PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PENDAHULUAN
Untuk kegiatan pekerjaan Meterisasi PJU Bypass BIL II Jalur Lambat Kabupaten Lombok
Barat, tahun anggaran 2017, agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan yakni selama 120 Hari Kalender,
maka kami menyusun metode pelaksanaan kerja ini untuk memberikan gambaran yang
komprehensif mengenai rencana pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas. Metode kerja
ini juga disusun dan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada.
Yang dimaksud pekerjaan persiapan disini adalah kegiatan/ pekerjaan awal yang harus
dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam menunjang
pekerjaan-pekerjaan pokok, yakni Meterisasi PJU Bypass BIL II Jalur Lambat.
Untuk dapat melaksanakan aktivitas secara rutin di lokasi, maka Penyedia Jasa harus
memiliki kantor proyek di lokasi. Pada saat kontrak ditandatangani, kantor sudah siap
untuk melaksanakan kegiatan proyek.
Sarana kantor diperlukan untuk kelancaran pekerjaan. Antara lain meja-kursi kerja,
lemari arsip, komputer, printer, facsimile.
Kesiapan tenaga ahli dan teknisi dibidang kelistrikan khususnya penerangan jalan dan
tenaga ahli yang berkompetensi spesial mengerjakan Panel Hubung Bagi (PHB), serta
tenaga administrasi, keuangan dan logistik sudah siap kerja saat penandatanganan
kontrak. Tenaga ahli dan teknisi dibidang kelistrikan diperlukan untuk mempersiapkan
sistem penerangan jalan umum yang benar serta perangkat/material yang berkualitas
baik. Tenaga teknis ini akan mensupervisi pelaksanaan pekerjaan.
Survei ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian lokasi dengan gambar DED (Detail
Engineering Design) yang diterima dari dokumen pengadaan saat lelang. Jika
diperlukan, akan dilakukan pengukuran jarak untuk menetapkan letak pemasangan
material utama.. Disamping itu untuk memeriksa perangkat /material apa saja yang
Terkait dengan perijinan ke PLN, perlu juga mendata letak lokasi tiang dan nomor tiang
(kalau ada) yang dipakai untuk pemasangan box panel PHB distribusi, Nomor Identitas
Pelanggan (NOPEL) yang terdekat dan copy rekening pelanggan terdekat.
Atas hasil survei, apabila ada ketidak sesuaian antara DED yang diterima dengan
kondisi dilapangan, maka akan dilakukan koreksi atas DED yang diterima. Setelah itu
dipersiapkan gambar instalasi untuk keperluan perijinan ke PLN. Gambar kerja akan
menjadi acuan kerja pelaksana pekerjaan.
Apabila dari hasil survei diperoleh bahwa Daftar Kuantitas dan Harga (BOQ) yang
diterima pada saat lelang tidak ada perubahan, maka kontraktor segera menyusun
kebutuhan material dan perangkat yang harus segera dipesan. Jika ada koreksi atas
BOQ, maka segera dilakukan pembahasan dengan pengawas proyek untuk disepakati
melakukan koreksi seperlunya.
a. Pekerjaan Meterisasi PJU Bypass Bil II Jalur Lambat Kabupaten Lombok Barat
Yang terdiri dari :
A. Jaringan Lampu PJU dari Arah Gerung – Mataram : 126 Tiang Lampu
1. Kabel NYFGBY 2 x 6 mm2
2. Kabel Twisted 2 x 16 mm2
3. Kabel NYY 2 x 1,5 mm2
4. Nylon kabel tie 3.6 x 300 warna hitam
5. Asesoris Kabel Twited 2x16 mm2
6. Tiang Baru Tinggi = 9 meter (Pipa Besi)
7. Pemasangan Box Panel
Box Panel 20x40x60 (Pelindung Kepala)
Kontaktor 50 A dan 60 A
Photocel/Sescon 6A
MCB 32 A : Model Domae,Standart SNI 04-657-1-2002/Amd1-
2006, arus hubungan sngkat +/- 4,5 kA
B. Jaringan Lampu PJU Dari Arah Mataram – Gerung : 121 Tiang Lampu
Agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, perlu mempersiapkan perijinan yang
terkait dengan peleksanaan pekerjaan. Perijinan yang terkait antara lain :
Urutan pengerjaan :
Ruang Lingkup Pekerjaan Pengadaan Meterisasi terdiri dari pekerjaan sipil dan
pekerjaan elektrikal.
