Anda di halaman 1dari 9

04

CREATIVE
CLASSROOM
internetBAIK
2023
CREATIVE
CLASSROOM
Disusun oleh:
Adi Nugroho Setya Atmojo
Adobe Creative Educator
Digital konten video

Digital konten video, atau video digital, adalah konten yang disajikan dalam
format video dan dapat diakses dan ditonton secara digital melalui berbagai
perangkat, seperti komputer, ponsel cerdas, atau tablet. Konten video digital
dapat berupa berbagai macam jenis, termasuk film, acara televisi, klip musik,
tutorial, podcast, vlog, dan banyak lagi.

Konten video digital dapat diunggah dan disebarkan melalui berbagai


platform, seperti YouTube, Vimeo, Instagram, TikTok, Facebook, dan situs web
lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, digital konten video telah menjadi
sangat populer, terutama di kalangan pengguna internet yang lebih muda.

Penggunaan digital konten video juga semakin populer dalam pemasaran


digital dan branding, di mana merek dan perusahaan menghasilkan dan
menyebarkan video untuk meningkatkan kesadaran merek dan menarik
pelanggan baru.

Sejarah video

Sejarah video dimulai pada tahun 1870-an ketika Eadweard Muybridge,


seorang fotografer Inggris, memulai percobaan untuk merekam gerakan
binatang dengan menggunakan beberapa kamera dan memproyeksikan
gambarnya secara berurutan untuk menciptakan efek gerakan.

Pada tahun 1888, seorang penemu bernama George Eastman memperkenalkan


kamera film portabel pertama, Kodak No. 1, yang memungkinkan orang biasa
untuk merekam dan memutar kembali video. Kemudian pada awal abad
ke-20, film-film pendek mulai diproduksi untuk hiburan dan sebagai alat
propaganda politik.
Pada tahun 1950-an, televisi menjadi semakin populer dan mulai menyaingi
bioskop sebagai sarana hiburan utama. Televisi menggunakan format video,
dan karena itu, industri film mulai memproduksi konten televisi. Pada tahun
1960-an, video reel-to-reel mulai dipakai sebagai medium untuk merekam
dan memutar kembali video, yang kemudian digantikan oleh format kaset
video pada tahun 1970-an.

Pada tahun 1980-an, kaset video menjadi sangat populer dan menjadi standar
untuk merekam dan memutar kembali video. Kemudian pada tahun 1990-
an, VHS digantikan oleh format DVD, yang memberikan kualitas video yang
lebih baik. Selama tahun 2000-an, format digital mulai berkembang dan
memungkinkan orang untuk merekam dan menyimpan video di format
digital.

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi video telah berkembang dengan


pesat, dan sekarang orang dapat merekam, mengedit, dan berbagi video
secara mudah melalui internet dan perangkat seluler. Dengan berkembangnya
teknologi virtual dan augmented reality, serta platform streaming video online
seperti YouTube dan Netflix, sejarah video terus berkembang dan memberikan
pengalaman hiburan dan pendidikan yang semakin kaya dan menarik bagi
masyarakat.

Proses pembuatan film I

Membuat film adalah proses yang panjang dan melibatkan banyak tahap.
Berikut adalah beberapa tahapan umum dalam pembuatan film:

1. Pengembangan: Tahap ini melibatkan menulis skenario, merencanakan


pemilihan pemeran, dan membuat budget. Sebuah tim produksi dapat
diterapkan untuk membantu mengembangkan ide dan merencanakan
produksi.
2. Pra-produksi: Setelah skenario dan pemilihan pemeran selesai, tahap
ini melibatkan mempersiapkan lokasi, pengaturan jadwal produksi,
merancang kostum dan make-up, serta mempersiapkan teknis produksi
seperti pencahayaan dan kamera.

3. Produksi: Tahap ini melibatkan pengambilan gambar dan suara sesuai


dengan skenario dan rencana produksi yang telah dibuat di tahap
sebelumnya. Selama tahap ini, sutradara dan produser harus memastikan
bahwa seluruh pemain dan kru tetap berada di dalam jadwal yang telah
ditetapkan, dan semua aspek teknis terlihat sesuai dengan rencana.

4. Pasca-produksi: Setelah pengambilan gambar selesai, proses editing


dimulai. Selama tahap ini, footage film dipotong, diatur ulang, dan diedit
menjadi urutan yang koheren dan efektif. Efek visual dan efek suara juga
dapat ditambahkan pada tahap ini.

5. Penyelesaian: Setelah selesai diedit, film diproduksi secara final, dan suara
dan gambar digabungkan untuk menghasilkan produk akhir yang jadi.
Setelah itu, film dapat didistribusikan ke bioskop atau melalui berbagai
platform streaming video.

Membuat film adalah proses kolaboratif dan melibatkan banyak orang dengan
peran yang berbeda. Tim produksi harus memastikan bahwa setiap tahap
berjalan dengan baik dan memastikan bahwa film selesai tepat waktu dan
dengan kualitas yang tinggi.

Teknik persiapan merekam video

Merekam video telah menjadi semakin mudah dengan perkembangan


teknologi. Ada banyak cara untuk merekam video, tergantung pada perangkat
yang digunakan dan jenis video yang ingin direkam. Berikut ini adalah beberapa
cara umum untuk merekam video:
1. Menggunakan ponsel cerdas: Hampir semua ponsel cerdas saat ini
dilengkapi dengan kamera dan aplikasi perekam video. Anda dapat
mengaktifkan aplikasi perekam video di ponsel Anda dan mulai merekam.
Pastikan Anda memegang ponsel dengan stabil untuk menghasilkan video
yang jernih dan tidak goyang.

