A. LATAR BELAKAP`|TG
An8ka Kematian lbu (AKI) di Indonesia saat ini telah berhasil dit`mrfu dari
307/100.000 kelahiran hidup (KID pada talrm 2002 menjadi 228/100.000 KII pada talun
2007 (SDKL 2007). Namun demikian, masth diperlukan upaya keras untck mencapal target
RrmIN 2005-2025 yaitu 118/100.000 KII dan target Seas/afrob/e Deve/apme#f
Gods (SGDs) AKI 70/loo.000 KIT pada tahun 2030. Dalam target SDGs Am8ka Kematian
juga menekan kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan menurunkan iingka
Kematian Neonatal hingga 12 per 1.000 KII dan Angka Kematian Balita 25 per I.000 KH;
Data kematian ibu di Kabupaten Banjamegara selama lira talon teralchir
nenunjukkan bahwa menin8katnya jumlah kasus keimtian ibu masth fluktuntif, jika
dibandingkan dengan tahun 2020 Angka Kematian Ibu sebesar 123:9/loo.000 KII dan pada
tahun 2021 teljadi kenaikan yang signifikan 287,1/100.000 KII atau secam junlah kasus 41
kasus. Penyebab kematian il)u antara lain oleh Covid 19 sebanyak 26 kasus, perdaralan 6
kasus, hiperteusi dalam kehamjlan Ore eklansia/ eklansia) sebanyak 1 kasus, disebal>kan,
oleh karena infeksi 1 kasus, dan penyebab lain-lain berupa penyakit penyena sebanyak 6
kasus. Kematian ibu yang disebabkan oleh penyebab langsung 8 kasus yaitu pre eklansia
sebanyak I kasus, perdarahan 6 kasus dan infeksi I kasus. Penyebab kemahan ibu sudah
mulai bergeser dari penyebal) langsung menjadi penyebab kematian tidak langsung, dimana
kematian ibu yang disebabkan oleh penyebab langsung sejumlal 35 kasus,
Data Kematian bayi Kabupaten Banjamegara tahun 2017 13.36/1000 KIT (204
kasus), tahun 2018 14,10/1000 KII (219 kasus), tahun 2019 12,14/1000 KII (191 kasus),
tahun 2020 11,67 (179 kasus) dan tahun 2021 12,95 (185 kasus). Dari data diatas
menggambarkan bahwa kematian bayi dalam 5 taliun €eralchir masth fluktuatif, meskipun
sejak tahun 2018 mengalami penurunan t)aik secara kasus manpun an8ka. Penyebab
K!eranckgflaLan«!gc€atanorantossKngowatdruntwgtlatemal(9vieonata( ®aye 1
kematian bayi tahun 2021 antara lain BBLR 49 kasus. Asfiksia 43, kelainan kongenital 27,
infeksi 15 dan disebal)kan lain-lain 51. Adapun kematian bayi pada talun 2021 berdasackan
golongan umur adalah sebagai berikut perinatal (0-7 hari) 99 kasusg neonatal (0-28 hari) 136
kasus dan bayi (0-11 bulan) 185 kasus. Penyebal> kemalan terdnga pada nasa neonatal
adalah BBLR. BBLR merupakan salah satl faktor tapendng kematian neonatal dengan
penyunbang utama kematian BBLR berupa prematutas, infeksi, asfiksia, ftyotermia dan
pemberian ASI yang kurang adekuat.
Masalch utama bayi baru lahir pada nasa perinatal dapat menyebabkan kematian,
kesahitan dan kecacatan. Hal ini merapakan akibat dari kondisi kesehatan ibu yang kurang
balk, perawatan kehamilan yang tidak adekuat penanganan selama persalinan yang tidak
tepat dan tidak bersih, serta perawatan neonatal yang tidck adekuat. Kematian neonatal tidak
dapat diturunkan secara bemakna tanpa dukungan upaya menurunkan kematian ibu dan
menin8katkan kesehatan ibu. Bayi yang dilahirkan olch ibu yang meninggal saat melahirkan
akan memiliki kesempatan hidrp yang lebih kecil.
Beberapa upaya untuk mermrunkan Angka Kematian lbu, Kematian Bavi dan An8ka
Kematian Neoantal yaitu melalui deteksi dini teljadinya kasus serta rujukan yang cepat dan
tepatuntuksetiapkasuskegawatdaniratanpadamatemaldanneonafal.
8. DASARHUKUM
1. UU RI Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2. UU Nomor 17 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Jangca Panjang Nasional
Talon 2005-2025
3. UU Kesehatan No.36 Tahun 2016 tentang Kesehatan
4. Perpres No.2 Tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2015-2019
5. Pemenkes No 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan sebelum. nasa hanil,
persalinan, dan nasa sesudah melahirkan.
6. Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Tcknis Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan
Mininal Bidang Kesehafan
7. Pemenkes No 39 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Kelurga GIS PK)
8. Peraturan Menteri Keungan No 33 Tahun 2016 tentang Standar Biaya Masukan Talun
AIggan2017.
9, Kquenkes RI No.HK 02.02"enkesc015 tentang Rencana Strafed Kementerian
KesehatanRI2015-2019.
KprrfujtwnK!givtancrieatchq(pgowatdaruatangltatema(anwhch[ Qaye 2
C. TUJUAN
1. Tujunumum
Meningkatkan kompetensi tenaga keschatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kegawatdan]ratan matemal dan neonatal.
2. Tujun Khusus
a) Meningkatkan pengctahuan tenaga kesehatan tentang persiapan penanganan
kegawatdaruratan matemal neonatal
b) Meningkatkan ketranpilan tenaga kesehatan tentang penanganan
kegawatdaniratan matemal nconatal
KSwijteunKgivtanchahas.'Kfgcauatdin.rm¢ceanaterndg\ninata( ®age 3
IIARI Ill (KAMIS, 19 MEI 2022)
log.30-11.45
Praktik Sesi 1 Narasunber
11.45-12.45 ISHOMA
Mengetahui,
Kepala Seksi Kesga Gzi
Beberapa upaya urfuk menurunkan Angha Kematian lbu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) serta An8ka Kematian Neonatal (AKN) yaitu melalul
peningkatan kompeteusi petugas kesehatan dalan deteksi dini, Tujukan yang cepat dan
tepat untuk semun kasus kegawadruatan maternal neonatal.
Sehubungan dengan hal tersebut Dinas Kesehaan Kabupaten Banjamegara
akan mengadckan kegiatan "Orientasi Kegawatdamratan hfatemal Neonatal" kani
mohonbantlransaudaraunthkmenugaskandrSusanoRahmadNugroho,SpOGdandr/
Dyal Perwita Sari, SpA ¢edwal terlanpir) dengan ketentuan sehagal beriled :
•Hari SeLasa, Rabu dan Kanis