dengan cairan ekstraselullar atau internal environment). Sedangkan homeostasis adalah
kemampuan tubuh untuk mempertahankan stabilitas lingkungan internal ini dalam batas fisiologis(normal)
yang diatur oleh suatu mekanisme untuk mempertahankan manusia dalam keadaan hidup Contoh: kadar
glukosa darah dipertahankan dalam rentang (70-110 mg/dl).

Homeostasis tubuh hampir setiap waktu selalu mengalami gangguan, baik gangguan dari dalam(internal)
maupun dari luar (eksternal). Contoh gangguan eksternal : suhu, luka,kekurangan oksigen, keracunan, dll.

Contoh gangguan internal : glukosa darah yang terlalu rendah, stress karena lingkungan, autoimun(sistem
imun yang tidak mengenali tubuh sendiri), tekanan darah tinggi atau rendah, dll.
Jika homeostasis tubuh terganggu maka ;

1. apa kompensasi yang di berikan tubuh?.

Tubuh akan merespon(men-feedback) gangguan tersebut baik


secara positif(menambah stimulus maupun
negatif(menghambat stimulus). System feedback ini melibatkan
;reseptor (struktur tubuh yang memonitor perubahan kondisi
terkontrol dan mengirim input ke pusat kontrol), pusat
kontrol(Otak, untuk mengevaluasi input yang dikirim dari
reseptor diubah menjadi perintah output, jika diperlukan),
efektor(struktur tubuh yang menerima output dari pusat
kontrol dan menghasilkan jawaban atau efek yang mengubah
kondisi terkontrol).Yang di maksud dengan kondisi terkontrol
adalah kondisi tubuh yang di duga mengalami gangguan
homeostasis.

2. Bagaimana mekanisme tubuh mengkompensasi perubahan


homeostasis?

Terdapat dua mekanisme system feedback, yaitu feedback negative dan positif.

a. Feedback negative berfungsi untuk mengembalikan perubahan kondisi terkontrol dengan jalan
menghambat stimulus asal sehingga homeostasis kembali di capai. Sebagian besar sistem umpan balik
dalam tubuh adalah negative. Digunakan untuk kondisi yang memerlukan pengaturan berulangkali,
contoh; pengaturan temperatur tubuh(termoregulasi) , kadar glukosa darah, tekanan darah.
b. Feedback positif bekerja lebih menguatkan dan meningkatkan kekuatan ulang kondisi terkontrol dari
pusat kontrol memerintah efektor, hal ini juga bertujuan agar homeostasis tubuh tetap terjaga. Cth : pada
saat persalinan(oxytocyn).Semakin teregang(reserptor), semakin banyak oxytocyn yang dilepas,
sehingga semakin kuat kontraksi, dst. Siklus diakhiri dengan lahirnya bayi dan penurunan regangan.
B. REGULASI TEKANAN DARAH

Pengaturan tekanan darah memiliki dua mekanisme yang berbeda, yakni

I. Mekanisme cepat (oleh saraf)

mengatur diameter pembuluh darah, Heart rate, dan kontraktilitas jantung. Menaikkan tekanan darah dalam
hitungan detik, bahkan hingga dua kali normal dalam waktu 5-10 detik. Sebaliknya, penghambatan nya akan
mengakibatkan penurunan tekanan arteri spontan hingga 50% dalam waktu 10-40 detik. Terutama di
stimulasi oleh kerja fisik, stress, konsumsi kopi, dan gugup.
Salah satu fungsi penting dari mekanisme saraf ini adalah kemampuan nya menimbulkan peningkatan
tekanan arteri secara cepat. Dengan cara merangsang vasokonstriktor dan kardioakselator system saraf
simpatis secara bersamaan, dan menghambat saraf parasimpatis yang menuju jantung, sehingga akan
menimbulkan kondisi :

a. Kontriksi hampir seluruh arteriol dalam sirkulasi, sehingga meningkatkan tahanan perifer
menyebabkan tekanan darah meningkat.
b. Kontraksi kuat pembuluh darah vena, menyebabkan volume aliran balik ke jantung meningkat,
membuat dinding jantung lebih meregang sehingga menyebabkan jantung berdenyut dengan
kekuatan yang lebih kuat(semakin besar regangan, semakin besar pula kemampuan kontraktil) dan
darah yang di pompa pun akan semakin besar sehingga tekanan arteri meningkat.
c. Jantung memompa lebih kuat karena di rangsang saraf otonom(simpatis) sehingga terjadi
peningkatan frekuensi jantung (bisa sampai tiga kali normal) yang akan berimbas pada cardiac
output jantung itu sendiri(CO meningkat), akibatnya volume darah yang di pompa juga akan
meningkat, sehingga tekanan arteri meningkat.

MEKANISME REFLEKS AGAR TEKANAN ARTERI DALAM BATAS NORMAL

Pada dasarnya mekanisme ini adalah kompensasi tubuh terhadap mekanisme yang di jelaskan di atas, yakni
peningkatan tekanan darah akibat rangsangan saraf simpatis, agar tekanan arteri kembali berada pada batas
yang normal.