Pekerjaan Sipil terdiri dari penyiapan Pondasi dan penyiapan Tiang2 lampu, sedangkan
Pekerjaan Elektrikal terdiri dari penarikan kabel (Kabel tanah dan Kabel Udara),
pemasangan KWH Meter, Pemasangan Lampu, dan Pentanahan (Grounding).
PEKERJAAN SIPIL
2. Sementara itu sebelum beton pondasi diangkut ke lokasi, dibuat galian pondasi
sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Galian pondasi ini
dibuat dititik tiang pembantu dan tiang PJU ditempatkan.
3. Ditempat lain tiang2 lampu dibuat dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan dalam gambar dan dokumen lelang. Tiang2 tersebut dibuat dalam
jumlah yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan. Dibeberapa lokasi
ada tiang yang dipasang sebagai tiang pembantu sehingga tidak diperlukan stang. Di
lokasi lain ditetapkan sebagai tiang lampu PJU sehingga perlu dipasangi stang sesuai
perencanaan (1 meter, 2 meter, 3 meter, satu sisi atau dua sisi sekaligus).
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Setelah tiang lampu (atau tiang bantu) terpasang maka dilakukan penarikan kabel
udara yang pada setiap tiang dilakukan pengikatan dikedua arahnya. Beberapa asesoris
dan bahan pembantu diperlukan untuk penyambungan dan pengikatan kabel.
Penarikan kabel tersebut dilakukan sesuai dengan jaringan kabel yang telah
direncanakan .
2. Penarikan kabel tanah dilakukan setelah galian kabel selesai dan dibeberapa
lokasi setelah tiang terpasang. Kabel tanah dilindungi dengan pipa PVC sesuai
spesifikasi. Setelah kabel tanah terpasang maka pekerjaan penimbunan dan perbaikan
aspal (kalau ada) harus segera dilakukan untuk menghindari kehilangan dan gangguan
terhadap lingkungan.
3. Pekerjaaan berikutnya adalah penarikan kabel infoor yaitu penarikan kabel daya
dari jaringan PLN ke KWH Meter dan ke lampu2 yang telah ditetapkan spesifikasi dan
besar dayanya.
6. Ada beberapa tiang PJU lama perlu perbaikan sehingga perlu pembongkaran
ornament lama dan perubahannya dengan ornament baru.
7. Setelah semua tiang dan jaringan kabelnya terpasang maka dilakukan pemasangan
lampu PJU baru yang berupa Lampu Induksi untuk PJU baru dan Lampu LPS sesuai
dengan jajaran PJU disekelilingnya.
8. Sementara itu dilakukan pengurusan penambahan daya untuk lampu2 PJU yang
dipasang ke PLN. Pengurusan Ijin ini dapat dilakukan seawal mungkin karena
memerlukan penghitungan bersama antara PLN dengan Pemda.
Dari kedua arah (atau mungkin juga lebih), Kabel LVTC “dipegang” oleh pengikat kabel
J4. Sementara J4 terkait dengan bracket J4 yang terikat dengan tiang lampu dengan
menggunakan stainless steel strip.
Diantara J4, kabel LVTC akan diberikan spare/ cadangan kabel sekitar 50 cm. Kabel
cadangan ini sangat diperlukan untuk mempermudah perbaikan apabila terjadi kabel
putus. Jika terjadi kabel putus, makaperbaikan cukup melibatkan gawang yang
mengalami kerusakan, tidak perlu mengganggu gawang yang lain. Namun jika tidak
disediakan cadangan kabel, apabila terjadi kabel putus, besar kemungkinannya harus
“menarik” dari gawang yang bersebelahan.