2. Menggunakan kamera digital: Jika Anda ingin merekam video dengan


kualitas yang lebih baik, Anda dapat menggunakan kamera digital.
Kamera digital biasanya memiliki opsi perekam video dan menghasilkan
kualitas gambar yang lebih baik daripada ponsel cerdas. Pastikan Anda
menggunakan tripod atau memegang kamera dengan stabil untuk
menghasilkan video yang jernih.

3. Menggunakan kamera aksi: Kamera aksi dirancang untuk merekam video


dalam kondisi yang ekstrim, seperti saat olahraga atau kegiatan luar
ruangan. Kamera aksi dapat dipasang pada helm, kendaraan, atau tempat
lain untuk menghasilkan video yang menarik.

4. Menggunakan webcam: Jika Anda ingin merekam video diri sendiri untuk
vlog atau presentasi online, Anda dapat menggunakan webcam yang
biasanya terpasang di komputer atau laptop. Pastikan ruangan Anda
memiliki pencahayaan yang cukup dan audio yang jelas.

5. Menggunakan tripod: Gunakan tripod untuk menghasilkan video yang


stabil. Hal ini sangat penting ketika mengambil video dengan panjang
adegan yang cukup lama.

6. Mempertimbangkan pencahayaan: Pastikan cahaya di sekitar subjek atau


objek yang diambil sesuai dengan keinginan dan tujuan video. Jika cahaya
yang tersedia tidak cukup, pertimbangkan untuk menggunakan lampu
tambahan.
7. Menentukan fokus: Tentukan subjek yang akan menjadi fokus dalam video
dan pastikan fokus tersebut tajam dan jelas.

8. Menggunakan teknik komposisi: Pastikan video diambil dengan teknik


komposisi yang baik, seperti mempertimbangkan ruang kosong atau
menggunakan aturan sepertiga untuk menempatkan subjek atau objek
dengan tepat.

9. Menentukan shot: Tentukan jenis shot yang akan digunakan dalam video,
seperti close-up, medium, atau wide shot. Ini akan memengaruhi kesan
dan atmosfer dalam video.

10. Mempertimbangkan audio: Pastikan audio diambil dengan baik dengan


menggunakan mikrofon yang tepat atau menghindari sumber suara yang
bising atau tidak diinginkan.

11. Menggunakan gerakan kamera yang tepat: Menggunakan gerakan kamera


yang tepat dapat membantu meningkatkan nilai visual dalam video, seperti
menggunakan panning atau tilting untuk mengeksplorasi lingkungan atau
subjek yang diambil.

12. Mempertimbangkan editing: Pertimbangkan editing yang akan dilakukan


setelah video diambil dan pastikan semua footage diambil dengan
konsistensi, seperti pencahayaan, sudut pandang, dan fokus.

Dengan menggunakan teknik-teknik di atas, seorang videografer dapat


mengambil video yang baik dan berkualitas. Latihan terus-menerus dan
pengalaman juga penting untuk meningkatkan keterampilan dalam
mengambil video.
Video editing

Proses editing video adalah tahapan di mana Anda mengambil semua bahan
video mentah yang telah Anda rekam dan mengubahnya menjadi video akhir
yang lengkap dengan suara, efek, transisi, dan kualitas visual yang lebih baik.
Berikut adalah tahapan proses editing video yang umum dilakukan:

1. Import video: Impor semua bahan video mentah ke dalam perangkat


lunak editing video. Anda bisa menggunakan software editing video seperti
Adobe Premiere, Final Cut Pro, atau DaVinci Resolve.

2. Menjalankan pengolahan bahan video: Setelah import bahan video,


lakukan pengolahan video dengan melakukan pemotongan, pengaturan
posisi, pengaturan warna, dll. Anda dapat memotong atau menggabungkan
klip video, melakukan koreksi warna dan pencahayaan, menambahkan
efek visual, dan banyak lagi.

3. Menambahkan musik: Tambahkan musik atau efek suara untuk


memberikan nuansa dan suasana tertentu pada video.

4. Menambahkan teks dan judul: Menambahkan teks atau judul pada video
bisa membantu menjelaskan atau memberikan informasi pada penonton.

5. Menambahkan efek transisi: Tambahkan efek transisi antar klip video


untuk menghilangkan kesan tiba-tiba ketika berpindah dari satu klip ke
klip berikutnya.

6. Menambahkan watermark: Tambahkan watermark untuk mencegah


penggunaan video tanpa izin dan menjaga hak cipta Anda.

7. Melakukan rendering dan eksport: Setelah Anda selesai melakukan


editing video, lakukan rendering atau penyusunan kembali video secara
keseluruhan dan simpan dalam format yang sesuai untuk distribusi,
misalnya mp4 atau AVI.

Itu adalah tahapan-tahapan yang umum dilakukan dalam proses editing video.
Namun, setiap editor video memiliki cara mereka sendiri dalam melakukan
editing. Yang paling penting adalah selalu berfokus pada tujuan dan pesan
video yang ingin Anda sampaikan, serta memberikan kualitas video yang
optimal.

Anda mungkin juga menyukai