8D Report adalah suatu metode sistem penyelesaian masalah (problem solving) dengan 8
langkah perbaikan dan format laporan 8D.
Metode ini diperkenalkan oleh Perusahaan Ford Motor pada akhir tahun 80-an, biasanya
digunakan oleh perusahaan dalam membuat report penanganan claim dari perusahaan
pelanggannya
Metode format Laporan 8D ini umumnya dibuat oleh perusahaan pemasok material, untuk
memenuhi permintaan perusahaan OEM customernya jika ada defect atau masalah yang
ditemukannya.
D1 = Pembentukan Team
D2 = Mendefinisikan Permasalahan
D7 = Tindakan Pencegahan
1. Metode yang mudah dan logis, dengan jelas dapat menunjukkan langkah
selanjutnya dari suatu solusi masalah.
2. Metode ini dikenal dan digunakan oleh semua perusahaan di industri
otomotif.
3. Seringkali ini adalah metode yang dipersyaratkan pelanggan untuk
mendokumentasikan tindakan koreksi.
4. Cara terbaik untuk melaporkan ketidaksesuaian & tindakan korektif kepada
pemasok.
D1 = Pembentukan Team
Langkah awal ini biasanya dipicu atau diinisiasi dari permintaan atau claim dari pelanggan.
Setelah claim diterima, maka akan dibentuk cross functional team.
Cross functional team adalah tim yang anggotanya terdiri dari berbagai latar belakang (multi)
keterampilan atau bagian atau divisi atau departemen di dalam perusahaan.
Kualitas / Quality
Proses / Produksi
Engineering / Maintenance / Utility
Riset & Pengembangan / R&D
Laboratorium
Planning / Production Control
Logistik / warehouse
Dan bagian lainnya sesuai dengan topik masalah pada 8D yang akan dibuat
Kemudian dipilih seorang Ketua Tim dari anggota yang sudah terkumpul tersebut, kriteria
dari Ketua atau Leader atau Pemimpin tim tersebut adalah :
Pemimpin tim harus menentukan struktur tim sesuai dengan proyek 8D yang
akan dibuat, sekaligus membuat daftar untuk menentukan fungsi atau peran
dari setiap anggota tim dalam proyek 8D tersebut.
Pemimpin tim harus membuat jadwal pertemuan rutin atau berkala untuk
melakukan review mengenai perkembangan proyek 8D yang dijalankan serta
mendiskusikan berbagai tindakan untuk memenuhi target 8D yang sudah
ditentukan.
Pemimpin tim harus membuat laporan meeting atau rapat yang sudah
dilakukan dan juga mendokumentasikan segala hal yang didiskusikan pada
setiap pertemuan tersebut.
Pemimpin tim dapat mengubah peran anggota manapun dan Tanggung
jawab saat pernyataan masalah disempurnakan lebih lanjut dan disepakati.
Anggota tim harus menyelesaikan tindakan dan melaporkan ke pimpinan tim
Laporan meeting yang dibuat tersebut mencakup hal-hal berikut :
Kemajuan tim
Keputusan penting tercapai dalam rapat
Rencana waktu penyelesaian aktual untuk semua tindakan, yang dilengkapi
dengan penentuan siapa saja PIC yang perlu mengambil tindakan. Serta
menentukan “Kapan, Dimana dan Bagaimana” aktifitas penyelesaian itu akan
dilaksanakan.
D2 = Mendefinisikan Permasalahan
Contoh pertanyaan yang bisa dibuat untuk analisa berdasarkan metode 5W2H :
WHO (Siapa)
Siapa yang akan terdampak masalah tersebut dan siapa saja yang tidak?
Siapa yang menemukan masalah tersebut pertama kali dan siapa yang tidak
menemukannya? (internal/external)
WHAT (Apa)
Apa yang terjadi jika bermasalah dan apa yang terjadi jika tidak?
Why (Kenapa)
Where (Dimana)
Dimana problem tersebut terjadi dan dimana saja kemungkinan problem terjadi?
When (Kapan)
Berapa jumlah masalah yang terjadi atau berapa jumlah produk yang bermasalah?
Berapa besar masalah yang terjadi dalam nilai uang, orang atau waktu?
How (Bagaimana)
Bagaimana kecenderungan atau trend masalah yang terjadi? Apakah kontinyu, acak atau
berulang?
Apakah masalah tersebut pernah terjadi sebelumnya? Jika ya, sertakan analisa yang sudah
dilakukan sebelumnya.
Metode tersebut diterapkan pada setiap proses yang terhubung dengan perusahaan kita,
tahapan atau step-step penerapannya adalah sebagai berikut :
Berapa lama waktu melakukan tahap D3 (containment phase)? Sebaiknya 24 – 48 jam sejak
ditemukannya masalah pertama kali sudah dilakukan tindakan kontainmen.
Lakukan analisa untuk menemukan akar masalah yang tepat, karena kebanyakan analisa
umumnya tidak dapat menemukannya.
Sebagai contoh kasus adalah kasus mengenai masalah Oli Mesin, analisa dilakukan
bukannya mencari letak Kebocoran Oli dibagian bawah kendaraan, namun malah hanya
menambahkan Oli.
Jadi kasus tersebut menunjukkan bahwa analisa yang dilakukan tidak menemukan akar
masalah melainkan hal lain.
Untuk menemukan akar masalah kita bisa menggunakan alat bantu berupa tool seperti
berikut :
Flow Chart
Check Sheet
Cause & Effect Diagram
Pareto Chart
Run Chart
Control Chart
Brainstorming
Scatter Diagram
Histogram
Selain tool tersebut, kita juga bisa menggunakan kombinasi metode 4M dan 5Why, tabel
berikut menggambarkannya :
4M vs 5Why Why-1 Why-2 Why-3 Why-4 Why-5
Man
Material
Machine
Method
Ketika Root Cause atau akar masalah sudah teridentifikasi, maka tim 8D bisa menentukan
kesepakatan untuk melakukan “Permanent Corrective Actions”.
Setelah itu bisa dilakukan tambahan metode yaitu Pokayoke (Error Proofing), berikut
pengertiannya.
Pokayoke adalah metode dari Jepang yang digunakan untuk melakukan perbaikan pada
proses yang bisa mencegah kesalahan yang sama terjadi lagi.
Kita mencari solusi sekali dan untuk semuanya sehingga masalah yang sama tidak akan
ditemukan lagi.
D7 = Prevent Recurrence
Tahapan ini adalah pencegahan masalah yang sama supaya tidak akan terulang lagi, maka
dilakukan proses identifikasi apa saja hal penting untuk dipelajari dan dituangkan dalam
bentuk dokumentasi.
Dokumentasi tersebut diterapkan dalam bentuk update Prosedur dan Dokumen, seperti : WI
(Work Instruction), CP (Control Plan), DFMEA/PFMEA (Design/Process Failure Mode on
Effect Analysis), dan lainnya.
D8 = Ucapkan Selamat pada Tim
Tahap terakhir ini juga tidak kalah penting, yaitu memberikan penghargaan pada tim yang
terlibat dan sudah berusaha keras untuk memperbaiki proses.
Dengan penghargaan ini maka tim akan termotivasi untuk memelihara perbaikan yang
sudah dibuat sekaligus meningkatkan semangat untuk memunculkan ide-ide baru perbaikan
yang berkelanjutan.
Berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk melengkapi dan menyelesaikan laporan 8D
(8D report)?