Pemakaian J4 yang terbuat dari aluminium cor untuk menjamin kekuatan mengikat/
memegang kabelLVTC ukuran 3 x 10 mm. Pemakaian pengikat tipe lain (J2 atau J5)
dikawatirkan kurang kuat dan dapat menimbulkan lepasnya kabel yang diikat, sehingga
harus dilakukan perbaikan. Hal ini jelas akan merepotkan operasionil.
Kabel infoor adalah kabel penghubung antara JTR (jaringan tegangan rendah) PLN ke
APP atau KWH meter. Kabel infoor tersambung ke JTR dengan menggunakan Alcoa
Bandleid Konektor.
Untuk lebih menjamin keamanan dan estetika, maka kabel infoor akan dibungkus
dengan pipa infoor dimana pipa infoor menempel pada tiang dengan bantuan stainless
belt dan stopping belt. Pada ujung atas pipa infoor dipasang T pralon untuk
menghindarkan masuk nya air hujan kedalam pipa infoor.
Kecuali KWH meter dan MCB yang dipasang oleh PLN, perangkat lainnya
dipasang/dirakit terlebih dahulu pada loyang box panel. Perakitan dikerjakan di
bengkel, dan dipastikan sudah terpasang semuanya dengan benar sebelum dibawa ke
lokasi dan dipasang pada tiang PJU
Kabel infoor akan disambungkan oleh petugas PLN ke KWH meter. Kabel output dr
KWH meter akan terhubung ke Terminal Kabel.
Dari Terminal Kabel masuk ke terminal Timer Konektor. Saluran netral dari Terminal
Kabel terhubung dengan netral dari Timer Kontaktor. Sementara 3 (tiga) terminal
positif pada Timer Kontaktor di by pass menjadi satu dan terhubung dengan saluran
positif dari Terminal Kabel. Output Timer Kontaktor ada 3 (tiga) terminal, dimana yang
2 (dua) terminal akan tersambung ke MCB Distribusi, sementara 1 (satu) terminal
sebagai cadangan.
MCB Distribusi terdiri dari 4 (empat) unit, masing-masing 2 (dua ) unit mencatu kesatu
arah, sementara 2 (dua) unit lainnya mencatu ke arah lain.
Box panel dilengkapi dengan Terminal Pentanahan. Semua saluran netral, baik dari
ouput KWH meter, Timer Kontaktor, jaringan PJU, disambungkan dengan Terminal
Pentanahan, untuk selanjutnya dikoneksikan dengan pentanahan.
Pada sisi bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan wiring diagram
yangmenunjukkan jumlah beban dan jaringan PJU yang dilayani oleh panel dimaksud.
Box panel distribusi terpasang terikat pada tiang PJU dengan menggunakan stainless
belt dan stopping belt. Penempatan letak pemasangan panel ditentukan oleh Dinas
Teknis dengan memperhatikan jarak antara panel induk dengan gardu distribusi PLN
sependek mungkin.
Ketinggian box panel sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah, dengan tujuan agar angka
penunjukkan KWH meter bisa mudah dilihat, disamping untuk tujuan pengaman dan
perawatan.
Ground Rod diameter 16mm² tertanam sedalam 2,4 meter, diperkirakan sudah bisa
memberikan pentanahan yang baik, kurang dari 10 Ohm. Dengan angka resistansi yang
kecil akan lebih menjamin keandalan operasionil perangkat listrik, karena
berkurangnya antara lain gangguan elektrostatik.
Antara Ground Rod dengan Terminal Pentanahan di box panel, dihubungkan dengan
kawat baja diameter 16mm². Untuk keamanan dan estetika, kawat baja pentanahan
dibungkus dengan pipa paralon.