- Baroreseptor(presoreseptor), merupakan ujung saraf yang terlerak pada dinding arteri, yang akan
terangsang jika teregang. Jika terjadi peningkatan tekanan arteri maka akan menyebabkan terjadi nya
peregangan pada baroreseptor, yang akan menjalarkan stimulus menuju system saraf pusat untuk
menurunkan tekanan arteri(vasodilator). Reseptor ini sangat banyak di temukan di (1) sinus karotis
dan (2) dinding arkus aorta.
Sinyal dari ke dua reseptor tersebut akan di teruskan ke tempat yang sama yakni ke medulla
oblongata(MO), namun dengan lintasan yang berbeda:
1. Sinyal dari sinus karotis di jalarkan melalui saraf hering menuju nervus glosofaringeus(N IX)
menuju traktus solitarius medulla oblongata(MO)
2. Sinyal dari arkus aorta langsung di jalarkan melalui nervus vagus (N X) menuju medulla
oblongata.

Setelah sinyal baroreseptor memasuki traktus solitarius MO maka akan timbul sinyal sekunder yg
menghambat pusat vasokonstriktor di medulla dan merangsang pusat vagus, sehingga terjadi :

3. Vasodilatasi di seluruh sistem sirkulasi perifer


4. Berkurangnya frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung
Selain jalur yang berbeda, batas stimulus kedua reseptor tsb juga
berbeda,

1. Sinus karotis akan terangsang(meregang) pada tekanan


darah di atas 60 mmHg dan terus meregang seiring
peningkatan tekanan darah. Mencapai maksimum pada
tekanan 180mmHg.
2. Arkus aorta derajat rangsangnya lebih tinggi 30mmhg dari
sinus karotis, yakni pada tekanan diatas 90mmHg.
- Kemoreseptor, terletak di karotis dan aorta, kerja
berkebalikan dari baroreseptor. berespon pada tekanan
arteri di bawah 80 mmHg. Bila tekanan arteri menurun
sampai di bawah nilai kritis maka kemoreseptor terangsang karena aliran darah menurun, O2
menurun dan kelebihan CO2 juga ion hydrogen. bekerja dengan mekanisme:
Sinyal dari kemoreseptor  merangsang pusat vasomotor  meningkatkan tekanan arteri 
kembali tekanan ke normal.

II. Mekanisme jangka panjang oleh ginjal

Pengaturan tekanan darah oleh ginjal adalah suatu mekanisme yang bersifat jangka panjang, behari-hari
hingga berbulan-bulan.

Konsep dasarnya adalah sebagai berikut :

Ginjal adalah suatu organ yang memerlukan aliran darah terbesar ke dua di dalam tubuh, jika terjadi
kekurangan aliran ke ginjal(tekanan menurun), maka ginjal akan merespon hal tersebut melalui dua
mekanisme:

1. Mekanisme Renin-angiotensin-aldosterone : sel jukstaglomerular pada ginjal akan menghasilkan


enzim rennin pada saat terjadi penurunan aliran darah ke ginjal, renin adalah suatu substansi
protein(enzim) yang berfungsi mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I yang akan beredar
ke sirkulasi tubuh, angiotensin I akan di ubah menjadi angiotensin II(vasokonstriktor kuat) dalam
paru.

Sebagai tambahan, angiotensin menyebabkan vasokontriksi, juga memiliki efek lain pada ginjal, yakni
menyebabkan ginjal meretensi(menahan) garam dan air, melalui cara :

a. Bekerja langsung pada ginjal, sehingga menyebabkan tubulus ginjal menjadi retensi terhadap garam
dan air.
b. Bekerja dengan menyebabkan kelenjar adrenal menyekresikan aldosterone, yang menyebabkan
peningkatan reabsorpsi tubulus ginjal terhadap air dan garam.

2. Mekanisme Vasopressin (ADH) :Berperan secara tidak langsung dalam pengaturan tekanan arteri
jangka panjang melalui pengaruhnya pada ginjal dengan cara menurunkan ekskresi air. Dengan
mekanisme :

Jika aliran darah ke ginjal menurun(akibat tekanan darah turun), maka hypothalamus posterior akan
meningkatkan pelepasan hormone ADH(antidiuretik) menuju ginjal, yang mana hormone ini akan
meningkatkan permeabilitas membrane tubulus ginjal, sehingga akan terjadi peningkatan reabsorbsi
pada dinding tubulus, peningkatan reabsorbsi berarti akan meningkatkan volume darah sehingga tekanan
darah akan kembali normal.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI


DENYUT NADI.
 Faktor- faktor yang memengaruhi tekanan darah :

1. Tahanan perifer (diameter & panjang p.d, viskositas darah) : semakin besar tahanan, maka semakin
tinggi tekanan oleh darah. {(P= F x R) p;tekanan, f;aliran, r;resistensi}.