Untuk lebih meningkatkan keandalan pentanahan, maka pada dua tiang PJU yang
terjauh letaknya dari box panel dipasang juga pentanahan.
a) Surat permohonan meterisasi dan/atau mutasi data dari pelanggan, dalam hal ini
Pemerintah Kota Pekalongan
b) Surat kuasa dari Pemda kepada yang mengurus perijinan,
c) Gambar lokasi,
d) Rekening ID Pelanggan terdekat.
Dikarenakan proses perijinan ke PLN terkadang perlu waktu cukup lama, maka akan
pengajuan perijinan dilakukan segera setelah pekerjaan dimulai atau bahkan sebelum
pekerjaan dimulai. Dengan demikian diharapkan dalam kurun waktu pelaksanaan
pekerjaan yang tidak terlalu lama ini, semua perijinan sudah diperoleh dan KWH meter
sudah bisa terpasang dengan baik.
Saluran 3 (tiga) kabel LVTC dikoneksikan sedemikian rupa (lihat gambar) sehingga
lampu yang bersebelahan tidak tersambung dengan saluran yang sama . Dengan
demikian, jika terjadi gangguan pada salah satu MCB, tidak mengakibatkan matinya 2
(dua) lampu yang terletak bersebelahan, sehingga area tersebut tidak mengalami gelap
total. Pola interkoneksi ini untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada
masyarakat.
- Tidak sejajar dengan kabel-kabel telekomunikasi dengan jarak kurang dari 1 meter.
- Penarikan jaringan PJU tidak keluar dari batas-batas supply gardu distribusi PLN.
- Jarak dari titik terendah rentang kabel terhadap pemukaan tanah minimal 5 meter.
Untuk jalan protocol, dimana sudah terpasang tiang hexagonal 11 meter dengan
2 stang /pole.
Untuk jalan non protocol dimana sudah terpasang tiang 7 meter dengan single
pole.
Untuk tiang bantuPJU melengkapi tiang PLN, dipergunakan tiang 7 meter tanpa
pole. Pemasangan stang lampu dengan menggunakan beugel klem.
Tiang galvanise ukuran diameter 5 inchi pada pangkal bawah dan 3 inchi dipangkal
atas. Angkur ditanam sedalam 1 (satu) meter, dan untuk memperkuat kedudukannya,
sedalam 30 cm sampai dengan 20 cm diatas permukaan tanah dicor dengan semen-
pasir.
Stang lampu dengan diameter 2 inchi dipasang pada bagian atas tiang dengan
menggunakan pengikat 2 (dua) unit begel klem. Besarnya begel klem ke tiang lampu
disesuaikan dengan diameter tiang.
Armature terpasang dengan baik dan kokoh pada ujung stang ornament. Pastikan tidak
lepas atau menjadi miring akibat getaran angin dan gesekan ranting pohon.
4. PENGENDALIAN KUALITAS.
Pelaksanaan pekerjaan mengacu kepada gambar kerja yang sudah disepakati dengan
pihak Pemkot serta mempergunakan material / perangkat sesuai yang diusulkan dalam
proposal dan sudah diperiksa oleh panitia lelang.
Sebelum pembelian, supervisor akan meneliti spesifikasi teknis perangkat. Dan saat
material dan peralatan diterima, akan diperiksa dulu oleh supervisor.
Perakitan box panel dilakukan di bengkel dan sebelum dipasang dilapangan juga tidak
terlepas dari pengawasan supervisor.
Pada tahap akhir pengendalian kualitas dilakukan megger test untuk mengetahui
apakah seluruh system yang dipasang telah benar. Untuk melihat apakah system
dengan seluruh jaringan kabel dan lampu dapat berfungsi dengan baik maka dilakukan
test akhir dimana seluruh system dihidupkan. Dalam test akhir ini semua lampu harus
menyala, Power Electrical Timer Switch harus berfungsi, KWH Meter bekerja dengan
baik, dan tidak ada gangguan pada kabel akibat beban yang berlebih.
Doubel tagihan abonemen (sisa tagihan lama) dan meter (yang baru) tidak akan
membebani Pemkot terlalu lama
Penghematan biaya listrik PJU cepat dinikmati oleh Pemkot.