2. Elastisitas pembuluh darah : semakin elastis, tekanan darah semakin kecil.

3. Volume darah : semakin besar volume, semakin besar tekanan darah.

4. Curah jantung : semakin besar curah jantung, semakin besar pula tekanan darah.

 Yang memengaruhi denyut nadi :


1. Rangsangan saraf simpatis : menaikkan denyut nadi. Contoh : kerja fisik, stress, mengonsumsi kopi,
dll.
2. Rangsangan saraf parasimpatis : menurunkan denyut nadi. Contoh : beristirahat
D. TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI NORMAL

Tekanan darah normal berkisar antara 80/120 mmHg dan denyut nadi normal berkisar antara 60-100 kali
per menit.

E. APAKAH DENYUT NADI DAN DENYUT JANTUNG BERBEDA?

Pertanyaan ini mungkin akan muncul di benak kalian saat kalian benar-benar menghayati tutorial, sayangnya
pertanyaan ini tidak mudah temukan jawabannya secara gamblang di dalam literature, jadi jawaban di
bawah ini kami simpulkan berdasarkan pemahaman kami dari penjelasan beberapa literature.
Apakah denyut nadi sama dengan denyut jantung?Pada dasarnya denyut jantung lah yang menyebabkan
adanya denyut nadi, dan jelas bahwa denyut nadi adalah gambaran nyata dari denyut jantung.

Lalu bagaimana mekanisme adanya denyut nadi?Jantung memompa darah dengan sifat yang
pulsatif(bergelombang), sehingga menyebabkan arteri juga memiliki tekanan yang pulsatif (usaha darah
dalam melawan dinding pembuluh juga pulsatif), yakni berkisar di antara tekanan sistolik(120mmhg) dan
diastolik(80mmhg). Sewaktu darah di pompa keluar ventrikel(sistolik), arteri memiliki tekanan yang
maksimal(120mmhg normalnya), baru kemudian terjadi pengisiaan ventrikel(relaksasi, diastolik) dimana
arteri berada pada tekanan yang minimum, yakni 80 mmhg pada normalnya, lalu siklus berulang. Nah
perbedaan tekanan yang bersifat pulsatif inilah yang menjadikan adanya denyut nadi pada seluruh arteri di
tubuh.

Apakah denyut nadi ada di seluruh arteri?Mengapa hanya bisa di raba pada beberapa arteri
saja?Ya.Denyut nadi ada di sepanjang arteri.Namun yang bisa di raba hanya bagian arteri yang bersifat
superficialis. Seperti a. radialis(di radial distal pergelangan tangan), a.carotis(di leher), dan di pelipis.

F. APAKAH 130/80mmHg dan 100x permenit normal ?

Normal. Tekanan darah di katakan tinggi (hipertensi) jika 140/90 atau lebih.Sedangkan ukuran rendahnya
tidak di tentukan.Sedangkan denyut nadi di katakan takikardia (>100) dan brakikardia (<60).

SKENARIO 2

Lho kok beda…..?

Ratna usia 17 tahun baru saja lulus SMA dan mendaftar ke Fakultas Kedokteran. Sebagai salah satu
tes masuk ia harus melakukan tes kesehatan di FK. Tetapi beberapa hari sebelumnya ia pernah
memeriksakan diri ke puskesmas. Sewaktu di periksa tekanan darahnya oleh dokter, diketahui bahwa
tekanan darahnya 130/80 mmHg dan denyut nadi nya 100 kali/menit.Ia merasa heran karena sewaktu
periksa di puskesmas, tekanan darahnya hanya 120/70 mmHg dan denyut nadinya 84 kali/menit. Ia khawatir
kalau-kalau tidak lulus dan bertanya kepada dokter yang memeriksa apakah ia normal saja ?

I. Daftar istilah
1. Tes kesehatan : tes yang regular di adakan oleh sebuah instansi untuk mengetahui apakah calon
pekerja atau masyarakat instansi nya memiliki kesehatan yang layak untuk melakukan aktivitas di
dalam instansi tersebut.
2. Tekanan darah : Satuan tekanan darah biasanya selalu dinyatakan dalam millimeter air
raksa(mmHg). Sebenarnya tekanan darah berarti daya yang di hasilkan darah terhadap setiap satuan
luas dinding pembuluh.
3. Denyut nadi : Jumlah denyut jantung (darah yang di pompa jantung) yang teraba di pembuluh per
menit.
II. Sasaran belajar
1. Menjelaskan regulasi tekanan darah (Homeostasis)
2. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah dan denyut nadi beserta mekasime nya.
3. Menjelaskan tekanan darah dan denyut nadi normal.
III. Pertanyaan yang bisa muncul
1. Apakah denyut nadi dan denyut jantung itu berbeda?
2. Apakah ia normal saja?
3. Apa yang membuat ratna memiliki tekanan darah dan denyut nadi lebih tinggi dari pemeriksaan
sebelumnya?

Anda mungkin juga menyukai